Academia.eduAcademia.edu

Peran Milennial dalam Demokrasi di Tahun Politik 2019

Peran Milennial dalam Demokrasi di Tahun Politik 2019 WASISTO RAHARJO JATI PUSAT PENELITIAN POLITIK – LIPI UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG, 29 NOVEMBER 2018 Facebook :Wasisto Raharjo Jati Instagram : @wasistojati STRUKTUR PRESENTASI  APA & SIAPA ITU KALANGAN MILENNIAL INDONESIA ?  KARAKTER & PERILAKU MILENNIAL INDONESIA  PERGESERAN DEMOKRASI PROSEDURAL KE DIGITAL  PERAN & ORIENTASI POLITIK MILENNIAL INDONESIA DI PEMILU 2019  KESIMPULAN SIAPAKAH GENERASI MILLENIAL ?  Istilah generasi ini terbagi atas berbagai macam pengertian 1) Generasi Y /Langgas (Generasi terlahir dari tahun 1982-2000 (Strauss & Howe, 1991) 2) Generasi Me / Next (digital natives, self-reliance, dan over-protected) 3) Generasi Millenial (Generasi Transisi Media Analog ke Media Digital di awal tahun 2000-an (Novak, 2016 : 3-4). SIAPAKAH GENERASI MILLENIAL INDONESIA ?  Perspektif yang dipakai adalah spasial-aksesbilitas, media & internet, hobi (music & olahraga).  Definisi CSIS (2017) > Millenial (17-29 tahun) berbasis kota & akses terhadap fasilitas publik  Definisi APJII (2017) > Millenial (19-34 tahun), sebanyak 49,2 persen adalah kontributor populasi 143,26 juta warganet Indonesia  Definisi Alvara Strategic (2016) > Millenial (18-35 tahun), orientasi pada hal seni dan fisik (olahraga). KARAKTER & PERILAKU GENERASI MILLENIAL INDONESIA  Aktif di Sosial Media ( 81,7 persen Facebookers) dan 54, & persen Instagrammers) via smartphones (82,95 persen) dan (44,16 persen) via CPU dan HP  Literasi Digital tinggi, Literasi Buku rendah (54,3 persen baca media online & 56 persen jarang baca Koran & buku)  Apolitis (5,3 persen responden ikut diskusi sosial politik) selebihnya olahraga (30 persen) dan musi  Ambigu (53,7 persen intoleran tapi 90,8 persen pro NKRI dan Pancasila. Karakter & Perilaku Millenial Indonesia (Alvara, 2017 dan LIPI, 2017-2018)  ANTI-MILLENIAL > fisik dan umur boleh millennial tapi selera dan minat tidak millennial  ALAY-MILLENIAL > Aktif di Dunia Maya tapi Pasif di Dunia Nyata  MOST UPDATED-MILLENIAL > orientasi pada gaya hidup dan konsumsi  CRITICAL-MILLENIAL > Kritis secara pemikiran, namun antisosial secara pergaulan. PERGESERAN DEMOKRASI PROSEDURAL ke DEMOKRASI DIGITAL (1)  Naiknya Pemilih Golongan Putih (7,3 persen di Pemilu 1999 menjadi 29,1 persen di Pemilu 2014). Partisipasi memilih turun dari 92,3 persen (1999) menuju 70 persen (2014) (KPU, 2014)  Penetrasi Internet tinggi di ruang publik (57,70 di Jawa-Bali, 47,20 persen di Sumatera, 35 persen di Kalimantan, 30 persen di Indonesia Timur. (APJII, 2014) PERGESERAN DEMOKRASI PROSEDURAL ke DEMOKRASI DIGITAL (2)  Demokrasi tidak lagi Persuasif tapi Seduktif  Preferensi Memilih itu tidak lagi dikonstruksi tapi dilabelisasi  Aspirasi tidak lagi lewat Partai dan Media tapi posting dan sharing di Sosial Media  Ruang Privat terkoneksi dengan Ruang Publik  Pemilu tidak lagi dimaknai Suksesi Kekuasaan tapi Suksesi Kepentingan. POTRET DEMOKRASI DIGITAL MASA KINI PERAN & ORIENTASI POLITIK MILLENIAL INDONESIA DI TAHUN POLITIK 2019 (Formal)  Pemilih Kritis tapi Pasif (silent majority), cenderung wait and see terhadap perubahan dalam masyarakat  Pemilih Mengambang (floating mass), cenderung follow the crowd pada suara mayoritas  Pemilih Ekor Jas (coat-tail) berbasis figur kandidat  Pemilih Netral PERAN & ORIENTASI POLITIK MILLENIAL INDONESIA DI TAHUN POLITIK 2019 (Informal)  Berorientasi menjadi kelompok penekan (pressure groups) yang berkembang menjadi gerakan jalanan (mobocracy) > gerakan tagar  Berorientasi menjadi buzzer atau influencer terhadap isu politik entah itu partisan atau netral > hoaks & ujaran kebencian (hate speech)  Berorientasi menjadi kelompok relawan (political volunteers) > kawalpemilu.org , change.org. KESIMPULAN  Kalangan Milennial Indonesia masih galau secara politik, tapi ingin melakukan perubahan politik menurut cara mereka  Demokrasi Digital seolah memberikan cerminan koreksi terhadap praktik pemilu tapi juga berpotensi bypassing proses pemilu  Orientasi Politik Milennial di Indonesia masih bersifat seremonial namun belum terinstitusionalkan.