Academia.eduAcademia.edu

Pemahaman K 13 Allium

PENGUATAN PEMAHAMAN KURIKULUM 2013 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN HANDOUT PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK TAHUN 2015 DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 PEMAHAMAN KOMPETENSI Konsep Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada pendidikan SMK adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dapat dicapai setelah peserta didik menyelesaikan masa belajar.SKL merupakan acuan utama dalam pengembangan Kompetensi Inti (KI), selanjutnya Kompetensi Inti dijabarkan ke dalam Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai SKL yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi dasar pengembangan KD. KI mencakup: sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang berfungsi sebagai pengintegrasi muatan pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam mencapai SKL. Kompetensi Dasar adalah kemampuan yang menjadi syarat untuk menguasai Kompetensi Intiyang harus diperoleh peserta didik melalui proses pembelajaran. Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan pembelajaran serta perkembangan belajar yang mengacu pada Kompetensi Inti dan dikembangkan berdasarkan taksonomi hasil belajar. Taksonomi dimaknai sebagai seperangkat prinsip klasifikasi atau struktur dan kategori ranah kemampuan tentang perilaku peserta didik yang terbagi ke dalam ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pembagian ranah perilaku belajar dilakukan untuk mengukur perubahan perilaku seseorang selama proses pembelajaran sampai pada pencapaian hasil belajar, dirumuskan dalam perilaku (behaviour) dan terdapat pada indikator pencapaian kompetensi. Deskripsi Hasil belajar dirumuskan dalam tiga kelompok ranah taksonomi meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pembagian taksonomi hasil belajar ini dilakukan untuk mengukur perubahan perilaku peserta didik selama proses belajar sampai pada pencapaian hasil belajar yang dirumuskan dalam aspek perilaku (behaviour) tujuan pembelajaran.Umumnya klasifikasi perilaku hasil belajar yang digunakan berdasarkan taksonomi Bloom yang pada Kurikulum 2013 yang telah disempurnakan oleh Anderson dan Krathwohl dengan pengelompokan menjadi : (1) Sikap (affective)merupakan perilaku, emosi dan perasaan dalam bersikap dan merasa, (2) Pengetahuan (cognitive) merupakan kapabilitas intelektual dalam bentuk pengetahuan atau berpikir, (3) Keterampilan (psychomotor)merupakan keterampilan manual atau motorik dalam bentuk melakukan. Ranah sikap dalam Kurikulum 2013 merupakan urutan pertama dalam perumusan kompetensi lulusan, selanjutnya diikuti dengan rumusan ranah pengetahuan dan keterampilan. Ranah sikap dalam Kurikulum 2013 menggunakan olahan Krathwohl,dimana pembentukan sikap peserta didik ditata secara hirarkhis mulai dari menerima (accepting), menjalankan (responding), menghargai (valuing), menghayati (organizing/internalizing), dan mengamalkan (characterizing/actualizing). Ranah pengetahuan pada Kurikulum 2013 menggunakan taksonomi Bloom olahan Anderson, dimanaperkembangan kemampuan mental (intelektual) peserta didik dimulai dari C1 yakni mengingat (remember); peserta didik mengingat kembali pengetahuan dari memorinya. Tahapan perkembangan selanjutnya C2 yakni memahami (understand); merupakan kemampuan mengonstruksi makna dari pesan pembelajaran baik secara lisan, tulisan maupun grafik. Lebih lanjut tahap C3 yakni menerapkan (apply); merupakan penggunaan prosedur dalam situasi yang diberikan atau situasi baru. Tahap lebih lanjut C4 yakni menganalisis (analyse); merupakan penguraian materi kedalam bagian-bagian dan bagaimana bagian-bagian tersebut saling berhubungan satu sama lainnya dalam keseluruhan struktur. Tingkatan taksonomi pengetahuan selanjutnya C5 yakni mengevaluasi (evaluate); merupakan kemampuan membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar. Kemampuan tertinggi adalah C6 yakni mengkreasi (create); merupakan kemampuan menempatkan elemen-elemen secara bersamaan ke dalam bentuk modifikasi atau mengorganisasikan elemen-elemen ke dalam pola baru (struktur baru). Ranah keterampilan pada Kurikulum 2013 yang mengarah pada pembentukan keterampilan abstrak menggunakan gradasi dari Dyers yang ditata sebagai berikut: mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba (experimenting), menalar (associating), menyaji (communicating), dan mencipta (creating). Adapun keterampilan kongkret menggunakan gradasi olahan Simpson dengan tingkatan:persepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerakan, mahir, menjadi gerakan alami, dan menjadi gerakan orisinal. Tabel 1. Perkembangan Keterampilan Simpson dan Dave NO Tingkat Taksonomi Simpson Uraian Tingkatan Taksonomi Dave Uraian Tingkat Kompetensi Minimal/Kelas 1. Persepsi Kesiapan Meniru Menunjukkan perhatian untuk melakukan suatu gerakan. Menunjukkan kesiapan mental dan fisik untuk melakukan suatu gerakan. Meniru gerakan secara terbimbing. Imitasi Meniru kegiatan yang telah didemonstra-sikan atau dijelaskan, meliputi tahap coba-coba hingga mencapairespon yang tepat. V/Kelas X 2. Membiasakan gerakan (mechanism) Melakukan gerakan mekanistik. Manipulasi Melakukan suatu pekerjaan dengan sedikit percaya dan kemampuan melalui perintah dan berlatih. V/KelasXI 3. Mahir (complex or overt response) Melakukan gerakan kompleks dan termodifikasi. Presisi Melakukan suatu tugas atau aktivitas dengan keahlian dan kualitas yang tinggi dengan unjuk kerja yang cepat, halus, dan akurat serta efisien tanpa bantuan atau instruksi. VI/KelasXII 4. Menjadi gerakan alami (adaptation) Menjadi gerakan alami yang diciptakan sendiri atas dasar gerakan yang sudah dikuasai sebelumnya. Artikulasi Keterampilan berkembang dengan baik sehingga seseorang dapat mengubah pola gerakan sesuai dengan persyaratan khusus untuk dapat digunakan mengatasisituasi problem yang tidak sesuai SOP. 5. Menjadi tindakan orisinal (origination) Menjadi gerakan baru yang orisinal dan sukar ditiru oleh orang lain dan menjadi ciri khasnya. Naturalisasi Melakukan unjuk kerja level tinggi secara alamiah, tanpa perlu berpikir lama dengan mengkreasi langkah kerja baru. Catatan:pada lampiran Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014, taksonomi olahan Dave tidak dicantumkan tetapi dapat digunakan sebagai pengayaan, karena cukup familier digunakan di lingkunganpendidikan kejuruan. SKL adalah profil kompetensi lulusan yang akan dicapai oleh peserta didik setelah mempelajari semua mata pelajaran pada jenjang tertentu yang mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi Inti merupakan tangga pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kelas tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran dirinci dalam rumusan Kompetensi Dasar. Kompetensi lulusan, kompetensi inti, dan kompetensi dasar dicapai melalui proses pembelajaran dan penilaian yang dapat diilustrasikan dengan skema berikut. Gambar 1.Skema Hubungan SKL, K-I, KD, Penilaian dan Hasil Belajar Rumusan standar kompetensi lulusan yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 untuk tingkat SMK/MAK adalah sebagai berikut. Tabel 2. Standar Kompetensi Lulusan SMK/MAK Dimensi Kualifikasi Kemampuan Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung-jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri. Penguasaan kompetensi lulusan dikelompokkan menjadi beberapa Tingkat Kompetensi.Tingkat Kompetensi merupakan kriteria capaian Kompetensi yang bersifat generik yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada setiap tingkat kelas dalam rangka pencapaian Standar Kompetensi Lulusan. Tingkat Kompetensi terdiri atas 8 (delapan) jenjang yang harus dicapai oleh peserta didik secara bertahap dan berkesinambungan. Tabel 3. Tingkat Kompetensi NO TINGKAT KOMPETENSI TINGKATKELAS 1. Tingkat 0 TK/ RA Tingkat 1 Kelas I SD/MI/SDLB/PAKET A Kelas II SD/MI/SDLB/PAKET A Tingkat 2 Kelas III SD/MI/SDLB/PAKET A Kelas IV SD/MI/SDLB/PAKET A Tingkat 3 Kelas V SD/MI/SDLB/PAKET A Kelas VI SD/MI/SDLB/PAKET A Tingkat 4 Kelas VII SMP/MTs/SMPLB/PAKET B Kelas VIII SMP/MTs/SMPLB/PAKET B Tingkat 4A Kelas IX SMP/MTs/SMPLB/PAKET B Tingkat 5 Kelas X SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/ PAKET C/PAKET C KEJURUAN Kelas XI SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/ PAKET C/PAKET C KEJURUAN Tingkat 6 Kelas XII SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/ PAKET C/PAKET C KEJURUAN Sumber : Permendikbud No. 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi. Kompetensi Inti SMK/MAK sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMK/MAK sebagai berikut. Tabel 4. Kompetensi Inti SMK/MAK KOMPETENSI INTI KELAS X KOMPETENSI INTI KELAS XI KOMPETENSI INTI KELAS XII Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Memahami, menerapkan dan menganalisispengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrakterkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrakterkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. Kompetensi Inti pada ranah sikap (KI-1 dan KI-2) merupakan kombinasi reaksi afektif, kognitif, dan konatif (perilaku). Gradasi kompetensi sikap meliputi menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Gambar 2. Gradasi dan Taksonomi Ranah Sikap Kompetensi Inti pada ranah pengetahuan (KI-3) memiliki dua dimensi dengan batasan-batasan yang telah ditentukan pada setiap tingkatnya. Dimensi pertama adalah dimensi perkembangan kognitifpeserta didik: Pada kelas X dan kelas XI dimulai dari memahami (C2), menerapkan (C3) dan kemampuan menganalisis (C4), untuk kelas XII ditambah hingga kemampuan evaluasi (C5). Dimensi kedua adalah dimensi pengetahuan (knowledge): Pada kelas X berupa pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural, sedangkan untuk kelas XI dan XII dilanjutkan sampai metakognitif. Gambar 3. Dimensi pada Kompetensi Inti Pengetahuan Pengetahuan faktual yakni pengetahuan terminologi atau pengetahuan detail yang spesifik dan elemen.Contoh fakta bisa berupa kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca, atau diraba. Seperti Engine mobil hidup, lampu menyala, rem yang pakem/blong.Contoh lain: Arsip dan dokumen. Pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan yang lebih kompleks berbentuk klasifikasi, kategori, prinsip dan generalisasi. Contohnya fungsi kunci kontak pada Engine mobil,prinsip kerja starter, prinsip kerja lampu, prinsip kerja rem.Contoh lain:Pengertian Arsip dan dokumen,Fungsi Arsip dan dokumen Pengetahuan prosedural merupakanpengetahuan bagaimana melakukan sesuatu termasuk pengetahuan keterampilan, algoritma (urutan langkah-langkah logis pada penyelesaian masalah yang disusun secara sistematis), teknik, dan metoda seperti langkah-langkah membongkar engine, langkah-langkah mengganti lampu, langkah-langkah mengganti sepatu rem.Contoh lain: Langkah-langkah menyusun arsip sistem alphabet dan geografik. Pengetahuan metakognitif yaitu pengetahuan tentang kognisi (mengetahui dan memahami) yang merupakan tindakan atas dasar suatu pemahaman meliputi kesadaran dan pengendalian berpikir, serta penetapan keputusan tentang sesuatu. Sebagai contoh memperbaiki engine yang rusak, membuat instalasi kelistrikan lampu, mengapa terjadi rem blong. Contoh lain:Apa yang terjadi jika penyimpanan arsip tidak tepat? Kompetensi Inti pada ranah keterampilan (KI-4) mengandung keterampilan abstrak dan keterampilan kongkret. Keterampilan abstrak lebih bersifat mental skill, yang cenderung merujuk pada keterampilan menyaji, mengolah, menalar, dan mencipta dengan dominan pada kemampuan mental/keterampilan berpikir. Sedangkan keterampilan kongkret lebih bersifat fisik motorik yang cenderung merujuk pada kemampuan menggunakan alat, dimulai dari persepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerakan mahir, menjadi gerakan alami, menjadi tindakan orisinal. Gambar 4. Dimensi Kompetensi Keterampilan Kompetensi Inti sikap religius dan sosial (KI-1 dan KI-2) memberi arah tentang tingkat kompetensi sikap yang harus dimiliki oleh peserta didik, dibentuk melalui pembelajaran KI-3 dan KI-4. Kompetensi Inti pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4) memberi arah tentang tingkat kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal yang harus dicapai peserta didik. Kompetensi Dasar dari KI-3 merupakan dasar pengembangan materi pembelajaran pengetahuan, sedangkan Kompetensi Dasar dari KI-4 berisi keterampilan dan pengalaman belajar yang perlu dilakukan peserta didik. Berdasarkan KD dari KI-3 dan KI-4, pendidik dapat mengembangkan proses pembelajaran dan cara penilaian yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran langsung, sekaligus memberikan dampak pengiring (nurturant effect) terhadap pencapaian tujuan pembelajaran tidak langsung yaitu KI-1 dan KI-2. Melalui proses dan pengalaman belajar yang dirancang dengan baik, peserta didik akan memperoleh pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) berupa pengembangan sikap spiritual dan sosial yang relevan dengan Kompetensi Dasar dari KI-1 dan KI-2. Agar menjamin terjadinya keterkaitan antara SKL, KI, KD, materi pembelajaran, proses pembelajaran, serta penilaian perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut. Melakukan linierisasi KD dari KI-3 dan KD dari KI-4; Mengembangkan materi pembelajaran yang tertuang pada buku teks sesuai KD dari KI-3; Mengidentifikasi keterampilan yang perlu dikembangkan sesuai rumusan KD dari KI-4; Mengembangkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran dan keterampilan yang harus dicapai; Mengidentifikasi sikap-sikap yang dapat dikembangkan dalam kegiatan yang dilakukan mengacu pada rumusan KD dari KI-1 dan KI- 2, dan Menentukan cara penilaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang relevan. Contoh Fokus pertama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga standar kompetensi yaitu SKL, KI, KD. Dari hasil analisis itu akan diperoleh jabaran tentang taksonomi dan gradasi hasil belajar yang berhubungan dengan materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan penilaian yang diperlukan. Tabel 4 berikut adalah contoh analisis dimaksud. Tabel 5. Analisis Keterkaitan Ranah Antara SKL, KI, dan KD untuk Mapel Simulasi Digital Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Kompetensi IntiKelas X Kompetensi Dasar Analisis dan Rekomendasi *) Ranah Kualifikasi Kemampuan Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung-jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Memahami nilai-nilai keimanan denganmenyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya. Mendeskripsikan kebesaran Tuhan yang menciptakan berbagai sumber energi di alam. Mengamalkan nilai-nilai keimanan sesuai dengan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. KD 1.1 Memahami nilai-nilai keimanan berada pada gradasi(menerima) taksonomi Krathwohl (S1)belum sesuaidengan tuntutan KI-1. Rekomendasi: Rekomendasi: diperbaiki pada perumusan tujuan yang diikatkan pada KI 2 sebagai refleksi KI 1 KD 1.2 Mendeskripsikan kebesaran Tuhan, berada pada gradasi(menerima) taksonomi Krathwohl (S1) belum sesuai dengan tuntutan KI-1. KD 1.3 Mengamalkan nilai-nilai keimanan, berada pada gradasi(mengamalkan) taksonomi Krathwohl (S5) sesuaituntutan KI-1. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab,peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktifdan menunjukkansikap sebagai bagian dari solusi atasberbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Menunjukkan perilaku ilmiah (memilikirasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi. Menghargai kerja individu dan kelompokdalam aktivitas sehari-hari sebagaiwujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan. KD 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah berada pada gradasi(mengamalkan) taksonomi Krathwohl (S5) sesuai tuntutan KI-2. KD 2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok berada padagradasi (mengamalkan) taksonomi Krathwohl (S5) sesuai dengan tuntutan KI-2. Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah. 3.2 Menerapkan pengetahuan pengelolaan informasi digital melalui pemanfaatan komunikasi daring (online). Ditulis lengkap seluruh KD. KD 3.2 menerapkan (C3) termasuk pengetahuan (kognitif) berada pada taksonomi Bloom level mengaplikasikan. KD 3.1 sd KD 3.7 belum mencapai tingkat analisis C4 sesuai tuntutan KI-3. Rekomendasi: Kemampuan analisis (C-4) akan ditingkatkan pada KD.3.4 indikator RPPpengelolaan informasi digital merupakan bentuk pengetahuan. Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. 4.2 Menyajikan hasil penerapan pengelolaan informasi digital melalui komunikasi daring (online). KD 4.2 menyajikan termasuk keterampilan konkret. KD. 4.2 menyajikan setara dengan gradasi membiasakan gerakan (Simpson) atau manipulasi (Dave) *) Diisi dengan taksonomi dan gradasi hasil belajar, jika KD tidak terkait dengan KI maka dikembangkan melalui tujuan pembelajaran dan atau indikator pencapaian kompetensi. *) Hasil analisis digunakan untuk mengerjakan pemaduan model pembelajaran dan pendekatan saintifik. *) Analisis dilakukan pada tingkat mata pelajaran. Keterangan: SKL dikutip dari Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dikutip dari Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMK/MAK dan lampirannya. Analisis diisi dengan hasil analisis taksonomi dan gradasi hasil belajar. Jika KD tidak terkait dengan KI maka dikembangkan melalui tujuan pembelajaran dan atau indikator pencapaian kompetensi. Latihan Buatlah analisis keterkaitan SKL, KI, dan KD untuk mata pelajaran yang Saudara ampu. PEMAHAMAN MATERI Konsep Materi pembelajaran adalah bagian dari isi rumusan Kompetensi Dasar (KD), merupakan muatan dari pengalaman belajar yang diinteraksikan di antara peserta didik dan lingkungannya untuk mencapai kemampuan dasar berupa perubahan perilaku sebagai hasil belajar dari mata pelajaran. Deskripsi Materi pembelajaran dikembangkan dari Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) sesuai dengan tuntutan KD dari KI-3 (Pengetahuan) dan KD dari KI-4 (Keterampilan), dimana IPK merupakan jabaran dari KD teranalisis, dan materi pembelajaran disesuaikan dengan silabus atau buku teks. Pengembangan materi pembelajaran mempertimbangkan hal-hal berikut. Potensi peserta didik Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, social dan spiritual peserta didik. Kebermanfaatan bagi peserta didik. Struktur keilmuan. Alokasi waktu. Contoh ruang lingkup materi mata pelajaran Simulasi Digital berikut ini disusun dengan tujuan memberi pengalaman kongkret danabstrak kepada peserta didik. Pembelajaran Simulasi Digital akan membentuk kemampuan peserta didik dalam menyajikan gagasan dan pengetahuan kongkret dan abstrak, menyelesaikan permasalahan abstrak terkait, dan latihan berpikir rasional, kritis dan kreatif. Mata pelajaran Simulasi Digital meliputi: Komunikasi dalam jaringan (daring/online); Kelas maya; Presentasi video; Presentasi video untuk branding dan marketing; Simulasi visual; Aplikasi pengolah simulasi visual tahap produksi dan pascaproduksi, dan Buku digital. Untuk merumuskan IPK dapat digunakan rambu-rambu sebagai berikut. Indikator merupakan penanda perilaku pengetahuan (KD dari KI-3) dan perilaku keterampilan (KD dari KI-4) yang dapat diukur dan atau diobservasi. Indikator perilaku sikap spiritual (KD dari KI-1) dan sikap sosial (KD dari KI-2) dapat tidak dirumuskan sebagai indikator pencapaian kompetensi pada RPP, tetapi perilaku sikap spiritual dan sikap sosial harus dikaitkan pada perumusan tujuan pembelajaran. Rumusan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) menggunakan dimensi proses kognitif (dari memahami sampai dengan mengevaluasi) dan dimensi pengetahuan (fakta, konsep, prosedur, dan metakonitif) yang sesuai dengan KD, namun tidak menutup kemungkinan perumusan indikator dimulai dari serendah-rendahnya C2 sampai setara dengan KD hasil analisis dan rekomendasi. IPK dirumuskan melalui langkah-langkah sebagai berikut: tentukan kedudukan KD dari KI-3 dan KD dari KI-4 berdasarkan gradasinya dan tuntutan KI; tentukan dimensi pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural, metakognitif); tentukan bentuk keterampilan, apakah keterampilan abstrak atau keterampilan konkret; untuk keterampilan kongkret pada kelas X menggunakan kata kerja operasional sampai tingkat membiasakan/manipulasi. Sedangkan untuk kelas XI sampai minimal pada tingkat mahir/presisi. Selanjutnya untuk kelas XII sampai minimal pada tingkat ‘menjadi gerakan alami’/artikulasi pada taksonomi psikomotor Simpson atau Dave, dan rumusanIPK pada setiap KD dari KI-3 dan pada KD dari KI-4 minimal memiliki 2 (dua) indikator. Contoh Tabel 5 berikut adalah contoh penjabaran KI dan KD ke dalam Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dan Materi Pembelajaran yang dikutif dari Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014. Tabel 6. Penjabaran KI dan KD ke dalam Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dan Materi Pembelajaran (dari Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014) Mata Pelajaran: Simulasi Digital KI Kelas X Kompetensi Dasar IPK Materi Pembelajaran Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Memahami nilai-nilai keimanan dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya. Mendeskripsikan kebesaran Tuhan yang menciptakan berbagaisumber energi di alam. Mengamalkan nilai-nilai keimanan sesuai dengan ajaran agama dalam. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong-royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas seharihari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Menerapkan pengetahuan pengelolaan informasi digital. Menerangkankomunikasi daring asinkron. Menerangkankomunikasi daring sinkron. Menerangkan kewargaaandigital. Menerapkan komunikasi daring asinkron dan komunikasi daring sinkron. Komunikasi daring asinkron. Komunikasi daring asinkron. Kewargaan digital Komunikasi daring asinkron dan komunikasi daring sinkron. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. 4.2 Menyajikan hasil penerapan pengelolaan informasi digital melalui komunikasi daring online. Mengikuti komunikasi daring asinkron dan sinkron berdasarkan contoh. Mendemonstrasikan komunikasi daring asinkron dan sinkron berdasarkan tugas Mendemontrasikan Komunikasi daring asinkron dan sinkron. Kurikulum 2013 mengharus adanya analisis dan integrasi Muatan Lokal dan Ekstrakurikler Keparmukaan pada setiap mata pelajaran. Integrasi Muatan Lokal pada mata pelajaran Simulasi Digital dimaknai sebagai materi yang kontekstual sesuai lingkungan sekitar dan atau topik kekinian. Tabel 6 di bawah ini merupakan contoh bagaimana integrasi Muatan Lokal tersebut. Tabel 7.Pengintegrasian Muatan Lokal (Nilai Kontekstual) ke dalam Mata Pelajaran Simulasi Digital Kompetensi Dasar Integrasi Muatan Lokal ke dalam Materi Mata Pelajaran Menerapkan pengetahuan pengelolaan informasi digital melalui pemanfaatan komunikasi daring (online). Menggunakan komunikasi daring asinkron dan komunikasi daring sinkron pada bidang usaha pertambangan yang ada di wilayah Kabupaten Bangka Tengah. Menyajikan hasil penerapan pengelolaan informasipengelolaan informasi digital melalui komunikasi daring (online). Integrasi ekstrakurikuler Kepramukaan dimaknai dengan pemanfaatan kegiatan Kepramukaan sebagai wahana aktualisasi materi pembelajaran, diawali dengan menganalisis Kompetensi Dasar dari KD yang akan dipelajari apakah ada kegiatan yang dapat dipraktikan pada kegiatan ekstrakurikuler Pramuka. Atas dasar analisis tersebut jika KD yang dipelajari dimungkinkan dapat diintegrasikan pada kegiatan Kepramukaan, tentukan bentuk kegiatannya dan lakukan komunikasi dengan pembina Pramuka pada rapat dewan guru untuk dijadikan materi program aktualisasi pembinaan ekstrakurikuler Pramuka yang dilakukan 2 jam/minggu. Tabel 8.Pengintegrasian Mata Pelajaran Simulasi Digital pada Kegiatan Aktualisasi Kepramukaan Kompetensi Dasar Integrasi materi mata pelajaran pada Aktualisasi Ekstrakurikuler Kepramukaan 3.2 Menerapkan pengetahuan pengelolaan informasidigital melalui pemanfaatan komunikasi daring (online). Menggunakan kompetensi komunikasi daring (online) dalam kegiatan kepramukaan (mengirim dan menerima email, chatting, dst). 4.2 Menyajikan hasil penerapan pengelolaan informasi digital melalui komunikasi daring (online). Setiap pengampu mata pelajaran melakukan analisis pengintegrasian mata pelajaran simulasi digital pada kegiatan aktualisasi kepramukaan. Lebih lanjut dikoordinasikan pada tingkat satuan pendidikan sebagai bahan untuk penentuan kegiatan aktualiasi ekstrakurikuler Kepramukaan. Latihan/Tugas Buat analisis keterkaitan KI, KD, Materi, dan Indikator Pencapaian Kompetensi seperti contoh di atas dari pasangan KD-3 dan KD-4 (Tabel 4). Buat analisis integrasi materi KD Mata Pelajaran yang Saudara ampu dengan Muatan Lokal/nilai-nilai kontekstual dan Ekstrakurikuler Kepramukaan seperti contoh Tabel 5 dan Tabel 6. PEMAHAMAN PROSES PEMBELAJARAN Konsep Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dan pendidik, dan antara peserta dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan belajar yang berlangsung secara edukatif, agar peserta didik dapat membangun sikap, pengetahuan dan keterampilannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga penilaian. Proses pembelajaran mengacu pada prinsip-prinsip sebagai berikut: Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu. Peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar. Proses pembelajaraan menggunakan pendekatan ilmiah Pembelajaran berbasis kompetensi Pembelajaran terpadu; Pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi; Pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif; Peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills; Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberiketeladanan (ingngarso sung tulodo), membangun kemauan (ingmadyomangunkarso), dan mengembangkan kreativitas pesertadidik dalam proses pembelajaran (tut wurihandayani); Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik; dansuasana belajar menyenangkan dan menantang Deskripsi Program Tahunan / Semesteran Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus yang disusun serta ditetapkan secara nasional. Rancangan tersebut perlu dijabarkan lebih lanjut oleh guruke dalam rencana pembelajaran dalam bentuk program tahunan/semesteran. Program tahunan/semester merupakan rancangan garis besar pembelajaran yang disusun oleh guru sebelum menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Program tahunan/semester menggambarkan urutan pembelajaran, materi pembelajaran dan alokasi waktu untuk setiap materi pembelajaran. Penyusunan Program tahunan/semester mengacu pada kalender pendidikan yang dikeluarkan olehDinas Pendidikan setempat. Kalender pendidikan sangat diperlukan oleh guru terutama untuk menghitung minggu efektif. Perencanaan Pembelajaran Try to keep student in mind as you plan your lesson. Ask you self: Who are they? What do they already know? What must they learn? What should they learn about this? What must they do?, and How will they demonstrate their learning? (British Columbia Institute Technology, 2010:2) Perencanaan pembelajaran secara mikro berupa RPP yang disusun oleh guru mata pelajarandengan mengacu pada silabus.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai penguasaan KD, disusun secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, kontekstual dan kolaboratif, serta memberikan ruang yang cukup dalam melakukan prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP dibuat berdasarkan pasangan KD dari KI-3 dan KD dari KI-4, dengan ketentuan sebagai berikut: Satu pasangan KD dibuat dalam satu RPP, dan Satu RPP dapat dibuat untuk satu kali pertemuan atau lebih. Perumusan indikator Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dirumuskan dalam pernyataan perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk KD pada KI-3 dan KI-4 (telaah kembali penjelasan di atas). Perumusan tujuan Rumusan tujuanpembelajaran mengandung unsur peserta didik (audience), perilaku (behavior), kondisi (condition), dan kriteria (degree). Rumusan tujuan pembelajaran harus mencerminkan keterikatan antara sikap-sikap yang terkandung dalam KD dari KI-1 dan KD dari KI-2 yangdapat dipilih dan dibentuk melalui proses pembelajaran KD-3 dan KD-4. Rumusan tujuan juga harus mencerminkan aspek penilaian otentik berupa proses dan produk. Rumusan kriteria dalam tujuan pembelajaran berupa kriteria kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan. Kriteria dapat berupa perilaku, proses atau produk yang dapat diamati dan atau diukur. Langkah pembelajaran Langkah-langkah pembelajaran berisi pendekatan pembelajaran saintifik dan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik KD yang akan diajarkan. Pelaksanaan Pembelajaran Langkah-langkah pembelajaran berpendekatan saintifik harus dapat dipadukan secara sinkron dengan langkah-langkah kerja (syntax) model pembelajaran. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan belajar yang menyangkut sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi dan sistem pendukung (Joice&Wells). Tujuan penggunaan model pembelajaran sebagai strategi bagaimana belajar yang membantu peserta didik mengembangkan dirinya baik berupa informasi, gagasan, keterampilan nilai dan cara-cara berpikir dalam meningkatkan kapasitas berpikir secara jernih, bijaksana dan membangun keterampilan sosial serta komitmen (Joice& Wells). Pada Kurikulum 2013 dikembangkan 3 (tiga) model pembelajaran utama yang diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial serta mengembangkan rasa keingintahuan. Ketiga model tersebut adalah: model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), model Pembelajaran Berbasis Prijek (Project Based Learning), dan model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry Learning). Tidak semua model pembelajaran tepat digunakan untuk semua KD/materi pembelajaran. Model pembelajaran tertentu hanya tepat digunakan untuk materi pembelajaran tertentu pula. Demikian sebaliknya mungkin materi pembelajaran tertentu akan dapat berhasil maksimal jika menggunakan model pembelajaran tertentu. Untuk itu guru harus menganalisis rumusan pernyataan setiap KD, apakah cenderung pada pembelajaran penyingkapan (Discovery/Inquiry Learning) atau pada pembelajaran hasil karya (Problem Based Learning dan Project Based Learning). Rambu-rambu penentuan model penyingkapan/penemuan: Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah ke pencarian atau penemuan; Pernyataan KD-3 lebih menitikberatkan pada pemahaman pengetahuan faktual, konseptual, dan procedural; dan Pernyataan KD-4 pada taksonomi mengolah dan menalar. Rambu-rambu penemuan model hasil karya (Problem Based Learning dan Project Based Learning): Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah pada hasil karya berbentuk jasa atau produk; Pernyataan KD-3 pada bentuk pengetahuan metakognitif; Pernyataan KD-4 pada taksonomi menyaji dan mencipta, dan Pernyataan KD-3 dan KD-4 yang memerlukan persyaratan penguasaan pengetahuan konseptual dan prosedural. Masing-masing model pembelajaran tersebut memiliki urutan langkah kerja (syntax) tersendiri, yang dapat diuraikan sebagai berikut. Model Pembelajaran Penyingkapan (Penemuan dan pencarian/penelitian) Model Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilatingconcepts and principles in the mind (Robert B. Sund dalam Malik, 2001:219). Sintaksis model Discovery Learning Pemberian rangsangan (Stimulation); Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement); Pengumpulan data (Data Collection); Pembuktian (Verification), dan Menarik simpulan/generalisasi (Generalization). Sintaksis model Inquiry Learning Terbimbing Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam proses penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan dalam setting waktu yang singkat (Joice&Wells, 2003). Merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu secara sistematis kritis dan logis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri temuannya. Sintaksis/tahap model inkuiri meliputi: Orientasi masalah; Pengumpulan data dan verifikasi; Pengumpulan data melalui eksperimen; Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan Analisis proses inkuiri. Model Pembelajaran Hasil Karya Problem Based Learning (PBL) Merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual (Tan OnnSeng, 2000). Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsep-konsep pada permasalahan baru/nyata, pengintegrasian konsep High Order Thinking Skills (HOTS), keinginan dalam belajar, mengarahkan belajar diri sendiri dan keterampilan(Norman and Schmidt). Sintaksis model Problem Based Learning dari Bransford and Stein (dalam Jamie Kirkley, 2003:3) terdiri atas: Mengidentifikasi masalah; Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan menseleksi informasi-informasi yang relevan; Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-alternatif, tukar-pikiran dan mengecek perbedaan pandang; Melakukan tindakan strategis, dan Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan. Sintaksis model Problem Solving Learning Jenis Trouble Shooting (David H. Jonassen, 2011:93) terdiri atas: Merumuskan uraian masalah; Mengembangkan kemungkinan penyebab; Mengetes penyebab atau proses diagnosis, dan Mengevaluasi. Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL). Pembelajaran otentik menggunakan proyek nyata dalam kehidupan yang didasarkan pada motivasi yang tinggi, pertanyaan yang menantang, tugas-tugas atau permasalahan untuk membentuk penguasaan kompetensi yang dilakukan secara kerjasama dalam upaya memecahkan masalah (Barel, 2000 and Baron 2011). Tujuan PjBL adalah meningkatkan motivasi belajar, team work, keterampilan kolaborasi dalam pencapaian kemampuan akademik level tinggi/taksonomi tingkat kreativitas yang dibutuhkan pada abad 21 (Cole &Wasburn Moses, 2010). Sintaksis/tahapan model pembelajaran Project Based Learning, meliputi: Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the Essential Question); Mendesain perencanaan proyek; Menyusun jadwal (Create a Schedule); Memonitor peserta didik dan kemajuan projek (Monitor the Students and the Progress of the Project); Menguji hasil (Assess the Outcome), dan Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience). Proses pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran berpendekatan saintifik, meliputi lima langkah sebagai berikut: Mengamati, yaitu kegiatan siswa untuk mengidentifikasi melalui indera penglihat (membaca, menyimak), pembau, pendengar, pengecap dan peraba pada waktu mengamati suatu objek dengan ataupun tanpa alat bantu. Alternatif kegiatan mengamati antara lain observasi lingkungan, mengamati gambar, video, tabel dan grafik data, menganalisis peta, membaca berbagai informasi yang tersedia di media masa dan internet maupun sumber lain. Bentuk hasil belajar dari kegiatan mengamati adalah siswa dapat mengidentifikasi masalah. Menanya, yaitu kegiatan siswa untuk mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya baik yang berkenaan dengan suatu objek, peristiwa, suatu proses tertentu. Dalam kegiatan menanya, siswa membuat pertanyaan secara individu atau kelompok tentang apa yang belum diketahuinya. Siswa dapat mengajukan pertanyaan kepada guru, nara sumber, siswa lainnya dan atau kepada diri sendiri dengan bimbingan guru hingga siswa dapat mandiri dan menjadi kebiasaan. Pertanyaan dapat diajukan secara lisan dan tulisan serta harus dapat membangkitkan motivasi siswa untuk tetap aktif dan gembira. Bentuknya dapat berupa kalimat pertanyaan dan kalimat hipotesis. Hasil belajar dari kegiatanmenanya adalah siswa dapat merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis. Mengumpulkan data, yaitu kegiatan siswa untuk mencari informasi sebagai bahan untuk dianalisis dan disimpulkan. Kegiatan mengumpulkan data dapat dilakukan dengan cara membaca buku, mengumpulkan data sekunder, observasi lapangan, uji coba (eksperimen), wawancara, menyebarkan kuesioner, dan lain-lain. Hasil belajar dari kegiatan mengumpulkan data adalah siswa dapat menguji hipotesis. Mengasosiasi, yaitu kegiatan siswa mengolah data dalam bentuk serangkaian aktivitas fisik dan pikiran dengan bantuan peralatan tertentu. Bentuk kegiatan mengolah data antara lain melakukan klasifikasi, pengurutan (sorting), menghitung, membagi, dan menyusun data dalam bentuk yang lebih informatif, serta menentukan sumber data sehingga lebih bermakna. Kegiatan siswa dalam mengolah data misalnya membuat tabel, grafik, bagan, peta konsep, menghitung, dan pemodelan. Selanjutnya siswa menganalisis data untuk membandingkan ataupun menentukan hubungan antara data yang telah diolahnya dengan teori yang ada sehingga dapat ditarik simpulan dan atau ditemukannya prinsip dan konsep penting yang bermakna dalam menambah skema kognitif, meluaskan pengalaman, dan wawasan pengetahuannya. Hasil belajar dari kegiatan menalar/mengasosiasi adalah siswa dapat menyimpulkan hasil kajian dari hipotesis. Mengomunikasikan yaitu kegiatan siswa mendeskripsikan dan menyampaikan hasil temuannya dari kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan dan mengolah data, serta mengasosiasi yang ditujukan kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan dalam bentuk diagram, bagan, gambar, dan sejenisnya dengan bantuan perangkat teknologi sederhana dan atau teknologi informasi dan komunikasi. Hasil belajar dari kegiatan mengomunikasikan adalah siswa dapat memformulasikan dan mempertanggung jawabkan pembuktian hipotesis. Contoh Agar memudahkan langkah pemaduan/pensinkronan pendekatan dengan model pembelajaran yang dipilih atas dasar hasil analisis, dapat menggunakan matrik perancah sebagai pertolongan sebelum dituliskan menjadi kegiatan inti pada RPP. Pemaduan atau pensinkronan antara langkah-langkah pendekatan saintifik dan sintaksis (langkah kerja) model pembelajaran dilakukan sebagai berikut. Pilih pasangan KD-KD dari mata pelajaran yang diampu sesuai dengan silabus dan buku teks siswa terkait. Rumuskan IPK dari KD3 dan dari KD4 sesuai dengan dimensi proses atau level pengetahuan dan dimensi kategori pengetahuan dan keterampilan yang terkandung di masing-masing KD. Setiap KD minimal memiliki 2 (dua) indikator. Petakan pemilihan model pembelajaran sesuai KD dengan mempertimbangkan rambu-rambu pemilihan model pembelajaran. Pilih model pembelajaran sesuai KD dengan mempertimbangkan rambu-rambu pemilihan model pembelajaran. Tentukan kegiatan peserta didik dan kegiatan guru sesuai dengan langkah-langkah (sintaksis) model pembelajaran yang dipilih, kemudian sinkronkan dengan langkah pendekatan saintifik (5M) sampai mencapai IPK. Tabel 9. Penentuan Model Pembelajaran Mata Pelajaran: Simulasi Digital Kelas: XI No. Kompetensi Model Pembelajaran Keterangan 1. KD 3.1 Menerapkan pengetahuan pengelolaan informasi digital melalui pemanfaatan perangkat lunak pengolah informasi. KD 4.1 Menyajikan hasil penerapan pengelolaan informasi digital melalui pemanfaatan perangkat lunak pengolah informasi. 2. KD.3.2 Menerapkan pengetahuan pengelolaan informasi digital melalui pemanfaatan komunikasi daring (online). Model Pembelajaran Discovery Learning KD-3.2 menitikberatkan pada pemahamanpengetahuan konseptual dan prosedural. KD 4.2 Pernyataan KD-4 pada taksonomi keterampilan kongkret pada gradasi membiasakan gerakan atau manipulasi. KD.4.2 Menyajikan hasil penerapan pengelolaan informasi digital melalui komunikasi daring (online). Dst Tabel10. Matrik Perancah Pemaduan Sintaksis Model Pembelajaran Discovery Learningdan Pendekatan Saintifik pada Mapel Simulasi Digital KI 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untukmemecahkan masalah. KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. Kompetensi Dasar IPK Sintaksis model Discovery Learning Pendekatan Saintifik Mengamati Menanya Mengumpulkan Informasi Menalar Mengomuni-kasikan 3.2. Menerapkan pengetahuan pengelolaan informasi digital melalui pemanfaatan komunikasi daring (online). Menerangkan komunikasi daring asinkron. Menerangkan komunikasi daring sinkron. Menentukan prosedur komunikasi daring asinkron dan komunikasi daring sinkron Pemberian stimulus terhadap siswa. Guru meminta siswa untuk melihat berbagai jenis komunikasi dalam jaringan (daring/online) melalui bahan tayangan. Guru menugaskan siswa membaca buku untuk meng identifikasi berbagai jenis komunikasi dalam jaringan (daring) Siswa melihat bahan tayang yang disajikan oleh Guru. Siswa membaca buku berkaitan dengan berbagai jenis komukasi jaringan(darig) Menerangkan kewargaan digital. Identifikasi masalah Siswa berdiskusi tentang berbagai jenis komunikasi dalam jaringan (daring). Siswa membaca buku tetang jenis-jenis komunikasi dalam jaringan Siswa mengidentifikasi ciri-ciri komunikasi jaringan (daring) asinkron dan sinkron dari hasil diskusi dan buku. Siswa menentukan komunikasi jaringan (daring) asinkron dan sinkron. Guru menugaskan siswa untuk mengidentifikasi masalah utama apa dalam membuat komunikasi daring sinkron dan asinkron serta syarat-syarat seseorang dikatakan warga digital. Siswa mengidentifikasi masalah-masalah melalui contoh yang didemonstrasika n oleh guru mengenai e-mail, (komunikasi asinkron) dan chatting(komunikasi sinkron). Siswa membaca buku untuk mendapatkan informasi tentang syarat-syarat dikatakan temasuk warga digital seseorang Siswa mendiskusikan syarat-syarat seseorang dikatakan termasuk warga digital. Siswa berdasarkan hasil membaca buku dan diskusi dapat merumuskan hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam menjadi warga digital meliputi kebaikan, keburukan, dan undang-undang ITE. 4.2 Menyajikan hasil penerapan pengelolaan informasi digitalmelalui komunikasi daring (online). Mengikuti komunikasi daring asinkron dan sinkron berdasarkan contoh. Mendemonstrasikan komunikasi daring asinkron dan sinkron berdasarkan tugas. Pengumpulan data Guru Meminta siswa untuk menentukan prosedur komunikasi daring asinkron dan sisnkron sesuai aturan melalui buku siswa dan didskusi Siswa menggali informasi prosedur tentang informasi komunikasi daring asingkron dan sinkron Siswa mendiskusikan untuk menentukan prosedur daring asingkron dan sinkron Siswa menyampaikan pada kelompok lain dan menanggapinya berkaitan prosedur komunikasi daring asinkron dan sinkron Guru meminta siswa untuk mencoba melakukan komunikas daring asinkron dan sinkron sesuai dengan aturan–aturan dalam berkomunikasi daring. Siswa mencoba membuat akun pada Gmail dan Yahoo sesuai dengan aturan seperti contoh Siswa mencoba mengirimkan e-mail kepada guru atau temannya menggunakan akun e-mail (G-mail dan Yahoo) sesuai dengan aturan seperti contoh Guru. Siswa mencoba melakukan chatting sesuai dengan aturan sesuai contoh guru. Pembuktian Guru menugaskan siswa untuk menilai hasil komunikasi dengan daring asinkron (e-mail) dan sinkron (chatting) kepada siswa dikomputer menggunakan format penilaian. Siswa menilai hasil komunikasi daring asinkron(e-mail) menggunakan format penilaian etika berkomunikasi daring. Siswa menilai hasil komunikasi daring sinkron(chatting) menggunakan format penilaian etika berkomunikasi daring. Guru menugaskan kepada siswa untuk mengirim e-mail dan chatting kepada guru berdasarkan perintah. Siswa mengirim tugas via e-mail. Siswa berkomunikasi tentang pelajaran via chatting. Menarik kesimpulan/generalisasi Guru menugaskan siswa untuk menyajikan cara-cara serta kesimpulan berkomunikasi daring asinkron dan sinkron. Siswa membuat bahan presentasi tentang berkomunikasi daring asinkron dan sinkron dalam bentuk PPT. Siswa menyajikan tentang berkomunikasi daring asinkron dan sinkron. Siswa lain memberikan tanggapan terhadap presentasi. Siswa menerima tanggapan dari siswa lain dan guru. Siswa memperbaiki hasil presentasi dan membuat simpulan. Catatan: Hasil pemaduan model pembelajaran dan pendekatan saintifik digunakan dalam penyusunan RPP khususnya pada perumusan kegiatan inti pembelajaran. Latihan/Tugas Buat pemaduan pendekatan saintifik dengan model belajar yang Saudara pilih berdasarkan analisis menggunakan format matrik seperti tabel di atas untuk mata pelajaran yang Saudara ampu. PEMAHAMAN PENILAIAN HASIL BELAJAR Konsep Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik mengandung makna pengukuran, penilaian dan evaluasi. Pengukuran adalah kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan suatu kriteria atau ukuran. Penilaian adalah proses mengumpulkan informasi/bukti, menafsirkan, mendeskripsikan, dan menginterpretasi bukti-bukti hasil pengukuran. Sedangkan Evaluasi adalah proses mengambil keputusan berdasarkan hasil-hasil penilaian. Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik dalam ranah sikap (spiritual dan sosial), ranah pengetahuan, dan ranah keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran suatu kompetensi muatan pembelajaran untuk kurun tertentu. Penilaian hasil belajar berperan membantu peserta didik mengetahui capaian pembelajaran (learning outcomes), memperoleh informasi tentang kelemahan dan kekuatan pembelajaran dan belajar. Dalam pendidikan berbasis standar (standard-based education), kurikulum bebasis kompetensi (competency-based curriculum), dan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) penilaian proses dan hasil belajar merupakan parameter tingkat pencapaian kompetensi minimal yang menjadi batas ketuntasan belajar. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan pemerintah. Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam ranah sikap spiritual dan sikap sosial, ranah pengetahuan, dan ranah keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian oleh pendidik digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik; bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran.Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, dilakukan dalam bentuk ujian nasional. Deskripsi Penilaian hasil belajar oleh pendidik memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi,menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi, dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilaksanakan dalam bentuk penilaian otentik. Penilaian otentik merupakan pendekatan utama dalam penilaian hasil belajar oleh pendidik. Penilaian otentikadalah bentuk penilaian yang menghendaki peserta didik menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan acuan kriteria. Acuan kriteria merupakan penilaian kemajuan peserta didik dibandingkan dengan kriteria capaian kompetensi yang ditetapkan. Bagi yang belum berhasil mencapai kriteria, diberi kesempatan mengikuti pembelajaran remedial yang dilakukan setelah suatu kegiatan penilaian baik secara individual, kelompok, maupun kelas. Bagi peserta didikyang berhasil dapat diberikan program pengayaan sesuai dengan waktu yang tersedia baik secara individual maupun kelompok. Program pengayaan merupakan pendalaman atau perluasan dari kompetensi yang dipelajari. Acuan Kriteria menggunakan modus untuk sikap, rerata untuk pengetahuan, dan capaian optimum untuk keterampilan. Penilaian hasil belajar oleh pendidik untuk ranah sikap, ranah pengetahuan, dan ranah keterampilan menggunakan skala penilaian. Skala penilaian untuk ranah sikap menggunakan rentang predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K). Sedangkan skala penilaian untuk ranah pengetahuan dan ranah keterampilan menggunakan rentang angka dan huruf 4,00 (A) - 1,00 (D) dengan rincian sebagai berikut: Tabel 11. Skala Penilaian No. Angka Huruf 1 3,85 - 4,00 A 2 3,51 - 3,84 A- 3 3,18 - 3,50 B+ 4 2,85 - 3,17 B 5 2,51 - 2,84 B- 6 2,18 - 2,50 C+ 7 1,85 - 2,17 C 8 1,51 - 1,84 C- 9 1,18 - 1,50 D+ 10 1,00 - 1,17 D Lingkup dan sasaranpenilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup ranah sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan. Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada ranah sikap spiritual dan sikap sosial meliputi tingkatan sikap: menerima, menanggapi, menghargai, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai spiritual dan nilai-nilai sosial. Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada ranah pengetahuan kemampuan berpikirmulai dari mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta serta dimensi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif. Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada ranah keterampilan abstrak yaitu kemampuan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar dan mengomunikasikan. Sedangkan pada ranah keterampilan kongkret adalah persepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerakan, mahir, menjadi gerakan alami, menjadi tindakan orisinal. Teknik Penilaian Ranah Sikap Penilaian ranah sikap bertujuan membentuk sikap dan karakter peserta didik yang dilaksanakan selama kegiatan proses pembelajaran berlangsung. Penilaian ranah sikap dilakukan melalui pengamatan, menggunakan lembar pengamatan atau ceklis pengamatan yang memuat aspek sikap yang diamati. Rincian aspek sikap yang diamati merujuk pada KD dari KI-1 dan KI-2. Penilaian sikap dilakukan sebagai upaya mengembangkan sikap sosial dan sikap spiritual dalam rangka pengembangan nilai karakter bangsa.Oleh karena itu, pengembangan rubrik penilaian sikap pada seluruh mata pelajaran di satuan pendidikan fokus pada bagian dari upaya pencapaian ranah sikap (spiritual dan sosial). Setiap satuan pendidikan menyepakati dan menetapkan aspekdan rubrik penilaian sikap yang akandigunakan oleh semua pendidik. Satuan pendidikan dalam mengembangkan aspek dan rubrik penilaian sikap hendaknya memperhatikan sikap yang dituntut berdasarkan KD dari KI-1 dan KI-2. Bila dimungkinkan pada tingkat daerah (kabupaten atau kota) dikembangkan aspek dan rubrik penilaian sikap yang digunakan oleh seluruh satuan pendidikan. Setiappendidik memetakan aspek sikap yang dikembangkan/ditekankan pada kegiatan pembelajarannya sesuai dengan relevansi dan karakteristik, baik yang tersurat maupun yang tersirat pada rumusan KI-3 dan KI-4, serta menggunakan rubrik penilaian sikap yang disepakati pada satuan pendidikan Untuk peserta didik yang bermasalah (belum menunjukkan sikap yang diinginkan), terlebih dahulu dilakukan pembinaan selama proses pembelajaran oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Frekuensi perubahan sikap yang ditunjukkan oleh peserta didik selama kurun waktu inilah yang disebut dengan modus. Nilai akhir yang dilaporkan oleh pendidik kepada satuan pendidikan adalah nilai modus yang diperoleh/nilai yang terbanyak muncul (Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 Pasal 6 ayat (3)). Tabel 12. Teknik dan Instrumen Penilaian Sikap Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Keterangan Observasi Daftar cek Skala penilaian sikap Dilakukan selama proses pembelajaran. Penilaian diri Daftar cek Skala penilaian sikap Dilakukan pada akhir semester. Penilaian antar peserta didik Daftar cek Skala penilaian sikap Dilakukan pada akhir semester, setiap peserta didik dinilai oleh 3 peserta didik lainnya. Jurnal Catatan pendidik tentang sikap dan perilaku positif atau negatif, selama dan di luar proses pembelajaran mata pelajaran. Berupa catatan guru tentang sikap dan perilaku positif atau negatif peserta didik yang tidak berkaitan dengan mata pelajaran. Teknik Penilaian Ranah Pengetahuan Penguasaan siswa pada ranah pengetahuan dapat diukur melalui tes tulis, observasi dan penugasan, dikembangkan berdasarkan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Pendidik dapat memilih salah satu teknik dan bentuk penilaian ranah pengetahuan yang paling sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar yang dinilai. Nilai akhir pengetahuan diambil dari nilai rerata perolehan nilai ranah pengetahuan (Permendikbud no 104 tahun 2014 pasal 6 ayat 4). Tabel 13. Teknik dan Instrumen Penilaian Pengetahuan Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Tes tulis Memilih jawaban(pilihan ganda, dua pilihan benar-salah, ya-tidak), menjodohkan, sebab-akibat. Mensuplai jawaban (isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, uraian). Observasi Daftar cek observasi guru terhadap diskusi, tanya jawab dan percakapan. Penugasan Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. TeknikPenilaian Ranah Keterampilan Penilaian keterampilan meliputi keterampilan abstrak dan keterampilan konkret. Keterampilan abstrak cenderung pada keterampilan seperti mengamati, menanya, mengolah, menalar, dan mengomunikasikanyang lebih dominan pada kemampuan mental (berpikir). Sedangkan untuk keterampilan kongkret cenderung pada kemampuan fisik seperti menggunakan alat, mencoba, membuat, memodifikasi, dan mencipta dengan bantuan alat. Tabel 14. Teknik dan Instrumen Penilaian Keterampilan Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Keterangan Unjuk kerja/kinerja/praktik Daftar cek, dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Skala Penilaian (Rating Scale). Penilaian kinerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum dimana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik disebut juga penilaian tugas yang dilakukan dengan cara mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu. Penilaian Tugas adalah penilaian atas proses dan hasil pengerjaan tugas yang dilakukan langsung secara individu atau kelompok. Projek Penilaian projek dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pelaporan. Untuk menilai setiap tahap perlu disiapkan kriteria penilaian atau rubrik. Penilaian projek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, mengaplikasi, menyelidiki dan menginformasikan suatu hal secara jelas. Penilaian projek dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pelaporan. Produk Daftar cek atau skala penilaian (rubrik) Penilaian produk menilai kemampuan peserta didik membuat produk-produk, teknologi, dan seni. Portofolio Daftar cek atau skala penilaian (rubrik) Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Tulis Tes tulis, daftar cek atau skala penilaian (rubrik) Penilaian tulis juga digunakan untuk menilai ranah keterampilan, seperti menulis karangan, menulis laporan, dan menulis surat,laporan keuangan,dsb. Hasil penilaian setiap KD keterampilan dilaporkan dalam bentuk nilai optimum (nilai tertinggi) dari indikator pencapaian kompetensi (IPK) dengan catatan tidak ada IPK yang mendapat nilai di bawah batas ketuntasan (2,67) atau kurang dari 3 bila menggunakan rentang 1-4.Sedangkan Nilai akhir untuk ranah keterampilan yang dilaporkan pendidik kepada satuan pendidikan diambil dari rerata nilai optimal ranah keterampilan (Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 Pasal 6 ayat (5)). Ketuntasan Masing-masing ranah (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) digunakan penyekoran dan pemberian predikat yang berbeda. Nilai ketuntasan ranah sikap dituangkan dalam bentuk predikat, yakni predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K) sebagaimana tertera pada tabel berikut. Tabel 15. Nilai Ketuntasan Sikap Nilai Ketuntasan Sikap(Predikat) Sangat Baik (SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K) Nilai ketuntasan ranah pengetahuan dan ranah keterampilan dituangkan dalam bentuk angka dan huruf, yakni 4,00 – 1,00 untuk angka yang ekuivalen dengan huruf A sampai dengan D sebagaimana tertera pada tabel berikut. Tabel 16. Nilai Ketuntasan Pengetahuan dan Keterampilan Nilai Ketuntasan Pengetahuan dan Keterampilan Rentang Angka Huruf 3,85– 4,00 A 3,51– 3,84 A- 3,18– 3,50 B+ 2,85– 3,17 B 2,51– 2,84 B- 2,18– 2,50 C+ 1,85– 2,17 C 1,51– 1,84 C- 1,18– 1,50 D+ 1,00– 1,17 D Nilai ketuntasan ranah sikap pada skala Baik,sedangkan untuk ranah pengetahuan dan keterampilan pada skala 2,67 (B-). Hal yang perlu diperhatikan oleh pendidikan adalah batas ketuntasan, meskipun nilai rerata ranah pengetahuan dan keterampilan 2,51-2,84termasuk dalam kategori B-, tetap dinyatakan belum tuntas. Remedial dan Pengayaan Peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar (2,67) wajib mengikuti kegiatan remedial pada semester berjalan hingga mencapai ketuntasan belajar.Sedangkan bagi peserta didik yang telah mencapai ketuntasan belajar dan memiliki kecepatan belajar diatas rata-rata yang telah ditetapkan dapat diberikan pengayaan dan pendalaman materi. Pelaporan Pencapaian Kompetensi Skor dan Nilai Kurikulum 2013 menggunakan skala skor penilaian 4,00 – 1,00 dalam menyekor pekerjaan peserta didik untuk setiap kegiatan penilaian (ulangan harian, ujian tengah semester, ujian akhir semester, tugas-tugas, ujian sekolah). Untuk masing-masing ranah (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) digunakan penyekoran dan pemberian predikat yang berbeda sebagaimana tercantum pada tabel berikut. Tabel 17. Konversi Skor dan Predikat Hasil Belajar untuk Setiap Ranah Sikap Pengetahuan Keterampilan Modus Predikat Skor Rerata Huruf Capaian Optimum Huruf 4,00 SB (Sangat Baik) 3,85 – 4,00 A 3,85 – 4,00 A 3,51 – 3,84 A- 3,51 – 3,84 A- 3,00 B (Baik) 3,18 – 3,50 B+ 3,18 – 3,50 B+ 2,85 – 3,17 B 2,85 – 3,17 B 2,51 – 2,84 B- 2,51 – 2,84 B- 2,00 C (Cukup) 2,18 – 2,50 C+ 2,18 – 2,50 C+ 1,85 – 2,17 C 1,85 – 2,17 C 1,51 – 1,84 C- 1,51 – 1,84 C- 1,00 K (Kurang) 1,18 – 1,50 D+ 1,18 – 1,50 D+ 1,00 – 1,17 D 1,00 – 1,17 D BentukLaporan Pelaporan hasil belajar oleh pendidik diberikan dalam bentuk laporan hasil semua bentuk penilaian. Pelaporan hasil belajar merupakan hasil pengolahan oleh pendidik dengan menggunakan kriteria.Pelaporan hasil belajar oleh pendidik digunakan oleh satuan pendidikan untuk mengisi rapor dan menentukan promosi peserta didik. Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas apabila hasil belajar dari paling sedikit 3 (tiga) mata pelajaran pada ranah pengetahuan, keterampilan, dan/atau sikap belum tuntas. Nilai untuk Rapor Hasil belajar yang dicantumkan dalam Rapor berupa: untuk ranah sikap menggunakan skor modus 1,00 - 4,00 dengan predikat Kurang (K), Cukup (C), Baik (B), atau Sangat Baik (SB); untukranah pengetahuan menggunakan skor rerata 1,00 - 4,00 dengan predikat D - A. untukranah keterampilan menggunakan skor optimum 1,00 - 4,00 dengan predikat D - A. Contoh Penentuan Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian Tabel 18. Penentuan Teknik dan Bentuk Penilaian Mata Pelajaran :Simulasi Digital Kelas : XI Semester : 1 No. Ranah Kompetensi Teknik Penilaian Bentuk Penilaian 1. Sikap Observasi Daftar Skala Penilaian 2. Pengetahuan KD.3.2Menerapkan pengetahuan pengelolaan informasi digital melalui pemanfaatan komunikasi daring (online). TesTertulis Mensuplai jawaban (jawaban singkat) 3. Keterampilan KD.4.2Menyajikan hasil penerapan pengelolaan informasi digital melalui komunikasi daring (online). Unjuk Kerja Daftar skala 1-4 Penilaian Ranah Sikap (Contoh Penilaian Sikap melalui Observasi) Pada awal tahun pembelajaran seluruh guru mata pelajaran dalam satuan pendidikan mengembangkan dan menyepakati rubrik observasi penilaian sikapyang akan digunakan di tingkat satuan pendidikan berdasarkan Kompetensi dasar dari KI 1 dan KI2. Berdasarkan kesepakatan rubrik observasi penilaian sikap tersebut, pendidik menyusun instrumen penilaian sikap dengan relevansi dan karakteristik baik yang tersurat maupun yang tersirat pada rumusan KI-3 dan KI-4. Tabel 19. Contoh Instrumen dan Rubrik Penilaian Sikap (Sosial) No Nama Siswa/Kelompok Disiplin Jujur Tanggung Jawab Santun 1. 2. 3. Keterangan: 4 = jika empat indikator terlihat. 3 = jika tiga indikator terlihat. 2 = jika dua indikator terlihat 1 = jika satu indikator terlihat Indikator Penilaian Sikap: Disiplin Tertib mengikuti instruksi Mengerjakan tugas tepat waktu Tidak melakukan kegiatan yang tidak diminta Tidak membuat kondisi kelas menjadi tidak kondusif Jujur Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya Tidak menutupi kesalahan yang terjadi Tidak menyontek atau melihat data/pekerjaan orang lain Mencantumkan sumber belajar dari yang dikutip/dipelajari Tanggung Jawab Pelaksanaan tugas piket secara teratur Peran serta aktif dalam kegiatan diskusi kelompok Mengerjakan tugas sesuai yang ditugaskan Merpikan kembali ruang, alat dan peralatan belajar yang telah dipergunakan Santun Berinteraksi dengan teman secara ramah Berkomunikasi dengan bahasa yang tidak menyinggung perasaan Menggunakan bahasa tubuh yang bersahabat Berperilaku sopan Nilai akhir sikap diperolehberdasarkan modus (skor yang sering muncul) dari keempat aspek sikap di atas. Kategori nilai sikap: Sangat baik : apabila memperoleh nilai akhir 4 Baik : apabila memperoleh nilai akhir 3 Cukup : apabila memperoleh nilai akhir 2 Kurang : apabila memperoleh nilai akhir 1 Penilaian Ranah Pengetahuan Tabel 20. Contoh Kisi-Kisi, SoalPengetahuan, Kunci Jawaban, Cara Pengolahan Nilai Mata Pelajaran: Simulasi Digital KD 3.2 Menerapkan pengetahuan pengelolaan informasi digitalmelalui pemanfaatan komunikasi daring. Kompetensi Dasar Indikator Indikator Soal Jenis Soal Soal 3.2 Menerapkan pengetahuan pengelolaan informasi digital melalui pemanfaatan komunikasi daring (online). Menerangkan komunikasi daring asinkron. Menerangkan komunikasi daring sinkron. Menerangkan kewargaan digital. Menerapkan komunikasi daring asinkron dan komunikasi daring sinkron. Siswa dapat menerangkan komunikasi daring asinkron. Siswa dapat menerangkan komunikasi daring sinkron. Siswa dapat menerangkan kewargaan digital. Siswa dapat menerapkan komunikasi daring asinkron dan komunikasi daring sinkron. Testulis Jelaskan konsep komunikasi daring asinkron! Jelaskan konsep komunikasi daring sinkron! Jelaskan pengertian kewargaan digital! Uraikan contoh warga digital dalam berkomunikasi daring asinkron! Kunci Jawaban Soal: Komunikasi daring tak serempak atau asinkron adalah komunikasi menggunakan perangkat komputer dan dilakukan secara tunda. Komunikasi daring serempak atau sinkron adalah penggunaan komputer untuk berkomunikasi dengan individu lainnya pada waktu yang sama melalui bantuan perangkat lunak. Warga digital adalah orang yang sadar tentang hal yang baik dan hal yang kurang/tidak baik, menunjukkan kecerdasan perilaku teknologi, dan membuat pilihan yang tepat ketika menggunakan teknologi. Jenis komunikasi asinkron antara lain e-mail, forum, blog, jejaring sosial (social network) dan website. Penskoran Jawaban dan Pengolahan Nilai Jawaban yang benar diberikan skor 2 Jawaban yang salah diberikan skor 1 Nilai KD = Jumlah peroleh skor/jumlah skor maksimal x nilai maksimal Contoh Pengolahan Nilai No soal Skor Nilai 1. 1 (7/8)x4 = 3,50 (jumlah skor/skor maks jumlah soal) x nilai maks) 2. 2 3. 2 4. 2 Jumlah 7 Penilaian Ranah Keterampilan Tabel 21. Contoh Instrumen Penilaian Keterampilan Mata Pelajaran: Simulasi Digital KD 4.2 Menyajikan hasil penerapan pengelolaan informasi digitalmelalui komunikasi daring (online). Aspek Kategori 1 2 3 4 Mengikuti komunikasi daring asinkron dan sinkron berdasarkan contoh. Tidak dapat Membuka perambah dan membuka situs Gmail sesuai yang dicontohkan Guru, Membuat akun di Gmail sesuai yang dicontohkan Guru, Mengirim e-mail sesuai yang dicontohkan, Melakukan chatting sesuai yang dicontohkan. Terdapat kesalahan >1 dalam Membuka perambah dan membuka situs Gmail sesuai yang dicontohkan Guru, Membuat akun di Gmail sesuai yang dicontohkan, Mengirim e-mail sesuai yang dicontohkan, Melakukan chatting sesuai yang dicontohkan. Terdapat 1 kesalahan dalam Membuka perambah dan membuka situs Gmail sesuai yang dicontohkan Guru, Membuat akun di Gmail sesuai yang dicontohkan, Mengirim e-mail sesuai yang dicontohkan, Melakukan chatting sesuai yang dicontohkan Tepat dalam membuka perambah dan membuka situs Gmail sesuai yang dicontohkan Guru, Membuat akun di Gmail sesuai yang dicontohkan, Mengirim e-mail sesuai yang dicontohkan, Melakukan chatting sesuai yang dicontohkan. Tidak dapat Menunjukkan hasil mengirim e-mail sesuai yang dicontohkan, Melakukan aktivitas chatting sesuai yang dicontohkan. Terdapat kesalahan >1 dalam Menunjukkan hasil mengirim e-mail sesuai yang dicontohkan, Melakukan aktivitas chatting sesuai yang dicontohkan. Terdapat 1 kesalahan dalam menunjukkan hasil mengirim e-mail sesuai yang dicontohkan, Melakukan aktivitas chatting sesuai yang dicontohkan. Tepat dalam menunjukkan hasil mengirim e-mail sesuai yang dicontohkan, Melakukan aktivitas chatting sesuai yang dicontohkan. Mendemonstrasikan komunikasi daring asinkron dan sinkron berdasarkan tugas Tidak dapat Membuka perambah dan membuka situs Gmail sesuai dengan job sheet (tugas), Membuat akun di Gmail dengan job sheet (tugas), Mengirim e-mail dengan job sheet (tugas), Melakukan chatting dengan job sheet (tugas). Terdapat kesalahan >1 dalam Membuka perambah dan membuka situs Gmail sesuai dengan job sheet (tugas), membuat akun di Gmail dengan job sheet (tugas), mengirim e-mail dengan job sheet (tugas), melakukan chatting dengan job sheet (tugas). Terdapat 1 kesalahan dalam Membuka perambah dan membuka situs Gmail sesuai dengan job sheet (tugas), Membuat akun di Gmail dengan job sheet (tugas), Mengirim e-mail dengan job sheet (tugas), Melakukan chatting dengan job sheet (tugas). Tepat dalam membuka perambah dan membuka situs Gmail sesuai dengan job sheet (tugas), membuat akun di Gmail dengan job sheet (tugas), mengirim e-mail dengan job sheet (tugas), melakukan chatting dengan job sheet (tugas). Tidak dapat menunjukkan hasil mengirim e-mail dan melakukan aktivitas chatting. Terdapat kesalahan >1 dalam menunjukkan hasil mengirim e-mail, melakukan aktivitas chatting. Terdapat 1 kesalahan dalam Menunjukkan hasil mengirim e-mail, melakukan aktivitas chatting. Tepat dalam menunjukkan hasil mengirim e-mail, Melakukan aktivitas chatting. Tabel 22. Contoh Pengolahan Nilai KDKeterampilan Mata Pelajaran: Simulasi Digital KD 4.2 Menyajikan hasil penerapan pengelolaan informasi digitalmelalui komunikasi daring (online). Aspek Skor Keterangan Mengikuti komunikasi daring asinkron dan sinkron berdasarkan contoh. 4 tuntas Mendemonstrasikan komunikasi daring asinkron dan sinkron berdasarkan tugas 3 tuntas Nilai KD – Keterampilan ditentukan berdasarkan skor optimum (nilai tertinggi) dari aspek (indikator pencapaian kompetensi) yang dinilai 4 A Laporan Pencapaian Kompetensi Ranah Sikap Tabel 23. Pengolahan Penilaian Sikap Mata Pelajaran : Simulasi Digital Semester : 1 No Nama Siswa Disiplin Jujur Tanggung Jawab Santun Nilai Mata Pelajaran 1. Siswa A 3 3 3 4 3 2. Siswa B 3 4 4 4 4 3. Siswa C 3 3 3 2 3 (perlu pembinaan berkelanjutan untuk sikap) Ranah Pengetahuan Tabel 24. Pengolahan Penilaian Pengetahuan Mata Pelajaran : Simulasi Digital Semester : 1 Nama Peserta Didik : ...................................... Nilai Capaian Kompetensi Nilai Akhir dan Predikat KD 3.1 3,30 3.27 atau B+ KD 3.2 4,00 KD 3.3 2.90 Rerata KD 3.40 Ulangan tengah semester 3,50 Ulangan akhir semester 2,90 Nilai Pengetahuan*) 3.27 Keterangan: *) Nilai pengetahuan diperoleh dari rerata nilai KD, UTS, UAS yang bobotnya ditentukan oleh satuan pendidikan berdasarkan kompleksitasnya. Ranah Keterampilan Tabel 25. Pengolahan Penilaian Keterampilan Nama Peserta Didik : ............................... Nilai Optimum Capaian Nilai Akhir dan Predikat) KD 4.1 3,00 3.33 atau B+ KD 4.2 4,00 KD 4.3 3.00 Rerata optimum Keterampilan*) 3.33 Keterangan: *) Nilai keterampilan diperoleh dari rerata nilai optimum (capaian tertinggi) dari setiap KD keterampilanyang dipelajari dalam satu semester. Latihan Buatlah instrumen untuk melakukan pengukuran pada ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan dengan menggunakan rubrik penilaian skala 4. Pemahaman Kurikulum 2013SMK Pemahaman Kurikulum 2013SMK Pemahaman Kurikulum 2013 @2015, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 1 @2015, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 48 @2015, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 59