ANALISIS HARGA POKOK (TERIGU)
Syifa Nurul Hasanah1, Sabitha Syahda Kamila2, Muhammad Dandi3, Akhmad
Mubaroq4
1,2,3,4
Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah
FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON TAHUN
Jl. Perjuangan ByPass Sunyaragi Cirebon Kesambi Kota Cirebon Jawa Barat 45131 Email :
[email protected]
Abstrack
Wheat flour is one of the most needed food ingredients in Indonesia and its consumption
continues to increase from year to year. Most of its consumers come from industry and
entrepreneurs from small to medium-sized businesses. According to (Paula Figoni (2008)
Wheat flour is a fine grain made from wheat or grains such as corn, oats, rice and rye.
Consumption of flour is widespread starting from the Middle East about 10,000 years ago,
when agriculture began. At that time wheat was began to be cultivated and cultivated. Today,
thousands of variations of wheat are developed around the world. Wheat is the most popular
type of flour in the manufacture of baked goods. Its popularity mainly comes from the gluten
which is formed when flour is mixed with water. Without gluten, bread is hard Flour is also
preferred because of its light taste. The purpose of this research is to find out events with the
increase in fuel prices, the prices of basic commodities also experience an increase in prices.
One example is the staple wheat flour which has increased after the increase in fuel prices so
that sellers must also increase the price of their goods. In writing this paper, the author
examines using the method, namely how to go directly to the field and survey 12 different shops
/ stalls. And using primary data and secondary data. Primary data because the data is taken
directly from interviews. While secondary data is data that is not obtained directly from
research (from books, journals, web, etc.). So, the conclusion of this research is that the
increase in fuel prices greatly affects the price. If the fuel price increases, the price will also
increase, especially the price increase for basic commodities, one of which is flour. Prices
before fuel rises and after fuel increases have a quite significant price
Keywords: Wheat Flour, Basic Ingredients, Consumption
Abstrak
Tepung terigu merupakan salah satu bahan makanan yang sangat dibutuhkan di Indonesia dan
terus bertambah konsumsinya dari tahun ke tahun. Konsumennya banyak didapat dari industri dan
para usahawan dari yang kecil hingga menengah. Menurut (Paula Figoni (2008) Tepung terigu
adalah butiran halus yang terbuat dari gandum atau biji-bijian seperti jagung, oats, nasi dan rye.
Konsumsi tepung tersebar luas dimulai dari Timur Tengah sekitar 10.000 tahun yang lalu, saat
pertanian dimulai. Disaat itu gandum mulai di tanam dan dibudidayakan. Sekarang ini, ribuan
variasi dari terigu berkembang di seluruh dunia. Terigu adalah jenis tepung yang paling populer
dalam pembuatan jenis makanan yang dipanggang. Popularitasnya terutama berasal dari gluten
yang terbentuk ketika tepung tercampur dengan air. Tanpa gluten, roti susah untuk mengembang.
Terigu juga disukai karna rasanya yang ringan. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk
mengetahui peristiwa dengan terjadinya kenaikan BBM, maka harga bahan pokok juga ikut
mengalami kenaikan harga. Salah satu contohnya adalah bahan pokok Terigu yang mengalami
kenaikan setelah terjadinya kenaikan harga BBM sehingga para penjual juga harus menaikkan
harga barang jualannya. Dalam Penulisan makalah ini, penulis meneliti dengan menggunakan
metode yaitu cara turun langsung ke lapangan dan survey ke 12 toko/ warung yang berbeda. Dan
menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer karena datanya diambil langsung dari
wawancara. Sedangkan data sekunder adalah data yang tidak diperoleh langsung dari penelitian
(dari buku, jurnal, web,dll). Jadi, kesimpulan dari dilakukannya penelitian ini adalah bahwa
kenaikan BBM itu sangat berpengaruh terhadap harga. Kalau BBM naik, Harga pun ikut naik
terutama harga kenaikan bahan pokok salah satunya adalah terigu. Harga sebelum BBM naik dan
setelah BBM naik memiliki harga yang cukup signifikan..
Kata Kunci : Tepung Terigu, Bahan Pokok, Konsumsi
PENDAHULUAN
Dewasa ini, tepung terigu sudah menyebar merata di setiap lapisan masyarakat sebagai
salah satu bahan pokok pengolahan berbagai macam makanan, salah satunya roti (Arif, 2019).
Roti adalah sejenis makanan dengan bahan dasar utama yaitu tepung dan air yang
difermentasikan oleh ragi, tetapi ada juga yang tidak menggunakan ragi. Bahan baku yang
digunakan untuk pembuatan roti adalah tepung terigu. Tepung terigu merupakan bahan hasil
olahan dari golongan nabati yaitu gandum. Gandum merupakan jenis biji-bijian serealia yang
paling banyak jumlahnya dibandingkan dengan biji-bijian hasil olahan bahan pangan lainnya
(Nurdini, & Suharini, 2021).
Menurut Taufiq, M. (2021) ketergantungan Indonesia terhadap gandum semakin
meningkat karena semakin banyaknya produk olahan tepung terigu sebagai bahan makanan
pokok. Menyebabkan terjadi peningkatan impor gandum ke Indonesia setiap tahunnya. Pada
tahun 2017, diperkirakan kebutuhan gandum nasional mencapai 8,79 ton. Tanpa disadari
impor gandum dalam jumlah yang fantastis tersebut dapat mengancam stabilitas
perekonomian negara.
Tepung terigu adalah hasil dari penggilingan biji gandum. Secara umum tepung terigu
biasa digunakan untuk membuat aneka macam makanan seperti kue dan roti. Makanan yang
berbasis tepung terigu menjadi makanan pokok banyak negara. Ketersediaannya yang
melimpah dipasaran dunia, proteinnya yang tinggi, dan pengolahannya yang praktis telah
menjadikan makanan berbasis tepung terigu merambah cepat ke berbagai negara. Negaranegara pengekspor gandum juga cukup banyak antara lain Australia, Kanada, Amerika, Cina,
dan masih banyak lagi
Kebutuhan tepung terigu di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya, hal ini
disebabkan oleh semakin beraneka ragamnya produk makanan yang berbahan dasar tepung
terigu. Berdasarkan data BPS terakhir pada tahun 2017 impor gandum sepanjang 2017
mencapai 11,4 juta ton, volumenya meninngkat 9% dibandingkan dengan realisasi 2016 yang
sebesar 10,53 juta ton. Hal ini dapat mengakibatkan ketergantungan bahan pangan dari
luarnegeri, impor tepung terigu tersebut dapat dikurangi dengan memanfaatkan bahan pangan
lokal yang ada diseluruh penjuru tanah air.
Makanan berbasis gandum atau tepung terigu telah menjadi makanan pokok banyak
Negara, salah satunya adalah Indonesia. Ketersediaannya yang melimpah di pasaran dunia,
proteinnya yang tinggi, dan pengolahannya yang praktis dan mudah telah menjadikan makanan
berbasis tepung terigu merambah cepat ke berbagai negara. Negara-negara pengekspor gandum
antara lain, Australia, Kanada, Amerika, Rusia, Cina. Biasanya terigu yang datang masih berupa
butiran biji gandum. Lalu, melalui proses pencucian, pengupasan sekam, penggilingan dan
pemutihan (bleaching) maka jadilah tepung terigu yang halus dan berwarna putih. (Bogasari,
2011)
Tepung terigu adalah tepung atau bubuk halus yang berasal dari bulir/biji gandum yang di
haluskan, kemudian biasanya digunakan untuk pembuatan mie, kue dan roti. Tepung terigu
mengandung banyak zat pati, yaitu karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air. Tepung
terigu juga mengandung protein dalam bentuk gluten, yang berperan dalam menentukan
kekenyalan makanan yang terbuat dari bahan terigu. (Aptindo, 2012)
Hampir dari semua makanan adalah berbahan dasar dari tepung terigu karena tepung terigu
memiliki andil yang sangat besar dalam menentukan kualitas tepung terigu yang dihasilkan.
Kemudian tepung terigu banyak dikonsumsi masyarakat karena menjadi pengganti karbohidat.
Tepung terigu merupakan tepung yang terbuat dari biji gandum melalui proses penggilingan,
yang kemudian dikembangkan menjadi beraneka jenis makanan. Produk yang biasanya
dikonsumsi adalah roti, mie, kue, biskuit dan lainnya. (Bogasari, 2011)
Menurut Gisslen (2013), tepung terigu adalah bahan yang paling penting dalam pembuatan
sebuah produk pastry. Tepung terigu menghasilkan struktur dan jumlah produk yang banyak
pada hasil produksi kue, termasuk roti, kue, biskuit dan patisserie. Seorang professional baker
memiliki pengetahuan tentang jenis-jenis tepung yang memiliki kualitas dan karakteristik yang
berbeda, namun banyak koki rumahan yang bergantung sepenuhnya pada tepung serbaguna.
Tepung mempunyai karakteristik yang bergantung pada variasi dari proses penggilingan
gandum, lokasi tumbuhnya gandum dan kondisi pertumbuhan gandum. Hal yang paling penting
untuk diketahui seorang baker adalah ada beberapa gandum yang keras (hard) dan ada beberapa
gandum yang lunak (soft). Gandum yang keras (hard) mengandung jumlah protein yang lebih
banyak yang bersama-sama membentuk gluten ketika tepung dilembutkan dan diaduk.
(Gisslen, 2013)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dimana penelitian kualitatif
sebagai metode ilmiah sering digunakan dan dilaksanakan oleh sekelompok peneliti dalam
bidang ilmu social, termasuk juga ilmu pendidikan. Sejumlah alasan juga dikemukakan yang
intinya bahwa penelitian kualitatif memperkaya hasil penelitian kuantitaif. Penelitian kualitatif
dilaksanakan untuk membangun pengetahuan melalui pemahaman dan penemuan. Pendekatan
penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada
metode yang menyelidiki suatu fenomena social dan masalah manusia.
Dalam Penulisan makalah ini, penulis meneliti dengan menggunakan metode yaitu cara
turun langsung ke lapangan dan survey ke 12 toko/ warung yang berbeda. Dan menggunakan
data primer dan data sekunder. Data primer karena datanya diambil langsung dari wawancara.
Sedangkan data sekunder adalah data yang tidak diperoleh langsung dari penelitian (dari buku,
jurnal, web,dll).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bersifat kuantitatif karena data yang dihasilkan berbentuk angka. Data
tersebut berasal dari penelitian yang dilakukan dengan cara survey ke 12 toko/warung untuk
menganalisis harga Terigu saat sebelum dan sesudah kenaikan BBM. Berikut adalah hasil data
penelitian yang sudah kami peroleh:
HARGA TERIGU SEBELUM BBM NAIK
6
7
NO Toko/Warung
Harga sebelum BBM naik
1
9.000
Warung madura
Gisslen, 2013
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Gaung Persada, 2009) cet.1 h. 11
2
Warung ceria
11.000
3
Warung bu imas
8.000
4
Toko fitri
7.000
5
Toko murah
11.000
6
Toko bu muksim
11.500
7
Toko bu hj. Muriah
10.500
8
Toko bu hj.iyah
10.500
9
Toko Toni
11.000
10
Toko bu hj. Jamilah
11.000
11
Toko Mba Misneni
10.000
12
Toko Elin
9.500
HARGA BBM SETELAH BBM NAIK
NO Toko/Warung
Harga setelah BBM naik
1
Warung madura
12.000
2
Warung ceria
13.000
3
Warung bu imas
10.000
4
Toko fitri
10.000
5
Toko murah
12.000
6
Toko bu muksim
12.500
7
Toko bu hj. Muriah
11.500
8
Toko bu hj.iyah
11.500
9
Toko Toni
12.000
10
Toko bu hj. Jamilah
11.500
11
Toko Mba Misneni
11.500
12
Toko Elin
10.000
Analisis Deskriptif:
Berdasarkan dari table diatas bahwa terdapat kenaikan harga terigu setelah terjadinya
kenaikan harga BBM. Ada 12 toko yang yang kelompok kami wawancarai, toko yang pertama,
di daerah plered di warung Madura, harga terigu sebelum BBM naik adalah seharga Rp.9.000
dan setelah kenaikan BBM, harga terigu di warung Madura menjadi Rp.12.000.
Toko kedua yaitu, mengalami perubahan harga setelah kenaikan harga BBM, sebelum
BBM naik harga Terigu di warung Ceria adalah Rp.11.000 sedangkan setelah kenaikan harga
BBM naik adalah Rp.13.000.
Toko ketiga, mengalami perubahan harga setelah kenaikan harga BBM, sebelum BBM
naik harga Terigu di warung Bu Imas adalah Rp.8.000 sedangakan setelah kenaikan harga BBM
naik adalah Rp.10.000.
Toko keempat, mengalami perubahan harga setelah kenaikan harga BBM, sebelum BBM
naik harga Terigu di Toko Fitri adalah Rp.7000 sedangkam, setelah kenaikan harga BBM naik
adalah Rp.10.000.
Toko kelima, mengalami perubahan harga setelah kenaikan harga BBM, sebelum BBM
naik harga Terigu di Toko Murah adalah Rp.10.000 sedangkan, setelah kenaikan harga BBM
naik adalah Rp.12.000.
Toko keenam, mengalami perubahan harga setelah kenaikan harga BBM, sebelum BBM
naik harga Terigu di Toko Ibu Muksim adalah Rp.11.500 sedangkan, setelah kenaikan harga
BBM naik adalah Rp.12.500.
Toko ketujuh, mengalami perubahan harga setelah kenaikan harga BBM, sebelum BBM
naik harga Terigu di warung Ibu Hj Muriah adalah Rp.10.500 sedangkan, setelah kenaikan
harga BBM naik adalah Rp.11.500.
Toko kedelapan, mengalami perubahan harga setelah kenaikan harga BBM, sebelum BBM
naik harga Terigu di warung Ibu Hj Iyah adalah Rp.10.500 sedangkan, setelah kenaikan harga
BBM naik adalah Rp.11.500.
Toko kesembilan, mengalami perubahan harga setelah kenaikan harga BBM, sebelum
BBM naik harga Terigu di Toko Toni adalah Rp.11.000 sedangkan, setelah kenaikan harga
BBM naik adalah Rp.12.000.
Toko kesepuluh, mengalami perubahan harga setelah kenaikan harga BBM, sebelum BBM
naik harga Terigu di Toko Ibu Hj Jamilah adalah Rp.11.000 sedangkan, setelah kenaikan harga
BBM naik adalah Rp.11.500.
Toko kesebelas, mengalami perubahan harga setelah kenaikan harga BBM, sebelum BBM
naik harga Terigu di Toko Mba Misneni adalah Rp.10.000 sedangkan, setelah kenaikan harga
BBM naik adalah Rp.11.5000.
Dan terakhir yaitu, toko Elin mengalami perubahan setelah kenaikan harga BBM, sebelum
BBM naik harga Terigu di Toko Elin adalah Rp.9.500 sedangkan, setelah kenaikan harga BBM
naik adalah Rp.10.000.
Jika dilihat dari tabel diatas, dapat di simpulkan bahwa harga terigu di 12 toko tersebut
mengalami kelonjakan harga setelah adanya kenaikan BBM dan tergolong menjadi dua yaitu,
harga yang signifikan dan harga yang tidak signifikan. Toko Madura tergolong memiki harga
yang signifikan karena, sebelum adanya kenaikan BBM harga terigu adalah Rp.9.000
sedangkan setelah adanya kenaikan BBM harga tepung di toko Madura mencapai Rp.12.000
selisihnya Rp.4000. Sedangkan toko Elin tergolong toko yang tidak signifikan karena toko Elin
mengalami kenaiakan harga hanya selisih Rp.500 yaitu sebelum adanya kenaikan BBM harga
terigu Rp.9.500 setelah adanya kenaikan BBM harga terigu di toko Elin Rp.10.000
UKURAN PEMUSATAN DATA
Ukuran pemusatan dari sekumpulan data adalah nilai tunggal yang representatif bagi
keseluruhan nilai data atau dapat menggambarkan distribusi data itu, khususnya dalam hal
letaknya (lokasinya). Nilai tersebut dihitung dari keseluruhan data bersangkutan sehingga
cenderung terletak di urutan paling tengah atau pusat setelah data di urutkan menurut besarnya.
Oleh karena itu, nilai tunggal tersebut sering dinamakan ukuran tendensi sentral (measures of
central tendency) atau ukuran nilai pusat (measures of central value).
Ukuran pemusatan data yaitu, suatu nilai tunggal yang mewakili suatu kumpulan data dan
menunjukan karakteristik dari data tersebut. Ukuran pemusatan data mempunyai tujuan yaitu,
mencari sebuah nilai yang dapat mewakili dari suatu rangkaian data. Salah satu kegunaan dari
ukuran pemusatan data adalah untuk membandingkan dua (populasi) atau contoh, karena sangat
sulit untuk membandingkan masing-masing anggota dari masing-masing anggota populasi atau
masing-masing anggota data contoh.
SEBELUM KENAIKAN BBM
Mean (Rata-rata):
= ∑
= X1 + X2 + X3.....
n
n
= 9000 + 11.000 + 8.000 + 7.000 + 11.000 + 11.500 + 10.500 + 10.500 + 11.000 + 11.000 +
10.000 +
9.500
12
= 120.000
12
= 10.000
Median:
7.000 8.000 9.000 9.500 10.000 10.500 10.500 11.000 11.000 11.000 11.000 11.500
= 10.500 + 10.500
2
= 10.500
Modus:
Harga
7.000
8.000
9.000
9.500
10.500
10.500
11.000
11.500
Modus= 11.000
Jumla
h
1
1
1
1
1
2
4
1
SETELAH KENAIKAN BBM
Mean (Rata-rata):
= ∑
= X1 + X2 + X3.....
n
n
= 12.000 + 13.000 + 10.000 + 10.000 + 12.000 + 12.500 + 11.500 + 11.500 + 12.000 + 11.500
+ 11.500 + 10.000
12
= 137.500
12
= 11.459
Median
10.000 10.000 10.000 11.500 11.500 11.500 11.500 12.000 12.000 12.000 12.500 12.500
= 11.500 + 11.500
2
= 11.500
Modus
harga
Jumlah
10.000
3
11.500
4
12.000
3
12.500
1
13.000
1
Modus: 11.500
UKURAN PENYEBARAN DATA
Ukuran penyebaran adalah ukuran yang menyatakan seberapa jauh penyimpangan nilainilai data dari nilai-nilai pusatnya atau ukuran yang menyatakan seberapa banyak nilai-nilai
data yang berbeda dengan nilai-nilai pusatnya. Dalam usaha membandingkan beberapa
rangkaian data, penggunaan ukuran pusat data saja tidak akan memberikan hasil yang baik.
Ukuran penyebaran pada dasarnya adalah pelengkap dari ukuran nilai pusat dalam
menggambarkan sekumpulammn data. Jadi, dengan adanya ukuran penyebaran maka
penggambaran sekumpulan data akan menjadi lebih jelas dan tepat. Ukuran penyebaran
membantu mengetahui sejauh mana suatu nilai menyebar dari nilai tengahnya, semakin kecil
semakin besar.
SEBELUM KENAIKAN BBM
Standar Deviasi
=√ 9.000.000 + 4.000.000 + 1.000.000 + 250.000 + 0 + 250.000 + 250.000
+1.000.000 + 1.000.000 + 1.000.000 + 1.000.000 + 1.000.000 + 2.500.000
12-1
= √21.000.000
11
= √1.909.090
= 1.382
Deviasi Rata-Rata
=│7.000-10.000│+│8.000-10.000│+│9.000-10.000│+│9.500-10.000│+│10.00010.000│+│10.500-10.000│+│10.500-10.000│+│11.000-10.000│+│11.00010.000│+│11.000-10.000│+│11.000-10.000│+│11.500-10.000││
12
=│-3.000│+│-2.000│+│-1.000│+│500│+│0│+│500│+│500│+│1.000│+│1.000│+│1.000│+│1.000│+│1.500│
= 3.000 + 2.000 + 1.000 + 500 + 0 + 500 + 500 + 1.000 + 1.000 + 1.000 + 1.000 + 1.500
12
= 13.000
12
= 1.083,3
SETELAH KENAIKAN BBM
Standar Deviasi
2.128.681 + 2.128.681 + 2.128.681 + 1.681 + 1.681 + 1.681 + 1.681
=√
+292.681 + 292.681 + 292.681 + 1.083.681 + 2.374.681
12
= √10.729.172
12
= 894,098
Deviasi Rata-Rata
=│10.000-11.459│+│10.000-11.459│+│10.000-11.459│+│11.500-11.459│+│11.50011.459│+│11.500-11.459│+│11.500-11.459│+│12.000-11.459│+│12.00011.459│+│12.000-11.459│+│13.000-11.459│
12
=│-1.459│+│-1.459│+│-1.459│+│-41│+│-41│+│-41│+│41│+│541│+│541│+│541│+│1.041│+│1.541│
12
= 8.746
12
= 728,9
KESIMPULAN
1. Tepung terigu adalah hasil dari penggilingan biji gandum, tepung terigu biasa digunakan
untuk membuat aneka macam makanan seperti kue dan roti. Sehingga yang berbasis tepung
terigu menjadi makanan pokok banyak negara.
2. Analisis deskriptif dapat dilakukan dengan menggunakan data yang diinput adalah valid,
artinya semua data toko terigu yang diproses tanpa ada yang hilang yaitu 12 toko.
3. Nilai rata-rata untuk harga terigu sebelum kenaikan BBM adalah Rp.11.000 tetapi, semenjak
adanya kenaikan harga BBM harga terigu mencapai Rp.12.000.
4. Toko Madura tergolong memiki harga yang signifikan karena, sebelum adanya kenaikan
BBM harga terigu adalah Rp.9.000 sedangkan setelah adanya kenaikan BBM harga tepung
di toko Madura mencapai Rp.12.000 selisihnya Rp.4000.
5. Sedangkan toko Elin tergolong toko yang tidak signifikan karena toko Elin mengalami
kenaiakan harga hanya selisih Rp.500 yaitu sebelum adanya kenaikan BBM harga terigu
Rp.9.500 setelah adanya kenaikan BBM harga terigu di toko Elin Rp.10.000.
6. Kenaikan BBM sangat berpengaruh terhadap kenaikan harga pada bahan pokok salah
satunya terigu. Harga sebelum BBM naik dan setelah BBM naik memiliki harga yang cukup
signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, D. Z. (2019). Kajian perbandingan tepung terigu (triticum aestivum) dengan tepung
jewawut (setaria italica) terhadap karakteristik roti manis. Pasundan Food Technology
Journal (PFTJ), 5(3), 180-189.
Layaman. (2022). Statistika: Aplikasi Dalam Penelitian Manajemen. Deepublish,
Yogyakarta.
Nurdini, D., & Suharini, S. (2021). SUBSTITUSI TEPUNG ANALOG BERAS
SHIRATAKI OLEH TEPUNG TERIGU TERHADAP DAYA TERIMA
COOKIES. Jurnal Ilmiah Gizi Kesehatan, 9(1), 69-75.
Taufiq, M. (2021). Tindakan Pengamanan Perdagangan (Safeguard) Terhadap Impor Terigu
Menurut Prinsip Gatt/Wto di Indonesia. Jurnal Restorative Justice, 5(1), 54-65.