Academia.eduAcademia.edu

Penelitian Korelasional Bivariat

PENELITIAN KORELASIONAL ANALISIS BIVARIAT MAKALAH diajukan untuk memenuhi tugas perkuliahan Metodologi Penelitian yang diampu oleh Dr. Yahya, M.Pd. OLEH: KELOMPOK 1 ADITYA AGUNG PRADITA NIM 16174002 AFIFAH UTAMI FIRMANSYAH NIM 16174003 DELSY ARMA PUTRI NIM 16174007 DEVI OKTAVIANA YULIS NIM 16174008 INDAH PERMATASARI SUARDI NIM 16174016 REZKI ISLAMI NIM 16174032 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG PADANG 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga makalah Metodologi Penelitian yang berjudul ”Penelitian Korelasional Analisi Bivariat” dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad Saw yang telah membawa umatnya dari alam jahiliyah kepada puncak ilmu pengetahuan. Di dalam penyelesaian makalah ini, penulis mendapatkan bimbingan dan motivasi dan masukan dari berbagai pihak. Namun, penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan kritik, saran, yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Padang, September 2016 Penulis DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR LAMPIRAN iii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Batasan Masalah 2 Tujuan Penulisan 2 Manfaat Penulisan 2 BAB II KAJIAN TEORI Konsep Penelitian Kuantitatif 3 Konsep Penelitian Korelasional 3 Pengertian Penelitian Korelasional 3 Fungsi Penelitian Korelasional 4 Karakteristik Penelitian Korelasional 4 Prinsip Penelitian Korelasional 5 Struktur Penelitian Korelasional 5 Jenis-jenis Desain Penelitian Korelasional 6 Penelitian Korelasional Analisis Bivariat 6 Pengertian Korelasi Bivariat 6 Desain Dasar Penelitian Korelasional Analisis Bivariat 7 Pemilihan Masalah 7 Peninjauan Masalah atau Studi Kepustakaan 8 Pertanyaan Penelitian atau Hipotesis Penelitian 8 Rancangan Penelitian Korelasional Bivariat 9 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 9 Metode Pengumpulan Data 13 Variabel Penelitian 13 Data, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data 14 Instrumen Penelitian 15 Teknik Penganalisisan Data 2 Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Korelasional Analisis Bivariat 25 BAB III PENUTUP Simpulan 26 KEPUSTAKAAN 27 LAMPIRAN DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Contoh Proposal Penelitian Korelasional Bivariat Lampiran 2. Notulen Diskusi Kelompok 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada suatu masalah yang memerlukan solusi yang tepat. Kegiatan penyelesaian masalah yang disebut penelitian dapat dilakukan secara sistematis dengan mengikuti metodologi, dikontrol, dan didasarkan teori yang ada serta diperkuat dengan gejala yang ada. Secara umum, penelitian dapat dibedakan dari beberapa aspek, diantaranya aspek tujuan, aspek metode, aspek kajian. Aspek tujuan terdiri dari penelitian dasar dan lanjut. Aspek metode terdiri atas penelitian deskriptif, penelitian sejarah, penelitian survei, penelitian ex-postfakto, penelitian eksperimen. Sedangkan, aspek kajian sesuai bidang garapan dapat dibagi menjadi dua, yaitu penelitian kependidikan dan penelitian nonkependidikan. Sebagai calon guru, banyak metode penelitian atau model rancangan penelitian yang biasa digunakan dalam berbagai penelitian di bidang pendidikan, salah satunya adalah metode penelitian korelasional. Fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan terdapat hubungan antar unsur-unsurnya. Seperti hubungan antara guru dengan siswa, guru dengan materi atau kurikulum, materi dengan evaluasi pembelajaran, dan masih banyak yang lainnya. Hubungan-hubungan tersebut dapat diketahui tingkat korelasinya secara ilmiah dan secara statistik melalui metode penelitian korelasional. Konsep pemikiran tentang hubungan adalah untuk menjawab pertanyaan tentang apakah kemunculan suatu gejala akan diikuti oleh gejala-gejala lain, atau lebih spesifik apakah perubahan suatu variabel akan diikuti oleh perubahan variabel lain. Perubahan suatu variabel diikuti oleh perubahan variabel lain menandakan adanya hubungan (korelasi) antar variabel. Dalam penelitian korelasional terdapat dua jenis analisis, salah satunya adalah analisis bivariat, yaitu penelitian yang meneliti hubungan antara sepasang variabel. Oleh karena itu, Pembahasan makalah ini penting sebab penelitian bagi seorang mahasiswa merupakan “makanan pokok” sehari-hari. Setiap mahasiswa wajib memiliki kemampuan untuk melakukan sebuah penelitian. Hal tersebut dikarenakan tugas melakukan penelitian merupakan salah satu syarat kelulusan mahasiswa, baik untuk jenjang S1 sampai S3. Untuk itu, penguasaan atas materi metode penelitian mutlak harus dikuasai oleh mahasiswa. Khususnya dalam makalah ini membahas mengenai penelitian kuantitatif dengan desain korelasional analisis bivariat. Batasan Masalah Dalam penulisan makalah ini penulis menguraikan tentang konsep penelitian korelasional, kegunaan penelitian korelasional, konsep analisis bivariat, cara melaksanakan penelitian membaca hasil data berdasarkan analisis bivariat. Tujuan Penulisan Secara umum, penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari lebih dalam mengenai studi korelasional analisis bivariat. Secara khusus, penulisan makalah ini bertujuan sebagai berikut. Pertama, menjelaskan konsep penelitian korelasional. Kedua, menjelaskan kegunaan penelitian korelasional. Ketiga, menjelaskan jenis penelitian korelasional. Keempat, menjelaskan konsep analissi bivariat. Kelima, menjelaskan jenis-jenis analsisi bivariat. Keenam, menjelaskan metode penelitian korelasional dengan menggunakan analisis bivariat. Manfaat Penulisan Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri dan bagi instansi pendidikan. Bagi penulis dapat memberikan pengalaman, wawasan, dan pengetahuan serta keterampilan yang baru bagi penulis dalam pembuatan makalah ini. Bagi instansi pendidikan dapat dijidikan sebagai wacana. BAB II KAJIAN TEORI Konsep Penelitian Kuantitatif Penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Menurut Arikunto (2006: 12) penelitian kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya.  Sementara, menurut Sugiyono (14:2015), metode penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Adapun jenis desain penelitian kuantitatif adalah penelitian korelasional, penelitian eksperimen, penelitian R & D, dan penelitian PTK. Supaya tidak terjadi kerancuan pembahasan, sesuai dengan topik yang diangkat oleh penulis, makalah ini dibatasi pada bahasan penelitian kuantitatif desain korelasional. Konsep Penelitian Korelasional Pengertian Penelitian Korelasional Dalam ranah penelitian kuantitatif, pendekatan korelasional adalah desain atau rancangan penelitian untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel atau melakukan perubahan terhadap variabel sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Faenkel dan Wallen, 2008:328). Biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi. Fungsi Penelitian Korelasional Tujuan penelitian korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara variabel, atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi (Gay dalam Emzir, 2009:38). Studi hubungan biasanya menyelidiki sejumlah variabel yang dipercaya berhubungan dengan variabel lainnya. Dalam penelitian di bidang pendidikan, korelasi digunakan untuk melakukan penelitian terhadap sejumlah variabel yang diperkirakan mempunyai peranan yang signifikan  dalam mencapai proses pembelajaran. Sebagai contoh, misalnya tentang pencapaian hasil belajar dengan motivasi internal, belajar strategi, intensitas kehadiran mengikuti kuliah, dan lain sebagainya. Disamping itu, penelitian korelasi dilakukan untuk menjawab tiga pertanyaan penelitian tentang dua variabel atau lebih. Pertanyaan tersebut yaitu: (1) Adakah hubungan di antara dua variabel? (2)  Bagaimanakah arah hubungan tersebut? (3) Berapa besar/ jauh hubungan tersebut dapat diterangkan? Variabel-variabel penelitian dikatakan berkorelasi positif apabila variasi variabel saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Ibnu, dkk. (2003:46) yang menyatakan bahwa penelitian korelasional bermaksud untuk mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel. Karakteristik Penelitian Korelasional Menurut Sukardi (2004:166) penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen. Kedua, memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata. Ketiga, memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan. Prinsip Penelitian Korelasional Dalam penelitian korelasional, para peneliti biasanya hanya mendasarkan pada penampilan variabel sebagaimana adanya, tanpa mengatur kondisi atau memanipulasi variabel tersebut. Oleh karena itu, peneliti hendaknya mengetahui cukup banyak alasan yang kuat guna mempertahankan hasil hubungan yang ditemukan. Struktur Rancangan Penelitian Korelasional Menurut Creswell (2012: 339-342), ada dua rancangan utama dalam penelitian korelasional yaitu explanatory research design dan prediction research design. Explanatory Research Design (Rancangan Penelitian Penjelasan) Explanatory Research Design adalah desain korelasional di mana peneliti tertarik dalam dua variabel (atau lebih) bervariasi, yaitu di mana perubahan dalam satu variabel merefleksi perubahan variable lain. Berikut adalah struktur rancangan penelitian penjelasan (explanatory research design). Para peneliti dapat mengkorelasikan dua variabel atau lebih. Para peneliti mengumpulkan data pada satu titik waktu. Bukti ditemukan dalam administrasi instrumen. Peneliti ​​menganalisis semua variabel. Peneliti memperoleh setidaknya dua skor untuk masing-masing variabel.  Peneliti melaporkan penggunaan statistik uji korelasi dalam      analisis data. Di akhir, peneliti membuat interpretasi atau menarik kesimpulan dari hitungan hasil tes. The Prediction Design (Rancangan Penelitian Prediksi) Prediktor adalah variabel yang digunakan untuk membuat prediksi tentang hasil dalam penelitian korelasional. Hasil prediksinya itu disebut kriteria variabel. Berikut adalah struktur rancangan dari penelitian prediksi, antara lain sebagai berikut. Para penulis biasanya memasukan kata ‘prediksi’ di dalam judul. Para peneliti biasanya mengukur variabel prediktor pada satu titik waktu dan variabel kriteria pada suatu titik waktu selanjutnya. Para peneliti memperkirakan kinerja masa depan. Sebuah penelitian prediksi akan melaporkan analisa korelasi menggunakan uji statistik korelasi. Sebagai contoh, penulis mungkin tertarik di beberapa prediktor yang membantu menjelaskan kriteria dari setiap variabel. Disisi lain, menurut Fraenkel, Walen, dan Hyun (2012: 363) struktur rancangan dalam penelitian korelasi antara lain adalah memilih masalah, memilih sampel, memilih atau mengembangkan instrumen, penentuan prosedur, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menginterpretasikan hasil. Jenis-Jenis Desain Penelitian Korelasional Shaughnessy dan Zechmeiser (dalam Emzir, 2008) menyatakan ada 5 jenis desain penelitian korelasional yaitu: (1) korelasi bivariat, (2) korelasi regresi dan prediksi, (3) regresi jamak, (4) analisis faktor, dan (5) korelasi yang dibuat untuk membuat kesimpulan kausal. Sementara, Creswell (2008) menyatakan hanya ada dua desain utama penelitian korelasional yaitu eksplanatori (explanatory) dan prediksi (prediction). Meskipun para ahli mengelompokkan rancangan penelitian korelasional agak berbeda, namun pada prinsipnya pengklasifikasian tersebut hanya berpijak pada pandangan yang berbeda dan penamaan yang berbeda. Supaya tidak terdapat kerancuan pembahasan dan disesuaikan dengan topik yang penulis angkat dalam mkalah ini, selanjutnya penulis akan membatasi bahasan pada jenis desain penelitian korelasi bivariat. Penelitain Korelasi Bivariat Pengertian Korelasi Bivariat Rancangan penelitian korelasi bivariat adalah suatu rancangan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara hasil pengukuran terhadap dua variabel yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat atau derajat hubungan antara sepasang variabel (bivariat). Lebih lanjut, penelitian jenis ini seringkali menjadi bagian dari penelitian lain, yang dilakukan sebagai awal untuk proses penelitian lain yang kompleks. Misalnya, dalam penelitian korelasi multivariat yang meneliti hubungan beberapa variabel (lebih dari dua variabel) pada umumnya selalu diawali dengan penelitian hubungan sederhana untuk melihat bagaimana masing-masing variabel tersebut berhubungan satu sama lain secara berpasangan. Hubungan antara dua variabel yang diukur berdasarkan analisis bivariat mempunyai tingkatan dan arah. Tingkat hubungan (bagaimana kuatnya hubungan) biasanya ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi. Nilai koofisien  korelasi merupakan suatu alat statistik yang digunakan untuk membantu peneliti dalam memahami tingkat hubungan tersebut. Nilai koefisien bervariasi dari -1,00 sampai +1,00 diperoleh dengan menggunakan teknik statistik tertentu sesuai dengan karakter dari data masing-masing variabel. Korelasi zero (0) mengindikasikan tidak ada hubungan. Koefisien korelasi yang bergerak ke arah -1,00 atau +1,00, merupakan korelasi sempurna (Emzir, 2009:48). Arah hubungan diindikasikan oleh simbol “-“ dan “+”. Apabila korelasi negatif, artinya semakin rendah skor pada suatu variabel, semakin rendah pula skor pada variabel lain. Sedangkan korelasi positif mengindikasikan bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin tinggi pula skor pada variabel lain (Emzir, 2009:48). Desain Dasar Penelitian Korelasional Bivariat Pada dasarnya penelitian korelasioanal melibatkan perhitungan korelasi antara variabel yang komplek (variabel kriteria) dengan variabel lain yang dianggap mempuyai hubungan (variabel prediktor). Langkah-langkah tesebut penelitian ini antara lain secara umum menurut Mc Milan dan Schumaker (2003), yaitu penentuan masalah, peninjauan masalah atau studi pustaka, pertanyaan penelitian atau hipotesis, rancangan penelitian dan metodologi penelitian,  pengumpulan data, dan analisis data, simpulan. Pemilihan Masalah Pada dasarnya, desain penelitian korelasi bivariat ini cukup sederhana, yakni hanya dengan mengumpulkan skor dua variabel dari kelompok subjek yang sama dan kemudian menghitung koefisien korelasinya. Studi korelasional dapat dirancang untuk menentukan variabel mana dari suatu daftar yang mungkin berhubungan maupun untuk menguji hipotesis mengenai hubungan yang diharapkan. Oleh karena itu, dalam melakukan penelitian ini, pertama-tama peneliti menentukan sepasang variabel yang akan diselidiki tingkat hubungannya. Variabel yang dilibatkan harus diseleksi. Pemilihan kedua variabel yang dianggap memiliki hubungan tersebut harus berdasarkan teori, asumsi, hasil penelitian yang mendahului, atau diturunkan dari pengalaman bahwa keduanya sangat mungkin berhubungan. Peninjauan Masalah atau Studi Kepustakaan Setelah penentuan masalah, kegiatan penelitian yang penting adalah studi kepustakaan yang menjadi dasar pijakan untuk memperoleh landasan teori, kerangka pikir dan penentuan dugaan sementara sehingga peneliti dapat mengerti, mengalokasikan, mengorganisasikan, dan menggunakan variasi pustaka dalam bidangnya. Macam-macam sumber untuk memperoleh  teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti adalah dari jurnal, laporan hasil penelitian, majalah ilmiah, surat kabar, buku yang relevan, hasil-hasil seminar, artikel ilmiah dan narasumber. Pertanyaan Penelitian atau Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang kita ajukan. Banyaknya jumlah hipotesis tergantung dari banyaknya rumusan masalah dan kerangka berpikir yang kita ajukan. Hipotesis penelitian adalah merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang secara teoritis, yang kebenaranya harus diuji secara empiris. Dalam penelitian korelasional bivariat, hipotesis hendaklah menyatakan pertautan dua variabel, dinyatakan dalam kalimat deklaratif, dirumuskan secara singkat dan padat, dan dapat diuji. Contoh rumusan masalah dalam korelasional bivariat. Ada hubungan positif antara keterampilan memahami teks eksposisi dan keterampilan menulis teks eksposisi siswa Untuk menguatkan penelitian ini, diajukan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari penelitian. Hipotesis yang diajukan yaitu terdapat hubungan positif dan signifikan pada taraf kepercayaan 95% antara keterampilan memahami teks eksposisi dengan keterampilan menulis teks eksposisi siswa. Hipotesis tersebut kemudian dijabarkan ke dalam hipotesis statistik berikut. H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keterampilan memahami teks eksposisi dengan keterampilan menulis teks eksposisi siswa. Hipotesis diterima jika thitung < ttabel pada dk = n-1 dengan taraf signifikan 0,05 dan taraf kepercayaan 95%. H1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keterampilan memahami teks eksposisi dengan keterampilan menulis teks eksposisi siswa. Hipotesis diterima jika thitung > ttabel pada dk = n-1 dengan taraf signifikan 0,05 dan taraf kepercayaan 95%. Tingkat signifikansi dalam hal ini berarti kita mengambil risiko salah dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesa yang benar sebanyak-banyaknya 5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian). Sementara, taraf kepercayaan pada dasarnya menunjukkan tingkat keterpercayaan sejauhmana pengambilan keputusan mengenai hasil uji hipotesis diyakini kebenarannya. Dalam statistika, tingkat kepercayaan nilainya berkisar antara 0 sampai 100%. Secara konvensional, para peneliti dalam ilmu-ilmu sosial sering menetapkan tingkat kepercayaan berkisar antara 95% – 99%. Jika tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, ini berarti tingkat keyakinan untuk menolak atau mendukung hipotesis nol dengan benar adalah 95%. Pada contoh di atas, jika koefisien korelasi nilainya positif, maka berarti keterampilan memahami teks eksposisi berhubungan positif dan signifikan terhadap keterampilan menulis teks eksposisi siswa. Jadi dalam kasus ini dapat disimpulkan bahwa keterampilan memahami teks eksposisi berhubungan positif terhadap keterampilan menulis teks eksposisi siswa. Rancangan Penelitian atau Metodologi  Penelitian Korelasional Bivariat Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling Pada tahap ini peneliti menentukan subjek penelitian yang akan dipilih dan menentukan cara pengolahan datanya. Subyek yang dilibatkan dalam penelitian ini harus dapat diukur dalam variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian. Subyek tersebut harus relatif homogen dalam faktor-faktor di luar variabel yang diteliti yang mungkin dapat mempengaruhi variabel terikat. Bila subyek yang dilibatkan mempunyai perbedaan yang berarti dalam faktor-faktor tersebut, korelasi antar variabel yang diteliti menjadi kabur. Untuk mengurangi heterogenitas tersebut, peneliti dapat mengklasifikasikan subyek menjadi beberapa kelompok berdasarkan tingkat faktor tertentu kemudian menguji hubungan antar variabel penelitian untuk masing-masing kelompok. Populasi merupakan semua objek atau objek sasaran penelitian. Sementara, sampel merupakan sebagian dari populasi yang akan diteliti. Contoh, populasi dalam sebuah penelitian hubungan antara keterampilan memahami teks eksposisi dan keterampilan menulis teks eksposisi adalah siswa kelas VII SMP Negeri 8 Padang yang terdaftar pada tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 265 orang yang tersebar pada sembilan kelas, yaitu VII A sampai VII I. Karena populasi penelitian ini lebih dari 100 siswa, maka perlu digunakan teknik pengambilan sampel. Teknik sampling adalah teknik penggambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Pada dasarnya teknik sampling dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut. Probability sampling Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini terbagi atas berikut. Simple random sampling Dikatakan simple (sederhana) karena pegambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogeny. Proportionate stratified random sampling Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homgen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata. Disproportionate stratified random sampling Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. Cluster sampling (area sampling) Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang diteliti atau sumber data sangat luas, missal penduduk dari suatu Negara, provinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sasmpelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan. Nonprobability sampling Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampling ini terbagi atas berikut. Sampling sistematis Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampeln berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang berjumlah 100 orang, dari semua anggota tersebut diberi nomor urut 1 sampai 100. Pengambilan sampel bisa diambil dar nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tetentu. Sampling kuota Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sampling insidental Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang cocok sebasgai sumber data. Sampling purposive Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampling jenuh Sampling jenuh adalah teknik peentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering digunakan bila populasi relatif kecil., kurang dari 30 orang, atau penelitian yang akn membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lainnya adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Snowball sampling Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar, ibarat bola salju yang menggelinding yang lama kelamaan menjadi besar. Misalnya dalam penelitian pertama dipilih satu atau dua orang sebagai sampel, akan tetapi karena dari dua orang ini data yang diperoleh belum merasa lengkap, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan orang-orang sebelumnya. Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel diharapkan 100% mewakili dari populasi adalah sama dengan jumlah populasi itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 orang maka hasil penelitian itu akan berlaku pada 1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah populasi tersebut. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi maka akan semakin kecil peluang kesalahan generalisasi yang akan terjadi, dan sebaliknya semakin kecil jumlah sampel menjauhi populasi maka akan semakin besar peluang terjadi kesalahan generalisasi. Berapa jumlah anggota sampel yang tepat pada penelitian adalah tergantung pada tingkat ketelitian dan kesalahan yang dikehendaki oleh peneliti. Hal ini sering kali dipengaruhi oleh sumber dana, waktu, dan tgenaga yang tersedia. Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya tergantung kepada teori yang dipakai. Berdasarkan contoh sebelumnya, yaitu penelitian hubungan antara keterampilan memahami teks eksposisi dan keterampilan menulis teks eksposisi adalah siswa kelas VII SMP Negeri 8 Padang, teknik pengambilan sampel yang dipilih peneliti adalah teknik Proportional Random Sampling (pengambilan sampel secara acak). Proportional random sampling adalah penarikan sampel berdasarkan proporsi jumlah siswa. Menurut Margono (2010:128), sampel proporsional menunjuk kepada penarikan sampel dari beberapa subpopulasi yang tidak sama jumlahnya. Oleh karena itu, persentase sampel yang diambil dalam penelitian adalah 20% dari populasi per kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto, (2002:112) yang menyatakan apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya, tetapi jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Dengan demikian, jumlah sampel yang diambil adalah 54 orang siswa. Untuk lebih jelasnya mengenai populasi dan sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel Populasi dan Sampel Penelitian No. Kelas Jumlah Populasi Sampel (20%) 1 2 3 4 1 VII-A 29 orang 6 orang 2 VII-B 30 orang 6 orang 3 VII-C 30 orang 6 orang 4 VII-D 30 orang 6 orang 5 VII-E 30 orang 6 orang 6 VII-F 29 orang 6 orang 7 VII-G 29 orang 6 orang 8 VII-H 29 orang 6 orang 9 VII-I 29 orang 6 orang Jumlah 265 orang 54 orang Metode Pengumpulan Data Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian adalah seluruh komponen yang akan digunakan peneliti dalam penelitian-nya agar mendapat suatu hasil yang tertentu sesuai dengan yang diinginkan sebagai kesimpulan atau hasil dari penelitiannya. Variabel dalam penelitian korelasional bivariat terdapat dua variabel penelitian, yaitu variabel bebas, sebagai variabel X, dan variabel terikat sebagai variabel Y. Variabel bebas atau dikenal dengan istilah variabel dependent merupakan variabel yang diduga memiliki fungsi sebagai penyebab timbulnya variabel yang lain. Biasanya variabel bebas akan diamati dan diukur dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruhnya terhadap variabel lainnya. Secara singkat, variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi atau menjadi penyebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas memiliki fungsi utama sebagai acuan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap variabel lain.  Jenis variabel kedua adalah variabel terikat atau disebut juga dengan istilah independent atau variable output atau kriteria. Ia adalah hasil atau akibat yang ditimbulkan oleh variabel bebas. Variabel ini merupakan hasil yang timbul sebagai akibat langsung dari pengaruh variabel bebas. Berdasarkan contoh sebelumnya, yaitu penelitian mengenai hubungan keterampilan memahami teks eksposisi dan keterampilan menulis teks eksposisi siswa, dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian. Pertama, keterampilan memahami teks eksposisi sebagai variabel bebas (variabel X). Kedua, keterampilan menulis teks eksposisi sebagai variabel terikat (variabel Y). Data, Sumber Data, dan Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder). Metode pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya. Sedangkan instrumen pengumpul sata merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.  Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya. Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi dan wawancara. Contoh, untuk penelitian hubungan antara keterampilan memahami teks eksposisi dengan keterampilan menulis teks eksposisi siswa berdasarkan contoh yang digunakan sebelumnya, metode pengumpulan data yang dilakukan adalah berupa instrumen penelitian, yaitu berupa tes keterampilan memahami teks eksposisi dan tes keterampilan menulis teks eksposisi. bentuk tes objektif digunakan untuk mengukur tingkat keterampilan memahami teks eksposisi. Sementara itu, bentuk tes keterampilan menulis teks eksposisi adalah tes unjuk kerja. Sedangkan sumber data adalah primer yaitu dengan cara memperoleh langsung dari instrumen tes yang diberikan pada siswa sampel penelitian. Selanjutnya, data dalam penelitian ini adalah skor hasil tes keterampilan memahami dan skor hasil tes keterampilan menulis. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan metode pengumpulan data atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data, diantaranya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dokoumentasi dan sebagainya. Sementara, instrumen pengumpul data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data, seperti lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya. Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi dan wawancara. Berdasarkan contoh sebelumnya, yaitu penelitian hubungan antara keterampilan memahami teks eksposisi dengan keterampilan menulis teks eksposisi siswa, Instrumen penelitian ini berupa tes keterampilan memahami teks eksposisi dan tes keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas VII SMP Negeri 8 Padang. Sementara, istrumen pengumpul data berupa bentuk tes objektif digunakan untuk mengukur tingkat keterampilan memahami teks eksposisi, dan bentuk tes unjuk kerja untuk mengukur keterampilan menulis teks eksposisi. Tes yang diberikan, disusun berdasarkan indikator yang telah ditetapkan. Penetapan indikator atau kisi-kisi harus sesuai dengan tinjauan pustaka atau kajian teori yang dijadikan dasar penelitian, serta merujuk kepada rumusan masalah dan pertanyaan penelitian. Tes ditulis sesuai teori kisi-kisi dari setiap variabel. Di mana untuk setiap indikator memiliki beberapa soal, sehingga hasilnya nanti dapat diverifikasi dengan baik. Berikut contoh kisi-kisi untuk penelitian hubungan keterampilan memahami teks eksposisi dan keterampilan menulis teks eksposisi siswa. Tabel Kisi-kisi Uji Coba Tes Keterampilan Memahami Teks Eksposisi No. Indikator Aspek yang dinilai Butir Soal Jumlah Soal 1 2 3 4 5 1. Menentukan fungsi teks eksposisi Menemukan kalimat fakta Menentukan fungsi teks 2, 10, 13, 19, 22, 28, 37, 41, 53, 56 10 2. Menentukan ide pokok dalam teks eksposisi Menemukan ide pokok paragraf Menemukan gagasan penjelas 3, 6, 11, 16, 25, 27, 34, 36, 42, 49, 52, 58 12 3. Menentukan ringkasan teks eksposisi Menemukan poin-poin penting dalam paragraf untuk diringkas Menentukan ringkasan 4, 7, 15, 18, 24, 29, 35, 40, 45, 50, 51, 60 12 Tabel lanjutan 1 2 3 4 5 4. Menentukan struktur teks eksposisi Menentukan tesis/pernyataan pendapat awal Menentukan argumentasi Menentukan reiterasi/kesimpulan 1, 8, 12, 17, 21, 26, 32, 38, 43, 46, 55, 57 12 5. Menentukan ciri kebahasaan teks eksposisi Menentukan kata ganti/rujukan kata (pronomina) Menentukan kelas kata (nomina, verba, adjektiva, adverbia) Menentukan kata sambung (konjungsi) 5, 9, 14, 20, 23, 30, 31, 33, 39, 44, 47, 48, 54, 59 14 Jumlah 60 Pada tes objektif, sebelum dijadikan instrumen penelitian terlebih dahulu soal tes objektif diujicobakan kepada siswa yang berada di luar sampel penelitian. Uji coba soal objektif tersebut terdiri atas 60 butir soal seperti contoh di atas. Uji coba dilakukan untuk menentukan validitas item dan reliabilitas tes. Uji coba tersebut dilakukan agar tes yang digunakan benar-benar dapat mengukur tingkat keterampilan memahami teks eksposisi siswa dan dapat dipertanggungjawabkan. Selanjutnya, untuk menentukan keabsahan instrumen keterampilan memahami teks eksposisi, berikut ini akan dijelaskan tentang validitas item dan reliabilitas tes instrumen uji coba. Pertama, untuk mengetahui valid atau tidaknya tes, digunakan validitas item. Kedua, untuk mengetahui tingkat kepercayaan, ketepatan atau keterandalan tes objektif digunakan reliabilitas tes. Validitas Item Validitas berasal dari kata valid yang artinya sahih. Validitas dapat diartikan sebagai tingkat kesahihan suatu tes. Kesahihan yang dimaksud adalah sejauh mana ketepatan sebuah tes dapat menjadi pengukuran dengan apa yang diukur. Tes yang valid atau tes yang memiliki kadar validitas yang tinggi adalah tes yang isinya layak mengukur objek yang akan diukur dan sesuai dengan kriteria tertentu (Abdurrahman dan Ratna, 2003:179). Maksudnya terdapat relevansi antara tes dengan fungsi dan sasaran pengukurannya. Validitas item dapat ditentukan dengan menggunakan rumus biserial berikut ini. Keterangan: rpbi = validitas item yang dicari = rerata skor tester yang menjawab benar = rerata skor total St = standar deviasi dari skor total p = rerata tester yang menjawab benar (р) q = rerata tester yang menjawab salah (qp) (Abdurrahman dan Ratna, 2003:194) Atau menggunakan rumus korelasi Product Moment berikut. Ketarangan: = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y = jumlah perkalian variabel X da variabel Y N = jumlah sampel penelitian ∑ = jumlah kuadrat X ∑ = jumlah kuadrat Y 7 9 22 ? 5 2 6 8 ?