PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), INFLASI DAN
ZAKAT, INFAQ, SHADAQAH (ZIS) TERHADAP PENGENTASAN
KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA BARAT (PERIODE TAHUN 2012-2015)
Muhammad Bahariansyah
Roikhan Mochammad Aziz
[email protected], UIN Jakarta
[email protected], UIN Jakarta
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRACT
This study aims to analyze the Influence of Human Development Index (HDI),
Inflation, and Zakat Infaq, and Shadaqah (ZIS) toward Poverty Rate in West Java
Province Year 2012-2015. The data used in this study is secondary data and the
method used is panel data regression analysis using Fixed Effect Model with the help
of Eviews 9 program to obtain a comprehensive view of the relationship between
variables one with other variables. The sample in this study consisted of 26
cities/regencies in West Java Province for 4 years from 2012-2015.
The results showed that the variable of Inflation has a significant influence on
the poverty rate partially. While the HDI and ZIS don‟t have a significant effect on
the poverty rate partially. The resul of regression analysis simultaneously obtained
that HDI, Inflation and ZIS together influence Poverty rate. The prediction ability of
the three variables to the Poverty Rate is 99,74% and the remaining 0,26% is
influenced by other factors not included in the research model.
Keywords: Poverty in West Java, Human Development Index (HDI), Inflation,
Zakat, Infaq and Shadaqah (ZIS), Panel Data
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Indeks Pembangunan
Manusia (IPM), Inflasi dan Zakat, Infaq, Shadaqah (ZIS) terhadap Pengentasan
Kemiskinan di Provinsi Jawa Barat (Periode Tahun 2012-2015). Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder dan metode yang digunakan yaitu analisis
regresi data panel menggunakan Fixed Effect Model dengan bantuan program Eviews
9 untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel
satu dengan variabel yang lain. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 26
kota/kabupaten di Provinsi Jawa Barat selama 4 tahun yaitu dari tahun 2012-2015.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa variabel Inflasi memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Pengentasan Kemiskinan secara parsial. Sedangkan IPM dan ZIS
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pengentasan Kemiskinan secara
parsial. Hasil analisis regresi secara simultan diperoleh bahwa IPM, Inflasi dan ZIS
secara bersama-sama mempengaruhi Pengentasan Kemiskinan. Kemampuan prediksi
dari ketiga variabel tersebut terhadap Pengentasan Kemiskinan sebesar 99,74% dan
sisanya 0,26% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model
penelitian.
Kata Kunci : Kemiskinan Jawa Barat, Indeks Pembangunan Manusia (IPM),
Inflasi, Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS), Data Panel
PENDAHULUAN
Permasalahan kemiskinan adalah permasalahan yang masih dihadapi oleh seluruh
bangsa di dunia, terutama di Negara-negara yang masih berkembang seperti Indonesia.
Kemiskinan sendiri merupakan permasalahan sosial yang sangat kompleks dan banyak
faktor yang menjadi aspek penyebab kemiskinan di suatu Negara. Salah satunya adalah
kurangnya pendapatan karena sulit mendapatkan pekerjaan, pendidikan, kesehatan dan
ketimpangan. Kemiskinan dapat diartikan dimana seseorang tidak mampu memenuhi
kebutuhan kehidupan dasarnya seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, tingkat kesehatan
dan pendidikan.
Permasalahan kemiskinan di Jawa Barat bukan hanya terjadi di daerah-daerah
terpencil saja, faktanya banyak penduduk miskin juga tinggal di daerah perkotaan. Badan
Pusat Statistik Jawa Barat mencatat bahwa angka kemiskinan di Jawa Barat sangat
fluktuatif. Pada tahun 2015 angka kemiskinan di Provinsi Jawa Barat sebesar 4.485.650
orang. Secara keseluruhan angka kemiskinan di Indonesia pada tahun 2015 sebesar
28.513.570 jiwa dari total jumlah penduduk di Indonesia sebesar 255.461.700 jiwa (BPS:
2017)
Salah satu indikator utama keberhasilan pembangunan nasional adalah laju
penurunan jumlah penduduk miskin. Efektivitas dalam menurunkan jumlah penduduk
miskin merupakan pertumbuhan utama dalam memilih strategi atau instrumen
pembangunan. Hal ini menunjukkan salah satu kriteria utama pemilihan sektor titik berat
atau sektor andalan pembangunan nasional adalah efektivitas dalam penurunan jumlah
penduduk miskin (Hidayat, 2007).
Pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan telah menggulirkan berbagai bantuan
atau insentif berupa dana maupun program, seperti program Penanggulangan Kemiskianan
dan Perkotaan (P2KP), Bantuan Langsung Tunai (BLT), bantuan beras untuk rakyat miskin
(Raskin), Program Nasional pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) dan bantuan lain.
Namun demikian, upaya tersebut tidak dapat memberikan dampak yang berarti, karena
insentif seperti BLT hanya bersifat konsumtif dan sebagai kenikmatan sesaat sehingga
akan mengakibatkan ketergantungan masyarakat miskin terhadap bantuan, padahal harapan
dari adanya program tersebut tidaklah demikian. Indonesia merupakan negara berkembang
yang memilki jumlah penduduk mayoritas Islam terbesar di dunia. (Al Anshori, 2017)
Pembangunan manusia di Indonesia adalah identik dengan pengurangan
kemiskinan. Investasi di bidang pendidikan dan kesehatan akan lebih berarti bagi
penduduk miskin dibandingkan penduduk tidak miskin, karena bagi penduduk miskin aset
utama adalah tenaga kasar mereka. Adanya fasilitas pendidikan dan kesehatan murah akan
sangat membantu untuk meningkatkan produktifitas, dan pada gilirannya meningkatkan
pendapatan. (Mulyaningsih, 2008)
Indeks Pembangunan Manusia berperan penting dalam pembangunan
perekonomian modern sebab pembangunan manusia yang baik akan menjadikan faktorfaktor produksi mampu dimaksimalkan. Mutu penduduk yang baik akan mampu untuk
berinovasi mengembangkan faktor-faktor produksi yang ada. Selain dari pada itu
pembangunan manusia yang tinggi mengakibatkan jumlah penduduk akan tinggi pula
sehingga akan menaikkan tingkat konsumsi. Hal ini akan mempermudah untuk
menggalakkan pertumbuhan ekonomi (Sukirno, 2003).
Pendidikan merupakan modal dasar pembangunan sumber daya manusia. Salah
satu indeks yang penting dalam perhitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah
Indeks Pendidikan. Dengan pendidikan yang memadai, maka pembangunan nasional akan
mudah dicapai sesuai dengan yang telah direncanakan. Diharapkan dengan pendidikan
akan mampu menjawab persoalan kemiskinan, rendahnya produktifitas dan juga lambatnya
pertumbuhan ekonomi. (Al Anshori, 2017)
BPS mencatat angka kemiskinan di Provinsi Jawa Barat sejak tahun 2012 hingga
2015 mengalami trend yang fluktuatif. Walaupun secara garis besar mengalami penurunan,
jumlah penduduk miskin tersebut masih dianggap tinggi karena melihat kenyataan bahwa
masih banyaknya jumlah masyarakat yang masih menerima bantuan subsidi dari
pemerintah.
Inflasi merupakan salah satu indikator penting dalam pengendalian ekonomi makro
yang berdampak luas terhadap berbagai sektor ekonomi. Dengan syarat dan batas-batas
yang masih toleran. Dengan begitu, inflasi akan mendorong perekonomian. Laju inflasi
yang terlalu tinggi dapat mengganggu usaha pemerintah meningkatkan taraf hidup
masyarakat. Demikian pula dengan tingkat inflasi yang terlalu rendah, karena sektor
produksi tidak memiliki dorongan untuk memacu produksinya.
Upaya pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat miskin merupakan hal penting
yang dapat menjadi solusi permasalahan kemiskinan di Indonesia, khususnya bagi Provinsi
Jawa Barat. Sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa lepas untuk berhubungan dengan
orang lain dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia sangat
beragam, sehingga terkadang secara pribadi ia tidak mampu untuk memenuhinya, dan
harus berhubungan dengan orang lain (Ichsan, 2016).
Zakat memiliki peranan yang sangat strategis dalam upaya pengentasan kemiskinan
atau pembangunan ekonomi. Dalam mekanisme zakat terdapat sistem kontrol dalam
pengelolaannya. Nilai strategis zakat dapat dilihat melalui: Pertama, zakat merupakan
panggilan agama. Ia merupakan cerminan dari keimanan seseorang. Kedua, sumber
keuangan zakat tidak akan pernah berhenti. Artinya orang yang membayar zakat, tidak
akan pernah habis dan bagi yang telah membayar zakat, akan berzakat kembali pada
periode waktu yang akan datang. Ketiga, zakat secara empirik dapat menghapus
kesenjangan sosial dan sebaliknya dapat menciptakan redistribusi aset dan pemerataan
pembangunan (Ridwan, 2005).
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian-penelitian sebelumnya.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM),
Inflasi dan Zakat, Infaq, Shadaqah (ZIS) terhadap Pengentasan Kemiskinan di Provinsi
Jawa Barat (Periode Tahun 2012-2015). Permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian
ini yaitu untuk meneliti pengaruh indeks pembangunan manusia (IPM), inflasi dan zakat,
infaq, shadaqah (ZIS) terhadap pengentasan kemiskinan di Provinsi Jawa Barat secara
parsial dan secara simultan.
TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa penelitian tentang kemiskinan telah dilakukan oleh sejumlah peneliti
dengan daerah dan periode waktu yang berbeda pula, antara lain: Prima Sukmaraga (2011)
melakukan penelitian mengenai “Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia, Pdrb
Per Kapita, Dan Jumlah Pengangguran Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Di Provinsi
Jawa Tengah”.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin di
Provinsi Jawa Tengah, PDRB per kapita berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah, dan jumlah pengangguran berpengaruh
positif dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah.
Selanjutnya Kholis Budiono (2009) melakukan penelitian mengenai “Pengaruh
pembiayaan bank syariah, zakat, pdb dan inflasi terhadap jumlah penduduk miskin
Indonesia”. Peran instumen perekonomian syariah telah menunjukkan kontribusi yang
positif. Perbankan syariah sejak kelahirannya hingga hari ini telah terbukti memberi
pengaruh terhadap pengentasan kemiskinan sehingga sudah sewajarnya agar embrio
gerakan pengentasan kemiskinan lewat institusi perbankan menjadi alternatif selain
instrumen yang dimiliki negara.
Ria Marginingsih (2011), dalam skripsinya melakukan penelitian: “Pengaruh
Pendayagunaan Dana ZIS, dan PDRB per Kapita Terhadap Jumlah Penduduk Miskin
(Studi Kasus di Kabupaten/Kota Jawa Tengah Tahun 2006-2009)”. Penelitian ini
menggunakan alat analisis Fixed Effect Model (FEM) atau Least Square Dummy Variable
(LSDV). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa realisasi pendayagunaan dana ZIS,
realisasi pengeluaran pemerintah bidang kesra dan PDRB per kapita berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin. Arah koefisien regresi negatif
menunjukan bahwa peningkatan pendayagunaan dana ZIS dan PDRB per kapita akan
menurunkan jumlah angka kemiskinan.
Abie Ayub Al Anshori (2017), dalam skripsinya meneliti tentang ”Pengaruh
Pembiayaan Bank Syariah, Produk Domestik Bruto, Inflasi, Indeks Pembangunan Manusia
terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pembiayaan berpengaruh signifikan dan berhubungan negative terhadap jumlah penduduk
miskin. Variabel PDRB berpengaruh signifikan dan berhubungan positif. Sedangkan inflasi
tidak berpengaruh signifikan dan berhubungan positif. IPM tidak berpengaruh signifikan
dan berhubungan negative dengan nilai koefisien. Lalu kemiskinan di Indonesia
dipengaruhi signifikan oleh Pembiayaan Bank Syariah, dan PDRB secara simultan
terhadap jumlah penduduk miskin.
Hani Kurniawati Efendy (2017), dalam skripsinya meneliti tentang „Analisis
Pengaruh Pendayagunaan Zakat, Infaq Dan Shadaqah (Zis), Produk Domestik Regional
Bruto (Pdrb) Dan Upah Minimum Kabupaten/Kota (Umk) Terhadap Tingkat Kemiskinan
Di Kabupaten/Kota Provinsi Banten Tahun 2011 – 2015.”. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder dan metode yang digunakan yaitu analisis regresi data
panel menggunakan Random Effect Model dengan bantuan program Eviews 9 untuk
memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan
variabel yang lain. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kemiskinan di Provinsi Banten
mampu dijelaskan oleh ZIS, PDRB, dan UMK. Selanjutnya secara parsial koefisien regresi
menunjukan ZIS berpengaruh signifikan dan berhubungan negatif dengan nilai koefisien.
Variabel PDRB berpengaruh signifikan dan berhubungan negatif dengan nilai koefisien.
Dan UMK berpengaruh signifikan dan berhubungan positif dengan nilai koefisien. Lalu
kemiskinan di Provinsi Banten dipengaruhi signifikan oleh ZIS, PDRB dan UMK secara
simultan terhadap Tingkat Kemiskinan.
METODE PENELITIAN
A.
Ruang Lingkup Penelitian
Luasnya objek penelitian sehingga ruang lingkup variabel yang akan digunakan
berdasarkan pada data-data berikut ini :
1) Data statistik Puskasbaznas penerimaan Zakat Infaq dan Shadaqah periode 2012 - 2015.
2) Data statistik Badan Pusat Statistik berupa data tahunan Inflasi, Indeks Pembangunan
Manusia dan Kemiskinan Provinsi Jawa Barat periode 2012-2015.
B. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini adalah penelitian statistik deskriptif dan menggunakan data sekunder
yaitu data yang diperoleh melalui hasil pengolahan pihak kedua (data eksternal atau data
yang sudah dipublikasi) untuk menjelaskan gejala dari suatu fenomena, seperti
Puskasbaznas dan Badan Pusat Statistik (BPS). Selain itu Data yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari membaca literatur, buku, artikel,
jurnal, dan sejenisnya serta data dari internet research yang berhubungan dengan aspek
yang diteliti sebagai upaya untuk memperoleh data yang valid.
C. Teknik Pengolahan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini akan diolah dengan menggunakan
Microsoft Excel dan Eviews 9.
D. Metode Analisis Data
Untuk menjawab permasalahan yang telah ditetapkan, maka dalam menganalisis
permasalahan (data) penulis akan menggunakan metode regresi Data Panel. Data panel
(pool) yang merupakan gabungan antara data runtun waktu (time series) dengan data silang
(cross section). Oleh karena itu, data panel memiliki gabungan karakteristik yaitu data
yang terdiri atas beberapa obyek dan meliputi beberapa waktu (Winarno, 2011). Umumnya
pendugaan parameter dalam analisis regresi dengan data cross section dilakukan
menggunakan pendugaan metode kuadrat kecil atau disebut Ordinary Least Square (OLS).
Uji regresi data panel ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen yang terdiri dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Inflasi dan Zakat,
Infaq, Shadaqah (ZIS) terhadap variabel dependen Pengentasan Kemiskinan di Jawa Barat.
Menurut Wibisono (2005) keunggulan regresi data panel antara lain: pertama, panel
data mampu memperhitungkan heterogenitas individu secara eksplisit dengan mengizinkan
variabel spesifik individu. Kedua, kemampuan mengontrol heterogenitas ini selanjutnya
menjadikan data panel dapat digunakan untuk menguji dan membangun model perilaku
lebih kompleks. Ketiga, data panel mendasarkan diri pada observasi cross section yang
berulang-ulang (time series) sehingga metode data panel cocok digunakan sebagai study of
dynamic adjustment. Keempat, tingginya jumlah observasi memiliki implikasi pada data
yang lebih informatif, lebih variatif, dan kolinearitas (multikol) antara data semakin
berkurang dan derajat kebebasan (degree of freedom/df) lebih tinggi sehingga dapat
diperoleh hasil estimasi yang lebih efisien. Kelima, data panel dapat digunakan untuk
mempelajari model-model perilaku yang kompleks. Dan keenam, data panel dapat
digunakan untuk meminimalkan bias yang mungkin ditimbulkan oleh agregasi data
individu (Agus, 2015).
Model regresi data panel dalam penelitian ini adalah:
Kemiskinanit = α + β1IPMt + β2Inflasit + β3ZISt + εit
Keterangan :
α
= Konstanta
ε
= error term
i
= wilayah
t
= waktu
1) Penentuan Model Estimasi
Dalam metode estimasi model regresi dengan menggunakan data pabel dapat
dilakukan melalui tiga pendekatan, antara lain (Dedi, 2012):
a. Common Effect atau Pooled Least Square (PLS)
Merupakan pendekatan model data panel yang paling sederhana karena hanya
mengkombinasikan data time series dan cross section. Pada model ini tidak perhatikan
dimensi waktu maupun individu sehingga diasumsikan bahwa perilaku data perusahaan
sama dalam berbagai kurun waktu. Metode ini bisa menggunakan pendekatan Ordinary
Least Square (OLS) atau teknik kuadrat kecil untuk mengestimasi model data panel.
Untuk model data panel, sering diasumsikan βit = β yakni pengaruh dari perubahan
dalam X diasumsikan bersifat konstanta dalam waktu kategori cross section.
Secara umum, bentuk model linear yang dapat digunakan untuk memodelkan data
panel adalah :
Yit = Xitβit + eit
Dimana:
Yit adalah observasi dari unit ke-i dan diamati pada periode waktu ke-t (yakni
variabel dependen yang merupakan suatu data panel) Xit adalah variabel independen dari
unit ke-i dan diamati pada periode waktu ke-t disini diasumsikan Xit memuat variabel
konstanta eit adalah komponen error yang diasumsikan memiliki harga mean 0 dan
variansi homogen dalam waktu serta independen dengan Xit.
b. Fixed effect Model (FEM)
Model ini mengasumsikan bahwa perbedaan antar individu dapat diakomodasi
dari perbedaan intersepnya. Model Fixed effect adalah teknik mengestimasikan data
panel dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan
intercep. Intercep antar perusahaan, perbedaan intercep bisa terjadi karena perbedaan
budaya kerja, manajerial, dan insentif. Disamping itu, model ini juga mengasumsikan
bahwa koefisien regresi tetap antara perusahaan dan waktu.
Pendekatan dengan variabel dummy ini dikenal dengan sebutan least square dummy
variabels (LSDV). Persamaan Fixed effect Model dapat ditulis sebagai berikut:
Yit = Xitβ + Ci + ..... + εit
Dimana:
Ci = variabel dummy
c.
2)
Random effect Model (REM)
Model ini mengestimasi data panel dimana variabel gangguan mungkin saling
berhubungan antar waktu dan antar individu. Pada model Random effect perbedaan
intercep diakomodasi oleh error terms masing-masing perusahaan. Keuntungan
menggunakan model Random effect yakni menghilangkan heteroskedastisitas. Model ini
juga disebut dengan teknik Generalized Least Square (GLS). Sebagai estimastornya,
berikut bentuk persamaannya adalah:
Yit = Xitβ + Vit
Dimana Vit = Ci + Di + εit
Ci diasumsikan bersifat independent and identically distributed (iid) normal dengan mean
0 dan variansi Ϭ2 c (komponen cross section).
Di diasumsikan bersifat iid normal dengan mean 0 dan variansi Ϭ2 d (komponen time
series error).
Εit diasumsikan bersifat iid dengan mean 0 dan variansi Ϭ2 e.
Tahapan Analisis Data
Untuk menganalisis data panel diperlukan uji spesifikasi model yang tepat untuk
menggambarkan data. Uji tersebut yaitu:
a. Uji Chow
Uji chow adalah pengujian untuk menentukan model apa yang akan dipilih antara
common effect model atau fixed effect model. Hipotesis uji chow adalah:
H0 : common effect model (pooled OLS)
H1 : fixed effect model (LSDV)
Hipotesis nol pada uji ini adalah bahwa intersep sama atau dengan kata lain model
yang tepat untuk regresi data panel adalah common effect dan hipotesis alternatifnya
adalah intersep tidak sama atau model yang tepat untuk regresi data panel adalah fixed
effect.
Nilai Statistik F hitung akan mengikuti distribusi statistik F dengan derjat kebebasan
(degree of freedom) sebanyak m untuk numeratordan sebanyak n-k untuk denumerator.
M merupakan jumlah restriksi atau pembatasan di dalam model tanpa variabel dummy.
Jumlah restriksi adalah jumlah individu dikurang satu. N merupakan jumlah observasi
dan k merupakan jumlah parameter jumlah parameter dalam model fixed effect.
Jumlah observasi (n) adalah jumlah individu dikali dengan jumlah periode, sedangkan
jumlah parameter dalam model fixed effect (k) adalah jumlah variabel ditambah jumlah
individu. Apabila nilai F hitung lebih besar dari F kritis maka hipotesis nol ditolak yang
artinya model yang tepat untuk regresi data panel adalah model fixed effect. Dan
sebaliknya, apabila nilai F hitung lebih kecil dari F kritis maka hipotesis nol diterima
yang artinya model yang tepat untuk regresi data panel adalah model common effect.
b. Uji Hausman
Uji Hausman adalah uji yang digunakan untuk memilih model yang terbaik antara
fixed effect model atau random effect model. Uji Hausman ini didasarkan pada ide bahwa
Least Squares dummy Variabels (LSDV) dalam metode fixed effect dan Generalized
Least Square (GLS) dalam metode Random effect adalah efisien sedangkan Ordinary
Least Square (OLS) dalam metode Common Effect tidak efisien. Yaitu dengan menguji
hipotesis berbentuk :
H0 : E(Ci | X) = E (u) = 0 atau terdapat random effect model
H1 : fixed effect model
Statistik uji Hausman mengikuti distribusi statistik Chi-Square dengan derajat
kebebasan (df) sebesar jumlah variabel bebas. Hipotesis nolnya adalah bahwa model yang
tepat untuk regresi data panel adalah model Random effect dan hipotesis alternatifnya
adalah model yang tepat untuk regresi data panel adalah model Fixed effect. Apabila nilai
statistik Hausman lebih besar dari nilai kritis Chi-Square maka hipotesis no ditolak yang
artinya model yang tepat untuk regresi data panel adalah model Fixed effect. Dan
sebaliknya, apabila nilai statistik Hausman lebih kecil dari nilai kritis Chi-Squares maka
hipotesis nol diterima yang artinya model yang tepat untuk regresi data panel adalah
model Random effect.
3)
Pengujian Signifikan
a. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Pengujian hipotesis yang dilakukan secara parsial bertujuan untuk mengetahui
pengaruh dan signifikansi dari masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependen. Pengujian parsial terhadap koefisien regresi secara parsial menggunakan uji-t
pada tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan dalam analisis (α) 5% dengan
ketentuan degree of freedom (df) = n-k, dimana n adalah besarnya sampel, k adalah
jumlah variabel. Dasar pengembalian keputusan adalah:
Jika t-hitung < probabilitas : H0 diterima dan H1 ditolak
Jika t-hitung > probabilitas
: H0 ditolak dan H1 diterima
b. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)
Pengujian ini untuk mengetahui apakah variabel independen yaitu Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), Inflasi dan Zakat, Infaq, Shadaqah (ZIS) secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan uji F
pada tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan (α) 5% dengan degree of freedom
(df1) = k-1, degree of freedom (df2) = n-k. dasar pengambilan keputusan adalah :
Jika f-hitung < F-tabel
: H0 diterima dan H1 ditolak
Jika f-hitung > F-tabel
: H0 ditolak dan H1 diterima
c. Uji Koefisien Determinasi (R2 )
Koefisien determinasi R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi diantara 0
dan 1 (0 < R2 < 1), nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel independen sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1
berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi model dependen (Gujarati, 2003).
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah
variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut, suatu pengukur kelayakan yang sesuai lainnya telah dikembangkan. Ukuran
yang merupakan modifikasi dari R2 ini memberikan penalti bagi penambahan variabel
penjelas yang tidak menurunkan residual secara signifikan. Ukuran ini disebut adjusted
R2 (Doddy, 2012).
4)
1.
a)
b)
c)
2.
3.
4.
A.
Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Sugiyono (2012).
Penelitian ini melibatkan empat variabel bebas (independen), satu variabel terikat
(dependen). Variabel bebas dalam penelitian ini meliputi
Kemiskinan
Bank Dunia (2006) mendefinisikan kemiskinan adalah keadaan kelaparan,kurang
tempat tinggal kurang sandang, dan kurang pendidikan. Ada banyak hal yang
menyebabkan seseorang masuk dalam kategori miskin, diantaranya:
Rendahnya pendapatan dan asset untuk memenuhi kebutuhan dasar,seperti makanan,
tempat tinggal, pakain, kesehatan dan pendidikan.
Ketidakmampuan untuk bersuara dan ketiadaan kekuatan di depan institusi dan
masyarakat.
Rentan terhadap guncangan ekonomi.
Indeks Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia atau Human Development Indeks (HDI) adalah
pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup
untuk semua negara seluruh dunia. HDI digunakan untuk mengklasifikasi apakah sebuah
negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk
mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.
Inflasi
Merupakan sebuah fenomena ekonomi berupa kenaikan harga secara umum dan
terjadi secara terus menerus. Bahkan Milton Friedman, ekonom besar penerima Nobel di
tahun 1976 pernah mengatakan “inflasi selalu dan dimanapun merupakan fenomena
moneter”. Inflasi yang berbahaya ialah inflasi yang tidak dapat diprediksikan sehingga
menimbulkan keterkejutan masyarakat akan kenaikan harga. Banyak ekonom yang
berpendapat tingkat inflasi yang rendah merupakan hal yang baik apabila itu terjadi
akibat dari adanya inovasi yang dilakukan. Demikian tingkat inflasi harus terus di pantau
dan dikendalikan agar tetap berada di tingkat yang aman.
Zakat Infaq dan Shadaqah
Zakat adalah bagian dari harta yang telah memenuhi syarat tertentu, yang diwajibkan
oleh Allah untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan
tertentu pula (Hafidhuddin, 2002). Sedangkan pendayagunaan dana ZIS merupakan
pemberian dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) yang telah terkumpul di Badan Amil
Zakat Daerah (BAZDA) Provinsi Jawa Barat dan dikeluarkan dalam bentuk
pendayagunaan dana. Satuan dari variabel pendayagunaan dana ZIS adalah dalam miliar
rupiah . Data ZIS yang digunakan dalam penelitian ini adalah data periode tahun 20122015. Data tersebut diperoleh dari Puskasbaznas.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis dan Pembahasan
Pemilihan Model Regresi Data Panel
Regresi yang menggunakan data panel disebut dengan regresi data panel. Data
panel memiliki gabungan karakteristik yaitu data yang terdiri atas beberapa objek dan
runtutan waktu (Winarno, 2011). Data semacam ini memiliki keunggulan terutama
karena bersifat robust (kuat) terhadap beberapa tipe pelanggaran yakni heterokedastisitas
dan normalitas. Di samping itu, dengan perlakuan tertentu struktur data seperti ini dapat
diharapkan untuk memberikan informasi yang lebih banyak (high informational content)
(Ariefianto, 2012).
Regresi data panel dapat dilakukan dengan tiga model yaitu pooled effect, fixed
effect, dan random effect. Masing-masing model memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Pemilihan model tergantung pada asumsi yang dipakai peneliti dan
pemenuhan syarat-syarat pengolahan data statistik yang benar, sehingga dapat
dipertanggungjawabkan secara statistik. Oleh karena itu langkah pertama yang harus
dilakukan adalah memiliki model yang tepat dari ketiga model.
Hasil Regresi Data Panel Fixed Effect Model
Dependent Variable: KEMISKINAN?
Method: Pooled Least Squares
Date: 12/29/17 Time: 20:11
Sample: 1 4
Included observations: 4
Cross-sections included: 26
Total pool (balanced) observations: 104
Variable
Coefficient Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
IPM?
INFLASI?
ZIS?
Fixed
(Cross)
BBRT--C
BDG--C
BGR--C
BKS--C
CJR--C
CMS--C
CRB--C
GRT--C
IDR--C
KBDG--C
KBGR--C
KBJR--C
KBKS--C
KCMH--C
KCRB--C
KDPK--C
KNG--C
KRW--C
13.25825
-0.031568
-0.025227
0.027980
13.93010
-1.582970
-3.889753
1.480927
0.0000
0.1176
0.0002
0.1428
Effects
0.345450
0.790647
1.280712
0.286039
0.550349
-0.026050
0.789264
0.723253
0.518098
0.228987
-0.296469
-2.265863
0.431564
-1.084700
-1.248161
-0.667520
0.039658
0.575364
0.951770
0.019942
0.006486
0.018894
KSBM--C
KTMY--C
MJL--C
PWT--C
SBG--C
SKBM--C
SMD--C
TMY--C
-1.515379
-0.092863
0.119983
-0.461260
0.285682
0.409035
0.009911
0.274270
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.998137
0.997441
0.043668
0.143014
195.0690
1434.995
0.000000
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
11.74878
0.863275
-3.193635
-2.456256
-2.894901
1.660369
B.
Pengujian Hipotesis
a.
Model Penelitian
Berdasarkan tabel, maka ditemukan hasil dari perhitungan IPM, Inflasi dan ZIS terhadap jumlah
kemiskinan di Provinsi Jawa Barat sebagai berikut:
Kemiskinan = 13.25825 - 0.031568 IPM - 0.025227 Inflasi + 0.027980 ZIS
Dari model di atas dapat dibuat interpretasi sebagai berikut:
1) Konstanta sebesar 13.25825 menunjukkan bahwa jika variabel independen (ZIS, Inflasi,
IPM) adalah nol, maka jumlah kemiskinan di Jawa Barat adalah sebesar 13.25825.
2) Nilai koefisien regresi IPM sebesar - 0.031568 yang berarti setiap kenaikan IPM naik 1
score maka jumlah kemiskinan mengalami penurunan sebesar 0.031568.
3) Nilai koefisien regresi Inflasi sebesar - 0.025227 yang berarti setiap kenaikan Inflasi naik
1% maka jumlah kemiskinan mengalami penurunan sebesar 0.025227
4) Nilai koefisien regresi jumlah ZIS sebesar 0.027980 yang berarti setiap kenaikan jumlah
ZIS naik 1% maka jumlah kemiskinan mengalami kenaikan sebesar 0.027980.
b.
1)
Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Berdasarkan Probabilitas
Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu ZIS, Inflasi,
IPM terhadap variabel dependen yaitu Kemiskinan
Variable
Coefficient Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
IPM?
INFLASI?
ZIS?
13.25825
-0.031568
-0.025227
0.027980
13.93010
-1.582970
-3.889753
1.480927
0.0000
0.1176
0.0002
0.1428
0.951770
0.019942
0.006486
0.018894
Tabel diatas merupakan hasil dari pengujian variable independen yaitu IPM,
Inflasi dan ZIS terhadap variabel dependen yaitu Kemiskinan di Provinsi Jawa Barat
secara parsial. Dari output diatas dapat dilihat nilai probability dari masing-masing
variabel bebas yang digunakan. Dari output diatas diperoleh hasil bahwa variabel ZIS
(0.1428), dan IPM (0.1176), memiliki nilai probability yang lebih besar dari alfa (0,05),
sehingga dapat dikatakan bahwa variabel tersebut tidak memiliki pengaruh terhadap
variabel Y (Kemiskinan). Sedangkan variabel Inflasi (0.0002), memiliki nilai probability
yang lebih kecil dari alfa (0,05), sehingga dapat dikatakan bahwa variabel inflasi
memiliki pengaruh terhadap variabel Y (Kemiskinan).
c.
1.
Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Berdasarkan F Tabel
Untuk menguji apakah variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap
variabel dependen, pedoman yang digunakan dalam pengambilan kesimpulan uji F
adalah sebagai berikut:
Jika F-hitung < F-tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Jika F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Selain itu, dapat pula dilihat dari probabilitas F statistik. Apabila probabilitas
(signifikansi) lebih kecil dari nilai α = 5%, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh
variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut:
H0: ZIS, Inflasi, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tidak berpengaruh terhadap
kemiskinan di Jawa Barat secara simultan.
H1: ZIS, Inflasi, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) berpengaruh terhadap
kemiskinan di Provinsi Jawa Barat secara simultan.
Berdasarkan tabel diperoleh hasil F-statistik atau F-hitung sebesar 1434.995 dengan nilai
probabilitas sebesar 0.000000. Nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari α = 5%. Selain
itu dengan n = 104 dan k = 4, nilai pada F tabel diperoleh nilai pada F tabel diperoleh
nilai 2,70 dengan df1 (k-1) dan df2 (n-k) sebesar 3 dan 100 dengan nilai probabilitas 5%.
Karena F hitung > F tabel (1434.995> 2,70) maka H0 ditolak, artinya dapat disimpulkan
bahwa variable ZIS, Inflasi, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), berpengaruh
terhadap kemiskinan di Provinsi Jawa Barat secara simultan.
d.
Uji Adjusted R2
Uji Adjusted R2 ditujukan untuk menilai seberapa besar kemampuan variabel
independen menjelaskan variabel dependen. Pada penelitian ini, koefisien yang
digunakan adalah koefisien determinasi yang telah disesuaikan atau Adjusted R2. Hal ini
dikarenakan Adjusted R2 merupakan koefisien yang telah dikoreksi sehingga dapat naik
atau turun seiring penambahan variabel baru dalam model.
Berdasarkan hasil regresi dengan fixed effect model sebagaimana yang tertera
pada tabel, diketahui bahwa nilai koefisien determinasi sebesar 0.997441. Hal ini
menunjukkan bahwa variasi variabel dependen (kemiskinan) secara simultan dapat
dijelaskan oleh variabel independen (ZIS, Inflasi, IPM) sebesar 99,74 % sedangkan
sisanya 0,26 % dijelaskan oleh faktor lain diluar variable yang diteliti.
Interpretasi Hasil Penelitian
1) Hubungan Indeks Pembangunan Manusia terhadap Kemiskinan
Dari hasil regresi yang dihasilkan dalam penelitian ini, menunjukan bahwa
variable Indeks Pembangunan Manusia menunjukkan tanda negatif namun tidak
berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan Jawa Barat pada taraf nyata 5%
dengan nilai probabilitas 0.1176.
2) Hubungan Inflasi terhadap Kemikinan
Dari hasil regresi yang dihasilkan dalam penelitian ini, menunjukan bahwa
variable inflasi menunjukkan tanda negative dan berpengaruh signifikan terhadap
kemiskinan di Jawa Barat pada taraf nyata 5% dengan nilai probabilitas 0.0002
dan berhubungan negatif dengan nilai koefisien sebesar (-0.025227) yang berarti
bahwa apabila inflasi naik sebesar 1 persen maka kemiskinan akan turun sebesar
0.025227 persen.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Kholis Budiono (2009) yang
berjudul “Pengaruh pembiayaan bank syariah, zakat, pdb dan inflasi terhadap
jumlah penduduk miskin indonesia”
3) Hubungan Zakat, Infaq dan Shadaqah terhadap Kemiskinan
Jumlah dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah yang mengalami peningkatan
pada setiap tahun nya dan itu menjadi salah satu pilihan atau alternative sumber
dana bagi para pelaku ekonomi, zakat infaq dan shadaqah merupakan sumber
dana yang potensial. Namun pada hasil penelitian ini diperoleh bahwa zakat infaq
dan shadaqah tidak berpengaruh signifikan pada taraf nyata 5% dengan nilai
probabilitas 0.1428.
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi pengaruh antara Indeks
Pembangunan Manusia, Inflasi dan Zakat, Infaq, Shadaqah terhadap pengentasan
kemiskinan di Provinsi Jawa Barat periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2015.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan uji persamaan model dengan
menggunakan common effect model, fixed effect model, dan random effect model, uji
pemilihan persamaan model dengan uji chow dan uji hausman, uji regresi linier data
panel dengan menggunakan fixed effect model, maka dapat diambil beberapa kesimpulan
dari hasil penelitian ini, antara lain:
1.
2.
Hasil regresi data panel menunjukkan bahwa secara parsial variabel Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) dan Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS) tidak
berpengaruh terhadap pengentasan kemiskinan di Provinsi Jawa Barat, sedangkan
variabel Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pengentasan kemiskinan
di Provinsi Jawa Barat.
Variabel IPM, Inflasi dan ZIS secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
pengentasan kemiskinan sehingga mampu menjelaskan variabel dependen sebesar
99,74 % dan sisanya 0,26% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Manan, Muhammad (1993). “Islamic Economy: Theory and Practice”, terj. M.
Nastangin, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf.
Al Anshori, Abie Ayub (2017). ”Pengaruh Pembiayaan Bank Syariah, Produk Domestik Bruto,
Inflasi, Indeks Pembangunan Manusia, Pendidikan, Upah Minimum Regional terhadap
Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia”. Skripsi, UIN Jakarta.
Agus,T.B (2015). “Regresi Dalam Penelitian dan Bisnis”, Yogyakarta: Danisa Media.
Ariefianto, Moch Doddy (2012). “Ekonometrika Esensi dan Aplikasi Dengan Menggunakan
Eview”, Jakarta: Erlangga.
Aziz, Mochamad Roikhan (2009). ”Pemodelan Institusi Keuangan Islam Berbasis Metode
Sinlamim Kaffah (Studi kelayakan Pada Bofsa)”, Yogyakarta: Prosiding, UII.
Dermawan, Wibisono (2005). “Metode Penelitian & Analisis Data”, Jakarta: Salemba Medika.
Efendy, Hani Kurniawati (2017). “Analisis Pengaruh Pendayagunaan Zakat, Infaq Dan
Shadaqah (Zis), Produk Domestik Regional Bruto (Pdrb) Dan Upah Minimum
Kabupaten/Kota (Umk) Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kabupaten/Kota Provinsi
Banten Tahun 2011 – 2015”. Skripsi, UIN Jakarta.
Gujarati, Damodar (2003). “Ekonometrika Dasar”, Jakarta: Erlangga.
Haris Kristanto dan Sumani. 2015. “Pengaruh Perubahan Arus Kas Operasi, Laba Akuntansi,
Suku Bunga, Dan Inflasi Terhadap Return Saham”. Jurnal Banking and Management
Review, Volume 4. No 2: 534.
Hafidhuddin, Didin (2004). “Zakat Dalam Perekonomian Modern”, Jakarta: Gema Insani Press.
Hamid, M. Abdul (2010). “Buku Pedoman Penulisan Skripsi”, Jakarta: FEB UIN Jakarta.
Hidayat, Saeful & Arianto A. (2007). “Pertumbuhan Ekonomi, Ketidakmerataan Pendapatan,
dan Kemiskinan : Estimasi Parameter Elastisitas Kemiskinan Tingkat Provinsi di
Indonesia Tahun 1996-2005” MPKP FE UI.
Ichsan, Nurul (2016). “Akad Bank Syariah”, Jurnal Ekonomi Islam, Volume 50. No. 2: 399.
Inoed, Amiruddin, Dkk (2005). “Anatomi Fiqh Zakat: Potret dan Pemahaman Badan Amil Zakat
Sumatera Selatan”, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jhingan, M.L (2004). “Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan”, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Karim, Adiwarman A (2011). “Bank Islam Analilsis Fiqih dan Keuangan”, edisi 4. Jakarta : PT.
Rajawali Pers.
K. Sitepu, Rasidin, dan Bonar M. Sinaga (2004). “Dampak Investasi Sumber Daya Manusia
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Kemiskinan di Indonesia”: Pendekatan Model.
Manurung, Mandala, dan Pratama Rahardja (2004). “Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter
(Kajian Kontekstual Indonesia)”, Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.
Marginingsih, Ria (2011). “Pengaruh Pendayagunaan Dana ZIS, dan PDRB per Kapita
Terhadap Jumlah Penduduk Miskin (Studi Kasus di Kabupaten/Kota Jawa Tengah Tahun
2006-2009)”, Skripsi, Universitas Diponegoro.
Mulyaningsih, Yani (2008). “Pengaruh pengeluaran pemerintah di sektor public terhadap
peningkatan pembangunan manusia dan pengurangan kemiskinan. “, Tesis, Universitas
Indonesia.
Qardhawi, Yusuf (2002). “Musykilat al-Fakr”, (terj. Maimun Syam. Dkk), Yogyakarta : Mitra
Pustaka.
Ridwan, Muhammad (2005). “Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), cet 2”, Yogyakarta:
UII Press.
Rosadi, Dedi. (2012). “Diktat Kuliah Analisis Data Panel”. Jurusan Matematika, FMIPA UGM.
Saputra, Whisnu Adhi (2011). “Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk, PDRB, IPM,
Pengangguran terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten/Kota Jawa Tengah”. Skripsi,
Universitas Diponegoro.
Sugiyono (2005). “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung: Alfabeta.
Suharto, Edi (2005). “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat”, Bandung: PT Refika
Aditama.
Sukirno, Sadono (2003). “Makro Ekonomi Modern: Perkembangan Pemikiran dari Klasik
hingga Keynesian Baru”, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sukmaraga, Prima (2011). “Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia PDRB Per Kapita
dan Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Jawa Tengah”.Skripsi, Universitas
Diponegoro.
Suryawati, Chriswardani (2005). “Memahami Kemiskinan Secara Multidimensional”, Jurnal
Manajemen Pembangunan dan Kebijakan, Volume 08, No. 03: 121-129.
Todaro, Michael P, Stephen C. Smith (2006). “Pembangunan Ekonomi (Edisi kesembilan, jilid
I)”, Jakarta: Erlangga.
Winarno, Wing Wahyu (2011). “Analisis Ekonometrika dan Statsitika dengan EVIEWS”,
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Wulandari, Fransiska Hastin (2015). “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, Pengangguran,
Dan Pendidikan Terhadap Kemiskinan Provinsi Di Indonesia Tahun 2008-2012”.
Skripsi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Website:
BPS.go.id
Bappenas.go.id