Academia.eduAcademia.edu

Manajemen Farmasi

CCS

Manajemen Farmasi Struktur Organisasi Anggota Kelompok : Via (lupa nama panjang Aslamiah ( 15339938) Despriyanti Rusdania Wahyu (15330039) Fitria Haryani Yayu Wiranti Sela Ambarwati Lilis Kata Pengantar BAB I PENDAHULUAN 1.      Latar Belakang Oganisasi mempunyai dua pengertian umum, pertama organisasi merupakan sutu lembaga atau suatu bentuk fungsional. Kedua merujuk pada peroses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur atau di alokasikan sebagai para anggota sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif. Pengorganisasian sebagai proses membagai kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih kecil, membedakan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber daya serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi. 2.      Rumusan Masalah 1.      Apa yang dimaksud struktur organisasi? 2.      Apa pengertian struktur organisasi? 3.      Bagaimna konsep struktur organisasi? 4.      Bagaimana Determinan struktur organisasi? 3.      Tujuan 1.     Mengetahui struktur organisasi 2.      Mengetahui pengertian struktur organisasi 3.      Mengetahui konsep struktur organisasi 4.     Mengetahui Determinan struktur organisasi BAB II PEMBAHASAN A.     Struktur Organisasi Bentuk spesifik dari kerangka kerja organisasi dinamakan struktur organisasi. Struktur organisasi banyak macamnya, mulai dari yang bersifat tradisional sampai modern. Pemahaman bagaimana organisasi tertentu tersusun, sangat berguna bagi perumusan strategi. Apabila struktur organisasi cocok dengan strategi organisasi yang diusulkan, maka strategi tersebut merupakan kekuatan organisasi. Akan tetapi, jika struktur organisasi tidak sesuai dengan strategi yang ada atau yang diusulkan, maka struktur tersebut merupakan jelas kelemahan organisasi dan akan sulit untuk mengemplementasikan strategi dengan benar. Struktur organisasi dibangun oleh empat unsur, yaitu: Adanya spesialisasi kegiatan kerja. Spesialisasi kegiatan ini berkaitan dengan spesaialisasi, baik tugas individu maupun tugas kelompok dalam organisasi (pembagian kerja) dan mengelompokkan tugas-tugas tersebut ke dalam unit kerja (departementasi) Adanya standardisasi kegiatan kerja Standarisasi kegiatan-kegiatan ini berkaitan dengan standarisasi tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja yang digunakan dalam organisasi. Banyak sistem dan prosedur kerja, termasuk didalamnya struktur organisasi dan bagan organisasi yang dikembangkan melalui peraturan-peraturan tentang kegiatan-kegiatan dan hubungan-hubungan kerja yang ada dalam organisasi. Adanya koordinasi kegiatan kerja Koordinasi kegiatan ini berkaitan dengan pengintegrasian dan penyelarasan fungsi-fungsi dan unit-unit dalam organisasi yang berkaitan dan saling ketergantungan. Besaran seluruh organisasi Sentralisasi dan desentralisasi ini berkaitan dengan letak pengambilan keputusan. Dalam struktur organisasi yang disentralisasikan, pengambilan keputusan dilakukan oleh para pimpinan puncak saja. Dalam dsentralisasi, kekuasaan pengambilan keputusan didelegasikan kepada individu-individu pada tingkat-tingkat manajemen menengah dan menengah bawah. Struktur organisasi dibuat agar tanggung jawab, wewenang, peran dan fungsi masing-masing organisasi jelas sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan teratur lancar dan sesuai keinginan perusahaan B.     Pengertian Struktur Organisasi Mullins (2005:596) mendefinisikan bahwa the structure definines tasks and responsibilites, work roles and and relationship and channels of communication. Robbins (2009:214) berpendapat bahwa struktur organisasi menentukan bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokan, dan dikoordinasikan secara formal. Dua pengertian ini menyatakan bahwa susunan dan hubungan antara tiap bagian srta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjelankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahaan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapaor kepada siapa. Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja ) dalam organisasi. Gibson et al (2009:394) berpendapat yang merupakan pola pekerjaan atau kelompok pekerjaan di dalam sebuah organisasi. Artinya, bahwa struktur organisasi merupakan pola hubungan di antara posisi-posisi dalam orgaisasi dan aantara anggota-anggotanya dalam organisasi. Nelson dam Quick (2006:494)menyatakan bahwa struktur organisasi sebagai penyambung antar depertemen dan pekerrjaan didalam sebuah organisasi yang memberikan bentuk organisasi untuk memenuhi fungsinya. Struktur organisasi biyasanya direflesikan kedalam peta organisasi (organization chart) yang secara visual digambarkan dalam bentuk kotak dan garis. Dengan demikian secara filosofis struktur organisasi adalah tidak lain adalah “cetak biru” atau “kerangka bangunan” formal tentang bagian kerja dan pembagian kekuasaan serta koordinasi kerja yang memungkinkan terjadinya aliran informasi dan komunikasi yang efisien dan proses kepuasan kerja yang cepat. Struktur organisasi menggambarkan pula pola hubungan antar pihak internal (eksekutif, manager dan pekerjaan) dan pola hubungan antara pihak internal dan eksternal. Didalam hubungan antar pihak internal selalu disertai dengan munculnya hierarki organisasi merupakan bagian dari struktur organisasi yang tidak bisa dihindarkan. Yang barangkali harus disadari adalah hirarki harus dibedakan dengan birokrasi karna keduanya memiliki pengertian yang berbeda. Tidak selamanya yang hirarkis selalu biokratis. C.     Konsep Struktur Organisasi Menurut colquitt desain mendiprisikan bagaimana sebuah lingkungan bisnis organisasi, strategi, teknologi, dan ukuran berpadu agar struktur organisasi lebih efektif. Desain organisasi adalah proses memilih dan mengimpementasikan struktur yang terbaik untuk mengelola sumber-sumber untuk mencapai tujuan. Sasarannya adalah menggunakan struktur yang memberikan fasilitas pengimplementasikan strtegis. Desain organisasi dapat juga dinyatakan sebagai proses pembuatan keputusan yang dilakukan oleh pemimpin untuk memilih struktur organisasi yang sesuai dengan strategi untuk organisasi dan lingkungan tempat organisasi melaksanakan organisasi tersebut. Melihat desain organisasi dapat dibedakan berdasarkan bentuk organisasi secara umum dibagi dua: pertama bentuk organisasi birokrasi, dan kedua bentuk organisasi adaptif. Organisasi birokrasi merupakan organisasi yang berdasarkan peraturan peraturan dan prosedur formal. Ciri-ciri organisasi birokrasi, yaitu pembagian divisi pegawai yang jelas, hirarki otoritas yang ketat, peraturan dan prosedur formal, serta jabatan yang yang berdasarkan pada persaingan. Birokrasi juga sulit dipakai untuk organisasi yang tumbuh luas. Terlalu banyak lapisan otoritas hirarki dapat meneyebabkan hilangnya perhatian tingkat pimpinan yang lebih tinggi dengan tingkat operasi yang lebih rendah. D. Fungsi Struktur Organisasi Fungsi struktur organisasi yaitu : Kejelasan Tanggung Jawab. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab dan apa yang harus dipertanggung jawabkan. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab kepada pimpinan atau atasan yang memberikan kewenangan, karena pelaksanaan kewenangan itu yang harus dipertanggungjawabkan. Kejelasan Kedudukan. Kejelasan kedudukan seseorang dalam struktur organsisasi sebenarnya mempermudah dalam melakukan koordinasi maupun hubungan karena adanya keterkaitan penyelesaian suatu fungsi yang dipercayakan kepada seseorang. Kejelasan Uraian Tugas. Kejelasan uraian tugas dalam struktur organisasi sangat membantu pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian, dan bagi bawahan akan dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu pekerjaan karena uraiannya yang jelas. Kejelasan Jalur Hubungan. Dalam rangka pelaksaan tugas dan tanggung jawab setiap karyawan atau pegawai dalam sebuah organisasi, maka dibutuhka kejelasan hubungan yang tergambar dalam struktur, sehingga jalur penyelesaian pekerjaan akan semakin efektif dan dapat saling menguntungkan. Pola dasar struktur organisasi sebaiknya tersusun relative permanen, artinya tidak perlu selamanya mengalami perubahan. Dalam aktivitas yang dilakukan harus ada jaminan fleksibilitas, artinya aktivitas itu senantiasa dapat diperluas jangkauannya, namun pola dasar struktur organisasi tidak perlu mengalami perubahan. Yang perlu mendapat perhatian dalam mengisi struktur organisasi adalah manusia yang memiliki kompentensi yang sesuai dengan jenis tugas dalam bagian-bagian tugas atau pekerjaan pada struktur tersebut. Penggolongan aktivitas dalam struktur dapat kita bagi menjadi empat unsur : a)unsur pimpinan b)unsur pembantu pimpinan c)unsur pelakasana tugas pokok d)unsur pelaksana tugas-tugas fungsional E. Determinan Struktur Organisasi Determinan struktur organisasi merupakan faktor-faktor yang menentukan terbentuknya struktur organisasi struktur organisasi merupakan sarana atau alat yang digunakan suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Dalam struktur organisasi perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang yang antara lain: Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi struktur organisasi. Ernie (2006), menyatakan ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi struktur organisasi antara lain: Strategi Organisasi Strategi organisasi dibuat sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu, jika struktur organisasi dibentuk sebagai jalan untuk pencapaian tujuan maka struktur organisasi pun selayaknya sejalan dengan strategi organisasi. Maka, jika terjadi perubahan pada strategi organisasi akan berdampak pula pada perubahan struktur organisasi. Skala Organisasi       Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor diantaranya adalah dari jumlah penjualan, pangsa pasar hingga jumlah tenaga kerja. Organisasi yang berskala besar artinya organisasi tersebut barangkali memiliki berbagai cabang diberbagai daerah dikarenakan pangsa pasarnya yang luas, dengan demikian memiliki tenaga kerja yang juga tidak sedikit. Tapi walaupun tanpa cabang, organisasi dapat dikatakan berskala besar jika tenaga kerja yang ada berjumlah ribuan seperti pabrik-pabrik garmen penghasil produk-produk konveksi. Organisasi yang berskala besar karena ruang lingkup aktivitasnya yang luas maka memerlukan pendelegasian wewenang dan pekerjaan sehingga dalam mendesain struktur organisasinya pun perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait dengan aktifitas yang luas tersebut. Sedangkan organisasi berskala kecil biasanya memiliki jumlah tenaga kerja yang sedikit karena pangsa pasar yang mungkin masih sedikit, jumlah penjualan atau produksi yang juga sedikit. Organisasi yang berskala kecil biasanya memiliki struktur organisasi yang lebih sederhana dan tidak terlalu banyak terjadi pendelegasian wewenang dan pekerjaan. Teknologi       Faktor teknologi yang dimaksudkan disini adalah terkait dengan cara bagaimana suatu pekerjaan dilakukan. Selain itu juga, faktor teknologi terkait dengan penggunaan alat-alat bantu dalam sebuah organisasi. Setiap organisasi memiliki paling tidak satu teknilogi untuk mengubah sumber daya finansial, SDM, dan sumber daya fisik menjadi produk dan jasa. Teknologi merajuk pada informasi, peralatan, teknik dan proses yang dibutuhkan untuk mengubah masukan menjadi keluaran dalam organisasi. Artinya, teknologi itu melihat pada bagaimana masukan diubah menjadi keluaran Lingkungan       Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga untuk menyesuaikan diri secara dinamis. Proses penyesuaian yang dilakukan oleh organisasi juga termasuk dalam penentuan struktur organisasinya. Lingkungan yang dinamis akan mendorong organisasi untuk selalu menyesuaikan struktur organisasi dengan tuntutan lingkungan yang senantiasa berubah. Sebaliknya, lingkungan yang cenderung statis tidak akan terlalu banyak mengubah struktur organisasi. E. Departementalisasi Departementalisasi adalah pengelompokan pekerjaan menjadi departemen aktivitas pekerjaan yang serupa secara logis berhubungan., oleh karena itu merupakan hasil keputusan manajer tentantg aktivitas tadi dibagi-bagi menjadi tugas atau secara jelasnya adalah Proses pengelompokkan dan penamaan bagian atau kelompok pekerjaan berdasarkan kriteria tertentu. Sebagai contoh, untuk bisnis restoran : pencatatan menu, pemberitahuan menu kepada bagian dapur, hingga pengiriman makanan dari bagian dapur kepada pelanggan di meja makan dapat dikelompokkan menjadi satu departemen tertentu, katakanlah bagian Pelayan  Ada beberapa cara dimana organisasi dapat mengelompokkan kegiatan-kegiatan yang bermacam-macam untuk dilaksanakan. Sekali lagi, proses penentuan cara bagaimana kegiatan-kegiatan dikelompokkan disebut departementalisasi atau departementasi 1. Departementalisasi Fungsional  Departementalisasi fungsional mengelompokkan fungsi-fungsi yang sama atau kegiatan-kegiatan sejenis untuk membentuk satu satuan organisasi. Semua individu- individu yang melaksanakan fungsi yang sama dikelompokkan bersama, seperti seluruh personalia ,penjualan, akuntansi, programmer computer, dan sebagainya.  Kebaikan pendekatan fungsional:  Kebaikan utama pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi, dan memungkinkan pengawasan manajemen puncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi.  Kelemahan struktur fungsional :  Bagaimanapun juga, pendekatan fungsional mempunyai berbagai kelemahan. Struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi,menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan ,memberikan tanggapan lebih lambat terhadap perubahan, hanya memusatkan pada kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif.  2. Departementalisasi Divisional  Banyak perusahaan besar, dengan banyak jenis produk, diorganisasikan menurut struktur organisasi divisional. Bila departementalisasi perusahaan menjadi terlalu kompleks dan tidak praktis bagi struktur fungsional, manajer perlu membentuk divisi- divisi semi otonomi, dimana setiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri.  Tidak seperti departemen fungsional, suatu divisi menyerupai perusahaan yang terpisah.kepala divisi terutama memusatkan perhatiannya bersaing dengan satuan-satuan lainnya dalam perusahaan yang sama. Tetapi suatu divisi bukan merupakan satuan bebas seperti halnya perusahaan terpisah. Dalam hal ini, seorang manajer divisi tidak dapat membuat keputusan-keputusan sebebas pemilik perusahaan terpisah, karena dia masih harus melaporkan kegiatannya kepada direktur pusat. Sebagai pedoman umum, wewenang kepala divisi terbatas bila keputusan-keputusannya akan mempengaruhi kegiatan-kegiatan divisi-divisi lain.  Kebaikan struktur divisional :  Organisasi atas dasar divisi mempunyai beberapa kebaikan. Karena semua kegiatan, ketrampilan dan keahlian yang diperlukan untuk memproduksi dan memasarkan produk dikelompokkan menjadi satu dibawah seorang kepala,keseluruhan pekerjaan dapat lebih mudah dikoordinasikan dan prestasi kerja yang tinggi dipelihara. Disamping itu, baik kualitas dan kecepatan pembuatan keputusan meningkat, karena keputusan- keputusan yang dibuat pada tingkat divisi dekat dengan kancah kegiatan. Kelemahan struktur divisional:  Bagaimanapun juga stuktur divisional mempunyai berbagai kelemahan. Kepentingan divisi mungkin ditempatkan di atas tujuan dan kebutuhan organisasi keseluruhan. Setiap divisi mempunyai para anggota staf dan spesialis sendiri, sehingga akan meningkatkan biaya administrasi dan terjadi duplikasi ketrampilan. Dapertemen fungsional memberikan kemungkinan kepada pegawai untuk saling tukar menukar informasi mengenai spesialisasi fungsional mereka dan meningkatkan kemampuan mereka sehingga perubahan pada semua product line yang melintasi dapertemen tertentu membutuhkan reorganisasi dari seluruh dapertement. Sebaliknya, divisional divisional menggunakan aliran kerja secara berekelompok pada puncak organisasi. Semakin komplek organisai, maka organisasi akan semakin bersifat divisional. (gibsons et al., 2009: 456), dengan demikian diperlukan beberapa elemen dalam struktur organisasi agar ia efektif seperti: 1.    Work specialization – spesialisasi merujuk pada pengelompokan tugas tertentu yang dilakukan satu individu. Bentuk spesialisasi yang paling dikenal adalah spesialisasi fungsional dimana pekerjaan dipecah-pecah menjadi tugas yang sederhana dan berulang. Spesialisasi fungsional ini dikanl sebagai pengendaian kerja. (division of labor ) 2.    Chaind of command - adapun Colquitt (2009:519) mengatakan bahwa, fungsi rantai komando agar ada kejelasan siapa melapor kepada siapa (who reports to whom ). Dalam organisasi saat ini, konsep rantai komando, wewenang, dan kesatuan komando tidak relvan lagi karna kemajuan teknologi informasi dan tren ke arah pemberdayaan pegawai. 3.    Span of control – Robbins (2009:557) berpendapat bahwa rentang kendali menetapkan jumlah bawahan yang dapat diatur dengan efektif oleh seorang manager. Adapun Mullens mendifinisikan bahwa rentang pengendalian tidak hanya meliputi pembagian bawahan secara formal, tetapi juga menentukan siapa yang mempunyai akses ke manager. Rentang kendali yang lebar menunjukan bahwa manager akan mempunyai banyak bawahan yang melapor padanya, sedangkan rentang kendali yang sempit menunjukan bahwa manager mempunyai sedikit bawahan. 4.    Centralization – Robbins (2009:558) berpendapat bahwa sentralisasi merujuk kepada tingkat kepuasan kerja dikonsentrasikan pada suatu titik tunggal dalam organisasi. 5.    Formalization – Colquitt (2009:524) mendefenisikan bahwa formalisasi merupakan pengaturan perancanaan dan standard yang digunakan untuk mengendalikan jasa dan produk dan jasa sebuah organisasi. Formalisasi merujuk pada tingkat sejauh mana pekerjaan di dalam organisasi itu di standardisasikan.  MACAM-MACAM BENTUK STRUKTUR ORGANISASI    1. Organisasi Lini Organisasi Garis / Lini adalah suatu bentuk organisasi dimana pelimpahan wewenang   langsung secara vertical dan sepenuhnya dari kepemimpinan terhadap bawahannya Bentuk lini juga disebut bentuk lurus atau bentuk jalur. Bentuk ini merupakan bentuk yang dianggap paling tua dan digunakan secara luas pada masa perkembangan industri pertama. Organisasi Lini ini diciptakan oleh Henry Fayol. 1.      Hubungan antara pimpinan & bawahan masih bersifat langsung melalui satu garis wewenang 2.      Selain top manajer , manajer dibawahnya hanya sebagai pelaksana 3.      Jumlah karyawan sedikit 4.      Sarana dan alatnya terbatas 5.      Bentuk lini pada perusahaan perseorangan, pemilik perusahaan adalah sebagai top manajer 6.      Organisasi kecil           Kebaikan dari struktur organisasi ini adalah :  1.   Atasan dan bawahan dihubungkan dengan satu garis komando. 2.   Rasa solidaritas dan spontanitas seluruh anggota organisasi besar  3.    Proses decesion making berjalan cepat  4.   Disiplin dan loyalitas tinggi  5.    Rasa saling pengertian antar anggota tinggi ·         Kelemahan dari struktur organisasi ini adalah : 1      Ada tendensi gaya kepernimpinan otokratis 2      Pengembangan kreatifitas karyawan terhambat 3      Tujuan top manajer sering tidak bisa dibedakan dengan tujuan organisasi 4      Karyawan tergantung pada satu orang dalam organisasi Gambar struktur organisasi Lini :         2.      Organisasi Lini dan Staf Organisasi Lini dan Staf adalah kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional. Pelimpahan wewenang dalam organisasi ini berlangsung secara vertikal dari seorang atasan pimpinan hingga pimpinan dibawahnya. Untuk membantu kelancaran dalam mengelola organisasi tersebut seorang pimpinan mendapat bantuan dari para staf dibawahnya. Tugas para staf disini adalah untuk membantu memberikan pemikiran nasehat atau saran-saran, data, informasi dan pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan suatu keputusan atau kebijaksanaan. Pada struktur organisasi ini Hubungan antara atasan dengan bawahan tidak secara langsung Ciri : 1      Hubungan atasan dan bawahan tidak seluruhnya secara langsung 2      Karyawan banyak 3             Organisasi besar  .Ada dua kelompok kerja dalam organisasi sehingga ditekankan adanya spesialisasi: 1.    Personel lini 2.   Personel staf ·         Kebaikan dari struktur organisasi ini adalah : 1     Ada pembagian tugas yang jelas 2     Kerjasama dan koordinasi dapat dilaksanakan dengan jelas 3     Pengembangan bakat segenap anggota organisasi terjamin 4    Staffing dilaksanakan sesuai prinsip the right man on the right place 5    Bentuk organisasi ini fleksibel untuk diterapkan ·         Kelemahan dari struktur organisasi ini adalah : 1      Tugas pokok orang-orang sering dinomorduakan 2      Proses decesion makin berliku-liku 3     Jika pertimbangan tidak terkontrol maka sering menimbulkan nepotism spoilsystem patronage 4      Persaingan tidak sehat antara pejabat yang satu dengan pejabat lainnya                                       Gambar struktur organisasi Lini dan Staf                    3.  Organisasi Fungsional Organisasi fungsional diciptakan oleh F.W.Taylor yaitu suatu bentuk organisasi di mana kekuasaan pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat yang memimpin satuan di bawahnya dalam satuan bidang pekerjaan tertentu. Struktur ini berawal dari konsep adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan yang jelas dan setiap atasan mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan, sepanjang ada hubunganya dengan fungsi atasan tersebut              Ciri : 1     Organisasi kecil 2      Di dalamnya terdapat kelompok-kelompok kerja staf ahli 3      Spesialisasi dalam pelaksanaan tugas 4      Target yang hendak dicapai jelas dan pasti 5      Pengawasan dilakukan secara ketat ·         Kebaikan dari struktur organisasi ini adalah : 1      Program tearah, jelas dan cepat 2      Anggaran, personalia, dan sarana tepat dan sesuai 3      Kenaikan pangkat pejabat fungsional cepat 4      Adanya pembagian tugas antara kerja pikiran dan fisik 5      Dapat dicapai tingkat spesialisasi yang baik 6      Solidaritas antar anggota yang tinggi 7      Moral serta disiplin keija yang tinggi 8      Koordinasi antara anggota berjalan dengan baik 9      Mempromosikan ketrampilan yang terspesialisasi 10  Mengurangi duplikasi penggunaan sumber daya yang terbatas 11  Memberikan kesempatan karir bagi para tenaga ahli spesialis ·         Kelemahan dari struktur organisasi ini adalah : 1      Pejabat fungsional bingung dalam mengikuti prosedur administrasi 2    Pangkat pejabat fungsional lebih tinggi dibandingkan kepala unit sehingga inspeksi sulit dilaksanakan 3      Insiatif perseorangan sangat dibatasi 4      Sulit untuk melakukan pertukaran tugas, karena terlalu menspesialisasikan diri dalam satu bidang tertentu 5     Menekankan pada rutinitas tugas - kurang memperhatikan aspek strategis jangka panjang 6      Menumbuhkan perspektif fungsional yang sempit 7      Mengurangi komunikasi dan koordinasi antar fungsi 8     Menumbuhkan ketergantungan antar-fungsi dan kadang membuat koordinasi dan kesesuaian jadwal kerja menjadi sulit dilakukan             Dan tipe fungsional ini relevan untuk situasi seperti berikut : 1.      Lingkungan stabil 2.      Tugas bersifat rutin dan tidak banyak perubahan terjadi 3.      Mengutamakan efisiensi dan kapabilitas fungsional                                          Gambar struktur organisasi Fungsional   4.  Organisasi Lini dan Fungsional Organisasi Lini dan Fungsional adalah organisasi yang masing-masing anggota mempunyai wewenang yang sama dan pimpinannya kolektif. Organisasi Komite lebih mengutamakan pimpinan, artinya dalam organisasi ini terdapat pimpinan “kolektif/ presidium/plural executive” dan komite ini bersifat managerial. Komite dapat juga bersifat formal atau informal,komite-komite itu dapat dibentuk sebagai suatu bagian dari struktur organisasi formal, dengan tugas-tugas dan wewenang yang dibagi-bagi secara khusus.       Ciri : 1      Tidak tampak adanya pembedaan tugas pokok dan bantuan 2      Spesialisasi secara praktis pada pejabat fungsional 3      Pembagian kerja dan wewenang tidak membedakan perbedaan tingkat eselon 4  Strukutur organisasi tidak begitu kompleks. Biasanya terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, ketua-ketua seksi, dan para perugas 5     Struktur organisasi secara relatif tidak permanea. Organisasi ini hanya dipakai sesuai kebutuhan atau kegiatan 6     Tugas pimpinan dilasanakan secara kolektif 7      Semua anggota pimpinan mempunyai hak, wewenang dan tanggung jawab yang sama 8      Para pelaksana dikelompokkan menurut tugas-tugas tertentu dalam bentuk satgas ·         Kebaikan dari struktur organisasi ini adalah : 1      Solodaritas tinggi 2      Disiplin tinggi 3      Produktifitas tinggi karena spesialisasi dilaksanakan maksimum 4      Pekerjaan-pekerjaan yang tidak rutin atau teknis tidak dikerjakan 5      Keputusan dapat diambil dengan baik dan tepat 6      Kecil kemungkinan penggunaan kekuasaan secara berlebihan dari pimpinan 7      Usaha kerjasama bawahan mudah digalang ·         Kelemahan dari struktur organisasi ini adalah: 1      Kurang fleksibel dan tour of duty 2      Spesialisasi memberikan kejenuhan 3      Proses pengambilan keputusan agak larnban karena harus dibicarakan terlebih dahulu dengan anggota organisasi 4      Kalau terjadi kemacetan kerja, tidak seorang pun yang mau bertanggung jawab melebihi yang lain 5      Para pelaksana sering bingung, karena perintah datangnya tidak dari satu orang saja 6      Kreativitas nampaknya sukar dikembangkan, karena perintah pelaksanaan didasarkan pada kolektivitas Organisasi panitia biasanya terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan beberapa seksi                                        Gambar struktur organisasi Lini dan Fungsional                      6.      Organisasi Komite Organisasi komite adalah bentuk organisasi di mana tugas kepemimpinan dan tugas             tertentu dilaksanakan secara kolektif oleh sekelompok pejabat, yang berupa komite ataudewan atau board dengan pluralistic manajemen Organisasi komite terdiri dari :           1      Executive Committe (Pimpinan komite)    Yaitu para anggotanya mempunayi wewenang lini          2      Staff Committee    Yaitu orang-orang yang hanya mempunyai wewenang staf ·         Kelebihan dari struktur organisasi ini adalah : 1      Pelaksanaan decision making berlangsung baik karena terjadi musyawarah dengan pemegang saham maupun dewan 2      Kepemimpinan yang bersifat otokratis sangat kecil 3      Dengan adanya tour of duty maka pengembangan karier terjamin ·         Kelemahan dari struktur organisasi ini adalah : 1      Proses decesion making sangat lamban 2      Biaya operasional rutin sangat tinggi 3      Kalau ada masalah sering kali terjadi penghindaran siapa yang bertanggung jawab BAB III PENUTUP A.     KESIMPULAN Berdasarkan pengertian dan teori mengenai struktur dan organisasi tersebut diatas, dapat disentesis bahwa struktur organisasi adalah pola hubungan antara pihak internal dan ekternal, suatu sistem formal dalam suatu organisasi dalam rangka penciptaan pengendalian kegiatan-kegiatan organisasi. Organisasi sebagai alat administrasi dan manajemen terlihat penting apabila diingat bahwa bergerak tidaknnya organisasi kearah pencapaiantujuan sangat tergantung atas kemampuan manusia dalam organisasi menggerakkan organisasi itu ke arah yang telah ditetapkan. DAFTAR PUSTAKA ·      Dr. Juliansyah noor, S.E.,M.M.PENELITIAN ILMU MANAJEMEN. Fajar Intar Pratama Mandiri. Jakarta 2013 ·      khaerul umam. MANAJEMEN ORGANISASI.cv.pustaka setia. Bandung 2012 ·      siswanto,M. Si. Drs agus sucipto, M.M. TEORI DAN PRILAKU ORGANISASI uin-malang pers. Malang.2008 ·      Drs. Manag fatah LANDASAN MANAJEMEN PENDIDIKAN. Pt. Remaja rosdakarya. Bandung 1996