Academia.eduAcademia.edu

MAKALAH TEORI PRODUKSI DAN ONGKOS PRODUKSI

MAKALAH EKONOMI MIKRO Tentang Teori Produksi dan Biaya Prduksi D I S U S U N Oleh : SYARIPAH DWI RAHMI NPM : 20030235 KELAS : II-E MANAJEMEN (Reguler) UNIVERSITAS ASAHAN FAKULTAS EKONOMI PRODI MANAJEMEN TA 2020 / 2021 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa yang telah memberikan saya kemudahan dalam menyelesaikan makalah tepat waktu. Atas rahmat dan hidayahnyalah saya dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul Teori Produksi dan Biaya Produksi. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Ibu Albina Dosen pada salah satu mata kuliah di Universitas Asahan. Selain Itu, saya juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan dan manfaat bagi kita. Mata Kuliah Ekonomi Mikro merupakan mata kuliah yang menguraikan atau menganalisis mengenai perilaku ekonomi individual baik mengenai perilaku konsumen, perilaku produsen maupun pasar. Saya tidak hanya membahas materi tentang Teori Produksi dan Biaya Produksi saja, tetapi juga membahas mengenai hubungan total marginal, dari teori biaya produksi. Saya menyadari makalah Ekonomi Mikro yang bertema Teori Produksi dan Biaya Produksi ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan kekurangan, saya terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan dalam makalah ini baik dari penulisan maupun konten yang saya buat, saya mohon maaf. Demikian yang dapat saya sampaikan. Akhir kata semoga ilmu dari makalah ini dapat bermanfaat. Sekian dan terima kasih. Kisaran, 26 April 2021 Syaripah Dwi Rahmi Daftar Isi Kata Pengantar .......................................................................................... ii Daftar Isi ..................................................................................................... iii PEMBAHASAN .......................................................................................... 1 Teori Produksi .......................................................................................... 1 Dimensi Jangka Panjang dan Jangka Pendek ............................................. 2 Model Produksi dengan Satu Faktor Produksi Variabel ............................ 3 Model Produksi dengan Dua Faktor Produksi Variabel ............................ 6 Asumsi-Asumsi Isoquant .................................................................................. 8 Biaya Produksi ................................................................................................... 10 Hubungan antara Biaya Marginal dan Produk Marginal ................................... 14 Minimisasi Biaya Produksi atau Maksimisasi Output ........................................ 15 Daftar Pustaka ........................................................................................... 16 PEMBAHASAN 1. TEORI PRODUKSI A.    Pengertian Teori Produksi Teori Produksi pada dasarnya berusaha menjelaskan bagaimana dengan biaya minimum perusahaan dapat memproduksi output tertentu atau dengan biaya tertentu memaksimumkan produksi. Teori produksi penting dalam bidang ekonomi manajerial karena merupakan dasar dari teori supply (penawaran) yang merupakan salah satu dasar bagi penentu harga. Jadi teori produksi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara tingkat produksi dengan jumlah faktor-faktor produksi dan hasil penjualan outputnya. B Tujuan Organisasi Perusahaan dalam Unit Produksi   Dalam teori ekonomi, berbagai jenis perusahaan dipandang sebagai unit badan usaha yang mempunyai tujuan yang sama yaitu “mencapai keuntungan yang maksimum”. Untuk tujuan itu, ia menjalankan usaha yang bersamaan yaitu mengatur penggunaan factor produksi dengan cara seefisien mungkin sehingga “ usaha memaksimumkan keuntungan dapat dicapai dengan cara yang dari sudut ekonomi dipandang dengan cara yang paling efisien”. Dalam praktik, pemaksimuman keuntungan bukanlah satu-satunya tujuan perusahaan. Tetapi demi penyederhanaan analisis, untuk sementara tujuan memaksimumkan ini digunakan.            Keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara hasil penjualan dan biaya produksi. Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi dari biaya produksi, dan kerugian akan dialami apabila hasil penjualan kurang dari biaya produksi. Keuntungan maksimum dicapai apabila perbedaan diantara hasil penjualan dan biaya produksi mencapai tingkat yang paling besar. Dalam usahanya untuk memproduksi barang-barang yang diperlukan masyarakat dan memperoleh keuntungan maksimum, masalah pokok yang harus dipecahkan produsen adalah :”bagaimanakah komposisi dari factor-faktor produksi yang digunakan dan untuk masing-masing factor produksi tersebut berapakah jumlah yang akan digunakan”. C. Dimensi Jangka Panjang dan Jangka Pendek Yang dimaksud dengan teori produksi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara tingkat produksi dengan jumlah faktor-faktor produksi dan hasil penjualan outputnya. Di dalam menganalisis teori produksi, kita mengenal 2 hal: Produksi jangka pendek, yaitu bila sebagian faktor produksi jumlahnya tetap dan yang lainnya berubah (misalnya jumlah modal tetap, sedangkan tenaga kerja berubah). Produksi jangka panjang, yaitu semua faktor produksi dapat berubah dan ditambah sesuai kebutuhan. Dalam aktivitas produksinya produsen (perusahaan) mengubah berbagai faktor produksi menjadi barang dan jasa. Berdasarkan hubungannya dengan tingkat produksi, faktor produksi di bedakan menjadi faktor produksi tetap (fixed input) dan faktor produksi variabel (variable input).             Faktor produksi tetap adalah faktor produksi yang jumlah penggunaannya tidak tergantung pada jumlah produksi. Ada atau tidak adanya kegiatan produksi, faktor produksi itu harus tetap tersedia. Jumlah penggunaan faktor produksi variabel tergantung pada tingkat produksinya. Makin besar tingkat produksi, makin banyak faktor produksi variabel yang di gunakan. Begitu pula sebaliknya. Pengertian faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel terkait erat dengan waktu yang di butuhkan untuk menambah atau mengurangi faktor produksi tersebut.             Dalam jangka panjang (long run) dan sangat panjang (very long run) semua faktor produksi sifatnya variabel. Perusahaan dapat menambah atau mengurangi mesin produksi. Dalam konteks manajemen, jangka panjang dan jangka sangat panjang berkaitan dengan ukuran waktu kronologis. Periode jangka pendek adalah periode produksi dimana perusahaan tidak mampu dengan segera melakukan penyesuaian jumlah penggunaan salah satu atau beberapa faktor produksi. Sedangkan periode jangka panjang adalah periode produksi dimana semua faktor produksi menjadi faktor produksi variabel. D. Model Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel Sebenarnya sangat jarang bahkan tidak ada proses produksi yang hanya menggunakan satu faktor produksi variabel. Pengertian produksi dengan satu faktor produksi variabel adalah pengertian analisis jangka pendek, dimana ada faktor produksi yang tidak dapat diubah. Ketika mencoba memahami proses alokasi faktor produksi oleh perusahaan, ekonom membagi factor produksi menjadi barang modal (capital) dan tenaga kerja (labour). Hubungan matematis penggunaan faktor produksi yang menghasilkan output maksimun disebut fungsi produksi. Q= f(K,L) Dimana: Q: Tingkat Output K: Barang Modal L: Tenaga Kerja/buruh Dalam model produksi satu faktor produksi variabel, barang modal dianggap faktor produksi tetap. Keputusan produksi ditentukan berdasarkan alokasi efisiensi tenaga kerja. a. Produksi Total, Produksi Marjinal, dan Produksi Rata-Rata - Produksi total (total product) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari penggunan total faktor produksi. TP = f(K,L)  Di mana: TP= produksi total K= barang  modal (yang dianggap konstan) L= tenaga kerja/buruh Secara matematis TP akan maksimum apabila turunan pertama dari fungsi nilainya sama dengan nol. Turunan pertama dari TP adalah MP,maka TP maksimum pada saat MP sama dengan nol. Produksi marjinal (marginal product) adalah tambahan produksi karena penambahan penggunaan satu unit faktor produksi. MP = TP Di mana: MP = Produksi marjinal TP = Produksi Total Perusahaan dapat terus menambah tenaga kerja selama MP > 0. Jika MP < 0, penambahan tenaga kerja justru menguragi produksi total. Penurunan nilai MP merupakan indikasi telah terjadinya hukum Pertambahan Hasil Yang Semakin Menurun atau The Law of Deminishing Return (LDR). Produksi rata-rata (average product) adalah rata-rata output yangdihasilkan per unit faktor produksi. AP = TP Di mana: AP = Produksi rata-rata TP = Produksi Total AP akan maksimum bila turunan pertama fungsi AP adalah 0 (AP’=0). Dengan penjelasan matematis,AP maksimum tercapai pada saat AP = MP,dan MP memotong AP pada saat nilai AP maksimum. b. Siklus Tahap-Tahap Produksi Untuk kasus umum dan bila dianggap penambahan faktor produksi dianggap kontinyu. Diagram tersebut dapat dibagi menjadi tiga tahap produksi (The Three Stages of Production): Tahap I (stage I ),sampai pada saat kondisi AP maksimum. Penambahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi total maupun produksi rata—rata. Karena itu hasil yang diperoleh dari tenaga kerja masih jauh lebih besar dari tambahan upah yang harus dibayarkan. Perusahaan rugi jika berhenti produksi pada tahap ini (slope kurva TP meningkat tajam). Tahap II (stage II ),antara AP maksimum sampai saat MP sama dengan nol Karena berlakunya LDR, baik produksi marginal maupun produksi rata-rata mengalami penurunan. Namun demikian nilai keduanya masih positif. Penambahan tenaga kerja akan tetap menambah produksi total sampai mencapai titik maksimum (slope kurva TP datar sejajar dengan sumbu horizontal). Tahap III (stage III ),saat MP sudah bernilai < nol (negatif). Perusahaan tidak mungkin melanjutkan produksi,karena penambahan tenaga kerja justru menurunkan produksi total. Perusahaan akan mengalami kerugian (slope kurva TP negatif). Secara matematis perusahaan akan berhenti menambah tenaga kerja pada saat tambahan biaya (marginal cost) yang harus dibayar adalah sama dengan tambahan pendapatan (marginal revenue) yang diterima.tambahan biaya dalam hal ini adalah upah (wage) tenaga kerja. Tambahan pendapatan adalah produksi marginal dikalikan harga jual barang dinotasikan P. Maka alokasi tenaga kerja (faktor produksi) dianggap efisien bila: W = MP(P) Contoh Tabel 1.1: Produksi Total, Produksi Marjinal dan Produksi Rata-rata Usaha Tekstil Tradisional (Satu Faktor Produksi Variable) Mesin (unit) Buruh (orang) Produksi total (TP) (bal) Produksi marjinal (MP) (bal) Produksi rata-rata (AP) (bal) 1 1 5 5 5 1 2 20 15 10 1 3 45 25 15 1 4 80 35 20 1 5 105 25 21 1 6 120 15 20 1 7 126 6 18 1 8 120 -6 15 1 9 106 -12 12 1 10 90 -18 9 Dari Tabel 1.1 bahwa produksi total (TP) pada awalnya meningkat dan mencapai maksimum (126 unit) pada saat jumlah buruh yang dipekerjakan tujuh orang. Tetapi setelah itu penambahan buruh justru menurunkan produksi total, karena produksi marjinal (MP) sudah negatif. Bila melihat kolom MP, ternyata besarnya MP sangat mempengaruhi TP. Selama nilai MP>0, TP tetap bertambah. Sayangnya pertambahan MP juga mengalami penurunan (LDR). Besarnya nilai MP juga berpengaruh terhadap nilai produksi rata-rata (AP). Penambahan satu orang tenaga kerja akan memperbesar nilai AP selama nilai MP>nilai AP sebelumnya. Begitu juga sebaliknya. Table 1.1 dapat dipersentasikan dalam bentuk Diagram 1.1. TP ternyata bergerak membentuk kurva yang mirip huruf S, sehingga disebut kurva S (S curve). di atas MP. Tetapi penurunannya bernilai posistif bahkan tidak pernah negative. E. Model Produksi dengan Dua Faktor Produksi Variabel Dalam bagian ini kita melonggarkan asumsi adanya faktor produksi tetap. Baik barang modal maupun tenaga kerja sekarang bersifat variabel. Namun yang harus diingat bahwa pelonggaran asumsi ini masih tetap terlalu menyederhanakan persoalan. Sebab dalam kenyataan factor produksi variabel yang digunakan dalam proses produksi lebih dari dua macam. Dalam studi ekonomi yang lebih lanjut, pembahasan alokasi faktor-faktor produksi (lebih dari dua macam faktor produksi) secara efisien akan menggunakan model ekonometrika. Dalam model produksi dua faktor produksi variabel ini, analisis cukup menggunakan penjelasan grafis dan matematika sederhana. a. Kurva Produksi sama (isoquant) Isokuan adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam factor produksi variabel secara efisien dengan tingkat teknologi tertentu, yang menghasilkan tingkat produksi yang sama. Kenapa bentuk kurva Isoquant cekung? Kurva Isoquant digambarkan berbentuk cekung, bukan garis lurus, karena kombinasi input yang digunakan (kapital & tenaga kerja) tidak bisa menggantikan satu sama lainnya dengan sempurna. Dengan kata lain, perbandingan penggantian input tidak 1:1 (1 nilai kapital diganti dengan 1 nilai tenaga kerja). Karena itu, garis kurva berbentuk cekung untuk menggambarkan bahwa perubahan salah satu input diikuti dengan perubahan relatif nilai input yang lain. Kurva akan berbentuk garis lurus jika perbandingan input yang digunakan tepat 1:1, jika nilai 1 modal dikurangi maka harus ditambah dengan nilai 1 tenaga kerja. Ciri-ciri isoquant Mempunyai slope kemiringan negatif. Semakin ke kanan kedudukan isoquant menunjukkan semakin tinggi jumlah output. Isoquant tidak pernah berpotongan dengan isoquant yang lainnya. Isoquant cembung ke titik origin.    Asumsi- Asumsi Isoquant 1. Konveksitas Asumsi bahwa pembahasan perilaku konsumen, yaitu kurva indiferensi yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah dengan (down ward Sloping). Produsen dapat melakukan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi untuk menjaga agar tingkat produksi tetap. Kesediaan produsen untuk mengorbankan faktor produksi yang satu demi menambah penggunaan faktor produksi yang lain untuk menjaga tingkat produksi pada isokuan yang sama disebut Derajat teknik substitusi faktor produksi atau Marginal Rate Of Technical Substitution (MRTS). 2. Penurunan Nilai MRTS(diminishing Of MRTS) Sama hanlnya dengan konsumen , produsen menganggap makin mahal faktor produksi yang semakin langka. Itulah sebabnya mengapa nilai MRTSlk makin menurun (hukum LDR) . dalam kasus tertentu nilai MRTS akan konstal atau nol. MRTS konstan bila kedua faktor produksi bersifat substitusi sempurna. MRTS nol bila kedua faktor produksi mempunyai hubungan proporsional tetap. 3. Hukum Pertambahan Hasil yang Semakin Menurun (The Law of Diminishing Return) Hukum produksi marginal yang semakin menurun menyatakan bahwa apabila faktor-faktor produksi bertambah terus menerus sebanyak unit tertentu maka pada mulanya produk total meningkat tapi sudah mencapai tingkat tentu produk marginal akan semakin menurun (the law of deminishing return). b. Perubahan Output Karena Perubahan skala Penggunaan Produksi (return Scale) 1. Skala Hasil Konstan (Constant Return To Scale) Apabila faktor produksi ditambah dengan produksi yang sama maka output akan bertambah sebesar proporsi itu juga. 2. Skala Hasil Menaik (Inscreasing Returns To Scale) Apabila penambahan faktor produksi sebanyak 1 unit menyebapkan output meningkat lebih dari satu unit, fungsi produksi memiliki karakter skala hasil menaik 3. Skala Hasil Menurun (Decreasing Returns To Scale) Apabila penambahan faktor produksi sebanyak 1 unit menyebapkan output bertambah kurang dari satu unit, fungsi produksi memiliki karakter skala hasil menurun. c. Kurva Anggaran Produksi (Isocost) Isocost adalah kurva yang menunjukan berbagai kombinasi pembelian dua input variabel [misal tenaga kerja (L) dan modal (K)] dengan menggunakan jumlah anggaran yang sama (I) Rumus Garis Anggaran • PK. K + PL. L = I Karakteristik kurva isoquant: Memiliki slope negatif Cembung kearah titik origin Tidak saling berpotongan dengan isoquant yang lain Daerah yang relevan berproduksi adalah daerah yang berkecondongan Negatif. Contoh • Kegiatan produksi diasumsikan menggunakan dua macam input yaitu modal (K) dan tenaga kerja (L), Harga input/unit modal Rp 200 dan tenaga kerja Rp 300/orang. Anggaran yang tersedia sebesar Rp 6. 000 untuk membeli seluruh input. • Berdasar data di atas maka persamaan garis anggaran produsen: 200 K + 300 L = 6000 d. Keseimbangan Produsen Keseimbagan produsen terjadi ketika kurva 1 bersinggungan dengan kurva Q dititik persinggungan itu kombinasi menggunakan kedua faktor produksi akan memberikan hasil output yang maksimum. Keseimbangan dapat berubah karena perubahan kemampuan anggaran maupun harga faktor produksi. Analisis perubahan keseimbangan  produsen analogi dengan analisis perilaku konsumen. e. Pola Jalur Ekspansi Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan laba. Untuk mencapai tujuan itu dalam jangka panjang atau jangka pendek perubahan harus tetap mempertahankan efesiensinya. Biasanya perusahaan menetapkan target yang akan dicapai setiap tahunnya, yang harus dicapai dengan biaya minimum. Dalam jangka panjang perusahaan memiliki tingkat fleksibilitas lebh tinggi dalam mengkombinasikan faktor produksi. 2. BIAYA PRODUKSI A. Pengertian Biaya Produksi Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi bahan produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin dan equipment, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian baik langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan proses produksi. B. Biaya Ekonomis Biaya ekonomis adalah besarnya pengorbanan atas barang alternatif yang hilang dan tidak dapat diproduksi. Bila karyawan pabrik konveksi bekerja memproduksi baju maka pada waktu yang sama karyawan tersebut tidak dapat memproduksi celana. Biaya ekonomis dibagi menjadi dua yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit berupa pembayaran-pembayaran perusahaan untuk menyewa tenaga kerja, mesin-mesin, jasa transportasi dan membeli bahan baku. Sedangkan biaya implisit merupakan biaya faktor produksi milik sendiri, seperti modal sendiri yang dipakai hingga tidak perlu membayar bunga modal. C. Biaya Peluang Biaya peluang atau biaya kesempatan (Opportunity Cost) adalah biaya yang dikeluarkan ketika memilih suatu kegiatan. Berbeda dengan biaya sehari-hari, biaya peluang muncul dari kegiatan alternatif yang tidak bisa kita lakukan. Sebagai contoh, misalkan seseorang memiliki uang Rp 10.000.000. Dengan uang sebesar itu, ia memiliki kesempatan untuk bertamasya ke Bali atau membeli sebuah TV. Jika ia memilih untuk membeli TV, ia akan kehilangan kesempatan untuk menikmati keindahan Bali; begitu pula sebaliknya, apabila ia memilih untuk bertamasya ke Bali, ia akan kehilangan kesempatan untuk menonton TV. "Kesempatan yang hilang" itulah yang disebut sebagai biaya peluang. D.Periode Produksi dan Biaya Periode produksi dibedakan menjadi periode jangka pendek dan periode jangka panjang. Periode jangka pendek merupakan periode dimana perusahaan tidak mempunyai cukup waktu untuk mengubah kapasitas pabrik, namun dapat mengubah tingkat penggunaan input tertentu. Misalnya menambah atau mengurangi tenaga kerja. Sedangkan dalam periode jangka panjang, perusahaan dapat mengubah semua input termasuk kapasitas produk berupa mesin dan peralatan produksi lain. 1. Produksi dan Biaya Jangka Pendek Ø  Periode Produksi dan Biaya Jangka Pendek Produk marginal (marginal product = MP) yaitu tambahan output atau produk total akibat tambahan satu satuan tenaga kerja atau tambahan satu faktor produksi variable. MP = d(TP)/d(L) Produk rata-rata per tenaga kerja (average product = AP) merupakan pembagian produk total dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi. AP = TP/L Biaya total (total cost = TC) merupakan penjumlahan biaya variabel  total (TVC) dan biaya tetap total (TFC). Biaya variabel total (TVC) merupkan biaya yang berubah seiring perubahan output yang diproduksi. Misalnya pembayaran bahan baku, bahan bakar, tenaga kerja, dll. Sedangkan biaya tetap total (Total Fixed Cost = TFC) merupakan biaya yang tidak berubah karena perubahan output. Misalnya pembayaran sewa, penyusutan gedung dan peralatan-peralatan lain, premi asuransi, gaji manager puncak.  Biaya total atau total cost (TC) dirumuskan dengan TC = TVC+TFC Contoh soal: Bila misalnya biaya tetap yang dikeluarkan oleh produsen adalah sebesar Rp. 300.000, dan biaya variabelnya 3Q+0,5Q2 . Maka biaya totalnya (TC) = 300.000 + 3Q + 0,5Q2 . Misalnya perusahaan memproduksi sebanyak 500 satuan maka biaya totalnya dapat kita hitung sebagai berikut: TC = 300.000 + 3 (500) + 0,5 (250000)             = 300.000 + 1500 + 125000             = 426.500 Misalnya perusahaan tidak berproduksi maka biaya totalnya: TC = 300.000+ 3 (0) + 0,5 (0)             = 300.000 Biaya tetap rata-rata (AFC) merupakan pembagian biaya tetap total dengan kuantitas output yang bersangkutan (Q). AFC = TFC/Q. Biaya Tetap Rata-rata juga merupakan biaya tetap yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi satu satuan unit produksi Biaya variable rata-rata (AVC) merupakan pembagian biaya variable total dengan output yang bersangkutan. AVC =TVC/Q Kurva AVC berbentuk huruf U. Mula-mula kurva  AVC turun mencapai minimum  karena hanya memerlukan tambahan faktor produksi variable yang lebih sedikit untuk memproduksi setiap tambahan output dan kemudian kurva AVC naik karena ada Pertambahan Hasil yang Semakin Menurun yang memerlukan semakin banyak pengunaan faktor-faktor produksi variable untuk memproduksi setiap satuan output tambahan. Biaya Total Rata-rata (Average Total Cost / ATC). Average Total Cost adalah biaya rata –rata yang harus dikeluarkan untuk memproduksi setiap satuan produksi. Biaya total rata-rata harus memperhitunkan produksi untuk setiap unit output. Rumus menghitung biaya rata-rata adalah total cost dibagi dengan jumlah produksi. Biaya total rata-rata yaitu pembagian biaya total (TC) dengan output total (Q). Biaya total rata-rata ini juga dapat diperoleh dengan menambahkan biaya tetap rata-rata (AFC) dengan biaya variable rata-rata (AVC). AC= TC/Q = AFC + AVC Dari soal diatas besarnya AC dapat dihitung. AC = TC/Q. Kurva AC berbentuk huruf U yang terletak diatasnya kurva AVC. Jarak vertikal antara keduanya berupakan besarnya FC pada seiap tingkat output. Biaya marjinal merupakan tambahan biaya yang diperlukan untuk memproduksi satu satuan output tambahan. MC =  dTC/dQ MC dari soal diatas sebesar: Biaya totalnya (TC) = 300.000 + 3Q + 0,5Q2 . MC =  dTC/dQ MC= d(300.000 + 3Q + 0,5Q2)/dQ MC = 3 + Q Hubungan antara Biaya Marginal dan Produk Marginal Bila produk marginal naik maka biaya marginal mengalami penurunan, dan bila produk marginal turun maka biaya marginal mengalami kenaikan pada penambahan dari penggunaan tenaga kerja. Kurva biaya marginal berbentuk U sedangkan kurva produk marginal berbentuk U terbalik. Kurva biaya marjinal mencapai titik minimum pada saat kurva produk marjinal mencapai maksimum. Hubungan antara AVC, AC, dan MC Kurva MC memotong kurva AVC dan AC pada titik minimum. Bila besarnya biaya marjinal (MC) lebih kecil dari biaya total rata-rata (AC) maka AC akan turun. Bila biaya marjinal (MC) lebih besar dari biaya total rata-rata (AC) maka AC akan naik.    Produksi dan Biaya Jangka Panjang Ø  Periode Produksi dan Biaya Jangka Panjang Pada periode produksi jangka panjang, perusahaan dapat mengubah kapasitas pabrik dengan menambah atau mengurangi kapasitas pabrik tersebut dan semua faktor produksi bersifat variable. Misalnya perusahaan hanya menggunakan dua faktor produksi berupa tenaga kerja dan kapital. Fungsi produksi perusahaan tersebut adalah: Q = f(K,L) Bahwa dalam jangka panjang setiap faktor produksi dapat ditambah jumlahnya kalau memang hal tersebut diperlukan. Contoh : -Jumlah alat-alat produksi dapat ditambah - penggunaan mesin-mesin dapat dirombak dan dapat dipertinggi efisiensinya - jenis barang-barang baru dapat diproduksikan Kurva isoproduk merupakan kurva yang menunjukkan kombinasi dua faktor produksi (capital dan tenaga kerja) yang dapat digunakan untuk menghasilkan kuantitas output yang sama. Kurva isoproduk berlereng menurun dan berbentuk cekung ke arah titik asal.  Antara factor produksi tenaga kerja dan kapital dapat saling menggantikan. Misalnya di pabrik tekstil, dalam menghasilkan output yang sama dapat menggunakan lebih banyak mesin-mesin untuk mengganti faktor produksi tenaga kerja. Derajat subtitusi menurun (marginal rate of technical substitution = MRTS) dapat diukur dengan (ΔL/ΔK). MRTSL,K = MRTSL,K = derajat penggantian L oleh K, ΔL= perubahan L,  ΔK = perubahan K Kurva isobiaya adalah kurva yang menunjukkan kombinasi faktor produksi yang dapat dibeli dengan tingkat pengeluaran tertentu. Kurva isobiaya berlereng menurun karena dengan sejumlah pengeluaran tertentu, bila kuantitas faktor produksi tenaga kerja yang dapat dibeli bertambah maka faktor produksi kapital yang dapat dibeli berkurang. TC = (PK.K + PL. L)   Minimisasi Biaya Produksi atau Maksimisasi Output Produsen meminimumkan biaya produksi pada tingkat output berapapun yang dapat dicapai bila kurva isobiaya menyinggung kurva isoproduk tertinggi. Perusahaan juga dapat memproduksi output maksimal pada tingkat biaya total tertentu. Syarat keseimbangan produksi yang harus dipenuhi yaitu: MPL = produk marjinal faktor tenaga kerja (L), MPK = produk marjinal faktor tenaga kerja (L), MPx = produk marjinal faktor x;  PL,PK,Px = harga faktor produksi. Bila setiap tingkat output sudah diproduksi dengan kombinasi faktor produksi dengan biaya minimum maka keseimbangn produksi telah tercapai. Jika titik-titik  keseimbangan dihubungkan maka akan diperoleh jalur perluasan produksi (expansion path). DAFTAR PUSTAKA https://slidetodoc.com/bab-iv-teori-produksi-pengertian-produksi-proses-mengubah/ https://ekonomimanajemen.com/teori-produksi-dan-biaya-produksi/ http://anonymousdx.blogspot.com/2016/03/makalah-teori-produksi-dan-teori-biaya.html/ http://erlitahelania.blogspot.com/2014/12/teori-produksi-dan-biaya-produksi.html#:~:text=Teori%20Produksi%20pada%20dasarnya%20berusaha,dengan%20biaya%20tertentu%20memaksimumkan%20produksi. PAGE \* MERGEFORMAT 16