LAPORAN OBSERVASI DAN WAWANCARA
PEMILIK BADAN USAHA PETERNAK UNGGAS PETELUR
Disusun oleh:
Arif Purnomo (07)
Galieh Gumilang (10)
Putri Isnayni Dewi (24)
Sekar Wahyu Nuraini (28)
XII TOI 2
SMK NEGERI 2 KENDAL
Tahun Ajaran 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan ini tanpa ada halangan suatu apapun. Laporan yang telah disusun ini berdasarkan susunan yang telah ditentukan dan dibuat untuk memenuhi nilai tugas.
Dengan ini kami menyadari bahwa laporan ini tidak akan tersusun baik tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak terkait. Oleh karena itu pada kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, antara lain :
Ibu Dra. Uci Rohayati, selaku guru Kewirausahaan dan Prakarya.
Kelompok laporan XII TOI 2
Teman-teman kelas XII TOI 2
Semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan laporan.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan.
Demikian yang dapat kami sampaikan, apabila dalam penyusunan terdapat kekurangan kami mohon maaf. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kendal, September 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
BAB II ISI 3
A. Latar Belakang Pendirian Usaha 3
B. Tujuan Pendirian Badan Usaha 3
C. Tahun Berdiri dan Alamat 3
D. Permodalan 3
E. Produksi 3
F. Faktor-Faktor Produksi 4
G. Perhitungan Biaya Produksi 4
H. Masa Panen 4
I. Pemasaran 4
J. Perhitungan Laba, Rugi, Dan Rencana Pengembangan 4
BAB III PENUTUP 6
A. Kesimpulan 6
B. Saran 6
DAFTAR PUSTAKA 7
LAMPIRAN 8
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia adalah satu negara yang berpenduduk besar sehingga kebutuhan pangan pun tinggi. Usaha pemenuhan kebutuhan pangan menjadi persoalan penting bagi Bangsa Indonesia. Kebutuhan pangan akan meningkat seiring pertambahan jumlah penduduk. Usaha pemenuhan pangan harus dilakukan secara serius sehingga ketahanan pangan bagi bangsa Indonesia dapat terwujud.
Menurut Undang-Undang RI Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan bahwa ketahanan pangan adalah suatu kondisi dimana setiap individu dan rumah tangga memiliki akses secara fisik, ekonomi, dan ketersediaan pangan yang cukup, aman, serta bergizi untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan seleranya bagi kehidupan yang aktif dan sehat. Terdapat tiga pilar utama dalam ketahanan pangan, yaitu: ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup, distribusi pangan yang lancar dan merata, serta konsumsi pangan yang aman dan berkecukupan gizi bagi seluruh individu masyarakat.
Agar kebutuhan pangan bagi individu atau keluarga dapat terpenuhi maka pangan harus harus tersedia dan terdistribusi dengan baik dari produsen hingga ke pasar konsumen menjadi persyaratan yang utama untuk ketercapaian ketahanan pangan.
Di antara ketiga pilar ketahanan pangan, usaha untuk meningkatkan produksi pangan mendapat perhatian lebih banyak. Setelah dapat meningkatkan produksi pangan, maka tahap berikutnya adalah mendistribusikan pangan yang dihasilkan. Sebaran wilayah produksi pangan dan wilayah konsumsi sangat luas sehingga distribusi pangan sangat penting agar pangan dapat diperoleh oleh konsumen. Distribusi pangan tidak terlepas dari aspek pemasaran.
Bahan pangan penting selain makanan pokok sumber karbohidrat adalah ikan, daging, telur, dan susu yang merupakan sumber protein hewani bagi manusia. Total jumlah bahan pangan sumber protein hewani yang dikonsumsi masyarakat masih berfluktuasi pada 2011-2013. Salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah bahan pangan hewani yang dikonsumsi masyarakat adalah ketersediaan dan harga bahan pangan. Harga bahan pangan akan semakin mahal jika ketersediaan semakin terbatas. Konsumsi protein hewani dalam jumlah yang cukup sangat penting untuk tumbuh kembang tubuh dan kecerdasan manusia, terutama anak-anak.
Budidaya adalah tindakan mengelola sumber daya nabati untuk diambil hasilnya. Budidaya juga diartikan sebagai usaha memelihara tanaman atau ternak mulai dari menyiapkan benih atau bibit untuk dipanen hasilnya. Budidaya ternak adalah satu usaha untuk mendapatkan hasil dari peternakan. Salah satu usaha budidaya peternakan adalah budidaya ternak unggas pedaging atau petelur yang ditujukan untuk memproduksi daging atau telur serta produk sekunder lainnya untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Usaha budidaya ternak unggas yang intensif sangat diperlukan untuk meningkatkan produksi pangan daging dan telur.
Tujuan
Tujuan penyusunan laporan observasi dan wawancara yaitu sebagai berikut :
Dapat mengetahui bagaimana cara beternak unggas petelur.
Dapat mengetahui budidaya ternak unggas petelur sebagai wirausaha.
BAB II
ISI
Latar Belakang Pendirian Usaha
Usaha peternak unggas petelur milik Bapak Wadi merupakan salah satu usaha rumahan yang dikelola dengan manajemen keluarga.
Tujuan Pendirian Badan Usaha
Tujuan berdirinya badan usaha peternak unggas petelur yaitu sebagai berikut:
Mencukupi kebutuhan keluarga.
Membiayai anak sekolah.
Merenovasi rumah.
Masa depan orang tua dan anak.
Tahun Berdiri dan Alamat
Badan usaha peternak unggas petelur milik Bapak Wadi berdiri sejak 1968-sekarang yang beralamat di Dusun Tridi, RT 07 / RW 03, Desa Dempelrejo, Kec. Ngampel, Kab. Kendal.
Permodalan
Modal didapat dari uang milik pribadi sendiri, semisal uang milik sendiri belum cukup untuk biaya permodalan maka uang yang kurang dipinjamkan dahulu di bank.
Produksi
Bebek siap telur yang telah dibeli dipelihara di kandang dan diangon di sawah yang padinya telah dipanen. Pemberian makan bebek dua kali sehari setiap pagi dan sore hari. Selama ± 5-6 bulan bebek petelur siap dipanen.
Faktor-Faktor Produksi
Tenaga kerja
Tenaga kerja dari badan usaha milik Bapak Wadi yaitu anggota keluarga dari Bapak Wadi sendiri bukan orang lain karena sistem managenen pengelolaannya keluarga.
Tahap-tahap pemeliharaan
Bebek siap telur yang telah dibeli dipelihara di kandang dan diangon di sawah yang padinya telah dipanen. Pemberian makan bebek dua kali sehari setiap pagi dan sore hari. Selama ± 5-6 bulan bebek petelur siap dipanen.
Perhitungan Biaya Produksi
Bebek 100 ekor x Rp 70.000 / ekor = Rp 7.000.000
Pakan bebek 30 hari x Rp 50.000 / hari = Rp 1.500.000
Jumlah = Rp 8.500.000
Masa Panen
Masa panen telur bebek milik Bapak Wadi setiap 5-6 bulan setelah pembelian bebek siap telur.
Pemasaran
Bapak Wadi melayani pemasaran telur bebek di tempat-tempat yang harga jualnya tinggi.
Perhitungan Laba, Rugi, Dan Rencana Pengembangan
Perhitungan Laba Rugi
Laba
Apabila bebek yang dijadikan jaminan dapat memenuhi masa pertumbuhan yang bagus maka dapat menghasilkan peranakan petelur.
Rugi
Sebaliknya apabila bebek yang dijadikan jaminan tidak dapat memenuhi masa pertumbuhan yang bagus maka tidak dapat menghasilkan peranakan petelur.
Rencana Pengembangan
Selagi masih diberi umur panjang ada harapan untuk mengembangkan usaha ini menjadi lebih baik lagi, apabila tidak beliau akan berhenti krena usianya pun sudah lanjut sekitar 60 tahunan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari paparan di atas, maka penyusun dapat menyimpulkan sesuai dengan laporan observasi dan wawancara pemilik badan usaha peternak unggas petelur bahwa peternak unggas petelur dapat dijadikan sebagai badan usaha sekaligus budidaya.
Saran
Menyadari bahwa penyusun masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penyusun akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang laporan di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentu juga dapat dipertanggungjawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penyusunan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan laporan yang telah di jelaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Purnomo, Agung. 2015/2016. KLIPING PELUANG SUATU KEJADIAN DI SMK. Kendal.
Dewi, Putri Isnayni. 2015/2016. TUGAS TIDAK TERSTUKTUR SIMULASI DIGITAL MAKALAH DUNIA DIGITAL. Kendal.
LAMPIRAN
Gambar. Foto bersama dengan Bapak Wadi.
Gambar. Saat wawancara dengan Bapak Wadi.
Gambar. Kandang bebek miik Bapak Wadi.
4