SETELAH MEMPELAJARI BAB INI, PEMBACA AKAN MAMPU UNTUK: 1. Menjelaskan tanda, gejala dan presentas... more SETELAH MEMPELAJARI BAB INI, PEMBACA AKAN MAMPU UNTUK: 1. Menjelaskan tanda, gejala dan presentasi klinis dari infeksi sistem saraf pusat (SSP). 2. Mendiskusikan patofisiologi infeksi SSP dan dampak pengobatan rejimen antimikroba (seperti dosis dan penetrasi SSP). 3. Mendata daftar pathogen yang paling umum yang menyebabkan infeksi SSP, dan mengidentifikasi faktor resiko infeksi dengan masing-masing patogen. 4. Menyatakan tujuan terapi untuk infeksi SSP. 5. Mendesain secara empiris rejimen antimikroba untuk pasien yang diduga menderita infeksi SSP yang disebabkan oleh masing-masing patogen berikut (dengan mempertimbangkan usia, sejarah vaksin, dan informasi lain kepada pasien tertentu), dan menganalisis dampak resistensi antimikroba pada kedua terapi empiris dan definitif: meningitis oleh Neisseria meningitidis,meningitis oleh Streptococcus pneumoniae, meningitis oleh Haemophilus influenzae, meningitis oleh Listeria monocytogenes,meningitis oleh kelompok B Streptococcus meningitis, meningitis oleh Gram Negatif Basil Meningitis, Infeksi Paska Operasi, Infeksi Shunt SSP, Herpes Simpleks Ensefalitis. 6. Memodifikasi rejimen antimikroba empiris berdasarkan data laboratorium dan kriteria diagnostik lainnya. 7. Mendiskusikan pengelolaan kontak dekat dengan pasien yang didiagnosis mengidap infeksi SSP. 8. Membahas peran vaksin dan terapi profilaksis lainnya dalam pencegahan infeksi SSP. 9. Menggambarkan peran agen ajuvan (seperti deksametason) dalam pengelolaan infeksi SSP. 10. Menjelaskan komponen dari rencana pemantauan untuk menilai efikasi dan efek samping dari terapi untuk infeksi SSP.
SETELAH MEMPELAJARI BAB INI, PEMBACA AKAN MAMPU UNTUK: 1. Menjelaskan tanda, gejala dan presentas... more SETELAH MEMPELAJARI BAB INI, PEMBACA AKAN MAMPU UNTUK: 1. Menjelaskan tanda, gejala dan presentasi klinis dari infeksi sistem saraf pusat (SSP). 2. Mendiskusikan patofisiologi infeksi SSP dan dampak pengobatan rejimen antimikroba (seperti dosis dan penetrasi SSP). 3. Mendata daftar pathogen yang paling umum yang menyebabkan infeksi SSP, dan mengidentifikasi faktor resiko infeksi dengan masing-masing patogen. 4. Menyatakan tujuan terapi untuk infeksi SSP. 5. Mendesain secara empiris rejimen antimikroba untuk pasien yang diduga menderita infeksi SSP yang disebabkan oleh masing-masing patogen berikut (dengan mempertimbangkan usia, sejarah vaksin, dan informasi lain kepada pasien tertentu), dan menganalisis dampak resistensi antimikroba pada kedua terapi empiris dan definitif: meningitis oleh Neisseria meningitidis,meningitis oleh Streptococcus pneumoniae, meningitis oleh Haemophilus influenzae, meningitis oleh Listeria monocytogenes,meningitis oleh kelompok B Streptococcus meningitis, meningitis oleh Gram Negatif Basil Meningitis, Infeksi Paska Operasi, Infeksi Shunt SSP, Herpes Simpleks Ensefalitis. 6. Memodifikasi rejimen antimikroba empiris berdasarkan data laboratorium dan kriteria diagnostik lainnya. 7. Mendiskusikan pengelolaan kontak dekat dengan pasien yang didiagnosis mengidap infeksi SSP. 8. Membahas peran vaksin dan terapi profilaksis lainnya dalam pencegahan infeksi SSP. 9. Menggambarkan peran agen ajuvan (seperti deksametason) dalam pengelolaan infeksi SSP. 10. Menjelaskan komponen dari rencana pemantauan untuk menilai efikasi dan efek samping dari terapi untuk infeksi SSP.
Uploads
Papers by Nita Mardiana