Academia.eduAcademia.edu

LABORATORIUM UJI BAHAN: Job 1. Uji Penetrasi Aspal

Menentukan besarnya penetrasi aspal dan klasifikasi penetrasi sesuai dengan prosedur pengujian.

REFERENSI SNI 06-2456-1991, Standar Pengujian Penetrasi Aspal RSNI S-01-2003, Spesifikasi Aspal Berdasarkan Penetrasi Spesifikasi Umum Bina Marga Divisi VI Tahun 2010 TUJUAN Menentukan besarnya penetrasi aspal dan klasifikasi penetrasi sesuai dengan prosedur pengujian. DASAR TEORI Aspal menurut pengertian ASTM D-8-31 adalah bahan berwarna hitam/coklat tua, bersifat perekat, terutama terdiri dari bituman, di dapat dari alam atau dari proses pembuatan minyak bumi. Sedangkan menurut The Asphalt Institue aspal adalah suatu campuran hidrokarbon alami atau dari suatu proses pemanasan minyak bumi atau dari keduana bersifat non-logam, dapat berbentuk gas, cairan atau bahan setengah padat, dapat larut dalam karbondisulfida (CS2). Aspal berasal dari hasil proses penyulingan minyak bumi dengan destilasi bertingkat pada suhu ±290oC dimana sisa residulah yang dijadikan bahan aspal. Sisa residu minyak bumi ini dijadikan beberapa jenis aspal, yaitu : a. Blow aspal b. Aspal keras / aspal semen / aspal panas c. Aspal cair d. Aspal emulsi Sifat-sifat aspal dapat ditinjau dari : 1. Sifat kimia adalah menurut unsur-unsur yang terkandung dalam aspal. 2. Sifat physis adalah kepekatan/konsistensi, ketahanan derajat kekerasan,ketahanan terhadap pengaruh air. Penetrasi termasuk kedalam sifat physis yaitu kepekatan/konsistensi. Adapun hubungan nilai penetrasi aspal keras dalam pelaksanaan adalah terhadap : a. Lokasi penggunaan aspal (kondisi lingkungan) b. Kelas jalan. Secara garis besar penetrasi adalah masuknya jarum penetrasi kedalam permukaan aspal dalam waktu 5 detik dengan beban 100 gr pada temperatur 25o. Nilai penetrasi sangat ditentukan oleh suhu. Apabila akan dibuat suatu konstruksi yang lokasinya atau kondisi lingkungannya bersuhu tinggi maka sebaiknya digunakan aspal dengan nilai penetrasi yang rendah, karena aspal yang berpenetrasi rendah memiliki sifat yang tidak terpengaruh oleh suhu dan lebih kaku. Begitupun untuk lokasi yang memiliki volume lalu lintas yang tinggi, dikarenakan adanya gesekan as roda yang dapat meningkatkan suhu, begitupu sebaliknya. Sedangkan untuk lokasi dengan berat lalu lintas yang tinggi maka diizinkan untuk menggunakan aspal dengan penetrasi tinggi, ini dikarenakan agar menambah kekuatan pada lapisan perkerasan jalan. Aturan tentang penggunaan aspal dapat dilihat pada SNI 06-2456-91. Untuk mengetahui penetrasi dilakukan dengan cara mengukur kedalaman masuknya suatu jarum yang ukurannya tertentu dengan berat 100 gram, dalam waktu 5 detik. Angka kedalaman masuknya jarum itu diukur dari permukaan dinyatakan dengan angka satuan 1/100cm (0,1 mm). Jadi bila suatu aspal mempunyai angka penetrasi 100, berarti kedalaman masuknya jarus adalah 1 cm. Tabel persyaratan penetrasi aspal keras menurut RSNI S-01-2003 yaitu : Spesifikasi Umum Bina Marga Divisi VI Tahun 2010. PERALATAN DAN BAHAN Peralatan No Nama Peralatan Gambar Peralatan Keterangan 1. Penetrometer Alat untuk menguji nilai penetrasi aspal. 2. Cawan silinder Alat yang digunakan untuk mencetak aspal yang telah dipanaskan. 3. Wajan dan Kompor Alat yang digunakan untuk memaskan aspal. 4. Stopwatch Alat untuk mengukur waktu. 5. Cawan Kaca dan Besi penahan cawan Alat bantu sebagai tembap menyimpan aspal yang sudah dicetak. Bahan Aspal keras Larutan TCE (Trichloroethylene) Air Aquades Tisu PROSEDUR PENGUJIAN Persiapkan peralatan dan bahan yang akan dipergunakan. Panaskan aspal sehingga menjadi cair selama ± 30 menit dengan suhu 110oC. Tuangkan aspal yang sudah mencair kedalam cawan alumunium sebanyak bagian ( 5mm dari permukaan cawan). Biarkan ditempat yang datar sampai permukaan aspal tidak bergerak ± 1 – 1.5 jam dalam suhu ruang. Kemudian simpan kedalan ruang terkondisi untuk penstabilan suhu pada aspal yang akan di uji, dengan kondisi suhu yang harus pada aspal yaitu 25 0C Masukan cawan aluminium berisi aspal kedalam cawan kaca kemudian di isi dengan air aquades sampai terendam. Letakan diatas penetrometer. Turunkan jarum penetrasi sampai menyentuh permukaan aspal, dengan ketelitian penglihatan, setelah itu turunkan batang pengukur penetrasi, setelah turun dan menancap pada aspal. Baca angka awal yang ditunjukan oleh jarum pengukur pada alat pengukur penetrasi ( H1 ). Tekan tombol penetrator sambil menekan alat pengukur waktu dan lepaskan setelah 5 detik. Baca kembali angka yang ditunjukan oleh alat pengukur penetrasi (H2). Hitung angka pe netrasinya : H2– H1 Angkat jarum penetrasi dan bersihkan sisa aspal yang menempel pada ujung jarum dengan menggunakan tisu yang dibasahi dengan larutan TCE. Lakukan percobaan diatas minimal tiga kali percobaan agar data yang di dapat lebih teliti dan mencegah data yang nilai perbandingannya dengan data yang sebelumnya jauh, jarak penusukan satu dengan yang lainnya minimum 1 cm, kemudian rata-ratakan hasilnya. Batasan penyimpangan nilai penetrasi dari percobaan yang di lakukan kembali tidak melampaui ketentuan di bawah Hasil penetrasi 0 – 49 50 – 149 150 - 249 250 Toleransi 2 4 4 8 DATA DAN PERHITUNGAN Data (Lihat pada formulir Hasil Pengujian) Perhitungan Nilai penetrasi aspal rata – rata = (53,67+54,33) / 2 = 54 Karena nilai rata – rata 54 jadi aspal yang diuji memenuhi aspal jenis pen 40 berdasarkan RSNI S-01-2003. Jenis aspal pen 40 tidak dapat digunakan sebagai campuran beraspal panas berdasarkan Spesifikasi Umum Bina Marga Divisi VI Tahun 2010. KESIMPULAN Dari hasil pengujian penetrasi didapat rata-rata penetrasinya yaitu 54 dengan jenis pen 40, dan tidak dapat digunakan sebagai campuran beraspal panas berdasarkan Spesifikasi Umum Bina Marga Divisi VI Tahun 2010. PENETRASI BAHAN ASPAL/BITUMEN Contoh : Aspal Dikerjakan : Kelompok 1 Asal : Laboratorium Uji Bahan Diperiksa : Nursyafril, ST , SP1 Tanggal uji : 2 Maret 2015 Tanggal : 2 Maret 2015 NOMOR CONTOH I II III Penetrasi pada pengamatan ke 1 0.1 mm 51 55 43 Penetrasi pada pengamatan ke 2 0.1 mm 55 55 47 Penetrasi pada pengamatan ke 3 0.1 mm 55 53 45 Rata rata Penetrasi 0.1 mm 53,67 54,33 45 54 Catatan : Data kelompok 3 tidak digunakan. Pengamatan Penetrasi pada suhu 25o, dengan berat jarum+beban 100 gram, selama 5 detik. Diperiksa Dikerjakan Nursyafril , ST, SP1 Kelompok 1 KG-2A LAPORAN REKAYASA BETON JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung Subjek : Pengujian Aspal Topik : Uji Penetrasi Aspal No. Uji : 01 Halaman : elompok 1 KG-2A | 5