Academia.eduAcademia.edu

RANGKUMAN PROSES PEMBELAHAN SEL MITOSIS DAN MEIOSIS

2020, PEMBELAHAN SEL MITOSIS DAN MEIOSIS

Mitosis merupakan proses pembagian genom yang telah digandakan oleh dua sel yang dihasikan melalui pembelahan sel. Meiosis merupakan merupakan pembelahan sel yang menghasilkan sel anak dengan jumlah kromosom setengah dari induknya yaitu 23 kromosom.

RANGKUMAN PROSES PEMBELAHAN SEL MITOSIS DAN MEIOSIS (EVA NUR AULIA) MITOSIS Mitosis merupakan proses pembagian genom yang telah digandakan oleh dua sel yang dihasikan melalui pembelahan sel. Pada umumnya mitosis diikuti oleh sitokenesis yang membagi antara sitoplasma dan membran sel. Proses mitosis hanya terjadi didalam sel somatik yang bersifat maristematik dengan menghasilkan dua sel anak yang identik sebab mendapat komponen genetik yang sama dari sel induknya. Tujuan dari proses mitosis yaitu untuk mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan sel inti secara berturut-turut (Novel dkk, 2010). Hasil kedua sel anak dari proses mitosis ini akan memiliki jumlah kromosom yang sama banyak yaitu 46 dengan kromatid yang berjumlah sama yaitu 46 (Naully, 2019). Gambar 1. Proses Pembelahan Mitosis Pembelahan proses mitosis dengan cara bergantian, dimana interfase mencapai 90% dari siklus sel. Pada fase G1 membutuhkan waktu sekitar 12 – 24 jam dengan mengambil 30% - 50% dari interfase, dimana tahap G1 tempat terjadinya metabolisme dan sintesis berbagai komponen sel serta pertumbuhan sel. Kemudian dilanjut tahap fase S yang berlangsung selama 10 jam dengan mengambil 35% - 45% dari interfase, siklus ini menjadi tempat terjadinya replikasi DNA kromosom dan sintesis histon. Lalu dilanjut dengan tahap fase G2 yang membutuhkan waktu sekitar 1 – 2 jam dengan mengambil 10% - 20% dari interfase, dimana proses G2 ini merupakan siklus pertumbuhan sel dan metabolisme berlanjut sampai terjadi mitosis (Suryo, 1995). Fase mitosis terdiri dari beberapa tahapan, dimana tahapan ini memiliki waktu pembelahan yang berbeda-beda tergantung pada jenis sel yang membelah (Heddy, 1987). Gambar 2. Proses Interfase Beberapa tahapan fase mitosis, yaitu: Gambar 3. Fase Profase Profase; tahapan pembelahan sel yang membutuhkan energi paling besar dengan waktu sekitar 30 – 60 menit (Heddy, 1987). Pada proses ini kromosom akan memadat membentuk kromosom mitotik, dimana dua kromatid yang berasal dari kromosom akan terikat bersama sentromer sehingga benang mitotik akan terbentuk. Proses ini dibantu oleh protein kohesin dan kondensin (Naully, 2019). Kemudian membran inti hancur, kromosom memendek, sentriol bereplikasi dan berpisah, serta nukleolus menghilang (Djumhana, 2007). Metafase; tahapan sel yang membutuhkan waktu sekitar 2 – 6 menit, dimana kromosom menyusun diri secara acak pada satu bidang ekuator atau tengah-tengah sel sehingga sentromer terbagi menjadi dua (Heddy, 1987). Mikrotubula kromosomal terikat pada kinetokor, kemudian kromosom bergerak menuju ekuator spindle dengan bantuan protein yang ada pada kinetokor. Mikrotubula pun terbagi atas tiga, yaitu (Naully,2019) : Astral; untuk membantu sitokinesis Kromosomal (kinetokor); menarik kromatid Polar yang membentuk keranjang; menjaga integritas mikrotubula Gambar 4. Fase Metafase Gambar 5. Mikrotubula Anafase; tahapan yang membutuhkan waktu sekitar 3 – 5 menit, dimana fase ini ditandai dengan sobeknya sentromer yang menyebabkan kromatid menjadi terpisah. Kromosom akan bergerak ke kutub spindle yang berlawanan, akibatnya kutub spindle akan menjauh sehingga akan terlihat seperti dua kromosom (Naully, 2019). Gambar 6. Fase Anafase Telofase; tahapan yang membutuhkan waktu sekitar 30 – 60 menit, dimana terjadi kariokinesis dan sitokinesis maksudnya pembelahan sel pada fase ini telah selesai dengan hasil dua sel anakan yang mengandung 4 kromosom yang sama (Heddy, 1987). Kromosom juga telah berada pada kutub yang berlawanan dan mulai memanjang, benang gelendongnya menyusut serta membran inti terbentuk kembali (Naully, 2019). Gamabar 7. Fase Telofase MEIOSIS Meiosis merupakan pembelahan sel yang menghasilkan sel anak dengan jumlah kromosom setengah dari induknya yaitu 23 kromosom. Pembelahan proses meiosis disebut pembelahan reduksi sebab dalam proses pembelahannya terjadi pengurangan atau reduksi jumlah kromosom akibat pembagian. Pengurangan kromosom bertujuan memelihara jumlah kromosom agar tetap dalam satu spesies (Mubarok, 2014). Proses meiosis terjadi di sel atau jaringan nutfah pada saat pembentukkan sel gamet, dimana sebelum terjadi pemisahan kromatid pasangan kromosom holomog sudah terpisah (Jusuf, 2008). Pembelahan secara meiosis juga hanya dialami sel sperma dan ovum saja yang melibatkan dua tahap (Naully, 2019). Pada pembelahan meiosis tahap I ini disertai dengan profase sehingga terjadi pencampuran kromosom yang homolog, dimana pembelahan reduksi terjadi faktor hereditas menghasilkan dua sel anak yang haploid. Sedangkan pada tahap meiosis II sel haploid mengalami pembelahan secara mitosis dan menghasilkan empat sel anak yang masing-masing haploid (Mubarok, 2014). Gambar 8. Proses Meiosis I dan II Meiosis Tahap I Tahapan ini berawal dari nukleus yang membesar sehingga menyebabkan penyerapan air dari sitoplasma oleh inti sel meningkat sampai tiga kali lipat. Perubahan inilah yang merupakan proses profase I. Proses meiosis tahap I terdiri dari beberapa bagian, yaitu: Profase I; dimana benang kromatin akan memendek dan menebal sehingga membentuk kromosom. Dua kromatin pada setiap kromosom akan bergabung dengan homolognya, sehingga disebut proses sinapsi. Pasangan kromosom yang homolog memiliki empat kromatid yang biasa disebut tetrad. Pada pembentukkan tetrad terjadi proses pertukaran dibagian kromatid, yaitu terjadi pindah silang atau crossing over. Saat benang spindel terbentuk akibat inti menghilang, maka tetrad akan dibawa oleh benang spindel menuju pembelahan. Proses ini yang menyebabkan terjadinya perbedaan sifat pada sel-sel hasil meiosis (Mubarok, 2014). Pada proses profase I juga terdapat beberapa tahapan, seperti leptonema, zigonema, pakinema, diplonema, dan diakinesis (Jusuf, 2008). Gambar 9. Subfase profase I Metafase I; sejajarnya tetrad dibidang pembelahan dengan posisi saling berhadapan menuju kutub masing-masing. Tetapi posisi kromatid masih tetap pada sentromernya (Mubarok, 2014). Akibatnya terjadi daya tarik kedua kutub, sehingga bivalen terletak pada bagian tengah sel yaitu bidang ekuatorial (Jusuf, 2008). Anafase I; ketika kromososm bergerak ke dua kutub yang berlawanan akibat tarikan benang gelendong. Jika pada mitosis pemisahan kromatid, maka pada fase ini terjadi pemisahan gugus ploidi kromosom sehingga kedua kutub akan berkumpul masing-masing satu ploidi kromosom (Jusuf, 2008). Telofase I; dimana kromosom menuju dua kutub yang berbeda. Setiap kutub memiliki haploid dengan dua kromatid yang terikat pada sentromer. Nukleolus tampak kembali dan satu sel terbentuk 2 inti yang lengkap. Kemudian terjadi sitokinesis, dimana terbentuknya plasma membran untuk memisahkan sitoplasma sehingga terbentuk dua sel anak yang haploid (Mubarok, 2014). Gambar 10. Proses Meiosis I B.2. Meiosis Tahap II Proses tahap ini sama dengan mitosis, sebab dari satu sel yang haploid menjadi dua sel anak yang haploid. Beberapa tahapan pada proses meiosis II, yaitu (Mubarok, 2014): Profase II; pembelahan dua bauh sentriol menjadi dua pasang sentriol baru, dimana pasangan sentriol akan bergerak menuju kutub yang berlawanan. Pada tahap ini benang spindel dan membran inti terbentuk, nukleus hilang, serta kromosom berubah menjadi kromatid (Mubarok, 2014). Metafase II; pasangan kromatid berada pada pembelahan, dimana kinektor dari setiap kromatid akan menghadap kutub yang berlawanan. Kemudian benang spindel menghubungkan sentromer dengan kutub pembelah (Mubarok, 2014). Anafase; terjadinya tarikkan yang berlawanan menyebabkan dua kromatid bersaudara berpisah, sehingga sentromer akan membelah dan bergerak menuju kutub yang berlawanan arah (Jusuf, 2008 dan Mubarok, 2014). Telofase II; pada setiap kutub memiliki sebuah kromosom haploid, dimana benang spindel akan hilang dan diikuti sitokinenis yang menghasilkan empat sel anak yang haploid (Mubarok, 2014). Gambar 11. Proses Meiosis II DAFTAR PUSTAKA Heddy S. 1987. Biologi Pertanian (Tinjauan singkat tentang anatomi, fisiologi, sistematika, dan genetika dasar tumbuh-tumbuhan. Rajawali pers. Jakarta Jusuf, Muhammad. 2014. Biologi dan reproduksi sel. FMIPA IPB: Bogor. Mubarok, Syahrul. 2014. Biologi pembelajaran sel. UIN: Jakarta. Naully P.G. 2019. Panduan analisis laboratorium biologi molekuler untuk D4 teknologi laboratorium medik. STIKES JENDRAL ACHMAD YANI: Cimahi. Novel SS, Nuswantara S, Syarif S. 2010.Genetika Laboratorium. Jakarta: TransInfo Media Suryo. 1995. Sitogenetika. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta