Academia.eduAcademia.edu

EFISIENSI PASAR MODAL DAN SAHAM

Pasar modal yang efisien terjadi jika ada informasi terbaru masuk kepasar dan informasi baru ini adalah pengungkapan informasi emiten yang bersifat material yang segera diumumkan atau dipublikasikan kepada public melalui Bapepam selaku pengawas pasar modal. Hal ini diperkirakan akan mempengaruhi perubahan harga saham. Sempitnya pengungkapan informasi menimbulkan harga saham dapat dinilai terlalu rendah (Undervalued) oleh pasar dan dapat memiliki insentif untuk melakukan penawaran melalui jalur penawaran terbatas (Private market),dimana menimbulkan biaya transaksi dan mengurangi likuiditas yang diharapkan. Perusahaan yang harga sahamnya tinggi (overvalued) dianggap mampu memberikan pengungkapan informasi yang lebih relevan kepada investor sehingga manajer memiliki peluang untuk melakukan aksi jual saham yang dipegangnya atau mengeluarkan ekuitas saham baru pada tingkat rate yang favorable. Efisiensi pasar saham sangat membutuhkan informasi yang seluas-luasnya karena berdampak terhadap harga saham, pemilihan saham pada portofolio yang diilih oleh investor mengakibatkan harapan nilai return yang menguntungkan dengan tingkat resiko seminimal mungkin.

EFISIENSI PASAR MODAL DAN SAHAM (Wawan Dwi Hadisaputro, S.Pd) American Accounting Association (AAA) berpendapat bahwa akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. Akuntansi bermanfaat karena dapat mengetahui status dan kondisi keuangan perusahaan, mendapatkan gambaran dari tingkat laba perusahaan, dasar penentuan pajak dan peraturan perusahaan. Selain itu, dengan akuntansi, kita juga bisa menetapkan tingkat resiko. Laporan keuangan memberikan informasi tentang uang yang terpakai dalam kegiatan usaha suatu perusahaan. Menurut PSAK No 1 (2004), laporan keuangan menjadi bagian dari proses pelaporan keuangan lengkap yang terdiri dari laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan serta materi penjelasan yang menjadi bagian integral dalam laporan keuangan. Dalam akuntansi, informasi akuntansi yang informasikan adalah dalam bentuk laporan keuangan perusahaan yang merupakan media komunikasi antara kegiatan usaha perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan adalah sebuah produk akhir dari proses akuntansi dalam suatu kesatuan. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja perusahaan sehingga tidak boleh sembarangan dibuat karena harus sesuai standar yang berlaku. Dengan adanya laporan keuangan bisa untuk instropeksi kinerja karena bisa terlihat apa saja kekurangan yang ada atau sebaliknya kelebihan apa saja yang telah dilakukan. Dengan interospeksi, semua pihak perusahaan bisa berhati- hati dalam memakai dana perusahaan agar profit bisa bertambah. Investor adalah orang atau badan yang menanamkan modal pada suatu perusahaan. Motif utama atau tujuan investor dalam menanamkan dananya adalah untuk memperoleh return (tingkat pengembalian) yang optimal dengan risiko tertentu atau memperoleh return pada risiko yang minimal. Selain ingin mendapatkan return yang optimal, investor juga berkepentingan dan harusmengetahui perkembangan kondisi serta kinerja perusahaan. Dengan hal ini investor dapat mengukur keberhasilan kinerja perusahaan yang akan atau yang telah menjadi objek investasinya. Investor akan menerima laporan keuangan secara periodik berdasarkan catatan akuntansi perusahaan. Laporan tersebut sangatlah penting bagi investor untuk mengetahui seberapa jauh perkembangan perusahaan beserta kondisi keuangannya. Dengan mempelajari laporan keuangan periodik tersebut, investor maupun calon investor dapat menghindari adanya kemungkinan keliru dalam investasinya dan dapat mengurangi risiko investasi. Laporan keuangan juga dapat berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan keuntungan atau membayar dividen kepada investor. INVESTASI Investasi adalah kegiatan menunda konsumsi untuk mendapatkan (nilai) konsumsi yang lebih besar dimasa yang akan datang (Arifin,2005:21). Investasi adalah penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang (Halim, 2005 : 4 ) Investor tidak mengetahui dengan pasti hasil yang akan diperoleh dari investasi yang dilakukannya. Keadaan semacam ini dikatakan bahwa investor melakukan investasi yang beresiko yang tidak dapat dihindari, keputusan investasi selain berhubungan positif antara tingkat keuntungan yang mungkin diterima dengan tingkat resiko yang mungkin ditanggung apabila pemodal megharapkan tingkat keuntungan yang tinggi, maka investor harus menanggung resiko yang tinggi pula. Berkaitan dengan unsur resiko yang terkandung dalam suatu investasi maka terdapat dua jenis investasi berdasarkan tingkat resiko, yaitu : 1. Investasi bebas resiko : jenis ini memiliki tingkat resiko yang relative kecil dan biasanya investasi ini memberikan tingkat keuntungan yang rendah. Yang termasuk kedalam jenis investasi bebas resiko seperti deposito berjangka dan obligasi. 2. Investasi beresiko : adalah suatu jenis investasi return dan resiko yang berfluktuasi, dimana para investor mungkin saja tidak mendapat keuntungan atau sebaliknya. Yang termasuk kedalam jenis investasi beresiko adalah investasi saham. Atas dasar resiko tersebutlah manajer keuangan portofolio saham biasa mengatur berbagai macam strategi . Strategi yang dilakukan tergantung dari 2 (dua ) faktor yaitu (1) toleransi resiko klien dan (2) perkiraan klien terhadap efisiensi pasar. Klien yang merasa yakin bahwa pasar adalah efisien cenderung melakukan strategi pasif dan yang merasa bahwa pasar tidak efisien memiliki kecendrungan memilih strategi aktif. EFISIENSI PASAR MODAL Konsep efisiensi pasar versi Fama (1965) adalah : “ a market where there are large numbers of rational profit-maximizers actively competing,with each trying to predict future markets value of individual securities and where important current information is almost freely available to all participants.”(sebuah pasar di mana terdapat sejumlah besar pemaksaan laba rasional yang secara aktif bersaing, dengan masing-masing mencoba untuk memprediksi nilai pasar masa depan dari sekuritas individual dan di mana informasi penting saat ini hampir tersedia secara bebas untuk semua peserta). Lima tahun kemudian Fama (1970) menyatakan “a market is efficient when”stock price’ s always fully reflect all available information” (pasar efisien ketika "harga saham” selalu sepenuhnya mencerminkan semua informasi yang tersedia) Pengertian ‘’pasar modal yang efisien” banyak dijabarkan dalam beberapa konteks untuk menjabarkan karakteristik operasi pasar modal. Ada perbedan antara pasar yang efisien secara operasional (efisien secara internal) dan pasar modal yang efisien dalam penetapan harga (efisien secara eksternal ). (West,1975). 1. Pasar yang efisien operasinya (Efisien secara internal) Para investor dapat memperoleh jasa transaksi yang mencerminkan biaya nyata yang berhubungan dengan meningkatkan jasa-jasa tersebut. 2. Pasar modal yang efisien dalam penetapan harga (efisien secara eksternal) Mengacu pada pasar dimana harga-harga pada segala waktu sepenuhnya mencerminkan semua informasi yang tersedia yang sesuai dengan penilaian sekuritas. Saat suatu pasar efisien harganya, strategi-strategi yang diikuti untuk menunjukkan indeks pasar saham yang luas cakupannya tidak akan menghasilkan pengembalian tinggi secara konsisten setelah penyesuaian untuk (1) resiko, (2) biaya transaksi. EFISIENSI PENETAPAN HARGA PASAR SAHAM DAN IMPLIKASINYA Proses perumusan harga yang diartikan oleh Fama sebagai pengembalian yang diharapkan satu periode dimulai dari sekarang adalah variabel acak yang telah masuk ke dalam kelompok informasi “relevan”. Saat informasi “relevan” harga-harga harus tercermin pada saham. Sehingga efisiensi penetapan harga pasar saham menurut fama dapat di bagi menjadi tiga bentuk yaitu: 1. Efisiensi Bentuk Lemah Harga saham sekuritas dan perdagangannya hanya mencerminkan harga dan perdagangan historis masa lalu. Analisis teknis pada bentuk ini bahwa laba terlihat memungkinkan walaupun kecil, melalui data historis murni, dengan aturan perdagangan dan reaksi berlebih para investor sepertinya memegang laba potensial tetapi laba tersebut dapat dikenakan biaya transaksi. - Harga sekuritas merefleksi semua data tentang harga masa lalu. Implikasinya adalah investor tidak dapat memperoleh Abnormal Return secara konsisten dengan menggunakan informasi harga masa lalu. - Harga sekuritas menyesuaikan dengan data pasar secara quicly and fully - Pengujian Weak Form meliputi :  Test for Independence of Stock price changes (random walk). Apabila independen, tren dalam perubahan harga tidak ada  Serial correlation (Korelasi antara Rt and Rt-1)  Test for profitability of trading rules 2. Efisiensi Semi Kuat Pada bentuk efisiensi ini investor yang memilih saham dengan analisis sekuritas yang mendasar (contoh analisis laporan keuangan, kualitas manajemen, dan lingkungan ekonomis suatu perusahaan) tidak akan menguasai pasar. - Harga Merefleksi semua informasi publik yang tersedia. Implikasinya adalah investor tidak dapat secara konsisten mendapatkan abnormal return dengan menggunakan informasi publik yang tersedia - Investor tidak dapat bereaksi terhadap informasi publik baru setelah pengumuman informasi tersebut dan mengharapkan abnormal return - Pengujian Semi Strong Form Meliputi :  Event Study. Menganalisis prilaku harga sekitar tanggal pengumuman laba, deviden, stock split dan merger  Performance of Portofolio Managers : Menguji apakah manajemen portofolio dapat secara konsisten mendapatkan abnormal return dengan menggunakan informasi publik 3. Efisiensi Bentuk Kuat Pada bentuk efisiensi kuat penetapan harga saham dapat diuji dengan (1) penelitian terhadap kinerja keuangan profesional (2) penelitian terhadap aktivitas orang dalam “insider trading” (individu-individu yang menjadi direktur perusahaan, petugas utama, atau pemegang saham utama). Informasi yang relevan mencerminkan harga saham dengan memasukkan informasi dari non-publik tidak didukung oleh perhatian terhadap aktivitas perdagangan orang dalam. Bagi analis investasi dan insiders lain mungkin saja memperoleh keuntungan diatas rata-rata secara konsisten. Kendati demikian,bentuk kuat dari hipotesis efisiensi pasar tidak mungkin dipertahankan karena berdampak pada perusahaan itu sendiri. - Harga merefleksi semua informasi, baik informasi publik maupun informasi privat. Implikasinya adalah investor tidak dapat secara konsisten mendapatkan abnormal return dengan menggunakan informasi publik dan informasi privat - Pengujian bentuk Strong Form Meliputi :  Private Information  Specialists  Mutual funds Alasan yang Menyebabkan Pasar Menjadi Efisien 1. Investor adalah penerima harga (price takers), yang berarti bahwa sebagai pelaku pasar, investor seorang diri tidak dapat mempengaruhi harga dari suatu sekuritas. 2. Informasi tersedia secara luas kepada semua pelaku pasar pada saat yang bersamaan dan harga untuk memproleh informasi tersebut murah. 3. Informasi dihasilkan secara acak (random) dan tiap-tiap pengumuman informasi sifatnya random satu dengan yang lainnya. 4. Investor bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan cepat,sehingga harga dari sekuritas berubah dengan semestinya mencerminkan informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan yang baru. Alasan yang Menyebabkan Pasar Menjadi Tidak Efisien 1. Terdapat sejumlah kecil pelaku pasar yang dapat mempengaruhi harga dari sekuritas 2. Harga dari informasi adalah mahal dan terdapat akses yang tidak seragam antara pelaku pasar yang satu dengan yang lainnya terhadap suatu informasi yang sama. 3. Informasi yang disebarkan dapat diprediksi dengan baik oleh sebagian pelaku-pelaku pasar 4. Investor adalah individual-individual yang lugas dan tidak canggih. Para investor haruslah berkeyakinan bahwa pasar efisien dapat dikuasai dengan strategi investasi pasif dimana strategi ini dapat dijalankan dengan 2 (dua ) pendekatan yaitu : (1) strategi beli dan simpan, strategi ini sangat sederhana membeli portofolio saham berdasarkan beberapa kriteria dan menyimpan saham tersebut dengan pertimbangan horizon investasi dan (2) strategi pemberian indeks,dengan pendekatan ini manajer dana tidak mencoba untuk mengidentifikasi penerbitan saham yang dinilai terlalu tinggi atau terlalu rendah berdasarkan analisis sekuritas mendasar. Dampak Efisiensi Pasar Saham Terhadap Pelaporan Keuangan Beaver (1973) menguji dampak pelaporan pada efisiensi pasar saham dalam sebuah artikel yang berjudul “What Should Be The FASB’s Objectives?” dimana dalam tulisannya Beaver menguraikan beberapa argumennya bahwa : 1. Dampak yang paling utama efisiensi pasar saham terletak pada kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan tetapi kebijakan akuntansi tersebut tidak mempunyai efek terhadap harga saham sejauh kebijakan ini tidak memenuhi cahflow perusahaan. Informasi yang lengkap diberikan sehingga pengguna dapat menyesuaikan perbedaan kebijakan akuntansi tersebut. 2. Perusahaan harus mengungkapkan informasi tentang keberadaan seluas-luasnya karena menyebabkan biaya yang efektif.Perusahaan lebih suka harga saham berbiaya lebih rendah karena adanya pengungkapan informasi atau paling tidak sama. 3. Perusahaan jangan terkonsentrasi kepada investor yang naif pada saat mengungkapkan kebijakan akuntansi dan bentuknya, karena harga saham yang efisien merefleksikan semua informasi tentang perusahaan yang harus diketahui oleh masyarakat umum. Akhirnya efisiensi pasar saham mengakibatkan banyak pihak yang berkepentingan terhadap pengungkapan informasi perusahaan tidak hanya laporan keuangan sehingga auditor berpacu dengan pihak lain untuk mendapatkan sumber informasi dari perusahaan untuk harga pasar saham. CAPM (CAPITAL ASSETS PRICING MODEL) CAPM merupakan formula atau model yang menghubungkan antara harga pasar efisien dari sekuritas termasuk resikonya, tingkat pengembalian yang diharapkan dari sebuah sekuritas dimana formula ini diperkenalkan oleh Sharpe (1964) dan Lintner (1965). (Scott,2006). CAPM merupakan suatu model untuk menentukan harga suatu asset berdasarkan pada kondisi equilibrium. Tujuannya adalah untuk menentukan tingkat pengembalian yang diisyaratkan (required rate of return) minimum dari investasi yang beresiko (halim, 2005 :74). Menurut Husnan, ( 2003 : 156 ), asumsi-asumsi yang mendasari standar capital asset pricing model adalah sebagai berikut : 1. Tidak ada biaya transaksi. Dengan demikian pemodal bisa membeli atau menjual sekuritas tanpa menanggung biaya transaksi yang relative rendah, maka asumsi ini cukup wajar. 2. Investasi sepenuhnya dapat dipecah belah (Full divisible). Artinya pemodal bisa melakukan investasi sekecil apapun pada setiap jenis sekuritas. 3. Tidak ada pajak penghasilan bagi para pemodal. Dengan demikian pemodal dapat merasa indifferent antara memperoleh dividen atau capital gain. Pemodal dikatakan memperoleh capital gain jika terjadi kenaikkan harga saham dan capital loss jika terjadi penurunan harga saham. 4. Para pemodal tidak bisa mempengaruhi harga saham dengan tindakan membeli atau menjual saham. 5. Para pemodal akan bertindak semata-mata atas pertimbangan expected value dengan deviasi standar tingkat keuntungan portofolio. 6. Para pemodal bisa melakukan short sales. 7. Terdapat riskless lending and borrowing rate, sehingga pemodal bisa menyimpan dan meminjam dengan tingkat yang sama. 8. Pemodal memiliki pengharapan yang homogen. Bahwa para pemodal sepakat tentang expected return, deviasi standar, dan koefisien korelasi antar tiap keuntungan. 9. Semua aktiva bisa diperjualbelikan. ASIMETRI INFORMASI Laporan keuangan penting bagi para pengguna eksternal terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya (Ali, 2002). Para pengguna internal (para manajemen) memiliki kontak langsung dengan entitas atau perusahannya dan mengetahui peristiwa-peristiwa signifikan yang terjadi, sehingga tingkat ketergantungannya terhadap informasi akuntansi tidak sebesar para pengguna eksternal. Situasi ini akan memicu munculnya suatu kondisi yang disebut sebagai asimetri informasi (information asymmetry). Yaitu suatu kondisi di mana ada ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen sebagai penyedia informasi (prepaper) dengan pihak pemegang saham dan stakeholder pada umumnya sebagai pengguna informasi (user). Menurut Scott (2006), terdapat dua macam asimetri informasi yaitu: 1. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan dibandingkan investor pihak luar. Dan fakta yang mungkin dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham tersebut tidak disampaikan informasinya kepada pemegang saham. 2. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi pinjaman. Sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan. Adanya asimetri informasi memungkinkan adanya konflik yang terjadi antara principal dan agent untuk saling mencoba memanfatkan pihak lain untuk kepentingan sendiri. Eisenhardt (1989) mengemukakan tiga asumsi sifat dasar manusia yaitu: (1) manusia pada umunya mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari resiko (risk adverse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut menyebabkan bahwa informasi yang dihasilkan manusia untuk manusia lain selalu dipertanyakan reliabilitasnya dan dapat dipercaya tidaknya informasi yang disampaikan. EFISIENSI PASAR SAHAM DAN ASIMETRI INFORMASI Heally dan Palepu (1993) dalam Whisada (2005) menemukan bahwa strategi pengungkapan merupakan sarana atau media potensial yang sangat penting bagi para manajer perusahaan emiten untuk dapat mempengaruhi atau memberi dampak terhadap keputusan-keputusan investasi para investor sebagai pihak luar perusahaan. Pada kondisi ini diasumsikan pasar modal dalam kondisi efisien. Pasar modal yang efisien terjadi jika ada informasi terbaru masuk kepasar dan informasi baru ini adalah pengungkapan informasi emiten yang bersifat material yang segera diumumkan atau dipublikasikan kepada publik melalui Bapepam selaku pengawas pasar modal (Whisada, 2005) Hal ini diperkirakan akan mempengaruhi perubahan harga saham. Sempitnya pengungkapan informasi menimbulkan harga saham dapat dinilai terlalu rendah (Undervalued) oleh pasar dan dapat memiliki insentif untuk melakukan penawaran melalui jalur penawaran terbatas (Private market), dimana menimbulkan biaya transaksi dan mengurangi likuiditas yang diharapkan. Perusahaan yang harga sahamnya tinggi (overvalued) dianggap mampu memberikan pengungkapan informasi yang lebih relevan kepada investor sehingga manajer memiliki peluang untuk melakukan aksi jual saham yang dipegangnya atau mengeluarkan ekuitas saham baru pada tingkat rate yang favorable. Pada akhirnya pasar akan mengoreksi dengan sendirinya harga saham yang dinilai terlalu rendah atau yang terlalu tinggi sehingga tercapai keseimbangan harga saham di pasar. (Scott, 2006) menyebutkan strategi pengungkapan informasi akuntansi yang tepat dan akurat dapat mengurangi timbulya informasi asimetri (antara buyer dan seller sekuritas saham perusahaan emiten berkurang; manajemen perusahaan dengan investor yang perspektif berkurang) dan akhirnya masalah-masalah keagenan (Agency problem) menjadi berkurang. Pada akhirnya harga yang dibayarkan oleh investor aatas saham yang dimilikinya diharapkan dapat menghasilan return yang positif dan resiko dari portofolionya kecil sehingga nilai investasi itu sangat sempurna pada teori CAPM return adalah hasil pemilihan portofolio dan resiko yang ada pada setiap keputusan pemilihan saham. Asimetri Informasi yang Terjadi di Pasar Modal Dapat Diminimalisir Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh karena itu sebagai pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Teori asimetri mengatakan bahwa pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan tidak mempunyai informasi yang sama mengenai prospek dan resiko perusahaan. Pihak tertentu mempunyai informasi yang lebih baik dibandingkan dengan pihak lainnya. Manajer biasanya mempunyai informasi yang lebih baik dibandingkan dengan pihak luar (investor) karena itu bisa dikatakan terjadi asimetri informasi antara manajer dengan investor. Pada dasarnya adanya perbedaan kepentingan antara manajer dengan stakeholders tersebut dapat menciptakan asimetri informasi. Untuk mengatasi atau meminimalisir asimetri informasi yang menyebabkan munculnya biaya keagenan maka dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Meningkatkan Pendanaan dengan Utang Peningkatan utang akan menurunkan besarnya konflik antara stakehoder dengan manajemen. Peningkatan utang juga dapat menurunkan free cash flow, sehingga perusahaan dapat meminimalkan pemberoson yang dilakukan manajemen. Pengawasan yang dilakukan oleh kreditor biasanya lebih ketat dan efektif daripada pengawasan stakehoders diluuar perusahaan dengan informasi yang relatif terbatas. 2. Meningkatkan Deviden Payout Ratio (DPR) Pembayaran dividen akan menjadi alat monitoring sekaligus bonding bagi manajemen. Pembayaran DPR akan menurunkan tingkat kelebihan free cash flow, sehingga adanya pembyaran dividen dapat digunakan sebagai mekanisme untuk mengurangi biaya agensi. 3. Meningkatkan Kepemilikan Saham Manajerial Kepemilikan saham manajerial memungkinkan manajer untuk dapat merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan manajer juga akan menanggung kerugian dari keputusan yang diambil. Adanya kepemilikan manajerial dapat menyamakan kepentingan insider perusahaan dengan pihak eksternal dan mengurangi peranan utang sebagai mekanisme untuk mengurangi biaya keagenan 4. Meningkatkan Kepemilikan Institusional Sebagai Monitoring Agents Kepemilikan pemegang saham dari luar (institusional) dapat mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung terhadap keberadaan manajemen. Kepemilikan oleh institusi lain dapat mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen. DAFTAR PUSTAKA Adi. 2015. https://superkurnia.wordpress.com/2015/09/11/teori-asimetri-informasi/. Diakses pada tanggal 14 Oktober 2018 Amelia dan Sofia. Analisa Pengaruh Kandungan Infromasi Akuntansi Terhadap Perilaku Investor dan Harga Saham Perusahaan. Fakultas Humaniora dan Bisnis, Universitas Pembangunan Jaya Caecilia. https://www.scribd.com/doc/222550958/Kegunaan-Informasi-Akuntansi-UntukInvestor-Dan-Kreditor. Diakses pada tanggal 14 Oktober 2018 Hendrian dan Noorina Hartati. 2015. Relevansi Informasi Akuntansi Terhadap Nilai Perusahaan: Studi Komparasi Indonesia (GAAP) vs Malaysia (IFRS-NFC) Heze. 2017. http://bahasekonomi.blogspot.com/2017/05/cara-cara-mengatasi-masalah- keagenan.html. Diakses pada tanggal 14 Oktober 2018 Kusuma, Retno Ayu. https://dosenakuntansi.com/kegunaan-laporan-keuangan-bagi- investor. Diakses pada tanggal 14 Oktober 2018 Mulya, Hadri dan Wiwik Utami. 2017. Modul Perkuliahan Teori Akuntansi: Efisiensi Pasar Modal dan Saham. Jakarta: Universitas Mercu Buana