Academia.eduAcademia.edu

STRATIFIKASI SOSIAL

2022, ANANTA SALSA FADILLAH dan NAVILLA PUTRI ERIYANDI

TUGAS KULIAH PENGANTAR SOSIOLOGI

1 STRATIFIKASI SOSIAL OLEH: ANANTA SALSA FADILLAH NAVILLA PUTRI ERIYANDI A. Pendahuluan Makalah ini membahas tentang stratifikasi sosial dengan objek pembahasan: 1. Pengertian stratifikasi sosial 2. Bentuk-bentuk stratifikasi sosial 3. Sifat-sifat stratifikasi sosial 4. Bentuk-bentuk stratifikasi sosial dalam kehidupan sehari-hari B. Pembahasan 1. Pengertian stratifikasi sosial Stratifikasi sosial merupakan suatu konsep dalam sosiologi yang melihat bagaimana anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang dimilikinya. Stratifikasi berasal dari kata stratum yang berarti strata atau lapisan dalam bentuk jamak. Sebagaimana Pitirin A. Sorakin mendefinisikan stratifikasi sebagai pembedaan penduduk atau anggota masyarakat dalam kelas-kelas secara hierarkis. Sedanngkan menurut Bruce J. Choen sistem stratifikasi akan menempatkan setiap individu pada kelas sosial yang sesuai berdasarkan kualitas yang dimiliki (Abdulsyani, 2012:82). Adanya sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu. Tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Faktor yang menyebabkan stratifikasi sosial dapat tumbuh dengan sendirinya adalah kepandaian, usia, sistem kekerabatan, dan harta dalam batas-batas tertentu. Stratifikasi sosial dapat terjadi dengan sendirinya dalam masyarakat, dapat pula dibentuk dengan sengaja dalam rangka usaha manusia untuk mengejar cita-cita bersama. Stratifikasi sosial yang terjadi dengan sendirinya, seperti pembedaan umur, sifat, dan keaslian adat istiadat. Sedangkan stratifikasi dibentuk dengan sengaja, biasanya berhubungan dengan 2 pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti pemerintahan, partai politik, angkatan bersenjata, dan lain-lainya. Ada beberapa ciri umum tentang faktor-faktor yang menentukan adanya stratifikasi sosial, yaitu antara lain: a. Pemilikan atas kekayaan yang bernilai ekonomis dalam berbagai bentuk dan ukuran artinya strata dalam kehidupan masyarakat dapat dilihat dari nilai kekayaan seseorang dalam masyarakat. b. Status atas dasar fungsi dalam pekerjaan, misalnya sebagai dokter, dosen, buruh, atau pekerja teknis, atau sebagainya semua ini sangat menentukan status seseorang dalam masyarakat. c. kesalahan seseorang dalam beragama jika seseorang sunggguh-sungguh penuh dengan ketulusan dalam menjalankan agamanya, maka status seseorang tadi akan dipandang lebih tinggi oleh masyarakat. d. Status atas dasar keturunan artinya keturunan dari orang yang dianggap terhormat merupakan ciri seseorang yang memiliki status tinggi dalam masyarakat. e. Latarbelakang rasial dan lamanya seseorang atau sekelompok orang tinggal pada suatu tempat pada umumnya seseorang sebagai pendiri suatu kampung. f. Status atas dasar jenis kelamin dan umur seseorang pada umumnya seseorang yang lebih tua umurnya lebih dihormati dan dipandang tinggi. Kelas sosial adalah kenyataan sosial yang penting. Ia sangat menentukan masa depan dan mewarnai perkembangan kepribadian seseorang. Kebahagiaan seseorang tidak tergantung pada kekayaan masyarakat. Tetapi berkaitan dengan keberadaanya sebagai salah seorang yang termasuk dalam kelompok orang kaya dalam masyarakatnya. Agar stratifikasi sosial dapat berfungsi optimal, setidaknya ada hal-hal yang harus dilakukan masyarakat: a. Masyarakat menanamkan keinginan untuk mengisi posisi-posisi tertentu pada individuindividu yang sesuai untuk itu. b. Setelah orang-orang berada pada posisi itu, masyarakat harus menanamkan keinginan untuk menjalankan peranan yang sesuai dengan posisi tersebut. Setiap masyarakat mempunyai suatu yang dihargai, bisa berupa kepandaian, kekayaan, kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan masyarakat, dan sebagainya. Selama manusia membeda-bedakan penghargaan terhadap suatu yang dimiliki tersebut, pasti akan 3 menimbulkan lapisan-lapisan dalam masyarakat. Semakin banyak kepemilikan, kecakapan masyarakat, atau seseorang terhadap suatu yang dihargai, semakin tinggi kedudukan atau lapisannya (Soekanto, 2010:6). 2. Bentuk-bentuk stratifikasi sosial Terbentuknya stratifikasi sosial dalam masyarakat dikarenakan adanya sesuatu yang dihargai dan dianggap bernilai. Pada dasarnya sesuatu yang dihargai selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi. Keadaan ini menjadikan bentuk-bentuk stratifikasi sosial semakin beragam. Bentuk konkret dari stratifikasi sosial dalam masyarakat pada prinsipnya dibedakan menjadi lima macam, yaitu kelas ekonomi, sosial, politik, pendidikan, dan budaya suku bangsa. 1. Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonomi Stratifikasi sosial ini dikenal dengan sebutan kelas sosial. Kelas sosial dalam ekonomi didasarkan pada jumlah pemilikan kekayaan atau penghasilan. Secara umum klasifikasi kelas sosial terdiri atas tiga kelomok berikut: a. Kelas sosial atas, yaitu kelompok orang yang memiliki kekayaan banyak, yang dapat memenuhi segala kebutuhan hidup bahkan secara berlebihan. b. Kelas sosial menengah, yaitu kelompok orang yang berkecukupan yang sudah dapat memenuhi kebutuhan pokok primer, misalnya sandang, pangan, dan papan. c. Kelas sosial bawah, yaitu kelompok yang miskin yang belum dapat memenuhi kebutuhan primer. Status sosial berdasarkan kriteria ekonomi ini bersifat terbuka, dalam arti siapapun orang yang dapat menempati kelas sosial tertentu, baik kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah tergantung dari kemampuan orang tersebut dalam berkerja dan memperoleh kekayaan. Orang kaya sewaktu-waktu dapat mengalami kebangkrutan dan jatuh miskin. Sebaliknya tidak mustahil orang miskin dapat mengubah nasibnya menjadi orang kaya asal bersedia berkerja dan hidup hemat. 2. Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria sosial Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria sosial adalah pembedaan anggota masyarakat dalam kelompok tingkatan sosial berdasarkan status sosialnya. Oleh karena itu, anggota masyarakat yang memiliki kedudukan sosial yang terhormat menepati kelompok lapisan tertinggi. Status sosial adalah kedudukan seseorang dalam satu pola sosial (hubungan 4 sosial) tertentu. Seperti yang diketahui, bahwa biasanya seseorang tidak hanya memiliki satu pola sosial (hubungan sosial), melainkan beberapa pola sosial (hubungan sosial). Untuk memberikan penilaian apakah seseorang memiliki status (kedudukan) sosial lebih tinggi atau lebih rendah dalam kehidupan sosial, Talcott Parsons mengemukakan lima kriteria sebagai berikut: a. Kelahiran, yakni status yang diperoleh berdasarkan kelahiran, seperti jenis kelamin, kebangsawanan, ras, dan lain-lain. b. Kepemilikan, yakni status yang diperoleh berdasarkan harta kekayaan yang dimiliki oleh seseorang. c. Kualitas pribadi, yakni yang diperoleh berdasarkan kualitas-kualitas kepribadian yang tidak dimiliki oleh orang lain, seperti kecerdasan, kelembutan, dan sebagainya. d. Otoritas, yakni status yang diperoleh berdasarkan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain sehingga bersedia mengikuti segala sesuatu yang diinginkan. e. Prestasi, yakni status yang diperoleh berdasarkan prestasi yang dicapai, baik dalam hal berusaha, Pendidikan, pekerjaan, dan lain sebagainya. 3. Stratifikasi sosisl berdasarkan kriteria politik Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria politik menjadikan masyarakat terbagi menjadi dua kelompok besar. Kelompok lapis atas yaitu elite kekuassan disebut juga kelompok dominan menguasai dan kelompok lapisan bawah, yaitu orang atau kelompok masyarakat yang dikuasai yang disebut massa atau kelompok terdominasi terkuasai. Dalam sistem politik, stratifikasi sosial membedakan masyarakat berdasarkan kekuasaan yang mereka miliki. Bentuk kekuasanya ada beberapa tipe yaitu: 1. Tipe kasta Stratifikasi sosial dalam tipe kasta sulit ditembus untuk melakukan perpindahan status dari atas ke bawah ataupun dari bawah ke atas sangat sulit karena dipisahkan oleh garis tegas dan kaku. 2. Tipe oligarki Stratifikasi sosial dalam tipe oligarki juga memiliki garis pemisah yang tegas, akan tetapi kedudukan warga masyarakat didasarkan pada kelahiran (ascribed status). Induvidu diberi kebebasan untuk naik ke lapisan yang lebih tinggi. 5 3. Tipe demokratis Stratifikasi sosial dalam tipe demokratis memiliki garis pemisah antar lapisan bersifat fleksibel dan faktor kelahiran tidak memengaruhi system pelapisan sosial. 4. Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria pendidikan Kelas sosial dan pendidikan yang saling mempengaruhi. Hal ini dikarenakan untuk mencapai pendidikan tinggi diperlukan uang yang cukup banyak. Selain itu, diperlukan motivasi, kecerdasan, dan ketekunanan. 5. Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria budaya suku bangsa Setiap suku memiliki stratifikasi sosial yang berbeda-beda misalnya, pada suku Jawa terdapat stratifikasi sosial berdasarkan kepemilikan tanah (Herabudin, 2015:139). 3. Sifat-sifat stratifikasi sosial Menurut Soekanto dalam sosiologi terdapat tiga sistem stratifikasi sosial yaitu: 1. Stratifikasi sosial tertutup (closed social stratification) Sistem stratifikasi sosial tertutup membatasi atau tidak memberikan kemungkinan seseorang untuk pindah dari suatu lapisan ke lapisan sosial lainnya baik ke atas maupun ke bawah. Dalam sistem ini satu-satunya jalan untuk menjadi anggota satu strata tertentu dalam masyarakat adalah kriteria kelahiran. Salah satu contoh sistem stratifikasi sosial tertutup adalah sistem kasta pada masyarakat Bali, yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya, Sudra, dan Paria. Dalam lapisan sosial tertutup ditemukan gejala pelapisan sosial diantaranya: a. Sosial di dalam struktur masyarakat feodal dan sistem kekastaan dapat dikatakan sebagai bentuk lapisan sosial secara tertutup, sebab dalam pelapisan sosial masyarakat feodel akan sulit bagi seseorang atau kelompok orang untuk memasuki lapisan sosial tertentu. b. Dalam sistem kekastaan akan tidak mungkin seseorang yang berkasta Sudra menempati posisi kasta Ksatria dan sebagianya. Model kekastaan ini biasanya masih berlaku dikalangan masyarakat yang menganut agama Hindu sebagaimana yang ada di Bali dan India. c. Dalam pelapisan berdasarkan ras manusia juga dapat dijumpai sistem pelapisan sosial tertutup, sebagaimana politik apartheid di Afrika Selatan yang menempatkan golongan masyarakat kulit hitam sebagai strata paling rendah. 6 2. Stratifikasi sosial terbuka (open social stratification) Stratifikasi sosial terbuka bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horizontal. Selain itu, sistem pelapisan ini memberikan perangsang lebih besar kepada setiap anggota masyarakat untuk dijadikan landasan pembangunan masyarakat contohnya seorang yang miskin karena usaha dan kerja keras dapat menjadi kaya atau sebaliknya. 3. Stratifikasi sosial campuran (mixed social stratification) Stratifikasi campuran diartikan sebagai sistem stratifikasi yang membatasi kemungkinan berpindah strata pada bidang tertentu tetapi membiarkan untuk melakukan perpindahan lapisan pada bidang lain. Contohnya seorang raden mempunyai kedudukan terhormat di tanah Jawa, tetapi karena suatu hal ia pindah ke Jakarta dan menjadi buruh. Keadaan tersebut menjadikanya memiliki kedudukan rendah, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta. Unsur- unsur stratifikasi sosial Dalam stratifikasi sosial terdapat dua unsur pokok, yaitu status kedudukan dan peranan. Status dan peranan mempunyai hubungan timbal balik yang merupakan unsur penentu dalam masyarakat. 1. Status sosial Menurut Mayor Polak 1979, status dimaksudkan sebagai kedudukan sosial seorang oknum dalam kelompok serta dalam masyarakat. Status mempunyai dua aspek, pertama; aspeknya yang agak stabil dan kedua aspeknya yang lebih dinamis. Soerjono Soekanto membedakan status dengan status sosial, status diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan orang-orang lain. Status sosial dapat dibedakan atas dua macam menurut proses perkembangan, yaitu sebagai berikut: a. Status yang diperoleh atas dasar keturunan Pada umumnya status ini banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat yang menganut stratifikasi tertutup, misalnya masyarakat feodal atau masyarakat yang menganut paham rasialisme. Contohnya seorang suami telah di kodratkan mempunyai 7 status berbeda dengan istri dan anak-anaknya dalam keluarga, paling tidak secara fisik seorang laki-laki tetap kaum laki-laki dibidang-bidang lainnya. b. Status yang diperoleh atas dasar usaha yang disengaja status ini dalam perolehan berbeda dengan status atas dasar kelahiran, kodrat, atau keturunan. Status ini bersifat lebih terbuka, yaitu atas dasar cita-cita yang direncanakan dan diperhitungkan dengan matang (Rusdiyanta, 2013:58). 2.Peranan sosial Peranan sosial adalah suatu perbuatan seseorang dengan cara tertentu dalam usaha menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang dimilikinya. Seseorang dapat dikatakan berperanan jika ia telah melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan status sosialnya dalam masyarakat. Oleh karena itu peranan juga dapat didefinisikan sebagai kumpulan harapan yang terencana seseorang kemudian akan bersikap dan bertindak atau berusaha untuk mencapainya dengan cara dan kemampuan yang di miliki. Menurut Levinson, paling sedikit peranan mencangkup tiga hal, yaitu: a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. b. Peran adalah suatu konsep tentang ikhwal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. c. Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Berdasarkan cara memperolehnya, peranan dapat dibedakan menjadi: a. Peranan bawaan yaitu peranan yang diperoleh secara otomatis, bukan karena usaha. Misalnya peranan sebagai nenek, anak, kepala desa, dan sebagainya. b. Peranan pilihan yaitu peranan yang diperoleh atas dasar keputusannya sendiri, misalnya memutuskan untuk memilih kuliah diprogram studi Sosiologi UI. Sedangkan berdasarkan pelaksanaannya, peranan sosial dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a. Peranan yang diharapkan merupakan cara ideal dalam pelaksanaan peranan menurut penilaian masyarakat. 8 b. Peranan nyata yaitu bagaimana sebenarnya peranan itu dijalankan merupakan keadaan sesungguhnya dari seseorang dalam menjalankan hal tertentu (Rusdiyanta, 2013:5960). 4. Bentuk-bentuk stratifikasi sosial dalam kehidupan sehari-hari Stratifikasi menurut Melvin Turnim salah seorang sosiologis Amerika yang terkenal akan spesialisasinya dalam hubungan antar ras memberikan pandangannya akan hal itu. Stratifikasi sosial menurutnya merupakan pengaturan kelompok masyarakat ke dalam sistem hirarki yang tidak setara dengan kekuassan. Adapun beberapa bentuk-bentuk stratifikasi sosial dalam kehidapan sehari-hari sebagai berikut: 1. Stratifikasi sosial tertutup Sistem ini membatasi seseorang untuk pindah dari satu lapisan sosial ke yang lain. Contohnya dikehidupan sehari-hari seperti di India yang masih menganut sistem kasta. 2. Stratifikasi sosial terbuka Sistem ini setiap orang berkesempatan naik ke lapisan sosial lebih tinggi karena kemampuannya sendiri. Sebaliknya, setiap anggota masyarakt juga bisa turun ke lapisan sosial yang lebih rendah. Contohnya seorang anak yang memiliki cita-cita sebagai seorang dokter akhirnya ia berusaha belajar dengan gigih dan tekun untuk dapat masuk perguruan tinggi dengan beasiswa, setelah lulus ia menjadi seorang dokter. 3. Stratifikasi sosial campuran Perpaduan antara stratifikasi tertutup dan terbuka. Contohnya dalam kehidupan seharihari yakni seseorang yang mempunyai kasta Sudra dapat pindah ke daerah di mana masyarakatnya tidak mengenal sistem kasta (Suhada, 2016:129). Adapun sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu. Namun, adapula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Yang biasa menjadi alasan terbentuknya lapisan masyarakat yang terjadi dengan sendirinya adalah kepandaian dan tingkat umur. Bentuk stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonomi Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria dapat dilihat dari segi pendapatannya, kekayaan, dan juga pekerjaan suatu individu ataupun kelompok. Dalam hal ini faktor yang 9 menentukan lapisan tinggkat sosial dalam individu atau kelompok dalam masyarakat. Suatu pelapisan sosial itu terjadi berdasarkan suatu kriteria tertentu dan dengan berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, maka dapatlah bentuk-bentuk strata sosial antara lain sebagai berikut: a. Kriteria biologis Pada kriteria ini dibagi atas kriteria menurut jenis kelaminya yaitu laki-laki dan perempuan dan kriteria menurut umurnya yaitu golongan anak-anak, dewasa, dan golongan tua. b. Kriteria geografis Pada kriteria ini dapat digolongkan atas masyarakat desa dan masyarakat kota. Masyarakat kota terbagi atas masyarakat kota kecil, kota madya, dan kota besar. Antonina Yermakova dan Ratnikov Valentine menyebutkan bahwa bentuk-bentuk stratifikasi sosial terbentuk dari: a. Kriteria ekonomis Kriteria berdasarkan hak milik penduduk. Kriteria ekonomis ini terdiri atas tiga kelas yaitu ekonomi tinggi, ekonomi menengah, dan ekonomi rendah. b. Kriteria status atau jabatan Kriteria jabatan ini terdapat berbagai lapisan yaitu golongan status sosial tinggi dan golongan status sosial menengah. Serta golongan status sosial rendah dan golongan bukan pegawai dan pejabat Sanapiah Faisal menyebutkan bahwa bentuk-bentuk stratifikasi sosial terbentuk dari: a. Kriteria politik Golongan yang menganut aliran politik yaitu anggota partai politik dan gerakan masa, yang lain adalah golongan non partai. Dari golongan partai politik ini terdapat starta sosial yaitu golongan pemegang kekuasaan politik tingkat pusat (pemimpin pusat) kedudukan di ibu kota negara, golongan pemegang kekuasaan politik tingkat daerah. b. Golongan pimpinan partai tingkat cabang Dimensi stratifikasi sosial modern terbagi menjadi tiga golongan yaitu golongan tinggi, golongan menengah, dan golongan rendah (Suhada, 2016:130-132). 10 C. Kesimpulan Stratifikasi sosial merupakan suatu konsep dalam sosiologi yang melihat bagaimana anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang dimilikinya. Stratifikasi berasal dari kata stratum yang berarti strata atau lapisan dalam bentuk jamak. Sebagaimana pitirin A. Sorakin mendefinisikan stratifikasi sebagai pembedaan penduduk atau anggota masyarakat dalam kelaskelas secara hierarkis. Sedangkan menurut Bruce J. Choen sistem stratifikasi akan menempatkan setiap individu pada kelas sosial yang sesuai berdasarkan kualitas yang dimiliki. Bentuk-bentuk stratifikasi meliputi stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonomi, kriteria sosial, kriteria politik, kriteria Pendidikan, dan kriteria budaya suku bangsa. Stratifikasi Sosial juga memiliki sifat-sifat antaranya stratifikasi tertutup yaitu membatasi seseorang untuk pindah dari satu lapisan ke lapisan lain, stratifikasi terbuka yaitu berkesempatannya sesorang untuk naik ke lapisan yang lebih tinnggi dengan kemampuannya sendiri, stratifikasi campuran yaitu gabungan antara stratifikasi tertutup dan stratifikasi terbuka. D. Daftar Pustaka Abdulsyani. ( 2012). Sosiologi Sistematika Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara. Herabudin, M. (2015). Pengantar Sosiologi. Bandung: CV Pustaka Setia. Suhada,I. (2016). Ilmu Sosial Dasar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Rusdiyanta, S. (2013). Dasar-Dasar Sosiologi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Soekanto, S. ( 2010). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Wali Pers.