Academia.eduAcademia.edu

paragraf

semoga bermanfaat

BAB 1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Paragraf atau yang dikenal juga sebagai alinea bukanlah pembagian teks yang disusun secara asal dan menurut kehendak sang penulis. Menurut Keraf (2004), paragraf merupakan sebuah himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Sedangkan Wharter, seperti yang disitir oleh Krisnawati (2000) mendefinisikan paragraf sebagai kumpulan kalimat yang menyatakan sebuah topik tunggal. Jika ada lebih dari satu topik, maka sebaiknya topik tersebut dipisahkan dan ditulis dalam sebuah paragraf yang baru. Lebih lanjut Wharter menjelaskan bahwa paragraf ditandai dengan penulisan kalimat awal yang menjorok 5 atau beberapa spasi ke dalam. Ketentuan Wharter yang terakhir tentang alinea ini sudah tidak berlaku lagi dalam dunia penulisan karya ilmiah saat ini. Ini disebabkan beragamnya style manuals yang mengatur gaya penulisan. Ada style manuals yang mengatur bahwa paragraf tidak perlu ditandai dengan indent atau 5 spasi menjorok, melainkan dengan dua kali enter. Dalam paragraf, gagasan atau topik tersebut akan menjadi jelas dengan uraian-uraian tambahan dari kalimat-kalimat berikutnya, yang maksudnya adalah menjelaskan topik atau gagasan utama tersebut. Dengan demikian, maka sebuah paragraf yang baik dan benar memiliki tiga komponen utama (krisnawati, 2000): gagasan utama Keberadaan gagasan utama dalam sebuah paragraf adalah mutlak. Gagasan utama inilah yang menyatukan kalimat-kalimat yang ada. Namun gagasan utama dapat dinyatakan secara eksplisit atau secara implisit. kalimat topik atau kalimat utama Kalimat utama adalah sebuah kalimat yang mengandung gagasan utama. Dengan kata lain kalimat topik merupakan wujud dari gagasan utama. Gagasan utama sebuah paragraf yang dinyatakan secara eksplisit ini dapat ditemukan dalam bentuk kalimat topik. Keberadaan kalimat utama tidaklah mutlak. Ia boleh ada dan boleh tidak ada. Sebuah paragraf tidak memiliki kalimat topik atau utama jika gagasan utamanya dinyatakan secara implisit oleh keseluruhan kalimat dalam sebuah paragraf. kalimat penjelas Kalimat penjelas merupakan kalimat lainnya selain kalimat utama. Dengan kata lain, kalimat penjelas memuat perincian-perincian serta penjelasan lebih lanjut dari gagasan utama yang tertuang dalam kalimat utama. RUMUSAN MASALAH Bagaimana menunjukkan unsur-unsur yang membangun sebuah paragraf? Bagaimana cara penempatan kalimat utama dalam paragraf? Bagamana cara pengurutan kalimat utama dan kalimat penjelas dalam kesatuan paragraf? Bagaimana pengembangan paragraf dengan teknik yang bervariasi? Bagaimana cara menata tulisan dalam kesatuan paragraf yang baik? TUJUAN DAN MANFAAT Dapat menunjukkan unsur-unsur yang membangun sebuah paragraf. Dapat menjelaskan cara penempatan kalimat utama dalam paragraf. Dapat Membedakan pengurutan kalimat utama dan kalimat penjelas dalam kesatuan paragraf. Dapat mengembangkan paragraf dengan teknik yang bervariasi. Dapat menata tulisan dalam kesatuan paragraf yang baik. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Cara Penempatan Pikiran Utama Gagasan utama adalah pikiran utama yang terdapat dalam bacaan.  Gagasan utama juga disebut gagasan pokok, pikiran utama, pokok pembicaraan, pokok pikiran, tema, atau topik. Sebaiknya dalam setiap paragraf terdapat satu gagasan utama. Gagasan utama ini diperluas dengan kalimat penjelas. Paragraf adalah gabungan kalimat  yang mengungkapkan satuan informasi dengan pikiran utama sebagai dasar pemikiran dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya. Paragraf juga disebut alinea. Alinea menjadi bagian dari suatu karangan yang penulisannya dimulai dengan baris baru. Jenis-jenis paragraf dapat dibedakan berdasarkan letak kalimat utama dalam paragraf: Paragraf deduktif yakni paragraf  yang gagasan utamanya terdapat di awal paragraf. Paragraf induktif yakni paragraf yang gagasan utamanya terdapat di akhir paragraf. Paragraf campuran yakni paragraf yang gagasan utamanya terdapat di awal dan diulang kembali di akhir paragraf. Maksud pengulangan biasanya untuk mempertegas atau menekankan kembali gagasan utama. 2.1.1 Pikiran Utama pada Awal Paragraf Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan pikiran utama yang tertuang dalam satu kalimat. Penjelasan terhadap pikiran utama tersebut diberikan melalui sejumlah kalimat penjelas. Penempatan kalimat utama pada awal paragraf menunjukkan adanya pikiran utama yang mudah terbaca oleh pembaca dan dapat mengundang perhatian yang bersangkutan untuk mengikuti penjelasan selanjutnya. Cara ini sering diterapkan dalam penyusunan karya tulis karena mudah dilakukan dan dapat segera mengundang perhatian pembaca. Paragraf yang demikian mengikuti cara berpikir deduktif (dari umum ke khusus) sehingga disebut pula paragraf deduktif. Contoh kalimat deduktif : Riset atau penelitian memiliki peranan yang sangat besar dalam budaya masyarakat modern. Ia sudah menjadi bagian dalam kehidupan kita sehari-hari. Ketika kita membaca sebuah ulasan berita ekonomi, sebenarnya kita sedang membaca hasil riset yang dilakukan oleh sang pengulas berita tersebut. Saat kita menyelesaikan pekerjaan atau tugas-tugas kita dengan menggunakan komputer, maka kitapun menikmati hasil riset dari berbagai pakar di berbagai bidang ilmu seperti matematika, ilmu komputer, logika, psykologi, desain antarmuka, linguistik, dll. Juga disaat mengakses Internet, maka kita terhubung dengan ribuan bahkan jutaan hasil riset yang siap dibaca, atau hasil riset yang bisa langsung dinikmati, seperti teknologi Wiki, teknologi mesin pencari, dll. Aktifitas keseharian yang sangat sederhanapun tidak bisa dilepaskan dari hasil riset. Sebagai contoh mencuci rambut dengan shampo. Shampo yang bagus dan tidak mengakibatkan rambut rontok adalah hasil dari riset yang panjang dan berkesinambungan.  Seseorang akan diuji dengan apa yang ia memiliki. Ketika ia memiliki ilmu, maka dia akan diuji dengan ilmu tersebut sejauh mana ilmu itu bermanfaat. Ketika seseorang mempunyai harta maka dia akan diuji dengan sejauh mana ia mampu mendistribusikan hartanya kepada orang lain. Menkominfo Tifatul Sembiring mengancam akan menutup layanan Blackberry di Indonesia bila produsennya, Research in Motion (RIM), menolak untuk memblokir konten pornografi. ”Kami sudah memanggil RIM yang sudah bekerja sama dengan enam operator di Indonesia,” kata Tifatul di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan, bila ternyata konten pornografi Internet masih dapat diakses melalui Blackberry, pihaknya akan dengan tegas memberikan teguran kepada pabrikan ponsel pintar tersebut. Menteri menyatakan tidak akan segan-segan menutup layanan Blackberry di Indonesia bila RIM menolak memblokir pornografi. Negara adalah institusi mapan, tetapi tetap dinamis sehingga mampu mengantisipasi segala perubahan yang terjadi. Negara mewadahi seluruh kepentingan masyarakat bangsa. Ia hanya menyediakan kerangka umum yang bersifat abstrak, sehingga terbuka untuk ditafsirkan. Sementara pemerintah adalah pranata kontemporer, sebagai penyelenggara negara dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh konstitusi negara. Kebersihan sangat menjadi masalah di sekolah. Ini terjadi karena banyak murid-murid yang tidak sadar akan kebersihan. Padahal “kebersihan adalah sebagian dari iman”. 2.1.2 Pikiran Utama pada Akhir Paragraf Pikiran utama sebuah paragraf dapat juga ditempatkan pada akhir paragraf. Paragraf jenis ini disususn dengan lebih dahulu mengemukakan kalimat-kalimat penjelas, kemudian disudahi dengan kalimat utama yang memuat pikiran utama. Pengembangan pikiran utama dilakukan secara bertahap dan mencapai klimaks pada akhir paragraf. Paragraf seperti ini disebut paragraf induktif (mengikuti cara berpikir dari khusus ke umum). Contoh paragraf induktif : Maka dari itu saya sangat setuju dengan adanya kegiatan kerja bakti seminggu sekali. Karena, jika lingkungan hidup bersih  maka kita juga akan sehat. Maka dari itu, kegiatan kerja bakti sangat penting di lingkungan sekolah. 2. Padalah DPRD Surabaya sudah memproduksi banyak perda. Bila dihitung dari awal 2012, jumlah perda yang di sahkan DPRD mencapai belasan aturan. Namun, sampai kini tak pernak ada proses pengenalan kepada masyarakat. 3. Dalam APBD 2012, terungkap dana tersebut  mencapai RP 248 juta. Berdasar alokasi anggaran, sosialisasi sedianya dilakukan terhadap dua ribu orang. Namun, sampai sekarang  dana itu masih utuh alias tak terpakai sama sekali. 4.   Ini adalah pelajaran yang mesti diketahui setiap orang tua. Doa mereka sungguh ajaib jika itu ditujukan pada anak-anak mereka. Jika orang tua ingin anaknya menjadi saleh dan baik, maka doakanlah mereka karena doa orang tua adalah doa yang mudah diijabahi. Jika orang tua mendoakan jelek pada anaknya, maka itu pun akan terkabulkan. Jadi, orang tua mesti hati-hati dalam mendoakan anaknya. 5. Orang yang sekali melakukan dosa dan ia enggan bertobat, maka ia akan tergoda untuk melakukan yang kedua kali, ketiga kali, dan seterusnya. Lalu dosa-dosanya itu akan semakin bertumpuk-tumpuk sehingga mengalahkan amal baiknya. Ibarat racun dalam tubuh, dosanya akan menggerogoti kesehatannya dari ke hari, sehingga tubuhnya kian lemah dan penuh penyakit. Sesungguhnya dosa besar maupun kecil bila dilakukan secara terus-menerus akan berdampak sangat buruk bagi pelakunya. 2.1.3 Pikiran Utama pada Awal dan Akhir Paragraf Kalimat utama dapat ditempatkan pada awal dan diulang pada akhir paragraf. Maksud pengulangan ini adalah memberikan tekanan pada pikiran utama paragraf dan sebagai penegasan kembali isi pernyataan yang dikemukakan pada awal paragraf. Kalimat utama yang diulang tidak harus sama dengan kalimat utama yang terdapat awal paragraf. Pengulangan tersebut dilakukan dengan mengubah bentuk kata-katanya dan struktur kalimatnya, tetapi pikiran utamanya tetap sama. Paragraf yang demikian merupakan perpaduan paragraf deduktif dan induktif. Contoh pikiran utama pada awal dan akhir paragraf : Sifat kodrati bahasa yang lain yang perlu dicatat di sini ialah bahwasannya tiap bahasa mempunyai sistem ungkapan yang khusus dan sistem makna yang khusus pula, masing-masing lepas terpisah dan tidak tergantung dari pada yang lain. Sistem ungkapan tiap bahasa dan sistem makna tiap bahasa dibatasi oleh kerangka alam pikiran bangsa yang memakai bahasa itu, kerangka alam pikiran yang saya sebut diatas. Oleh karena itu janganlalhkecewa apabila bahasa indonesia tidak membedakan jamak dan tunggal, tidak mengenal kata dalam sistem kata-kerjanya, gugus fonem juga tertentu polanya. Bahasa Inggris tidak memiliki ”unggah-ungguh”. Bahasa Zulu tidak memiliki kata yang berarti ”lembu”, tetapi ada kata yang berarti ”lembu putih”, ”lembu merah”, dsb.Secara teknis, para linguis menggatakakn bahwa tiap bahasa mempunyai sistem fonologi, sistem gramatikal serta pola semantik yang khusus. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak akan dapat hidup tanpa air. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia, bayangkan saja manusia bisa menahan lapar berhari-hari namun manusia tidak bisa menahan kebutuhan akan air karena air merupakan komponen utama dari tubuh, rata-rata tiap orang memiliki 60% air dari berat tubuhnya. Semua sistem didalam tubuh tergantung oleh air. Sebagai contoh, air akan membilas racun dari organ vital, membawa nutrisi ke sel tubuh dan menghasilkan kelembapan bagi jaringan telinga, hidung dan tenggorokan. Kurangnya air dalam tubuh dapat menyebabkan dehidrasi, yaitu keadaan yang timbul karena tubuh kekurangan air sehingga tidak dapat menjalankan fungsi normalnya. setiap saat Anda akan kehilangan air melalui pernafasan, keringat, urin dan pergerakan usus. Agar tubuh berfungsi normal, maka air yang hilang harus digantikan dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung air.bayangkan saja apa yang akan terjadi pada manusia jika persediaan air telah habis.Oleh karena itu, kita sebagai Manusia harus peduli,menjaga dan melestarikan lingkungan kita,agar kelak sumber air kita tidak habis dan tidak akan terjadi krisis air bersih. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tingginya kolesterol merupakan faktor resiko yang paling besar seseorang untuk menderita penyakit jantung kororner. Sebenarnya banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kolesterol, tetapi yang dianggap paling besar perannya dalam masalah tersebut adalah tingginya konsumsi lemak serta kandungan konsumsi asam lemaknya. Dalam hal ini, minyak goreng merupakan sumber utama lemak yang tidak baik. Dengan demikian, kolesterol merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner. Siswa kelas VI belajar untuk menghadapi ujian dua bulan yang akan datang. Mereka sangat berkonsentrasi pada pelajaran yang diberikan oleh Ibu guru. Tampak situasi kelas lebih tenang. Keteangan kelas mereka bukan berarti sunyi dan sepi, tetapi suasana kelas mereka hidup, yaitu timbulnya tanya jawab tentang pelajaran yang sedang dibahas. Suasana yang hidup ini benar-benar membangkitkan semangat guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Juga suasana yang hidup itu menimbulkan kesungguhan para siswa dalam belajar. Suasana giat belajar itu dilakukan dan diciptakan siswa kelas VI dalam menghadapi ujian yang sudah diambang pintu. Di dalam memutuskan suatu kebijakan, presiden sebagai kepala negara dan sebagai kepala pemerintahan sangat membutuhkan pertimbangan dan nasehat dari seseorang atau sekelompok orang. Tujuannya ialah agar kebijakan yang diputuskannya sesuai dengan prinsip hukum, demokrasi, pemerintahan yang baik untuk mencapai tujuan negara. Para pendiri bangsa ini menyadari akan kebutuhan presiden mengenai hal itu. Oleh karena itu, Undang - Undang Dasar kitamengamanatkan untuk emmbentuk suatu dewan yang bertugas untuk itu. Yang penting adalah kebutuhan presiden akan pertimbangan dan nasehat dari pihak lain dapat terpenuhi sehingga ia tidak menyalahi peraturan yang ada. 2.1.4 Paragraf dengan Pikiran Utama yang Tersirat Ada paragraf yang tidak secara tersurat mengandung pikiran utama tertentu. Semua kalimat yang menyusun paragraf sama pentingnya dan bekerja sama menggambarkan pikiran yang terdapat dalam paragraf. Kalimat-kalimat itu merupakan satu kesatuan isi. Paragraf tanpa kalimat utama dipakai dalam tulisan deskriptif dan naratif Contoh paragraf dengan pikiran utama yang tersirat : Meja yang dibelikan bapak untuk Budi sebagai hadiah ulang tahun sudah sampai. Meja itu terbuat dari kayu jati. Meja itu tingginya kurang lebih 75 cm lebarnya sekirar 50 cm dengan panjang 1,5 meter. Meja bewarna coklat muda ini terlihat sangat cocok dengan ruang belajar Budi yang sedikit gelap. Meja ini punya 2 lemari yang 1 sebelah kiri dan yang satunya sebelah kanan. Dengan adanya penyangga kaki membuat meja ini nyaman digunakan untuk belajar. Pulau Komodo yang terletak di dekat pulau Flores Nusa Tenggara Timur menjadi perhatian dunia karena disana terdapat hewan langka Komodo. Pulau ini bisa dikunjungi kurang lebih 1-2 jam dari pelabuhan terdekat. Populasi komodo di pulau ini mencapai 1300 ekor(pada tahun 2009) ini sudah lebih dari cukup untuk menarik minat wisatawan lokal maupun asing. Pulau yang luasnya 390 km2 ini telah diumumkan sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia. Jika anda sedang berada di kota Nganjuk di provinsi Jawa Timur tidak akan pernah lengkap tanpa rasanya jika tidak mencoba mengunjungi salah satu obyek wisata terkenal di kota tersebut yaitu, Air Terjun Sedudo. Air Terjun Sedudo merupakan sebuah obyek wisata yang terletak di kaki gunung Wilis yang megah. Air terjun dengan ketinggian mencapai 1.438 meter di atas batas permukaan air laut tersebut, merupakan destinasi wisata keluarga dan juga out bond yang sangat menarik untuk dikunjungi. Pemandangan alam sekitar yang masih sangat hijau juga merupakan suguhan spesial disamping derasnya air bening meluncur dari celah diatas lereng gunung. Terdapat sungai kecil yang mengalir dibawah air terjun tersebut, airnya yang jernih pastinya akan sangat menggoda para pelancong untuk segera merasakan masuk dan merasakan dingin dan segarnya air pegunungan. Tiga hari lamanya aku mengalami koma tanpa pernah bangun. Dan ketika aku terbangun dari mimpiku, perlahankubukakan mataku, seluruh keluargaku ada disampingku. Ayah, ibu, kedua kakakku, paman dan bibi serta teman-temanmu telah ada disampingku. Suara ayat-ayat Al-Quran terdengar dan aku senang mereka tidak marah padaku karena aku pergi tanpa pamitan. Ayah menyadari aku terbangun dengan cepat memanggilku. (kutipan novel Surat Kecil Untuk Tuhan) Einstein dilahirkan di Ulm di Württemberg, Jerman; sekitar 100 km sebelah timur Stuttgart. Bapaknya bernama Hermann Einstein, seorang penjual ranjang bulu yang kemudian menjalani pekerjaan elektrokimia, dan ibunya bernama Pauline. Mereka menikah di Stuttgart-Bad Cannstatt. Keluarga mereka keturunan Yahudi; Albert disekolahkan di sekolah Katholik dan atas keinginan ibunya dia diberi pelajaran biola. 2.2 Pengurutan Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas Kalimat utama dan kalimat penjelas dapat disusun menjadi paragraf yang baik dengan menggunakan urutan tertentu. Urutan kalimat dalam paragraf dapat disusun menurut urutan logis, urutan kronologis, dan urutan klimaks atau antiklimaks. Urutan-urutan tersebut akan dijelaskan secara singkat dengan contoh masing-masing berikut ini. 2.2.1 Urutan Logis Urutan logis ialah urutan yang menyebutkan lebih dahulu hal hal yang umum, kemudian kehal hal yang khusus atau sebaliknya. Jadi, boleh dikatakan bahwa kalimat yang memuat pikiran penulis diurut secara sintesis dan analis. Contoh paragraf urutan logis : Manusia adalah ciptaan tuhan yang paling sempurna dan paling berkuasa di bumi atau di dunia. Dikatakan demiikian sebab ia diizinkan oleh tuhan memamfaatkan semua isi alam ini untuk keperluan hidupanya. Meskipun demikian, manusia tidak diizinkan menyakiti, menyiksa, atau menyia-nyiakannnya. Aspek kendaraan juga mengeluarkan gas beracun CO, Apalagi mobil tua kadar CO yang dilepas akan lebih banyak. Gas CO sangat beracun karena gas itu berikatan dengan hemoglobin dalam darah. Hemoglobin adalah suatu protein dalam darah yang bertugas mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh dan sebaliknya. Jika seseorang menghirup udara dengan kadar 750 ppm dapat mengakibatkan kematian karena orang tersebut. Oleh sebab itu jangan menghidupkan mesin di garasi tertutup dan juga jangan berlama-lama berhenti di traffic light. Timbulnya pencemaran Timbal dalam air minum paling sering disebabkan oleh korosi, yaitu reaksi antara air minum dengan pipa atau solder timbal. Walaupun pada zaman sekarang pipa timbal tidak banyak lagi digunakan dan diganti dengan pipa tembaga atau paralon, namun penggunaan solder timbal masih cukup luas. Dewasa ini, kebayakan bahan solder yang digunakan untuk menyambung pipa yang satu dengan yang lainnya mempunyai kadar timbal sekitar 50%. Pada paragraf di atas urutan kalimat menunjukan jalan pikiran yang masuk akal (logis) atau penalaran yang wajar. Apabila kalimat-kalimat tersebut diubah urutannya, tentulah jalan pikiran itu tidak logis. 2.2.2 Urutan Kronologis Urutan kronologis merupakan urutan kejadian menurut waktu. Peristiwa yang digambarkan dalam paragraf diurut menurut tingkat perkembangannya dar waktu ke waktu. Urutan tersebut dipakai pada tulisan naratif Contoh paragraf urutan kronologis : Tepat pukul 08.00 upacara perngatan hari kemerdekaan RI dimulai. bendera merah putih di kibarkan diiringi lagu kebangsaan indonesia raya. Peserta upcara kemudian mengheningkan cipta untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur. Dua mahasiswa tampil untuk membaca teks proklamasi dan pmbukaan undang- undang dasar 1945. Sesudah itu, rektor memberikan pidato sambutan entang proklamasi kemerdekaan indonesia pada tanggal 17 agustus 1945. Kira-kira pukul 10.00 upacara di akhiri dengan pembacaan doa. Teh telah lama dikenal oleh manusia. Orang-orang Cina telah memulai tradisi minum teh 2000 sampai 3000 tahun yang silam. Minuman yang beraroma khas ini masuk ke Jepang sehinga menjadi kebiasaan pula di sana. Hal ini terjadi kira-kira tahun 800 M. Selanjutnya, orang-orang Belanda yang mulai berdagang dengan orang-orang di Timur pada tahun 1610 membawa teh ke Eropa. Sesudah itu the menjadi terkenal di Eropa. Di Inggris kedai-kedai kopi muncul.Di Amerika teh menandai peristiwa penting, yaitu Boston Tea Party. Marco Polo adalah salah satu penjelajah paling terkenal di dunia. Petualangan bersejarah Marco Polo dimulai pada tahun 1272 dari kota kelahirannya yaitu Venesia menuju ke daerah selatan Irak dan tinggal selama satu tahun disana. Ia kemudian melanjutkan perjalanan ke Teluk Persia menuju Khurasan lalu tinggal di Afghanistan selama satu tahun. Selama tinggal di Afghanistan, ia juga mengunjungi beberapa tempat seperti Pakistan dan Khasmir. Setelah meninggalkan Afghanistan, Marco Polo sempat singgah ke Nusantara melalui Sri Lanka. Marco Polo akhirnya kembali lagi ke Venesia melalui jalur sutera sepanjang Cina sampai Turki. 2.2.3 Urutan klimaks dan Antiklimaks Pada paragraf ini mula-mula disebutkan pernyataan atau kejadian biasa, kemudian lambat laun meningkat menjadi makin penting menonjol/tegang, sampai pada yang paling penting. Kalimat terakhir adalah kalimat pernyataan yang paling penting dan menjadi klimaks dari serangkaian pernyataan sebelumya (contoh 7a). Hal yang sebaliknya bisa juga dilakukan, yaitu paragraf dimulai dengan pernyataan yanng paling penting atau paling menonjol, kemudian menyusul pernyataan-pernyataan lain yang kadar kepentingannyamakin kurang. Kalimat akhir merupakan antklimaks dari pernyataan sebelumnya (contoh 7b). Contoh (7a) : (1) Pancasila telah beberapa kali dironggrong. (2) Beberapa kali filsafat negara RI hendak diubah ataupun dipreteli. (3) Setiap usaha hendak mengubah dan mempreteli pancasila ternyata gagal. (4) Betapa pun usaha itu telah dipersiiapkan dengan matang dan teliti, semuanya tetap dapat dihancurkan. (5) Memang, Pancasila benar-benar sakti. Contoh (7b) :    (1) Kebahagiaan tidak semata mata ditentukan oleh banyaknnya uang yang dimiliki oleh seseorang. (2) Uang memang penting, tetapi kebahagiaan seseorang tidak bergantung kepada uang yang dimilikinya. (3) Jika kebahagiaan bergantung kepada uang semata-mata, pastilah orang-orang yang kaya saja dapat menikmati kebagiaan. (4) Kenyataannya tidak demikian. (5) Banyak orang yang kaya harta, tetapi tidak bahagia. (6) Sebaliknya, banyak orang yang miskin harta, tetapai berbahagia hidupnya. Contoh kalimat (7b) ini merupakan kebalikan dari contoh (7a). Urutan pernyataan dapat dimulai yang paling penting atau paling menonjol. Kalimat-kalimat berikutnya memuat pernyaan yang kadar isinya makin menurun dan diakhiri dengan pernyataan biasa. Urutan seperti inilah yang disebut antiklimaks. 2.3 Pengembangan Parangraf Sebuah paragraf mengandung satu pikiran dan beberapa pikiran penjelas. Yang merupakan pengecualian adalah paragraf naratif dan deskriptif. Dalam pengembangannya, pikiran utama dituangkan ke dalam kalimat utama, sedangkan pikiran-pikiran penjelas dituangkan ke dalam kalimat-kalimat penjelas sebagai rincian kalimat utama. Ada beberapa pola pengembangan paragraf, antara lain : Dengan hal-hal yang khusus (umum-khusus atau khusus-umum), Dengan teknik klasifikasi, Dengan alasan-alasan (sebab-akibat), Dengan perbandingan, Dengan contoh-contoh, Dengan definisi luas, dan Dengan campuran Pola pengembangan paragraf tersebut dapat dilihat pada contoh-contoh paragraf berikut. 2.3.1 Pengembangan dengan Hal-hal yang Khusus Cara pengembangan paragraf umum khusus-khusus umum merupakan cara yang paling umum dipakai. Paragraf umum khusus dikembangkan dengan meletakkan pikiran utama pada awal paragraf kemudian rician-rincian berada pada kalimat-kalimat berikutnya. Sebaliknya paragraf khusus umum, mula-mula dikembangkan rincian-rincian kemudian pada akhir paragraf disampaikan generalisasinya. Jadi paragraf umum khusus bersifat deduktif, sedangkan paragraf induktif bersifat khusus umum. generalisasinya. Jadi paragraf umum khusus bersifat deduktif, sedangkan paragraf induktif bersifat khusus umum. Dalam bentuk umum ke khusus, pikiran utama diletakkan pada awal paragraf, kemudian diikuti dengan perincian-perincian. Contoh :      (1) Salah satu kedudukan bahasa indonesia adalah sebagai bahasa nasional. (2) kedudukan ini dimiliki sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. (3) Kedudukan ini  dimungkinkan oleh kenyataan bahwa bahaa Melayu yang mendasari bahasa Indonesia telah menjadi Lingua franca selama berabad-abad di seluruh tanah air kita. (4) Hal ini ditunjang lagi oleh faktor tidak terjadinya “persaingan bahasa”, maksudnya persaingan bahasa daerah yang satu dengan bahasa daerah yang lain untu mencapai kedudukannya sebagai bahasa nasional. (1) Semua isi alam ini ciptaan Tuhan. (2) Ciptaan Tuhan yang paling berkuasa di dunia ini adalah manusia. (3) Manusia diizinkan oleh Tuhan memanfaatkan isi alam ini sebaik-baiknya. (4) Akan tetapi, tidak diizinkan menyiksa, mengabaikan, dan menyia-nyiakan. Penulis dapat menempuh cara lain. Rincian-rincian (kekhususan) dituliskan lebih dahulu, kemudian pada akhir paragraf disimpulkan pikiran utamanya. Jadi, dalam pengembangan ini dipakai pengembangan dari khusus ke umum. Contoh : (1) Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat-menyurat yang dikeluarkan pemerintah dan badan-badan kenegaraan hanya ditulis dalam bahasa indonesia. (2) Pidato-pidato terutama pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan dalam bahasa indonesia. (3) Hanya dalam keadaan tertentu, demi kepentingan komunikasi antarbangsa, kadang-kadang pidato resmi ditulis dan diucapkan dalam bahasa asing, terutama bahasa inggris. (4) Demikian juga bahasa indonesiadipakai oleh masyarakat dalam upacara, peristiwa penting, dan kegiatan kenegaraan atau sebagai alat komunikasi timbal balik antara pemerintah dan masyarakat. (1) Sudah beberapa kali Pancasila dirongrong bahkan hendak diubah dan dipecah-pecah. (2) Namun, setiap usaha yang hendak mengubah, merongrong, dan memecah-mecah itu ternyata gagal. (3) Betapa pun usaha itu dipersiapkan dengan cara yang teliti dan matang, semuanya dapat dihancurleburkan. (4) Bukti yang lalu meyakinkan kita bahwa Pancasila benar-benar sakti, tidak dapat diubah dan dipecah-pecah. 2.3.2 Pengembangan dengan Teknik Klasifikasi Dalam pengembangan karangan kadang-kadang diperlukan pengelompokan hal-hal yang mempunyai persamaan. Pengelompokan ini bekerja kedua arah yang berlawanan, yaitu pertama mempersatukan satuan-satuan kedalam satu kelompok., dan kedua, memisahkan satuan-satuan tadi dari kelompok yang lain. Pengembangan paragraf dengan teknik ini berkaitan dengan upaya mencari kelompok besar ataupun kecil yang mencakup objek yang dibicarakan dalam kalimat utama. Disini penulis harus mempunyai kriteria klasifikasi yang tepat untuk dapat mengembangkan suatu paragraf. Melalui klasifikasi yang dilakukan penulis itu pembaca lebih mudah memahami informasi yang disajikan. Contoh : Berdasarkan tingkat pendidikannya, tenaga kerja yang tersedia di pasar kerja indonesia dapat dibagi tiga kelompok, ketiga kelompok itu adalah mereka yang berpedidikan dasar (SD dan SMP), yang berpendidikan menengah, dan yang berpendidikan tinggi. Kelompok yang berpendidikan rendah lebih banyak dari pada yang berpendidikan menengah atau tinggi. 2.3.3 Pengembangan dengan Alasan-alasan Pengembangan menurut pola ini,fakta yang menjadi sebab terjadinya sesuatu  itu dikemukakan lebih dulu,kemudian disusul oleh rincian-rincian  sebagai akibatnya . Dalam hal ini, sebab merupakan pikiran utama, sedangkan  akibat merupakan pikiran-pikiran penjelas. Contoh : (1) Kemampuan menyusun paragraf yang baik adalah modal kesuksesan bagi mahasiswa. (2) Ia dapat mengungkapkan ide atau gagasannya dengan jelas kepada dosen atau kepada partisipan ketika berdiskusi. (3) Tugas-tugas juga terbaca dan dapat dipahami dengan cepat oleh dosen karena ide, gagasan, maupun argumentasinya dipaparkan dengan menggunakan kalimat-kalimat yang singkat, padat, dan jelas. (4) Dosen tidak segan memberikan nilai yang bagus karena tidak memusingkan kepala ketika memeriksa dan argumentasinya jelas meskipun kurang tepat. (1) Keluarga berencana berusaha menjamin kebahagiaan hidup keluarga. (2) ibu tidak selalu hidup merana karena setiap tahun melahirkan. (3) bapak tidak perlu terlalu pusing memikirkan usaha untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. (4) Anak pun tidak terlantar hidupnya. Paragraf  tersebut tergolong paragraf deduktif. Kalimat (1)  merupakan sebab, sedangkan kalimat (2), (3), dan (4) merupakan akibat. Pengembangan ini dapat didiagramkan sebagai berikut. Dalam suatu rentetan proses, peristiwa yang semula sebagai akibat itu dapat menjadi sebab pada peristiwa ketiga. Demikian seterusnya hingga proses itu menjadi rentetan sebab-akibat yang panjang. Contoh : (1) Krisis minyak bumi menambah inflasi. (2) Dalam waktu singkat harga minyak naik empat kali lipat. (3) Ongkos produksi pun naik karena pabrik hanya menggunakan minyak bumi. (4) Tentu saja harga barang-barang pun menjadi makin tinggi. Paragraf diatas menunjukkan bahwa peristiwa I (kalimat 1) menjadi sebab suatu kejadian dan mengakibatkan timbulnya peristiwa II (kalimat 2). Peristiwa II sebagai akibat peristiwa I itu mengakibatkan atau menjadi sebab (sebab I) timbulnya peristiwa II itu mengakibatkan atau menjadi sebab (sebab 2) timbulnya peristiwa III, dan seterusnya, Kebalikan pengembangan sebab-akibat ialah akibat-sebab. Dalam hal ini, akibat suatu kejadian merupakan pikiran-pikiran utama, sedangkan sebab merupakan pikiran penjelas. Contoh : (1) Dia terpaksa tidak melanjutkan kuliahnya di Unnes. Sudah beberapa bulan ibunya sakit. (3) Ayahnya sudah meninggal satu tahun yang lalu. (4) Adik-adiknya masih kecil. (5) Sementara ibunya membutuhnya biaya pengobatan. (6) Untuk itu, terpaksa ia harus meninggalkan kuliahnya karena harus bekerja. (1) Dia terpaksa tidak masuk sekolah hari ini. (2) Sudah berapa hari ibunya sakit. (3) Ayahnya yang dinanti-nanti kedatangannya dari jakarta, belum tiba. (4) Adik-adiknya yang masih kecil tidak ada yang menjaganya. Dalam penyusunan karya ilmiah, pengembangan sebab-akibat lebih banyak digunakan daripada pengembangan akibat-sebab. Hubungan sebab-akibat berperan penting dalam urutan ilmiah, seperti makalah, skripsi, dan tesis. 2.3.4 Pengembangan dengan Perbandingan Dalam jenis pengembangan ini dipaparkan semua persamaan dan atau perbedaan tentang dua atau lebih objek/gagasan. Paragraf berikut merupakan paragraf yang dikembangkan dengan perbandingan. Contoh a : (1) Dalam kesusastraan Indonesia kita mengenal cipta sastra yang disebut pantun dan syair. (2) Kedua cipta sastra itu berbentuk puisi dan tergolong hasil sastra lama. (3) Kedua puisi lama itu jumlah baris-barisnya sama, yaitu empat baris. (4) Baik pantun maupun syair seperti pada bentuk aslinya, tidak kita jumpai pada cipta sastra masa kini. (5) Kalau pun ada, biasanya hanya dalam nyanyian saja. Pada pengembangan contoh a di atas dipaparkan perbandingan pantun dan syair dari segi persamaan-persamannya. Contoh b: (1) Pantun dan syair mempunyai beberapa perbedaan. (2) Perbedaannya terlihat jelas pada sajaknya. (3) Pantun bersajak silang (abab), sedangkan syair bersajak  sama (aaaa). (4) Selain itu, dua baris pertama pada pantun hanya berupa sampiran, sedangkan isinya terletak pada baris ketiga dan keempat. (5) Pada syair yang tidak ada sampiran, keempat barisnya mengandung isi yang saling bertautan.     Pada pengembangan contoh b di atas, dipaparkan perbandingan pantun dan syair dari segi perbedaan-perbedaannya. perbandingan dipaparkan dengan persamaan kalimat (2) dan perbedaan-perbedaan kalimat (3), (4), dan (5). Pengembangan dan perbandingan dapat disusun dengan dua cara. Cara pertama, mula-mula dituliskan semua rincian tentang hal I, kemudian rincian semua hal II. Jadi, rincian masing-masing disebutkan secara terpisah. Paragraf itu seolah-olah terbagi atas dua bagian, yaitu bagian I ditambah rincian-rinciannya, dan bagian II ditambah rincian-rinciannya juga. Pengembangan dengan perbandingan cara kedua ialah rincian-rincian hal I, itu dituliskan tidak terpisah, artinya selalu dalam satu kalimat, dan seterusnya. Lihat pengembangan contoh c, kalimat (3), (4), dan (5). Rincian-rincian yang disebutkan dalam cara kedua itu harus sejajar. Dalam praktek mengarang lebih banyak digunakan cara yang kedua sebab persamaan dan perbedaan dua hal yang dibandingkan itu lebih mudah dipahami dan diingat. Sebab itu, hendaklah dipakai cara kedua. 2.3.5 Pengembangan dengan Contoh-contoh Gagasan yang terlalu umum sifatnya sulit dipahami. Agar pembaca menjadi jelas diperlukan ilustrasi-ilustrasi konkret. Ilustrasi konkret inilah yang nantinya dikembangkan menjadi contoh-contoh. Dalam jenis pengembangan ini dikemukakan suatu pernyataan, kemudian disebutkan rincian-rincian berupa contoh-contoh kongkret. Berikut ini contoh pengembangan paragraf dengan memberikan contoh-contoh: Kesalahan dalam penulisan karya ilmiah, pada umumnya terletak pada pemilihan kata (diksi) dan penyusunan kalimat efektif. Kesalahan pemilihan kata yang tepat, di antaranya digunakannya kata sering, mungkin, kadang-kadang, sangat, danmemang yang mengarah pada ketidakyakinan penulis akan hal yang dikemukakan.  Adapun kesalahan penyusunan kalimat efektif, misalnya menulis kalimat yang panjang yang di dalamnya terdapat kata yang tidak perlu, seperti penulisan kata dapat, telah, dan adalah pada kalimat Dalam bab ini dapat dituliskan dua hal yang telah menjadi temuan penelitian ini adalah sebagai berikut. Untuk itu dalam menggunakan cara ini, penulis hendaknya pandai memilih contoh-contoh yang umum, representatif, dan dapat mewakili keadaan sebenarnya. Contoh : (1) Kata-kata pungutan itu ada yang telah lama masuk, ada juga yang baru masuk. (2) Baik yang telah lama maupun yang baru, ada yang benar-benar sudah menjadi bahasa Indonesia , Misalnya : Saya, sabun, pasar, kursi, meja, dsb. (3) ada juga yang masih terasa asingnya, misalnya: insaf, sukses, akhlak, proses, dan sebagainya. 2.3.6 Pengembangan dengan Definisi Luas Yang dimaksud pengembangan definisi luas ialah pengarang bermaksud memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau hal. Definisi luas (definisi formal yang diperluas) dapat dipakai untuk mengembangkan pokok pikiran. Semua penjelasan atau uraian menuju pada perumusan definisi itu. Berikut contoh pengembangan paragraf dengan definisi luas. Karangan eksposisi adalah karangan yang berusaha menerangkan suatu hal atau sesuatu gagasan. Dalam memaparkan sesuatu, kita dapat menjelaskan dan memberi keterangan belaka, dapat pula mengembangkan sebuah gagasan sehingga menjadi luas dan gampang dimengerti. Panjang karangan tidak dibatasi, bergantung pada kemampuan pengarang dalam memaparkan atau memberikan penjelasan ide atau gagasan yang disampaikan. Pengembangan dengan definisi luas tidak hanya berupa paragraf, bahkan dapat pula berupa sebuah buku. Meskipun demikian, dasar-dasar definisi tetap sama. Contoh : Apa dan siapakah pahlawan itu? Pahlawan adalah orang yang berpahala. Mereka yang berbuat baik, melaksanakan kewajiban dengan baik, berjuang tanpa pamrih adalah pahlawan. Pahlawan tidak menurut balas jasa, tidak ingin dihargai, tidak ingin meminta pengakuan dari orang lain. Mereka berbuat berdasarkan idealisme, cita-cita luhur, berjuang untuk kepentingan umum, membela nusa, bangsa, dan negara. Pahlawan sejati adalah pahlawan yang tidak menonjolkan diri, tidak ingin disanjung atau dijunjung. Pahlawan itu berjuang dengan ikhlas, rela berkorban tanpa pamrih. 2.3.7 Pengembangan dengan Campuran Pada pola pengembangan itu rincian-rincian terhadap kalimat utama terdiri atas campuran dari dua atau lebih cara pengembangan paragraf. Misalnya terdapat campuran umum-khusus dengan sebab-akibat, atau dengan perbandingan dan sebagainya. Dalam jenis pengembangan ini, rincian-rincian terhadap kalimat utama terdiri atas campuran dari dua atau lebih cara pengembangan paragraf. Jadi, misalnya terdapat campuran umum-khusus dengan sebab akibat, sebab-akibat dengan perbandingan, contoh-contoh dengan perbandingan, dan sebagainya. Contoh : (1)  Bahasa tutur ialah bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari, terutama dalam percakapan. (2) Pada umumnya bersahaja/sederhana dan singkat bentuknya. (3) Kata-kata yang digunakan tidak banyak macam dan jumlahnya. (4) Lagi pula hanya menggunakan kata-kata yang lazim dipakai sehari-hari.  (5) Untuk itu, digunakan kata kata tutur, yaitu kata yang hanya boleh dipakai dalam bahasa tutur, misalnya bilang, bikin, sendirian, nggak, emang, dipikirin, dan sebagainya. (6) Sering pula kata-katanya dibentuk secara salah, misalnya dibikin betul(dibetulkan), belum lihat (belum melihat), merobah (mengubah), dan sebagainya. (7) Lafalnya pun sering menyimpang dari lafal yang umum, misalnya: dapet(dapat), malem (malam), ampat (empat), dipersilahkan (dipersilakan), dan sebagainya. (8) Bahkan sering juga menggunakan urutan kata yang menyimpang dari bahasa umum, misalnya ini hari, itu orang, lain hari, lain kali, dan sebagainya. Paragraf di atas menggunakan pengembangan paragraf campuran berupa gabungan umum-khusu dan contoh-contoh. Pengembangan paragraf menurut pola umum-khusus dapat dilihat pada rangkaian kalimat (1), (2), (3), dan (4). Paragraf ini juga menggunakan pola pengembangan dengan contoh-contoh seperti terlihat pada kalimat-kalimat (5), (6), (7), dan (8). BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. Unsur-unsur yang membangun sebuah paragraf : o    Topik atau gagasan utama o    Kalimat Utama atau Pikiran Utama o    Kalimat Penjelas o    Judul atau Kepala Karangan 2. Penempatan kalimat utama dalam paragraph : o    Paragraf Deduktif (awal paragraf) o    Paragraf Induktif (akhir paragraf) o    Paragraf Variatif ( awal dan akhir paragraf) o    Deskriptif/naratif ( pikiran utama tersirat) 3. Pengurutan kalimat utama dan kalimat penjelas dalam kesatuan paragraph : o    Urutan Logis o    Urutan Kronologis o    Urutan klimaks dan Antiklimaks 4. Mengembangkan paragraf dengan teknik bervariasi: o    Pengembangan dengan Hal-hal yang khusus o    Pengembangan dengan Teknik Klasifikasi o    Pengembangan dengan alasan-alasan o    Pengembangan dengan perbandingan o    Pengembangan dengan contoh-contoh o    Pengembangan dengan defenisi Luas o    Pengembangan dengan campuran DAFTAR PUSTAKA http://cahayapenge-tahu-an.blogspot.com/2013/04/makalah-pengembangan-paragraf.html http://media.kompasiana.com/buku/2014/04/05/pola-pengembangan-paragraf-induktif-deduktif-644969.html http://veriantokaconk.blogspot.com/2013/03/makalah-pengembangan-paragraf.html http://www.diaryapipah.com/2011/10/jenis-paragraf-dan-pengembangannya.html http://linggarpradani.wordpress.com/2013/12/23/teknik-pengembangan-paragraf/ http://evo3cx.wordpress.com/2013/10/08/pengembangan-paragraf/ http://pengembanganparagraf.blogspot.com/ http://bahasabangsakita.blogspot.com/2013/11/paragraf-deduktif-dan-induktif.html http://www.uklis.net/2013/10/pengertian-dan-contoh-paragraf-deduktif.html http://rohmatullahh.blogspot.com/2013/09/pengertian-contoh-paragraf-deduktif.html http://januar-ikmal.blogspot.com/2014/04/contoh-paragraf-deduktif-dan-induktif.html