TUTUR DAN TINDAK TUTUR
DALAM BERBAHASA
Makalah ini disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Psikolinguistik
Dosen Pengampu : Tri Wijayanti, M.Pd.
Oleh :
Dewi Larasati 23040170002
Aisatul Faizah 23040170021
Afifatul Jannah 23040170123
Lisa Nisyana 23040170135
Ilma Hidayana 23040170136
Febri Pangestu 23040170138
Anggita Widi Wahyuningsih 23040170139
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Dalam makalah ini kami membahas tentang tutur dan tindak tutur berbahasa. Kami ucapkan banyak terima kasih kepada bu Tri Wijayanti,M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah psikolinguistik yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.
Kami sangat menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kami, untuk itu kami mohon maaf atas semua kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini. Kami juga sangat mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca terutama dari Ibu Tri Wijayanti,M.Pd. Demi perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi siapapun yang membacanya dan juga bagi kami sebagai penyusunnya, dalam menambah wawasan dan pengetahuan mengenai tutur dan tindak tutur berbahasa.
Salatiga, 09 Maret 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN KATA PENGANTAR ii
HALAMAN DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Tindak Tutur 3
Jenis-Jenis Tindak Tutur 5
Fungsi-Fungsi dari Tindak Tutur 11
BAB III PENUTUP
Kesimpulan 15
Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tindak tutur merupakan tindakan yang terjadi dalam setiap proses komunikasi dengan menggunakan bahasa. Keberadaan bahasa pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, terutama dalam kehidupan bermasyarakat yang menuntut manusia tersebut berhubungan dan bekerja sama sesamanya, sehingga untuk memenuhi hasratnya sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan orang lain, maka manusia memerlukan alat yang disebut bahasa.
Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, dengan bahasa juga manusia dapat menyampaikan berbagai gagasan, pikiran dan perasaannya. Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan alat komunikasi sebagai sarana untuk berinteraksi, namun untuk dapat berkomunikasi satu sama lain diperlukan percakapan minimal dua orang yaitu penutur dan petutur. Berbahasa dalam bentuk berbicara merupakan bagian dari keterampilan yang akan menghasilkan suatu tuturan. Tindak tutur dapat dilihat dan didengar secara langsung, misalnya di rumah, di jalan, di sekolah, maupundi tempat lainnya.
Berbicara mengenai wacana lisan akan sangat erat kaitannya dengan pragmatik. Seperti kita ketahui dalam komunikasi, satu maksud atau satu fungsi dapat diungkapkan denagn berbagai bentuk/struktur. Untuk maksud menyuruh orang lain, penutur dapat mengungkapkanya dengan kalimat imperatif, kalimat deklaratif, atau bahkan dengan kalimat interogatif. Dengan demikian, pragmatik lebih cenderung ke fungsionalisme dari pada ke formalisme. Pragmatik berbeda dengan sematik, pragmatik mengkaji maksut ujaran dengan satuan analisme berupa tindakan tutur (speech act), sedangkan sematik menelaah makna satuan lingual (kata atau kalimat) dengan satuan analisme berupa arti atau makna.
Rumusan Masalah
Apa pengertian tindak tutur?
Jenis-jenis tindak tutur?
Apa fungsi dari tindak tutur?
Tujuan
Dapat mengetahui pengertian tindak tutur.
Dapat mengetahui jenis-jenis tindak tutur.
Dapat mengetahui fungsi dari tindak tutur.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Tindak Tutur
Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik. Tindak tutur (istilah kridalaksana ‘pertuturan’ / speech act, speech event) : pengujaran kalimat untuk menyatakan agar suatu maksud dari pembicara diketahui pendengar (Kridalaksana, 1984:154). Tindak tutur (speech atcs) adalah ujaran yang dibuat sebagai bagian dari interaksi sosial. Dan peristiwa tutur merupakan bagian dari situasi tutur. Setiap peristiawa tutur terbatas pada kegiatan, atau aspek-aspek kegiatan yang secara langsung diatur oleh kaidah atau norma bagi penutur. Tutura-turan baru dapat dimengerti hanya dalam kaitannya dengan kegiatan yang menjadi konteks dan tempat tuturan itu terjadi, tergantung bagaimana konteksnya terjadi.
Tindak tutur adalah kegiatan seseorang yang menggunakan bahasa kepada mitra tutur dalam rangka mengkomunikasi sesuatu. Apa maksud yang dikomunikasikan tidak hanya dipahami berdasarkan penggunaan bahasa dalam bertutur tersebut tetapi juga di tentukan oleh aspek-aspek komunikasi secara komprehensif termasuk aspek-aspek situasional komunikasi.
Dalam menuturkan kalimat, seseorang tidak semata-mata menuturkan sesuatu dengan mengucapkan kalimat itu. Ketika ia menuturkan kalimat berarti ia menindakkan sesuatu dengan mengucapkan kalimat itu.
Contoh seperti, “ mau makan apa?” si penutur tidak semata-mata menanyakan atau jawaban tertentu, ia juga menindakkan sesuatu, yakni menawarkan makan siang. Seorang ibu berkata kepada anak perempuanya dikunjungi oleh pacarnya “Sudah pukul sembilan”. Ibu tadi tidak semata-mata memberitaukan tentang keadaan yang berkaitan dengan waktu, tetapi juga menindakkan sesuatu yakni memerintahkan mitra tutur atau orang lain misalnya anaknya agar pacarnya pulang.
Jenis-Jenis Tindak Tutur
Berikut merupakan jenis tindak tutur yang digunakan siswa, yaitu :
Tindak Tutur Asertif
Dari identifikasi tindak asertif yang digunakan siswa di TKIT Ukhuwah ditemukan tindak menyatakan, melaporkan, dan menyebutkan. Tindak pemberian pernyataan dideskripsikan dalam contoh kutipan percakapan berikut.
Guru : Siapa yang punya rumah?
Siswa : Saya!
Guru : Ada tangganyalah?
Siswa : Ada.
Guru : Ada pagarnyalah?
Siswa : Kadada. (‘Tidak ada’)
(Dituturkan siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara bermain finger painting). Contoh merupakan tindakan pernyataan. Kutipan tersebut menunjukkan pernyataan siswa bahwa siswa mempunyai rumah. Rumah tersebut mempunyai tangga, tetapi tidak memiliki pagar. Kutipan percakapan yang berisikan tindakan pelaporan disajikan dalam contoh berikut.
Guru : Siapa yang mau pulang, rapi-rapi.
Ikhsan, siapa tadi yang bongkar-bongkar?
Siswa : Saubari!
(konteks dituturkan ketika guru dan siswa merapikan mainan).
Tuturan pada kutipan berisikan tindakan pelaporan. Siswa sebagai penutur melaporkan bahwa Saubari yang telah membongkar mainan. Penutur meyakini apa yang dinyatakannya dalam tuturan mengandung kebenaran. Tuturan juga ada yang berisikan tindakan menyebutkan. Penutur dalam tuturannya menyebutkan mengenai suatu hal dapat dilihat pada contoh kutipan percakapan berikut.
Guru : Masih ingat tema kita hari ini?
Siswa : Makanan dan minuman.
(konteks: dituturkanoleh siswa ketika guru bertanya tentang tema).
Tuturan merupakan tidak asertif menyebutkan. Dalam tuturan tersebut penutur menyebutkan tema yang mereka gunakan untuk bermain. Ketika guru bertanya masih ingat tema kita hari ini? Siswa menjawab makanan dan minuman. Siswa menyebutkan tema mereka untuk bermain adalah makanan dan minuman.
Tindak Tutur Komisif
Dari identifikasi tindak tutur komisif yang ditemukan dalam tuturan siswa, yaitu berjanji dan ikrar. Tuturan yang berisikan tindak berjanji dideskripsikan pada kutipan percakapan.
Contoh :
Janji siswa. Kami siswa-siswi taman kanak-kanak Islam Terpadu Ukhuwah. Demi baktiku kepada ilahi dan cintaku kepada al-Qur’an suci. Aku berjanji.
Rajin salat sepanjang hayat.
Tak lupa sekolah setiap hari.
Peduli kepada ayah dan ibu.
Taat dan hormat kepada ibu guru.
Menuntut ilmu tiada jemu.
Sayang kawan dan suka memaafkan.
(konteks: dituturkan dilapangan ketika siswa akan berkumpul untuk berolahraga).
Tuturan dalam kutipan merupakan tindak tutur komisif yang berisikan pernyataan janji. Penutur membuat dirinya berkomitmen untuk menepati janji yang telah dituturkannya dan akan melakukan tindakan itu di masa yang akan datang. Pada kutipan penutur berkomitmen akan rajin salat, sekolah setiap hari, peduli kepada ayah dan ibu, taat dan hormat kepada guru, menuntut ilmu tiada jemu, dan sayang kepada kawan serta suka memaafkan.
Tindak komisif lain yang ditemukan, yaitu tindak tutur komisif berikrar.
Contohnya :
Guru 1 : Eh, sebelum kita olahraga, kita baca kalimat Syahadat dulu, teman-teman!
Guru 2 : Teman-teman tolong angkat jarinya, ayo, tolongnya angkat jarinya! Oke, siap? Dua kalimat syahadat.
Guru & siswa : Asyhadu anlaa ilaaha illallah wa asyhaduannaa muh ammadurrasulullah. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
(Konteks: dituturkan di lapangan ketika guru dan siswa akan berolahraga).
Kutipan merupakan tuturan yang berisikan tindakan berikrar. Tuturan tersebut berupa kalimat syahadat. Dalam tuturannya, penutur berikrar bahwa ia bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Tindak Tutur Direktif
Tindak tutur direktif berisikan tindakan memohon yang dituturkan oleh siswa dapat dilihat pada kutipan berikut.
Siswa 1 : Pakai warna yang inikah?
Siswa 2 : He eh.
Siswa 1 : Tapi aku handak yang kaya ikam tu.
Bahurupanlah. Bahurupan si.
(Arti dalam Bahasa Indonesia: Tapi aku mau seperti punya kamu. Kita tukeran, ya, ya).
(Konteks: dituturkan ketika siswa sedang bermain lilin dan stik).
Dalam tuturan siswa sebagai penutur memohon kepada temannya untuk menukar lilin yang mereka mainkan. Siswa 1 menginginkan lilin yang telah dibuat oleh siswa 2. Pada tuturannya siswa 1 menggunakan Bahasa Banjar, yaitu bahurupanlah, bahurupan, si yang jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi kita tukeran, ya, ya. Walaupun tidak ada penanda yang digunakan penutur untuk menyatakan permohonan seperti kata mohon. Namun, dari tuturan bahurupan si menyatakan bahwa siswa 1 memohon kepada siswa 2 agar mau menukarkan mainan lilin yang sedang mereka mainkan.
Tuturan yang merupakan tindakan bertanya dideskripsikan sebagai berikut.
Kenapa Ibu kemarin kada masuk?
(Arti dalam Bahasa Indonesia: Mengapa kemarin Ibu tidak masuk?)
(Konteks: Dituturkan ketika guru yang beberapa hari tidak mengajar memasuki kelas).
Tuturan merupakan tindak tutur direktif yang berisikan pertanyaan. Penutur, yaitu siswa mengajukan pertanyaan kepada guru yang beberapa hari tidak masuk kelas tentang ketidakhadirannya selama beberapa hari. Penutur melakukan tindakan bertanya menggunakan penanda mengapa.
Tindak Tutur Ekspresif
Dari identifikasi tindak tutur ekspresif yang ditemukan dalam tuturan siswa yaitu menolak, berterima kasih, dan mengungkapkan rasa senang. Tuturan yang berisikan tindakan menolak dideskripsikan pada kutipan percakapan. Tindak tutur ekspresif menolak dapat dilihat dalam tuturan berikut.
Andi nggak mau!
(Konteks : Dituturkan siswa ketika guru meminta siswa yang berselisih untuk saling meminta maaf).
Tuturan merupakan tindak tutur ekspresif menolak karena dalam tuturan tersebut penutur, yaitu siswa menolak ketika guru memintanya untuk meminta maaf kepada siswa yang berselisih dengannya.
Tindak tutur ekspresif terima kasih dapat dilihat pada kutipan berikut ini.
Terima kasih, Aufa.
(Konteks: Dituturkan ketika guru membagikan makanan tambahan yang dibawa oleh siswa yang bernama Aufa).
Kutipan merupakan tindak tutur ekspresif berterima kasih karena dalam tuturan tersebut penutur, yaitu siswa mengucapkan terima kasih kepada seorang siswa yang bernama Aufa yang telah membawa makanan tambahan. Tindak tutur ekspresif mengungkapkan rasa senang dapat dilihat pada kutipan berikut.
Guru : Teman-teman, besok kita latihan manasik haji, lho.
Siswa : Horeee!
(Konteks: Dituturkan ketika guru mengatakan bahwa para siswa akan mengikuti kegiatan manasik haji).
Tuturan merupakan tindak tutur ekspresif dalam menyatakan rasa senang karena dalam tuturannya penutur mengekspresikan rasa senang dengan mengucapkan horeee! Siswa sebagai penutur menyatakan rasa senangnya karena guru memberitahu bahwa besok akan dilaksanakan manasik haji.
Menurut Austin (1962:100-102) tindak tutur dibagi menjadi yakni :
Tindak lokusi
melakukan tindakan untuk mengatakan sesuatu. Tindakan lokusi mengandung makna literal. Contoh: “It is hot here”, makna lokusinya berhubungan dengan suhu udara di tempat itu. Contoh lain ‘Saya lapar’, seseorang mengartikan ‘Saya’ sebagai orang pertama tunggal (si penutur), dan ‘lapar’ mengacu pada ‘perut kosong dan perlu diisi’, tanpa bermaksud untuk meminta makanan. Dengan kata lain, tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu dalam arti “berkata” atau tindak tutur dalam bentuk kalimat yang bermakna dan dapat dipahami. Dalam tindak lokusi, Austin membagi tiga subjenis, yaitu:
Tindak fonik (phonic), yaitu dikeluarkannya bunyi atau phones
Tindak fatik (phatic) yaitu adanya phemes, bunyi-bunyi tersebut memiliki kosakata dan mengikuti aturan tata bahasa tertentu (phemes).
Tindak retik (rhetic), yaitu adanya makna dan referensi (rhemes)
Tindak ilokusi
melakukan suatu tindakan dengan mengatakan sesuatu. Pada tindak tutur ilokusi, penutur menyatakan sesuatu dengan menggunakan suatu daya yang khas, yang membuat si penutur bertindak sesuai dengan apa yang dituturkanya. Tindakan ini mengandung makna yang berhubungan dengan fungsi sosial.
Contoh lain: “ Sudah hampir pukul tujuh.” Kalimat di atas bila dituturkan oleh seorang suami kepada istrinya di pagi hari, selain memberi informasi tentang waktu, juga berisi tindakan yaitu mengingatkan si istri bahwa si suami harus segera berangkat ke kantor, jadi minta disediakan sarapan. Oleh karena itu, si istri akan menjawab mungkin seperti kalimat berikut, “Ya Pak! Sebentar lagi sarapan siap.”
Austin membagi tindak ilokusi kedalam lima subjenis:
Verdiktif (verdictives), tindak tutur yang ditandai oleh adanya keputusan yang bertalian dengan benar-salah, misalnya (perhatikan kata yang bergaris bawah), “Hamdan dituduh menjadi dalang unjuk rasa”
Eksersitif (exercitives), tindak tutur yang merupakan akibat adanya kekuasaan, hak, atau pengaruh, misalnya “saya meminta Anda untuk datang ke kantor pagi-pagi,” ujar Zacky kepada sekretarisnya;
Komisif (commissives), tindak tutur yang ditandai oleh adanya perjanjian atau perbuatan yang menyebabkan si penutur melakukan sesuatu, misalnya “Universitas Nasional menandatangani kerja sama dengan University Malaya dalam penerbitan jurnal ilmiah,” ucap Lina di muka rapat pimpinan.
Behavitif (behavitives), tindak tutur yang mencerminkan kepedulian sosial atau rasa simpati, misalnya “Pemerintah Singapura ikut prihatin terhadap TKI Indonesia yang mengalami penyiksaan di Arab Saudi”, dan
Ekspositif (expositives), tindak tutur yang digunakan dalam menyederhanakan pengertian atau definisi, misalnya “bail out” itu ibarat seseorang yang utang-nya kepada seseorang dibayari oleh orang lain yang tidak dikenalrnya.”
Tindak perlokusi (Perlocutionary act)
melakukan suatu tindakan dengan mengatakan sesuatu. Tindak perlokusi menghasilkan efek atau hasil. yaitu hasil atau efek yang ditimbulkan oleh ungkapan itu pada pendengar, sesuai dengan situasi dan kondisi pengucapan kalimat itu.
Ambar, “Tindak Tutur (Austin dan Searle)” diakses dari https://ambarmizu2013.wordpress.com /sosiolingusitik-tindak-tutur-austin-dan-searle/ padaSabtu, 9 Maret 2019 pukul 15.45 WIB.
Fungsi-Fungsi dari Tindak Tutur
Berdasarkan hasil identifikasi tindak tutur siswa dapat dideskripsikan fungsi tindak tutur berikut ini.
Tukar menukar informasi faktual, yaitu bertanya, dan melaporkan.
Siswa 1 : Ibu, kenapa pakai infak terus?
Siswa 2 : Biar dapat pahala.
(Konteks : Dituturkan ketika siswa berinfak sebelum memulai kegiatan di kelas).
Tuturan merupakan tindak tutur yang berfungsi untuk tukar menukar informasi faktual. Dalam tuturan, penutur meminta informasi mengenai keharusan berinfak, kemudian mitra tutur memberikan informasi yang diinginkan. Penutur, yaitu siswa bertanya mengapa mereka harus berinfak setiap hari. Kemudian siswa lain memberikan informasi dengan menjawab bahwa jika berinfak akan mendapat pahala.
Fadhil mengambil ini, Bu!
(Konteks : Dituturkan ketika siswa bermain dan salah seorang siswa mengambil mainannya).
Tuturan merupakan tindak tutur yang berfungsi melaporkan. Penutur, yaitu siswa melaporkan kepada guru bahwa temannya mengambil salah satu mainnya.
Mengungkapkan informasi intelektual, yaitu mengetahui.
Guru : Ini ibu buat dari tepung dan detergen atau sabun cuci pakaian. Ada yang tahu detergen?
Siswa : Saya tahu, Bu!
(Konteks: Dituturkan siswa ketika guru menjelaskan tentang pembuatan finger painting).
Tuturan merupakan tindak tutur dengan fungsi mengungkapkan informasi intelektual. Dalam tuturan penutur menyampaikan informasi bahwa ia mengetahui apa yang dimaksud dengan detergen.
Mengungkapkan sikap emosi, yaitu berminat.
Guru : Besok kita latihan manasik haji, lho!
Siswa : Horeee!
(Konteks: dituturkan siswa ketika guru memberitahu bahwa mereka akan latihan manasik haji).
Tuturan merupakan tuturan yang berfungsi untuk mengungkapkan minat. Penutur bersorak dan mengucapkan horeee! Hal tersebut mengungkapkan bahwa siswa berminat untuk latihan manasik haji.
Mengungkapkan sikap moral, yaitu tidak setuju.
Nggak mau!
(Konteks: Dituturkan siswa ketika guru mengajak untuk kembali ke kelas).
Tuturan merupakan tindak tutur yang berfungsi untuk mengungkapkan pernyataan tidak setuju. Penutur, yaitu siswa tidak setuju jika mereka harus kembali ke kelas. Dalam ketidaksetujuannya mereka melakukan penolakan.
Sosialisasi, yaitu menyapa.
Siswa : Ibu!
(Konteks : Dituturkan siswa ketika bertemu guru di lapangan).
Kutipan merupakan tindak tutur yang berfungsi untuk menyapa. Dari contoh kutipan tersebut, penutur menyapa guru ketika bertemu di lapangan dengan memanggil ibu.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari materi diatas dapat disimpulkan yakni :
Pengertian Tindak Tutur
Tindak tutur adalah kegiatan seseorang yang menggunakan bahasa kepada mitra tutur dalam rangka mengkomunikasi sesuatu.
Jenis-Jenis Tindak Tutur
Tindak Tutur Asertif
Tindak Tutur komisif
Tindak Tutur direktif
Tindak Tutur ekspresif
Fungsi-Fungsi dari Tindak Tutur
Tukar menukar informasi faktual, yaitu bertanya, dan melaporkan.
Mengungkapkan informasi intelektual, yaitu mengetahui.
Mengungkapkan sikap emosi, yaitu berminat.
Mengungkapkan sikap moral, yaitu tidak setuju.
Sosialisasi, yaitu menyapa.
Saran
Kami dari penyusun makalah ini menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan isi makalah masih banyak kekurangan dan kekeliruan baik dari segi kata, bahasa dan kalimat.Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi perbaikan penyusunan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ambar, “Tindak Tutur (Austin dan Searle)” diakses padaSabtu, 9 Maret 2019 pukul 15.45 WIB. dari https://ambarmizu2013.wordpress.com /sosiolingusitik-tindak-tutur-austin-dan-searle/
2
1