Academia.eduAcademia.edu

SIFAT-SIFAT FISIK SENYAWA ORGANIK

2020

Senyawa organik adalah karbon yang relatif kompleks. Karena atom-atom karbon mudah berikatan satu sama lain, maka tulang punggung kebanyakan senyawa organik tersusun atas rantai karbon dengan panjang dengan dan bentuk yang berbeda-beda (Fried Dan Hademeans,2006). Penentuan sifat fisik dari suatu senyawa kimia sangat penting untuk berbagai keperluan seperti karakterisasi senyawa atau membantu dalam hal penggunaan teknis di laboratorium. Nilai sifat fisik pada awalnya harus ditentukan secara eksperimen terhadap senyawa tersebut. Titik leleh merupakan salah satu sifat sifat yang terpenting untuk karakterisasi suatu senyawa. Titik leleh (melting point, mp) dari suatu senyawa adalah temperatur yang merujuk tepat pada saat proses transformasi senyawa tersebut antara fasa padat dan fasa cair (Tahir dkk 2002).

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK JUDUL: SIFAT-SIFAT FISIK SENYAWA ORGANIK OLEH: Kelompok 4 Vila Tria Putri (0704172037) Moudy Maulina (0704172042) Gusmita Enda Lorenza Purba (0704173077) Nur Hizrah (0704173080) Fatimah Azzahra (0704173082) PRODI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA 2020 I. JUDUL : SIFAT-SIFAT FISIK SENYAWA ORGANIK II. TUJUAN : Menentukan titik leleh , titik didih, densitas, indeks bias dan kelarutan (salubilitas) senyawa organik III. TINJAUAN TEORITIS : Senyawa organik adalah karbon yang relatif kompleks. Karena atom-atom karbon mudah berikatan satu sama lain, maka tulang punggung kebanyakan senyawa organik tersusun atas rantai karbon dengan panjang dengan dan bentuk yang berbeda-beda (Fried Dan Hademeans,2006). Penentuan sifat fisik dari suatu senyawa kimia sangat penting untuk berbagai keperluan seperti karakterisasi senyawa atau membantu dalam hal penggunaan teknis di laboratorium. Nilai sifat fisik pada awalnya harus ditentukan secara eksperimen terhadap senyawa tersebut. Titik leleh merupakan salah satu sifat sifat yang terpenting untuk karakterisasi suatu senyawa. Titik leleh (melting point, mp) dari suatu senyawa adalah temperatur yang merujuk tepat pada saat proses transformasi senyawa tersebut antara fasa padat dan fasa cair (Tahir dkk 2002). Densitas atau massa jenis merupakan pengukuran massa peraturan volume, cara mengukur massa jenis pada umumnya dengan menimbang zat cair tersebut dan membaginya dengan volume zat cair yang terukur, dengan cara ini pengukuran tidak efisien karena harus mengukur terlebih dahulu massa zat dapat ditentukan dengan berbagai alat, salah satunya adalah dengan menggunakan piknometer (Asidu dkk,2017). Indeks bias suatu zat merupakan ukuran kelajuan cahaya didalam zat cair dibanding ketika diudara. Indeks bias merupakan salah satu dari beberapa sifat optis yang penting dari mediu. Dalam bidang kimia, pengukuran terhadap indeks bias secara luas telah digunakan antara lain untuk mengetahui konsentrasi larutan dan mengetahui komposisi bahan-bahan penuyusun larutan. Indeks bias juga dapat digunakan untuk mengetahui kualitas suatu larutan. Indeks bias menyatakan perbandingan (rasio) terhadap kelajuan cahaya diruang hampa terhadap kelajuan cahaya yang ada di dalam bahan (Zamroni, 2013). Kelarutan merupakan suatu keadaan suatu senyawa, baik padat, cair ataupun gas yang terlarut dalam padatan, cairan, atau gas yang akan membentuk larutan yang homogen (Yoga dan Hendriani, 2015). Kelarutan dapat kecil atau besar sekali, dan jika jumlah zat terlarut memiliki titik jenuh, zat itu akan keluar (mengendap di bawah larutan). Dalam kondisi tertentu suatu larutan dapat mengandung lebih banyak zat terlarut dari pada dalam keadaan jenuh (Putri dkk, 2017). IV. ALAT DAN BAHAN A. ALAT No. Nama Alat Jumlah 1. Melting point block 1 buah 2. Piknometer I buah 3. Refraktometer 1 buah 4. Tabung reaksi 5 buah B. BAHAN No. Nama Bahan Rumus [M] Wujud Warna Jumlah 1. Aquades H2O - Cair Bening 2. Asam benzoat C7H6O2 - Padat Putih 3. Polar - - Cair Bening 13 ml 4. Nonpolar - - Cair Bening 13 ml 5. Semipolar - - Cair Bening 13 ml 6. Asam A Salisilat C7H6O2 - Padat Putih 13 ml V. PROSEDUR KERJA 1. Percobaan titik leleh Melting point block  Dikalibrasi  Diuji titik leleh dari beberapa sampel yang disediakan  Dicatat hasilnya 2. Penetapan densitas Piknometer  Ditimbang  Ditambahkan sampai yang akan diamati  Ditutup kapiler dengan rapat  Ditimbang piknometer yang berisi sampel  Dihitung spgr sampel 13 ml Secukupnya 3. Penetapan indeks bias  Ditetesi refraktometer  Dicatat indeks biasnya 4. Penentuan kelarutan  Diuji kelarutan sampel dalam air, pelarut organik polar, semipolar, nonpolar  Dicatat hasilnya. VI. HASIL PENGAMATAN/ REAKSI-REAKSI/ PEMBAHASAN A. TABEL HASIL PENGAMATAN NO. PERLAKUAN HASIL PENGAMATAN 1. TITIK LELEH ke 119 0C b. Asam benzoat dimasukkan ke 139 0C a. Asam salsilat dimasukkan Melting Point Block Molting Point Block 2. 3. 4. DENSITAS a. Piknometer kosong 15, 56 gr b. Piknometer + aquades 25, 80 gr c. Piknometer + glukosa 25, 51 gr d. Piknometer + fruktosa 25, 36 gr e. Piknometer + sukrosa 25, 46 gr INDEKS BIAS a. Air + Su = 1.001 dan Sn = 5 Warna biru b. Glukosa + Su = 1.021 dan Sn = 28 Warna biru c. Sukrosa + Su = 1.026 dan Sn = 36 Warna biru d. Fruktosa + Su = 1.022 dan Sn = 30 Warna biru KELARUTAN a. Aquades + larutan nonpolar b. Aquades + larutan polar c. Aquades + larutan semipolar Tidak larut Larut Sedikit larut B. REAKSI – REAKSI 1. H2O + larutan nonpolar 2. H2O + larutan polar tidak larut larut 3. H2O + larutan semipolar sedikit laru C. STRUKTUR MOLEKUL 1. Asam Salisilat 2. Asam Benzoat D. PEMBAHASAN 1. TITIK LELEH Teori : Titik leleh adalah temperatur dimana zat padat berubah wujud menjadi zat cair pada tekanan satu atmosfer. Dengan kata lain, titik leleh merupakan suhu ketika fase padat dan cair sama-sama berada dalam kesetimbangan. Setiap zat memiliki titik didih yang berbeda-beda. Asam salisilat memiliki titik leleh 1590C, Asam benzoat memiliki titik leleh pada suhu 122,30C. Praktik : Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dimana Asam salisilat dimasukkan ke dalam pipa kapiler, begitu juga dengan Asam benzoat, kemudian dimasukkan ke dalam Melting Point Block, diketahui bahwa Asam salisilat meleleh pada suhu 1190C dan Asam benzoat meleleh pada suhu 1390C. Asam salisilat yang diuji memiliki titik leleh yang lebih rendah daripada teori, sedangkan asam benzoat memiliki titik leleh yang lebih tinggi dibandingkan dengan teori. Hal ini dikarenakan alat yang digunakan (Melting Point Block) kurang spesifik atau mengalami gangguan teknis yang menyebabkan suhu titik leleh bahan uji tidak sesuai dengan teori. 2. DENSITAS Teori : Densitas atau massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semangkin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis suatu zat dapat ditentukan dengan berbagai alat, salah satunya adalah piknometer, merupakan suatu alat yang terbuat dari kaca, bentuknya menyerupai botol parfum atau sejenisnya. Praktik : Berdasarkan percobaan yang dilakukan, piknometer kosong memiliki berat 15,56 g. Kemudian piknometer diisi oleh larutan aquades tanpa ada udara yang terperangkap, ditimbang, memiliki berat 25,80 g. Piknometer yang diisi dengan larutan glukosa memiliki berat 25,51 g, piknometer yang diisi dengan larutan fruktosa memiliki berat 25,36 g dan piknometer yang diisi dengan larutan sukrosa memiliki berat 25,46 g. Piknometer dengan isi larutan fruktosa memiliki nilai massa jenis yang lebih kecil dibandingkan larutan yang lain. Semakin kecil massa sutau zat maka semakin kecil pada nilai densitasnya. 3. INDEKS BIAS Teori : Indeks bias merupakan tetapan fisik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi sutau senyawa cairan dan dapat digunakan juga untuk menentukan kemurnian senyawa tersebut. Indeks bias suatu zat merupakan ukuran kelanjutan cahaya di dalam zat cair dibandingkan ketika di udara. Indeks bias tiap bahan pasti berbeda. Indeks bias air yaitu 0, ndeks bias glukosa yaitu 13,4 , Indeks bias sukrosa yaitu 13,3 dan indeks bias fruktosa yaitu 13,2. Praktik : Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dimana setiap larutan diteteskan satu kali di refraktometer kemudian dibaca ukuran indeks bias yang tertera pada alat, diketahui bahwa indeks bias yang didapat untuk aquades adalah 5, indeks bias glukosa yaitu 28, indeks bias sukrosa yaitu 36 dan indeks bias fruktosa yaitu 30. Ketidaksesuaian angka indeks bias pada percobaan dengan teori dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti suhu dan kesalahan dalam kalibrasi alat. 4. KELARUTAN Teori : Kelarutan adalah kemampuan suatu zat kimia tertntu, zat terlarut (solute), untuk larut dalam pelarut. Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut dalam kesetimbangan. Pelarut polar adalah larutan yang memiliki tingkat ke ploaran paling tinggi, pelarut semi polar adalah larutan yang tingat kepolaranya lebih rendah dari pada polar dan pelarut noonpolar ialah larutan yang tidak bertentangan. Praktik: Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, aquades yang dicampurkan dengan larutan polar akan larut, begitu juga dengan aquades dicampurkan dengan larutan semipolar sedikit larut. Namun aquades yang dicampurkan dengan larutan nonpolar tidak akan larut hal ini dikarenakan larutan nonpolar memiliki kepolaran yang rendah (semipolar) bahkan hampir tidak polar (non-polar). VII. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Diketahui titik leleh dari asam salisilat dan asam benzoate yaitu 1190C dan 1390C. Densitas pada piknometer kosong = 15,56 g, piknometer + aquades = 25,80 g, piknometer + glukosa = 25,51 g, piknometer + fruktosa = 25,36 g, piknometer + sukrosa = 25,46 g. Indeks bias pada aquades, glukosa, sukrosa, dan fruktoosa yaitu 5, 28, 36, dan 30. Aquades + larutan polar akan larut, aquades + larutan semi polar akan sedikit larut. Namun aquades + larutan nonpolar tidak larut walaupun dikocok kuatkuat. 2. Melting point block : Dimasukkan sampel ke dalam pipa kapiler, lalu dimasukkan thermometer ke dalam lubang besar yang ada di kanan. Dimasukkan pipa kepiler ke lubang kecil dibagian atas. Dihidupkan alat, dikalibrasi. Diamati peleburan sampel dan suhu di thermometer. Dan dimatikan alat saat sudah selesai. Piknometer : Ditimbang piknometer kosong. Diisi piknometer dengan larutan, sambil memegang alat dengan tisu. Ditutup alat dengan penutupnya rapat, jangan sampai ada gelembung udara. Refraktometer : Dibersihkan alat. Diteteskan 1 tetes sampel ditempat pengujian. Dilihat indeks bias melalui lubang kecil yang ada dibagian ujung. Dilakukan di tempat luar kompos. VIII. JAWAB PERTANYAAN DAN TUGAS 1. Apa syarat media yang digunakan sebagai pemanas pada penetapan titik leleh? Jawab: a. Harus menggunakan zat pengotor atau tidak sama sekali b. Harus terhubung dengan arus atau sudah dikalibrasi 2. Jelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketidaktelitian penetapan titik didih senyawa? Jawab: a. Adanya pemanasan alat dan penggunaan b. Kesalahan dalam meletakkan alat dan penggunaan c. Kurang teliti dalam membaca thermometer 3. Jelaskan mengapa tidak boleh ada gelembung udara pada piknometer waktu menentukan densitas? Jawab: Gelembung udara tidak boleh ada gelembung dalam piknometer karena volume cairan akhir sangat bergantung dengan suhu (jika masih ada gelembung, volume belum terisi). 4. Apa tujuan kalibrasi suatu zat? Jawab: a. Untuk mencapai ketertelusuran b. Untuk mengetahui adanya penyimpangan c. Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar 5. Jelaskan mengapa kelarutan termasuk pada perubahan fisika? Jawab: Perubahan fisika adalah perubahan suatu benda tanpa membentuk zat baru, kelarutan tidak membentuk zat baru ketika mengalami pencampuran. XI. DAFTAR PUSTAKA Asidu, La Ode A.D., Dkk, 2017, Pemanfaat Minyak Oli Bebas Sebagai Bahan Bakar Alternative Dengan Pencampuran Minyak Pirolisis, Jurnal Mahasiswa Teknik Mesin, 2 (2), 2502-8944. Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Terjemahan Seminar Achmadi. Jakarta : Erlangga. Fried, George H. Dan George J. Hademenas. 2006. Schaum’s Outlines : Biologi Edisi Kedua. Terjemahan Damaring Tyas. Jakarta : Erlangga. Prawira, Nanda Bagus Dan Abdul Rotif, 2018. Perancangan Alat Ukur Massa Jenis Zat Cair Menggunakan Cepat Rambat Gelombang Ultrasonik. Ijeis. 8 (2). 2460-7681. Putri, Laili M.A. Dkk, 2017. Pengaruh Konsentrasi Larutan Terhadap Laju Kdnaikan Suhu Larutan. Jurnal Pembelajaran Fisika. 6 (2). 0261-3781. Tahir, Iqmal Dkk. 2017. Hubungan Kuantitatif Antara Struktur Molekul Dan Titik Leleh Dari Berbagai Senyawa Organik. Indonesian Journal Of Chemistry. 2(2). 2511-4331. Yoga, Willybordus Dan Rini Hendriani. 2015. Review : Teknik Peningkatan Kelarutan Obat, Farmaka. 14 (2). 2341-5723. Zamroni, Achmad. 2013. Pengukuran Indeks Bias Zat Cair Melalui Metode Pembiasan Menggunakan Plan Paralel. Jurnal Fisika. 3(3). 3456-1284. Medan, 8 Januari 2020 ASISTEN LABORATORIUM PRAKTIKAN Muhaiminul Ahmad 4171131025 Kelompok 4