Academia.eduAcademia.edu

MAKALAH HIPERTENSI

2020, Askep hipertensi

BANDUNG 2020 i

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI ADYNDHA NURUL F 88180014 ELVA ANITASARI 88180001 JESSICA LUSIANA 88180023 LISJAWATI ATID 88180022 SITI KHOLIFAH 88180007 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ARS UNIVERSITY BANDUNG 2020 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Sistem Informasi Keperawatan II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang hipertensi bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Bandung, 24 Juni 2020 i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii BAB I .........................................................................................................................................1 PENDAHULUAN ......................................................................................................................1 A. Latar Belakang .................................................................................................................1 B. Rumusan Masalah ............................................................................................................2 C. Tujuan ..............................................................................................................................2 BAB II ........................................................................................................................................3 TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................................................3 A. Definisi ............................................................................................................................3 B. Klasifikasi ........................................................................................................................3 C. Etiologi ............................................................................................................................4 D. Patofisiologi .....................................................................................................................4 E. Manifestasi Klinis.............................................................................................................6 F. Pemeriksaan Penunjang ....................................................................................................6 G. Penatalaksanaan ................................................................................................................7 H. Asuhan Keperawatan ........................................................................................................8 BAB III ..................................................................................................................................... 17 PENUTUP ................................................................................................................................ 17 A. Kesimpulan .................................................................................................................... 17 B. Saran .............................................................................................................................. 17 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 18 ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tekanan darah tinggi/hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (jangka waktu lama). Penyakit ini adalah salah stu jenis penyakit yang sangat berbahaya. Penderita hipertensi di dunia saat ini diperkirakan mencapai lebih dari 800 juta orang. Sebanyak 10-30 % dari jumlah penduduk dewasa hampir di setiap Negara. Berdasarkan data Lancet (dalam McMarthy, 2010), jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia terus meningkat. Di India, penderita hipertensi mencapai 60,4 juta orang pada tahun 2002 dan diperkirakan 107,3 juta orang pada tahun 2025. Di China, 98, 5 juta orang dan bakal jadi 151, 7 juta orang pada tahun 2025. Di bagian lain di Asia, tercatat 38, 4 juta penderita hipertensi pada tahun 2000 dan diperkirakan menjadi 67, 4 juta orang tahun 2025. Di Indonesia, mencapai 17-21% dari populasi penduduk dan kebanyakan tidak terdeteksi. Di Indonesia banyaknya penderita Hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui factor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial. 1 B. Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Apa definisi dari hipertensi? Apa saja klasifikasi dari hipertensi? Bagaimana etiologi dari hipertensi? Apa manifestasi klinis dari hipertensi? Bagaimana patofisiologi hipertensi? Bagaimana pemeriksaan penunjang pada hipertensi? Bagaimana penatalaksanaan dari hipertensi? Bagaimana asuhan keperawatan dari hipertensi? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi dari hipertensi. 2. Untuk mengetahui klasifikasi dari hipertensi. 3. Untuk mengetahui etiologi dari hipertensi. 4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari hipertensi. 5. Untuk mengetahui patofisiologi hipertensi. 6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada hipertensi. 7. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari hipertensi. 8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari hipertensi. 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 90 mmHg, berdasarkan pada dua kali pengukuran atau lebih. Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular aterosklerotik, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Hipertensi menimbulkan risiko morbiditas atau mortalitas dini, yang meningkat saat tekanan darah sistolik dan diastolic meningkat. Peningkatan tekanan darah yang berkepanjangan merusak pembuluh darah diorgan target (jantung, ginjal, otak dan mata). Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya. (Price, 2000) Jadi, hipertensi adalah peningkatan tekanan darah ≥140/90 mmHg secara kronis. B. Klasifikasi Hipertensi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:  Normal: Sistolik kurang dari 120 mmHg diastolic kurang dari 80 mmHg.  Prahipertensi: Sistolik 120 sampai 139 mmHg diastolic 80 sampai 89 mmHg.  Stadium 1: Sistolik 140 sampai 159 mmHg diastolic 90 sampai 99 mmHg.  Stadium 2: Sistolik >169 mmHg diastolic > mmHg. Berdasarkan etiologinya, hipertensi diklasifikasikan menjadi: 1. Hipertensi primer/esensial (insiden 80-95%): hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. 2. Hipertensi sekunder: akibat suatu penyakit atau kelainan mendasari, seperti stenosis arteri renalis, penyakit parenkim ginjal, feokromositoma, hiperaldosteronisme, dan sebagainya. Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan yaitu: No. 1. 2. 3. 4. Kategori Optimal Normal High normal Hipertensi Grade 1 ( ringan ) Grade 2 ( sedang ) Grade 3 ( berat ) Sistolik ( mmHg ) <120 120-129 130-139 140-159 160-179 180-209 3 Diastolic ( mmHg ) <80 80-84 85-89 90-99 100-109 100-119 Grade 4 ( sangat berat ) >210 >120 C. Etiologi Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan : 1. Hipertensi Primer ( esensial ) Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor yang mempengaruhinnya yaitu: genetic, lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis system renin. Angiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktorfaktor yang meningkatkan resiko: obesitas, merokok, alcohol dan polisitemia. 2. Hipertensi sekunder Penyebabnya yaitu: penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan. Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas: 1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau tekaanan diastolic sama atau lebih besar dari 90 mmHg. 2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan teperkanan diastolic lebih rendah dari 90 mmHg. Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adlah terjadinya perubahanperubahan pada: 1. Elastisitas dinding aorta menurun 2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku 3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumennya. 4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi. 5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer D. Patofisiologi Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar darikolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di torak dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitive 4 terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bias terjadi. Pada saat bersamaan dimana system simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroidlainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah.Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, mengakibatnkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, saat vasokonstriktor kuat, yang padagilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormone inimenyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi. Phatways Faktor predisposisi: usia, jenis kelamin, merokok, stress, kurang olahraga, genetic, alcohol, konsentrasi gram, obesitas Beban kerja jantung ↑ Kerusakan vaskuler pembuluh darah HIPERTENSI Tekanan sistemik darah ↑ Perubahan struktur Perubahan situasi Krisis situasional Penyumbatan pembuluh darah Informasi yang minim Defisiensi pengetahuan Ansietas Vasokontriksi Resistensi pembuluh darah otak ↑ Nyeri kepala Gangguan sirkulasi Otak Suplai O2 ke otak ↓ Ginjal Retina Pembuluh darah Vasokontriksi pembuluh darah ginjal Spasme arteriol Aliran darah makin cepat keseluruh tubuh sedangkan nutrisi dalam sel sudah mencukupi kebutuhan Metode koping tidak efektif Ketidakefektifan koping Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak Sistemik Koroner Vasokontriksi Iskemia miokard Resiko cedera Blood flow darah ↓ Respon RAA 5 Penurunan curah jantung Afterload ↑ Merangsang aldosteron Kelebihan volume cairan Fatique Retensi Na Edema Intoleransi aktivitas Nyeri E. Manifestasi Klinis Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi: a. Tidak ada gejala Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak tertukar. b. Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebannyakan pasien yang mencari pertolongan medis. Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu: a. b. c. d. e. f. g. h. Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas,kelelahan Sesak nafas Gelisah Mual Muntah Epistaksis Kesadaran menurun F. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan laboratorium - Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindentifikasikan faktor resiko seperti hipokoagulabilitas, anemia. - BUN/ kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal. - Glucose: hiperglikemi (DM adalah pencetus hiperteni) dapat diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin. - Urinalisa: darah,protein, glukosa, mmengisaratkan disfungsi ginjal da nada DM. 2. CT Scan: mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati. 3. EKG: dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi. 6 4. IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti batu ginjal, perbaikan ginjal. 5. Photo dada: menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran jantung. G. Penatalaksanaan Tujuan setiap program terapi adalah untuk mencegah kematian dan komplikasi dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah arteri pada atau kurang dari 140/90 mmHg (130/80 mmHg untuk penderita diabetes melitus atau penderita penyakit ginjal kronis) kapan pun jika memungkinkan. 1. Terapi Non Farmakologi Modifikasi gaya hidup: a. Penurunan berat badan b. Pengurangan asupan alkohol c. Pengurangan asupan natrium d. Olahraga teratur e. Teknik relaksasi f. Penghentian rokok g. Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertention) dengan asupan tinggi buah, sayuran, dan produk susu rendah lemak telah terbukti menurunkan tekanan darah tinggi. 2. Terapi Farmakologi Pilihan obat untuk terapi permulaan: 1) Hipertensi tanpa indikasi khusus a. Hipertensi derajat 1 Tekanan darah sistolik 140-159 mmHg atau Tekanan darah diastolic 90-99 mmHg. Umumnya diberikan diuretic gol Thiazide. Bisa dipertimbangkan pemberian penghambat EKA, ARB, penyekat B, antagonis Ca atau Kombinasi. b. Hipertensi derajat 2 Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau Tekanan darah distolik > mmHg. Umumnya diberi kombinasi 2 macam obat (diuretic golongan Thiazide dan penghambat EKA atau ARB atau penyakit b, atau antagnis Ca). 2) Hipertensi indikasi khusus Obat-obatan untuk indikasi khusus: Obat anti hipertensi lainnya (diuretic, penghambat EKA, ARB, Penyekat B, antagonis Ca) sesuai yang diperlukan. Bila sasaran tekanan darah tak tercapai, optimalkan dosis atau penambahan jenis obat sampai target tekanan darah tercapai dan pertimbangkan untuk konsultasi dengan spesialis hipertensi. 7 H. Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Pengkajian merupakan tahap awal dari proses dimana kegiatan yang dilakukan yaitu mengumpulkan data, mengelompokkan data, dan menganalisa data. Data fokus yang berhubungan dengan hipertensi meliputi: 1) Identitas pasien a. Umur : kejadian hipertensi cenderung meningkat seiring dengan pertambahan usia. Namun penyakit hipertensi tidak selalu hadir seiring dengan proses penuaan. b. Jenis kelamin: laki – laki atau perempuan memiliki kemungkinan yang sama untuk mengalami penyakit hipertensi, namun laki – laki lebih beresiko mengalami hipertensi dibandingkan dengan perempuan saat berusia sebelum 45 tahun. Sebaliknya saat usia 45 tahun ke atas, perempuan lebih beresiko mengalami hipertensi dibandingkan laki – laki karena dipengaruhi oleh hormon. 2) Biodata penanggung jawab: Nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, agama, status, alamat. 3) Keluhan utama Biasanya pasien mengeluhkan sakit kepala, pusing, tidak bisa tidur, lemah. 4) Riwayat kesehatan a. Riwayat kesehatan sekarang Biasanya pasien dengan hipertensi didapatkan tekanan darah yang meningkat dengan sistol > 140 mmHg diastole > 90 mmHg. b. Riwayat kesehatan dahulu Apakah sebelumnya pasien pernah menderita hipertensi. c. Riwayat kesehatan keluarga Apakah dalam keluarga pasien ada riwayat hipertensi. 5) Pola Fungsi Kesehatan a. Aktivitas/ istirahat Pada penderita hipertensi biasanya terjadi kelemahan, letih, nafas pendek, dan gaya hidup monoton. Ditandai dengan frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea. b. Integritas ego Pada penderita hipertensi biasanya terjadi karena riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, atau marah kronik (dapat mengindikasikan kerusakan serebral). Faktor- faktor stress multiple (hubungan keuangan yang berkaitan dengan pekerjaan). Tanda: Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian tangisan yang meledak, gerak tangan empati, otot muka tegang (khususnya sektor mata), gerakan fisik cepat, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara. 8 c. Eliminasi Pada penderita hipertensi biasanya terjadi gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (seperti infeksi/obstruksi atau riwayat penyakit ginjal masa yang lalu). d. Makanan/Cairan Pada pasien hipertensi biasanya makanan yang disukainya mencakup makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang digoreng, keju,telur), gula – gula yang berwarna hitam, kandungan tinggi kalori. Terjadinya perubahan berat badan akhir – akhir ini (meningkat/menurun), dan riwayat penggunaan diuretik (adanya oedema) e. Neurosensori Pada pasien hipertensi biasanya pasien mengeluh pening/pusing, berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam), kebas atau kelemahan pada satu sisi tubuh, gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan kabur) dan epistaksis. 6) Pemeriksaan Head to Toe a. Keadaan umum : pasien tampak lemah b. GCS : E 4, V 5, M 6 c. Kesadaran : composmentis d. TTV : tidak terdapat peningkatan suhu/ dalam rentang normal (36, 5 – 37, 2 º C), RR >20 x/menit, nadi cepat dan kuat (>100x/menit), tekanan darah sistol >140 mmHg diastole > 90 mmHg. e. Kulit Inspeksi : tampak pucat Palpasi : biasanya turgor jelek, lembab, edema. f. Kepala Inspeksi : pada pemeriksaan kepala lihat bentuk kepala, lesi, distribusi rambut, dan warna rambut. Palpasi : ada nyeri atau tidak g. Mata Inspeksi : konjungtiva anemis, seclera tidak icterus. h. Telinga Inspeksi : simetris kanan kiri, terlihat serumen atau tidak, adanya lesi atau tidak. Palpasi : tidak ada nyeri tekan i. Hidung Inspeksi : tidak ada polip, tidak ada lesi Palpasi : tidak ada nyeri tekan j. Mulut Inspeksi : kebersihan mulut cukup, tidak ada lesi k. Leher Inspeksi dan palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis 9 l. Dada - Paru-paru Inspeksi Palpasi Auskultasi - Jantung Auskultasi Perkusi m. Abdomen Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi n. Ekstermitas Inspeksi Palapsi o. Genetalia Tidak terkaji : bentuk dada normal, pergerakan dada simetris kanan kiri : tidak ada nyeri tekan : tidak ada bunyi tambahan : bunyi S3, S4 : bunyi redup : tidak ada lesi : ada nyeri tekan : bunyi timpani : terdengar bising usus : lemah, penurunan aktivitas : edema tungkai kaki 2. Analisa Data NO 1. SYMPTOM Ds: klien mengatakan janjung berdebar-debar Do: tidak terdapat peningkatan suhu/ dalam rentang normal (36, 5 – 37, 2 º C), RR > 20 x/menit, nadi cepat dan kuat (>100x/menit), tekanan darah sistol >140 mmHg diastole > 90 mmHg. ETIOLOGI Hipertensi PROBLEM Penurunan curah jantung Kerusakan vaskuler pembuluh darah Perubahan struktur Penyumbatan pembuluh darah Vasokontriksi Gangguan sirkulasi Pembuluh darah sistemik Vasokontriksi Afterload meningkat 2. Ds: klien merasa nyeri di bagian kepala Penurunan curah jantung Hipertensi 10 Nyeri akut Do: - TD sistol >140 mmHg diastole > 90 mmHg. - Klien tampak meringis. Kerusakan vaskuler pembuluh darah Perubahan struktur Penyumbatan pembuluh darah Vasokontriksi Gangguan sirkulasi Resistensi pembuluh darah meningkat 3. Ds: klien mengatakan bengkak di tungkai kaki dan kaki terasa berat saat di bawa jalan. Do: - turgor jelek - edema di tungkai kaki - tekanan darah sistol >140 mmHg diastole > 90 mmHg. - BB bertambah Nyeri kepala Hipertensi Kerusakan vaskuler pembuluh darah Perubahan struktur Penyumbatan pembuluh darah Vasokontriksi Gangguan sirkulasi Ginjal Vasokontriksi pembuluh dara ginjal Blood flow menurun Respon RAA Meransang aldosteron Retensi Na Edema Kelebihan volume cairan 11 Kelebihan volume cairan 3. Diagnosa keperawatan 1. Penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload, vasokontriksi, hipertofi/rigiditas ventrikuler, iskemia myocardia. 2. Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral dan iskemia. 3. Kelebihan volume cairan b.d edema. 4. Intervensi NO. DIAGNOSA 1. Penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload, vasokontriksi, hipertofi/rigiditas ventrikuler, iskemia myocardia. TUJUAN (NOC) NOC  Cardiac pump effectiveness  Circulation status  Vital sign status INTERVENSI (NIC) NIC Cardiac Care - Evaluasi adanyanya nyeri dada (intensitas, lokasi,durasi) Kriteria Hasil: - Catat adanya tanda dan  Tanda vital dalam rentang gejala penurunan cardiac normal (tekanan darah, nadi, output respirasi) - Monitor status  Dapat mentoleransi aktivitas, kardiovaskuler tidak ada kelelahan - Monitor status pernapasan  Tidak ada edema paru, perifer, yang menandakan gagal dan tidak ada asites jantung  Tidak ada penurunan - Monitor abdomen sebagai kesadaran indicator penurunan perfusi - Monitor adanya perubahan tekanan darah - Monitor respon pasiien terhadap efek pengobatan antiaritmia - Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan - Monitor toleransi aktivitas pasien - Monitor adanya dyspnea, fatigue, tekipneu, dan ortopneu - Anjurkan untuk menurunkan stress Vital Sign Monitoring - Monitor TD, nadi, suhu, dan RR - Catat adanya fluktuasi tekanan darah 12 - - - 2. Nyeri akut b.d NOC peningkatan  Pain level tekanan vaskuler  Pain control serebral dan  Comfort level iskemia. Kriteria Hasil:  Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmalogi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)  Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri 13 Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan Monitor TD, nadi, RR, sebelum,selama dan sesudah aktivitas Monitor kualitas dari nadi Monitor adanya pulsus paradoksus Monitor adanya pulpus alterans Monitor jumlah dan irama jantung Monitor bunyi jantung Monitor frekuensi dan irama pernapasan Monitor suara paru Monitor pola pernapasan abnormal Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit Monitor sianosis perifer Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik) Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign NIC Pain Management - Lakukan pengkajian nyeri secara komrehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor presipitasi - Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan - Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien - Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri - Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau  Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)  Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang 3. Kelebihan volume cairan b.d edema. NOC  Electrolit and acid base balance 14 Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan control nyeri masa lampau - Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan - Control lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan - Kurangi factor presipitasi nyeri - Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan interpersonal) - Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi - Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi - Berikan analgenik untuk mengurangi nyeri - Evaluasi keefektifan control nyeri - Tingkat istirahat - Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil - Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri Analgesik Administration - Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat - Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan frekuensi - Cek riwayat alergi - Pilih analgesic yang diperlukan NIC Fluid management -  Fluid balance  Hydration Timbang popok/pembalut bila diperlukan - Pertahankan catatan intake dan output yang akurat - Pasang urin kateter jika diperlukan - Monitor hasil Hb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN, Hmt, osmolalitas urin) - Monitor status hemodinamik termasuk CVP, PAP, dan PCWP - Monitor vital sign - Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles, CVP, edema, distensi vena leher, asites) - Kaji lokasi dan luas edema - Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori - Monitor status nutrisi - Kolaborasi pemberian diuretic sesuai instruksi - Batasi masukan cairan keadaan dilusi dengan serum Na <130 mEq/l - Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk Fluid monitoring - Tekanan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eleminasi - Monitor serum dan osmilialitas urin - Monitor tekanan darah orthostatic dan perubahan irama jantung - Monitor parameter hemodinamik infasif - Catat secara akurat intake dan output - Kriteria Hasil :  Terbebas dari edema, efusi, anaskara  Bunyi nafas bersih, tidak ada dyspnea/ortopneu  Terbebas dari distensi vena jugularis, reflek hepatojugular (+)  Memelihara tekanan vena sentral, tekanan kapiler paru, output jantung dan vital sign dalam batas normal  Terbebas dari kelelahan, kecemasan atau kebingungan  Menjelaskan indikator kelebihan cairan 15 - - 16 Monitor adanya distensi leher, ronchi, eodem perifer, penambahan BB Monitor tanda dan gejala dari odema BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Seseorang dikatakan terkena hipertensi apabila mempunyai tekanan darah sistolik ≥140mmHg dan tekanan darah diastoltik ≥90mmHg. Penyakit ini adalah penyakit yang berbahaya karena merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stroke. Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2, yaitu hipertensi primer merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh suatu penyakit atau kelainan mendasari, seperti stenosis arteri renalis, penyakit parenkim ginjal, feokromositoma, hiperaldosteronisme, dan sebagainya. B. Saran Setelah membaca makalah ini kami berpesan kepada para pembaca: - Selalu menjaga kesehatan, karena kesehatan merupakan anugrah yang tidak ternilai harganya. Karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. - Selalu memperhatikan asupan makanan yang masuk dalam tubuh kita. Makanlah makanan yang bergizi tinggi yang dapat memenuhi semua kebutuhan tubuh kita. - Serta rajinlah berolahraga. 17 DAFTAR PUSTAKA Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda NIC-NOC Jilid 2. Yogjakarta: MediAction. Nurarif, Amin Huda Dan Hardhi Kusuma. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan Penerapan Diagnosa Nanda, Nic, Noc Dalam Berbagai Kasus Edisi Revisi Jilid 1.Yogyakarta: Mediaction Smeltzer Susan C. 2013. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 12. Jakarta: EGC Tanto, C.2014. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 4 Jilid 2.Jakarta: Media Aesculapius http://repository.poltekeskupang.ac.id/1852/1/Asuhan%20Keperawatan%20Kompreh ensif%20Pada%20T.n%20P.%20L.%20Dengan%20Hipertensi.pdf https://www.academia.edu/28788116/LAPORAN_PENDAHULUAN_HIPERTENSI https://www.academia.edu/31537693/Makalah_Hipertensi 18