TUGAS MANDIRI
PEMAHAMAN KRITIK SENI DAN APLIKASI DESKRIPSI, ANALISA UNSUR SENI DAN INTERPRESTASI KARYA SENI RUPA ANAK
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Seni Rupa
Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar (PGSD)
Semester 5
Dosen Pengampuh Agunng Sutrisno, S.Ag., MM.
Oleh
YENI JUNIYANTI
(131020045)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
NAHDATUL ULAMA
INDRAMAYU
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan malakah ini. Dan juga kami berterima kasih pada pak Agunng selaku Dosen Mata Pelajaran Pendidikan Seni Rupa yang telah memberikan tugas ini kepada kami semua.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai kritik seni dan Unsur-unsur seni rupa. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan. Untuk itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II KAJIAN TEORETIS 3
BAB III PEMBAHASAN
Kritik Seni Rupa 6
Ruang Lingkup Kritik Seni Rupa 6
Jenis Kritik Karya Seni Rupa 8
Pengertian Seni Rupa 9
Macam-macam Seni Rupa 10
Konsep Pendidikan Seni Rupa Sekolah Dasar 12
Metode Pembelajaran Seni Rupa Sekolah Dasar 14
Model Pembelajaran Seni Rupa Sekolah Dasar 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 17
B. Saran 17
DAFTAR PUSTAKA 18
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sekolah Dasar tidak lagi sekadar berfungsi sebagai sarana sosialisasi dan memberikan keterampilan “baca, tulis, hitung” dan setumpuk pengetahuan yang telah dipelajarinya. Namun, diharapkan agar keseluruhan keterampilan ini harus bermakna bagi anak. Keterampilan tersebut dapat dijadikan alat untuk memecahkan permasalahan- permasalahan dalam kehidupan anak pada saat ini dan masa mendatang.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan, sangat penting dalam proses pembelajaran. Program di sekolah dilaksanakan secara teratur dan sistematis, dengan sarana dan prasarana yang memadai serta peran guru sebagai pembimbing akan menghasilkan pemahaman yang cepat bagi siswa. Meskipun, dalam kenyataannya, banyak sarana dan prasarana yang masih kurang memadai terutama di Sekolah Dasar. Keberhasilan tentunya juga sangat ditentukan oleh berbagai faktor salah satunya harus ada keterkaitan antar komponen pembelajaran yaitu: tujuan, metode, media, materi, dan evaluasi pembelajaran.
Pembelajaran teori seni rupa berfokus pada pembinaan aspek kognitif (pengetahuan) kesenirupaan yang bertujuan memberikan pemahaman kepada siswa tentang berbagai aspek dari seni rupa meliputi pengertian dan jenis-jenis karya seni rupa; teknis penciptaan berbagai jenis karya seni rupa yang menyangkut pengetahuan tentang bahan, alat dan prosedur kerja; aspek kesejarahan yang membahas mengenai perkembangan seni rupa dari masa ke masa termasuk corak karya, faktor yang mempengaruhi, dan riwayat hidup seniman. Tentunya, tingkatan pemahaman pengetahuan ini bersifat berjenjang dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, masalah yang ingin kemukakan sebagai berikut:
Bagaimana kritik seni rupa?
Bagaimana proses pembelajaran Seni di Sekolah Dasar?
Bagaimana konsep pembelajaran seni rupa di Sekolah Dasar?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui perkembangan pendidikan seni di Sekolah Dasar.
Untuk mengetahui tujuan pembelajaran seni rupa di Sekolah Dasar.
Untuk mengetahui dan menjelaskan konsep pembelajaran dalam pendidikan seni rupa di Sekolah Dasar.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
Seni rupa merupakan hasil interpretasi dan tanggapan pengalaman manusia dalam bentuk visual dan rabaan. Seni rupa berperanan dalam memenuhi tujuan-tujuan tertentu dalam kehidupan manusia maupun semata-mata memenuhi kebutuhan estetik. Karya seni rupa dapat menimbulkan berbagai kesan (indah, unik, atau kegetiran) serta memiliki kemampuan untuk membangkitkan pikiran dan perasaan. Dengan memahami makna tentang bentuk-bentuk seni rupa, akan diperoleh rasa kepuasan dan kesenangan.
Seni rupa dapat dibedakan menjadi seni rupa murni, seni kriya, dan desain. Jenis-jenis seni rupa ini menunjukkan proses pembuatan dan bentuk karya yang dihasilkan, serta nama pembuatnya, yaitu seniman, kriyawan, dan desainer. Seni murni menekankan pada ungkapan pikiran dan perasaan, meliputi seni lukis, seni patung, dan seni grafis. Seni kriya menekankan pada keterampilan teknik pembuatan karya, dengan hasil berupa karya kriya fungsional dan nonfungsional. Seni kriya menggunakan berbagai teknik dan media tertentu, misalnya kriya kayu, kriya logam, dan kriya tekstil. Desain menunjukkan proses pembuatan karya yang maksud dan tujuannya telah ditentukan lebih dahulu. Karya desain merupakan rancangan gambar, benda, atau lingkungan yang didasarkan pada persyaratan-persyaratan tertentu. Seniman atau kriawan dapat bekerja secara mandiri, sedangkan desainer bekerja untuk keperluan klien.
Pembelajaran seni rupa di sekolah mengembangkan kemampuan siswa dalam berkarya seni yang bersifat visual dan rabaan. Pembelajaran seni rupa memberikan kemampuan bagi siswa untuk memahami dan memperoleh kepuasan dalam menanggapi karya seni rupa ciptaan siswa sendiri maupun karya seni rupa ciptaan orang lain.
Melalui pengalaman berkarya, siswa memperoleh pemahaman tentang berbagai penggunaan media, baik media untuk seni rupa dwimatra maupun seni rupa trimatra. Dalam berkarya seni rupa, siswa belajar menggunakan berbagai teknik tradisional dan modern untuk mengeksploitasi sifat-sifat dan potensi estetik media. Melalui seni rupa, siswa belajar berkomunikasi melalui gambar dan bentuk, serta mengembangkan rasa kebanggaan dalam menciptakan ungkapan pikiran dan perasaannya.
Dalam pembelajaran seni rupa, peranan seni murni, kriya, maupun desain bersifat saling melengkapi dan saling berkaitan. Pembelajaran seni rupa dapat dilakukan dengan pendekatan studio, misalnya studio seni lukis, seni patung, seni grafis, dan kriya. Pembelajaran seni rupa dapat juga dipisahkan menjadi kegiatan pembelajaran seni rupa murni, kriya, dan desain.
Materi pokok seni rupa meliputi aspek apresiasi seni, berkarya seni, kritik seni, dan penyajian seni. Apresiasi seni rupa berarti mengenal, memahami, dan memberikan penghargaan atau tanggapan estetis (respons estetis) terhadap karya seni rupa. Materi apresiasi seni pada dasarnya adalah pengenalan tentang konsep atau makna, bentuk, dan fungsi seni rupa. Materi pelajaran seni pada pendidikan Dasar dan Menengah meliputi pengenalan terhadap budaya lokal, budaya daerah lain, dan budaya mancanegara, baik yang bercorak primitif, tradisional, klasik, moderen, maupun kontemporer. Selain pengenalan bentuk-bentuk seni rupa, materi apresiasi juga meliputi pengenalan tentang latar belakang sosial, budaya, dan sejarah di mana karya seni rupa dihasilkan serta makna-makna dan nilai-nilai pada seni rupa tersebut.
Pembahasan konsep seni rupa meliputi struktur bentuk dan ungkapan (ekspresi) dalam seni murni dan hubungan bentuk, fungsi, dan elemen estetik dalam seni rupa terapan. Pembahasan tentang media seni rupa meliptui ciri-ciri media, proses, dan teknik pembuatan karya seni rupa. Selain itu, apresiasi seni juga perlu memberikan pemahaman hubungan antara seni rupa dengan bentuk-bentuk seni yang lain, bidang-bidang studi yang lain, serta keberadaan seni rupa, kerajinan, dan desain sebagai bidang profesi.
Berkarya seni rupa pada dasarnya adalah proses membentuk gagasan dan mengolah media seni rupa untuk mewujudkan bentuk-bentuk atau gambaran-gambaran yang baru. Untuk membentuk gagasan, siswa perlu dilibatkan dalam berbagai pendekatan seperti menggambar, mengobservasi, mencatat, membuat sketsa, bereskperimen, dan menyelidiki gambar-gambar atau bentuk-bentuk lainnya. Selain itu, siswa juga perlu dilibatkan dalam proses pengamatan terhadap masalah pribadi, realitas sosial, tema-tema universal, fantasi, dan imajinasi.
BAB III
PEMBAHASAN
Kritik Seni Rupa
Secara umum dapatk diartikan, kritik seni merupakan penyampaian pendapat tentang karya seni.Kritik seni menguraikan persoalan-persoalan seni dalam kaitannya dengan korelasi antara seniman, karya seni dan publik seni.
Sejalan dengan perkembangan pemikiran dan kebutuhan masyarakat terhadap dunia seni, kegiatan kritik lalu berkembang memenuhi berbagai fungsi sosial lainnya. Kritik karya seni tidak hanya meningkatkan kualitas pemahaman dan apresiasi terhadap sebuah karya seni, tetapi juga dipergunakan sebagai standar untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil berkarya seni.
Ruang Lingkup kritik seni rupa
Kritik seni kecuali berobjek pada karya seni bisa juga berobjek pada tulisan tentang karya seni dan seninya sendiri, kritikus dapat membuat penilaian, mempertimbangkan atau penghakiman harus didasari pada kriteria atau tolak ukur tertentu. Dalam kriteria yang intrinsik, yaitu kriteria yang berhubungan dengan nilai estetik karya seni rupa yang inheren pada sasaran (objek) kritik, kriterianya telah melekat pada intraestetik yang terkandung di dalam karya seni. Akan tetapi tidak semua karya seni bersifat otonomi kedudukannya dalam kehidupan manusia, karena tidak semata-mata “seni untuk seni” maka disamping kriteria intrinsik ada pula kriteria ekstrinsik atau ekstraintrinsik yang mengacu pada bidang kehidupan di luar seni, antara lain bidang agama, politik, bisnis, etika, kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya.
Semula kritik seni dibangun dari konsep filsafat metafisis, dari sisni timbul bermacam-macam kritik yang bersifat dogmatis.Akan tetapi belakangan ini, tampaknya pendekatan secara empiris lebih diterima dan dipraktikkan secara luas.Pendekatan yang terakhir memandang karya seni sebagai basis pengajuan hipotesis dalam menafsirkan nilai seni. Konsep yang menempatkan pentingnya unsur pembuktian dalam proses penelitian nilai seni sangat diutamakan oleh kritikus. Namun demikian keberadaan seni masih diperdebatkan.Ada yang berpendirian bahwa kritik seharusnya merupakan aktivitas evaluasi, karya seni adalah objek atau sasaran pengalaman estetik, kritik tidak perlu sampai pada kesimpulan nilai penghakiman karena dengan deskripsi atau pembahasan yang lengkap sudah mencukupi untuk menangkap makna estetis (Dewey, 1971).
Pendirian lain menganggap kritik sebagai usaha pemahaman dan penikmatan karya seni. Kritik sebagai kajian atau penelitian secara rinci dan apresiatif dengan analisis yang logis dan argumentatif untuk menafsirkan karya seni sebagai aktivitas evaluasi kritik harus sampai pada pernyataan nilai baik, ahkan samapai pada penentuan kedudukan karya seni dalam konteks karya yang sejenis (Feldman, 1981).
Sementara dikatakan pula bahwa aktivitas kritik sebagai seni tersendiri artinya seorang kritikus juga seorang seniman, kritikus adalah seorang individu kreatif yang mengungkapkan makna seni.Maka dari itu dalam kritik seni ada tiga ansumsi penting, bahwa dalam kritik sebagai apresiasi seni, kritik sebagai aktivitas penghakiman, kritik sebgai seni tersendiri. Meskipun prinsip kritik seni biasanya kurang terpuji akan tetapi menurut kenyataannya orang membutuhkan prinsip dasar untuk memperkuat dan memperkokoh penilaian seni sampai pada kesimpulan penilaian yang baik, lebih baik, dan yang terbaik.
Kiranya telah disadari sejak awal bahwa kritik seni adalah memahami dan menikmati karya seni, maka kritikus akan mendasarkan kritiknya terpusat pada objek atau sasaran kritik yakni karya seni itu sendiri. Sementara faktor lain yaitu faktor eksternal seperti bakat seni, reputasi biografis, kontekssosial budaya, dan faktor-faktor lain di luar karya seni itu dipakai sebagai material yang harus dikonfirmasikan atau disesuaikan dengan hasil pengamatan terhadap karya seni.
Jenis Kritik Karya Seni Rupa
Kritik karya seni memiliki perbedaan tujuan dan kualitas.Karena perbedaan tersebut, maka dapat kita jumpai empat jenis kritik karya seni rupa berdasarkan pendekatannya seperti yang disampaikan oleh Feldman (1967) yaitu kritik populer (popular criticism), kritik jurnalistik (journalistic criticism), kritik keilmuan (scholarly criticism).dan kritik pendidikan (pedagogical criticism). Pemahaman terhadap keempat tipe kritik seni tersebut dapat mengantar nalar kita untuk menentukan pola pikir dalam melakukan kritik seni. Setiap tipe mempunyai ciri (kriteria), media (alat: bahasa), cara (metoda), sudut pandang, sasaran, dan materi yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.
Keempat kritik tersebut memiliki fungsi yang menekankan pada masing-masing keperluannya
Kritik pendidikan : Kritik pendidikan bertujuan mengangkat atau meningkatkan kepekaan artistik serta estetika subjek belajar seni. Jenis kritik pendidikan umumnya digunakan di lembaga-lembaga pendidikan seni terutama untuk meningkatkan kualitas karya seni yang dihasilkan peserta didiknya.Kritik jenis ini termasuk yang banyak digunakan oleh guru di sekolah umum dalam penyelenggaraan mata pelajaran pendidikan seni.
Kritik keilmuan : Kritik keilmuan bersifat akademis dengan wawasan pengetahuan, kemampuan dan kepekaan kritikus yang tinggi untuk menilai/menanggapi sebuah karya seni. Kritik jenis keilmuan ini umumnya disampaikan oleh seorang kritikus yang sudah teruji kepakarannya dalam bidang seni, atau kegiatan kritik yang disampaikan mengikuti kaidah-kaidah atau metodologi kritik secara akademis.Hasil tanggapan melalui kritik keilmuan ini seringkali dijadikan referansi bagi para kolektor atau kurator institusi seni seperti museum, galeri dan balai lelang.
Kritik populer : Kritik seni populer ditujukan untuk konsumsi massa/umum. Tanggapan yang disampaikan melalui kritik jenis populer ini biasanya bersifat umum saja lebih kepada pengenalan atau publikasi sebuah karya. Umumnya digunakan gaya bahasa dan istilah-istilah sederhana yang mudah dipahami oleh orang awam.
Kritik jurnalistik : Jenis kritik jurnalistik seni yang hasil tanggapan atau penilaiannya disampaikan secara terbuka kepada publik melalui media massa khususnya surat kabar. Kritik jenis jurnalistik ini biasanya sangat cepat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kualitas dari sebuah karya seni, tertama karena hasil tanggapannya (kritiknya) disampaikan melalui media massa.
Selain jenis kritik yang disampaikan oleh Feldman, berdasarkan titik tolak atau landasan yang digunakan, dikenal pula beberapa bentuk kritik yaitu:
Kritik Formalistik
Kritik Ekspresivistik
Kritik Instrumentalistik
Pengertian Seni Rupa
Seni rupa adalah ungkapan gagasan atau perasaan estetis dan bermakna yang diwujudkan melalui media titik, garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, dan gelap terang yang ditata dengan prinsip-prinsip tertentu.
Seni rupa yang sering kalian lihat di kehidupan sehari-hari itu, dibagi dua menurut kegunaannya. Yakni seni rupa murni dan seni rupa terapan. Disebut seni rupa murni karena karya seni ini mengutamakan fungsi keindahan atau hanya untuk dinikmati nilai atau mutu seninya dengan indera penglihatan.
Sedangkan seni rupa terapan merupakan karya seni rupa yang mengutamakan fungsi pakainya selain juga dinikmati mutu seninya. Seni rupa terapan dapat dibedakan menjadi dua, yakni seni kriya/kerajinan tangan seperti ukiran, anyaman, keramik, topeng, serta batik, dan desain seperti ragam hias, produk, interior, eksterior.
Berdasarkan wujud atau dimensinya, karya seni rupa dapat dibedakan menjadi dua, yakni karya seni rupa dua dimensi dan karya seni rupa tiga dimensi. Disebut karya seni rupa dua dimensi (dwimatra) karena wujud karyanya berupa bidang atau memiliki ukuran panjang dan lebar saja. Sehingga, karya seni rupa dua dimensi hanya dapat dilihat dari satu sisi. Contoh karya seni rupa dua dimensi adalah gambar atau lukisan. Sedangkan karya seni rupa tiga dimensi (trimatra) wujud karyanya memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi, atau memiliki ruang (volume). Karya seni rupa tiga dimensi dapat dinikmati dari berbagai sisi.
Perkembangan keilmuan seni rupa dalam beberapa tahun terakhir mengalami perluasan kea rah wahana besar yang kita kenal sebagai sebagai budaya rupa (visual culture). Lingkup sesungguhnya tidak hanya cabang-cabang seni rupa yang kita kenal saja, seperti lukis, patung, keramik, grafis dan kriya, tetapi juga meliputi kegiatan luas dunia desain dan kriya (kerjainan) multimedia, fotografi.
Seni rupa dalam Bahasa Inggris adalah fine art. Namun sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik kepada pengertian seni rupa untuk kemudian menggabungkannya dengan desain dan kriya ke dalam bahasa visual arts.
Bidang seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu seni rupa murni, kriya dan desain. Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan eksresi pribadi, sementara kriya dan desain lebih menitikberatkan fungsi dan kemudahan produksi.
Macam-Macam Seni Rupa
Seni Lukis
Karya seni dua demensi yang bisa mengungkapkan pengalaman atau perasaan si pencipta. Pelukis yang sedang sedih akan tercipta karya yang bersifat susah, sedangkan pelukis yang sedang gembira akan tercipta karya yang riang. Karya tersebut terlihat pada goresan, garis-garis danpewarnaan.
Seni Illustrasi
Kata Illustrasi berasal dari Bahasa Inggris (Illustrare) artinya menghias, menerangkan atau menjelaskan dengan gambar. Contoh : gambar illustarsi pada buku Biologi, fisika, inggris, dll.
Seni Reklame
Reklame berasal dari Bahasa Latin (Re dan Clamo) artinya berteriak berulang-ulang. Tujuannya untuk mempengaruhi, mengajak, menghimbau orang lain. Contoh : iklan, spanduk, poster, dll.
Seni Grafik (mencetak)
Suatu karya yang dihasilkan melalui cetak-mencetak dari klise. Contoh : sablon, klise photo.
Seni Patung
Karya seni tiga demensi yang bisa mengungkapkan pengalaman atau perasaan si pencipta.
Seni Bangun (arsitektur)
Karya seni tiga demensi yang mempunyai nila estetik. Contoh : rumah, monument, jembatan. Dll
Seni Dekorasi
Karya seni yang bertujuan menghias suatu ruangan agar lebih indah. Contoh : Interior (dalam ruang : kamar, ruang pertemuan, panggung, dll) Eksterior (luar ruang : taman, kebun)
Seni Ukir (pahat)
Karya seni terapan dua demensi yang cara pembuatannya dengan cara di ukir. Contoh: kursi ukir. Ukir gaya Jepara, gaya Bali, Gaya Yogyakrta, gaya Cirebon, gaya Surakarta, dll.
Seni Kerajinan
Karya seni terapan yang biasanya untuk hiasan dan cenderamata. Contoh : kipas, gelang, cincin.
Seni Mode
Karya ini merupakan seni tata busana/pakaian.
Seni Fotografi (Potret)
Fotografi merupakan media yang digunakan untuk mengabadikan suatu moment penting. Dengan media fotografi segala peristiwa dan pengalaman bisa kita pelajari untuk masa depan yang lebih baik lagi.
Konsep Pendidikan Seni Rupa Sekolah Dasar
Pendidikan Seni Rupa sesungguhnya merupakan istilah yang relatif baru digunakan dalam dunia persekolahan. Pada mulanya digunakan istilah menggambar. Penggunaan istilah pengajaran menggambar ini berlangsung cukup lama hingga kemudian diganti dengan istilah Pendidikan Seni rupa. Materi pelajaran yang diberikan tidak hanya menggambar tetapi juga beragam bidang seni rupa yang lain seperti mematung, mencetak, menempel dan juga apresiasi seni. Tujuan pengajaran menggambar di sekolah adalah untuk menjadikan anak pintar menggambar melalui latihan koordinasi mata dan tangan.
Pendidikan seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktifitas permainan, melalui permainan kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Pendidikan Seni Rupa adalah mengembangkan keterampilan menggambar, menanamkan kesadaran budaya lokal, mengembangkan kemampuan apreasiasi seni rupa, menyediakan kesempatan mengaktualisasikan diri, mengembangkan penguasaan disiplin ilmu Seni Rupa, dan mempromosikan gagasan multikultural.
Jenis karya seni rupa antara lain :
Menggambar/Melukis
Kegiatan menggambar/melukis di SD dapat diterapkan dalam berbagai cara dari mulai pembuatan shet,pengembangan shet,menjadikan karya karya lukis atau gambar , menggambar dengan skema,memindahkan gambar denagan bantuan kisi-kisi,dan menggambar ekspresi dengan cara memberikan gambaran kepada siswa bagaimana seorang maestro menggarap karya mereka dari awal sampai akhir.
Membentuk
Teknik membentuk sangat beraneka ragam,diantaranya :
Disambungkan Membutsir
Membutsir adalah membuat karya tiga dimensi dari bahan yang lunak dengan cara diremas-remas dengan tangan pada saat tanah masih dalam keadaan lembek.Bahan yang biasa digunakan adalah tanah dan plastisin.Selain membutsir dengan tangan yang diremas-remaskan tetapi sering juga menggunakan alat yang disebut sudip.
Memahat
Membentuk dengan jalan membuang bahan yang tidak dipergunakan dengan cara memahat.Setiap bahan ada peringkat pahat yang khusus .Media yang dapat dipakai antara lain kayu,batu es,dsb.Karya yang dibuat dari bahan yang disambung-sambung.
Cor (Menuang)
Proses menuang menggunakan bahan cair yang dituangkan pada alat acuan yang berbentuk cetakan.Setelah menjadi keras dikeluarkan dari acuan/cetakan.Bahan cair ini dibuat dari semen,plastic ,karet dan gips.
Merakit
Membuat karya dengan cara menyambung-nyambung beberapa bagian atau potongan bahan. Caranya disebut merakit,hasilnya disebut rakitan.Potongan bahan disambungkan dengan cara dilas, dipatri, disekrup atau dengan cara yang lain.
Mencetak
Mencetak adalah proses memperbanyak suatu gambar atau naskah dengan menggunakan teknik tertentu diantaranya cetak datar,cetak tinggi,cetak dalam,cetak saring,cetak copy,dan cetak dengan pintu out.
3M (Menggunting, Menempel, Melipat)
Karya rupa 3M ini merupakan proses manipulasi lembaran kertas menjadi suatu bentuk tiga dimensi.Di Jepang teknik seperti ini disebut teknik origami.
Metode Pembelajaran Seni Rupa di Sekolah Dasar
Strategi Penataan
Strategi penataan berkaitan dengan rancangan menata urutan materi pembelajaran dari yang mudah ke yang sulit, dari konkrit ke abstrak.
Strategi penyampaian
Strategi penyampaian berkaitan dengan media pembelajaran atau alat bantu pembelajaran untuk menyampaikan materi yang telah dikemas.
Stategi pengelolaan
Strategi pengelolaan berkaitan dengan kegiatan pengelolaan kelas selama pembelajaran dilaksanakan.
Model Pembelajaran Seni Rupa di Sekolah Dasar
Model Terkait
Model terkait adalah model pembelajaran terpadu yang paling sederhana karena menekankan pada hubungan secara eksplisit tentang konsep atau prinsip,atau pokok bahasan atau ketrampilan atau tugas,atau sikap dalam suatu bidang studi.Pada pembelajaran SR-KT terpadu keterkaitan dalam substansial material seni.Model terkait dalam SR-KT terpadu dapat dimodifikasikan berdasarkan jenis matra substansial seni.Urutan keterkaitan dan besr bobot materi masing-masing substansial materi yang terkait.
Keunggulan Model Terkait :
Paling sederhana sehingga paling mudah di rancang dan dilaksanakan
Terjadi interalisasi karena adanya pengembangan konsep-konsep inti secara terus-menerus
Memudahkan proses transfer gagasan-gagasan dalam pemecahan masalah.
Siswa lebih mudah dalam mendapatkan gambaran-gambaran mengenai suatu ketrampilan tertentu.
Kelemahan Model Terkait :
Model terkait pada intinya adalah mengaitkan antara prinsip,konsep ketrampilan dan tugas atau sikap pada suatu bidang kajian tertentu.Hal ini menyebabkan SR-KT tetap terpisah dan keterpaduan tidak Nampak walaupun hubungan telah dirancang secara eksplisit dalam suatu disiplin mata kajian.
Fokus pembelajaran masih bersifat sempit karena usaha-usaha untuk memadukan gagasan-gagasan dalam suatu bidang studi dapat membatasi usaha mengembangkan hubungan yang lebih menyeluruh dengan bidang studi lain.
Model Terjala
Merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Model ini menekankan hubungan antara dua atau lebih mata pelajaran melalui tema. Pada pembelajaran senirupa terpadu, model terjala ini dapat memadukan secara intra bidang studi (seni music, tari) dan inter bidang studi (senirupa, music, tari, matematika, ips, ipa dll).
Keunggulan :
Melalui pendekatan tematik, pembelajaran terpadu model ini memiliki kekuaatn komprehensif yang tinggi.
Membangun motivasi siswa melalui kegiatan pemilihan dan pengembangan tema
Meningkatkan kemampuan wawasan guru tentang suatu konsep secara komprehensif
Kelemahan:
Membutuhkan waktu yang lama dalam merancang pembelajaran
Ketrampilan seni rupa yang diperoleh siswa kurang optimal
Guru memerlukan kemampuan mengevaluasi proses dan produk pembelajaran agar perncanaan dan pelaksanaan pembalajaran dapat tercapai secara optimal
Model Terpadu
Model terpadu merupakan pembelahjaran terpadu yang menggunakan tema yang diangkat dari adanya tumpang tindih tentang konsep ketrampilan dan sikap dalam kurikulum yang berlaku dari berbagai mata pelajaran atau mata kajian.
Keunggulan :
Mampu membangun motivasi siswa
Mampu mengembangkan aspek sikap pada dampak pengiring dalam pembelajaran
Menghemat waktu
Memiliki kekuatan komprehensif yang tinggi
Kelemahan :
Membutuhkan kurikulum yang mengacu pada keterpaduan serta kebijakan-kebijakan pendukung dalam system evaluasi pembelajaran
Membutuhkan waktu, tenaga dan pikiran dalam merancang model pembelajaran terpadu
Model terpadu merupakan pembelajaran terpadu yang paling rumit.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dengan adanya pendidikan seni di Sekolah Dasar anak dapat mengembangkan keterampilan berkarya serta cita rasa keindahan dan kemampuan menghargai seni. Pendidikan seni di Sekolah Dasar dilaksanakan melalui mata pelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian (Kertangkes) mempunyai tujuan: (1) mengembangkan kemampuan dan ketrampilan siswa melalui penelaahan jenis, sifat, fungsi, alat, bahan, proses dan teknik dalam membuat berbagai produk teknologi serta seni yang berguna bagi kehidupan manusia, (2) mengembangkan kemampuan intelektual, imajinatif, ekspresi, kepekaan kreatif, keterampilan, dan mengapresiasi terhadap hasil karya seni dan keterampilan dari berbagai wilayah Nusantara dan mancanegara, dan (3) menumbuhkembangkan sikap profesional, kooperatif, toleransi, kepemimpinan, kekaryaan, dan kewirausahaan.
Pembelajaran keterampilan seni rupa berfokus pada pembinaan praktik pengalaman studio atau aspek psikomotorik. Pembelajaran ini lebih diwarnai oleh latihan berolah seni rupa baik dalam bentuk latihan dasar (pengenalan alat, bahan teknik) maupun latihan penciptaan. Untuk siswa Sekolah Dasar, dalam berkarya mempunyai tema yang bervariasi, mulai dari makhluk luar angkasa, binatang, atau pemandangan yang dianggap menarik untuk di apresiasikan.
Saran
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis juga membuka kesempatan bagi kritik dan saran yang membangun dan mengembangkan makalah ini. Karena pada hakikatnya ilmu pengetahuan akan terus menerus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
DAFTAR PUSTAKA
http://grageetnik.blogspot.com/2010/03/apresiasi-seni-kritik-seni-dan-wawasan.htm
http://juliealmathea.wordpress.com/2011/04/09/pembelajaran-seni-rupa-sd/
http://sekilaskamushidupku.blogspot.com/2011/01/20-materi-pendidikakan-kesenian-di.html
http://pgsdikipmadiun.blogspot.com/2012/03/materi-seni-rupa.html
http://yuli-iluy.blogspot.com/2011/05/materimediametodemodelpendekatan-dan.html