TUGAS RUTIN
Dosen Pengampun :
Dra.Rumasi Simaremare, M.pd.
Disusun oleh:
Kharisma (2151220013)
kelas: A – Sastra Inggris
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat rahmat danhidayahnya,sehingga sayadapat menyelesaikan makalah bahasa indonesia tentang Paragraf yang mana referensinya berasal dari Buku dan internet.
Maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah guna mengetahui penjelasan tentang Paragraf dan semua yang berhubungan dengan Paragraf tersebut.
Dan saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Namun tentu saja makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saya sangat mengharapkan saran-saran positif yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini.Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan juga bagi penulis pada khususnya.
Sekian dan Terima Kasih.
Medan, April 2018
KHARISMA
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Paragraf……………………………………………………………….
2.2 Syarat-syarat Paragraf
2.3Struktur Paragraf
2.4 Pengembangan Paragraf…………………………………………………….……
2.5 Jenis-jenis Paragraf…………………………………………………………….…
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran…………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Media cetak atau dengan kata lain melalui tulisan adalah salah satu media yang banyak digunakan untuk menyebarluaskan hasil pemikiran, baik konseptual maupun yang disertai bukti empiris. Makin efektif tulisan yang dibuat, makin tinggi kemungkinan tulisan dipahami oleh pembaca.
Untuk menghasilkan tulisan yang efektif, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai paragraf. Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Seluruh isi paragraf memperbincangkan satu masalah atau sekurang-kurangnya bertalian erat dengan masalah itu. Hal ini menjadi penting agar yang membaca tulisan tersebut dapat menangakap ide yang disampaikan dengan benar.
Selain pemahaman mengenai apa itu paragraf/alinea,kita juga diharuskan memahami hal-halyang berkaitan dengan paragraf/alinea itu sendiri. Untuk mengetahui lebih jauh tentang paragraf/alinea dan hal-hal yang berhubungan dengan paragraf/alinea, makalah sederhana ini mencoba menguraikan semua point-point yang ada dan disajikan pada bab II pembahasan masalah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah pembuatan makalah ini adalah:
Apa itu paragraf ?
Apa saja syarat-syarat paragraf ?
Bagaimana struktur paragraf ?
Bagaimana pola pengembangan paragraf?
Apa saja jenis-jenis paragraf?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut , maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
Untuk mengetahui mengenai paragraf atau alinea secara umum yang sering digunakan dalam kegiatan karya tulis.
Untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan paragraf atau alinea itu sendiri, mulai Dari syarat sebuah paragraf atau hingga berbagai macam bentuk paragraf atau alinea berdasarkan jenis atau teknik pemaparannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Paragraf
Paragraf disebut juga alinea. Kata tersebut merupakan serapan dari bahasa Inggris paragraf. Kata Inggris “paragraf” terbentuk dari kata Yunani para yang berarti “sebelum” dan grafein “menulis atau menggores”. Sedangkan kata alinea dari bahasa Belanda dengan ejaan yang sama. Alinea berarti “mulai dari baris baru” (Adjad Sakri,1992). Paragraf atau alinea tidak dapat dipisah-pisahkan seperti sekarang, tetapi disambung menjadi satu. Menurut Lamuddin Finoza, paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan gabungan beberapa kalimat, sedangkan dalam bahasa Yunani, sebuah paragraf (paragrafos, “menulis di samping” atau “tertulis di samping”) adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide.
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat mengenal, kalimat utama atau kalimat topic, kalimat-kalimat penjelas sampai kepada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.
Paragraf dapat juga dikatakan karangan yang paling pendek (singkat). Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan di mana suatu ide mulai dan berakhir. Kita akan kepayahan membaca sebuah buku, kalau tidak ada paragraf, karena seolah-olah kita dicambuk untuk membaca terus-menerus sampai selesai. Kita pun sulit mengkonsentrasikan pikiran dari suatu gagasan ke gagasan lain. Dengan adanya paragraf, kita dapat berhenti sebentar, sehingga kita dapat mengadakan konsentrasi pikiran tentang tema yang terkandung di dalamnya.
Jadi, paragraf atau alinea adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru dan kalimat yang membentuk paragraf atau alinea harus memperlihatkan kesatuan pikiran. Selain itu, kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf atau alinea harus saling berkaitan dan hanya membicarakan satu gagasan. Bila dalam sebuah paragraf atau alinea terdapat lebih dari satu gagasan, paragraf atau alinea itu tidak baik dan perlu dipecah menjadi lebih dari satu paragraf atau alinea.
Macam-Macam Paragraf
Berdasarkan sifat dan tujuannya, paragraf dapat dibedakan sebagai berikut:
Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas, menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan. Sebab itu, paragraf pembuka harusa dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan. Paragraf pembuka ini jangan terlalu panjang supaya tidak membosankan.
Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka. Sifat paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisi, paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang.
Paragraf Penutup
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.
2.2 Syarat-syarat Pembentukan Paragraf
Suatu paragraf/alinea dianggap bermutu dan efektif mengkomunikasikan gagasan yang didukungnya apabila paragraf/alinea itu lengkap, artinya mngandung pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas. Di samping itu sama halnya dengan kalimat, paragraf/alinea harus memenuhi persyaratan tertentu.(Keraf, 1980:67) Adapun syarat-syarat tersebut antara lain.
Kesatuan
Yang dimaksud dengan kesatuan adalah bahwa paragraf/alinea tersebut harus memperlihatkan dengan jelas suatu maksud atau sebuah tema tertentu. Jadi kesatuan di sini bukan berarti satu atau singkat kalimatnya, melainkan berarti kalimat-kalimat yang ada dalam paragraf/alinea tersebut menyatu untuk mendukung pikiran utama sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh. Contoh paragraf/alinea yang memenuhi persyaratan kesatuan.
Masalah mahasiswa di Indonesia umum sekali. Mereka kebanyakan sulit untuk sepenuhnya memusatkan perhatian pada studi mereka. Kebanyakan dari mereka adalah pemuda-pemuda dari keluarga biasa yang kurang mampu. Para mahasiswa itu pun mencari pekerjaan. Oleh karena itu selama belajar mereka kadang-kadang terganggu oleh keadaan ekonomi.
Apabila paragraf/alinea di atas kita analisis, akan kita temukan.
Pikiran utama : masalah umum dalam dunia mahasiswa
Pikiran penjelas : sulit memusatkan perhatian berasal dari keluarga biasa terganggu oleh ekonomi
Unsur-unsur penunjang pada paragraf/alinea di atas benar-benar mendukung gagasan utama. Dengan perkataan lain, unsur-unsur penunjang paragraf/alineatersebut membentuk kesatuan ide.
Koherensi
Syarat kedua yang harus dipenuhi sebuah paragraf/alinea adalah bahwa paragraf/alinea tersebut harus mengandung koherensi atau kepaduan yang baik. Kepaduan yang baik itu terjadi apabila hubungan timbal balik antara kalimat-kalimat yang membina paragraf/alinea tersebut, baik, wajar, dan mudah dipahami tanpa kesulitan. Pembaca dengan mudah mengikuti jalan pikiran penulis, tanpa merasa bahwa ada sesuatu yang menghambat atau semacam jurang yang memisahkan sebuah kalimat dari kalimat lainnya, tidak terasa loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan (Keraf, 1980:75). Koherensi suatu paragraf dapat ditunjukkan oleh:
Pengulangan kata/kelompok kata kunci atau disebut repetisi
Penggantian kata/kelompok kata atau subtitusi
Pengulangan kata/kelompok kata atau transisi
Hubungan implisit atau penghilangan kata/kelompok kata tertentu atau ellipsis.
Berikut ini dikemukakan kata-kata atau frase transisi, seperti dikemukakan oleh Keraf (1980:80-81).
Hubungan yang menyatakan tambah terhadap sesuatu yang telah disebut, misalnya: lebih lagi, tambahan, lagi pula, selanjutnya, di damping itu, akhirnya, dan sebagainya.
Hubungan yang menyatakan pertentangan, misalnya: tetapi, namun, bagaimanapun juga, sebaliknya, walaupun, demikian, biarpun, meskipun.
Hubungan yang menyatakan perbandingan, misalnya: sama halnya, seperti, dalam hal yang sama, dalam hal yang demikian, sebagaimana.
Hubungan yang menyatakan akibat, misalnya; sebab itu, oleh sebab itu, oleh karena itu, jadi, maka, akibatnya, karena itu.
Hubungan yang menyatakan tujuan, misalnya: untuk maksud itu, untuk maksud tertentu, untuk maksud tersebut, supaya.
Hubungan yang menyatakan singkatan, misalnya contoh intensifikasi: singkatnya, ringkasnya, secara singkat, pendeknya, pada umumnya, dengan kata lain, yakni, yaitu, sesungguhnya.
Hubungan yang menyatkn waktu, misalnya: sementara itu, segera, beberapa saat kemudian, sesudah, kemudian.
Hubungan yang menyatakan tempat, misalnya: di sini, di situ, dekat, di seberang, berdekatan dengan, berdampingan dengan.
Perincian dan Urutan Pikiran
Bagaimana cara mengembangkan pikiran utama menjadi sebuah paragraf dan bagaimana hubungan antara pikiran utama dengan pikiran-pikiran penjelas, dilihat dari urutan perinciannya. Perinciannya ini dapat diurut secara kronologis, (menurut urutan waktu), secara logis (sebab-akibat, akibat-sebab, khusus-umum, umum-khusus), menurut urutan ruang, menurut proses, dan dapat juga dari sudut pandangan yang satu ke sudut pandangan yang lain.
Letak kalimat Utama
Sebuah paragraf dibangun oleh beberapa kalimat yang saling berhubungan dan mengandung satu pikiran utama dan dijelaskan oleh beberapa pikiran jelas. Pikiran utama dituangkan dalam kalimat utama dan pikiran-pikiran penjelas atau perincian dituangkan ke dalam kalimat-kalimat penjelas.
Penempatan kalimat utama dalam pengembangan sebuah paragraf bermacam-macam. Ada paragraf dimulai dengan peristiwa-peristiwa atau perincian-perincian, kemudian ditutup dengan yang merupakan kalimat utama. Ada juga yang dimulai dengan pernyataan umum, kemudian baru perincian-perincian yang menjelaskan pikiran utama. Ada empat cara meletakkan kalimat utama, yakni sebagai berikut:
Pada Awal Paragraf ( Deduktif)
Kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal paragraf sehingga paragraf bersifat deduktif, yaitu cara penguraian yang menjadikan pokok permasalahan lebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf (urutan umum-khusus).
Akhir Paragraf ( Induktif)
Kalimat pokok yang ditempatkan pada akhir paragraf akan membentuk paragraf induktif, yaitu cara penguraian yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu, barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan (urutan khusus-umum). Penyajian paragraf dengan cara ini lebih sulit jika dibandingakan dengan paragraf deduktif, tetapi paragrafnya akan terasa lebih argumentatif.
Pada awal dan akhir paragraf/alinea
Kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf/ alinea sehingga terbentuk paragraf/alinea campuran. Kalimat pada akhir paragraf/alinea akan lebih bersifat pengulangan atau penegasan kembali gagasan utama paragraf/alinea yang terdapat pada awal paragraf/alinea.
2.3 Struktur Paragraf
Struktur paragraf dapat dikelompokkan menjadi delapan kemungkinan, yaitu :
Paragraf terdiri atas transisi kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
Paragraf terdiri atas kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat peneges.
Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, dan kalimat pengembang.
Paragraf terdiri atas transisi berupa kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang
Paragraf terdiri atas kalimat topik dan katimat pengembang.
Paragraf terdiri atas kalimat pengembang dan katimat topik.
2.4 Pengembangan Paragraf
Secara alamiah
Pengembangan paragraf secara alami berdasarkan urutan ruang dan waktu. Urutan ruang merupakan urutan yang akan membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya dalam suatu ruang. Urutan waktu adalah urutan yang menggambarkan urutan tedadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.
Klimaks dan Antiklimaks
Pengembangan paragraf teknik ini berdasarkan posisi tertentu dalam suatu rangkaian berupa posisi yang tertinggi atau paling menojol. Jika posisi yang tertinggi itu diletakkan pads bagian akhir disebut klimaks. Sebaliknya, jika penulis mengawali rangkaian dengan posisi paling menonjol kemudian makin lama makin tidak menonjol disebut antiklimaks.
Perbandingan dan Pertentangan
Untuk menambah kejelasan sebuah paparan, kadang-kadang penulis berusaha membandingkan atau mempertentangkan. Dalam hal ini, penulis menunjukan persamaan dan perbedaan antara dua hal tersebut. Yang dapat dibandingkan adalah dua hal yang tingkatannya sama dan kedua hal itu mempunyai persamaan dan perbedaan.
Analogi
Analogi biasanya dipergunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah diketahui umum dengan yang tidak atau kurang dikenal umum. Gunanya untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal tersebut.
Contoh-Contoh
Sebuah generalisasi yang terlalu umumnya sifatnya agar dapat memberikan penjelasan kepada pembaca, kadang-kadang memerlukan contoh-contoh yang konkret. Dalam hal ini, sumber pengalaman sangat efektif.
Sebab-Akibat
Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab-akibat. Dalasm hal ini sebab berfungsi sebagai pikiran utama dan akibat sebagai pikiran penjelas. Dapat juga sebaliknya. Akibat sebagai pikiran utama dan untuk memahami akibat ini dikemukakan sejumlah penyebab sebagai perinciannya.
Definisi Luas
Untuk memberikan batasan tentang sesuatu, kadang-kadang penulis terpaksa menguraikan dengan beberapa kalimat bahkan paragraf.
Klasifikasi
Dalam pengembangan karangan kadang-kadang kita mengelompokkan hal-hal yang mempunyai persamaan. Pengelompokkan ini biasanya diperinci lagi lebih lanjut ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.
Umum-Khusus
Dalam bentuk Umum ke Khuss utama diletakkan di awal paragraf, disebut paragraf deduktif. Dalam bentuk khusus-umum, gagasan utama diletakkan di akhir paragraf, disebut paragraf induktif.
2.5 Jenis-jenis paragraf
Paragraf Narasi
Paragraf Narasi adalah suatu jenis paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu. Paragraf narasi terdiri dari narasi kejadian dan narasi runtut cerita. Paragraf narasi kejadian yaitu paragraf yang menceritakan suatu kejadian ataupun suatu peristiwa, sedangkan paragraf narasi runtut cerita yaitu paragraf yang pola pengembangannya dimulai dari urutan tindakan ataupun perbuatan yang menciptakan ataupun menghasilkan sesuatu.
Contohnya : Jam istirahat Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali, seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
Paragraf Deskripsi
Paragraf Deskripsi adalah paragraf yang isinya merupakan penggambaran dari suatu keadaan atau peristiwa menggunakan kata-kata sehingga pembacanya seolah-olah ikut merasakan, melihat, dan juga mengalami langsung kejadian atau keadaan tersebut.
Contoh : Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan, serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah suatu paragraf yang bertujuan untuk memaparkan, menyampaikan informasi, mengajarkan, menjelaskan dan juga menerangkan suatu topik kepada yang membacanya dengan tujuan untuk memberikan informasi sehingga memperluas pengetahuan si pembaca.
Contohnya : Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah suatu jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, ataupun pendapat penulis dengan disertai bukti dan juga fakta ( yang benar terjadi ). Tujuannya yaitu supaya si pembaca yakin bahwa ide, gagasan, dan pendapat tersebut adalah benar adanya dan terbukti.
Contohnya : Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anak-anak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi adalah suatu bentuk atau jenis karangan yang mempunyai tujuan membujuk pembaca supaya ingin berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Supaya tujuannya bisa tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan menggunakan data dan juga fakta.
Contohnya : Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Paragraf adalah seperangkat atau sekelompok kalimat yang tersusun dari satu kalimat pokok dan beberapa kalimat penjelas. Yang di maksud Kalimat Pokok adalah suatu kalimat yang berisikan masalah atau kesimpulan dari paragraf itu sendiri. Dan Kalimat Penjelasmerupakan suatu kalimat yang berisikan penjelasan masalah yang terdapat di kalimat pokok. Paragraf bukan berkaitan dengan segi keindahan karangan itu, tetapi pembagian per paragraf ini memiliki beberapa kegunaan, sebagai berikut:
Sebagai penampung fragmen ide pokok atau gagasan pokok keseluruhan paragraph
Alat untuk memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran penulisnya
Penanda bahwa pikiran baru dimulai
Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis
Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi pengantar, transisi, dan penutup.
Berdasarkan jenis-jenisnya, paragraf dibedakan menjadi lima jenis, yaitu : Paragraf Narasi, Paragraf Deskripsi, Paragraf Eksposisi, Paragraf Argumentasi, Paragraf Persuasi.
3.2 Saran
Sebaiknya dalam penyusunan paragraf harus menggunakan aturan-aturan yang sudah disepakati, karena masih banyak orang yang menulis sebuah paragraf bahkan wacana tidak mengikuti aturan-aturan dalam penulisan paragraf yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Barus, Sanggup. Dkk. 2014. Bahasa Indonesia Pengembang Kepribadian. Medan: UNIMED
https://peureulaktanohrata.blogspot.co.id/2016/08/makalah-paragraf-bahasa-indonesia.html
https://rahmi17site.wordpress.com/2016/02/24/makalah-tentang-pengertian-paragraf-kegunaan-dan-jenis-jenisnya/