EFISIENSI PASAR MODAL DAN SAHAM
(Wawan Dwi Hadisaputro, S.Pd)
American Accounting Association (AAA) berpendapat bahwa akuntansi adalah proses
mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan
adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang
menggunakan informasi tersebut. Akuntansi bermanfaat karena dapat mengetahui status
dan kondisi keuangan perusahaan, mendapatkan gambaran dari tingkat laba perusahaan,
dasar penentuan pajak dan peraturan perusahaan. Selain itu, dengan akuntansi, kita juga
bisa menetapkan tingkat resiko.
Laporan keuangan memberikan informasi tentang uang yang terpakai dalam kegiatan usaha
suatu perusahaan. Menurut PSAK No 1 (2004), laporan keuangan menjadi bagian dari proses
pelaporan keuangan lengkap yang terdiri dari laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas,
laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan serta materi penjelasan yang
menjadi bagian integral dalam laporan keuangan. Dalam akuntansi, informasi akuntansi
yang informasikan adalah dalam bentuk laporan keuangan perusahaan yang merupakan
media komunikasi antara kegiatan usaha perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan.
Laporan keuangan adalah sebuah produk akhir dari proses akuntansi dalam suatu kesatuan.
Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja perusahaan sehingga
tidak boleh sembarangan dibuat karena harus sesuai standar yang berlaku. Dengan adanya
laporan keuangan bisa untuk instropeksi kinerja karena bisa terlihat apa saja kekurangan
yang ada atau sebaliknya kelebihan apa saja yang telah dilakukan. Dengan interospeksi,
semua pihak perusahaan bisa berhati- hati dalam memakai dana perusahaan agar profit bisa
bertambah.
Investor adalah orang atau badan yang menanamkan modal pada suatu perusahaan. Motif
utama atau tujuan investor dalam menanamkan dananya adalah untuk memperoleh return
(tingkat pengembalian) yang optimal dengan risiko tertentu atau memperoleh return pada
risiko yang minimal. Selain ingin mendapatkan return yang optimal, investor juga
berkepentingan dan harusmengetahui perkembangan kondisi serta kinerja perusahaan.
Dengan hal ini investor dapat mengukur keberhasilan kinerja perusahaan yang akan atau
yang telah menjadi objek investasinya.
Investor akan menerima laporan keuangan secara periodik berdasarkan catatan akuntansi
perusahaan. Laporan tersebut sangatlah penting bagi investor untuk mengetahui seberapa
jauh perkembangan perusahaan beserta kondisi keuangannya. Dengan mempelajari laporan
keuangan periodik tersebut, investor maupun calon investor dapat menghindari adanya
kemungkinan keliru dalam investasinya dan dapat mengurangi risiko investasi. Laporan
keuangan juga dapat berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan
keuntungan atau membayar dividen kepada investor.
INVESTASI
Investasi adalah kegiatan menunda konsumsi untuk mendapatkan (nilai) konsumsi yang
lebih besar dimasa yang akan datang (Arifin,2005:21). Investasi adalah penempatan
sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa
mendatang (Halim, 2005 : 4 )
Investor tidak mengetahui dengan pasti hasil yang akan diperoleh dari investasi yang
dilakukannya. Keadaan semacam ini dikatakan bahwa investor melakukan investasi yang
beresiko yang tidak dapat dihindari, keputusan investasi selain berhubungan positif antara
tingkat keuntungan yang mungkin diterima dengan tingkat resiko yang mungkin ditanggung
apabila pemodal megharapkan tingkat keuntungan yang tinggi, maka investor harus
menanggung resiko yang tinggi pula.
Berkaitan dengan unsur resiko yang terkandung dalam suatu investasi maka terdapat dua
jenis investasi berdasarkan tingkat resiko, yaitu :
1. Investasi bebas resiko : jenis ini memiliki tingkat resiko yang relative kecil dan
biasanya investasi ini memberikan tingkat keuntungan yang rendah. Yang termasuk
kedalam jenis investasi bebas resiko seperti deposito berjangka dan obligasi.
2. Investasi beresiko : adalah suatu jenis investasi return dan resiko yang berfluktuasi,
dimana para investor mungkin saja tidak mendapat keuntungan atau sebaliknya.
Yang termasuk kedalam jenis investasi beresiko adalah investasi saham.
Atas dasar resiko tersebutlah manajer keuangan portofolio saham biasa mengatur berbagai
macam strategi . Strategi yang dilakukan tergantung dari 2 (dua ) faktor yaitu (1) toleransi
resiko klien dan (2) perkiraan klien terhadap efisiensi pasar. Klien yang merasa yakin bahwa
pasar adalah efisien cenderung melakukan strategi pasif dan yang merasa bahwa pasar tidak
efisien memiliki kecendrungan memilih strategi aktif.
EFISIENSI PASAR MODAL
Konsep efisiensi pasar versi Fama (1965) adalah :
“ a market where there are large numbers of rational profit-maximizers actively
competing,with each trying to predict future markets value of individual securities
and where important current information is almost freely available to all
participants.”(sebuah pasar di mana terdapat sejumlah besar pemaksaan laba
rasional yang secara aktif bersaing, dengan masing-masing mencoba untuk
memprediksi nilai pasar masa depan dari sekuritas individual dan di mana informasi
penting saat ini hampir tersedia secara bebas untuk semua peserta).
Lima tahun kemudian Fama (1970) menyatakan “a market is efficient when”stock price’ s
always fully reflect all available information” (pasar efisien ketika "harga saham” selalu
sepenuhnya mencerminkan semua informasi yang tersedia)
Pengertian ‘’pasar modal yang efisien” banyak dijabarkan dalam beberapa konteks untuk
menjabarkan karakteristik operasi pasar modal. Ada perbedan antara pasar yang efisien
secara operasional (efisien secara internal) dan pasar modal yang efisien dalam penetapan
harga (efisien secara eksternal ). (West,1975).
1. Pasar yang efisien operasinya (Efisien secara internal)
Para investor dapat memperoleh jasa transaksi yang mencerminkan biaya nyata yang
berhubungan dengan meningkatkan jasa-jasa tersebut.
2. Pasar modal yang efisien dalam penetapan harga (efisien secara eksternal)
Mengacu pada pasar dimana harga-harga pada segala waktu sepenuhnya
mencerminkan semua informasi yang tersedia yang sesuai dengan penilaian
sekuritas. Saat suatu pasar efisien harganya, strategi-strategi yang diikuti untuk
menunjukkan indeks pasar saham yang luas cakupannya tidak akan menghasilkan
pengembalian tinggi secara konsisten setelah penyesuaian untuk (1) resiko, (2) biaya
transaksi.
EFISIENSI PENETAPAN HARGA PASAR SAHAM DAN IMPLIKASINYA
Proses perumusan harga yang diartikan oleh Fama sebagai pengembalian yang diharapkan
satu periode dimulai dari sekarang adalah variabel acak yang telah masuk ke dalam
kelompok informasi “relevan”. Saat informasi “relevan” harga-harga harus tercermin pada
saham. Sehingga efisiensi penetapan harga pasar saham menurut fama dapat di bagi
menjadi tiga bentuk yaitu:
1. Efisiensi Bentuk Lemah
Harga saham sekuritas dan perdagangannya hanya mencerminkan harga dan
perdagangan historis masa lalu. Analisis teknis pada bentuk ini bahwa laba terlihat
memungkinkan walaupun kecil, melalui data historis murni, dengan aturan
perdagangan dan reaksi berlebih para investor sepertinya memegang laba potensial
tetapi laba tersebut dapat dikenakan biaya transaksi.
-
Harga sekuritas merefleksi semua data tentang harga masa lalu. Implikasinya
adalah investor tidak dapat memperoleh Abnormal Return secara konsisten
dengan menggunakan informasi harga masa lalu.
-
Harga sekuritas menyesuaikan dengan data pasar secara quicly and fully
-
Pengujian Weak Form meliputi :
Test for Independence of Stock price changes (random walk). Apabila
independen, tren dalam perubahan harga tidak ada
Serial correlation (Korelasi antara Rt and Rt-1)
Test for profitability of trading rules
2. Efisiensi Semi Kuat
Pada bentuk efisiensi ini investor yang memilih saham dengan analisis sekuritas yang
mendasar (contoh analisis laporan keuangan, kualitas manajemen, dan lingkungan
ekonomis suatu perusahaan) tidak akan menguasai pasar.
-
Harga Merefleksi semua informasi publik yang tersedia. Implikasinya adalah
investor tidak dapat secara konsisten mendapatkan abnormal return dengan
menggunakan informasi publik yang tersedia
-
Investor tidak dapat bereaksi terhadap informasi publik baru setelah
pengumuman informasi tersebut dan mengharapkan abnormal return
-
Pengujian Semi Strong Form Meliputi :
Event Study. Menganalisis prilaku harga sekitar tanggal pengumuman
laba, deviden, stock split dan merger
Performance of Portofolio Managers : Menguji apakah manajemen
portofolio dapat secara konsisten mendapatkan abnormal return dengan
menggunakan informasi publik
3. Efisiensi Bentuk Kuat
Pada bentuk efisiensi kuat penetapan harga saham dapat diuji dengan (1) penelitian
terhadap kinerja keuangan profesional (2) penelitian terhadap aktivitas orang dalam
“insider trading” (individu-individu yang menjadi direktur perusahaan, petugas
utama, atau pemegang saham utama). Informasi yang relevan mencerminkan harga
saham dengan memasukkan informasi dari non-publik tidak didukung oleh perhatian
terhadap aktivitas perdagangan orang dalam. Bagi analis investasi dan insiders lain
mungkin saja memperoleh keuntungan diatas rata-rata secara konsisten. Kendati
demikian,bentuk kuat dari hipotesis efisiensi pasar tidak mungkin dipertahankan
karena berdampak pada perusahaan itu sendiri.
-
Harga merefleksi semua informasi, baik informasi publik maupun informasi
privat. Implikasinya adalah investor tidak dapat secara konsisten mendapatkan
abnormal return dengan menggunakan informasi publik dan informasi privat
-
Pengujian bentuk Strong Form Meliputi :
Private Information
Specialists
Mutual funds
Alasan yang Menyebabkan Pasar Menjadi Efisien
1. Investor adalah penerima harga (price takers), yang berarti bahwa sebagai pelaku
pasar, investor seorang diri tidak dapat mempengaruhi harga dari suatu sekuritas.
2. Informasi tersedia secara luas kepada semua pelaku pasar pada saat yang
bersamaan dan harga untuk memproleh informasi tersebut murah.
3. Informasi dihasilkan secara acak (random) dan tiap-tiap pengumuman informasi
sifatnya random satu dengan yang lainnya.
4. Investor bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan cepat,sehingga
harga dari sekuritas berubah dengan semestinya mencerminkan informasi tersebut
untuk mencapai keseimbangan yang baru.
Alasan yang Menyebabkan Pasar Menjadi Tidak Efisien
1. Terdapat sejumlah kecil pelaku pasar yang dapat mempengaruhi harga dari sekuritas
2. Harga dari informasi adalah mahal dan terdapat akses yang tidak seragam antara
pelaku pasar yang satu dengan yang lainnya terhadap suatu informasi yang sama.
3. Informasi yang disebarkan dapat diprediksi dengan baik oleh sebagian pelaku-pelaku
pasar
4. Investor adalah individual-individual yang lugas dan tidak canggih.
Para investor haruslah berkeyakinan bahwa pasar efisien dapat dikuasai dengan strategi
investasi pasif dimana strategi ini dapat dijalankan dengan 2 (dua ) pendekatan yaitu : (1)
strategi beli dan simpan, strategi ini sangat sederhana membeli portofolio saham
berdasarkan beberapa kriteria dan menyimpan saham tersebut dengan pertimbangan
horizon investasi dan (2) strategi pemberian indeks,dengan pendekatan ini manajer dana
tidak mencoba untuk mengidentifikasi penerbitan saham yang dinilai terlalu tinggi atau
terlalu rendah berdasarkan analisis sekuritas mendasar.
Dampak Efisiensi Pasar Saham Terhadap Pelaporan Keuangan
Beaver (1973) menguji dampak pelaporan pada efisiensi pasar saham dalam sebuah artikel
yang berjudul “What Should Be The FASB’s Objectives?” dimana dalam tulisannya Beaver
menguraikan beberapa argumennya bahwa :
1. Dampak yang paling utama efisiensi pasar saham terletak pada kebijakan akuntansi
yang diterapkan oleh perusahaan tetapi kebijakan akuntansi tersebut tidak
mempunyai efek terhadap harga saham sejauh kebijakan ini tidak memenuhi
cahflow perusahaan. Informasi yang lengkap diberikan sehingga pengguna dapat
menyesuaikan perbedaan kebijakan akuntansi tersebut.
2. Perusahaan harus mengungkapkan informasi tentang keberadaan seluas-luasnya
karena menyebabkan biaya yang efektif.Perusahaan lebih suka harga saham
berbiaya lebih rendah karena adanya pengungkapan informasi atau paling tidak
sama.
3. Perusahaan jangan terkonsentrasi kepada investor yang naif pada saat
mengungkapkan kebijakan akuntansi dan bentuknya, karena harga saham yang
efisien merefleksikan semua informasi tentang perusahaan yang harus diketahui
oleh masyarakat umum. Akhirnya efisiensi pasar saham mengakibatkan banyak pihak
yang berkepentingan terhadap pengungkapan informasi perusahaan tidak hanya
laporan keuangan sehingga auditor berpacu dengan pihak lain untuk mendapatkan
sumber informasi dari perusahaan untuk harga pasar saham.
CAPM (CAPITAL ASSETS PRICING MODEL)
CAPM merupakan formula atau model yang menghubungkan antara harga pasar efisien dari
sekuritas termasuk resikonya, tingkat pengembalian yang diharapkan dari sebuah sekuritas
dimana formula ini diperkenalkan oleh Sharpe (1964) dan Lintner (1965). (Scott,2006).
CAPM merupakan suatu model untuk menentukan harga suatu asset berdasarkan pada
kondisi equilibrium. Tujuannya adalah untuk menentukan tingkat pengembalian yang
diisyaratkan (required rate of return) minimum dari investasi yang beresiko (halim, 2005
:74).
Menurut Husnan, ( 2003 : 156 ), asumsi-asumsi yang mendasari standar capital asset pricing
model adalah sebagai berikut :
1. Tidak ada biaya transaksi. Dengan demikian pemodal bisa membeli atau menjual
sekuritas tanpa menanggung biaya transaksi yang relative rendah, maka asumsi ini
cukup wajar.
2. Investasi sepenuhnya dapat dipecah belah (Full divisible). Artinya pemodal bisa
melakukan investasi sekecil apapun pada setiap jenis sekuritas.
3. Tidak ada pajak penghasilan bagi para pemodal. Dengan demikian pemodal dapat
merasa indifferent antara memperoleh dividen atau capital gain. Pemodal dikatakan
memperoleh capital gain jika terjadi kenaikkan harga saham dan capital loss jika
terjadi penurunan harga saham.
4. Para pemodal tidak bisa mempengaruhi harga saham dengan tindakan membeli atau
menjual saham.
5. Para pemodal akan bertindak semata-mata atas pertimbangan expected value
dengan deviasi standar tingkat keuntungan portofolio.
6. Para pemodal bisa melakukan short sales.
7. Terdapat riskless lending and borrowing rate, sehingga pemodal bisa menyimpan
dan meminjam dengan tingkat yang sama.
8. Pemodal memiliki pengharapan yang homogen. Bahwa para pemodal sepakat
tentang expected return, deviasi standar, dan koefisien korelasi antar tiap
keuntungan.
9. Semua aktiva bisa diperjualbelikan.
ASIMETRI INFORMASI
Laporan keuangan penting bagi para pengguna eksternal terutama sekali karena kelompok
ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya (Ali, 2002). Para pengguna
internal (para manajemen) memiliki kontak langsung dengan entitas atau perusahannya dan
mengetahui peristiwa-peristiwa signifikan yang terjadi, sehingga tingkat ketergantungannya
terhadap informasi akuntansi tidak sebesar para pengguna eksternal. Situasi ini akan
memicu munculnya suatu kondisi yang disebut sebagai asimetri informasi (information
asymmetry). Yaitu suatu kondisi di mana ada ketidakseimbangan perolehan informasi antara
pihak manajemen sebagai penyedia informasi (prepaper) dengan pihak pemegang saham
dan stakeholder pada umumnya sebagai pengguna informasi (user).
Menurut Scott (2006), terdapat dua macam asimetri informasi yaitu:
1. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam lainnya
biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan
dibandingkan investor pihak luar. Dan fakta yang mungkin dapat mempengaruhi
keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham tersebut tidak disampaikan
informasinya kepada pemegang saham.
2. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak
seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi pinjaman. Sehingga
manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan pemegang saham yang
melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak
dilakukan.
Adanya asimetri informasi memungkinkan adanya konflik yang terjadi antara principal dan
agent untuk saling mencoba memanfatkan pihak lain untuk kepentingan sendiri. Eisenhardt
(1989) mengemukakan tiga asumsi sifat dasar manusia yaitu: (1) manusia pada umunya
mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai
persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari resiko
(risk adverse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut menyebabkan bahwa
informasi yang dihasilkan manusia untuk manusia lain selalu dipertanyakan reliabilitasnya
dan dapat dipercaya tidaknya informasi yang disampaikan.
EFISIENSI PASAR SAHAM DAN ASIMETRI INFORMASI
Heally dan Palepu (1993) dalam Whisada (2005) menemukan bahwa strategi pengungkapan
merupakan sarana atau media potensial yang sangat penting bagi para manajer perusahaan
emiten untuk dapat mempengaruhi atau memberi dampak terhadap keputusan-keputusan
investasi para investor sebagai pihak luar perusahaan. Pada kondisi ini diasumsikan pasar
modal dalam kondisi efisien. Pasar modal yang efisien terjadi jika ada informasi terbaru
masuk kepasar dan informasi baru ini adalah pengungkapan informasi emiten yang bersifat
material yang segera diumumkan atau dipublikasikan kepada publik melalui Bapepam
selaku pengawas pasar modal (Whisada, 2005) Hal ini diperkirakan akan mempengaruhi
perubahan harga saham. Sempitnya pengungkapan informasi menimbulkan harga saham
dapat dinilai terlalu rendah (Undervalued) oleh pasar dan dapat memiliki insentif untuk
melakukan penawaran melalui jalur penawaran terbatas (Private market), dimana
menimbulkan biaya transaksi dan mengurangi likuiditas yang diharapkan. Perusahaan yang
harga sahamnya tinggi (overvalued) dianggap mampu memberikan pengungkapan informasi
yang lebih relevan kepada investor sehingga manajer memiliki peluang untuk melakukan
aksi jual saham yang dipegangnya atau mengeluarkan ekuitas saham baru pada tingkat rate
yang favorable. Pada akhirnya pasar akan mengoreksi dengan sendirinya harga saham yang
dinilai terlalu rendah atau yang terlalu tinggi sehingga tercapai keseimbangan harga saham
di pasar.
(Scott, 2006) menyebutkan strategi pengungkapan informasi akuntansi yang tepat dan
akurat dapat mengurangi timbulya informasi asimetri (antara buyer dan seller sekuritas
saham perusahaan emiten berkurang; manajemen perusahaan dengan investor yang
perspektif berkurang) dan akhirnya masalah-masalah keagenan (Agency problem) menjadi
berkurang.
Pada akhirnya harga yang dibayarkan oleh investor aatas saham yang dimilikinya diharapkan
dapat menghasilan return yang positif dan resiko dari portofolionya kecil sehingga nilai
investasi itu sangat sempurna pada teori CAPM return adalah hasil pemilihan portofolio dan
resiko yang ada pada setiap keputusan pemilihan saham.
Asimetri Informasi yang Terjadi di Pasar Modal Dapat Diminimalisir
Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan
prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham).
Oleh karena itu sebagai pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai
kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui
pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Teori asimetri mengatakan
bahwa pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan tidak mempunyai informasi yang
sama mengenai prospek dan resiko perusahaan. Pihak tertentu mempunyai informasi yang
lebih baik dibandingkan dengan pihak lainnya. Manajer biasanya mempunyai informasi yang
lebih baik dibandingkan dengan pihak luar (investor) karena itu bisa dikatakan terjadi
asimetri informasi antara manajer dengan investor. Pada dasarnya adanya perbedaan
kepentingan antara manajer dengan stakeholders tersebut dapat menciptakan asimetri
informasi.
Untuk mengatasi atau meminimalisir asimetri informasi yang menyebabkan munculnya
biaya keagenan maka dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Meningkatkan Pendanaan dengan Utang
Peningkatan utang akan menurunkan besarnya konflik antara stakehoder dengan
manajemen. Peningkatan utang juga dapat menurunkan free cash flow, sehingga
perusahaan dapat meminimalkan pemberoson yang dilakukan manajemen.
Pengawasan yang dilakukan oleh kreditor biasanya lebih ketat dan efektif daripada
pengawasan stakehoders diluuar perusahaan dengan informasi yang relatif terbatas.
2. Meningkatkan Deviden Payout Ratio (DPR)
Pembayaran dividen akan menjadi alat monitoring sekaligus bonding bagi
manajemen. Pembayaran DPR akan menurunkan tingkat kelebihan free cash flow,
sehingga adanya pembyaran dividen dapat digunakan sebagai mekanisme untuk
mengurangi biaya agensi.
3. Meningkatkan Kepemilikan Saham Manajerial
Kepemilikan saham manajerial memungkinkan manajer untuk dapat merasakan
langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan manajer juga akan menanggung
kerugian dari keputusan yang diambil. Adanya kepemilikan manajerial dapat
menyamakan kepentingan insider perusahaan dengan pihak eksternal dan
mengurangi peranan utang sebagai mekanisme untuk mengurangi biaya keagenan
4. Meningkatkan Kepemilikan Institusional Sebagai Monitoring Agents
Kepemilikan pemegang saham dari luar (institusional) dapat mewakili suatu sumber
kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung terhadap keberadaan
manajemen. Kepemilikan oleh institusi lain dapat mendorong peningkatan
pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen.
DAFTAR PUSTAKA
Adi.
2015.
https://superkurnia.wordpress.com/2015/09/11/teori-asimetri-informasi/.
Diakses pada tanggal 14 Oktober 2018
Amelia dan Sofia. Analisa Pengaruh Kandungan Infromasi Akuntansi Terhadap Perilaku
Investor dan Harga Saham Perusahaan. Fakultas Humaniora dan Bisnis, Universitas
Pembangunan Jaya
Caecilia.
https://www.scribd.com/doc/222550958/Kegunaan-Informasi-Akuntansi-UntukInvestor-Dan-Kreditor. Diakses pada tanggal 14 Oktober 2018
Hendrian dan Noorina Hartati. 2015. Relevansi Informasi Akuntansi Terhadap Nilai
Perusahaan: Studi Komparasi Indonesia (GAAP) vs Malaysia (IFRS-NFC)
Heze.
2017.
http://bahasekonomi.blogspot.com/2017/05/cara-cara-mengatasi-masalah-
keagenan.html. Diakses pada tanggal 14 Oktober 2018
Kusuma,
Retno
Ayu.
https://dosenakuntansi.com/kegunaan-laporan-keuangan-bagi-
investor. Diakses pada tanggal 14 Oktober 2018
Mulya, Hadri dan Wiwik Utami. 2017. Modul Perkuliahan Teori Akuntansi: Efisiensi Pasar
Modal dan Saham. Jakarta: Universitas Mercu Buana