BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di Negara maju, kanker ini menduduki peringkat ke tiga setelah kanker paru-paru dan prostat pada pria, dan kedua setelah kanker payudara pada wanita. Lebih dari 156.000 orang terdiagnosa setiap tahunnya, kira- kira setengah dari jumlah tersebut meninggal setiap tahunnya, meskipun sekitar tiga dari empat pasien dapat diselamatkan dengan diagnosis dini dan tindakan segera. Angka kelangsungan hidup di bawah lima tahun adalah 40% sampai 50%, terutama karena terlambat dalam diagnosis dan adanya metastase. Kebanyakan orang asimtomatis dalam jangka waktu lama dan mencari bantuan kesehatan hanya bila mereka menemukan perubahan pada kebiasaan defekasi atau perdarahan rektal.
Usus besar adalah bagian dari sistim pencernaan (digestive system) dimana materi yang dibuang (sampah) disimpan. Rektum (rectum) adalah ujung dari usus besar dekat dubur (anus). Bersama, mereka membentuk suatu pipa panjang yang berotot yang disebut usus besar. Tumor-tumor usus besar dan rektum adalah pertumbuhan - pertumbuhan yang datangnya dari dinding dalam dari usus besar.
Tumor-tumor ramah dari usus besar disebut polip-polip (polyps). Tumor-tumor ganas dari usus besar disebut kanker-kanker. Polip-polip ramah tidak menyerang jaringan yang berdekatan dengannya atau menyebar ke bagian-bagian lain tubuh. Polip-polip ramah dapat diangkat dengan mudah sewaktu colonoscopy dan adalah bukan ancaman nyawa. Jika polip-polip ramah tidak diangkat dari usus besar, mereka dapat menjadi ganas (bersifat kanker) melalui waktu. Kebanyakan dari kanker-kanker usus besar dipercayai telah berkembang dari polip-polip. Kanker usus besar dan rektum, juga dirujuk sebagai kanker kolorektal ( colorectal cancer), dapat menyerang dan merusak jaringan-jaringan dan organ-organ yang berdekatan. Sel-sel kanker juga dapat pecah dan keluar dan menyebar pada bagian-bagian lain tubuh (seperti hati dan paru-paru) dimana tumor-tumor baru terbentuk. Penyebaran kanker usus besar ke organ-organ yang terletak jauh darinya disebut metastasis dari kanker usus besar. Sekali metastasis telah terjadi pada kanker kolorektal (colorectal cancer), suatu penyembuhan yang penuh dari kanker adalah tidak mungkin.
Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui, tetapi faktor resiko telah teridentifikasi, termasuk riwayat atau riwayat kanker kolon atau polip dalam keluarga, riwayat penyakit usus inflamasi kronis dan diet tinggi lemak, rotein dan daging serta rendah serat.
Rumusan Masalah
Apa dan bagaimana pengertian, etiologi, klasifikasi, stadium, pathway, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan pada klien dengan Ca Kolon. ?
Tujuan
Mahasiswa mampu untuk memahami pengertian, etiologi, klasifikasi, stadium, pathway, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan pada klien dengan Ca Kolon.
BAB II
KONSEP DASAR
Anatomi dan Fisiologi
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari :
a) Kolon asendens (kanan)
b) Kolon transversum
c) Kolon desendens (kiri)
d) Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, "buta") dalam istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil.
Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.
Rektum (Bahasa Latin: regere, "meluruskan, mengatur") adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rectum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar BAB), yang merupakan fungsi utama anus.
Definisi
Tumor adalah suatu benjolan atau struktur yang menempati area tertentu pada tubuh, dan merupakan neoplasma yang dapat bersifat jinak atau ganas (FKUI, 2008 : 268).
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya (Gale, 2000 : 177).
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker, 2001 : 72).
Colorectal Cancer atau dikenal sebagai Ca. Colon atau Kanker Usus Besar adalah suatu bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rektum, dan appendix (usus buntu).
Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805).
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kanker kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA dan jaringan sehat disekitar kolon (usus besar).
Etiologi
Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu peredaran pada usus besar (Aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society, The National Cancer Institute, dan organisasi kanker lainnya.
Faktor resiko telah teridentifikasi. Faktor resiko untuk kanker kolon
Usia lebih dari 40 tahun
Darah dalam feses
Riwayat polip rektal atau polip kolon
Adanya polip adematosa atau adenoma villus
Riwayat keluarga dengan kanker kolon atau poliposis dalam keluarga
Riwayat penyakit usus inflamasi kronis
Diet tinggi lemak, protein, daging dan rendah serat.
Makanan-makanan yang pasti di curigai mengandung zat-zat kimia yang menyebabkan kanker pada usus besar ( Tabel 56-1 ). Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut,yang mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak terutama lemak hewan dari daging merah,menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker didalam usus besar. Daging yang di goreng dan di panggang juga dapat berisi zat-zat kimia yang menyebabkan kanker. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran dalam usus besar. Beberapa kelompok menyarankan diet yang mengadung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan buah-buahan ( e.g Mormons,seventh Day Adventists ).
Makanan yang harus dihindari :
Daging merah
Lemak hewan
Makanan berlemak
Daging dan ikan goreng atau panggang
Karbohidrat yang disaring(example:sari yang disaring)
Makanan yang harus dikonsumsi:
Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari golongan kubis ( seperti brokoli,brussels sprouts )
Butir padi yang utuh
Cairan yang cukup terutama air
Karena sebagian besar tumor Colon menghasilkan adenoma, faktor utama yang membahayakan terhadap kanker Colon menyebabkan adenoma. Ada tiga type adenoma Colon : tubular,villous dan tubulo villous ( akan di bahas pada polips ). Meskipun hampir besar kanker Colon berasal dari adenoma,hanya 5% dari semua adenoma Colon menjadi manigna, villous adenoma mempunyai potensial tinggi untuk menjadi manigna.
Faktor yang menyebabkan adanya adenoma benigna atau manigna tumor tidak diketahui poliposis yang bergerombol bersifat herediter yang tersebar pada gen autosom dominan. Ini di karakteristikkan pada permulaan adematus polip pada colon dan rektum. Resiko dari kanker pada tempat femiliar poliposis mendekati 100 % dari orang yang berusia 20 – 30 tahun.
Orang-orang yang telah mempunyai ucerative colitis atau penyakit Crohn’s juga mempunyai resiko terhadap kanker Colon. Penambahan resiko pada permulaan usia muda dan tingkat yang lebih tinggi terhadap keterlibatan colon. Resiko dari kanker Colon akan menjadi 2/3 kali lebih besar jika anggota keluarga menderita penyakit tersebut.
Manifestasi Klinis
1. Kanker kolon kanan
Isi kolon berupa cairan
Obstruksi
Melena
Nyeri dangkal abdomen
Anemia
Mucus jarang terlihat
Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang – kadang pada epigastrium.
2. Kanker kolon kiri dan rectum
Cenderung menyebabkan perubahan defekasi
Diare
Nyeri kejang
Kembung
Sering timbul gangguan obstruksi
Feses dapat kecil dan berbentuk seperti pita
Mucus maupun darah segar sering terlihat pada feses.
Anemia
Keinginan defekasi atau sering berkemih
Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah (Gale, 2000).
Kolon kanan
Kolon kiri
Pasokan darah: a. mesenterika superior, v. mesenterika superior.
Balikan vena: vena porta hati kanan
Pasokan darah: a. mesenterika inferior, v. mesenterika inferior
Balikan vena: v. lienalisàvena porta hati kiri
Besar
Kecil
Cair seperti bubur
Berbentuk kering, padat
Terutama absorbsi air, elektrolit
Storasi feses, defekasi
Umumnya berbentuk benjolan, sering ulserasi luas, berdarah, infeksi
Umumnya tipe infiltrative, mudah ileus
Massa abdominal, sistemik, perut kembung, nyeri samar dan gejala tak khas
Ileus (obstruksi pada usus), hematokezia (perdarahan yang keluar dari anus dengan warna merah segar), iritasi usus
Tabel Perbedaan manifestasi klinis dari kolon kanan dan kolon kiri
Klasifikasi
Klasifikasi kanker kolon dapat ditentukan dengan sistem TNM (T = tumor, N = kelenjar getah bening regional, M =jarak metastese).
T Tumor primer
TO Tidak ada tumor
TI Invasi hingga mukosa atau sub mukosa
T2 Invasi ke dinding otot
T3 Tumor menembus dinding otot
N Kelenjar limfa
N0 tidak ada metastase
N1 Metastasis ke kelenjar regional unilateral
N2 Metastasis ke kelenjar regional bilateral
N3 Metastasis multipel ekstensif ke kelenjar regional
M Metastasis jauh
MO Tidak ada metastasis jauh
MI Ada metastasis jauh
Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai berikut :
A
kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
B1
kanker telah menginfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
B2
kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria.
C1
kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak satu sampai empat buah.
C2
kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari 5 buah.
D
kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas & tidak dapat dioperasi lagi.
Karsinoma Colon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip. Biasanya tumor ini tumbuh tidak terditeksi sampai gejala-gejala muncul secara berlahan dan tampak membahayakan. Penyakit ini menyebar dalam beberapa metode. Tumor mungkin menyebar dalam tempat tertentu pada lapisan dalam di perut,mencapai serosa dan mesenterik fat. Kemudian tumor mulai melekat pada organ yang ada disekitarnya,kemudian meluas kedalam lumen pada usus besar atau menyebar ke limpa atau pada sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi ini langsung masuk dari tumor utama melewati pembuluh darah pada usus besar melalui limpa,setelah sel tumor masuk pada sistem sirkulasi,biasanya sel bergerak menuju liver. Tempat yang kedua adalah tempat yang jauh kemudian metastase ke paru-paru.
Tempat metastase yang lain termasuk:
Kelenjar Adrenalin
Ginjal
Kulit
Tulang
Otak
Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar melalui limpa dan sistem sirkulasi,tumor colon juga dapat menyebar pada bagian peritonial sebelum pembedahan tumor belum dilakukan. Penyebaran terjadi ketika tumor dihilangkan dan sel kanker dari tumor pecah menuju kerongga peritonial.
Komplikasi
Komplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu:
Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap.
Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan penyebaran langsung.
Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon yang menyebabkan hemorragi.
Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.
Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.
Pembentukan abses
Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina. Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan pendarahan. Tumor tumbuh kedalam usus besar dan secara berangsur-angsur membantu usus besar dan pada akirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang berada disekitanya ( Uterus, urinary bladder,dan ureter ) dan penyebab gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker.
Patofisiologi
Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun makanan merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu berkorelasi dengan faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat yang rendah, serta adanya interaksi antara bakteri di dalam usus besar dengan asam empedu dan makanan, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol, khususnya bir.
Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopatologis (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel dalam usus = endotel). Munculnya tumor biasanya dimulai sebagai polip jinak, yang kemudian dapat menjadi ganas dan menyusup, serta merusak; jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitarnya. Tumor dapat berupa masa polipoid, besar, tumbuh ke dalam lumen, dan dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai striktura annular (mirip cincin). Lesi annular lebih sering terjadi pada bagi rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid yang datar lebih sering terjadi pada sekum dan kolon asendens.
Tumor dapat menyebar melalui :
Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).
Penyebaran lewat pembuluh limfe limfogen ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon.
Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah balik ke sistem portal.
Stadium pada pasien kanker kolon menurut Syamsu Hidyat (1197) diantaranya:
Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan dinding usus besar (lapisan mukosa).
Stadium II terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di bawah lapisan mukosa.
Pada stadium III sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar limfe yang banyak terdapat di sekitar usus.
Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh kelenjar limfe atau bahkan ke organ-organ lain.
Patoflow
Pencegahan
Konsumsi makanan berserat. Untuk memperlancar buang air besar dan menurunkan derajat keasaman, kosentrasi asam lemak, asam empedu, dan besi dalam usus besar.
Asam lemak omega-3, yang terdapat dalam ikan tertentu.
Kosentrasi kalium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin.
Susu yang mengandung lactobacillus acidophilus.
Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk buang air besar.
Hidup rileks dan kurangi stress.
Pemeriksaan Penunjang
1. Endoskopi:
Pemeriksaan endoskopi perlu dilakukan baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi. Gambaran yang khas karsinoma atau ulkus akan dapat dilihat dengan jelas pada endoskopi, dan untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan biopsi.
2. Radiologis
Pemeriksan radiologis yang dapat dilakukan antara lain adalah foto dada dan foto kolon (barium enema). Foto dada dilakukan untuk melihat apakah ada metastasis kanker ke paru. Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas keadaan tumor dan mengidentifikasikan letaknya. Tes ini mungkin menggambarkan adanya kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium secara umum dilakukan setelah sigmoidoscopy dancolonoscopy.
Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan luas dari penyakit. Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang sudah metastasis.
Pemeriksaan foto dada berguna selain untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker pada paru juga bisa digunakan untuk persiapan tindakan pembedahan. Pada foto kolon dapat dapat terlihat suatu filling defect pada suatu tempat atau suatu striktura.
3. Ultrasonografi (USG)
Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening di abdomen dan hati.
4. Histopatologi
Biopsy digunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis karsinoma kolon adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi sel.
5. Laboratorium
Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien mengalami perdarahan (FKUI, 2001 : 210). Tumor marker (petanda tumor) yang biasa dipakai adalah CEA. Kadar CEA lebih dari 5 mg/ ml biasanya ditemukan karsinoma kolorektal yang sudah lanjut. Berdasarkan penelitian, CEA tidak bisa digunakan untuk mendeteksi secara dini karsinoma kolorektal, sebab ditemukan titer lebih dari 5 mg/ml hanya pada sepertiga kasus stadium III. Pasien dengan buang air besar lendir berdarah, perlu diperiksa tinjanya secara bakteriologis terhadap shigella dan juga amoeba.
6. Scan (misalnya, MR1. CZ: gallium) dan ultrasound
Dilakukan untuk tujuan diagnostik, identifikasi metastatik, dan evaluasi respons pada pengobatan.
Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum)
Dilakukan untuk diagnostik banding dan menggambarkan pengobatan dan dapat dilakukan melalui sum-sum tulang, kulit, organ dan sebagainya.
Penatalaksanaan Medis
Bila sudah pasti karsinoma kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah sebagai berikut :
1. Pembedahan (Operasi)
Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon dan rektal, pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang terbatas pada satu sisi dapat diangkat dengankolonoskop. Kolostomi laparoskopik dengan polipektomi merupakan suatu prosedur yang baru dikembangkan untuk meminimalkan luasnya pembedahan pada beberapa kasus. Laparoskop digunakan sebagai pedoman dalam membuat keputusan dikolon, massa tumor kemudian di eksisi. Reseksi usus diindikasikan untuk kebanyakan lesi kelas A dan semua kelas B serta lesi C. Pembedahan kadang dianjurkan untuk mengatasi kanker kolon kelas D. Tujuan pembedahan dalam situasi ini adalah paliatif. Apabila tumor sudah menyebar dan mencakup struktur vital sekitar, operasi tidak dapat dilakukan. Tipe pembedahan tergantung dari lokasi dan ukuran tumor.
Prosedur pembedahan pilihan adalah sebagai berikut.
Reseksi segmental dengan anastomosis (pengangkatan tumor dan porsi usus pada sisi pertumbuhan, pembuluh darah dan nodus limfatik)
Reseksi abominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen (pengangkatan tumor dan porsisigmoid dan semua rektum serta sfingter anal)
Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anastomosis serta reanastomosis lanjut dari kolostomi
Kolostomi permanen atau iliostomy (untuk menyembuhkan lesi obstruksi yang tidak dapat direseksi)
2. Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X, atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang ditumbuhi tumor, merusak genetic sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak sel-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara alin sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung & usus, sel darah. Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan.
3. Kemotherapy
Chemotherapy memakai obat antikanker yang kuat , dapat masuk ke dalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau dimakan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus (FKUI, 2001 : 211)
Difersi vekal untuk kanker kolon dan rektum
Berkenaan dengan tehnik perbaikan melalui pembedahan, kolostomi dilakukan pada kurang dari sepertiga pasien kanker kolorektal. Kolostomi adalah pembuatan lubang (stoma) pada kolon secara bedah. Stoma ini dapat berfungsi sebagai difersi sementara atau permanen. Ini memungkinkan drainase atau evakuasi isi kolon keluar tubuh. Konsistensi drainase dihubungkan dengan penempatan kolostomi yang ditentukan oleh lokasi tumor dan luasnya invasi pada jaringan sekitar.
5. Penatalaksanaan Keperawatan
Dukungan adaptasi dan kemandirian.
Meningkatkan kenyamanan.
Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.
Mencegah komplikasi.
Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan.
6. Penatalaksanaan Diet
Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Serat dapat melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga berfungsi menghilangkan kotoran dan zat yang tidak berguna di usus, karena kotoran yang terlalu lama mengendap di usus akan menjadi racun yang memicu sel kanker.
Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari)
Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi terutama yang terdapat pada daging hewan.
Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal tersebut dapat memicu sel karsinogen / sel kanker.
Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.
Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara menyeluruh (Boedihartono, 1994 : 10). Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000) riwayat keperawatan yang perlu dikaji adalah:
1. Aktivitas/istirahat:
Gejala:
Kelemahan, kelelahan/keletihan
Perubahan pola istirahat/tidur malam hari; adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur misalnya nyeri, ansietas dan berkeringat malam hari.
Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stres tinggi.
2. Sirkulasi:
Gejala: Palpitasi, nyeri dada pada aktivitas
Tanda: Dapat terjadi perubahan denyut nadi dan tekanan darah.
3. Integritas ego:
Gejala:
Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stres (merokok, minum alkohol, menunda pengobatan, keyakinan religius/spiritual)
Masalah terhadap perubahan penampilan (alopesia, lesi cacat, pembedahan)
Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi.
Tanda: Menyangkal, menarik diri, marah.
4. Eliminasi:
Gejala:
Perubahan pola defekasi,
Darah pada feses,
Nyeri pada defekasi
Tanda:
Perubahan bising usus, distensi abdomen
Teraba massa pada abdomen kuadran kanan bawah
5. Makanan/cairan:
Gejala:
Riwayat kebiasaan diet buruk (rendah serat, tinggi lemak, pemakaian zat aditif dan bahan pengawet)
Anoreksia, mual, muntah
Intoleransi makanan
Tanda: Penurunan berat badan, berkurangnya massa otot
6. Nyeri/ketidaknyamanan:
Gejala: Gejala nyeri bervariasi dari tidak ada, ringan sampai berat tergantung proses penyakit
7. Keamanan:
Gejala: Komplikasi pembedahan dan atau efek sitostika.
Tanda: Demam, lekopenia, trombositopenia, anemia
8. Interaksi sosial
Gejala:
Lemahnya sistem pendukung (keluarga, kerabat, lingkungan)
Masalah perubahan peran sosial yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
9. Penyuluhan/pembelajaran:
Riwayat kanker dalam keluarga
Masalah metastase penyakit dan gejala-gejalanya
Kebutuhan terapi pembedahan, radiasi dan sitostatika.
Masalah pemenuhan kebutuhan/aktivitas sehari-hari
Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien, status hipermetabolik sekunder terhadap proses keganasan usus.
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan insisi bedah (abdomen dan perianal), pembentukan stoma, dan kontaminasi fekal terhadap kulit periostomal
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kolostomi
Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d kurang pemaparan dan atau kesalahan interpretasi informasi.
Intervensi
1. Diagnosa : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan nyeri hilang atau skala nyeri berkurang.
Kriteria Hasil : Melaporkan nyeri hilang/terkontrol, tampak rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat
Intervensi
Rasional
1. Dorong pasien untuk melaporkan nyeri
2. Izinkan pasien untuk memulai posisi yang nyaman, mis lutut fleksi
3. Berikan tindakan yang nyaman ( pijatan punggung, ubah posisi) & aktivitas senggang
4. Dorong penggunaan tekhnik relaksasi, mis, bimbingan imajinasi, visualisasi. Berikan aktivitas tenggang
5. Kolaborasi dalam pemberian obat sesuai indikasi, mis, analgesik
Mencoba untuk mentoleransi nyeri, daripada meminta analgesic
Menurunkan tegangan abdomen dan meningkatkan rasa control
Meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali perhatian dan menigkatkan kemampuan koping.
Membantu pasien untuk istirahat lebih efektif dan memfokuskan kembali perhatian, sehingga menurunakan nyeri dan ketidak nyamanan
Menurunkan nyeri, meningkatkan kenyamanan.
2. Diagnosa : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien, status hipermetabolik sekunder terhadap proses keganasan usus.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam di harapkan kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria hasil : klien melaporkan selera makannya meningkat
INTERVENSI
RASIONAL
1. Pertahankan tirah baring selama fase akut/pasca terapi
2. Bantu perawatan kebersihan rongga mulut (oral hygiene).
3. Berikan diet TKTP, sajikan dalam bentuk yang sesuai perkembangan kesehatan klien (lunak, bubur kasar, nasi biasa)
4. Kolaborasi pemberian obat-obatan sesuai indikasi (roborantia)
5. Bila perlu, kolaborasi pemberian nutrisi parenteral.
Menurunkan kebutuhan metabolik untuk mencegah penurunan kalori dan simpanan energi.
Meningkatkan kenyamanan dan selera makan.
Asupan kalori dan protein tinggi perlu diberikan untuk mengimbangi status hipermetabolisme klien keganasan.
Pemberian preparat zat besi dan vitamin B12 dapat mencegah anemia; pemberian asam folat mungkin perlu untuk mengatasi defisiensi karen amalbasorbsi.
Pemberian peroral mungkin dihentikan sementara untuk mengistirahatkan saluran cerna.
3. Diagnosa : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan insisi bedah (abdomen dan perianal), pembentukan stoma, dan kontaminasi fekal terhadap kulit periostomal.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatn selama 3x24 jam diharapkan dapat meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu dan bebas tanpa infeksi.
Kriteria hasil : klien melaporkan luknya sudah sembuh atau mulai sembuh / mengering
INTERVENSI
RASIONAL
1. Observasi luka, catat karakteristik drainase
2. Ganti balutan sesuai kebutuhan, gunakan tekhnik aseptic
3. Dorong posisi miring dengan kepala tinggi, hindari duduk lama
4. Kolaborasi irigasi luka sesuai indikasi, gunakan cairan garam faal, larutan hidrogen peroksida, atau larutan antibiotic
5. Kolaborasi rendam duduk
Perdarahan pascaoperasi paling sering terjadi selama 48 jam pertama, dimana infeksi dapat terjadi kapan saja
Sejumlah besar drainase serosa menuntut penggantian dengan sering untuk menurunkan iritasi kulit dan potensial ptensi
Meningkatkan drainase dari luka parineal atau drain menurunkan resiko pengumpulan. Duduk lama meningkatkan tekanan parineal, menurunkan sirkulasi keluka, dan memperlambat penyembuhan
Diperlukan untuk menginflamasi/ infekasi praoperasi atau kontaminasi intraoperasi
Meningkatkan kebersihan dan memudahkan penyembuhan.
4. Diagnosa : Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kolostomi
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperaawatn selama 2x24 jam di harapkan klien dapatmenerima kondisi diri sesuai situasi, menerima perubahan kedalam konsep diri tanpa harga diri yang negative.
Kriteria hasil : klien menyatakan penerimaan tentang kondisi diri dengan baik.
INTERVENSI
RASIONAL
Pastikan apakah konseling dilakukan bila mungkin dan/atau ostomi perlu untuk diskusikan
2. Dorong pasien/orang tedekat untuk menyatakn perasaan tentang ostomi
3. Catat prilaku menarik diri. Peningkatan ktergantungan, manipulasi, atau tidak terlibat pada perawatan.
4. Berikan kesempatan pada pasien untuk menerima ostomi melalui partisipasi pada perawatan diri.
5. Rencanakan/jadwalkan perawatan dengan pasien
6. Pertahankan pendekatan positif selama aktifitas perawatan. Jangan perlihatkan rasa marah secara pribadi
7. Diskusikan kemungkinan kontak dengan pengunjung ostomi, dan buat perjanjian untuk kunjungan berikutnya bila diperlukan.
Memberikan informasi tentang tingkat pengetahuan pasien terhadap pengetahuan tentang situasi pasien.
Membantu pasien untuk menyadari perasaannya tidak biasa dan perasaan bersalah tentng mereka tidak perlu/tidak membantu
Dugaan masalah pada pnilaian yang dapat memerlukan evaluasi lanjut dan terapi lebih ketat.
Ketergantungan pada perawatan diri membantu untuk memperbaiki kepercayaan diri dan peneriman situasi
Meningkatkan rasa kontroling dan memberikan pesan pada pasien bahwa ia dapat menangani hal tersebut, meningkatkan harga diri
Bantu pasien/orang terdekat untuk menerima perubahan tubuh dan merasakan baik tentang diri sendiri.
Dapat memberikan sistem pendukung yang baik
5. Diagnosa : Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d kurang pemaparan dan atau kesalahan interpretasi informasi.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam di harapkan dapat meningkatkan pemahaman klien kondisi/tentang penyakit, tindakan dan prognosis. Dengan melakukan prosedur yang diperlukan, menjelaskan alasan tindakan.
Kriteria hasil : klien mengungkapkan pemahaman tentang kondisi dan penyakit serta prosedur yang akan dilakukan pada dirinya.
INTERVENSI
RASIONAL
1. Kaji tingkat pengetahuan klien/ orang terdekat dan kemampuan/kesiapan belajar klien.
Jelaskan tentang proses penyakit, penyebab/faktor risiko, dan dampak penyakit terhadap perubahan status kesehatan-sosio-ekonomi, fungsi-peran dan pola interaksi sosial klien.
3. Jelaskan tentang terapi pembedahan, radiasi dan kemoterapi serta efek samping yang dapat terjadi
4. Tekankan pentingnya mempertahan kan asupan nutrisi dan cairan yang adekuat.
Proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan mental klien.
Meningkatkan pengetahuan klien tentang masalah yang dialaminya.
Meningkatkan partisipasi dan kemandirian klien untuk mengikuti program terapi.
Penderita kanker yang mengikuti program terapi yang tepat dengan status gizi yang adekuat meningkatkan kualitas hidupnya.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Penyakit Ca kolorektal adalah penyakit yang menyerang bagian kolon dan rectum .Resiko terkena penyakit tersebut dapat diturunkan dengan menjaga gaya hidup individu tersebut.
B. Saran
Dianjurkan untuk selalu mengkonsumsi makanan yang bayak mengandung serat, kecukupan nutrisi tubuh sebaiknya dipenuhi secara seimbang
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal-Bedah,Edisi 8,Vol.2. Jakarta: EGC
Doenges dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3. Jakarta: EGC
Price & Wilson. 2006. Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.6. Jakarta: EGC
Prayuda hendi, Muhammad. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Ca Colon. Inhttp://www.scribd.com. Lustupdate 13 november 2011
Malini, eva. 2009. Askep Hemeroid Pasien Hemeroid dan Ca Colorectal. Inhttp://www.scribd.com. Lustupdate 27 november 2011