Academia.eduAcademia.edu

PEMEROLEHAN BAHASA ANAK DI SEKOLAH DASAR

2018

The purpose of writing this article is to find out how children get language in school, how the process of children's language division, and how the child's weaknesses in acquiring language. Language is a symbol used to communicate between other individuals. Children acquire the language through theories, stages and strategies. The background of this article is because the acquisition of language for every child has a specificity, which is in accordance with its development. Development is a series of changes in the functioning of organs that are progressive, regular, and interrelated. Development is the interaction of maturity of the central nervous system with organs that influence it include, development of the brain system (intelligence), speech, emotions, and social. All of these functions play an important role in human life as a whole. Language acquisition is a human process of getting the ability to capture, produce, and use words for understanding and communication. Language acquisition usually refers to the acquisition of the first language that studies children's acquisition of their mother tongue and not additional language acquisition by children or adults.Based on the data and discussion, it can be concluded that the acquisition of the language of the phonology of schoolage children is able to function eight articulation sites well to produce consonants in Indonesian. Children in school have been able to produce vocals A, I, U, E, O clearly. The morphology of children has the ability to use various forms of words such as the original word form, affixed word shapes, repeated word forms, to communicate or tell stories with their peers. As for the plural form of words a little is found in the vocabulary used by children when telling stories to friends. The syntactic field of children has been able to compile sentences with certain patterns that are commonly used by speakers in Indonesian in general, for example the sequence pattern of SP, SPO, and SPOK functions. The benefits of this article are to find out how children acquire language in schools, and for readers to add more insight into this article. And for other researchers, namely as a comparison material in examining other linguistic aspects.

ARTIKEL ILMIAH Kelas R-005 kelompok 1 PEMEROLEHAN BAHASA ANAK DI SEKOLAH DASAR Dr. Drs. Eko kuntarto, M.Pd 1, Muhammad Dewa Zulkhi 2, Riska Wardani 3, Silvina Noviyanti, S.Pd., M.Pd 4, Sri Rahmah Oktafia 5 , Wiga Anggraini 6 Email: [email protected] Email: [email protected] Email: [email protected] Email: [email protected] Email: [email protected] Email: [email protected] Abstract The purpose of writing this article is to find out how children get language in school, how the process of children's language division, and how the child's weaknesses in acquiring language. Language is a symbol used to communicate between other individuals. Children acquire the language through theories, stages and strategies. The background of this article is because the acquisition of language for every child has a specificity, which is in accordance with its development. Development is a series of changes in the functioning of organs that are progressive, regular, and interrelated. Development is the interaction of maturity of the central nervous system with organs that influence it include, development of the brain system (intelligence), speech, emotions, and social. All of these functions play an important role in human life as a whole. Language acquisition is a human process of getting the ability to capture, produce, and use words for understanding and communication. Language acquisition usually refers to the acquisition of the first language that studies children's acquisition of their mother tongue and not additional language acquisition by children or adults.Based on the data and discussion, it can be concluded that the acquisition of the language of the phonology of school-age children is able to function eight articulation sites well to produce consonants in Indonesian. Children in school have been able to produce vocals A, I, U, E, O clearly. The morphology of children has the ability to use various forms of words such as the original word form, affixed word shapes, repeated word forms, to communicate or tell stories with their peers. As for the plural form of words a little is found in the vocabulary used by children when telling stories to friends. The syntactic field of children has been able to compile sentences with certain patterns that are commonly used by speakers in Indonesian in general, for example the sequence pattern of SP, SPO, and SPOK functions. The benefits of this article are to find out how children acquire language in schools, and for readers to add more insight into this article. And for other researchers, namely as a comparison material in examining other linguistic aspects. Keyword : acquisition, language, child PENDAHULUAN Pemerolehan bahasa anak adalah proses anak mulai mengenal komunikasi dengan lingkungannya secara verbal. Dalam perkembangannya pemerolehan bahasa anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat penting bagi seorang guru untuk mempelajari pemerolehan perkembangan bahasa anak dengan alasan sebagai berikut: (1). Pemerolehan bahasa dan perkembangan bahasa anak mendasari kemampuan mengajarkan bahasa dan sastra Indonesia kepada siswa di sekolah dasar terutama siswa di kelas rendah. (2). Karakteristik setiap anak tidak sama sehingga dengan mempelajari pemerolehan dan perkembangan bahasa anak guru dapat mengatasi perbedaan perkembangan bahasa pada siswanya. (3). Siswa sekolah dasar pada umumnya berlatar belakang dwibahasa bahkan multi bahasa, sehingga dengan mempelajari materi pemerolehan dan perkembangan bahasa anak, guru dapat benar-benar memahami konteks sosial budaya lingkungan anak didiknya dan menghargai keragaman budaya tersebut. Anak-anak belajar berkomunikasi dengan orang lain lewat berbagai cara meskipun cara anak yang satu dengan yang lain berbeda, ada hal-hal yang umum yang terjadi pada hampir setiap anak. Pengetahuan tentang hakikat perkembangan bahasa anak, perkembengan bahasa lisan dan tulis yang terjadi pada mereka, dan perbedaan individual, dalam pemerolehan bahasa sangat penting bagi pelaksanaan pembelajaran bahasa anak, khususnya pada waktu mereka belajar membaca dan menulis permulaan. Sehingga perkembangan bahasa atau komunikasi pada anak merupakan salah satu aspek dari tahapan perkembangan anak yang seharusnya tidak luput dari perhatian para pendidik pada umumnya dan orang tua khususnya. Itulah sebabnya calon guru sekolah dasar perlu menguasai berbagai konsep yang terkait dengan perkembangan dan pemerolehan bahasa anak. Pemerolehan bahasa anak mendasari kemampuan mengajarkan bahasa dan sastra Indonesia kepada siswa disekolah dasar terutama siswa di kelas rendah. Karakteristik setiap anak tidak sama sehingga dengan mempelajari pemerolehan bahasa anak guru dapat mengatasi perbedaan perkembangan bahasa pada siswanya. Pemerolahan dan perkembangan bahasa anak manusia merupakan sesuatu yang kompleks. Artinya, banyak faktor yang berpengaruh dan saling terjalin dalam berlangsungnya proses perkembangan anak baik unsur bawaan maupun unsur-unsur pengalaman yang diperoleh dalam berinteraksi dengan lingkungan sama-sama memberikan kontribusi tertentu terhadap arah dan laju perkembangan bahasa anak tersebut. Banyak aspek yang dibicarakan dalam membahas masalah pemerolehan dan perkembangan menyebabkan banyaknya istilah dan konsep yang digunakan. Begitu juga banyaknya berbagai pandangan dan teori dalam menjelaskan pemerolehan bahasa pada anak akan membuat semakin kayanya pengetahuan tentang pemerolehan dan perkembangan bahasa anak. Gambaran pembahasan tentang pemerolehan diatas menyarankan perlunya suatu cara penyajian yang runtut dan cukup detail. Cara penyajian seperti ini diperlukan untuk mempermudah saat mempelajarinya. Dalam artikel ini diharapkan memperolah pemahaman konsep tua tentang cara anak memperoleh bahasa di sekolah. PEMBAHASAN Pemerolehan adalah proses manusia mendapatkan kemampuan untuk menangkap, menghasilkan, dan menggunakan kata untuk pemahaman dan komunikasi. Kapasitas ini melibatkan berbagai kemampuan seperti sintaksis,fonetik, dan kosa kata yang luas. Bahasa yang di peroleh berupa vokal seperti bahasa pada lisan atau manual seperti padabahasa isyarat. Pemerolehan bahasa biasanya merujuk pada pemerolehan bahasa pertama yang mengkaji pemerolehan anak, terhadap bahasa ibu mereka dan bukan pemerolehan bahasa kedua yang mengkaji pemerolehan bahasa tambahan oleh anak-anak maupun orang dewasa. PEMEROLEHAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR Pada umumnya anak-anak Indonesia telah memiliki bahasa pertama sebelum masuk sekolah. Bahasa pertama ini merupakan potensi lahiriah yang dimiliki oleh setiap anak. Mengingat Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan bahasa maka secara jelas bahwa bahasa yang merupakan bahasa pertama pun beraneka ragam tergantung dilingkungan mana anak itu berasal. Ini berarti bahasa pertama anak pada umumnya bukan bahasa Indonesia melainkan bahasa daerah. Hal ini biasanya dimiliki oleh anak yang hidup di daerah pedesaan atau pelosok. Hal yang demikian sesungguhnya menghantarkan anak pada proses kedwibahasaan. Kedwibahasaan yang dimaksudkan adalah anak diperkenalkan dua bahasa yakni bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Pertanyaan selanjutnya adalah bahasa manakah yang akan digunakan sebagai bahasa pengantar di Sekolah Dasar, daerah atau Indonesia?. Berkaitan dengan itu ada anggapan yang menekankan pentingnya bahasa pertama sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan. Pertemuan para ahli UNESCO di Paris pada tahun 1951 mengemukakan bahwa bahasa pertama merupakan alat yang alamiah. Oleh karena itu setiap murid hendaknya memulai pendidikan formalnya dalam bahasa pertama. Bahasa pengantar yang baik untuk mengajarkan anak adalah bahasa pertama yang dimiliki anak itu (Rusyana, 1984:37). Sebagai bahan pertimbangan atas kondisi yang demikian maka pertama, penggunaan bahasa pengantar harus bervariasi. Kedua,pelajaran bahasa Indonesia dikelas permulaan secara lisan. Ketiga, penggunaan bahasa baku oleh guru. Menurud Rusyana (1984:40) dalam masyarakat yang menggunakan lebih dari satu bahasa akan menimbulkan masalah pada pengajaran bahasanya. Masalah-masalah dimaksud antar lain adalah pertama tentang perencanaan pengajaran bahasa yang terdiri dari beberapa tahap penyusunan yakni tahap pertimbangan secara politik yang dilakukan pemerintah, tahap penentuan tentang apa yang akan diajarkan dan berapa banyak yang harus diajarkan; ini adalah putusan linguistik dan sosiolinguistik, tahap penentuan bagaimana bahan itu diajarkan; ini adalah keputusan psikolinguistik dan paedagogik yang dilakukan oleh guru. Kedua, kapan bahasa itu diajarkan.  Ketiga pengaruh bahasa pertama dalam mempelajari bahasa kedua.Keempat masalah pemilihan bahan ajar dan metode mengajar. Dari segi ini jelas bahwa pengajaran bahasa tidak bisa dilakukan secara pukul-rata. Pemerolehan Bahasa Pada saat anak masuk usia sekolah mereka dituntut untuk menggunakan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia pada anak secara umum merupakan bagian dari pembelajaran bahasa Indonesia dan pelajaran lain yang juga menggunakan bahasa Indonesia. Berkaitan dengan pengajaran dan pembelajaran bahasa tentunya memiliki perbedaan fundamental dengan pemerolehan bahasa. Tarigan (1988:5) mengatakan bahwa pemerolehan bahasa memiliki suatu permulaan yang tiba-tiba, mendadak. Ini berarti bahwa pemerolehan bahasa terjadi secara alamiah karena adanya stimulus dan respon mulai dari tahap menyimak dan berbicara. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik antara anak dan lingkungannya. Dengan demikian tentulah bahwa pemerolehan bahasa adalah proses kepemilikan bahasa tanpa melalui proses belajar. Berbeda dengan pembelajaran bahasa yang memiliki orientasi kepemilikian bahasa melalui sistem pengajaran. Menurut Chair (2009:243) pemerolehan bahasa biasanya terjadi secara natural dan pembelajaran bahasa biasanya terjadi secara formal didalam kelas. Berkaitan dengan pemerolehan bahasa, Lindfors pada tahun 1987 (Tarigan 1988:40) mengemukakan bahwa pemerolehan bahasa anak dapat diurutkan mulai dari (1) tahap perkembangan prasekolah yang meliputi perkembangan pra linguistik, tahap satu kata, dan ujaran kombinasi permulaan, (2) tahap perkembangan masa sekolah yang meliputi tahap kesadaran metalinguistik, pemakaian bahasa dan struktur bahasa, (3) tahap perkembangan ujaran kombinatori yang meliputi perkembangan sistem bunyi, perkembangan penggabungan kalimat, perkembangan interogatif, dan perkembangan negatif. Berdasarkan urutan pemerolehan bahasa yang dikemukakan Linfors diatas mengindikasikan beberapa hal; pertama, kepemilikan bahasa anak diusia sekolah adalah kelanjutan dari tahap perkembangan bahasa prasekolah. Ini berarti bahasa pertama dan bahasa kedua pada anak harus sejalan. Kedua, perkembangan bahasa masa sekolah (SD) berorientasi pada perkembangan bahasa pra sekolah. Ini berarti perkembangan bahasa masa sekolah harus berpijak pada proses penyempurnaan bahasa pra sekolah. Berangkat dari kedua hal diatas maka pertanyaan yang muncul adalah apakah pemerolehan bahasa pertama (pra sekolah) adalah bahasa Indonesia?, tentu tidak. Dengan demikian maka jelaslah terjadi semacam distorsi dalam pembelajaran bahasa di sekolah karena belajar bahasa di sekolah di fokuskan pada bahasa Indonesia. Bila terjadi pembelajaran bahasa di sekolah sesungguhnya itu adalah bagian dari proses pemerolehan bahasa. Pemerolehan bahasa dapat terjadi melalui pembelajaran bahasa namun pembelajaran bahasa sesungguhnya tidak berorientasi pada pemerolehan bahasa. Pembelajaran bahasa memiliki orientasi pada pemahaman tentang kebahasaan bukan pada memperoleh kemampuan bahasa dalam konteks komunikasi. Cara anak memperoleh bahasa di sekolah dasar Pertama, dengan cara bersosialisai di lingkungan sekolah, seperti berbicara dengan teman sebangkunya, dengan guru dan sebagainya. Setiap anak disekolah dasar memiliki bahasa yang beragam karena itu jika seorang anak berbaur dengan teman lain nya maka dia pun dapat menirukan bahasa tersebut dan di kembangkannya. Kedua, dengan cara pendidikan, di sekolah dasar memiliki bahasa resmi yaitu bahasa Indonesia. Setiap guru dalam mengajarkan materinya di haruskan menggunakan bahasa Indonesia setiap anak yang memperhatikan atau pun mendengarkan guru secara tidak lansung maka si anak dapat mengerti bahasa Indonesia meskipun bahasa aslinya adalah bahasa ibunya. PENUTUP Kesimpulan Dapat kita simpulkan bahwa pemerolehan bahasa adalah proses manusia mendapatkan kemampuan untuk menangkap, menghasilkan, dan menggunakan kata untuk pemahaman dan komunikasi.Pemerolehan bahasa anak dapat diurutkan mulai dari (1) Tahap ujaran kombinasi pemulaan. (2) Tahap perkembangan masa sekolah yang meliputi tahap kesadaran metalinguistik, pemakaian bahasa dan struktur bahasa. (3) Tahap perkembangan ujaran kombinatori yang meliputi perkembangan sistem bunyi,perkembangan penggabungan kalimat,perkembangan interogatif,dan perkembangan negatif. Berdasarkan urutan pemerolehan bahasa yang dikemukakan Linfors diatas mengindikasikan beberapa hal: pertama, kepemilikan bahasa anak usia sekolah adalah kelanjutan dari tahap perkembangan bahasa prasekolah ini berarti bahasa pertama dan bahasa kedua pada anak harus sejalan. Kedua, perkembangan bahasa masa sekolah (SD) berorientasi pada perkembangan bahasa pra sekolah. Ini berarti perkembangan bahasa masa sekolah harus berpijak pada proses penyempurnaan bahasa pra sekolah. Saran Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang artikel diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan artikel yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari artikel adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain saya jelaskan tentang daftar pustaka artikel. Daftar Pustaka Kuntarto, E, dkk. (2018). Cerdas berbahasa. Cerdas Berbahasa: Bahasa Indonesia Perguruan Tinggi Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Mamik & Sutirjo. 2005). Tematik: Pembelajaran Efektif Dalam Kurikulum 2004. Malang: Banyumedia Publishing Mulyasa, H.E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya Rusyana, Yus.1984. Bahasa dan sastra Dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: CV. Diponegoro Tarigan HG. 1985. Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung: Angkasa                      1984.Pengajaran Kedwibahasaan. Bandung: Angkasa 1