Academia.eduAcademia.edu

Sulfonamida Antiviral HIV

Apa itu Darunavir? Darunavir adalah obat yang dipakai sebagai bagian dari terapi antiretroviral (ARV). Obat ini juga dikenal sebagai Prezista (nama dagang), dan dahulu dikenal sebagai TMC114. Darunavir dibuat oleh Tibotec Pharmaceuticals. Darunavir belum tersedia sebagai versi generik. Saat ini darunavir belum tersedia secara umum di Indonesia. Darunavir adalah protease inhibitor. Obat golongan ini mencegah pekerjaan enzim protease. Protease HIV bertindak seperti gunting kimia. Enzim ini memotong bahan baku HIV menjadi potongan khusus yang dibutuhkan untuk membangun virus baru. Protease inhibitor merusak gunting ini. Siapa Sebaiknya yang Menggunakan Darunavir? Darunavir disetujui di AS pada 2006 sebagai obat antiretroviral (ARV) untuk orang dengan infeksi HIV. Darunavir tidak boleh dipakai oleh anak berusia di bawah tiga tahun, dan belum diteliti pada anak berusia antara tiga dan enam tahun. Tidak ada pedoman tetap tentang kapan sebaiknya mulai memakai ARV. Kita dan dokter harus mempertimbangkan jumlah CD4, viral load, gejala yang kita alami, dan sikap kita terhadap penggunaan ARV. Jika kita memakai darunavir dengan ARV lain, kita dapat mengurangi viral load kita sampai tingkat yang sangat rendah dan meningkatkan jumlah CD4 kita. Hal ini seharusnya berarti kita lebih sehat untuk waktu lebih lama. Bagaimana dengan Resistansi terhadap Obat? Waktu HIV menggandakan diri, sebagian dari bibit HIV baru menjadi sedikit berbeda dengan aslinya. Jenis berbeda ini disebut mutan. Kebanyakan mutan langsung mati, tetapi beberapa di antaranya terus menggandakan diri, walaupun kita tetap memakai ARV – mutan tersebut ternyata kebal terhadap obat. Jika ini terjadi, obat tidak bekerja lagi. Hal ini disebut sebagai ‘mengembangkan resistansi’ terhadap obat tersebut. Kadang kala, jika virus kita mengembangkan resistansi terhadap satu macam obat, virus juga menjadi resistan terhadap ARV lain. Ini disebut ‘resistansi silang’ atau ‘cross resistance’ terhadap obat atau golongan obat lain. Resistansi dapat segera berkembang. Sangat penting memakai ARV sesuai dengan petunjuk dan jadwal, serta tidak melewati atau mengurangi dosis. Darunavir dikembangkan secara khusus untuk mengendalikan HIV yang sudah resistan terhadap protease inhibitor lain. Oleh karena itu, kemungkinan darunavir akan menunjukkan resistansi silang dengan protease inhibitor lain adalah rendah. Bagaimana Penggunaan Darunavir? Darunavir dipakai sebagai tablet. Dosis normal untuk orang dewasa adalah 600mg plus ritonavir 100mg dipakai dua kali sehari. Tablet tersedia sekarang mengandung 75mg, 150mg, 300mg, 400mg, 600mg dan 800mg. Pilihan ini dapat mengurangi jumlah pil yang harus dipakai. Pada 2008, FDA AS menyetujui darunavir sebagai bagian dari rejimen lini pertama (untuk orang yang belum pernah memakai ARV), dengan dosis 800mg plus ritonavir 100mg sekali sehari dengan makanan. Pada 2010, dosis sekali sehari itu disetujui untuk mengobati pasien yang berpengalaman dengan ARV, asal tes resistansi genotip. Pada 2011 Tibotec mengumumkan persetujuan dengan Gilead Sciences untuk mengembangkan pil kombinasi mengandung darunavir dan cobicistat (penguat pengganti ritonavir). Versi ini akan dipakai sebagai satu pil sekali sehari. Darunavir juga sudah disetujui untuk dipakai oleh anak berusia tiga tahun ke atas yang berpengalaman dengan ARV. Tersedia tablet yang mengandung 75mg dan 150mg darunavir untuk anak. Versi sirop disetujui oleh FDA-AS pada 2011 untuk dipakai oleh anak atau orang dewasa. Pada 2012, darunavir disetujui oleh FDA-AS untuk dipakai oleh anak berusia 6 tahun ke atas. Pada anak tetap dipakai dengan ritonavir, dan takaran tergantung pada berat badan. Darunavir harus digunakan dengan makanan, agar tingkat darunavir dalam darah menjadi cukup tinggi. Jenis makanan tidak penting. Darunavir sebaiknya disimpan pada suhu ruang. Apa Efek Samping Darunavir? Efek samping yang paling umum yang diakibatkan oleh darunavir termasuk diare, mual, sakit kepala, dan pilek. Beberapa orang dapat mengalami ruam kulit; masalah ini dapat menjadi gawat, walau jarang. Darunavir belum ditelitikan secara ketat pada pasien dengan hepatitis B atau hepatitis C, atau orang dengan penyakit hati. Odha terinfeksi bersama dengan virus hepatitis atau dengan penyakit hati yang memakai darunavir sebaiknya dipantau secara ketat. Beberapa kasus kerusakan hati yang berat dilaporkan. Darunavir yang dipakai bersamaan dengan ritonavir dapat meningkatkan tingkat kolesterol dan trigliserida (lemak dalam darah). Tingkat lemak darah yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Pastikan tingkat lemak dalam darah diukur sebelum kita mulai pakai darunavir, dan kemudian secara berkala. Darunavir adalah obat sulfa. Bila kita alergi terhadap obat sulfa, pastikan hal ini diketahui oleh dokter. Bagaimana Darunavir Berinteraksi dengan Obat Lain? Darunavir dengan ritonavir dapat berinteraksi dengan obat lain, suplemen atau jamu yang kita pakai. Interaksi ini dapat mengubah jumlah masing-masing obat yang masuk ke aliran darah kita dan mengakibatkan overdosis atau dosis rendah. Interaksi baru terus-menerus diketahui. Obat yang harus diperhatikan termasuk ARV lain, obat yang dipakai untuk mengobati TB, obat untuk disfungsi ereksi (mis. Viagra), obat yang mengendalikan denyut jantung (antiaritmia), dan obat sakit kepala migran. Interaksi juga dapat terjadi dengan beberapa antihistamin (obat antialergi), sedatif, obat untuk mengurangi kolesterol, dan obat antijamur. Beberapa pil KB mungkin tidak bekerja bila dipakai bersamaan dengan darunavir. Darunavir menurunkan tingkat metadon dalam darah. Waspadai tanda sedasi berlebihan bila dipakai darunavir bersamaan dengan buprenorfin. Apa Tipranavir Itu? Tipranavir adalah obat yang dipakai sebagai bagian dari terapi antiretroviral (ARV). Obat ini juga dikenal sebagai Aptivus. Tipranavir dibuat oleh Boehringer Ingelheim. Tipranavir belum tersedia dalam versi generik. Saat ini tipranavir belum tersedia secara umum di Indonesia. Tipranavir adalah protease inhibitor. Obat golongan ini mencegah pekerjaan enzim protease. Protease HIV bertindak seperti gunting kimia. Enzim ini memotong bahan baku HIV menjadi potongan khusus yang dibutuhkan untuk membangun virus baru. Protease inhibitor merusak gunting ini. Siapa Sebaiknya Menggunakan Tipranavir? Tipranavir disetujui di AS pada 2005 sebagai obat antiretroviral (ARV) untuk orang terinfeksi HIV yang pernah memakai ARV sebelumnya. Tipranavir belum diteliti pada orang yang baru mulai ARV. Tipranavir yang dikuatkan dengan ritonavir seharusnya tidak dipakai sebagai bagian dari rejimen ARV pertama. Tidak ada pedoman tetap tentang kapan sebaiknya mulai memakai ARV. Kita dan dokter harus mempertimbangkan jumlah CD4, viral load, gejala yang kita alami, dan sikap kita terhadap penggunaan ARV. Jika kita memakai tipranavir dengan ARV lain, kita dapat mengurangi viral load kita sampai tingkat yang sangat rendah dan meningkatkan jumlah CD4 kita. Hal ini seharusnya berarti kita lebih sehat untuk waktu lebih lama. Bagaimana dengan Resistansi terhadap Obat? Waktu HIV menggandakan diri, sebagian dari bibit HIV baru menjadi sedikit berbeda dengan aslinya. Jenis berbeda ini disebut mutan. Kebanyakan mutan langsung mati, tetapi beberapa di antaranya terus menggandakan diri, walaupun kita tetap memakai ARV – mutan tersebut ternyata kebal terhadap obat. Jika ini terjadi, obat tidak bekerja lagi. Hal ini disebut sebagai ‘mengembangkan resistansi’ terhadap obat tersebut. Kadangkala, jika virus kita mengembangkan resistansi terhadap satu macam obat, virus juga menjadi resistan terhadap ARV lain. Ini disebut ‘resistansi silang’ atau ‘cross resistance’ terhadap obat atau golongan obat lain. Resistansi dapat segera berkembang. Sangat penting memakai ARV sesuai dengan petunjuk dan jadwal, serta tidak melewati atau mengurangi dosis. Tipranavir dikembangkan secara khusus untuk mengendalikan HIV yang sudah resistan terhadap protease inhibitor lain. Oleh karena itu, kemungkinan tipranavir akan menunjukkan resistansi silang dengan protease inhibitor lain adalah rendah. Bagaimana Penggunaan Tipranavir? Tipranavir dipakai sebagai kapsul lunak. Takaran normal untuk orang dewasa adalah 500mg plus ritonavir 200mg dengan dosis dua kali sehari. Kapsul mengandung 250mg, jadi kita harus memakai dua tablet tipranavir plus dua kapsul ritonavir dua kali sehari. Pada 2008, tipranavir dalam bentuk sirop disetujui di AS untuk orang dewasa dan anak berusia di atas dua tahun. Tipranavir harus dipakai dengan makanan. Dengan cara ini, tingkat tipranavir dalam darah menjadi cukup tinggi. Makanan yang kaya lemak dapat meningkatkan tingkat tipranavir dalam darah. Sebelum dibuka, botol tipranavir harus disimpan dalam kulkas. Setelah botol dibuka, kapsul dapat disimpan pada suhu ruang selama sampai 60 hari. Apa Efek Samping Tipranavir? Efek samping yang paling umum yang diakibatkan oleh tipranavir termasuk diare, mual, muntah, sakit perut, kelelahan dan sakit kepala. Perempuan yang memakai pil KB dapat mengalami ruam kulit. Tipranavir dapat memburukkan masalah hati. Pasien dengan hepatitis B atau hepatitis C yang memakai tipranavir sebaiknya dipantau dengan hati-hati. Beberapa orang yang memakai tipranavir mengembangkan hepatitis, yang dapat menyebabkan kegagalan hati, walau jarang. Kurang lebih 10% pasien mengembangkan ruam kulit atau kulit yang peka terhadap cahaya matahari, kadang kala dengan sakit sendi atau pegal, gatal-gatal, dan sesak pada tenggorok. Tipranavir dapat menyebabkan peningkatan besar pada tingkat kolesterol dan trigliserida (lemak dalam darah). Hal ini sedikitnya didorong oleh ritonavir yang dipakai bersama dengan tipranavir. Tingkat lemak darah yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Pastikan tingkat lemak dalam darah diukur sebelum kita mulai pakai tipranavir, dan kemudian secara berkala. Pada 2006 beberapa kasus perdarahan dalam dilaporkan pada pasien yang memakai tipranavir. Beberapa kasus mengakibatkan kematian. Kita harus memberi tahu dokter bila kita mempunyai kelainan perdarahan. Tipranavir adalah obat sulfa. Bila kita alergi terhadap obat sulfa, pastikan hal ini diketahui oleh dokter. Bagaimana Tipranavir Berinteraksi dengan Obat Lain? Tipranavir dapat berinteraksi dengan obat lain, suplemen atau jamu yang kita pakai. Interaksi ini dapat mengubah jumlah masing-masing obat yang masuk ke aliran darah kita dan mengakibatkan overdosis atau dosis rendah. Interaksi baru terus-menerus diketahui. Tipranavir menurunkan tingkat lopinavir (dalam Kaletra/Aluvia) dalam darah. Tipranavir tidak boleh dipakai bersamaan dengan Kaletra/Aluvia. Obat lain yang harus diperhatikan termasuk ARV lain, obat yang dipakai untuk mengobati TB, obat untuk disfungsi ereksi (mis. Viagra), obat yang mengendalikan denyut jantung (antiaritmia), dan obat sakit kepala migran. Interaksi juga dapat terjadi dengan beberapa antihistamin (obat antialergi), sedatif, obat untuk mengurangi kolesterol, dan obat antijamur. Tipranavir meningkatkan tingkat midazolam (sejenis obat sedatif) dalam darah. Obat ini tidak boleh dipakai bersamaan dengan tipranavir kecuali dipantau dengan seksama. Beberapa pil KB mungkin tidak bekerja bila dipakai bersamaan dengan tipranavir. Membahas cara KB yang terbaik untuk kita dengan dokter. Tipranavir menurunkan tingkat metadon dalam darah. Waspadai tanda sedasi (penenang)berlebihan bila dipakai tipranavir bersamaan dengan buprenorfin. Amprenavir adalah obat yang dipakai sebagai bagian dari terapi antiretroviral (ART). Obat ini juga dikenal sebagai Agenerase. Amprenavir dibuat oleh GlaxoSmithKline. Apa Amprenavir Itu? Pembuatan amprenavir dihentikan pada Oktober 2007. Obat ini diganti oleh fosamprenavir. Fosamprenavir adalah amprenavir pro-drug. Hal ini berarti waktu fosamprenavir dipakai, obat tersebut diuraikan menjadi amprenavir.