BUKU AJAR
MANAJEMEN STRATEGIK
Manajemen Strategik
i
Undang-undang No.19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
Pasal 72
1.
Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak
melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal ayat
(1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana
penjara masing-masing paling sedikit 1 (satu) bulan dan/atau
denda paling sedikit Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2.
Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,
mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau
barang hasil pelangaran hak cipta terkait sebagai dimaksud
pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah)
ii
Manajemen Strategik
BUKU AJAR
MANAJEMEN STRATEGIK
Rudi Setiadi, SE., M.M.
Endah Robiatul Adawiyah, S.FIL.I., M.M.
Agus Sumarna, S.E., M.M.
PENERBIT:
CV. AA. RIZKY
2020
Manajemen Strategik
iii
BUKU AJAR
MANAJEMEN STRATEGIK
© Penerbit CV. AA RIZKY
Penulis:
Rudi Setiadi, SE., M.M.
Endah Robiatul Adawiyah, S.FIL.I., M.M.
Agus Sumarna, S.E., M.M.
Editor :
Khaeruman, ST., MM., CHRA.
Desain Sampul dan Tata Letak:
Tim Kreasi CV. AA. RIZKY
Cetakan Pertama,
Juni 2020
Penerbit:
CV. AA. RIZKY
Jl. Raya Ciruas Petir, Puri Citra Blok B2 No. 34
Kecamatan Walantaka, Kota Serang - Banten, 42183
Hp. 0819-06050622, Website : www.aarizky.com
E-mail:
[email protected]
ISBN : 978-623-7726-89-0
xii + 226 hlm, 23 cm x 15,5 cm
Copyright © 2020 CV. AA. RIZKY
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang memperbanyak Modul ini dalam bentuk dan dengan cara
apapun tanpa ijin tertulis dari penulis dan penerbit.
Isi diluar tanggungjawab Penerbit.
iv
Manajemen Strategik
PRAKATA
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga penyusunan Buku Ajar
ini bisa terselesaikan.
Buku Ajar ini disusun sebagai materi pendukung dari
buku-buku Manajemen Strategik yang ada, Buku Ajar ini
ditujukan bagi mahasiswa, agar bagaimana cara yang terbaik
dalam mengambil keputusan penting tentang manajemen Strategi
khususnya dalam penggunaan berbagai strategi dalam dunia
bisnis. Melatih mahasiswa untuk mengunakan analisis SWOT dan
proses strategis kemudian digabungkan dengan fungsi manajemen
diharapkan mahasiswa akan dapat melihat permasalahan
perusahaan secara strategis dan mengambil keputusan strategis.
Semoga Buku Ajar ini sebagai bahan acuan untuk memperkaya
khasanah keilmuan dan pengembanagan bahan ajar.
Penyusuanan Buku Ajar ini masih banyak kekurangan
disana-sini, karena keterbatasan waktu. Segala kritik dan saran
yang membangun sangat kami butuhkan untuk penyempurnaan
Buku Ajar ini. Akhir kata semoga Buku Ajar ini bermanfaat bagi
pembaca.
Subang, Juni 2020
Penulis
Manajemen Strategik
v
DAFTAR ISI
PRAKATA ............................................................................. v
DAFTAR ISI .......................................................................... vi
DAFTAR TABEL .................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................. xi
BAB I
PENGANTAR MANAJEMEN STRATEGIS ... 1
1.1 Tujuan Pembelajaran .................................. 1
1.2 Pengertian Sistem Informasi Manajemen ... 1
1.2.1 Struktur
Sistem
Informasi
Manajemen ....................................... 2
1.2.2 Fungsi dan Manfaat Sistem
Informasi Manajemen ...................... 2
1.2.3 Fungsi
Operasional
Dalam
Mananejemen ................................... 4
1.2.4 Evolusi Sistem Sistem Manajemen .. 7
1.3 Manajemen Strategis dan Kebijakan
Bisinis ........................................................ 13
1.3.1 Pengaruh Manajemen Srategis
terhadap Kinerja ............................... 15
1.3.2 Awal Perubahan Strategi ................. 18
1.3.3 Model Manajemen Strategi .............. 21
1.3.4 Hirarki Strategi ................................. 22
1.3.5 Strategi Fungsional .......................... 25
1.4 Elemen Manajemen Strategik ..................... 26
1.4.1 Visi .................................................. 30
1.4.2 Misi ................................................. 30
1.4.3 Tujuan Perusahaan dan Organisasi ... 30
1.4.4 Sasaran ............................................ 31
1.4.5 Filosofi Perusahaan ......................... 31
BAB II
PENGANTAR MANAJEMEN STRATEGIS ...... 33
2.1 Tujuan Pembelajaran ................................. 33
2.2 Pengertian Manajemen Strategis ................ 33
2.2.1 Tujuan Manajemen Strategi ............ 34
vi
Manajemen Strategik
BAB III
BAB IV
BAB V
2.2.2 Proses dan Tahapan Manajemen
Strategi ............................................. 34
2.2.3 Model Manajemen Strategi .............. 35
2.3 Lima Serangkai Manajemen Strategik ........ 36
2.4 Proses Manajemen Strategik ..................... 38
2.5 Peran dan Tugas Manager Strategik .......... 39
MISI, TUJUAN DAN FORMULASI STRATEGIS . 43
3.1 Tujuan Pembelajaran .................................. 43
3.2 Pengertian Dan Misi Perusahaan ............... 43
3.2.1 Penetapan Tujuan Umum Dan
Tujuan Khusus Organisasi ............... 45
3.2.2 Formula Strategi .............................. 46
ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL ...... 53
4.1 Tujuan Pembelajaran ................................. 53
4.2 Pengertian Analisis Lingkungan ................ 53
4.2.1 Tujuan
Analisis
Lingkungan
Eksternal ................................... ...... 54
4.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal......... 54
4.3 Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal .......... 56
4.3.1 Analisis Lingkungan Industri ........... 61
4.3.2 Ancaman Pendatang Baru ................ 63
4.3.3 Kekuatan Posisi Pemasok ................. 65
4.3.4 Kekuatan Posisi Pembeli .................. 66
4.3.5 Produk Substitusi atau Ancaman
Produk Penganti ............................... 66
4.3.6 Intensitas
Persaingan
Antar
perusahaan........................................ 67
4.4 Proses Diagnosis Lingkungan .................... 68
4.4.1 Faktor-faktor Lingkungan Eksternal
dan Internal serta Hubungan Antara
Organisasi dengan Masyarakat ......... 70
4.4.2 Pihak-Pihak yang Harus Mendapat
Perhatian Dari Manajer Puncak ........ 73
PERUMUSAN STRATEGI ............................... 77
5.1 Tujuan Pembelajaran ................................. 77
5.2 Pengertian Perumusan Strategi ................... 77
5.2.1 Tingkat-tingkat Strategi.................... 77
5.2.2 Jenis-Jenis Strategi .......................... 79
5.3 Analisis Situasi dan Strategi Perusahaan .... 81
5.4 Analisis Situasi SWOT ............................... 84
5.4.1 Unsur-Unsur Analisis SWOT ........... 85
Manajemen Strategik
vii
BAB VI
BAB VII
BAB VIII
BAB IX
viii
5.4.2 Manfaat Analisis SWOT .................. 86
5.4.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Analisis SWOT ................................ 87
5.4.4 Contoh Analisis SWOT .................... 88
5.4.5 Meninjau Misi dan Misi Perusahaan 89
5.4.6 Strategi Perusahaan ......................... 90
PERAN RETORIKA DALAM KEHIDUPAN .. 103
6.1 Tujuan Pembelajaran .................................. 103
6.2 Kemampuan Strategik Internal Pada
Tingkat Unit Bisnis .................................... 103
6.3 Kemampuan Strategik Internal Pada
Tingkat Korporasi ...................................... 106
6.4 Analisa Daur Kehidupan Produk (Product
Life Cycle) .................................................. 110
6.4.1 Matrix SWOT .................................. 112
6.4.2 Strategi Bersaing .............................. 113
IMPLEMENTASI
STRATEGI
KAITAN
FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN
KEPEMIMPINAN ............................................. 117
7.1 Tujuan Pembelajaran ................................. 117
7.2 Kerangka Implementasi Strategis ............... 117
7.3 Berbagai Problem Dalam Implementasi
Strategi ....................................................... 119
7.4 Proses Implementasi Strategi Menurut
Hunger ........................................................ 119
7.5 Proses Implementasi Strategi Menurut
Certo,dkk .................................................... 124
STRATEGI KORPORAT .................................. 139
8.1 Tujuan Pembelajaran .................................. 139
8.2 Pengertian Strategi Korporate .................... 139
8.3 Strategi Alternatif Pertumbuhan ................. 141
STRATEGI INTERNASIONAL ....................... 151
9.1 Tujuan Pembelajaran .................................. 151
9.2 Pengertian Strategi Internasional ................ 151
9.3 Mengembangkan Strategi Internasional ..... 155
9.4 Strategi Tingkat Perusahaan Internasional .. 158
9.5 Internasionalisasi Bisnis ............................. 165
9.6 Memotivasi Melakukan Internasionalisasi
Bisnis.......................................................... 173
9.7 Memperoleh Keunggulan Kompetitif Di
Pasar Global ............................................... 177
Manajemen Strategik
9.8 Strategi Global Total .................................. 179
KEPEMIMPINAN STRATEGIK ...................... 184
10.1 Tujuan Pembelajaran ................................. 184
10.2 Pengertian Kepemimpinan Strategik .......... 184
10.2.1 Kepemimpinan Strategis Dalam
Menghadapi Perubahan ................. 186
10.2.2 Kepemimpinan,
bukan
Kepemimpinan Stratejik ................ 190
10.2.3 Tersendatnya
Kepemimpinan
Strategis ......................................... 191
10.2.4 Tugas Pemimpin Stratejik .............. 191
10.3 Implikasi Bagi Pemimpin Stratejik ............. 200
10.4 Mengendalikan Strategi Sebagai Sebuah
Pembelajaran .............................................. 204
BAB XI
TATA KELOLA KORPORAT YANG BAIK ... 205
11.1 Tujuan Pembelajaran .................................. 205
11.2 Tata Kelola ................................................. 205
11.3 Tata Kelola Di Era Otonomi Daerah .......... 209
BAB XII PENGENDALIAN,
EVALUASI,
DAN
KINERJA STRATEGIK .................................... 211
12.1 Tujuan Pembelajaran .................................. 211
12.2 Pengertian Pengendalian, Evaluasi dan
Kinerja Strategis ......................................... 211
12.3 Posisi Perusahaan dalam Industri ............... 214
DAFTAR PUSTAKA ............................................................ 217
TENTANG PENULIS ........................................................... 223
BAB X
Manajemen Strategik
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 5.1
Tabel 6.1
Tabel 6.2
Tabel 6.3
Tabel 6.4
Tabel 7.1
Tabel 7.2
Tabel 9.1
Tabel 10.1
Tabel 10.2
Tabel 11.1
Tabel 11.3
Tabel 11.4
Tabel 12.1
Tabel 12.2
Tabel 12.3
x
Lingkungan Umum ............................................ 51
Analisis Lingkungan Dan Proses Diagnosis ....... 75
Keuntungan dan Kerugian Integrasi Vertikal ..... 92
Kemampuan Pemasaran ..................................... 105
Portofolio Multifaktor Model General Electric .. 109
Matrix Portofolio Model Hofer .......................... 110
Persaingan Tradisional vs Hiperkompetisi ......... 112
Perbedaan
Formulasi
Strategi
dengan
Implementasi Strategi ........................................ 118
Perbedaan Diantara Lima Level Perubahan
Level Perubahan Strategi ................................... 127
Lima Tahap Internasionalisasi Bisnis ................. 154
Proses Pembelajaran Neofarma : Fase Satu –
Teknologi (1996 – 1999).................................... 198
Proses Pembelajaran Neofarma : Fase Dua –
Partnership (2000 - 2002)................................... 199
Transisi Demokrasi dan Tata Kelola .................. 206
Kompleksitas, Dinamika, dan Keanekaragaman
Tata Kelola ......................................................... 207
Oliver Williamson Ilmu Ekonomi Modern
Mengenai Biaya Transaksi ................................. 208
Hubungan Strategi Budaya ................................ 213
Kriteria Tingkat Pertumbuhan Industri .............. 215
Analisis Faktor Keberhasilan ............................. 215
Manajemen Strategik
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Evolusi Sistem Informansi Manajemen
berdasarkan Computer Based Information
System (CBIS) ................................................ 13
Gambar 2.1 Model Manajemen Strategi ............................. 36
Gambar 4.1 Lingkungan Umum.......................................... 51
Gambar 4.2 Faktor-Faktor Pendorong Persaingan dalam
Industri ............................................................ 63
Gambar 5.1 Model Manajemen Strategi ............................. 84
Gambar 7.1 Struktur Organisasi Sederhana ........................ 128
Gambar 7.2 Bentuk Struktur Organisasi Fungsional ........... 129
Gambar 7.3 Bentuk Struktur Organisasi Divisional ............ 131
Gambar 7.4 Struktur Strategic Business Unit (SBU) .......... 132
Gambar 7.5 Struktur Organisasi Matriks............................. 133
Gambar 7.6 Berbagai Perangkat Organisasional dan
Manajerial Untuk Implementasi Strategi ......... 137
Gambar 8.1 Strategi dalam Manajemen Stratejik ................ 141
Gambar 8.2 Alternatif Strategi Pertumbuhan ...................... 142
Gambar 8.3 Alternative Strategi Yang Bisa Diambil
Perusahaan Dalam Diversifikasi ...................... 144
Gambar 10.1 Strategi sebagai Proses Pembelajaran :
Gambaran Ikhtisar ........................................... 193
Gambar 11.1 Evolusi Pandangan Mengenai Tata Kelola ...... 206
Manajemen Strategik
xi
xii
Manajemen Strategik
BAB I
PENGANTAR MANAJEMEN
STRATEGIS
1.1 Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu memberikan gambaran umum tentang
perkembangan manajemen dalam kaitannya dengan perencanaan
strategi organisasi
1.2 Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Sistem, informasi dan manajemen dapat diartikan sebagai
suatu alat yang mendukung para pengambil keputusan dalam
melaksanakan
fungsi-fungsi
manajemen
(perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian), sedemikian
rupa sehingga tercapai suatu keputusan yang didasarkan kepada
pendekatan sistem. Sistem Informasi Manajemen adalah suatu
sistem untuk menyediakan informasi bertujuan untuk mendukung
pengambilan keputusan pada kegiatan manajemen dalam suatu
organisasi.
Gordon B. Davis, mendefinisikan Sistem Informasi
Manajemen sebagai berikut: ”Sistem Informasi Manajemen adalah
suatu sistem manusia, mesin yang terintegrasi dalam menyediakan
informasi untuk mendukung kegiatan-kegiatan operasi,
manajemen dan pengambilan keputusan suatu organisasi”.
Sistem informasi dapat pula dipandang sebagai proses
komunikasi, dimana informasi (masukan) dicatat, disimpan dan
disebarkan (diproses) untuk memperoleh keputusan-keputusan
(keluaran/output) di dalam peren-canaan, operasi dan
pengendalian.
Disamping membantu pimpinan dalam pengambilan
keputusan, koordinasi dan pengawasan, sistem informasi juga
membantu pimpinan dan staf untuk menganalisa masalah-masalah
yang timbul dan visualisasi subyek dan membuat proyek yang
baru dan jasa.
Manajemen Strategik
1
1.2.1 Struktur Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen berusaha untuk menjadikan
norma organisasi sebagai tumpuan utama dalam mendukung
kegiatan organisasi. Karena sesuai dengan sifatnya yang
tergantung pada tugas, wewenang dan tanggung jawab yang
dibebankan kepada pemegang jabatan dalam organisasi.
Kebutuhan sistem informasi dalam kegiatan manajemen dapat
dibagi atas tiga tingkatan yaitu:
1. Perencanaan strategis
Fungsi utama kegiatannya adalah menentukan tujuan
perusahaan, terutama yang menyangkut penyediaan dan
pemanfaatan SDM. Oleh karena itu, informasi yang dibutuhkan
harus memberikan gamabaran yang menyeluruh dan lengkap.
2. Manajemen Kontrol
Biasa dilaksanakan oleh manajemen menengah. Sehingga
informasi-informasi yang dibutuhkan untuk pengontrolan
manajemen ini memerlukan tingkat kerincian yang lebih tinggi.
3. Pengendalian operasi
Informasi yang diperlukan pada tingkat pengendalian ini
berasal dari proses transaksi sehari-hari dan biasanya berjangka
waktu pendek serta membutuhkan informasi yang
rinci/menyeluruh.
Kegiatan dalam Fungsi Pengorganisasian :
- Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan
menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang
diperlukan
- Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya
garis kewenangan dan tanggungjawab
- Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan
pengembangan sumber daya manusia/tenaga kerja
- Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi
yang paling tepat
1.2.2 Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Manajemen
Fungsi Manajemen memiliki 4 fungsi utama yaitu :
1) Fungsi Perencanaan (Planning),
Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk
mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan
penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan
target dan tujuan organisasi.
Kegiatan dalam Fungsi Perencanaan :
2
Manajemen Strategik
- Menetapkan tujuan dan target bisnis
- Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target
bisnis tersebut
- Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
- Menetapkan
standar/indikator
keberhasilan
dalam
pencapaian tujuan dan target bisnis
2) Fungsi Pengorganisasian (Organizing),
Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik
yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam
sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan
lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan
bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara
efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
Kegiatan dalam Fungsi Pengorganisasian :
- Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan
menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang
diperlukan
- Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya
garis kewenangan dan tanggungjawab
- Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan
pengembangan sumber daya manusia/tenaga kerja
- Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi
yang paling tepat
3) Fungsi Pengarahan dan Implementasi (Actuating/ Directing),
Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh
seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar
semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya
dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
Kegiatan dalam Fungsi Pengarahan dan Implementasi :
- Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja
agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan
- Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
- Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
4) Fungsi Pengawasan dan Pengendalian (Controlling)
Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh
rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan
dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target
yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam
lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
Manajemen Strategik
3
Kegiatan dalam Fungsi Pengawasan dan Pengendalian :
- Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan
target bisnis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan
- Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas
penyimpangan yang mungkin ditemukan
- Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah
yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis
1.2.3 Fungsi Operasional Dalam Mananejemen
Pada pelaksanaannya, fungsi-fungsi manajemen yang
dijalankan menurut tahapan tertentu akan sangat berbeda jika
didasarkan pada fungsi operasionalnya. secara operasional, fungsi
planning untuk sumber daya manusia akan berbeda dengan fungsi
planning untuk sumber daya fisik/alam, dan sebagainya.
Manajemen organisasi bisnis dapat dibedakan menjadi fungsifungsi :
1. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah penerapan
manajemen berdasarkan fungsinya untuk memperoleh sumber
daya manusia yang terbaik bagi bisnis yang kita jalankan dan
bagaimana sumber daya manusia yang terbaik tersebut dapat
dipelihara dan tetap bekerja bersama kita dengan kualitas
pekerjaan yang senantiasa konstan ataupun bertambah
2. Fungsi Manajemen Pemasaran
Manajemen Pemasaran adalah kegiatan manajemen
berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk
mengidentifikasi apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh
konsumen, dana bagaimana cara pemenuhannya dapat
diwujudkan
3. Fungsi Manajemen Produksi
Manajemen Produksi adalah penerapan manajemen
berdasarkan fungsinya untuk menghasilkan produk yang sesuai
dengan standar yang ditetapkan berdasarkan keinginan
konsumen, dengan teknik produksi yang seefisien mungkin,
dari mulai pilihan lokasi produksi hingga produk akhir yang
dihasilkan dalam proses produksi
4. Fungsi Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan adalah kegiatan manajemen
berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk
memastikan bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan mampu
mencapai tujuannya secara ekonomis yaitu diukur berdasarkan
4
Manajemen Strategik
profit. Tugas manajemen keuangan diantaranya merencanakan
dari mana pembiayaan bisnis diperoleh, dan dengan cara
bagaimana modal yang telah diperoleh dialokasikan secara
tepat dalam kegiatan bisnis yang dijalankan.
5. Fungsi Manajemen Informasi
Manajemen Informasi adalah kegiatan manajemen
berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha memastikan
bahwa bisnis yang dijalankan tetap mampu untuk terus
bertahan dalam jangka panjang. Untuk memastikan itu
manajemen informasi bertugas untuk menyediakan seluruh
informasi yang terkait dengan kegiatan perusahaan baik
informasi internal maupun eksternal, yang dapat mendorong
kegiatan bisnis yang dijalankan tetap mampu beradaptasi
dengan perubahan yang terjadi di masyarakat.
1.2.3.1 Manfaat Manajemen
Agar informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi
dapat berguna bagi manajemen, maka analis sistem harus
mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkannya,
yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing
tingkat manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya.
- Mengembangkan proses perencanaan yang efektif
- Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem
informasi
- Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu
dan akurat bagi para pemakai.
1.2.3.2 Perkembangan Komputer Dari Masa ke Masa
Istilah komputer atau dalam bahasa Inggris “Computer”
bersumber dari kata “Computere” yang secara harfiah berarti “
Menghitung” atau “Memperhitungkan. Menurut para ahli,
program penyelidikan ruang angkasa yang dilakukan oleh NegaraNegara Super Power, tak mungkin dilaksanakan tanpa komputer.
Berdasarkan sejarah komputer, manusia pertama yang
menciptakan komputer adalah Charles Babbage, seorang ahli
matematika berkebangsaan Inggris, ketika pada tahun 1833
menampilkan mesin komputer yang dinamakan “General Purpose
Digital Computer “. Sejak Charles Babbage meninggal pada tahun
1871, tidak terdapat kemajuan berarti dalam hal komputer ini.
Baru pada tahun 1937 Prof. Howard Aiken dari University
Manajemen Strategik
5
Harvard mencoba membangun mesin “Automatic Calculating”
dan selesai tahun 1944 dengan diberi nama Mark1.
Dalam perkembangannya, komputer secara elektronik
penuh mengalami beberapa generasi, yakni :
1. Generasi Pertama (1945-1959)
Pada tahun 1945 itu adalah tampilnya mesin komputer
yang diberi nama ENIAC (Electronic Numerical Integrator
and Calculator) yang merupakan “General Purpose Computer”
atau komputer untuk segala tujuan, yang keseluruhannya
dijalankan secara elektronik. Yang menciptakannya adalah
Prof. John W. Mauchly dan Prosper Eckert dari University
Pensylvania dengan menggunakan fasilitas dari Moore School
Of Electrical Engineering. Pada tahun ke tahun mesin
komputer ini terus-menerus berkembang sehingga sejumlah
perusahaan dapat menciptakan berbagai merk, IBM terkenal
dengan Mark Computer Seriesnya, Burrough dengan Magnetic
Drum Computer Type E 101 dll. Mesin-mesin komputer yang
termasuk generasi pertama itu terus dikembangkan sampai
muncul kelompok mesin komputer generasi berikutnya.
2. Generasi Ke Dua (1959-1965)
Generasi ke dua ini menimbulkan banyak keuntungan
pada pihak pemakai, antara lain karena mesin-mesin tersebut
lebih kecil sehingga menjadi lebih ringan, semakin tinggi daya
ingatnya, semakin cepat proses pengolahan datanya, semakin
besar daya tampungnya dan yang paling penting semakin tinggi
daya kemampuannya untuk memecahkan permasalahan yang
rumit-rumit. Kemajuan yang dapat dicatat dalam
perkembangan komputer generasi yang ke dua ini ialah
diciptakannya oleh Control Data Corporation (CDC) yaitu
sebuah mesin komputer dengan model 6600 Super Computer
yang dapat menyelesaikan tiga juta operasi per tiga detik.
Berikutnya Model 7600 dengan bentuk yang lebih besar yang
bisa melaksanakan dua puluh lima juta operasi per detik.
3. Generasi Ke Tiga (1965-Sekarang)
Penggunaan peralatan elektronik yang baru ini
menyebabkan timbulnya keuntungan baru bagi para pemakai
dalam hal kapasitasnya, fasilitas programnya semakin lengkap,
kemampuannya dalam programming dan processing secara
ganda dalam waktu yang sama. Dalam hal jumlah tenaga
manusia lebih sedikit, tidak terbatasnya instruksi-instruksi dan
kecepatannya yang luar biasa.
6
Manajemen Strategik
1.2.3.3 Komputerisasi di Indonesia
Indonesia pertama kali mengenal komputer pada tahun
1956 pada waktu itu Bank Sentral Indonesia membeli sebuah
komputer merk Unival System 1004 buatan Amerika Serikat.
Kemudian pada tahun 1964 didatangkan komputer untuk
keperluan TNI angkatan darat di Bandung, 3 tahun kemudian
untuk ITB sebagai perguruan tinggi pertama yang mempergunakan komputer dengan jenis yang sama yaitu IBM System
1401.
Pada tahun 1977 ada 11 lembaga pemerintah yang mulai
menggunakan lebih dari 1 unit komputer. Yang paling banyak
menggunakan komputer adalah Pertamina, PLN, BI, Garuda
Indonesia, Airways, PN Pupuk Sriwijaya, dan Perum Telkom.
Bersamaan dengan meningkatnya jumlah instansi
komputer di Indonesia dewasa ini telah banyak yang mendirikan
“Software Companies”. Perusahaan ini dalam proses
komputerisasinya memegang peranan yang penting, karena
perusahaan inilah yang melakukan study kelayakan
pengembangan informasi dan penilaian sistem informasi.
Beberapa Alternatif Komputerisasi :
- Memiliki sendiri
- Menyewa
- Mengadakan Bagi Waktu
- Membeli Jasa “Pusat Data”
1.2.4 Evolusi Sistem Sistem Manajemen
Sistem manajemen yang dimaksud adalah penentuan
komponen-komponen kunci yang dipergunakan oleh organisasi
perusahaan dalam memberi respon terhadap perubahan lingkungan
1. Managament By Control:
Pendekatan Managament By Control semacam ini
banyak dipergunakan dalam mengendalikan permasalahan
yang berulang dan menggunakan pola yang sama. Alat ini yang
dipergunakan dalam tahap seperti ini biasanya akan banyak
bertumpu pada pengendalian keuangan serta sistem dan
prosedur manual
2. Managament By Extrapolation:
Pola ini banyak diterapkan apabila suatu organisasi
mulai menghadapi akselarasi perubahan lingkungan, tetapi
keadaan masa datang masih dapat di prakirakan dengan
melakukan ekstrapolasi data masa lalu. Model yang digunakan
Manajemen Strategik
7
pada tahap ini adalah capital budgeting, managament by
objectives dan long range planning.
3. Managament By Anticipation of Change:
Pola semacam ini banyak digunakan apabila Manager
dihadapkan pada diskontinuitas faktor lingkungan. Dengan
melakukan pentahapan semacam ini diharapkan manajemen
dapat menentukan skala prioritas dan pada akhirnya
meminimasi resiko yang mungkin timbul dari suatu alternatif
yang dipilih.
4. Managament Through Flexible and Rapid Response:
Pola fleksibilitas terutama akan menekankan bahwa
respon yang diberikan oleh manajemen akan banyak
disesuaikan oleh kondisi lingkungan yang dihadapi, bahkan
bila perlu seorang manager harus mampu mempengaruhi
lingkungan
Perusahaan akan memfokuskan pada hal-hal berikut ini :
1. Fokus awal pada data
Selama paruh pertama abad 20, perusahaan pada
umumnya mengabaikan kebutuhan informasi para manajer.
Pada fase ini penggunaan komputer hanya terbatas pada
aplikasi akuntansi. Nama aplikasi akuntasnsi berbasis
komputer pada awalnya adalah pengolahan data elektronik
(EDP) kemudian berubah menjadi Data prosesing (DP) dan
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) .
2. Fokus baru pada informasi
Tahun 1964 diperkenalkan satu generasi baru alat
penghitung yang mempengaruhi cara penggunaan komputer.
Konsep penggunaan komputer sebagai SIM dipromosikan oleh
pembuat komputer untuk mendukung peralatan baru tsb.
Konsep SIM menyadari bahwa aplikasi komputer harus
diterapkan untuk tujuan utama menghasilkan informasi
manajemen. Konsep ini segera diterima oleh perusahaan besar.
3. Fokus revisi pada pendukung keputusan.
Sistem pendukung keputusan (Decision support system)
= sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu
masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer dan
keputusan yang harus dibuat manajer. Manajer tersebut Berada
di bagian manapun dalam organisasi pada tingkat manapun dan
dalam area bisnis apapun. DSS dimaksudkan untuk mendukung
kerja satu manajer secara khusus.
Spesifikasi DSS :
8
Manajemen Strategik
- Berfokus pada proses keputusan daripada proses transaksi
- Dirancang dengan mudah, sederhana, dapat diterapkan
dengan cepat dan mudah diubah.
- Dirancang dan dioperasikan oleh manajer
- Mampu memberikan informasi yang berguna bagi analisis
kegiatan manajerial.
- Berkaitan dengan hanya bagian kecil dari masalah besar
- Memiliki logika yang serupa dengan cara manajer
menganilis situasi yang sama.
- Memiliki basis data berisi informasi yang disarikan dari file
dan informasi lain organisasi yang berasal dari lingkungan
eksternal.
- Memungkinkan manajer untuk menguji hasil yang mungkin
dari serangkaian alternatif.
4. Fokus pada Komunikasi
Pada waktu DSS berkembang, perhatian juga difokuskan
pada otomatisasi kantor (office automation/ OA) OA
memudahkan komunikasi dan meningkatkan produktivitas
diantara para manajer dan pekerja kantor melalui penggunaan
alat elektronik. OA telah berkembang meliputi beragam
aplikasi seperti konferensi jarak jauh, voice mail, e-mail,
electronik calendaring, facsimile transmission.
5. Fokus potensial pada konsultasi
Komputer dapat diprogram untuk melaksanakan
sebagian penalaran logis yang sama seperti manusia, suatu
aplikasi yang dinamakan kecerdasan buatan (artificial
intelligence).
1.2.4.1 Kemampuan Sebuah Sistem Informasi Manajemen
Pengetahuan tentang potensi kemampuan sistem informasi
yang dikomputerisasi akan memungkinkan seorang manajer secara
sistematis menganalisis masing-masing tugas organisasi dan
menyesuaikannya dengan kemampuan komputer.
SIM secara khusus memiliki beberapa kemampuan teknis
sesuai yang direncanakan baginya. Secara kolektif kemampuan ini
menyangkal pernyataan bahwa komputer hanyalah mesin
penjumlah atau kalkulator yang berkapasitas tinggi, sebenarnya
komputer tidak dapat mengerjakan sesuatu ia hanya mengerjakan
lebih cepat. Sistem informasi komputer dapat memiliki sejumlah
kemampuan jauh diatas sistem non komputer. Dan kemampuan ini
telah merevolusikan proses manajemen yang menggunakan
Manajemen Strategik
9
informasi yang dihasilkan oleh sistem yang telah ada. Beberapa
kemampuan teknis terpenting dalam sistem komputer :
1. Pemrosesan data batch
2. Pemrosesan data tunggal
3. Pemrosesan on-line, real time
4. Komunikasi data dan switching pesan
5. Pemasukan data jarak jauh dan up date file
6. Pencarian records dan analisis
7. Pencarian file
8. Algoritme dan model keputusan
9. Otomatisasi kantor.
1.2.4.2 Computer Based Information System (CBIS)
Computer Based Information System (CBIS) atau dalam
bahasa Indonesia berarti sistem informasi berbasis komputer
merupakan sebuah sistem yang terintegrasi, sistem-manusia-mesin
yang memanfaatkan perangkat keras, perangkat lunak,
database,dan prosedur yang bertujuan untuk menyediakan
informasi yang mendukung kegiatan organisasi.
Evolusi Sistem Informasi Manajemen (SIM) berdasarkan
Computer Based Information System (CBIS) ini mempunyai
banyak peran dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam
bidang basis computer system. SIM dapat didefinisikan sebagai
penerapan system informasi didalam organisasi yang bertanggung
jawab mengumpulkan dan mengelola data untuk menyediakan
informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen
didalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.
Beberapa jenis Evolusi CBIS, yaitu Sistem Informasi
Akuntansi (SIA), Sistem Informasi Manajemen (SIM), Sistem
Operasi Perkantoran, Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem
Pakar :
1. Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Merupakan suatu kerangka pengkordinasian sumber
daya (data, meterials, equipment, suppliers, personal, and
funds) untuk mengkonversi input berupa data ekonomik
menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang digunakan
untuk melaksanakan kegiatan suatu entitas dan menyediakan
informasi akuntansi bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
2. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Merupakan serangkaian sub sistem informasi yang
menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang
10
Manajemen Strategik
mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi
lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang
sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu
yang telah ditetapkan.
3. Sistem Operasi Perkantoran
Otomasi perkantoran (Office Automation) mencakup
semua system elektronik formal dan informal yang terutama
berkaitan dengan komunikasi informasi dari orang-orang
didalam maupun diluar perusahaan. Kelompok pemakai OA
adalah manajer, sekretaris, dan pegawai administrasi. Tujuan
dari OA untuk mengurangi biaya administrasi, pemecahan
masalah, dan pelengkap serta bukan pengganti. Beberapa
contoh aplikasi OA yaitu pengolahan kata, e-mail, voice mail,
kalender elektronik, konferensi audio/video, konferensi
computer, imaging, dan desktop publishing.
4. Sistem Pendukung Keputusan
Bagian dari sistem informasi berbasis komputer
(termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen
pengetahuan)) yang dipakai untuk mendukung pengambilan
keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dapat juga
dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data
menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah
semi-terstruktur yang spesifik. Menurut Moore and Chang,
SPK dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan
mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan,
berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan
digunakan pada saat-saat yang tidak biasa. Tahapan SPK:
- Definisi masalah
- Pengumpulan data atau elemen informasi yang relevan
- Pengolahan data menjadi informasi baik dalam bentuk
laporan grafik maupun tulisan
- Menentukan alternatif-alternatif solusi (bisa dalam
persentase)
Tujuan dari SPK:
- Membantu menyelesaikan masalah semi-terstruktur
- Mendukung manajer dalam mengambil keputusan
- Meningkatkan efektifitas bukan efisiensi pengambilan
keputusan
- Dalam pemrosesannya, SPK dapat menggunakan bantuan
dari sistem lain seperti Artificial Intelligence, Expert
Systems, Fuzzy Logic, dll.
Manajemen Strategik
11
5. Sistem Pakar
Suatu program komputer yang mengandung pengetahuan
dari satu atau lebihpakar manusia mengenai suatu bidang
spesifik. Jenis program ini pertama kali dikembangkan oleh
periset kecerdasan buatan pada dasawarsa 1960-an dan 1970an dan diterapkan secara komersial selama 1980-an. Bentuk
umum sistem pakar adalah suatu program yang dibuat
berdasarkan suatu set aturan yang menganalisis informasi
(biasanya diberikan oleh pengguna suatu sistem) mengenai
suatu kelas masalah spesifik serta analisis matematis dari
masalah tersebut. Tergantung dari desainnya, sistem pakar juga
mampu merekomendasikan suatu rangkaian tindakan pengguna
untuk dapat menerapkan koreksi. Sistem ini memanfaatkan
kapabilitas penalaran untuk mencapai suatu simpulan.
Skema Penerapan dalam suatu organisasi:
- Case-based reasoning (CBR) yang merupakan representasi
pengetahuan berdasarkan pengalaman termasuk kasus dan
solusinya
- Rule-base reasoning (RBR) mengandalkan serang-kaian
aturan-aturan
yang
merupakan
representasi
dari
pengetahuan dan pengalaman karyawan (manusia) dalam
memecahkan kasus yang rumit.
- Model-based reasoning (MBR) melalui representasi
pengetahuan dalam bentuk atribut, perilaku antar hubungan
maupun simulasi proses terbentuknya pengetahuan.
- Constraint-Satisfaction Reasoning yang merupakan
perpaduan antara RBR & MBR.
Dalam penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan kesimpulan (inference
rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh
satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari
kedua hal tersebut disimpan dalam komputer, yang selanjutnya
digunakan dalam proses pengambilan keputusan untuk
penyelesaian masalah tertentu.
12
Manajemen Strategik
Gambar 1.1 Evolusi Sistem Informansi Manajemen
berdasarkan Computer Based Information System (CBIS)
1.3 Manajemen Strategis dan Kebijakan Bisinis
Sebelum melangkah lebih jauh tentang seberapa jauh
peran manajemen stratejik dalam pengembangan organisasi, kita
akan menyimak dulu pengertian dari manajemen stratejik itu
sendiri, berikut beberapa ahli yang memberikan gambaran atau
teori tentang manajemen stratejik itu sendiri.
Barney, (1997:27) Manajemen strategis (strategic
management) dapat dipahami sebagai proses pemilihan dan
penerapan strategi-strategi. Sedangkan strategi adalah pola alokasi
sumber daya yang memungkinkan organisasi-organisasi dapat
mempertahankan kinerjanya.
Grant, (1995:10) Strategi juga dapat diartikan sebagai
keseluruhan rencana mengenai penggunaan sumber daya-sumber
daya untuk menciptakan suatu posisi menguntungkan. Dengan
kata lain, manajamen strategis terlibat dengan pengembangan dan
implementasi strategi-strategi dalam kerangka pengembangan
keunggulan bersaing.
Michael A. Hitt & R. Duane Ireland & Robert E.
Hoslisson (1997, XV) Manajemen strategis adalah proses untuk
Manajemen Strategik
13
membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa yang ingin
mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil
yang bernilai. Besarnya peranan manajemen strategis semakin
banyak diakui pada masa-masa ini dibanding masa-masa
sebelumnya. Dalam perekonomian global yang memungkinkan
pergerakan barang dan jasa secara bebas diantara berbagai negara,
perusahaan-perusahaan terus ditantang untuk semakin kompetitif.
Banyak dari perusahaan yang telah meningkatkan tingkat
kompetisinya ini menawarkan produk kepada konsumen dengan
nilai yang lebih tinggi, dan hal ini sering menghasilkan laba diatas
rata-rata
David (2002:5) Seni dan pengetahuan untuk merumuskan,
mengimplementasikan and mengevaluasi keputusan lintas
fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai
obyektifnya. Hunger dan Wheelen 2003:4 Serangkaian keputusan
dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan
dalam jangka panjang.
Dengan demikian dari definisi di atas dapat diketahui
fokus manajemen strategis terletak dalam memadukan
manajemen, pemasaran, keuangan/akunting, produksi/ operasi,
penelitian dan pengembangan, serta system informasi komputer
untuk mencapai keberhasilan organisasi. Manajemen strategis di
katakan efektif apabila memberi tahu seluruh karyawan mengenai
sasaran bisnis, arah bisnis, kemajuan kearah pencapaian sasaran
dan pelanggan, pesaing dan rencana produk kami. Komunikasi
merupakan kunci keberhasilan manajemen strategis.
Dari definisi tersebut terdapat dua hal penting yang dapat
disimpulkan, yaitu:
1. Manajemen Strategik terdiri atas tiga proses:
a. Pembuatan Strategi, yang meliputi pengembnagan misi dan
tujuan jangka panjang, mengidentifiksikan peluang dan
ancaman dari luar serta kekuatan dan kelemahan organisasi,
pengembangan alternatif-alternatif strategi dan penentuan
strategi yang sesuai untuk diadopsi.
b. Penerapan strategi meliputi penentuan sasaran-sasaran
operasional tahunan, kebijakan organisasi, memotovasi
anggota dan mengalokasikan sumber-sumber daya agar
strategi yang telah ditetapkan dapat diimplemen-tasikan.
c. Evaluasi/Kontrol strategi, mencakup usaha-usaha untuk
memonitor seluruh hasil-hasil dari pembuatan dan
penerapan strategi, termasuk mengukur kinerja individu dan
14
Manajemen Strategik
organisasi serta mengambil langkah-langkah perbaikan jika
diperlukan.
2. Manajemen Strategik memfokuskan pada penyatuan/
penggabungan
aspek-aspek
pemasaran,
riset
dan
pengembangan keuangan/akuntansi, operasional/produksi dari
sebuah organisasi.
Strategi selalu “memberikan sebuah keuntungan”,
sehingga apabila proses manajemen yang dilakukan oleh
organisasi gagal menciptakan keuntungan bagi organisasi tersebut
maka dapat dikatakan proses manajemen tersebut bukan
manajemen strategi.
Tujuan Sebuah Perusahaan Menerapkan Sistem
Manajemen Strategi juga sebagai berikut memberikan Arah
Pencapaian Tujuan Organisasi/Perusahaan.
Dalam hal ini,
manajer strategi harus mampu menunjukan kepada semua pihak
kemana arah tujuan organisasi/perusahaan. Karena, arah yang jelas
akan dapat dijadikan landasan untuk pengendalian dan
mengevaluasi keberhasilan.
Membantu Memikirkan Kepentingan Berbagai Pihak
Organisasi/perusahaan harus mempertemukan kebutuhan berbagai
pihak, pemasok, karyawan, pemegang saham, pihak perbankan,
dan masyarakat luas lainnya yang terkait dengan perusahaan atau
disebut dengan istilah Stakeholder Benefits, memegang peranan
terhadap sukses atau gagalnya perusahaan.
Dapat Mengantisipasi Setiap Perubahan Kembali Secara
Merata Manajemen strategi memungkinkan eksekutif puncak
untuk mengantisipasi perubahan dan menyiapkan pedoman dan
pengendalian, sehingga dapat memperluas kerangka waktu/
berpikir mereka secara prespektif dan memahami konstribusi yang
baik untuk hari ini dan hari esok.
Berhubungan dengan Efisiensi dan Efektifitas Tanggung
jawab seorang manajer bukan hanya mengkonsentrasikan terhadap
kemampuan atas kepentingan efisiensi, akan tetapi hendaknya
juga mempunyai perhatian yang serius agar bekerja keras
melakukan sesuatu secara lebih baik dan efektif
1.3.1 Pengaruh Manajemen Srategis terhadap Kinerja
Untuk meraih segala cita-cita atau tujuan yang diinginkan
oleh suatu organisasi atau perusahaan maka penerapan manajemen
stratejik justru sangat dibutuhkan guna apa yang diinginkan
bersama dapat kit capai dengan sebaik mungkin. Peran manajemen
Manajemen Strategik
15
stratejik ketika diimplementasikan dalam suatu organisasi maka
setiap unit atau bagian yang ada dalam organisasi tersebut dapat
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebaik mungkin.
Apalagi melihat perkembangan zaman sekarang ini, dimana setiap
organisasi perusahaan telah melakukan ekspansi pasar guna
mendapatkan keuntunga yang banyak. Semuanya itu perlu langkah
strategis dan taktik yang tepat sehingga proses atau langkah yang
diambil oleh pimpinan dapat dijalankan seefektif dan seefisen
mungkin.
Persaingan yang memunculkan daya saing erat kaitannya
dengan pemahaman mekanisme pasar (standar dan benchmarking), kecepatan dan ketepatan penyampaian produk (barang
dan jasa) yang mampu menciptakan nilai tambah. Oleh karena itu,
peningkatan daya saing organisasi bersifat unik, tetapi pada
intinya dipengaruhi oleh aspek kreativitas, kapasitas, teknologi
yang diguna-kan dan jangkauan pemasaran yang dicapai. Hal
tersebut diwujudkan dari tampilan produk, produktivitas yang
ting-gi dan pelayanan yang baik.
Esensi Manajemen Strategik dalam pengembangan daya
saing organisasi, baik bersifat nirlaba maupun ber-orientasi laba
dapat dijabarkan atas hal pokok berikut :
1. Pertumbuhan dan Keberlanjutan
Hal ini dicirikan oleh adanya kegiatan lebih besar dari
organisasi yang nantinya berdampak pada peningkatan
kesejahteraan SDM. Pencapaian kondisi tersebut di-dapatkan
dari kerjasama antar individu yang mampu mewujudkan
sinergi perkembangan organisasi sesuai siklus organisasi
(pengenalan, pertumbuhan, kedewa-saa dan pembaharuan
dengan kondisi penurunan, tetap dan naik kembali) ditinjau
dari faktor internal maupun eksternal yang dipengaruhi oleh
perubahan-perubahan, baik fundamental, incremental dan
radikal dari nilai-nilai keinginan konsumen, serta persaingan
yang ketat dalam kondisi yang mengandung ketidak-pastian
dan penuh risiko.
2. Berpikir Strategik
Hal ini dicirikan oleh pemahaman tentang pentingnya
faktor waktu (lalu, kini dan esok), proses kontinu (siklus) dan
iteratif (sekuens pembelajaran) dalam mengidentifikasi
kegiatan yang menjanjikan ke depan yang berbasis pada
pemetaan kemampuan (superior-tas) yang dimiliki (sumber
daya seperti SDA, SDM dan SDB) dengan secara
16
Manajemen Strategik
komprehensif memperhati-kan faktor-faktor makro seperti
politik, ekonomi, teknologi dan sosial budaya, disamping
upaya pem-belajaran organisasi dalam menuju daya saing
secara parsial ataupun utuh. Realisasi berpikir strategik dapat
ditunjukkan oleh konsep masukan, proses dan luaran dalam
mengelola perubahan menurut peluang maupun ancaman yang
ditemui sesuai dengan fase-fase berikut : pembentukan
kelompok kerja, inventarisasi kegiatan, keterlibatan unit kerja
dan status kegiatan. Hal tersebut dalam praktiknya didukung
oleh konsep-konsep stra-tegi, baik yang klasik (siklus hidup
produk dan SWOT), modern (BCG/Shell, A.D. Little,
McKinsey, PIMS, SRI dan Porter) dan alternatif (PRECOM)
yang dalam implementasinya sangat ditentukan oleh besar-an
dimensinya (2-5) atau tema tertentunya.
3. Manajemen Strategik
Manajemen Strategik dalam implementasinya ditentukan
oleh tahapan identifikasi lingkungan (internal dan eksternal),
perumusan strategi, implementasi strategi, pemantauan dan
evaluasi strategi. Hal tersebut disusun dari sistem lingkungan
yang terdiri dari analisis lingkungan internal (kekuatan dan
kelemahan : sumber daya, kapabilitas dan kompetensi inti) dan
eksternal (peluang dan ancaman) yang dikenal sebagai SWOT
ataupun pendekatan peran (policy, strategik dan fungsi) untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi, baik secara luas
maupun spesifik, seperti:
a. Masuknya pendatang baru (skala ekonomi, diferensiasi
produk, persyaratan modal, biaya peralih-an pemasok, akses
ke saluran distribusi, kebijakan pemerintah dan lainnya;
b. Ancaman produk peng-ganti (biaya/harga);
c. Kekuatan tawar menawar pembeli (kuantitas, mutu dan
ketersediaan);
d. Kekuatan tawar menawar pemasok (dominasi, integrasi dan
keunikan);
Dalam proses manajemen strategik diperlukan pernyataanpernyataan yang terkait dengan penetapan visi (jati diri), misi
(justifikasi/pembeda) dan tujuan (target/ standar) sebagai jawaban
terhadap pencanangan strategi yang telah disusun menurut
tingkatannya (korporat, bisnis dan fungsional) yang didasarkan
pada muatan, konsis-tensi dan keterpaduannya dari suatu kerangka
kerja proses pengambilan keputusan organisasi untuk jang-ka
panjang. Dalam hal ini, struktur organisasi dengan berbagai
Manajemen Strategik
17
bentuknya (sederhana, fungsional, divisional, matriks, unit bisnis
strategik berperan pen-ting dalam pencapaian tujuan dari
kebijakan yang dibuat.
Dengan menggunakan manajemen strategik sebagai suatu
kerangka kerja (frame work) untuk menyelesaikan setiap masalah
strategis di dalam organisasi terutama berkaitan dengan
persaingan, maka peran manajer diajak untuk berpikir lebih kreatif
atau berpikir secara strategik.
Pemecahan masalah dengan menghasilkan dan
Mempertimbangkan lebih banyak alternatif yang dibangun dari
suatu analisa yang lebih teliti akan lebih menjanjikan suatu hasil
yang menguntungkan.. Ada bebarapa manfaat yang diperoleh
organisasi jika mereka menerapkan manajemen strategik, yaitu:
1. Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju.
2. Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan
yang terjadi.
3. Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif
4. Mengidentifikasikan keunggulan komparatif suatu organisasi
dalam lingkungan yang semakin beresiko.
5. Aktifitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan
perusahaan untuk mencegah munculnya masalah di masa
datang.
6. Keterlibatan anggota organisasi dalam pembuatan strategi akan
lebih memotivasi mereka pada tahap pelaksanaannya.
7. Aktifitas yang tumpang tindih akan dikurang
1.3.2 Awal Perubahan Strategi
Ketika persaingan dunia bisnis tidak bisa dihindari maka
manajemen perubahan menjadi sangat penting diterapkan. Namun
demikian dalam kenyataannya proses perubahan yang terjadi tidak
selalu mendapat respon positif. Resistensi dari dalam berpeluang
terjadi. Terutama dalam hal-hal kebijakan yang menyangkut sisi
efisiensi penggunaan tenaga kerja atau rasionalisasi. Termasuk
yang ada kiatannya dengan manajemen karir dan kompensasi.
Manajer perlu memahami mengapa organisasi harus siap
menghadapi perubahan: apakah yang bersifat inovatif maupun
strategis. Perubahan inovatif adalah perbaikan secara kontinyu di
dalam kerangka sumberdaya yang ada. Sementara perubahan
strategis adalah perubahan melakukan sesuatu yang baru.
Berdasarkan derajat kedalaman perubahan dan metodenya maka
18
Manajemen Strategik
jenis perubahan yang bakal manajemen hadapi meliputi perubahan
rutin, darurat, mutu, radikal, dan kondisi makro.
Perubahan inovatif adalah suatu proses yang dicirikan
dengan adanya perbaikan apa yang sudah dilakukan. Perbaikanperbaikan ini menyangkut dalam praktek pekerjaan dan proses,
perubahan dalam rancangan, perakitan, distribusi produk atau
perubahan dalam manejemen material. Sementara itu perubahan
strategik meliputi : perubahan preferensi pelanggan, ukuran pasar,
cara mendistribusi komoditi, cara mempromosi komoditi,
perubahan unsur pendukung dan biaya tenaga kerja-operasional.
Dalam pelaksanaannya, ada dua prosedur perubahan:
(a) Prosedur perubahan inovatif yang memungkinkan organisasi
memperbaiki efektifitas dengan mutu SDM yang terus
dikembangkan;
(b) Prosedur perubahan strategik yang memungkinkan organisasi
merubah apa yang perusahaan lakukan dan cara
melakukannya. Agar resistensi dapat ditekan demi
tercapainya keberhasilan suatu program perubahan maka
setiap orang harus siap dan mampu merubah perilakunya. Hal
ini sangat bergantung pada apa yang mempengaruhi perilaku
dan apa pula yang mendorong seseorang untuk berubah.
Beragam faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku:
pengetahuan, kepercayaan, ketrampilan, lingkungan dan
tujuan perusahaan. Untuk itu sosialisasi intensif dan
penerapan pendekatan partisipasi sangat dibutuhkan.
Semua elemen organisasi penting dilibatkan sejak awal
dalam merumuskan syarat-syarat agar perubahan berhasil seperti
adanya kerangka perubahan, batasan perubahan yang diinginkan,
target hasil, keterkaitan dengan tujuan perusahaan, komit pada
kepemimpinan, memahami implikasi perubahan, memilih metode
yang benar, melibatkan pemangku kepentingan, menggunakan
strategi, dan memantau dan mengendalikan proses.
Ketika membicarakan perubahan, ada jargon yang selalu
didengungkan, yaitu: Di dunia ini tidak ada sesuatu yang pasti
kecuali perubahan itu sendiri. Ada banyak aspek yang memicu
perubahan, baik yang berasal dari internal maupun eksternal
perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan harus menganalisis
perubahan yang akan terjadi seandainya formulasi strategi yang
telah disepakati bersama diimplementasikan.
Melalui analisis ini perusahaan memperhitungkan secara
rinci seberapa besar perusahaan akan berubah, apakah secara
Manajemen Strategik
19
sangat sederhana dimana tidak ada perubahan strategi yang
signifikan, sampai kepada perubahan yang kompleks, misalnya
merubah misi perusahaan.
Perubahan strategi dapat diklasifikasikan dalam 5 level
perubahan, di mana semakin besar perubahan maka akan semakin
kompleks usaha untuk mengimplementasi. Adapun 5 level
perubahan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Continuation :
Pola ini terjadi karena perusahaan mengulang strategi
yang sama dengan strategi yang digunakan pada periode
sebelumnya. Karena strategi ini pernah dilakukan sebelumnya,
maka tidak banyak membutuhkan kemampuan atau aktivitas
yang baru. Bahkan, melalui pengalaman sebelumnya akan
mampu membuat perusahaan beroperasi lebih efisien.
b. Routine Change :
Perubahan ini dilakukan perusahaan untuk meningkatkan
“daya tarik pasarnya” (market appeal) agar konsumen lebih
terpikat. Dalam strategi ini, biasanya perusahaan melakukan
perubahan appeal (daya tarik) dari iklannya, kemasan, harga,
metode distribusi, dan sebagainya. Jadi, dalam hal ini,
perubahan yang dilakukan bukanlah perubahan yang
signifikan, sebab perusahaan masih menekuni industri yang
sama dan format organisasinyapun tidak berubah.
c. Limited Change :
Perubahan ini dilakukan karena perusahaan menawarkan
produk baru pada pasar yang baru. Dalam hal ini, kendati
perusahaan masih beroperasi dalam industri yang sama, namun
akibat perubahan produk baru tersebut maka format
organisasipun ikut mengalami perubahan.
d. Radical Change :
Dalam hal ini perusahaan melakukan suatu strategi
cukup “mendasar” sehingga perusahaan memandang perlu
dilakukannya reorganisasi secara besar-besaran. Jenis
perubahan ini biasanya dilakukan ketika perusahaan melakukan
merger atau akuisisi namun masih dalam industri yang sama.
Proses akuisisi dan merger dapat menjadi lebih kompleks jika
perusahaan bermaksud mengintergrasikan kedua perusahaan
secara utuh.
e. Organizational Redirection :
Dalam hal ini perusahaan melakukan perubahan orientasi
sedemikian rupa sehingga merubah industri yang dimasuki,
20
Manajemen Strategik
merubah misi, keahlian dan sebagainya. Organizational
Redirection juga dapat terjadi ketika suatu perusahaan
melakukan merger atau akuisisi terhadap perusahaan yang
berasal dari industri yang sama sekali beda. Jenis perubahan ini
merupakan perubahan yang paling kompleks.
1.3.3 Model Manajemen Strategi
Lalu bagaimana langkah-langkahnya untuk dapat
mempersiapkan suatu strategi yang terencana dengan baik,
terimplementasi dengan semestinya, dan mendapatkan hasil yang
optimal, berikut adalah langkah-langkah besar untuk model
manajemen strategi tersebut:
1. Pengamatan Lingkungan
Terdiri dari dua entitas, yaitu analisa lingkungan
eksternal dan internal.
2. Perumusan Strategi
Terdiri dari milestone yang dimulai dari penentuan
“Misi", kemudian menentukan “Tujuan”, membangun
“Strategi” untuk mencapai misi dan tujuan tadi, dan pembuatan
“Kebijakan” sebagai rambu-rambu dasar untuk pembuatan
keputusan bisnis.
3. Implementasi Strategi
Pada fase ini terdiri dari tiga langkah-langkah yang
terdapat di dalamnya, yaitu: program (aktifitas yang
dibutuhkan untuk menunaikan tujuan sesuai dengan strategi
yang sudah ditetapkan), anggaran (biaya yang dibutuhkan
untuk menjalankan program-program yang dibuat) dan
prosedur (panduan detil untuk melakukan suatu aktifitas terkait
program yang telah dibuat).
4. Evaluasi dan Pengendalian
Manajemen kinerja bisnis berada pada fase ini. Kinerja
bisnis yang sudah dicapai apakah sudah sesuai dengan rencana
awal ataukah justru lemenceng jauh dari sasaran.
Corporate/Business performance management dapat
digunakan pads case ini, seperti penggunana KPI sebagai salah
satu met ode untuk dapat menilai kinerja dan dapat menemukan
bad actor serta langkah kerja untuk memperbaikinya.
Untuk lebih memudahkan dalam mengingat dan
mengimplementasikan kaidah langkah-langkah dasar dari model
manajemen strategi diatas, maka sajak/puisi berikut semoga bisa
memberikan suatu kemudahan:
Manajemen Strategik
21
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Kenali Diri dan Lingkungan
Siapkan bekal untuk pertarungan
Misi dan Tujuan sebagai Pedoman
Strategi dibuat untuk Pencapaian
Kebijakan menentukan Keputusan
Rancang Program; tentukan Anggaran
Prosedur panduan dalam pekerjaan
Kinerja terbaik bukan halangan
Bisnis Sukses Mulia sebagai Persembahan
1.3.4 Hirarki Strategi
Hierarki pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan
biasanya terdiri dari tiga jenjang. Pada puncak hirarki yang
terletak tingkat korporasi (perusahaan) yaitu suatu urusan yang
merupakan sebuah kumpulan bisnis yang secara relatif
independen, yang kadang-kadang disebut sebagai Strategic Unit
Bisnis.
Pada bagian tengah hirarki, pengambilan keputusan
terletak tingkat bisnis atau strategi kompetitif. Para manajer yang
terdapat di dalamnya biasanya disebut manajer bisnis dan
korporasi. Mereka menerjemahkan rumusan arah dan keinginan
yang dihasilkan pada tingkat korporasi ke dalam sasaran dan
strategi yang kongkret untuk masing-masing divisi usaha.
Pada bagian bawah hierarki pengambilan keputusan
strategi, terletak tingkat fungsional. Strategi fungsional berkaitan
dengan interpretasi peran dari fungsi atau departemen dalam
menerapkan strategi kompetitif. Dalam hal ini, strategi fungsional
diarahkan oleh strategi kompetitif atau bisnis.
1. Strategi Korporasi/Perusahaan
Menentukan bidang usaha atau serangkaian bidang
usaha yang diminati dan bagaimana perusahaan merencanakan
strategi secara mendasar untuk dapat memimpin pada bidang
usaha tsb. Strategi korporasi dirumuskan oleh manajemen
puncak dan dirancang sedemikian rupa guna mencapai tujuan
organisasi. Memformulasikan strategi korporasi di dalam
perusahaan besar akan sangat sulit sekali sebab banyak sekali
strategi tingkat bisnis yang sangat berbeda dan memerlukan
koordinasi guna mencapai tujuan organisasi secara
keseluruhan. Demikian model strategi yang dipakai adalah
portofolio bisnis, sbb
- Strategi Portofolio
22
Manajemen Strategik
Strategi portofolio adalah tipe strategi tingkat
perusahaan yang berhubungan dengan bauran antara unitunit bisnis (UBS=SBU) dan lini-lini produk yang sesuai
satu sama lain dalam cara-cara yang masuk akal sehingga
memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. UBS
(Unit Bisnis Strategi) merupakan suatu divisi organisasi
yang memiliki misi bisnis, lini produk, pesaing dan pasar
berbeda terhadap UBS lain dalam organisasi yang sama.
- Matriks BCG
Matriks BCG (Boston Consulting Group) mengorganisir bisnis-bisnis dalam dua dimensi yaitu
pertumbuhan bisnis dan pangsa pasar (market share).
Tingkat pertumbuhan bisnis (Business Growth Rate)
berkaitan dengan seberapa cepat industri mengalami
peningkatan. Pangsa pasar (market share) mendefinisikan
apakah sebuah unit bisnis memiliki pangsa yang lebih kecil
atau lebih besar dibandingkan dengan pesaingnya.
2. Strategi Bisnis
Merumuskan strategi bisnis melibatkan pengambilan
keputusan pada tingkat unit bisnis. strategi bisnis merupakan
istilah yang umum untuk menunjukkan bagaimana sebuah unit
usaha merencanakan untuk bersaing dengan perusahaan lain
yang bergerak pada bidang usaha yang sama. Di dalam strategi
tingkat ini yamh ditujukan adalah bagaimana cara bersaingnya.
Pendekatan yang berguna di dalam merumuskan strategi bisnis
sebainya didasarkan atas analisis persaingan yang dicetuskan
oleh Michael Porter:
a. Lima Kekuatan Kompetitif Porter
Pendekatan Porter didasarkan atas analisis 5 kekuatan
persaingan. Tekanan persaingan mencakup:
1) Ancaman Pendatang Baru,
Perusahaan yang memasuki industri yang membawa
kapasitas baru dan ingin memperoleh pangsa pasar yang
baik dan laba, akan tetapi semua itu sangat tergantung
kepada rintangan atau kendala yang mengitarinya.
2) Daya Tawar Menawar Pemasok,
Pemasok dapat juga menjadi ancaman dalam suatu
industri sebab pemasok dapat menaikkan harga produk
yang dijual atau mengurangi kualitas produk. Jika harga
produk pemasok naik maka harga pokok perusahaan
juga naik sehingga akan menaikkan harga jual produk.
Manajemen Strategik
23
Jika harga jual produk naik maka sesuai dengan hukum
permintaan, permintaan produk akan menurun. Begitu
pula jika pemasok menurunkan kualitas produk, maka
kualitas produk penghasil juga akan turun, sehingga
akan mengurangi kepuasan konsumen.
3) Daya Tawar Menawar Pembeli,
Pembeli akan selalu berusaha mendapat produk dengan
kualitas baik dan dengan harga yang murah. Sikap
pembeli semacam ini berlaku universal dan memainkan
peran yang cukup menentukan bagi perusahaan. Jika
suatu produk dinilai harganya jauh lebih tinggi dari
kualitas (harganya tidak mencerminkan yang
sepantasnya) maka pembeli (konsumen) tidak akan
membeli produk perusahaan.
4) Daya Tawar Produk Pengganti,
Produk pengganti secara fungsional mempunyai manfaat
yang serupa dengan produk utama (asli), namun
memiliki kualitas produk dan harga yang lebih rendah.
Umumnya, produk pengganti disenangi oleh orang yang
berpenghasilan rendah akan tetapi ingin tampil dengan
status lebih tinggi dari keadaan sebenarnya.
5) Persaingan Antar Pesaing,
Persaingan konvensional selalu berusaha sekeras
mungkin untuk merebut pangsa pasar perusahaan lain.
Konsumen merupakan objek persaingan dari perusahaan
yang sejenis yang bermain di pasar. Siapa yang dapat
memikat hati konsumen maka perusahaan akan dapat
memenangkan persaingan. Untuk dapat memikat
konsumen maka berbagai cara dilakukan mulai dari
memberikan fasilitas khusus, pemberian kredit dengan
syarat ringan, harga murah atau diskon.
b. Strategi Kompetitif Porter
1) Diferensiasi (Differentiation),
Adalah salah satu tipe strategi kompetitif di mana
organisasi berupaya membuat produk atau jasa yang
ditawarkannya berbeda dengan pesaing. Organisasi dapat
menggunakan periklanan, fitur produk yang berbeda,
pelayanan atau teknologi baru untuk meraih persepsi
produk yang dianggap unik.
2) Kepemimpinan Biaya (Cost Leadership),
24
Manajemen Strategik
Merupakan salah satu tipe strategi kompetitif di mana
organisasi secara agresif berupaya menjadi lebih efisien
(melakukan reduksi biaya) dari pesaing-pesaingnya
dengan memotong biaya produksi dan pengawasan biaya
yang sangat ketat.
3) Fokus (Focus),
Adalah salah satu tipe strategi kompetitif yang
menekankan pada kondentrasi terhadap suatu segmen
pasar atau kelompok pembeli tertentu.
1.3.5 Strategi Fungsional
Strategi fungsional adalah strategi yang lebih bersifat
teknis yang merupakan rumusan arahan dan pedoman dan
operasional. berisi rencana untuk mencapai tingkat penggunaan
sumber daya secara efisien, efektif dan optimal pada setiap fungsi
guna mendukung strategi korporasi dan bisnis. Startegi tersebut
terdiri dari 6 jenis, yaitu:
1. Strategi produksi, strategi ini untuk menetapkan apa yang
menjadi produk unggulan, produk kompetitif, produk baru,
sesuai dengan kompetensi pokok yang dimiliki.
2. Strategi pemasaran, strategi ini untuk menetapkan pasar mana
yang akan digarap, kondisi pasar yang bagaimana yang akan
diinginkan, dan lain sebagainya.
3. Strategi promosi, strategi ini merupakan kelanjutan dari
pemasaran dan produksi, dimana promosi apa yang dihendak
diluncurkan, media apa yang akan digunakan untuk promosi
dan sebagainya.
4. Strategi keuangan, dimana berkaitan dengan pendanaan serta
ketersediaan dana baik untuk produksi, pemasaran dan bagian
fungsional lainnya. Dari mana dana tersebut didapat dan
bagaimana penggunaannya.
5. Strategi sumber daya manusia (SDM), merupakan strategi yang
penting dan harus mencakup seluruh fungsi manajemen.
Pemilihan SDM yang tepat dan berkompeten pada bidang yang
tepat sangat lah diperlukan.
6. Startegi fungsional lainnya, ini berkaitan dengan pihak luar
seperti suplier, konsultan, agen dan lain sebagainya dengan
memperhatikan transparansi, kejujuran, dan keterbukaan.
Manajemen Strategik
25
1.4 Elemen Manajemen Strategik
Pada hakekatnya, salah satu elemen utama dari
manajemen strategik adalah serangkaian keputusan yang akan
diimplementasikan secara konsekuen. Di dalam penyusunannya,
di dapat serangkaian proses yang harus dilewati, yang dapat
digambarkan dengan berbagai pendekatan di bawah ini.
Menurut Thompson dan Martin (2010), manajemen
strategik adalah proses dengan mana sebuah organisasi
menentukan tingkat tujuanm sasaran, dan hasrat pencapaian,
memutuskan tindakan untuk mencapainya dalam skala waktu yang
tepat
dalam
lingkungan
yang
senantiasa
berubah,
mengimplementasikan tindakan, dan menilai kemajuan dan hasil.
Hitt, Ireland, dan Hoskisson (2011) mendefinisikan
proses manajemen strategik sebagai seperangkat komitmen,
keputusan, dan tindakan yang diperlukan perusahaan untuk
mencapai daya saing strategis dan memperoleh tingkat
pengembalian di atas rata-rata. Langkah pertama yang dilakukan
perusahaan adalah menganalisis lingkungan eksternal dan
organisasi internalnya guna menentukan sumber daya, kapabilitas,
dan kompetensi intinya. Dengan informasi ini, peusahaan
membangun visi dan misinya dan merumuskan strateginya. Guna
mengimplementasikan strateginya, perusahaan mengambil
tindakan dengan tujuan mencapai daya saing strategis dan
pengembalian di atas rata-rata. Tindakan strategis yang efektif
dalam konteks usaha perumusan dan pengimplementasian strategis
yang terintegrasi akan menciptakan hasil yang positif.
Manajemen strategik didefinisikan oleh Pearce II dan
Robinson (2011) sebagai seperangkat keputusan dan tindakan
yang menghasilkan perumusan dan penerapan rencana yang
dirancang untuk mencapau sasaran perusahaan. Manajemen
strategik terdiri dari 9 (Sembilan) tugas penting:
1. Merumuskan misi perusahaan, termasuk pernyataan umum
tentang tujuan, filosofi, dan sasaran.
2. Melakukan analisis yang mencerminkan kondisi dan
kapabilitas internal perusahaan.
3. Manila lingkungan eksternal perusahaan, baik kompetisi dan
faktor-faktor kontekstual umumnya.
4. Menganalisis opsi-opsi perusahaan dengan menyesuaikan
sumber daya yang dimilikinya dengan lingkungan
eksternalnya.
26
Manajemen Strategik
5. Mengenali opsi-opsi yang paling diinginkan dengan
mengevaluasi setiap opsi berdasarkan misi perusahaan.
6. Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategi besar
yang mampu mencapai hasil yang paling diinginkan.
7. Mengembangkan sasaran tahunan dan strategi jangka pendek
yang sesuai dengan pilihan seperangkat sasaran jangka panjang
dan strategi besar.
8. Menerapkan pilihan-pilihan strategik melalui pengalokasian
sumber daya yang dianggarkan, di mana kesesuaian tugastugas, karyawan struktur, teknologi, dan sistem imbalan
ditekankan.
9. Mengevaluasi keberhasilan proses strategik sebagai masukan
bagi pengambilan keputusan di masa depan.
Dari Sembilan tugas tersebut, terlihat bahwa manajemen
strategik melibatkan perencanaan, pengarahan, pengorganisasian,
dan pengendalian perusahaan terkait dengan keputusan dan
tindakan yang berhubungan dengan strategi. Strategi sendiri
diartikan sebagai rencana berskala besar dan berorientasi masa
depan untuk berinteraksi dengan lingkungan bersaing guna
mencapai sasaran perusahaan.
Selanjutnya, Pearce II dan Robinson (2011)
mengemukakan bahwa isu-isu strategik memiliki sejumlah
dimensi. Isu-isu strategik mensyaratkan keputusan manajemen
puncak. Karena keputusan strategis mencakup sejumlah bidang
operasi perusahaan, keterlibatan manajemen puncak diperlukan.
Biasanya hanya manajemen puncaklah yang memiliki sudut
pandang yang diperlukan untuk memahami implikasi-implikasi
keputusan tersebut dan kekuasaan untuk memerintahkan alokasi
sumber daya yang diperlukan. Isu-isu tersebut adalah :
1. Isu-isu strategik sering mempengaruhi kesejahteraan
perusahaan dalam jangka panjang. Keputusan strategis
melibatkan alikasi karyawan, asset fisik, dan uang dalam
jumlah besar, baik dari internal dan juga eksternal perusahaan.
2. Isu-isu strategik sering mempengaruhi kesejahteraan
perusahaan dalam jangka panang. Keputusan strategis
menghasilkan komitmen dalam jangka panjang, misalnya lima
tahun. Namun dampak keputusan tersebut sering berdampak
lebih lama. Begitu perusahaan berkomitmen pada strategi
tertentu, citra dan keunggulan strateginya biasanya terkait
dengan strategi tersebut. Perusahaan akan memiliki
Manajemen Strategik
27
pemahaman tentang pasar tertentu, produk tertentu, dan
teknologi tertentu.
3. Isu-isu strategik berorientasi ke masa depan. Keputusan
strategis didasarkan pada peramalan (forecasting) manajemen.
Penekannanya
pada
pengembangan
proyeksi
yang
memungkinkan perusahaan memilih opsi strategi yang mana
yang paling menjanjikan. Dalam lingkungan yang bergejolak
dan ditandai dengan persaingan yang bebas, perusahaan hanya
akan berhasil jika melakukan langkah-langkah proaktif menuju
perubahan.
4. Isu-isu strategik biasanya memiliki konsekuensi yang
multifungsi dan multidimensi. Keputusan strategik memiliki
implikasi yang kompleks bagi sebagian besar bidang
perusahaan. Keputusan tentang masalah-masalah seperti bauran
pelanggan, penekanan bersaing, atau struktur organisasi,
mempengaruhi sejumlah program. Bidang-bidang ini akan
dipengaruhi oleh pengalokasian tanggung jawab dan sumber
daya sebagai hasi dari keputusan.
5. Isu-isu
strategik
mengharuskan
dipertimbangkannya
lingkungan eksternal perusahaan. Seluruh perusahaan
beroperasi di sistem yang terbuka. Perusahaan mempengaruhi
dan dipengaruhi lingkungan eksternal yang seringkali di luar
kendali.
Selanjutnya Pearce
II
dan Robinson (2011)
mengemukakan komponen-komponen kunci manajemen strategi
yang mencakup :
- Misi perusahaan,
- Analisis internal,
- Lingkungan eksternal,
- Analisis strategik dan pilihan,
- Sasaran jangka panjang,
- Strategi generik dan besar,
- Sasaran jangka pendek,
- Rencana tindakan,
- Taktik fungsional, dan
- Kebijakan yang memberdayakan tindakan.
Misi perusahaan menjelaskan produk, pasar, teknologi
perusahaan yang mencerminkan nilai dan prioritas pengambil
keputusan strategik. Dalam analisis internal, perusahaan
menganalisis kuantitas dan kualitas sumber daya keuangan,
manusia, dan fisik perusahaan. Juga dinilai kekuatan dan
28
Manajemen Strategik
kelemahan manajemen serta struktur organisasi perusahaan.
Lingkungan eksternal perusahaan terdiri dari kondisi dan kekuatan
yang mempengaruhi opsi-opsi strategik dan menjelaskan situasi
persaingan. Penilaian secara simultan terhadap lingkungan
eksternal dan profil perusahaan memungkinkan perusahaan
mengidentifikasi peluang-peluang interaktif yang menarik.
Sasaran jangka panjang adalah hasil yang ingin dicapai selama
bertahun-tahun ke depan.
Secara klasik, menurut Porter, strategi generik (generic
strategy) menunjukkan orientasi bersaing. Pengeluaran rendah,
diferensiasi, dan focus adalah tiga opsi mendasar strategi.
Sementara strategi besar (grand strategy) menunjukkan
bagaimana sasaran dicapai.
Sasaran jangka pendek adalah hasil yang ingin dicapai selama satu
tahun atau kurang. Rencana aksi menjabarkan strategi generik dan
strategi besar ke dalam tindakan dengan memasukkan empat
elemen, yaitu
(1) Mengidentifikasi aksi spesifik yang akan diambil dalam satu
tahun ke depan atau kurang sebagai bagian dari usaha
membangun keunggulan bersaing;
(2) Membangun kerangka waktu yang jelas demi penyelesaian
setiap tindakan;
(3) Rencana tindakan harus menunjukkan akuntabilitas dengan
mengenali siapa yang bertanggung jawab bagi tiap tindakan
dalam rencana; dan
(4) Setiap tindakan memiliki satu atau lebih sasaran yang
spesifik.
Setiap unit bisnis perlu melakukan aktivitas yang dapat
membantu mengembangkan keunggulan bersaing. Inilah yang
disebut dengan taktik fungsional. Kecepatan sangat penting bagi
kesuksesan dalam persaingan global saat ini. Salah sati car
ameningkatkan kecepatan dan ketanggapan adalah membuat
keputusan yang setiap saat dapat dieksekusi bahkan pada tingkat
terendah organisasi. Menciptakan kebijakan yang menjadi
panduan bagi pemikiran keputusan, serta tindakan manajer dan
bawahannya dalam menerapkan strategi bisnis sangatlah penting
untuk membangun dan mengendalikan operasi perusahaan yang
sedang berjalan.
Manajemen Strategik
29
1.4.1 Visi
Visi adalah serangkaian cita-cita atau idealisme yang ingin
dicapai institusi atau corporate dengan cara bagaimana dan akan
menjadi apa tahapan-tahapan untuk mencapai cita-cita atau
idealisme tersebut. m“Kepemimpinan Sejati berasal dari kualitas
visi seseorang dan kemampuan untuk menggerakkan orang lain
kepada kinerja luar biasa. ”--Jack Welch--“ Visi harus disertai
dengan tindakan yang mengubahnya menjadi kenyataan. Sebuah
tindakan akan optimal bila organisasi mampu mengumpulkan
sumber daya, kemampuan, dan energi yang diperlukan untuk
merealisasikan visi tersebut.”
1.4.2 Misi
Misi adalah pernyataan atau statemen yang dinyatakan
secara tertulis yang menggambarkan tujuan, cita-cita dan
idealisme yang ingin dicapi oleh bisnis, corporate, perusahaan
atau oleh suatu lembaga (institusi). la menggambarkan juga bisnis
(aktifitas) yang diemban, kebaikan dan nilai (value) yang dicitacitakan, Pihak-pihak yang diikut sertakan (diajak kerjasama)
dalam mencapai tujuan dan idealisme tersebut. Dalam memahami
Misi ini kata kunci yang dijadikan titik tolak untuk merinci
penjelasannya adalah sebuah pertanyaan "what is our business".
Jika misi dan visi dirumuskan dengan jelas, maka ia akan
menjadi landasan dan pedoman dan bahkan inspirasi dalam
merumuskan kebijakan, strategi, rencana, kepemim-pinan dan
pengendalian. Seluruh anggota organisasi mulai dari pucuk
pimpinan sampai dengan bawahan yang paling rendah dalam
menjalankan fungsinya masing-masing menjadikan misi dan visi
sebagai landasan utamanya. Oleh karena itu peran Kepemimpinan
dalam organisasi dapat memotivasi dan menggerakkan seiuruh
jajarannya cukup penting menjadikan misi dan visi organisasi ini
sebagai acuan utamanya. Secara konseptual dengan adanya misi
dan visi yang dirumuskan secara baik akan mendorong timbulnya
kreatifitas alternatif-alternatif strategi, kebijakan, target-target dan
rencana-rencana sebagai penjabaran proses manajemen dari suatu
organisasi.
1.4.3 Tujuan Perusahaan dan Organisasi
Tujuan adalah target-target atau hasil-hasil yg lebih
spesifik yang ingin dicapai oleh organisasi dalam kesatuan waktu
30
Manajemen Strategik
tertentu. Tujuan disusun dari dan harus berfokus pada pencapaian
visi dan misi.
Tujuan dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:
1) Tujuan Jangka Pendek, dan
2) Tujuan Jangka Panjang.
Kriteria Tujuan yang baik diantaranya: Jelas dan Spesifik,
Berjangka waktu, Konsistensi, Fleksibel, Dapat diukur, Kesulitan
dan ketercapaian, Keselarasan, dan dapat diterima.
1.4.4 Sasaran
Sasaran adalah semua hasil-hasil yg ditargetkan atau
diinginkan oleh organisasi. Sasaran bersifat umum, luas, dan tidak
berjangka waktu. Suatu sasaran dianggap tetap ada sampai dengan
sasaran tersebut diubah. Sasaran mempunyai lingkup yang luas
dan dapat dipisahkan ke dalam empat komponen yaitu:
1) Filosofi,
2) Visi,
3) Misi, dan
4) Tujuan.
1.4.5 Filosofi Perusahaan
Filosofi adalah merupakan seperangkat keyakinan pokok
yang menentukan yang menentukan parameter-parameter untuk
bisnis dan memberikan dorongan semangat bagi karyawannya.
Filosofi adalah pernyataan mengenai:
1. What We Do?
2. Why are We in Business?
3. How Do We Do Business?
4. What Do We Do and Not Do as a Business?
*****
Manajemen Strategik
31
32
Manajemen Strategik
BAB II
PENGANTAR MANAJEMEN
STRATEGIS
2.1 Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu memahami karakteristik khusus yang
melekat pada proses manajemen strategik
2.2 Pengertian Manajemen Strategis
Manajemen strategi adalah seni dan pengetahuan dalam
merumuskan,
mengimplementasikan,
serta
mengevaluasi
keputusan-keputusan lintas fungsional yang memungkinkan
sebuah organisasi untuk mencapai tujuan (David, 2011:6).
Manajemen strategis berfokus pada proses penetapan tujuan
organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk
mencapai sasaran, serta mengalokasikan sumber daya untuk
menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan
organisasi. Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitasaktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk
mencapai tujuan organisasi. Berikut ini adalah beberapa
pengertian manajemen strategi dari beberapa ahli:
Menurut Thomas Wheelen dkk (2010:105), Manajemen
strategi adalah serangkaian dari pada keputusan manajerial dan
kegiatan-kegiatan yang menentukan keberhasilan perusahaan
dalam jangka panjang. Kegiatan tersebut terdiri dari
perumusan/perencanaan strategi, pelaksanaan/implementasi dan
evaluasi.
Menurut Bambang Haryadi (2003:3), strategi manajemen
adalah suatu proses yang dirancang secara sistematis oleh
manajemen untuk merumuskan strategi, menjalankan strategi dan
mengevaluasi strategi dalam rangka menyediakan nilai-nilai yang
terbaik bagi seluruh pelanggan untuk mewujudkan visi organisasi.
Menurut Mulyadi (2001:40), Manajemen strategi adalah
suatu proses yang digunakan oleh manajer dan karyawan untuk
merumuskan dan mengimplementasikan strategi dalam
penyediaan costumer value terbaik untuk mewujudkan visi
organisasi..
Manajemen Strategik
33
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat
disimpulkan bahwa manajemen strategi adalah seni dan ilmu
untuk formulasi, implementasi dan evaluasi keputusan-keputusan
yang bersifat lintas fungsional, yang digunakan sebagai panduan
tindakan bagi fungsi SDM, pemasaran keuangan, produksi, dan
lain-lain agar organisasi dapat mencapai tujuannya
2.2.1 Tujuan Manajemen Strategi
Menurut Suwandiyanto (2010:02), terdapat empat tujuan
manajemen strategi, yaitu:
1. Memberikan arah pencapaian tujuan organisasi/ perusahaan.
Dalam hal ini, manajer strategi harus mampu menunjukkan
kepada semua pihak kemana arah tujuan organisasi/
perusahaan. Karena, arah yang jelas akan dapat dijadikan
landasan untuk pengendalian dan mengevaluasi keberhasilan.
2. Membantu memikirkan kepentingan berbagai pihak.
Organisasi/perusahaan harus mempertemukan kebutuhan
berbagai pihak, pemasok, karyawan, pemegang saham, pihak
perbankan, dan masyarakat luas lainnya yang memegang
peranan terhadap sukses atau gagalnya perusahaan.
3. Mengantisipasi setiap perubahan kembali secara merata.
Manajemen strategi memungkinkan eksekutif puncak untuk
mengantisipasi perubahan dan menyiapkan pedoman dan
pengendalian, sehingga dapat memperluas kerangka
waktu/berpikir mereka secara perspektif dan memahami
kontribusi yang baik untuk hari ini dan hari esok.
4. Berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas. Tanggung
jawab seorang manajer bukan hanya mengkonsentrasikan
terhadap kemampuan atas kepentingan efisiensi, akan tetapi
hendaknya juga mempunyai perhatian yang serius agar bekerja
keras melakukan sesuatu secara lebih baik dan efektif.
2.2.2 Proses dan Tahapan Manajemen Strategi
David (2011:6) menjelaskan bahwa proses manajemen
strategis terdiri dari tiga tahapan, yaitu :
a. Perumusan Strategi (Strategy Formulation)
Perumusan strategi adalah tahap awal pada manajemen
strategi, yang mencakup mengembangkan visi dan misi,
mengidentifikasi peluang eksternal organisasi dan ancaman,
menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan
34
Manajemen Strategik
tujuan jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif, dan
memilih strategi tertentu untuk mencapai tujuan.
b. Implementasi Strategi (Strategy Implemented)
Implementasi strategi adalah tahap selanjutnya sesudah
perumusan strategi yang ditetapkan. Penerapan strategi ini
memerlukan suatu keputusan dari pihak yang berwenang dalam
mengambil keputusan untuk menetapkan tujuan tahunan,
menyusun kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang dirumuskan
dapat dilaksanakan.
c. Evaluasi Strategi (Strategy Evaluation)
Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen
strategis. Manajer sangat membutuhkan untuk tahu kapan
strategi tertentu tidak bekerja dengan baik. Dalam penilaian
strategi terdapat tiga aktivitas penilaian yang mendasar, yaitu:
1. Peninjauan ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang
menjadi landasan bagi strategi saat ini,
2. Pengukuran kinerja, dan
3. Pengambilan langkah korektif. Penilaian strategi sangat
diperlukan oleh suatu perusahaan karena strategi yang
berhasil untuk saat ini tidak selalu berhasil untuk di masa
yang akan datang.
2.2.3 Model Manajemen Strategi
Manajemen strategi berawal dari mengidentifikasi visi
organisasi yang sudah ada, misi, tujuan, dan strategi adalah titik
awal yang logis untuk manajemen strategis karena situasi sekarang
perusahaan dan kondisi dapat menghalangi strategi tertentu dan
bahkan mungkin mendikte tindakan tertentu. Setiap organisasi
memiliki visi, misi, tujuan, dan strategi,bahkan jika unsur-unsur
ini tidak sadar dirancang, ditulis, atau dikomunikasikan.
Manajemen strategi memiliki tahapan atau proses yang disusun
dan terstruktur dalam bentuk model seperti gambar di bawah ini
(David, 2011:15):
Manajemen Strategik
35
Gambar 2.1 Model Manajemen Strategi
2.3 Lima Serangkai Manajemen Strategik
Manajemen strategi merupakan sebuah proses yang terdiri
dari tiga kegiatan antara lain perumusan strategi, implementasi
strategi dan evaluasi strategi. Perumusan strategi terdiri dari
kegiatan-kegiatan mengembangkan misi bisnis, mengenali
peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan kekuatan
dan kelemahan internal, menetapkan obyektif jangka panjang,
menghasilkan strategi alternatif dan memilih strategi tertentu
untuk dilaksanakan Isu perumusan strategi termasuk memutuskan
bisnis apa yang akan dimasuki bisnis apa yang harus dihentikan,
bagaimana mengalokasikan sumber daya, apakah memperluas
operasi atau diversivikasi, apakah akan memasuki pasar
internasional, apakah akan melakukan merjer atau membentuk
usaha patungan, dan bagaimana menghindari pengambilalihan
perusahaan pesaing. Keputusan perumusan strategis mengikat
suatu organisasi pada produk,pasar, sumber daya, dan teknologi
spesifik selama periode waktu tertentu. Berikut 5 Tahapan Dalam
Menyusun Strategi Bisnis Yang Baik :
1. Mengembangkan Visi Strategis
Visi strategis merupakan aspirasi manajemen mengenai
arah masa depan dan juga memberikan gambaran secara rinci
36
Manajemen Strategik
2.
3.
4.
5.
mengenai kemana organisasi tersebut akan bergerak. Visi ini
sendiri menerangkan tujuan perusahaan dalam waktu jangka
panjang dan membentuk identitas organisasi tersebut.
Menetapkan Tujuan Strategis Strategy
Maksud dari menetapkan tujuan disini adalah untuk
mengkonversi pernyataan visi dan misi menjadi target kinerja
yang spesifik. Setiap unit dalam suatu organisasi memerlukan
target yang konkret dimana kinerja dan kontribusi mereka
dapat di ukur terhadap pencapaian tujuan organisasi.
Merumuskan Strategi Bisnis
Beberapa langkah yang perlu dilakukan suatu organisasi
dalam merumuskan strategi adalah:
- Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki dan
menentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang
telah dibuat.
- Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk
mengukur kekuatan dan kelemahan serta peluang dan
ancaman yang akan dihadapi oleh suatu organisasi dalam
menjalankan misinya.
- Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success
factors) dari strategi-strategi yang dirancang berdasarkan
analisis sebelumnya.
- Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi
berbagai alternatif strategi dengan mempertimbangkan
sumberdaya yang dimiliki dan kondisi eksternal yang
dihadapi.
- Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan
jangka pendek dan jangka panjang.
Mengeksekusi Strategi
Visi serta strategi yang telah dibuat tidak akan berarti
jika kita tidak mengerjakannya secara tuntas dan optimal.
Tanpa adanya eksekusi, tujuan yang telah diterapkan pun tidak
akan pernah tercapai.
Mengevaluasi Strategi Bisnis
Proses pelaksanaan strategi harus dievaluasi secara
reguler. Dalam vase evaluasi ini dapat dilihat apakah segalanya
sudah berjalan dengan baik atau belum.
Manajemen Strategik
37
2.4 Proses Manajemen Strategik
a. Perumusan strategi,
Pada tahap ini mencakup kegiatan mengembangkan visi
dan misi organisasi, mengidentifikasi peluang dan ancaman
eksternal organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan
internal organisasi, menetapkan tujuan jangka panjang
organisasi, membuat sejumlah strategi alternatif untuk
organisasi, dan memilih strategi tertentu untuk digunakan.
b. Pelaksanaan strategi,
Tahap ini mengharuskan perusahaan untuk menetapkan
sasaran tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan,
dan mengalokasikan sumber daya sehingga perumusan
strategis dapat dilaksanakan. Pelaksanaan strategis mencakup
pengembangan budaya yang mendukung strategi, penciptaan
struktur organisasi yang efektif, pengarahan kembali usaha–
usaha pemasaran, penyiapan anggaran, pengembangan dan
pemanfaatan sistem informasi, serta menghubungkan
kompensasi untuk karyawan dengan kinerja organisasi.
c. Evaluasi strategi, Tahap ini adalah tahap akhir dari manajamen
strategis tiga kegiatan pokok dalam evaluasi strategi adalah :
- Mengkaji ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang
menjadi landasan perumusan strategi yang diterapkan
sekarang ini
- Mengukur kinerja, dan
- Melakukan tindakan-tindakan korektif. Evaluasi strategi
perlu dilakukan karena keberhasilan saat ini bukan
merupakan jaminan untuk keberhasilan di hari esok.
Karakteristik Proses Manajemen Strategis
- Karakteristik pertama adalah adanya kesatuan (utility) dan
proses yang runtut
- Karakteristik kedua adalah proses manajemen strategik tidak
terjadi dalam sisi yang terpisah dari fungsi manajemen secara
umum.
- Karakteristk ketiga, manajemen strategik menghendaki adanya
fleksibilitas manajer dalam mengalokasikan waktunya.
- Karakteristik keempat, penyusunan manajemen strategik yang
ideal adalah banyak memakai waktu atau “time-consuming”
38
Manajemen Strategik
2.5 Peran dan Tugas Manager Strategik
Peranan seorang manajer dalam suatu organisasi itu
sangatlah penting karena keberadaan seorang manajer menjadi
motivator bagi karyawan-karyawannya dan salah satu ujung
tombak dari keberhasilan suatu organisasi. Salah satu tugas atau
peran seorang majaner yaitu harus bisa mengatasi konflik yang
ada dalam suatu organisasi yang dipimpinnya sehingga setiap
konflik itu dapat diselesaikan dengan baik dan tidak ada yang
merasa dirugikan. Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui
orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatannya guna
mencapai sasaran suatu organisasi. Posisi manajer menjadi sangat
krusial bila Direktur atau Deputy dan diharapkan mempunyai
peranan dalam meningkatkan serta menjaga keseimbangan dalam
suatu organisasi. Seorang manajer dalam melakukan tugasnya
menjamin ketersediaan, keakuratan, ketepatan, dan keamanan
informasi serta pengaturan organisasi yang baik serta dibutuhkan
oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi, sekaligus
meningkatkan
eksistensi
organisasi
di
tengah-tengah
lingkungannya. Keberhasilan menjalankan tugas ini mensyaratkan
manajer mempunyai kemampuan multi disiplin, seperti dalam
bidang : teknologi, bisnis, manajemen, serta kepemimpinan.
Manajemen yang baik haruslah berperan sesuai dengan
situasi dan kondisi pada perusahaan atau organisasi. Menajemen
yang tidak bisa menjalankan peran sesuai tuntutan perusahaan
dapat membawa kegagalan. Berikut ini adalah Peranan
Manajemen yang harus diperankan para Manajer :
1. Peran Interpersonal
Yaitu hubungan antara manajer dengan orang yang ada di
sekelilingnya, meliputi ;
– Figurehead/Pemimpin Simbol : Sebagai simbol dalam
acara-acara perusahaan.
– Leader/Pemimpin : Menjadi pemimpin yag memberi
motivasi para karyawan / bawahan serta mengatasi
permasalahan yang muncul.
– Liaison/Penghubung : Menjadi penghubung dengan pihak
internal maupun eksternal.
2. Peran Informasi
Adalah peran dalam mengatur informasi yang dimiliki baik
yang berasal dari dalam maupun luar organisasi, meliputi ;
Manajemen Strategik
39
– Monitor/Pemantau : Mengawasi, memantau, mengikuti,
mengumpulkan dan merekam kejadian atau peristiwa yang
terjadi baik didapat secara langsung maupun tidak langsung.
– Disseminator/Penyebar : Menyebar informasi yang didapat
kepada para orang-orang dalam organisasi.
– Spokeperson/Juru Bicara : Mewakili unit yang dipimpinnya
kepada pihak luar.
3. Peran Pengambil Keputusan
Adalah peran dalam membuat keputusan baik yang ditentukan
sendiri maupun yang dihasilkan bersama pihak lain, meliputi ;
– Entrepreneur/Kewirausahaan : Membuat ide dan kreasi
yang kreatif dan inovatif untuk meningkatkan kinerja unit
kerja.
– Disturbance Handler/Penyelesai Permasalahan : Mencari
jalan keluar dan solusi terbaik dari setiap persoalan yang
timbul.
– Resource Allicator/Pengalokasi Sumber Daya : Menentukan
siapa yang menerima sumber daya serta besar sumber
dayanya.
– Negotiator/Negosiator : Melakukan negosiasi dengan pihak
dalam dan luar untuk kepentingan unit kerja atau
perusahaan.
Sementara itu, menurut Hendry Mintzberg dalam buku
Manajemen prilaku Organisasi(Winardi), ada sepuluh macam
peranan manjerial yakni:
1. Peranan Antar Pribadi
Peranan sebagai tokoh (melaksanakan kegiatan-kegiatan
seremonial dan social, sebagaiwakil organisasi yang
bersangkutan).
Peranan sebagai pemimpin.
Peranan sebagai penghubung (The Liason Role) terutama
dengan pihak luar.
2. Peranan Informasional
Peranan sebagai pihak penerima (menerima informasi
tentang pengoprasian sebuah perusahaan).
Peranan sebagai penyebar berita atau informasi
(menyampaikan informasi kepada pihak bawahan).
Peranan sebagai juru bicara (meneruskan informasi kepada
pihak yang berada di luarorganisasi yang bersangkutan).
3. Peranan Keputusan
40
Manajemen Strategik
Peranan sebagai wirausahawan.
Peranan yang mengatasi gangguan-gangguan.
Peranan sebagai pihak yang mengalokasikan sumbersumber daya.
Peranan sebagai perantara (menghadapi berbagai macam
orang dan kelompok-kelompok orang)
*****
Manajemen Strategik
41
42
Manajemen Strategik
BAB III
MISI, TUJUAN DAN FORMULASI
STRATEGIS
3.1 Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa memahami arti penting missi organisasi,
tujuan serta formulasi strategi perusahaan.
3.2 Pengertian Dan Misi Perusahaan
Jika kita sudah mengerti tentang visi atau gambaran
tentang cita-cita suatu perusahaan dimasa yang akan datang, maka
kita harus memikirkan pula bagaimana visi tersebut dapat dicapai.
Serangkaian langkah yang ditempuh perusahaan dalam mencapai
visinya dijabarkan dalam misi perusahaan.
Misi suatu perusahaan merujuk pada satu pertanyaan
mendasar yang pernah diajukan oleh Peter Drucker. Apa bisnis
kita? Jawaban dari pertanyaan ini merupakan gambaran besar
tentang apa saja yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam
upaya mencapai tujuannya. Keberadaan misi perusahaan sangat
penting untuk perumusan tujuan perusahaan dan formulasi strategi
yang efektif. Ada banyak definisi misi, diantaranya :
a. Peter Drucker
Pada dasarnya, misi merupakan alasan mendasari
eksistensi suatu organisasi. Pernyataan misi organisasi,
terutama di tingkat unit bisnis menentukan batas dan maksud
aktivitas bisnis perusahaan. Jadi perumusan misi merupakan
realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi mampu
menghasilkan produk dan jasa berkualitas yang memenuhi
kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggannya.
b. Wibisono
Misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan
tujuan atau alasan eksistensi organisasi yang memuat apa yang
disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik berupa
produk ataupun jasa.
c. Dr. A. B. Susanto
Misi adalah bagaimana untuk menghadirkan impian
perusahaan atau organisasi menjadi kenyataan.
Manajemen Strategik
43
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa misi adalah pernyataan tentang apa yang harus
dikerjakan oleh perusahaan dalam usahanya mewujudkan visi.
Misi merupakan sesuatu yang nyata untuk dituju serta dapat pula
memberikan petunjuk garis besar cara pencapaian visi. Adapun
manfaat misi antara lain :
a. Memastikan tujuan dasar organisasi
b. Memberikan basis atau standar untuk mengalokasikan SD di
organisasi
c. Menciptakan kondisi atau iklim organisasi yang umum
d. Menjadi titik utama bagi individu dalam mengidentifikasi
tujuan dan arah organisasi
e. Memfasilitasi penerjemahan tujuan menjadi struktur kerja yang
melibatkan penungasan hingga elemen tanggung jawab dalam
organisasi
f. Memberikan tujuan dasar organisasi dan kemungkinan utk
menerterjemahkan tujuan dasar ini menjadi tujuan dalam
bentuk sedemikian rupa hingga parameter waktu, biaya, dan
kinerja dapat dievaluasi dan dikontrol.
Ada beberapa karakteristik misi perusahaan, diantaranya :
a. Deklarasi sikap.
Misi yang baik memungkinkan untuk perumusan dan
pemikiran alternatif tujuan dan strategi yang layak tanpa
mengurangi kreativitas manajemen. Misi juga harus cukup luas
untuk menyatukan perbedaansecara efektif dan memiliki daya
tarik bagi stakeholder organisasi, individu atau kelompok yang
mempunyai kepentingan dalam organisasi. Misi perusahaan
harus memcerminkan bagaimana komitmen perusahaan untuk
memenuhi tuntutan stakeholder. Kumpulan misi perusahaan
menunjukkan strategi perusahaan dalam usahanya bertumbuh
melalui analisis internal dan eksternal.
b. Berorientasi pada pelanggan.
Alasan mendasar mengembangakan misi perusahaan
adalah untuk menarik sebanyak mungkin pelangan. Misi
sebuah perusahaan tidak hanya mengembangkan suatu produk
dan mencari pasarnya, tetapi lebih jauh dari itu, misi
perusahaan harus berusaha untuk mengidentifikasi kebutuhan
dan keinginan pelanggan dan kemudian menyediakan alat
pemuas kebutuhan dan keinginannya. Misi yang baik selalu
berusaha untuk mengidentifikasi kegunaan produk perusahaan
untuk pelanggannya.
44
Manajemen Strategik
c. Deklarasi kebijakan sosial.
Kebijakan sosial mempengaruhi pengembangan misi
suatu perusahaan. Kebijakan sosial secara langsung
mempengaruhi pelanggan, produk, pasar, teknologi,
profitabilitas dan citra perusahaan. Kebijakan sosial mau tidak
mau harus ikut diintegrasikan dengan startegi pengembangan
perusahan yang dapat dilihat dari misi perusahaan.
3.2.1 Penetapan Tujuan Umum Dan Tujuan Khusus
Organisasi
Tujuan perusahaan pada umumnya ialah untuk
memuaskan kebutuhan dari
konsumen dengan nilai-nilai tertentu. Tujuan perusahaan dapat
digolongkan sebagai berikut :
• Tujuan Pelayanan Primer
Tujuan primer adalah pembuatan barang/jasa yang dijual
untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Tujuan Organisatoris
adalah nilai- nilai yang harus disumbangkan oleh masingmasing atau kelompok individu yang berada pada bagian yang
bersangkutan. Tujuan Operasional adalah nilai-nilai yang
disumbangkan oleh masing-masing tahap dalam suatu unit
prosedur kerja secara keseluruhan.
• Tujuan Pelayanan Kolateral
Tujuan Kolateral Pribadi adalah nilai-nilai yang ingin
dicapai oleh individuatau kelompok individu dalam
perusahaan. Tujuan Kolateral Sosial ialah nilai-nilai ekonomi
yang lebih luas/umum yang diperlukan bagi kesejahteraan
masyarakat dan yang dapat secara langsung dihasilkan dari
kegiatan perusahaan. Tujuan Kolateral Sosial bersifat lebih luas
untuk kepentingan masyarakat, misalkan : membayar pajak.
• Tujuan Pelayanan Sekunder
Merupakan nilai-nilai yang diperlukan oleh perusahaan
untuk mencapai tujuan primer.
Namun secara umum, tujuan perusahaan dapat berupa :
- Mencapai keuntungan maksimal
- Mempertahankan kelangsungan hidup
- Mengejar pertumbuhan
- Menampung tenaga kerja
Manajemen Strategik
45
3.2.2 Formula Strategi
Strategi dibutuhkan oleh organisasi untuk dapat
dipergunakan sebagai petunjuk atau guidelines tentang bagaimana
organisasi tersebut mencapai misi dan tujuan yang ditetapkan.
Oleh karenanya formulasi strategi akan berkaitan dengan
bagaimana seorang manajer itu mengambil keputusan dari
berbagai alternatif. Tanpa adanya strategi yang jelas, maka sulit
diharapkan adanya konsisten tindakan yang dilakukan manajer dan
organisasi setiap kali harus “meraba-raba” untuk dapat
memecahkan permasalahan secara efektif dan efisien.
Dalam kaitan itu, maka pengambilan strategi sebenarnya
bukan hanya tugas seorang senior eksekutif saja. Dalam arti yang
hias. Keputusan tentang pendekatan dan tindakan apa yang akan
dilakukan bagi organisasi akan mengikutsertakan senior eksekutif,
pimpinan unit bisnis atau pimpinan divisi manajer fungsional
dalam unit bisnis, dan bahkan manger area atau pabrik. Keempat
tingkatan strategi tersebut dikenal dengan : corporate strategy,
business strategy, functional strategy, dan operating strategy.
1. Strategi Tingkat Korporasi (corporate strategy)
Strategi korporasi (corporate strategy) tidak lain
merupakan pedoman umum manajerial yang dipergunakan bagi
organisasi multibisnis (diversified companies). Berdasarkan
strategi bisnis (business strategy), yang merupakan rencana
manajerial bagi satu unit bisnis saja, maka strategi korporasi
merupakan payung utama bagi seluruh kegiatan bisnis yang
dimiliki oleh perusahaan. Oleh karenanya tugas semacam ini
hanya akan dilakukan oleh pimpinan puncak organisasi (Chief
Executive Officer) dan beberpa orang kunci lain dalam jajaran
manajemen puncak. Dalam kaitan ini, maka paling tidak ada
empat area yang menjadi perhatian utama dalam memformulasi
strategi korporasi bagi organisasi multibisnis :
a. Menciptakan kombinasi multibisnis
Perhatian utama dalam hal ini adalah kemam-puan
manajer puncak dalam menentukan kombinasi portofolio
bisnis. Secara khusus, hal ini berarti akan berkaitan dengan
kemampuan manajemen puncak dalam menentukan jenis
industri yang akan dimasuki dan cara yang akan ditempuh
untuk memasuki jenis industri yang dipilih. Beberapa orang
mempunyai preferensi memasuki satu jenis industri tertentu
dengan cara memulai dari awal, tetapi ada juga yang
dilakukan dengan cara mengakuisisi perusahaan lain yang
46
Manajemen Strategik
sudah ada. Pada akhirnya, memang ini berarti bahwa
perusahaan harus menentukan cakupan industri yang akan
dilayani dan bagaimana perusahaan menem-patkan diri
dalam setiap target industri yang dilayani.
b. Mengelola dan mendorong kinerja multibisnis.
Setelah perusahaan menentukan posisi dalam industri
yang terpilih, maka strategi korporasi kemudian harus
menentukan tentang bagaimana cara mencapai kinerja
optimal dari masing-masing portofolio yang bisnis yang
dimiliki. Sudah barang tentu, bentuk keputusan yang
diambil harus mampu dipergunakan untuk memperkuat
posisi perusahaan dalam persaingan, dan pada akhirnya
profitabilitas organisasi secara keseluruhan.
c. Mencari bentuk kombinasi portofolio bisnis untuk
membentuk sinergi.
Esensi utama yang ingin dicapai dari kegiatan
organisasi multibisnis adalah terbentuknya satu sinergi atau
secara matematis sering dikatakan 2 + 2 = 5. Artinya,
manfaat strategik yang diperoleh dari kombinasi multibisnis
tersebut jauh lebih besar dbanding dengan penjumlahan
kinerja masing-masing ndividual organisasi. Adanya kaitan
sinergistic semacam ini, maka akan memungkinkan
organisasi yang melakukan diversifikasi berkaitan (related
disversification) mengambil manfaat dari penggunaan
teknologi yang terkait, karakteristik operasional yang
mungkin hampir sama, atau bahkan saluran distribusi
produk yang sama. Dengan demikian, adanya keterkaitan
tersebut memungkinkan juga bagi perusahaan untuk
melakukan transfer skills antar unit bisnis, berbagi
pengalaman, dan pada akhirnya berbagai penyediaan
fasilitas produksi untuk dapat menekan biaya operasional.
d. Menentukan skala prioritas dan alokasi sumber daya
produktif.
Bagi perusahaan yang melakukan diversifikasi usaha,
kadangkala masing-masing unit bisnis tidak memiliki daya
tarik yang sama dari segi kepentingan investasi jangka
panjang. Oleh karenanya, dalam kondisi seperti itu, maka
tugas seorang manajer puncak adalah menentukan urutan
daya tarik unit bisnis dan kemudian mengalokasikan sumber
daya yang tersedia ke masing-masing unit bisnis yang ada.
Manajemen Strategik
47
2. Strategi Tingkat Bisnis (Business Strategy)
Seperti telah disebutkan di atas, bahwa terminologi
strategi bisnis (business strategy) yang dimaksudkan dalam hal
ini adalah pedoman umun manajerial yang dipergunakan untuk
satu unit bisnis. Ini akan menggambarkan tentang berbagai
pola pendekatan dan arah yang dipergunakan oleh manajemen
didalam mencapai kinerja pada satu lini bisnis tertentu.
Berbagai elemen yang membentuk strategi bisnis antara lain
adalah: kombinasi strategi fungsional utama, orientasi
persaingan, kemampuan atau daya saing yang dimiliki, dan
kemampuan untuk menyesuaikan dengan perubahan
lingkungan bisnis. Isu sentral yamg mendasari pembentukan
strategi bisnis adalah bagaimana mengembangkan dan
sekaligus memperkuat posisi persaingan perusahaan dalam
jangka panjang. Untuk mencapai hal itu maka startegi bisnis
yang terbentuk harus diarahkan pada
(1) Kemampuan memeberi resepon atas perubahan
lingkungan makro-eksternal :
(2) Menciptakan daya saing dan tetap mempertahankan
keunggulan persaingan (competitive advantage) yang
dimiliki:
(3) Memadukan berbagai strategi fungsional utama sebagai
pendukung kekuatan organisasi: dan
(4) Mengarahkan berbagai permasalahan strategic dan
operasional yang dihadapi untuk kepentingan unit bisnis.
Perubahan lingkungan makro-eksternal yang ditimbukan
karena desakan faktor lingkungan alam, ekonomi, demografi,
dan peraturan pemerintah. Pada gilirannya akan sangat
berpengaruh terhadap pilihan strategi bisnis yang akan diambil.
Respon yang terbentuk dari perubahan lingkungan sudah
barang tertentu akan sangat bergantuiung pada unit bisnis
dalam mengadaptasi perubahan lingkungan, idealnya strategi
bisnis yang terbentuk memang harus mampu mempertemukan
antar kondisi makro-eksternal dengan kapasitas masing-masing
unit bisnis. Sebagai contoh, penggunaan bahan-bahan seperti
carpet, asbetos, dan berbagai bahan kimia lain pada bangunan
telah menimbulkan pencemaran lingkungan di dalam gedung.
Bahaya yang ditimbulkan dari adanya trend semacam ini
sekarang dikenal dengan sebutan sick-building syndrome
keadaan semacam itu merupakan tantangan bagi perusahaan
48
Manajemen Strategik
jasa kontruksi dan real-estate untuk merancang bangunan yang
mempunyai bilai estetika dan berwawasan lingkungan.
Tangtangan makro-eksternal dalam banyak hal akan
dapat berubahan menjadi kesempatan bisnis apabila perusahaan
mampu menterjemahkan kedalam bentuk unggulan persaingan
(competitive advantage) dengan berbagai dimensi yang
mempengaruhinya. Untuk itu, pola pendekatan yang digunakan
perusahaan dalam menghadapi persaingan dapat ,engarah pada
upaya yang bersifat ofensif maupun defensif terhadap
persaingan. Dalam kaitan ini, michael e porter mengemukakan
tiga alternatif pendekatan dasar yang banyak dipergunakan
perusahaan dalam persaingan:
(1) Cost-leadership, yaitu mengejar industri yang mampu
menimimasi biaya untuk tujuan keunggulan persaingan:
(2) Differentation, yaitu penciptaan keunggulan persaingan
melalui pembedaan kualitas, image, kinerja, service, dan
teknologi: serta
(3) Focus, yaitu memusatkan dan mengalokasikan sumber
daya pada pemenuhan kebutuhan relung pasar tertentu
yang belum terlayani
Keberhasilan upaya yang ditempuh pada akhirnya akan
kembali kepada kemampuan sumberdaya manusia yang
dimiliki dalam mengembangkan skilss yang dibutuhkan untuk
mendapatkan keunggulan persaingan. Satu hal yang dipikirkan
dalam hal ini adalah kemampuan unit bisnis untuk
mengidentifikasi distinctive competence yang ada. Artinya,
perusahaan harus mampu mencari karakteristik khusus dan
merupakan kunci sukses sehingga dapat dipergunakan untuk
membedakan diri dengan bentuk organisasi lainya yang sejenis.
Kompetensi yang diinginkan dapat bersumber dari aktivitas
pada R&D, manufaktur, distribusi, dan costumer service.
Dalam arti yang luas, strategi bisnis akan sangat berkaitan
dengan bagaimana mengelola berbagai aktivitas fungsional
untuk mendukung pola pendekatan bersaing yang
dipergunakan perusahaan.
3. Strategi tingkat Area Fungsional (Functional Area Strategy)
Terminologi strategi area fungsional akan banyak
berkaitan dengan pendekatan fungsional khusus yang
dipergunakan pihak manajemen dalam melakukan satu bagian
dari rangkaian kegiatan bisnis. Strategi area fungsional akan
diperlukan bagi setiap unit aktivitas bisnis yang mencakup;
Manajemen Strategik
49
R&D. Produksi, pemasaran, keuangan, dan sumberdaya
manusia. Peran utama dari strategi fungsional dalam hal ini
adalah sebagai unsur pendukung (supporting) bagi strategi
bisnis secara umum. Lebih dari itu, strategi fungsional akan
menunjukan tentang bagaimana seorang manajer fungsional
menunjukan kinerja pada bidang tertentu.
Sementara itu, tanggung jawab perencanaan dan
pelaksanaan strategi fungsional pada umumnya dibebankan
pada masing-masing manajer fungsional yang ada. Sudah
barang tentu manajer fungsional dalam praktiknya akan banyak
dibantu oleh beberapa staf kunci lain yang menjadi
pendukungnya. Ini bukan berarti masing-masing dari
functional manager akan mementingkan pada bidangnya, tetapi
gambaran yang diinginkan adalah adanya keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan diantara manajer fungsional
dalam memformulasi strateginya masing-masing. Jadi, tidak
ada perkataan bahwa satu fungsi tertentu lebih unggul
dibanding dengan fungsi bisnis lainya.
Satu contoh konkrit yang dapat diungkap untuk
menggambarkan tentang bagaimana peran strategi fungsional
R&D dalam upaya mendukung kesuksesan organisasi yang
dilakukan pada perusahaan Hawlet-Packard dan DU Pont.
Kedua perusahaan tersebut menekankan prinsip transfer
teknologi sebagai pendukung utama inovasi yang pada
akhirnya menempatkan kedua perusahaan tersebut ke dalam
jajaran terdeoan di bidang teknologi. Pada prinsipnya, transfer
teknologi yang dimaksudkan dalam hal ini adalah adanya
keterkaitan antara pemikiran yang ada dalam benak peneliti,
kemudian para teknisi merubah gagasan menjadi prototype dan
pada akhirnya dipergunakan sebagai dasar untuk membuat
aktual produk. Dalam proses semacam ini, Hawlett-Packard
mengorganisir kegiatan R&D nya dengan menggunakan pola
jaring laba-laba atau lebih dikenal dengan nama hub-andspokes pattern. Pada model ini, yang dipergunakan sebagai inti
jaring-jaring adalah laboraturium pusat, di mana para peneliti
dapat menciptakan imajinasi tentang produk masa depan.
Kemudian sebagai jari-jari, dipergunakan kegiatan operasi
R&D pada skala kecil atau dikenal dengan group
pengembangan (development group) yang tersebar dari
berbagai lokasi. Setiap grup pengembangan mengerjakan
project dan menyelsaikan permasalahan lain yang terjadi pada
50
Manajemen Strategik
divisi atau bagian yang dihadapi. Dengan pola semacam ini ada
semacam fleksibilitas dari masing-masing divisi untuk
memodifikasi dan atau mengembangkan ide yang sesuai
dengan kondisi masing-masing bagian atau divisi.
4. Strategi tingkat Operasional (Operating Strategy)
Strategi operasional menunjukan pada cakupan yang
lebih sempit dan pendekatan yang rinci yang dilakukan oleh
jajaran manajer fungsional atau area manajer lainya. Strategi
operasional, walaupun mempunyai cakupan yang lebih sempit,
namun tetap mempunyai andil yang cukup besar dalam
pencapaian target organisasi. Secara konkrit misalnya, area
manajer untuk wilayah Jawa-Timur, walaupun toh cakupanya
hanya meliputi satu propinsi, namun ia harus memahami
tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pengem-bangan
strategi organisasi pada wilayah ini. Hal ini dirasa perlu, karena
kesuksesan seluruh organisasi dalam banyak hal akan
bergantung pada kesuksesan wilayah atau region tertentu.
*****
Manajemen Strategik
51
52
Manajemen Strategik
BAB IV
ANALISIS LINGKUNGAN
EKSTERNAL
4.1 Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu mengidentifikasi lingkungan umum
yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan.
4.2 Pengertian Analisis Lingkungan
Lingkungan adalah suatu kekuatan, suatu kondisi, suatu
keadaan, suatu peristiwa yang saling berhubungan dimana
organisasi mempunyai atau tidak mempunyai kemampuan untuk
mengendalikannya, adapun definisi lainnya mengatakan
Lingkungan diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar
manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.
Sedangkan Analisis lingkungan adalah suatu proses monitoring
terhadap lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mengidentifikasikan peluang (opportunities) dan tantangan (threats) yang
mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mencapai
tujuannya.
Lingkungan eksternal bisa dikatakan sebagai komponenkomponen atau variable lingkungan yang berada atau berasal dari
luar organisasi atau perusahaan. Komponen tersebut cenderung
berada di luar jangkauan organisasi, artinya organisasi atau
perusahaan tidak bisa melakukan intervensi terhadap komponenkomponen tersebut. Komponen itu lebih cenderung diperlakukan
sebagai sesuatu yang given atau sesuatu yang mau tidak mau harus
diterima, tinggal bagaimana organisasi berkompromi atau
menyiasati komponen-komponen tersebut. Menurut Chuck
Williams mengatakan bahwa lingkungan eksternal semua kejadian
diluar perusahaan yang memiliki pontensi untuk mempengaruhi
perusahaan. Sedangkan James A.F. Stoner Lingkungan eksternal
terdiri atas unsur-unsur yang berada di luar suatu organisasi, yang
relevan pada kegiatan organisasi itu. T.Hani Handoko mengatakan
bahwa Lingkungan eksternal terdiri dari unsur-unsur di luar
Manajemen Strategik
53
perusahaan yang sebagian besar tak dapat dikendalikan dan
berpengaruh dalam pembuatan keputusan oleh manajer.
4.2.1 Tujuan Analisis Lingkungan Eksternal
Tujuan analisis lingkungan dilakukan agar organisasi
dapat mengantisipasi lingkungan organisasi sehingga dapat
bereaksi secara cepat dan tepat untuk kesuksesan organisasi.
Untuk maksud tersebut banyak sekali pengelompokan variabelvariabel yang diperkirakan member pengaruh nyata terhadap
pencapaian tujuan organisasi. Yang selalu diusahakan adalah
berusaha melengkapi variable-variabel tersebut akan tetapi tidak
akan pernah bisa sekomplit yang diharapkan karena para
pengambil keputusan harus berpacu dengan waktu dalam proses
“Decission Making”. Akan tetapi, satu hal yang perlu diingat
bahwa tidak ada satu pun cara yang bisa dikatakan terbaik untuk
menganalisis lingkungan bisnis. Kesemuanya harus dikembalikan
kepada “konteks” kepada situasi dan kondisi yang dihadap
perusahaan. Tujuan analisis lingkungan menurut perusahaan
Untuk menyediakan kemampuan dalam menggapai masalahmasalah kritis dalam lingkungan bagi manajemen perusahan,
menyelidiki kondisi masa depan dari lingkungan organisasi dan
kemudian mencoba masukkannya kedalam pengambilan
keputusan organisasi, dan mengenali masalah-masalah mendesak
yang signifikan bagi perusahaan, dan memberikan prioritas
terhadap masalah tersebut, serta mengembangkan sutau rencana
untuk menanganinya.
4.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal
Kebanyakan perusahaan menghadapi lingkungan eksternal
yang berkembang secara cepat, kompleks dan global yang
membuatnya
semangkin
sulit
diinterpretasikan.
Untuk
menghadapi lingkungan yang sering kali tidak jelas dan tidak
lengkap, perusahaan dapat menempuh cara yang disebut analisis
lingkungan eskternal (external environ-mental analysis) proses ini
meliputi empat kegiatan yaitu : scanning, monitoring, forecasting
dan assessing. Tujuan dalam mempelajari lingkungan umum untuk
mengidentifikasi berbagai peluang dan ancaman. Peluang
(opportunities) adalah kondisi-kondisi dalam lingkungan umum
yang dapat membantu perusahaan mencapai daya saing strategis.
Sedangkan ancaman (threat) adalah kondisi-kondisi dalam
lingkungan umum yang dapat mengganggu usaha perusahaan
54
Manajemen Strategik
dalam memcapai daya saing strategis. Dari 4 komponen analisis
lingkungan diuraikan sebagai berikut :
1. Scanning
Scanning adalah usaha untuk mempelajari seluruh
segmen dalam lingkungan umum. Melalui scanning,
perusahaan mengidentifikasi sinyal-sinyal awal perubahan
yang mungkin terjadi dalam lingkungan umum dan mendeteksi
setiap perubahan yang sedang terjadi. Dengan scanning, analis
secara khusus berhubungan dengan informasi dan data yang
tidak jelas, tidak lengkap dan tidak berkaitan satu sama lain.
2. Monitoring
Pada saat melakukan monitoring, para analisi mengamati
perubahan lingkungan untuk melihat apakah, sebenarnya, suatu
kecendurungan sedang berkembang. Hal penting untuk
suksesnya suatu monitoring adalah kemampuan untuk
mendeteksi arti dari setiap kejadian lingkungan. Sebagai
contoh, kecendurungan baru dalam hal dengan pendidikan
dapat diperkirakan dari perubahandalam dana pusat dan Negara
bagian untuk lembaga pendidikan, perubahan dalam
persyaratan kelulusan sekolah menengah, atau perubahan isi
kurikulum sekolah tinggi. Dalam hal ini analis akan
menentukan
apakah
peristiwa
yang
berbeda
ini
menggambarkan suatu kecendurngan dalam pendidikan, dan
jika memang demikian, apakah data informasi lainnya harus
dipelajari untuk memantau kecendurangan tersebut.
3. Forecasting
Scanning dan monitoring berhubungan dengan apa yang
terjadi dalam lingkungan umum pada suatu waktu tertentu.
Saat melakukan forecasting, analis mengem-bangkan proyeksi
tentang apa yang akan terjadi, dan seberapa cepat, sebagai hasil
perubahan dan kecenderungan yang dideteksi melalui scanning
dan monitoring. Sebagai contoh, analis dapat memperkirakan
waktu yang dibutuhkan suatu teknologi baru utnuk mencapi
pasar. Atau mereka juga dapat memperkirakan kapan prosedur
pelatihan perusahaan yang berbeda dibutuhkan untuk
menghadapi perubahan komposisi angkatan kerja, atau berapa
lama waktu yang diperlukan bagi perubahan dalam kebijakan
perpajakan pemerintah untuk mempengaruhi pola konsumsi
pelanggang.
Manajemen Strategik
55
4. Assessing
Tujuan dari assessing adalah untuk menentukan saat dan
pengaruh perubahan lingkungan serta kecenderungan dalam
manajemen strategis suatu perusahaan. Melalui scanning,
monitoring dan forecasting, analis dapat mengerti lingkungan
umum. Selangkah lebih maju, tujuan dari assessment adalah
untuk menentukan implikasi dari pengertian itu terhadap
organisasi, tanpa assessment, analis akan mendapatkan data
yang menarik, tanpa mengetahui relevansinya.
4.3 Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal
a. Lingkungan umum (General environment)
Mencakup elemen dalam masyarakat luas yang dapat
mempengaruhi suatu industry dan perusahaan-perusahaan di
dalamnya. Elemen-elemen ini dikelompokkan ke dalam
segmen lingkungan (environ-mental segments), yang terdiri
dari segmen-segmen demografi, ekonomi, politik atau hukum,
social-budaya, serta teknologi. Perusahaan tidak dapat
mengendalikan elemen-elemen ini secara langsung, karena
tantangan strategisnya adalah untuk mengerti setiap segemen
dan implikasi masing-masing, sehingga strategi yang tepat
dapat dirumuskan dan diterapkan.
b. Lingkungan Industri (industry environment)
Sekelompok factor ancaman masuknya pendatang baru,
pemasok, pembeli, produk pengganti, dan intensitas persaingan
antar pesaing yang mempengaruhi suatu perusahaan dan
langkah serta tanggapan bersaingnya. Secara keseluruhan,
interaksi antara lima factor ini menentukan besar laba yang
dapat dicapai. Tantangannya adalah untuk menentukan posisi
dalam industry dimana perusahaan dapat mempengaruhi factorfaktor tersebut dengan baik atau dengan mempertahankan diri
dari pengaruh factor-faktor diatas. Semangkin besar kapasitas
perusahaan untuk mempengaruhi lingkungan industrinya, akan
semakin besar pula kecendurungan perolehan laba di atas ratarata.
56
Manajemen Strategik
Gambar 4.1 Lingkungan Umum
Tabel 4.1 Lingkungan Umum
Lingkungan Umum: Segmen dan Elemen
Segmen Demografis
Besarnya populasi
Struktur usia
Distribusi geografis
Komposisi etnis
Distribusi pendapatan
Segmen Ekonomi
Tingakat inflasi
Tingkat bunga
Defisit atau surplus neraca perdagangan
Defisit atau suplus anggaran
Tingat simpanan pribadi
Tingakat simpanan perusahaan
Produk domestic bruto
Hukum anti-trust
Hukum perpajakan
Hukum pelatihan tenaga kerja
Kebijakan dan filosofi pendidikan
Wanita dalam angkatan kerja
Variasi dalam angkatan kerja
Perilaku atas kualitas kerja
Pertimbangan mengenai lingkungan
Segmen politik/hukum
SegmenSosial Budaya
Manajemen Strategik
57
Segmen Teknologi
Inovasi produk
Inovasi proses
Aplikasi pengetahuan
Teknologi komunikasi baru
Dari bagan diatas terlihat bahwa yang tergolong pada
factor-faktor lingkungan eksternal demografis, ekonomi, politik
atau hukum, social budaya dan teknologi merupakan factor-faktor
yang bersumber dari luar organisasi dan biasanya timbul terlepas
dari situasi oprasional yang dihadapi oleh perusahaan yang
bersangkutan, akan tetapi mempunyai dampak pada proses
manajerial dan operasional dalam organisasi (perusahaan)
tersebut.
1. Segmen Demografis
Demografis sangat berhubungan dengan besarnya
populasi, struktur usia, distribusi geografis, komposisi etnis,
dan distribusi pendapatan. Sebagaimana disebutkan
sebelumnya, perusahaan harus menganalisis demografis
masyarakat umum, dari pada hanya populasi domestic.
Ukuran pengamatan perubahan demografis dalam
populasi akan menggaris bawahi pentingnya segmen
lingkungan ini. Dalam Negara-negara tertentu, termasuk
Amerika Serikat dan beberapa Negara Eropa, setiap pasangan
rata-rata memiliki kurang dari dua anak. Dengan tingkat
kelahiran demikian, maka populasi akan menyusut dari waktu
kewaktu. Berkurangnya populasi dapat mendorong suatu
Negara untuk meningkatkan imigrasi sehingga tenaga kerja
cukup.
Struktur Usia, dalam Negara-negara tertentu, seperti
Amerika Serikat, usia rata-rata populasi meningkat.
Penyebabnya adalah tingkat kelahiran yang menurun serta
bertambahnya tingkat harapan hidup. Salah satu dampak yang
timbul adalah berupa beban tambahan pada sistem perawatan
kesehatan.
Dibalik
semua
ini,
perusahaan
dapat
mengartikannya sebagai peluang untuk mengembangkan
barang dan jasa untuk memenuhi populasi yang semakin
pajang usianya.
Distribusi Geografis, selama berpuluh-puluh tahun,
Amerika Serikat telah mengalami pergeseran populasi dari
utara dan timur ke barat dan selatan. Demikian juga
kecendurungan perpindahan dari daerah metropolitan ke nonmetropolitan terus berlanjut. Salah satu dampak perubahan ini
58
Manajemen Strategik
adalah pada dasar pengenaan pajak pemerintah local maupun
Negara bagian.
Komposisi Etnis, dalam populasi suatu Negara akan
selalu berubah. Di Amerika Serikat, komposisi etnis di Negara
bagian dan di kota dalam Negara bagian amat bervariasi. Bagi
perusashaan, tantanganya adalah agar waspada dan sensitive
atas perubahan tersebut. Melalui pengamatan yang teliti,
perusahaan dapat mengem-bangkan dan memasarkan barang
atau jasa yang dimaksudkan untuk memuaskan kebutuhan unik
serta kepentingan kelompok etnis yang berbeda. Distribusi
Pendapatan,dengan mengerti bagaimana pola distribusi
pendapatan dalam populasi, perusahan dapat mengetahui
besarnya daya beli dan discretionary income kelompok yang
berbeda. Penelitan atas distribusi pendapatan memberikan
gambaran bahwa dengan adanya peningkatan standar hidup,
terdapat perbedaan di dalam dan atarnegara. Yang biasanya
menjadi perhatian perusahaan adalah pendapatan rata-rata
masing-masing keluarga dan individu. Dengan memperhatikan
angka ini, perusahaan akan mendapatkan informasi yang
relevan. Focus strategis selanjutnya akan mempertahankan
bagaimana pola distribusi pendapatan dalam suatu masyarakat
setempat memaikan peranan penting dalam membangun dan
mengoprasikan suatu perushaan kecil yang sukses.
2. Segmen Ekonomi
Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah ekonomi
suatu perusahaan beroperasi. Faktor ekonomi berdampak
langsung secara nyata pada berbagai strategi. Karena pola
konsumsi dipengaruhi oleh kesejahteraan relative berbagai
segmen pasar, didalam perencanaan strategis setiap perusahaan
harus mempertimbangkan kecendrungan ekonomi di segmensegmen yang mempengaruhi industrinya. Misalnya, bila suku
bunga naik maka dana yang diperlukan untuk menambah
modal akan lebih mahal atau bahkan tidak tersedia,
penghasilan yang dibelanjakan menurun dan barang yang di
beli menurun.
3. Segmen Politik
Faktor-faktor politik mencakup peraturan pemerintah
pusat dan daerah serta aktivitas-aktivitas politik yang dirancang
untuk mempengaruhi perilaku bisnis. Para manajer harus
mengabaikan adanya kelompok penekan seperti LSM yang
beroperasi dalam kerangka legal politik untuk mempengaruhi
Manajemen Strategik
59
perusahaan agar tidak mengabaikan tanggung jawab sosial
mereka. Faktor politik menetekan parameter legal dan regulasi
yang membatasi operasi perusahaan. Kendala politik dikenakan
atas perusahaan melalui keputusan tentang perdagangan yang
adil, undang-undang antitrust, program perpajakan, ketentuan
upah minimum, kebijakan tentang polusi dan penetapan bunga,
batasan administrative dan banyak lagi tindakan yang di
maksud untuk melindungi pekerja, konsumen, masyarakat
umum dan lingkungan
4. Segmen Sosial Budaya
Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan
mencakup keyakinan nilai-nilai, sikap, opine dan gaya hidup
dari orang-orang dilingkungan eksternal perusahaan yang
dikembangkan dari kondisi cultural, ekologi, demografis,
religious, pendidikan dan etnis. Seandainya sikap sosial
berubah, maka untuk berbagai tipe pakaian, buku, aktivitas
yang menyenangkan dan lain-lain berubah juga. Seperti
kekuatan-kekuatan lain dalam lingkunagn eksternal yang jauh,
kekuatan sosial adalah dinamis, dengan perubahan yang
konstan yang diakibatkan oleh usaha individu untuk
memuaskan keinginan dan keperluan mereka dengan
mengenali dan mengadaptasi terhadap faktor-faktor
lingkungan.
Faktor perubahan sosial yang paling besar dalam tahuntahun belakangan ini adalah:
a) Masuknya sejumlah besar tenaga wanita dalam pasar tenaga
kerja. Ini tidak hanya mempengaruhi kebijakan penerimaan
dan kompensasi dan kemampuan sumber daya dari
perusahaan mereka, ini juga menciptakan atau memperluas
secara besar permintaan untuk serangkaian produk atau jasa
luas yang diperlukan, karena absensinya tenaga wanita
tersebut dirumah.
b) Perubahan sosial besar yang kedua telah merupakan
kepentingan yang diakselerasi dari konsumen dan karyawan
dalam masalah mutu kehidupan. Mesalnya banyak
karyawan perusahaan yang menuntut seminggu bekerja lima
hari, kesempatan untuk pelatihan dan lain-lain.
5. Segmen Teknologi
Kumpulan faktor-faktor kelima dalam lingkungan umum
mencakup perubahan teknologi. Untuk meng-hindari
keusangan dan meningkatkan inovasi, suatu perusahaan harus
60
Manajemen Strategik
sadar mengenai perubahan teknologi
yang dapat
mempengaruhi industrinya. Adaptasi teknologi yang kreatif
dapat memunculkan kemungkinan produk baru, perbaikan
dalam produk yang ada, atau dalam teknik manufacturing dan
pemasaran.
Seperkonduktor terbaru dengan hambatann rendah
terhadap arus listrik mampu merevolusi operasi bisnis,
khususnya dibidang transportasi, kesehatan, listrik dan industry
computer. Internet merupakan mesin ekonomi global dan
nasional yang memacu produktivitas, faktor kunci untuk
meningkatkan standart kehidupan dan menghemat biaya
milyaran dolar dalam distribusi dan biaya transaksi perjualan
langsung untuk system yang dapat melayani diri sendiri.
4.3.1 Analisis Lingkungan Industri
Industry adalah kelompok perusahan yang menghasilkan
produk yang mirip atau merupakan pengganti satu sama lain.
Dalam hal persaingan, perusahaan-perusahaan ini saling
mempengaruhi. Biasanya, industry terdiri atas berbagai ragam
strategi bersaing yang digunakan perusahaan dalam mengejar daya
saing strategis dan profitabilitas tinggi.
Semua organisasi bisnis apa pun bidang utama usahanya,
bagaimana pun tujuan dan berbagai sasaran dirumuskan, filsafat
yang dianut, gaya manajerial yang digunakan, proses yang terjadi,
teknologi yang diterapkan dan terlepas dari besarnnya dapat
digolongkan pada dua golongan besar, yaitu organisasi bisnis yang
terlibat dalam industry yang menghasilkan barang dan yang
menghasilkan jasa.
Pada umumnya disadari oleh kalangan dunia usaha bahwa
terdapat perbedaan dan persamaan tolok ukur kinerja perusahaan
yang menghasilkan barang dan yang meng-hasilkan jasa.
Perbedaannya pada intinya terletak pada kenyataan bahwa
mengukur produktivitas perusahaan yang menghasilkan barang
relative lebih mudah antara lain karena barang-barang yang
dihasilkan dapat diukur sebab ada spesifikasi dan standarnya.
Sebaliknya, jasa yang dihasilkan suatu perussahaan relative sukar
diukur karena tidak dapat dikuantifikasikan. Spesifikasi dan
standarnya tidak sama. Persamaannya pada akhirnya terletak pada
dua hal, yaitu kepuasan pemakai produk atau pelanggan dan
apakah perusahaan berhasil meraih keuntungan atau tidak.
Manajemen Strategik
61
Terlepas dari persamaan dan perbedaan tersebut,
manajemen strategic dalam suatu organisasi mutlak mengenali
industry dalam bidang mana perusahaan bergerak sebagai faktor
lingkungan eksternal yang turut berpengaruh terhadap jalannya
roda perusahaan yang bersangkutan. Pentingnya pengenalan
industry itu lebih jelas lagi apabila diingat sebagai lingkungan
eksternal yang jauh atau umum, tetapi juga sebagai faktor
lingkungan yang dekat atau industry. Dikatakan sebagai faktor
eksternal yang jauh karena perkembangan yang terjadi di
dalamnya berada diluar kendali suatu perusahaan tertentu, tetapi
mempunyai dampak langsung atau tidak langsung pada
keberadaan organisasi. Kondisi industry juga dapat dikatakan cara
sebagai faktor eksternal yang dekat karena kondisi tersebut
berpengaruh secara langsung, secara oprasional pada jalannya
roda organisasi atau perusahaan.
Dibandingkan lingkungan umum, lingkungan industry
memiliki efek yang lebih langsung terhadap daya saing strategis
dan profitabilitas. Intensitas bersaing dalam industry dan potensi
laba industry tersebut sebagaimana diukur dengan pengembalian
atas investasi secara jangka panjang merupakan fungsi lima
kekuatan persaingan ancaman pesaing baru, pemasok, pembeli,
produk pengganti, serta intensitas persaingan antara para pesaing.
Model lima kekuatan yang dikembangkan oleh Michael
Porter memperluas bidang untuk analisis bersaing. Secara historis,
pada saat mengamati lingkungan persaingan, perusahaan
berkonsentrasi pada perusahaan yang menjadi pesaing mereka.
Tetapi saat ini persaingan dipandang sebagai sekelompok cara
alternative bagi konsumen untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan dari pada hanya sebagai pesaing langsung.
Model lima kekuatan mengakui bahwa pemasok dapat
menjadi pesaing perusahaan dengan integrasi ke depan,
sebagaimana pembeli juga dapat menjadi pesaing perusahaan
dengan integrasi ke belakang. Demikian juga perusahaanperusahaan yang memilih untuk memasuki suatu pasar yang baru
serta memilih memproduksi barang yang dapat menjadi pengganti
barang yang ini diproduksi, dapat menjadi pesaing. Karena
karakteristik lingkungan industry membentuk strategis
perusahaan, analis lingkungan berusaha menentukan kekuatan
relatif dari masing-masing kekuatan pesaing tersebut.
62
Manajemen Strategik
Gambar 4.2 Faktor-Faktor Pendorong Persaingan dalam Industri
4.3.2 Ancaman Pendatang Baru
Produsen baru (new enprants) dapat membahayakan
perusahaan-perusahaan yang telah ada. Produsen baru
menghasilkan kapasitas produksi tambahan. Kecuali permintaan
terhadap barang meningkat, tambahan kapasitas akan menekan
agar biaya bagi pembeli menjadi rendah, yang mengakibatkan
turunnya penjualan dan laba bagi seluruh perusahaan dalam
industry tersebut. Sering kali produsen baru memiliki sumber daya
dalam jumlah besar dan kemauan yang kuat umtuk memperoleh
pangsa pasar. Tetapi, hadirnya pesaing baru dapat mendorong
perusahaan- perusahaan yang ada menjadi lebih efektif dan efesien
serta belajar bagaimana pesaing dalam dimensi baru (misalnya
saluran distribusi dalam computer). Seberapa besar kecendrungan
perusahaan akan memasuki suatu industri tergantung industri dari
dua faktor rintangan untuk masuk (barrier to entry) dan reaksi
yang diharapkan dari pelaku industri yang ada. Apabila
perusahaan menganggap untuk masuk kedalam suatu industry
adalah sulit, atau apabila perusahaan mengalami kerugian pesaing
dalam memasuki suatu industry, maka saat itulah rintangan untuk
masuk timbul.
Manajemen Strategik
63
Persaingan merupakan kenyataan hidup dalam dunia
bisnis. Sifat, bentuk dan intensitas persaingan yang terjadi dan
cara yang ditempuh oleh para pengambil keputusan strategic untuk
menghadapinya pada tingkat yang dominan mempengaruhi tingkat
keuntungan suatu perusahaan. Kenyataan ini dihadapi bukan
hanya oleh perusahaan yang tergolong lemah, tetapi juga oleh
perusahaan yang kuat sekalipun. Salah satu faktor yang turut
berpengaruh ialah apabila ada pendatang-pendatang baru dalam
industry tertentu. Kehadiran para pendatang baru dikatakan
sebagai ancaman karena para pendatang baru tersebut membawa
berbagai hal ke dalam industry seperti kemampuan baru keinginan
merebut pangsa-pangsa tertentu, tekonologi yang muntakhir,
sarana dan prasarana yang lebih lengkap dan tenaga kerja yang
terdidik dan terlatih.
Dilain pihak harus ditekankan pula bahwa betapa pun para
usahawan untuk berkecimpung dalam bidang industry tertentu,
yang mungkin baru baginya apakah tersebut diupayakan supaya
menjadi kenyataan dipengaruhi pula oleh bentuk, sifat dan kuat
atau lemahnya berbagai kendala yang harus dihadapi yaitu :
1) Keterbatasan industriawan yang bersangkutan untuk
mengambil langkah-langkah yang bersifat ekonomi berskala
jual, jaringan distribusi, keuangan dan pengadaan tenaga kerja
yang kapabel dan memenuhi persyaratan dan segi-segi
kehidupan perusahaan.
2) Berkaitan dengan loyalitas para pelanggan sebagai pengguna
produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang sudah lebih
dahulu memproduksikan dan memasarkan produk “Loyalitas”
yang telah dipupuk oleh penghasil produk terjadi karena
pengiklanan, kemudahan memperoleh pelayanan purna jual
dan kesenangan para pemakai. Loyalitas tidak mudah diubah
oleh pendatang baru.
3) Keterbatasan usahawan yang bersangkutan memenuhi
persyaratan. Modal diperlukan untuk memulai usaha baru
dengan berbagai kepentingan termasuk biaya yang tidak
kembali, seperti untuk membiayai kegiatan penelitian
pendahuluan. Disamping itu untuk infestasi membeli barangbarang yang tidak bergerak, infentaris, dan berbagai biaya
lainnya.
4) Biaya –biaya tertentu yang harus dipikul oleh pendatang baru
yang tidak perlu lagi dipikul oleh berbagai perusahaan lainnya.
Perusahaan-perusahaan yang terlebih dahulu memasuki dalam
64
Manajemen Strategik
bidang industry tertentu berada pada posisi yang lebih
menguntungkan. Contohnya lokasi perusahaan yang stratejik,
akses pada sumber bahan mentah atau bahan baku, kemudahan
memperoleh kredit, kemungkinan telah memperoleh subsidi
dari pemerintah dan penguasaan teknologi canggih.
5) keterbatasan akses pada saluran distribusi barang yang
dihasilkan. Setiap pendatang baru harus memiliki jalur-jalur
distribusi barang. Misalnya pendatang baru harus mampu
menggeser produk lain dari tempat pajangan. Cara –cara yang
digunakan untuk “menggeser” dapat beranekaragam. Dapat
dipastikan bahwa para “pendatang lama” tidak akan tinggal
diam dan pasti akan mengambil langka-langkah yang efektif.
6) kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pemerintah yang dapat
membatasi kesempatan bagi usahawan memasuki bidang
industry tertentu. Contohnya: perketatan perizinan, pasar yang
sudah jenuh, tidak tersedianya bahan mentah, atau bahan baku,
mengurangi polusi udara, mengurangi pencemaran air,
pelestarian lingkungan dan lain sebagainya.
4.3.3 Kekuatan Posisi Pemasok
Meningkatnya harga dan mengurangi mutu produk yang
dijual adalah cara potensial yang dapatr digunakan pemasok untuk
mendapatkan kekuatan terhadap perusahaan-perusahaan yang
bersaing dalam suatu industry. Apabila perusahaan tidak dapat
menutup peningkatan biaya yang terjadi melalui struktur
harganya, makan profitabilitasnya akan berkurang akibat tindakan
pemasok. Kelompok pemasok dikatakan berkuasa apabila terjadi
1. Pemasok mendominasi penguasaan dan pemilikan bahan
mentah atau bahan tertentu, apalagi bila bahan mentah atau
bahan baku tersebut bersifat langka padahal produk hasil
olahan bahan itu sangat di perlukan oleh para konsumen.
2. Bahan mentah atau bahan baku itu sulit dicari substitusinya
karena berkaitan langsung dengan spesifikasi produk tertentu.
3. Pembeli bukan merupakan konsumen penting bagi pemasok
4. Produk pemasok penting bagi pembeli.
5. Efektivitas produk pemasok menciptakan biaya peralihan yang
tinggi bagi pembeli.
6. Pemasok merupakan ancaman serius apabila berintegrasi ke
depan kea rah industry pembeli (misalnya produsen pakaian
yang memilih membuka took pakaian sendiri). Kredibilitas
meningkat apabila pemasok memilih sumber daya yang besar
Manajemen Strategik
65
dan menyediakan produk yang amat bermutu. Keputusan Raplh
Lauren untuk membuka outlet sendiri merupakan ancaman
serius bagi segmen-segmen tertentu dalam industry eceran
pakaian.
4.3.4 Kekuatan Posisi Pembela
Perusahaan akan selalu berusaha untuk memak-simumkan
pengembalian atas modal mereka. Pembeli lebih suka membeli
produk dengan harga serendah mungkin dimana industry dapat
memperoleh pengembalian serendah mungkin yang dapat di
terima. Untuk mengurangi biaya, pembeli akan menuntut kulaitas
yang lebih tinggi, pelayanan yang lebih baik, serta harga yang
lebih murah. Hasil ini dapat dicapai dengan mendorong persaingan
antara perusahaan dalam suatu industry. Kelompok pembeli
dikatan berkuasa apabila saat :
1. Membeli sejumlah yang besar hasil dari industry
2. Pertimbangan harga produk yang dibeli tidak menjadi
pertimbangan utama
3. Dapat berpindah ke pemasok lainnya dengan biaya yang
rendah
4. Produk pemasok tidak ekslusif atau standar, dan memiliki
ancaman yang kuat untuk beritegrasi kebelakang ke dalam
industry pemasok. Rangkaian besar pengecer bersifat
membahayakan apabila mereka menjual produk dengan label
nama mereka sendiri, yang merupakan ancaman untuk integrasi
ke belakang
5. Apabila makin banyak perusahaan menghasilkan produk yang
sejenis atau serupa sehingga pembeli mempunyai banyak
pilihan
4.3.5 Produk Substitusi atau Ancaman Produk Penganti
Setiap perusahan akan berusaha menyaingi perusahaan
lain
yang
menghasilkan
produk
pengganti.
Dengan
kemampuannya memuaskan kebutuhan yang ridak jauh berbeda
dari konsemen, tetapi dengan karateristik berbeda, harga produk
pengganti dapat menjadi batas tertinggi dari harga yang akan
ditetapkan oleh suatu perusahaan. Contoh dalam produk penganti
seperti karet alam digantikan oleh karet sintetis, gula yang berasal
dari tebu digantikan oleh pemanis sintetis, kapas sebagai bahan
baku pakaian diganti oleh polyester, nilon dan rayon. Kiranya
tidak sulit untuk menemukan contoh-contoh lain yang
66
Manajemen Strategik
menggambarkan bahwa produks substitusi yang dapat digunakan
oleh manusia memuaskan kebutuhannya semakin banyak
dihasilkan oleh semakin banyak perusahaan. Kepekaan tentang hal
ini harus terdapat dalam diri para pengambil keputusan strategic
betapa pun pentingnya kedua hal tersebut mendapatkan perhatian.
Tidak adanya atau tipisnya kepekaan tersebut dapat berakibat pada
menurunnya tingkat perolehan keuntungan yang pada gilirannya
mengurangi kemampuan perusahaan untuk mempertahankan
eksistensinya, belum berbicara mengenai pertumbuhan dan
perkembangan.
4.3.6 Intensitas Persaingan Antar Perusahaan
Dalam kebanyakan industry perusahaan banyak bersaing
secara aktif satu dengan lainnya untuk menciptakan daya saing
strategis dan laba yang tinggi. Pencapaian hal-hal tersebut
menuntut keberhasilan yang relative terhadap para pesaing.
Dengan demikian, persaingan yang terjadi antara perusahaanperusahaan tersebut distimulasi pada saat satu atau lebih
perusahaan merasakan tekanan persaingan atau apabila mereka
mengidentifikasi peluang untuk mening-katkan posisi pasar
mereka. Persaingan ini sering kali terjadi atas dasar harga, inovasi
preoduk, dan tindakan lain untuk mencapai pembedaan produk
seperti pelayanan, kampaye ikan yang unik, dan jumlah produk.
Telah tergambar di muka salah satu kenyataan hidup
dalam dunia bisnis ialah terjadinya persaingan yang ada kalanya
semangkin tajam. Persaingan ini akan terjadi semakin tajam
apabila terjadi:Makin banyak perusahaan yang menghasilkan dan
memasarkan produk yang serupa atau sejenis
a. Makin banyak perusahaan yang mampu menawarkan produk
substitusi kepada para konsumen dengan manfaat yang relative
sama
b. Makin langkanya bahan mentah atau bahan baku untuk proses
lebih lanjut
c. Masuknya produk yang sedang “trendy” kepasaran
d. Terjadinya pergeseran dalam perilaku para konsumen dalam
memilih dan membeli produk tertentu
e. Terjadi peningkatan kemampuan ekonomi para pelanggan atau
pemakai produk sehingga orientasi mereka “bergeser” dari
harga ke mutu dan pelayanan, termasuk pelayanan purna jual
f. Beralihnya posisi suatu Negara, misalnya dari masyarakat
agraris ke masyarakat industry
Manajemen Strategik
67
Dalam menuntut kemampuan yang lebih tinggi dari para
perumus kebijaksanaan strategic dalam perusahaan agar dengan
demikian strategi yang dirumuskannya memung-kinkan organisasi
meraih keuntungan, mempertahankan eksistensi dan menempuh
jalur pertumbuhan dan perkembangan. Secara ideal, apa yang
seharusnya terjadi ialah persaingan yang sehat. Akan tetapi
pengalaman banyak orang menunjukan bahwa tidak semua
usahawan yang menghadapi persaingan dengan berpegang teguh
pada norma-norma moral dan etik. Ada saja usahawan yang mau
terlibat dalam persaingan yang tidak sehat dilakukannya melalui
upaya seperti :
a. Manipulasi harga
b. Manipulasi mutu
c. Dalam kampaye pemasaran memberikan janji-janjin yang
muluk-muluk
d. Alpa dalam member pelayanan
e. Menggunakan teknik-teknik promosi yang melebih-lebihkan
manfaat produk yang dihasilkan dan dipasarkannya.
Berbagai tindakan yang bersifat manipulasi seperti itu
mungkin saja memberikan keuntungan yang besar pada satu ketika
tertentu, tetapi tidak untuk di jangka panjang. Oleh karena itu,
sikap yang tepat untuk ditampilkan ialah merumuskan strategi
perusahaan sedemikian rupa sehingga norma-norma moral dan
etik tetap dipegang teguh. Bertindak demikian memang mungkin
tidak menghasilkan keuntungan besar untuk jangka pendek, akan
tetapi dapat dikatakan merupakan jaminan untuk kesinambungan
kehidupan perusahaan yang bersangkutan.
4.4 Proses Diagnosis Lingkungan
Lembaga pendidikan sebagai salah satu organisasi yang
berada ditengah masyarakat, kepala sekolah harus bisa
menganalisis lingkungan yang secara umum menjelaskan
gambaran terhadap kekuatan lingkungan eksternal dan internal.
Hal tersebut dapat berdampak pada aktivitas organisasi dari
berbagai aspek.
Ada beberapa alasan dalam membangun suatu lembaga
pendidikan harus menganalisis lingkungan organisasinya:
1. Lingkungan organisasi sangat berpengaruh terhadap aktivitas
organisasi seperti, permintaan masyarakat, teknologi, dan
tenaga kerja.
68
Manajemen Strategik
2. Aktivitas operasional dalam lembaga pendidikan seperti,
promosi lembaga pendidikan, rekrutmen staf atau guru, dan
lain-lain, dalam hal ini membutuhkankan informasi,
identifikasi faktor-faktor lingkungan dan perubahan yang akan
terjadi untuk memastikan kesuksesan visi dan misi lembaga
pendidikan.
3. Rencana strategi lembaga pendidikan harus mempertimbangkan kemungkinan adanya perubahan dalam lingkungan
organisasi dimasa yang akan datang.
Dalam menganalisis lingkungan ada istilah PEST yanga
merupakan kepanjangan dari “ politik, ekonomi, sosial dan
teknologi”. Yang merupakan susunan kekuatan lingkungan yang
dapat mempengaruhi aktivitas organisasi, jadi ketika seorang
kepala sekolah menganalisis lingkungan organisasi harus
memperhatikan atau memperkirakan dari beberapa faktor tersebut
agar hasil analisa bisa sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam lingkungan organisasi ada dua tingkat perubahan
yang terjadi, yaitu perubahan dinamis dan perubahan stabil. Jika
perubahan lingkungan organisasi begitu cepat maka disebut
dengan lingkungan yang dinamis. Namun jika perubahan
lingkungan terjadi secara perlahan maka disebut dengan
lingkungan yang stabil. Ketika terjadi perubahan ada tiga cara
yang bisa dilakukan lembaga pendidikan.
1. Dengan cara menghindari perubahan
Jadi, lembaga pendidikan bisa mengabaikan perubahan
tersebut apabila perubahan yang terjadi tidak terlalu menjadi
ancaman terhadap organisasi sampai keadaan kembali stabil.
2. Dengan cara mempengaruhi
Yaitu,
lembaga
pendidikan
kembali
lagi
mempromosikan keunggulan-keunggulan organisasi dan
melobi pemerintah untuk mendapatkan kesempatan bantuan.
3. Mengantisipasi perkembangan masa depan
Yaitu, mengubah cara kerja organisasi dan memodifikasi
elemen-elemen tertentu sehingga mencip-takan inovasi terbaru
dalam organisasi tersebut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sebelum kepala sekolah
merumuskan renstra dibutuhkan analisa lingkungan, baik itu
eksternal maupun internal, yang mana lingkungan eksternal akan
memberikan gambaran peluang dan ancaman pada lembaga
pendidikan, sedangkan lingkungan internal akan memberikan
gambaran kekuatan dan kelemahan pada lembaga pendidikan. Dan
Manajemen Strategik
69
ini sangat dibutuhkan dalam menentukan posisi lembaga
pendidikan dalam bersaing dengan lembaga pendidikan lainnya.
4.4.1 Faktor-faktor Lingkungan Eksternal dan Internal serta
Hubungan Antara Organisasi dengan Masyarakat
1. Faktor lingkungan eksternal
Lingkungan eksternal tidak langsung berpengaruh
kepada kegiatan dalam lembaga pendidikan tetapi, sangat
mempengaruhi dalam pencapaian visi dan misi lembaga
pendidikan.
Seperti penjelasan diatas yang mana dalam menganalisis
lingkungan ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu,
PEST (politik, ekonomi, sosial, dan teknologi).
a. Faktor Politik
Kegiatan pendidikan banyak dipengaruhi oleh para
penguasa, dan para penguasa memerlukan hubungan yang
baik dengan lembaga pendidikan untuk membenarkan dan
mempertahankan kekuasaan mereka.
b. Faktor ekonomi
Dalam mengelola lembaga pendidikan dan tercapainya visi
misi lembaga pendidikan tidak akan efektif dan efisien
apabila tidak ditunjang oleh faktor ekonomi.
c. Faktor sosial
Kebiasaan masyarakat sangat mempengaruhi dengan
keberadaan lembaga pendidikan di tengah-tengah
lingkungan masyarakat tersebut, sehingga lembaga
pendidikan harus bisa menyesuaikan struktur sosial yang
ada.
d. Faktor teknologi
Dalam dunia lembaga pendidikan teknologi tidak lagi di
butuhkan pada kecanggihannya saja, melainkan pada
ketepatan dalam penggunaannya yang dapat mempermudah
suatau pekerjaan.
Hal inilah yang merupakan faktor utama dalam
lingkungan eksternal organisasi. Selain itu ada beberapa faktor
lainnya yang berkaitan dengan lingkungan eksternal :
a. Faktor demografis
Yaitu, faktor yang berkaitan dengan populasi penduduk,
kepadatan penduduk, lokasi, usia, gender, ras, dan
pekerjaan.
b. Faktor alam
70
Manajemen Strategik
Seperti terjadinya bencana alam di lingkungan lembaga
pendidikan sehingga mmempengaruhi aktifitas di lembaga
pendidikan.
c. Faktor lingkungan budaya
Dalam hal ini dapat, meninjau seberapa jauh pendidikan
dalam lembaga pendidikan tersebut dapat mempengaruhi
buadaya.
2. Faktor lingkungan internal
Manajemen melaksanan analisi dan diagnosis internal
untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan lembaga
pendidikan pada saat itu, selain itu juga di gunakan untuk
memperkirakan mengenai pencapaian yang dapat dilakukan
dengan kondisi interen dan eksteren yang ada. Dalam hal ini
kita harus mengetahui faktor internal secara realitis. Adapun
faktor-faktor internal sebagai berikut :
a. Faktor promosi
Dalam hal ini kepala sekolah harus mengetahui apa
saja yang diinginkan oleh masyarakat dalam lembaga
pendidikan, sehingga memerlukan riset, pengindetifikasian,
pengembangan, pengujian, dan menentukan cara
pengiklanan dan promosian.
b. Faktor penelitian dan pengembangan
Penelitian dan pengembangan dilakukan untuk
menciptakan keunggulan dari lembaga pendidikan untuk
bersaing dengan lembaga pendidikan yang lain, faktor ini
mencipatkan inovasi baru dari lembaga pendidikan tersebut
yang ditingkatkan agar menjadi unggul dari yang lainnya.
c. Faktor proses dan output
Untuk menjadi lembaga pendidikan yang bermutu
maka harus menghasilkan output yang berkualitas, dalam
hal ini dibutuhkan proses pendidikan yang baik.
d. Faktor SDM dan sarana dan prasarana
Untuk menjadi lembaga pendidikan yang unggul
harus memiliki sumber daya manusia yang profesional,
untuk itu diperlukan perekrutan tenaga pendidik dan
kependidikan yang berkualitas tinggi, sangat produktif, dan
loyal. Dan dibutuhkan sarana prasarana yang memadai
dalam menunjang proses pendidikan di dalam lembaga
pendidikan tersebut.
e. Faktor keuangan
Manajemen Strategik
71
Kepala sekolah harus mengetahui kondisi keuangan
di lembaga pendidikannya. Agar segala yang direncanakan
dan yang distrategikan dapat berjalan dengan lancar
sehingga tercapainya visi dan misi lembaga pendidikan
secara efektif dan efisien.
3. Hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat
Lembaga pendidikan memanfaatkan hubungan kepada
masyarakat untuk kelangsungan jangka panjang lembaga
pendidikan dan juga untuk melayani kebutuhan masyarakat
dalam hal pendidikan, dalam hal ini kepala sekolah harus
mengadakan komunikasi dan kerjasama yang baik dengan
masyarakat.
Ada beberapa jenis kegiatan hubungan lembaga
pendidikan dengan masyarakat yaitu:
a. Kegiatan ekternal
Kegiatan ini ditujukan kepada publik atau masyarakat luar
warga sekolah. Ada dua cara yang bisa dilakukan yaitu :
1) Secara langsung seperti rapat bersama dengan pengurus
BP3 setempat, berkonsulatasi dengan tokoh-tokoh
masyarakat.
2) Secara tidak langsung yaitu kegiata hubungan dengan
masyarakat melalui perantara media tertentu seperti :
a) Penyebaran informasi melalui televisi
Dilaksakan dengan cara wawancara, diskusi, acara
cerdas cermat, kegiatan kesenian dan lain-lain.
b) Penyebaran informasi melalui radio
Yaitu untuk informasi pendaftaran siswa baru,
kegiatan pendidikan dan data sekolah.
c) Penyebaran informasi melalui media cetak
Dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan humas
d) Pameran sekolah
Bertujuan untuk mempertunjukan hasil karya siswa
kepada mayarakat
b. Kegiatan internal
Kegiatan internal dapat dibedakan menjadi dua yaitu
kegiatan langsung dan tidak langsung.
Kegiatan langsung seperti : rapat dewan guru,
upacara sekolah, karyawisata atau rekreyasi bersama.
Sedangkan kegiatan tidak langsung seperti penyampaian
informasi melalui surat edaran, penggunaan papan
pengumuman di sekolah, penyelengaraan majalah dinding,
72
Manajemen Strategik
menerbitkan buletin sekolah untuk dibagikan kepada warga
sekolah, pemasangan iklan atau pemberitahuan khusus
melalui media massa pada kesempatan-kesempatan tertentu.
Adapun 3 jenis hubungan lembaga pendidikan
dengan masyarakat, yaitu:
a.Hubungan edukatif
Hubungan kerja sama untuk mendidik murid antara guru
disekolah dan orang tua didalam keluarga.
b. Hubungan kultural
Usaha kerja sama antara sekolah dengan masyarakat
yang memungkinkan adanya saling membina dan
mengembangkan kebudayaan masyarakat setempat
disekolah itu berada.
c.Hubungan institutional
Hubungan kerja sama antara sekolah dengan lembagalembaga atau instansi resmi lain baik swasta maupun
pemerintahan.
4.4.2 Pihak-Pihak yang Harus Mendapat Perhatian Dari
Manajer Puncak
Penentuan visi, misi, tujuan, sasaran target, arah dan
kebijakan merupakan tugas dan tanggung jawab manajer puncak.
Dalam hal ini manajer puncak membutuhkan masukan dari rekanrekan dan karyawan nya agar menghasilkan keputusan yang tepat.
Terdapat beberapa pihak yang harus diperhatikan ketika manajer
ingin mengambil keputusan .
a. Dewan komisaris
Tanggung jawab dewan komisaris tidak hanya mengawasi
kinerja manajemer puncak dan penggunaan sumber daya tetapi
juga dibutuhkan untuk membantu menentukan arah perusahaan
secara keseluruhan.
b. Masyarakat
Secara umum perubahan sosial-budaya, ekonomi, politik dan
teknologi terjadi dilingkungan masyarakat oleh karena itu ini
menjadi perhatian khusus dari manajer puncak dalam
mengambil keputusan.
c. Perusahaan lain atau pesaing
Ini harus diperhatikan oleh manajer puncak dalam mengambil
keputusan karena dengan begitu kita bisa tau dimana posisi dan
ancaman perusahaan dalam persaingan, sehingga kita bisa
Manajemen Strategik
73
mengevaluasi kinerja perusahaan sebelumnya untuk menjadi
lebih baik lagi.
Dalam mengelola proses perencanaan strategis ada tiga
pihak kunci dalam perusahaan
a. Staf Perencanaan Strategis
Yang terdiri dari seorang direktur perencanaan yang
ditugaskan untuk mendapatkan data yang digunakan untuk
pengambilan keputusan strategis oleh manajemen puncak,
selain itu staf perencanaan strategis juga memonitor
lingkungan eksternal dan internal, dan memberikan usulan
kepada manajer puncak tentang kemungkinan perubahan visi,
misi, tujuan, dan strategi perencanaan.
b. Manajer divisional atau SBU
Dengan bantuan dan masukan staf perencanaan strategis
dalam melakukan fungsi perencanaan strategis untuk setiap
divisi. Manajer SBU akan mengajukan proposal untuk
pertimbangan manajemen puncak dan merespon permintaan
proposal ke kantor pusat. Manajer divisi biasanya bekerja
dengan pimpinan unit fungsional dalam mengembangkan
strategi fungsional yang tepat.
c. Manajer departemen fungsional
Manajer departemen fungsional tugasnya merespon
inisiatif-inisiatif dati atasan untuk di implementasikan dalam
perencanaan divisional
Melalui langkah-langkah dan proses manajemen strategik,
perusahaan ataupun organisasi berusaha mencapai daya saing
strategis serta laba diatas rata-rata. Daya saing strategis dapat
dicapai bila perusahaan telah belajar dan mengembangkan
bagaimana langkah menerapkan dan mengaplikasikan strategi
yang mampu menciptakan nilai dengan berhasil. Bagian dari
proses manajemen strategis saling berhubungan seperti mata rantai
yang memungkinkan setiap bagian selesai dengan baik. Sehingga
output yang diharapkan dapat tepat guna yakni menghasilkan daya
saing dan profitabilitas yang tinggi. Oleh karena itu manager
dituntut dinamis, mengikuti arus perkembangan zaman dalam
melakukan inovasi dalam manajemen strategis diperusahaan
ataupun organisasinya. Dengan kata lain manager puncak
membutuhkan diagnosis lebih lanjut atas hasil analisis lingkungan
eksternal. Kaitan antara analisis lingkungan eksternal dengan
proses diagnosis disajikan pada tabel 4.2 di bawah ini :
74
Manajemen Strategik
Tabel 4.2 Analisis Lingkungan Dan Proses Diagnosis
Lingkungan Eksternal
General
Sosial Ekonomi
Teknologi
Pemerintah
Industri
Pelanggan
Analisis dan Diagnosis Disvaritas Strategi
Pemasok
: Internasional
Analisis
Pesaing
1. Identifikasi strategi yang dipergunakan untuk
mengkaitkan berbagai variable lingkungan saat ini.
Apa asumsi dan/atau prediksi tentang lingkungan yang
berpengaruh terhadap perusahaan saat ini?
2. Memprakirakan kondisi lingkungan di masa datang.
Diagnosis
Apakah: asumsi dan/atau prediksi yang dipergunakan
1. Apakah
disparitas
antara
lingkungan
sama dengan
yangstrategik
dilakukan
padakondisi
tahap 1?
Apakah
masihini
terdapat
celah atau
disparitas
saat
dan masa
datang
cukupstrategik?
signifikan untuk
dipertimbangkan bagi kepentingan perusahaan?
2. Apakah perubahan trategi perlu dilakukan untuk
menyesuaikan dengan kondisi lingkungan?
3. Apakah perlu ada upaya khusus untuk mengurangi
disparitas strategik yang terjadi?
*****
Manajemen Strategik
75
76
Manajemen Strategik
BAB V
PERUMUSAN STRATEGI
5.1 Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa dapat mejelaskan dan memformulasikan
berbagai alternatif strategi bagi perusahaan.
5.2 Pengertian Perumusan Strategi
Perumusan strategi merupakan proses penyusunan
langkah-langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun
visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis dan
keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai
tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik.
Beberapa langkah yang perlu dilakukan perusahaan dalam
merumuskan strategi, yaitu:
1. Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh
perusahaan di masa depan dan menentukan misi perusahaan
untuk mencapai visi yang dicita-citakan dalam lingkungan
tersebut.
2. Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk
mengukur kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman
yang akan dihadapi oleh perusahaan dalam menjalankan
misinya.
3. Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success
factors) dari strategi-strategi yang dirancang berdasarkan
analisis sebelumnya.
4. Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai
alternatif strategi dengan mempertimbangkan sumberdaya yang
dimiliki dan kondisi eksternal yang dihadapi.
5. Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan
jangka pendek dan jangka panjang. (Hariadi, 2005).
5.2.1 Tingkat-tingkat Strategi
Dengan merujuk pada pandangan Dan Schendel dan
Charles Hofer, Higgins (1985) menjelaskan adanya empat
tingkatan strategi. Keseluruhannya disebut Master Strategy, yaitu:
Manajemen Strategik
77
enterprise strategy, corporate strategy, business strategy dan
functional strategy.
a) Enterprise Strategy
Strategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Setiap
organisasi mempunyai hubungan dengan masyarakat.
Masyarakat adalah kelompok yang berada di luar organisasi
yang tidak dapat dikontrol. Di dalam masyarakat yang tidak
terkendali itu, ada pemerintah dan berbagai kelompok lain
seperti kelompok penekan, kelompok politik dan kelompok
sosial lainnya. Jadi dalam strategi enterprise terlihat relasi
antara organisasi dan masyarakat luar, sejauh interaksi itu akan
dilakukan sehingga dapat menguntungkan organisasi. Strategi
itu juga menampakkan bahwa organisasi sungguh-sungguh
bekerja dan berusaha untuk memberi pelayanan yang baik
terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat.
b) Corporate Strategy
Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering
disebut Grand Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh
suatu organisasi. Pertanyaan apa yang menjadi bisnis atau
urusan kita dan bagaimana kita mengendalikan bisnis itu, tidak
semata-mata untuk dijawab oleh organisasi bisnis, tetapi juga
oleh setiap organisasi pemerintahan dan organisasi nonprofit.
Apakah misi universitas yang utama? Apakah misi yayasan ini,
yayasan itu, apakah misi lembaga ini, lembaga itu? Apakah
misi utama direktorat jenderal ini, direktorat jenderal itu?
Apakah misi badan ini, badan itu? Begitu seterusnya.
Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan itu sangat penting
dan kalau keliru dijawab bisa fatal. Misalnya, kalau jawaban
terhadap misi universitas ialah terjun kedalam dunia bisnis agar
menjadi kaya maka akibatnya bisa menjadi buruk, baik
terhadap anak didiknya, terhadap pemerintah, maupun terhadap
bangsa dan negaranya. Bagaimana misi itu dijalankan juga
penting. Ini memerlukan keputusan-keputusan stratejik dan
perencanaan
stratejik yang selayaknya juga disiapkan oleh setiap organisasi.
c) Business Strategy
Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut
pasaran di tengah masyarakat. Bagaimana menempatkan
organisasi di hati para penguasa, para pengusaha, para donor
dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan untuk dapat
memperoleh keuntungan-keuntungan stratejik yang sekaligus
78
Manajemen Strategik
mampu menunjang berkembangnya organisasi ke tingkat yang
lebih baik.
d) Functional Strategy
Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk
menunjang suksesnya strategi lain. Ada tiga jenis strategi
functional yaitu:
• Strategi functional ekonomi yaitu mencakup fungsi-fungsi
yang memungkinkan organisasi hidup sebagai satu kesatuan
ekonomi yang sehat, antara lain yang berkaitan dengan
keuangan, pemasaran, sumber daya, penelitian dan
pengembangan.
• Strategi functional manajemen, mencakup fungsi-fungsi
manajemen yaitu planning, organizing, implementating,
controlling, staffing, leading, motivating, communicating,
decision making, representing, dan integrating.
• Strategi isu stratejik, fungsi utamanya ialah mengontrol
lingkungan, baik situasi lingkungan yang sudah diketahui
maupun situasi yang belum diketahui atau yang selalu
berubah (J. Salusu, p 101, 1996).
Tingkat-tingkat strategi itu merupakan kesatuan yang
bulat dan menjadi isyarat bagi setiap pengambil keputusan
tertinggi bahwa mengelola organisasi tidak boleh dilihat dari sudut
kerapian administratif semata, tetapi juga hendaknya
memperhitungkan soal “kesehatan” organisasi dari sudut ekonomi
(J. Salusu, p 104, 1996).
5.2.2 Jenis-Jenis Strategi
Banyak organisasi menjalankan dua strategi atau lebih
secara bersamaan, namun strategi kombinasi dapat sangat beresiko
jika dijalankan terlalu jauh. Di perusahaan yang besar dan
terdiversifikasi, strategi kombinasi biasanya digunakan ketika
divisi-divisi yang
berlainan menjalankan strategi yang berbeda. Juga, organisasi
yang berjuang untuk tetap hidup mungkin menggunakan gabungan
dari sejumlah strategi defensif, seperti divestasi, likuidasi, dan
rasionalisasi biaya secara bersamaan. Jenis-jenis strategi adalah
sebagai berikut:
1. Strategi Integrasi
Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal
kadang semuanya disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi
Manajemen Strategik
79
integrasi
vertikal
memungkinkan
perusahaan
dapat
mengendalikan para distributor, pemasok, dan / atau pesaing.
2. Strategi Intensif
Penetrasi pasar, dan pengembangan produk kadang disebut
sebagai strategi intensif karena semuanya memerlukan usahausaha intensif jika posisi persaingan perusahaan dengan produk
yang ada hendak ditingkatkan.
3. Strategi Diversifikasi
Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi
konsentrik, horizontal, dan konglomerat. Menambah produk
atau jasa baru, namun masih terkait biasanya disebut
diversifikasi konsentrik. Menambah produk atau jasa baru yang
tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut
diversifikasi horizontal. Menambah produk atau jasa baru yang
tidak disebut diversifikasi konglomerat.
4. Strategi Defensif
Disamping strategi integrative, intensif, dan diversifikasi,
organisasi juga dapat menjalankan strategi rasionalisasi biaya,
divestasi, atau likuidasi. Rasionalisasi Biaya, terjadi ketika
suatu
organisasi
melakukan
restrukturisasi
melalui
penghematan biaya dan aset untuk meningkatkan kembali
penjualan dan laba yang sedang menurun. Kadang disebut
sebagai strategi berbalik (turnaround) atau reorganisasi,
rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi
pembeda dasar organisasi. Selama proses rasionalisasi biaya,
perencana strategi bekerja dengan sumber daya terbatas dan
menghadapi tekanan dari para pemegang saham, karyawan dan
media. Divestasi adalah menjual suatu divisi atau bagian dari
organisasi. Divestasi sering digunakan untuk meningkatkan
modal yang selanjutnya akan digunakan untuk akusisi atau
investasi strategis lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian
dari strategi rasionalisasi biaya menyeluruh untuk melepaskan
organisasi dari bisnis yang tidak menguntungkan, yang
memerlukan modal terlalu besar, atau tidak cocok dengan
aktivitas lainnya dalam perusahaan. Likuidasi adalah menjual
semua aset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai nilai
nyata aset tersebut. Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan
dan akibatnya bisa merupakan strategi yang secara emosional
sulit dilakukan. Namun, barangkali lebih baik berhenti
beroperasi daripada terus menderita kerugian dalam jumlah
besar.
80
Manajemen Strategik
5. Strategi Umum Michael Porter
Menurut Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat
membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif,
yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Porter
menamakan ketiganya strategi umum.
Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk
standar dengan biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang
peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi adalah strategi
dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang
dianggap unik di seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen
yang relatif tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga. Fokus
berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi
keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen. (David, 2004:231)
5.3 Analisis Situasi dan Strategi Perusahaan
Perumusan strategi seringkali ditujukan sebagai
perencanaan strategis atau jangka panjang. Analisis situasi adalah
awal proses perumusan strategi. Selain itu, analisis situasi juga
mengharuskan para manajer strategis untuk menemukan
kesesuaian strategis antara peluang-peluang eksternal dan
kekuatan-kekuatan internal, disamping memperhatikan ancamanancaman eksternal dan kelemahan-kelemahan internal. Untuk
menganalisis situasi, digunakan cara yang sistematis, yaitu analisis
SWOT. SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses,
Opportunities, dan Threats, dari suatu perusahaan, yang semuanya
merupakan faktor-faktor strategis. Jadi, analisis SWOT harus
mengidentifikasikan kompetensi langka (distinctive competence)
perusahaan, yaitu keahlian tertentu dan sumber-sumber daya yang
dimiliki oleh sebuah perusahaan dan cara unggul yang mereka
gunakan.
Penggunaan kompetensi langka perusahaan secara tepat
(kapabilitas inti) akan memberikan keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan. Satu cara untuk menyimpulkan faktor-faktor
strategis sebuah perusahaan adalah mengkombinasikan faktor
strategis eksternal (External Factor Strategic/ EFAS) dengan
faktor strategis internal (Internal Factor Strategic/IFAS) ke dalam
sebuah ringkasan analisis faktor-faktor strategi. Setelah analisis
situasi dan sebelum mempertimbangkan strategi alternatif,
manajemen harus sesaat melakukan tinjauan misi dan tujuan
peruahaan saat ini atau yang telah ditetapkan.
Manajemen Strategik
81
Apabila tidak tepat, tidak lagi sesuai dengan situasinya,
maka manajemen harus mengubahnya saat itu juga. Strategi
perusahaan menentukan : Orientasi perusahaan terhadap
pertumbuhandan Industri atau pasar yang akan dimasuki. Untuk
perusahaan multibisnis yang beroperasi di lebih dari satu industri
atau pasar, strategi perusahaan meliputi keputusan-keputusan
mengenai aliran keuangan dan sumber daya dari dan ke unit bisnis
mereka. Keputusan-keputusan ini sangat mendasar terhadap masa
depan perusahaan dan biasanya melibatkan manajemen puncak
dan dewan direksi. Strategi perusahaan dapat menyediakan
strategic platform, atau kapabilitas organisasi untuk mengatasi
bisnis di dalam lingkungan yang beragam dengan sekumpulan
kemampuan strategis. Semua perusahaan, mulai dari perusahaan
terkecil yang hanya memproduksi satu jenis produk dalam satu
industri saja, sampai konglomerat terbesar yang memproduksi
berbagai produk dalam satu industri, pada satu waktu harus
memperhatikan pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam strategi
perusahaan. Pertanyaan-pertanyaan strategi perusahaan adalah :
- Haruskah kita melakukan ekspansi, pemotongan, atau tidak
mengubah operasi kita?
- Haruskah kita memusatkan kegiatan hanya dalam industri yang
sekarang, atau berekspansi ke industri lain?
- Apabila ingin tumbuh dan berkembang, haruskah kita
melakukannya melalui pengembangan internal atau akuisisi
eksternal, merger, atau usaha patungan?
Strategi perusahaan mewujudkan tiga orientasi umum (grand
strategies) yaitu :pertumbuhan, stabilitas dan pengurangan.
- Strategi Pertumbuhan
Strategi pertumbuhan adalah strategi yang dirancang untuk
mencapai pertumbuhan dalam penjualan, aktiva, laba atau
kombinasi dari semuanya. Pertumbuhan yang berkelanjutan
artinya penjualan yang meningkat, dan dengan pengalamannya
akan dapat melakukan efisiensi dan akhirnya meningkatkan
laba. Alasan penggunaan strategi pertumbuhan :
1. Perusahaan yang sedang tumbuh dapat menutupi kesalahan
dan ketidak efisienan dengan mudah dibandingkan
perusahaan yang stabil.
2. Perusahaan yang sedang berkembang menawarkan banyak
peluang bagi kemajuan, promosi, dan pekerjaan-pekerjaan
menarik.
82
Manajemen Strategik
SWOT adalah akronim yang digunakan untuk
menggambarkan Kekuatan tertentu, Weaknesseses, Peluang, dan
Ancaman faktor yang strategis untuk perusahaan tertentu. Analisis
SWOT seharusnya tidak hanya menghasilkan identifikasi khas
korporasi, kompetensi, kemampuan khusus dan sumber daya yang
dimiliki perusahaan dan cara unggul di mana mereka digunakan,
tapi juga dalam identifikasi peluang bahwa perusahaan saat ini
tidak dapat mengambil keuntungan karena kurangnya sumber daya
yang tepat. Selama bertahun-tahun, analisis SWOT telah terbukti
menjadi yang paling abadi technicque analitis menggunakan
manajemen strategis.
Inti dari strategi adalah kesempatan dibagi dengan
capacity. Sebuah kesempatan dengan sendirinya tidak memiliki
nilai nyata kecuali sebuah perusahaan memiliki kapasitas (yaitu,
sumber daya) untuk memanfaatkan kesempatan itu.
SWOT demikian dapat digunakan untuk mengambil
pandangan yang lebih luas strategi melalui rumus SA = O/(S-W)
yang adalah, (Alternatif Strategis sama dengan Peluang dibagi
dengan Kekuatan miinus Kelemahan).
Menciptakan Ringkasan Analisis Faktor-faktor Strategis /
Strategic Factors Analysis Summary (SFAS) Matrix EFAS dan
IFAS Tabel ditambah Matrix SFAS telah dikembangkan untuk
menghadapi kritik dari analisis SWOT. Ketika digunakan
bersama-sama, mereka adalah analitis kuat seperangkat alat untuk
analisis strategis. SFAS (Strategic Factors Analysis Summary)
Matrix'summarizes mengorganisasikan faktor-faktor strategis
dengan menggabungkan faktor-faktor eksternal dari EFAS Tabel
dengan faktor-faktor internal dari IFAS Tabel. Ini terlalu banyak
faktor bagi kebanyakan orang untuk digunakan dalam perumusan
strategi. SFAS Matrix dibutuhkan pembuat keputusan strategis
untuk menringkas ini kekuatan, kelemahan, opportunities, dan
ancaman menjadi kurang dari 10 faktor-faktor strategis. Hal ini
dilakukan dengan meninjau dan merevisi bobot setiap faktor.
Bobot yang telah direvisi mencerminkan prioritas dari setiap
faktor sebagai penentu masa depan perusahaan sukses. Tertimbang
tertinggi EFAS, dan faktor-faktor IFAS akan muncul di SFAS
Matrix.
Manajemen Strategik
83
Gambar 5.1 Model Manajemen Strategi
Umpan Balik Orang lain sibuk dengan perusahaan telepon. Kami
sedang memulai dengan membentuk sebuah tim hoki (the
Anaheim Mughty Ducks)
[Michael Eisher, Chairman, Walt Disney Company]
5.4 Analisis Situasi SWOT
Pengertian Analisis
SWOT adalah
suatu
metode
perencanaan strategis untuk mengevaluasi faktor-faktor yang
berpengaruh dalam usaha mencapai tujuan, yaitu kekuatan
(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan
ancaman (threats), baik itu tujuan jangka pendek maupun jangka
panjang.
Istilah analisis SWOT seringkali kita temukan dalam
ruang lingkup ekonomi dan bisnis. Metode analisis ini tujuannya
adalah untuk menggambarkan situasi dan kondisi yang sedang
dihadapi dan bukan merupakan alat analisis yang dapat
memberikan solusi terhadap masalah yang tengah dihadapi.
Analisis SWOT berperan penting dalam bisnis karena
tujuannya untuk membuat kerangka situasi dan kondisi dalam
suatu perusahaan dari sudut pandang SWOT (Strenght,
Weaknesses, Opportunities, Threats). Dalam artikel ini akan
84
Manajemen Strategik
dibahas secara lengkap tentang pengertian analisis SWOT dan
manfaatnya dalam bisnis.
Menurut Philip Kotler, pengertian analisis SWOT adalah
evaluasi terhadap semua kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman, yang terdapat pada individu atau organisasi.
Menurut Pearce dan Robinson, pengertian analisis SWOT
adalah bagian dari proses manajemen strategik perusahaan yang
bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan utama
perusahaan. Kelemahan dan kekuatan utama tersebut
dibandingkan dengan peluang dan ancaman ekstern sebagai
landasan untuk menghasilkan berbagai alternatif strategi.
Menurut Yusanto dan Wijdajakusuma, pengertian analisis
SWOT adalah instrumen internal dan eksternal perusahaan yang
bertumpu pada basis data tahunan dengan pola 3-1-5. Penjelasan
mengenai pola ini adalah data yang ada diupayakan mencakup
data perkembangan perusahaan pada tiga tahun sebelum analisis,
apa yang diinginkan pada tahun saat dilakukan analisis (baca:
Pengertian Analisis), dan kecenderungan perusahaan pada lima
tahun pasca analisis.
Menurut Rangkuti, definisi analisis SWOT adalah usaha
yang dilakukan berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan dan peluang, dan pada saat yang sama dapat
meminimalisir kelemahan dan ancamana. Analisis ini bertujuan
untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan.
5.4.1 Unsur-Unsur Analisis SWOT
SWOT merupakan sebuah metode yang digunakan untuk
membuat evaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
dalam bisnis. Umumnya SWOT digambarkan dengan tabel pada
ukuran kertas yang besar untuk memudahkan analisis hubungan
antar aspeknya. Pembuatan analisis SWOT melibatkan tujuan
bisnis yang spesifik dan identifikasi faktor internal-eksternal untuk
mencapai tujuan tersebut.
Seperti yang sudah disinggung diatas, analisis SWOT
melibatkan empat unsur utamanya, yaitu Strength (kekuatan),
Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang) dan Threats
(ancaman). Berikut penjelasan dari masing-masing unsur tersebut:
1. Kekuatan (Strenght)
Analisis terhadap unsur kekuatan yang dimiliki oleh
perusahaan. Misalnya saja menganalisis tentang kelebihan apa
Manajemen Strategik
85
saja yang dimiliki perusahaan seperti dari segi teknologi,
kualitas hasil produksi, lokasi strategis, atau unsur kekuatan
lainnya yang lebih menekankan pada keunggulan perusahaan.
Biasanya dalam analisis SWOT perusahaan cenderung akan
membuat sebanyak mungkin daftar kekuatan sebagai upaya
kompetisi.
2. Kelemahan (Weakness)
Selain melihat unsur kekuatan perusahaan, sangat penting
untuk mengetahui apa kelemahan yang dimiliki perusahaan.
Untuk mengetahui kelemahan perusahaan bisa dengan
melakukan perbandingan dengan pesaing seperti apa yang
dimiliki perusahaan lain namun tidak dimiliki perusahaan
Anda. Jika ingin membuat daftar kelemahan perusahaan secara
lebih obyektif bisa dengan testimoni konsumen yang umumnya
lebih mengetahui apa yang kurang dari sebuah perusahan.
3. Peluang (Opportunity)
Unsur peluang biasanya dibuat pada saat awal membangun
bisnis. Ini karena bisnis dibentuk berdasarkan peluang atau
kesempatan untuk menghasilkan keuntungan. Unsur peluang
termasuk daftar apa saja yang memungkinkan bisnis mampu
bertahan dan diterima di masyarakat, baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang.
4. Ancaman (Threats)
Analisis terhadap unsur ancaman sangat penting karena
menentukan apakah bisnis dapat bertahan atau tidak di masa
depan. Beberapa hal yang termasuk unsur ancaman misalnya
banyaknya pesaing, ketersediaan sumber daya, jangka waktu
minat konsumen, dan lain sebagainya. Membuat daftar
ancaman perusahaan bisa untuk jangka pendek maupun jangka
panjang serta bisa sewaktu-waktu bertambah atau berkurang.
5.4.2 Manfaat Analisis SWOT
Banyak sumber yang mengatakan bahwa analisis SWOT
adalah metode analisis yang paling dasar. Analisis ini bermanfaat
untuk mengetahui suatu permasalahan dari empat sisi yang
berbeda, yaitu kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, yang
dimilki oleh sebuah perusahaan.
Hasil dari analisis ini dapat memberikan rekomendasi
untuk meningkatkan kekuatan dan mempertahankan peluang, serta
pada saat yang bersamaan mengurangi kelemahan dan
menghindari potensi ancaman.
86
Manajemen Strategik
Analisis SWOT juga berperan sebagai instrumen yang
bermanfaat dalam aktivitas analisis strategis. Dengan analisis
ini, organisasi dapat meminimalisir kelemahan dan menekan
dampak ancaman yang harus dihadapi. Jadi, secara umum manfaat
analisis SWOT adalah sebagai berikut:
Perusahaan menjadi lebih memahami kekuatannya dan
memberikan rekomendasi untuk meningkatkannya.
Perusahaan dapat melihat suatu peluang dan dapat
mempertahankan peluang.
Perusahaan mengetahui kelemahan serta mencari solusi untuk
mengurangi kelemahan tersebut.
Perusahaan mengetahui potensi ancaman serta mencari solusi
untuk menghindari ancaman tersebut.
5.4.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Analisis SWOT
Secara garis besar terdapat 2 faktor utama yang
mempengaruhi analisa SWOT, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Berikut penjelasan singkatnya:
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam
suatu perusahaan, yaitu kekuatan dan kelemahan dari
perusahaan itu sendiri. Adapun beberapa hal yang merupakan
bagian dari faktor internal adalah;
Sumber daya keuangan yang memadai
Sumber daya manusia yang kompeten
Properti teknologi terkini
Kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan
Kemampuan pemasaran yang baik
Kemampuan distribusi yang baik
Dan lain-lain
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah semua faktor yang berasal dari luar
perusahaan (ancaman dan peluang) dan berpengaruh terhadap
performa perusahaan tersebut. Adapun beberapa hal yang
merupakan bagian faktor eksternal adalah;
Tren bisnis
Budaya masyarakat
Sosial politik dan ideologi
Kondisi perekonomian suatu negara
Peraturan dan kebijakan pemerintah
Perkembangan teknologi
Manajemen Strategik
87
Dan lain-lain
5.4.4 Contoh Analisis SWOT
Analisis SWOT brand Star Bucks bisa kita jadikan
referensi untuk membuat analisis SWOT. Perhatikan gambar
berikut ini,
Analisis SWOT Starbucks
Dari gambar di atas kita dapat mengetahui kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman bagi bisnis Starbucks. Berikut penjelasan
singkatnya:
1. Kekuatan Starbucks
Memiliki produk dan layanan berkualitas tinggi
Brand terkenal secara internasional, dan memiliki kekuatan
branding
Lokasi store berada di tempat yang strategis
Memiliki hubungan yang baik dengan supplier
Efektif dan efisien dalam rantai pasok
2. Kelemahan Starbucks
Efek bagi kesehatan dari mengkonsumsi produk Starbucks
Pertumbuhan masa depan semakin bergantung pada segmen
internasional
Bergantung pada segmen operasi di Amerika
Bencana alam sangat mempengaruhi pasokan
Bergantung pada hubungan dengan pemasok
3. Peluang Starbucks
Memanfaatkan merek Starbucks lebih banyak lagi selain
gerai
Kelompok produk konsumen global
88
Manajemen Strategik
Perluasan segmen operasi internasional
Inovasi produk dan platform pertumbuhan baru
Pertumbuhan masa depan semakin bergantung pada segmen
internasional
4. Ancaman Bagi Starbucks
Studi kesehatan terbaru tentang dampak gula
Sejumlah besar pesaing dalam bisnis kopi spesial
Suplai dan harga kopi tunduk pada volatilitas yang
signifikan
Kondisi ekonomi di Amerika bisa menurunkan belanja
konsumen
Lonjakan upah minimum menurunkan profitabilitas dan
menurunkan pasokan
Jika mengacu pada penjelasan di atas, analisis SWOT
sangat penting untuk dilakukan, yaitu sebagai kerangka untuk
menganalisis apa yang dimiliki dan tidak dimiliki perusahaan.
Analisis ini bukan hanya penting untuk membangun sebuah bisnis
saja, namun sangat penting untuk keberlangsungan bisnis.
Analisa SWOT sudah dianggap sebagai metode analisis
untuk mendeskripsikan perusahaan yang paling dasar. Melalui
analisa SWOT dapat menjadi bahan untuk membuat perencanaan
strategis dan mencapai tujuan perusahaan secara lebih sistematis.
Analisis yang diterapkan dengan baik dan dijalankan
dengan benar dalam sebuah perusahaan akan sangat membantu
untuk melihat sisi-sisi perusahaan yang selama ini tidak
terlihat. Tanpa melakukan analisis bisa jadi bisnis yang dibangun
tidak berjalan secara efisien dan efektif.
5.4.5 Meninjau Misi dan Misi Perusahaan
Manajemen harus menguji ulang misi dan tujuan
perusahaan saat sebelum dapat menghasilkan dan mengevaluasi
strategi-strategi alternatif. Masalah-masalah dalam kinerja dapat
muncul dari tidak tepatnya pernyataan misi, yang dapat terlalu
sempit atau justru terlalu luas. Apabila misi tidak memberikan
topik intregatif bagi bisnis perusahaan, manajer-manajer menjadi
tidak jelas dengan arah perusahaan. Tujuan dan strateginya dapat
menjadi bertentangan dengan divisi-divisi yang saling bersaing
satu sama lain daripada bersaing dengan kompetitif diluar yang
membawa kerusakan bagi perusahaan sebagai satu kesatuan.
Tujuan sebuah perusahaan dapat dinyatakan dengan cara
yang tidak tepat. Tujuan tersebut bisa terlalu fokus pada sasaran
Manajemen Strategik
89
operasional jangka pendek, atau bahkan terlalu luas sehingga
pedoman yang nyata tidak cukup tersedia. Akan terdapat
kesenjangan perencanaan antara tujuan yang direncanakan dengan
yang dicapai. Apabila kesenjangan tersebut terjadi, manajemen
harus mengubah strategi untuk meningkatkan kinerja atau
menurunkan tujuan yang akan dicapai agar lebih reallistis. Oleh
karena itu diperlukan tinjauan yang bersifat konstan terhadap
tujuan-tujuan untuk memastikan manfaatnya.
5.4.6 Strategi Perusahaan
Strategi perusahaan merupakan orientasi perusahaan
terhadap pertumbuhan dan industri atau pasara yang dimasuki.
Untuk perusahaan multibisnis yang beroperasi di lebih dari satu
industri atau pasar strategi perusahaan meliputi keputusankeputusan mengenai aliran keuangan dan sumber daya ke dan dari
unit bisnis mereka. Keptusuan tersebut sangat mendasar terhadap
masa depan perusahaan dan biasanya melinbatkan menejemen
puncak dan dewan direksi. Strategi perusahaan dapat dapat
menyediakan stategic platform atau kapabilitas organisasi untuk
mengatasi bisnis didalam lingkungan yang beragam dengan
sekumpulan kemampuan strategis.
Strategi perusahaan mewujudkan tiga orientasi umum
(grand strategies) yaitu pertumbuhan, stabilitas, dan pengurangan.
Para manajer strategis perusahaan yang beroperasi dalam satu
industri dapat mempertimbangkan ketepatan beberapa strategi
alternatif perusahaan dengan mengkombinasikan daya tarik
industri dan posisi kompetitif perusahaan. Sembilan strategi
perusahaan yang cocok dengan kategori pertumbuhan, stabilitas,
dan pengurangan. Strategi pertumbuhan meliputi baik konsentrasi,
yaitu ekspansi dalam industri perusahaan, atau diversifikasi yaitu
pertumbuhan yang diperoleh dari luar industri. Strategi stabilitas
menunjukkan pilihan perusahaan untuk mempertahankan misi dan
tujuan yang sekarang tanpa perubahan yang signifikan dalam arah
strategis. Strategi pengurangan mensyaratkan adanya pengurangan
dalam lingkup dan ukuran upaya-upaya perusahaan.
Strtategi perusahaan yang sering dicari adalah strategi
yang dirancang untuk mencapai pertumbuhan dalam penjualan,
aktiva, laba, atau kombinasi dari semuanya. Perusahaan yang
belum mencapai critical mass (memperoleh produksi skala
ekonomis yang perlu) akan menghadapi kerugian besar kecuali
dapat menemukan dan memenuhi ceruk yang kecil tapi
90
Manajemen Strategik
menguntungkan, dimana fasilitas khusus produk atau jasa dapat
mengimbangi harga yang tinggi. Pertumbuhan adalah strategi
yang mempengaruhi karena terdapat dua alasan :
a. Perusahaan yang sedang tumbuh dapat menutupi kesalahan dan
ketidakefisienan dengan mudah dibandingkan perusahaan yang
stabil. Aliran pendapatan yang terus berkembang ke dalam
perusahaan besar dapat menciptakan sumberdaya yang tidak
terpakai, yang dapat dipakai untuk menyelesaikan masalah dan
pertentangan antar departemen dan divisi dengan cepat.
b. Perusahaan yang sedang berkembang menawarkan banyak
peluang bagi kemajuan, promosi, dan pekerjaan-pekerjaan
menarik. Perusahaan yang berkembang cenderung dipandang
sebagai „pemenang‟ oleh pasar dan investor potensial.
Kompensasi bagi eksekutif cenderung naik bersamaan dengan
semakin besarnya ukuran organisasi. Perusahaan-perusahaan
besar lebih sulit diakuisisi dengan perusahaan kecil, sehingga
pekerjaan-pekerjaan para eksekutif akan lebih aman.
Dua strategi dasar pertumbuhan adalah konsentrasi pada
satu industri dan diversifikasi ke dalam industri lain. penelitian
menunjukkan bahwa perusahaan dengan kinerja tinggi cenderung
kurang melakukan diversifikasi, sementara perusahaan dengan
kinerja rendah akan melakukannya untuk meningkatkan kinerja
mereka. Apabila perusahaan memilih konsentrasi, maka
perusahaan dapat berkembang melalui integrasi vertikal atau
horizontal.
a. Konsentrasi Melalui Integrasi Vertikal
Pertumbuhan melalui konsentrasi dalam industri
perusahaan yang sekarang dapat dicapai melalui integrasi
vertikal, yaitu mengambil alih fungsi yang semula dilakukan
oleh pemasok (integrasi kebelakang) atau oleh distributor
(integrasi kedepan). Strategi ini logis untuk perusahaan atau
unit bisnis dengan posisi bersaing yang keuat didalam industri
yang menarik. Daya tarik industri membuat perusahaan tetap
tinggal dalam industri tersebut. Namun, daya tarik tersebut
dapat mungkin berakibat pada semakin banyaknya persaingan
karena banyak pesaing baru yang masuk kedalam industri dan
pesaing yang sekarang berusaha menaikkan penjualan mereka.
Untuk menjaga posisi kompititf melalui integrasi kebelakang,
perusahaan dapat bertindak untuk meminimasi biaya akuisisi
sumber daya dan operasi yang tidak efisien, sedangkan melalui
integrasi kedepan, perusahaan dapat memegang kendali atas
Manajemen Strategik
91
kualitas dan distribusi produk. Dampaknya adalah perusahaan
menambah kompetensinya untuk memperoleh keunggulan
kompetitif yang lebih besar.
Perusahaan dapat melakukan integrasi vertikal secara
internal maupun eksternal. Integrasi vertikal adalah suatu hal
yang sering dilakukan dalam industri minyak, besi, mobil, dan
produk-produk hutan. Manfaatnya adalah penurunan biaya dan
peningkatan koordinasi dan pengendalian. Integrasi vertikal
adalah cara yang bagus bagi perusahaan kuat untuk menambah
keunggulan kompetitif dalam industri yang menarik.
Tabel 5.1 Keuntungan dan Kerugian Integrasi Vertikal
Keuntungan
Kerugian
Manfaat internal
Biaya internal
konomi integrasi mengurangi Kebutuhan
akan
biaya
biaya dengan menghilangkan tambahan
untuk
menglangkah, biaya overhead koordinasi integrasi vertikal
yang
terduplikasi,
dan akan menaikkan biaya.
memotong
biaya
(yang Beban kapasitas berlebihan
tergantung pada teknologi)
dari pabrik berskala efisien
Koordinasi kegiatan yang minimum yan gtidak seimbang
lebih
baik
mengurangi Perusahaan
terintegrasi
persediaan dan biaya lain
vertikal yang diorganisasi
Menghindari
tugas-tugas dengan
buruk
tidak
yang
memakan
waktu, mendapatkan sinergi yang
seperti
shopping
harga, mengganti biaya tinggi
komunikasi
rincian
rancangan, dan perjanjian
negosiasi
92
Manajemen Strategik
Manfaat kompetitif
Menghindari penyitaa input,
layanan atau pasar
Pemasaran atau pengawasan
teknologi yang lebih baik
Adanya
peluang
untuk
menciptakan
diferensiasi
produk
Adanya pengawasan superior
terhadap
lingkungan
ekonomi perusahaan
Menciptakan
kredibilitas
bagi produk baru
Sinergi dapat diciptakan
dengan
mengkoordinasi
kegiatan vertikal
Bahaya kompetitif
Proses yang ketinggalan jaman
mungkin terus berlanjut
Menciptakan
hambatan
mobilitas
Mengaitkan
perusahaan
dengan bisnis tidak sehat
Kehilangan akses kepada
informasi dari pemasok atau
distributor
Sinergi
yang
diciptakan
mungkin terlalu dinilai tinggi
Manajer berintegrasi sebelum
memikirkan cara paling tepat
untuk melakukannya
Pendapat dalam ilmu ekonomi biaya transaksi yang
memberikan pengertian bahwa integrasi vertikal lebih efisien
daripada mengkontrakkan produk dan jasa di pasar bila biayabiaya transaksi untuk membeli barang-barang tersebut sangat
besar dipasar terbuka. Biaya transaksi meliputi biaya drafting,
negosiasi, dan perlindungan kontrak pasar dan biaya manajerial
yang mengikutinya apabila perjanjian tersebut menimbulkan
masalah, biaya negosiasi ulang, dan biaya penyelesaian
perselisihan.
Menurut Williamson, ada tiga syarat yang harus
dipenuhi sebelum sebuah perusahaan memilih menginternalisasi transaksi melalui integrasi vertikal daripada
mengkontrakkan transaksi dipasar terbuka :
1. Ketidakpastian yang tinggi dari transaksi
2. Kekayaan yang tercakup dalam transaksi harus dikhususkan
untuk transaksi-transaksi tersebut
3. Transaksi harus sering terjadi
Integrasi vertikal tidak selalu lebih efisien daripada
pasar. Ketika perusahaan yang sangat terintegrasi menjadi
terlalu besar dan birokratis, biaya pengelolaan transaksi
internal dapat menjadi lebih besar daripada membeli barang
yan gdiperlukan diluar, dan karena itu membenarkan tindakan
outsourcing daripada integrasi. Keputusan untuk berintegrasi
secara vertikal atau kontrak adalah keputusan yang didasarkan
Manajemen Strategik
93
pada situasi tertentu disekitar transaksi itu sendiri, dan
kemampuan perusahaan unutk mengelola transakssi internal
secara efektif dan efisien.
b. Konsentrasi Melalui Integrasi Horizontal
Pertumbuhan perusahaan yang dilakuakn dengan
berkonsentrasi pada industri yang sekarang dapat dicapai
melalui integrasi horizontal, yaitu dengan cara memperluaas
kegiatan-kegiatan perusahaan kedalam lokasi geografi yang
berbeda atau dengan menambah rentang produk dan jasa yang
ditawarkan kepada pasar. Tujuan perusahaan pada umumnya
adalah meningkatkan penjualan dan laba dengan cara
mendapatkan skala ekonomis yang lebih besar dalam produksi
dan pemasaran serta mengurangi persaingan yang sekarang
atau yang potensial bagi pelanggan dan pemasokan.
Diversifikasi konsentris (sel7)
Perubahan melalui diversifikasi kedalam industri yang
berkaitan merupakan strategi perusahaan yang tepat apabila
perusahaan memimiliki posisi pi yang kuat tetapi daya tarik
industri yang rendah. Dan berpaku pada karakteristikkaratekristik yang telah memberikan kompetensi tersendiri
bagi perusahaan, maka perusahaan menggunakan kekuatankekuatan tersebut untuk dalam melakukan diversifikasi
penekanan pada strategi tersebut adalah membangun pada
kemampuan dan sumber daya kunci perusahaan. Perusahaan
mencoba mempertah ankan kesesuaian strategis dalam suatu
industri baru, dimana perusahaan dapat mengaplikasikan
pengetahuan produk, kemampuan manufaktur, dan
ketrampilan pemasarannya yang digunakan secara efektif
dalam industri asli.
Diversifikasi konglomerat( sel 8)
Pertumbuhan melalui diversifikasi keluar dari sebuah
industri dan masuk kdalam industri yang tidak berkiatan,
merupakan strategi perusahaan yang cocok apabila posisi
kompetitif perusahaan rata-rata dan daya tarik industrinya
rendah. Alasan rasional dibalik diversifikasi konglomerat
meambantu memahami penekanan pada alat-alat ekstenalakuisisi dan marger.
94
Manajemen Strategik
Strategic Intent :
Adalah memanfaatkan sumber daya internal, kemampuan dan
kompetensi inti untuk mencapai tujuan dalam lingkungan
yang kompetitif.
Strategic Mission :
Adalah pernyataan tujuan unik dan lingkup operasi perusahaan
dalam lingkup produk dan pasar.
Daya saing strategis
dicapai apabila sebuah perusahaan dengan baik merumuskan
serta menerapkan strategi pencipta nilai.
Keunggulan bersaing
diperoleh ketika perusahaan mampu menjadikan banyak
aktivitas berlainan yang dilakukan oleh perusahaan
digabungkan dalam suatu rantai yang dapat memberikan
konstribusi nilai yang memberikan margin maksimal bagi
perusahaan (melaksanakan aktivitas-aktivitas yang penting
secara strategis dengan lebih murah atau lebih baik dibanding
pesaing).
Manajemen Strategik
95
Rantai nilai perusahaan dalam industri berbeda-beda, dan
ini mencerminkan riwayat, strategi dan keberhasilan pelaksanaan.
Sumber keunggulan bersaing dapat diperoleh melalui cakupan
bersaing dengan yang dimiliki oleh pesaing, baik itu berupa
cakupan segmen maupun jangkauan integrasi kedalam aktivitas,
rantai nilai yang terkoordinasi dapat menciptakan keunggulan
bersaing antar hubungan. Macam-macam keunggulan bersaing
perusahaan bisa meliputi :
1. Superiority in Price, Keunggulan bersaing karena harga. Harga
disini tidak selalu harus lebih murah, boleh lebih tinggi tetapi
pelanggan harus merasakan nilai tambah yang lebih besar
dibandingkan harganya.
2. Superiority quality and disain, keunggulan bersaing karena
kualitas dan disain yang lebih baik dibandingkan dengan
pesaing.
3. Superiority in Customer responsiviness, keunggulan bersaing
karena perusahaan mampu merespon need and wants customer.
4. Superiority in inovation, Keunggulan bersaing karena inovasi
yang terus menerus dilakukan oleh perusahaan.
Keunggulan bersaing yang berkesinambungan dicapai pada
saat perusahaan menerapkan suatu pencipta nilai dan perusahaan
pesaing tidak secara berkesinambungan menerapkannya, serta saat
perusahaan lain tidak mampu meniru keunggulan strategi tersebut.
Kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi persaingan industri
( Five Forces of Competitive) M. Porter ( 1980 )
96
Manajemen Strategik
Ancaman pendatang baru
Banyaknya pendatang baru yang masuk kedalam industri
tergantung dari Barriers of entry industri tersebut yang
meliputi :
a. Skala Ekonomi (Economies of scale)
Skala ekonomis menggambarkan turunnya biaya satuan
(unit cost) suatu produk (operasi atau fungsi yang dihasilkan
untuk menghasilkan produk) apabila volume absolut
perperiode meningkat.
b. Differensiasi Produk (Produc differentiation)
Perusahaan mempunyai identifikasi merek dan kesetiaan
pelanggan tertentu, yang disebabkan
oleh periklanan,
pelayanan pelanggan, perbedaan produk dimasa yang
lampau atau sekedar karena merupakan perusahaan
pertama. Diferensiasi menciptakan hambatan masuk dengan
memaksa pendatang baru mengeluarkan biaya yang besar
untuk mengatasi kesetiaan pelanngan yang ada.
c. Persyaratan modal (Capital requirement)
Kebutuhan modal untuk produksi,membiayai R & D,
pemasaran dan mengelola persediaan bahan baku.
d. Biaya Peralihan (Switching cost)
Biaya yang dikeluarkan oleh konsumen untuk beralih ke
pemasok atau produl
lain.
e. Akses ke saluran distribusi (Access to distribution channels)
Manajemen Strategik
97
f. Keungulan biaya tidak tergantung dari skala ekonomi (Cost
Advantages Independent scale )
1) Teknologi produk milik sendiri.
2) Penguasaan yang menguntungkan atas bahan baku.
3) Lokasi yang menguntungkan.
4) Subsidi pemerintah.
5) Kurva belajar atau pengalaman.
g. Kebijakan pemerintah.
Tingkat rivalitas diantara pesaing yang ada dalam industri
Tingkat persaingan yang ada merupakan akibat dari sejumlah
faktor-faktor struktural sbb :
1. Jumlah pesaing yang banyak atau seimbang.
2. Pertumbuhan industri yang lamban.
3. Biaya tetap atau biaya penyimpanan tinggi.
4. Ketiadaan diferensiasi atau biaya peralihan.
5. Penambahan kapasitas dalam jumlah besar.
6. Pesaing yang beragam.
7. Taruhan strategis yang besar.
8. Hambatan pengunduran diri yang tinggi.
Tekanan dari produk pengganti
Produk pengganti yang perlu mendapatkan perhatian besar
adalah produk-produk :
(1) Yang mempunyai kecenderungan untuk memiliki harga atau
prestasi yang lebih baik ketimbang produk industri atau
(2) Dihasilkan oleh industri yang berlaba tinggi.
Kekuatan tawar menawar pembeli.
Para pembeli akan mempunyai kekuatan tawar menawar yang
tingi jika.
1. Kelompok pembeli terpusat atau membeli relatif dalam
jumlah besar.
2. Produk yang dibeli dari industri adalah produk standar atau
tidak terdiferensiasi.
3. Pembeli menghadapi biaya pengalihan yang kecil.
4. Pembeli mendapatkan laba kecil.
5. Pembeli menunjukkan ancaman untuk melakukan integrasi
balik.
6. Produk industri tidak penting bagi mutu produk atau jaa
pembeli.
7. Pembeli mempunyai informasi lengkap.
Kekuatan tawar menawar pemasok.
98
Manajemen Strategik
Para pemasok akan memiliki kekuatan tawar menawar yang
tinggi jika :
1. Para pemasok didominasi oleh beberapa perusahaan dan
lebih terkonsentrasi ketimbang industri dimana mereka
menjual.
2. Tidak ada pemasok pengganti.
3. Industri bukanlah pembeli terpenting bagi pemasok.
4. Produk mereka merupakan input paling penting bagi
industri.
5. Pemasok memiliki kekuatan untuk melakukan strategi
forward integration.
Analisis lingkungan :
Adalah suatu proses yang digunakan pembuat strategi
untuk memantau faktor lingkungan dalam menentukan peluang
dan ancaman terhadap perusahaannya.
Diagnosis lingkungan :
Adalah keputusan manajemen yang diambil berdasarkan
penilaian pentingnya data peluang dan ancaman yang diperoleh
dari analisis lingkungan. Jadi Diagnosis adalah opini yang
dihasilkan oleh analisis lingkungan.
Analisis Lingkungan terdiri dari lingkungan external dan
internal .
a. Menurut Wheelen & Hunger Faktor-faktor lingkungan
eksternal terdiri atas :
b. Social Environment
c. Socio-Cultural Forces.
d. Economic-Forces.
e. Political-legal forces.
f. Teknological Forces.
g. Task Environment
h. Competitors
i. Customers
j. Government
k. Suppliers
l. Creditors
m. Labour unions
n. Trade Associations
o. Stockholders (pemegang saham)
p. Special inters group
Manajemen Strategik
99
q. Mass media
r. Global dll.
Faktor-faktor internal (Strength and Weaknes)
1. Sumber daya.
Bagian Produksi dan Operasi.
Bagian Pemasaran dan Distribusi.
Bagian personalia
Bagian keuangan dan akunting
Bagian litbang.
2. Budaya Perusahaan .
3. Struktur Organisasi.
Contoh Kondisi Internal Perusahaan Strategic Advantage Profile(
SAP )
Faktor Intern
Strength / Weakness
Produksi
+ mampu memproduksi barang
berkualitas tinggi
- biaya produksi tinggi
Marketing
+ saluran distribusi luas
+ salesman handal
- unit penelitian pasar lemah
Keuangan
+
ratio-ratio
keuangan
(Rentabilitas,likuiditas,
Solvabilitas,Aktivitas) sehat.
- Akunting tidak baik
Personalia
+ Skilled labor
- Loyalitas karyawan rendah
Litbang
+ peralatan R&D canggih
- SDM R&D kursng profesional
Budaya perusahaan
- Corporet culture lemah
Struktur Organisasi
- Sutruktur organisasi terlalu luas
+ Ada pembagian pekerjaan melalui
penciptaan
Unit
Manajemen
+ gaya manajemen puncak sudah pro
aktif.
100
Manajemen Strategik
Keterangan :
Tanda + berarti Strength ; tanda – berarti weakness. Dalam SAP
diatas terdiri dari 8 + dan 7 – ini berarti S lebihbanyak 1 poin
dibandingkan dengan W
Faktor-faktor eksternal (Opportunity and treatmenth)
1. Sosial budaya. 2. Ekonomi, 3. Politik, 4.Teknologi, 5.Pesaing,
6. Pelanggan, 7. Kreditur, 8. Debitur, 9. Pemerintah, 10. Pemasok,
11. Serikat buruh, 12. Asosiasi usaha, 13. Pesero, 14. Lembagalembaga masyarakat, 15. Media massa dll.
Kondisi eksternal perusahaan Envorimental Tjreat and
opportunity profil (ETOP)
Faktor-faktor
Dampak : opportunity / threat
eksternal
Ekonomi
Depresiasi Rupiah terhadap US Dolar
+ Income per kapita meningkat
+ Tingkat bunga kredit turun
Pemerintah
+ Perusahaan memperoleh tax holiday
+ Pemerintah memberi subsidi
- Pemerintah menerapkan Tight
Money Policy
Politik
-Keadilan politik tidak mendukung
Teknologi
-Perusahaan
belum
mampu
meremajakan mesin-mesin
Pesaing
+Pesaing utama meninggalkan pasar
-Muncul barang substitusi
Pemasok
-Pemasok raw materials mempunyai
kedudukan monopolistic
Pelanggan
-Terjadi perubahan selera konsumen
yang belum mampu kita penuhi
Serikat buruh
-Sering melancarkan tuntutan
Keterangan : notasi + berarti OPPORTUNITY; notasi – berarti
THREAT
Ternyata terdapat 5 plus dan 8minus, jadi netto: 3 minus
Ini berarti THREAT lebih besar 3 points dari pada
OPPORTUNITY
Manajemen Strategik
101
DIAGRAM SW-OT
Pada kuadran I (S O Strategi) strategi umum yang dapat
dilakukan oleh perusahaan adalah menggunakan kekuatan
perusahaan untuk mengambil setiap keunggulan pada
kesempatan yang ada.
Pada kuadran II (W O Strategi) perusahaan dapat membuat
keunggulan pada kesempatan sebagai acuan untuk
memfokuskan kegiatan dengan menghindari kelemahan.
Pada kuadran III (W T Strategi) Meminimumkan segala
kelemahan untuk menghadapi setiap ancaman.
Pada kuadran IV (S T Strategi) Menjadikan setiap kekuatan
untuk menghadapi setiap ancaman dengan menciptakan
diversifikasi untuk menciptakan peluang
*****
102
Manajemen Strategik
BAB VI
PERAN RETORIKA DALAM
KEHIDUPAN
6.1 Tujuan Pembelajaran
Memahami proses analisis kemampuan strategik internal
organisasi, memahami bagaimana menggunakan hasil analisis
kemampuan strategic internal untuk tujuan keunggulan persaingan
6.2 Kemampuan Strategik Internal Pada Tingkat Unit Bisnis
Pengembangan (strategic business unit) pada level bisnis
unit berkaitan dengan bagaimana sebuah perusahaan yang akan
bersaing di dalam satu bidang tertentu Kemampuan internal pada
tingkat unit bisnis ini merupakan sumber kekuatan (strengths) atau
suatu kelemahan (weaknesses) yang dimiliki.
Sesuatu dikatakan sebagai kekuatan apabila hal itu mampu
mendorong tercapainya tujuan strategik, sebaliknya sesuatu
dikatakan sebagai kelemahan apabila hal itu mendorong menjauhi
pencapaian tujuan strategik
1. Kemampuan Manajerial
Kemampuan strategik internal ini ditunjukkan pada
pengalaman, skill dan talenta yang dipergunakan oleh strategik
manager dalam mengendalikan organisasi pada kondisi
lingkungan yang dinamis, beberapa contoh profil manager
strategik seperti: profil Lee Iacocca yang berhasil
menyelamatkan
perusahaan
otomotif
Chrysler
dari
kebangkrutan, Pak Soemargono yang melanjutkan kesuksesan
perusahaan Konglomerasi zaman belanda Oei Tion Han
Concern yang kemudian menjadi PT Rajawali Nusantara
Indonesia RNI, Sosok Tanri Abeng yang di bajak Group Bakri
(baca Buku Kisah Sukses pergulatan 28 Manager Indonesia)
2. Kemampuan Teknikal
Pada prinsipnya, Kemampuan teknikal ini akan
memperkuat atau justru menjadi faktor pelemah daya saing
perusahaan dalam tugas khusus. Pengembangan teknologi
produk baru (Teknologi Digital, Gelombang Mikro, Bahan
Sintetis, Rekayasa Genetik) dan Teknologi pendukung proses
Manajemen Strategik
103
produksi (teknik, prosedur sistem yang akan meningkatkan
efisiensi operasi perusahaan seperti sistem Full Press Body
mobil, Barcode untuk inventory, database sistem untuk operasi
jasa rumah sakit dan retail, Mesin Border komputer dll). Semua
kemampuan teknikal tersebut kalau diterapkan akan
mempunyai orientasi yang sama yaitu pada peningkatan
efisiensi perusahaan.
3. Kemampuan Informasional
Kemampuan informasional yang dimaksud dalam hal ini
adalah seluruh sumber informasi yang membantu perusahaan
dalam menghadapi persaingan pada pasar yang dilayani selain
itu juga untuk tujuan keunggulan persaingan kemampuan
pengembangan sistem informasi akan banyak membantu
perusahaan dalam meningkatkan efisiensi seluruh kegiatan.
Peusahaan yang mempunyai database yang baik dan
melakukan pemrosesan data dengan efisien dengan teknologi
informasi akan lebih efisien dalam melakukan operasi
4. Kemampuan Organisasional
Kemampuan organisasi pada setiap unit bisnis strategik
berkaitan dengan pola hubungan antar individu dan unit
organisasi serta pengaruhnya terhadap faktor lingkungan yang
dihadapi, terutama dalam membantu perusahaan membangun
reputasi pada industrinya, misalkan Organisasi Bluebird
memanfaatkan kemampuan organissionalnya dalam membangun reputai layanan taksi, demikian juga Toyota dan IMB
di bidang otomotif dan komputer
Posisi Kemampuan Strategik pada Tataran Unit Bisnis
Keempat tipologi kemampuan strategik internal diatas
akan bertumpu pada lima fungsi
1. Pemasaran,
2. Penelitian dan Pengembangan,
3. Produksi dan Operasi,
4. Keuangan dan Akuntansi,
5. Managemen Umum dan SDM
Yang biasanya ada dalam perusahaan yang masing masing
mempunyai potensi untuk dikembangkan
1. Pemasaran
Kemampuan pemasaran akan dapat diketahui terutama
dalam kaitannya dengan perencanaan dan pelaksanaan bauran
pemasaran yang mencakup variabel produk yang dihasilkan,
104
Manajemen Strategik
penetapan harga jual, media promosi/ komuniksi pemasaran,
dan saluran distribusi yang dikembangkan
Tabel 6.1 Kemampuan Pemasaran
NO
Jenis Kemampuan
Kekuatan
Kelemahan
1
Bauran Produk yang
Luas
Sempit
dimiliki
Tinggi
Rendah
2
Pangsa Pasar yang Sering banyak
Jarang
dijangkau
Baik
sedikit
3
Riset Pasar Yang
Inten dan
Buruk
dilakukan
Inovatif
Buruk
4
Reputasi produk di
Kuat Efektif
Lemah
maa konsumen
Tinggi
Rendah
5
Pengembangan
Efektif
Tidak
Produk yg dilakukan
Tinggi
Rendah
6
Sistem
Distribusi
yang dimiliki
7
Loyalitas Pelanggan
thd produk Pesr
8
Komunikasi
9
Pemasaran / Promosi
Diferensiasi produk
pers di pasar
2. Penelitian dan Pengembangan
Aktivitas penelitian dan pengembangan dalam
memunculkan inovasi produk di pasar, akan mempengaruhi
posisi perusahaan dalam persaingan. Perusahaan yang memiliki
kemampuan R & D yang kompeten (penelitian daar dan
terapan pada produk, prosarana fisik penelitian yang dimiliki,
Organisasi R & D, uji coba produk di pasar, penelitian
konsumen dll ) akan lebih mudah memenangkan persaingan.
Adanya anggapan yang muncul tersebut didasari atas
kenyataan sementara yang melihat bahwa hasil kegiatan
penelitian dan pengembangan belum dapat di manfaatkan
dengan segera.
3. Produksi Dan Operasi
Fungsi produksi dan operasi banyak berkaitan dengan
kemampuan perusahaan dala menhasilkan barang atau
menyediakan jasa. Daya saing organisasi di bidang ini dapat
ditunjukan dari tingkat penghematan (biaya produksi operasi
Manajemen Strategik
105
yang lebih rendah), lokasi transportasi yang efisien, fasilitas
produksi yang mendukung dan kualitas operasi yang
mendukung profitabilitas.
4. Keuangan dan Akuntansi
Kemampuan perusahaan untuk bertahan dalam jangka
panjang akan banyak ditentukan oleh stabilitas fungsi
pembelanjaan (mendapatkan mengalokasikan dan menggunakan dana pada berbagai aktivitas produktif) yang
dipergunakannya. Kemampuan ini banyak tercermin dalam
kemampuan perusahaan dalam membiayai dan mengembalikan
investasinya, operasi rutin perusahan yang sehat, dan
kemampuan dalam mengendalikan seluruh aktifitas pada
pencapaian tujuan yang ditetapkan
5. Managemen Umum dan Fungsi Sumber Daya Manusia
Dalam kaitannya dengan pelaksanaan fungsi organisasi
lainnya, maka pendayagunaan fungsi managemen dan sumber
daya manusia menjadi pendukung utama sekaligus motor
penggerak laju pertumbuhan organisasi. Kemampuan ini akan
banyak ditunjukkan oleh kemampuan personalia yang dimiliki
dalam melakukan analisis strategik, berinteraksi dengan
masyarakat, beradaptasi dengan perubahan lingkunganm dan
pada akhirnya menjaga fungsi koordinasi dan pengendalian
organisasi
6.3 Kemampuan Strategik Internal Pada Tingkat Korporasi
Korporasi terdiri dari kombinasi unit unit bisnis strategi
yang membentuk portofolio bisnis. Dalam kondisi seperti itu,
maka portofolio bisnis yang terbentuk akan tergantung pada
derajat diversifikasi dan tujuan strategik organisasi. Pada tingkat
korporasi, kemampuan strategik internal dapat dikelompokan ke
dalam tiga kategori : general, kaitan portofolio dan finansial.
1. Kemampuan Umum
Mencakup berbagai kekuatan yang memungkinkan
manager puncak mengendalikan berbagai unit bisnis, yang
bersumber dari pengalaman dan pengetahuan manager puncak
dalam mengamati dan menginteprestasi perubahan lingkungan
yang dihadapi. Suatu sumber kekuatan kekuatan bagi
organisasi apabila hal itu mampu mendukung aktivitasnya
dalam berbagai kekuatan bisnis yang dihadapi, demikian pula
sebaliknya menjadi kelemahan apabila pimpinan puncak
enggan untuk menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Bagi
106
Manajemen Strategik
korporasi akan lebih memiliki keunggulan apabila beberapa
unit bisnis akhirnya mempunyai kesamaan fungsi dan
keterkaitan usaha yang memberikan kontribusi dan penciptaan
nilai tambah yang lebih besar atau synergy dengan melakukan
silang manfaat atas sumber daya pemasaran, produksi dan
fasilitas keuangan yang dimiliki.
2. Kaitan Portofolio
Merupakan rancangan yang tepat atas pilihan komposisi
portofolia bisnis yang akan menjadikan sebuah korporasi
mempunyai keunggulan persaingan dalam jangka panjang
dengan memperhatikan dan menyeimbangkan antara unit bisnis
yang sedang tumbuh, dengan bisnis lain yang berada pada
tahap kedewasaan dan penurunan. Kemampuan ini dapat
dilakukan apabila korporasi jeli dalam mengetahui sikulus
produk (Product Life Cylce), Siklus perusahaan
3. Analisis Portofolio Bisnis
Pengetahuan tentang siklus kehidupan akan banyak
membantu manajer dalam memahami bagaimana portofolio
bisnis dapat dipergunakan untuk mendukung perusahaan.
Kemampuan korporasi mengkombinasilan berbagai unit bisnis
yang memiliki siklus kehidupan bervariasi ke dalam satu
kekuatan tunggal (unit bisnis mana yang prospektif untuk
dikembangkan / diberi dana untuk investasi, unit bisnis mana
yang dikurangi/dialihkan dana investasinya dan unit bisnis
mana yang dilikuidasi / dihapuskan dari portfolio kepemilikan).
Portfolio bisnis yang mampu merefleksikan tujuan strategik
organisasi merupakan sumberkekuatan persaingan sedangkan
ketidakcocokan dalam kombinasi portofolio terhadap tujuan
strategik organiasi metupakan sumber kelemahan bagi
perusahaan.
a. Pendekatan Matrik Boston Consulting Group Model
Portfolio matrik model BCG didasarkan pada dua faktor
yaitu : faktor pangsa pasar relataive dan faktor tingkat
pertumbuhan pasar.
Manajemen Strategik
107
Tingkat pertumbuhan pasar/ penjualan
(Market Growth Rate ) di plot sebagai
sumbu vertikal. Saat ini dipakai ukuran
10%/th. Jika kurang dari 10 % dikatakan
rendah namun jika lebih dari 10 % tingkat
pertumbuhan pasar perusahaan tersebut
dikatakan tinggi
Pangsa pasar relative (Relative Market
Share) pada sumbu horizontal adalah nilai
bagi antara pasar perusahaan dengan
pangsa pasar pesaing terbesar, atau jika
perusahaan adalah market leadernya
maka pembagi nya adalah perusahaan
kedua terbesar
b. Matrik Quistion Mark
adalah Unit Bisnis yang mempunyai laju pertumbuhan
pangsa pasar tinggi tetapi pangsa pasar relative nya rendah
biasanya unit usaha ini berada dalam tahap perkenalan
pasar. Alternative strategi yang dapat dilakukan adalah
melakukan inverstasi untuk meraih posisi dominan ( stars )
atau melepaskan kesempatan karena ada konsentrasi matrik
lain yang lebih baik.
c. Matrik Stars
adalah perusahaan dalam korporasi yang sedang mengalami
laju petumbuhan pasar yang tinggi dan pangsa pasar relative
nya juga tinggi. Posisi stars ini adalah sumber profitabilitas
saat ini dan masa datang perusahaan. Jika corporasi
memiliki unit bisnis yang berada pada matrik stars maka
alternatif strategi yang paling tepat adalah terus melakukan
investasi dan memperbesr pasar yang telah dikuasai agar
tetap meraih posisi dominan.
d. Matrik Cash Cows
sering dipergunakan bagi unit bisnis yang mengalami laju
pertumbuhan pasar yang rendah (tidak membutuhkan
investasi) tetapi pangsa pasar relatif nya cukup besar. Ini
artinya unit bisnis tersebut memiliki cukup banyak sumber
dana kas yang menganggur yang dapat dipergunakan pada
unit bisnis lain yang berada pada posisi quistion mark dan
stars.
e. Matrik Dogs
adalah unit bisnis strategik yang mempunyai tingkat
pertumbuhan pasar dan pangsa pasar perusahaannya juga
108
Manajemen Strategik
rendah. Karena pasar nya sudah tidak prospektif dan unit
bisnis perusahaan juga hanya pemain kecil dalam
persaingan maka akan lebih baik jika unit bisnis perusahaan
yang berada pada matrik ini lebih baik di divestasi,
likuidasi/pembubaran.
4. General elektric Model
General Elektrik Model mempunyai kelehihan
dibandingkan model BCG karena menggunakan multi faktor
pada kedua dimensi sumbu analisis nya. Namun secara umum,
variabel amatan itu dapat dikelompokan kedalam dimensi daya
tarik industri dan daya saing perusahaan. Ilustrasi analisis
portofolio multifaktor model GE disajikan pada gambar 6.3
berikut ini :
Tabel 6.2 Portofolio Multifaktor Model General Electric
- Pangsa pasar
relative
- Profit Margin
- Kemampuan
dalam
persaingan
harga dan
kualitas
- Pemahaman
pelanggan atas
produk dan
pasar
- Kemampuan
penguasaan
teknologi
pendukung
- Tingkat
persaingan
yang dihadapi
pasar
Rata rata profit margin industri, Jumlah pesaing,
Besaran pesaing, pengaruh musiman life cycle, dan
faktor kendala bagi masuknya industri
Tiga kelompok strategi bisnis yang dipergunakan dalam
matrik portofolio multifaktor model GE adalah : invest/groe.
Selectibity/earning, dan harvest/divest. Selain punya kelebihan
bila dibanding dengan model BCG namun ada beberapa
kelemahan yang melekat di dalamnya yaitu :
1. Model GE sangat rentan dari pengaruh pandangan manejer
dalam melakukan interprestasi segmen pasar
2. Model tersebut hanya dapat
dipergunakan untuk
mengklarifikasi unit-unit bisnis.
3. Model GE hanya memberikan satu bentuk strategi untuk dua
wilayah matrik.
Manajemen Strategik
109
Analisis Portofolio Model Hofer
Model lain yang dikemukakan oleh Charles Hofer
menggunakan dimensi lain yaitu posisi persaingan (Competitive
Position). Kombinasi dari kedua dimensi tersebut membentuk
model yang disajikan pada gambar 6.3
Tabel 6.3 Matrix Portofolio Model Hofer
6.4 Analisa Daur Kehidupan Produk (Product Life Cycle)
Teknik terakhir adalah analisa Daur Kehidupan Produk
yang biasanya digunakan untuk membuat strategi pemasaran.
Daur Kehidupan Produk, yang diperkenalkan tahun 1950,
mencoba menganalisa suatu produk berdasarkan perubahan yang
terjadi pada tingkat penjualannya. Prinsipnya analisa ini
mengatakan bahwa suatu produk akan melalui suatu siklus
kehidupan (Life Cycle) seperti halnya manusia yaitu kelahiran,
pertumbuhan, dewasa dan akhirnya masa tua (meninggal). Seperti
ada pada gambar 6-3, kehidupan suatu produk dibagi menjadi
empat tahap yaitu Introduction (perkenalan), Growth
(pertumbuhan), Mature (dewasa) dan Decline (masa menurun).
110
Manajemen Strategik
1. Tahap Perkenalan (Introduction)
Dalam masa perkenalan sebuah produk, penjualan mulai dari
nol dan meningkat secara perlahan-lahan. Keuntungan pada
tahap ini akan menunjukkan jumlah yang negatif karena
besarnya biaya yang dikeluarkan untuk penilaian dan promosi
dan tidak dapat diimbangi oleh tingkat penjualan yang masuh
rendah. Strategi generik yang dapat dipilih adalah Fokusdiferensiasi.
2. Tahap Pertumbuhan (Growth)
Selama tahap ini penjualan meningkat secara cepat dan
kemudian diikuti dengan peningkatan yang rendah. Tahap ini
merupakan suatu periode selama suatu produk mempunyai
tingkat penjualan yang tinggi serta menghasilkan keuntungan
yang paling maksimal. Persaingan belum begitu ketat sehingga
marjin yang dikenakan pada produk masih tinggi. Strategi yang
cocok adalah Diferensiasi.
3. Tahap Dewasa (Maturity)
Pada tahap ini penjualan mencapai titik paling maksimal dan
kemudian menurun sehingga keuntungan yang diperoleh
menjadi kecil. Hal ini akibat dari munculnya banyak pesaing
yang menjual produk serupa. Periode ini akan berlangsung
beberapa tahun, sehingga perusahaan dapat menggunakan
strategi Kepemimpinan biaya menyeluruh atau Diferensiasi
4. Tahap Menurun (Decline)
Selama tahap ini baik penjualan maupun keuntungan akan
turun terus sampai akhirnya produk tersebut ditarik dari pasar.
Untuk tahap ini dapat digunakan strategi Kepemimpinan biaya
menyeluruh atau Fokus kepemimpinan biaya menyeluruh.
Setelah melakukan analisa dengan menggunakan beberapa
teknik analisa diatas dan membuat beberapa strategi yang
dianggap cocok maka semua strategi tersebut digabungkan dalam
suatu laporan yang sering disebut sebagai Rencana Bisnis
(Business Plan). Saat iniorganisasi telah menpunyai suatu
Rencana Bisnis yang terdiri dari kumpulan-kumpulan dokumen
yaitu: pernyataan misi, laporan analisa lingkungan, tujuan dan
sasaran perusahaan serta strategi-strategi untuk mencapainya.
Kemudian, rencana tersebut harus disetujui oleh pimpinan puncak
(Direksi). Hal ini pentung karena persetujuan tersebut
menunjukkan adanya minat dan dukungan dari atas agar rencana
bisnis dapat diterapkan dalam organisasi. Tanpa adanya dukungan
Manajemen Strategik
111
dari pimpinan, maka pelaksanaan rencana tersebut akan tidak
efektif.
6.4.1 Matrix SWOT
Teknik Matrik SWOT adalah dengan menggabungkan
SWOT menjadi suatu matrik dan kemudian diidenfikasikan semua
aspek dalam SWOT. Dari kurden tempat bertemunya SWOT
tersebut kemudian dibuat strategi yang sesuai dengan aspek-aspek
SWOT tersebut.Pada pembuatan strategy denan teknik matrik
SWOT ini terlebih dahulu harus dapat dirumuskan dengan jelas
hal-hal yang menjadi isue strategik buat pencapaian visi dan misi
perusahaan.Pada penentuan faktor- faktor kritis dan penunjang
pada setiap analisis swot dibuat dengan melibatkan semua
stakeholder perusahaan baik melalui brainstorming maupun Focus
Group Discusion.Dimana prosentase kriteria keterlibatan
ditentukan melalui sebuah kriteria pembobotan yang didasarkan
atas derajat konstribusi pencapaian tujuan.
Tabel 6.4 Persaingan Tradisional vs Hiperkompetisi
Jenis
persaingan
Strategi
Aksi
Tujuan
Tradisional
dalam
lingkungan
yang stabil
• Cocok secara
internal
• Kokoh, stabil
• Menciptakan
komitmen
yang
sulit
berubah
sehingga
yang lainnya
tahu
harus
menghindar
• Perlahan
-lahan
bergerak
menaiki
tangga
• Mencari
pasar/
segmen
yang
tidak
terdapat
pesaing
lain
• Menopang
keuntungan
dari pemain
yang sedang
berada
di
depan
• Membangun
keseimbanga
n‖ yang stabil
di antara para
pemain,
mempersilakan pemain
mengasilkan
uang
dan
bertahan
Hiperkompeti
dalam
lingkungan
yang
cepat
berubah
Seringkali
mengubah
strategi
berdasarkan
pada
―The
New 7-S„s‖
Cepat,
pergerakan
yang
agresif
dalam
menaiki
tangga
ekskalasi
• Keuntungan
temporer
• Kejutan yang
tak
hentihentinya
terhadap
status quo di
antara para
pemain
• Yang berada
di
depan,
112
Manajemen Strategik
Metode
menghindari
persaingan
sempurna
• Perusahaanperusahaan tak
pernah mencapai
puncak tangga di
setiap arena
• Meskipun
jika
para
pemain
mencapai
keadaan
keseimbangan
persaingan
kelompok
bekerjasama
secara
taktis
untuk menaikan
harga
dan
menurunkan
persaingan
Perusahaanperusahaan
mengubah
arena
dengan cepat, dan
bergegas melampaui
puncak tangga di
masing-masing
arena
untuk
memulai
kembali
(restart)
hypercompetition
menghancurk
an pesaing di
belakangnya
Dilihat dari berbagai perspektif persaingan :
Perspektif Industri: pesaing merupakan organisasi yang
membuat produk atau jasa yang sama.
Perspektif Pemasaran: pesaing adalah organisasi yang mampu
memenuhi kebutuhan konsumen yang sama.
Perspektif Kelompok Stratejik: kelompok stratejik adalah
kumpulan perusahaan yang bersaing dalam sebuah industri
yang mempunyai kesamaan strategi dan sumber daya.
6.4.2 Strategi Bersaing
Suatu pernyataan tentang apa yang dilakukan oleh
berbagai unit organisasi dan apa yang mereka harapkan untuk
mencapai visi organisasi. Pernyataan misi bersifat eksternal, fokus
pada pasar dan pelanggan, dan menspesifikasikan pada usaha
tertentu. Organisasi dibedakan berdasarkan misinya, yaitu
berorientasi laba atau nirlaba.
Strategi Adaptif Miles & Snow (1978) :
Manajemen Strategik
113
• Strategi Prospektor (Prospector)
- Mengutamakan keberhasilan dalam berinovasi
• Strategi Bertahan (Defender)
- Mementingkan stabilitas pasar yang menjadi targetnya
• Strategi Penganalisis (Analyzer)
- Menganalisis ide bisnis baru sebelum organisasi memasuki
bisnis tersebut
• Strategi Reaktor
- Organisasi yang bereaksi terhadap perubahan lingkungan
Kerangka Definisi Bisnis Abell (1980) :
Bisnis dibedakan ke dalam tiga dimensi:
• Kelompok pelanggan: siapa yang dilayani oleh organisasi
• Kebutuhan pelanggan: apa yang dibutuhkan konsumen yang
bisa dipenuhi oleh organisasi
• Teknologi atau kompetensi inti: bagaimana organisasi akan
memenuhi kebutuhan tersebut
Berdasarkan ketiga dimensi tersebut, bisnis dapat
dibedakan melalui dua aspek penting: (1) cakupan persaingannya,
dan (2) seberapa jauh diferensiasi produk dan jasa yang
ditawarkan. Kombinasi dari keduanya menjadi dasar tiga
kemungkinan strategi bersaing: Terdiferensiasi„, Tidak
terdiferensiasi„, dan Fokus„.
6.4.2.1 Strategi Bersaing Generik Porter
Jika perusahaan menjalankan bisnis, maka prinsip dasar
untuk mencapai keuntungan yang tinggi adalah : membeli dangan
harga rendah dan menjualnya dengan harga tinggi.
114
Manajemen Strategik
Keunggulan Bersaing
1. Kepemimpinan Biaya (Cost Leadership)
Digunakan apabila organisasi ingin menjadi pemimpin
pasar berbasis biaya rendah dengan basis pelanggan luas
Adalah strategi yang lebih memperhitungkan para
pesaing daripada pelanggan. Perusahaan memfokuskan pada
harga jual yang murah pada pembeli. Persyaratan strategi ini
adalah :
a. Keterampilan dan Sumber Daya Umum yang diperlukan.
- Investasi modal yang terus menerus dan akses ke modal.
- Keterampilan perekayasaan proses.
- Supervisi tenaga kerja yang ketat.
- Produk didisain untuk kemudahan dalam produksi.
- Sistim distribusi dengan biaya rendah.
b. Persyaratan organisasi umum
- Pengendalian biaya yang ketat.
- Laporan yang sering dan laporan pengendalian yang
rinci.
- Insentif berdasarkan target kuantitatif yang ketat.
2. Strategi Diferensiasi (Differentiation)
Digunakan apabila perusahaan ingin bersaing dengan
pesaingnya dalam hal keunikan produk dan jasa yang
ditawarkan. Adalah mengambil pelanggan sebagai titik
perhatian utama. Strategi ini menitik beratkan pada
membangun persepsi pembeli akan keungulan kualitas, desain
produk, teknologi, jaringan distribusi, image berat, bahan atau
pelayanan. Persyaratan untuk strategi ini adalah :
a. Ketrampilan dan Sumberdaya Umum yang di perlukan
- Kemampuan pemasaran yang kuat
- Bakat yang kreatif
- Perekayasaan produk
- Kemampuan yang kuat dalam riset dasar
- Reputasi korporat untuk kepemimpinan mutu dan
teknologi
Manajemen Strategik
115
- Strategi yang lama dalam industri atau gabungan yang
unik dari ketrampilan yang diambil dari usaha-usaha
yang lain
- Kerjasama yang kuat dari saluran-saluran.
b. Persyaratan Organisasi Umum
- Koordinasi yang kuat antara fungsi-fungsi dalam riset
dan pengembangan produk, dan pemasaran.
- Pengukuran dan insentif yang subyektif.
- Suka menarik tenaga yang kreatif.
3. Strategi Fokus (berbasis biaya atau diferensiasi)
Digunakan apabila perusahaan ingin melayani kebutuhan
spesifik ceruk pasar (market niche). Strategi ini dipakai oleh
bisis yang ingin menghindarkan diri dari konfrontasi langsung
dengan pesaingnya dengan cara mengkonsentrasikan diri pada
pangsa pasar yang kecil (niches). Prinsip dasarnya dengan
menggunakan strategi kepemimpinan biaya menyeluruh (low
cost). Persyaratan untuk strategi ini :
a. Ketrampilan dan sumberdaya umum yang diperlukan adalah
gabungan dari kebijakan-kebijakan diatas yang diarahkan
pada target strategik khusus
b. Persyaratan organisasi umum adalah gabungan dari
kebijakan-kebijakan diatas yang di arahkan pada tarjet
strategik reguler.
*****
116
Manajemen Strategik
BAB VII
IMPLEMENTASI STRATEGI KAITAN
FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN
KEPEMIMPINAN
7.1 Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami berbagai
hal mengenai implementasi dan pengawasan strategik, memahami
dan memiliki wawasan tentang implementasi strategi, faktorfaktor struktural dan kepemimpinan organisasi
7.2 Kerangka Implementasi Strategis
Proses manajemen strategik belum dapat dikatakan selesai
ketika perusahaan memutuskan strategi apa yang akan ditempuh.
Perusahaan masih harus menterjemahkan rumusan strategi
tersebut ke dalam tindakan strategik. Kita harus selalu ingat bahwa
sebaik apapun rumusan strategi, hanya akan menjadi retorika
belaka jika tidak dapat diimplementasikan dengan baik.
Banyak perusahaan atau organisasi yang banyak
menghamburkan sumberdayanya (uang, waktu, tenaga) untuk
mengembangkan rencana strategik yang “ampuh”. Namun kita
harus ingat bahwa perubahan hanya akan terjadi melalui suatu
action (implementasi), bukan sekedar perencanaan.
Berdasarkan gambar di atas, ada berbagai kemungkinan
yang terjadi antara formulasi strategi dengan implementasi
strategi, yaitu :
Manajemen Strategik
117
1. Succes : Merupakan hasil yang paling diidamkan-idamkan oleh
setiap perusahaan. Situasi ini dapat terjadi jika formulasi
strategi perusahaan disusun dengan baik begitu juga dalam
implementasinya.
2. Trouble : Merupakan situasi di mana perusahaan menyusun
formulasi strateginya dengan baik namun implementasinya
buruk.
3. Roulette : Merupakan situasi di mana perusahaan kurang baik
dalam memformulasi strateginya, namun perusahaan
melakukan implementasi yang cukup baik.
4. Failure : kondisi ini sangat tidak dinginkan oleh perusahaan.
Hal ini terjadi karena strategi perusahaan tidak diformulasikan
dengan baik, demikian juga dalam implementasinya.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang erat antara formulasi strategi dengan
implementasi strategi. Meskipun berhubungan, secara fundamental
antara formulasi strategi dengan implementasi strategi terdapat
perbedaan. Fred R. David (2005) membedakan antara formulasi
strategi dan implementasi strategi sebagai berikut.
Tabel 7.1 Perbedaan Formulasi Strategi dengan Implementasi
Strategi
Formulasi Strategi
Implementasi Strategi
1. Perumusan strategi adalah
memposisikan kekuatan
sebelum
dilakukan
tindakan
2. Berfokus pada efektivitas
3. Lebih merupakan proses
intelektual
4. Membutuhkan keahlian
intuitif dan analisis yang
tajam
5. Membutuhkan koordinasi
diantara beberapa individu
1. Implementasi strategi adalah
mengelola kekuatan yang
“memanage” semua aspek
selama tindakan dijalankan
2. Berfokus pada efisiensi
3. Lebih merupakan proses
operasional
4. Membutuhkan motivasi
khusus dan keahlian
kepemimpinan
5. Membutuhkan koordinasi
diantara banyak individu
Dalam penggunaan konsep dan alat perumusan strategi,
sebenarnya tidak ada perbedaan secara signifikan antara organisasi
kecil, besar, organisasi yang orientasi laba maupun nirlaba.
118
Manajemen Strategik
Namun demikian, dalam implementasi strategi, ada perbedaan
secara signifikan yang didasarkan atas tipe dan ukuran organisasi.
Implementasi strategi membutuhkan tindakan-tindakan seperti:
perubahan struktur organisasi, alokasi sumberdaya, program
kompensasi, merubah strategi harga, budaya perusahaan, membuat
sistem informasi manajemen yang lebih baik, dan sebagainya.
7.3 Berbagai Problem Dalam Implementasi Strategi
Seperti dikutip Hunger (1995) terhadap hasil survei
terhadap 93 perusahaan yang masuk daftar Fortune 500
menunjukkan bahwa setengah dari perusahaan-perusahaan
tersebut
menemui
10
macam
problem
ketika
mengimplementasikan sebuah strategi perubahan. Berikut adalah
kesepuluh problem tersebut yang disusun berdasarkan tingkat
frekuensi kejadian.
1. Implementasi berjalan lebih lambat dibanding dengan
perencanaan awalnya
2. Munculnya berbagai masalah yang tidak terduga
3. Koordinasi dalam implementasi tersebut tidak efektif
4. Perusahaan memberi perhatian yang berlebihan terhadap
aktivitas persaingan dan penanganan krisis sehingga kurang
memperhatikan implementasi yang harus dijalankan
5. Kemampuan SDM yang terlibat dalam implementasi strategi
kurang
6. Pendidikan dan pelatihan SDM di tingkat bawah kurang
memadai
7. Tidak terkendalinya faktor-faktor lingkungan eksternal
8. Kualitas kepemimpinan dan pengarahan dari para manajer
departemen kurang memadai
9. Tidak jelasnya implementasi pada tugas dan aktivitas kunci
10.Pemantauan aktivitas oleh sistem informasi yang dimiliki
perusahaan kurang memadai
7.4 Proses Implementasi Strategi Menurut Hunger
Menurut Hunger (1996), untuk memulai proses
implementasi, pihak manajemen harus memperhatikan 3 (tiga)
pertanyaan berikut :
1. Siapa yang akan melaksanakan rencana strategis yang telah
diformulasikan?
Dibandingkan dengan pihak yang merumuskan strategi,
biasanya pihak yang melakukan implementasi strategi
Manajemen Strategik
119
jumlahnya lebih banyak. Pada perusahaan multi industri yang
besar, pelaksana strategi adalah setiap orang dalam organisasi
tersebut. Para direktur fungsional (pemasaran, SDM, operasi,
dan keuangan), para direktur divisi atau SBU (strategic
business unit) akan bekerja sama dengan para karyawannya
untuk mengimplementasi seluruh rumusan yang telah dibuat
dalam skala besar. Sedangkan para manajer pabrik, manajer
proyek dan kepala-kepala unit akan mengimplementasi
rumusan strategi tersebut secara rinci dan dalam skala yang
lebih kecil. Oleh karena itu setiap manajer operasi harus
mampu mengawasi implementasi rencana strategis sampai
pada tingkat lini pertama Untuk mendukung hal itu maka
karyawan harus dilibatkan dalam berbagai proses
implementasi, baik pada level korporat, unit bisnis maupun
fungsional. Tidak sedikit orang yang mempunyai peran penting
dalam implementasi strategi justru kurang banyak dilibatkan
dalam pengembangan strategi. Akibatnya, hal ini berpotensi
memunculkan resistensi bagi mereka. Resistensi ini akan
semakin tampak jika perubahan misi, tujuan, strategi dan
berbagai kebijakan penting perusahaan tidak dikomunikasikan
secara jelas dan transparan kepada seluruh manajer
operasional. Jika ini terjadi, bisa terjadi para manajer
operasional tersebut akan berusaha mempengaruhi manajemen
puncak untuk meninggalkan perubahan baru yang
direncanakan, dan kembali ke cara lama. Oleh karena itu, untuk
menghindari kemungkinan kejadian buruk tersebut, maka
perusahaan harus melibatkan manajer tingkat menengah dalam
seluruh proses, baik dalam perumusan strategi maupun
implementasinya.
2. Apa yang harus dilakukan?
Untuk mendukung implementasi strategi yang telah
dirumuskan, para manajer divisi dan manajer wilayah
fungsional harus saling bekerja sama dengan manajer lainnya
dalam mengembangkan program, merancang anggaran dan
prosedur yang diperlukan untuk mewujudkan apa yang telah
dirumuskan. Hal ini berarti para manajer tersebut harus
bekerjasama untuk mencapai sinergi diantara mereka agar
mampu memperoleh dan mempertahankan keunggulan
bersaing bagi perusahaan tersebut.
120
Manajemen Strategik
Mengembangkan Program, Anggaran, dan Prosedur
Pengembangan program dibuat dengan tujuan agar strategi
yang telah dibuat dapat diimplementasikan dalam suatu “tindakan”
(action-oriented). Sebagai contoh, PT. AA yang bergerak dalam
industri garmen memutuskan untuk melakukan integrasi vertikal
ke hilir sebagai pilihan strateginya. Dalam hal ini PT.AA membeli
jaringan toko pakaian jadi milik PT. BB. Untuk menyatukan tokotoko tersebut, pihak manajemen dapat mengembangkan berbagai
program pendukung, misalnya:
1. Melakukan program restrukturisasi untuk mengalihkan tokotoko PT. BB ke dalam rantai komando pemasaran PT. AA.
Dengan adanya restrukturisasi tersebut, para manajer toko
berada dalam satu rantai komando.
2. Mengembangkan program periklanan secara terpadu.
3. Mengadakan program pelatihan bagi para manajer toko yang
baru dan para manajer eks PT. BB yang masuk dalam tim
manajemen yang baru.
4. Menyusun prosedur baru dalam hal pelaporan keuangan untuk
menyatukan toko-toko PT. BB ke dalam sistem akuntansi PT.
AA
5. Mengadakan program modernisasi untuk mempersiapkan tokotoko PT. BB bergabung secara resmi dengan PT. AA.
Setelah menyusun semua program yang dibutuhkan, maka
langkah selanjutnya adalah menyusun anggaran. Melalui
anggaran, pihak manajemen dapat memperkirakan biaya yang
harus dikeluarkan perusahaan dalam rangka mengimplementasi
strategi yang telah dipilihnya. Selain itu, hal ini juga dapat
menjadi petunjuk bagi perusahaan apakah strategi yang dipilihnya
dapat diimplementasikan (sebagaimana sering terjadi, strategi
yang tampaknya ideal temyata banyak kendala, bahkan benarbenar tidak dapat diimplementasikan). Proses perancangan dan
penyusunan anggaran program, divisional maupun perusahaan,
akan merupakan “trigger” bagi pihak manajemen untuk
mengembangkan standard operating procedures (SOP). SOP berisi
rincian beragam kegiatan yang diperlukan dalam menyelesaikan
sebuah program perusahaan. Seperti dalam kasus akuisisi PT. AA
terhadap gerai eceran PT. BB, SOP yang baru harus segera dibuat
untuk berbagai hal, misalnya untuk kepentingan promosi,
pemesanan persediaan, pemilihan barang dagangan, layanan
pelanggan, fasilitas belanja kredit, distribusi gudang penyimpanan,
penetapan harga, penanganan pelayanan pelanggan dan
Manajemen Strategik
121
sebagainya. Masih dalam konteks PT. AA, SOP yang disusun
akan memastikan bahwa operasional harian di seluruh toko
jaringan PT. AA akan selalu tetap dan ajeg sepanjang waktu
(misalnya, kegiatan minggu yang akan datang akan sama dengan
kegiatan minggu ini; setiap toko akan beroperasi pada standar
pelayanan yang sama, dan lain-lain). Contoh lain misalnya
McDonald, untuk memastikan bahwa semua kebijakannya telah
diimplementasikan dengan baik oleh setiap orang di semua
gerainya, maka perusahaan makanan cepat saji ini berhasil
mengembangkan berbagai prosedur operasional yang sangat rinci
dan menjadikannya sebagai kebijakan yang harus diikuti oleh
setiap anggota organisasi.
Mencapai Sinergi
Salah satu tujuan yang harus dicapai dalam implementasi
strategi adalah memperoleh sinergi di antara berbagai fungsi dan
unit bisnis yang ada. Divisi perusahaan dikatakan memperoleh
sinergi apabila ROI dari setiap divisi perusahaan tersebut lebih
besar daripada ROI ketika divisi-divisi tersebut terpisah sebagai
unit bisnis yang mandiri. Proses akuisisi ataupun penambahan lini
produk sering dijadikan alasan untuk mendapatkan keunggulan
dalam fungsional tertentu dalam suatu perusahaan.
Sebagai contoh, ketika Ralston Purina mengakuisisi lini
produk Union Carbide (Eveready dan Energizer), para pimpinan
Ralston berargumen bahwa dengan melakukan akuisisi,
perusahaan tersebut akan memperoleh margin keuntungan yang
lebih besar dalam lini produk baterai daripada yang dapat
dilakukan oleh Union Carbide. Perusahaan Ralston Purina
menganggap bahwa proses akuisi mampu membuat harga baterai
lebih murah karena adanya keunggulan dalam periklanan, promosi
dan distribusi. Igor Ansoff (1993) menyatakan bahwa ada empat
jenis sinergi yang seringkali mempengaruhi keberhasilan
implementasi strategi, yaitu:
1. Sinergi Pemasaran:
Sinergi ini dapat tercipta melalui kerjasama antara
distribusi, wiraniaga, dan atau gudang penyimpanan. Misalnya,
sebuah lini produk yang lengkap dari produk-produk yang
terkait satu sama lain dapat menciptakan sinergi yang
meningkatkan produktivitas wiraniaga. Sinergi melalui
program promosi bersama dapat melipatgandakan keuntungan
dengan biaya yang relatif lebih kecil.
122
Manajemen Strategik
2. Sinergi Operasional:
Sinergi ini dapat diperoleh melalui penggunaan tenaga
kerja dan fasilitas bersama atau melalui pembelian kebutuhan
operasional bersama dalam jumlah besar. Dalam hal ini berarti
ada pembagian biaya overhead bersama.
3. Sinergi Investasi:
Sinergi investasi dapat tercipta melalui penggunaan
fasilitas produksi dalam pabrik secara bersama, pembelian
persediaan bahan baku secara bersama, penggunaan peralatan
dan mesin-mesin pengolah secara bersama, dan sebagainya.
4. Sinergi Manajemen
Manajemen yang berkompeten merupakan sesuatu yang
langka, sehingga penambahan unit bisnis baru atau produk baru
dapat mempertinggi keseluruhan kinerja. Sebagai contoh, pada
saat sebuah perusahaan mengakuisisi perusahaan lainnya,
pihak perusahaan pengakuisisi mengetahui benar SDM yang
akan menduduki posisi kunci, rasio untuk menguji kinerja.
3. Bagaimana sumberdaya manusia yang bertanggungjawab
dalam implementasi akan melaksanakan berbagai aspek yang
diperlukan?
Pada pembahasan sebelumnya kita telah membahas
pentingnya pengembangan program, penyusunan anggaran dan
pembuatan prosedur di mana semuanya itu dimaksudkan untuk
mewujudkan apa yang telah dirumuskan. Di luar itu semua, ada
hal lain yang lebih krusial yang harus dilakukan oleh pihak
manajemen, diantaranya adalah bagaimana cara penataan staf,
bagaimana mengarahan dan mengendalikan mereka. Dalam hal
ini, pembahasan akan difokuskan pada masalah penataan dan
pengarahan staf.
Penataan Staf (Staffing)
Implementasi strategi seringkali membutuhkan berbagai
prioritas baru dalam pengelolaan sumberdaya manusia. Beberapa
perubahan tertentu mungkin berimplikasi pada dibutuhkannya
orang-orang baru dengan kompetensi baru, memperhentikan
orang-orang yang kompetensinya tidak sesuai atau tidak
memenuhi standar, melatih kembali karyawan yang ada dan
sebagainya. Dalam pembahasan struktur organisasi kita mengenal
“jargon” structure follow strategy, maka dalam penataan staf ini
juga demikian, dalam arti penataan staf mengikuti strategi.
Artinya, dalam merekrut manajer pun perusahaan harus
Manajemen Strategik
123
menyesuaikan dengan strategi. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa figur manager ataupun CEO yang tepat untuk sebuah
perusahaan adalah bergantung pada arah strategis yang diinginkan
oleh perusahaan atau unit bisnis tersebut. Sebagai contoh,
perusahaan yang mengambil strategi konsentrasi dengan
penekanan pada integrasi vertikal ataupun horisontal, mungkin
membutuhkan eksekutif puncak yang agresif dengan pengalaman
luas pada industri tertentu. Sedangkan untuk strategi diversifikasi
adalah sebaliknya, di mana untuk strategi ini dibutuhkan CEO
dengan kemampuan analitis yang tajam, mempunyai pengetahuan
yang luas tentang berbagai industri lainnya dan mampu mengelola
beerbagai lini produk yang berbeda.
Pengarahan (Directing)
Implementasi juga terkait dengan pengarahan staf untuk
menggunakan kompetensinya pada tingkat yang paling optimal
untuk mencapai sasaran perusahaan. Tanpa adanya pengarahan,
staf cenderung melakukan pekerjaan sesuai cara pandang mereka.
Mereka mungkin melakukan pekerjaan berdasarkan pengalaman
masa lalu atau menekankan pekerjaan pada hal-hal yang paling
mereka senangi – tanpa memperhatikan apakah yang mereka
kerjakan sudah sesuai dengan arah strategis yang baru. Pengarahan
dapat berbentuk kepemimpinan dari pihak manajemen,
mengkomunikasikan norma perilaku dari budaya perusahaan, atau
membangun kesepakatan diantara para pegawai sendiri dalam
kelompok kelompok kerja yang otonom.
Untuk mengarahkan strategi bari dengan efektif,
manajemen puncak harus mendelegasikan wewenang dan
tanggungjawabnya dengan tepat kepada para manajer
operasionalnya. Meraka harus mampu mendorong pegawai untuk
berperilaku sesuai dengan cara-cara yang diinginkan oleh
perusahaan dan mengkoordinasikan tindakan untuk menghasilkan
kinerja yang optimal.
7.5 Proses Implementasi Strategi Menurut Certo,dkk
Bagaimana cara mengimplementasikan strategi dengan
baik? Untuk menjawab pertanyaan itu, Certo dan Peter
memperkenalkan suatu model mengenai langkah-langkah utama
yang seharusnya ditempuh perusahaan dalam mengimlementasikan strategi. Model tersebut dapat dilihat pada gambar
berikut.
124
Manajemen Strategik
Untuk melakukan implementasi srategi dengan baik, Cetro
dan Peter memberikan suatu model tentang tugas-tugas utama
yang seharusnya dilakukan dalam proses implementasi strategi
seperti tampak pada gambar berikut:
Sumber : Samuel C. Certo & J.Paul Peter, Strategic Management:
A Focus On Process, McGraw-Hill, 1990, p.120.
1. Menganalisis Perubahan
Ketika membicarakan perubahan, ada jargon yang selalu
didengungkan, yaitu:”Di dunia ini tidak ada sesuatu yang pasti
kecuali perubahan itu sendiri”. Ada banyak aspek yang
memicu perubahan, baik yang berasal dari internal maupun
eksternal perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan harus
menganalisis perubahan yang akan terjadi seandainya
formulasi strategi yang telah disepakati bersama
diimplementasikan. Melalui
analisis
ini perusahaan
memperhitungkan secara rinci seberapa besar perusahaan akan
berubah, apakah secara sangat sederhana dimana tidak ada
perubahan strategi yang signifikan, sampai kepada perubahan
yang kompleks, misalnya merubah misi perusahaan. Perubahan
strategi dapat diklasifikasikan dalam 5 level perubahan, di
mana semakin besar perubahan maka akan semakin kompleks
usaha untuk mengimplementasi. Adapun 5 level perubahan
tersebut adalah sebagai berikut.
a. Continuation
Pola ini terjadi karena perusahaan mengulang strategi yang
sama dengan strategi yang digunakan pada periode
sebelumnya. Karena strategi ini pernah dilakukan
sebelumnya, maka tidak banyak membutuhkan kemampuan
atau aktivitas yang baru. Bahkan, melalui pengalaman
Manajemen Strategik
125
sebelumnya akan mampu membuat perusahaan beroperasi
lebih efisien.
b. Routine Change
Perubahan ini dilakukan perusahaan untuk meningkatkan
“daya tarik pasarnya” (market appeal) agar konsumen lebih
terpikat. Dalam strategi ini, biasanya perusahaan melakukan
perubahan appeal (daya tarik) dari iklannya, kemasan,
harga, metode distribusi, dan sebagainya. Jadi, dalam hal
ini, perubahan yang dilakukan bukanlah perubahan yang
signifikan, sebab perusahaan masih menekuni industri yang
sama dan format organisasinyapun tidak berubah.
c. Limited Change
Perubahan ini dilakukan karena perusahaan menawarkan
produk baru pada pasar yang baru. Dalam hal ini, kendati
perusahaan masih beroperasi dalam industri yang sama,
namun akibat perubahan produk baru tersebut maka
format organisasipun ikut mengalami perubahan.
d. Radical Change
Dalam hal ini perusahaan melakukan suatu strategi cukup
“mendasar” sehingga perusahaan memandang perlu
dilakukannya reorganisasi secara besar-besaran. Jenis
perubahan ini biasanya dilakukan ketika perusahaan
melakukan merger atau akuisisi namun masih dalam
industri yang sama. Proses akuisisi dan merger dapat
menjadi lebih kompleks jika perusahaan bermaksud
mengintergrasikan kedua perusahaan secara utuh.
e. Organizational Redirection
Dalam hal ini perusahaan melakukan perubahan orientasi
sedemikian rupa sehingga merubah industri yang
dimasuki, merubah misi, keahlian dan sebagainya.
Organizational Redirection juga dapat terjadi ketika suatu
perusahaan melakukan merger atau akuisisi terhadap
perusahaan yang berasal dari industri yang sama sekali
beda. Jenis perubahan ini merupakan perubahan yang
paling kompleks.
Esensi perbedaan diantara lima level perubahan di atas
dapat disajikan dalam tabel berikut:
126
Manajemen Strategik
Tabel 7.2 Perbedaan Diantara Lima Level Perubahan
Level Perubahan Strategi
INDUSTRI
ORGANISASI
PRODUK
PASAR
1. Continuation
PERUBAHAN
Sama
Sama
Sama
Sama
2. Routine Change
Sama
Sama
Sama
BARU
3. Limited Change
Sama
Sama
BARU
BARU
4. Radical Change
Sama
BARU
BARU
BARU
5. Organizational
Redirection
BARU
BARU
BARU
BARU
2. Menganalisis Struktur Organisasi
Perubahan strategi perusahaan mungkin akan
membutuhkan beberapa perubahan dalam organisasi dan juga
keahlian yang dibutuhkan pada posisi-posisi tertentu. Studi
yang dilakukan Chandler terhadap beberapa perusahaan besar
Amerika Serikat seperti DuPont, General Motors, Sears dan
Standard Oil disimpulkan bahwa berbagai perubahan yang
terjadi dalam implementasi strategi akan mengarah pada
perubahan struktur organisasi. Berbagai penelitian juga
menunjukkan bahwa struktur organisasi yang baik adalah
struktur organisasi yang sesuai dengan strategi. Dengan kata
lain struktur organisasi mengikuti strategi. Oleh karena itu,
penetapan stuktur organisasi merupakan salah satu faktor
penting dalam implementasi strategi agar semua aktivitas
perusahaan yang diakibatkan perubahan tersebut dapat
dilaksanakan dengan baik. Struktur organisasi akan membantu
mempertajam aktivitas kunci perusahaan dan memperlihatkan
pola koordinasi yang diterapkan dalam menjalankan strategi.
Dalam hal ini, aspek strategi, stuktur dan lingkungan harus
terpadu dalam satu kesatuan, atau jika tidak, maka kinerja
perusahaan akan lemah. Berdasarkan pemikiran di atas, maka
para manajer strategis harus memperhatikan bagaimana
perusahaan mereka akan “distruktur” agar semua aktivitas
perusahaan dapat dilakukan dengan baik. Haruskah berbagai
aktivitas yang ada dikelompokkan? Haruskah kewenangan
untuk membuat keputusan penting dipusatkan di kantor pusat
atau cukup didesentralisasikan pada manajer-manajer di kantor
cabang? Haruskah perusahaan dikelola secara ketat dengan
menerapkan berbagai peraturan dan pengawasan, atau dikelola
secara longgar dengan hanya sedikit peraturan dan
Manajemen Strategik
127
pengawasan? Haruskah perusahaan menggunakan struktur
organisasi yang tinggi dengan banyak jenjang dengan alasan
untuk memberikan pengawasan yang lebih baik terhadap
karyawan; atau cukup diorganisasi dalam struktur yang lebih
mendatar dengan sedikit tingkatan manajer dalam upaya
memberikan lebih banyak kebebasan dalam memimpin?
Sebagai contoh, perusahaan otomotif Ford memiliki struktur
organisasi yang tinggi dengan 15 tingkatan manajer, sementara
Toyota relatif datar dengan hanya memiliki tujuh tingkatan
manajer. Apakah Toyota atau Ford yang memiliki struktur
“yang lebih baik”?
Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dan
pertanyaan lainnya, manajer strategis harus memahami lebih
dahulu berbagai bentuk struktur organisasi, diantaranya adalah:
a. Struktur Organisasi Sederhana
Struktur organisasi sederhana ini hanya memiliki dua
tingkatan, yaitu pemilik dan pekerja. Perusahaan kecil
dengan satu produk atau beberapa produk lain yang saling
berhubungan, biasanya menggunakan struktur organisasi
ini. Perusahaan-perusahaan yang menggunakan struktur
organisasi sederhana ini biasanya dikelola oleh pemiliknya
sendiri yang sekaligus menangani pekerjaan lain yang
berhubungan dengan sebuah produk. Artinya, dalam
struktur sederhana ini, pemilik perusahaan cenderung
mengambil semua keputusan penting secara sendiri, dan
terlibat langsung dalam setiap tahap kegiatan perusahaan.
Untuk lebih mengetahui format struktur organisasi yang
sederhana ini, perhatikan gambar berikut.
Gambar 7.1 Struktur Organisasi Sederhana
Struktur organisasi sederhana memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan struktur
organisasi sederhana adalah :
128
Manajemen Strategik
Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat
Sistemnya (imbalan, pengawasan dll) tidak rumit
Tidak mahal
Sedangkan kelemahan dari struktur sederhana adalah:
Cenderung berfokus pada pemilik perusahaan
Kesempatan untuk peningkatan karir relatif kecil
Dibutuhkan kemampuan yang lebih untuk pemilik
perusahaan
Tidak sesuai untuk organisasi yang besar
b. Struktur Organisasi Fungsional
Dalam struktur organisasi fungsional, setiap manajer
yang mempunyai spesialisasi fungsional menggantikan
tempat dan peranan si pemilik perusahaan. Transisi menuju
spesialisasi ini membutuhkan sebuah perubahan substansial
dalam gaya manajemen pimpinan perusahaan. Sebagai
organisasi yang menumbuhkan dan mengembangkan
sejumlah produk dan pasar yang berkaitan, struktur
organisasi ini secara teratur berubah untuk merefleksikan
spesialisasi yang lebih besar. Untuk mengetahui format
struktur organisasi fungsional, lihat gambar berikut.
Gambar 7.2 Bentuk Struktur Organisasi Fungsional
Sumber : Samuel C. Certo & J.Paul Peter, Strategic
Management
Struktur organisasi fungsional ini mempunyai beberapa
kelebihan, antara lain:
Efisiensi melalui spesialisasi
Komunikasi dan jaringan keputusannya relatif sederhana
Mempertahankan tingkat pengendalian strategi pada
level manajemen puncak
Dapat mendelegasi keputusan operasional sehari-hari
Manajemen Strategik
129
Mempermudah pengukuran output dan hasil dari setiap
fungsi
Sedangkan kekurangan dari struktur organisasi fungsional
adalah:
Menyebabkan spesialisasi yang sempit
Dapat mendorong timbulnya persaingan dan konflik
antar fungsi
Mengakibatkan sulitnya koordinasi di antara bidangbidang fungsional
Dapat menyebabkan tingginya biaya koordinasi antar
fungsi
Identifikasi karyawan dengan kelompok spesialis dapat
membuat perubahan menjadi sulit
Membatasi pengembangan keterampilan manajer yang
lebih luas
c. Struktur Organisasi Divisional
Ketika perusahaan berkembang, perusahaan mulai
memfokuskan perhatiannya pada pengelolaan berbagai lini
produk di berbagai industri dan mendesentralisasikan
wewenangnya dalam pengambilan keputusan. Ketika
perusahaan mulai melakukan akuisisi dan mengembangkan
berbagai produk baru dalam industri dan pasar yang
berbeda, biasanya mengubah strukturnya menjadi struktur
organisasi yang terdiri dari beberapa divisi. Tiap-tiap divisi
dapat beroperasi sendiri-sendiri dibawah pengarahan
seorang manajer divisi yang bertanggungjawab langsung
kepada CEO. Dalam struktur organisasi divisional, manajer
divisi dapat mengembangkan strategi untuk masing-masing
divisinya dan mungkin saja mereka menghadapi persaingan
yang berbeda dengan divisi lainnya sehingga strategi yang
ditempuh mungkin juga berbeda dengan divisi lainnya. Pada
organisasi divisional, divisi-divisi tersebut dapat menjadi
tempat yang baik untuk “melatih” para manajer muda.Untuk
mengetahui format struktur organisasi divisional, perhatikan
gambar berikut.
130
Manajemen Strategik
Gambar 7.3 Bentuk Struktur Organisasi Divisional
Sumber : Samuel C. Certo & J.Paul Peter, Strategic
Management, McGraw-Hill, 1990, p.125.
Sebagaimana struktur organisasi yang lain, struktur
organisasi divisional ini juga mempunyai beberapa
kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan struktur
organisasi divisional antara lain:
o Koordinasi antarfungsi menjadi lebih mudah dan cepat
o Mempunyai fleksibilitas pada struktur perusahaan
o Spesialisasi pada setiap divisi dapat dipertahankan
o Kesempatan karir lebih terbuka
o Menimbulkan kompetisi di dalam organisasi
o Beban rutin CEO berkurang sehingga mempunyai waktu
untuk keputusan strategis
Sedangkan kekurangan struktur organisasi divisional antara
lain:
o Mengkibatkan turunnya komunikasi antara spesialisasi
funsional
o Sangat potensial untuk menimbulkan persaingan antar
divisi
o Pendelegasian yang besar dapat menimbulkan masalah
d. Struktur Strategic Business Unit (SBU)
Ketika struktur organisasi divisional menjadi sulit
diterapkan karena CEO mempunyai terlalu banyak divisi
yang harus diurus, maka salah satu solusinya adalah
perusahaan mengubah struktur organisasinya dalam bentuk
strategic business unit (SBU) atau strategic groups. Struktur
SBU ini mengelompokkan sejumlah divisi berdasarkan pada
beberapa aspek seperti lini produk atau pasar. Untuk
mengetahui format struktur SBU ini, perhatikan gambar
berikut.
Manajemen Strategik
131
Gambar 7.4 Struktur Strategic Business Unit (SBU)
Sumber : Samuel C. Certo & J.Paul Peter, Strategic
Management, McGraw-Hill, 1990, p.125
Adapun kelebihan struktur SBU antara lain:
Tanggungjawab setiap SBU jelas
Memperbaiki koordinasi
Sistem
pengawasan
untuk
organisasi
yang
terdiversifikasi menjadi lebih mudah
Masing-masing SBU lebih memahami lingkungan
khususnya
Sedangkan kekurangan stuktur SBU antara lain:
Struktur lebih tinggi
Biaya lebih tinggi
Berpotensi menimbulkan persaingan antar SBU dalam
memperebutkan sumberdaya
e. Struktur Organisasi Matriks
Struktur organisasi matriks digunakan untuk
memudahkan pengembangan pelaksanaan beragam program
atau proyek. Setiap departemen dikepalai oleh vice
precident yang mempunyai tanggungjawab fungsional bagi
seluruh proyek. Sedangkan setiap manajer proyek
mempunyai “project responsibility” untuk penyelesaian dan
implementasi strategi. Untuk mengetahui format struktur
organisasi matriks, perhatikan gambar berikut.
132
Manajemen Strategik
Sumber : Samuel C. Certo & J.Paul Peter, Strategic
Management, McGraw-Hill, 1990, p.125.
Gambar 7.5 Struktur Organisasi Matriks
Sebagaimana struktur-struktur organisasi lainnya,
struktur organisasi matriks juga mempunyai berbagai
kelebihan dan kekurangan. Kelebihan struktur organisasi
matriks antara lain adalah:
Sesuai untuk beban kerja yang fluktuatif
Tujuan proyek menjadi lebih jelas
Memungkinkan untuk merespon pada beberapa sektor
lingkungan secara serentak
Banyak jalur untuk melakukan komunikasi
Pekerjaan dapat dipahami secara lebih jelas
Adapun kelemahan struktur organisasi matriks antara lain:
Strukturnya sangat rumit
Biaya relatif tinggi
Memungkinkan timbulnya dualisme kepemimpinan
Relatif sulit karena terdapat kepentingan ganda sehingga
memerlukan koordinasi kuat
3. Menganalisis Budaya Perusahaan
Peranan Budaya Perusahaan dalam Implelemtasi Strategi
Organisasi perusahaan yang dirancang untuk mengimplementasikan suatu strategi sesungguhnya jauh lebih
Manajemen Strategik
133
kompleks dibandingkan dengan format struktur organisasi yang
digambarkan dalam sebuah bagan. Diluar bagan tersebut,
sesungguhnya ada hal lain yang sangat perlu mendapat
perhatian manajemen dalam proses implementasi, yaitu budaya
perusahaan. Budaya perusahaan mirip dengan kepribadian
seseorang. Budaya perusahaan merupakan norma atau nilai
yang dianut bersama (shared value) yang menjadi dasar
bertindak seorang indvidu dalam organisasi. Budaya
perusahaan inilah yang dapat menyebabkan mengapa suatu
strategi dapat diimplementasikan pada suatu perusahaan,
sedangkan pada perusahaan yang lain strategi tersebut gagal
diimplementasikan kendati kedua perusahaan tersebut
menghadapi kondisi yang relatif sama. Makin banyak anggota
yang menerima nilai-nilai inti yang dianut perusahaan dan
merasa sangat terikat kepadanya, maka akan semakin kuat
budaya tersebut. Karena budaya perusahaan mempunyai
pengaruh kuat terhadap perilaku seluruh pegawai, maka budaya
perusahaan juga berpengaruh besar dalam mempengaruhi
kemampuan perusahaan dalam mengubah arah strateginya.
Perubahan dalam misi, sasaran, strategi atau kebijakan suatu
perusahaan, kemungkinan akan gagal jika dalam perusahaan
tersebut ada pihak yang melakukan oposisi secara kuat
terhadap budaya yang dianut. Oleh karena itu dapat dikatakan
bahwa jika implementasi suatu strategi akan mengakibatkan
suatu perubahan, dan langkah-langkah untuk melakukan
perubahan tersebut dalam praktiknya tidak sesuai dengan
budaya perusahaan tersebut, maka ada kemungkinan akan
timbul penolakan atau hambatan-hambatan. Sedangkan jika
langkah-langkah yang diambil sesuai dengan budaya
perusahaan tersebut, maka proses implementasi strategi akan
lebih mudah dilakukan.
Menilai Strategis Kesesuaian Strategi-Budaya
Mengingat budaya perusahaan mempunyai pengaruh
besar terhadap suksesnya implementasi strategi, maka pihak
manajemen harus melakukan analisis untuk menilai kesesuaian
antara rumusan strategi dengan budaya perusahaan. Untuk itu
pihak manajemen dapat mempertimbangkan pertanyaanpertanyaan berikut.
a. Apakah strategi yang dirumuskan sesuai dengan budaya
perusahaan saat ini?
134
Manajemen Strategik
Jika jawabannya adalah “ya”, mulailah dengan segera.
Gabungkanlah perubahan-perubahan organisasional dengan
budaya perusahaan dengan mengidentifikasi bagaimana
strategi baru tersebut akan mencapai misi yang telah
ditetapkan dengan lebih baik daripada strategi yang
sebelumnya dijalankan.
b. Jika strategi baru tidak sesuai dengan budaya perusahaan
saat ini, dapatkah budaya tersebut dimodifikasi dengan
mudah sehingga lebih cocok dengan strategi yang baru?
Jika jawabannya adalah “ya”, jalankan strategi baru tersebut
dengan hati-hati dengan memperkenalkan serangkaian
kegiatan perubahan budaya, misalnya modifikasi kecil
terhadap struktur, kegiatan pelatihan dan pengembangan
SDM, mempekerjakan manajer-manajer baru yang lebih
cocok dengan strategi baru.
c. Jika budaya perusahaan tidak dapat berubah dengan mudah
dalam menyesuaikan dengan strategi baru, apakah pihak
perusahaan bersedia dan mampu membuat perubahan
organisasional yang besar dan menerima kemungkinan
penundaan dalam mengimplementasi strategi baru dan
menerima kemungkinan meningkatnya biaya? Jika
jawabannya adalah “ya”, pihak manajemen harus mampu
mengubah budaya saat ini dengan menetapkan sebuah unit
struktural baru untuk mengimplementasikan strategi baru.
d. Jika pihak perusahaan tidak bersedia membuat perubahan
organisasional yang besar yang menuntut dilakukannya
perubahan dalam mengelola budaya perusahaan, apakah
seluruh SDM dalam perusahaan tersebut masih mempunyai
komitmen untuk mengimplementasikan strategi tersebut?
Jika jawabannya adalah “ya”, carilah partner kerja dalam
usaha patungan atau mengkontrakkan strategi tersebut untuk
mengimplementasikannya. Jika jawabannya adalah “tidak”,
rumuskanlah strategi lainnya.
4. Menganalisis Gaya Kepemimpinan
Implementasi strategi biasanya berkaitan erat dengan
perubahan, oleh karena itu tidaklah mengherankan masalah
kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting dan perlu
dicermati secara teliti dalam implementasi strategi. Gaya
kepemimpinanlah yang akan berpengaruh terhadap cara-cara
berkomunikasi serta proses pengambilan keputusan di dalam
perusahaan di mana semua itu nantinya akan bermuara pada
Manajemen Strategik
135
terbentuknya budaya perusahaan. Terdapat berbagai teori
tentang gaya kepemimpinan. Namun secara umum teori-teori
tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok
besar, yaitu:
a. Gaya kepemimpinan yang berkesan administrator. Gaya
kepemimpinan tipe ini terkesan kurang inovatif dan telalu
kaku pada aturan. Sikapnya konservatif serta kelihatan
sekali takut dalam mengambil resiko dan mereka cenderung
mencari aman. Model kepemimpinan seperti ini jika
mengacu kepada analisis perubahan yang telah kita bahas
sebelumnya, hanya cocok pada situasi Continuation,
Routine change, serta Limited change.
b. Gaya kepemimpinan analitis (Analytical). Dalam gaya
kepemimpinan tipe ini, biasanya pembuatan keputusan
didasarkan pada proses analisis, terutama analisis logika
pada setiap informasi yang diperolehnya. Gaya ini
berorientasi pada hasil dan menekankan pada rencanarencana rinci serta berdimensi jangka panjang.
Kepemimpinan model ini sangat mengutamakan logika
dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang masuk
akal serta kuantitatif.
c. Gaya kemimpinan asertif (Assertive). Gaya kepemimpinan
ini sifatnya lebih agresif dan mempunyai perhatian yang
sangat besar pada pengendalian personal dibandingkan
dengan gaya kepemimpinan lainnya. Pemimpin tipe asertif
lebih terbuka dalam konflik dan kritik. Pengambilan
keputusan muncul dari proses argumentasi dengan beberapa
sudut pandang sehingga muncul kesimpulan yang
memuaskan.
d. Gaya kepemimpinan entepreneur. Gaya kepemimpinan ini
sangat menaruh perhatian kepada kekuasaan dan hasil akhir
serta kurang mengutamakan pada kebutuhan akan
kerjasama. Gaya kepemimpinan model ini biasannya selalu
mencari pesaing dan menargetkan standar yang tinggi.
Dalam era turbulensi lingkungan seperti sekarang ini,
setiap pemimpin harus siap dan dituntut mampu untuk melakukan
transformasi terlepas pada gaya kepemimpinan apa yang mereka
anut. Pemimpin harus mampu mengelola perubahan, termasuk di
dalamnya mengubah budaya organiasi yang tidak lagi kondusif
dan produktif. Pemimpin harus mempunyai visi yang tajam,
pandai mengelola keragaman dan mendorong terus proses
136
Manajemen Strategik
pembelajaran karena dinamika perubahan lingkungan serta
persaingan yang semakin ketat.
Gambar 7.6 Berbagai Perangkat Organisasional dan Manajerial
Untuk Implementasi Strategi
*****
Manajemen Strategik
137
138
Manajemen Strategik
BAB VIII
STRATEGI KORPORAT
8.1 Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami strategi
korporate, menjelaskan tentang pengertian strategi korporate dan
menjelaskan tentang strategi alternatif pertumbuhan.
8.2 Pengertian Strategi Korporate
Dalam literature manajemen stratejik, para peneliti
mencoba mendefinisikan manajemen strategi korporat sebagai
berikut:
a. Strategi yang menitikberatkan pada pertanyaan jangka panjang
dan luas mengenai bisnis apa yang akan dimasuki oles suatu
organisasi dan apa yang diiinginkan dalam bisnis tersebut.
(Coulter, 2002:205)
b. Suatu cara bagaimana perusahaan menciptakan nilai melalui
konfigurasi dan koordinasi dari aktivitas multi pasarnya.
(Collis & montgomerry, 1998: 5)[1]
Startegi korporat tidak hanya sekedar opeasi kantor pusat.
Apapun strategi yang dipilih oleh perusahaan, kebanyaka
penciptaan nilai direalisasikan oleh unit bisnis perusahaan melalui
kemampuan dalam memproduksi dan menyampaikan barang dan
jasa kepada para pelanggan. Oleh karena itu perusahaan harus
mampu mensinergikan aktivitas berbagai bisnisnya sehingga
memperoleh keunggulan kompetitif dari masing-masing unit
bisnisnya. Strategi korporat perlu penguasaan strategi bisnis,
hubungan antara bagian dengan keseluruhan perusahaan,
konfigurasi ruang lingkup pasar, dan koordinasi antar unit bisnis
yang dimiliki oleh perusahaan. (Collis & montgomerry, 1998: 5-7)
Aspek penting dalam strategi korporat yang mempengaruhi
bagaimana suatu organisasi mencapai tujuan dan sasaran
stratejiknya adalah apakah organisasi tersebut memiliki bisnis
tunggal ataukah beroperasi dengan banyak bisnis.
1. Organisasi bisnis tunggal dan organisasi multibisnis
Manajemen Strategik
139
Organisasi bisnis tunggal terutama beroperasi pada satu
industry sedangkan organisasi multibisnis beroperasi pada
lebih dari satu industry. Penggolongan organisasi dengan bisnis
tunggal dan multi bisnis ini penting karena mempengaruhi arah
stratejik keseluruhan organisasi, strategi korporat apa yang
dianut, dan bagaimana strategi korporat diimplementasikan dan
dikelola. Selain itu, penggolongan ini penting sebelum kita
mendiskusikan bagaimana hubungan strategi korporat dengan
strategi fungsional dan strategi bersaing.
2. Mengaitkan strategi korporat dengan strategi perusahaan
Ketika strategi korporat membangun keseluruhan arah
dan tujuan yang diharapkan oleh suatu perusahaan, strategi
perusahaan yang lain -fungsional dan kompetitif- memberikan
arti atau mekanisme untuk memastikan perusahaan untuk
mencapai tujuannya. Strategi korporat digunakan untuk
mengendalikan perusahaan pada tujuan tertentu, tetapi strategi
perusahaan yang lainnya digunakan untuk memastikan arah
tujuan tersebut diikuti, dan memastikan untuk bisa mengerti
dan mengatur jika terjadi perkembangan yang signifikan.
Gambar 8.1 menunjukkan pentingnya kesesuaian strategi
korporat dengan keseluruhan manajemen strategi dalam proses
aksinya. Masing-masing dari berbagai macam tipe strategi
organisasi memainkan peran yang signifikan. Koordinasi dari
strategi-strategi organisasional tersebut diperlukan untuk
mengatur organisasi seccara stratejik. Strategi korporat tidak
bisa diimplementasikan secara efektif atau efisien tanpa
dukungan dari sumberdaya perusahaan, kapabilitas,
kompotensi, yang dikembangkan dan digunakan sebagai
strategi
kompetitif
dan
fungsional
yang
telah
diimplementasikan dan dilakukan.
3. Alternative arah strategi korporat
Ada beberapa pilihan arah strategi korporat yang
menunjukkan jenis strategi korporat yang dipilih. Arah strategi
korporat yang mungkin dilakukan adalah:
a. Strategi pertumbuhan (growth strategy): bagaimana
menggerakkan organisasi kedepan. Bergerak kedepan
berarti manajer stratejik perusahaan berharap meningkatkan
level organisasi, yakni tumbuh lebih cepat. Caranya adalah
dengan melihat bermacam-macam strategi pertumbuhan
perusahaan dan memilih salah satu atau lebih yang
140
Manajemen Strategik
mendekati karakteristik dan sasaran organisasi pada situasi
tertentu.
b. Strategi stabilitas (stability strategy): bagaimana menjaga
organisasi agar stabil. Memilih untuk menjaga agar
organisasi berada pada tempatnya berarti tidak melaju ke
depan namun juga tidak tertinggal di belakang. Intinya
merupakan strategi stabilitas organisasi.
c. Strategi pembaruan (renewel strategy): bagaimana
membalik kinerja organisasi yang cendenrung menurun.
Membalik penurunan kinerja organisassi menggambarkan
situasi dimana suatu organisasi mempunyai masalah minor
ataupun mayor dan mungkin tengah melihat suatu
kelemahan pada salah satu atau lebih area kinerjanya.
Situasi tersebut secara tipikal diselesaikan dengan
menggunakan strategi pembaharuan organisasional.
Gambar 8.1 Strategi dalam Manajemen Stratejik
8.3 Strategi Alternatif Pertumbuhan
Strategi pertumbuhan melibatkan pencapaian sasaran
pertumbuhan yang spesifik dengan meningkatkan level operasi
perusahaan. Sasaran pertumbuhan bagi perusahaan meliputi:
peningkatan omzet, laba, atau kinerja yang lain. Sasaran
pertumbuhan bagi organisasi nirlaba meliputi: peningkatan jumlah
klien/masyarakat yang dilayani, perluasan cakupan geografis, atau
mungkin peningkatan program yang ditawarkan. Gambar 8.2
Manajemen Strategik
141
menunjukkan kemungkinan strategi pertumbuhan yang diambil
oleh manajer stratejik.
Gambar 8.2 Alternatif Strategi Pertumbuhan
Perusahaan biasanya mengejar pertumbuhan dalam
penjualan, keuntungan, pangsa pasar, dan tujuan primer lainnya.
Untuk maksud itulah strategi pertumbuhan ini diaplikasikan.
Growth Strategy biasanya dapat dilakukan dengan:
1. Strategi Konsentrasi
Strategi kosentrasi adalah strategi pertumbuhan dimana
perusahaan memusatkan lini bisnis utamanya dan mencari cara
untuk mencapai sasaran pertumbuhan melalui peningkatan
level operasi dalam bisnis utamanya. Dalam menggunakan
strategi konsentrasi, organisasi tetap focus pada bisnis intinya.
Bila oranisasi bisnis tunggal mengejar pertumbuhan, ia
menggunakan strategi konsentrasi. Empat pilihan konsentrasi
yang dapat dgunakan dapat ditunjukkan oleh gambar 8.3.
keempat pilihan strategi ini mencerminkan berbagai kombinasi
produk dan pelanggan, baik produk sekarang maupun produk
baru. Focus strategi konsentrasi adalah bagaimana
meningkatkan pertumbuhan organisasi dengan mengkonsentrasikan pada bisnis intinya. Keuntungan dari strategi
konsentrasi yakni perusahaan menjadi sangat tahu dan
menguasai apa yang dilakukannya. Manajer strategi tahu betul
tentang industry, pelanggan dan para pesaing. Semua orang
dalam organisasi dapat mengkonsentrasikan pada bisnis
intinya, mengembangkannya, dan mengeksploitasi sumber
daya utama, kapabilitas, dan kompetensi inti yang dimiliki agar
sukses dipasar. Kerugian utama dari strategi konsentrasi
142
Manajemen Strategik
adalahbahwa perusahaan menjadi mudah diserang oleh
industry lain dan oleh perubahan lingkungan eksternal lainnya.
Resiko ini dapat diminimalkan dengan tetap waspada terhadap
perubahan
dan trend yang
secara
signifikan
dapat
mempengaruhi industry. Strategi konsentrasi ini digunakan
untuk memperoleh keunggulan bersaing melalui pengetahuan
yang terspesialisasi dan efisien, serta untuk mnghindari
masalah yang timbul akibat mengelola terlalu banyak bisnis.
2. Integrasi Vertikal (kedepan dan kebelakang)
Strategi integrasi vertical adalah usaha perusahaan untuk
memperoleh kendali terhadap inputnya (backward), terhadap
outputnya (forward), atau keduanya. Dalam intgrasi vertical
kebelakang perusahaan memperoleh kendali terhadap input
atau sumber dayanya dengan menjadi pemasoknya sendiri.
Dalam integrasi vertical kedepan, perusahaan memperoleh
kendali terhadap output (produk atau jasa) dengan menjadi
distributor bagi dirinya sendiri. Strategi integrasi vertical
dianggap sebagai strategi pertumbuhan karena ia memperluas
operasi perusahaan. Namun, suatu organisasi bisnis tunggal
karena perusahaan tidak diperluas dalam industry yang
berbeda-beda. Kelebihan dari strategi integrasi vertical yaitu:
a. Mengurangi biaya penjuualan dan pembelian.
b. Memperbaiki koordinasi antara fungsi dan kapabilitas.
c. Melindungi hak kepemilikan terhadap tekhnologi.
Kekurangan dari strategi integrasi vertical yaitu:
a. Mengurangi fleksibilitas, karena perusahaan terkunci dalam
produk dan tekhnologi.
b. Kesulitan dalam mengintegrasikan bermacam operasi.
c. Beban financial ketika memulai usaha atau akuisisi.
3. Integrasi Horizontal
Apabila integrasi vertical melibatkan satu perusahaan
yang bergerak dalam industry yang sama, tetapi memasok
input atau mendistribusikan outputnya sendiri, integrasi
horizontal memperluas operasi peruasahaan dengan
mengombinasikan perusahaannya dengan perusahaan lain
dalam industry yang sama dan melakukan hal yang sama
denganny.
Artinya,
bagaiman
mengombinasikan
operasionalnya dengan pesaingnya. Tipe strategi pertumbuhan
ini mempertahankan perusahaan dalam industry yang sama,
Manajemen Strategik
143
namun dengan maksud memperluas mangsa pasarnya dan
memperkuat posisinya.
4. Strategi Difersifikasi
Strategi difersifikasi adalah strategi pertumbuhan sebuah
korporasi dimana perusahaan memperluas operasionalnya
dengan berpinda keindustri yang berbeda. Terdapat dua tipe
utama difersifikasi yaitu terkait dan tak terkait. Difersifikasi
terkait (concentric) adalah usaha difersifikasi dalam industry
yang berbeda tetapi salah satunya masih berkaitan dengan
suatu cara pada operasional perusahaan yang masih
berlangsung. Difersifikasi tak terkait (konglomerat) adalah
usaha difersifikasi operasional perusahaan yang dilakukan
kedalam industry yang sama sekali berbeda. Segala bentuk
perpindahan dalam industry yang berbeda terkait atau tidak
terkait secara otomatis membuat suatu perusahaan menjadi
sebuah organisasi bisnis ganda kerna ia tida lagi beroperasi
hanya dalam satu indutri saja. Gambar 8.4 memperlihatkan
alternative strategi yang bisa diambil perusahaan dalam
melakukan difersifikasi.
Bab ini membahas mengenai ekspansi diversifikasi
(divercified expantion) yang dilakukan perusahaan dan
pilihannya untuk berkompetisi di pasar produk yang berbeddabeda. Ekspansi dimulai dari industri inti dan hal tersebut
dilakukan untuk mewujudkan ataupun melindungi posisi
perusahaan dalam pasar tersebut.
Gambar 8.3 Alternative Strategi Yang Bisa Diambil
Perusahaan Dalam Diversifikasi
Pilihan strategi yang bisa diambil peruhsaan dalam
diversifikasi
Diversifikasi kedalam bisnis terkait dan tidak terkait.
Diversifikasi kedalam bisnis tak terkait
144
Manajemen Strategik
Menyebar resiko kedalam bisnis yang berbeda.
Membangun kepercayaan pemegang saham dengan
melakukan pekerjaan yang bagu dalam memilih bisnis untuk
diversifikasi dan mengontrol seluru bisnis dalam portofolio
perusahaan.
Diversifikasi kedalam bisnis terkait
Membangun kepercayaan pemegang saham dengan
menambah bisnis stratejik yang sesuai dengan perusahaan.
Mentransfer kehlian dan kemampuan dari satu bisnis
kebisnis yang lain.
Berbagai fasilitas dan sumber daya untuk mengurangi biaya.
Meningkatkan kegunaan dari nama merek yang sudah ada.
Mengkombinasikan sumberdaya untuk menciptakan
kekuatan dan keunggulan kompetitif yang baru.
a. Alasan perusahaan melakukan diversifikasi
Perusahaan melakukan diversifikasi karena beberapa alasan,
terutama sebab dari dalam dan luar perusahaan. Edith
Penrose (1959) menebutnya sebagai factor eksternal dan
internal yang mendorong pertumbuhan.
1) Factor pendorong ekternal
Adalah dorongan kesempatan yang lebih menjauh
kedalam dari luar perusahaan yang membawanya
melakukan diversifikasi masuk kebisnis baru. Hal
tersebut mungkin merupakan posisi yang menarik bagi
perusahaan untuk didapatkan. Misalnya surat kabar/
majalah yang memasuki bisnis dengan menyediakan jasa
informasi online. Factor pendorong eksternal bisa juga
muncul dari adanya anca,an, misalnya turunnya
permintaan terhadap pasar utama suatu perusahaan yang
mendorongnya untuk mencari keberuntunganditempat
lain.
2) Factor pendorong internal
Adalah kondisi-kondisi didalam perusahaan itu sendiri
yang mendesaknya untuk melakukan diversifikasi.
Sebagai contoh adalah definsit diversifikasi, mungkin
mengikuti suatu penilaian bahwa keahlian suatu
perusahaan tidak sesuai dengan perkembangan yang
diinginkan oleh pasar permulaan. Namun kebanyakan
factor pendorong internal mempunyai sifat ofensif, dan
muncul dari keinginan perusahaan untuk sepenuhnya
Manajemen Strategik
145
lebih mempekerjakan dan mengeksploitasi basis sumber
dayanya. Halal tersebut umumnya menjadi alasan suatu
perusahaan melakukan diversifikasi.
b. Menyesuaikan antara Bisnis dengan Sumber Daya
Inti dari visi korporasi adalah keinginan untuk
memenuhi pasar produk dengan sumber daya perusahaan.
Dasar bagi strategi diversifikasi yang efektif yakni harus
terdapat kesesuaian antara bisnis dengan sumber daya
sehingga sumber daya member kontribusi yang penting
terhadap keunggulan kompetitif di pasar produk. Untuk bisa
menjadi basis dalam ekspansi diversifikasi, suatu sumber
daya harus lolos beberapa tes uji. Pertama, sember daya
tersebut harus superior secara kompetitif dalam suatu bisnis
baru. kedua, sumber daya yang akan dibawa kepada bisnis
baru harus menjadi kunci factor sukses dalam bisnis
tersebut. Ketiga, ketika memasuki bisnis baru, suatu
perusahaan harus bersaing dengan sesuatu sumber daya
yang diperlukan untuk produksi dan menghasilkan produk
atau jasa. Sumber daya yang besar tidak menjamin
keberhasilan diversifikasi, terutama jika perusahaan merugi
pada dimensi yang lain. Suatu perusahaan harus memiliki
strategiuntuk mencapai keseimbangan kompetitif terhadap
sumber daya tidak dimilikinya yang penting bagi
keberhasilan dalam bisnis baru. Keempat, meskipun secara
prinsip sumber daya perusahaan mampu member kontribusi
terhadap keunggulan kompetitif dalam suatu bisnis baru,
pemakaiannya ke dalam bisnis tersebut haruslah layak.
c. Diversifikasi dan Kinerja Perusahaan
1) Tingkat Keluasaan Diversifikasi
Para pemain utama melakukan barbagai tingkat dan jenis
diversifikasi:
a) Diversifikasi Tingkat Rendah
Bisnis tunggal: dimana lebih besar dari 95%
penghasilan berasal dari unit bisnis tunggal.
Bisnis dominan dimana antara 70% dan 95%
penghasilan berasal dari unit bisnis tunggal.
b) Diversifikasi Tingkat Moderat sampai Tinggi
Related constrained: dimana lebih kecil dari 70%
penghasilan berasal dari bisnis dominan; semua
unit bisnis berbagi produk, teknologi dan kaitan
distribusi.
146
Manajemen Strategik
Relatd Linked (mixed): dimana lebih kecil dari
70% penghasilan berasal dari bisnis dominan dan
hanya ada links terbatas
c) Diversifikasi Tingkat Sangat Tinggi
Unrelated-Diversified:
unit
bisnis
tidak
berhubungan dekat.
2) Implikasi kerja
Untuk mengevaluasi efisiensi dari bermacam diversiasi,
penting untuk mempertimbangkan sumber daya
pendukung dan kesempatan bisnis yang ada di sebuah
perusahaan.
3) Pentingnya Dampak Industry
Meniru hasil penilitian Rumelt, mengungkapkan bahwa
perusahaan yang ada pada sampel Rumelt dibedakan
tidak hanya dalam hal strategi diversifikasi, namun juga
pada tipe industry tempat mereka berkompetisi. Secara
terpisah terlohat bahwa industry dimana perusahaan
menerapkan strategi diversifikasi terbatas salaing
bersaing, dalam rata-rata lebih profitabel daripada
perusahaan lain yang berkompetisi. Sedangkan industry
dimana perusahaan penganut diversifikasi yang tidak
terkait berkompetisi, dalam rata-rata berada diantara
yang terkecil profotabilitasnya. Kesimpulan ini
menganjurkan bahwa korelasi yang di observasi lebih
luas antara bermacam tipe diversifikasi yang berbeda
dengan kinerja perusahaan, dalam suatu bagian, menjadi
sifat atau profitabilitas yang berbeda dengan kinerja
perusahaan dan industry-industri dimana perusahaanperusahaan berlokasi.
5. Strategi Internasioanal
Isu pertama yang harus kita pelajari dalam strategi
pertumbuhan internasional adalah keuntunan dan kerugian
dengan adanya ekspansi internasional.
Keuntungan strategi internsional adalah sebagai berikut:
a. Mampu memperendah biaya operasai,
b. Memberi jalan/cara dengan menambahkan atau memperkuat
pertumbuhan domestic,
c. Member kontribusi dalam mencapai keuntungan skala
ekonomi,
d. Menjadi pesaing yang lebih kuat baik secara domestic
maupun internasional.
Manajemen Strategik
147
Kerugian strategi internasional adalas sebagai berikut:
a. Menghaapi risiko ekonomi, stratejik dan keuangan yang
lebih besar,
b. Proses mengelola secara stratejik menjadi penuh tantangan
dan lebih kompleks,
c. Menemukan kesamaan dipasar maupun kapabilitas menjadi
lebih sulit.
d. Untuk memperoleh dan mengeksploitasi keuntungan adalah
tidak mudah ataupun tidak otomatis.
6. Implementasi Strategi Pertumbuhan
Perusahaan bisa menggunakan alternatif strategi
korporat tertentu untuk mencapai sasaran pertumbuhan, jika
pertumbuhan merupakan keseluruhan tujuan dari para manajer
stratejik. Kenyataan stratejik tersebut harus diimplementasikan.
Pilihan-pilihan utama yakni:
a. Marger dan Akuisisi
Marger ialah transaksi yang sah dimana dua atau
lebih perusahaan menggabungkan operasionalnya melalui
bursa saham, namun hanya tinggal satu entitas perusahaan
yang masih ada. Marger biasanya bersifat bersahabat dalam
arti diterima oleh pihak-pihak yang berkaitan dan terjadi
pada perusahaan-perusahaan yang memiliki ukuran yang
mirip/serupa.
Akuisisi ialah pembelian secara sekaligus suatu
perusahaan oleh perusahaan lain. Perusahaan yang
diakuisisi diambil secara keseluruhan oleh perusahaan
pembeli. Akuisisi biasanya terjadi antara perusahaan yang
mempunyai ukuran yang tidak seimbang dan bisa bersifat
bersahabat atau bermusuhan. Akuisisi yang bersifat
bersahabat atau bermusuhan. Akuisisi yang bersifat
bersahabat merupakan penggabungan yang diinginkan oleh
pihak terkait, sedang dalam akuisisi yang tidak bersahabat,
bisa disebut dengan (hostile) take over, perusahaan akuisisi
tidak ingin diakuisisi. Kenyataannya, pihak yang akan
diakuisisi biasanya mengambil langkah-langkah untuk
mencegah proses akuisisi tersebut.
Kelebihan marger dan akuisisi adalah sebagai
berikut:
o Kecepatan,
o Akses terhadap asset-aset pelengkap,
o Menghilangkan pesaing potensial,
148
Manajemen Strategik
o Meningkatkan sumber daya korporasi.
Kekurangan marger dan akusisi adalah sebagai berikut:
o Biaya dalam melakukan akuisisi,
o Bisnis tambahan yang tidak perlu,
o Benturan otganisasi mungkin menghalangi integrasi,
o Komitmen atau tanggung jawab yang besar.
Haspeslagh dah Jemison (1991) mengidentifikasikan
4 macam integrasi yang berbeda-beda (Gambar 8.8).
metode integrasi yang paling udah dikelola adalah absorpsi,
dimana pihak pengakuisisi sekedar memasukkan pihak
terakuisisi kedalam struktur yang ada. Hal ini terjadi ketika
sejumlah besar perusahaan tengah aktif dalam sebuah bisnis
pengakuisisi pesaing yang lebih kecil untuk menaikkan
skala secara keseluruhan.
7. Strategi Stabilitas
Dapat diterapkan dalam situasi:
• Industri berada pada fase pergolakan dengan beberapa
industri kunci dan tekanan dari luar yang secara drastis
berubah menyebabkan situasi masa depan menjadi sangat
tidak dapat diprediksi.
• Ketika tidak adanya peluang pada industri atau hanya
terdapat sedikit peluang pertumbuhan pada industry.
• Ketika organisasi berada dalam tahap awal pertumbuhan.
• Digunakan oleh organisasi besar pada tahap maturity dalam
industri life cycle.
• Strategi stabilitas merupakan strategi jangka pendek, karena
itu sebaiknya strategi ini tidak digunakan organisasi dalam
jangka waktu yang lama.
• Strategi stabilitas memberikan organisasi waktu istirahat‖
dan mempersiapkan diri kembali untuk menghadapi
persaingan ke depan.
8. Strategi Pembaruan
Strategi Pembaruan
• Pengurangan (retrenchment)
Strategi jangka pendek yang didesain untuk mengatasi
kelemahan organisasi yang mengakibatkan penurunan
kinerja organisasi.
• Perubahan haluan (turnaround).
Strategi yang didesain untuk situasi ketika kinerja
organisasi semakin memburuk.
Implementasi :
Manajemen Strategik
149
• Pemotongan Biaya
• Restrukturisasi dengan jalan menjual beberapa bisnisnya,
spin off, likuidasi, rekayasa ulang (reengineering), atau
penurunan skala usaha (downsizing)
9. Strategi Korporat BUMN
• Privatisasi BUMN
• Reformasi BUMN seharusnya mencakup dimensi:
1) Internal korporat BUMN
2) Positioning BUMN dalam konfigurasi sistem ekonomi
nasional
Tiga Strategi Privatisasi:
• Privatisasi segera
• Restrukturisasi sebelum privatisasi
• Restrukturisasi dan privatisasi secara paralel
*****
150
Manajemen Strategik
BAB IX
STRATEGI INTERNASIONAL
9.1 Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami berbagai
hal mengenai Strategi Internasional, menjelaskan tentang
pengertian strategi internasional dan menjelaskan tentang
pengembangan Strategi Internasional
9.2 Pengertian Strategi Internasional
International strategic management adalah proses
perencanaan manajemen yang komprehensif dan berkelanjutan
untuk merumuskan dan menerapkan strategi yang memungkinkan
perusahaan untuk bersaing secara efektif dan secara internasional.
Proses pengembangan strategi internasional dinamakan strategic
planning. Strategic planning biasanya merupakan tanggung jawab
eksekutif level atas pada kantor pusat perusahaan dan manajer
senior pada anak perusahaan domestik dan luar negeri.
Kebanyakan perusahaan perusahaan besar memiliki staf
perencanaan strategi yang permanen untuk menyediakan bantuan
teknis untuk top managers ketika mereka mengembangkan
strategi-strategi. Sebagai contoh staf perencanaan Disney. Staf
perencanaannya mengumpulkan data demografis dan ekonomis
yang nantinya akan digunakan oleh pembuat keputusan untuk
memilih lokasi di Perancis untuk Euro Disney dan lokasi di Hong
Kong untuk taman bermain terakhir Asia.
Hasil dari Manajemen Strategis Internasional adalah
perkembangan dari beberapa strategis internasional, yang
merupakan kerangka kerja yang komperhensif untuk mencapai
tujuan pokok suatu perusahaan. Secara konsep, terdapat beberapa
kesamaan antara mengembangkan sebuah strategi dalam bersaing
dalam sebuah negara dan mengembangkan satu strategi untuk
bersaing pada beberapa negara. Namun, mengembangkan strategi
internasional jauh lebih rumit dibandingkan dengan
mengembangkan strategi domestik. Manajer yang mengemManajemen Strategik
151
bangkan sebuah strategi untuk perusahaan domestik harus
berhadapan dengan sebuah pemerintah nasional, satu mata uang,
satu sistem akuntansi, satu sistem politik dan hukum, dan,
biasanya, satu bahasa dan budaya yang sejenis. Namun manajer
yang bertanggung jawab dalam mengembangakan sebuah strategi
untuk perusahaan internasional harus mengerti dan menghadapi
beberapa pemerintah, beberapa mata uang, beberapa system
akuntansi, beberapa sistem politik, beberapa sistem hukum, dan
bahasa dan budaya yang bervariasi. Lebih lagi, manajer dalam
bisnis internasional harus mengkoordinasikan pelaksanaan strategi
perusahaan mereka diantara unit-unit bisnis yang berlokasi di
berbagai belahan dunia dengan zona waktu yang berbeda, konteks
budaya yang berbeda, kondisi ekonomi yang berbeda, serta dalam
hal pemantauan dan pengendalian kinerja mereka.
Bisnis internasional adalah segala aktivitas bisnis yang
melewati batas-batas wilayah suatu negara.
Penggolongan bisnis internasional
- Berdasarkan jenis aktivitas bisnisnya (Jenisnya: perdagangan
luar negeri, perdagangan jasa, investasi portofolio, investasi
asing langsung)
- Berdasarkan tahapan evolusioner
Strategi bisnis internasional memiliki ciri-ciri yang unik.
Dalam menerapkan strategi tingkat bisnis internasional, kegiatan
operasional suatu negara asal seringkali menjadi sumber
keunggulan kompetitif yang paling penting. Sumber daya dan
kapabilitas yang dibangun di negara asal secara berkala
memungkinkan perusahaan menerapkan strategis tersebut di
dalam pasar-pasar yang berlokasi di negara lain.
Michael Porter mengembangkan suatu jenis model yang
menjelaskan faktor-faktor yang turut menentukan keunggulan
perusahaan dalam industri global yang dominan dan berkaitan
dengan negara atau lingkungan regional tertentu.
152
Manajemen Strategik
Faktor produksi adalah input yang diperukan untuk
bersaing di setiap industri seperti tenaga kerja, tanah, sumber daya
alam, modal, dan infrastruktur lainnya (misal, jalan tol, sistem pos,
dan komunikasi) tentu saja, terdapat faktor-faktor dasar (misal,
sumberdaya alam dan tenaga kerja) dan maju (misal, sistem
komunikasi digital dan tenaga kerja berpendidikan tinggi). Juga
terdapat faktor-faktor umum (sistem jalan tol, dan pemasokan
modal utang) dan khusus (tenaga kerja yang ahli dalam menangani
bahan kimia dalam jumlah banyak). Jika suatu negara memiliki
faktor-faktor produksi maju dan khusus sekaligus, maka negara
tersebut dapat melayani dengan baik para pesaing dalam negeri,
sekaligus pesaing global. Akan tetapi yang terjadi adalah negaranegara yang mengembangkan faktor-faktor yang sudah maju dan
khusus karena mereka kekurangan sumber daya alam.
Dimensi kedua, yaitu kondisi-kondisi permintaan, ditandai
oleh sifat dan ukuran dari kebutuhan para pembeli di pasar tuan
rumah untuk barang-barang dan jasa industri. Kecilnya ukuran
segmen pasar dapat menghasilkan permintaan yang diperlukan
untuk menciptakan dengan skala efisien. Efisiensi ini dapat
menghasilkan dominasi terhadap industri di negara-negara lain.
Permintaan khusus juga dapat menciptakan peluang-peluang di
luar jangkauan batas-batas nasional. Misal, perusahaan Swiss telah
lama memimpin dunia peralatan pembuatan terowongan karena
kebutuhan untuk menggali terowongan yang melalui gununggunung untuk kereta api dan jalan raya di Swiss.
Industri-industri pendukung dan berkaitan mewakili
dimensi ketiga dari model tersebut. Pasokan kulit yang dibutuhkan
oleh Italia yang merupakan pemimpin industri sepatu sudah diolah
dengan industri pemrosesan kulit yang sudah mapan. Juga banyak
orang pergi ke Italia untuk membeli produk-produk kulit. Jadi ada
dukungan distribusi. Selain itu terdapat industri-industri
pendukung mesin pengolah kulit dan jasa desain turut
menyumbang keberhasilan industri sepatu tersebut.
Strategi, struktur, dan persaingan perusahaan juga
menentukan pertumbuhan industry tertentu. Pola strategis,
struktur, dan persaingan antara perusahaan sangat bervariasi antara
satu negara dengan negara lain. Contoh: di Jepang dan AS banyak
diberikn perhatian untuk mengkaji para manajer perusahaan; Di
Jerman sistem pelatihan teknis ditekankan pada produk
metodologis dan perbaikan proses; Pesaingan antara pabrikan
Manajemen Strategik
153
komputer dan produsen perangkat lunak telah berdampak positif
bagi perkembangan industri tersebut.
Empat dimensi di atas menekankan pada ciri-ciri
lingkungan atau struktural dari perekonomian nasional yang turut
menentukan keungguln nasional. Kebijakan pemerintah juga turut
menentukan keberhasilan dan kegagalan banyak perusahaan dan
industri. Namun demikian, setiap perusahaan harus menciptakan
kesuksesannya sendiri, tidak semua perusahaan dapat bertahan
dalam menjadi pesaing global, bahkan mereka yang beroperasi
dengan faktor-faktor negara sama yang memperbanyak
perusahaan-perusahaan yang sukses. Oleh karena itu, pilihanpilihan strategis aktual yang dibuat oleh manajer mungkin menjadi
alasan yang paling menentukan keberhasilan dan kegagalan.
Selain itu empat dimensi di atas memungkinkan menghasilkan
keunggulan kompetitif bagi sebuah perusahaan hanya ketika
sebuah strategi yang tepat dikembangkan dan diterapkan, yaitu
strategi mengambil keuntungan dari faktor-faktor negara yang
berbeda. Oleh karena itu, empat bagian berikutnya akan
menjelaskan tentang kepemimpinan biaya, diferensiasi,
kepemimpinan biaya terfokus, diferensiasi terfokus, dan strategi
generik diferensiasi/kepemimpinan biaya terintegrasi dalam
konteks internasional.
internasional.
Tabel 9.1 Lima Tahap Internasionalisasi Bisnis
Lima Tahap
Internasionalisasi
Bisnis
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 4
Tahap 5
Kontak dengan
pasar
internasional
Tidak
langsung,
pasif
Langsung,
aktif
Langsung,
aktif
Langsung,
aktif
Langsun,
aktif
Fokus operasi
internasional
Domestik
Domestik
Domestik
Domestik
Domestik
&
internasional
Multinasion
al/
multidomes
tik
Internasional
Orientasi
perusahaan
Domestik
&
internasional
Terutama
domestik
Macam aktivitas
internasional
154
Perdagangan
Perdagangan
Perdagangan
Perdagangan
luar negeri
dalam
barang dan
jasa
luar negeri
dalam
barang dan
jasa
luar negeri,
bantuan
luar negeri,
investasi
asing
langsung
luar negeri,
bantuan
luar negeri,
investasi
asing
langsung
Manajemen Strategik
Global
(dengan
modifikasi
domesti)
Perdagangan luar
negeri,
bantuan
luar
negeri,
investasi
asing
langsung
Struktur
organisasi
Domestik
tradisional
Departemen
internasional
Divisi
internasion
al
Struktur
global
Struktur
global
Metode Go Internasional
1. Ekspor
2. Pemberian Lisensi
3. Franchising
4. Kontrak Manajemen
5. Kontrak Manufaktur
6. Investasi Langsung
7. Patungan
8. Pembukaan Cabang
9. Operasi Global
10. Investasi Portofolio
9.3 Mengembangkan Strategi Internasional
Mengembangkan strategi internasional bukan merupakan
proses satu dimensi. Perusahaan biasanya menghasilakn
manajemen strategi internasional dalam dua proses, formulasi
strategi dan implementasi strategi. Secara sederhana, dapat
diartikan formulasi strategi untuk memutuskan apa yang dilakukan
dan implementasi strategi yang melakukannya.
Dalam formulasi strategi, perusahaan menetapkan tujuan
dan rencana strategis yang akan memimpin kepada pencapaian
tujuan-tujuan tersebut. Dalam formulasi strategi internasional,
manajer mengembangkan, memperhalus, dan menyetujui dimana
pasar yang akan mereka masuki atau keluar dan bagaimana cara
yang balik baik untuk berkompetisi di masingmasing pasar
tersebut. Dalam implementasi strategi, perusahaan mengembangkan taktik untuk mencapai strategi internasional yang telah
dirumuskan. Implementasi strategi biasanya dicapai melalui desain
organisasi, pekerjaan karyawan, dan sistem pengendalian dan
prosesnya.
Setiap proses perencanaan strategis unik, namun ada
sebuah set langkah-langkah umum yang biasanya manajer ikuti
dalam pengembangan strtategi mereka.
Manajemen Strategik
155
1. Membuat pernyataan Misi, yang mengklarifikasi tujuan
organisasi, nilainilai, dan arah perusahaan. pernyataan misi
biasanya digunakan sebagai jalan untuk berkomunikasi dengan
internal dan eksternal constituents dan stakeholders mengenai
arah strategis perusahaan. Dalam langkah ini, perusahaan
mendefinisikan nilai-nilai perusahaan, tujuan dan arah
perusahaan.
2. Melakukan Analisis SWOT. SWOT terdiri dari Strengths
(Kekuatan),
Weaknesses
(Kelemahan),
Opportunities
(Peluang), dan Threats (Ancaman). Sebuah perusahaan secara
tipikal memulai analisis SWOT nya dengan melakukan
environmental scan, pengumpulan data yang sistematis
terhadap seluruh elemen dari lingkungan perusahaan, baik itu
lingkungan internal maupun lingkungan eksternal, termasuk
pasar-pasar, isu-isu peraturan, tindakan pesaing, biaya
produksi, dan produktivitas tenaga kerja. Ketika anggota dari
staf perencanaan mengamati terhadap lingkungan eksternal,
mereka berusaha untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman
yang dihadapi oleh perusahaan. Mereka memperoleh data
mengenai ekonomi, keuangan, politik, hukum, sosial, dan
perubahan kompetitif di dalam beberapa pasar yang ingin
dijalani oleh perusahaan atau yang mungkin ingin dijalani oleh
perusahaan. Dalam melakukan analisa SWOT, manajer strategi
perusahan juka harus melakukan analisa lingkungan internal
perusahaan, yaitu keunggulan dan kelemahan perusahaan.
Kekuatan organisasi adalah skills, sumber daya, dan
keunggulan lainnya yang dimiliki relatif dimiliki oleh
perusahaan dibandingkan dengan pesaingnya. Kelemahan
organisasi dapat menggambarkan kekurangan dari skills,
sumberdaya, atau faktor-faktor lainnya menghalangi kompetisi
perusahaan. Hal ini dapat berupa jaringan distribusi yang buruk
diluar home market, relasi tenaga kerja yang buruk, kurangnya
kemampuan manajer internasional, atau kurangnya usaha
pengembangan produk dibandingkan dengan pesaing.
3. Membuat Tujuan Strategis. Tujuan Strategis adalah tujuan
besar perusahaan yang ingin dicapai perusahaan melalui
pengejaran terhadap sebuah tindakan tertentu. Mengekpolitasi
keunggulan perusahaan dan peluang lingkungan, menetralisir
ancaman eksternal dan mengatasi kelemahan perusahaan. 4.
Mengembangkan Tactical Goals dan Plans. Di tahap ini,
perusahaan merancang cara untuk mencapai tujuan stratejik
156
Manajemen Strategik
dan untuk membimbing kegiatan sehari-hari perusahaan 5.
Mengembangkan kerangkan pengendalian. Perusahaan
merumuskan sistem dan proses manajerial dan perusahaan
yang dapat menjaga perusahaan bergerak menuju tujuan
strategis. Dalam membentuk strategi perusahaan yang
beroperasi secara internasional, terdapat 3 level strategi yang
dapat ditempuh oleh perusahaan. 3 level strategi internasional
tersebut antara lain corporate strategy, business strategy, dan
functional strategy. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai 3
level strategi internasional tersebut :
a. Corporate strategy merupakan sebuah strategy yang
lingkupnya adalah perusahaan secara keseluruhan dan arah
perusahaan dan cara operasi bisnis berbagai perusahaan
bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Corporate
strategy sendiri dibagi lagi menjadi 3 macam yaitu :
1) Single Business Strategy Perusahaan bergantung pada
satu jenis produk atau jasa saja. Contoh perusahaan yang
menerapkan ini adalah Dell yang hanya memproduksi
laptop dalam operasi bisnisnya. Kelemahan dari strategi
ini adalah perusahaan menjadi rentan akan tekanan
kompetisi. Karena perusahaan hanya bergantung pada
satu lini bisnis. Namun dengan hanya terdapat satu lini
bisnis, perusahaan dapat lebih fokus dan mengerahkan
seluruh sumber dayanya pada lini bisnis tersebut.
2) Related Diversification Perusahaan beroperasi dalam
beberapa bisnis yang berbeda namun tiap lini bisnisnya
saling terkait. Contoh perusahaan yang menerapkan ini
adalah Disney. Seperti yang kita ketahui Disney
memproduksi film-film kartun, namun disamping itu dia
juga menjalankan bisnis taman bermain dengan berbagai
macam karakter kartun produksinya di tampilkan pada
wahana-wahana yang ada. Selain itu, terdapat juga
merchandise-merchandise tokoh kartun produksinya.
Kelebihan dari strategi ini, perusahaan akan lebih tahan
dari kompetisi dibandingkan dengan single business
strategy. Namun, jatuhnya salah satu bisnis dapat
berdampak pada lini bisnis lainnya.
3) Unrelated Diversification Perusahaan beroperasi di
beberapa bisnis yang tidak terkait satu sama lain. Contoh
perusahaan yang menerapkan strategi ini adalah GE.
Keuntungan yang bisa didapat dengan menggunakan
Manajemen Strategik
157
strategi ini adalah perusahaan jadi menjadi jauh lebih
kuat dari tekanan kompetisi yang ada. Selain itu, apabila
terdapat lini bisnis yang dirasa kurang menguntungkan,
mudah bagi perusahaan untuk menyingkirkan lini bisnis
tersebut. Namun, kekurangan dari strategi ini adalah sulit
untuk mengkoordinasikan perusahaan karena lini-lini
bisnis yang ada tidak saling terkait.
b. Business strategy merupakan seni, ilmu pengetahuan, dan
kerajinan dalam merumuskan, melaksanakan dan
mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang akan
memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuan jangka
panjang. Business strategy juga terbagi menjadi 3 yaitu :
1) Differentiation
Perusahaan
memutuskan
untuk
meyakinkan konsumen melalui imagenya bahwa produk
yang mereka produksi unik dibandingkan dengan produk
dari perusahaan lain.
2) Overall cost leadership Perusahaan memfokuskan pada
efisiensi operasi dengan tingkat yang tinggi sehingga
perusahaan dapat menekan biaya dan menjual produknya
dengan harga yang paling murah dibandingkan dengan
produk perusahaan lain
c. Focus Perusahaan mengerahkan tenaga untuk menyajikan
suatu produk pada konsumen pada area tertentu sehingga
perusahaan terfokus pada area tersebut.
4. Functional strategy merupakan startegi perusahaan untuk dapat
mengelola fungsi-fungsinya yang berbeda satu sama lain yaitu
finance, marketing, operation human resource dan RnD
miliknya agar dapat selaras untuk dapat berjalan sesuai dengan
strategi bisnis perusahaan
9.4 Strategi Tingkat Perusahaan Internasional
Strategi tingkat perusahaan internasional memusatkan
perhatian pada ruang lingkup kegiatan operasi, baik untuk
diversifikasi produk maupun diversifikasi geografis. Strategi
tingkat perusahaan internasional diperlukan ketika perusahaan
beroperasi dalam industri majemuk dan dalam bebagai wilayah
atau negara.
Strategi ini diarahkan oleh unit kantor pusat, dan bukan
oleh para manajer bisnis atau negara. Tiga strategi negara tersebut
adalah strategi domestik majemuk, global, dan transnasional.
1. Strategi Multidomestik
158
Manajemen Strategik
Adalah sebuah strategi yang keputusan-keputusan
strategis dan operasinya didesentralisasikan ke unit-unit bisnis
strategis di setiap negara untuk menyesuaikan produk-produk
ke pasar lokal. Sebuah strategi domestik majemuk fokus pada
persaingan yang terjadi dalam setiap negara. Strategi ini
mengasumsikan bahwa pasar-pasar tersebut berbeda dan oleh
karenanya disegmentsikan menurut batas-batas negara.
Kebutuhan dan keinginan, kondisi industri (misal, jumlah dan
tipe pesaing), struktur hukum dan politik, dan norma-norma
sosial bervariasi di setiap negara. Strategi ini memberikan
peluang untuk memproduksi produk berdasarkan pesanan
untuk memenuhi kebutuhan dan pilihan spesifik dari pelanggan
lokal. Oleh karena itu, mereka harus mampu memaksimalkan
daya tanggap kompetitif perusahaan terhadap kebutuhan khas
di setiap pasar. Penggunaan strategi ini dapat memperluas
pangsa pasar lokal perusahaan karena perhatian yang
diperhatikan kepada klien-klien lokal. Namun demikian
strategi ini juga banyak memberikan ketidakpastian bagi
perusahaan secara keseluruhan. Karena perbedaanperbedaan
lintas pasar dan karenanya diterapkan strategi yang berbeda
untuk setiap unit negara lokal. Strategi ini banyak diterapkan
oleh perusahaanperusahaan multinasional Eropa karena
beragamnya pasar dan budaya yang terdapat di Eropa.
2. Strategi Global
Strategi global mengasumsikan produk-produk yang
lebih distandarisasi dan kontrol oleh kantor pusat. Akibatnya,
strategi kompetitif disentaralisasi dan dikontrol oleh kantor
pusat. Unit-unit bisnis strategis yang beroperasi di setiap
negara diasumsikan saling tergantung (interdependent), dan
kantor pusat berusaha untuk menyatukan bisnis-bisnis yang
tersebar di negara-negara tersebut. Oleh karena itu, strategi ini
menawarkan produkproduk standar ke berbagai pasar di
negara-negara yang berbeda dan strategi kompetitif ini
ditentukan oleh pusat. Jadi strategi global menekankan pada
skala ekonomi dan menawarkan lebih banyak peluang untuk
mendayagunakan inovasi yang dikembangkan pada tingkat
perusahaan atau dalam sebuah negara atau di pasar-pasar
lainnya. Strategi global memiliki resiko yang rendah, tetapi
dapat melewatkan peluang-peluang yang tumbuh di pasar-pasar
lokal, baik karena pasar-pasar itu tidak menunjukkan adanya
peluang atau karena peluang-peluang itu mengharuskan
Manajemen Strategik
159
produk-produk tersebut disesuaikan pada pasar lokal.
Akibatnya srategi ini tidak responsive terhadap pasar-pasar
lokal dan sulit dikelola karena kebutuhan untuk
mengkoordinasi strategi-strategi tersebut dan mengoperasikan
keputusan lintas negara. Akibatnya, pencapaian kegiatan
operasi yang efisien perlu berbagi sumber daya dan penekanan
diberikan pada koordinasi dan kerjasama antar unit di lintas
negara tersebut. Strategi ini banyak diterapkan oleh
perusahaan-perusahaan Jepang.
3. Strategi Transnasional
Strategi ini berusaha mencapai efisiensi global sekaligus
daya tanggap lokal. Mewujudkan kedua tujuan ini tidak mudah.
Tujuan yang satu menuntut ditutupnya koordinasi global,
sementara yang lain memerlukan fleksibilitas lokal. Oleh
karenanya diperlukan koordinasi fleksibel‖ yang diyakini dan
disepakati bersama. Segi positif dari penerapan strategi ini
adalah seringkali menghasilkan kinerja yang lebih tinggi
daripada strategi multidomestik dan strategi global. Walaupun
sulit diterapkan, penekanan pada kebutuhan efisiensi global
semakin meningkat ketika semakin banyak industri yang
mengalami persaingan global. Selain itu, persyaratan lokal juga
meningkat: barang-barang dan jasa global seringkali
memerlukan standar tertentu untuk memenuhi peraturan
pemerintah di negara tertentu atau untuk memenuhi cita rasa
dan pilihan pelanggan. Juga sebagian besar perusahaan
multinasional yang ingin mencapai koordinasi tertentu dan
berbagi pemakaian sumber daya lintas pasar negara, menjaga
supaya biayabiaya mereka tetap rendah.
4. Regionalisasi
Lokasi sebuah perusahaan dapat mempengaruhi daya
saing strategisnya. Perusahaan harus memutuskan apakah akan
bersaing di semua pasar dunia atau fokus pada wilayah
tertentu. Keuntungan dari bersaing di semua pasar terpusat
pada penghematan yang dapat dicapai karena ukuran pasar
yang dikombinasikan. Namun, jika perusahaan tersebut
bersaing
dalam
industri-industri
pada
pasar-pasar
internasionalnya yang sangat berbeda, perusahaan tersebut
akan menyempitkan fokusnya pada wilayah dunia tertentu.
Dengan melakukan ini, perusahaan dapat memahami secara
baik tentang budaya, hukum dan norma sosial, serta faktorfaktor lainnya yang penting bagi persaingan efektif di pasar160
Manajemen Strategik
pasar tersebut. Misal, sebuah perusahaan fokus pada kawasan
Timur Tengah daripada Eropa dan Asia. Perusahaan tersebut
juga dapat memilih wilayah dunia yang memiliki kemiripan
dalam pasar dan dengan hal tersebut koordinasi dan pemakaian
sumber daya lebih dimungkinkan. Dengan demikian
perusahaan dapat memahami pasar tempatnya bersaing dengan
lebih baik.
Terdapat banyak cara untuk memasuki sebuah pasar baru.
Berikut ulasan mengenai cara-cara yang dapat ditempuh
perusahaan untuk memasuki pasar baru :
1. Exporting
Perusahaan tidak memproduksi barang atau jasa pada
negara yang menjadi pasar barunya. Namun perusahaan
memasuki pasar baru tersebut dengan cara mengirimkan
produk atau jasa dari negara home countrynya. Keuntungan
yang didapatkan melalui cara ini adalah perusahaan dapat
mengontrol tekanan financial yang terjadi pada host country
karena perusahaan dapat masuk dan keluar dari pasar tersebut
dengan bebas karena tidak terdapat asset yang besar yang
ditanam pada negara host country. Selain itu, apabila
perusahaan memiliki target di masa depan mengenai pasar ini,
ekspor dapat menjadi sebuah jalan bagi perusahaan untuk
memasuki pasar baru tersebut secara berangsur-angsur.
Terdapat motivasi yang mendorong perusahaan untuk mau
melakukan ekspor ke dalam sebuah negara. Yaitu motivasi
proaktif dan juga motivasi reaktif. Motivasi proaktif
merupakan hal-hal yang dapat menarik perusahaan untuk
masuk ke dalam sebuah pasar. Yaitu karena adanya
kesempatan pada negara tersebut. Selanjutnya motivasi reaktif
adalah hal-hal yang mendorong perusahaan untuk masuk ke
dalam pasar baru tersebut. Yaitu biasanya didorong dengan
adanya penurunan dalam pasar domestic sehingga mendorong
perusahaan untuk mencari pasar yang baru. Dalam melakukan
ekspor, terdapat 3 bentuk aktivitas dalam ekspor yaitu :
a. Indirect Exporting
Menjual barang atau jasa ke konsumen domestik untuk baik
selanjutnya diproduksi menjadi barang lain yang akan
diekspor ke negara lain maupun untuk dijual kembali secara
langsung ke negara lain tanpa adanya produksi lebih lanjut
b. Direct Exporting
Manajemen Strategik
161
Menjual barang atau jasa kepada konsumen akhir maupun
distributor di luar negri.
c. Intracorporate Transfers
Menjual barang atau jasa kepada perusahaan yang terafiliasi
dengan perusahaan di luar negri
2. Internasional Licensing
Cara lain untuk masuk ke pasar luar negeri adalah
melalui licensing, yaitu sebuah perusahaan yaitu licensor, melease hak untuk menggunakan property intelektualnya
teknologi, metode kerja, paten, copyrights, brand, atau
trademarks kepada perusahaan lain yang disebut licensee,
dengan balasan berupa fee. Penggunaan licensing ini banyak
dipengaruhi oleh peraturan pada host country. Perusahaan tidak
direkomendasikan menggunakan licensing di negara yang
mempunyai perlingdungan lemah terhadap propoerti
intelektual, karena ada banyak kesulitan untuk membuat
perjanjian licensing dalam host country. Selain itu, penggunaan
licensing juga dapat didukung oleh kebijakan tariff yang tinggi
dan NTB, yang dapat menarik untuk melakukan impor, atau
dengan pelarangan host country terhadap FDI. Licensing
adalah metode yang popular untuk masuk ke pasar luar negeri
karena ia menggunakan biaya yang kecil (little out-of-pocket).
Perusahaan telah lebih dulu mengeluarkan biaya untuk
mengembangkan property intelektual untuk di-license, lalu
pemasukan yang didapat melalui perjanjian licensing juga
langsung diterima perusahaan. Licensing juga memberikan
keuntungan locational untuk produksi luar negeri tanpa adanya
kewajiban hak milik, managerial, atau investasi. Licensing
adalah elemen yang penting dalam strategi untuk banyak
perusahaan internasional. Misalnya saja perusahaan Nintendo.
Perusahaan ini memproduksi video game consoles dan games.
Ia juga banyak me-license perusahaan di seluruh dunia untuk
mendesain, dan untuk memperoduksi games yang digunakan di
game console-nya. Sebagai bagian dari perjanjian licensing,
Nintendo memberikan para desainer game bagaimana
spesifikasi teknis agar console-nya bekerja. Perusahaan
kemudian mendesain game dan membayar Nintendo untuk
memproduksi game tersebut. Melalui licensing, Nintendo tidak
hanya mendapat penerimaan, tetapi juga mendukung
pengembangan akan video games baru, yang kemudian akan
meningkatkan permintaan atas game console-nya. Perjanjian
162
Manajemen Strategik
yang sama banyak digunakan untuk perusahaan yang juga
bergerak di bidang video game dan software.
3. Internasional Franchising
Salah satu metode yang juga popular untuk
menginternasionalisasi‖ bisnis yaitu franchising, sebuah bentuk
spesial dari licensing. Franchising memperbolehkan franchisor
untuk mendapat kontrol lebih kepada licenseenya dan
memberikan lebih banyak bantuan dari franchisor kepada
franchise
dibandingkan
hubungan
licensor-licensee.
International franchising adalah bentuk yang paling cepat
berkembang diantara aktivitas bisnis global saat ini. Perjanjian
franchising yaitu adanya suatu pengusaha atau perusahaan
independen yang bernama franchisee, untuk mengoperasikan
bisnis bisnis atas nama pihak lain yaitu franchisor, dengan
imbalan berupa fee. Franchisor memberikan franchisee:
trademark, sistem operasi, dan reputasi produ, juga dukungan
jasa seperti advertising, pelatihan, reservation service (untuk
operasi hotel), dan program quality assurance.
4. Kontrak Manajemen
Kontrak manajemen adalah perjanjian dimana satu
perusahaan memberikan bantuan manajerial, ahli teknisi, atau
jasa spesialisasi lainnya kepada perusahaan kedua untuk
sebuah agreed-upon dengan imbalan berupa kompensasi uang.
Untuk jasa ini perusahaan pertama akan menerima sebuah flat
fee atau sesuai presentase penjualan. Kontrak manajemen juga
menspesifikasi bonus kinerja yang berdasarkan profitability,
pertumbuhan penjualan, atau ukuran kualitas. Kontrak
manajemen juga memberikan tambahan penghasilan bagi
perusahaan tanpa adanya resiko atas investasi atau obligasi.
Contohnya, anak perusahaan dari Hilton Hotels, memberikan
manajemen hotel dan reservation service kepada hotel yang
menggunakan logo Hilton namun tidak dimiliki oleh Hilton.
5. Kontrak Manufaktur
Kontrak manufaktur digunakan bagi perusahaan, baik
besar maupun kecil, yang meng-outsource banyak dari
kebutuhan manufakturnya kepada perusahaan lain. Strategi ini
mwngurangi sumber daya finansial dan manusia yang
dibutuhkan untuk memprodukti barangnya. Dengan
menggunakan pendekatan ini, bisnis internasional dapat fokus
dalam bagian kompeten dalam value chain-nya dan mendapat
keuntungan dari locational advantage melalui produksi di host
Manajemen Strategik
163
country. Tetapi, mereka juga memberikan kontrol atas proses
produksi, yang mana dapat menimbulkan masalah kualitas atau
masalah mengejutkan lainnya.
6. Investasi Langsung (Foreign Direct Investment)
Ekspor, licensing, franchising, dan strategi spesialisasi
telah mendiskusikan mengenai bagaimana perusahaan
menginternasionalisasikan‖ bisnisnya tanpa berinvestasi di
pabrik atau fasilitas luar negeri. Akan tetapi, banyak
perusahaan yang lebih ingin untuk masuk ke pasar
internasional melalui hak milik dan kontrol atas asset di host
country. Perusahaan lain akan lebih dulu mengestablishkan
dirinya dalam pasar luar negeri melalui ekspor, licensing,
franchising, atau kontrak manufaktur. Setelah mendapat
imformasi dan keahliam untuk beroperasi dalam host country,
maka mereka akan mengekspansi pasarnya melalui hak milik
atas fasilitas produksi atau distribusi. FDI memberikan
perusahaan sebuah kontrol yang lebih banyak atas operasi
bisnis internasionalnya, juga potensi profit yang lebih tinggi.
Kontrol adalah elemen yang penting bagi prusahaan bila ia
mau mengkoordinasikan aktivitas anak perusahaannya di luar
negeri untuk mencapai sinergi stategis, atau bila ia berpikiran
bahwa kontrol adalah penting untuk dapat mengeksploitasi
potensi ekonomis dari teknologi, manufaktur, atau properti
intelektual. FDI juga menguntungkan apabila konsumer di host
country lebih senang berurusan dengan pabrik lokal. Banyak
perusahaan dan pemerintah berpartisipasi dalam program yang
lebih mengutamakan produk lokalnya untuk mempromosikan
ekonomi di negaranya. Banyak purchasing managers mengakui
bahwa produksi lokal memberikan supply yang lebih stabil,
jasa yang cepat, dan komunikasi yang lebih baik. Di sisi lain,
FDI memberikan perusahaan lebih banyak resiko ekonomi dan
politik, juga kemungkinan jatuhnya nilai perusahaan akibat
perubahan exchange rate. Keputusan perusahaan untuk
melakukan FDI juga banyak dipengaruhi oleh aturan
pemerintah. Host country dapat saja menghambat FDI melalui
kontrol langsung atas modal luar negerinya, melarang
pembelian atas perusahaan lokal oleh luar negeri, atau
pelarangan pembagian dividen dan modal; home countries
dapat mempromosikan FDI melalui cara seperti asuransi atas
resiko politik. Perusahaan yang menggunakan FDI juga harus
mengikuti standar dalam mengolah, mengoperasikan, dan
164
Manajemen Strategik
mem-finance anak perusahaan luar negerinya sendiri saat
menghadapi hambatan perbedaan dalam bidang politik, legal,
mapupun budaya.
7. Patungan
Patungan (joint ventures): kerja sama bisnis dimana satu
atau lebih perusahaan bergabung bersama untuk mendirikan
beberapa jenis operasi. Dapat dilakukan antara dua TNC, suatu
TNC dengan pemerintah, atau suatu TNC dengan pelaku bisnis
lokal. Bila lebih dari dua pihak disebut konsorsium.
8. Cabang Yang Dimiliki Penuh
Dengan mendirikan cabang di luar negeri yang dimiliki
penuh, perusahaan dapat menjaga kontrol menyeluruh terhadap
pemasaran, penentuan harga, keputusan produksi, dan
mempertahankan kelebihan teknologi. Perusahaan berhak
memperoleh 100% laba yang dihasilkan oleh cabangnya di luar
negeri. Dalam mendirikan cabang, perusahaan dapat memilih:
mengakuisisi perusahaan yang telah berjalan, atau mendirikan
pabrik sendiri.
9. Operasi Global
Bila dunia semakin berkembang menjadi pasar global di
mana produk menjadi standar di semua budaya, maka
perusahaan dapat memproduksi dan menjual produk yang
dapat diandalkan dengan biaya yang murah di seluruh dunia.
Contoh: Levi-Strauss, PepsiCo, dan Coca Cola.
10.Investasi Portofolio
Investasi dalam bentuk surat-surat berharga yang dapat
diperjualbelikan di pasar internasional seperti uang, obligasi,
surat dagang, sertifikat deposito, dan saham; investasi dalam
rekening bank di luar negeri atau pinjaman luar negeri. Alasan
untuk melakukan diversifikasi portofolionya di berbagai pasar
dan lokasi, untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi,
menghindari risiko politik, dan berspekulasi di pasar valuta
asing.
9.5 Internasionalisasi Bisnis
Motivasi
• Teori Pasar Tidak Sempurna
Masing-masing negara mempunyai sumber daya yang berbeda
dalam memproduksi suatu barang
Manajemen Strategik
165
• Teori Keunggulan Komparatif
Negara atau perusahaan dianjurkan untuk melakukan
spesialisasi produksi dan ekspor pada produk yang mempunyai
keunggulan komparatif dan mengimpor produk yang tidak
mempunyai keunggulan komparatif
• Teori Siklus Produk
Perkembangan hidup suatu produk mengikuti siklus: masa
awal, masa pertumbuhan, masa kematangan, masa proses
penurunan Memperoleh Keunggulan Kompetitif Di Pasar
Global
• Mengurangi Biaya vs Adaptasi pada Pasar Lokal
• Tiga Strategi Internasional:
- Strategi Global
Menekankan pada skala ekonomi dengan produk dan jasa
yang terstandardisasi dan tersentralisasi pada operasi di
beberapa lokasi
- Strategi Multidomestik
Menekankan pada diferensiasi produk dan jasa untuk dapat
beradaptasi dengan pasar lokal
- Strategi Transnasional
Mencoba mengoptimalisasi trade-off antara efisiensi, adaptasi
lokal, dan pembelajaran
Go Internasional
Suatu perusahaan yang bermaksud melakukan ekspansi
usahanya ke luar negeri dapat menempuh beberapa alternatif
metode sebagai berikut:
1. Ekspor
Aktivitas ekspor adalah bentuk keterlibatan perusahaan
dalam bisnis internasional yang paling sederhana. Perusahaan
menggunakan kapasitas produksi domestic yang dimilikinya
untuk produksi, distribusi, administrasi dan mengalokasikan
sejumlah tertentu produksi dalam negerinya untuk pasar luar
negeri.
Dalam praktik, suatu perusahaan dapat menjadi eksportir
langsung/tidak langsung. Sebagai eksportir langsung,
perusahaan tersebut melayani seluruh tahap ekspor dari
penjualan hingga pengiriman barang. Sebagai eksportir tidak
langsung, eksportir menyewa seseorang/perusahaan lain untu
mempermudah perdagangan. Mekanisme aktivitas ekspor
memerlukan hal-hal berikut ini:
166
Manajemen Strategik
- Izin dari pemerintah dalam negeri
- Jaminan transportasi yang dapat dipercaya dan asuransi
transit
- Dipenuhinya persyaratan-persyaratan yang diminta negara
pengimpor.
Salah Satu perusahaan yang melakukan kegiatan ekspor
yaitu PT Taman Delta Indonesia. PT Taman Delta Indonesia
melakukan kegiatan ekspor terutama ekspor kopi ke
masyarakat Timur Tengah tiap tahunnya. Selama ini ekspor
kopi perusahaannya masih banyak tertuju ke Jepang dan
Amerika Serikat. Perusahaan memiliki kapasitas produksi 25
ribu ton per tahun dan setiap tahun rata-rata ekspor delapan
ribu hingga 10 ribu ton. Sejak tahun 2009 sejumlah pengusaha
Dubai mulai intens ingin terus melakukan kontak dagang dan
ingin impor kopi dari Indonesia. Adanya permintaan impor
kopi dari Dubai ini membuktikan bahwa kopi asal Indonesia
makin dikenal dan mampu bersaing dengan kopi dari negara
lain. Ekspor kopi nasional selama Januari-Desember 2009
mencapai 775,11 juta dolar AS atau memberikan kontribusi
0,89 persen terhadap ekspor nonmogas nasional. Provinsi Jawa
Tengah, merupakan salah satu sentra penghasil kopi dan
terdapat beberapa eksportir yang aktif melakukan kegiatan
ekspor.
Di dalam metode menembus pasar internasional lain,
ekspor memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan
diantaranya:
Kelebihan ekspor:
- Resiko yang ditimbulkan kecil, meningkatnya penjualan
dan mengurangi stok perusahaan
- Eksportir tidak terlibat dalam masalah yang berkaitan
dengan iklim usaha diluar negeri
- Melakukan ekspor merupakan cara mudah untuk
mengidentifikasi potensi pasar dan memperkenalkan merk
dagang
Kekurangan ekspor:
- Melakukan ekspor relatif lebih mahal dibanding metode lain
dilihat dari per unit biaya terutama biaya-biaya, komisi, bea
ekspor, pajak, transportasi dan juga karena kesalahan yang
sering dilakukan oleh pemula
Manajemen Strategik
167
-
Ekspor kurang dapat digunakan sebagai alat penetrasi pasar
yang optimal karena pengepakan/promosi yang kurang
digarap dengan benar
- Tambahan pangsa pasar dapat hilang bila pesaing local
menjiplak barang/jasa yang ditawarkan eksportir.
2. Lisensi
Melalui lisensi, suatu perusahaan pemberi lisensi
menghibahkan beberapa hak kepada perusahaan asing, yang
meliputi pemberian hak untuk memproses, hak paten, program,
merk, hak cipta/keahlian. Mattel merupakan perusahaan yang
memiliki lisensi untuk produk Barbie. Boneka yang telah
menjadi inspirasi fashion dan bidaya ini terus melakukan
ekspansi dan menghasilkan 45 produk konsumen seperti
pakaian, dekorasi rumah, kecantikan, fashion, aksesoris, dan
elektronik. Selain Barbie, Mattel juga memiliki lisensi untuk
produk kendaraan mainan, Hot Wheels, yang banyak dibeli
oleh konsumen berbagai usia. Di dalam metode menembus
pasar internasional, lisensi memiliki beberapa kelebihan dan
kekurangan diantaranya:
Kelebihan lisensi:
- Pemberi lisensi menerima tambahan keuntungan dibanding
hanya terpaku pada suatu proses/metode didalam negeri
- Dapat memperluaas siklus hidup produk perusahaan
- Perusahaan pemberi lisensi sering mengalami peningkatan
penjualan atas penggantian suku cadang diluar negeri
- Bagi perusahaan penerima lisensi akan mendapat hak
memproses teknologi, yang pada gilirannya mengurangi
biaya riset dan pengembangan
Kekurangan lisensi:
- Membatasi kesempatan mendapat keuntungan dimasa depan
karena hak khusus perusahaan diperluas sampai periode
tertentu
- Dengan memberikan hak kepada perusahaan lain,
perusahaan pemberi lisensi kehilangan control terhadap
kualitas produk dan proses, penyalahgunaan kekayaan, dan
bahkan perlindungan terhadap reputasi perusahaan.
3. Franchising/waralaba
Menurut Asosiasi Franchise Indonesia, yang dimaksud
dengan waralaba ialah suatu sistem pendistribusian barang atau
jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik mereka
(franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan
168
Manajemen Strategik
untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, system,
prosedur, dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya
dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu.
Franchising hampir sama dengan lisensi. Bedanya, selain
menghibahkan izin penggunaan nama, proses, metode, atau
merk, perusahaan membantu penerima franchise dalam operasi
dan atau pasok bahan mentah.
Contoh perusahaan pemberi franchise adalah perusahaan
jasa dan restoran, khususnya fast food dan minuman ringan
seperti McDonald, Kentucky Fried Chicken, Pizza Hut.
Adapun kelebihan dan kelemahan dari franchising,
adalah sebagai berikut:
Kelebihan:
a. Manajemen bisnis telah terbangun
Bisnis waralaba memberikan keuntungan untuk berbisnis di
bawah bendera bisnis lain yang sudah memiliki reputasi
yang bagus. Ide, penamaan dan manajemen suatu bisnis
telah diuji coba sebelumnya dan siap untuk di
implementasikan pada lokasi yang baru.
b. Sudah dikenal masyarakat
Pemasaran bisnis waralaba cenderung lebih mudah, karena
bisnis sebelumnya lebih terdahulu di kenal masyarakat.
Dengan kata lain, biaya dan tenaga yang diperlukan untuk
membangun reputasi bisnis tersebut jauh lebih sedikit
dibandingkan dengan membangun bisnis baru.
c. Manajemen finansial yang lebih mudah
Investor cenderung lebih suka untuk memberikan modal
pada bisnis yang telah kokoh dari segi finansial dan jaringan
pemasaran. Dengan menggunakan bisnis waralaba, sistem
manajeman finansial telah di tetapkan oleh pemilik
waralaba utama, sehingga kita tidak perlu dipusingkan lagi
dengan manajemen finansial seperti membangun bisnis
baru.
d. Kerjasama bisnis telah terbangun
Orang yang membeli waralaba bisa mendapatkan
keuntungan kerjasama yang telah terbangun sebelumnya
oleh pemilik waralaba. Contohnya kerjasama dengan
pemasok bahan baku, pihak periklanan dan juga pemasaran.
e. Dukungan dan keamanan yang lebih kuat
Pemilik waralaba biasanya akan memberikan pelatihan
seperti manajemen finansial, pemasaran, periklanan dan lain
Manajemen Strategik
169
lain. Hal-hal seperti ini biasanya sudah termasuk dalam
paket pembelian waralaba.
f. Bisa mendapat untung lebih besar
Banyak orang berpikir bahwa keuntungan dari bisnis
waralaba adalah mendapatkan keuntungan lebih besar
karena brand telah dikenal banyak orang. Tapi pada
kenyataannya, hal ini tidak selalu terjadi. Biaya yang
dikeluarkan oleh pembeli waralaba kepada pihak pemilik
waralaba tentunya dipotong dari keuntungan yang didapat.
Pembeli waralaba akan mendapatkan banyak kemudahan di
saat-saat awal usaha, tapi untuk jangka panjang, para
pemilik waralaba kadang menemukan bahwa memulai
bisnis sendiri mungkin akan jauh lebih menguntungkan.
Kekurangan:
a. Kurang kendali
Salah satu kekurangan dari bisnis waralaba adalah
kurangnya kendali dari pembeli waralaba terhadap
bisnisnya sendiri, karena semua sistem telah ditentukan oleh
pemilik waralaba. Sehingga ruang gerak pembeli waralaba
sangat terbatas. Ide-ide untuk berkreatifitas pun terkadang
tidak bisa diaplikasikan, karena adanya perjanjianperjanjian khusus.
b. Sangat terikat dengan supplier
Untuk mendapatkan keuntungan yang mencukupi, tentunya
setiap pengusaha menginginkan modal yang kecil. Salah
satu caranya adalah mencari supplier yang murah. Dengan
menggunakan sistem waralaba, pihak pemasok barang pun
telah ditentukan. Sehingga kita tidak bisa memilih lagi
supplier yang lebih murah.
c. Ketergantungan pada reputasi waralaba lain
Salah satu kekurangan terbesar dari waralaba adalah
tergantungnya reputasi waralaba terhadap waralaba yang
lain. Jika waralaba yang lain melakukan kesalahan yang
mengakibatkan rusaknya reputasi, maka hal ini juga akan
mempengaruhi waralaba yang anda kelola.
d. Biaya waralaba
Pihak pemilik waralaba akan mengajukan biaya awal untuk
membeli perjanjian waralaba. Kemudian biaya lanjutan
untuk pelatihan dan dukungan bagi para pembeli waralaba.
e. Pemotongan keuntungan
170
Manajemen Strategik
Pembeli waralaba di haruskan untuk membayar royalti dari
sejumlah keuntungan yang didapatkan. Jika keuntungan
yang didapatkan sedikit, berarti keuntungan tersebut akan
dipotong untuk menutupi biaya ini.
4. Kontrak manajemen
Kontrak manajemen terjadi bila suatu perusahaan
menyewakan keahlian / pengetahuannya kepada pemerintah /
perusahaan luar negeri dalam bentuk orang yang datang kepada
pemerintah/perusahaan dan mengelola kepentingan mereka.
Adapun kelebihan dan kelemahan dari kontrak
manajemen, adalah sebagai berikut:
Kelebihan:
a. Memfokuskan sumber daya perusahaan pada bidang
keahliannya
b. Keterpaparan finansial yang minim
Kelemahan:
a. Tingkat kembalian terbatas pada kontrak
b. Dapat pula secara tidak sengaja mentransfer pengetahuan
dan teknik mengenai kepemilikan ke pihak yang dikontrak
5. Kontrak manufacture
Dalam kontrak manufaktur, TNC melakukan kontrak
dengan mitra lokalnya dalam jasa manufaktur. Sehingga
kontrak ini dapat dikatakan semacam itegrasi vertical. Adapun
kelebihan dan kelemahan dari kontrak manajemen, adalah
sebagai berikut:
Kelebihan:
a. Risiko finansial rendah
b. Memperkecil sumber daya yang dipakai dalam proses
manufaktur
c. Memfokuskan sumber daya perushaaan pada elemen lain
dalam rantai nilai (value chain)
Kelemahan:
a. Pengendalian yang berkurang (dapat memengaruhi kualitas,
jadwal pengiriman)
b. Mengurangi potensi pembelajaran
6. Investasi langsung
Bila suatu perusahaan melakukan investasi secara
langsung dari luar negeri berarti benar-benar membuat
komitmen atas modal, orang dan kekayaan melampaui batas
wilayah negaranya. Investasi asing dapat berupa:
Manajemen Strategik
171
a. Patungan
b. Mendirikan cabang yang dimiliki penuh
Alasan investasi:
a. Memperoleh akses terhadap pasar yang lebih besar
b. Mengambil keuntungan atas perbedaan biaya di pasar luar
negeri
c. Sebagai strategi bertahan untuk menghadapi gerakan
pesaing utamanya atau untuk mengikuti market leader yang
memasuki pasar baru
7. Patungan (Joint Venture)
Patungan adalah kerjasama bisnis dimana satu atau lebih
perusahaan bergabung bersama untuk mendirikan beberapa
jenis operasi. Kerja sama bisnis dimana satu atau lebih
perusahaan bergabung bersama untuk mendirikan beberapa
jenis operasi. Lombok Tourism Development Corporation
(LTDC) merupakan joint venture antara PT Perusahaan
Pengelolaan Aset (PPA) dan Bali Tourism Development
Corporation (BTDC) dari pihak Indonesia dengan Emaar
Properties dari pihak Arab. LTDC bertempat di Indonesia.
Adapun kelebihan dan kekurangan dari joint venture, adalah
sebagai berikut:
Kelebihan:
a. Dengan patungan, dapat meningkatkan pertumbuhan dan
akses ke pasar baru sekaligus menghindari tarif dan pajak
yang berlebihan.
b. Dapat menetralisasi persaingan yang ada dan potensial,
sekaligus melindungi perusahaan dari risiko dinasionalisasi
karena pemerintah lokal berkepentingan terhadap suksesnya
operasi perusahaan.
c. Lebih mudah memperoleh modal di pasar local.
d. Pemerintah lokal memberikan keringanan pajak sebagai
insentif bagi perusahaan asing melakukan patungan dengan
perusahaan local.
Kelemahan:
a. Bagi TNC, patungan berarti membatasi pengembalian
keuntungan ke kantor pusatnya
b. Bila operasi usaha berhasil, seringkali mengundang
nasionalisasi oleh pemerintah negara tuan rumah
c. Menimbulkan masalah kontrol dan pengambilan keputusan
8. Cabang yang dimiliki penuh
172
Manajemen Strategik
Dengan mendirikan cabang diluar negeri yang dimiliki
penuh, suatu perusahaan dapat menjaga kontrol menyeluruh
terhadap pemasaran, penentuan harga, keputusan produksi dan
mempertahankan kelebihan teknologi. Dalam mendirikan
cabang, suatu perusahaan dapat memilih untuk mengakuisisi
perusahaan yang telah berjalan atau mendirikan pabrik sendiri.
9. Operasi global
Suatu perusahaan yang melakukan globalisasi operasi
akan dapat mengambil peluang bisnis yang terjadi diseluruh
dunia dan tidak terbatas pada sector tertentu. Bila dunia
semakin berkembang menjadi pasar global dimana produk
menjadi standar di semua budaya, maka perusahaan dapat
memproduksi dan menjual produk yang dapat diandalkan
dengan biaya yang murah diseluruh dunia. Contoh perusahaan
yang telah melakukan globalisasi operasi adalah Levi-Strauss,
Pepsico, dan Coca-cola.
10. Investasi portofolio
Investasi portofolio dapat berupa investasi dalam bentuk
surat-surat berharga yang dapat diperjualbelikan dipasar
internasional seperti, uang, obligasi, surat dagang, sertifikat
deposito dan saham. Investor yang memutuskan untuk
membeli surat berharga didorong oleh beberapa alasan
terutama:
- Melakukan diversifikasi portofolionya diantara berbagai
pasar dan lokasi
- Untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi
- Menghindari resiko politik
- Berspekulasi dipasar valuta asing
9.6 Memotivasi Melakukan Internasionalisasi Bisnis
Terdapat tiga teori yang umum digunakan untuk
menjelaskan motivasi perusahaan dalam melakukan internasionalisasi bisnis, yaitu sebagai berikut:
1. Teori pasar tidak sempurna
Teori ini menyatakan bahwa karena adanya biaya dari
transfer tenaga kerja dan sumber daya lain bagi tujuan
produksi, perusahaan mungkin berupaya menggunakan faktorfaktor produksi luar negeri jika faktor-faktor ini lebih murah
daripada faktor-faktor lokal. Transfer tenaga kerja dan sumber
daya lainnya, bahkan dana, umumnya terkena restriksi biaya
dan restriksi-restriksi lain, karena faktor-faktor produksi tidak
Manajemen Strategik
173
begitu bersifat mobile dan dapat ditransfer ke mana saja. Oleh
karena pasar-pasar dari berbagai sumberdaya yang digunakan
dalam produksi tidak sempurna, perusahaan akan berupaya
memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki negara lain. Pasar
yang tidak sempurna menyediakan insentif bagi perusahaan
untuk menggali kesempatan-kesempatan yang ada di luar
negeri. Perusahaan-perusahaan multinasional berupaya keras
untuk mengambil keuntungan dari ketidak sempurnaan pada
pasar domestik (nasional) untuk barang-barang, faktor-faktor
produksi, dan financial assets. Ketidaksempurnaanketidaksempurnaan pada pasar untuk barang-barang tersebut
ditranslasikan ke dalam peluang-peluang pasar bagi perusahaan
multinasional.
2. Teori keunggulan komparatif
Teori keunggulan komparatif menekankan bahwa
spesialisasi dapat meningkatkan efisiensi produksi. Negara atau
perusahaan dianjurkan untuk spesialisasi produksi dan ekspor
ada produk yang mempunyai keunggulan komparatif dan
mengimpor produk yang tidak mempunyai keunggulan
komparatif. Dengan spesialisasi pada beberapa produk berarti
tidak memproduksi produk lain, sehingga perdagangan
anatrnegara amat essential, berdasarkan argument ini, dapat
dipahami mengapa perusahaan dapat memasuki pasar luar
negeri. J.S. Mill mengungkapkan, bahwa suatu negara akan
mengkhususkan diri pada ekspor barang tertentu bila negara
tersebut memiliki keunggulan komparatif (Comparative
Advantage) terbesar, dan akan mengkhususkan pada impor
barang bila negara tersebut memiliki kerugian komparatif
(Comparative Disadvantage). Atau, suatu negara akan
melakukan ekspor barang bila barang tersebut dapat diproduksi
dengan biaya lebih rendah, dan akan melakukan impor barang,
jika barang tersebut diproduksi sendiri dengan biaya produksi
yang lebih besar. David Ricardo mengungkapkan, bahwa
perdagangan antar dua negara akan terjadi bila masing-masing
negara memiliki biaya relatif yang terkecil untuk jenis barang
yang berbeda. Jadi teori David Ricardo ini lebih difokuskan
pada Cost Comparative Advantage, dimana perbandingan
biaya relatif dalam memproduksi suatu barang menjadi dasar
terjadinya perdagangan antar negara, sehingga dalam hal ini
biaya absolut menjadi tidak relevan sebagai satu-satunya
penyebab terjadinya perdagangan antar negara.
174
Manajemen Strategik
Teori Comparative Advantage yang dikemukakan oleh
David Ricardo didasarkan pada nilai tenaga kerja (theory of
labor value) yang menyatakan bahwa nilai atau harga suatu
produk ditentukan oleh jumlah waktu atau jam kerja yang
diperlukan untuk memproduksi satu unit barang . Teori ini
memberikan pemahaman bahwa suatu negara akan
memperoleh manfaat dari perdagangan internasional (gain
from trade) jika melakukan spesialisasi produksi. Hal ini
mengindikasikan, apabila suatu negara dapat melakukan ekspor
barang berarti negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih
efisien dibandingkan negara lain. Sedangkan jika melakukan
impor barang, maka negara tersebut berproduksi relatif
kurang/tidak efisien dibandingkan dengan negara lain.
3. Teori siklus hidup produk.
Teori siklus produk mengatakan bahwa perkembangan
hidup suatu produk mengikuti siklus yang terdiri dari empat
tahap, yaitu masa awal dimana perusahaan baru memulai
memperkenalkan produknya, di ikuti masa pertumbuhan, masa
kematangan, dan terakhir adalah masa penurunan. Pesan dari
teori ini pada dasarnya adalah bahwa bila suatu perusahaan
telah mencapai masa kematangan. Ada berbagai pendapatan
mengenai tahap – tahap yang ada dalam Siklus Hidup Produk
(Product Life Cycle)
suatu produk. Ada yang
menggolongkannya menjadi introduction, growth, maturity,
decline dan termination. Sementara itu ada pula yang
menyatakan bahwa keseluruhan tahap – tahap Siklus Hidup
Produk (Product Life Cycle) terdiri dari introduction
(pioneering), rapid growth (market acceptance), slow growth
(turbulance), maturity (saturation), dan decline (obsolescence).
Meskipun demikian pada umumnya yang digunakan adalah
penggolongan ke dalam empat tahap, yaitu introduction,
growth, maturity dan decline.
Menurut Basu Swastha & Handoko (2013:122), daur
hidup produk itu di bagi menjadi empat tahap, yaitu:
a. Tahap perkenalan (introduction).
Pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang
besar walaupun volume penjualannya belum tinggi. Barang
yang di jual umumnya barang baru (betul-betul baru)
Karena masih berada pada tahap permulaan, biasanya
ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan.
Promosi yang dilakukan memang harus agfesif dan
Manajemen Strategik
175
menitikberatkan pada merek penjual. Di samping itu
distribusi barang tersebut masih terbatas dan laba yang
diperoleh masih rendah.
b. Tahap pertumbuhan (growth).
Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan
meningkat dengan cepat. Karena permintaan sudah sangat
meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang
bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh
perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini
pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan
menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk
memperluas dan meningkatkan distribusinya adalah dengan
menurunkan harga jualnya.
c. Tahap kedewasaan (maturity)
Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa
penjualan masih meningkat dan pada tahap berikutnya tetap.
Dalam tahap ini, laba produsen maupun laba pengecer
mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam
sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya
dengan model yang baru. Pada tahap kedewasaan ini, usaha
periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk
menghadapi persaingan.
d. Tahap kemunduran (decline)
Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh
perusahaan selalu mengalami kekunoan atau keusangan dan
harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini,
barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan
barang lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing
sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat
penting karena permintaan sudah jauh menurun. Apabila
barang yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa
mengganti dengan barang baru, maka perusahaan hanya
dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas.
Altematif-alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen
pada saat penjualan menurun antara lain:
1) Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).
2) Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran
serta program produksinya agar lebih efisien.
3) Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang
baik.
176
Manajemen Strategik
4) Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai
laba optimum pada barang yang sudah ada.
5) Meninggalkan sama sekali barang tersebut.
9.7 Memperoleh Keunggulan Kompetitif Di Pasar Global
Suatu perusahaan dikatakan memiliki keunggulan
kompetitif ketika perusahaan tersebut mempunyai sesuatu yang
tidak dimiliki pesaing, melakukan sesuatu lebih baik dari
perusahaan lain, atau mampu melakukan sesuatu yang tidak
mampu dilakukan oleh perusahaan lain. Perusahaan berusaha
menghasilkan produk barang atau jasa sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh pelanggannya dan mendapatkan keuntungan lebih
banyak dibanding dengan pesaingnya. Perusahaan bisa
menghasilkan keuntungan ini dengan menggunakan berbagai
strategi. Dalam bidang sistem informasi keunggulan kompetitif
mengacu pada penggunaan informasi untuk meningkatkan pangsa
pasar.
Pada kondisi perekonomian global sekarang ini, yang
ditunjukkan dengan hilangnya batas-batas negara dari segi
investasi, industri, individu, dan informasi pada umumnya, serta
kondisi persaingan yang ketat dalam lingkungan bisnis yang
bersifat dinamis, maka diperlukan upaya-upaya perusahaan agar
tetap survive serta mampu bersaing secara global. Salah satu
upaya penting yang perlu dilakukan adalah merumuskan strategi
perusahaan yang adaptif serta mudah disesuaikan untuk mengikuti
perkembangan perubahan yang terjadi secara mendadak dalam
kondisi persaingan global. Strategi yang memungkinkan
perusahaan beradaptasi serta meningkatkan kemampuan
bersaingnya secara global dalam kondisi perekonomian global
yang terbulen adalah melalui aliansi strategis.
Keunggulan kompetitif berasal dari dua sumber
keunggulan. Sumber kenggulan yang pertama, seseorang
merasakan value jika jasa/ produk yang dinikmati sepadan atau
lebih besar dari biaya yang keluarkan. Sumber keunggulan
kompetitif yang kedua adalah keunikan. Artinya adalah produk
tidak mudah dicontoh atau di-copy oleh pesaing.
Keunggulan kompetitif dalam tercipta apabila terdapat
kesepadanan antara distinctive competencies dari sebuah
perusahaan dengan faktor-faktor kritis untuk sukses dalam
industrinya yang memungkinkan perusahaan. Terdapat dua cara
untuk mencapai keunggulan kompetitif, yaitu :
Manajemen Strategik
177
1. Keunggulan kompetitif dapat tercapai apabila perusahaan
melakukan strategi biaya yang memungkinkan untuk
menawarkan produk pada harga yang lebih rendah dibanding
pesaing.
2. Keunggulan kompetitif juga dapat dicapai dengan strategi
diferensiasi produk sehingga pelanggan mempunyai persepsi
tentang manfaat mufakat unik yang membenarkan harga tinggi.
Kedua strategi tersebut mempunyai dampak yang sama
untuk menigkatkan manfaat yang dirasakan pelanggan. Pada
dasarnya aliansi adalah sinergi untuk meningkatkan keunggulan
kompetitif. Dengan beraliansi, perusahaan berharap dapat
menciptakan nilai lebih melalui transfer skill atau berbagai sumber
daya di antara berbagai unit bisnis, sebagai contohnya adalah
aliansi yang dilakukan oleh United Technology dengan DOW
Chemical yang berhasil membangun suatu piranti berbasis plastik
terpadu untuk keperluan industri kedirgantaraan.
Aliansi Strategis yang dilakukan dua perusahaan atau
lebih dalam menghasilkan suatu produk hanya bisa meringankan
beban biaya dan mempersingkat waktu, tetapi juga mempercepat
proses produksi sehingga produk yang dihasilkan tetap inovatif
dan mampu meraih konsumen sehingga memberikan keuntungan.
Aliansi strategis dapat membantu perusahaan untuk mentransformasikan operasinya dan memperoleh akses pada berbagai
sumber-sumber baru teknologi, pasar dan wawasan yang mungkin
sulit bagi perusahaan untuk melakukan dan mempelajari dengan
sendiri.
Dengan demikian untuk mencapai keunggulan kompetitif,
aliansi yang dilakukan perusahaan pada prinsipnya berupa
pengkoordinasian dan saling keterkaitan (linkage) setiap aktivitas
dalam value chain antar perusahaan yang akan memberikan nilai
tambah. Ada tiga kondisi yang harus dipenuhi untuk mewujudkan
aliansi strategis. Ketiga kondisi tersebut adalah :
1. Mitra aliansi tetap independent. Artinya walaupun terjadi
aliansi atau kerjasama tetapi masing-masing perusahaan tetap
menjalankan fungsi usahanya dan tetap independent.
2. Setiap mitra bertanggung jawab atas mitra strategis dalam
aliansi, misalnya tugas pemasaran, penelitian, dan
pengembangan.
3. Setiap mitra terus menerus memberikan kontribusi, misalnya
apabila terjadi keresahan dalam perusahaan yang beraliansi.
178
Manajemen Strategik
Hal itu menjadi tugas mitra lokal untuk mengamankan terus
menerus .
9.8 Strategi Global Total
Secara umum, ada tiga pandangan tentang strategi global.
Pertama, strategi global adalah salah satu bentuk perusahaan
multinasional (multinational enterprise/MNE) strategi yang
menjadi (treats) negara di seluruh dunia sebagai sebuah pasar
global (global marketplace) (Levitt, dan Yip dalam Peng dan
Miles, 2009). Strategi MNE lainnya biasanya dikenal sebagai
internasional
(atau eksport-driven),
multidomestik dan
transnasional (Bartlett dan Ghoshal dalam Peng dan Miles, 2009).
Namun, strategi ini tampaknya merupakan bentuk ideal yang tidak
ada di antara MNE (Rugman dan Verbeke 2004).
Pandangan kedua menjadikan (treats) strategi global
sebagai manajemen strategi internasional (Bruton et al 2004;.
Inkpen dan Ramaswamy 2006; Lu 2003). Jadi manajemen
internasional strategis lebih luas daripada 'strategi global' seperti
yang didefinisikan oleh pandangan pertama. Pandangan ketiga
mendefinisikan strategi global secara luas: strategi perusahaan di
seluruh dunia, yang merupakan teori perusahaan tentang cara
sukses untuk bersaing (Peng dan Delios 2006). Definisi ini secara
eksplisit mencakup strategi perusahaan internasional (crossborder) dan non-internasional (domestic).
Definisi ketiga menjadikan (treats) strategi global sebagai
strategi perusahaan di seluruh dunia (Peng dan Delios 2006).
Dengan kata lain, pengertian strategi global tidak didefinisikan
secara sempit atau tidak relevan (pandangan pertama), atau
menyamakan strategi global dengan manajemen strategis
internasional (pandangan ke dua). Meskipun benar bahwa definisi
pertama secara eksplisit fokus pada aspek-aspek internasional,
definisi kedua terfokus tata kelola perusahaan dan CSR. Secara
keseluruhan, global strategi sebagai lapangan di persimpangan
antara manajemen strategis dan bisnis internasional.
Strategi global memiliki resiko yang rendah, tetapi dapat
melewatkan peluang-peluang yang tumbuh di pasar-pasar lokal,
baik karena pasar-pasar itu tidak menunjukkan adanya peluang
atau karena peluang-peluang itu mengharuskan produk-produk
tersebut disesuaikan pada pasar lokal. Akibatnya srategi ini tidak
responsif terhadap pasar-pasar lokal dan sulit dikelola karena
kebutuhan untuk mengkoordinasi strategi-strategi tersebut dan
Manajemen Strategik
179
mengoperasikan keputusan lintas negara. Akibatnya, pencapaian
kegiatan operasi yang efisien perlu berbagi sumber daya dan
penekanan diberikan pada koordinasi dan kerjasama antar unit di
lintas negara tersebut. Strategi ini banyak diterapkan oleh
perusahaan-perusahaan Jepang.
Di bawah ini merupakan langkah-langkah yang harus
ditempuh dalam melakukan strategi global:
1. Membentuk tim global
Keterlibatan setiap manajer sangat penting bagi
keberhasilan strategi global. Pemilihan anggota tim merupakan
kunci daalam pengambilan keputusan. Anggota tim global
yang dipilih berasal dari:
- Pimpinan bisnis
- Perwakilan senior dari bisnis terkait
- Eksekutif perusahaan senior
Idealnya satu tim terdiri dari enam sampai delapan
orang. Sebagai tambahan, tim membutuhkan staf yang bertugas
dalam perencanaan. Suatu tim dipimpin oleh ketua.
Permasalahan yang sering dihadapi oleh tim global
adalah menentukan jadwal rapat. Oleh karena itu, jadwal rapat
harus ditentukan pada saat pertemuan pertama rapat. Karena
setiap anggota tim memiliki kesibukan masing-masing, jadwal
rapat sebaiknya dilakukan 2 sampai 3 kali dalam satu bulan.
Selain itu dalam pemilihan lokasi rapat, sebaiknya dilakukan
bergiliran dari satu negara ke negara lain.
2. Menentukan bisnis
Pemimpin dari tim global harus memiliki gagasan bisnis
yang akan dianalisis sebelum mereka dapat membentuk tim
global, namun gagasan dari anggota pun diperlukan. Dalam
bisnis sendiri terdapat tiga dimensi produk atau jasa, yaitu
fungsi, tenaga kerja, dan layanan konsumen.
3. Mengidentifikasi pasar
Setelah menentukan pasar, tim global menetukan pasar
yang akan dimasuki, mulai dari bentuk pasar, meramalkan
permintaan pasar, dan menentukan market share.
4. Mengidentifikasi pesaing
Tim global harus menentukan pesaing mana yang
dianggap paling penting untuk diidentifikasi. Pesaing yang
yang harus dianalisis adalah sebagai berikut:
a. Semua pesaing global yang memiliki market share di atas
5%
180
Manajemen Strategik
b. Pesaing terbesar yang berada di negara asalnya, meskipun
pesaing tersebut tidak go international.
c. Pesaing global yang potensial
Jika memungkinkan, jumlah perusahaan yang masuk
daftar pesaing harus ada sepuluh pesaing atau lebih.
5. Memeriksa strategi inti
Dalam menganalisis strategi global, terkadang beberapa
anggota dari tim global tidak mengetahui apa strategi inti dari
bisnis mereka atau memiliki pandangan yang berbeda
mengenai strategi inti dari bisnis mereka. Sehingga akan sangat
membantu jika mengetahui strategi inti sedini mungkin. Cara
yang paling baik dalam memeriksa strategi inti adalah dengan
meminta para anggota menuliskan strategi inti yang ada di
pikiran mereka. Hal ini dilakukan untuk menghindari
kesalahpahaman antaranggota. Strategi inti ini harus meliputi:
- Deskripsi mengenai bisnis
- Tujuan strategis
- Target keuangan
- Sumber keunggulan kompetitif
- Unsur-unsur strategis
- Aktivitas pertambahan nilai
- Strategi kompetitif
6. Memeriksa pemilihan negara
Pemilihan negara merupakan hal terpenting dari
internasionalisasi dan globalisasi. Manajer perlu mempertimbangkan segala sesuatu mengenai negara yang akan dipilih
mulai dari kondisi politik, ekonomi, sosial, teknologi, dan
hukum. Tim global harus mengevaluasi pemilihan negara
dengan menggunakan tahap-tahap berikut:
a. Mengidentifikasi wilayah/negara
Tim global harus mengidentifikasi seluruh wilayah atau
negara yang sudah dipilih atau yang akan dipilih.
b. Mengembangkan subfaktor untuk setiap faktor yang ada
Tim global harus mengembangkan daftar dari subfaktor
untuk menaksir setiap faktor.
c. Memeberikan bobot untuk setiap subfaktor
Tim global harus memberikan bobot pada setiap subfaktor
dengan jumlah bobot sebesar 100 poin.
d. Memberikan rating untuk setiap negara pada setiap
subfaktor
Manajemen Strategik
181
Tim global harus memberi rating pada setiap wilayah atau
negara pada setiap subfaktor dengan skala 0 sampai 10.
e. Mengkombinasikan bobot dan rating agar menjadi skor total
untuk setiap negara atau wilayah Untuk menentukan rating
total dari setiap negara, bobot dan rating harus dikalikan,
kemudian dijumlahkan.
f. Menentukan skor total untuk resiko dari setiap negara
Total dari rating negara harus menentukan resiko dari tiap
negara seperti kestabilan politik, resiko pengambilalihan,
dan resiko nilai tukar mata uang
7. Mendiagnosis potensi globalisasi industri
Untuk mendiagnosis potensi globalisasi industri, ada dua
tahap yang harus ditempuh. Pada tahap pertama, tim global
dapat membuat penilaian awal dalam rapat. Hasil penilaian
dapat diverifikasi oleh manajer dan staf di tahap kedua.
Selanjutnya tim global harus mengidentifikasi bagaimana
globalisasi industri menciptakan peluang.
8. Mengevaluasi strategi global
Terdapat tiga gagasan utama untuk mengevaluasi strategi
global:
a. Analisis keuntungan potensial dari penggunaan strategi
global
b. Analisis dari globalisasi industri
c. Analisis mengenai reaksi pesaing
9. Mengevaluasi kapabilitas organisasi
Selanjutnya tim global akan mengevaluasi organisasi
atau perusahaan, apakah organisasi atau perusahaan tersebut
akan mampu atau tidak dalam memasuki bisnis global
10.Mengembangkan program global
Tugas terakhir dalam analisis strategi global yang akan
dilakukan oleh tim global adalah mengspesifikasi rencana
program yang akan mereka jalankan. Dengan kata lain tahap
terakhir ini adalah memastikan implementasi dari program
yang akan dijalankan.
Bisnis internasional merupakan suatu transaksi yang
dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain. Terdapat
beberapa metode yang dilakukan suatu perusahaan atau organisasi
agar Go International, diantaranya ekspor, lisensi, franchising/
waralaba, kontrak manajemen, kontrak manufacture, patungan
(Joint Venture), cabang yang dimiliki penuh, operasi global, dan
investasi portofolio. Adapun terdapat tiga teori umum yang
182
Manajemen Strategik
menjelaskan timbulnya motivasi melakukan internasionalisasi
bisnis, yaitu teori pasar tidak sempurna, teori keunggulan
komparatif, dan teori siklus hidup produk. Selain itu, untuk
memperoleh keunggulan kompetitif di pasar global, yaitu
melakukan strategi biaya dan strategi diferensiasi. Kemudian
adapun global strategi yang berperan sebagai lapangan di
persimpangan antara manajemen strategis dan bisnis internasional.
Bagan di bawah ini merupakan langkah-langkah dalam
melakukan strategi global total.
Manajemen Strategik
183
BAB X
KEPEMIMPINAN STRATEGIK
10.1 Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa
dapat menjelaskan dan memahami
kepemimpinan strategik, menjelaskan implikasi bagi pemimpin
strategik dan menjelaskan soal pengendalian sebagai sebuah
pembelajaran
10.2 Pengertian Kepemimpinan Strategik
Kepemimpinan strategik merupakan suatu keadaan untuk
menggerakkan,
mempengaruhi, dan
dapat
menanamkan
kepercayaan pada orang lain atau sekelompok orang untuk
bekerjasama mencapai tujuan tertentu.
Fungsi pemimpin yang utama adalah memberikan arah,
mengendalikan, melindungi, dan memberdayakan system sumber
daya manusia dan kreativitas dikelompoknya. Kepemimpinan
strategik adalah kompetensi kepemimpinan yang diperlukan pada
lingkungan/kondisi yang kompleks .
Setiap organisasi saat ini membutuhkan kepemimpinan
strategik karena tantangan organisasi saat ini begitu kompleks,
maka diperlukan pemimpin yang memiliki pola berpikir dan
bertindak strategis dan visioner, sehingga setiap keputusan yang
dikeluarkan tepat. Kepemimpinan strategik mempunyai dua peran
yaitu sebagai manager dan sekalogus sebagai leader.
Seorang
pemimpin
yang
strategik
mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
a. Visioner
Memiliki ganbaran tentang apa yang ingin dilakukan,
bagaimana melakukannya dan bagaimana menghadapi
hambatan yang ada.
b. Memiliki animo yang besar
Menyukai apa yang dilakukan, membangkitkan semangat dan
memberikan inspirasi.
c. Memiliki integritas
d. Dapat dipercaya/jujur
184
Manajemen Strategik
e.
f.
g.
h.
Terbuka dan respek terhadap orang lain
Berani mengambil resiko
Kreatif dan inovaif
Belajar dari pengalaman
Peran pemimpin strategik sebagai berikut :
1. Sebagai motivator
2. Sebagai fasilitator
3. Sebagai dinamisator
4. Sebagai konselor
5. Sebagai evaluator
Dari penjelasan di atas dapat disimpulakna bahwa
penerapan Olympism sangat relevan dan tepat dalam membangun
pemimpin strategikkarena nilai olimpisme sangat relevan dalam
pembangunan karakter kepemimpina strategik. Nilai olimpisme itu
adalah :
• Visioner (tujuan jangka panjang)
• Peaceful (kedamaian)
• No Discrimination (tidak diskriminatif)
• Mutual Understanding (saling memahami)
• Friendship (persahabatan)
• Solidarity (solidaritas)
• Fair Play (kejujuran,adil,wajar)
• Excellence (keunggulan)
• Fun (kesenangan)
• Respect (menghargai)
• Human Development (pengembangan diri)
• Leadership (Kepemimpinan)
• Motivation (semangat,pantang menyerah)
• Team Work (kerjasama, sinergi)
Kepemimpinan stratejik digunakan ketika keputusan dan
tindakan pemimpin mempunyai implikasi stratejik terhadap
organisasi. Dapat pula digambarkan dengan cara sebagai berikut:
Kepemimpinan stratejik luas dalam jangkauan
Keluasan jangkauan kepemimpinan stratejik berarti bahwa area
dampaknya melebihi cakupan fungsi pemimpin itu sendiri dan
unit organisasi dan bahkan hingga diluar organisasi.
Dampak dari kepemimpinan stratejik dirasakan dalam jangka
waktu yang lama
Pemimpin stratejik harus menjaga tujuan jangka panjang dalam
pikirannya sembari bekerja untuk mencapai tujuan jangka
pendek.
Manajemen Strategik
185
Kepemimpinan stratejik seringkali melibatkan perubahan
organisasi yang signifikan
Langkah ketiga yang membuat kepemimpinan stratejik berbeda
dengan kepemimpinan pada umumnya adalah bahwa hasilnya
membawa perubahan yang signifikan
10.2.1 Kepemimpinan
Strategis
Dalam
Menghadapi
Perubahan
Tantangan bagi seorang pemimpin adalah mengarahkan
komitmen semua orang dalam suatu perusahaan dan para
stakeholder di luar perusahaan untuk meraih perubahan dan
mengimplementasikan strategi yang dirumuskan.
Pemimpin mengarahkan komitmen untuk mencapai
perubahan dengan tiga aktivitas utama yang saling berkaitan:
klarifikasi maksud stratejik (strategic intent), mengembangkan
organisasi, dan membentuk budaya perusahaan.
Contoh klarifikasi maksud stratejik dari Roberto Goizueta,
CEO dan pendiri Coca-Cola : Perusahaan kami adalah sebuah
sistem bisnis global yang untuknya kami meningkatkan modal
untuk mencapai inti dan menjualnya pada laba berjalan. Kemudian
kami yang membayar biaya modal tersebut. Pemegang saham
yang mengantongi selisihnya‖. Konsep strategic intent berasal dari
perspektif bagaimana cara mengembangkan perusahaan dan
mengimplementasikan strategi.
Dua macam perspektif:
186
Manajemen Strategik
1. Perspektif menurut model strategic fit
2. Perspektif leveraging resources
Untuk dapat meraih perubahan, maka para pemimpin
perlu membangun kembali hal-hal seperti :
• Memastikan pemahaman umum mengenai prioritas organisasi
• Klarifikasi tanggung jawab di antara para manajer dan unit-unit
perusahaan
• Memberdayakan para manajer yang lebih baru dan mendorong
kewenangan yang lebih rendah di perusahaan
• Menemukan dan mengobati permasalahan dalam hal
koordinasi dan komunikasi dalam perusahaan
• Mencapai komitmen personal untuk berbagi visi dengan para
manajer melalui organisasi
• Selalu berhubungan dekat dengan apa yang sedang terjadi di
dalam perusahaan dan dengan para pelanggannya membentuk
Budaya Perusahaan
• Nilai dan kepercayaan yang berkembang di perusahaan akan
membentuk kinerja perusahaan
• Pembentukan kembali budaya perusahaan merupakan aktivitas
yang memakan waktu para pemimpin menggunakan sistem
hadiah (rewards), simbol-simbol, dan struktur yang
dimaksudkan untuk membentuk budaya perusahaan
Empat macam karakter paling penting yang harus dimiliki
oleh seorang pemimpin :
• Honest (jujur)
• Forward-looking (selalu memandang ke depan)
• Inspiring (mampu memberikan inspirasi kepada bawahannya)
• Competent (mampu menjalankan semua tugas
Menjadi Pemimpin Pasar
Asumsi
Tujuan
Five Forces
Struktur industri
yang stabil
Kompetensi Inti
Perusaan sebagai ikatan
kompetensi
Mempertahankan
posisi
Keunggulan yang terus
menerus
Competing on the Edge
Industri dalam perubahan
yang cepat dan tidak bisa
diperkirakan
Keunggulan yang terus
berkelanjutan
Manajemen Strategik
187
Penggerak
Kinerja
Strategi
Sukses
Struktur industri
Kompetensi unik perusahaan
Kemampuan untuk berubah
Memilih industri,
memiliki posisi
strategi, dan
menyesuaikan
organisasi
Keuntungan
Menciptakan visi,
membangun dan
mengeksploitasi kompetensi
untuk merealisasikan visi
Mendapatkan edges‖ (ujung
daya saing), time pace,
membentuk arah semi
koheren stratejik
Dominasi jangka panjang
Penemuan kembali yang
berkelanjutan
Competing on the Edge
• Brown & Eisenhardt (1998) competing on the edge adalah
strategi yang tidak bisa diprediksi, sering tidak terkontrol, dan
tidak efisien namun merupakan best practice untuk mengelola
perubahan
• Competing on the edge menawarkan pedoman kontemporer
dalam desain dan implementasi strategi yang relevan dalam
kondisi industri yang relatif kacau atau hiperkompetisi
Karakteristik utama strategi competing on the edge :
Keunggulan bersifat temporer
Strategi beragam, muncul begitu saja, dan kompleks
Reinventing tujuan utama
Hidup untuk saat ini
Belajarlah dari masa lalu
Raihlah masa depan
Kecepatan waktu perubahan terus berganti
Kembangkan strategi
Kendalikan strategi dari tingkat bisnis
Sesuaikan bisnis dengan pasar dan artikulasikan semuanya
Tiga tingkatan perubahan dalam strategi competing on the
edge :
1. Reacting
Perusahaan hanya sekedar bereaksi terhadap perubahan
2. Anticipating
Perusahaan harus mengantisipasi perubahan akibat globalisasi
pasar, munculnya segmen pelanggan yang baru, dan
munculnya pengetahuan
3. Leading
Perusahaan harus berupaya mengungguli para pesaingnya
188
Manajemen Strategik
Pioner Pasar
Ajaran pertama dari The Law of Leadership mengatakan:
it is better to be first than it is to be better. Pionir pasar mampu
membuat hambatan masuk (barrier to entry) bagi pendatang baru
dan menikmati keuntungan yang berlebih sebagai yang pertama
(first mover) dibandingkan dengan pengikut yang masuk
kemudian (later entrant).
Non Pioner Pasar
• Porter (1983) nonpionir bisa juga mencapai keunggulan
kompetitif dan memperoleh pangsa pasar yang superior,
apabila: (1) nonpionir bisa mempelajari kesalahan yang telah
dibuat oleh pionir, (2) mengubah teknologi yang lebih baik
dalam memenuhi kebutuhan konsumen, dan (3) melakukan
diferensiasi produk ataupun keunggulan biaya
• Liberman dan Montgomery (1988) keuntungan bagi nonpionir:
(1) Kemampuan untuk menjadi penumpang gratis
(2) Mengatasi ketidakpastian teknologi dan ketidakpastian
pasar,
(3) Diskontinuitas teknologi yang membuka peluang masuknya
pendatang baru,
Manajemen Strategik
189
1.
2.
3.
4.
(4) Bermacam keengganan pemain lama yang menyulitkannya
untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan
Nonpionir dapat merebut pasar dengan kondisi :
Perubahan yang sangat cepat dimana belum ada standardisasi
produk
Loncatan teknologi yang lebih baik dibanding pionir pasar
Menggunakan strategi produk aku juga bisa‖ (me-too products)
dengan biaya produksi rendah atau diferensiasi produk
Strategi sesuai dengan kapabilitas dan tantangan
10.2.2 Kepemimpinan, bukan Kepemimpinan Stratejik
Untuk menggali lebih jauh mengenai arti dari
kepemimpinan stratejik, mari kita lihat dua hal penting dan kritis
dari perilaku kepemimpinan yang tidak melibatkan implikasi
stratejik.
Salah satu contoh adalah coaching laporan langsung.
Coaching mungkin melibatkan penugasan yang terstruktur,
memotivasi dan mendukung pengembangan seseorang, dan
menantang seseorang untuk berpikir dengan cara yang lain.
Sementara coaching laporan langsung dapat memiliki pengaruh
yang dalam pada individu dalam jangka panjang, namun tidak
memiliki implikasi stratejik. Bagaimanapun, mengembangkan
prioritas dan system organisasi untuk meyakinkan bahwa setiap
orang menerima coaching yang efektif, memiliki implikasi
stratejik.
Contoh yang lain dari kepemimpinan yang tidak memiliki
implikasi tratejik adalah memimpin tim untuk menyelesaikan
suatu tugas yang tidak bersifat stratejik. Sebuah tim menyepakati
untuk membuka gerai retail baru dalam perusahaan global yang
telah memiliki ribuan gerai serupa. Tim tersebut terdiri dari
beberapa anggota yang memiliki tujuan kolektif untuk membuka
gerai baru dengan waktu dan cara yang efektif. Meski pekerjaan
tersebut pneting bagi kesuksesan implementasi strategi organisasi
secara keseluruhan, tetapi hal tersebut tidak bersifat stratejik.
Jangkauan dan jangka waktu tidak terlalu luas, tidak juga
melibatkan
perubahan
organisasional
yang
signifikan.
Bagaimanapun, bila anggota tim ini bekerja dengan tim lain untuk
mengevaluasi distribusi gerai-gerai diseluruh dunia, untuk
memahami trend di mata para konsumen, dan untuk membuat
rencana bagi pembukaan gerai baru dan penutupan gerai lain,
maka pekerjaan itu akan memiliki implikasi stratejik
190
Manajemen Strategik
10.2.3 Tersendatnya Kepemimpinan Strategis
Menciptakan keunggulan kompetitif yang terus menerus
bagi organisasi bukan tugas yang mudah. Membutuhkan orang
yang cakap dan cerdas, tetapi itu saja belum cukup. Apa yang
membuat organisasi dan pemimpinnya tidak berhasil menjadi
stratejik?
Terdapat tiga hambatan yang sering muncul :
Kurang fokus: organisasi dan para pemimpin berupaya untuk
menjadi apa saja kepada semua orang, dan mereka gagal untuk
membuat keputusan yang tegas yang menetapkan fokus
stratejik. Kekurang fokusan menyebabkan orang-orang dalam
organisasi merasa ditekan waktu dan komitmen secara
berlebihan.
Kehilangan taktik: Apa yang dilakukan orang-orang,
departemen-departemen dan area-area fungsional tidak selaras
dengan strategi organisasi. Rencana stratejik sendiri hanya
sebuah rencana; strategi aktual organisasi berada dalam
keputusan dan pilihan angota-anggota organisasi yang
membuat mereka menjalan, atau gagal menjalankan, rencana
tersebut. Taktik juga bisa menjadi tidak sejalan karena orangorang dalam organisasi tidak benar-benar memahami arti
strategi tersebut bagi mereka hari ke hari.
Jarak yang terbatas: pemimpin fokus pada sukses jangka
pendek dengan mengorbankan kelangsungan hidup jangka
panjang. Sukses jangka pendek bukan berati tidak penting,
namun bila organisasi cenderung lebih memperhatikan sukses
jangka pendek terus menerus dibanding memikirkan sukses
jangka panjang, misalnya, menolak untuk menanam investasi
untuk menjaga sumber daya dan teknologi selalu mutakhir,
maka organisasi akan menderita pada akhirnya.
10.2.4 Tugas Pemimpin Stratejik
Tantangan untuk menciptakan fokus, tantangan untuk
menyelaraskan taktik dan strategi, dan tantangan untuk menjaga
pemikiran jangka panjang meskipun terdapat tekanan jangka
pendek, bukan sesuatu yang mengejutkan yang diberikan oleh
lingkungan organisasi. Peningkatan langkah perubahan dan
perkembangan ketidakpastian dan ketidakjelasan membentuk
dunia itu. Sebagai hasil dari upaya organisasi untuk berkembang
dalam lingkungan ini, dunia kerja menjadi kian kompleks dan
saling tergantung; struktur organisasi yang komplek, sistem dan
Manajemen Strategik
191
proses yang ada sekarang untuk berdamai dengan lingkungan. Di
tengah-tengah kompleksitas dan saling ketergantungan, organisasi
juga harus ulet dan fleksibel untuk terus berkembang.
Menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan
bukan hal yang mudah. Perlu menjembatani gap yang muncul
antara kompleksitas internal dengan saling keterkaitan antara di
satu sisi dengan kebutuhan akan fleksibilitas dan keuletan di sisi
lain. Keseimbangan antara tekanan ini adalah tugas pemimpin
stratejik.
1. Menciptakan Keberlangsungan
Menciptakan keunggulan kompetitif yang terus
menerus”, mengandung makna pemimpin stratejik bekerja
menuju level masa depan dalam peningkatan vitalitas
organisasi agar dapat bertahan dalam jangka panjang. Oleh
karena itu, mereka mengimplementasikan perubahan secara
jelas pada organisasi. Isu penting bagi pemimpin stratejik
adalah bagaimana membuat perubahan yang membangun.
Perubahan tersebut membantu organisasi bertahan ditengahtengah lingkungan yang dinamis, bukan perubahan yang
melemahkan energi dan tidak merefleksikan pengembangan
kemampuan dan nilai. Memimpin sebuah organisasi pastilah
lebih sulit daripada bermain selancar, namun keduanya
memerlukan pembelajaran. Kesuksesan untuk membuat
perubahan yang menetap (sustainable) yang secara progresif
saling membangun, memerlukan mesin pembelajaran yang
menjalankan organisasi. Pembuatan strategi dan proses
implementasi strategi menyediakan dasar bagi mesin
pembelajaran,
dan
kepemimpinan
stratejik
adalah
penggeraknya. ”Strategi sebagai Proses Pembelajaran” adalah
sebuah kerangka yang digunakan untuk melukiskan mesin ini.
Hal itu menggambarkan pola pikir strategi yang spesifik, cara
berpikir tentang bagaimana membuat dan mengimplementasikan strategi. Secara khusus, strategi yang sukses
beroperasi dalam formula, implementasi, penaksiran dan revisi
yang terus menerus.
2. Proses Pembelajaran
Organisasi dan pimpinan-pimpinannya mempunyai
teori-teori tertentu mengenai apa yang membuat mereka sukses
dalam industri mereka. Mereka menguji dan teori-teori ini
melalui tindkaan dan keputusan-keputusan yang mereka buat.
Mereka memperhatikan indikator-indikator kunci untuk
192
Manajemen Strategik
melihat bagaimana pencapaian mereka.Bila indikator-indikator
sesuai dengan harapan mereka, eksekutif menganggap
organisasi berada pada jalurnya. Bila indikator-indikator
menampakkan hasil yang tidak diharapkan, pemimpin biasanya
akan membuat perubahan-perubahan. Dalam rangkaian
pekerjaan tersebut, proses pembelajaran berada. Proses ini
mempunyai lima elemen utama, seperti yang tersaji dalam
Gambar 10.1. Kelima elemen tersebut adalah :
Gambar 10.1 Strategi sebagai Proses Pembelajaran : Gambaran
Ikhtisar
Assessing where we are mengacu pada proses mengumpulkan
informasi-informasi yang relevan dan berarti bagi lingkungan
kompetitif organisasi.
Understanding who we are and where we want to go mengacu
pada dimensi aspirasional strategi organisasi, termasuk visi,
misi dan nilai-nilai organisasi.
Learning how to get there melibatkan pemahaman dan
perumusan elemen penting strategi.
Making the Journey melibatkan penerjemahan strategi kedalam
aktifitas dengan mengidentifikasi dan mengimplementasikan
taktik-taktik.
Checking our progress adalah pengukuran terus menerus
terhadap efektifitas. Bagian ini kemudian mengarahkan untuk
mengukur kembali level kinerja organisasi yangbaru, memulai
siklus belajar kembali.
Manajemen Strategik
193
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai
siklus pembelajaran tersebut, disajikan sebuah contoh kasus yang
tersaji dalam Neofarma.
Perjalanan Neoforma
Sepanjang hidupnya, Neoforma focus pada bagaimana
teknologi dapat digunakan untuk menunjang bisnis di bidang
perawatan kesehatan. Seseorang yang memiliki keahlian di bidang
arsitektur dan fisika menemukan mendirikan perusahaan pada
tahun 1996, dan produk pertama mereka adalah CD yang
digunakan untuk memberikan bimbingan dalam membangun
ruang dan fasilitas medis. Organisasi berkembang dan mengalami
perubahan selama beberapa tahun. Penjelasan di bawah ini
menjabarkan secara lebih detil proses evolusi yang dialami oleh
Neoforma.
Fase Satu : Teknologi
Neoforma berdiri di era dimana Internet mulai
berkembang, sehingga tidak mengejutkan bila perusahaan dengan
cepat bergerak menuju produk-produk berbasis Web. Dimulai
dengan produk yang menggabungkan CD perencanaan dan
petunjuk dengan arahan kepada konsumen untuk membeli
peralatan medis dan pelelangan peralatan medis bekas. Sejalan
dengan perkembangan bisnisnya, para eksekutif Neoforma mulai
memahami pangsa pasar potensial bagi produk-produknya dan
mengenali peran internet untuk meningkatkan potensi pangsa
pasar tersebut. Mereka melihat bahwa, Internet dapat membantu
baik pihak rumah sakit maupun pemasok barang menghemat
jutaan dolar dengan menjembatani kolaborasi yang efektif diantara
mereka. Kemampuan Internet untuk menghubungkan pihak rumah
sakit dengan para pemasoknya dengan biaya yang rendah adalah
sebuah kunci dimata para eksekutif Neoforma untuk menuju
sukses. Namun sayangnya, teori bahwa teknologi akan menjadi
kunci utama bertemu dengan kenyataan yang keras. Cara yang
ditempuh Neofarma dalam mendesain bisnisnya tidak cocok
dengan cara pihak rumah sakit dalam memperoleh pasokannya.
Mereka mempunyai aturan sendiri untuk mendata kebutuhan dan
melakukan pembelian dan asumsi bahwa penghematan biaya akan
mengenyampingkan kesulitan dalam perubahan sistem tidak
terbukti. Seraya para eksekutif di Neoforma berupaya untuk
memahami situasi yang mereka hadapi, mereka fokus pada
194
Manajemen Strategik
bagaimana rumah sakit terhubung dengan para pemasoknya tanpa
teknologi Internet. Secara khusus mereka mempelajari hingga ke
organisasi yang memfasilitasi hubungan antara rumah sakit
dengan para pemasoknya untuk mencapai tingkat keekonomian
dalam biaya suplainya. Salah satu organisasi tersebut adalah
Novation. Para eksekutif di Neoforma belajar bahwa proses bisnis
yang melekat pada sukses Novation adalah sebagian besar paper
base.
Fase Dua : Partnership
Sekitar tahun 2000, para eksekutif Neoforma melihat
hubungan kerjasama yang potensial dengan Novation. Teknologi
Neoforma dapat dimodifikasi untuk menciptakan pangsa pasar
khusus yang cocok dengan sistem yang ada di rumah sakit –
rumah sakit Novation. Dan teknologi ini akan memfasilitasi
hubungan bisnis yang telah dibangun oleh Novation. Akhirnya
pimpinan Novation setuju untuk bekerjasama dan dimulailah fase
selanjutnya dari perjalanan mereka. Selama proses transisi,
Neoforma fokus dan memahami bagaimana terjadi perubahan
yang sukses, dari ”menjual teknologi kepada rumah sakit” menjadi
”menjalin kerjasama dengan organisasi kunci untuk mempeluas
jangkauan dalam cara – cara yang efisien”. Kepemimpinan segera
mengarahkan seluruh perusahaan pada pelanggan kunci mereka,
yaitu Novation. Sebagai contoh, sebuah tim dibentuk untuk
memahami permintaan dan kesepakatan yang terbentuk antara
Novation dan rumah sakit-rumah sakit. Sukse segera dicapai oleh
Neoforma melalui strategi ini. Pendapatan Neoforma terus
meningkat dari tahun tahun 2001 hingga 2002. Suskes tersebut
memunculkan pertanyaan: Apa selanjutnya? Bagaimana kita dapat
terus berkembang? Dan di pertengahan 2002, perusahaan telah
mapan di dunia industri dan inilah waktunya untuk mendapatkan
kembali brand Neoforma.
Fase Tiga : Brand
Neofarma mulai fokus untuk menciptakan brand
awareness pada rumah sakit-rumah sakit diluar Novation. Pada
dasarnya, seluruh produk Neoforma telah dikenal sebagai bagian
dari Novation. Tantangan muncul ketika Neoforma mencoba
menjual produk mereka pada sebuah rumah sakit. Para eksekutif
Neoforma paham gaya konservatif rumah sakit ketika menghadapi
penawaran dari kalangan non medis. Kebanyakan rumah sakit
Manajemen Strategik
195
menanyakan dua pertanyaan yang sama, yaitu : Apakah Anda
dapat membuktikan kepada kami bahwa hal itu berhasil? Dan
dapatkah Anda menunjukkan kepada kami bagaimana rumah sakit
memperoleh keuntungan dari hal itu? Neoforma eksekutif sampai
pada pemahaman tentang bagaimana pentingnya pertanyanpertanyaan tersebut untuk menciptakan kredibilitas dengan rumah
sakit-rumah sakit baru. Mereka belajar bahwa mereka perlu untuk
menunjukkan keberhasilan instalasi mereka sehingga mereka
dapat menjawab pertanyan-pertanyaan tersebut bagi pelangganpelanggan potensial mereka.
Menerjemahkan Strategi sebagai Proses Pembelajaran
Perjalanan Neoforma mirip dengan perjalanan yang dilalui
oleh banyak organisasi. Terdapat evolusi, mungkin terkadang
revolusi, ketika organisasi mencoba pendekatan-pendekatan yang
berbeda., belajar dari upaya mereka, dan mengimplementasikan
perubahan stratejik. Perjalanan Neoforma telah menjadi sebuah
prose pembelajaran seperti yang tergambar dalam Gambar 10.1.
Namun dalam aplikasinya dibutuhkan gambaran proses yang lebih
mendalam, seperti yang tersaji dalam Gambar 10.2.
Assessing Where We Are.
Memimpin
pembelajaran
organisasi
memerlukan
perkiraan mengenai dimana organisasi itu berada saat ini – yaitu,
mengumpulkan dan memberi arti informasi-informasi yang
relevan mengenai organisasi dan lingkungannya. Dalam kasus
Neoforma, mereka melakukan penilaian wilayah perusahaan di
dunia industri, cara dimana rumah sakit bekerjasama untuk
mencapai efisiensi dalam pengadaan, serta perubahan sifat dasar
industri mereka. Setiap pelajaran yang digambarkan dari
informasi-informasi dan analisis yang dilakukan membuat tim
eksekutif Neoforma berpikir secara berbeda mengenai perusahaan
mereka.
Understanding Who We Are and Where We Want to Go.
Bagian ini mengacu pada aspek aspirasional pada
pembuatan strategi, termasuk visi, misi dan nilai-nilai utama.
Penempatannya pada Gambar 10.2. dimaksudkan untuk
menyajikan gagasan bahwa elemen strategi ini menciptakan
sebuah lensa dimana kondisi internal dan eksternal dipahami dan
dieavaluasi; mereka tidak berasal kondisi internal maupun
196
Manajemen Strategik
eksternal. Apakah identitas organisasi? Dalam cara seperti apa
identitas membentuk pandangan anggota organisasi tentang apa
yang mungkin dan tidak mungkin? Misalnya, apakah misi
organisasi menyarankan bahwa strategi tertentu seharunya tidak
dipertimbangkan? Identitas Neoforma telah disaring selama
bertahun-tahun. Identitas itu terus berlanjut untuk menyediakan
pelayanan dan produk yang sama, namun cara mereka
menyediakan produk dan layan telah berubah. Perubahan itu
berdampak terhadap cara berikir mereka terhadap diri mereka
sendiri.
Learning How to Get There.
Elemen ini, digambarkan dalam Gambar 10.2, adalah
sangat penting bagi kerangka kerja proses pembelajaran. Hal itu
termasuk focus pada pengendali strategi kunci serta strategi bisnis
dan kepemimpinan yang penting untuk memuaskan pengendali
tersebut. Mari gali lebih jauh konsep ini dan bagaimana Neoforma
mewujudkannya dalam tindakan. Pengendali stratejik adalah
mereka yang relative sedikit menentukan keunggulan kompetitive
yang terus menerus bagi organisasi tertentu dalam industri tertentu
atau lingkungan kompetitif (juga disebut factor-faktor
keberhasilan kompetitif, faktor keberhasilan kunci, masalahmasalah nilai-nilai kunci) Kebanyakan organisasi tidak
mempunyai lebih dari tiga atau lima pengendali stratejik pada satu
waktu, dan hal ini selalu mewakili serangkaian factor dimana
perusahaan-perusahaan yang berbeda bersaing. Organisasi
membuat pilihan mengenai pengendali stratejik mana yang ingin
mereka investasi, untuk membedakan diri mereka dalam
industrinya.
Dalam Learning How to Get there,
Organisasi juga menggunakan dua tipe strategi: strategi
bisnis dan strategi kepemimpinan. Strategi bisnis adalah pola
pilihan-pilihan yang dibuat organisasi untuk mencapai keunggulan
competitive yang terus menerus. Strategi melibatkan suatu pola
dari pilihan-pilihan yang direfleksikan dalam bagian-bagian yang
berbeda dalam bisnis. Strategi harus terhubung dengan penggerak
kunci untuk memastikan keunggulan competitive yang terus
menerus.
Strategi kepemimpinan menggambarkan kemampuan
manusia dan organisasi yang diperlukan untuk menjalankan
Manajemen Strategik
197
strategi bisnis secara efektif. Budaya seperti apa yang seharusnya
dibentuk oleh organisasi untuk menciptakan kesusksesan?
Perspektif dan kemampuan seperti apa yang harus dimiliki oleh
pimpinan kelompok dan tim untuk menjadi sukses? Apa yang
akan mereka lakukan untuk mengembangkan ketrampilan dan
perspektif tersebut? Banyak organisasi gagal untuk memberikan
perhatian pada isu-isu tersebut yang sangat penting bagi
kesuksesan.
Making the Journey.
Pada bagian ini melibatkan penerjemahan strategi dalam
bentuk tindakan dengan mengidentifikasi dan mengimplementasikan taktik-taktik. Dalam prose perjalanannya,
Neoforma memilih taktik konsisten dengan strategi-strateginya.
Sebagai contoh, selama fase teknologi, mereka beriventasi pada
pengembangan produk dan membiarkan pemasaran dan pelayanan
turun dalam daftar prioritas mereka.
Checking Our Progress.
Organisasi secara terus menerus menilai efektifitas
mereka dengan mengukur indikator-indikato kunci yang terkait
dengan penggerak dan strategi mereka. Penting juga bagi
organisasi untuk memelihara kemampuan masa depan mereka.
Apakah ada pengukuran yang memperkirakan sukses (atau tidak)
dalam proses membangun kemampuan masa depan tersebut? Di
Neoforma, pengukuran kinerja kunci dikembangkan oleh
perusahaan.
Tabel 10.1 Proses Pembelajaran Neofarma : Fase Satu –
Teknologi (1996 – 1999)
198
Manajemen Strategik
Contoh mengenai pergerakan Neoforma melalui proses
strategi diringkas dalam Tabel 1.1, 1.2, dan 1.3. Tabel 1.1
meringkas elemen strategi sebagai proses pembelajaran selama
fase Teknologi Neoforma. Tabel 1.2 berisi ringkasan informasi
yang sama selama fase kerjasama (partnership). Sementara Tabel
1.3 menyediakan ringkasan elemen proses pembelajaran selama
fase brand. Hal yang menarik, meskipun para eksekutif Neoforma
menggambarkan diri mereka melalui tiga fase penting,
pengetahuan mengenai fase yang berbeda tidak secara eksplisit
ataupun disengaja pada waktu itu, dan proses transisi dari fase ke
fase tidaklah sempurna. Kesuksesan dalam mengendalikan proses
tersebut – apakah hal itu eksplisit atau tidak – membutuhkan
kepemimpinan yang efektif, tipe kepemimpinan yang kami sebut
kepemimpinan stratejik
Tabel 10.2 Proses Pembelajaran Neofarma : Fase Dua –
Partnership (2000 - 2002)
Tabel 10.3.
Proses Pembelajaran Neofarma : Fase Tiga – Brand (2003 –
Seterusnya)
Manajemen Strategik
199
10.3 Implikasi Bagi Pemimpin Stratejik
Konsep pembuatan strategi dan proses implementasi
sebagai sebuah pembelajaran yang berkelanjutan bukan
merupakan hal yang baru dalam literatur tentang strategi. Henry
Mintzberg telah berkontribusi secara signifikan dalam pemahaman
kami mengenai pembuatan strategi, dan secaa khusus pada
gagasan yang termasuk dimensi pembelajaran. Dia telah
membantu memperjelas perbedaan antara deliberate strategi,
termasuk elemen strategi organisasi yang lebih formal dan
disengaja (misalnya, apa yang mungkin anda temukan dalam
dokumen formal, atau pembicaraan secara eksplisit sebagai
strategi resmi) dan emergent strategy (Mitzberg, 1987, 1998;
Mintzberg & Water, 1985). Banyak orang juga mengulas tentang
bagaimana strategi secara praktis dapat mengubah sedikit melebihi
kesadaran individual ataupun organisasi yang terjadi sebagai
berikut: ”Strategi berkembang sepanjang waktu melalui
pengulangan yang berturut-turut pada keputusan dan tindakan.
Hampir tak seorangpun mengenali implikasi stratejik tentang apa
yang terjadi sampai selang waktu kemudian” (Floyd &
Wooldridge, 1996:38).
Penulis menemukan bahwa strategi seringkali tidak
dianggap sebagai proses pembelajaran. Kenyataannya, ketika kami
meminta para eksekutif untuk menjelaskan bagaimana strategi
dibentuk dalam organisasi mereka, kami mendapatkan penjelasan
yang panjang mengenai pertemuan di luar kantor dengan agendaagenda yang berisi tahapan dan analisis yang detil.
Mengapa para eksekutif tidak secara eksplisit berbicara
tentang strategi sebagai sebuah proses pembelajaran? Salah satu
alasannya mungkin belajar mengandung arti ada sesuatu yang
tidak diketahui sekarang – dan budaya di banyak organisasi
menekankan pada budaya tahu. Tidakkah mereka yang banyak
tahu adalah mereka yang dipromosikan? Eksekutif yang lain
terbuka untuk belajar namun tidak punya waktu untuk itu.
Kenyataanya adalah organisasi harus belajar dan mereka yang
memiliki kebiasaan belajar yang terbaik mempunyai keunggulan
kometitif yang signifikan.
Sementara itu terdapat banyak implikasi dari cara
memandang strategi sebagai proses pembelajaran, namun secara
khusus akan dijelaskan empat hal diantaranya, yaitu:
Strategi terbaik melibatkan penemuan lebih dari ketetapan hati.
200
Manajemen Strategik
Kepemimpinan stratejik bukan diperuntukkan bagi mereka
yang berada di puncak.
Tidak cukup hanya menjadi pemimpin stratejik seorang diri,
Anda harus membantu perkembangan kepemimpinan stratejik
pada diri orang lain juga.
Pemimpin stratejik memadukan ketrampilan berpikir, bertindak
dan mempengaruhi untuk mengendalikan strategi sebagai
proses pembelajaran dalam organisasi mereka.
a. Discovery vs Determination
Beberapa penulis strategi (misalnya, Beer & Eisentat,
2000) berbicara mengenai proses mendefinisikan strategi
seolah-olah seseorang atau sekelompok orang dapat pergi ke
suatu ruangan, berbicara tentang bagaimana startegi mereka
seharusnya, dan selama itu jelas, tidak masalah. Istilah define
mengandung arti bahwa kita dapat santai dan menentukan
strategi apa yang terbaik bagi kita. Bagi kebanyakan organisasi,
merumuskan strategi lebih merupakan proses penemuan
daripada proses menetapkan atau suatu proses memilih diantara
serangkaian kemungkinan yang terbatas. Dalam buku Good to
Great, Jim Collins (2001) menggambarkan proses ini sebagai
mulai memahami ”Konsep Landak”. Baik perusahaan yang
baik maupun perusahaan yang hebat keduanya mempunyai
strategi. Perusahaan yang baik menyusun strateginya dari
omong besar, sementara perusahaan yang hebat menyusun
strateginya dari pemahaman. Jim Collins menyimpulkan
temuannya dalam pernyataan sebagai berikut: ”Konsep Landak
bukan merupakan suatu sasaran untuk menjadi yang terbaik,
suatu strategi untuk menjadi yang terbaik, keinginan untuk
menjadi yang terbaik, suatu rencana untuk menjadi yang
terbaik, melainkan pemahaman mengani bidang apa Anda
dapat menjadi yang paling baik. Perbedaan ini sangat penting”.
Penemuan memerlukan disiplin. Disiplin sangat dibutuhkan
dalam strategi dan bisnis. Collins mencatat bahwa mulai
memahami konsep Landak adalah proses pengulangan yang
memerlukan waktu rata-rata empat tahun. Omong besar, di sisi
lain, dapat terjadi secara instan. Mungkin itu sebabnya menjadi
sangat menarik.
b. Broad Reach
Salah satu mitos dari kepemimpinan stratejik adalah
bahwa strategi merupakan pekerjaan CEO dan orang lain
Manajemen Strategik
201
memainkan peranan yang kecil atau bahkan tidak ada dalam
prosesnya. Sejalan dengan mitos ini adalah keyakinan bahwa
CEO dan para pemimpin puncak akan pergi untuk beberapa
hari dan kembali dengan strategi. Sebenarnya CEO secara
pokok bertanggung jawab pada keputusan mengenai jalur yang
akan ditempuh organisasi. Sebenarnya, CEO acapkali
melibatkan beberapa tim manajement senior dalam proses
pengambilan keputusan itu. Tetapi tidak berarti bahwa hanya
orang-orang ini yang menjadi pimpinan stratejik dalam
organisasi. Sebaliknya, CEO mempercayakan masukan dan
pengetahuan yang dalam mengenai organisasi untuk menyusun
strategi, menjalankan strategi dan membantu dalam memahami
seberapa baik jalannya strategi tersebut. Bahayanya dari mitos
tersebut – kepemimpinan stratejik itu diperuntukkan bagi
mereka yang berada di puncak – sehingga mereka yang berada
di bawah secara sadar maupun tidak sadar mempercayainya,
tidak akan melihat dirinya sebagai pimpinan stratejik, dan oleh
karenanya tidak akan berperilaku sebagai pimpinan stratejik.
Buku – buku kebanyakan yang menulis secara berlebihan
tentang nama- nama besar CEO yang sangat berhasil
memimpin perusahaannya – baik di masa lalu maupun
sekarang – mengagungkan mitos ini. Sebut saja Henry Ford,
Jack Welch, Lou Gerstner dan Andrew Carnegie membawa
dalam pemikiran bayangan mengenai orang-orang yang sangat
cerdas dan sangat baik dimana mereka dapat menangani sendiri
arah terbaik baik perusahaan, menyusun serangkaian proses
untuk menuju kesana, dan meyakinkan bahwa perusahaan tetap
berda dalam jalurnya. Bagaimanapun juga, orang-orang ini
sangat baik ketika memimpin perusahaannya secara tepat
karena mereka percaya dan mengandalkan orang lain. Ketika
kita berpikir tentang bagaimana organisasi berkembang selama
beberapa dekade lalu, salah satu perbedaan kunci adalah bahwa
garis antara perbedaan-perbedaan klasik menjadi kabur – dan
semakin tidak disangsikan. Pemahaman yang lebih baik
mengenai kebutuhan dan perspektif berbagai fungsi membuat
produk memasuki pasar dengan lebih cepat dan memenuhi
kebutuhan pelanggan dengan lebih efektif – dua hasil yang
sangat penting bagi keunggulan kompetitif. Trend yang kabur
ini terjadi dengan pembuatan strategi dan juga
pengimplementasian strategi. Sehingga garis antara perencana
dan pelaksana menjadi kabur. Persaingan yang menekan
202
Manajemen Strategik
lingkungan saat ini membuat kita untuk sedapat mungkin
menyesuaikan dengan lingkungan, dan seringkali mereka yang
berada di level bawah dan tengah pada organisasi paling cocok
untuk mengenal pelanggan, pesaing dan trend industri.
Sehingga strategi tidak hanya pekerjaan CEO. Oleh karena itu,
kepemimpinan stratejik paling baik digunakan ketika informasi
dari puncak dipadukan dengan informasi dari tingkat bawah,
dan manajer menengah berada pada posisi yang unik untuk
melakukan hal ini. Tidak ada keraguan bahwa semakin banyak
orang dalam organisasi merasa perlu untuk menjadi lebih
stratejik
c. Fostering Strategic Leadership
Sama seperti pemikiran bahwa strategi hanyalah
pekerjaan CEO, adalah sebuah kekeliruan untuk meyakini
bahwa untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan
stratejik diri Anda, Anda harus konsentrasi pada
pengembangan ketrampilan stratejik Anda sendiri. Menjadi
Pemimpin stratejik yang kuat berarti Anda harus fokus pada
orang lain sebanyak pada diri Anda sendiri. Proses
menciptakan dan menjaga keberlangsungan keunggulan
kompetitf dalam organisasi sangat rumit bagi siapa saja untuk
mengembangkan dan..... Ada begitu banyak informasi untuk
dicerna, keputusan sangat rumit, dan keberhasilan tergantung
pada gabungan kemampuan melintasi perusahaan. Daftar ini
dapat saja terus dan terus, namun ada dua item yang cukup baik
dimana pemimpin stratejik dapat fokus pada orang lain:
Ciptakan suasana yang membantu perkembangan
kepemimpinan stratejik pada orang lain.
Kembangkan kemampuan kepemimpinan stratejik pada
mereka yang berada di sekitar anda.
Banyak faktor yang mempengaruhi pelaksanaan poin
pertama, tetapi satu contoh yang umum untuk menggambarkan:
Apa iklim di organisasi untuk berbagi informasi? Apakah
infromasi mengalir dengan bebas, sehingga orang-orang saling
berbagi pendapat yang paling jujur, membiarkan pendapatpendapat tersebut dibentuk oleh data dan perspektif orang lain?
Beer dan Eisenstat (2000) telah melakukan penelitian pada apa
yang mereka sebut ”silent killers” bagi implementasi strategi
dan proses belajar. Sebagian dari ”silent killer” tersebut
berhubungan untuk menjaga segala seuatunya tetap tenang
Manajemen Strategik
203
dalam organisasi misalnya, gaya manajemen top-down dan
komunikasi satu arah yang menyedihkan.
10.4 Mengendalikan Strategi Sebagai Sebuah Pembelajaran
Tiga chapter selanjutnya akan membahas tentang
bagaimana pemimpin memadukan ketrampilan berpikir , bertindak
dan mempengaruhi untuk mengendalikan strategi sebagai sebuah
proses pembelajaran dalam organisasi mereka. Mereka
menggunakan ketrampilan ini melalui siklus pembelajaran untuk
membawa pencerahan dan fokus pada strategi, untuk membuat
strategi itu dengan arah dan tujuan, dan untuk memunculkan
komitmen yang lain terhadap masa depan organisasi.
Meski pembahasan mengenai ketrampilan berpikir,
bertindak dan mempengaruhi disajikan sendiri-sendiri, namun
penting untuk memperjelas bahwa ketrampilan berpikir, bertindak
dan mempengaruhi seharusnya tidak dipandang sebagai bagian
yang terpisah dan tersediri. Bukan masalah bahwa pemimpin
stratejik pada mulanya berpikir untuk untuk menentukan apa yang
harus dilakukan, kemudian bertindak untuk membuat keputusan
yang diperlukan dan memilih hal-hal yang terkait dengan
pemikiran tersebut, dan kemudian mempengaruhi orang lain untuk
menjalankannya. Pada kenyataannya, berpikir, bertindak dan
mempengaruhi saling terkait. Oleh karena itu, pemimpin stratejik
akan mengambil tindakan yang kemudian memberitahukan
pemikiran masa depannya mengenai strategi. (Tentu saja, tipe
pembelajaran seperti ini adalah dasar dari strategi sebagai proses
pembelajaran). Pemimpin stratejik juga mengundang orang lain
dalam proses pembuatan strategi – tidak hanya memfasilitasi
keterlibatan mereka dalam proses namun juga untuk menghasilkan
strategi yang lebih baik. Ketika mempelajari tiga chapter
selanjutnya, harus selalu diingat bahwa berpikr, bertindak dan
menpengaruhi bekerja bersama-sama.
*****
204
Manajemen Strategik
BAB XI
PENGANTAR MANAJEMEN
STRATEGIS
11.1 Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami tata kelola
korporate yang baik, menjelaskan tata kelola di daerah era
otonomi daerah
11.2 Tata Kelola
1960-an dan 1970-an
Keyakinan tentang
Tata Kelola
Awal 1980-an
Keengganan
dalam
membuat
perencanaan
Tata Kelola
Akhir 1980-an
Adanya
kemungkinan
kompleksitas
dalam Tata
Kelola
1990-an
Self
Governance
Perspektif Luas (Perspektif Stakeholder) Seperangkat
peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang, pengurus
(pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan,
serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya
yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau
dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan.
Tujuan tata kelola korporat ialah untuk menciptakan nilai tambah
bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders).
Perspektif Sempit (Perspektif Shareholder) Struktur
dimana manajer pada berbagai tingkat organisasi dikendalikan
melalui dewan direksi, struktur yang berkaitan, insentif eksekutif
dan skema lainnya.
Sistem tata kelola korporat terdiri dari :
1. Berbagai peraturan yang menjelaskan hubungan antara
pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, dan
stakeholders yang lain (menjelaskan hak dan kewajiban pihak
tersebut).
2. Berbagai mekanisme yang secara langsung ataupun tidak
langsung menegakkan peraturan tersebut.
Tabel 11.1
Manajemen Strategik
205
Gambar 11.1 Evolusi Pandangan Mengenai Tata Kelola
Tabel 11.1 Transisi Demokrasi dan Tata Kelola
Tidak
Demokratis
A
Agak
Demokratis
B
Tata Kelola yang lebih
kuat
D
E
Malaysia
Tata Kelola yang kuat
G
H
Singapura
Tata Kelola yang lemah
Demokratis
C
Indonesia
F
Thailand
Filipina
I
Taiwan (Cina)
Rep. Korea
Tata Kelola Yang Lemah Vs Kuat
Lemahnya tata kelola menimbulkan dampak sebagai
berikut :
1. Kaum miskin tidak mendapatkan akses pelayanan publik yang
dibutuhkan karena selalu berkompromi dengan birokrasi yang
korup
2. Para investor takut dan enggan menanam modal di Indonesia
karena ketidakmampuan sistem peradilan untuk melaksanakan
kontrak, meningkatnya kerusuhan, dan tingkat pelanggaran
hukum dan keamanan
3. Langkanya sumber daya pemerintah ternyata hilang karena
sistem manajemen keuangan dan pengadaan barang yang tidak
transparan, manipulatif, dan banyak kebocoran
206
Manajemen Strategik
Analisis Berbasis Biaya Transaksi
Untuk melakukan suatu transaksi pasar, diperlukan
identifikasi dengan siapa seseorang bertransaksi, menginformasikan kepada masyarakat bahwa seseorang ingin berurusan
beserta persyaratan yang dipenuhi, melakukan negosiasi hingga
penawaran, menulis kontrak, melakukan pemeriksaan yang
diperlukan untuk meyakinkan bahwa syarat-syarat kontrak telah
diikuti, dan seterusnya‖. Ronald Coase (1960) Analisis Biaya
Transaksi (ABT).
Kelemahan analisis Coase Dietrich (1994)
1. Masalah sentralnya adalah kurangnya kerangka teoritis yang
mendalam.
2. Analisis Coase dinilai tidak konsisten karena perusahaan dan
pasar merupakan metode alternatif dalam mengoordinasikan
produksi.
Tabel 11.3 Kompleksitas, Dinamika, dan Keanekaragaman
Tata Kelola
Kompleksitas
Dinamika
Keanekaragaman
“do-it-alone” Government
Hubungan sebabakibat
Ketergantungan
unilateral
Dibagi dalam hal unit
atau disiplin
“co”-arrangement
Keseluruhan dan
sebagian
Saling
ketergantungan
multidimensional
Menangani jaringan
komunikasi
Linearitas dan
prediktabilitas
Kontinu dan berubahubah
Penggunaan mekanisme
feed-forward
Pendekatan/analisis
berdasarkan rata-rata
From rules to exception
Pola nonlinier dan
chaos
Tidak kontinu dan
tidak berubah-ubah
Penggunaan
mekanisme feedwhile/feed-back
Analisis situasional
dan diskrit
From exception to
rules
Manajemen Strategik
207
Tabel 11.4 Oliver Williamson Ilmu Ekonomi Modern Mengenai
Biaya Transaksi
A. Sumber Biaya Transaksi
Hakikat Masalah Tata Kelola
B. Jenis Biaya Transaksi
Biaya Langsung
(Direct Costs)
Biaya Oportunitas
(Opportunity Costs)
Spesifikasi
Aset
Penjagaan
Ketidakpastian
Lingkungan
Adaptasi
Ketidakpastian
Perilaku
Evaluasi kinerja
Biaya
menjalin
penjagaan
Gagal
melakukan
investasi ke
dalam aset
produktif
Biaya
komunikasi,
negosiasi, dan
koordinasi
Kesalahan
adaptasi; Gagal
untuk
mengadaptasi
Biaya
pemeriksaan dan
seleksi (ex-ante)
Biaya pengukuran
(ex-post)
Kegagalan
mengidentifikasi
mitra yang sesuai
(ex-ante)
Kehilangan
produktivitas
melalui upaya
penyesuaian (expost)
Tata Kelola Korporat Di Lingkungan BUMN
Good Corporate Governance (GCG) di lingkungan
BUMN. Paradigma GCG yang baru menekankan pentingnya nilainilai, keyakinan, asumsi-asumsi dasar yang bercirikan prinsipprinsip utama: Transparency, Fairness, Accountability, dan
Responsibility.
208
Manajemen Strategik
Sepuluh prinsip tata kelola yang perlu diterapkan di Indonesia :
1. Partisipasi
2. Penegakan Hukum
3. Transparansi
4. Responsif
5. Pemerataan
6. Visi Stratejik
7. Efektivitas & Efisiensi
8. Profesionalisme
9. Akuntabilitas
10. Pengawasan
11.3 Tata Kelola Di Era Otonomi Daerah
• Bad governance dalam implementasi otonomi daerah di
Indonesia: (1) kuatnya semangat memungut retribusi, pajak,
maupun pungutan lainnya dengan kurang memperhatikan
pelayanan publik secara optimal; (2) rendahnya akuntabilitas
pemerintah daerah maupun DPRD.
• Utomo (2005: 16-17) tata kelola dari sisi makro dan mikro.
• Makro: menghendaki interaksi atau kompatibilitas di antara
pemerintah, swasta, dan masyarakat.
• Mikro: adanya kompatibilitas antara komponen yang ada di
dalam pemerintahan daerah, yakni DPRD, Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah, Perangkat Daerah, dan
komponen masyarakat serta swasta.
Manajemen Strategik
209
• Pelaksanaan otonomi daerah dalam memperbaiki kinerja
pelayanan publik dirangkum dalam dua studi, yaitu Dwiyanto
et al. (2002) dan Kuncoro et al. (2004)
• Hasil survei menemukan fakta berikut:
1. Setahun setelah pelaksanaan otonomi daerah, kinerja
penyelenggaraan otonomi daerah belum memiliki banyak
perbaikan
2. Kesimpulan yang sama diperoleh para pengusaha terutama
pelayanan yang berkaitan dengan perizinan dan investasi
3. Dalam hal perizinan dan investasi, biaya yang dibayar oleh
masyarakat jauh di atas biaya resmi yang telah ditentukan
dalam peraturan daerah
Peluang untuk melakukan perubahan mendasar bagi
Indonesia :
1. Mengubah sumber pertumbuhan ekonomi yang ditopang oleh
konsumsi menjadi digerakkan oleh investasi dan ekspor
Perbaikan iklim bisnis/investasi: (1) reformasi pelayanan
investasi, (2) penyederhanaan sistem dan perizinan, penurunan
berbagai pungutan yang tumpang tindih, dan transparansi biaya
perizinan, (3) reformasi peraturan
2. Menjadikan para birokrat dan pejabat di pusat maupun daerah
sebagai fasilitator bagi dunia bisnis menghilangkan grease
money
3. Diperlukan rencana reformasi yang komprehensif dan
berjangka menengah, setidaknya 5 tahun ke depan
*****
210
Manajemen Strategik
BAB XII
PENGANTAR MANAJEMEN
STRATEGIS
12.1 Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa
dapat menjelaskan
pengendalian, evaluasi dan kinerja strategik
dan
memahami
12.2 Pengertian Pengendalian, Evaluasi dan Kinerja
Strategis
Dalam pengendalian stratejik, terdapat dua jenis sistem :
1. Pendekatan tradisional didasarkan pada pendekatan umpan
balik. Strategi, sasaran, dan tujuan organisasi hanya sedikit
berubah atau bahkan tidak ada perubahan sama sekali sampai
batas waktu yang ditentukan.
2. Pendekatan kontemporer menekankan pada pentingnya
evaluasi lingkungan (internal dan eksternal) yang berkelanjutan
untuk melihat apabila terdapat tren dan kejadian penting yang
memberikan sinyal terhadap pentingnya melakukan modifikasi
strategi, sasaran dan tujuan organisasi.
a. Pendekatan Tradisional
• Pendekatan tradisional mengikuti tahapan yang
berurutan, yaitu: (1) strategi diformulasikan dan
manajemen puncak menetapkan sasaran, (2) strategi
diimplementasikan, dan (3) kinerja diukur berdasarkan
sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya
• Chris Argyris sistem ini dinamakan single-loop
• Dengan sistem ini, sistem pengendalian hanya
membandingkan kinerja aktual dengan sasaran yang
telah ditetapkan sebelumnya
• Akan tepat digunakan apabila lingkungan bisnis berada
dalam keadaan yang stabil dan relatif sederhana
b. Pendekatan Kontemporer
• Dinamakan double-loop, dimana asumsi, dasar
pemikiran, sasaran dan strategi organisasi dievaluasi,
diuji, dan dikaji ulang secara terus-menerus
Manajemen Strategik
211
•
•
•
•
• Dua tipe berbeda dari pengendalian stratejik:
1) Pengendalian informasi
Apakah organisasi melakukan hal-hal yang benar
dalam implementasi strategi
2) Pengendalian perilaku
Apakah organisasi melakukan segala sesuatunya
dengan benar dalam implementasi strategi
Agar sistem pengendalian kontemporer efektif :
Harus fokus pada informasi yang terus berubah yang dapat
diidentifikasi oleh manajer puncak sehingga mempunyai arti
stratejik yang penting
Informasi harus cukup penting untuk dapat menarik perhatian
manajer operasi pada semua tingkatan organisasi secara rutin
dan terus-menerus
Data dan informasi yang dihasilkan oleh sistem pengendalian
paling baik bila diinterpretasikan dan didiskusikan pada
pertemuan tatap muka dengan atasan, bawahan, dan rekan
bisnis
Sistem pengendalian kontemporer adalah katalis kunci bagi
perdebatan tentang data, asumsi dan rencana aksi yang
dilakukan terus-menerus
Pengawasan Perilaku
Implementasi strategi yang efektif membutuhkan tiga
kunci pengendalian: budaya, penghargaan, dan batas organisasi.
Pendekatan tradisional menekankan pada batas dan kendala
organisasi, sedangkan pendekatan kontemporer mengandalkan
keseimbangan antara tiga kunci pengendalian.
Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah suatu sistem nilai dan
kepercayaan yang membentuk karyawan, struktur organisasi dan
sistem pengendalian perusahaan untuk memproduksi normanorma keyakinan. Budaya mengatur suatu batasan yang implisit,
yaitu aturan-aturan tidak tertulis dari perilaku yang diperbolehkan.
Budaya korporat :
Visible artifacts cara orang berperilaku, simbol (logo
perusahaan, lambang merek, dll.).
Budaya yang mewakili nilai-nilai yang lebih dalam dari para
anggotanya nilai-nilai dasar, filosofi, keyakinan, asumsi,
kepercayaan, dll.
212
Manajemen Strategik
Budaya organisasi lebih bersifat organis daripada
mekanis. Budaya tidak dapat dibangun‖ atau dirakit‖, tetapi harus
dibudidayakan, diusahakan, dan dikembangbiakkan. Dalam
keadaan apapun, seorang manajer akan selalu ditempatkan sebagai
role model, sehingga konsistensi dalam perkataan dan perbuatan
bisa menjadi pendorong yang baik dalam pembentukan budaya
dan komitmen yang tinggi bagi karyawan.
Tabel 12.1 Hubungan Strategi Budaya
Penghargaan
Sistem penghargaan (rewards) dan insentif merupakan
perwujudan dari niat kuat untuk bisa mempengaruhi budaya
organisasi, berfokus pada pekerjaan dengan prioritas tinggi, dan
memotivasi individu dan kinerja individu ke tingkat yang lebih
tinggi. Merupakan suatu motivator dan kontrol mekanisme yang
efektif.
Karakteristik penghargaan dan insentif yang efektif :
• Tujuannya jelas, mudah dimengerti, dan bisa diterima secara
luas
• Penghargaan berhubungan langsung dengan kinerja dan
perilaku yang diinginkan
• Pengukuran kinerja jelas dan dapat dilihat
• Umpan balik cepat, jelas, dan tidak meragukan
• Sistem kompensasi adil dan pantas
• Struktur fleksibel; bisa beradaptasi dengan perubahan
Batas dan hambatan organisasi dapat memberikan banyak
tujuan yang berguna bagi organisasi, termasuk :
Manajemen Strategik
213
– Berfokus pada usaha individu dan prioritas organisasi
– Memberikan tujuan jangka pendek dan rencana kegiatan yang
akan diusahakan
– Meningkatkan efisiensi dan efektivitas
– Meminimalkan perilaku yang tidak diperbolehkan dan tidak
etis
Tujuan jangka pendek harus: (1) spesifik dan bisa diukur,
(2) mempunyai batasan waktu yang spesifik dalam usaha
pencapaian, (3) dapat dicapai dan cukup menantang untuk bisa
memotivasi manajer menyelesaikannya. Organisasi perlu
menyediakan suatu sistem penghargaan dan insentif, digabung
dengan budaya yang kuat sehingga hambatan dapat diinternalisasi.
Dapat dicapai dengan :
Mempekerjakan orang yang tepat yang telah mempunyai nilai
dominan yang diinginkan perusahaan dan konsisten dengan
nilai-nilai tersebut
Memberikan pelatihan dan melakukan indoktrinasi
Pentingnya panutan dalam pihak manajemen
Sistem penghargaan harus sesuai dengan tujuan dan sasaran
perusahaan
12.3 Posisi Perusahaan dalam Industri
Rencana bisnis yang efektif harus mendefinisikan secara
jelas di mana posisi perusahaan hari ini dan posisi yang diinginkan
tiga hingga lima tahun mendatang. Strategi adalah cara pemimpin
bisnis perusahaan merealisasikan filosofinya. Dengan audit
strategi, perusahaan menguji asumsi-asumsi yang dibutuhkan
untuk bersaing di dalam pasar. Perusahaan yang sukses
mengkombinasikan dua karakteristik utama strategi yaitu:
(1) Sasaran jangka panjang,
(2) Analisis lingkungan persaingan.
Daya tarik industri sangat berhubungan dengan struktur
dari industri tertentu dan arah kompetisi industri yang telah
beroperasi. Secara tradisional, dua faktor penting dalam
menentukan daya tarik tersebut adalah ukuran industri dan tingkat
pertumbuhannya. Daya tarik industri dapat diukur secara
kuantitatif menggunakan 10 kriteria.
214
Manajemen Strategik
Tabel 12.2 Kriteria Tingkat Pertumbuhan Industri
• Posisi daya saing perusahaan dapat diklasifikasikan dalam lima
kompetensi utama dan empat fungsi pendukung.
• Kompetensi utama logistik inbound, operasi, logistik outbond,
penjualan dan pemasaran, dan jasa.
• Fungsi pendukung infrastruktur, manajemen, sumber daya
manusia, pengembangan teknologi, dan pembelian.
• Dengan menggabungkan dua analisis (daya tarik industri dan
daya saing relatif), dapat diperoleh kerangka dasar untuk
analisis stratejik Matriks Kekuatan Bisnis (MKB).
Sustainabilitas
Rencana bisnis stratejik dapat efektif hanya bila asumsiasumsi kunci yang mendasari, seperti kompetensi teknis dan
cakupan pasar, dapat berkelanjutan (sustainable). Hal-hal yang
harus dipertimbangkan untuk mengidentifikasi faktor umum bagi
keberhasilan perusahaan :
1. Tanpa komitmen dari manajemen senior tidak akan mungkin
untuk mempraktikkan analisis faktor keberhasilan
2. Analisis enam kunci keberhasilan membutuhkan pengorganisasian yang lengkap
3. Seluruh kontak langsung analisis dilakukan bersama manajer
Tabel 12.3 Analisis Faktor Keberhasilan
Manajemen Strategik
215
Penilaian
Penilaian adalah ukuran nilai ekonomis pada suatu periode
berdasarkan tingkat diskonto yang mencerminkan biaya modal.
Rencana bisnis yang baik harus terus menghasilkan nilai‖ melebihi
biaya modal yang digunakan. Asumsi utama mengenai kondisi
pasar akan membawa dampak bagi kelayakan bisnis segmen
tersebut. Penilaian kinerja berdasarkan model ROE, analisis
profitabilitas, rasio pengeluaran, dan pemanfaatan aset
Penilaian kinerja dengan model Return on Equity (ROE) :
ROE dapat digunakan untuk menganalisis tingkat profitabilitas
perusahaan dan membahas trade-off antara return dan risiko
yang dihadapi oleh perusahaan
Tujuannya untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan
profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan
Catatan dalam menghitung rasio :
1. Data neraca merupakan stock, sedangkan data pada laporan
laba rugi merupakan data flow selama periode tertentu
2. Perhitungan rasio tanpa ada pembanding tidak akan
memberikan makna yang sempurna bagi rasio tersebut
3. Jika pembanding yang dipilih berupa perusahaan yang sejenis,
maka hendaknya dipilih perusahaan yang sama dalam hal jenis
usahanya, jasa yang diberikan, strategi yang digunakan, dan
ukurannya
Rasio yang biasa digunakan untuk mengukur dan
membandingkan kinerja profitabilitas adalah ROE (Return on
Equity) dan ROA (Return on Assets) :
• ROE = Net Income / Total Equity
Menunjukkan kemampuan manajemen perusahaan dalam
mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan net income
• ROA = Net Income / Total Assets
Menunjukkan kemampuan manajemen perusahaan dalam
menghasilkan income dari pengelolaan aset yang dimiliki.
*****
216
Manajemen Strategik
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abell 1980 Defining the Business: The Starting Point of Strategic.
Planning, Prentice-Hall, Englewood Cliffs, NJ. Alderson,
W.
Adaptif Miles & Snow 1978 Organizational Strategy, Structure,
and Process,. New York: Mc Graw-Hill
Agus Sri Wahyudi, Manajemen Stratejik, Pengantar Proses
Berfikir Strategik‖, Bina Rupa Aksara, 2001.
Fred R. David, 2004. Manajemen Strategis, Edisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia
Barney, 1997 Gaining and Sustaining Competitive Advantage,
Addison- Wesley Publishing Company, USA Biro
Ball, Geringer, Minor, McNett. 2006. Edisi 12 International
Business. Bandung: Salemba Empat
Chuck Williams 2014 Management 1 Ediion, terj: M. Sabarudin
Napitupulu, jakarta
Certo, Samuel & Paul Peter, 1990, Strategic Management, New
York :McGraw Hill,
Coulter, 2002 Manajemen edisi 7. PT. Indeks group gramedia.
Jakarta
Collis & montgomerry, 1998 Corporate Strategy : A Research
Based Approach. Singapore
Manajemen Strategik
217
David, Fred R, 2005, Strategic Management: Concepts and
Cases,10th ed, New Jersey: Prentice Hall
Dirgantoro Crown. 2001. Manajemen Strategis. Jakarta: PT
Gramedia Widiaasarana Indonesia.
Dharmmesta, Basu Swastha., Handoko, T. Hani. 2012.
Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen.
Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta.
Daniels, J. D., Radebaugh, L. H., & Sullivan, D. P. 2004.
International business: Environments and operations.
Upper Saddle River, N.J: Prentice Hall.
David 2002 Manajemen Strategis: Konsep. Jakarta: Prenhallindo.
_____, 2004 Manajemen Strategis: Konsep. Edisi ketujuh”. PT.
Prenhallindo, Jakarta
David, Fred R. 2011. Strategic Management Manajemen Strategi
Konsep, Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat.
Grant,
1995 Contemporary Strategy Analysis: Concept,
Techniques and. Application. Oxford: The Blackwell
Publishers Inc
Edith Penrose 1959 The Theory of the Growth of the Firm. Great
Britain: Basil Blackwell & Mott Ltd. Pulic, A
Hargo Utomo, E. Tandelilin Seri Diktat Kuliah, Gunadarma
Haspeslagh dah Jemison (991 Honorary Doctorate of Letters,
Winston Salem College, North Carolina
Hitt, M. A. (1997). Manajemen Strategis. Jakarta.
Hunger, J. David and Thomas Wheelen, 1996, Strategic
Management, 5th ed, New York:Addison Wesley
Hitt, Ireland, dan Hoskisson 2011 Manajemen Strategis,
(terjemahan : Tim, Salemba Empat), Jakarta: Salemba
218
Manajemen Strategik
Hariadi, Bambang. 2003. Strategi
Banyumedia Publishing.
Manajemen.
Malang:
Hill, Charles W.L. 2008. International Business. McGraw Hill
Higher Education.
Hit A. Michael. Dkk. 1996. Manajemen Strategis. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Igor Ansoff 1993 Business Strategy. New York: Penguin Books
Irantara Yosal. 2004. Manajemen Strategis Public Relations.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Inkpen dan Ramaswamy 2006; Makalah Strategi Internsional
James A.F. Stoner 2012. Manajemen. Prentice-Hall.
John A. Pearce II and Richard B. Robinson, Jr. Strategic
Management‖, Fifth Edition, 1998, USA. Penterjemah
Agus Maulana Manajemen Strategik : Formulasi,
Implementasi dan Pengendalian‖ , Bina Rupa Aksara,
2002.
J.
Salusu 1996 Pengambilan Keputusan Strategik untuk
Organisasi Publik an Organisasi non Profit. Jakarta
J. David Hunger & Thomas L Wheelen, Manajemen Strategic,
Andi Yogyakarta
L.Wheelen, J. D. (2003). Manajemen Strategis . Yogyakarta.
Levitt, dan Yip dalam Peng dan Miles, 2009 Analisis Data
Kualitatif. Jakarta: UI-Press. Moleong,
Kuncoro, Mudrajada.
Erlangga.
2008.
Manajemen Strategi.
Manajemen Strategik
Jakarta:
219
Michael A. Hitt & R. Duane Ireland & Robert E. Hoslisson 1997
Strategic. Manajement: Prenhalindo
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat dan
Rekayasa, Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
Pearce II dan Robinson 2011 Manajemen Strategis-. Formulasi,
Implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat
Peng dan Delios 2006 What Determines the Scope of the Firm
over Time and around the World An Asia Pacific
Perspective. Asia Pacific Journal
Purnomo, Setiawan Hari dan Zulkiflimansyah,1999, Manajemen
Strategi : Sebuah Konsep Pengantar, Jakarta : Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Setiawan HP & Zulkieflimansyah 2005 , Manajemen Strategi;
Sebuah Konsep Pengantar, Jakarta: LPFEUI,
Siagian. Sondang. 2005. Manajemen Strategis. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Susanto, AB. 2014. Manajemen Strategik Komprehensif. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Suwandiyanto 2010 Manajemen Strategi
Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.
dan
Kebijakan
Sukanto Rekso Hadiprojo, Manajemen Strategik (Business
Policy), Pendekatan Kasus, BPFE, Yogyakarta, 1996.
Rugman dan Verbeke 2004 "A perspective on regional and global
strategies of multinational enterprises", Journal of
International Business Studies
Thomas
220
l. Wheelen and J. David Hunger, ―Strategic
Management, Business Policy Seventh Edition, USA,
2000.
Manajemen Strategik
Talentia
Kristi,
2013.
Bisnis
Internasional.
Dalam
http://talentiakirsti.blogspot.co.id/2013/01/bisnisinternasional.html (Diakses tanggal 29 April 2017)
T.Hani Handoko 2012. Manajemen Personalia dan Sumber Daya
Manusia. Yogyakarta. BPFE.
Wheelen, Thomas L., Hunger, J. David. 2010. Strategic
Management
and
Business
Policy
Achieving
Sustainability. Twelfth Edition. Pearson.
Wicaksono Bagus Kurniawan, 2017. Bisnis Internasional. Dalam
http://wicaksonobagusk97.blogspot.co.id/2017/01/bisnisinternasional-wicaksono-bagus.html (Diakses tanggal 29
April 2017)
Internet
https://mithapersia.wordpress.com/2013/09/23/evolusi-sisteminformasi-manajemen/
ttp://asifah-asifah.blogspot.com/2012/12/artikel-evolusi-dari-cbissia-sim.html
http://yulieee.wordpress.com/2009/11/15/evolusi-sisteminformasi-manajemen/
http://doelmith.wordpress.com/2009/01/23/apa-itu-sisteminformasi-manajemen-dakwah-sim-d/
ttp://devyindriawaty29.wordpress.com/2011/01/03/evolusikonsep-sim-dan-komputerisasi-sistem-informasimanajemen/
https://www.academia.edu/9859667/Makalah_Manajemen_Strate
gi_dan_Kebijakan_Bisnis?auto=download
http://asril-arilaha.blogspot.com/2011/09/elemen-manajemenstrategi.html
Manajemen Strategik
221
https://www.hestanto.web.id/tahap-tahap-dalam-manajemenstrategis/
https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-analisisswot.html
http://dedektoruz.blogspot.com/2015/05/implementasistrategi.html
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/konsep-strategi-definisiperumusan.html
222
Manajemen Strategik
TENTANG PENULIS
Rudi Setiadi, SE., M.M., adalah dosen tetap
(Faculty Member) dari STEI Al-Amar
Subang. Gelar Sarjana Ekonomi diperoleh
dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Miftahul
Huda Pemanukan Subang. Kemudian
penulis meneruskan Studi Master di STIMA
IMMI Jakarta mengambil bidang keahlian
Manajemen Sumber Daya Manusia dengan
Gelar Akademik Magister Manajemen.
Penulis aktif di berbagai bidang praktisi yaitu bidang
pariwisata, lembaga-lembaga sosial masyarakat, pemerhati seni
dan politisi. Komunikasi dengan penulis ke email :
[email protected]
*****
Manajemen Strategik
223
Endah Robiatul Adawiyah, S.Fil.I., M.E.
dilahirkan di Petir kabupaten Serang
propinsi Banten, pada tanggal 05-Juni 1980.
Saat ini penulis Sebagai Dosen Tetap
Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Al-Amar di
kota Subang, prodi Ekonomi Syari‟ah dan
Perbankan Syari‟ah. Dan mengajar Filasafat
di Sekolah Tinggi Agama Islam Riadhul
Jannah di kota Subang.
Pendidikan dasar di tempuh di MI
Nurul- Falah Tunjung, dan lulus pada tahun 1992, Pendidikan
SLTP di SMPN Petir dan lulus pada tahun 1995, pendidikan
SLTA di SMU Nur-el Falah Kubang dan lulus pada tahun 1998,
sedangkan pendidikan SI di tempuh di STAIN Sultan Maulana
Hasanuddin Banten yang sekarang menjadi UIN Sultan maulana
Hasanuddin Banten dan lulus tahun 2002. Pendidikan AKTA IV
di STKIP Subang dan lulus tahun 2006 dan pendidkan S2 di
tempuh di UIN SMH Banten dan lulus pada tahun 2017 .
Pengalaman organisasi selain aktif di organisasi intra
kampus, juga aktif di organisasi ekstra kampus yaitu di Himpunan
Mahasiswa Islam Cabang Serang periode 2000-2001.
Pernah bekerja sebagai Tenaga lapangan Dikmas
kecamatan Saketi di Pandeglang tahun 2002, pernah merintis
PAUD di jalancagak tahun 2007, pernah menjadi Guru di SDIT di
Jabal Thoriq, pernah menjadi Guru di SMK Pelita Bangsa, pernah
menjadi Consultan Finace PT. Zurich Topac Life, menjadi
pengurus koprasi Al-ummah Serang serta menjadi pengawas
Koprasi karyawan di Subang.
Disela-sela kesibuknannya mengajar di perguruan Tinggi,
Ia juga aktif di Organisasi Masyarakat, seperti KAHMI Subang,
MES Subang, Pengurus DKM Al-Muhajirin, dan menjadi Dewan
Pengawas Syari‟ah Koprasi ( DPS-Koprasi-DSN-MUI), yang aktif
memberikan bimbingan kesyari‟ahan serta melakukan penelitian
di Masyarakat. Email:
[email protected]
224
Manajemen Strategik
Agus Sumarna, S.E., M.M., adalah Dosen
Tetap (Faculty Member) di STEI Al Amar
Subang. Penulis memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Miftahul Huda Subang. Kemudian penulis
mendapatkan gelar Master di STIMMA
IMMI Jakarta mengambil bidang keahlian
Manajemen Sumber Daya Manusia dengan
Gelar Akademik Magister Managament.
Saat ini Penulis aktif diberbagai bidang
kegiatan sebagai Praktisi pariwisata, Lembaga Sosial Masyarakat,
Lembaga Sosial Keagamaan, Asosiasi Dosen Indonesia,
Komunitas Dosen Penulis dan Peneliti Indonesia.
Komunikasi dengan yang bersangkutan, Email:
[email protected]
*****
Manajemen Strategik
225
226
Manajemen Strategik