Academia.eduAcademia.edu

Panduan sholat

DRS. MOH. RIFA'I Risalah TUNTUNAN SHALAT LENGKAP 1 \ \ \ \ —i Penerbit : C V . TOHA PUTRA Semarang. ­i 1 1 Risalah TUNTUNAN SHALAT LENGKAP oleh Drs. M O H . R I F A ' I Penerbit : CV. TOHA PUTRA Semarang. KATA PENGANTAR Alhamdulillah dengan rasa syukur dengan rahmat dan inayahNya, Buku SHALAT LENGKAP ini telah selesai disebar luaskan di kalangan masyarakat ke hadlirat Allah swt yang RISALAH T U N T U N A N kami susun untuk dapat umat Islam. Buku ini kami susun dengan maksud untuk dapat dijadikan podoman tambahan bagi para Guru Agama Honorair dan para Penyuluh Agama dalam lingkungan Bidang Penerangan Agama, khususnya di Jawa Tengah, semoga dapat dijadikan bahan dalam usaha meningkatkan para Jama'ah peserta pengajian pengajian yaag diselenggarakan oleh mereka. Isi buku ini lengkap mencakup syarat rukun shalat, sehingga kiranya memudahkan bagaimana cara mereka melaksanakan shalat itu yang merupakan ibadat pokok kita kepada Allah swt. Dengan menggunakan buku ini semoga kita dapat melaksana ­ kan dan meningkatkan ibadat kita kepada Allah swt dengan rasa iman, khusyu' dan ikhlash dengan niat "Li­ibtighaa­i mardlaa — tiliah", yakni untuk memperoleh keridlaan Allah, baik di dunia maupun di akhirat, sesuai dengan firman Allah swt : Artinya : "Sungguh telah berbahagialah orang­orang mu'min yang me­ reka khusyu* dalam shalatnya", (S. Mu'minun, ayat 1—2). Kepada para Ulama dan ahli yang arif bijaksana penulis sangat mengharapkan fatwanya dan tegur sapanya untuk per­ 3 baikan buku ini dalam penerbitan selanjutnya. Kepada Allah swt kami memohon taufiq dan hidayahNya semoga usaha kami ini senantiasa dalam keridlaanNya. Amin. 19Dzuha'idah Semarang, 1 Q N o p e m b e r 1396 1 9 7 6 Penyusun, ( DRS. MOH RI F A l ) 4 DAFTAR ISI Halaman : KATA P E N G A N T A R BAB I : PENGANTAR UMUM : A. Hukum Ialam b. 9 1. Mukallaf 2. Hukum­hukum Islam 3. Syarat dan rukun 9 9 10 Rukun Islam 1. Dua Kalimat Syahadat 2. Keterangan 10 H BAB D : THAHARAH 1 1 (BERSUCI): A. ArtiThaharah 1. Macam­macam air 2. Pembagian air 13 13 13 B. Macam­macam Najis 1. Pembagian Najis 2. Cara menghilangkan najis 3. Najis yang dimaafkan 14 14 15 15 4. I s t i n j a 5. Adab buang air C. BERWUDLU 1. Arti wudlu ' 2. Fardlu wudlu' 3. Syarat­syarat wudlu' 4. Sunat­sunat wudlu' 5. Yang membatalkan wudlu* 6. Cara berwudlu' 7. Do'a sesudah wudlu' 8.. M a n d i ••• 15 15 16 16 16 16 17 17 17 22 22 5 9. Tayammum 10. Menyapu dua sepatu ' 24 27 BAB I I I : SUNAT SEBELUM S H A L A T : A . Adzan dan Iqamah 1. Lafazh adzan 2. Do'a sesudah adzan 3. Lafazh Iqamah . 4. Sunat menjawab adzan dan iqamah 5. Do'a setelah mendengar iqamah 6. 28 28 29 30 31 32 Syarat­syarat muadzin BAB I V : S H A L A T ­ 33 : A . Arti Shalat 1. Dalil yang mewajibkan shalat 2. Syarat­syarat shalat 3. Rukun shalat 4. Yang membatalkan shalat 5. Sunat dalam melakukan shalat 34 34 35 35 35 36 6. Makruh shalat 7. Perbedaan laki­laki dan wanita dalam shalat 8. Hal­hal yang mungkin dilupakan B. Bacaan­bacaan dalam shalat 1. Cara­cara mengerjakan shalat . . 2.Do'aIftitah '. 40 40 41 3. Surat Fatihah 4. Surat­surat yang pendek 5. R u k u ' 43 44 45 6.1'tidal 46 7. S u j u d 8. Duduk antara dua sujud 9. Sujud kedua 10. Tasyahud awal l l . T a s y a h u d akhir 6 • 37 38 38 46 47 47 48 49 12. S a l a m 13. Do'a qunut 14. Niat­niat shalat fardlu 50 51 52 15. Do'a sesudah shalat 16. Shalat fardlu dan waktunya 54 58 17. 18. 19. 20. 59 5.9 61 64 Waktu­waktu yang dilarang untuk shalat Shalat Jama'ah Shalat Jum'ah Shalat Qashar dan Jama' <. BAB V : SHALAT BAGI O R A N G Y A N G SAKIT : Shalat bagi orang yang sakit 69 A. Shalat jenazah B. Shalat Ghaib .70 76 BAB VI : S H A L A T ­ S H A L A T SUNAT : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Shalat Shalat Shalat Shalat Shalat Shalat Shalat rawatib sunat wudlu' Dluha Tahiyyatul masjid Tahajjud Istikharah sunat mutlak ­ ­ ­ Shalat sunat awwabin Shalat Tasbih Shalat sunat Taubah Shalat sunat Hajat Shalat Tarawih Shalat Witir Shalat 'id (Hari Raya) 15. Shalat dua Gerhana 16. Shalat Istisqa 95 96 98 101 104 114 117 .. : • '. 78 82 83 85 87 92 94 121 123 7 B A B PENGANTAR A. I UMUM HUKUM ISLAM 1. M u k a i l a f Orang mukallaf ialah orang muslim yang dikenai kewajiban atau perintah dan menjauhi larangan agama, kaiena telah dewasa dan berakal {akil baligh) serta telah mendengar seruan agama. 2. Hukum­hukum Islam. H u k u m Islam yang biasa juga disebut hukum syara' terbagi, menjadi lima : a. Wajib ; yaitu suatu perkara yang apabila dikerjakan menda­ pat pahala dan jika ditinggalkan mendapat dosa. Wajib atau fardlu itu dibagi menjadi dua bagian : 1). Wajib *ain ; yaitu yang mesti dikerjakan o l e h setiap orang yang mukallaf sendiri, seperti shalat yang lima waktu, puasa dan sebagainya. 'l). Wajib kifayah ; yaitu suatu kewajiban yang telah dianggap cukup apabila telah dikerjakan oleh sebagian dari orang ­ orang mukallaf. Dan berdosalah seluruhnya jika tidak seorang­ pun dari mereka mengerjakannya, seperti m e n y e m b a h y a n g ­ kan m a y i t dan menguburkannya. b. Sunnat ; yaitu suatu perkara yang apabila dikerjakan menda­ pat pahala dan apabila ditinggalkan tidak berdosa. Sunnat dibagi menjadi dua : 1). Sunnat mu'akkad ; yaitu sunnat yang sangat dianjurkan me­ ngerjakannya seperti shalat tarawih, shalat dua hari raya fithri dan adl­hadan sebagainya. 2). Sunnat ghairu mua'kkad; yaitu sunnat biasa. c. H a r a m ; yaitu suatu perkara yang apabila ditinggalkan mendapat pahala dan jika dikerjakan mendapat dosa, seperti m i n u m ­ m i n u m a n keras, berdusta, mendurhakai orang tua dan sebagainya. 9 d. M a k r u h ; yaitu suatu perkara y a n g apabila dikerjakan tidak berdosa, dan apabila ditinggalkan m e n d a p a t pahala, seperti makan petai dan berambang mentah dan sebagainya. e. M u b a h ; yaitu suatu perkara yang apabila dikerjakan tidak mendapat pahala dan berdosa, dan j i k a ditinggalkan j u g a ti­ dak berdosa dan tidak mendapat pahala. Jelasnya b o l e h saja dikerjakan dan boleh ditinggalkan. 3. SYARAT DAN RUKUN. a. Syarat Syarat ialah suatu y a n g harus ditepati sebelum mengerjakan sesuatu. Kalau syarat ­syarat sesuatu tidak sempurna, maka pe­ kerjaan itu tidak sah. b. Rukun R u k u n ialah sesuatu yang harus dikerjakan dalam m e m u l a i suatu pekerjaan, rukun di sini berarti bagian yang p o k o k seperti m e m b a c a fatihah dalam shalat merupakan p o k o k bagian shalat. Tegasnya shalat tanpa fatihah tidak sah. J a d i shalat dengan fatihah tidak dapat dipisah pisahkan. c. S a h ; Sah artinya cukup syarat rukunnya dai. betul. d. Batal; Batal artinya tidak cukup syarat rukunnya, atau tidak betull. Jadi apabila sesuatu pekerjaan atau perkara yang tidak m e m e n u h i syarat rukunnya berarti perkara itu tidak sah, atau dianggap balai. B. RUKUN ISLAM Rukun Islam ada lima yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 10 Mengucapkan dua kalimat syahadat; artinya mengaku tidak ada T u h a n yang wajib disembah, melainkan A l l a h , dan menga­ kui bahwa N a b i M u h a m m a d saw adalah Utusan A l l a h . Mengerjakan shalat lima w a k t u sehari semalam. Mengeluarkan zakat. Berpuasa dalam bulan R a m a d l a n . Menunaikan ibadat haji bagi yang m a m p u . 1. Dua kalimat Syahadat Dua kalimat syahadat ialah: "Dua perkataan pengakuan yang diucapkan dengan lisan dan dibenari n oleh hati untuk menjadikan diri orang Islam. l.afazh kalimat syahadat ialah : "ASYHADU A N L A A I L A A H A I L L A L L A H , W A — A S Y H A D U ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAH". Artinya : " A k u bersaksi b a h w a tidak ada Tuhan melainkan A l l a h . Dan aku bersaksi bahwa N a b i M u h a m m a d adalah utusan A l l a h " . Jika seorang yang bukan Islam membaca dua kalimat syaha­ dat dengan sungguh­sungguh, yakni membenarkan dengan hati .ipa yang ia ucapkan, serta mengerti apa yang diucapkan, maka masuklah ia ke dalam agama Islam, dan wajiblah ia mengerjakan rukun yang lima. 1 >ua kalimat syahadat masing­masing ialah : 1. Syahadat Tauhid = artinya menyaksikan ke Esaan A l l a h . 'l. Syahadat Rasul = artinya menyaksikan dan mengakui ke Rasulan N a b i M u h a m m a d saw. Bagi orang yang akan memasuki agama Islam, dua kalimat syahadat ini harus diucapkan bersama­sama (berturut­turut) tidak boleh dipisah­pisahkan. 2. Keterangan: Orang­orang yang hendak menjadi m u s l i m / m u k m i n , mula pertama ia harus mengucapkan dua kalimat syahadat dengan fa­ liam maknanya. Orang yang tidak dapat mengucapkan dengan lisan karena bisu atau uzur lainnya, atau karena ajal telah mendahuluinya pa­ dahal hatinya sudah beriman, mereka itu m u k m i n di hadapan A l ­ lah dan akan selamat kelak di hari kemudian. T e t a p i orang yang tidak mau mengucapkannya, maka mereka tetap dihukum kafir. A d a p u n arti Islam ialah tunduk menyerahkan diri kepada, Allah dengan ikhlash. 11 Iman dan Islam satu sama lain tidak dipisah­pisahkan dan sukar pula untuk diperbedakan, karena seseorang tidak akan dapat dikatakan mu'min jika ia tida'k menyerahkan diri dan menjunjung tinggi apa yang telah disampaikan oleh Rasulullah, saw, begitu juga ia tidak akan menyerahkan diri dan menjunjung tinggi jika ia tidak beriman. Karena itu setiap mu'min tentu muslim dan se­ tiap muslim tentu mu'min. Agar lebih jelas tentang arti iman dan Islam, maka dapat disimpulkan sbb, : "Mengikrarkan dengan lidah tentang adanya'Allah, dan hati­ nya membenarkan apa yang diikrarkan oleh lidah, kemudian anggotanya melaksanakan perintah­perintah Allah dan menjauhi larangan. laranganNya". 12 BAB n THAHARAH ( Be rsu c i) A. Arti Thaharah Thaharah artinya bersuci. Thaharah menurut syara ialah suci dari hadas dan najis. Suci dari hadas ialah dengan mengerjakan wudhi', mandi dan tayammum. Suci dari najis ialah menghilangkan najis yang ada di badan, tempat dan pakaian. 1 I. Macam­macam air Air yang dapat dipakai bersuci ialah air yang bersih (suci dan mensucikan) yaitu air yang turun dari langit atau keluar dari bumi yang belum dipakai untuk bercuci. Air yang suci dan mensucikan ialah : 1. Air hujan. 'l. Air sumur. 3. Air laut. 4. Air sungai. 5. Air salju, (i. Air telaga. 7. Air embun. 'l. Pembagian air. Ditinjau dari segi hukumnya, air itu dapat dibagi empat ba­ Kian : I. Air suci dan mensucikan, yaitu air muthlaq artinya air yang masih murni, dapat digunakan untuk bersuci dengan tidak makruh, (air muthlak artinya air yang sewajarnya). 'l. Air suci dan dapat mensucikan, tetapi makruh digunakan, ya­ itu air musyammas (air yang dipanaskan dengan matahari) di tempat logam yang bukan emas. t. Air suci tetapi tidak dapat mensucikan, seperti : a. Air musta'mal (telah digunakan untuk bersuci) menghi­ langkan hadas. Atau menghilangkan najis kalau tidak berubah rupanya, rasanya dan baunya. 13 4. Air mutanajis yaitu air yang kena najis (kemasukan, najis), sedang jumlahnya kurang dari dua kuliah, maka air yi<ng se­ macam ini tidak suci dan tidak dapat mensucikan. Jika lebih dari dua kuliah dan tidak berubah sifatnya, maka sah untuk bersuci. Dua kuliah sama dengan 216 liter, jika berbentuk bak, maka besarnya = panjang 60 cm dan dalam/tinggi 60 cm. Peringatan : Ada satu macam air lagi ialah : Ada satu macam air lagi ialah suci dan mensucikan tetapi ha­ ram memakainya, yaitu air yang diperoleh dari ghashab/mencuri, mengambil tanpa ijin. B. M A C A M ­ M A C A M NAJIS Najis ialah suatu benda yang kotor menurut syara', misalnya : 1. Bangkai, kecuali manusia, ikan dan belalang. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Darah. N anah. Segala sesuatu yang keluar dari kubul dan dubur. Anjing dan babi. Minuman keras seperti arak dan sebagainya. Bagian anggota badan binatang yang terpisah karena dipo­ tong dan sebagainya selagi masih hidup. 1. PEMBAGIAN NAJIS. Najis, itu dapat dibagi 3 bagian : 1. Najis Mukhaffafah (ringan) ; ialah air kencing bayi laki­laki yang belum berumur 2 tahun dan belum pernah makan se­ suatu kecuali air susu ibunya. 2. Najis Mughallazhah (berat) ; ialah najis anjing dan babi dan keturunannya. 3. Najis Mutawassithah (sedang)ialah najis yang selain dari dua najis tersebut diatas, seperti segala sesuatu yang keluar dari kubul dan dubur manusia dan binatang, kecuali air mani, ba­ rang cair yang memabukkan, susu hewan yang tidak halal di­ makan, bangkai, juga tulang dan bulunya, kecuali bangkai bangkai manusia dan ikan serta belalang. 14 Najis mutawassithah dibagi menjadi dua : 1. Najis 'ainiyah ; ialah najis yang berujud, yakni yang nampak dapat dilihat. 2. Najis hukmiyah, ialah najis yang tidak ljelihatan bendanya, seperti bekas kencing, atau arak yang sudah kering dan seba­ gainya, 2. CARA M E N G H I L A N G K A N NAJIS 1. Barang yang kena najis mughallazhah seperti jilatan anjing atau babi» wajib dibasuh 7 kali dan salah satu diantaranya dengan air yang bercampur tanah. 2. Barang yang terkena najis mukhaffafah, cukup diperciki air pada tempat najis itu. 3. Barang yang terkena najis mutawassithah dapat suci dengan cara dibasuh sekali, asal sifat­sifat najisnya {warna, bau dan rasanya) itu hilang. Adapun dengan cara tiga kali cucian atau siraman itu lebih baik. Jika najis hukmiyah cara menghilangkannya cukup dengan mengalirkan air saja pada najis tadi. 3. NAJIS Y A N G D I M A A F K A N ( M A T U ) : Najis yang dimaafkan artinya tak usah dibasuh/dicuci, mi­ salnya najis bangkai hewan yang tidak mengalir darahnya, darah atau nanah yang sedikit, debu dan air lorong­lorong yang me­ mercik sedikit yang sukar menghindarkannya. Adapun tikus atau cecak yang jatuh kedalam minyak atau makanan yang beku, dan ia mati didalamnya, maka makanan yang wajib dibuang itu atau minyak yang wajib dibuang itu, ialah makanan atau minyak yang dikenalnya itu saja. Sedang yang lain boleh dipakai kembali. Bila minyak atau makanan yang dihing­ gapinya itu cair, maka semua makanan atau minyak itu hukum­ nya najis. Karena yang demikian itu tidak dapat dibedakan mana yang kena najis dan mana yang tidak. 4. ISTINJA Segala yang keluar dari qubul dan dubur seperti kencing dan berak,, wajib disucikan dengan air hingga bersih. 5. A D A B B U A N G AIR 1. Jangan di tempat yang terbuka. 15 2. Jangan ditempat yang dapat mengganggu orang lain. 3. Jangan bercakap cakap kecuali keadaan memaksa. 4. Kalau terpaksa buang air ditempat terbuka, hendaknya jangan menghadap kiblat. 5. Jangan membawa dan membaca kalimat Al Qur'an. C. BERWUD LU' Arti wudlu' Wudlu' menurut bahasa artinya bersih dan indah, menurut syara' artinya membersihkan anggota wudlu' menghilangkan hadas kecil. Orang yang hendak melaksanakan shalat, wajib lebih berwudlu', karena wudlu' adalah menjadi syarat sahnya 1. sedang untuk dahulu shalat. 2. Fardlu Wudlu' Fardlunya wudlu' ada enam perkara i 1. Niat : ketika membasuh muka. Lafazh niat wudlu ialah : 1 N A W A I T U L W U D L U U ­ A LIRAF TL HADATSIL ASH — GHARI F A R D L A N LILLAAHI TAAALA. Artinya : "Aku niat berwudlu untuk menghilangkan hadas kecil, far­ dlu karena Allah". 1 2. Membasuh seluruh muka (mulai dari tumbuhnya rambut ke­ pala hingga bawah dagu, dan dari telinga kanan hingga telinga kiri). 3. Membasuh kedua tangan sampai siku­siku. 4. Mengusap sebagian rambut kepala. 5. Membasuh kedua belah kaki sampai mata kaki. 6. Tertib (berturut­turut), aninya mendahulukan mana yang ha­ rus dahulu, dan mengakhirkan mana yang harus diakhirkan. 3. Syarat­syarat wudlu' Syarat­syarat wudlu' ialah : 16 1. Islam. 2. Tamyiz, yakni dapat membedakan baik buruknya sesuatu pe­ kerjaan. 3. Tidak berhadas besar. 4. Dengari air suci lagi mensucikan. 5. Tidak ada sesuatu yang menghalangi air sampai ke anggota wudlu', misalnya getah, cat dan sebagainya. 6. Mengetahui mana yang wajib (fardlu) dan mana yang sunat. 4. Sunat­sunat wudlu 1. Membaca basmalah (Bismillaahirrahmaanirrahiim) pada per­ mulaan berwudlu'. 2. Membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan. 3. Berkumur­kumur. 4. Membasuh lubang hidung sebelum berniat. 5. Menyapu seluruh kepala dengan air. 6. Mendahulukan anggota kanan dari pada kiri. 7. Menyapu kedua telinga luar dan dalam. 8. Meniga kalikan membasuh. 9. Menyela­nyela jari­jari tangan dan kaki. 10. Membaca do'a sesudah wudlu'. 1 5. Yang membatalkan wudlu' 1. Keluar sesuatu dari qubul dan dubur, misalnya buang air kecil maupun besar, atau keluar angin dan sebagainya. 2. Hilang akal sebab gila, pingsan, mabuk dan tidur nyenyak. 3. Tersentuh kulit antara laki­laki dan perempuan yang bukan muhrimnya dengan tidak memakai tutup, (muhrim artinya ke­ luarga yang tidak boleh dinikah). 4. Tersentuh kemaluan (qubul atau dubur) dengan tapak tangan atau jari­jarinya yang tidak memakai tutup (walaupun kema­ luannya sendiri). B E R W U D L U ' 6. C A R A Orang yang hendak mengerjakan shalat wajib lebih dahulu berwudlu', karena wudlu syarat sahnya shalat. Sebelum berwudlu' kita harus membersihkan dahulu najis­ najis yang ada pada badan, kalau memang ada najis. Cara mengerjakan wudlu' ialah: 17 1. Membaca "BISMILLAAHIRRAIJMAANIRRAHIIM", sambil mencuci kedua belah tangan sampai pergelangan tangan dengan bersih. 2. Selesai membersihkan tangan te­ rus berkumur­kumur tiga kali, sambil membersihkan gigi. I—— 2 18 3. 4. Selesai berkumur terus memcuci lubang hidung tiga kali. Selesai mencuci lubang hidung te­ nis mencuci muka tiga kali, mulai dari tempat tumbuhnya rambut kepala hingga bawah dagu, dan dari telinga kanan ke telinga kiri, sambil niat wudlu' sbb. : . NAWAITUL WUDLUU­A LIRAFTL HADATSIL A S H ­ GHARI F A R D L A N L I L L A A H I TA'AALAA. Artinya : "Aku niat berwudlu untuk menghilangkan hadas kecil, fardlu karena Allah". 19 5. Setelah membasuh muka (mencuci muka), lalu mencuci kedua belah tangan hingga siku­siku tiga kali. 5 6. 20 Selesai mencuci kedua belah ta­ ngan, terus menyapu sebagian rambut kepala tiga kali. 7. Selesai menyapu sebagian rambut kepala, terus menyapu kedua be­ lah telinga tiga kali. — — 17 8. Dan yang terakhir mencuci kedua belah kaki tiga kali, dari/sampai mata kaki. 6 21 keterangan : Dalam melaksanakan pekerjaan pekerjaan tersebut diatas, wajib diker­ jakan dengan berturut­turut, artinya yang harus dahulu didahulukan dan yang harus akhir diakhirkan. 7. D O A SESUDAH BERWUDLU' Selesai b e r w u d l u ' disunatkan m e m b a c a d o ' a sambil mene­ ngadah ke kiblat, dan mengangkat kedua belah tangannya. Lafazh b e r d o ' a w u d l u sbb. : " A S Y ­ H A D U A L L A A 1LAAHA 1 L L A L L A A H W A H D A H U L A A SYARIIKA LAHU W A ASYHADU A N N A MU HAM MADA N 'ABDUHU WARASUULUHU. ALLAHUMMAJ'ALINII MINAT ­ T A W W A A B I I N A , W A J ' A L N I I M I N A L M U T A T H A H H I R I I N A WAJ A L N I I M I N 'IBA DI K A S H S H A A L I H I I N A " . •Artinya : " A k u bersaksi tiada T u h a n melainkan A l l a h dan tidak ada yang m e n y e k u t u k a n b a g i ­ N y a . Dan aku bersaksi b a h w a N a b i M u h a m m a d adalah h a m b a N y a dan U t u s a n N y a . Y a A l l a h jadikanlah aku orang y a n g ahli taubat, dan jadikanlah aku orang y a n g suci dan jadikanlah aku dari g o l o n g a n orang­ orang y a n g shaleh". 8. M A N D I . Shalat sebagaimana kita ketahui, sahnya j u ga suci dari hadast besar. Cara menghilangkan hadastbesar dengan mandi wajib, yaitu membasuh seluruh tubuh mulai dari puncak kepala hingga ujui^g 22 kik.. Sebab sebab yang mewajibkan mandi : 1. Bertemunya dua khitanan (bersetubuh). 'l. Keluar mani disebabkan bersetubuh atau dengan lain­lain se­ bab. .S. (Nomor 1 dan 2 dinamakan juga janabat/junub). S. Mati, dan matinya itu bukan mati syahid. 4. Karena selesai nifas (bersalin; setelah selesai,berhentinya ke­ luar darah sesudah melahirkan). V Karena wiladah (setelah melahirkan). (>. Karena selesai haidl. i. F a r d l u m a n d i 1. Niat; berbareng dengan mula­mula membasuh tubuh. Lafazh niat: Artinya : "Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadast besar furdlu karena Allah". 2. Membasuh seluruh badannya dengan air, yakni meratakan air kesemua rambut dan kulit. 3. Menghilangkan najis. b. S u n n a t m a n d i . J. Mendahulukan membasuh segala kotoran dan najis dari selu­ ruh badan. 2. Membaca ' B i sr> i II aah i r r ah m aan i r r abii rn'' pada permulaan mandi. 3. Menghadap kiblat sewaktu mandi dan mendahulukan bagian kanan dari pada kiri. 4. Membasuh badan sampai tiga kali. 5. Membaca do'a sebagaimana membaca do'a sesudah berwudlu. (i. Mendahulukan mengambil air wudlu, yakni sebelum mandi di­ sunatkan berwudlu lebih dahulu. 23 c. Larangan bagi orang yang sedang junub : Bagi merek­ yang sedang berjunub, yakni mereka yang masih berhadas besar tidak boleh melakukan hal­hal sbb. : 1. Melaksanakan shalat. 2. Melakukan thawaf di Baitullah. 3. Memegang kitab suci Al—Qur'an. 4. Membawa/mengangkat Kitab Al—Qur'an. 5. Membaca Kitab Suci Al—Qur'an. 6. Berdiam diri di mesiid. Larangan bagi yang sedang hai di Mereka yang sedang haidl dilarang melakukan seperti terst­ but diatas, dan ditambah larangan sbb. : 1. Bersenang­senang dengan apa yang antara pusat dan lutut. 2. Berpuasa baik sunat maupun fardlu. 3. Dijatuhi talaq (cerai). d. 9. TAYAMMUM a. Arti Tayammum. Tayammum ialah mengusap muka dan dua belah tangan dengan debu yang suci. Pada suatu ketika tayammum itu dapat menggantikan wudlu dan mandi dengan syarat­syarat tertentu. b. Syarat­syarat tayammum. Dibolehkan bertayammum, dengan syarat : 1. Tidak ada air dan telah berusaha mencarinya, tetapi tidak bertemu . 2. Berhalangan menggunakan air, misalnya karena sakit yang apabila menggunakan air akan kambuh sakitnya. 3. Telah masuk waktu shalat. 4. Dengan debuyang suci. c. Fardlu tayammum. 1. Niat (untuk dibolehkan mengerjakan shalat). Lafazh niat : 24 NAWAITUT TAYAMMUMA LI­ISTDBAAHATISH SHALAATI PARDLAN LILLAAHI TA'AALAA. Artinya : "Aku niat bertayammum untuk dapat mengerjakan ^ha­ lit, fardlu karena Allah". — — — — _ _ ^ L . Otmbar 1 Mula mula meletakkan dua belah tangan diatas debu untuk diusapkan ke muka. Artinya : "Aku niat bertayammum untuk dapat mengerjakan shalat lurdlu, fardlu karena Allah". 'l. Mengusap muka dengan debu tanah, dengan dua kali usapan. Gambar 2 25 3. Mengusap dua belah tangan hingga siku siku dengan debu tanah dua kali. 3 Gambar 3. 4. Memindahkan debu kepada anggota yang diusap. 5. Tertib (berturut­turut). Keterangan : Yang dimaksud mengusap bukan sebagaimana menggunakan air dalam berwudlu, tetapi cukup menyapukan saja'dan bukan mengoles­oles sehingga rata seperti menggunakan air. Sunat Tayammum. 1. Membaca basmalah (Bismillaahirrahmaanirrahiim). 2. Mendahulukan anggota yang kanan dari pada yang kiri. 3. Menipiskan debu. Batal tayammum. 1. Segala yang membatalkan wudlu*. 2. Melihat air sebelum shalat, kecuali yang bertayammum karena sakit. 3. Murtad ; keluar dari Islam. f. 26 Cara menggunakan tayammum Sekali bertayammum hanya dapat dipakai untuk satu shalat fardlu saja, meskipun belum batal. Adapun untuk dipakai shalat mnnat beberapa kali cukuplah dengan satu tayammum. Bagi orang yang salah satu anggota wudlunya terbebat (di­ b.dul), maka cukup bebat itu saja diusap dengan air atau tayam ­ i n u i n , kemudian mengerjakan shalat. 10. MENYAPU D U A SEPATU. Menyapu dua sepatu (mas­hul khuffain) termasuk juga salah ftiitu keringanan dalam Islam­. Ia dibolehkan bagi orang yang mene­ tup di kampung dan bagi yang dalam perjalanan musafir. Orang yang sedang dalam perjalanan musafir yang kakinya memakai dua sepatu, kalau hendak berwudlu, maka ia boleh menyapu sepatunya itu dengan air, artinya tidak perlu sepatunya dilepas. Syiirat­syarat menyapu dua sepatu Syarat­syarat menyapu dua sepatu ada empat perkara : I, Bahwa sepatu itu dipakai sesudah sempurna dicuci bersih. Sepatu itu menutup anggota kaki yang wajib dibasuh, yaitu menutupi tumit dan dua mata kaki. 'l. Sepatu itu dapat dibawa berjalan lama. 'l. Jangan ada didalam dua sepatu itu najis atau kotoran. Menyapu dua sepatu hanya boleh untuk berwudlu', tetapi tidak boleh untuk mandi, atau untuk menghilangkan najis. Menya­ pu dua sepatu tidak boleh bila salah satu syarat tidak cukup. Mi­ salnya salah satu dua sepatu itu robek, atau salah satu kakinya lid.ik dapat menggunakan sepatu karena luka. Keringanan ini diberikan bagi yang musafir selama tiga hari lifci» malam sedang yang bermukim ia boleh menyapu sepatunya lunya untuk sehari semalam. 27 BAB m SUNNAT SEBELUM SHALAT Sebelum shalat kita disunatkan mengerjakan adzan dan iqa­ mah. Adzan ialah kata­kata seruan yang tertentu untuk memberi­ tahukan akan masuknya waktu shalat fardlu. Adapun iqamah ialah kata­kata sebagai tanda bahwa shalat akan dimulai. Shalat­shalat sunat tidak disunatkan menggunakan adzan dan iqamah, kecuali shalat sunat yang disunatkan berjama'ah, seperti tarawih, shalat 'ied dan sebagainya, cukup dengan memakai se ­ ruan : ASH­SHALAATUL JAMIAH Artinya : "Marilah kita bersama­sama mengerjakan shalat berjama'ah". Atau dengan seruan dalam shalat tarawih, misalnya : mengucapkan : ASH S H A L A A T U T T A R A A W H H I RAHIMAKUMULLAAHU. Artinya : "Kerjakanlah shalat tarawih semoga Allah melimpahkan rahmat kepada kamu sekalian". Hukum adzan dan iqamah Adzan dan iqamah hukumnya sunnat mu'akkad bagi shalat fardlu, baik dikerjakan berjama'ah maupun sendirian (munfarid). Disunatkan dengan suara yang keras kecuali di mesjid yang sudah dilakukan (sedang dilakukan) shalat berjama'ah. Dikerjakan de­ ngan berdiri dan menghadap kiblat. LAFAZH ALLAAHU AKBAR, ALLAA­ HU A K B A R X 2 28 ADZAN ASY­HADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH 2 X ASY­HADU ANNA MUHAM­ MAD AR R A S U U L U L L A A H 2 X * H A Y Y A ALASH SHALAAH 2X X Y HAYYA 'ALAL F A L A A H 2X XY A L L A A H U AKBAR, A L L A A H U 1 X X AKBAR M LAA I L A A H A I L L A L L A A H 1 X X \ Keterangan : I. Dalam adzan shalat shubuh, diantara kalimat "Hayya 'alal falah" dan "Allahu Akbar, Allahu Akbar", yakni antara ka­ limat ke 5 dan ke 6 ditambah kalimat : A S H ­ S H A L A A T U KHAIRUM M I N A N N A U M L 2 X Artinya : "Shalat itu lebih baik dari pada tidur". II. Waktu menyerukan kalimat "Hayya 'alash shalaah", disunat­ kan berpaling ke kanan, dan ketika menyerukan kalimat "Hayya 'alal falah", berpaling kc kiri. III. Hayya 'alash shalaah, artinya "Marilah shalat", dan Hayya 'alal falah, artinya : "Marilah menuju kemenangan (keun tungan atau kebahagiaan). DO'A SESUDAH A D Z A N Selesai muad/in mengumandangkan adzan, baik yang adzan maupun yang mendengarkan, disunatkan membaca do'a sbb.: 29 A L L A H U M M A RABBA HAADZIHID DA'WATIT T A A M M A T I WASH SHALAATIL Q A A ­ I M A T I , A ATI L S A Y Y I D I N A A M U H A M M A D A N I L WASH L A T A W A L F A D L I I L A T A W AS Y SY­ARAFA W A D D A R A J A T A L A A L I Y A T A R RAFH A T A , WAB'ATSHUL M A Q A A M A L M A H M U U D A L L A D Z H W A ' A D TAHU INNAKA L A A TUKHLIFUL M H ­ A A D A . Artinya : "Ya Allah Tuhan yang memiliki panggilan ini, yang sempurna dan memiliki shalat yang didirikan. Berilah junjungan kami Nabi Muhammad, wasilah dan keutamaan serta kemuliaan dan derajat yang tinggi, dan angkatlah ia ke tempat yang terpuji sebagaimana Engkau telah janjikan. Sesungguhnya Engkau ya Allah Dzat Yang tidak akan mengubah janji". LAFAZH IQ A M AH Lafazh iqamah itu sama dengan adzan, hanya adzan diucap­ kan masing­masing dua kali, sedang iqamah cukup diucapkan se­ kali saja. Dan diantara kalimat ke 5 dan ke 6 ditambah kalimat : Q A D OAAMATISH S H A L A A H " X 2 Artinya : "Shalat telah dimulai". Iqamah sunat diucapkan agak cepat dan dilakukan dengan suara agak rendah dari pada adzan. 30 Lafazh Iqamah : ALLAAHU AKBAR, AL ­ LAAHU AKBAR I X ^ r AA „ u LL A L LLAA Tx ASY­HADU ANNA MUHAM MADAR RASUULULLAAH 1 X HAYYA ALASH SHALAAH 1 X HAYYA 'ALAL *> J ffiij\\ , >o * ' X FALAAH I X QAD OAAMATISH SHA ­ LAAH 2X ALLAAHU AKBAR, AL — LAAHU AKBAR I X JoWif v x X > ^ v t£"»* O J V ^ L ' s " **?15U3 > •­ ­ t l XY LAAILAAHA ILLALLAAHU I X > ^ a ^ i SUNNAT MENJAWAB ADZAN DAN IQ AM A H Bagi yang mendengar suara adzan, maka sunnah menjawab­ nya, dengan jawaban yang sama seperti apa yang tersebut dalam kalimat adzan dan iqamah, kecuali pada kalimat kalimat : "Hayya 'alash slialah" dan "Hayya *alal falah", aka jawabnya : m LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLA BILLAAHI Artinya : 'Tidak ada daya upaya dan tidak ada kekuatan, kecuali de­ lgan pertolongan Allah". Dan pada adzan shubuh, ketika muadzdzin mengucapkan kalimat : 31 ASH A S H A L A A T U KHAIRUM MINAN N A U M L 2 X Kita yang mendengar menjawab : SHADAQTAWABARARTAWA ANAA MINASY SYAAHIDIINA. A L A A DZAALIKA Artinya : "Benar dan baguslah ucapanmu itu dan akupun atas yang de­ mikian termasuk orang­orang yang menyaksikan". Jawaban bagi yang mendengar iqamah : Bagi yang mendengar iqamah, kalimat demi kalimat yang terdengar dijawab sama seperti yang diucapkan oleh muadzin, kecuali pada kalimat: "QAD QAAMATISH", maka dijawab de­ ngan lafazh sbb. : A Q A A M A H A L L A A H U WA A D A A M A H A A WAJA'ALANU MIN SHAALIHI A H L I H A A . Artinya : "Semoga Allah mendirikan shalat itu dengan kekarnya, dan semoga Allah menjadikan aku ini, dari golongan orang yang sebaik­ baiknya ahli shalat". Do'a setelah mendengar kiamat : A L L A A H U M M A R A B B A HADZIHID DATVATIT TAAMMATI 32 WASH SHALAATIL O A A ­ I M A T I , SHALLI WASALLIM ALAA S A Y Y I D I N A A MUHAMMADIN, W A AATIHI S I T ­ LAI1U Y A U M A L Q I Y A A M A T I . Artinya : " Y a Allah Tuhan yang memiliki panggilan yang sempurna, dan memiliki shalat yang ditegakkan, curahkanlah rahmat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad, dan berilah/kabul­ kanlah segala permohonannya pada hari kiamat". SYARAT SYARAT M U A D Z ­ D Z I N . 1. Beragama Islam. 2. Tamyiz dan laki­laki. Makruh bagi orang yang berhadas kecil atau besar. Dan di­ sunatkan menyerukan adzan dengan suara yang nyaring dan mer­ du. 33 BAB IV S H A L A T A. Arti shalat : Shalat ialah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadat, da ­ lam bentuk beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai de­ ngan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat­sya­ rat yang telah ditentukan syara' . 1. Dalil yang mewajibkan shalat Dalil yang mewajibkan shalat banyak sekali, baik dalam Al — Qur'an maupun dalam Hadis Nabi Muhammad saw. Dalil ayat­ayat Al—Qur'an yang mewajibkan shalat antara lain : W A ­ A O I I M U S H SHALAATA W A ­ A A T U Z Z A K A A T A WAR KA'UU MA'ARRAAKIIIN Artinya : "Dan dirikanlah shalat, dan keluarkanlah zakat, dan tunduk­ lah / ruku' bersama sama orang­orang yang pada ruku' ( S. Al­Baqarah, ayat 43 ) W A ­ A O I M I S H S H A L A A T A INNASH S H A L A A T A 'ANI L F A K H S Y A A ­ I W AL M U N K A R I . TANHAA Artinya : "Kerjakanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan yang jahat (keji) dan yang mungkar". ( S.­Al­'Ankabut, ayat 45 ) Perintah shalat ini hendaklah ditanamkan ke dalam hati dan jiwa anak­anak dengan cara pendidikan yang cermat, dan di­ 34 lakukan sejak kecil, sebagaimana tersebut dalam hadis Nabi Mu ­ hammad saw sbb. : M U R U U A U L A A D A K U M BISH S H A L A A T I W A H U M A B NAA—U SAB'IN W A D L ­ R I B U U H U M 'ALAIHAA WAHUM A B N A A ­ U 'ASYRIN. Artinya : "Perintahlah anak­anakmu mengerjakan shalat diwaktu usia mereka meningkat tujuh tahun, dan pukullah (kalau enggan me­ lakukan shalat) di waktu mereka meningkat usia sepuluh tahun". ( H R Abu Dawud ) 2. SYARAT­SYARAT 1. 2. 3. 4. 5. 7. 8. Beragama Islam. Sudah baiigh dan berakal. Suci dari hadas. Suci seluruh anggota badan, pakaian dan tempat. Menutup aurat, laki­laki auratnya antara pusat dan lutut, se­ dang wanita seluruh anggota badannya kecuali muka dan dua belah tapak Jangan. Masuk waktu yang telah ditentukan untuk masing­masing sha­ lat. Menghadap kiblat, Mengetahui mana yang rukun dan mana yang sunat. 3. RUKUN G. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. SHALAT. SHALAT. Nial. Takbiratul ihram. Berdiri tegak bagi yang berkuasa ketika shalat fardlu. Boleh sambil duduk atau berbaring bagi yang sedang sakit. M e m b a c a surat Al—Fatihah pada tiap­tiap raka'at. R u k u ' dengan thuma'ninah. IVidal dengan thuma'ninah. Sujud dua kali dengan thuma'ninah. Duduk antara dua sujud dengan thuma'ninah. Duduk tasyahhud akhir dengan thuma'ninah. M e m b a c a tasyahhud akhir. M e m b a c a shalawat Nabi pada tasyahhud akhir. 35 12.. M e m b a c a sulam yang pertama. 13. T e r t i b ; berurutan mengerjakan 4/ Y A N G MEMBATALKAN rukun­rukun tersebut. SHALAT. Shalat itu batal (tidak sah) apabila salah satu syarat rukun­ nya tidak dilaksanakan, atau ditinggalkan dengan sengaja. Dan shalat itu batal dengan hal­hal seperti tersebut dihawah ini : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12­ 5. Berhadas. Terkena najis yang tidak dimaalkan. Berkata­kata dengan sengaja walaupun dengan satu hurul yang m e m b e l i k a n pengertian. Terbuka auratnya. Mengubah niat, misalnya ingin memutuskan shalat. Makan atau minum meskipun sedikit. Bergerak berturut­turut tiga kali seperti melangkah atau ber­ jalan sekali yang bersangatan. Membelakangi kiblat. Menambah rukun yang berupa perbuatan, seperti rukun dan sujud. T e r t a w a berbahak­bahak. Mendahului i m a m n y a dua rukun. Murtad, artinya keluar dari Islam. SUNAT DALAM MELAKUKAN SHALAT. Waktu mengerjakan shalat ada dua sunat, yaitu sunat Ab'acl dan sunat Ilai'at. 1. Sunat Ab'adl. 1. 2. 3. 4. M e m b a c a tasyahhud awal. M e m b a c a shalawat pada tasyahud awal. M e m b a c a shalawat atas keluarga Nabi saw pada tasyahud akhir. M e m b a c a qunul pada shalat shubuh, dan shalat witir da­ lam pertengahan bulan Ramadlan, hingga akhir bulan Ramadlan. 2. Sunat Hai'at 1. Mengangkat kedua belah tangan ketika takbiratul ihram, ke­ tika akan ruku , dan ketika berdiri dai i ruku' . 1 36 2. Meletakkan telapak tangan yang kanan di atas pergelangan yang kiri ketika bordekap (sedakep ) . 3. Membaca do'a iftitah sehabis takbiratul ihram. 4. Membaca ta'awwud/ (Auudzu billaahi minasy syaithaanirra­ jiim) ketika hendak membaca fatihah. 5. Membaca amin sesudah membaca fatihah. 6. Membaca surat Al—Qur'an pada dua raka'at permulaan (raka­ 'at pertama dan kedua) sehabis membaca fatihah. 7. Mengeraskan bacaan fatihah dan surah pada raka'at pertama dan kedua pada shalat maghrib, 'isya dan shubuh selain ma'mum. 8. Membaca takbir ketika gerakan naik turun. 9. Membaca tasbih ketika ruku' dan sujud. 10. Membaca "Sami'allaahu liman hamidah" ketika bangkit da­ ketika ri ruku' dan membaca "Rabbanaa lakal hamdu i'tidal. 1 1. Meletakkan telapak tangan diatas paha waktu duduk bertasya­ hud awal dan akhir, dengan membentangkan yang kiri dan menggenggamkan yang kanan kecuali jari telunjuk. 12. Duduk iftirasy dalam semua duduk shalat. 13. Duduk tawarruk (bersimpuh) pada waktu duduk tasyahud akhir. 14. Membaca salam yang kedua. I 5. Memalingkan muka ke kanan dan ke kiri masing­masing waktu membaca salam pertama dan kedua. M 6. MAKRUH SHALAT. Orang vang sedang shalat dimakruhkan : 1. Menaruh telapak tangannya di dalam lengan bajunya ketika takbiratid ihram, ruku' dan sujud. 2. Menutup mulutmu rapat­rapat. 3. Terbuka kepalanya. 4. Bertolak pinggang. 5. Memalingkan muka ke kiri dan ke kanan. 6. Memejamkan mata 7. Menengadah ke langit. 8. Menahan hadas. 9. Berludah. 10. Mengerjakan shalat diatas kuburan. 11. Melakukan hal­hal yang mengurangi ke khusyu'an shalat. 37 7. PERBEDAAN L A K I ­ L A K I D A N W A M T A DALAM S H A ­ LAT. Laki­laki: Wanita": 1. Merenggangkan dua siku ta­ ngannya dari kedua lambung uya waktu ruku' dan sujud. 1. Merapatkan satu anggota kepada anggota lainnya. 2. Waktu ruku' dan sujud meng­ angkat perutnya dari dua pa­ hanya. 3. Menyaringkan suaranya/baca­ annya di tempat keras. 2. Meletakkan perutnya pada dada, dua pahanya ketika ruku' dan sujud. 3. Merendahkan suaranya/ba­ caannya di hadapan laki­ laki lain, yakni bukan muhrimnya. 4. Bila menderita sesuatu mem­ baca/tasbih, yakni membaca "Subhaanallah". 4. Bila menderita sesuatu bertepuk tangan, yakni ta­ ngan yang kanan dipukul­ kan pada punggung tela­ pak tangan kiri. 5. Auratnya dalam shalat ba — rang antara pusat dan lutut. 5. Auratnya dalam shalat se­ luruh tubuhnya, kecuali muka dan dua belah tela­ pak tangan. 8. HAL HAL Y A N G MUNGKIN DILUPAKAN. Dalam melaksanakan shalat mungkin pula ada hal ­ hal yang dilupakan, misalnya t 1. Lupa melaksanakan yang fardlu. 2. Lupa melaksanakan sunat ab'adl. 3. Lupa melaksanakan sunat hai'at. I. Jika yang dilupakan rtu fardlu, maka tidak cukup diganti dengan sujud sahwi. Jika orang telah ingat ketika ia sedang shklat, haruslah cepat­cepat ia melaksanakannya; atau ingat setelah salam, sedang jarak waktunya masih sebentar, maka wajiblah ia menunaikannya apa yang terlupakan, lalu sujud 38 sahwi (sujud sunat karena lupa). I I . Jika yang dilupakan itu sunat ah'adi ; maka tidak perlu diu ­ langi, yakni kita meneruskan shalat itu hingga selesai, dan se­ belum salam kita disunatkan sujud sahwi. I I I . Jika yang terlupakan itu sunat hai'at ; maka tidak perlu di­ ulangi apa yang dilupakan itu, dan tidak perlu sujud sahwi. Lafazh sujud sahwi : SUBHAANA MAN LAA YANAAMU WALAA YAS­HU. Artinya : "Mahasuci Allah yang tidak tidur dan tidak lupa". Sujud sahwi itu hukumnya sunat, dan letaknya sebelum sa­ lam, dikerjakan dua kali sebagaimana sujud biasa. Apabila orang bimbang atau ragu­ragu tentang jumlah bi­ langan raka'at yang telah dilakukan, haruslah ia menetapkan yang yakin, yaitu yang paling sedikit dan hendaklah ia sujud sah­ wi. 39 B. B A C A A N ­ B A C A A N D A L A M SHALAT 1. C A R A ­ C A R A MENGERJAKAN a. Berdiri tegak menghadap kiblat dan niat mengerjakan shalat. Niat shalat menurut shalat yang sedang dikerjakan, misalnya shalat shubuh dan sebagainya. (Niat shalat ialah didalam hati, dan untuk memudahkan da­ pat pula kita pelajari seperti yang terlampir didalam buku ini). b. Lalu mengangkat kedua belah tangan serta membaca " A L L A ­ HU AKBAR". > * 9 (Takbiratui ihram) 40 SHALAT Setelah takbiratul ihram kedua belah tangannya disedakapkan pada dada. Kemudian membaca do'a iftitah. 2. BACAAN DO'A IFTITAH. ALLAHU AKBAR KABUR AA W A L HAMDU LILLAHI WA ­ KATSIIRAA W A S I H ­H.AA.N ALLAHI BUKRATAN ASHI1LAA. INN1I WAJJAAHTU WAJHIYA LILLADZ1I FATHARASSA­ MAAWAATI W A L ­ A R D L A HANIIFAN MUSLIM AN W AM A A A N A A Ml NAL MUSYRIKIINA INNA SHALAATII WANUSUKII . W A M A H Y A A Y A W AM A— MA ATI ( LILLAAHI RABBIL ' A A L A M I I N A . LAASYARIIKA L AH U WABIDZAALIKA UMIRTU W A A N A A MIN AL MUS­ LIMIN. 41 Artinya : "Allah Maha Besar lagi sempurna Kcbesaran­Nya, segala puji bagi­Nya dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. Kuhadapkan muka hatiku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin. Sesungguhnya shalatku ibadatku, hidupku dan matiku semata hitnya untuk Allah Seru sekalian alam. Tidak ada sekutu bagi­Nya dan dengan aku diperintahkan untuk tidak menyekutukan bagi­Nya. Dan aku dari golongan orang muslimin. Do'a iftitah yang lain. Atau boleh juga membaca do'a iftitah dengan do'a sbb.: "ALLAHUMMA BAA­'ID B A I M I WABAINA KHATHAA Y A A Y A K A M A A BAA­'ADTA B AIN A L MASYRIOI W A L MAGHRIBI. 'ALLAHUMMA NAQQINI1 MIN K H A T H A A Y A A Y A K A M A A YUNAOOATS TSAUBUL ABYADLU MINAD DANASL MIN K H A T A A Y A A Y A BILMAA­I ALLAHUMMAGHSILNU WASTSALJI W A L B A R A D I " Artinya : "Ya Allah,­jauhkanlah dari pada kesalahan dan dosa sejauh antara jarak timur dan barat. Ya Allah bersihkanlah aku dari segala kesalahan dan dosa bagai­ kan bersihnya kain putih dari kotoran. Ya Allah, sucikanlah kesalahanku dengan air, dan air salju yang sejuk". 42 3. SURAT FATIHAH. Selesai membaca do'a iftitah, kemudian membaca surat Fa­ tihah sbb. : * ^*~\ )a^V 1 i B1SMILLAHIRRAHMAANIRRAHUM. "ALHAMDU LILLAHI RABBIL 'AALAMDN. ARRAHMAANIRAHIIM.. MAALIKJ YAUMIODIIN. I Y Y A A K A N A B U D U W A I Y Y A A K A NASTATIN' IHD1NASH SH1RAATHAL MUSTAODM. SHIRAATHAL LADZIINA AN­'AMTA 'ALAIHIM. GHAIRIL MAGHDLUUBI ALAIHIM W A L A D L DLAALLIJN" AAMIIIN. Artinya : "Dengan nama Allah pengasih dan penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Yang pengasih dan penyayang. Yang menguasai hari kemudian. Pada­Mu lah aku mengabdi dan kepada­Mu lah aku meminta pertolongan. Tunjukilah kami ke jalan yang lurus. Bagaikan jalannya orang­orang yang telah Engkau beri ni'mat. Bukan jalan mereka yang pernah Engkau murkai, atau jalannya orang­orang yang sesat". 43 4. BACAAN SURAT­SURAT DIHAFAL. Y A N G PENDEK DAN MUDAH Selesai membaca fatihah dalam raka'at yang pertama dan ke­ dua bagi orang yang shalat sendirian atau imam, disunatkan membaca surat atau ayat Al­Qur'an. Surat­surat yang dibaca dalam shalat antara lain : Surat Ari­Nas : BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHHM. OUL A'UUDZU BIRABBIN N A A S . MALIKIN NAAS, ILAAHIN NAAS. MIN SYARRIL WAS­WAASIL K H A N N A A S . A L L A D Z I I YUWASWISU FH SHUDUURIN NAAS. MINAL JINNATI W A N NAAS. Artinya : Dengan nama Allah pengasih dan penyayang. "Katakanlah (hai Muhammad) ! Aku mohon perlindungan pada Tuhannya manusia. Yang menguasai manusia. (Yang, menjadi) Tuhan manusia. Mohon perlindungan dari pada kejahatan was­was (pengganggu hati) yang menggoda. Ialah yang menggoncangkan hati manusia. Baik dari jenis jin maupun manusia".­ Surat Ikhlas h : BISMILLAAHIRRAHM AANIRRAHIIM. "QUL H U W A L L A A H U A H A D . ALLAAHUSH SHAMAD. LAM Y A L t D W A L A M Y U U L A D . W A L A M Y AKU L L A H U U K U F U W A N AHAD". Artinya : Dengan nama Allah pengasih dan penyayang. "Katakanlah (hai M u h a m m a d ) ! A l l a h itu Esa. Allah tempat meminta. Tiada la beranak dan tiada pula Ia dilahirkan. Dan tak ada bagi­Nya seorangpun yang m e n y e r u p a i ­ N } 5. RUKU' : Selesai membaca surat, lalu mengangkat kedua belah tangan se­ tinggi telinga seraya membaca " A L ­ lAHU A K B A R " , terus badannya mernb ungkuk, kedua tangannya memegang lutut dan ditekankan an­ tara punggung dan kepala supaya rata. Setelah cukup sempurna bacalah tasbih sebagai berikut : "SUBHAANA R A B B I Y A L ' A — DZHIIMI WABIHAMDIHI " 3 kali Artinya : "Mahasuci Tuhan Maha A g u n g serta memujilah aku k^pada­Nya". 6. ITIDAL : Selesai ruku', terus bangkit­ lah tegak dengan mengangkat kedua belah tangan setenlang telinga, se­ raya membaca sbb. : "SAMFALLAAHU MIDAH". LIMAN H A ­ Artinya : "Allah mendengar orang yang mcmuji­Nya". Pada waktu berdiri tegak (i'tidal) terus membaca : "RABBANAA L A K A L HAMDU MIL­ USSAMAAWAATI WA MIL­UL ARDLI WAMIL U M A A SYI'TA MIN SYAITN BA' DU". Artinya : " Y a Allah Tuhan kami ! Bagi­ Mu segala puji, sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh barang yang Kau kehendaki sesudah itu". 7. SUJUD: Setelah i'tidal terus sujud (ter­ sungkur kebumi) dengan meletak­ kan dahi kebumi, dan ketika turun seraya membaca " A L L A H U A K B A R " , dan setelah sujud mem ­ baca tasbih sbb. : 46 "SUBHAANA RABBIYAL A ' L A A WABIHAMDIHI " 3 kali. Artinya : "Maha suci Tuhan, serta memujilah aku kepada­Nya". DUDUK N T Akemudian R A D U A duduk SUJUDserta : Setelah A sujut membaca A K B A R " dan setelah duduk membaca : 8. "ALLAHU RABBIGHFIRLB WARHAMNII WAJBURNII WARFA'NII W A R Z U O N H WAHDIN1I W A ' A A F I N H W A F U A N N I I . Artinya : "Ya Allah, ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku dan cukup­ kanlah segala kekurangan dan ang­ katlah derajat kami dan berilah rizqi kepadaku, dan. berilah aku petunjuk dan berilah kesehatan kepa­ daku dan berilah ampunan kepada­ ku". 9. SUJUD KEDUA : Sujud kedua ketiga dan keem­ pat dikerjakan seperti pada waktu sujud yang pertama, baik caranya maupun bacaannya. 47 19. DUDUK TASYAHUD/TAH YAT A W A L : ­ Pada raka'at kedua, kalau sha­ lat kita tiga raka'at atau empat raka'at, maka pada raka'at kedua ini kita duduk untuk membaca tasya­ hud/tahyat awal, dengan duduk kaki kanan tegak dan telapak kaki kiri diduduki. BACAAN T A S Y A H U D / T A H Y A T AWAL: "ATTAHIYAATUL MUBAARAKAATUSH SHALAWAA ­ TUTH THAYY1BAATU L I L L A A H . ASSALAAMU ALAIKA AYYUHAN NABIYYU W A R A H ­ MATULLAAH1 W A B A R A K A A T U H ASSALAAMUALAINAA W A ' A L A A TBAADILLAAHISH SHAALIHHN. ASY­HADU A L L A A ILAAHA I L L A L L A A H , W A ASYHADU A N N A MUHAMMADAR R A S U U L U L L A A H . A L L A A H U M M A SHALLI A L A A SAYYIDINAA M U H A M ­ MAD". 48 Artinya : Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan bagi Allah. Salam, rahmat dan berkahNya kupanjatkan kepadamu wahai Na­ bi (Muhammad). Salam (keselamatan) semoga tetap untuk kami seluruh hamba yang shaleh­shaleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah'. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Alh.h. Ya Allah ! Limpahilah rahmat kepada Nabi Muhammad". 11. TASYAHUD AKHIR : Bacaan tasyabud/tahyat akhir ialah seperti tahyat awal yang' ditambah dengan shalawat atas warga Nabi Muhammad, d*.n lafadhnya sbb. : "WA A L A A A A L I SAYYIDINAA MUHAMMAD". Artinya : "Ya Allah ! Limpahilah rahmat atas keluarga Nabi Muham­ mad !!. Cara duduk pada tahyat ialah : 1). Supaya pantat langsung keta­ nah, dan kaki kiri dimasukkan kebawah kaki kanan. ­)• J^J'i­jari kaki kanan tetap mene­ kan ke tanah, (seperti gambar N<>. 9 ) . Pada tahyat akhir disunatkan membaca shalawat Ibrahimiyah. 49 "K AM A SHALLAITA 'ALAA SAYYIDINAAIBRAAHIIMA WA'ALAA AALI S A Y Y I D I N A A IBRAAHIIM W ABA ARIK 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD WA­'ALAA AALI S A Y Y I D I N A A MUHAMMAD. KAMAA BAARAKTA A L A A S A Y Y I D I N A A IBRAAHIIMA WA ' A L A A AALI S A Y Y I D I N A A IBRAAHIIM F I L ' A A L A MIINA I N N A K A HAMIIDUM MAJIID'. Artinya : "Sebagaimana pernah Engkau beri rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahilah berkah atas Nabi Muhammad beserta para ke­ luarganya. Sebagaimana Engkau memberi berkah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Diseluruh alam semesta Engkaulah yang terpuji, dan Maha Mulia". 12. S A L A M : Selesai tahyat akhir, kemudian salam dengan menengok kekanan dan kekiri dengan membaca : "ASSALAAMU 'ALAIKUM W A ­ RAHMATULLAAHI Artinya : "Keselamatan dan rahmat AI­ 50 lah semoga tetap pada kamu seka­ lian". Keterangan : 1. Waktu membaca salam yang pertama, muka kita menengok ke kanan, dan waktu membaca salam yang kedua muka kita menengok ke kiri. (Seperti pada gambar No. 10). 2. Dengan salam ini maka berakhirlah shalat kita. 13. DO'A OUNUT : Apabila mengerjakan shalat shubuh, maka pada raka'at yang kedua, pada waktu i'tidal berdiri tegak dari ruku' setelah mem — baca: "RABBANAA LAK A L HAMDU " lalu membaca qunut sbb. : "ALLAHUMMAH DIINII FIIMAN HADAIT" W A AAFINII FIMAN AAFAIT. W A T A W A L L A N I I FIIMAN T A W A L L A I T WABAARIKLII FIIMAA A'THAIT. WAOINll BIRAHMATIKA SYARRA MAA QADLAIT. FA INNAKA TAQDLII W A L A A 51 Y U O D L A A 'ALAIK, WA­INNAHU L A A Y A D Z I L L U MAN W A A L A I T . W A L A A Y A ' I Z Z U M A N AADAIT. T A B A A R A K T A 'ALAA R A B B A N A A W A T A 'AALAIT. F A L A K A L H AM D U MAA QADLAIT ASTAGHFIRUKA W A ­ATUUBU I LAIK. WASHALLALLAAHU'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN NABYYIL UMMIYYI W A ­ ' A L A A AALIHI WASHAHBIHI WASALLAM". Artinya : "Ya Allah, berilah aku petunjuk seperti orang­orang yang telahEngkau beri petunjuk. Berilah aku kesehatan seperti orang yang telah Engkau beri ke­ sehatan. Berilah berkah pada segala apa yang telah Engkau berikan kepadaku. Dan peliharalah aku dari kejahatan yang Engkau pastikan. Sesungguhnya tidaklah akan hina orang­orang yang telah Engkau beri kekuasaan. Dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi. Maha berkahlah Engkau dan Maha Luhurlah Engkau. Segala Puji bagiMu atas yang telah Engkau pastikan. Aku mohon ampun dan kembalilah (taubat) kepada Engkau. Semoga Allah memberi rahmat, berkah dan salam atas Nabi Muhammad beserta keluarganya". 14. 'l. NIAT NIAT SHALAT FARDLU. Niat Shalat Dhuhur. USHALLII FARDHADH DHUHRI ARBA'A RAKAAATIN MUSTAOBILAL OIBLATI ADAA­AN (MAMUUMAN / I M A A M A N ) LILLAHI T A ' A A L A " . A L L A H U AKBAR. Artinya : ­ "Saya menyengaja shalat fardlu dhuhur empat raka'at meng­ hadap <jiblat (ma'muman/imaman) karena Allah". Allahu Akbar, 52 2. Niat Shalat Ashar. "USHALLII F A R D L A L ASHRI ARBA'A RAKA'AATIN MUSTAOBILAL OIBLATI ADAA­AN ( M A ' M U M A N / I M A M A N ) LILLAHI T A ' A A L A A " . A L L A H U AKBAR. Artinya : "Aku menyengaja shalat fardlu 'Ashar empat raka'at meng­ hadap qiblat (ma'muman / imaman) karena Allah". Allahu Akbar. 3. Niat shalat Magrib. "USHALLII F A R D L A L MAGHRIBI TSALAATSA RAKA' AATIN MUSTAOBILAL OIBLATI A D A A ­ A N ( M A ' M U U M A N / IMAAMAN) LILLAAHI T A ' A A L A A " . A L L A H U AKBAR. Artinya : "Aky menyengaja shalat fardlu maghrib tiga raka'at meng­ hadap qiblat (ma'muman/imaman) karena Allah". Allahu Akbar. 4. Niat Shalat 'Isya. "USHALLII F A R D L A L TSYAA­I ARBA'A RAKA'AATIN MUTAQBILAL OIBLATI A D A A ­ A N ( M A ' M U U M A N . , / I M A A M A N ) LILLAHI T A ' A A L A " . A L L A H U AKBAR. Artinya : "Aku menyengaja, shalat fardlu 'Isya empat raka'at meng­ hadap qiblat (ma'muman/imaman) karena Allah". Allahu Akbar. 5. Niat Shalat Shubuh. "USHALLII FARDLASH SHUB­HI RAK ATAINI MUSTAO­ BILAL OIBLATI ADAA­AN ( M A ' M U M A N / I M A M A N ) L I L L A ­ HI T A ' A A L A A " . A L L A H U AKBAR. Artinya : "Aku menyengaja shalat fardlu shubuh dua raka'at meng ­­ hadap qiblat (ma'muman/imaman) karena Allah". Allahu Akbar. 6. Niat Shalat Jum'at­ "USHALLII F A R D L A L JUM'ATI RAK.'ATAINI MUSTAOBI LAL OIBLATI A D A A ­ A N (MA'MUUMAN / IMAAMAN ) LILLAAHI T A ' A A L A A " A L L A H U AKBAR. Artinya : "Saya menyengaja shalat fardlu Jum'at dua raka'at meng­ hadap qiblat (ma'muman/imaman) karena Allah". Allahu Akbar. 15. 54 DO'A SESUDAH SHALAT. 1. "B1SMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM. RABBIL 'AALAMIIN, HAMDAN ALHAMDU LILLAAHI YUWAAFII NI'AMAHU W A Y U K A A F I I MAZIIDAHU. Y A RABBANAA LAKAL HAMDU KAMAA Y A N BAGHH LIJALAALI W A J H I K A W A A Z H I I M I SULTHAANIKA. ALLAHUMMA SHALLI 'AL A A S A Y Y I D I N A A M U H A M M A ­ DIN W A ' A L A A A A L I S A Y Y I D I N A A MUHAMMAD". Artinya : Dengan nama Allah Pengasih dan Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Dengan puji yang sebanding dengan ni'mat­Nya dan menjamin tambahannya. Y;i Allah Tuhan kami, bagi­Mu segala puji dan segala apa yang patut atas keluhuran DzatMu dan keagungan kckuasaanMu. "Ya .Mlah ! Lirnpahkaniah rahmat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad dan sanak keluarganya". 2. "ALLAHUMMA RABBANAA TAQABBAL MINNAA SHALAATAANA WASHI Y A AMAN A A WARUKUU'ANAA WASUJUUDANAA W A Q U ' U U D A N A A W A T A D L A R R U ' A N A A , W A T A K H A S Y S Y L" A N A A WATA'ABBUDANAA, WATAM­ MIM TAOSHIIRANAA Y A A A L L A H Y A A R A B B A L ' A A L A ­ MIIIV". 55 Artinya : "Ya Allah terima shalat kami, puasa kami, ruku' kami, sujud kami, duduk rebah kami, khusyu' kami, pengabdian kami, dan sempurnakanlah apa yang kami lakukan selama shalat ya Allah. Tuhan seru sekalian Alam". 3. RABBANA D Z H A L A M N A A A N F U S A N A A WA­IN L AM TAGHFIR L A N A W A T A R H A M N A A L A N A K U U N A N N A M l ­ N A L KHAASIRIIN". RABBANA A W A L A A TAHMIL ' A L A I N A A ISHRAN K AM A H A M A L T A H U L ' A L A L LADZIINA MIN Q A B L I N A A R A B ­ B VNAA W A L A A TUHAMMILNAA M A A L A A T H A A O A T A L ­ N A A BIHII W A T U ' A N N A A WAGHFIR LAN A A WAR HAMNAA ANTA MAULAANAA FANSHURNAA 'ALAL OAUMIL KAAFIRIIN". A I .inya : ­ Ya Allah ! Kami telah aniaya terhadap diri kami sendiri, karena itu ya Allah jika tidak dengan limpahan ampunan­Mu dan rahmat­Mu niscaya kami akan jadi orang yang sesat. Ya Allah Tuhan kami ! Janganlah Engkau pikulkan atas diri kami beban yang berat sebagaimana yang pernah Engkau bebankan kepada orang yang terdahulu dari kami. Ya Allah Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan atas diri kami apa yang diluar kesanggupan kami­ Ampunilah dan limpahkan­ lah rahmat ampunan terhadap diri kami ya Allah. Ya Allah Tuhan kami, berilah kami pertolongan untuk melawan orang yang tidak suka kepada agamaMu. :>6 4. RAHB \ N \ \ LA A TUZICH Q U L U U B A N A A BA'DA IDZ HADA1TANAA W'AH AB LAN A A MIN LADUNKA RAHMAT­ A N INNAKA ANTAL W AHHAAB. Artinya : "Ya Allah Tuhan kami, janganlah Engkau sesatkan hati kami sesudah mendapat petunjuk, berilah kami karunia. Engkaulah L A.NA A WALIWA ALIDINAA WALI 3. R A B H A N A U I K I R lAMIJ'IL ML'SLIMIIW W AL MUSLIMAATI W AL MU'MINIINA W \ L Ml M I Y W T I . AL AHYAA­I­ MINHLM WAL AMWAATI, INNAKA AL A A M L U SYAI'N QAUIIR. Aninya : Ya Allah Ya Tuhan kami, ampunilah dosa kami dan dosa­ dosa orang tua kami, dan bagi semua orang Islam laki­laki dan perempuan, orang­orang mukmin laki­laki dan perempuan. Sesung guhnva Engkau d zat Yang Maha Kuasa atas segala galanya". 57 6. RABBANAA AATJN YA F I D D U V Y A A HASANATAN WA FIL AAKHIRATI HASANATAN WAOINAA A D Z A A B A N ­ NAAR". 7. A L L A H U M M A G H FIR LAN A A D Z U N U U B A N A A WAKAF FIR A N N A A SAYYIAAT1NAA W A T A W A F F A N A A M A A L ABRAARI" Artinya : Ya Allah Tuhan kami, berilah kami kebahagiaan didunia dan kesejahteraan di akhirat, dan hindarkanlah kami dari siksaan api neraka. Ya Allah ampunilah dosa kami dan tutupilah segala kesalahan ka­ mi, dan semoga jika kami mati nanti bersama­sama dengan orang­ orang yang baik­baik. 8. SUBHAANA RABBIKA RAJililLl'ZZATI AMMAA Y A ­ SHIFUUNA W A S A L A A M U N ' A L A L MURSALHNA WAL ­ HAMDU LILLAAHI RABBIL'AALAMIINA". Artinya : Maha.suci Engkau, Tuhan segala kemuliaan. Suci dari segala apa yang dikatakan oleh orang­orang kafir. Semoga kesejahteraan atas para Rasul dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam". 16. S H A L A T F A R D L U DAN W A K T U N Y A . Shalat fardlu itu ada­ lima, dan masing­masing mempunyai waktu yang' ditentukan. Kita diperintahkan menunaikan shalat ­ shalat itu didalam waktunya masing­masing. 58 1. ZHL HUR Awal waktunya setelah cenderung matahari dari pertengahan langit. Akhir waktunya apabila bayang­bayang sesuatu telah sama panjangnya dengan sesuatu itu. 'ASHAR. Waktunya mulai dari habisnya waktu zhuhur, sampai terbe­ namnya matahari. 2. 3. MA GHR IB. Waktunya dari terbenamnya matahari sampai hilangnya sya­ faq (awan senja) merah. 4. 'I S Y A Waktunya dari mulai terbenam syafaq (awan senja), hingga terbit fajar. 5. S H U B U H . Waktunya dari terbit fajar shidiq, hingga terbit matahari 17. W A K T U ­ W A K T U Y A N G DILARANG UNTUK SHALAT Ada lima waktu yang tidak boleh ditempati melakukan sha­ lat, kecuali shalat yang mempunyai sebab, yaitu : Setelah shalat shubuh hingga terbitnya matahari. Ketika terbitnya matahari hingga sempurna dan naik seku­ rang­kurangnya setinggi tombak ( + 10 derajat dari permuka­ an bumi). 3. Ketika matahari rembang (diatas kepala) hingga conderhg se­ dikit ke barat. 4. Setelah shalat 'Ashar hingga terbenamnya matahari. 5. Ketika mulai terbenamnya matahari hingga sempurna. 1. 2. 18. SHALAT J A M A A H . Shalat jarna'ah ialah shalat bersama, sekurang­kurangnya terdiri dari dua orang, yaitu imam dan ma'mum. 59 Hukumnya sunat, dan cara mengerjakannya ialah imam ber­ diri didepan dan ma'mum dibelakangnya. Ma'mum harus mengi­. kuti perbuatan imam dan tidak boleh mendahuluinya. Shalat yang disunatkan berjama'ah ialah : 1. Shalat fardlu lima waktu. 2. Shalat dua hari raya. 3. Shalat tarawih dan witir dalam bulan Ramadlan. 4. Shalat minta hujan. 5. Shalat gerhana matahari dan bulai:. 6. Shalat janazah. S Y A R A T ­ S Y A R A T SHALAT JAMA'AH 1. Menyengaja (niat) mengikuti imam. 2. Mengetahui segala yang dikerjakan imam. 3. Jangan" ada dinding yang menghalangi antara imam dan m a ' ­ mum, kecuali bagi perempuan di mesjid, hendaklah didin­ dingiMengan kain, asal ada sebagian atau salah seorang yang mengetahui gerak gerik imam atau ma'mum yang dapat dii — kuti. 4. Jangan mendahului imam dalam takbir, dan jangan pula mendahului atau melambatkan diri dua rukun fi'Iy. . 5. Jangan terkemuka tempat dari imam. 6. Jarak antara imam dan ma'mum atau antara ma'mum dan .baris ma'mum yang terakhir tidak lebih dari 300 hasta. 7. Shalat ma'mum harus bersesuaian dengan shalat imam, misal­ nya samarsama zhuhur, qashar, jama' dan sebagainya. Y A N G BOLEH JADI IMAM. 1. Laki­laki ma'mum kepada laki­laki. 2. Perempuan ma'mum kepada laki­laki. 3. Perempuan ma'mum kepada perempuan. 4. Banci kepada laki­laki. 5. Perempuan ma'mum kepada banci. Y A N G TIDAK BOLEH DIJADIKAN IMAM 1. Laki­laki ma'mum kepada banci. 2. Laki­laki ma'mum kepada perempuan. 3. Banci ma'mum kepada perempuan. 4. Banci ma'mum kepada banci. 60 5. Orang yang fashih (dapat membaca Al—Qur'an dengan baik) ma'mum kepada orang yang tidak tahu membaca (yang ba­ nyak salah bacaannya). MA'MUM Y A N G TERLAMBAT D A T A N G (MASBUO). Jika seorang ma'mum mendapatkan imamnya sedang ruku' dan terus mengikutinya, maka sempurnalah raka'at itu baginya meskipun ia tidak sempat membaca fatihah. Jika ia mengikuti imam sesudah ruku', maka ia harus mengu­ langi raka'at itu nanti, karena raka'at ini tidak sempurna dan tidak termasuk hitungan baginya. Jika ma'mum yang mengikuti imam tasyahud akhir dari sa­ lah satu shalat, maka tasyahud yang dikerjakan oleh ma'mum itu tidak termasuk bilangan baginya dan ia harus menyempurnakan shalatnya sebagaimana biasa sesudah imam memberi salam. 19. SHALAT JUM'AT Shalat Jum'at itu hukumnya fardlu 'ain bagi tiap­tiap ma~lim. mukallaf, laki­laki, sehat dan bermukim." S Y A R A T ­ S Y A R A T S A H N Y A JUM'AT Syarat­syarat sahnya melakukan shalat Jum'at ada tiga : 1. Tempat shalat Jum'at harus tertentu. 2. Jumlah orang yang berjama'ah sekurang­kurangnya 40 orang lakilaki. ) 3. Dilakukan dalam waktu zhuhur. 4. Sebelum shalat Jum'at didahului oleh dua khuthbah. Sungguhpun demikian risalah ini perlu kita kemukakan beberapa pendapat yang mungkin dapat dijadikan pegangan bagi daerah­ *) Keterangan : Jumlah yang hadir Jum'at : sejak dahulu hingga sekarang me­ rupakan masalah yang sangat diperhatikan orang, walaupun di dalam Al—Qur'an tidak diterangkan bahwa sahnya Jum'at itu harus sekian orang yang hadir, namun andaikata jumlah 40 orang yang hadir dalam Jum'at dijadikan syarat sahnya Jum'at bagi masyarakat di Indonesia pada umumnya tidak mengalami kesulitan, karena hal itu pada umumnya telah terpenuhi. 61 daerah tertentu yang­ pengunjung Jum'ahnya mungkin kurang dari 40 orang. 1. Imam Abu Hanifali (Imam Hanafi) menyatakan cukup empat orang termasuk imam. Pendapat ini dengan alasan satu hadis sbb. : Artinya : "Jurn'ah itu wajib bagi tiap­tiap desa yang ada padanya se­ orang imam, walaupun penduduknya hanya ada 4 orang". ( H.R. Thabrani) 2. Imam A w ­ Z a ' i menyatakan jurn'ah itu cukup dengan 12 o ­ rang. Pendapat ini dengan alasan hadis sbb. : "Orang yang pertama kali datang ke Madinah dari kaum Muhajirin ialah Mush'ab bin 'Umair, dan dialah orang yang perta­ ma mendirikan Jum'at disitu pad­ hari Jum'at, sebelum Nabi Mu­ hammad saw datang (dan waktu itu) mereka dua belas orang". ( H R Thabrani) 3. 62 Imam SyafTi menyatakan Jurn'ah itu harus 40 orang hadir, dengan alasan hadis sbb. : Telah berkata Abdurrahman bin Ka*b : "Bapak saya ketika mendengar adzan hari Jum'at biasa mendo'akan bagi As'ad bin Zararah. Maka saya bertanya kepadanya: Apabila mendengar adzan mengapa ayah mendo'akan untuk As'ad bin Zararah ? Menjawab ayahnya: Karena dialah orang yang pertama kali me­ ngumpulkan kita untuk shalat Jum'at didesa Hazmin Nabit. Maka bertanya saya kepadanya : Berapakah waktu orang hadir ? Ia men­ jawab : "Empat puluh orang laki­laki". ( H.f. Abu Dawud ) Beberapa pendapat ini dapat ditela'ah kembali, pada Kitab Nailul Authar, jilid III di sekitar halaman 284. Semoga hal ini ada man­ faatnya terutama bagi daerah pelosok yang ingin mensyi'arkan Islam dengan shalat Jum'at namun penduduknya kurang dari 40 orang. HUKUM KHUTHBAH 1. Membaca "Alhamdulilah" dalam dua khuthbah itu. atas Nabi Muhammad saw dalam dua 2. Membaca shalawat khuthbah. 3. Berwasiat dengan "taqwa" kepada Allah dalam dua khuth­ bah. 4. Membaca ayat Al—Qur'an dalam salah satu khuthbah. 5. Memohonkan maghfirah (ampunan) bagi sekalian mukminin pada khuthbah yang kedua. SYARAT SYARAT KHUTHBAH 1. Isi rukun khuthbah dapat didengar oleh 40 orang ahli Jum'ah. 2. Berturut­turut antara khuthbah pertama dengan khuthbah £e­ dua. 3. Menutup auratnya. 4. Badan, pakaian dan tempatnya suci dari hadas dan najis, 63 S U N A T ­ S U N A T JUM'AH Bagi orang yang menghadiri shalat Jum'at disunatkan G per­ kara : 1. Mandi dan membersihkan tubuh. 2. Memakai pakaian putih. 3; Memotong kuku. 4. Memakai wangi­wangian. 5. Memperbanyak membaca ayat­ayat Al­Qur'an, do'a dan dzikir. 6. Tenang waktu khathib membaca khuthbah. Keterangan : Bagi orang yang terlambat datang ke mesjid, sedang khathib tengah berkhuthbah, hendaknya mempercepat shalat sunnahnya (tahiyyatal masjid) dua raka'at, kemudian duduk terus mende­ ngarkan khuthbah. 20. 1. SHALAT OASHAR DAN JAMA' SHALAT OASHAR. Bagi orang yang dalam perjalanan bepergian, dibolehkan me­ nyingkat shalat wajib yang 4 raka'at menjadi 2 raka'at dengan sya­ rat sbb. : a. Jarak perjalanan sekurang­kurangnya dua hari perjalanan kaki atau dua marhalah {yaitu sama dengan 16 farsah ­ 138 km. ) b. Bepergian bukan untuk maksiat. c. Shalat yang boleh diqashar hanya shalat yang empat raka'at saja dan bukan qadla. d. Niat mcngqashar pada waktu takbiratul ihram. . . e. Tidak ma'mum kepada orang yang bukan musafir. Menurut Abd. Rahman Al—Jazairi dalam Kitabul Fiqih 'ala! Madzahibil arba'ah, dinyatakan 16 farsah = 81 km.). 2. SHALAT JAMA' Shalat jama' ialah shalat yang dikumpulkan, misalnya Zhuhur dengan Ashar ; Maghrib dengan 'Isya, didalam satu waktu. Cara melakukan shalat jama' itu ada dua macam : 64 a. Jika shalat zhuhur dengan 'ashar dikerjakan pada waktu zhubur atau maghrib dengan dilakukan pada waktu maghrib, maka jama' semacam itu disebut "Jama* Taqdim". b. Jika dilakukan sebaliknya disebut "Jama' ta'khir", misalnya zhuhur dan 'ashar dikerjakan pada waktu 'ashar dan maghrib dengan 'isya dikerjakan pada waktu 'isya. Syarat jama' taqdim : a. b. c. Dikerjakan dengan tertib; yakni dengan shalat yang pertama misalnya zhuhur dahulu, kemudian kshar dan maghrib da­ hulu kemudian isya. Niat jama* dilakukan pada shalat pertama. Berurutan antara keduanya; yakni tidak boleh disela dengan shalat sunat atau lain­lain perbuatan. Syarat jama' ta'khir : a. Niat jama' ta'khir dilakukan pada shalat yang pertama. b. Masih dalam perjalanan tempat datangnya waktu yang kedua. 3. JAMA' D A N QASHAR. Musafir yang memenuhi syarat­syarat yang telah disebutkan diatas boleh mengerjakan shalat jama' dan qashar sekaligus, yaitu mengumpulkan shalat dan memendekkannya. Lafash niat shalat qashar dengan jama' : 1. Shalat zhuhur jama' taqdim USHALLII F A R D L A L ZHUHRI RAK'ATAINI QASHRAN MAJMUU'AN ILAIHIL ASHRU ADAA­'AN LILLAAHI TA'­ A A L A . A L L A A H U AKBAR. Artinya : "Aku niat shalat fardlu zhuhur dua raka'at qashar, dengan jama' sama ashar fardlu karena Allah. Allahu Akbar. 65 2. Shalat 'Ashar jama'taqdim. USHALLII F A R D L A L ASHRI R A K A A T A I N I OASHRAN MAJMUU'AN ILAZH ZHUHRI A D A A A N LILLAAHI TA'­ A A L A . A L L A H U AKBAR. Artinya : "Aku niat shalat fardlu ashar dua raka'at qashar dan jama' sama zhuhur, fardlu karena Allah. Allahu Akbar. 3.­ Shalat zhuhur jama' ta'khir. USHALLII F A R D L A Z H ZHUHRI RAK'ATAIN QASHRAN MAJMUU'AN ILAL'ASHRI A D A A ­ A N LILLAAHI T A ' A A L A A L L A H U AKBAR. Artinya : "Aku niat shalat zhuhur dua raka'at qashar dan jama' sama 'ashar, fardlu karena Allah". Allahu Akbar. 4. Shalat 'Ashar jama' ta'khir USHALLII F A R D L A L ASHRI RAKAATINI MAJMUU'AN ILAHIL ZHUHRI ADAA­AN T A ' A A L A . A L L A H U AKBAR. 66 OASHRAN LILLAAHI Artinya : "Aku niat shalat 'ashar dua raka'at qashar dan jama' sama zhuhur, fardlu karena Allah". Allahu Akbar. 5. Shalat Maghrib jama' taqdim USHALLII F A R D L A L MAGHRIBI TSALAATSA RAKA' AATIN MAJMUU'AN 1LAHIL TSYAA U A D A A ­ A N LIL — LAAHI T A ' A A L A . ALLAHU AKB'AR. Artinya : "Aku niat shalat maghrib tiga raka'at jama' sama 'isya, fardlu karena Allah". Allahu Akbar. 6. Shalat Tsyajama' taqdim. USHALLII F A R D L A L T S Y A A ­ I MAJMUU'AN ILAL MAGHRIBI T A ' A A L A . A L L A H U AKBAR. RAKA'ATINI ADAA­AN QASHRAN LILLAAHI Artinya : "Aku niat shalat 'Isya dua raka'at qashar dan jama' sama maghrib, fardlu karena Allah". Allahu Akbar. 7. Shalat Maghrib jama' ta'khir. 67 USHALLII FARDLAL MAGHRIBI TSALAATSA RAKA' AATIN MAJMUU'AN ILAL TSYAA I ADAA­AN L I L ­ LAAHI T A ' A A L A . A L L A A H U AKBAR. Artinya : "Aku niat shalat maghrib tiga raka'at jama' sama 'isya, fardlu karena Allah". Allahu Akbar. 8. Shalat 'Isya jama' ta'khir. USHALLII F A R D L A L TSYAA­I R A K A ' A T A I N I MAJMUU'AN ILAIHIL MAGHRIBI A D A A ­ A N T A ' A A L A . A L L A A H U AKBAR. OASHRAN LILLAAHI Artinya : "Aku niat shalat 'Isya dua raka'at qashar dan jama' sama maghrib fardlu karena Allah". Allahu Akbar. 68 BAB V SHALAT BAGI ORANG Y A N G SAKIT Orang yang sedang sakit wajib pida mengerjakan shalat, se­ lama akal dan ingatannya masih sadar. 1. Kalau tidak dapat berdiri, boleh mengerjakan sambil duduk, seperti pada gambar nomor 1. Gambar no. 1 Gambar no. 2 4­ Cara mengerjakan ruku'nya ialah dengan duduk m e m ­ bungkuk sedikit, seperti pa­ da gambar nomor 2. b. Cara mengerjakan sujudnya, seperti cara mengerjakan su­ jud biasa. 69 2. Jika tidak dapat .duduk, boleh mengerjakannya dengan cara dua belah kakinya diarahkan ke arah qiblat, kepalanya di tinggikan dengan alas bantal dan mukanya diarahkan keqib­ lat. a. Cara mengerjakan ruku'nya, cukup menggerakkan kepala ke muka. b. Sujudnya menggerakkan kepala lebih ke muka dan lebih di tundukkan, seperti pada gambar nomor 3. Gambar No. 3 3. Jika duduk seperti biasa dan berbaring seperti pada gam­ bar nomor 3 juga tidak da­ pat, maka boleh berbaring dengan seluruh anggota ba­ dan dihadapkan qiblat. Ru­ ku' dan sujudnya cukup menggerakkan kepala, me­ urut kemampuannya. Se­ perti pada gambar nomor 4. Gambar no. 4 4. Jika tidak dapat mengerja­ kan dengan cara berbaring seperti tersebut diatas, ma­ ka cukup dengan isyarat, baik dengan kepala maupun dengan mata. Dan jika se ­ muanya tidak mungkin, ma­ ka boleh dikerjakan da­ lam hati, selama akal dan jiwa masih ada. 70 A. SHALAT JENAZAH 1. Syarat­syarat shalat jenazah : a. b. c. Shalat jenazah sama halnya dengan shalat yang lain, yaitu ha­ rus menutup 'aurat, suci dari hadas besar dan kecil, suci badan, pakaian dan tempatnya serta menghadap qiblat. Mayit sudah dimandikan dan dikafani. Letak mayit sebelah kiblat orang yang menyalatinya, kecuali kalau shalat dilakukan di atas kubur atau shalat ghaib. Rukun dan cara mengerjakan shalat jenazah : Shalat jenazah tidak dengan ruku' dan sujud serta tidak dengan adzan dan iqamat, dan caranya sebagai berikut : 2. Setelah berdiri sebagaimana mestinya akan mengerjakan shalat, maka : a. Niat, menyengaja melakukan shalat atas mayit dengan empat takbir, menghadap qiblat karena Allah. Lafazh niatnya : Untuk mayat laki­laki : USHALLII A L A A H A A D Z A L MAYYITI A R B A ' A T A K ­ BII RA ATI N F A R D L A L K I F A A Y A T I ( M A M U U M A N / I M A A M A N ) LILLAAHI T A ' A A L A A . A L L A H U AKBAR. Artinya : "Aku niat shalat atas mayit ini empat Takbir fardlu kifayah karena Allah. Allahu Akbar. Untuk mayit perempuan : USHALLII A L A A HAADZIHIL MAYYITATI A R B A ' A T A K ­ BHRATIN F A R D L A L K I F A A Y A T I ( M A ' M U U M A N / I M A A M A N ) T A ' A A L A . A L L A H U AKBAR. 71 b. Setelah takbiratui ihram, yakni setelah mengucapkan " A L ­ LAHU A K B A R " bersamaan dengan niat, sambil meletakkan tangan, kanan diatas tangan kiri diatas perut (sedakep), kemu­ dian membaca surat Fatihah (tidak membaca surat yang lain). Setelah membaca Fatihah terus takbir membaca " A L L A A H U AKBAR". o. Setelah takbir yang kedua, terus membaca shalawat atas Nabi A L L A H U M M A SHALLI ' A L A A MUHAMMADIN. Artinya ; "Ya Allah, berilah shalawat atas Nabi Muhammad". Lebih sempurna bacalah shalawat sbb. : A L L A A H U M M A SHALLI ' A L A A MUHAMMADIN W A A L A A A A L I MUHAMMADIN K A M A A SHALLAITA ' A L A A IBRAA­ HIIMA W A ' A L A A A A L I IBRAAHIIMA WABAARIK ' A L A A MUHAMMADIN W A ' A L A A A A L I MUHAMMADIN K A M A A B A A R A K T A A L A A IBRAAHIIMA W A ' A L A A A A L I IBRAA­ HIIMA FIL 'AALAMIINA I N N A K A HAMHDUM MAJHDUN. Artinya : "Ya Allah, berilah shalawat atas Nabi dan atas keluarganya, sebagaimana Tuhan pernah memberi rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan timpanilah berkah atas Nabi Muhammad dan para keluarganya, sebagaimana Tuhan pernah memberikan berkah kepada Nabi Ibrahim dan para keluarganya. Di selunih 72 alam ini Tuhanlah yang terpuji Yang Maha Mulia". d. Setelah takbir yang ketiga, kemudian membaca do'a sekurang kurangnya sbb. : ALLAAHUMMAGHFIR WA'FU 'ANHU. LAHUU WARHAMHU WA'AAFIHI Artinya : "Ya Allah, ampunilah dia, berilah rahmat dan sejahtera dan maafkanlah dia". ALLAAHUMMAGHFIR LAHU ( L A H A A ) WARHAMHU ( H A ) WA'AAFIHI ( H A ) WA'FU 'ANHU ( H A ) WAKRIM (HA) WAWASSI' MADKHALAHU ( H A ) NUZUULAHU WAGHSILHU ( H A ) BIL MAA I WATS TSALJI WALBARADI WANAQQIHI (HA) MINAL KHATHAAYAA KAMAA YUNAOOATS TSAUBUL ABYADLU MINAD DANASI KHAIRAN MIN DAARIHH WABDILHU ( H A ) D A A R A N ( H A ) W A A H L A N KHAIRAN MIN AHLIHI ( H A ) W A Z A ­ UJAN KHAIRAN MIN ZAUJIHI ( H A ) WAQIHI ( H A ) FIT ­ N A T A L OABRI W A ' A D Z A A B A N N A A R L Artinya : "Ya Allah, ampunilah dia, dan kasihanilah dia, sejahterakan ia dan ampunilah dosa dan kesalahannya, hormatilah kedatangan­ nya, dan luaskanlah tempat tinggalnya, bersihkanlah ia dengan air, salju dan embun. Bersihkanlah ia dari segala dosa sebagaimana kain putih yang bersih dari segala kotoran, dan gantikanlah bagi­ nya rumah yang lebih baik dari rumahnya yang dahulu, dan ganti­ kanlah baginya ahli keluarga yang lebih baik dari pada ahli keluar­ ganya yang dahulu, dan peliharalah (hindarkanlah) ia dari siksa kubur, dan adzab api neraka". Keterangan : Jika mayit perempuan lafazh lahu menjadi lahaa dan sete­ rusnya. Jika mayit anak anak do'anya sbb. : ALLAAHUMMAJ'ALHU FARATHAN LI ABAWAIHI W A ­ S A L A F A N W A D Z U K H R A N WATZHATAN W A T I B A A R A N WASYAFIIAN WATSAQQIL BIHI M A W A A Z I I N A H U M A A WAFRIGHISHSHABRA A L A A QULUUBIHIMAA W A L A A TAFTINHUMAA BA'DAHU WALAA TAHRIMNAA A J ­ RAHU. Artinya : "Ya Allah, jadikanlah ia sebagai simpanan pendahuluan bagi ayah bundanya dan sebagai titipan, kebajikan yang didahulukan, dan menjadi pengajaran ibarat serta syafa 'at bagi orang tuanya. Dan beratkanlah timbangan ibu bapanya karenanya, serta berilah kesabaran dalam hati kedua ibu­bapaaya. Dan janganlah menjadi­ kan fitnah bagi ayah bundanya sepenmggalkannya, dan janganlah Tuhan menghalangi pahala kepada dua orang tuanya". ­74 f. SELESAI TAKBIR KEEMPAT, M E M B A C A DO'A SBB.: AL L A AH U M M A LA A TAHRIMNAA AJRAHU W A L A A TAFT1NNAA BA'DAHLI WAGHFIR L A N A A W A L A H U . Artinya : " Y L I A l l a h , janganlah kiranya pahalanya tidak sampai kepada kami (janganlah Engkau meluputkan kami akan pahalanya), dan janganlah Lngkau memberi kami fitnah sepeninggalnya, dan am­ punilah kami dan dia". Ijcbib sempurna dan lengkap membaca d o ' a sbb.: ALLAAHUMMA L A A TAHRIMNAA AJ R AH U W ALA A TAFTINNAA BA'D AH U WAGHFIR LANAA WALAHU WALI IKHWAANINAL LADZHNA SABAQUUNA ,0IL IIMAANI W A L A A TAJ'AL FB O U L U U B I N A A GHILLAN LILLADZIINA A A M A N U U RABBANA A INNAKA RA'l/U FUR RAHIIMUN. Artinya : "Ya Allah, janganlah kiranya pahalanya tidak sampai kepada kami, dan janganlah Engkau memberi kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia, dan bagi saudara­saudara kita yang mendahului kita dengan iman, dan janganlah Engkau menjadi­ kan unek­unek/gelisah dalam hati kami dan bagi orang­orang yang beriman. Wahai Tuhan kami» sesungguhnya Engkaulah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". <5 g. KEMUDIAN (SELESAI) MEMBERI SALAM SAMBIL MEMALINGKAN MUKA KE K A N A N D A N KE KIRI D E ­ N G A N UCAPAN SBB. : ASSALAAMU RAKAATUH. 'ALAIKUM W A R A H M A T U L L A A H I W A B A ­ Artinya : "Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada kamu sekalian". B. SHALAT GIIAIB. Bila ada keluarga atau handai tolan yang meninggal ditempai yang jauh dari sanak saudaranya, maka disunatkan juga­kita me­ lakukan shalat ghaib atas mayat itu tersebut walaupun sudah lewat seminggu atau lebih. Shalat ghaib pada mayit itu adalah shah, sebagaimana shalat jenazah biasa. Bacaannya sama saja dengan shalat jenazah yang bukan ghaib, hanya niatnya saja disebutkan atas mayit ghaib, yakni dengan lafazh: USHALLI ALAL MAYYITIL GHAAIBI ARBA'A TAKBIIRATTIN FARDLAL KIFAAYATI (MA'MUUMAN / I M A A M A N ) LILLAAHI T A ' A A L A A ALLAAHU AKBAR. Atau dengan menjelaskan nama mayit tersebut, misalnya : USHALLI, ' A L A A MAYYITI ( F U L A N ) A L GHAAIBI AR ­ B A'A TAKBDRAATIIN, FARDLAL KIFAAYATI LILLAAHI T A ' A A L A A . A L L A H U AKBAR. Do'a sesudah shalat Jenazah : Setelah selesai salam, kemudian membaca bersama sama Su­ rat Fatihah, kemudian imam membaca do'a sbb. : 76 BISM1LLAAHIRRAHMANIRRAHIIM. •ALLAAHU M MA SHALLI ' A L A A S A Y Y I D I N A A MUHAM ­ MAD1N W A ' A L A A AALI MUHAMMADIN. A L L A A H U M M A BIHAQ.QIL FAATIHATI. I'TIO R I O A A B A N A A WARIQAA— BA H A A D Z A L MAYYITI (HAADZIHIL MAYYITATI kalau perempuan) MIN A N N A ARI. A L L A A H U M M A ANZILIR RAHMAT A WAL MAGHFIRATA 'ALAA H A A D Z A L MAYYI­ TI (HAADZIHIL M A Y Y I T A T I ) WAJ'AL QABRA HU ( H A ) R A U D L A T A N MIN A L JANNATI W A L A A TAJ'ALHU ( H A ) HUFRATAN MINAN NHRAANI. WASHALLALLAAHU 'ALAA KHAIRI KHALQIHI S A Y Y I D I N A A MUHAMMADIN W A 'ALAA AALIHI WASHAHBIHII AJMATINA. W A L H AMD U LILLAAHI RABBIL A A L A M I I N A . Artinya : " Y a Allah, curahkanlah rahmat atas junjungan kita Nabi M u h a m m a d dan kepada " keluarga Nabi M u h a m m a d . Y a Allah, dengan berkahnya surat Al­Fatihah, bebaskanlah dosa kami dan 77 dosa mayit ini dari siksaan api neraka." "Ya Allah, curahkanlah rahmat dan berilah ampunan kepada ­ mayit ini. Dan jadikanlah tempat kuburnya taman yaman dari sorga dan janganlah Engkau menjadikan kuburnya itu lubang jurang neraka. Dan semoga Allah memberi rahmat kepada semulia­mulia makhlukNya yaitu junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarga nya serta sahabat­sahabatnya sekalian, dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam". BAB VI 1. SHALAT­SHALAT SUNNAT. SHALAT RAWATIB. Shalat rawatib ialah shalat sunnat yang dikerjakan sebelum dan sesudah shalat fardlu. Seluruh dari shalat rawatib ini ada 22 raka'at, yaitu : 2 2 2 2 2 2 raka'at sebelum shalat shubuh (sesudah shalat shubuh tidak ada sunnat ba'diyah). raka'at sebelum shalat zhuhur. 2 atau 4 raka'at sesudah shalat zhuhur. raka'at atau 4 raka'at sebelum shalat 'ashar, (sesudah shalat 'ashar tidak ada sunnat ba'diyah). raka'at sesudah shalat maghrib. raka'at sebelum shalat 'isya. raka'at sesudah shalat 'isya. Diantara shalat­shalat tersebut ada yang'dinamakan "sunnat mu'akkad" artinya sunnat yang sangat kuat, yaitu : 2 raka'at se­ belum shalat zhuhur, dengan niatnya : USHALLI S U N N A T A Z H ZHUHRI RAK'ATAINI QABLIYYA­ TAN LILLAAHI T A ' A L A A . A L L A A H U AKBAR. Artinya : Aku niat shalat sunat sebelum zhuhur dua raka'at karena Allah ta'ala. Allahu Akbar. 2 raka'at sesudah zhuhur, dengan niatnya : 78 USHALL1 SUNNATAZH ZHUHRI RAK'ATAIN PAN LILLAAHI T A ' A L L A . A L L A H U AKBAR. BA'DIYYA Artinya : Aku niat shalat sunat sesudah zhuhur dua raka'at karena Allah ta'ala. Allahu Akbar. 2 raka'at sebelum 'ashar, dengan niatnya : USHALLI SUN NATAL 'ASHRI RAK'ATAINI Q A B L I Y A A ­ TAN LILLAHI T A A L A A . A L L A H U AKBAR. Artinya : "Aku niat shalat sunat sebelum ashar dua raka'at karena Allah ta'ala. Allahu Akbar. 2 raka'at sesudah maghrib, dengan niatnya : USHALLI S U N N A T A L MAGHRIBI RAK'ATAIN B A ' D I Y A A ­ TAN LILLAAHI T A A L A A . A L L A H U AKBAR. Artinya : Aku niat shalat sunat sesudah maghrib dua raka'at karena Allah ta'alaa. Allahu Akbar. 2 raka'at sebelum shalat 'isya, dengan niatnya : USHALLI SUNNATAL TSYAA ­ I RAK'ATAIN O A B L I Y Y A TAN LILLAAHI T A ' A L A A . A L L A H U AKBAR. Artinya : Aku niat shalat sunat sebelum 'isya dua raka'at karena Allah ta'alaa. Allahu Akbar. 79 2 raka'at sesudah shalat 'isya, dengan niatnya : USHALLI SUNNAT AL TSYAA­I RAKA'ATAIN B A ' D I Y Y A ­ TAN LILLAAHI T A ' A L A A . A L L A H U AKBAR. Artinya : Aku niat shalat sunat sesudah 'isya dua raka'at karena Allah ta'ala. Allahu Akbar. a. Keuntungan shalat sunat sebelum shubuh : Nabi Muhammad saw bersabda sbb. : "AN AISYATA R A D L I Y A L L A A H U A N H A A , 'ANIN N A ­ BIYYI SAW Q A A L A : RAK'ATAL FAJRI KHAIRUN MINAD DUN­YA W AM A A FIIHAA". Artinya : Dari Aisyah r a bahwa Nabi saw telah bersabda: Dua Raka'at fajar (Shalat sunat yang dikerjakan sebelum shubuh) itu lebih baik dari pada dunia dan seisinya". ( H R Muslim). 2 raka'at shalat sunat fajar, dengan niatnya : USHALLI S U N N A T A L FAJRI RAK'ATAINI LILLAAHI T A ' A L A A . A L L A H U AKBAR. Artinya : "Aku niat shalat sunat fajar dua raka'at, karena Allah ta'ala. Allahu Akbar". 2 raka'at shalat sunat sebelum shubuh, dengan niatnya : 80; USHALLI SUNNATASH SHUBHI RAK'ATAINI O A B L l Y Y A ­ AN L I L L A A H I T A ' A A L A A . A L L A H U AKBAR. Artinya : "Aku niat shalat sunat sebelum shubuh dua raka'at karena Allah. Allahu Akbar". b. Keuntungan shalat sunat sebelum dan sesudah zhuhur, dinya­ takan oleh Nabi Muhammad dengan sabdanya : ANIBNI 'UMARA R AD LIY A L L A H U A N H U , O A A L A "SHALLAITU M A'A RASUULILLAHI SAW RAK'ATAIN OABLAZH ZHUHRI W A R A K ' A T A I N I BA'D AH A A W ARAK* ATAINI BA'D A L JUM'ATI W A R A K ' A T A I N I BA'DAL ' I ­ SYAA­i". : Artinya : Dari Ibnu Umar r a ia berkata: Pernah saya shalat bersama Rasulullah saw ­ dua raka'at sebelum zhuhur dan dua raka'at se­ sudah zhuhur, dan dua raka'at sesudah Jum'at dan dua raka'at sesudah Tsya". ( H R Bukhari dan Muslim ) Shalat­shalat tersebut, yang dikerjakan sebelum shalat fardlu dinamakan "Qabliyyah", dan yang dikerjakan sesudah shalat fardlu dinamakan "Ba'diyyah". a. b. c. Niatnya menurut macam shalatnya. Tidak dengan adzan dan iqamah. Dikerjakan tidak dengan bermaja'ah. "81 d. Bacaannya tidak dinyaringkan. e. Jika lebih dari dua raka'at, tiap­tiap dua raka'at satu salam, .f. Diutamakan sebaiknya tempat mengerjakan pindah bergeser sedikit dari tempat shalat fardlu yang baru dikerjakan. 2. SHALAT SUNAT W U D L U ' : _ Setiap kali seseorang selesai berwudlu', disunatkan mengerja­ kan shalat sunat wudlu' dua raka'at, dan cara mengerjakannya yaitu : a. Sehabis berwudlu' sebagaimana biasa kita disunatkan memba­ " A S Y ­ H A D U A L L A A I L A A H A I L L A L L A H W A U D AH U L A A SYARIKA LAHU WA ASYHADU A N N A M U H A M M A ­ DAN 'ABDUHU WARASULUHU. ALLAHUMMAJ'ALNII MINATTAWWABIINA, W A J ­ A L N I I MINAL MUTATHAHHI RINA WAJ'ALNII MIN TBADIKASH SHAALIHIINA". Artinya : "Aku bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah dan tidak ada yang menyekutukan bagi­Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hambaNya dan UtusanNya. Ya Allah jadikanlah aku orang yang ahli taubat, dan jadikanlah aku orang yang suci dan jadikanlah aku dari golongan orang­ orang yang shaleh". Selesai membaca do'a tersebut, lalu melaksanakan shalat su­ nat wudlu' dua raka'at, dengan lafazh niatnya sbb. : 82 USHALLI S U N N A T A L WUDLU­I RAK'ATAINI LILLAAHI T A ' A L A . A L L A H U AKBAR. Artinya : Aku niat shalat sunat wudlu' dua raka'at karena Allah ta'ala Allahu Akbar. Shalat ini dikerjakan dua raka'at sebagaimana shalat yang lain dengan ikhlash sampai salam. 3. SHALAT D L U H A : Shalat dluha ialah shalat sunat yang dikerjakan pada waktu matahari sedang naik. Sekurang­kurangnya shalat dluha ini dua raka'at, boleh empat raka'at, enam raka'at, atau delapan raka'at. Waktu shalat dluha ini kira­kira matahari sedang naik setinggi + 7 hasta (pukul tujuh sampai masuk waktu zhuhur). Bacaan surat dalam shalat dluha pada raka'at pertama ialah surat Asy Syamsu (W asy Syamsi wadluhaaha) dan pada raka'at kedua surat Adl­dluha (Wadl­dluhaa wal laili). ( Lafazh niatnya sbb. : USHALLI S U N N A T A D L D L U H A RAK'ATAINI LILLAAHI TA'ALA. A L L A H U AKBAR. Artinya : Aku niat shalat sunat dluha dua raka'at, karena Allah ta'ala. Allahu.Akbar. Do'a yang dibaca setelah seleai shalat dluha : 83 A L L A A H U M M A I N N A D L D L U H A A ­ A D LU H A A U K A W A L ­ BAHAA­A B A H A A UKA, W A L J A M A A L A JAMAALUKA WALQUWWATA QUWATUKA, WALQUDRATA QUDRA­ T U K A W A L 'ISHMATA 'ISHMATUKA. A L L A A H U M M A IN K A A N A RIZQO FIS SAMAA­I FA A N Z I L H U , W A IN K A A N A FIL A R D L I FA AKHRIJHU, W A IN K A A N A FAYASSIRHU WAIN K A A N A HARAAMAN MU'SIRAN FATHAHHIRHU, W A IN K A A N A BA IIDAN FAQARRIBHU WABAH A­IKA WAJAMAALIKA, BIHAQQI DLUHAA­IKA WAOUWWATIKA W A Q U D R A T I K A , AATINII M A A ATAITA 'IBAADAKASH SHAALIHIIN. Artinya : "Ya Allah, bahwasanya waktu dluha itu waktu dluhaMu, kecantikan ialah kecantikanMu, keindahan itu keindahanMu, kekuatan itu kekuatanMu, kekuasaan itu kekuasaanMu, dan perlindungan itu, perlindunganMu". "Ya Allah, jika rizkiku masih diatas langit, turunkanlah . dan jika ada di dalam bumi, keluarkanlah, jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu dluha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaanMu, lirnpahkaniah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba­hamba­Mu yang shaleh". Sabda Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan "oleh Abu Hurairah r a dalam hadist sbb. : \ # f i £ y ' j - f j * t J 1 ­ b j J£* C o&Q13 4)j^c Q A A L A R A S U L U L L A H I SAW : "MAN H A A F A Z H A ' A L A A S Y U F A T I D L DLUHA, GHUFIRA LAHU D Z U N U B U H U WA 84 IN K A A N A T MITSLA ZABADIL BAHRI. Artinya : "Siapa saja yang dapat mengerjakan shalat dluha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak busa lutan" • • ( H R Turmudzi ) T T 4. SHALAT T A H I Y Y A T U L MASJID : Shalat tahiyyatul masjid ialah shalat sunnat yang dikerjakan oleh jama'ah yang sedang masuk ke masjid, baik pada hari Jum'at maupun lainnya, diwaktu malam atau siang. Jika kita masuk kedalam masjid, hendaklah sebelum duduk kita mengerjakan shalat sunnat dua raka'at. Shalat sunnat ini di­ sebut shalat tahiyyatul masjid, artinya shalat untuk menghormati masjid. Lafazh niatnya sbb. : USHALLI SUN N ATA TAHIYYATAL^MASJIDI RAK'ATAINI LILLAAHI T A ' A A L A . A L L A H U AKBAR. Artinya : Aku niat shalat sunnat tahiyatal masjid dua raka'at karena Allah Ta'ala. Allahu Akbar. Orang yang masuk ke masjid dikala khathib sedang ber­ khuthbah, hendaklah shalat tahiyyatul masjid dilakukan dengan ringan, artinya jangan terlalu lama, untuk segera dapat mende­ ngarkan khuthbah. a. Do'a waktu berangkat dari rumah ke masjid : 83 ALLAHUMMAJ 'AL FH OALBII N U U R A N WAFII BASHA ­ RH N U U R A N WAFII SAM'II N U U R A N W A 'AN YAMIND N U U R A N WAKHALFH N U U R A N WAFII 'ASHABII N U U ­ RAN WAFII LAHMn N U U R A N WAFII D AM II N U U R A N WAFII SYA'RH N U U R A N WAFII B A S Y A R n N U R A N . Artinya : "Ya Allah Tuhan kami, berilah aku penyuluh/cahaya dalam hatiku, curahkanlah cahaya dalam pandanganku, curahkanlah cahaya dalam pendengaranku, curahkanlah cahaya disisi kananku, curahkanlah cahaya dibelakangku, curahkanlah cahaya didalam saraf­sarafku, curahkanlah cahaya didalam daging dagingku, curahkanlah cahaya didalam rambutku, dan curahkanlah cahaya didalam kulitku" (H R Bukhari dan Muslim ) . : b. Do'a ketika sedang masuk masjid': Jika kita mau. masuk masjid disunatkan membaca do'a sbb.: ALLAHUMMAGHFIR LD DZUNUUBII WAFTAH LH AB W A A H A RAHMATIKA. Artinya : "Ya Allah ya Tuhan kami, ampunilah dosa­dosa kami, bukakanlah pintu­pintu rahmat dan restu­Mu". c. Do'a ketika keluar dari masjid : ALLAHUMMAGHFIR LII D Z U N ­ U B U W A F ­ T A H LH A B W A A B A F A D L ­ L I K A . ALLAHUMMA'SHIMNII MINASY SYAITHAANIRRAJIIMI. 86 Artinya : "Ya Allah ya Tuhan kami, ampunilah dosa dosaku dan bukakanlah bagiku pintu pintu kemurahanMu. Ya Allah kami mo­ hon berlindung dari syaithan yang terkutuk". 5. SHALAT TAHAJJUD. Shalat tahajjud ialah shalat sunat yang dikerjakan pada waktu malam; sedikitnya dua raka'at dan sebanyak­banyaknya tidak terbatas. Waktunya sesudah shalat 'Isya sampai terbit fajar. Shalat diwaktu malam hanya dapat disebut shalat tahajjud dengan syarat apabila dilakukan sesudah bangun dari tidur malam, sekalipun tidur itu hanya sebentar. Jadi apabila dikerjakan tanpa tidur sebe­ lumnya, maka ini bukan shalat • tahajjud, tetapi shalat shalat sunnah saja seperti witir dan sebagainya. Kalau sudah diketahui waktu melakukan ibadah ini dari waktu 'Isya sampai waktu shubuh, sedang sepanjang malam ini ada saat saat utama, lebih utama dan paling utama, maka waktu malam yang panjang itu dapat kita bagi menjadi tiga bagian: Sepertiga Pertama, yaitu kira­kira dari jam 19 sampai jam 22, ini saat utama. b. Sepertiga Kedua, yaitu kira kira dari jam 22 sampai jam 1, ini saat yang paling utama dan c. Sepertiga Ketiga, yaitu kira­kira dari jam 1 sampai masuknya waktu shubuh, ini adalah saat yang paling a. dengan dengan dengan utama. Demikianlah menurut hadis Rasulullah saw yang berbunyi: Y A N Z I L U RABBUNA I L A A SAMAA­ID D U N Y A HHNA YABOAA TSULUTSUL L A I t I L AKHIRI, F A Y A O U U L U : HAL MIN DAA­TN FAASTAJHBU L A H U , HAL MIN SAA 87 I U N F A ­ A T H I Y A H U , HAL MIN MUSTAGHFIRIN FIRU L A H U , HATTAA Y A T H L U ' A L FAIRU. FA­AGH­ Artinya : Perintah Allah turun ke langit dunia diwaktu tinggal seper­ tiga yang akhir dari waktu malam, lalu berseru : Adakah orang­ orang yang memohon (berdo'a), pasti akan Kukabulkan, ada­ kah orang yang meminta, pasti akan Ku beri dan adakah yang mengharap / memohon ampunan, pasti akan Ku ampuni baginya. Sampai tiba waktu shubuh. Lafazh niatnya sbb. : USHALLI SUNNATAT TAHAJJUDI RAK'ATAINI LILLAAHI T A ' A L A A . A L L A H U AKBAR. Artinya : Aku niat shalat sunat tahajjud ta'ala. Allahu Akbar. dua raka'at karena Allah F adi illahnya / keistimewaannya : Shalat tahajud yakni shalat malam itu sangat dianjurkan, sebagaimana firman Allah sbb. : W A M I N A L L A I L I FATAHAJJAD BIHI N A A F I L A T A N L A K A 'ASAA ­ A N Y A B ' ATSAKA RABBUKA M A Q A A M A N M A H ­ MUUDAA. Artinya : "Hendaknya engkau gunakan sebagian waktu malam itu un­ tuk shalat tahajjud, sebagai shalat sunnat untuk dirimu, mudah 88 mudahan Tuhan akan membangkitkan engkau dengan kedudukan yang baik". (S.Bani Israil, ayat 79). Do'a Tahajjud : Do'a do'a yang dibaca diwaktu melakukan sembahyang tahajjud atau sesudahnya sebaiknya dari ayat­ayat Al—Qur'an atau hadis. Dari Al—Qur'an seperti : R A B B A N A A A A T I N A A FID DUN ­ Y A H A S A N A T A N , W A ­ FIL AAKHIRATI HASANATAN, W A Q I N A A ADZAABAN NAARI. Artinya : "Ya Allah Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan hindarkanlah kami dari siksaan api neraka". Dalam hadis Bukhari dinyatakan, bahwa Rasulullah saw jika bangun dari tidur ditengah malam, terus bertahajjud dan membaca do'a sbb. : 89 ALLAHUMMA L AKAL HAMDU ANTA QAYYIMUS S A M ­ AAWAATI WAL AARDLI W AM A N FIIH1NNA W AL AKAL HAMDU LAKA MULKUS SAMA AWAATI W A L ARDL1 W AMAN FHHININ A, W A LAK A L HAMDU NUURUS S A ­ MA AWAATI WAL ARDLI, W A L A K A L HAMDU ANTAL HAQQU W A W A D U K A L HAQQU WAL1QAA UKA HAQQUN, W A Q A U L U K A H A Q Q U N , W A L JANNATU HAQQUN, W A N ­ NAARU HAQQU!N, W A N N A B I Y Y U U N A HAQQUN, WA MUHAMMADUN S H A L L A L L A A H U ALAIHI W A S A L L A M A HAQQUN, WASSAA­'ATU HAQQUN. ALLAHUMMA LAKA ASLAMTU, WAB1KA AAMAATL1, W A ' A L A I K A T A W A K K A L T U , WA ILAIKA A A N A B T U , WA BIKA KHASHAMTU, W Al LAIK A HAAKAMTU, FAGHFIRLH MAA O A D D A M T U , W A M A A AKHKHARTU W A M A A A S ­ RARTU W A M A A A ' L A N T U , A N T A L MUQADD1MU WA LA A ILAAHA ILLA AIN T A, A N T A L MUAKH KHIRU, AU LA A I L A A H A GHAIRUKA W A L A A H A U L A W A L A A OUWWATA I L L A A BILLAAHL Artinya : "Ya Allah, bagiMu segala puji­ Engkaulah penegak langit dan bumi dan alam semesta serta segala isinya. BagiMulah segala puji. Engkau raja penguasa langit dan bumi. BagiMulah segala puji, Pemencar cahaya langit dan bumi. Bagimulah segala puji, Engkau­ lah yang hak, dan janjiMu adalah benar, dan perjumpaanMu itu adalah hak, dan firmanMu adalah benar, dan sorga adalah hak, 90 dan neraka adalah hak, dan nabi nabi itu hak benar, dan Nabi Muhammad saw adalah benar, dan saat hari kiamat itu benar. Ya Allah, kepadaMulah kami berserah diri (bertawakal), kepada Engkau jualah kami kembali, dan kepadaMulah kami rindu, dan kepada Engkaulah kami berhukum. Ampunilah kami atas kesalahan yang­ sudah kami lakukan dan yang sebelumnya, baik yang kami sembunyikan,maupun yang kami nyatakan". Engkaulah Tuhan yang terdahulu dan Tuhan yang terakhir. Tiada Tuhan melainkan Engkau Allah Rabbul 'alamin. Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan Allah". Sesudah membaca do'a itu perbanyaklah membaca istighfar. Adapun istighfar yang biasa ialah : ASTAGHFIRULLAAHAL 'AZHDMU WA^ATUUBU ILAIHI. Artinya : "Kami memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung dan kamipun bertaubat kepadaNya", Adapun istighfar yang lebih lengkap lagi yang juga dari ALLAHUMMA A N T A RABBII L A A ILAAHA I L L A A A N T A , KHALAOTANII W A A N A A 'ABDUKA W A A N A A A L A A 'AHDIKA WAWA'DIKA MAS TATHA'TU A ' U U D Z U BIKA M A A SHANA'TU ABUU­U LAKA BINI' MIN SYARRI MATIKA 'AL A Y Y A WA­ABU­U BIDZANBII FAGHFIRLE FA I N N A H U U L A A YAGHFIRUDZ D Z U N N U B A I L L A ANTA. 91 Artinya : "Ya Allah, Engkaulah Tuhan kami, tiada Tuhan melainkan Engkau. Engkau dzat yang telah menjadikan kami, dan kami ada­ .lah hambaMu, dan kamipun dalam ketentuanMu serta janjiMu se­ dapat yang kami lakukan. Kami mohon perlindunganMu dari kejahatan apa saja yang kami lakukan, kami mengakui kenikmat­ an yang telah Engkau limpahkan kepada kami dan kami juga mengakui akan dosa kami, karena itu berilah ampunan kepada kami, sebab sesungguhnya tidak ada yang memberi pengampunan kecuali Engkau sendiri". Setelah selesai membaca do'a tersebut, lalu pergilah berba­ ring kembali tidur, sambil membaca Ayat Kursi, kemudian surat Al­Ikhlash,Al­Falaq dan An­Nas. 6. SHALAT ISTIKHARAH. Shalat istikharah ialah shalat sunnat dua raka'at untuk me­ mohon kepada Allah ketentuan pilihan yang lebih baik diantara dua hal yang belum dapat ditentukan baik buruknya. Yakni apabila seseorang berhajat dan bercita­cita akan mengerjakan se­ suatu maksud, sedang ia ragu­ragu dalam pekerjaan atau maksud itu, apakah dilakukan terus atau tidak. Maka untuk memilih sa­ lah satu dari dua hal diteruskan atau tidak, disunatkan shalat is­ tikharah dua raka'at. Shalat istikharah dan shalat hajat waktunya lebih utama, jika dikerjakan seperti shalat tahajjud yakni dimalam hari, dan dikerjakan seperti shalat biasa, sesudah selesai shalat dengan sempurna kemudian terus berdo'a dengan do'a istikharah dan se­ sudah berdo'a hendaklah memilih dalam hati, mana yang cende­ rung hati antara dua hal itu­ Lafazh niatnya ialah sbb. : USHALLI S U N N A T A L ISTIKHAARATI LAAHI T A A L A A . A L L A H U A K B A R . 92 RAK'ATAINI LIL — Artinya : Aku niat shalat sunat istikharah dua raka'at karena Allah ta'alaa. Allahu Akbar. Doa istikharah yaitu : A L L A H U M M A INNII ASTAKHIIRUKA BITLMIKA W A ­ ASTAQDIRUKA BIQUDRATIKA, W A AS A L U K A MIN FADL­ LIKAL A Z H I I M I FA INNA KA TAQDIRU W A L A A AQDIRU, WATA'LAMU W A L A A A'LAMU WA A N T A ' A L L A A M U L IN K U N T A T A ' L A M U A N N A GHUYUUBI. A L L A H U M M A H A A D Z A L AMRA KHAIRUN LU FII DHNU WAMA'AASYH LII WAYASSIRHU LH, W A A A O I B A T U AMRHFAQDIRHU TSUMMA BAARIK LH FIIHI WAIN K U N T A T A ' L A M U A N N A H A A D Z A A SYARRUN LH FII DIINII W A M A ' AASYII WA'AAOIBATU AMRIII FASHRIFHU 'ANNII, FASHRIFNII ANHU WAQDIR LIYALKHAIRA HAITSU' KAANA" TSUMMA IRDLI^II BIHIL 93 Artinya : "Ya Allah hamba memohon agar Tuhan memilihkan mana yang baik menurut Engkau ya Allah. Dan hamba memohon Tuhan memberikan kepastian dengan ketentuanMu dan hamba memohon dengan kemurahan Tuhan yang Besar Agung. Karena sesungguh­ nya Tuhan yang berkuasa, sedang hamba tidak tahu dan Tuhan­ lah yang amat mengetahui segala sesuatu yang masih tersembunyi.­ Ya Allah, jika Tuhan mengetahui bahwa persoalan ini baik bagi hamba, dalam agama hamba'dan dalam penghidupan hamba, dan baik pula akibatnya bagi hamba, maka berikanlah perkara ini kepada hamba dan mudahkanlah ia bagi hamba, kemudian beri­ lah keberkahan bagi hamba didalamnya. Ya Allah, jika Tuhan mengetahui bahwa sesungguhnya hal ini tidak baik bagi hamba, bagi agama hamba dan penghidupan hamba, dan tidak baik aki­ batnya bagi hamba, maka jauhkanlah hal ini dari pada hamba, dan jauhkanlah hamba dari padanya. Dan berilah kebaikan dimana saja hamba berada, kemudian jadikanlah hamba orang yang rela atas anugerahMu". i Keterangan : Waktu menyebutkan hal yang dimaksud dalam do'a tersebut diatas, hendaklah ..disebutkan apa yang dimaksud persoalan itu. Sesudah berdo'a mintakanlah apa­apa yang baik dilaksana­ kan menurut cita­cita dan maksud kita itu. Apa yang mendatang yang kuat dalam hati dan mantap hati kita itulah kita laksanakan dan yang baik kita perbuat. 7. SHALAT SUNNAT MUTHLAO Shalat sunnat muthlaq ialah sunat yang boleh dikerjakan pa­ da waktu kapan saja, kecuali pada waktu yang terlarang untuk mengerjakan shalat sunnat. Jumlah raka'atnya tidak terbatas. Shalat sunnat rhuthlaq yakni sunnat yang tidak bersebab, bu­ kan karena masuk ke masjid, bukan karena shalat qabliyah atau .ba'diyah shalat fardlu dan lain­lainnya. Shalat ini semata­mata shalat sunnat muthlaq, kapan dan dimana saja dapat dikerjakan, asal jangan diwaktu haram. Adapun waktu­waktu yang diharamkan untuk mengerjakan shalat sunnat ialah : 1. Waktu matahari sedang terbit, sehingga naik setombak/lem­ bing. 2. Ketika matahari sedang tepat dipuncak ketinggiannya hingga tergelincirnya. Kecuali pada hari Jum'at ketika orang masuk masjid untuk mengerjakan shalat tahiyyatul masjid. 3. Sesudah shalat 'ashar sampai terbenam matahari. 4. Sesudah shalat shubuh hingga terbit matahari agak tinggi. 5. Ketika matahari sedang terbenam sampai sempurna terbenam­ nya. Lafazh niatnya sbb. : USHALLI SUNNATAN ALLAHU AKBAR. RAK'ATAINI LILLAAHI T A ' A A L A A . Artinya : Aku niat shalat sunnat dua raka'at karena Allah. Allahu Ak­ bar. Shalat sunnat ini tidak terbatas, beberapa saja yang sanggup kita laksanakan, dan tiap­tiap dua raka'at satu salam. 8. SHALAT SUNNAT AWWABIN. Sesudah sunnat ba'dal maghrib (ba'diyyah), disunnatkan pu­ la bagi siapa saja yang mengerjakan sunnat dua sampai dengan enam raka'at, yang dinamakan shalat sunnat awwabin. Cara me­ ngerjakan yaitu .­ a. Shalat dua raka'at dengan lafazh niatnya : USHALLI RAK A'ATAINI SHALAATA L AWWAABIN, SUN ­ NATAN LILLAAHI T A ' A A L A A . A L L A H U AKBAR. Artinya : Aku niat shalat dua raka'at sunnat awwabin, karena Allah ta'ala. Allahu Akbar. 95 b.. Sesudah membaca fatihah pada raka'at pertama, bacalah Surah Ikhlash enam kali, surah AI­Falaq sekali dan surah An­Nas se­ kadi, demikian pula pada raka'at kedua. c. Sehabis salam dua raka'at ini, maka shalat lagi dua raka'at. Dan dibaca pada raka'at pertama dan kedua sesudah Al­Fati­ hah mana saja surah yang dikehendaki. Lai'azh niatnya seperti tersebut diatas. d. Sesudah itu pula, berdiri lagi dengan lafazh niatnya seperti tersebut diatas, dilaksanakan dua raka'at, dengan bacaan pada raka'at pertama sesudah surah AI­Fatihah, bacalah surah Al­ Kafirun dan pada raka'at kedua sesudah surah AI­Fatihah di­ baca surah Al­Ikhlash. Demikian tentang shalat awwbin itu. 9. SHALAT SUNNAT TASBIH. Shalat sunnat. tasbih ialah shalat yang sebagaimana diajar­ kan oleh Rasulullah saw kepada mamaknya Sayyidina Abbas ibn Abdul Muthalib. Shalat tasbih ini dianjurkan mengamalkannya, kalau bisa tiap­tiap malam, kalau tidak bisa tiap malam, maka sekali seming­ gu, kalau juga tak sanggup sekali seminggu, dapat juga dilakukan sebulan sekali atau setahun sekali, dan kalau tak bisa sekali se­ tahun, setidak­tidaknya sekali seumur hidup. 1. Kalau dikerjakan pada siang hari, hendaklah dikerjakan 4 ra­ ka'at dengan satu salam. 2. Kalau dikerjakan pada malam hari, hendaklah empat raka'at itu dijadikan dua salam. Shalat ini disebut shalat tasbih, karena didalamnya dibacakan tasbih sehingga dalam 4 raka'at itu berjumlah 300 tasbih. Cara mengerjakannya sebagai berikut : a. 96 Berdirilah lurus menghadap qiblat, lantas ucapkan lafazh niat­ nya (diwaktu malam). USHALLI SUNNATAT TASBDHI RAK'ATAINI T A ' A L A A . A L L A H U AKBAR. LILLAHI Artinya : Aku niat shalat tasbih dua raka'at, karena Allah. Allahu Ak­ bar". b. Selesai membaca do'a Iftitah, lalu membaca Surah, kemudian sebelumnya ruku' bacalah "Tasbih" 15 kali, yaitu : "Maha suci Allah Yang Maha Esa, segala puji bagi Allah dan Allah dzat yang Maha Agung". (15 kali). c. Kemudian ruku', dan setelah membaca tasbih ruku', lalu mem­ baca pula tasbih seperti tersebut diatas 10 kali, kemudian i'tidal. d. Setelah selesai tahmid i'tidal, lantas membaca pula tasbih se­ perti tersebut diatas 10 kali, lantas sujud. e. Diwaktu sujud, sehabis tasbih sujud, kemudian membaca tas­ bih seperti tersebut diatas 10 kali, lalu duduk antara dua sujud. I'. Setelah selesai membaca do'a duduk antara dua sujud, lantas membaca tasbih seperti tersebut diatas 10 kali, kemudian su­ jud kedua. g. Pada sujud kedua setelah selesai membaca tasbih seperti tersebut diatas 10 kali, lantas sebelum berdiri ke raka'at kedua, kita hendaknya "duduk istirahah" lalu sambil duduk istirahah itu kita membaca tasbih seperti tersebut diatas 10 kali. Demikianlah kita laksanakan pada raka'at pertama ini, yang apabila kita hitung seluruh bacaan tasbihnya berjumlah 75 kali tasbih, dan 75 X 4 raka'at = 300 tasbih. Untuk lebih jelas kita nyatakan sbb. : Setelah selesai membaca surah pada rakaat pertama 97 . sambil Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu berdiri membaca tasbih ruku' membaca tasbih lagi i'tidal membaca tasbih lagi sujud membaca tasbih lagi duduk antara dua sujud membaca tasbih sujud kedua membaca tasbih duduk istirahah hendak berdiri Jumlah Dikalikan Jumlah 15 .10 10 10 10 10 10 kali. kali. kali. kali. kali. kali. kali. 75 kali tasbih. 4 ra — kaat. 300 tasbih. Andaikata kita kelupaan membaca tasbih disatu­satu tempat­ nya, maka boleh digantikan ditempat berikutnya, agar tetap tas­ bihnya berjumlah 300 tasbih. 10. Shalat sunat taubah. Shalat sunnat taubat adalah shalat yang disunatkan. Shalat ini dilakukan setelah seseorang melakukan dosa atau merasa ber­ buat dosa, lalu bertaubat kepada Allah swt. Berbuat dari sesuatu dosa artinya menyesal atas perbuatan yang telah dilakukannya, dan berniat tdiak akan melakukannya lagi disertai permohonan ampunan kepada Allah. Lafazh niatnya ialah : USHALLI S U N N A T A T TAUBATI RAK'ATAINI LILLAAHI T A ' A L A A . A L L A H U AKBAR. Artinya : Aku niat shalat sunat taubat dua raka'at karena Allah ta' alaa. Allahu Akbar. Shalat taubat ini dianjurkan oleh Rasulullah saw sebagaimana sabdanya: 98 MAA MIN RAJULIN YUDZNIBU D Z A N B A N TSUMMA YAOUUMU FAYATATHAHHARU TSUMMA YUSHALLI, TSUMMA Y A S T A G H F I R U L L A A H A ILLA G H A F A R A LAHU, TSUMMA OARA­A HADZIHIL A A Y A T A: " W A L L A D Z I I N A IDZAA F A A L U U FAAHISYATAN A U ZHALAMUU ANFUSAHUM DZAKARULLAAH A FAS TAGHFARUU LIDZUNUHIHIM WAMAN YAGHFIRUDZ D Z U N U U B A ( L L A L L A A H U . W A L A M YUSHIRRUU A L A A MAA F A ' A L U U WAHUM Y A ' L A M U U N A , ULAA­IKA JA­ ZAA­UHUM MAGHFIRATUN MIN RABBIHIM WAJANNAA­ TUN TAJRII MIN TAHTIHAL A N H A A R U KHAALIDIINA FIIHAA. Aninya : "Setiap orang yang pernah berbuat dosa, kemudian segera bergerak dan berwudlu', kemudian shalat lalu memohon ampunan dari Allah, pasti Aliah akan memberikan ampunan baginya­ Sete­ lah itu dibacanya surah ini : Mereka yang pernah mengerjakan kejahatan atau telah berbuat dosa terhadap dirinya "sendiri, lalu mereka segera ingat kepada Allah, terus memohon ampunan atas dosanya. Siapa pula 99 yang akan mengampuni segala dosa kalau bukan Allah. Sudah itu mereka insyaf dan sadar bahwa tidak akan mengulangi lagi per­ buatan dosa seperti yang sudah sudah, maka mereka itu akan di­ ganjar dengan suatu pengampunan dari Allah dan akan diberi pahala dengan sorga dimana dibawahnya mengalir air sungai­ sungai, nun disitulah tempat mereka kekal abadi". a. jumlah raka'atnya 4, sampai 6 raka'at. AST AG HFIR U L L AAH A L AZHIIMA, ALLADZII LAA I L A A H A ILLA HUWAL H A Y Y U L Q A Y Y U U M U W A ­ ATUUBU ILAIHI TAUBAT A 'ABDIN ZHAALIMIIN L A A Y AM LIKU LIINAFSIHI D L A R R A N W A L A A NAF'AN W A ­ LAA MAUTAN W A L A A H A Y A A T A N W A L A A N U S Y U U ­ RAA. Artinya :. "Saya memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung, saya mengaku bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, Tuhan yang hidup terus selalu jaga. Saya memohon taubat kepadaNya, selaku taubatnya seorang .hamba yang banyak berdosa, yang tidak mem­ punyai daya upaya untuk berbuat madlarrat atau manlaat, untuk mati atau hidup maupun bangkit nanti". c. 100 Sangat baik sekali memperbanyak membaca induk istighfar, sbb.: A L L A H U M M A ANTA RABBn L A A ILAAHA ILLA ANTA. K H A L A Q T A N I I W A A N A A 'ABDUKA W A A N A A ' A L A A 'AHDIKA WAWA'DIKA MAS TATHA'TU A­'UUDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHANA'TU ABUU­U LAKA BINI' MATIKA ' A L A Y Y A WA­ABUU U BIDZANBH FAGHFIRLB FAINNAHU L A A YAGHFIRUDZ D Z U N U U B A I L L A A AN­ TA. Artinya : "Ya Allah, Engkaulah Tuhan kami, tiada Tuhan melainkan Engkau yang telah menciptakan aku, dan akulah hambaMu. Dan akupun dalam ketentuan serta janjiMu sedapat mungkin aku laku­ kan. Aku mohon berlindung kepadaMu dari segala kejahatan yang telah Engkau ciptakan, aku mengakui nikmatMu yang Engkau limpahkan kepadaku, dan aku mengakui dosaku, karena itu berilah ampunan kepadaku, sebab tidak ada yang dapat m e m ­ beri pengampunan, kecuali hanya Engkau sendiri. Aku me — mohon perlindungan dari segala kejahatan apa yang kulakukan". 11. SHALAT SUNNAT HAJAT. Shalat hajat ialah shalat sunat yang dikerjakan karena mem­ punyai hajat agar diperkenankan hajatnya oleh Tuhan. Shalat sunat hajat dikerjakan dua raka'at, kemudian berdo'a memohon sesuatu yang menjadi hajatnya. Shalat hajat ini banyak macam ragam cara mengerjakannya, yakni bukan syarat rukunnya tidak, hanya pada bacaan dan ter­ tibnya berlainan cara mengerjakannya. Pada pokoknya shalat hajat itu dilaksanakan dua raka'at sampai dengan 12 raka'at, dengan tiap­tiap dua raka'at satu sa­ lam. Ayat ayatnya terserah kepada yang akan mengerjakannya dan diperbuat dua raka'at sehingga sampai 12 raka'at jumlahnya. Dan seperti shalat shalat yang lain. Lafazh niatnya ialah ; 101 USHALLI S U N N A T A L HAAJATI T A ' A A L A A . A L L A H U AKBAR. Artinya : RAK'ATAINI LILLAAHI Aku niat shalat sunat hajat dua raka'at karena Allah ta'alaa. Allahu Akbar. Do'a shalat hajat : Apabila telah selesai shalat hajat, lalu duduklah kita dengan khusy', lalu membaca istighfar. Dalam Kitab Tajul Jamil lil ushul, dianjurkan : Selesai shalat hajat membaca istighfar 100 kali, yakni a ) ­ » , membaca : , t ASTAGHFIRULLAAHAL AZHIIMA. Artinya : "Aku memohon ampunan kepada Allah yang Maha Besar / Agung". Atau yang lebih lengkap bacaan istighfar sbb. : ^VK­^b ^gs\>* Z ^ / ^ A ^ i A S T A G H F I R U L L A A H A RABBII MIN K U L L I DZANBIN WA A T U U B U ILAIHI. Artinya : "Aku memohon keampunan kepada Allah Tuhanku, dari dosa­dosa dan aku bertaubat kepadaMu". Selesai membaca istighfar lalu membaca shalawat atas Nabi s.a.w. 100 kali, yakni membaca : 102 ALLAHUMMA SHALLI ' A L A A SAYYIDINA 'AN SHALAATAR RIDLAA WARDLA RIDLAA A R R I D L A A . MUHAMMADIN ASH­HAABIHIR Artinya : "Ya Allah, beri karunia kesejahteraan atas junjungan kami Muhammad, kesejahteraan yang diridlai, dan ridlailah dari pada shahabat shahabat sekalian". Sesudah itu membaca do'a sebagai berikut : LAA ILAAHA I L L A L L A A H U L HAKIIMUL KARIIM, S U B ­ HAANALLAAHI RABBIL ARSYIL 'AZHHM, ALHAM­ DU LILLAAHI RABBIL 'AA LAMUN, AS­ALUKA MUUJI­ BAATI RAHMATIKA WA­AZAA­IMA MAGHFIRATIKA WAL GHANIIMATA MIN KULLI BIRRIN WAS S A L A A ­ MATA MIN KULLI ITSMIN L A A T A D A ' LH D Z A N B A N , IL LA A G H A F A R T A H U , W A L A A HAMMAN I L L A A F A R ­ RAJTAHU W A L A A H A AJ A T A N I L L A A HIYA LAKA RID­ LAN ILLAA O A D L A I T A H A A Y A A ARHAMAR RAAHIMB NA. 103 Artinya : "Tidak ada Tuhan melainkan Allah yang Maha Penyantun dan Pemurah. Maha suci Allah, Tuhan pemelihara 'arasy yang Ma­ ha Agung. Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Kepa­ daMulah aku memohon sesuatu yang mewajibkan rahmatMu, dan sesuatu yang mendatangkan ampunanMu, dan memperoleh keuntungan pada tiap­tiap dosa. Janganlah Engkau biarkan dosa dari pada diriku, melainkan Engkau ampuni dan tidak ada se­ suatu kepentingan melainkan Engkau beri jalan keluar, dan tidak pula sesuatu hajat yang mendapat kerelaanMu, melainkan Engkau kabulkan. Wahai Tuhan yang paling Pengasih dan Penyayang". ( H.R. Turmudzi dan Ibnu Abi Aufa ) . Kemudian mohonlah apa yang dimaksud , sambil bersujud kepada Allah, dan perbanyaklah bacaan : L A A I L A A H A ILL^V A N T A SUBHAANAKA INNII K U N T U MINAZH ZHAALCVIDN. Artinya : "Tidak ada Tuhan melainkan Engkau ya Allah, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku ini adalah dari golongan yang aniaya". Keterangan : Shalat hajat ini laksanakanlah semalam, atau tiga malam sampai tujuh malam, tergantung pada penting dan urgensinya serta sulit maksud kita ini. Insya Allah hajat kita ini terkabul. • 12. SHALAT TARAWIH. Shalat tarawih ialah shalat malam yang dikerjakan pada bulan Ramadlan. Shalat ini hukumnya sunnat muakkad, boleh di­ kerjakan sendiri sendiri atau berjama'ah. Shalat tarawih ini dilakukan sesudah shalat 'Isya sampai waktu fajar. Bilangan raka'atnya yang pernah dilakukan oleh Rasulullah saw ada delapan raka'at. Umar bin Khathab menger­ jakannya sampai 20 raka'at/ Amalan Umar bin Khathab ini dise­ pakati oleh Ijma'. 104 Cara mengerjakannya : Tiap­tiap dua raka'at diakhiri dengan salam. Setelah selesai shalat tarawih hendaknya diteruskan dengan shalat witir, sekurang­ kurangnya satu raka'at. Tetapi umumnya dikerjakan tiga raka'at dengan dua salam dan boleh pula dikerjakan tiga raka'at satu sa­ lam. Surat yang dibaca sesudah AI­Fatihah pada tiap­tiap raka'at boleh mana saja yang kita kehendaki. . Umpama mulai dari surat At­Takatsur (Al­Hakumut takatsur) sampai surat Lahab (Tabbat yada Abi Lahabin), sedang pada raka'at kedua setelah membaca Fatihah yang dibaca boleh sembarang surah, tetapi diutamakan surah Al­Ikhlash (Qul Huwallahu ahad). Lafazh / niatnya : ^ USHALLI SUNNATAT TARAAWIIHI RAK'ATAIN M U M A N / I M A A M A N ) LILLAAHI T A A L A A . (MA' Artinya : "Aku niat shalat tarawih dua raka'at (makmum / jadi imam) karena Allah Ta'ala". F A D LI L AH Dalam bulan Ramadlan kita disunatkan memperbanyak Tadar­ rus (membaca Al Qur'an) memperbanyak membaca shalawat, dzikir dan berdo'a. Dan untuk menambah syi'ar bulan Ramadlan serta menggembirakan para jama'ah, ada beberapa shalawat dan do'a yang biasa dibaca dalam jama'ah shalat tarawih, dengan cara­ cara sbb. : a. Setelah shalat 'Isya, maka bersama­sama Bilal dan makmum membaca : 105 SUBBAANAL MALIKIL MA'BUUDI, SUBHAANAL MALIKIL MAUJUUDI, SUBHAANAL MALIKIL H A Y Y I L LADZII L A A Y A N A A M U W A L A A YAMUTU W A L A A Y A F U U T U A B A ­ DAN SUBBUUHUN QUDDUSUN R A B B U N A A W A RABBUL MALAAIKATI W A R R U U H , S U B H A A N A L L A A H I WALHAM DU LILLAAHI W A L A A I L A A H A I L L A L L A A H U W A L L A A ­ HU AKBARU, W A L A A H A U L A W A L A A OUWWATA ILLAA BILLAAHIL ' A L I Y Y I L AZHIIML Artinya : "Mahasuci Tuhan yang memiliki (alam) dan yang disembah, Maha suci Allah yang memiliki (alam) lagi Ada, Maha suci Allah yang memiliki lagi Maha Hidup dan tiada mati (selama­lamanya) dan tiada hilang selama­lamanya. Mahasuci Maha Quddus, Tuhan kami dan Tuhan semua malaikat dan ruh, Maha suci Allah dan se­ gala puji bagi Allah dan tiada Tuhan melainkan Allah, Allah Maha Besar, dan tiada daya upaya, dan tiada kekuatan kecuali dengan Allah, Tuhan yang Maha Tinggi lagi Agung". b. Sehabis itu Bilal membaca shalawat : A L L A H U M M A SHALLI Artinya : ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD. fc "Ya Allah kurnianilah kesejahteraan atas junjungan kita Nabi Muhammad". Kemudian para jama'ah menjawab : 106 A L L A H U M M A SHALLI WASALLIM 'ALAIHL Artinya : "Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan atasnya (Muhammad)". Bilal menjawab shalawat lagi : A L L A H U M M A SHALLI NA MUHAMMAD. A L A A SAYYIDINAA WAMAULAA­ Artinya : "Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan kita dan pemimpin kita Nabi Muhammad". atas junjungan Kemudian para jama'ah menjawab : A L L A H U M A SHALLI WASALLIM 'ALAIHL Artinya : "Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan atasnya (Muhammad)." Bilal membaca shalawat sekali lagi : A L L A H U M M A SHALLI ' A L A A S A Y Y I D I N A A W A N A B I Y Y I N A A W A H A B D B I N A A WASYAFH­'INAA W A D Z U H R I N A A W A M A U L A A N A A MUHAMMADIN. 107 Artinya : "Ya Allah, kurnianilah kesejahteraan atas junjungan kita, Nabi kita, kekasih kita, dan yang mesyafaatkan kita (ketak) dan pertaruhan­kita dan pemimpin kita Nabi Muhammad". Kemudian para jama'ah menjawab : A L L A H U M M A SHALLI WASALLIM 'ALAIHI. Artinya : "Ya Allah, berilali kesejahteraan dan keselamatan atasnya (Muhammad)". c. Sehabis dijawab oleh para jama'ah, kemudian Bilal mengu­ capkan : . ASH SHALAATUT TARAAWHHI RAHIMAKUMULLAAHU. Artinya ; "Kerjakanlah shalat tarawih semoga Allah melimpahkan rahmat kepada kamu sekalian". d. Sesudah salam pada dua raka'at yang pertama, bilal bersama jama'ah mengucapkan : F A D L ­ L A N M I N A L L A A H I WANI'MATAN W A M A G H F I R A ­ TAN W A R A H M A H . L A A I L A A H A I L L A L L A A H U WAHDA— L A A SYARIIKALAHU, LAHUL MULKU W A L A H U L HU HAMDU Y U H Y I I WAYMIITU W A H U W A ' A L A A KULLI 108 SYAI­IN OADDR. Artinya : "Kemurahan Allah dan nikmatNya dan ampunan serta rahmatNya semoga dilimpahkan kepada kita, tidak ada Tuhan melainkan Allah, Ia Esa, tiada sekutu bagiNya, bagiNya segala ke­ kuasaan dan bagiNya segala puji, dzat yang menghidupkan dan mematikan, dan Dia atas segala sesuatuNya Maha Kuasa". Kemudian bilal membaca shalawat seperti tersebut diatas, dan ja­ ma'ah menjawabnya ; "Allahumma shalli wasallim 'alaihi". c. Selesai salam pada raka'at yang keempat, bilal bersama­sama para jama'ah membaca: "Subhaanal malikil qudduus . . . . ", sampai akhir seperti tersebut diatas, sehabis itu bilal membaca shalawat, dan dibaca oleh para jama'ah : "ALLAHUMMA SHALLI WASALLIM'ALAIHI". Sehabis itu bilal mengucapkan lagi : ALBADRUL MUNIIRU SHALLUU ALAIHL SAYYIDUNA MUHAMMADUN Artinya : "Bulan purnama yang bersinar seminar, junjungan kita Nabi Muhammad, bershalawatlah kamu semua atasnya"­ f. Selesai salam pada raka'at ke 6, maka bilal mengucapkan: "FADL­LAM MINALLAHI WANI'MAH ". sampai akhirnya seperti tersebut diatas. Kemudian diteruskan dengan salam seperti tersebut diatas. g. Selesai salam pada raka'at ke 8 kemudian bilal dan parajamV ah membaca : "Subhaanal malikil quddus ", sampai akhirnya, dan diteruskan dengan shalawat seperti tersebut diatas. Sehabis itu lalu bilal mengucapkan : 109 ALKHALIIFATUL UU L A A AMDRUL MU'MINIINA SAYYI D U N A A A B U U BAKRINISH SHIDDIQ*\ Dan ja;..d ah menjawab : — R A D L I Y A L L A A H U 'ANHU Pada raka'at ke 12 sesudah do'a, bilal mengucapkan : ALKHALIIFATUTS TSAANIYATU A M H R U L MU'MINIINA S A Y Y I D U N A 'UMARABNIL KHATTHAAB. Dan jama'ah menjawab : *• RADLIYALLAAHU 'ANHU. Demikianlah dikerjakan pembacaan dalam tarawih, dan tiap­ tiap kali selesainya raka'at ke 4, ke 8, ke 12, ke 16 dan ke 20 bacalah: "Subhaanal malikil ma*buud s/d akhirnya bersama, ke­ mudian shalawat­shalawat seperti tersebut diatas dipimpin oleh bilal dan dijawab oleh jama'ah. Pada raka'at ke 6, ke 10, ke 14, dan ke 18, hendaknya mem­ baca: yakni sehabis salam membaca : "FADL—LAM M I N A L L A A ­ HI W ANI'M AH s/d akhirnya. Pada raka'at ke 16 selesai salam kemudian bilal mengucap ­ kan : ALKHALIFATUTS TSAALITSATU AMIIRUL MU'MINIINA S A Y Y I D U N A 'UTSMAANABNI ' A F F A A N . 210 Artinya : "Khalifah yang ketiga, amirul mukminin penghulu kami Usman bin Affaan". Dan dijawab: * ' R A D L I Y A L L A A H U 'ANHU. Kemudian pada raka'at yang ke 20 selesai salam, bilal me­ ngucapkan : ALKHALIIFATUR RAABI'ATU AMIIRUL MU'MINIINA SAYYIDUNAA ALIYYIBNI ABD THAALIB. Artinya : "Khalifah yang ke empat amirul mukminin penghulu kami Ali Ibnu AbiThalib". Dan dijawab : RADLIYALLAAHTJ ANHU. Karena shalat tarawih telah selesai, kemudian diteruskan dengan shalat witir. Untuk ini bilal mengucapkan : SHALAATUL WITRI A T S A A B A K U M U L L A A H U . Artinya : "Kerjakanlah shalat witir, mudah­mudahan Allah memberi pahala kepada kamu". 111 \LLAAHUMMAJALNAA BIL ILMAANI KAAMILDNA , .VALIFARAA IDLIKA MU­ADDIINA W A 'ALASH SHA LAWATI MU HAAFIZHI1N A, WAL1Z ZAKAATI FAAT LINA, W ALIM A A 'INDAKA THAALIBIINA WALI'AFWI ­ K A R A AJUN A , WABIL HUDAA MUTAMASSIKIINA, W A 'ANIL LAGHWI MU'RIDLIINA, W A F I D D U N ­ Y A A Z A A ­ HIDIINA, WAFIL AAKHIRATI RAAGHIBIINA, WABIL Q A D L A A I R A A D L I N A , WABIN N A ' M A A I SYAAKIRII ­ NA, W A ' A L A L B A L A A ­ I SHAABIRIINA WATAHTA LI WAA­I SAYYIDINAA MUHAMMADIN S H A L L A L L AA H U 'ALAIHI WASALLAMA Y AUM A L QIYAAMATI SAA­IRII N A , W A ' A L A L H A U D L I WAARIDIINA, WAFIL J AN N ATI DAAKHILnNA WA ' A L A A SARIIRATIL KARA AM ATI QATDIIN, WABIHLURIN TININ MIJTAZAWWIJIINA, W AMIN SUNDLSIN WA ISTABRAQIN WADIIBAAJIN MUTALABBISHNA, WAMIN THA'AAMIL JANNATI AAKILIINA, WAMIN LABANIN WA 'ASALIN MUSHAF ­ FDNA SYAARIBIINA BI­AKWAABIN WA­ABAARIIQA WAKA'SIN MIN MATININ MA'ALLAADZIIN A AN'AMTA 'ALAIHIM MINANNABIYYHNA WASIi SHIDDIIQIINA WASY SYUHADAA­I WASH SHAALIHIIN A WAHASUNA ULAAIKA RAFIIQAA, DZAALIKAL FADL LU MINAL ­ LAAHI W A K A F A A BILLAAHI 'ALIIMAA, W A L HAMDU LILLAAHI RABBIL 'AALAMIINA. Artinya : "Ya Allah, jadikanlah kami ( orang ­ orang ) yang imannya sempurna, dapat menunaikan segala fardlu, menjaga shalatnya, menunaikan zakat, menuntut/mencari segala kebaikan di sisiMu, mengharap keampunanMu, senantiasa memegang teguh petunjuk­ petunjukMu, terlepas/terhindar dari segala penyelewengan dan zuhud didunia dan mencintai amal untuk bekal diakherat dan tabah (sabar) menerima cobaan, mensyukuri segala ni'matMu dan semoga nanti pada hari kiamat kami dalam satu barisan di bawah naungan panji panji junjungan kita Nabi Muhammad saw dan melalui telaga yang sejuk, masuk didalam sorga, terhindar dari api neraka dan duduk ditahta kehormatan, didampingi oleh bidadari sorga, dan mengenakan baju­baju kebesaran dari sutera mewarna­warnai, menikmati santapan sorga yang lezat, minum susu dan madu yang suci bersih dalam gelas­gelas dan kendi­kendi 113 yang tak kering­keringnya, bersama­sama dengan orang­orang yang telah Engkau beri nikmat pada mereka dari golongan para nabi, shiddiqin dan orang­orang yang shahid serta orang­orang shaleh. Dan baik sekali mereka menjadi teman teman kami. Demikianlah kemurahan dari Allah swt dan kecukupan dari Allah Yang Maha Mengetahui. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam". 13. SHALAT, WITIR. Shalat witir ialah hukumnya sunnat, yakni shalat sunnat yang sangat diutamakan. Dalam hadist dinyatakan : Y A A AM A L A L O U R ­ A A N I A U T I R U U F A ­ I N N A L L A A H A YUHIBBUL WITRA. Artinya : "Hai para pencita­cita AI­Qur'an, kerjakanlah shalat witir, sebab Tuhan itu Tunggal (Esa). Dia suka kepada bilangan witir (ganjil)". Waktunya sesudah shalat Tsya sampai terbit fajar, dan biasanya shalat witir itu dirangkaikan dengan shalat tarawih. Bilangan raka'atnya 1, raka'at, atau 3, 5, 7, 9, dan 11. Kalau shalat witir itu banyak boleh dikerjakan dua raka'at satu salam, kemudian yang terakhir satu raka'at dengan satu salam. Jumlah sebelas raka'at itu telah cukup, dan inilah yang di­ kerjakan oleh Rasulullah saw sebagaimana dinyatakan oleh Aisyah r.a.yang artinya : "Tidaklah pernah Nabi saw melebihi shalat malam (witir) melebihi dari sebelas raka'at", Pada bulan Ramadlan setelah 15 Ramadlan, disunnatkan pada raka'at yang terakhir dari witir, yakni sesudah i'tidal pada raka'at terakhir, disunnatkan membaca Qunut, dan sesudahnya lalu selesaikanlah sampai salam. 114 Sembahyang Witir 2 raka'at : U S H A A L L I S U N N A T A L WITRI T A ' A A L A . A L L A H U AKBAR. RAK'ATAIN LILLAAHI Sembahyang Witir 1 raka'at : Niatnya : J j ^ ^ ^ ^ l ^ U S H A L U S U N N A T A L WITRI R A K ' A T A N A A L A . A L L A H U AKBAR. ^ l LILLAAHI T A ' DO'A SESUDAH SHALAT WITIR 115 ALLAHUMMA INNAA NAS­ALUKA IIMAANAN D A A IMAA, W A N A S ­ A L U K A Q A L B A N KHAASYJ'AA. WANAS­ ALUKA ILMAN NAAFI'AA, WANAS­ALUKA YAQIINA SHAADIOAA. W A N A S A L U K A 'AMALAN SHAALIHAA WANAS­ALUKA DIINAN QAYYIMAA. WANAS ALUKA KHAIRAN KATSIIRAA. W A N A S A L U K A L AFWA W A L 'AAFIYATA. WANAS­ALUKA TAMAAMAL AAFIYATI. A L A L 'AAFIYATI. W A N A S WANAS­ALUKASY S Y U K R A A L U K A L G H I N A A A 'ANIN NAASI. ALLAHUMMA RABBANAA TAOABBAL M I N N A A SHA LAATANAA, WASHIYAAMANAA, WAQIYAAMANAA W ATA' WATAKHSYSYU'ANAA, WATADLARRU'ANAA, A B B U D A N A A , WATAMMIM TAQSHIIRANAA Y A A AL LAH Y A A A L L A H Y A A A L L A H , Y A A A R H A M A R R A A HIMIINA, W A S H A L L A L L A A H U A L A A KHAIRI KHAL W A ' A L A A AALIHII WASHAHBI QIHI MUHAMMADIN HII AJMAIN. W A L H A M D U LILLAAHI RABBIL ' A A L A ­ MIIN. Artinya : "Ya Allah ya Tuhan kami, kami memohon kepadaMu (mo­ hon diberi) iman yang langgeng, dan kami mohon kepadaMu hati kami yang khusyu', dan kami mohon kepadaMu diberiNya ilmu yang bermanfaat, dan kami mohon ditetapkannya keyakinan yang benar, dan kami mohon (dapat melaksanakan) amal yang shaleh, dan kami mohon tetap dalam agama Islam, dan kami mo­ hon diberinya kebaikan yang melimpah­limpah, dan kami mohon memperoleh ampunan dan kesehatan, dan kami mohon kesehatan yang sempurna, dan kami mohon mensyukuri atas kesehatan ka­ mi, dan kami mohon kecukupan. Ya Allah ya Tuhan kami, teri ­ malah shalat kami, puasa kami, ruku' kami, dan khusyu' kami, dan pengabdian kami, dan sempurnakanlah apa yang kami lakukan selama shalat ya Allah, ya Allah, ya Allah Dzat yang Maha Penga­ sih dan Penyayang". 116 Do'a­do'a yang lazim dibaca dalam shalat tarawih : ALLAHUMMA lNNAKA'AFUWN TUH1BBUL 'AFWA FA' FU 'ANNII 3X A L L A H U M M A I N N A A NAS AL UKA RIDLAAKA WAL JANNAH W A N A ' U U D Z U BIKA MIN SAKHATIKA WAN NAARI 3X Artinya : "Ya Allah, Engkaulah Tuhan yang memberi ampun, dan Engkaulah Tuhan yang suka memberi ampun, karena itu ampuni­ lah hamba, ya Allah, hamba mohon keridlaanMu/ sorga dan hindarkanlah hamba dari kemurkaanMu dan dari api neraka". 14. SHALAT T D / H A R I R A Y A Shalat hari raya ada dua, yaitu hari raya Fithrah tanggal 1 Syawal dan pada hari­hari raya Adl­ha tanggal 10 Dzul Hijjah. Waktu shalat 'id dimulai dari terbit matahari sampai terge­ lincirnya. Kedua shalat hari raya tersebut, hukumnya sunnat muakkad bagi laki­laki dan perempuan, mukim atau musafir. Bo­ leh dikerjakan sendirian dan sebaiknya dilakukan berjama'ah. Cara mengerjakannya : a. Pada pagi hari tanggal 1 Syawal, sesudah kita menunaikan shalat shubuh dan sesudah kita mandi sunnat Hari Raya, lalu berangkatlah menuju mesjid atau tanah lapang dengan memperbanyak mengucapkan Takbir. b. Setelah tiba dimesjid, maka sebelum duduk shalat tahiy*atul masjid dua raka'at. Kalau ditanah lapangan tidak ada tahiyatul masjid, hanya duduklah dengan ikut mengulang ulang bacaan takbir, sampai mulai shalat 'Id itu. 117 c Lafazh / niatnya ialah sbb. : Jika shalat 'Idul Fithri : USHALLI SUNNATAN •(MA'MUMAN) L I L L A A H I LI'UDIL FITHRI RAK'ATAINI T A ' A A L A ' A L L A A H U AKBAR. Artinya : "Aku niat shalat 'Idul Fithri dua raka'at (ma'mum/jadi imam) karena Allah Ta'ala Jika shalat 'Idul AdI­ha : USHALLI S U N N A T A N LI1IDIL AD L HA A RAK'ATAI NI ( M A ' M U M A N ) LILLAAHI T A ' A A L A . A L L A H U AKBAR. Artinya : "Aku niat shalat Tdil Adl­ha dua raka'at (ma'mum/jadi i — mam) karena Allah Ta'ala". d. Pada raka'at pertama: Sesudah niat mula­mula membaca takbiratul ihram kemudian membaca do'a iftirah, selanjutnya takbir 7 kali dan setiap habis takbir di sunahkan membaca : Artinya : • "Maha suci Allah, dan segala puji bagi Allah, tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah Maha Besar". Setelah takbir 7 kalj dan membaca tasbih tersebut, kemudian membaca Surat AI­Fatihah dan disambung dengan membaca su­ rat yang disukai, dan lebih utama membaca Qaf atau surat AI­A'la (Sabbihisma Rabbikal a'la ) . e Pada raka'at kedua, sesudah berdiri untuk raka'at kedua membaca takbir 5 kali, dan setiap takbir disunatkan membaca 118 tasbih seperti tersebut pada raka'at pertama. Kemudian membaca surat Al­Fatihah dan diteruskan dengan bacaan surat yang kita kehendaki, tetapi lebih utama mem­ baca surat Al­Ghasyiah. Bacaan* itu dengan suara yang nya­ ring. Imam menyaringkan yakni mengeraskan suaranya pada waktu membaca surat AI­Fatihah dan surat surat lainnya, sedangkan ma'mum tidak nyaring. f. Shalat ini dikerjakan dua raka'at dan dilakukan sebagaimana shalat shalat yang lain. g. Khuthbah dilakukan sesudah shalat Id dua kali, yaitu pada khuthbah pertama membaca takbir 9 kali dan pada khuthbah kedua membaca takbir 7 kali dan pembacaannya harus ber­ turut­turut. h­ Hendaknya dalam khuthbah 'idul Fithri berisi penerangan tentang zakat fithrah dan pada hari raya Haji berisi penerangan tentang Ibadah haji dan hukum kurban. Hal­hal yang dilakukan sebelum shalat Iid : 1. Pada hari raya disunatkan mandi, dan berhias dengan mema­ kai pakaian yang sebaik­baiknya dan menggunakan wangi­ wangian yang dimilikinya­ 2. Disunatkan makan sebelum pergi shalat pada hari Idul Fithri, tetapi pada hari raya haji disunatkan tidak makan kecuali setelah shalat. 3. Pergi untuk mengerjakan shalat dan pulangnya dari shalat hendaknya mengambil jalan yang berlainan. 4. Takbiran : Pada hari raya Fithrah dan Haji disunatkan membaca takbir diluar shalat dan waktunya sebagai berikut : a. b. c. Pada hari raya Fithrah takbir dimulai dari terbenamnya mata­ hari hingga imam berdiri untuk mengerjakan shalat hari raya. Pada hari raya Haji takbir dimulai dari Shubuh pada hari 'Arafah (tanggal 9 Dzulhijah) dan pada tiap­tiap shalat fardlu yang lima waktu pada hari hari tanggal tersebut. Lafazh takbiran : « 9 A L L A A H U AKBAR A L L A A H U AKBAR A L L A A H U AKBAR, LAA ILAAHA I L L A L L A A H U W A L L A A H U AKBAR, AL ­ LA AH U AKBAR W A L I L L A A H I L HAMDU A L L A A H U A K ­ BAR KABIIRAA, W A L HAMDU LILLAAHI KATSIIRAA. WA ASHIILAA, L A A WASUBHAANALIAAHI BUKRATAN I L A A H A I L L A L L A A H U W A L A A NA'BUDU I L L A A I Y Y A A HU MUKHLISHIINA LAHUDDHNA WALAU KARIHAL KAAFI RUN. L A A ILAAHA I L L A L L A A H U WAHDAHU , SHADAQA WA'DAHU, WANASHARA ABDAHU, W A V A Z Z A j U N D A H U W A H A Z A M A L A H Z A A B A WAHADAHU. LAA ILAAHA I L L A L L A A H U W A L L A A H U AKBAR. A L ­ LA AH U AKBAR W A L I L L A A H I L HAMDU. Artinya : "Allah Maha Besar (3 kali) Tidak ada Tuhan melainkan Allah, Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah, Allah Maha Be­ sar dan Maha Agung dan segala puji bagi Allah. Malta suci Allah pada pagi dan petang, tiada Tuhan melainkan Allah dan tidak ada yang kami sembah kecuali hanya Allah, dengan ikhlash kami ber­ agama kepadaNya, walaupun orang­orang kafir membenci, Tidak Ada Tuhan melainkan Allah sendiriNya, benar janjiNya, dan Dia 120 menolong akan hambaNya, dan Dia mengusir musuh NabiNya dengan sendiriNya, tiada Tuhan melainkan Allah, Allah Maha Besar Allah Maha Besar dan bagiNya segala puji". Perlu diketahui bahwa pada hari Tidul Fithri dan Adi—ha, anak­anak besar kecil, tua muda. supaya meramaikannya, bahkan bagi wanita wanita yang sedan*g haidpun dianjurkan keluar kela­ pangan, sekalipun mereka tidak ikut shalat. Nabi s a w bersabda : 'AnUmmi'AthiyyahOaalat: K U N N A A NU'MARU AN NA ­ KHRUJA Y A U M A L TIDI HATTAA NAKHRUAL BIKRA MIN KH1DR1HA HATTAA NAKHRUJAL HUYYADLA BI ­ F A Y A K U N K H A L F A N NAASI, FAYUKABB1RNA TAKBIIRIHIM W A Y A D ' U U N A BIDU' AAIHIM Y A R J U U N A BARKATAN DZAALIKAL Y AUM I W ATH U HR ATAHU. Artinya : Dari Ummi 'Athiyah katanya : "Kami diperintahkan pergi shalat hari Raya, bahkan anak­anak gadis keluar dari pingitannya. Juga perempuan­perempuan yang sedang haid (datang bulan) te­ tapi mereka hanya berdiri saja dibelakang orang banyak, dan turut takbir dan berdo'a bersama sama dan mereka mengharapkan beroleh keberkahan dan kesucian hari itu". ( H R Bukhari) 15. SHALAT D U A G E R H A N A ( Kusufaian ) Shalat kesufaian ialah shalat dua gerhana, yakni shalat karena 121 gerhana bulan dan gerhana matahari. Kalau gerhana bulan kita lakukan shalat Khusuf, dan Kalau gerhana matahari kita lakukan shalat Kusuf Kedua shalat ini hukumnya sunnat muakkad. Waktu melakukan shalat gerhana matahari yaitu dari timbul gerhana itu sampai matahari kembali sebagaimana biasa, atau sam­ pai terbenam. Sedang shalat gerhana bulan waktunya mulai dari terjadinya gerhana itu sampai terbit kembali, atau sampai bulan nampak utuh. Cara mengerjakannya : Pertama : Shalat dua raka'at sebagaimana shalat biasa, boleh dilakukan sendiri sendiri, tetapi lebih utama dilakukan berjama'ah. Kedua : — Shalat dua raka'at dengan 4 kali ruku', dan 4 kali sujud, yakni pada raka'at pertama sesudah ruku' dan I'tidal membaca surat Fatihah lagi, kemudian terus ruku sekali lagi dan i'tidal lagi, kemudian terus sujud sebagaimana biasa. — Pada raka'at kedua juga dilakukan seperti pada raka'at yang pertama. Dengan demikian shalat gerhana itu semuanya ada 4 ruku', 4 fatihah dan 4 sujud. — Bacaan fatihah dan surat dalam shalat gerhana bulan dinya­ ringkan, sedang dalam gerhana matahari tidak dinyaringkan. Dalam membaca surat pada tiap­tiap raka'at disunatkan mem­ baca surat­surat yang panjang. — Jika shalat gerhana itu dikerjakan seperti shalat biasa dua ra­ ka'at dengan dua ruku', maka tidak ada halangan, yakni cukup sah pula. 1 Lafazh / niatnya (gerhana bulan) : USHALLI S U N N A T A L KHUSUUFI HI T A ' A L A . A L L A H U AKBAR. RAK'ATAINI LILLAA­ Artinya : . . "Aku niat .shalat Gerhana bulan dua raka'at, karena Allah Ta'ala". 122 .Lafazh / niatnya (gerhana matahari) : , USHALLI SUNNATAL KUSUUFI RAK'ATAINI A T A ' A L A . A L L A H U AKBAR. Artinya : "Aku 16. LILLAAHI niat shalat gerhana matahari karena Allah Ta'ala". SHALAT ISTISOA' (MEMOHON HUJAN). Shalat istisqa' adalah shalat siinnat untuk memohon hujan dan disunatkan bagi orang­orang yang muqim atau musafir, dikala sangat menghajatkan air karena tidak ada hujan atau keputusan air dari sumbernya. Cara melaksanakannya ada tiga cara, yaitu : a. b. c. Berdo'a saja sembarang tempat dan waktu, dengan suara yang nyaring atau lemah, Menambah do'a istisqa (mohon turunnya hujan) pada khuth­ bahjum'at. Dengan shalat dua raka'at yang disertai dengan dua khuthbah. Lafazh niatnya : USHALLI SUNNATAL ISTISOAA­I RAK'ATAINI (IMAMAN/ MA'MUMAN) LILLAAHI T A ' A L A A L L A H U AKBAR. Aku niat shalat sunat istisqa dua raka'at (jadi imam / ma'mum) karena Allah ta'ala. Allahu Akbar. Cara melaksanakannya.: a. Tiga hari sebelum melakukan shalat istiqa, Imam atau Ulama memerintahkan kaumnya agar berpuasa tiga hari lamanya, dan menganjurkan pula agar mereka beramal baik, seperti sedekah, taubat dari segala dosa, mengusahakan perdamaian dengan orang­orang yang dianggap lawan, dan melepaskan diri dari kezhaliman. 123 b. Pada hari yang keempatnya, semua penduduk/kaum disuruh keluar dari rumah bahkan binatang ternak, merekapam ikut serta dikeluarkan ke tanah lapang untuk melakukan shalat istisqa itu. Waktu keluar ketanah lapang, sebaiknya dengan pakaian yang sederhana dengan tidak memakai wangi­wangian dan tidak berhias dan selama itu orang dianjurkan supaya memperbanyak membaca istighfar artinya memohon ampun. c. Setelah salam, khathib membacakan dua khuthbah dan pada khuthbah yang pertama dimulai dengan membaca istighfar 9 kali pada khuthbah yang kedua dimulai denan membaca is­ tighfar 7 kali. PELAKSANAAN KHUTHBAH ISTISQA Cara melaksanakan berkhuthbah istisqa ada sedikit berbeda dengan khuthbah J um'at atau lainnya, yakni : a. b. Khathib disunatkan memakai selendang. Khuthbahnya berisi anjuran supaya beristighfar dan meren­ dahkan diri kepada Allah serta berkeyakinan, bahwa Allah akan mengabulkannya, yakni akan menurunkan hujan. c. Ketika berdo'a, hendaknya mengangkat kedua tangan lebih tinggi hingga terbuka antara lengan dan badannya. d. Pada khuthbah yang kedua, dikala berdo'a hendaknya khathib berpaling kekiblat artinya membelakangi ma'mum dan ber­ sama sama semuanya berdo'a terus. Dalam berdo'a hendaknya khathib berdo'a dengan suara yang lemah menurut tekanan irama memohon. Manakala khathib berdo'a dengan suara nyaring, makmumnya pun dianjurkan mengikuti do'anya de ­ ngan suara nyaring pula. e. Ketika berpaling ke kiblat, khathib hendaknya merobah selendangnya yang kanan ke kiri dan yang di atas ke bawah. Lafazh istighfar dan do'a istiga* ialah : 124 ASTAGHFIRULLAAHAL AZHHM ALLADZII L A A I L A A H A I L L A HUWAL H A Y Y U L Q A Y Y U U M U WAATUUBU ILAIHL Artinya : "Saya memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung, tiada Tuhan selain Allah. Dia yang hidup dan yang tegak dan saya bertaubat kepadaNya". Do'a isti$qa : Do'a yang sering dibaca dalam shalat istisqa, baik dalam khuthbah maupun diluar khuthbah ialah : ALLAHUMMASOINAL GHAITSA W A L A A TAJ'AL­NAA MINAL OAANITHIIN. Artinya : "Ya Allah tumpahkanlah hujan kepada kami dan janganlah Engkau jadikan kami termasuk orang orang yang berputus asa". ALLAHUMMA 'ALATH THIRAABI W A L A A K A A M I W A ­ MANAABITISY SYAJARI WABUTHUUNIL AUDIYATI ALLAHUMMA H A W A A L A I N A A W A L A A ' A L A I N A A . Artinya : "Ya Allah, curahkanlah hujan itu diatas tumpukan tumpukan tanah (gumuk) dan bukit­bukit, tempat pepohonan tanaman dan tumbuh­tumbuhan, dan dilembah­lembah. Ya Allah, curahkanlah disekeliling kami dan jangan diatas kami". 125 ALLAHUMAJ'ALHAA SUQYANRAHMATIN, WALAATAJ' A L H A A SUQYA ' A D Z A A B I N , W A L A A MUHQIN W A L A A BALAA­IN W A L A A HADAMIN W A L A A CHARAQIN. Artinya : "Ya Allah, jadikanlah hujan ini sebagai siraman rahmat, dan janganlah Tuhan jadikan hujan ini sebagai siraman siksa, dan janganlah Tuhan menjadikan hujan ini suatu siraman yang me­ musnahkan harta benda, dan mara bahaya dan jangan siraman yang menghancurkan dan menenggelamkan ". ALLAHUMMAS Q I N A A GHAITSAN MUGHHTSAN HA ­ NII­AN MARII­AN SAHHAN 'AAMMAN GHADAQAN THABAQAN MUJALIALAN DAAIMAN I L A A YAUMID ­ DIINI. ALLAAHUMMAS QINAA ALGHAITSA W A L A A T A J A L N A A MINAL OAANITHHNA. Artinya : "Ya Allah, si ramilah kami dengan hujan yang menyelamat­ kan, meni'matkan, menyenangkan, menyuburkan, mengalirkan ke segenap penjuru, banyak air dan kebaikannya, memenuhi su ­ ngai­sungai dan selalu mengalir merata hingga sampai hari kiamat. Ya Allah, tumpahkanlah hujan kepada kami, dan janganlah T u ­ han jadikan kami orang­orang yang berputus asa". 126 A L L A H U M M A BIL'IBAADI W A L B I L A A D I MINAL JUHDI W A L J U U I W AD L D L A N K I W A L A A N A S Y K U U I L L A I LAIK A. Artinya : " Y a Allah, sesungguhnya hamba Allah dan negeri tengah ditimpa kemelaratan dan kelaparan dan kesempitan hidup dan kami tidak dapat mengadukan kecuali kepada Tuhan". ALLAHUMMA ANBITIZ Z A R ' A WA­ADIRRA L A N A A AD L DLAR'A WA­ANZIL A L A I N A A MIN BARAKAATIS S A ­ MAAI W A ANBIT MIN B A R A K A A T I L ARDLI WAKSYIF A N N A A MINAL B A L A A I M A A L A A YAKSYIFU HU GHAIRUKA. Artinya : "Ya Allah, tumbuhkanlah tanam­tanaman ini untuk kami dan perbanyaklah air­air susu binatang­binatang untuk kami, tumpah­ kanlah barakah dari atas untuk kami, tumbuhkanlah isi bumi ini untuk kami, dan hindarkanlah kami dari mara bahaya sesuatu bencana alam yang tak akan mampu kami menghindarkannya, A L L A H U M M A I N N A A NASTAGHFIRUKA I N N A K A K U N T A G H A F F A R A A FA­A SILISSAMAA­A A L A I N A MIDRAARA. Artinya : " Y a Allah, sesungguhnya kami memohon ampunanMu, Sungguh Tuhan Maha Pengampun. Tumpahkanlah hujan itu dari langit untuk kami dengan sederas­derasnya". 127