Academia.eduAcademia.edu

Mereka Yang Anti Terhadap Tasawuf dan Tarekat

2014

Walaupun inti Tasawuf itu penyucian hati dan membimbing bagaimana manusia bahagia setiap saat, tetap saja kita dapati Gerakan Keagamaan, Ulama, dan Negara tertentu yang tidak suka akan Tasawuf. Bentuk sikap anti terhadap Tasawuf, diantaranya: Merilis Fatwa haramnya Ziaroh dan Bertawasul ke Makam wali, Kebijakan Penghapusan seluruh Tarekat Sufi, dan Pelarangan beredarnya buku-buku Tasawuf yang dianggap menyimpang dari Paham Ahlu Sunnah wal Jamaah.

Akhlak -Tasawuf |1 Mereka Yang Anti Tasawuf1 Oleh: Fadh Ahmad Arifan Bukan hanya filsafat yang masih mengalami resistensi di dunia Islam, tasawuf pun demikian. Bedanya, resistensi terhadap filsafat hanya dijumpai di sebagian elemen umat Islam, sedangkan resistensi Tasawuf terjadi sampai level Lembaga Fatwa dan Negara. Meski inti ajarannya penyucian hati dan membimbing bagaimana manusia agar bahagia setiap saat, tetap saja kita dapati sebagian Gerakan Keagamaan, Ulama, dan Negara tertentu yang tidak suka akan Tasawuf. Tulisan ini menjawab dua persoalan, Pertama, siapa saja orang, kelompok atau Negara yang anti terhadap Tasawuf?. Kedua, Apa yang membuat mereka tidak suka akan Tasawuf? Untuk menjawab itu semua, pendekatan yang dipakai yaitu Library research (kepustakaan) yang dilengkapi dengan fatwa- fatwa Ulama terkait Tasawuf dan wawancara dengan Pakar yang kompeten di bidangnya. A. Gerakan Keagamaan 1. Muhammadiyah Barangkali sudah terlanjur melekat sebuah stigma bahwa Muhammadiyah adalah Ormas anti Tasawuf. Orang luar Muhammadiyah beranggapan seperti itu karena sampai detik ini di dalam tubuh Muhammadiyah tidak ada lembaga khusus yang menaungi Tarekat Tasawuf seperti halnya bisa kita lihat di Nahdlatul Ulama. Akan tetapi bila dicermati lebih lanjut, sebetulnya Ormas yang didirikan KH Ahmad Dahlan ini tidaklah 100% anti terhadap Tasawuf. Sejauh penelusuran saya, ditemukan fakta-fakta sebagai berikut:  Sebagaimana kita ketahui, Buya Hamka menulis buku Tasawuf Modern. Kata “modern” perlu ditambahkan agar aspek batin dan „irfani dalam Tasawuf itu bisa diterima oleh masyarakat umum. Selain Tasawuf Modern, Hamka juga menulis buku-buku bertema Tasawuf, diantaranya, Tasawuf: Perkembangan Pemurniannya, Renungan Tasawuf, Lembaga Budi dan Falsafah hidup. 1 Disampaikan pada pertemuan ke-7 ata kuliah akhlak-tasawuf di “TAI al-Yasini, Kab Pasuruan dan Akhlak -Tasawuf |2  Di Kampus-kampus berlabel Muhammadiyah, ketika menginjak semester awal pun masih diajarkan mata kuliah akhlak Tasawuf.  Ada warga Muhammadiyah yang merindukan hal-hal yang bernuansa urban sufism. Ditandai dengan tingginya permintaan baik secara personal maupun atas nama Amal Usaha Muhammadiyah terhadap training-training yang mengeksplorasi pengalaman spiritual.2  Hingga Kini Majelis Tarjih belum menerbitkan sikap, panduan atau fatwa terkait Tasawuf.3  Dalam 5 tahun belakangan, di dalam Majelis tarjih muncul wacana Ijtihad berbasis pendekatan Irfani. Pendekatan irfani yang diterapkan adalah pendekatan pemahaman yang bersumber pada ilham/intuisi dan Teks. Dengan irfani, kita lebih mengupayakan menangkap haqiqah yang terletak di balik Syari'ah, dan yang batin (al-dalalah alisharah wa al-ramziyah) di balik yang zahir (al-dalalah al-lughawiyyah).4 2. Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Untuk masalah tasawuf, tercantum dalam pasal 10 di RUU Daulah khilafah versi HTI: “Seluruh kaum Muslim memikul tanggung jawab terhadap Islam. Islam tidak mengenal rohaniawan. Dan negara mencegah segala tindakan yang dapat mengarah pada munculnya mereka dikalangan kaum Muslim.”5 Tasawuf menurut mereka bukan bagian integral dari Islam, tasawuf mereka anggap berasal dari India. Tidak murni ajaran Islam. Menurut Ketua DPD HTI Malang raya, Abdul Malik, pembinaan spriritual untuk aktivis HTI bukan dengan tasawuf tapi cukup dengan alQur‟an: “Tasawuf itu bukan dari islam, tasawuf itu adalah perkawinan antara islam, ketika islam ke india. Berarti itu bukan murni dari islam. Sebenarnya pembinaaan spiritual untuk para kader HTI cukup apa yang ada pada hadist Rasulullah dan cukup apa yang ada pada Qur’an, selesai. kita punya buku min muqawimat nafsiyah islamiyah (pilar-pilar pengokoh Contoh: ESQ, Pelatihan “holat Kusyu’, dan lain-lain Percakapan via Facebook dengan Anggota Majelis Tarjih PP Muhammadiyah, Dr Wawan Gunawan tgl 24 Oktober 2014 4 Moh Nurhaki , Pendekatan Irfani Dalam Kajian Tarjih, Mungkinkah? Dala Workhshop Tarjih di Aula BAU, UMM Malang, 20 April 2012. 5 Anonim, Rancangan Undang-Undang dasar Daulah Khilafah, edisi Mu’ta adah, ta pa tahu , hal 9 2 3 Akhlak -Tasawuf |3 nafsiyah islamiyah). orang yang ingin bergabung dengan Hizbut Tahrir harus mengkaji kitab itu sampai selesai.”6 Dari sini bisa kita ketahui bila Khilafah versi HTI berdiri, dapat dipastikan Tarekat Tasawuf tidak bisa eksis lagi. Daula Khilafah tidak segan untuk menindak tegas aktivitas Tarekat. Bila dibandingkan dengan Libya ketika dipimpin Khadaffi, Muammar Khadaffi cukup toleran terhadap Tarekat-Tarekat di negaranya. Semasa berkuasa, tidak terdengar adanya berita pelarangan atau sikap represif pemerintah terhadap eksistensi Tarekat Tasawuf. 3. Persatuan Islam (Persis) Persis dan Muhammadiyah sama-sama Ormas yang misinya memberantas Takhayul, Bid‟ah dan Khurafat. Sepanjang sejarahnya, Persis dan Muhammadiyah saling bahu membahu dalam memperbaiki kondisi umat Islam di Indonesia. Tak heran kalau di dalam Ensiklopedi Muhammadiyah terdapat 2 entri tentang Persis dan A. Hassan. Ini menandakan adanya kontribusi Persis dalam lembaran sejarah Muhammadiyah. Berbicara Tasawuf, sikap Persis bisa diketahui melalui fatwa-fatwa A. Hassan dan Putranya yaitu Abdul Qadir Hassan. Pertama, pembagian Hakekat, Ma’rifat dan Syariat. Istilah-istilah ini tidak dikenal di zaman Rasulullah dan Tabi‟in. Istilah ini baru muncul saat munculnya Tarekat. Persis berpandangan agama Islam itu bersih dari doktrin seperti ini.7 Kedua, Bagaimana hukum masuk Tarekat Tasawuf. Tarekat yang ada tidak luput dari unsurunsur bid‟ah. Seperti dzikir-dzikirnya atau berdoanya diatur caranya serta dilakukan pada waktu yang mereka tentukan, padahal tidak ada tuntunannya dari Nabi Muhammad. A. Hassan menghimbau agar umat Islam mengikuti metode Rasulullah daripada Tarekat tasawuf.8 Ada pula amalan tarekat tertentu yang mengharuskan Dzikir dengan menari, harus loyal/taat kepada Mursyid dan ngalap berkah ke Makam sang Mursyid. Amalan seperti ini tidak ada contohnya dari Rasulullah. Abdul Qadir Hassan menyatakan Tarekat itu buatan manusia, bukan dari Agama. Meski sebagian di antara Tarekat-tarekat itu ada yang 6 Abdul Malik, wawancara (Malang, 1 juni 2009) A. Hassan, Soal Jawab Masalah Agama, Jilid 1-2, (Bangil, 1996), hal 609-610 8 A. Hassan, Soal Jawab Masalah Agama, Jilid 3-4, (Bangil, 1996), Hal 1351-1352 7 Akhlak -Tasawuf |4 bertujuan baik tetapi caranya tidak baik, karena menyalahi Agama. Apakah patut dikatakan baik, orang yang menuntut sesuatu yang baik dengan cara tidak baik?9 4. Syiah (Rafidhah) Ada yang mengatakan dalam dunia Syiah tidak ada tarekat Syiah jika ditinjau dari perspektif tasawuf. Tetapi banyak sekali orang syiah yang menjadi Sufi, dan bertarekat Sufi melalui jalur tarekat Sufi yang Sunni. Mereka mengikuti alur Syiah dalam soal ideologi politiknya saja, dan cara pandang hidupnya.10 Benarkah kalangan Syiah ini gemar akan Tasawuf? Sebagaimana pernah saya singgung pada perkuliahan yang sebelumnya, bahwa Syiah ini berusaha menampilkan wajah “moderat” dengan berbagai cara baik dengan jalur pendidikan, media, maupun kajian Tasawuf melalui buku-buku (contoh: Renungan sufistik karya Jalaluddin Rakhmat). Tujuan itu semua supaya keberadaaanya bisa diterima Muslim Sunni terutama di Indonesia. Sekali lagi kita harus waspada dengan minat kalangan Syiah terhadap Tasawuf. Di balik itu semua ada motif menyamarkan aqidah aslinya yang tak lain mencaci maki sahabat Nabi, mendewa-dewakan Ali, gemar kawin Mut‟ah dan lain-lain. Untuk mengetahui sikap asli Syiah terhadap Tasawuf/Sufisme, idealnya merujuk pada kitab-kitab rujukan mereka. Misal Ulama besar mereka yang bernama Al-Hurr Al-„Amiliy dalam “Risalah fi Al-Radd ‘ala Ash-Shufiyyah”. Dalam kitab setebal 202 halaman ini, AlHurr Al-„Amiliy memberi nasihat kepada orang-orang Syiah yang memiliki kecenderungan terhadap Sufi agar meninggalkannya dan kembali ke ajaran Ahlul Bait (versi Syiah).11 Pada salah satu situs Syiah www.yahosein.com, Ulama Syiah Husain Asy-Syahrudy ketika ditanya mengenai kaum Sufi dia menjawab: “Kaum Sufi adalah firqah yang menyimpang dari jalur para Imam makshum ‘alaihim as-salam. Bahkan asal pendirian firqah ini adalah untuk memadamkan cahaya para Imam ‘alaihim as-salam, menghalanghalangi manusia dari mendapatkan petunjuk para Imam, menghalangi manusia dari mencapai kepada pintu-pintu mereka (para Imam) dan kilauan cahaya mereka”.12 9 Abd Qadir Hassan, Kata Berjawab 1-5, (Surabaya: Pustaka Progresif, 2004), hal 766-767 http://sufinews.com/index.php/Masail-Sufiyah/samakah-tasawuf-dengan-irfan.sufi 11 Hakikat Shufiyyah di Mata Syiah , dala http://jaser-1eonheart.blogspot.com/ diakses pada 25 Agustus 2013 12 Ibid. 10 Akhlak -Tasawuf |5 B. Perorangan Pada pembahasan di atas, telah diulas beberapa gerakan Keagamaan yang tidak suka dengan Tasawuf. Sekarang saya mengulas secara singkat tokoh-tokoh terkemuka yang tidak suka dengan Tasawuf. Saya awali dari Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah (w 1328 M). Dalam dunia pemikiran Islam, oleh sebagian kalangan Ibnu Taimiyah ditahbiskan sebagai ulama yang berseberangan dengan Tasawuf. Sepanjang hidupnya Ibnu Taimiyah, fokus pada tiga sasaran utama yaitu, tasawuf, filosof yang mendewakan rasionalisme, teologi asy‟ariyah yang cenderung pasrah kepada kehendak Tuhan dan bahkan cenderung fatalistik.13 Ketiganya dipandang sebagai menyimpang dari ajaran Islam sehingga di dalam memberikan kritik selalu dibarengi seruan kepada umat Islam agar kembali kepada al-Qur‟an dan Sunnah serta memahaminya.14 Seberapa jauh Ibnu Taimiyah anti Tasawuf? Sebetulnya Ibnu Taimiyah tidak benar-benar anti Tasawuf 100%. Sebagai ulama pembaharu pada zamannya, beliau mengkritisi Tasawuf Falsafi sekaligus menawarkan satu konsep “Purifikasi Tasawuf “dalam arti mengembalikan Tasawuf sesuai aslinya. Beberapa ajaran tasawuf yang digugat oleh ibn Taimiyah adalah alfana, ittihad, al-hulul, dan wihdatul wujud. Ajaran seperti itu penuh kerancuan yang mengarah kepada penyimpangan.15 Konsep tasawufnya yang cenderung pada aliran salaf tergambar dengan jelas dalam kitab beliau yang berjudul al-Tuhfah al-Iraqiyyah fi al-amal al-Qolbiyah. Di dalam kitab ini, Ibnu Taimiyah sangat akrab dengan istilah-istilah khas Tasawuf seperti al-Maqamat dan alahwal, meliputi: al-mahabbah, tawakkal, ikhlas, khauf dan syukur.16 Selanjutnya Syeikh Muhammad Nashiruddin al-Bani. Pakar Hadist yang dijadikan rujukan oleh kalangan Salafi di Indonesia ini punya pandangan mengenai Tasawuf/sufi. Ketidaksetujuan beliau tercermin dalam salah satu fatwanya. Fatwa menyewakan rumah untuk orang Sufi. “Jika penganut tasawuf itu menggunakan tempat yang mereka sewa untuk 13 Tim Penyusun, Leksikon Islam, jilid 1 (Jakarta: PT Pustaka Azet Perkasa, 1988), hal 201 Lihat. M. A i Rais, Kata Pe ga tar , dala Joh L. Esposito eds. , Islam dan Pembaharuan: Ensiklopedi Masalah-Masalah, terj. Machnun Husein (Jakarta: Rajawali Press, 1993), hal. ix 15 Masyharuddin, Pemberontakan Tasawuf: Kritik Ibnu Taimiyah terhdap Rancang Bangun Tasawuf, (Surabaya: JP Books, 2007) 16 Duriana, Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyah dalam Kitab al-Tuhfah al-Iraqiyyah fi al-Amal alQolbiyah, Jurnal al-Fikr Vol 17 No 2 Tahun 2013. 14 Akhlak -Tasawuf |6 menyebarluaskan mazhab atau ajarannya, maka menyediakan tempat bagi mereka sam saja dengan bekerja sama atau membantu menyiarkan mazhab mereka. Dan tentu saja hal ini tidak dibolehkan. Akan tetapi jika ia merahasiakan dan tidak menyebarluaskan ajarannya, maka tidak mengapa menyewakan rumah untuk mereka” Kata Al-Bani.17 Sedangkan di Indonesia, ada sosok bernama Hartono A Jaiz. Pengamat aliran sesat dan pengkritik keras Cak Nur serta Gus dur ini punya sikap atau pandangan yang kritis terhadap Tasawuf falsafi. Akidah penganut Tasawuf falsafi itu sesat terutama keyakinan mereka terhadap Allah yang didasarkan pada paham Hulul, Wihdatul wujud dan Ittihad.18 Masih menurut Hartono, Tasawuf menurutnya bukan dari Islam, tapi justru mengotori Islam. Generasi sekarang yang mengembangkan akidah Tasawuf sesat itu tidak mau merujuk pada Kitab-Nya dan Sunnahnya. Ketika mereka tergelincir ke akidah Tasawuf sesat lalu didukung oleh pemahaman sesat dari Orientalis dan semacamnya bahkan didanai lembaga kafir, bahkan diajarkan secara sistematis di Perguruan tinggi Islam se-Indonesia, maka jelas sangat merusak Islam.19 C. Negara: Saudi, Malaysia dan Turki Pada pembahasan di atas dapat kita ketahui tokoh-tokoh dan gerakan Keagamaan yang berseberangan dengan Tasawuf, sekarang akan dipaparkan tiga Negara mayoritas berpenduduk Muslim yang pemangku kebijakannya melarang eksistensi Tasawuf. Saudi tergolong Negara yang 100% melarang Tasawuf, sedangkan Malaysia dan Turki sifatnya Kasuistik dan Temporal. Bedanya lagi, penyebab pelarangan Tasawuf di ketiga Negara itu dikarenakan mengadopsi Mazhab atau ideologi tertentu seperti di Saudi dan Turki di Era Kemal Attatturk. Adapun Malaysia tidak melarang Tasawuf, melainkan hanya pada doktrindoktrin Tarekat yang mereka nilai bertentangan dengan Paham Ahlu Sunnah. 1. Arab Saudi Di Arab Saudi yang sama-sama kita ketahui, Penguasanya melalui al-Lajnah ad-Daimah melarang keras eksistensi Tasawuf dan Tarekat. Ada 3 Tarekat yang dianggap munkar dan 17 Muhammad Nashiruddin al-Bani, Fatwa-Fatwa Nashiruddin al-Bani, (Yogyakarta: Media hidayah, 2004), hal 123-124. 18 Hartono Ahmad Jaiz, Tarekat, Tasawuf, Tahlilan dan Maulidan, (Solo: Wacana Ilmiah Press, 2006), Hal 55-58 19 Ibid. hal 67 Akhlak -Tasawuf |7 tidak sesuai petunjuk Rasulullah saw, Tarekat Tijaniah, Qadiriyah dan Naqsyabandiyah.20 Alasan pelarangan dikarenakan mengandung bid‟ah-bid‟ah seperti dzikir jama’i, membaca Laa ilaha ilallah sekian ribu kali, dan tawasul. Bentuk ketidaksetujuan Saudi juga tercermin dalam penerbitan-penerbitan buku/kitab yang mengkritisi Tasawuf. Karya-karya ulama Saudi banyak yang diterjemahkan di Indonesia. Salah satunya dua buah karya Syeikh Muhammad bin Jamil Zainu yang diterbitkan oleh Pustaka at-Tibyan di Solo. Masing-masing berjudul, Taubat Dari Thariqat Sufi (tanpa tahun) dan Fakta dan Data Kesesatan Tasawuf (2001).21 Walaupun Arab saudi bersikap anti Tasawuf, untuk pertama kalinya dalam sejarah, Mata kuliah tasawuf diajarkan di Jurusan Syariah dan Studi Islam, Qassim university. Kajian tasawuf di Qassim university tidak dimaksudkan untuk amaliah. Hanya sebatas kepentingan ilmiah. Beberapa dosen disana sedang giat riset tentang fenomena Syiah yang kini berwajah Tasawuf. 2. Malaysia Sikap Malaysia terhadap Tasawuf bisa dilihat dalam fatwa Majelis Kebangsaan yang menerbitkan beberapa fatwa diantaranya terkait Konsep Wihdatul wujud, Tarekat Naqsandiyah Haqqani, Tarekat Naqsabandiyah Khadirun Yahya, Tarekat Mufarridiah dan amalan Suluk serta Rabitah dari Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiah.22 Contoh fatwa tentang Naqsyabandiyah Haqqani (3 April 2000), Tarekat ini dinilai bertentangan dengan paham akidah Ahlu Sunnah Wal-Jamaah dan menyeleweng dari ajaran Islam. Pengamal ajaran ini hendaklah segera bertaubat.23 Tak cukup sampai disitu, 20 Lihat Fatwa al-Lajnah ad-Daimah lil Buhutsil ilmiyyah wa Ifta , jilid 2 (Riyadh: Darul Ashimah, 1419 H) 21 Dalam buku ini dipaparkan 24 macam penyimpangan kaum Sufi, diantaranya: doktrin Nur Muhammad, Berdzikir dengan menari, wihdatul wujud, meminta barokah ke makam Syeikh dan lainlain. Lihat Muhammad bin Jamil zainu, Fakta dan Data Kesesatan Tasawuf, (Solo: Pustaka at-Tibyan, 2001), hal 15-39 22 Majelis Fatwa telah memutuskan bahwa "Amalan suluk dan rabitah dalam tariqat Naqsyabandiah Khalidiah pimpinan Tuan Haji Ishak bin Mohd 'Arif itu keluar daripada syariat Islam. Alasannya: Memohon keberkahan guru adalah perbuatan syirik, termasuk menggambarkan wajah guru saat berzikir dan beribadat. Sumber: www.e-fatwa.gov.my/fatwa-kebangsaan/amalan-sulukbertaparabitahmenghadirkan-wajah-guru-dalam-tariqat-naqsyabandiah-khal 23 http://www.e-fatwa.gov.my/fatwa-kebangsaan/tariqat-naqsyabandiah-al-aliyyah-syeikh-nazim-alhaqqani Akhlak -Tasawuf |8 Pemerintah Malaysia juga melarang peredaran buku-buku Tasawuf yang isinya bertentangan dengan hukum dan ajaran Islam. Seperti buku Islamic Sufism, serta dua buku karya Bhagwan Shree Rajnesh yang berjudul Until You Die, Discourses On The Sufi Way dan The Sufi's People Of The Path Vol.1 &2.24 Sayangnya tidak dijelaskan secara rinci, apa saja yang dianggap bertentangan sehingga buku-buku itu harus dilarang beredar. 3. Turki Negara Turki yang saya maksud ialah di era Mustafa Kemal Attatturk (w 1938 M). Sewaktu Kemal memimpin, ia berusaha keras menghapus seluruh Tarekat-Tarekat Sufi serta tempat Kegiatannya (zawiyah). Kebijakan Kemal ini saya duga ada hubungannya dengan Proyek Sekularisme Turki. Terkait pemusnahan Tarekat sufi di Turki, Fadhlala haeri pernah menanyakan hal itu kepada Syekh Muzaffar (mursyid Tarekat Khalwati-Jerrahi). Beliau menjawab, “Kamu melihatnya sebagai pemusnahan, tapi kami melihatnya sebagai ‘perawatan’ yang agak berlebihan. Diibaratkan membabat pohon anggu dan mencampakkan ke tanah. Jika ia memotongnya sedikit, maka ranting-rantingnya akan tumbuh hanya beberapa meter jauhnya, tapi jika ia membabatnya secara keseluruhan, maka sekarang pohon itu akan tumbuh di seluruh tempat. Ini hanya masalah waktu.”25 D. Tasawuf di Negara Berpaham Komunis Seperti apa eksistensi Tasawuf di Negara yang menganut Paham Komunis? Di Negaranegara Komunis, oposisi Negara terhadap kaum Sufi biasanya merupakan bagian dari program anti Religius yang lebih luas, di mana kaum Sufi dituduh sebagai representasi dari elemen-elemen Muslim reaksioner dan subversif.26 Di Uni soviet, Tarekat-Tarekat dianggap sebagai musuh utama Negara. Ada dua sebab, Pertama, Tarekat dianggap menolak untuk meninggalkan komitmen terhadap Jihad dan memncurahkan energi mereka untuk melawan rezim Ateis. Kedua, Para penguasa Soviet Buku-buku atau Terbitan yang Diharamkan , dala www.e-fatwa.gov.my (Fatwa tgl 1 Januari 1970) Fadhlala Haeri, Dasar-Dasar Tasawuf, (Pustaka Sufi, 2003), hal 120 26 Elizabeth Sirriyeh, Sufi dan Anti Sufi, (Pustaka Sufi, 2003), hal 226. 24 25 Akhlak -Tasawuf |9 mengidentifikasi tarekat-tarekat Sufi sebagai kebangkitan tatanan religius dan penolakan untuk berintegrasi dengan cara hidup Soviet.27 Langkah Soviet untuk membendung pengaruh kaum Sufi yakni dengan cara mendorong mufti di Dagestan, Haji Kurbanov untuk mengeluarkan fatwa larangan ziarah ke makam keramat dan praktik bertawasul. Langkah Soviet tadi tidak mempan, justru jumlah peziarah ke makam makin meningkat sampai 1980-an. Pasca runtuhnya Soviet pada 1991, pertumbuhan Islam di sana makin meningkat dikarenakan eksistensi kaum Sufi disana. Ambil contoh di Dagestan, jumlah masjid yang dibangun meningkat dari 27 masjid pada 1974 menjadi 600 masjid pada 1991.28 Bisa kita simpulkan bahwa Kaum Sufi punya kontribusi besar sebagai Benteng terakhir Umat Islam ketika sebuah Negara tertentu memberlakukan Kebijakan zalim seperti menerapkan Ideologi anti Tuhan (Komunisme). Dengan Tasawuf dan Tarekat, Cahaya Islam tidak mudah dipadamkan. E. Simpulan 1. Bukan hanya filsafat yang masih mengalami resistensi di dunia Islam, tasawuf pun demikian. Bedanya, sikap anti terhadap filsafat hanya dijumpai di sebagian elemen umat Islam, maka sikap anti Tasawuf terjadi sampai level Lembaga Fatwa dan Negara. 2. Sikap Anti terhadap Tasawuf disebabkan 3 hal: Tasawuf dianggap sesuatu yang asing alias bukan bagian dari Islam, Amalan-amalan Tasawuf yang dinilai mengandung Bid‟ah dan perbuatan Syirik, dan Eksistensi Tasawuf yang dianggap berlawanan dengan Mazhab/Ideologi yang diadopsi oleh Gerakan Keagamaan dan Negara tertentu. 3. Bentuk sikap anti terhadap Tasawuf yang dilakukan oleh sebuah Negara, diantaranya: Merilis Fatwa haramnya Ziaroh dan Bertawasul ke Makam wali, Kebijakan Penghapusan seluruh Tarekat Sufi, dan Pelarangan beredarnya buku-buku Tasawuf yang dianggap menyimpang dari Paham Ahlu Sunnah wal Jamaah. Wallahu’allam Bishowwab 27 28 Ibid. hal 227-228 Ibid. hal 229-230