Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
8 pages
1 file
Artikel ini membutuhkan lebih banyak catatan kaki untuk pemastian. Bantulah memperbaiki artikel ini dengan menambahkan catatan kaki dari sumber yang terpercaya.
2017
ABSTRAK Di era sekarang,busana pada perindustrian mengalami perkembangan yang cukup pesat, terutama di Indonesia yang merupakan salah satu negara yang memiliki kebudayaan yang beragam setiap sukunya. Kekayaan budaya yang ada di Indonesia menginspirasi penulis untuk menuangkan ide yang bertujuan untuk melestarikan kebudayaan yang mulai tersingkir oleh perkembangan zaman. Tujuan dari pembuatan busana wayang berikut adalah untuk membuat penampilan lebih prima pada busana wayang golek sesuai dengan segmen masyarakat. Teknik yang akan digunakan pada busana wayang golek adalah teknik rekalatar dan aplikasi imbuh dengan berbagai material. Busana yang dibuat akan merepresentasikan tentang sifat-sifat yang ada pada setiap tokoh wayang golek. Sehingga setiap tokoh wayang golek akan memiliki busana yang berbeda antara tokoh yang satu dengan tokoh yang lainnya. Hal itu bertujuan agar identitas setiap tokoh wayang golek dapat terlihat dari pakaian yang digunakannya. Motif yang akan dibuat dalam ...
Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni, 2020
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk visual, simbol, dan karakteristik cultural pada tokoh wayang golek Lupit dan Slenteng. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan secara kasuistik di Sanggar Satria Laras Desa Bengle Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Penelitian difokuskan pada kajian visual terhadap karya wayang golek Lupit dan Slenteng serta didukung dokumen - dokumen visual dan audio visual pementasan wayang. Pengamatan langsung terhadap aktivitas dalang dan masyarakat sekitar yang merepresentasikan budaya Tegal juga dilakukan untuk memperoleh gambaran persoalan secara menyeluruh. Prosedur analisis yang digunakan ialah model alir yang meliputi reduksi, sajian, dan verifikasi, sedangkan model kajian yang digunakan meliputi kajian bentuk dan simbol dalam perspektif kebudayaan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh temuan empiric sebagai berikut. Pertama, bentuk visual wayang golek Lupit mengacu pada bentuk Bagong dan Slenteng mengacu pada...
JURNAL RUPA, 2019
As the improvement of increasingly sophisticated technology and the variety of modern communication media, such as television, radio, magazines, and the internet, the communities experienced a change of communication and entertainment media. So diverse regional arts and culture in Indonesia provides opportunities for various parties to be able to pass on to the younger generation and use it as a medium of communication. One of the local cultural arts passed down from generation to generation of is Golek Puppets (Wayang Golek). Golek puppet indeed been utilized by leaders and government in conveying information, knowledge and teachings to the society. Dissemination of information that is still centered on the urban areas, led to information gap between the people who live in urban areas with the people who live in the countryside. Meanwhile, the condition of people in West Java is still largely residing in rural areas. This is one of the reasons why this medium of Golek Puppet folk art is still used in guarding cultural and values heritage, also as dissemination of information media. This research is related to guarding of cultural heritage and development communication strategy. The theory used in this paper is Heriter La Culture Theory which describes the concept of cultural inheritance. While the method used is the method of phenomenology, where research focused on phenomena or events that are unique and special. In this research, the use of wayang golek art as a communication medium is something unique because while technology is more modern, some parties in West Java still maintain the traditional communication media that is, the art of wayang golek show. In the development of Golek Puppet in West Java, almost all stakeholders involved using the conservation, reinterpretation, and revitalization system.
Resital: Jurnal Seni Pertunjukan
The Sculpture and Painting of Yogyakarta Wooden Puppet. The wayang golek Menak is one of the threedimensionalpuppet performance in Indonesia. The ‘Menak’ word indicate that the story was taken from the ‘SeratMenak’, that’s different version with wayang golek Purwa wich taken from ‘Mahabarata’ or ‘Ramayana’ story, thatwas popular in West Jawa. In Yogyakarta, wayang golek Menak was popularized by Ki Widiprayitna about 1950.Based on differences in the source story, then of course there are also differences in the form of puppets, included inthe carving and coloration techniques, in Javanesee language is called ‘tatahan’ and ‘sunggingan’. This article intendsto reveal the concept of carving and coloration, especially the style of Ki Widiprayitna.
2018
Learning has an important role in mental development, student mindset behavior. manual learning methods make students become quickly bored and lazy in paying attention to the material given by the teachers, so their interest in learning decreases. So to deal with it made an interesting learning media to increase student learning interest such as educational games. Educational game character recognition of puppet characters through wayang stories made based on curriculum KTSP 2013 SDN 1 Sooko Mojokerto. The study applies observation and interview methods. The purpose of this study is that students can recognize the characters of wayang characters with fun, because it is supported by interesting graphics. So that students will be easier to remember. Making games using software scirra construct 2. Testing is done by doing a demonstration in front of students and teachers. The students were given the opportunity to try the game. Based on the results of questionnaires that have been fill...
Folklore atau cerita-cerita lisan merujuk kepada cerita-cerita fairy tales, lagenda, mitos, muzik, tarian, seni kraf dan lain-lain. Dari segi kajian folklor, para sarjana atau dikenali sebagai folklorist menjelaskan folklor sebagai perspektif sesebuah masyakat, meliputi orang-orang adat, kepercayaan, tradisi, tindakan, dan estetika yang penting kepada individu dalam kehidupan seharian mereka. Dan Ben-Amos (1971) mentakrifkan folklor sebagai " artistic communication in small groups. " Manakala Sherman (1998:63) memberi definisi khas untuk menjelaskan hubungan folklor dan filem dalam buku Documenting Ourselves seperti berikut: Folklore films combine the goal of the documentary to record unstaged events with the goal of the ethno-documentary to provide information about culture. The folkloric film focuses primarily on traditions, those expressive forms of human behavior which are communicated by interactions and whose formal features mark them as traditional. The folklore film covers a wide range of traditional behavior, from rituals, ceremonies, folk art and material culture to games, sayings, and songs and to the lore of various peoples bonded by ethnicity, age,
Kedudukan karakter dalam perjalanan setiap manusia sangat penting sekali. Bahkan pembentukan karakter sejak dini akan sangat menentukan bagaimana seseorang dalam menjalani hidupnya. Siapapun dia, apapun profesinya, ketika memiliki karakter positif, tentu akan lebih baik dari pada yang tidak memiliki karakter. Maka dari itu, penanaman karakter positif ini sangat diperlukan sejak dini agar bisa menjadi modal mereka dalam mengarungi perjalanan hidup yang sangat berat. Karakter yang kuat, berani dan tidak mudah menyerah akan sangat membantu siapapun dalam menjalani hidup. Karakter positif selalu bisa diterapkan dalam berbagai profesi, baik seorang pebisnis, pendidik, atau profesi lainnya. Seperti kita ketahui bersama bahwa yang sering menjadi masalah bangsa Indonesia ini adalah banyaknya manusia Indonesia yang tidak memiliki karakter positif sehingga dimanapun mereka berada akan selalu menimbulkan masalah dan bukan menjadi solusi dari sebuah masalah.
2012
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan teori dan metodologi dramaturgi wayang melalui penggalian konsep sambung-rapet dan greget-sahut. Dramaturgi wayang merupakan teori beserta metodologinya untuk memahami persoalan yang terjadi dalam jagad pedalangan, baik untuk bidang pengkajian maupun karya, terutama yang berkenaan dengan pernaskahan lakon wayang beserta aspek-aspek pertunjukannya. Penelitian ini penting karena selama ini, baik dalam kajian maupun penciptaan seni masih menggunakan teori dan metodologi drama Barat. Padahal wayang memiliki karakter dan sifat yang sangat berbeda dengan drama Barat. Akibat dari penggunaan teori dan metodologi drama Barat tersebut dijumpai benturan persoalan dramaturgi serta adanya hal-hal yang tidak dapat dipecahkan. Hasil penelitian ini nantinya dapat dimanfaatkan pula untuk kajian berbagai drama tradisional Jawa yang lainbahkan dapat dikembangkan untuk drama tradisional di Indonesia. Sesuai dengan karakteristik topik penelitian yang diajukan, m...
Jurnal Sekolah Dasar, 2021
Banyol panakawan is a form of sempal kapiguyon, because in essence the meaning of sempal kapiguyon is to entertain the figures of the knights or ponggawa among them. Because a panakawan figure is a character that describes a person who always accompanies and entertains his employer. However, in this day and age, the function of gagging has become very significant because it is so coveted and becomes a dish that is so intriguing for the audience. This is very much in line with the function of panakawan in general, namely as a medium for educators, lighters, and entertainers. Panakawan figures are also often used as a medium for expressing the soul of the puppeteers who play them, because jokes will continue to develop and in different ways in each place or region. As for the theory used in writing this time, namely the theory of humor from Thornos and Powell (1993) using a qualitative approach, literacy sources used include interviews, literature study, and observation. The case stud...
Film merupakan salah satu karya seni peran yang semakin berkembang saat ini. Dalam pembuatan sebuah film banyak sekali komponen yang ada. salah satunya adalah naskah film itu sendiri. naskah film adalah sebuah skrip film yang biasanya digunakan sebagai panduan bagi para crew film dalam menjalankan proses pembuatan film. Dalam postingan kali ini saya memberikan contoh naskah film yang dapat dijadikan salah satu referensi untuk memulai membuat film.
Feder, Lohwasser & Schenke (eds), Sortieren – Edieren – Kreieren (Fs S. Emmel), 2022
Power Research - A Journal of CPRI
Proyecta 56, 2023
“Genres”, in The Wiley Blackwell Concise Companion to Hadith, ed. Daniel W. Brown, Hoboken – Chichester, Wiley Blackwell, 2020, 187-202, 2020
Archaeological and Anthropological Sciences, 2020
Review tanaman padi, 2024
ACTAS DEL X CONGRESO INTERNACIONAL CICOP 2010 – REHABILITACIÓN DEL PATRIMONIO ARQUITECTÓNICO Y EDIFICACIÓN, 2010
Global Intellectual History, 2023
Journal of Business Economics and Management, 2019
Magnetic Resonance in Medicine, 1987
2019 IEEE 58th Conference on Decision and Control (CDC)
Education and new developments, 2023
Texas Heart Institute journal / from the Texas Heart Institute of St. Luke's Episcopal Hospital, Texas Children's Hospital, 2009
Diagnostic Molecular Pathology, 1994
Libellarium: journal for the research of writing, books, and cultural heritage institutions, 2013
Translating National Policy to Improve Environmental Conditions Impacting Public Health Through Community Planning, 2018