Academia.eduAcademia.edu

Implementasi Gerakan Literasi sekolah tahap Pembiasaan

Gerakan literasi sekolah telah diluncurkan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan pada tahun 2015. Gerakan ini memiliki tiga tahapan, yaitu pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran. Sebagai sekolah yang baru berdiri empat (4) tahun, MI Muhammadiyah Gandatapa berada pada tahap pertama adalah pembiasaan. Rumusan masalah penelitiannya adalah bagaimana implementasi gerakan literasi sekolah tahap pembiasaan di MI Gandatapa Sumbang Banyumas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program gerakan literasi sekolah di MI Muhammadiyah Gandatapa yang telah diimplementasikan antara lain dengan membacakan buku teks dengan keras, fasilitas yang kaya literasi berupa kolam ikan dan kebun, menciptakan lingkungan yang kaya literasi meski masih minim, keterlibatan masyarakat luas. Pihak sekolah sudah memiliki hubungan komunikasi yang baik dengan orang tua dalam hal memberikan motivasi belajar pada anak. Kata kunci: literasi, tahap pembiasaan, literasi sekolah dasar Abstract School literacy movement was launched by ministry of education and culture in 2015 and has three (3) phases, namely habituation, development, and learning. The new school stand four (4) years as MI Muhammadiyah Gandatapa, located at the first stage is

Jurnal LIBRIA vol.9 No.1. 2017 Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Tahap Pembiasaan di MI Muhammadiyah Gandatapa Sumbang Banyumas Indah Wijaya Antasari IAIN Purwokerto, Jl.Ahmad Yani No.40A Purwokerto [email protected] Abstrak Gerakan literasi sekolah telah diluncurkan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan pada tahun 2015. Gerakan ini memiliki tiga (3) tahapan, yaitu pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran. Sebagai sekolah yang baru berdiri empat (4) tahun, MI Muhammadiyah Gandatapa berada pada tahap pertama adalah pembiasaan. Rumusan masalah penelitiannya adalah bagaimana implementasi gerakan literasi sekolah tahap pembiasaan di MI Gandatapa Sumbang Banyumas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program gerakan literasi sekolah di MI Muhammadiyah Gandatapa yang telah diimplementasikan antara lain dengan membacakan buku teks dengan keras, fasilitas yang kaya literasi berupa kolam ikan dan kebun, menciptakan lingkungan yang kaya literasi meski masih minim, keterlibatan masyarakat luas. Pihak sekolah sudah memiliki hubungan komunikasi yang baik dengan orang tua dalam hal memberikan motivasi belajar pada anak. Kata kunci: literasi, tahap pembiasaan, literasi sekolah dasar Abstract School literacy movement was launched by ministry of education and culture in 2015 and has three (3) phases, namely habituation, development, and learning. The new school stand four (4) years as MI Muhammadiyah Gandatapa, located at the first stage is LIBRIA, Vol. 9, No. 1, Juni 2017 13 Indah Wijaya Antasari habituation. The research problem is how the implementation stage of habituation school literacy movement in MI Gandatapa Sumbang Banyumas. This study used descriptive qualitative approach and with data collection techniques which are observation, interview and literature. The Results of the study showed that school literacy program in MI Muhammadiyah Gandatapa contributions are read aloud textbooks, facilities and literacy-rich area in the form of a fish pond and gardens, creating a literacy-rich environment though still minimal, involvement of the public already have a relationship good communication with parents and volunteers to provide motivation. Keywords: literacy, habituation phase, primary school literacy. A. Pendahuluan Gerakan literasi sekolah (GLS) yang telah diluncurkan oleh Kemdikbud RI tahun 2015 lalu belum dapat dilaksanakan di semua sekolah. Masing-masing sekolah mempunyai keadaan yang berbeda-beda, mungkin juga berada pada tahapan literasi yang berbeda pula. MI Muhammadiyah Gandatapa yang terletak di kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas merupakan salah satu sekolah yang belum dapat menjalankan anjuran membaca 15 menit sebelum pelajaran berlangsung. Namun bukan berarti tidak mempunyai program untuk membuat siswa-siswanya literat. Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan untuk menjadikan sekolah sebagai 14 LIBRIA, Vol. 9, No. 1, Juni 2017 Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Tahap Pembiasaan … organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.1 Gerakan literasi sekolah dikembangkan berdasarkan sembilan agenda prioritas (Nawacita) yang terkait dengan tugas dan fungsi Kemendikbud2 . Adapun nawacita yang berhubungan dengan pendidikan antara lain nomor 5, 6, 8, dan 9, yang berbunyi (5) meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia; (6) meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya; (8) melakukan revolusi karakter bangsa; (9) memperteguh kebinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan observasi ke MI Muhammadiyah Gandatapa Sumbang Banyumas, juga wawancara dengan kepala sekolah dan staff pengajar. Dokumen sekolah melengkapi data di penelitian ini. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif berdasar pada panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar. Dapat ditarik rumusan masalah bagaimana implementasi gerakan literasi sekolah tahap pembiasaan di MI Muhammadiyah Gandatapa Sumbang Banyumas. B. Tahapan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar Gerakan literasi sekolah di SD dilaksanakan dalam tiga (3) tahap yaitu: tahap pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran. Masing-masing tahap mempunyai rincian kegiatan yang berbedabeda. 1 Faizah, Dewi Utami dkk. (2016). Panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud RI. hlm 2 2 Faizah, Dewi Utami dkk. (2016). Panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud RI. hlm 1 LIBRIA, Vol. 9, No. 1, Juni 2017 15 Indah Wijaya Antasari Tabel 1. Peta Pengembangan Literasi Sekolah dalam skema 3 tahap Pembiasaan Pengembangan Pembelajaran 1. Apa kecakapan literasi yang ditumbuhkan pada tahap pembiasaan? 2. Apa fokus dan prinsip kegiatan di tahap pembiasaan? 3. Apa prinsip-prinsip kegiatan membaca di tahap pembiasaan? 4. Kegiatan membaca dan penataan lingkungan kaya literasi ditahap pembiasaan. 5. Langkah-langkah kegiatan: a. membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai. b. Menata sarana dan lingkungan kaya literasi. c. menciptakan lingkungan kaya teks. d. Memilih buku bacaan SD. e. Pelibatan publik 6. Indikator pencapaian di tahap pembiasaan. 7. Ekosistem sekolah yang literat menjadikan guru literat dengan menunjukkan ciri kinerja. 1. Menyediakan beragam pengalaman membaca. 2. Warga sekolah gemar membaca. 3. Warga sekolah gemar menulis. 4. Memilih buku pengayaan fiksi dan non fiksi. 5. Langkahlangkah kegiatan: a. Membaca terpadu. b. Membaca bersama. c. Aneka karya kreativitas seperti workbook, skillsheets (Triarama, Easy slit book, One sheet book, Flip flop book) d. Mari berdiskusi tentang buku. e. Story-map outline. 6. Indikator pencapaian di tahap pengembangan. 1. Menyediakan pembelajaran terpadu berbasis literasi. 2. Menata kelas berbasis literasi. 3. Mengorganisasi kan material. 4. Melaksanakan literasi terpadu sesuai dengan tema dan mata pelajaran. 5. Membuat jadwal. 6. Asesmen dan evaluasi. 7. Konferensi literasi warga sekolah. Sumber: Faizah, Dewi Utami dkk. (2016:6) 16 LIBRIA, Vol. 9, No. 1, Juni 2017 Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Tahap Pembiasaan … Tahap Pembiasaan adalah tahapan paling awal, dimana lebih ditekankan kepada upaya menjadikan membaca sebagai kebiasaan. Kebiasaan sampai akhir hayat, karena gerakan literasi sekolah mempunyai tujuan untuk menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat3. a. Membaca nyaring Membaca nyaring dapat dilakukan untuk merangsang minat baca siswa. Menurut Gruber dalam Rahim, manfaat membaca nyaring antara lain4: 1. Memberikan contoh kepada siswa proses membaca positif. 2. Mengekspos siswa untuk memperkaya kosakatanya. 3. Memberi siswa informasi baru. 4. Mengenalkan kepada siswa dari aliran sastra yang berbedabeda. 5. Memberi siswa kesempatan menyimak dan menggunakan daya imajinasinya. b. Sarana dan lingkungan kaya literasi: Lingkungan yang mendukung literasi antara lain: perpustakaan sekolah, pojok baca kelas, area baca, UKS, kantin dan kebun sekolah5. c. Lingkungan kaya teks Lingkungan kaya teks di lingkungan sekolah dasar dimaksudkan agar siswa terbiasa membaca dan mengkaji apa yang ada disekitarnya. Teks-teks yang sengaja dikondisikan agar siswa dapat membaca yang berisi motivasi, berita, gambar, dll. d. Membantu memilih buku bacaan SD 3 Setiawan, Rossie. (2016). Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta: Satgas Gerakan Literasi Sekolah Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud RI. Disampaikan pada kegiatan workshop Literasi Informasi di Sekolah tanggal 10 Agustus 2016 di Perpustakaan Kemdikbud RI Jakarta. 4 Rahim, Farida. (2011). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.hlm 125 5 Faizah, Dewi Utami dkk. (2016). Panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud RI. hlm 16 LIBRIA, Vol. 9, No. 1, Juni 2017 17 Indah Wijaya Antasari Membantu memilih buku bacaan siswa ketika siswa kelas rendah akan membaca, akan sangat membantu siswa untuk memilih buku bacaan. e. Pelibatan publik Lingkungan pendidikan yang pertama bagi anak adalah keluarga (di rumah). Orang tua sebagai pendidik di keluarga mempunyai peranan yang besar dalam mendidik anak-anaknya untuk membiasakan dan memiliki minat membaca6. Selain orang tua dan komite sekolah pelibatan publik dapat dengan mengajak para relawan untuk memberikan cerita (storytelling), motivasi membaca, dll. Masyarakat luas juga dapat dilibatkan dengan penerimaan donatur buku bacaan. Orangtua dapat menerapkan enam saran untuk membantu agar anak gemar membaca7 antara lain: 1. Memulai sejak dini Jangan menunggu anak bisa membaca sendiri, tapi orang tua membacakan atau menceritakan kepada anak sejak dini. 2. Memberi teladan Orang tua membiasakan membaca agar anak-anak melihat dan meniru kebiasaan orang tuanya tersebut. 3. Membaca bersama-sama Membaca dapat menjadi kegiatan rutin keluarga yang dilakukan bersama-sama seluruh anggota keluarga. 4. Membantu anak memilih buku yang mereka minati dan yang dapat menjadi sumber rujukan mereka. Mendampingi dan membantu anak mendapatkan buku kesukaannya dan atau ketika mencari rujukan sehubungan keingintahuannya terhadap sesuatu. 6 Antasari, Indah Wijaya. (2016). Peran pendidik dalam membentuk budaya baca anak. Dalam Moch. Mursyid(Ed.). Membumikan gerakan literasi di sekolah. Yogyakarta: Lembaga Ladang Kata bekerjasama dengan Pustaka Nun & Azyan Publishing. Hlm. 179 7 Arba’i, Jazimatul Husna. (2016). Menciptakan lingkungan literasi di rumah dan sekolah yang menyenangkan. Dalam Moch. Mursyid(Ed.). Membumikan gerakan literasi di sekolah. Yogyakarta: Lembaga Ladang Kata bekerjasama dengan Pustaka Nun & Azyan Publishing.hlm.186 18 LIBRIA, Vol. 9, No. 1, Juni 2017 Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Tahap Pembiasaan … 5. Memberi penghargaan (reward) atas prestasi yang dicapai Berikan apresiasi kepada anak-anak yang menunjukkan kemajuan dalam minat membaca, atau mencapai prestasi tertentu. 6. Menyisihkan waktu untuk membaca Upayakan ada waktu tertentu yang digunakan untuk membaca. Gambaran Umum MI Muhammadiyah Gandatapa Sumbang I. Profil Sekolah 1. Nama Madrasah 2. Alamat Madrasah 3. Jenjang Akreditasi 4. Nomor Ijin Operasional 5. Nama Yayasan 6. Alamat Yayasan 7. Tahun Berdiri 8. Status Tanah a. Nomor Sertifikat Akte b. Luas Tanah 9. Luas Bangunan : MI MUHAMMADIYAH GANDATAPA : Jl. Baturraden Timur RT 06/RW 02 Gandatapa Kec. Sumbang Kab. Banyumas Kode Pos 53183 : Belum Terakreditasi : Kd.11.02/2/PP.00/2313A/2013 : Muhammadiyah : Gandatapa Kec. Sumbang Kab. Banyumas : 1 Juli 2013 : Wakaf : : 1.100 m2 : 240 m2 II. Visi dan Misi  VISI : ”Cerdas, Islami dan Berakhlak Mulia”  MISI : 1. Memantapkan Pengetahuan, Penghayatan dan Pengamalan Ajaran Islam dalam Kehidupan Seharihari; 2. Membentuk Kepribadian yang Berakhlaqul Karimah; LIBRIA, Vol. 9, No. 1, Juni 2017 19 Indah Wijaya Antasari 3. 4. 5. Menumbuh-Kembangkan Budaya yang Islami; Menciptakan Kondisi Pembelajaran yang Efektif dan Efisien untuk Mewujudkan Prestasi yang Memuaskan, Baik Akademik maupun Non Akademik; Membentuk Kader-Kader Agamawan yang Intelek yang Mampu Melanjutkan Amaliyah Muhammadiyah Khususnya dan Islam pada Umumnya. III. Program dan Kegiatan Madrasah 1. Meningkatkan kualitas keagamaan. 2. Kegiatan Ekstra Kurikuler / Pengembangan Bakat dan Minat. 3. Pertemuan Komite Sekolah / Majelis Dikdasmen sebulan sekali. 4. Penyediaan sarana administrasi kelas. 5. Penyediaan sarana olah raga (Bulu tangkis, tenis meja,volley dan takraw). 6. Pengerjaan administrasi kelas secara rutin. 7. Peningkatan penguasaan administrasi kelas. 8. Peningkatan profesionalisme guru dengan mengikuti penataran. 9. Peningkatan kedisiplinan kehadiran guru. 10. Meningkatkan aktifitas KKG dan KKKS. 11. Mengoptimalkan peran serta masyarakat dengan dibentuknya BAZIS (Badan Amil Zakat, Infaq dan Shodaqoh), serta menambah para dermawan menjadi donatour rutin. 12. Peningkatan kesejahteraan honor Guru Tidak Tetap / Yayasan. IV. Tujuan a. Menciptakan suasana madrasah yang religius dengan memiliki wawasan keagamaan menuju taqwa, cerdas, terampil, jujur dan bertanggung jawab. b. Meningkatkan kemampuan profesionalisme guru dengan pengadaan sarana KBM yang standar. 20 LIBRIA, Vol. 9, No. 1, Juni 2017 Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Tahap Pembiasaan … c. Meningkatkan peran serta masyarakat dengan melibatkan masyarakat dalam menciptakan sekolah mandiri. d. Menumbuh-kembangkan kreatifitas guru dan siswa dalam bidang akademik maupun non akademik. e. Memperoleh nilai UAS yang memuaskan. V. Pelaksanaan Kegiatan Madrasah Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Gandatapa telah melaksanakan program kegiatan sampai dengan tahun pelajaran 2016/2017 sebagai berikut : 1. Peningkatan Kualitas Keagamaan o Doa mau belajar dan sesudah belajar. o Sebelum pelajaran dimulai dilaksanakan tadarus AlQur’an, hafalan doa sholat, doa harian, hafalan surat pendek (Juz 30). o Jama’ah shalat dluha setiap hari. o Jama’ah sholat dhuhur o Program TPQ (Prifat iqro’, tadarus dan MTQ) o Wisuda dan Khotmil Qur’an setiap bulan syawal. o Pesantren Ramadhan. o Buka puasa bersama di sekolah dan sholat tarawih o Penerimaan zakat fitrah. o Pemasangan plakat pesan-pesan bernuansa Islam. o Pembiasan jabat tangan dengan guru, teman dan para tamu yang masuk di wilayah Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Gandatapa. 2. Kegiatan Ekstra Kurikuler, Pengembangan Bakat dan Minat Diri. Kegiatan ekstra-kurikuler di MI Muhammadiyah Gandatapa menjadi suatu kegiatan yang penting untuk diadakan dan dilaksanakan. Adapun beberapa kegiatan ekstra yang sudah berjalan adalah TPQ (Program cara cepat baca tulis Al-Quran) yang di dalamnya juga diajarkan berbagai pengetahuanpengetahuan serta amalan-amalan dalam kehidupan sehari-hari, seperti materi doa harian, hadits, makhfudlot, sejarah, akhlaq, dll. LIBRIA, Vol. 9, No. 1, Juni 2017 21 Indah Wijaya Antasari C. Implementasi Kegiatan Literasi Tahap Pembiasaan Melalui wawancara dan observasi dapat ditemukan hal-hal sebagai berikut: No Kegiatan Standar Kemdikud RI Implementasi di MIM Gandatapa 1 Membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai a. membacakan nyaring b. membaca dalam hati Membaca buku pelajaran nyaring, setiap pelajaran dimulai. Hal ini menurut kepsek dikarenakan belum tersedianya buku-buku bacaan bertema cerita atau dongeng. Namun untuk langkah awal, cara ini dianggap baik untuk meningkatkan prestasi siswa. Dengan membaca buku pelajaran dengan nyaring, siswa lebih mudah mempelajari dan mengingat pelajaran yang diajarkan. Terlebih untuk siswa yang jarang belajar dirumah. 2 Menata sarana dan lingkungan kaya literasi a. Perpustakaan SD b. Sudut baca kelas c. Area baca d. UKS, kantin, dan kebun- kebun sekolah  MI Muhamadiyah Gandatapa yang baru berdiri empat (4) tahun belum memiliki perpustakaan. Rencana yang dinilai realistis adalah mendirikan pojok baca kelas atau library corner.  Area baca siswa yang cukup disukai anak selama ini adalah masjid. MI Muhammadiyah Gandatapa terletak didepan masjid, hal ini mendatangkan keuntungan tersendiri.  Kantin sekolah yang sehat, karena tidak semua pedagang 22 LIBRIA, Vol. 9, No. 1, Juni 2017 Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Tahap Pembiasaan … 3 4 dapat bebas berjualan di kompleks sekolah. Pedagang yang mendapat ijin berjualan adalah pedagang yang menyediakan makanan sehat.  Kebun dan kolam ikan disekitar sekolah dijadikan laboratorium hidup yang dapat mengajarkan pengetahuan tentang beragam jenis tanaman, beragam ikan (di kolam) mempelajari mana yang bermanfaat dan mana yang tidak untuk kehidupan manusia. Menciptakan Lingkungan kaya teks berawal lingkungan kaya teks dari ruang kelas, dengan gambar, karya siswa, jadwal piket, jadwal pelajaran dll . Ada juga poster selamat datang. Masih belum banyak teks yang dipasang, karena ruangan kelas yang masih minim (ruang kelas ada 2 yang masing-masing dibagi 2 agar ada 4 ruang untuk 4 kelas. Rencana yang dinilai realistis adalah membuat majalah dinding yang dapat memajang pengumuman, karya siswa, prestasi siswa, tulisan-tulisan anak dan guru. Memilih buku bacaan di Belum dapat dilakukan karena SD belum ada buku bacaan yang cukup di sekolah. Rencana yang dinilai realistis adalah mengumpulkan bahan bacaan dari wali siswa (sukarela atau diwajibkan) untuk dikelola pojok baca kelas atau library corner dan digunakan siswa LIBRIA, Vol. 9, No. 1, Juni 2017 23 Indah Wijaya Antasari 5 Pelibatan publik Pelibatan publik yang selama ini dilakukan:  Setiap orangtua yang mempunyai nomor HP memberikan nomor ke sekolah  Setiap orang tua dapat menghubungi nomor HP sekolah  Bekerjasama dengan relawan untuk mengisi motivasi kepada orang tua (wali siswa) maupun kepada siswa. Dari paparan tersebut diatas dapat kita ketahui bahwa MI Muhammadiyah Gandatapa Sumbang Banyumas masih belum sepenuhnya menjalankan program Gerakan Literasi Sekolah yang dicanangkan Kemdikbud RI. Namun hal ini bukan dikarenakan pihak sekolah enggan menjalankannya, namun melihat keadaan sekolah dan siswa yang ada maka sekolah menjalankan programprogram yang dinilai sangat penting untuk tahap awal membawa siswa menuju manusia literat. D. Kesimpulan Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini antara lain: 1. Membaca nyaring sudah dijalankan di MIM Gandatapa Sumbang banyumas, namun buku yang dibaca bukanlah buku cerita melainkan buku pelajaran dan waktunya bisa lebih dari 15 menit. 2. Sarana dan area kaya literasi di MIM Gandatapa berupa kolam ikan, kebun dan area halaman dan masjid. Adapun perpustakaan dan pojok baca belum dimiliki. 3. MIM Gandatapa Sumbang Banyumas menciptakan lingkungan kaya teks dimulai dari ruangan kelas, poster motivasi. 24 LIBRIA, Vol. 9, No. 1, Juni 2017 Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Tahap Pembiasaan … 4. Kegiatan memilih buku bacaan untuk siswa belum dilakukan karena memang belum tersedia buku bacaan yang memadai di sekolah. 5. Pelibatan publik di MIM Gandatapa Sumbang Banyumas berupa hubungan yang baik dan dekat dengan orang tua siswa, juga pelibatan relawan untuk mengisi motivasi kepada orang tua dan siswa pada acara-acara sekolah. Ada beberapa saran untuk peningkatan kualitas layanan antara lain: 1. Hendaknya mulai mempertimbangkan untuk membaca nyaring berupa buku cerita bukan hanya buku pelajaran. 2. Perlu diseriuskan upaya realisasi pendirian pojok baca kelas atau library corner. 3. Hendaknya diperluas lingkungan kaya literasi dengan merealisasikan pembuatan majalah dinding. 4. Jika pojok baca kelas atau library corner sudah berdiri, hendaknya mulai ada pendampingan (membantu) siswa dalam memilih buku bacaan. 5. Pelibatan publik dapat diperluas dengan komunitas yang lebih banyak, sehingga dapat dibuka penerimaan sumbangan buku-buku bacaan dari masyarakat luas tersebut. LIBRIA, Vol. 9, No. 1, Juni 2017 25 Indah Wijaya Antasari Daftar Pustaka Antasari, Indah Wijaya. (2016). Peran pendidik dalam membentuk budaya baca anak. Dalam Moch. Mursyid(Ed.). Membumikan gerakan literasi di sekolah. Yogyakarta: Lembaga Ladang Kata bekerjasama dengan Pustaka Nun & Azyan Publishing. Arba’i, Jazimatul Husna. (2016). Menciptakan lingkungan literasi di rumah dan sekolah yang menyenangkan. Dalam Moch. Mursyid(Ed.). Membumikan gerakan literasi di sekolah. Yogyakarta: Lembaga Ladang Kata bekerjasama dengan Pustaka Nun & Azyan Publishing. Faizah, Dewi Utami dkk. (2016). Panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud RI. Setiawan, Rossie. (2016). Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta: Satgas Gerakan Literasi Sekolah Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud RI. Disampaikan pada kegiatan workshop Literasi Informasi di Sekolah tanggal 10 Agustus 2016 di Perpustakaan Kemdikbud RI Jakarta. Rahim, Farida. (2011). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Dokumen MI Muhammadiyah Gandatapa, Sumbang, Banyumas. 26 LIBRIA, Vol. 9, No. 1, Juni 2017