Jurnal Pendidikan dan Pranata Islam
STRATEGI PENGUATAN PENDIDIKAN
KARAKTER ISLAM
Oleh:
H. Abd. Wahid HS1
Email:
[email protected]
Abstract: The essence of Islamic education is character education. Islam
views and teaches morality is more important than the glory of science.
Islamic education asserts that virtue values are the content of Islamic
education. The content of Islamic education is character or value. Value
education emphasizes the importance of the process of awareness that humans
need that value to improve their spiritual quality and life. Strengthening is
done by various strategies such as: integration in the learning process,
habituation, exemplary, joint movements and become a priority scale for the
formation of mentality and human resources in Indonesia in the future. The
emphasis of learning should be done as a process of directing and developing
individuals in the process of realizing the importance of character and values
in shaping their self and spiritual qualities.
Keywords: strategy, strengthening, education, Islamic character
Pendahuluan
Esensinya pendidikan Islam adalah pendidikan karakter. Islam
memandang dan mengajarkan kemualiaan akhlak lebih penting
dibandingkan dengan kemuliaan ilmu pengetahuan. Karakter menjadi
peletak dasar jiwa dan kepribadian individu, yang menjadi dasar utama
dalam pengembangan pendidikan Islam. Pendidikan Islam mengatur
secara mendalam bagaimana membentuk karakter individu yang
berhubungan dengan Tuhan, interaksi dengan manusia, lingkungan,
bahkan dalam hubungan dengan bangsa dan negara.
Karakter menjadi hal yang sangat penting dalam pencapaian hasil
belajar dalam Islam, berupa internalisasi nilai-nilai dasar dalam diri
1
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Arab STAI Syaichona Moh. Cholil
Bangkalan Madura.
SYAIKHUNA Volume 10 Nomor 2 Oktober 2019
168
Jurnal Pendidikan dan Pranata Islam
individu. Penguatan karakter Islami bertujuan untuk menginternalisasikan
nilai Islam dalam perubahan cara berpikir, bersikap, dan bertindak menjadi
lebih baik. Nilai-nilai utama karakter Islam sejalan dengan penguatan nilainilai dalam pendidikan karakter dalam kebijakan pendidikan nasional
seperti: nilai religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas. Nilainilai ini ingin ditanamkan dan dipraktikkan agar diketahui, dipahami,
dan diterapkan di seluruh sendi kehidupan di sekolah dan di masyarakat.
Penguatan Pendidikan Karakter Islami lahir karena kesadaran akan
tantangan ke depan yang semakin kompleks dan tidak pasti. Pendidikan
karakter yang dilandasi oleh nilai-nilai agama, akan menjadi semakin kuat
karena agama menjadi pedoman dan pembentukan nilai-nilai utama dalam
penanaman nilai-nilai karakter. Hal ini menuntut lembaga pendidikan
untuk mempersiapkan peserta didik secara keilmuan dan kepribadian,
berupa individu-individu yang kokoh dalam nilai-nilai moral, spiritual dan
keilmuan. Memahami latar belakang, urgensi, dan konsep dasar pengautan
karaketr Islam menjadi sangat penting bagi pengembang pendidikan Islam
agar dapat menerapkannya sesuai dengan konteks dalam satuan
pendidikan masing-masing. Hal ini juga dipandang sebagai sesuatu yang
mendesak untuk dilaksanakan. Terutama untuk menjawab berbagai
persoalan bangsa terkait dengan kemerosotan berbagai nilai-nilai dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Penguatan Karakter Islami dalam Pendidikan Formal
Pada esensinya karakter merupakan watak, sifat, kepribadian, akhlak
atau budi pengerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok
orang.2 Karakter secara lebih mendasar merupakan nilai-nilai perilaku
manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam
pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan normanorma agama, hukum, tata-krama, budaya dan adat-istiadat.3
2
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Pusat Bahasa. Hlm 219.
3
Azimabadi Badr. 2000. Ettiquettes of Islamic Life. Kuala Lumpur: Adam Publisher
& Distibutiors. Hlm 4.
SYAIKHUNA Volume 10 Nomor 2 Oktober 2019
169
Jurnal Pendidikan dan Pranata Islam
Pendidikan karakter dalam Islam, dapat dipahami sebagai upaya
penanaman kecerdasan kepada anak didik dalam berpikir, bersikap, dan
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya,
diwujudkan dalam interaksi dengan Tuhannya, diri sendiri, antarsesama,
dan lingkungannya sebagai manifestasi hamba dan khalifah Allah. 4
Berbagai kalangan menyerukan dan menggiatkan implementasi
pendidikan karakter di Indonesia. Termasuk juga elemen Islam dalam
mengembangkan sistem pendidikan di Indonesia. Esensinya karakter
pendidikan Islam sejalan dan saling mendukung dengan pengembangan
penguatan pendidikan karakter yang dikembangkan dalam sistem
pendidikan di Indonesia.
Dalam konteks karakter, pendidikan Islam menitikberatkan
fungsinya pada pengembangan individu untuk mengenal diri sendiri dan
lingkungan sehingga mampu beradaptasi serta mengembangkan
kreativitas dan produktivitas. Pendidikan karakter Islam, berfungsi untuk
mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai insan yang akan menuntun
diri manusia, baik secara individu maupun sosial. 5
Pemahaman tentang pentingnya penguatan karakter belum cukup
kuat di kalangan pendidik. Selain itu kurangnya guru memahami apa dan
bagaimana pendidikan karakter yang dikembangkan, serta bagaimana cara
dan strategi penerapannya dalam pembelajaran. Pada umumnya mereka
memahami pendidikan karakter secara parsial, belum menyentuh
pendidikan karakter seperti yang dicita-citakan bersama. Integrasi
pendidikan karakter Islam dalam pembelajaran masih belum banyak
dilakukan, hanya sekedar tempelan semata.
Dalam kenyataannya, guru masih banyak mengembangkan dan
menekankan aspek penguasaan konsep dalam pembelajarannya. Tidak
mudah mengatur dan menyajikan pembelajaran dengan penguatan
pendidikan karakter. Tetapi, harus dilakukan mengingat, urgensi tentang
4
Purwanti, Eni, dkk. 2014. Pendidikan Karakter: Menjadi Berkarakter MuslimMuslimah Indonesia. Surabaya: Kopertais Wilayah IV Surabaya. Hlm 5.
5
Achmadi. 2010. Ideologi Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hlm
35.
SYAIKHUNA Volume 10 Nomor 2 Oktober 2019
170
Jurnal Pendidikan dan Pranata Islam
pentingnya pendidikan karakter. Pentingnya mengembangkan platform
pendidikan nasional yang meletakkan pendidikan karakter Islam sebagai
jiwa utama dengan memperhatikan keberagaman budaya Indonesia dan
merevitalisasi serta memperkuat potensi dan kompetensi dunia
pendidikan di Indonesia.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai
karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,
kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai
tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama,
lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.
Penguatan Pendidikan Karakter merupakan suatu sistem penanaman nilainilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen
pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan
nilai-nilai tersebut. Penguatan dilakukan dengan berbagai gerakan bersama
dan menjadi skala prioritas bagi pembentukan mentalitas dan sumber daya
manusia Indonesia ke depan.
Tujuan pendidikan karakter Islami adalah menjadikan anak didik
sebagai hamba dan khalifah Allah yang berkualitas taqwa. Pekerjaan atau
aktivitas takwa meliputi semua bidang mulai dari persoalan keyakinan
hidup, ibadah yang menghubungkan manusia yang lemah dengan
Tuhannya yang Maha Kuat, moralitas, aktivitas interaksi sosial, cara
berfkir, hingga gaya hidup.
Indikator-indikator orang-orang berkualitas takwa dalam al-Qur’an
dijelaskan sebagai berikut. 6
1. Memiliki keyakinan yang membara, keyakinan yang kuat bahwa Allah
berkuasa atas segala sesuatu (QS 2 :3).
2. Memiliki perspektif jangka panjang. Kebiasaan memandang jauh
kedepan sehingga menjadi pribadi proaktif (QS 59 : 18).
3. Memiliki obsesi dan cita-cita yang sangat tinggi. Barambisi menjadi
orang yang bisa mendapat anugerah ilmu dan harta, lalu seluruhnya
didayagunakan di jalan kebaikan yang akan mengantarkannya pada
ridho Allah Swt (QS 2 : 218)
6
Purwanti, Eni, dkk. 2014. Pendidikan Karakter: Menjadi Berkarakter MuslimMuslimah Indonesia. Surabaya: Kopertais Wilayah IV Surabaya. Hlm 6.
SYAIKHUNA Volume 10 Nomor 2 Oktober 2019
171
Jurnal Pendidikan dan Pranata Islam
4. Memiliki speed dalam berprestasi, selalu mengejar mutu pada semua
aspek kepribadian. Keunggulan dan kesempurnaan selalu menjadi
standar dalam meningkatkan kualitas diri, sehingga peluang besar
menuju kesuksesan akan dapat diraih (QS 3 : 153, QS 5 : 48)
5. Selalu berobsesi menjadi yang terdepan, siap memasuki medan
kompetisi dalam kebaikan secara secara sehat dan konstruktif. Orangorang yang menjadikan dunia sebagai sarana mengabdi dan mendekat
kepadanya serta berbuat kebaikan kepada sesama, orang yang
bertakwa tidak layak bekerja, berusaha, berprestasi seadanya tanpa
greget, tanpa target, dan tanpa kualitas tinggi (QS 5:48, QS 23:61)
6. Menggunakan waktu secara efektif dan produktif. Membiasakan
bekerja dengan tingkat efisiensi, efetifitas, dan produktifitas yang
tinggi. Meninggalkan segala perkataan dan tindakan yang tidak
bermanfaat (QS 23 : 1 dan 3).
7. Memiliki semangat kolektif dan kolaboratif. Kebersamaan, sinergi dan
harmoni menjadi watak kehidupan sebagaimana alam ini diciptakan.
Penguatan Pendidikan Karakter Islam di sekolah dilakukan untuk
membentuk siswa memiliki karakter mulia, sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Karakter mulia berarti individu memiliki pengetahuan tentang potensi
dirinya, yang ditandai dengan nilai-nilai seperti reflektif, percaya diri,
rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif, mandiri, hidup sehat,
bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela berkorban,
pemberani, dapat dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati, malu
berbuat salah, pemaaf, berhati lembut, setia, bekerja keras, tekun,
ulet/gigih, teliti, berinisiatif, berpikir positif, disiplin, antisipatif, inisiatif,
visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis, hemat/efisien, menghargai
waktu, pengabdian/dedikatif, pengendalian diri, produktif, ramah, cinta
keindahan (estetis), sportif, tabah, terbuka, tertib.
Beberapa nilai karakter Islami, yang relevan dengan pengembangan
karakter dalam Penguatan Pendidikan Karakter di Indonesia adalah
sebagai berikut. 7
7
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Pembinaan Pendidikan
Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Kemdikbud.Hlm 8.
SYAIKHUNA Volume 10 Nomor 2 Oktober 2019
172
Jurnal Pendidikan dan Pranata Islam
1. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan
Religius pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan
selalu berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan/atau ajaran agama
Islam.
2. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri
a. Jujur; perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain
b. Bertanggung jawab; sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang
seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan YME.
c. Bergaya hidup sehat; segala upaya untuk menerapkan kebiasaan
yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan
kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.
d. Disiplin; tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan.
e. Kerja keras; perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh
dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas
(belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.
f. Percaya diri; sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap
pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya.
g. Berjiwa wirausaha; sikap dan perilaku yang mandiri dan pandai atau
berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru,
menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya,
serta mengatur permodalan operasinya.
h. Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif; berpikir dan melakukan
sesuatu secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara atau
hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah dimiliki.
i. Mandiri; sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
j. Ingin tahu; sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya,
dilihat, dan didengar.
SYAIKHUNA Volume 10 Nomor 2 Oktober 2019
173
Jurnal Pendidikan dan Pranata Islam
k. Cinta ilmu; cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap
pengetahuan.
3. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama
a. Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain; sikap tahu dan
mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik/hak diri
sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang
lain.
b. Patuh pada aturan-aturan sosial; sikap menurut dan taat terhadap
aturan-aturan berkenaan dengan masyarakat dan kepentingan
umum.
c. Menghargai karya dan prestasi orang lain; sikap dan tindakan yang
mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui dan menghormati keberhasilan orang
lain.
d. Santun; sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa
maupun tata perilakunya ke semua orang.
e. Demokratis; cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama
hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
4. Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan
Peduli sosial dan lingkungan; Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
yang sudah terjadi dan selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain
dan masyarakat yang membutuhkan.
5. Nilai kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
a. Nasionalis; cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap
bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik
bangsanya.
SYAIKHUNA Volume 10 Nomor 2 Oktober 2019
174
Jurnal Pendidikan dan Pranata Islam
b. Menghargai keberagaman; sikap memberikan respek/hormat
terhadap berbagai macam hal baik yang berbentuk fisik, sifat, adat,
budaya, suku, dan agama.
Karakter lebih menekankan kepada internalisasi sistem perilaku dan
kaidah-kaidah yang dihayati dalam sikap dan implementasi perbuatan. 8
Pola perilaku ini telah tertanam dalam diri individu menjadi sistem nilai
yang melekat pada konsep diri individu dalam kehidupan sehari-hari.
Karakter bersifat akumulatif sepanjang hidup manusia. Pola umum
karakter berkembang sesuai dengan tingkat perkembangan emosional,
intelektual, dan fisiologis individu. Sehingga kemudian dari karakter
inilah jiwa dan kepribadian individu melekat dalam bentuk sikap dan
perilaku.
Strategi Penguatan Karakter Islami dalam Pendidikan Formal
Karakter unggul tidak hanya menyangkut karakter yang beretika,
bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat, tetapi
menyangkut semua elemen dalam mentalitasi individu. Karakter Islam
sejalan dengan karakter yang dikembangkan dalam tujuan pendidikan
nasional. Penguatan karakter Islam harus senantuasa dilakukan oleh
semua elemen pendidik Islam, dilakukan secara komprehensif dalam
sistem pendidikan terutama pada lembaga pendidikan formal di Indonesia.
Hal ini dilakukan dengan integrasi mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam, Pendidikan Kewarganegaraan, dan sekolah umum yang berciri khas
keislaman di berbagai wilayah Indonesia.
Pendidikan Islam menegaskan bahwa nilai-nilai keutamaan (akhlak)
merupakan isi pendidikan Islam. Isi pendidikan Islam adalah karakter atau
nilai. Pendidikan nilai menekankan pentingnya proses penyadaran bahwa
manusia membutuhkan nilai itu untuk meningkatkan kualitas spiritualnya
dan kehidupannya. Penekanan pembelajaran hendaknya dilakukan sebagai
proses mengarahkan dan mengembangkan individu dalam proses
penyadaran pentingnya karakter dan nilai dalam membentuk kualitas diri
dan spirtualnya.
8
Ahmadi, Abu & Salimi, Noor. 2008. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam.
Jakarta: Bumi Aksara. Hlm 199.
SYAIKHUNA Volume 10 Nomor 2 Oktober 2019
175
Jurnal Pendidikan dan Pranata Islam
Esensinya nilai dasar dan instrumental merupakan hal utama dalam
pembentukan karakter Islam. Dalam praktik kehidupan justru nilai-nilai
instrumental itulah yang banyak dihadapi oleh manusia, seperti perlunya
nilai amanah, kejujuran, kesabaran, keadilan, kemanusiaan, etos kerja dan
disiplin. Oleh karenanya Islam menekankan perlunya nilai-nilai tersebut
harus dibangun pada diri seseorang sebagai jalan menuju terbentuknya
pribadi yang tauhidi. Pendidikan Islam harus mampu membangun
pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan kapasitas nilai-nilai
instrumental yang membentuk karakter manusia menjadi makhluk Tuhan.9
Dalam menjabarkan konsep nilai baik dasar maupun instrumental
sebagai bagian dari pengembangan kurikulum pendidikan Islam, dapat
dielaborasi dari:
1. Nilai-nilai yang banyak di sebutkan secara eksplisit dalam Al-Quran
dan Hadist yang semuanya terangkum dalam ajaran akhlak yang
meliputi akhlak dalam hubungannya dengan Allah, dengan diri
sendiri, dengan sesama manusia, dengan alam dan makhluk lainnya.
2. Nilai-nilai universal yang diakui adanya dan dibutuhkan oleh seluruh
umat manusia karena hakikatnya sesuai dengan fitrah manusia seperti:
cinta damai, menghargai hak asasi manusia, keadilan, demokrasi,
kepedulian sosial dan kemanusiaan.
Strategi penguatan dan pengembangan karakter Islam dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Aplikasi dalam materi pembelajaran
Dalam struktur kurikulum, pada dasarnya setiap mata pelajaran
memuat materi-materi yang berkaitan dengan karakter. Secara subtantif,
setidaknya terdapat dua mata pelajaran yang terkait langsung dengan
pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia, yaitu pendidikan Agama
Islam dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Kedua mata pelajaran
tersebut merupakan mata pelajaran yang secara langsung (eksplisit)
9
Achmadi. 2010. Ideologi Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hlm
123.
SYAIKHUNA Volume 10 Nomor 2 Oktober 2019
176
Jurnal Pendidikan dan Pranata Islam
mengenalkan nilai-nilai, dan sampai taraf tertentu menjadikan peserta
didik peduli dan menginternalisasi nilai-nilai. Integrasi pendidikan
karakter pada mata-mata pelajaran mengarah pada internalisasi nilainilai di dalam tingkah laku sehari-hari melalui proses pembelajaran dari
tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.
Materi pembelajaran khususnya Pendidikan Agama Islam diarakan
untuk menumbuhkan dan menghubungkan (relate) kepekaan kepada
penumbuhan karakter siswa dalam berbagai hal. Pembelajaran dapat
diarahkan dengan pembentukan akhlakul karimah dengan menganalisis
kasus yang relevan, mengidentifikasi nilai-nilai dalam perilaku Islam,
dan meneladani kisah-kisah dalam sejarah Islam yang meliputi kisah
Nabi dan Rasul, tokoh-tokoh Islam, dan sebagainya. Pada esensinya
Pendidikan Agama Islam sarat dengan muatan dan materi tentang
karakter, hanya saja perlu penguatan dengan pengembangan modelmodel pembelajaran inovatif dalam implementasinya. Selain itu,
karakter Islam dapat dikuatkan dan diintegrasikan dalam berbagai
elemen mata pelajaran lainnya secara interdisipliner, multidisipliner,
dan crossdisipliner.
2. Pembiasaan (habit formation)
Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan
dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik
memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan
kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan,
dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama,
budaya, dan adat istiadat. Membentuk sikap, perilaku, dan karakter
secara keseluruhan memerlukan pembiasaan. Pembiasaan itu dapat
dilakukan dari hal-hal sederhana di lingkungan keluarga dan sekolah.
Budaya-budaya yang dikembangkan dengan pembiasaan dapat
membentuk mentalitas siswa ke arah yang lebih baik.
Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (pemangku
pendidikan) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen
pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan
penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan
SYAIKHUNA Volume 10 Nomor 2 Oktober 2019
177
Jurnal Pendidikan dan Pranata Islam
sekolah,
pelaksanaan
aktivitas
atau
kegiatan
ko-kurikuler,
pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh
warga sekolah/lingkungan. Di samping itu, pendidikan karakter
dimaknai sebagai suatu perilaku warga sekolah yang dalam
menyelenggarakan pendidikan harus berkarakter.
3. Keteladanan (role model).
Membentuk karakter siswa, perlu adanya keteladanan terutama dari
orang dewasa di sekitar siswa. Keteladanan ini bisa dari orang tua di
lingkungan keluarga, kepala sekolah dan guru di lingkungan sekolah.
Keteladanan ini dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana yang
berhubungan dengan pendidikan karakter.
4. Gerakan Bersama
Gerakan bersama dalam membentuk pengetahuan, sikap, dan kebiasaan
siswa akan efektif dengan gerakan bersama dalam lingkungan sekolah
secara terus-menerus. Gerakan bersama ini akan bersinergi dalam
mencapai tujuan pendidikan karakter. Selain itu gerakan bersama akan
efektif mengarahkan motivasi siswa dalam membentuk mentalitas dan
kesadaran pembentukan serta penanaman karakter siswa.
Guru menyadari bahwa Penguatan Pendidikan Karakter merupakan
suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang
meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan
tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Penguatan dilakukan
dengan berbagai gerakan bersama dan menjadi skala prioritas bagi
pembentukan mentalitas dan sumber daya manusia Indonesia ke depan.
Penguatan Pendidikan Karakter Islam dilakukan untuk memperkuat
nilai-nilai perilaku yang diharapkan dengan serangkaian strategi baik
dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Karakter yang
relevan dengan nilai-nilai Islam yang diperkuat adalah karakter yang
berhubungan dengan Allah Swt, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan,
dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan,
dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama,
budaya, dan adat istiadat.
Penutup
SYAIKHUNA Volume 10 Nomor 2 Oktober 2019
178
Jurnal Pendidikan dan Pranata Islam
Pendidikan Islam menegaskan bahwa nilai-nilai keutamaan (akhlak)
merupakan isi pendidikan Islam. Isi pendidikan Islam adalah karakter atau
nilai. Pendidikan nilai menekankan pentingnya proses penyadaran bahwa
manusia membutuhkan nilai itu untuk meningkatkan kualitas spiritualnya
dan kehidupannya. Penguatan dilakukan dengan berbagai strategi seperti:
integrasi dalam proses pembelajaran, pembiasaan, keteladanan, gerakan
bersama dan menjadi skala prioritas bagi pembentukan mentalitas dan
sumber daya manusia Indonesia ke depan. Penekanan pembelajaran
hendaknya dilakukan sebagai proses mengarahkan dan mengembangkan
individu dalam proses penyadaran pentingnya karakter dan nilai dalam
membentuk kualitas diri dan spiritualnya.
SYAIKHUNA Volume 10 Nomor 2 Oktober 2019
179
Jurnal Pendidikan dan Pranata Islam
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi. 2010. Ideologi Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ahmadi, Abu & Salimi, Noor. 2008. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam.
Jakarta: Bumi Aksara.
Badan Standar Nasional Pendidikan, 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005. Jakarta: BSNP.
Badr, Azimabadi. 2000. Ettiquettes of Islamic Life. Kuala Lumpur: Adam
Publisher & Distibutiors.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pusat Bahasa.
Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Panduan Pendidikan Karakter.
Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Dasar.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Pembinaan Pendidikan
Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Kemdikbud.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Panduan Penilaian
Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah
Pertama. Jakarta: Kemdikbud.
Koesoema, Doni. 2010. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman
Global. Jakarta: Grasindo
Purwanti, Eni. dkk. 2014. Pendidikan Karakter: Menjadi Berkarakter MuslimMuslimah Indonesia. Surabaya: Kopertais Wilayah IV Surabaya.
SYAIKHUNA Volume 10 Nomor 2 Oktober 2019
180