1
STRATIFIKASI SOSIAL
OLEH:
ANANTA SALSA FADILLAH
NAVILLA PUTRI ERIYANDI
A. Pendahuluan
Makalah ini membahas tentang stratifikasi sosial dengan objek pembahasan:
1. Pengertian stratifikasi sosial
2. Bentuk-bentuk stratifikasi sosial
3. Sifat-sifat stratifikasi sosial
4. Bentuk-bentuk stratifikasi sosial dalam kehidupan sehari-hari
B. Pembahasan
1. Pengertian stratifikasi sosial
Stratifikasi sosial merupakan suatu konsep dalam sosiologi yang melihat bagaimana
anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang dimilikinya. Stratifikasi berasal dari
kata stratum yang berarti strata atau lapisan dalam bentuk jamak. Sebagaimana Pitirin A.
Sorakin mendefinisikan stratifikasi sebagai pembedaan penduduk atau anggota masyarakat
dalam kelas-kelas secara hierarkis. Sedanngkan menurut Bruce J. Choen sistem stratifikasi
akan menempatkan setiap individu pada kelas sosial yang sesuai berdasarkan kualitas yang
dimiliki (Abdulsyani, 2012:82).
Adanya sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses
pertumbuhan masyarakat itu. Tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar
suatu tujuan bersama. Faktor yang menyebabkan stratifikasi sosial dapat tumbuh dengan
sendirinya adalah kepandaian, usia, sistem kekerabatan, dan harta dalam batas-batas tertentu.
Stratifikasi sosial dapat terjadi dengan sendirinya dalam masyarakat, dapat pula dibentuk
dengan sengaja dalam rangka usaha manusia untuk mengejar cita-cita bersama. Stratifikasi
sosial yang terjadi dengan sendirinya, seperti pembedaan umur, sifat, dan keaslian adat
istiadat. Sedangkan stratifikasi dibentuk dengan sengaja, biasanya berhubungan dengan
2
pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti
pemerintahan, partai politik, angkatan bersenjata, dan lain-lainya.
Ada beberapa ciri umum tentang faktor-faktor yang menentukan adanya stratifikasi
sosial, yaitu antara lain:
a. Pemilikan atas kekayaan yang bernilai ekonomis dalam berbagai bentuk dan ukuran
artinya strata dalam kehidupan masyarakat dapat dilihat dari nilai kekayaan seseorang
dalam masyarakat.
b. Status atas dasar fungsi dalam pekerjaan, misalnya sebagai dokter, dosen, buruh, atau
pekerja teknis, atau sebagainya semua ini sangat menentukan status seseorang dalam
masyarakat.
c. kesalahan seseorang dalam beragama jika seseorang sunggguh-sungguh penuh dengan
ketulusan dalam menjalankan agamanya, maka status seseorang tadi akan dipandang lebih
tinggi oleh masyarakat.
d. Status atas dasar keturunan artinya keturunan dari orang yang dianggap terhormat
merupakan ciri seseorang yang memiliki status tinggi dalam masyarakat.
e. Latarbelakang rasial dan lamanya seseorang atau sekelompok orang tinggal pada suatu
tempat pada umumnya seseorang sebagai pendiri suatu kampung.
f. Status atas dasar jenis kelamin dan umur seseorang pada umumnya seseorang yang lebih
tua umurnya lebih dihormati dan dipandang tinggi.
Kelas sosial adalah kenyataan sosial yang penting. Ia sangat menentukan masa depan
dan mewarnai perkembangan kepribadian seseorang. Kebahagiaan seseorang tidak
tergantung pada kekayaan masyarakat. Tetapi berkaitan dengan keberadaanya sebagai salah
seorang yang termasuk dalam kelompok orang kaya dalam masyarakatnya. Agar stratifikasi
sosial dapat berfungsi optimal, setidaknya ada hal-hal yang harus dilakukan masyarakat:
a. Masyarakat menanamkan keinginan untuk mengisi posisi-posisi tertentu pada individuindividu yang sesuai untuk itu.
b. Setelah orang-orang berada pada posisi itu, masyarakat harus menanamkan keinginan
untuk menjalankan peranan yang sesuai dengan posisi tersebut.
Setiap masyarakat mempunyai suatu yang dihargai, bisa berupa kepandaian, kekayaan,
kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan masyarakat, dan sebagainya. Selama manusia
membeda-bedakan penghargaan terhadap suatu yang dimiliki tersebut, pasti akan
3
menimbulkan lapisan-lapisan dalam masyarakat. Semakin banyak kepemilikan, kecakapan
masyarakat, atau seseorang terhadap suatu yang dihargai, semakin tinggi kedudukan atau
lapisannya (Soekanto, 2010:6).
2. Bentuk-bentuk stratifikasi sosial
Terbentuknya stratifikasi sosial dalam masyarakat dikarenakan adanya sesuatu yang
dihargai dan dianggap bernilai. Pada dasarnya sesuatu yang dihargai selalu berubah-ubah
sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi. Keadaan ini menjadikan bentuk-bentuk
stratifikasi sosial semakin beragam. Bentuk konkret dari stratifikasi sosial dalam masyarakat
pada prinsipnya dibedakan menjadi lima macam, yaitu kelas ekonomi, sosial, politik,
pendidikan, dan budaya suku bangsa.
1. Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonomi
Stratifikasi sosial ini dikenal dengan sebutan kelas sosial. Kelas sosial dalam ekonomi
didasarkan pada jumlah pemilikan kekayaan atau penghasilan. Secara umum klasifikasi
kelas sosial terdiri atas tiga kelomok berikut:
a. Kelas sosial atas, yaitu kelompok orang yang memiliki kekayaan banyak, yang dapat
memenuhi segala kebutuhan hidup bahkan secara berlebihan.
b. Kelas sosial menengah, yaitu kelompok orang yang berkecukupan yang sudah dapat
memenuhi kebutuhan pokok primer, misalnya sandang, pangan, dan papan.
c. Kelas sosial bawah, yaitu kelompok yang miskin yang belum dapat memenuhi
kebutuhan primer.
Status sosial berdasarkan kriteria ekonomi ini bersifat terbuka, dalam arti siapapun
orang yang dapat menempati kelas sosial tertentu, baik kelas atas, kelas menengah, dan
kelas bawah tergantung dari kemampuan orang tersebut dalam berkerja dan memperoleh
kekayaan. Orang kaya sewaktu-waktu dapat mengalami kebangkrutan dan jatuh miskin.
Sebaliknya tidak mustahil orang miskin dapat mengubah nasibnya menjadi orang kaya
asal bersedia berkerja dan hidup hemat.
2. Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria sosial
Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria sosial adalah pembedaan anggota masyarakat
dalam kelompok tingkatan sosial berdasarkan status sosialnya. Oleh karena itu, anggota
masyarakat yang memiliki kedudukan sosial yang terhormat menepati kelompok lapisan
tertinggi. Status sosial adalah kedudukan seseorang dalam satu pola sosial (hubungan
4
sosial) tertentu. Seperti yang diketahui, bahwa biasanya seseorang tidak hanya memiliki
satu pola sosial (hubungan sosial), melainkan beberapa pola sosial (hubungan sosial).
Untuk memberikan penilaian apakah seseorang memiliki status (kedudukan) sosial
lebih tinggi atau lebih rendah dalam kehidupan sosial, Talcott Parsons mengemukakan
lima kriteria sebagai berikut:
a. Kelahiran, yakni status yang diperoleh berdasarkan kelahiran, seperti jenis kelamin,
kebangsawanan, ras, dan lain-lain.
b. Kepemilikan, yakni status yang diperoleh berdasarkan harta kekayaan yang dimiliki
oleh seseorang.
c. Kualitas pribadi, yakni yang diperoleh berdasarkan kualitas-kualitas kepribadian yang
tidak dimiliki oleh orang lain, seperti kecerdasan, kelembutan, dan sebagainya.
d. Otoritas, yakni status yang diperoleh berdasarkan kemampuan untuk mempengaruhi
orang lain sehingga bersedia mengikuti segala sesuatu yang diinginkan.
e. Prestasi, yakni status yang diperoleh berdasarkan prestasi yang dicapai, baik dalam hal
berusaha, Pendidikan, pekerjaan, dan lain sebagainya.
3. Stratifikasi sosisl berdasarkan kriteria politik
Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria politik menjadikan masyarakat terbagi menjadi
dua kelompok besar. Kelompok lapis atas yaitu elite kekuassan disebut juga kelompok
dominan menguasai dan kelompok lapisan bawah, yaitu orang atau kelompok masyarakat
yang dikuasai yang disebut massa atau kelompok terdominasi terkuasai.
Dalam sistem politik, stratifikasi sosial membedakan masyarakat berdasarkan
kekuasaan yang mereka miliki. Bentuk kekuasanya ada beberapa tipe yaitu:
1. Tipe kasta
Stratifikasi sosial dalam tipe kasta sulit ditembus untuk melakukan perpindahan status
dari atas ke bawah ataupun dari bawah ke atas sangat sulit karena dipisahkan oleh garis
tegas dan kaku.
2. Tipe oligarki
Stratifikasi sosial dalam tipe oligarki juga memiliki garis pemisah yang tegas, akan
tetapi kedudukan warga masyarakat didasarkan pada kelahiran (ascribed status).
Induvidu diberi kebebasan untuk naik ke lapisan yang lebih tinggi.
5
3. Tipe demokratis
Stratifikasi sosial dalam tipe demokratis memiliki garis pemisah antar lapisan bersifat
fleksibel dan faktor kelahiran tidak memengaruhi system pelapisan sosial.
4. Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria pendidikan
Kelas sosial dan pendidikan yang saling mempengaruhi. Hal ini dikarenakan untuk
mencapai pendidikan tinggi diperlukan uang yang cukup banyak. Selain itu, diperlukan
motivasi, kecerdasan, dan ketekunanan.
5. Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria budaya suku bangsa
Setiap suku memiliki stratifikasi sosial yang berbeda-beda misalnya, pada suku Jawa
terdapat stratifikasi sosial berdasarkan kepemilikan tanah (Herabudin, 2015:139).
3. Sifat-sifat stratifikasi sosial
Menurut Soekanto dalam sosiologi terdapat tiga sistem stratifikasi sosial yaitu:
1. Stratifikasi sosial tertutup (closed social stratification)
Sistem stratifikasi sosial tertutup membatasi atau tidak memberikan kemungkinan
seseorang untuk pindah dari suatu lapisan ke lapisan sosial lainnya baik ke atas maupun
ke bawah. Dalam sistem ini satu-satunya jalan untuk menjadi anggota satu strata tertentu
dalam masyarakat adalah kriteria kelahiran. Salah satu contoh sistem stratifikasi sosial
tertutup adalah sistem kasta pada masyarakat Bali, yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya,
Sudra, dan Paria. Dalam lapisan sosial tertutup ditemukan gejala pelapisan sosial
diantaranya:
a. Sosial di dalam struktur masyarakat feodal dan sistem kekastaan dapat dikatakan
sebagai bentuk lapisan sosial secara tertutup, sebab dalam pelapisan sosial masyarakat
feodel akan sulit bagi seseorang atau kelompok orang untuk memasuki lapisan sosial
tertentu.
b. Dalam sistem kekastaan akan tidak mungkin seseorang yang berkasta Sudra
menempati posisi kasta Ksatria dan sebagianya. Model kekastaan ini biasanya masih
berlaku dikalangan masyarakat yang menganut agama Hindu sebagaimana yang ada di
Bali dan India.
c. Dalam pelapisan berdasarkan ras manusia juga dapat dijumpai sistem pelapisan sosial
tertutup, sebagaimana politik apartheid di Afrika Selatan yang menempatkan golongan
masyarakat kulit hitam sebagai strata paling rendah.
6
2. Stratifikasi sosial terbuka (open social stratification)
Stratifikasi sosial terbuka bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap
anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horizontal.
Selain itu, sistem pelapisan ini memberikan perangsang lebih besar kepada setiap anggota
masyarakat untuk dijadikan landasan pembangunan masyarakat contohnya seorang yang
miskin karena usaha dan kerja keras dapat menjadi kaya atau sebaliknya.
3. Stratifikasi sosial campuran (mixed social stratification)
Stratifikasi campuran diartikan sebagai sistem stratifikasi yang membatasi
kemungkinan berpindah strata pada bidang tertentu tetapi membiarkan untuk melakukan
perpindahan lapisan pada bidang lain. Contohnya seorang raden mempunyai kedudukan
terhormat di tanah Jawa, tetapi karena suatu hal ia pindah ke Jakarta dan menjadi buruh.
Keadaan tersebut menjadikanya memiliki kedudukan rendah, ia harus menyesuaikan diri
dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.
Unsur- unsur stratifikasi sosial
Dalam stratifikasi sosial terdapat dua unsur pokok, yaitu status kedudukan dan peranan.
Status dan peranan mempunyai hubungan timbal balik yang merupakan unsur penentu dalam
masyarakat.
1. Status sosial
Menurut Mayor Polak 1979, status dimaksudkan sebagai kedudukan sosial seorang
oknum dalam kelompok serta dalam masyarakat. Status mempunyai dua aspek, pertama;
aspeknya yang agak stabil dan kedua aspeknya yang lebih dinamis. Soerjono Soekanto
membedakan status dengan status sosial, status diartikan sebagai tempat atau posisi
seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan orang-orang lain. Status
sosial dapat dibedakan atas dua macam menurut proses perkembangan, yaitu sebagai
berikut:
a. Status yang diperoleh atas dasar keturunan
Pada umumnya status ini banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat yang
menganut stratifikasi tertutup, misalnya masyarakat feodal atau masyarakat yang
menganut paham rasialisme. Contohnya seorang suami telah di kodratkan mempunyai
7
status berbeda dengan istri dan anak-anaknya dalam keluarga, paling tidak secara fisik
seorang laki-laki tetap kaum laki-laki dibidang-bidang lainnya.
b. Status yang diperoleh atas dasar usaha yang disengaja status ini dalam perolehan
berbeda dengan status atas dasar kelahiran, kodrat, atau keturunan. Status ini bersifat
lebih terbuka, yaitu atas dasar cita-cita yang direncanakan dan diperhitungkan dengan
matang (Rusdiyanta, 2013:58).
2.Peranan sosial
Peranan sosial adalah suatu perbuatan seseorang dengan cara tertentu dalam usaha
menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang dimilikinya. Seseorang
dapat dikatakan berperanan jika ia telah melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
dengan status sosialnya dalam masyarakat. Oleh karena itu peranan juga dapat
didefinisikan sebagai kumpulan harapan yang terencana seseorang kemudian akan
bersikap dan bertindak atau berusaha untuk mencapainya dengan cara dan kemampuan
yang di miliki.
Menurut Levinson, paling sedikit peranan mencangkup tiga hal, yaitu:
a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang
dalam masyarakat.
b. Peran adalah suatu konsep tentang ikhwal apa yang dapat dilakukan oleh individu
dalam masyarakat sebagai organisasi.
c. Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial
masyarakat.
Berdasarkan cara memperolehnya, peranan dapat dibedakan menjadi:
a. Peranan bawaan yaitu peranan yang diperoleh secara otomatis, bukan karena usaha.
Misalnya peranan sebagai nenek, anak, kepala desa, dan sebagainya.
b. Peranan pilihan yaitu peranan yang diperoleh atas dasar keputusannya sendiri,
misalnya memutuskan untuk memilih kuliah diprogram studi Sosiologi UI.
Sedangkan berdasarkan pelaksanaannya, peranan sosial dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
a. Peranan yang diharapkan merupakan cara ideal dalam pelaksanaan peranan menurut
penilaian masyarakat.
8
b. Peranan nyata yaitu bagaimana sebenarnya peranan itu dijalankan merupakan keadaan
sesungguhnya dari seseorang dalam menjalankan hal tertentu (Rusdiyanta, 2013:5960).
4. Bentuk-bentuk stratifikasi sosial dalam kehidupan sehari-hari
Stratifikasi menurut Melvin Turnim salah seorang sosiologis Amerika yang terkenal
akan spesialisasinya dalam hubungan antar ras memberikan pandangannya akan hal itu.
Stratifikasi sosial menurutnya merupakan pengaturan kelompok masyarakat ke dalam sistem
hirarki yang tidak setara dengan kekuassan.
Adapun beberapa bentuk-bentuk stratifikasi sosial dalam kehidapan sehari-hari sebagai
berikut:
1. Stratifikasi sosial tertutup
Sistem ini membatasi seseorang untuk pindah dari satu lapisan sosial ke yang lain.
Contohnya dikehidupan sehari-hari seperti di India yang masih menganut sistem kasta.
2. Stratifikasi sosial terbuka
Sistem ini setiap orang berkesempatan naik ke lapisan sosial lebih tinggi karena
kemampuannya sendiri. Sebaliknya, setiap anggota masyarakt juga bisa turun ke lapisan
sosial yang lebih rendah. Contohnya seorang anak yang memiliki cita-cita sebagai seorang
dokter akhirnya ia berusaha belajar dengan gigih dan tekun untuk dapat masuk perguruan
tinggi dengan beasiswa, setelah lulus ia menjadi seorang dokter.
3. Stratifikasi sosial campuran
Perpaduan antara stratifikasi tertutup dan terbuka. Contohnya dalam kehidupan seharihari yakni seseorang yang mempunyai kasta Sudra dapat pindah ke daerah di mana
masyarakatnya tidak mengenal sistem kasta (Suhada, 2016:129).
Adapun sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses
pertumbuhan masyarakat itu. Namun, adapula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar
suatu tujuan bersama. Yang biasa menjadi alasan terbentuknya lapisan masyarakat yang
terjadi dengan sendirinya adalah kepandaian dan tingkat umur.
Bentuk stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonomi
Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria dapat dilihat dari segi pendapatannya, kekayaan,
dan juga pekerjaan suatu individu ataupun kelompok. Dalam hal ini faktor yang
9
menentukan lapisan tinggkat sosial dalam individu atau kelompok dalam masyarakat. Suatu
pelapisan sosial itu terjadi berdasarkan suatu kriteria tertentu dan dengan berdasarkan
kriteria-kriteria tersebut, maka dapatlah bentuk-bentuk strata sosial antara lain sebagai
berikut:
a. Kriteria biologis
Pada kriteria ini dibagi atas kriteria menurut jenis kelaminya yaitu laki-laki dan
perempuan dan kriteria menurut umurnya yaitu golongan anak-anak, dewasa, dan
golongan tua.
b. Kriteria geografis
Pada kriteria ini dapat digolongkan atas masyarakat desa dan masyarakat kota. Masyarakat
kota terbagi atas masyarakat kota kecil, kota madya, dan kota besar.
Antonina Yermakova dan Ratnikov Valentine menyebutkan bahwa bentuk-bentuk
stratifikasi sosial terbentuk dari:
a. Kriteria ekonomis
Kriteria berdasarkan hak milik penduduk. Kriteria ekonomis ini terdiri atas tiga kelas yaitu
ekonomi tinggi, ekonomi menengah, dan ekonomi rendah.
b. Kriteria status atau jabatan
Kriteria jabatan ini terdapat berbagai lapisan yaitu golongan status sosial tinggi dan
golongan status sosial menengah. Serta golongan status sosial rendah dan golongan bukan
pegawai dan pejabat
Sanapiah Faisal menyebutkan bahwa bentuk-bentuk stratifikasi sosial terbentuk dari:
a. Kriteria politik
Golongan yang menganut aliran politik yaitu anggota partai politik dan gerakan masa,
yang lain adalah golongan non partai. Dari golongan partai politik ini terdapat starta sosial
yaitu golongan pemegang kekuasaan politik tingkat pusat (pemimpin pusat) kedudukan di
ibu kota negara, golongan pemegang kekuasaan politik tingkat daerah.
b. Golongan pimpinan partai tingkat cabang
Dimensi stratifikasi sosial modern terbagi menjadi tiga golongan yaitu golongan tinggi,
golongan menengah, dan golongan rendah (Suhada, 2016:130-132).
10
C. Kesimpulan
Stratifikasi sosial merupakan suatu konsep dalam sosiologi yang melihat bagaimana
anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang dimilikinya. Stratifikasi berasal dari kata
stratum yang berarti strata atau lapisan dalam bentuk jamak. Sebagaimana pitirin A. Sorakin
mendefinisikan stratifikasi sebagai pembedaan penduduk atau anggota masyarakat dalam kelaskelas secara hierarkis. Sedangkan menurut Bruce J. Choen sistem stratifikasi akan menempatkan
setiap individu pada kelas sosial yang sesuai berdasarkan kualitas yang dimiliki.
Bentuk-bentuk stratifikasi meliputi stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonomi, kriteria
sosial, kriteria politik, kriteria Pendidikan, dan kriteria budaya suku bangsa. Stratifikasi Sosial juga
memiliki sifat-sifat antaranya stratifikasi tertutup yaitu membatasi seseorang untuk pindah dari satu
lapisan ke lapisan lain, stratifikasi terbuka yaitu berkesempatannya sesorang untuk naik ke lapisan
yang lebih tinnggi dengan kemampuannya sendiri, stratifikasi campuran yaitu gabungan antara
stratifikasi tertutup dan stratifikasi terbuka.
D. Daftar Pustaka
Abdulsyani. ( 2012). Sosiologi Sistematika Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara.
Herabudin, M. (2015). Pengantar Sosiologi. Bandung: CV Pustaka Setia.
Suhada,I. (2016). Ilmu Sosial Dasar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Rusdiyanta, S. (2013). Dasar-Dasar Sosiologi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Soekanto, S. ( 2010). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Wali Pers.