Academia.eduAcademia.edu

Ruang Publik Pada Koridor Jalan Batujai di Lombok Tengah

Koridor jalan Batujai mempunyai panorama alam yang menarik menghubungkan kota Praya dengan lokasi bandar udara baru dan kawasan wisata di bagian selatan. Salah satu potensi penting pada koridor ini adalah adanya waduk Batujai yang telah hadir sebagai spirit bagi kawasannya. Dibangunnya bandar udara baru akan membawa pengaruh besar bagi kawasan sekitar terutama sepanjang koridor jalan menuju pusat kota. Studi ini dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi dan karakteristik ruang publik yang ada, menggali persepsi masyarakat yang dijadikan dasar bagi arahan pengembangannya. Selain memperkuat posisi kawasan ini sebagai gerbang kota juga sebagai upaya menjaga keseimbangan lingkungan dan ekologi kotanya dimasa mendatang. Penelitian ini bersifat dekskriptif dengan paradigma fenomenologis yang menggunakan metode analisis kualitatif dan kuantitatif. Ruang publik pada koridor Jalan Batujai terbentuk secara alami dan tersebar secara linear memanfaatkan ruang sisi jalan terutama pada bagian yang berdekatan langsung dengan Waduk Batujai. Keberadaan Waduk Batujai menjadi daya tarik utama pada kawasan tapi masih minim dalam pemanfaatan potensinya. Variabel penting yang mempengaruhi persepsi masyarakat terdiri dari kondisi ruang publik, peletakan lemen-elemen dalam tapak, pemandangan dan interaksi sosial. Pengembangannya diarahkan dengan memanfaatkan potensi lingkungan yang ada untuk mendukung peran kawasan ini sebagai gerbang kota.

RUANG PUBLIK PADA KORIDOR JALAN BATUJAI DI LOMBOK TENGAH Fahri Ansyori, Antariksa, Wahid Hasyim Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya Jl. MT Haryono No.167, Telp. (0341), Fax. (0341) 551430 Malang 65145 Email: [email protected] ABSTRAK Koridor jalan Batujai mempunyai panorama alam yang menarik menghubungkan kota Praya dengan lokasi bandar udara baru dan kawasan wisata di bagian selatan. Salah satu potensi penting pada koridor ini adalah adanya waduk Batujai yang telah hadir sebagai spirit bagi kawasannya. Dibangunnya bandar udara baru akan membawa pengaruh besar bagi kawasan sekitar terutama sepanjang koridor jalan menuju pusat kota. Studi ini dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi dan karakteristik ruang publik yang ada, menggali persepsi masyarakat yang dijadikan dasar bagi arahan pengembangannya. Selain memperkuat posisi kawasan ini sebagai gerbang kota juga sebagai upaya menjaga keseimbangan lingkungan dan ekologi kotanya dimasa mendatang. Penelitian ini bersifat dekskriptif dengan paradigma fenomenologis yang menggunakan metode analisis kualitatif dan kuantitatif. Ruang publik pada koridor Jalan Batujai terbentuk secara alami dan tersebar secara linear memanfaatkan ruang sisi jalan terutama pada bagian yang berdekatan langsung dengan Waduk Batujai. Keberadaan Waduk Batujai menjadi daya tarik utama pada kawasan tapi masih minim dalam pemanfaatan potensinya. Variabel penting yang mempengaruhi persepsi masyarakat terdiri dari kondisi ruang publik, peletakan lemen-elemen dalam tapak, pemandangan dan interaksi sosial. Pengembangannya diarahkan dengan memanfaatkan potensi lingkungan yang ada untuk mendukung peran kawasan ini sebagai gerbang kota. Kata kunci: Ruang Publik, Potensi Kawasan ABSTRACT Batujai road corridor has an enormous area of spectacular natural beauty connecting Praya city to the location of a new airport and some tourist attractions in the south. One of the important places there having some potential is Batujai reservoir which has been present as the spirit for the surroundings. The construction of the airport will also have a significant influence on the surroundings, especially the area along the road corridor to the downtown. This study aims to identify the conditions and characteristics of the existing public space and also to know the public perception of Batujai which becomes the base for the direction of its development. Those conditions and characteristics can strengthen its position as the main entrance of the city and keep the natural balance in the future. This is a descriptive research with the paradigm of phenomenology that uses qualitative and quantitative method. The public space on Batujai road corridor which is formed naturally and spread linearly use the space along the road especially the area that is next to Batujai reservoir. The existence of Batujai reservoir becomes the most attractive place in the area of Batujai, but its potency is unfortunately not fully developed yet. The significant variables influencing the public perception consist of the condition of public space, placing some elements in the site, the panoramas and the social interaction. The Batujai’s development is directed by exploiting the potency of the environment to support this area’s role as the main entrance of the city. Keywords: public space, potential areas PENDAHULUAN Ruang publik sebagai ruang sosial sering luput dari perhatian bahkan cenderung diabaikan dan di alih-fungsikan sebagai ruangruang yang lebih bersifat komersil dengan dalih modernisasi. Dalam perkembangannya selama ini, kota-kota di Indonesia dapat dikatakan hanya berkutat pada pembangunan dan pertumbuhan fisik semata. Hal tersebut cenderung menampilkan jati diri sebuah kota sebagai kota teknopolis atau kota yang keras, yaitu mendewakan teknologi, memerangi alam dan mengerdilkan manusia (Budiardjo, 1993). Manusia dengan kebutuhan sosialnya sering terabaikan, dapat dilihat bagaimana kota-kota saat ini cenderung mengabaikan keberadaan ruang-ruang terbuka publik sebagai wadah interaksi sosial. Hal tersebut perlu antisipasi dari awal, terutama pada kawasankawasan pengembangan baru. Kota Praya sebagai kota pemerintahan di Kabupaten Lombok Tengah termasuk dalam katagori kota kecil dengan kisaran jumlah penduduk sebesar 55.041 jiwa dan tingkat kepadatan penduduk < 5000 jiwa setiap kilometer persegi (Sumber : profil bangun praja Kota Praya 2003). 1 Perekonomian wilayah yang didominasi sektor pertanian dan masih banyaknya lahan belum terbangun, saat ini kebutuhan akan ruang terbuka mungkin masih belum terasa mendesak. Namun seiring pembangunan Bandara udara di Kabupaten Lombok Tengah sebagai salah satu program strategis dan pendorong perkembangan ekonomi wilayah akan mempengaruhi geliat pembangunan dan rencana-rencana guna lahan pada daerah ini. Ini yang perlu segera di antisipasi untuk menghindari pertumbuhan yang tak teratur terutama pada pola guna lahan agar kota ini tidak kehilangan ruang-ruang terbukanya dimasa mendatang. Keberadaan bandara udara Sebagai simpul pergerakan orang, barang, jasa, dan informasi akan menjadi generator pembangunan dan pertumbuhan ekonomi daerah tentu saja akan membawa dampak baik positif maupun negatif. Pembangunan fisik kota, pertumbuhan kegiatan ekonomi ikutan (multiplier effect) dan urbanisasi akan menjadi pemasalahan baru yang diikuti oleh desakan perkembangan kota dan tuntutan lahan. Dalam proses perubahan yang menimbulkan distorsi (mengingat skala perubahan cukup besar) dalam lingkungan termasuk didalamnya perubahan penggunaan lahan secara organik. Terdapat beberapa hal yang bisa diamati, antara lain, pertumbuhan terjadi satu demi satu, sedikit demi sedikit atau terus menerus, pertumbuhan yang terjadi tidak dapat diduga dan tidak dapat diketahui kapan dimulai dan kapan akan berakhir yang tergantung dari kekuatan-kekuatan yang melatar belakanginya, proses perubahan lahan yang terjadi merupakan proses yang komprehensif dan berkesinambungan. Uraian di atas bisa juga terjadi pada kawasan Koridor jalan Batujai yang berada di jalur strategis kota. Koridor jalan Batujai menghubungkan kota Praya dengan lokasi bandar udara baru dan kawasan wisata di bagian selatan. kawasan ini mempunyai panorama alam yang menarik dengan adanya waduk Batujai. Selain sebagai irigasi lahan pertanian, waduk ini juga sebagai tempat wisata alternatif bagi warga sekitarnya. Kualitas desain pada suatu kota sesungguhnya banyak muncul dari ruang-ruang antar bangunan dari pada bangunan itu sendiri Tibbalds (1992), jalan merupakan ”public forum” utama suatu kota, mendefinisikan dan mendesain jalan merupakan elemen utama dari urban desain. Dengan kekhasan yang dimilikinya, Kawasan koridor Jalan Batujai akan menjadi semakin penting dalam struktur tata ruang Kota Praya, dan nantinya bukan hanya sebagai koridor penghubung bandar udara baru dengan pusat Kota Praya tapi juga memiliki peranan yang lebih sebagai gerbang masuk menuju pusat kota. Diperlukan suatu penataan pada kawasan ini untuk menjaga sekaligus memperkuat keberadaan Waduk Batujai. Karena waduk Batujai telah hadir sebagai penanda sekaligus spiri bagi kawasannya, menjadikan rangkaian koridor wisata ini memiliki suatu serial vision yang unik. Mengingat lokasi dan potensi alam yang dimiliki, perlu sebuah upaya untuk menjaga laju pembangunan dengan menjaga dan mengembangkan ruang publik yang ada sekarang di kawasan sekitar Koridor Jalan Batujai. Carr (1992) menyatakan bahwa ruang publik setidaknya harus memenuhi tiga hal, yaitu responsif, demokratis dan bermakna. Responsif dalam arti ruang publik harus dapat digunakan untuk berbagai kegiatan dan kepentingan luas. Sementara demokratis berarti ruang publik seharusnya dapat digunakan oleh masyarakat umum dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi dan budaya serta aksesibel bagi berbagai kondisi fisik manusia. Terakhir, bermakna yang berarti ruang publik harus memiliki tautan antara manusia, ruang dan dunia luas serta dengan konteks sosial. Pengembangan ruang publik pada kawasan ini selain untuk memperkuat posisi kawasan sebagai gerbang kota juga sebagai upaya guna menjaga keseimbangan lingkungan dan ekologi kotanya dimasa mendatang. Upaya untuk menyeimbangkan kondisi ekosistem di wilayah perkotaan adalah dengan tetap mempertahankan dan mengembangkan keberadaan ruang terbuka dan ruang terbuka hijau kota itu sendiri. Tujuan studi Dalam geliat perkembangannya, koridor Jalan Batujai sebagai rangkaian koridor yang menghubungkan bandar udara dengan pusat kota juga perlu dijaga pertumbuhannya. Studi yang dilakukan ini dimaksudkan untuk memperoleh landasan dasar dari suatu rencana pengembangan kawasannya dengan mengidentifikasi kondisi dan karakteristik 2 pemanfaatan ruang publik yang ada pada koridor Jalan Batujai Kabupaten Lombok Tengah, kemudian menggali persepsi masyarakat terhadap ruang publik tersebut sebagai dasar dalam menyusun arahan pengembangannya dengan mempertimbangkan potensi dan karakteristik lingkungan yang ada. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang dilakukan dalam studi ini bersifat dekskriptif dengan paradigma fenomenologis dengan menggunakan metode analisis kualitatif dan kuantitatif, dengan melihat fenomenafenomena yang terjadi untuk mengetahui karakteristik obyek studi dan arahan pengembangannya. Metode Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu masyarakat yang memanfaatkan ruang publik pada koridor Jalan Batujai untuk mendapatkan data/informasi terkait persepsi masyarakat terhadap pelayanan ruang publik pada koridor Jalan Batujai. Untuk metode sampel yang kedua yaitu sampel quota, dilakukan kepada masyarakat dalam bentuk kuisioner untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam menginterpretasikan pengelolaan ruang publik pada koridor Jalan Batujai. Jumlah sampel quota adalah 100 responden. Hal ini berdasarkan pada jenis metode penelitian multivariat yang menggunakan jumlah responden berdasarkan jumlah variabel yang akan diteliti, yaitu 10 kali jumlah variabel penelitian atau sekurang-kurangnya berjumlah 100 orang (Burhan Bungin, 2002:117). Tabel 1 Jumlah Kuisioner yang disebarkan berdasarkan Jumlah Penduduk di setiap Desa No 1 2 3 4 Total Desa/Kelurahan Panjisari Prapen Leneng Batujai Jumlah Penduduk 2.890 11.465 6.849 14.135 35339 Jumlah Sampel 9 32 19 40 100 Metode Analisis Data 1. Analisis kebijakan tata ruang Analisis ini secara deskriptif menjelaskan kebijakan penyediaan ruang publik pada wilayah studi terkait dengan kebijakan rencana tata ruang, kebijakan sosial dan kependudukan. Dengan demikian kebijakan tata ruang dan sosial kependudukan ini tentunya akan berpengaruh pada pengembangan ruang publik pada wilayah studi. 2. Analisis Karakteristik dan kondisi ruang publik pada koridor Jalan Batujai Analisis karakteristik ruang publik digunakan untuk mengidentifikasi kondisi ruang publik yang ada di koridor Jalan Batujai. Beberapa variabel yang digunakan dalam analisis karakteristik ruang publik antara lain: a. Penggunaan lahan b.Eksisting ruang publik di koridor Jalan Batujai 3. Analisis Importance Performance Analysis (IPA) Analisis Importance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk menjawab rumusan masalah kedua pada penelitian dan merupakan metode analisis evaluatif. Dilakukan untuk mengevaluasi tingkat pelayanan ruang publik berdasarkan persepsi masyarakat. Melalui metode analisis Importance Performance Analysis (IPA) dengan responden masyarakat di wilayah penelitian dapat diidentifikasi variabel yang terpilih berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan yang nantinya diperlukan sebagai acuan dalam peningkatan pelayanan di masa mendatang. 4. Analisis Analysis Hierarchy Process (AHP) Variabel-variabel yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dibandingkan dengan persepsi oleh responden pengambil keputusan (decision maker). Variabel-variabel tersebut selanjutnya dibuat struktur hirarki dalam metode AHP yang digunakan untuk memilih urutan prioritas dalam pengelolaan ruang publik yang akan diterapkan di Kabupaten Lombok Tengah. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinjauan Kebijakan Perencanaan dan Pembangunan Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Tengah, salah satu fungsi dan peran Kabupaten Lombok Tengah adalah sebagai pintu gerbang masuknya barang dan penumpang ke Pulau Lombok melalui bandara internasional baru yang berada pada Kecamatan Praya Barat, Desa Tanak Awu. 3 Tinjauan rencana detil tata ruang kawasan bandar udara Lombok Baru Kabupaten Lombok Tengah Batas perencanaan kawasan sekitar bandar udara ditentukan berdasarkan standar penerbangan yang berlaku secara internasional. Cakupan wilayah perencanaan ditentukan oleh ruang gerak pesawat terbang yang akan lepas landas maupun mendarat. Kawasan studi masuk dalam blok area A1 yang merupakan Zona Horizontal Dalam dengan peruntukan fungsi sebagai kawasan konservasi air. Pemanfaatan lahan pada blok area A1 ini diarahkan sesuai dengan peruntukan fungsinya sebagai kawasan konservasi air dengan mengoptimalkan keberadaan Waduk Batujai antara lain sebagai ruang hijau, resort, pengembangan olah raga air dan sebagainya. Kondisi tata guna Lahan Secara geografis kawasan ini merupakan wilayah dataran rendah yang masih didominasi sektor pertanian dan tingkat kepadatan masih relatif rendah dengan penggunaan lahan berupa permukiman, lahan pertanian, fasilitas umum berupa tempat ibadah dan sekolah. Tabel 2 Luasan penggunaan lahan no Penggunaan lahan Luasan 1 2 Permukiman Lahan pertanian / lahan tidak terbangun ± 14,2 Ha 3 Fasilitas umum ± 2,1 Ha ± 41 Ha Sumber : Profil Desa tahun 2009 Kondisi dan pemanfaatan ruang publik pada kawasan studi Dari hasil pengamatan dilapangan, ruang publik di koridor jalan Batujai berupa ruang terbuka di tepi jalan, sebagian lagi berupa ruang semi privat pada lingkungan permukiman seperti halaman, teras rumah dan berugak (gazebo). Dengan aktifitas yang dikelompokkan dalam aktifitas sosial, budaya dan ekonomi. Ruang publik pada koridor Jalan Batujai sebagian memanfaatkan ruang sisi jalan dengan lebar bervariasi antara 1m-3m yang tersebar secara linear sepanjang sisi jalan dengan aktivitas pada titik titik tertentu, terutama pada bagian yang berdekatan langsung dengan waduk Batujai. Gambar 2 Titik aktivitas publik pada koridor jalan Batujai. Aktivitas yang ada sebagian besar memanfaatkan keberadaan waduk Batujai, pada tepi jalan yg terhubung langsung dengan waduk banyak dijumpai aktivitas memancing dan menjala ikan, bahkan banyak juga yang datang hanya sekedar untuk melihat aktivitas tersebut (Gambar 3). Karena panorama alamnya, area ini banyak dilalui oleh mereka yang berolah raga (jogging), digunakan sebagai tempat pemberhentian sementara bagi pengguna jalan untuk beristirahat dan sebagainya (Gambar 4). Mereka memilih lokasi ini karena paling mudah dicapai, dan tidak ada pilihan lokasi lain dengan akses yang mudah dicapai untuk langsung ke tepian waduk. Aktivitas-aktivitas sosial lain yang dapat dijumpai biasanya masyarakat yang berkumpul ditepi jalan, pada pos ronda, dan berugak atau gazebo yang ditempatkan pada pinggir jalan. Yang unik, pada beberapa bagian rumah penduduk banyak berugak meski milik pribadi yang berada dalam halaman rumah tetapi ditempatkan dekat dan dapat dicapai langsung dari tepi jalan (Gambar 5). 4 Gambar 5 Ruang publik berupa Berugak (gazebo) ditepi jalan. Gambar 3 Aktivitas memancing & menjala ikan pada ruang publik dikoridor Jalan Batujai Gambar 4 Ruang publik dengan panorama waduk Batujai dimanfaatkan sebagai tempat istirahat pengguna jalan. Pada bagian lainnya, terdapat beberapa warga yang menggunakan bagian tepi jalan sebagai tempat berjualan, menunggu angkutan, menjemur padi, menggembala ternak atau sekedar mengobrol dengan kerabat yang kebetulan bertemu (Gambar 6). Gambar 6 Aktifitas menjemur padi, gembala ternak menunggu angkutan dll pada ruang publik. 5 Sementara untuk aktifitas ekonomi, biasanya digunakan sebagai tempat berjualan dan jasa (Gambar 7). Baik berupa kios atau toko, bengkel dan cuci motor, pedagang kakilima yang banyak dijumpai pada area yang berdekatan dengan waduk Batujai dengan aktifitas yang ramai seperti memancing dan tempat istirahat bagi pengguna jalan, pedagang kerajinan untuk keperluan masyarakat sekitar berupa anyaman bambu untuk sangkar burung, kandang unggas dan sebagainya. Gambar 7 aktifitas ekonomi pada koridor jalan Batujai Gambar 8 Aktivitas upacara adat dan atraksi budaya pada ruang jalan dan tanah lapang. Sebagaimana masyarakat pulau Lombok lainnya, aktivitas budaya seperti upacara adat pada kawasan ini juga sangat bergantung pada jalan. Seperti rangkaian acara pernikahan, khitanan dan sebagainya menggunakan ruang jalan untuk arak-arakannya, untuk atraksi budaya lain biasanya diselenggarakan pada tanah lapang atau halaman yang luas (Gambar 8). Dari hasil observasi dan wawancara, ruang publik pada koridor Jalan Batujai ini kemudian diidentifikasi dan dinilai berdasarkan kebutuhan mendasar masyarakat dalam menggunakannya. Dimana terdapat lima kriteria (Carr, 1992), yaitu antara lain: • Comfort / kenyamanan Dari segi kenyamanan dan keamanan, ruang publik yang ada saat ini masih dinilai kurang karena hanya memanfaatkan bagian tepi jalan bahkan terkadang sangat dekat dengan badan jalan. Tidak dilengkapi dengan sarana yang cukup dan tanpa jalur khusus bagi pejalan kaki. • Relaxation / bersantai Terdapat aktivitas pada ruang publik ini yang menunjukkan aktivitas santai, terutama pada bagian yang berdekatan langsung dengan Waduk Batujai. Banyak masyarakat menggunakannya sebagai tempat pemberhentian untuk istirahat dengan melihat panorama atau aktivitas memancing pada area tersebut meski kurang dilengkapi dengan sarana yang mendukung untuk bersantai. • Passive engagement / pemakaian pasif Dijumpai juga beberapa orang yang datang hanya untuk melihat-lihat aktivitas yang ada atau sekedar duduk beristirahat menikmati panorama. Pada umumnya aktifitas ini tidak berlangsung lama, kebanyakan dari mereka hanya sekedar singgah saja. • Active engagement / pemakaian aktif Pemakaian aktif dapat dilihat dari beragamnya aktivitas yang ada, seperti memancing, olahraga (jogging), bermain dan lain-lain. • Discovery Dari sisi discovery, sepertinya masih kurang karena ruang publik yang ada hanya sebatas ruang tepi jalan pada bagian tertentu saja, kurang mengoptimalkan potensi lingkungan yang ada. 6 Kondisi permasalahan Kondisi permasalahan yang ada dikawasan studi ditinjau berdasarkan kondisi ruang publik dan aktifitas yang ada, yaitu sebagai berikut : 1. Kondisi ruang publik Penilaian kondisi ruang publik ini dengan melihat bagaimana tersedianya komponenkomponen ruang publik yang baik • Jalur pejalan kaki Pada area studi di koridor Jalan Batujai, jalur pejalan kaki pada kedua sisi jalan berupa tanah terbuka dan belum dikelola dengan baik, tanpa perkerasan (trotoar). Dengan kondisi ini, jalur pejalan kaki yang ada dinilai tidak nyaman dan kurang memperhatikan faktor keamanan bagi pejalan kaki. Belum lagi jika hujan banyak terdapat genangan air. Secara visual terlihat bahwa pengelolaan ruang terbuka belum direncanakan. • Taman atau tempat bermain Ruang terbuka untuk bermain hanya memanfaatkan tanah lapang atau lahan kosong yang ada, yaitu halaman pada area permukiman, halaman sekolah dan ruangruang pada tepi jalan. • Tempat transit Tidak tersedia tempat transit khusus disepanjang koridor Jalan Batujai, terutama untuk naik turun angkutan umum dilakukan secara bebas sepanjang koridor jalan. Untuk tempat pemberhentian bagi pengguna jalan non angkutan umum (sepeda motor atau pejalan kaki) biasanya memanfaatkan bagian-bagian dengan view langsung kearah waduk Batujai atau pada bagian-bagian yang terdapat berugak (gazebo) milik masyarakat yang memang dapat digunakan oleh umum. • Pedagang kaki lima Pada koridor Jalan Batujai, pedagang kaki lima yang ada berupa gerobak dorong dengan bangku-bangku seadanya, dijumpai pada bagian-bagian yang banyak terdapat aktivitas publik, terutama pada bagian yang berdekatan langsung dengan Waduk Batujai. 2. Aktifitas dan pemakaian ruang publik Aktifitas dan pemakaian dalam ruang publik dapat dibagi menjadi, pemakaian aktif dan pasif. Dalam kawasan studi aktifitasaktifitas ini telah cukup terlihat meski dalam interaksi sosial yang masih sederhana dan perlu ditingkatkan terutama untuk aktifitas-aktifitas seperti bersantai, bermain, menikmati pemandangan, atraksi-atraksi kesenian dan sebagainya. Aktifitas-aktifitas yang paling menonjol pada kawasan ini adalah aktifitas yang berhubungan dengan keberadaan Waduk Batujai, tetapi justru belum optimal dalam memanfaatkan potensi yang ada tersebut termasuk dalam pemanfaatan keindahan panoramanya. Persepsi masyarakat terhadap ruang publik A. Perhitungan tingkat kepuasan menurut persepsi masyarakat terhadap variabel ruang publik Berikut adalah perhitungan tingkat kepuasan variabel/indikator ruang publik menurut masyarakat pada koridor Jalan Batujai Praya Lombok Tengah. 1. Skor tingkat kepuasan variabel kondisi ruang publik ∑ Xi X = n X = 200/100 = 2 2. Skor tingkat kepuasan variabel kenyamanan X = 260/100 = 2,6 3. Skor tingkat kepuasan variabel peletakan elemen-elemen dalam tapak X = 195/100 = 1,95 4. Skor tingkat kepuasan variabel kedekatan dengan jalan utama X = 250/100 = 2,5 5. Skor tingkat pemandangan kepuasan variabel X = 230/100 = 2,3 6. Skor tingkat kepuasan variabel pertunjukan X = 200/100 = 2 7. Skor tingkat kepuasan variabel interaksi sosial X = 230/100 = 2,3 8. Skor tingkat kepuasan variabel penemuan X = 265/100 = 2,65 9. Skor tingkat kepuasan variabel aksesibilitas X = 250/100 = 2,5 7 B. Perhitungan tingkat kepentingan menurut persepsimasyarakat terhadap variabel ruang publik Berikut adalah perhitungan tingkat kepentingan variabel/indikator ruang publik menurut masyarakat pada koridor Jalan Batujai Praya Lombok Tengah. 1. Skor tingkat kepentingan variabel kondisi ruang publik ∑ Yi Y = n Y = 465/100 = 4,65 2. Skor tingkat kepentingan variabel kenyamanan 1 7 5 3 4 9 8 2 6 Y = 430/100 = 4,3 3. Skor tingkat kepentingan variabel peletakan elemen-elemen dalam tapak Y = 440/100 = 4,4 4. Skor tingkat kepentingan kedekatan dengan jalan utama variabel Y = 435/100 = 4,35 5. Skor tingkat kepentingan pemandangan variabel Y = 440/100 = 4,4 6. Skor tingkat kepentingan pertunjukan variabel Y = 325/100 = 3,25 7. Skor tingkat kepentingan variabel interaksi sosial Y = 450/100 = 4,5 8. Skor tingkat penemuan kepentingan variabel kepentingan variabel Y = 435/100 = 4,35 9. Skor tingkat aksesibilitas Y = 425/100 = 4,25 Dari hasil perhitungan diperoleh nilai ratarata tingkat kepuasan masyarakar terhadap variabel ruang publik adalah X = 20,80/9 = 2,31 Sedangkan nilai rata-rata dari tingkat kepentingan berdasarkan persepsi masyarakat terhadap variabel ruang publik adalah: Y =38,45/9 = 4,27 Selanjutnya tingkat variabel-variabel tersebut akan dijabarkan kedalam diagram kartesius, sehingga dapat ditafsirkan variabel mana yang perlu dijadikan prioritas. Gambar 9 Diagram Kartesius Persepsi Masyarakat terhadap Ruang Publik pada Koridor Jalan Batujai Kota Praya Lomok Tengah Keterangan : 1. Kondisi ruang publik 2. Kenyamanan 3. Peletakan elemen-elemen dalam tapak 4. Kedekatan dengan jalan utama 5. Pemandangan 6. Pertunjukan 7. Interaksi sosial 8. Penemuan 9. Aksesibilitas Berdasarkan Gambar diagram tersebut dapat disimpulkan bahwa : 1. Variabel yang terdiri dari kondisi ruang publik, peletakan lemen-elemen dalam tapak, pemandangan dan interaksi sosial mempengaruhi persepsi kepuasan masyarakat, termasuk variabel yang sangat penting, namun dalam kenyataannya belum memenuhi keinginan masyarakat. Sehingga variabel dalam kuadran ini merupakan prioritas dalam pengembangan ruang publik. 2. Variabel yang memuaskan masyarakat dan merupakan hal penting berdasarkan persepsi masyarakat antara lain kenyamanan, kedekatan dengan jalan utama, penemuan dan aksesibilitas dari ruang publik. Variabel ini dalam 8 pengembangannya harus dipertahankan untuk pelayanan ruang publik kepada masyarakat. 3. Variabel dengan tingkat penilaian kepuasan rendah dan tidak penting menurut masyarakat yaitu adanya pertunjukan pada ruang publik. Prioritas pada variable ini adalah rendah. Prioritas Pengembangan Ruang Publik pada Koridor Jalan Batujai Kabupaten Lombok Tengah Prioritas pengembangan ruang publik berdasarkan persepsi stakeholder pengambil keputusan di Kabupaten Lombok Tengah dilakukan dengan menggunakan analisis AHP (Analitycal Hierarchy Process). Sampel yang diambil untuk analisis AHP sejumlah 5 (lima) stakeholders dari masing-masing instansi pemerintah di wilayah Kabupaten Lombok Tengah, yaitu Bappeda, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Pekerjaan Umum, Badan Lingkungan Hidup dan Kantor Kecamatan Praya Kabupaten Lombok Tengah, Berdasarkan hasil perhitungan bobot kriteria rata-rata dari seluruh responden dapat disimpulkan bahwa prioritas utama dalam pengembangan ruang publik pada koridor Jalan Batujai menurut kelima stakeholder yaitu kondisi ruang publik (17,49%), peletakan elemen-elemen dalam tapak (14,74%), pemandangan (12,34%) serta interaksi sosial (10,92%). Arahan Konsep Pengembangan Arahan pengembangan ruang publik pada koridor Jalan Batujai didasarkan pada hasil identifikasi menggunakan analisis yang telah dilakukan, memperhatikan variabel-variabel yang menjadi prioritas dan mempengaruhi kenyamanan masyarakat seperti kondisi ruang publik, peletakan elemen-elemen dalam tapak, pemandangan dan interaksi sosial dengan perhatian pada lingkungan sebagai landasan pengembangannya. Carr (1992) menyatakan bahwa ruang publik setidaknya harus memenuhi tiga hal, yaitu responsif, demokratis dan bermakna. Responsif dalam arti ruang publik harus dapat digunakan untuk berbagai kegiatan dan kepentingan luas. Sementara demokratis berarti ruang publik seharusnya dapat digunakan oleh masyarakat umum dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi dan budaya serta aksesibel bagi berbagai kondisi fisik manusia. Terakhir, bermakna yang berarti ruang publik harus memiliki tautan antara manusia, ruang dan dunia luas serta dengan konteks sosial. Penataan ruang kawasan diarahkan dengan memanfaatkan area tepi Waduk Batujai yang merupakan lahan milik pemerintah daerah, selain memberi wadah yang lebih luas bagi aktivitas-aktivitas publik yang ada juga bisa dikembangkan dengan fungsi-fungsi rekreatif sehingga diharapkan juga akan mampu membangkitkan ekonomi sektor riil. Pengembangan kawasan ini diarahkan dengan konsep-konsep sebagai berikut : • Meningkatkan kondisi ruang publik yang ada, • Menguatkan keberadaan Waduk Batujai sebagai ciri fisik dan spirit kawasan. A. Meningkatkan kualitas ruang publik Penetapan konsep ini didasarkan atas teoriteori tentang ruang publik dan analisa yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu yang berkaitan dengan: 1. Kondisi ruang publik Kondisi ruang publik yang baik akan mempengaruhi kenyamanan masyarakat dalam memanfaatkannya. Kenyamanan ruang publik antara lain dipengaruhi oleh: • Environtmental comfort berupa perlindungan dari pengaruh alam seperti sinar matahari dan angin. Untuk environtmental comfort dapat ditingkatkan dengan pepohonan dan penyediaan tempat-tempat naungan seperti Berugak atau gazebo. • Physical comfort antara lain dengan memberi rasa aman bagi pengguna ruang publik berupa ketersediaan fasilitas penunjang yang cukup seperti tempat duduk, jalur pedestrian yang baik. Agar jalan menjadi tempat yang nyaman, aman dan menyenangkan baik secara fisik maupun psikologis bagi pejalan untuk melakukan berbagai aktivitas, komponenkomponen seperti jalan untuk kendaraan, area pedestrian dan kegiatan-kegiatan lain harus dibagi dengan batas yang jelas. 2. Peletakan elemen-elemen dalam tapak 9 Pada jalur pedestrian yang panjang, terdapat tempat pemberhentian dibeberapa titik berupa taman atau plaza yang harus disediakan dalam meningkatkan kualitas jalan dan mempertahankan unsur yang menarik sepanjang jalan tersebut. juga dimanfaatkan sebagai pelengkap komponen-komponen pendukung pada ruang publik seperti, pemberhentian penumpang, lokasi pedagang kakilima dan sebagainya yang ditata dengan baik sehingga aktivitas yang ada akan saling menguntungkan. Penempatannya dapat ditentukan dengan memperhatikan panjang pedestrian dan lokasi-lokasi menarik yang memungkinkan view kearah Waduk Batujai sebagai karakteristik kawasan. untuk menampung aktifitas budaya atau kegiatan masyarakat yang berhubungan dengan adat, seperti rangkaian upacara pernikahan yang sering memanfaatkan jalan sebagai tempat iring-iringan. Agar tidak mengganggu jalur kendaraan, perlu menyediakan pedestrian yang lebar sebagai ruang budaya yang menampung aktifitas tersebut. Gambar 10. Aktivitas budaya pada jalur pedestrian. Pada lokasi-lokasi tertentu pedestrian dapat dibuat lebih lebar (minimal 3 m) sepanjang minimal 500 meter. Aktifitas budaya yang lain dapat diarahkan pada pengembangan area disekitar tepian Waduk Batujai. 3. Pemandangan Pada area studi, aktifitas bersantai sambil menikmati panorama Waduk Batujai masih terbatas pada satu lokasi saja. Bersantai merupakan aktivitas yang erat hubungannya dengan psyichological comfort. Suasana rileks dapat dicapai jika badan dan pikiran dalam kondisi sehat dan senang.. Gambar 11 Panorama waduk Batujai untuk mendukung suasana santai pada ruang publik. Untuk meningkatkan kepuasan pengguna ruang publik pada variabel ini dapat dicapai dengan mengoptimalkan potensi fisik dan lingkungan yang ada, menyajikan pemandangan yang menarik dengan memanfaatkan area sekitar tepian Waduk Batujai untuk dikembangkan lebih baik dan mendukung fungsi rekreatif pada kawasan ini dengan meningkatkan faktor-faktor kenyamanan pengguna ruang publik untuk bersantai dan menikmati panorama (Gambar 11). 4. Interaksi sosial Suatu ruang publik dikatakan berhasil jika dapat mewadahi aktifitas kontak/interaksi antar anggota masyarakat dengan baik. Sebagian besar aktivitas yang berlangsung pada koridor Jalan Batujai merupakan aktivitas-aktivitas yang memanfaatkan potensi fisik kawasan, hal ini perlu mendapat perhatian dengan penyediaan sarana ruang publik yang lebih memadai, perluasan area, menambah tamantaman bermain dan sebagainya yang dapat mengundang perhatian orang untuk mengunjunginya sehingga dapat meningkatkan pemakaian aktif dan menguatkan fungsi rekreatif dari ruang publik pada kawasan tersebut. Dengan memanfaatkan tepian Waduk Batujai, dapat memungkinkan para pengguna ruang publik ini untuk menemukan tempattempat baru dan aktivitas yang tidak monoton, akan tersedia ruang untuk menyelenggarakan aktivitas yang menarik berupa antraksi budaya, upacara adat, pameran seni, festival dan lainlain. 10 B. Menguatkan keberadaan waduk Batujai sebagai spirit kawasan Dalam upaya untuk mempertahankan dan menguatkan keberadaan Waduk Batujai sebagai spirit kawasan, diarahkan pada beberapa konsep sebagai berikut: Menjaga panorama dan menambah nilai visual Menyajikan visual linkage yang menarik untuk pengguna jalan dengan mempertahankan visual jalan langsung ke arah Waduk Batujai, dengan membuka beberapa titik yang dapat memungkinkan view langsung dari jalan ke arah Waduk Batujai (Gambar 12). Titik-titik ini nantinya dapat dimanfaatkan sebagai tempat pemberhentian berupa taman dan tempat pedagang kakilima, akses menuju ruang terbuka didalamnya maupun sebagai tempat parkir. Gambar 13. Landmark baru sebagai vista dari jalan Meningkatkan kualitas ruang terbuka hijau. Memanfaatkan area tepian Waduk Batujai sebagai ruang terbuka hijau berupa tamantaman dan hutan kota, memadukannya dengan ruang publik selain mendukung fungsi kawasan ini sebagai area konservasi air juga untuk menjaga aktivitas dan interaksi sosial publik yang lebih menyenangkan. Arahan zoning pada kawasan Diperlukan juga pengaturan zoning yang dapat mendukung perannya sebagai gerbang kota dan bersinergi dengan lingkungannya. Pembagian area dalam kawasan dibagi menjadi: Gambar 12 Bagian kawasan yang dibuka untuk menjaga view langsung ke arah waduk sebagai upaya menjaga panorama. Untuk menambah nilai visual dan estetika, selain taman-taman dan tempat bermain, perlu sebuah landmark baru sebagai penanda atau legabilitas (kemampuan untuk dapat dibaca) yang dapat terlihat dari berbagai arah dengan ketentuan-ketentuan yang tidak mengganggu kegiatan Bandar udara. Kehadiran landmark baru juga akan menjadi vista dari jalan yang dapat memperkaya nilai visual pada kawasan ini (Gambar 13). Area pedestrian tepi jalan, dikembangkan dengan prinsip-prinsip dasar ruang publik yang telah dibahas sebelumnya. Dengan penggunaan material dan ornamen lokal. Area privat, dengan beragam penggunaan lahan (land uses) bahkan tidak menutup kemungkinan penggunaan lahan untuk fungsi-fungsi komersil atau pertokoan. Perlu diatur lebih detail tentang Koefisien Luas Bangunan (KLB), ketinggian dan sebagainya. Area pengembangan ruang terbuka, dengan taman-taman, ruang bermain, jogging track dan sarana pendukungnya. Area ruang terbuka hijau, untuk mendukung kawasan ini sebagai area konservasi air sekaligus dapat 11 dimanfaatkan sebagai taman-taman dan hutan kota. Area pusat kawasan, berupa ruang publik yang lebih luas, dapat meawadahi aktivitasaktivitas yang lebih besar seperti upacara adat, pertunjukan budaya dan sebagainya. Selain itu juga dapat dipadukan dengan kegiatan ekonomi skala kecil dan menengah, seperti kuliner, kerajinan, jasa dan sebagainya. Pada area ini landmark baru ditempatkan, pada titik yang dapat terlihat dari berbagai arah dengan ketentuan-ketentuan yang tidak mengganggu kegiatan Bandar udara. Gambar 13 Arahan rencana zoning kawasan. Kesimpulan Kondisi ruang publik di koridor jalan Batujai berupa ruang terbuka di tepi jalan, sebagian lagi berupa ruang semi privat pada lingkungan permukiman seperti halaman, teras rumah dan berugak (gazebo). Dengan aktifitas yang dikelompokkan dalam aktifitas sosial, budaya dan ekonomi. Persepsi masyarakat terhadap ruang publik pada koridor Jalan Batujai menunjukkan bahwa variabel yang terdiri dari kondisi ruang publik, peletakan lemen-elemen dalam tapak, pemandangan dan interaksi sosial merupakan prioritas dalam pengembangan ruang publik. Sedangkan variabel yang perlu dipertahankan antara lain kenyamanan, kedekatan dengan jalan utama, penemuan dan aksesibilitas dari ruang publik. Prioritas pengembangan berdasarkan analisis AHP (Analitycal Hierarchy Process) menunjukkan bahwa urutan prioritas dalam pengembangan ruang publik pada koridor Jalan Batujai menurut kelima stakeholder yaitu (1) kondisi ruang publik, (2) peletakan elemenelemen dalam tapak, pemandangan serta (3) interaksi sosial. Saran Beberapa saran yang dapat diberikan terkait dengan hasil studi adalah sebagai berikut: 1. Perlu mendapat perhatian aktifitas publik pada kawasan koridor Jalan Batujai dengan penyediaan ruang publik yang lebih baik, dilengkapi sarana pendukung yang memperhatikan kebutuhankebutuhan masyarakat dalam menggunakannya. 2. Keberadaan Waduk Batujai sebagai identitas kawasan perlu diperkuat dengan pemanfaatan yang optimal pada fungsi rekreasi dan konservasi yang didukung oleh konsep penataan dan peraturanperaturan tata ruang yang baik. 3. Perlu studi lanjutan terkait penataan bangunan dan lingkungan dengan memperhatikan kemampuan lahan. Daftar Pustaka Budihardjo, Eko. 1997. Lingkungan Binaan dan Tata Ruang Kota, Yogyakarta. Penerbit ANDI. Budihardjo, Eko. dan Hardjohubojo. S. 1993. Kota Berwawasan Lingkungan, Bandung, Alumni. Danisworo, M. dan Martokusumo, Wijaya. 2002. Isu Kontemporer Perancangan Kota, Bandung. Magister Arsitektur ITB. Koestoer, Raldi Hendro. 2001. Dimensi Keruangan Kota: Teori dan Kasus, Jakarta, UI Press. 12 Lynch, Kevin. 1980. Good City Cambridge, The MIT Press. Form, Stephen, Isaac. & William B. Michael. 1981. Hand Book in Research And Evaluation, Calofornia, Edits Publishers. Tibbalds, Francis. 1992. Making PeopleFriendly Towns, London, Longman Group UK, Ltd. Zahnd, Markus. 1999. Perancangan Kota Secara Terpadu, Teori Perancangan Kota dan Penerapannya, Yogyakarta, Kanisius, Soegijapranata University Press. Hidayatsyah, Sutan. 2007. Isu-isu dan Permasalahan Pembangunan Masyarakat Perkotaan, Makalah Seminar Pembangunan Kota yang Partisipatif dan Berkelanjutan bagi Kepentingan Publik, Jakarta, Ikatan Arsitek Indonesia. 13