PENGEMBANGAN
KURIKULUM MUATAN LOKAL DI SD/MI
Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu : Muhammad Kharis Ulinnuha, S.Pd.I.,M.Pd.
Kelas : PGMI (D)
Oleh :
Lala Dian Indah Kumala 23040170119
Afifatul Jannah 23040170123
Nisma Choirul Bariyah 23040170127
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa terlimpah karena Nabi Besar Muhammad SAW, serta keluarganya dan para sahabatnya. Makalah ini kami susun dalam guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum oleh dosen pengampu Muhammad Kharis Ulinnuha., M.Pd. tentang Pengembangan Kurikulum Muatan lokal di SD/MI.
Kami ucapkan terimakasih kepada beliau atas bimbingan dan saran sehingga terwujudnya makalah ini. Tak ada yang sempurna didunia ini kecuali Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun kami harapkan agar terciptanya pendekatan kepada taraf yang sempurna. Dan semoga apa yang disajikan dalam makalah ini berguna bagi pembaca pada umumnya.
Salatiga, 21 April 2020
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN KATA PENGANTAR ii
HALAMAN DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah 1
Rumusan Masalah 1
Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Kurikulum Muatan Lokal 3
Landasan Kurikulum Muatan Lokal 4
Tujuan Kurikulum Muatan Lokal 5
Ruang Lingkup Kurikulum Muatan Lokal 6
Manfaat Kurikulum Muatan Lokal 6
Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal di SD/MI 7
Prinsip Pengembangan Muatan Lokal di SD/MI 9
Strategi Pengembangan Muatan Lokal di SD/MI 9
Tahapan Pengembangan Muatan Lokal di SD/MI 10
Tim Pengembang Muatan Lokal di SD/MI 11
Dokumen Muatan Lokal di SD/MI 11
BAB III PENUTUP
Simpulan 12
Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan Pendidikan Nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, Satuan Pendidikan dan peserta didik. Maka dari itu, kurikulum disusun oleh Satuan Pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Muatan Lokal atau yang biasa disebut Mulok merupakan program pendidikan yang isi dan media penyampainnya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya serta kebutuhan pembangunan daerah yang perlu dianjurrkan kepada siswa (Kemendiknas). Maka dari itu setiap daerah pasti berbeda Mulok-nya karena kebutuhan masyarakat di tiap derah berbeda, misalnya pada mata pelajaran Bahasa Jawa, tentunya bahasa Jawa tidak cocok diterapkan di Sumatra maupun daerah yang berbeda budaya lainnya di Indonesia.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
Apa yang dimaksud kurikulum muatan lokal ?
Apa landasan yang digunakan dalam pengembangan muatan lokal ?
Apa tujuan kurikulum muatan lokal ?
Apa Saja ruang lingkup kurikulum muatan lokal ?
Apa Manfaat kurikulum muatan lokal ?
Bagaimana pengembangan kurikulum muatan lokal di SD/MI ?
Tujuan
Tujuan dari penulisan ini antara lain :
Untuk mengetahui pengertian kurikulum muatan lokal.
Untuk mengetahui landasan yang digunakan dalam pengembangan muatan lokal .
Untuk mengetahui tujuan kurikulum muatan lokal.
Untuk mengetahui ruang lingkup kurikulum muatan lokal.
Untuk mengetahui manfaat kurikulum muatan lokal.
Untuk mengetahui pengembangan kurikulum muatan lokal di SD/MI.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Kurikulum Muatan Lokal
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Rusman, Manejemen Kurikulum, (Jakarta : Rajawali Press. 2009). Hlm 404
Secara Umum, Muatan lokal adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran yang disusun oleh satuan pendidikan sesuai dengan keragaman potensi daerah, karakteristik daerah, keunggulan daerah, kebutuhan daerah, dan lingkungan masing – masing serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan teretntu.
Secara Khusus, Muatan lokal adalah program pendidikan dalam bentuk mata pelajaran yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah yang wajib dipelajari oleh peserta didik di daerah itu.
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2012). Hlm. 205.
Kurikulum muatan lokal adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran yang ditetapkan oleh daerah sesuai dengan kebutuhan daerah masing-masing serta cara yang digunakan sebagai pedoman kegiatan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan : Sebuah Panduan Praktis, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007). Hlm. 273.
Kurikulum muatan lokal adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar yang ditetapkan oleh daerah sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing.
Erry Utomo, dkk., Pokok-Pokok Pengertian dan Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal, (Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997). Hlm. 2.
Dari pengertian diatas maka dapat dipahami bahwa kurikulum muatan lokal adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang ditetapkan sebagai mata pelajaran tertentu yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh daerah sesuai dengan kondisi daerah tersebut serta kebutuhan daerah tersebut. Kondisi daerah yang dimaksud di sini lebih dimaksudkan pada segala sesuatu yang telah dimiliki oleh daerah tersebut, baik dalam lingkungan alam, lingkungan sosial dan ekonomi, serta lingkungan budaya. Kondisi yang dimaksud mencakup potensi daerah yang telah dimiliki oleh daerah tersebut.
Landasan Kurikulum Muatan Lokal
Pelaksanaan mata pelajaran muatan lokal berlandasan pada undang-undang di bawah ini
Ibrahim Bafadhal, Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar. (Jakarta : Kemendikbud, 2015). Hlm.2. :
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013.
Tujuan Kurikulum Muatan Lokal
Secara umum tujuan program pendidikan muatan lokal adalah mempersiapkan siswa agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungannya serta sikap dan perilaku bersedia melestarikan dan mengembangkan sumber daya alam, kualitas sosial, dan kebudayan yang mendukung pembangunan nasional maupun pembangunan setempat. Tujuan penerapan lokal pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kelompok tujuan, yaitu tujuan langsung dan tujuan tidak langsung. Tujuan langsung adalah tujuan dapat segera dicapai. Sedangkan tujuan tidak langsung merupakan tujuan yang memerlukan waktu yang relatif lama dalam mencapainya.
Tujuan langsung dari diajarkannya muatan lokal antara lain adalah:
Bahan pengajaran lebih mudah diserap oleh siswa.
Sumber belajar di daerah dapat lebih dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan.
Dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya untuk memecahkan masalah yang ditemukan disekitarnya.
Lebih mengenal kondisi alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya yang terdapat di daerahnya.
Tujuan tak langsung adanya muatan lokal antara lain :
Dapat meningkatkan pengetahuan mengenai daerahnya.
Diharapkan dapat menolong orang tuanya dan menolong dirinya sendiri dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
Siswa menjadi akrab dengan lingkungannya dan terhindar dari keterasingan terhadap lingkungannya sendiri.
Ahmad Basari, Penguatan Kurikulum Muatan Lokal Dalam Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Seminar Nasional ISBN: 978-602-7561-89-2. 2014. Hlm. 20.
Ruang Lingkup Kurikulum Muatan Lokal
Ruang lingkup muatan lokal antara lain :
Lingkup keadaan dan kebutuhan daerah. Keadaan daerah adalah segala sesuatu yang terdapat didaerah tertentu yang pada dasarnya berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan sosial budaya. Kebutuhan daerah adalah segala sesuatu yang diperlakukan oleh masyarakat di suatu daerah, khususnya untuk kelangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat tertentu, yang disesuaikan dengan arah perkembangan daerah serta potensi daerah yang bersangkutan. Hal ini perlu diberikan dengan pertimbangan agar anak dapat menghayati lingkungan hidup budaya lokalnya tempat ia tinggal, adanya tuntutan lokal keterampilan-keterampilan khusus dalam bidang tertentu, sehingga diharapkan peserta didik menolong dirinya sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup akibat tidak terkendalinya penggunaan sumber daya alam.
Marasudin Siregar, Pengelolaan Pengajaran ( Suatu Dinamika profesi Keguruan) dalam Chabib Thoha dan Abdul Mu’ti, PBM-PAI di Sekolah: Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar Kerjasama dengan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,1998)
Lingkup isi atau jenis muatan lokal, dapat berupa : bahasa daerah, bahasa inggris, kesenian daerah, ketrampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat, dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta hal-hal yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan
Femmy Undri, Kurikulum Muatan Lokal . (Padang : BPNB Padang, 2009).
Manfaat Kurikulum Muatan Lokal
Adapun manfaat lain yang berhubungan dengan perkembangan pengetahuan siswa telah dijelaskan oleh Erry Utomo dalam bukunya, yaitu :
Pengetahuan yang diperoleh siswa akan lengkap dan utuh. Mereka bukan hanya menguasai materi-materi dalam kurikulum nasional saja, tetapi juga mengenal lingkungan milik mereka sendiri secara lebih mendalam. Dengan mempelajari muatan lokal, siswa diharapkan mampu menguasai materi secara utuh, baik materi yang berkaitan dengan kurikulum nasional, serta materi yang berkaitan denagn karakteristik serta potensi daerah.
Siswa akan memiliki bekal ketrampilan yang dapat membantu orangtua dan diri mereka sendiri jika tidak melanjutkan pendidikan. Dalam kurikulum muatan lokal, siswa diajarkan berbagai macam ketrampilan yang sesuai dengan potensi dirinya serta sesuai dengan kebutuhan daerah. Karenanya, kurikulum muatan lokal akan memberikan bekal yang sangat berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupannya.
Siswa memiliki perilaku yang selaras dengan norma-norma yang berlaku di daerahnya, serta dapat melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional. Tujuan inilah yang menjadi tujuan utama dalam pengembangan kurikulum muatan lokal. Dengan mempelajari muatan lokal, siswa diharapkan akan mampu melestarikan nilai-nilai luhur yang dimiliki daerah serta mampu mengembangkannya, agar tradisi luhur daerah akan tetap ada dan tidak hilang seiring dengan berkembangnya zaman.
Erry Utomo, dkk., Loc.Cit. Hlm. 6
Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal di SD/MI
Pengembangan kurikulum muatan lokal pada dasarnya ialah proses perencanaan, pengelolaan, dan pelaksanaan kurikulum muatan lokal dan peningkatan yang membutuhkan penanganan secara profesional dengan memperhatikan keseimbangan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Penanganan secara profesional muatan lokal merupakan tanggung jawab pemangku kepentingan (stakeholders) yaitu sekolah dan komite sekolah.
_________ Model Mata Pelajaran Muatan Lokal SD/MI/SDLB-SMP/MTS/SMPLB – SMA/MA/SMALB/SMK. Jakarta Pusat: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas. Hlm. 5.
Bahan muatan lokal dapat tercantum dalam intra kurikuler, misalnya mata pelajaran kesenian dan keterampilan, bahasa daerah. Sedang bahan muatan lokal yang dilaksanakan secara ekstra kurikuler bahan dikembangkan dari pola kehidupan dalam lingkungannya. Karena bahan muatan lokal sifatnya mandiri dan tidak terikat oleh pusat, maka peranan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dalam muatan lokal ini sangat menentukan.
Untuk pengembangannya, langkah-langkah yang dapat ditempuh antara lain menyusun perencanaan muatan lokal dalam pelaksanaan proses pembelajaran selalu menyangkut berbagai unsur dan komponen. Menyusun perencanaan muatan lokal juga akan menyangkut berbagai sumber, pengajar, metode, media, dana, dan evaluasi. Merencanakan bahan muatan lokal yang akan diajarkan antara lain dengan mengidentifikasi segala sesuatu yang mungkin dapat dijadikan bahan muatan lokal.
Pengembangan muatan lokal dilakukan dengan dua arah pengembangan dalam muatan lokal, yaitu pengembangan untuk jangka jauh agar para siswa dapat melatih keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan harapan yang nantinya membantu dirinya, keluarga, masyarakat dan akhirnya membantu nusa dan bangsanya. Oleh karena itu perkembangan muatan lokal dalam jangka penjang harus direncanakan secara sistematik oleh sekolah, keluarga, dan masyarakat setempat dengan perantara pakar-pakar pada instansi terkait baik negeri maupun swasta. Untuk muatan lokal di sekolah dasar masih bersifat consentris, kemudian dilaksanakan secara kontinue di sekolah menengah pertama dan akan terjadi konvergensi di sekolah menengah atas.
Pengembangan untuk jangka pendek perkembangan muatan lokal dalam jangka pendek dapat dilakukan oleh sekolah setempat dengan cara menyusun kurikulum muatan lokal kemudian menyusun indikatornya dan direvisi setiap saat. Dalam pengembangan selanjutnya ada dua hal yang perlu diperhatiakan, yaitu perluasan mjuatan lokal dasarnya adalah muatan lokal yang ada di daerah itu yang terdiri dari berbagai jenis muatan lokal misalnya: pertanian, kalau sudah dianggap cukup ganti peternakan, perikanan, kerajinan dan sebagainya. Siswa cukup diberi dasar-dasarnya saja dari berbagai muatan lokal sedang pendalamannya dilaksanakan pada periode berikutnya
Ahmad Basari, Loc. Cit. Hlm . 23. .
Kebijakan desentralisasi pendidikan, yang di dalamnya memberi kesempatan yang luas dalam inovasi kurikulum muatan lokal, tentu masih membutuhkan kerja keras dan waktu sebelum akhirnya memberikan manfaat nyata terhadap peningkatan performansi pendidikan di Madrasah. Muatan lokal yang diterapkan dalam pendidikan di Madrasah juga senantiasa berjalan untuk mewariskan dan mentransformasikan nilai – nilai budaya islami yang telah melekat dalam kesadaran masyarakat lokal.
Prinsip Pengembangan Muatan Lokal di SD/MI
Pengembangan muatan lokal untuk SD/MI perlu memperhatikan beberapa prinsip pengembangan sebagai berikut:
Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik.
Keutuhan kompetensi.
Fleksibilitas jenis, bentuk, dan pengaturan waktu penyelenggaraan.
Kebermanfaatan untuk kepentingan nasional dan menghadapi tantangan global.
Muatan lokal diajarkan dengan tujuan membekali peserta didik dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk :
Mengenal dan mencintai lingkungan alam, sosial, budaya, dan spiritual di daerahnya
Melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan kearifan daerah yang berguna bagi diri dan lingkungannya dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
Ibrahim Bafadhal, Loc.Cit. Hlm. 5
Strategi Pengembangan Muatan Lokal di SD/MI
Adapun strategi pengembangan muatan lokal di SD/MI antara lain :
Satuan pendidikan dapat mengajukan usulan muatan lokal berdasarkan hasil analisis konteks dan identifikasi muatan lokal kepada pemerintah kabupaten/kota
Pemerintah kabupaten/kota melakukan :
Analisis dan identifikasi terhadap usulan satuan pendidikan;
Perumusan kompetensi dasar.
Penentuan tingkat satuan pendidikan yang sesuai untuk setiap kompetensi dasar.
Pemerintah kabupaten/kota menetapkan muatan lokal sebagai bagian dari muatan pembelajaran atau menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri.
Pemerintah kabupaten/kota mengusulkan hasil penetapan muatan lokal kepada pemerintah provinsi.
Pemerintah provinsi menetapkan muatan lokal yang diusulkan oleh pemerintah kabupaten/kota untuk diberlakukan di wilayahnya.
Pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya merumuskan kompetensi dasar, penyusunan silabus, dan penyusunan buku teks pelajaran muatan lokal.
Dalam hal satuan pendidikan tidak mengajukan usulan muatan lokal pemerintah daerah dapat menetapkan sesuai dengan kebutuhan daerahnya.
Tahapan Pengembangan Muatan Lokal di SD/MI
Adapun tahapan pengembangan muatan lokal di SD/MI antara lain :
Analisis konteks lingkungan alam, sosial, dan/atau budaya.
Identifikasi muatan lokal.
Perumusan kompetensi dasar untuk setiap jenis muatan lokal.
Penentuan tingkat satuan pendidikan yang sesuai untuk setiap kompetensi dasar.
Pengintegrasian kompetensi dasar ke dalam muatan pembelajaran yang relevan.
Penetapan muatan lokal sebagai bagian dari muatan pembelajaran atau menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri.
Penyusunan silabus.
penyusunan buku teks pelajaran.
Tim Pengembang Muatan Lokal di SD/MI
Adapun Tim penyusun pengembangan muatan lokal di SD/MI antara lain :
Pengembangan muatan lokal oleh satuan pendidikan dilakukan oleh tim pengembang Kurikulum di satuan pendidikan dengan melibatkan unsur komite sekolah/madrasah, dan nara sumber, serta pihak lain yang terkait.
Pengembangan muatan lokal oleh daerah dilakukan oleh Tim Pengembang Kurikulum provinsi, Tim Pengembang Kurikulum kabupaten/kota, tim Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar 7 pengembang Kurikulum di satuan pendidikan, dan dapat melibatkan narasumber serta pihak lain yang terkait.
Pengembangan muatan lokal mengacu pada tahapan pengembangan muatan lokal.
Pengembangan muatan lokal dikoordinasikan dan disupervisi oleh dinas pendidikan atau kantor kementerian agama provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.
Dokumen Muatan Lokal di SD/MI
Muatan lokal dirumuskan dalam bentuk dokumen yang terdiri atas :
Kompetensi dasar.
Silabus.
Buku teks pelajaran.
Ibrahim Bafadhal. Loc.Cit.Hlm.7
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dari beberapa materi diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
Pengertian kurikulum muatan lokal
Kurikulum muatan lokal adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang ditetapkan sebagai mata pelajaran tertentu yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh daerah sesuai dengan kondisi daerah tersebut serta kebutuhan daerah tersebut
Landasan yang digunakan dalam pengembangan kurikulum muatan lokal
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Standar Nasional Pendidikan.
PP No. 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
Tujuan kurikulum muatan lokal
Tujuan program pendidikan muatan lokal adalah mempersiapkan siswa agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungannya serta sikap dan perilaku bersedia melestarikan dan mengembangkan sumber daya alam, kualitas sosial, dan kebudayan yang mendukung pembangunan nasional maupun pembangunan setempat. Tujuan penerapan lokal pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kelompok tujuan, yaitu tujuan langsung dan tujuan tidak langsung.
Ruang lingkup kurikulum muatan lokal
Lingkup keadaan dan kebutuhan daerah. Keadaan daerah adalah segala sesuatu yang terdapat didaerah tertentu yang pada dasarnya berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan sosial budaya.
Lingkup isi atau jenis muatan lokal, dapat berupa : bahasa daerah, bahasa inggris, kesenian daerah, ketrampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat, dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar.
Manfaat kurikulum muatan lokal
Pengetahuan yang diperoleh siswa akan lengkap dan utuh.
Siswa akan memiliki bekal ketrampilan yang dapat membantu orangtua dan diri mereka sendiri jika tidak melanjutkan pendidikan.
Siswa memiliki perilaku yang selaras dengan norma-norma yang berlaku di daerahnya, serta dapat melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
Pengembangan kurikulum muatan lokal di SD/MI
Pengembangan kurikulum muatan lokal pada dasarnya ialah proses perencanaan, pengelolaan, dan pelaksanaan kurikulum muatan lokal dan peningkatan yang membutuhkan penanganan secara profesional dengan memperhatikan keseimbangan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Bahan muatan lokal dapat tercantum dalam intra kurikuler, misalnya mata pelajaran kesenian dan keterampilan, bahasa daerah. Sedang bahan muatan lokal yang dilaksanakan secara ekstra kurikuler bahan dikembangkan dari pola kehidupan dalam lingkungannya. Karena bahan muatan lokal sifatnya mandiri dan tidak terikat oleh pusat, maka peranan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dalam muatan lokal ini sangat menentukan.
Saran
Muatan lokal perlu untuk diberikan kepada peserta didik agar peserta didik lebih mengetahui dan mencintai budaya daerahnya sendiri, berbudi pekerti luhur, mandiri, kreatif dan profesional yang pada akhirnya dapat menumbuhkan rasa cinta kepada budaya tanah air. Sebagai generasi penerus bangsa lebih utamanya sebagai calon pendidik hendaknya kita ikut melestarikan budaya bangsa terutama yang ada disekitar tempat tinggal karena ini merupakan salah satu warisan leluhur yang harus dilestarikan
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2012. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Bafadhal, Ibrahim. 2015. Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal di Sekolah Dasar. Jakarta : Kemendikbud.
Basari,Ahmad. 2014. Penguatan Kurikulum Muatan Lokal Dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar. Seminar Nasional ISBN : 978-602-7561-89-2.
__________. Model Mata Pelajaran Muatan Lokal SD/MI/SDLB-SMP/MTS/SMPLB – SMA/MA/SMALB/SMK. Jakarta Pusat : Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas.
Mulyasa E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Sebuah Panduan Praktis. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Rusman. 2009. Manejemen Kurikulum. Jakarta : Rajawali Press.
Siregar, Marasudin. 1998. Pengelolaan Pengajaran ( Suatu Dinamika profesi Keguruan) dalam Chabib Thoha dan Abdul Mu’ti, PBM-PAI di Sekolah: Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Kerjasama dengan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.
Undri, Femmy. 2009. Kurikulum Muatan Lokal. Padang : BPNB.
Utomo Erry, dkk. 1997. Pokok-Pokok Pengertian dan Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
4
1