BAB I
PENDAHULUAN
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Dalam konteks pendidikan , guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik (Desmita, 2010).
Sebagaimana telah diketahui bahwa dalam kegiatan belajar mengajar banyak faktor yang memegang peran antara lain guru dan siswa sebagai pelakunya, proses belajar mengajarnya itu sendiri, fasilitas pendukung yang tersedia, lingkungan tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar tersebut dan lain sebagainya.
Namun dalam pengamatan serta pengalaman selama ini ternyata banyak sekali keluhan para guru yang mengajar salah satu mata pelajaran. Salah satu diantaranya adalah rendahnya kemampuan siswa dalam mempelajari mata pelajaran tersebut, di lain pihak guru pada umumnya masih kurang memperhatikan kemampuan siswa dan pembelajaran masih terpusat pada guru (teacher center) (Desmita, 2010).
Dari pendahuluan diatas materi yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
Pendekatan pembelajaran
Metode Pembelajaran
Teknik Pembelajaran
Model Pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
Pendekatan Pembelajaran
Membahas pembelajaran dalam dunia pendidikan tidak akan ada habisnya. Dalam kesempatan kali ini akan membahas pengertian pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran sendiri memiliki arti suatu sudut pandang tentang proses pembelajaran yang masih dalam arti umum yang didalamnya dapat mewadahi, menguatkan, memberikan inspirasi (Anwar, 2004).
Pendekatan dapat diartikan sebagai anutan pembelajaran yang mengarah kepada pengoptimalisasian pelibatan intelektual-emosional siswa dalam proses pembelajaran, dengan pelibatan fisik siswa apabila di perlukan (Dimyati, 2006).
Pendekatan pembelajaran berorientasi pada tujuan akhir yang akan dicapai, karena suatu pendekatan itu dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai contoh, apabila dalam tujuan pembelajaran tertera bahwa siswa dapat melakukan percobaaan maka guru harus merancang pembelajaran yang pada akhir pembelajaran tersebut siswa sudah dapat melakukan percobaan (Dimyati, 2006).
Dari dua pendapat di atas, maka pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu sudut pandang tentang proses pembelajaran sebagai anutan pembelajaran yang mengarah kepada pengoptimalisasian pelibatan intelektual-emosional siswa dalam proses pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran terbagi menjadi lima pendekatan, yaitu sebagai berikut :
Pendekatan Konsep
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konsep bearti siswa dibimbing memahami suatu bahasan melalui pemahaman konsep yang terkandung didalamnya. Contohnya, ketika seorang guru akan mengajarkan konsep bangun datar dengan menggunakan pendekatan konsep. Bearti melalui beberapa metode siswa diantarkan untuk memahami konsep bangun datar.
Pendekatan Lingkungan
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan bearti menagaitkan lingkungan dalam sutu proses belajar mengajar. Lingkungan digunakan sebagai sumber belajar. Untuk memahami materi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari sering.
Pendekatan Proses
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan proses adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan proses seperti mengamati, merencanakan, menafsirkan dan mengkomunikasikan. Pendekatan proses menuntut keterlibatan langsung siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Pendekatan Interaktif
Pendekatan ini memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan untuk kemudian melakukan penyelidikan yang berkaitan dengan pertanyaan yang mereka ajukan. Pertanyaan yang diajukan siswa sangat bervariasi sehingga guru perlu melakukan langkah0langkah mengumpulkan, memilih, dan mengubah pertanyaan tersebut menjadi suatu kegiatan yang spesifik.
Pendekatan Terpadu
Pendekatan ini merupakan pendekatanyang intinya memadukan dua unsur atau lebih dalam suatu kegiatan pembelajaran. Pemaduan dilakukan dengan menekankan pada prinsip keterkaitan anatar satu unsur dengan unsur yang lain, sehingga diharapkan terjadi peningkatan pemahaman yang lebih bermakna dan peningkatan wawasan karena satu pembelajaran melibatkan lebih dari satu cara pandang.
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam Strategi Pembelajaran. Newman dan Logan, mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:
Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.
Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.
Metode Pembelajaran
Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Mengajar adalah suatu usaha yang kompleks, sehingga sulit menentukan bagaimana sebenarnya mengajar yang baik. Metode pembelajaran adalah cara atau jalan yang ditempuh oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai (Winatapura, 2003).
Metode pembelajaran dapat diartikan cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumberdaya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri pembelajaran (Ginting, 2008).
Metode pembelajaran adalah teknik penyajian yang dikuasai oleh seorang guru untuk menyajikan materi pelajaran kepada murid di dalam kelas baik secara individual atau secara kelompok agar materi pelajaran dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh murid dengan baik (Ahmadi, 2005).
Jadi, metode pembelajaran adalah cara atau pola penyajian yang dikuasai oleh seorang pendidik untuk menyampaikan materi pembelajaran agar materi pembelajaran tersebut dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh anak didik dengan baik.
Kedudukan metode dalam pembelajaran mempunyai ruang lingkup sebagai cara dalam:
Pemberian dorongan, yaitu cara yang digunakan sumber belajar dalam rangka memberikan dorongan kepada warga belajar untuk terus mau belajar.
Pengungkap tumbuhnya minat belajar, yaitu cara dalam menumbuhkan rangsangan untuk tumbuhnya minat belajar warga belajar yang didasarkan pada kebutuhannya.
Penyampaian bahan belajar, yaitu cara yang digunakan sumber belajar dalam menyampaikan bahan dalam kegiatan pembelajaran.
Pencipta iklim belajar yang kondusif, yaitu cara untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi warga abelajar untuk belajar.
Tenaga untuk melahirkan kreativitas, yaitu cara untuk menumbuhkan kreativitas warga belajar sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Pendorong untuk penilaian diri dalam proses dan hasil belajar, yaitu cara untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran.
Pendorong dalam melengkapi kelemahan hasil belajar, cara untuk untuk mencari pemecahan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu.
Metode pembelajaran terbagi menjadi beberapa bagian yaitu sebagai berikut :
Metode Ceramah
Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini tidak senantiasa jelek bila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung dengan alat dan media, serta memperlihatkan batas-batas kemungkinan penggunannya.
Metode ini sering sekali dipakai oleh guru dalam menyampaikan pelajaran apabila menghadapi sejumlah siswa yang cukup banyak, namun perlu diperhatikan juga bahgwa metode ini akan berhasil baik apabila didukung oleh metode-metode yang lain, misalnya metode tanya jawab, latihan dan lain-lain.
Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat Two Way Traffic, sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab dan siswa bertanya guru menjawab.
Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung anatara guru dengan siswa. Metode tanya jawab dapat juga diartikan sebagai metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat dua arah sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa.
Metode Diskusi
Metdode diskusi adalah bertukar informasi, berpendapat, dan unsur-unsur pengalaman yang lebih jelas dan lebih cermat tentang permasalahan atau topik yang sedang dibahas. Dengan demikian metode diskusi adalah metode pembelajaran berbentuk tukar menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian yang sama, lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu untuk merampungkan keputusan bersama.
Oleh karena itu diskusi bukanlah debat, karena debat adalah perang mulut orang beradu argumentasi, beradu paham untuk memenangkan pahmnya sendiri. Dalam diskusi tiap orang di harapkan memberikan sumbangan pendapat sehingga seluruh kelompok kembali dengan pendapat yang dibina bersama.
Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif, sebab membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta yang benar. Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu.
Demonstrasi adalah metode mengajar yang cukup efektif sebab membantu para siswa untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu.
Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
Metode eksperimen merupakan metode mengajaryang sanagat efektif, sebab membantu para siswa untuk mancari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta yang benar.
Metode Latihan
Metode latihan adalah suatu teknik mengajar yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan latihan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari.
Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
Metode Karyawisata
Metode karyawisata adalah dimana siswa diajak mengunjungi tempat-tempat tertentu di luar sekolah. Tempat-tempat yang akan dikunjungi dan hal-hal yang perlu diamati telah direncanakan terlebih dahulu, dan setelah kegiatan siswa di minta membuat laporan.
Teknik Pembelajaran
Metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan taktik pembelajaran. Dengan demikian teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. (Senjaya 2008).
Misalnya, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula dengan penggunaan meode diskusi perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini guru pun berganti-ganti teknik meskipun dalam metode yang sama (Senjaya, 2008).
Taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya induvidual. Misalnya terdapat dua orang yang sama-sama menggunakan metode ceramah tetapi mungkin akan berbeda dalam taktik yang digunakannya (Senjaya, 2008)
Teknik dalam pembelajaran, merupakan penjelasan dan penjabaran suatu metode pembelajaran, maka sudah barang tentu bahwa kutipan definisi teknik tersebut di atas perlu dilengkapi dengan pijakan pada metode tertentu. Teknik dalam pembelajaran bersifat taktis, dan centderung bernuansa siasat (Sobry, 2010).
Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki rasa humor yang tinggi. Sementara yang satunya lagi kurang memiliki rasa humor tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekaligus juga seni (Senjaya 2008).
Dengan demikian maka dapat dipahami bahwa teknik dalam pembelajaran dapat didefinisikan sebagai cara seorang pendidik dalam menjelaskan dan menjelaskan suatu metode pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan pengajaran dengan cara yang paling praktis.
Berikut macam-macam teknik pembelajaran :
1. Teknik Diskusi
Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah, yang dimana di dalam teknik ini terjadi proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat juga semuanya aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar.
2. Teknik Kerja Kelompok
Teknik kerja kelompok adalah suatu cara mengajar, di mana siswa di dalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok. Mereka bekerja bersama dalam memecahkan masalah, atau melaksanakan tugas tertentu, dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan oleh guru.
3. Teknik Penemuan (Discovery) dan Simulasi
a. Teknik penemuan
Teknik penemuan merupakan proses dimana seorang siswa melakukan proses mental yang harus mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Yang dimaksud proses mental ialah mengamati, mencerna, mengerti menggolong-golongkan, membuat dugaan membuat kesimpulan dan lain sebagainya. Sedangkan prinsip ialah siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberiakan instruksi.
b. Teknik simulasi
Teknik simulasi merupakan cara mengajar dimana menggunakan tingkah laku seseorang untuk berlaku seperti orang yang dimaksudkan dengan tujuan agar orang dapat menghindari lebih mendalam tentang bagaimana orang itu merasa dan berbuat sesuatu dengan kata lain siswa memegang peranaan sebagai orang lain.
4. Teknik Inquiry
Teknik inquiry merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
5. Teknik eksperimen dan demonstrasi
a. Teknik Eksperimen
Teknik eksperimen merupakan salah satu cara mengajar dimana seorang siswa diajak untuk beruji coba atau mengadakan pengamatan kemudian hasil pengamatan itu disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh guru.
b. Teknik Demonstrasi
Teknik demonstrasi merupakan teknik mengajar dimana seorang instruktur atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses.
6. Teknik Karya Wisata
Teknik karya wisata merupakan tehnik mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa kesuatu tempat atau obyek tertentu diluar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu.
7. Teknik Ceramah
Teknik ceramah ialah cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan, yaitu dimana seorang guru menularkan pengetahuannya kepada siswa secara lisan atau ceramah.
Model Pembelajaran
Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk mempersentasikan sesuatu hal, sesuatu yang nyata dan dikonvensi untuk sebuah bentuk yang lebih komprehensip (Dimyati, 2006).
Dari istilah pengertian model tersebut dapat dimaksudkan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar (Dimyati, 2006).
Joyce dan Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran dikelas. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan (Desmita, 2010).
Dengan demikian maka dapat dipahami bahwa model pembelajaran adalah konsep pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Istilah model pembelajaran memiliki makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur. Model pembelajaran memiliki empat ciri, yaitu :
Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pengembangnya.
Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar
Tingkah laku mengajar yang di perlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil.
Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
Berdasarkan teori model pembelajaran terbagi kedalam beberapa bagian, yaitu:
Model interaksi sosial
Model ini didasari oleh teori belajar Gestalt. Model interaksi sosial menitik beratkan hubungan yang harmonis antara individu dengan masyarakat. Pokok pandang Gestalt adalah objek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasi.
Makna suatu objek atau peristiwa adalah terletak pada keseluruhan bentuk dan bukan bagian-bagiannya. Pembelajaran akan lebih bermakna bila materi diberikan secara utuh, bukan bagian-bagian. Aplikasi teoro Gestalt dalam pembelajaran adalah :
Pengalaman, dalam proses pembelajaran siswa hendaknya memiliki kemampuan pengalaman yaitu kemampuan mengenal ketertarikan unsur-unsur dalam sutu objek.
Pembelajaran yang bermakna, kebermaknaan unsur-unsur yang terkait dalam suatu objek akan menunjang pembentukan, pemahaman dalam proses pembelajaran. Materi yang dipelajari siswa hendaknya memiliki makna yang jelas baik bagi dirinya maupun bagi kehidupannya di masa yang akan datang.
Prilaku bertujuan, prilaku yang terarah pada suatu tujuan. Pembelajaran terjadi karena siswa memiliki harapan tertentu, sebab itu pembelajaran akan berhasil bila siswa mengetahui tujuan yang kan dicapai.
Prinsip ruang hidup, prilaku siswa terkait dengan lingkungan atau tempat dimana ia berada. Materi yang disampaikan hendaknya memiliki kaitan dengan situasi lingkungan dimana siswa berada.
Model interaksi sosial ini mencakup strategi pengembangan yaitu, kerja kelompok, bertujuan mengembangkan keterampilan berperan serta dalam proses bermasyarakat dengan cara mengembangkan hubungan interpersonal dalam bidang akademik.
Pertemuan kelas, bertujuan mengembangkan pemahaman mengenal diri sendiiri dan rasa tanggung jawab, baik terhadap diri sendiri maupun kelompok. Pemecahan masalah sosial, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah-masalah sosial dengan cara berpikir logis.
Model pemrosesan informasi
Model ini berdasarkan teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi pada kemampuan siswa memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannnya. Pemrosesan informasi merujuk pada cara mengumpulkan atau menerima stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep dan menggunakan simbol verbal dan visual.
Teori pemrosesan informasi/kognitif dipelopori oleh Robert Gagne (1985). Asumsinya adalah pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil komulatif dari pembelajaran.
Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian diolah sehingga menghasilkan output dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi antara kondisi internal (keadaan individu, proses kognitif) dan kondisi – kondisi eksternal (rangsangan dari lingkungan) dan interaksi antar keduanya akan menghasilkan hasil belajar.
Model personal
Model ini bertitik tolak dari teori Humanistik yaitu berorientasi terhadap pengembangan diri individu.Perhatian utamanya pada emosional siswa untuk mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya. Model ini menjadikan pribadi siswa yang mampu membentuk hubungan yang harmonis serta mampu memproses informasi secara efektif.
Menurut teori ini, guru harus berupaya menciptakan kondisi kelas yang kondusif , agar siswa merasa bebas dalam belajar dan mengembangkan dirinya, baik emosional maupun intelektual. Teori humanistik timbul sebagai gerakan memanusiakan manusia. Pada teori humanistik ini, pendidik seharusnya berperan sebagai pendorong, bukan menahan sensitifitas siswa terhadap perasaannya.
Implikasi teori humanistik dalam pendidikan adalah sebagai berikut
.Bertingkah laku dan belajar adalah hasil pengamatan.
Tingkah laku yang ada , dapat dilaksanakan sekarang (learning to do).
Semua individu memiliki dorongan dasar terhadap aktualisasi diri.
Sebagian besar tingkah laku individu adalah hasil dari konsepsinya sendiri.
Mengajar adalah bukan hal penting , tapi belajar siswa adalah sangat penting (learn how to learn).
Mengajar adalah membantu individu untuk mengembangkan suatu hubungan yang produktif dengan lingkungannya dan memandang dirinya sebagai pribadi yang cakap;
Model pembelajaran personal ini meliputi strategi pembelajaran yaitu, Pembelajaran non-direktif, bertujuan untuk membentuk kemampuan dan perkembangan pribadi (kesadaran diri, pemahaman dan konsep diri). Latihan kesadaran, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan interpersonal atau kepedulian siswa. Sintetik untuk mengembangkan kreatifitas pribadi dan memecahkan masalah secara kreatif. Sistem konseptual, untuk meningkatkan kompleksitas dasar pribadi yang luwes.
Model modifikasi tingkah laku (behaviioral)
Model ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik yaitu bertujuan mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan membentuk tingkah laku dengan cara memanipulasi penguatan (reinforcement).
Model ini lebih menekankan pada aspek perubahan perilaku psikologis dan perilaku yang tidak dapat diamati. Karakteristik model ini adalah dalam hal penjabaran tugas-tugas yang harus dipelajari siswa lebih efisien dan berurutan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
14