Academia.eduAcademia.edu

Sosialisasi Politik Di Era Milenial

Nama : Yoga Andhika Wicaksono Kelas : PPKN B 2016 NIM : 4115163868 Mata kuliah : Sosiologi Politik Dosen : Dr. KOMARUDIN, M.Si. Artikel Populer : Sosialisasi Politik Bagi Milenial Sosialisasi Politik Bagi Milenial Pendahuluan Hal menarik pada Pemilu 2019 dibandingkan dengan pemilu-pemilu sebelumnya adalah luasnya perhatian terhadap kelompok milenial. Berbagai. Tak tanggung-tanggung, menurut Komisi Pemilihan Umum (KPU) ,jumlah suara kelompok milenial mencapai 30-40% dari keseluruhan pemilih. (AnalisaDaily, 2019) Salah satu Lembaga Centre for Strategic and International Studies (CSIS) pernah merilis survei tentang “Ada Apa dengan Milenial? Orientasi Sosial, Ekonomi, dan Politik”. Dalam survei tersebut, mereka mengelompokkan generasi milenial. Hasilnya, generasi milenial lebih memilih televisi dan media online sebagai sumber informasi mereka, dibandingkan radio dan surat kabar Milenial sendiri mengacu pada kategorisasi yang berbeda-beda. Misalnya, dari segi usia dan tahun kelahirannya. Ada yang memberikan label milenial kepada para kelompok milenial lahir antara 1990-1995 . dan ada juga Mereka berusia 17 hingga 29 tahun. Namun, pada intinya terdapat karakter-karakter khusus dari kelompok- Milenial yang dimana dipengaruhi dan dibentuk dengan adanya kemajuan teknologi yang sangat tinggi hinga Globalisasi yang didorong oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. dapat mengembangkan pola hubungan dalam masyarakat serta Perkembangan dalam segi fisik maupun dari segi Nilai dan Pemikiran. Selain kemajuan dan perkembangan Teknologi Meluasnya Demokrasi sangat mempengaruhi perkembangan milenial karena makin mempunyai nilai keterbukaan dan kesetaraan dan adanya suatu independensi yang lebih individualis dimana milenial mempunyai nilai kemandirian dan keunikan tersendiri. Pembahasan Kekhasan Politik Milenial Pertama saya akan mengambil sebuah definisi sosialisasi politik yang mendukung artikel ini yakni Michael rush, Philip althoff, Jack pleno , David Easton dan Jack dennis Michael Rush & Philip Althoff : Proses tentang bagaimana memperkenalkan sistem politik pada seseorang serta bagaimana seseorang tersebut menentukan tanggapan atas gejala politik yang ada Jack Pleno : Proses belajar dimana tiap individu mendapatkan orientasi berupa perasaan, keyakinan dan juga komponen nilai pemerintahan serta kehidupan politik. David Easton dan Jack dennis: Proses perkembangan seseorang dalam memperoleh orientasi-orientasi politik serta pola-pola tingkah lakunya Ada pihak yang beranggapan bahwa para politisi generasi sebelum milenial sering disebut ketinggalan zaman dan tidak mampu membentuk negara yang kuat. Banyak kebijakan yang tidak efektif; juga tidak ada keberlanjutan dalam pembangunan, mengakibatkan pembangunan kita lebih pada nuansa tambal sulam daripada sebuah pembangunan berjangka panjang. Hal ini sesuai dengan teori Michael Rush yang dimana politik diperkenalkan hingga memberi tanggapan Namun, sampai saat ini juga belum ada nuansa khusus yang dibawa oleh politisi generasi milenial. Mungkin nuansa khususnya terletak pada upaya-upaya sosialisasi politik, tetapi pada aspek politik kebijakan masih kurang. Milenial yang sering mengkritik generasi sebelumnya sebagai generasi yang cerewet, korup dan tak efektif, ternyata belum mampu mewarnai politik Indonesia dengan nuansa yang baru. Dalam argument ini sesuai dengan teori Jack Pleno dimana individu belajar tentang proses dalam berpolitik sehingga bermunculan tokoh tokoh baru. Namun karena memang secara relasi kekuasaan, generasi milenial belum menguasai politik Indonesia. Partai politik kita masih sangat dikuasai oleh politisi senior. Bukan hanya senior dari aspek fisik, tetapi juga senior dari aspek pemikiran Untuk konteks partai politik, mungkin Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang tampak berusaha menampilkan kemudaan itu. Namun, citra itu lebih pada citra fisik daripada citra pemikiran. Hal ini telah dilakukan oleh Grace natalia selaku ketua umum Partai PSI. dimana mengenalkan politik atau mensosialisasikan politik melalui Sosial media seperti pemantauan atau aktivitas politik namun Belum terlihat kerangka besar dari gebrakan yang ingin dilakukan oleh PSI. Partai-partai lain juga belum mempunyai satu nuansa khusus dalam bidang ini meskipun kampanye-kampanye yang menampilkan citra kemudaan sangat terasa. Bagi kaum milenial, media sosial rupanya berpengaruh terhadap pilihan calon presiden mereka. Meski begitu, berdasarkan survei CSIS tersebut, nama capres lain lebih unggul pada aplikasi jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Path, dan Instagram. Namun, jika menilik pada kedua nama capres, Prabowo Subianto lebih unggul di 3 media sosial, seperti Twitter, Path, dan Instagram. Sedangkan lawan politiknya, Joko Widodo, hanya berhasil memikat milenial pengguna Facebook (Center For Strategic and International studies, 2017). Dalam Argumentatif diatas diperkuat dengan teori Agen- Agen sosialisasi politik yakni Peer Group dan Media massa namun pada hal ini media massa paling beperan penting dalam sosialisasi karena Pengaruh media massa dalam sosialisasi politik cenderung bersifat masif, berskala besar, dan segera. Hal itu terbukti dengan adanya facebook twitter dan sejenisnya ikut Andil dalam pemilu kali ini Pentingnya Sosialisasi Politik Bagi Milenial Kaum millenial sangat rentan dengan angka GolPut. Sikap mereka yang sudah merasa kecewa dengan pemimpin-pemimpinnya membuat mereka enggan mengikuti proses pemilihan. Bahkan banyak yang dari mereka yang hanya antusias mengkritik pemerintah melalui media sosial. Tanpa ikut partisipasi dalam Pemilihan umum (indopos, 2018). Salah satu upaya pemerintah dalam penekanan angka GolPut dengan menjalankan program Sosialisasi Politik. Dengan adanya Sosialisasi Politik, kaum millenial akan mempunyai pengetahuan politik yang akan membangkitkan partisipasi politik pada tingkat tertentu. Mereka juga secara tidak langsung akan bisa mempengaruhi temannya untuk turut serta dalam berdemokrasi. Pentingnya Sosialisasi politik bagi kalangan millenial berguna untuk meningkatkan partisipasi masyarakat terutama kaum millenial. Dalam hal ini, Mereka bukan turut aktif dalam pemilu, namun mampu memberikan tuntutan dan dukungan kepada pemerintah demi lahirnya kebijakan yang tepat sasaran. Sosialisasi politik sangat ampuh untuk kaum millenial dalam memberikan pengertian supaya mereka memahami nilai-nilai dan paham akan fenomena perpolitikan di negeri ini. Selain berguna penekanan angka GolPut, sosialisasi politik mampu membentuk karakter generasi muda yang utuh, berketerampilan, serta sadar akan perannya sebagai warga negara. Kaum Millenial sangat diperhitungkan didunia perpolitikan. Mereka sangat rentan untuk dikendalikan oleh elit politik yang tidak bertanggung jawab. Kaum Millenial juga sangat mudah menelan informasi Hoax yang sengaja diciptakan oleh oknum tertentu. Hal ini disebapkan kaum Millenial masih minim pengalaman dan pengetahuan dibidang perpolitikan Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah harus sering-sering memberi pemahaman melalui sosialisasi politik yang saat ini masih efektif untuk dijalankan. Analisis Perbandingan Pemikiran penulis dan Orang lain Pemikiran Penulis Pemikiran Pendapat Orang lain (Sunanto Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR)) Generasi Milenial Memanfaatkan Media massa dan Komunikasi dalam Sosialiasi politik hal ini jelas terjadi pada proses berlangsungnya pemilu 2019 dimana masyarakat milenial (Netizen) ikut andil partisipatif dalam perpolitikan Indonesia dalam penyebaran konten hoaks atau sara Generasi milenial dapat memfilter dengan baik sehingga tidak gampang terjebak isu hal hal tersebut Justru yang terjebak dengan isu isu tersebut adalah generasi sebelum Milenial atau Generasi X karena menelan informasi mentah mentah yang diterima dalam media massa atau social tanpa memfilter atau mencari tahu terlebih dahulu informasi yang didapat benar atau tidak Bahkan pada pemilu 2019 ini Angka partisipatif pemilu meningkat dan angka Golput menurun karena dalam hal ini Generasi milenial dalam pemilihan suara sekitar 30-40% suara. fokus perhatian (focus of interest) pada pendidikan politiknya yang bermartabat. Sampai detik ini isu-isu tidak sehat (hoaks) masih bergentayangan di jagat media sosial. Hal yang merisaukan adalah ketika konten-konten yang ditampilkan memanfaatkan isu SARA yang sudah tidak dapat ditoleransi lagi. Masih ada sebagian dari masyarakat (netizen) kita yang menilai sesuatu dari siapanya ketimbang apanya (gagasan). Awalnya masih suatu persoalan yang sederhana karena disisipi candaan dan gurauan biasa. Namun, dalam perjalanannya persoalan yang sederhana itu menjadi rumit (complicated). Dampaknya efek viral media sosial yang masuk kamar politik tak lebih sebagai rencana organis untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Ada semacam pergeseran informasi dari kualitas isi menuju kuantitas yang ditargetkan. Jika (SindoNews, 2018) Penutup Diharapkan sosialisasi politik bisa dilaksanakan dengan inovasi yang berbeda. Inovasi tersebut diharapkan mampu mengsugesti para kaum muda untuk mau terlibat dalam dan peka terhadap fenomena yang ada di Indonesia. Selain itu juga, pendidikan politik mampu menjadi motivasi untuk seluruh warga negara agar menjadi partisipasi politik di tingkat teratas. Bagi Generasi milenial, tentu ini saat yang baik untuk ikut ambil alih perpolitikan di Indonesia agar terciptanya regenerasi dalam dunia perpolitikan di Indonesia References Almond , G. A., & Verba, S. (1990). Budaya Politik. Jakarta: Rajawali Press. AnalisaDaily. (2019). KPU: Pemilih Milenial Pengaruhi Hasil Pemilu 2019. Retrieved from Harian Analisa: http://news.analisadaily.com/read/kpu-pemilih-milenial-pengaruhi-hasil-pemilu-2019/686458/2019/01/30 Center For Strategic and International studies. (2017, November 2). Ada Apa  dengan  Milenial? Orientasi  Sosial,  Ekonomi  dan  Politik. Rilis dan  Konferensi  Pers  “Survei  Nasional  CSIS  2017 (pp. 1-45). Jakarta: CSIS. Retrieved from https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=2ahUKEwjiu5WJ6tniAhW34XMBHQH2Cp0QFjAAegQIABAC&url=https%3A%2F%2Fwww.csis.or.id%2Fuploaded_file%2Fevent%2Fada_apa_dengan_milenial____paparan_survei_nasional_csis_mengenai_orientasi_ekonomi Damsar. (2010). Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Prenanda Media Group. Haryanto. (2018). Sosialisasi Politik : Suatu Pemahaman Awal. Solo: PolGov. indopos. (2018, juli 31). Kesalahan Besar Jika Generasi Milenial Golput di Pemilu 2019. Retrieved from indopos.co,id: www.indopos.co.id/read/2018/07/31/145879/kesalhan-besar-jika-generasi-milenial-golput-di-pemilu-2019 Rush, M., & Althoff, P. (n.d.). Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Rajawali Press. SindoNews. (2018, Agustus 27). Masa Depan Pendidikan Politik Generasi Milenial. Retrieved from Sindonews.com: https://nasional.sindonews.com/read/1333275/18/masa-depan-pendidikan-politik-generasi-milenial-1535304590