Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
4 pages
1 file
Tujuan pemuliaan utama jenis ayam petelur adalah untuk meningkatkan potensi genetik produksi telur. Sebagian besar peternak petelur ayam akan lebih memilih untuk meningkatkan jumlah telur per hen (HHP) dibandingkan SP. Dalam penilitian ini, estimasi nilai heritabilitas dan korelasi genetic ditampilkan dalam produksi bulanan telur dan bobot telur 2 galur leghorn betina petelur. Sebanyak 2.362 ayam (jalur A) keturunan dari 79 pejantan dan 642 bendungan (dam) dan 2.728 ayam (jalur D), keturunan dari 80 pejantan dan 671 bendungan (dam) yang digunakan untuk memperkirakan parameter genetik produksi telur bulanan dan berat telur berdasarkan SP dan HHP. Dilakukan penilitian selama 7 bulan ( MEP1,MEP2,…,MEP7) serta total produksi telur (TEP1_7) dan bobot telur pada minggu ke-28, 35 dan 45 ( EW1, EW2 dan EW3). Heritabilitas untuk telur bulanan produksi berdasarkan SP berkisar 0,08-0,44 untuk jalur A dan 0,04-0,43 untuk jalur D dan yang didasarkan pada HHP bervariasi untuk jalur A dan jalur D, masing-masing 0,01-0,44 dan 0,01-0,43. Dalam kedua struktur data, heritabilitas tertinggi ditemukan untuk MEP1 (0,43-0,44). Perkiraan heritabilitas menurun pada periode bulanan nanti. heritabilitas yang untuk total produksi telur dari 1 sampai bulan 7 (TEP1_7) dari kedua Garis di SP untuk jalur A dan D masing-masing 0.32 ± 0.04 dan 0.29 ± 0.03 yang lebih tinggi dibandingkan HHP 0.11 ± 0.02 dan 0, 08 ± 0,02 untuk garis masing-masing. Kedua SP dan HHP menunjukkan heritabilitas yang sama untuk berat telur yang berkisar 0,43-0,54 untuk jalur A dan 0,39-0,45 untuk jalur D Hasil penelitian menunjukkan bahwa estimasi didasarkan pada SP cenderung memberikan estimasi yang lebih tinggi dari parameter genetik untuk produksi telur bulanan daripada yang didasarkan pada HHP.
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science)
The heritability (h2) of a trait shows phenotypes variance of the trait caused by additive genetic variance. The h2 value is used to estimate the quantitative trait breeding value of livestock in order to improve these traits through selection. This study aims to estimate the h2 of egg production characteristics in Papua local chickens with different genotypes from the 24-bp InDel (Insertion-Deletion) locus in the prolactin gene promoter region (24-bp InDel/cPRLp locus). A total of 13 pairs of Papua local chickens consisting of 3 pairs of II genotypes (♂II x ♀II) and 11 female offspring, 5 pairs of ID genotypes (♂ID x ♂ID) and 19 female offspring, and 5 pairs of DD genotypes (DD x ♀DD) and 17 female offspring were used in this study. Observations were made on the characteristics of egg production in female offspring of each genotype group. The variance component for h2 estimation is obtained by the one-way analysis of variance method and the separation of the variance components for...
Pemotongan ayam sebagian besar masih dilakukan secara tradisional di rumah pemotongan ayam (RPA) sehingga menghasilkan karkas yang bermutu rendah. Kerugian akibat kerusakan karkas selama penanganan/pemotongan ayam mencapai 10−20%, terutama adanya memar-memar (90%) pada dada dan paha. Tulisan ini menyajikan informasi mutu karkas ayam hasil pemotongan tradisional yang dilakukan di RPA dan kemungkinan diterapkannya sistem hazard analysis critical control point (HACCP). Sistem ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk hasil pertanian khususnya untuk menjamin keamanan pangan. Prinsip dasar dari sistem pengawasan bahan pangan asal hewan meliputi pencegahan dini serta pengawasan proses produksi dan distribusi produk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RPA dengan skala pemotongan ternak 100−300 ekor/hari (skala kecil) dan antara 400−3.000 ekor/hari (skala besar) masih menggunakan sistem pemotongan tradisional dan sebagian menggunakan mesin sederhana pencabut bulu dengan kapasitas 5−10 ekor/mesin/2−3 menit. Sarana RPA masih terbatas dan belum mengikuti sistem HACCP. Hasil pengkelasan karkas dengan metode SNI 1998 menunjukkan bahwa karkas yang memiliki mutu I sekitar 51,85−66,55%, mutu II antara 27,97−43,02%, dan mutu III antara 5,13−10,17% untuk pencabutan bulu menggunakan mesin sederhana, sedangkan pencabutan bulu dengan tangan menghasilkan mutu I 50,75−58,91%, mutu II 32,63−40,45%, dan mutu III 7,76−11,25%. Pemotongan ayam dengan dimasukkan ke dalam corong dan pencabutan bulu dengan tangan menghasilkan persentase mutu karkas terbaik sebesar 66,67%.
Sulitnya menjangkau barang yang cukup tinggi dikarenakan setiap orang memiliki postur tubuh yang berbedabeda atau memiliki tinggi badan yang berbeda-bada . Pada jurnal ini , saya selaku penulis akan membahas mengenai " Permasalahan Jangkauan Tangan Di Tempat Tinggi Bagi Persentil 5 dan Persentil 50 "
Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan, 2020
IPB-D1 is a chicken cross between male F1 PS (PelungxSentul) with F1 female (Kampung x parent stock cobb). The establishment of chicken IPB-D1 aims to produce commercial meat type local chicken with semi-intensive maintenance management. The aim of this research to observe study assesses the performance of egg production and the quality of IPB D-1 chicken eggs and estimates the value of repeatability of production and haugh units of IPB D-1 chicken eggs. The chicken was observed as many as 30 hens IPB D-1 G7 aged 24-36 weeks and eggs as many as 288 eggs. The production and egg quality data were analyzed descriptively and the repeatability values were analyzed with Anova. Egg weight 40 g, Haugh unit value 87 (Very good), egg production 49.22%. The repeatability value of egg production is 0.2 (Moderate) and the repeatability value of the haugh unit is 0.31 (Medium). IPB D-1 Chicken has the potential to be a good dual-purpose chicken.
Kareena Nabilla Hersa, 2023
Pembuatan Produk Bioteknologi Telur Asin Oleh : Wardah Nasution (212114015) Kareena Nabilla Hersa (212114159) Mata Kuliah : Bioteknologi Farmasi Kelas : 5-A Tahun Ajaran : 2023-2024
Remaja adalah suatu masa dimana individu menunjukkan tanda-tanda seksual sekunder sampai ia mencapai kematangan seksual. Kematangan organ seksual dan perubahan hormonal menyebabkan munculnya dorongan seksual dalam diri remaja yang ditunjukkan dalam sebuah perilaku seksual. Informasi yang salah tentang seks dapat mengakibatkan pengetahuan dan persepsi seseorang mengenai seluk-beluk seks itu sendiri menjadi salah. Hal ini menjadi salah satu indikator meningkatnya kecenderungan perilaku seks bebas di kalangan remaja saat ini. Banyak remaja yang hamil diluar nikah, melakukan aborsi, menderita penyakit kelamin adalah contoh dari beberapa kenyataan pahit yang sering terjadi pada remaja sebagai akibat dari pemahaman yang keliru mengenai seksual. Pendidikan kesehatan reproduksi merupakan pengajaran yang tepat untuk menghadapi masalah hidup yang bersumber pada dorongan seksual. Pendidikan kesehatan reproduksi adalah salah satu cara untuk mengurangi atau mencegah penyalahgunaan seks. Khususnya untuk mencegah dampak-dampak negatif yang tidak diharapkan seperti kehamilan yang tidak direncanakan dan penyakit menular seksual. jika pendidikan kesehatan reproduksi sudah diberikan kepada remaja sejak dini dan dimulai dari keluarga maka hubungan seks dapat dicegah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan reproduksi terhadap menurunkan kecenderungan perilaku seksual remaja. Penentuan subjek untuk penelitian ini melalui screening dari 114 siswa kelas X siswa SMK Negeri 2 Salatiga. Dari 114 siswa memperoleh 32 siswa yang memiliki skor sedang pada kecenderungan perilaku seksual. Alat ukur yang digunakan yaitu skala kecenderungan perilaku seksual, kemudian perlakuan dalam penelitian ini yaitu memberikan pendidikan kesehatan reproduksi dengan metode ceramah yang disampaikan oleh dosen Stikes Aisyiyah Surakarta
Jurnal Produksi Ternak Terapan (JPTT)
Production performance of broiler parent stock is influenced by genetics, environment, and their interactions. The research was conducted in August-October 2019 to determine the performance of Cobb and Ross broiler parent stock strain and to determine the different of their production in PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Purwakarta. Descriptive methods was used in this research and data collection was done by purposive sampling method. Production and consumption data were obtained from 7 cages of Cobb strain with a population of 47.410 heads and 9 cages of Ross strain with a population of 53.165 heads. Production performance testing of Cobb and Ross strain was analyzed with independent t test. The results showed the average feed consumption of strain Cobb 150,59±1,24 g, egg mass 43,38±1,72 g, hen day production (HDP) 64.06 ± 2.30%, and feed convertion ratio (FCR) 3.48 ± 0.15, while the Ross strain were 154,85±0,92 g, 46,79±1,03 g, 71.92 ± 1, 31% and 3.31 ± 0.07 respectively. Although the feed consumption of Ross was higher than Cobb strain, Ross had higher egg production and HDP, and lower FCR than Cobb strain.
Usaha peternakan ayam mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan karena tingginya permintaan telur dan merupakan usaha yang sangat menguntungkan. Tetapi banyak peternak masih mengabaikan masalah lingkungan, sehingga masyarakat banyak yang mengeluhkan keberadaan usaha peternakan tersebut. Selain menimbulkan dampak pencemaran lingkungan seperti polusi udara (bau), banyaknya lalat yang berkeliaran di kandang dan lingkungan sekitarnya, dan ketakutan masyarakat akan virus Avian Influenza atau flu burung (AI).
African Journal of Public Affairs, 2024
Self-publication, 2024
Doctoral dissertation, 2021
Sustaiability, 2022
Diagnóstico Preliminar Social en el Área del Parque Internacional La Amistad, 2016
De Computis - Revista Española de Historia de la Contabilidad, 2020
IEEE Transactions on Systems, Man, and Cybernetics, Part B (Cybernetics), 2000
Proceedings of the 1st Vocational Education International Conference (VEIC 2019), 2019
Revista de la Sociedad Argentina de Diabetes
Journal of Textile Engineering & Fashion Technology, 2019
Chromatographia, 2013