ANALISIS BIAYA VOLUME LABA MELALUI ALOKASI
BIAYA BERSAMA SEBAGAI PERENCANAAN LABA
Sri Wahyuni
Jurusan Akuntansi STIE Asia Malang
Jl Rembuksari Soekarno Hatta No. 1 Malang
No Telepon: 085233249979, Email:
[email protected]
ABSTRACT
Wahyuni, Sri, 2012, Analysis of Cost Volume Profit through cost allocation Profit Planning
Together For The Cita Rasa Company Bakery. The purpose of this study was to determine
the allocation of shared cost and profit planning analysis should be done of the company.
The analysis used is the analysis of BVL, which includes Contribution margin analysis, BEP
and margin of safety. The least squares method to separate semi-variable costs into fixed
costs and variable costs.Based on the calculation of the analysis has been done to obtain
the amount of contribution margin brown bread USD 350.00 / unit, bread, jam USD 360.00 /
unit, toast sesame USD 414.00 / unit, bread snow USD 286.00 / unit, raisin bread USD
413.00 / unit, banana bread USD 406.00 / unit and Donat Rp 231.00 / unit. Break even point
is found to be U.S. $ 17,346,941.00 for brown bread, bread jam 25,349,794.00 USD, USD
20,011,588.00 sesame bread, buns snow USD 8,673,619.00, raisin bread Rp 13,609,900.00
,banana bread and donuts Rp Rp 19,925,143.00 20,011,588.00. While the margin of safety
obtained for 92.57% of the total product mix. Target profit of Rp 300 million a year, the sales
target to be achieved by Rp 1,385,941,767.00 company with a sales target of 938,580 units
in the unit.Based on the calculation above, it can be concluded that it is better Taste Bakery
Bread Company uses BVL in profit planning analysis to facilitate the changes that would
occur if the profit there is a change in trace element analysis BVL..
Keywords: Joint Costs, Cost Volume Profit, Profit Planning
PENDAHULUAN
Perencanaan laba merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan
dikarenakan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup serta tujuan dari perusahaan
tersebut. Perencanaan laba bisa ditentukan dengan melakukan analisis biaya volume laba
(BVL). Analisis BVL meliputi analisis tentang contribution margin, break even point, dan
margin of safety.
Analisis contribution margin digunakan untuk mengetahui jumlah yang tersedia untuk
menutup biaya tetap dan untuk menghasilkan laba. Semakin besar contribution margin,
semakin besar kesempatan yang diperoleh perusahaan untuk menutup biaya tetap dan
untuk menghasilkan laba. Selanjutnya analisis break even point untuk mengetahui keadaan
perusahaan dimana jumlah total pendapatan besarnya sama dengan jumlah total biaya atau
pengeluaran. Dengan kata lain, break even point menunjukkan keadaan dimana perusahaan
dalam keadaan tidak rugi maupun untung. Sedangkan
analisis margin of safety untuk
menghitung jumlah dimana penjualan dapat menurun sebelum kerugian mulai terjadi.
Semakin tinggi margin of safety maka semakin rendah risiko perusahaan untuk berada pada
posisi tidak aman.
Untuk melakukan analisis BVL, ada berbagai informasi keuangan yang diperlukan.
Informasi tersebut meliputi biaya produksi hingga pendapatan. Dengan informasi biaya
produksi, perusahaan dapat menentukan harga pokok produk. Harga pokok produksi
terbentuk dari biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan produk jadi siap dijual ke
pasar. Hal tersebut didukung oleh pendapat Mulyadi (2010:14) bahwa “biaya produksi
merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang
siap untuk dijual yang terdiri dari tiga elemen yaitu ; biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik.
Perusahaan yang mengolah satu macam bahan baku dalam satu proses produksi
yang sama untuk menghasilkan dua jenis produk atau lebih, akan membutuhkan
pengalokasian biaya pada setiap produk yang dihasilkannya secara tepat. Pada perusahaan
dengan karakteristik tersebut akan mengalami kesulitan dalam menelusuri terjadinya biaya
selama proses produksi berlangsung, terutama untuk proses produksi bersama. Apabila
biaya-biaya tersebut tidak ditelusuri secara tepat maka hal tersebut akan mengakibatkan
terjadinya pembebanan biaya yang tidak proporsional pada tiap-tiap produk yang dihasilkan.
Sehingga dapat berpengaruh pada harga jual produk, Seperti contohnya perusahaan roti
yang menghasilkan berbagai macam roti. Berbagai macam roti yang dihasilkan dari proses
produksi bersamaan tersebut dinamakan produk bersama . Sebagaimana yang diungkapkan
oleh Dunia (2009:158) produk bersama adalah dua produk atau lebih yang dihasilkan secara
simultan dari suatu proses atau melalui serangkaian proses tertentu, dimana masing-masing
produk mempunyai nilai penjualan yang relatif besar atau berarti.
Produk bersama yang dihasilkan dari serangkaian proses produksi yang bersamaan,
mengandung unsur biaya bersama yang sulit diidentifikasikan alirannya dari jenis-jenis
produk yang dihasilkan. Biaya yang dikeluarkan untuk mengolah dari satu macam bahan
baku menjadi berbagai produk dapat berupa produk utama dan produk sampingan disebut
biaya bersama. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Mulyadi (2010:334) bahwa biaya
bersama adalah “biaya yang dikeluarkan sejak saat mula-mula bahan baku diolah sampai
dengan saat berbagai macam produk dapat dipisahkan identitasnya”.
Dalam perusahaan yang mengolah produk dengan biaya bersama akan mengalami
masalah utama dalam penentuan harga pokok produk yang berbeda-beda dari produkproduk yang dihasilkan, terutama untuk produk utama. Harga pokok produk akan
berpengaruh pada besarnya kontribusi yang akan diberikan dari produk utama dan produk
sampingan terhadap keseluruhan penghasilan perusahan. Dalam hal ini harga pokok produk
berhubungan dengan penentuan harga jual untuk produk-produk yang dihasilkan.
Perhitungan harga pokok yang dilakukan secara tidak tepat akan mengakibatkan nilai
persediaan dan juga harga pokok yang tercantum dalam laporan rugi-laba menjadi tidak
tepat. Alasan utama yang mendasarinya adalah untuk menentukan harga jual yang
bersaing.
Apabila perusahaan memperhitungkan harga pokoknya terlalu rendah maka harga
jualnya pun dinilai terlalu rendah, yang akan mengakibatkan kerugian pada perusahaan
karena tidak dapat menutupi biaya yang telah dikorbankan selama proses produksi. Namun,
apabila perusahaan memperhitungkan harga pokoknya terlalu tinggi maka akan
mengakibatkan kerugian pada perusahaan karena tidak dapat bersaing dengan hasil
produksi yang sejenis lainnya.
Penentuan harga pokok produk yang terdiri dari bahan baku, BTKL, dan BOP dapat
menimbulkan permasalahan yang kompleks ketika biaya-biaya tersebut terjadi dalam proses
bersama. Alokasi biaya bersama harus dilakukan untuk menjadi solusi dalam masalah
tersebut. Salah satu metode yang paling lazim digunakan menurut Mulyadi (2010:336)
adalah metode harga pasar. Metodi harga pasar didasarkan atas harga jual dari suatu
produk yang merupakan perwujudan dari biaya-biaya yang dikeluarkan dalam mengolah
produk tersebut. Sehingga menurut metode ini cara yang logis untuk mengalokasikan biaya
bersama adalah berdasarkan nilai pasar masing-masing produk bersama.
Penentuan harga pokok produksi dapat berguna bagi perusahaan, selain dapat
mengetahui besarnya biaya produksi yang dikonsumsi tiap-tiap produk, juga dapat berguna
untuk pelaporan keuangan perusahaan. Pelaporan keuangan ini diperlukan untuk pelaporan
perpajakan, peminjaman ke bank dan pengembangan usaha untuk masa depan. Disamping
itu dengan menentukan harga pokok produksi yang tepat, maka perusahaan dapat
merencanakan laba yang diinginkan yaitu berapa besar target penjualan dan unit produksi
yang akan dicapai. Melihat betapa pentingnya alokasi biaya bersama untuk merencanakan
laba maka peneliti tertarik untuk mengkaji permasalahan dalam penelitian yang berjudul
Analisis Biaya Volume Dan Laba Melalui Alokasi Biaya Bersama Sebagai Perencanaan
Laba Pada Perusahaan Roti Cita Rasa Bakery.
Permasalahan yag muncul adalah: (1) Bagaimanakah alokasi biaya bersama dengan
menggunakan metode harga pasar untuk menentukan harga pokok produksi yang dilakukan
perusahaan roti? (2) Bagaimanakah analisis contribution margin, break even point dan
margin of safety yang seharusnya dilakukan oleh perusahaan roti?
LANDASAN TEORI
Biaya dan Harga Pokok Produksi
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang
telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Dalam perusahaan
manufaktur klasifikasi biaya ada tiga fungsi pokok yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran
dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu perusahaan manufaktur, biaya dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok:
1. Biaya Produksi, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku
menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Secara garis besar biaya produksi ini
dibagi menjadi; biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik.
2. Biaya pemasaran, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan
pemasaran.
3. Biaya administrasi dan umum, merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasikan
kegiatan produksi dan pemasaran produk.
Menurut Mulyadi (2010:14) “biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk
mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual”. Selanjutnya menurut Mulyadi
(2010:122) ada dua metode perhitungan harga yaitu metode full costing dan metode
variabel costing.
Biaya Bersama
Menurut Carter (2009 : 269) “biaya bersama dapat didefinisikan sebagai biaya yang
muncul dari produksi yang simultan atas berbagai produk dalam proses yang sama”.
Berbeda dengan pendapat Mulyadi (2010 : 333) yang menyatakan bahwa “biaya bersama
dapat diartikan sebagai biaya overhead bersama (joint overhead cost) yang harus
dialokasikan ke berbagai departemen, baik dalam perusahaan yang kegiatan produksinya
berdasarkan pesanan maupun yang kegiatan produksinya dilakukan secara massal”.
Selanjutnya dua produk atau lebih yang dihasilkan oleh perusahaan dalam satu proses
produksi bersamaan maka produk tersebut dinamakan produk bersama. Didalam produk
bersama mengandung unsure biaya bersama sehingga harus dialokasikan dengan metode
sebagai berikut :
1. Metode harga pasar
2. Metode biaya rata-rata per unit
3. Metode unit kuantitatif
4. Metode rata-rata tertimbang
Pengertian Break Even Point
Suatu perusahaan dapat dikatakan Break Even Point yaitu apabila setelah disusus
laporan perhitungan rugi laba untuk suatu periode tertentu perusahaan dengan kata lain
laba sama dengan nol atau ruginya sama dengan nol. Hasil penjualan (sales revenue) yang
diperoleh untuk periode tertentu sama besarnya dengan keseluruhan biaya (total cost), yang
telah dikorbankan sehingga perusahaan tidak menderita kerugian. Menurut Mulyadi
(2001:228) “break even point adalah suatu kondisi dimana pada periode tersebut
perusahaan tidak mendapatkan keuntungan dan juga tidak menderita kerugian.”
Pengertian Contribution Margin
Menurut Mulyadi (2001:230) “contribution margin adalah kelebihan pendapatan
penjualan diatas biaya variabel”. Informasi laba kontribusi memberikan gambaran jumlah
yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan untuk menghasilkan laba. Sedangkan menurut
Hansen dan Mowen (2006: 212) “contribution margin adalah pendapatan penjualan
dikurangi total biaya variabel”.
Pengertian Margin Of Safety
Analisis margin of safety menunjukkan berapa banyak penjualan yang boleh turun dari
jumlah penjualan tertentu dimana perusahaan belum menderita rugi atau dalam keadaan
Break Even. Dengan kata lain angka margin of safety memberikan petunjuk jumlah
maksimum
penurunan
angka
volume
penjualan
yang
direncanakan
yang
tidak
mengakibatkan kerugian. margin of safety merupakan elemen untuk mengukur keamanan
perusahaan. Menurut Mulyadi (2001:229) kelebihan dari penjualan yang dianggarkan
(aktual) di atas titik impas volume penjualan. Margin keamanan menjelaskan jumlah dimana
penjualan dapat menurun sebelum kerugian mulai terjadi. “Semakin tinggi rasio margin
keamanan, semakin rendah resiko untuk tidak balik modal”.
Kerangka Konseptual
Sebagai perusahaan yang profit oriented, tujuan utamanya adalah pencapaian laba
yang maksimal. Salah satu strategi yang dilakukan perusahaan adalah dengan
merencanakan laba. Laba dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu, volume produk yang dijual,
harga pokok produksi dan biaya dari tiap-tiap produk yang dihasilkan. Penentuan harga
pokok produksi yang tepat memerlukan analisis terhadap masing-masing klasifikasi biaya
yang terjadi, meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik. Namun demikian, terdapat kesulitan bagi perusahaan yang mengalami proses
produksi bersama menggunakan unsur biaya produksi yang sama seperti biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Hal tersebut di atas dikarenakan tiap-tiap produk mengandung unsur biaya bersama.
Untuk itu diperlukan alokasi biaya bersama ke dalam masing-masing produk. Metode yang
digunakan dalam mengalokasikan biaya bersama dalam penelitian ini menggunakan metode
harga pasar. Metode harga pasar didasarkan pada harga pasar dari tiap-tiap produk yang
dihasilkan.
Setelah melakukan alokasi biaya bersama, dapat diketahui jumlah contribution margin
dari masing-masing produk bersama terhadap keseluruhan laba yang diperoleh perusahaan
sehingga dapat dijadikan bahan analisis break even point
sehingga perusahaan dapat
menentukan jumlah minimum volume penjualan agar tidak mengalami kerugian.
Selanjutnya, informasi total penjualan dan contribution margin juga dapat digunakan untuk
menghitung jumlah maksimum (titik aman) penurunan target pendapatan yang boleh terjadi
dengan menggunakan analisis margin of safety. Selanjutnya setelah analisi BVL dilakukan
maka perusahaan dapat melakukan analisis target laba, untuk menentukan berapa besar
target penjualan yang harus dicapai dan berapa unit produk yang harus diproduksi untuk
mencapai laba yang diinginkan perusahaan. Untuk mempermudah penjelasan di atas, dapat
dilihat pada gambar kerangka konseptual berikut:
Kerangka Konseptual
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian adalah Perusahaan Roti “CITA RASA BAKERY” yang beralamat di
Desa Semenpinggir RT 03/03 Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro. Jenis penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian studi kasus yang merupakan
penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi
saat ini dari subyek yang diteliti (Indriantoro dan Supomo, 2009:26). Jenis data yang
digunakan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Selanjutnya sumber data yang digunakan
adalah sumber data primer dan sekunder.
Dalam pembahasan dan dalam rangka mencapai tujuan penulisan ini penulis
menggunakan alat analisis berupa analisis kuantitatif, yaitu dengan menggunakan metode
sebagai berikut :
1.
Penentuan Biaya Bersama:
a.
Klasifikasi Biaya, yaitu mengumpulkan seluruh data-data tentang biaya produk
bersama yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, BOP,
data penjualan dan lain sebagainya.
b.
Penentuan Proses Bersama (Split Off), menghitung biaya produksi sebelum
titik pisah. Selanjutnya melakukan analisis alur proses produksi yang
menekankan pada proses dimana pengolahan bahan baku menjadi produk
utama. Analisis ini digunakan untuk menentukan titik pisah dari proses produksi
tersebut, sehingga alokasi biaya bersama dapat di identifikasi.
c.
Metode Harga Pasar
Setelah biaya bersama dapat diidentifikasi, maka selanjutnya dialokasikan ke
dalam produk bersama menggunakan metode harga pasar dengan rumus
sebagai berikut :
Nilai Pasar Hipotetis =
Nilai Pasar
Setelah
Proses
Biaya
–
Pemrosesan
Tambahan
Alokasi Biaya gabungan:
Nilai Pasar Hipotetis produk tertentu x
d.
Total Biaya Produksi Gabungan
Total Nilai Pasar Hipotetis
Menentukan sifat biaya yang termasuk biaya variabel dan biaya tetap serta
menentukan standar biaya bahan tambahan, bahan baku, dan biaya overhead
pabrik dengan metode least square :
y
a
b
b
x
n
n
n
xy
x
x
2
y
x
2
Keterangan :
a : Biaya Tetap
b : Biaya Variabel
n : Jumlah Periode
x : Cost Driver
y : Jumlah Biaya Tertentu
2. Analisis Contribution Margin
Perhitungan Contribution Margin dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai
berikut :
Contribution Margin = Harga Jual – Biaya Variabel
Rasio contribution margin dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
Rasio
contribution
margin
Contribution margin
=
Penjualan
3. Analisis Break Event Point (BEP)
Perhitungan BEP dapat dilakukan dengan formula sebagai berikut :
BEP (dalam
satuan produk
yang dijual)
Biaya Tetap
=
Herga Jual Per
Unit
-
Biaya Variabel
Per Unit
Selanjutnya perhitungan BEP dalam rupiah penjualan adalah sebagai berikut :
Biaya Tetap
BEP (dalam
rupiah
penjualan)
=
Rasio
Contribution
Margin
4. Analisis Margin Of Safety (MOS)
Untuk menentukan margin of safety digunakan perhitungan sebagai berikut :
Margin Of
Safety (dalam
%)
Penjualan
BEP
-
=
Penjualan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Perusahaan roti Cita Rasa Bakery adalah perushaan perusahaan yang mengolah
bahan baku tepung terigu beserta komponennya menjadi berbagai macam produk olahan
roti yang siap di konsumsi oleh konsumen. Perusahaan ini meliki 2 derpartemen yaitu
departemen produksi dan departemen penjualan. Pada departemen produksi terdiri dari
departemen penggilingan adonan dan departemen pembuatan roti (baker). Departemen
penggilingan adonan merupakan departemen pertama yang mengolah bahan baku bersama
sebelum titik pisah (split off). Sedangkan departemen pembuatan roti (Baker) merupakan
departemen kedua setelah titik pisah (split off) dan merupakan departemen terakhir yang
mengolah bahan baku hingga menjadi produk jadi yang siap dijual ke pasar. Berikut adalah
jumlah biaya bersama yang terjadi pada departemen penggilingan adonan yaitu sebagai
berikut:
Perhitungan Biaya Produksi Bersama Departemen Penggilingan Adonan
(Dasar perhitungan tahun 2010 dan 2011 aktual)
Bulan
Bahan Baku
BTKL
BOP
Total
A
B
C
(a+b+c)
Januari
Rp40.366.900,00
Rp1.525.000,00
Rp1.086.099,00
Rp42.977.999,00
Februari
Rp36.906.880,00
Rp1.394.000,00
Rp1.084.084,00
Rp39.384.964,00
Maret
Rp42.673.580,00
Rp1.612.000,00
Rp1.087.443,00
Rp45.373.023,00
April
Rp41.058.904,00
Rp1.551.000,00
Rp1.086.502,00
Rp43.696.406,00
Mei
Rp41.058.904,00
Rp1.551.000,00
Rp1.086.502,00
Rp43.696.406,00
Juni
Rp39.444.228,00
Rp1.490.000,00
Rp1.085.562,00
Rp42.019.790,00
Juli
Rp41.981.576,00
Rp1.586.000,00
Rp1.087.040,00
Rp44.654.616,00
Agustus
Rp39.213.560,00
Rp1.481.000,00
Rp1.085.428,00
Rp41.779.988,00
September
Rp33.908.196,00
Rp1.282.000,00
Rp1.082.338,00
Rp36.272.534,00
Oktober
Rp41.981.576,00
Rp1.586.000,00
Rp1.087.040,00
Rp44.654.616,00
November
Rp41.289.572,00
Rp1.560.000,00
Rp1.086.637,00
Rp43.936.209,00
Desember
Rp43.596.252,00
Rp1.647.000,00
Rp1.087.980,00
Rp46.331.232,00
Rp483.480.128,00
Rp18.265.000,00
Rp13.032.654,00
Rp514.777.782,00
TOTAL
Dari data biaya bersama diatas maka selanjutnya dapat dilakukan perhitungan
alokasi biaya bersama. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk melakukan
alokasi biaya
bersama adalah metode harga pasar. Hasil dari perhitungan alokasi biaya bersama adalah
sebagai berikut:
Cita Rasa Bakery
Alokasi Biaya Bersama Metode Harga Pasar
PRODUK
NILAI
JML /
PASAR
UNIT
PER UNIT
TOTAL
BIAYA
NILAI PASAR
PERSENTASE
PEMBAGIAN
PEMBAGIAN
TOT BIAYA
PERSENTASE
NILAI PASAR
PEMROSESAN
HIPOTETIS
BY BERSAMA
BIAYA
BIAYA
PRODUKSI
TOTAL BIAYA
PRODUKSI
PRODUKSI
STL
(Total by
TAMBAHAN
PROSES
bersama
PRODUKSI
: Total kolom
(axb)
(c-d)
c)
(e x f)
PER UNIT
(d+g)
a
B
C
D
E
F
g
(g : b)
h
i
Roti Coklat
Rp1.500
155.720
Rp233.580.000
Rp107.365.442
Rp126.214.558,13
55,50%
Rp70.046.709,43
Rp450
Rp177.412.151,29
75,95%
Roti Selai
Rp1.500
227.560
Rp341.340.000
Rp151.654.146
Rp189.685.853,63
55,50%
Rp105.272.086,43
Rp463
Rp256.926.232,79
75,27%
Roti Wijen
Rp1.500
179.640
Rp269.460.000
Rp98.012.040
Rp171.447.960,48
55,50%
Rp95.150.398,24
Rp530
Rp193.162.437,76
71,69%
Roti Salju
Rp1.300
89.840
Rp116.792.000
Rp56.877.932
Rp59.914.068,19
55,50%
Rp33.251.182,65
Rp370
Rp90.129.114,46
77,17%
Roti Kismis
Rp1.700
107.800
Rp183.260.000
Rp80.578.078
Rp102.681.921,65
55,50%
Rp56.986.538,13
Rp529
Rp137.564.616,48
75,07%
Roti Pisang
Rp1.400
191.640
Rp268.296.000
Rp88.589.270
Rp179.706.730,05
55,50%
Rp99.733.860,25
Rp520
Rp188.323.130,20
70,19%
Donat
Rp1.500
179.640
Rp269.460.000
Rp171.552.165
Rp97.907.835,48
55,50%
Rp54.337.009,96
Rp302
Rp225.889.174,48
83,83%
1.131.840
Rp1.682.188.000
Rp754.629.072
Rp927.558.928
55,50%
Rp514.777.785
Rp1.269.406.857
75,462%
TOTAL
Persentase Biaya Bersama = Total Biaya produksi bersama
Total Nilai Pasar Hipotesis
= Rp 514.777.785 = 55,50%
Rp927.558.928
Dari perhitungan alokasi biaya bersama dengan metode harga pasar diperoleh hasil
persentase paling tinggi yaitu donat sebesar 83,83%, hal ini dikarenakan pembagian biaya
produksi per unit paling rendah yaitu sebesar Rp 302,00. Hal ini sesuai dengan tingkat
penjualan roti pisang yang paling tinggi selama 2 tahun terakhir. Selanjutnya hasil
perhitungan contribution margin adalah sebagai berikut :
Cita Rasa Bakery
Perhitungan Contribution Margin Tiap-Tiap Produk/Unit
Biaya
Nama
Harga
Produk
Jual
Bahan Baku
BTKL
BOP
Penjualan
Variabel
Variabel
Rasio
Total Biaya
CM
CM
Standar/
Standar/unit
Standar/unit Standar/unit Variabel/unit
unit
(%)
jumlah 2 s/d
1
2
3
4
5
5
(1-6)
Roti Coklat
Rp1.500
Rp1.078
Rp31,8
Rp7,9
Rp32,64
Rp1.150
Rp350 23.31%
Roti Selai
Rp1.500
Rp1.068
Rp31,8
Rp7,9
Rp32,64
Rp1.140
Rp360 23.99%
Roti Wijen
Rp1.500
Rp1.014
Rp31,8
Rp7,9
Rp32,64
Rp1.086
Rp414 27.57%
Roti Salju
Rp1.300
Rp942
Rp31,8
Rp7,9
Rp32,64
Rp1.014
Rp286 21.97%
Roti Kismis
Rp1.700
Rp1.215
Rp31,8
Rp7,9
Rp32,64
Rp1.287
Rp413 24.28%
Roti Pisang
Rp1.400
Rp921
Rp31,8
Rp7,9
Rp32,64
Rp994
Rp406 29.01%
Donat
Rp1.500
Rp1.196
Rp31,8
Rp7,9
Rp32,64
Rp1.269
Rp231 15.43%
Rp1.134
Rp351
RATARATA
Rp1.483
Selanjutnya perhitungan Break Even Point pada perusahaan roti CITA RASA BAKERY
adalah sebagai berikut :
BEP (rp) =
Total CM
Total FC
= Rp400.199.144,00
Rp29.720.999,00
BEP
=
Rp124.928.573,00
Dari perhitungan diatas besarnya titik impas / Break Even Point dari berbagai komposisi
produk adalah sebesar Rp. 124.928.573,00. Sedangkan untuk besarnya Break Even Point
(unit) akan tampak pada perhitungan di bawah ini :
BEP/ (unit) =
Biaya Tetap
CM
=
Rp29.720.999
Rp351
BEP (unit) =
84.603
Untuk Break Even Point dari masing-masing produk berdasarkan perhitungan diatas adalah
sebagai berikut:
Cita Rasa Bakery
BEP Tiap-Tiap Produk
Produk
BEP (rp)
BEP (unit)
Roti Coklat
Rp17.346.941,00
11.565
Roti Selai
Rp25.349.794,00
16.900
Roti Wijen
Rp20.011.588,00
13.341
Roti Salju
Rp8.673.619,00
6.672
Roti Kismis
Rp13.609.900,00
8.006
Roti Pisang
Rp19.925.143,00
14.232
Donat
Rp20.011.588,00
13.341
Total
Rp124.928.573,00
84.057 unit
Sedangkan analisis margin of safety yang merupakan elemen untuk mengukur keamanan
perusahaan, diperoleh hasil sebagai berikut :
MOS (%) =
Penjualan - Biaya Tetap
Penjualan
=
Rp1.682.188.000 -
Rp29.720.999
Rp1.682.188.000
MOS (%)
92.57%
Perusahaan roti CITA RASA BAKERY mentargetkan laba untuk periode tahun 2012 sebesar
Rp. 300.000.000.-. Maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
Target laba tahun 2012
Rp300.000.000
Biaya Tetap
Rp29.720.999
RCM
Target Penjualan
23.79%
=
Biaya Tetap + Target Laba
CMR
=
Rp29.720.999 +
Rp300.000.000
23.79%
=
Rp1.385.941.767
Harga/ unit (Bauran produk)
Rp1.486
By. Variabel/unit (Bauran produk)
Rp1.134
Target Penjualan (unit)
=
Biaya Tetap + Target Laba
Harga/unit - By. Variabel/unit
=
=
Rp29.720.999
+
Rp300.000.000
Rp1.486
-
Rp1.134
938.580 unit
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat
disimpulkan bahwa : (1) Metode alokasi biaya bersama yang paling tepat digunakan oleh
perusahaan adalah Metode harga pasar, hal ini disebabkan karena metode ini dirasa
memiliki banyak keunggulan seperti menggunakan dasar alasan bahwa harga pasar
mencerminkan besarnya biaya yang diserap oleh setiap macam produk utama, metode ini
mudah dipakai sehingga merupakan metode yang populer dan banyak digunakan, selain itu
harga pasar dipakai apabila produk utama masih memerlukan proses pengolahan lebih
lanjut setelah dapat dipisah dengan produk utama lainnya sesuai dengan kondisi
perusahaan, (2) Dari alokasi biaya bersama dapat diketahui bahwa penyerapan biaya
bersama terhadap total biaya produksi sebelum titik pisah (Split Off Point) dari masingmasing produk yaitu untuk roti coklat Rp 72.261.197,18, roti selai Rp 108.600.204,88, roti
wijen Rp 98.158.525,15, roti salju Rp 34.302.400,29, roti kismis Rp 58.788.135,83, roti
pisang Rp 102.886.890,76, dan donat Rp 39.780.430,98, (3) CM (Contribution Margin)
dalam tiap-tiap produk bersama yang dapat diketahui setelah perhitungan adalah untuk roti
coklat Rp 350,00/unit, roti selai Rp 360,00/unit, roti wijen Rp 414,00/unit, roti salju Rp
286,00/unit, roti kismis Rp 413,00/unit, roti pisang Rp 406,00/unit dan Donat Rp 231,00/unit.
(4) Break even point dalam tiap-tiap produk yang dapat diketahui setelah perhitungan adalah
untuk roti coklat Rp 17.346.941,00, roti selai Rp 25.349.794,00, roti wijen Rp 20.011.588,00,
roti salju Rp 8.673.619,00, roti kismis Rp 13.609.900,00, roti pisang Rp 19.925.143,00 dan
donat
Rp 20.011.588,00. Sedangkan break even point dalam unit yaitu untuk roti coklat
11.565 unit, roti selai 16.900 unit, roti wijen 13.341 unit, roti salju 6.672 unit, roti kismis 8.006
unit, roti pisang 14.232 unit dan donat 13.341 unit. (5) Margin of safety yang diketahui
setelah perhitungan yaitu sebesar 92,57% dari keseluruhan bauran produk. (6) Target laba
yang yang diinginkan perusahaan yaitu sebesar Rp 300.000.000 selama satu tahun. Dari
target laba tersebut maka target penjualan yang harus dicapai perusahaan yaitu sebesar Rp
1.385.941.767,00 dengan target penjualan dalam unit yaitu sebesar 938.580 unit
DAFTAR PUSTAKA
Carter dan Usry, 2006, Akuntansi Biaya, Edisi Tiga Belas, Salemba Empat; Jakarta
Carter, William K, 2009, Cost Accounting, Edisi Empat Belas, Salemba Empat; Jakarta
Dahlia, HB, 2011, Analisis Biaya-Volume-Laba sebagai alat bantu dalam perencanaan
laba PT Pabrik Gula Takalar, Universitas Hasanuddin: Makasar
Dunia, Ahmad Firdaus dan Wasilah, 2009, Akuntansi Biaya. Edisi Dua. Salemba Empat;
Jakarta
Hansen dan Mowen, 2006, Akuntansi Manajemen, Salemba Empat; Jakarta
Horngren, Charles T. Srikant M. Datar dan George Foster, 2005,
Penekanan Manajerial, Edisi ke sebelas, Indeks; Jakarta
Akuntansi Biaya
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, 2009, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen, BPFE; Yogyakarta
Mulyadi, 2010, Akuntansi Biaya, Edisi Lima, Salemba Empat; Jakarta
Mulyadi, 2001, Akuntansi Manajemen, Salemba Empat; Jakarta
Qodariyah, Lailatul, 2006. Analisis biaya bersama guna menentukan harga produk
utama dan produk sampingan pada PT. Perkebunan Nusantara X (PERSERO)
PG. Ngadiredjo Kediri. Universitas Muhammadiyah Malang: Malang
Soemarso, S.R., 2004, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Lima, Salemba Empat; Jakarta.
Supriyono. R. A, 2002, Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga
Poko, Edisi Dua, BPFE; Yogyakarta
Susilowati, Anis. 2007. Pemilihan metode alokasi biaya bersama dalam penentuan
harga pokok produk per unit pada perusahaan penggilingan padi “Margo
Mulyo” di Singopuran Kartasura. Universitas Muhammadiyah Surakarta:
Surakarta
Wijaya, Venny, 2011. Analisis biaya, volume dan laba sebagai alat perencanaan laba
pada PT CITRALINK KARYA BERLIAN, Universitas Muhammadiyah Malang:
Malang
Winanta, Rudi., 2011. Analisis pengalokasian biaya bersama (common cost) dalam
penentuan harga pokok produksi keripik (studi kasus pada UKM istana
keripik ibu mery). Universitas Lampung: Lampung