KEMACETAN LALU LINTAS DI BANDUNG
MAKALAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pelajaran Bahasa Indonesia yang diberikan oleh Bapak Marto, S. Pd.
Disusun oleh :
Adinda / XIIF-2
Felicia / XIIF-12
Maria / XIIF-27
SMA SANTO ALOYSIUS
JALAN SULTAN AGUNG NO. 4 BANDUNG
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, bahwa kami telah menyelesaikan makalah “Kemacetan Lalu Lintas di Bandung” yang semata-mata untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia yang dibimbing oleh guru kami tercinta, Bapak Marto, S.Pd.
Makalah ini memuat tentang solusi kemacetan lalu lintas di Bandung dan sengaja dipilih karena menarik perhatian kami untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap lancarnya lalu lintas di Bandung.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui seberapa besar pengaruh kemacetan terhadap lancarnya lalu lintas di Bandung yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan dan dorongan serta bimbingan orang tua dan juga orang – orang di sekitar kami, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………….... i
Daftar Isi……………………………………………………………………… ii
Abstrak……………………………………………………………………….. iii
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………...... 1
1.3 Tujuan Pembahasan ……………………………………………………... 1
II. Pembahasan
2.1 Tinjauan Pustaka ………………………………………………………... 2
2.2 Isi ………………………………………………………………………... 5
III. Penutup
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………… 8
3.2 Saran …………………………………………………………………....... 8
ii
ABSTRAK
Kemacetan terjadi dimana-mana, terutama di kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, Bogor dan sebagainya. Kali ini kami akan membahas tentang kemacetan di Bandung. Kemacetan menghambat banyak orang untuk melakukan aktivitas, misalnya orang yang akan pergi ke kantor atau ke sekolah menjadi terlambat karena terjadi kemacetan di jalan. Hal ini terjadi karena terlalu banyak orang yang memakai kendaraan tanpa diseimbangkan dengan fasilitas yang memadai.
Sebelum menjadi kota yang mengundang banyak orang untuk berkunjung, Bandung adalah kota yang sangat bersih dan terhindar dari kemacetan. Salah satu faktor yang menyebabkan kemacetan adalah banyak kendaraan dari luar kota yang ingin berkunjung ke Bandung dan tidak ada antisipasi sebelumnya dari pihak pengatur lalu lintas.
Harapan kami adalah semoga kemacetan di Kota Bandung dapat diatasi dengan segera sehingga seluruh penduduk Bandung dapat menikmati kembali kelancaran lalu lintas.
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Transportasi sangat berhubungan dengan adanya pembangkitan ekonomi di suatu daerah perkotaan, guna memacu perekonomian setempat, untuk menciptakan lapangan kerja, dan untuk menggerakkan suatu daerah. Namun timbul masalah kemacetan yang menghambat semua kegiatan lalu lintas. Kemacetan lalu lintas merupakan masalah aktual di hampir semua kota besar, baik itu di kota-kota besar di Indonesia maupun di dunia. Setiap harinya, jutaan warga kota-kota besar terjebak kemacetan lalu lintas selama beberapa jam. Produktivitas yang terbuang dan ongkos yang dihamburkan gara-gara kemacetan lalu lintas sangat besar. Kemacetan terparah di Indonesia terdapat di ibukota Negara,yaitu Jakarta yang otomatis citra yang buruk kepada bangsa Indonesia. Namun, masalah kemacetan sekarang terjadi di Bandung dan masalah ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi juga mencakup semua masyarakat yang terlibat di dalamnya.
Dalam makalah ini, kami mencoba untuk memberikan beberapa solusi untuk mengatasi kemacetan di Bandung.
1.2 Rumusan Masalah
Apa penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas di Bandung?
Apa dampak negatif dari kemacetan lalu lintas?
Bagaimana cara mengatasi kemacetan lalu lintas di Bandung?
1.3 Tujuan Pembahasan
Untuk mengetahui penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas di Bandung.
Untuk mengetahui dampak negatif dari kemacetan lalu lintas.
Untuk mengetahui cara mengatasi kemacetan lalu lintas di Bandung.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Tinjauan Pustaka
Lalu lintas di dalam Undang-undang No 22 tahun 2009 didefinisikan sebagai gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan, sedang yang dimaksud dengan Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa jalan dan fasilitas pendukung. Pemerintah mempunyai tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien melalui manajemen lalu lintas dan rekayasa lalu lintas. Tata cara berlalu lintas di jalan diatur dengan peraturan perundangan menyangkut arah lalu lintas, perioritas menggunakan jalan, lajur lalu lintas, jalur lalu lintas dan pengendalian arus di persimpangan.
Kemacetan lalu-lintas adalah terganggunya pergerakan kendaraan bermotor dari satu tempat ke tempat yang lain. Bandung sebagai kota besar dan salah satu pusat perekonomian tentunya memiliki jumlah penduduk yang banyak, tentunya pengguna jalan makin banyak dan mobilitas makin tinggi.
Dinas Perhubungan mencatat bahwa pertambahan jumlah kendaraan bermotor rata-rata lebih dari 10% per tahun, sedangkan pertambahan jalan tidak sampai 1% per tahun.
Tempat-tempat yang paling sering macet :
Persimpangan, peluang macet lebih besar ketika tidak ada pengaturan lalu lintas yang tepat di tempat tersebut.
Letak jalan yang berdekatan dengan pasar, biasanya lebar jalan telah menyempit karena adanya pedagang kaki lima.
Kolong jembatan, atau di bawah jalan fly over yang sering digunakan pengendara sepeda motor untuk berteduh sehingga menyebabkan kemacetan.
Jalan yang sering di jadikan kendaraan-kendaraa angkutan umum menunggu penumpangnya.
2
2.1.1 Komponen lalu lintas
Komponen sistem lalu lintas.
Ada tiga komponen terjadinya lalu lintas yaitu manusia sebagai pengguna, kendaraan dan jalan yang saling berinteraksi dalam pergerakan kendaraan yang memenuhi persyaratan kelaikan dikemudikan oleh pengemudi mengikuti aturan lalu lintas yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan yang menyangkut lalu lintas dan angkutan jalan melalui jalan yang memenuhi persyaratan geometrik.
Manusia sebagai pengguna dapat berperan sebagai pengemudi atau pejalan kaki yang dalam keadaan normal mempunyai kemampuan dan kesiagaan yang berbeda-beda (waktu reaksi, konsentrasi dll). Perbedaan-perbedaan tersebut masih dipengaruhi oleh keadaan phisik dan psykologi, umur serta jenis kelamin dan pengaruh-pengaruh luar seperti cuaca, penerangan/lampu jalan dan tata ruang.
Kendaraan digunakan oleh pengemudi mempunyai karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, percepatan, perlambatan, dimensi dan muatan yang membutuhkan ruang lalu lintas yang secukupnya untuk bisa bermanuver dalam lalu lintas. UUUYY
Jalan merupakan lintasan yang direncanakan untuk dilalui kendaraan bermotor maupun kendaraan tidak bermotor termasuk pejalan kaki. Jalan tersebut direncanakan untuk mampu mengalirkan aliran lalu lintas dengan lancar dan mampu mendukung beban muatan sumbu kendaraan serta aman, sehingga dapat meredam angka kecelakaan lalu-lintas.
3
2.1.2 Kegiatan perencanaan lalu lintas
Kegiatan perencanaan lalu lintas meliputi inventarisasi dan evaluasi tingkat pelayanan. Maksud inventarisasi antara lain untuk mengetahui tingkat pelayanan pada setiap ruas jalan dan persimpangan. Maksud tingkat pelayanan dalam ketentuan ini adalah meningkatkan kapasitas ruas jalan dan persimpangan untuk menampung lalu lintas dengan tetap memperhatikan faktor kecepatan dan keselamatan.
Dalam menentukan tingkat pelayanan antara lain memperhatikan:
Rencana umum jaringan transportasi jalan,
Peranan, kapasitas, dan karakteristik jalan,
Kelas jalan,
Karakteristik lalu lintas,
Aspek lingkungan, aspek sosial dan ekonomi.
Maksud rencana dan program perwujudan dalam ketentuan ini antara lain meliputi:
Penentuan tingkat pelayanan yang diinginkan pada setiap ruas jalan dan persimpangan,
Usulan aturan-aturan lalu lintas yang akan ditetapkan pada setiap ruas jalan dan persimpangan,
Usulan pengadaan dan pemasangan serta pemeliharaan rambu rambu lalu lintas,
Alat pemberi isyarat lalu lintas,
Alat pengendali dan pengaman pemakai jalan;
Usulan kegiatan atau tindakan baik untuk keperluan penyusunan usulan maupun penyuluhan kepada masyarakat.
4
Isi
2.2.1 Penyebab kemacetan
Kemacetan dapat terjadi karena beberapa alasan:
Arus yang melewati jalan melampaui kapasitas jalan,
Terjadi kecelakaan lalu-lintas sehingga terjadi gangguan kelancaran karena masyarakat yang menonton kejadian kecelakaan atau karena kendaraan yang terlibat kecelakaan belum disingkirkan dari jalur lalu lintas,
Terjadi banjir sehingga memperlambat kendaraan,
Ada perbaikan jalan,
Bagian jalan tertentu yang longsor,
Kemacetan lalu lintas yang disebabkan kepanikan seperti kalau terjadi isyarat sirene tsunami.
Selain hal-hal di atas, kurangnya kedisiplinan pengguna jalan juga menjadi salah satu penyebab kemacetan. Kita sering melihat kendaraan roda empat dan sepeda motor saling serobot, berebut jalan, dan menerobos lampu merah karena ingin cepat sampai di tempat tujuan. Disamping itu, angkutan umum seperti bus dan angkutan kota pun seringkali menaikkan dan menurunkan penumpang tidak pada tempatnya, bahkan sengaja melaju dengan kecepatan rendah dengan alasan mencari penumpang.
Pedagang kaki lima yang menempati trotoar dan bahu jalan juga menjadi penyebab kemacetan. Seringkali para pedagang ini menempati ruas jalan yang seharusnya digunakan oleh kendaraan bermotor. Kurangnya kesadaran pejalan kaki yang menyebrang sembarangan di tempat-tempat umum juga menghambat laju lalu lintas.
2.2.2 Dampak negatif kemacetan
Kemacetan lalu lintas memberikan dampak negatif , antara lain:
Kerugian waktu, karena kecepatan perjalanan yang rendah,
Pemborosan energi, karena pada kecepatan rendah konsumsi bahan bakar lebih tinggi,
Keausan kendaraan lebih tinggi, karena waktu yang lebih lama untuk jarak yang pendek, radiator tidak berfungsi dengan baik dan penggunaan rem yang berlebih,
5
Meningkatkan polusi udara karena pada kecepatan rendah konsumsi energi lebih tinggi dan mesin tidak beroperasi pada kondisi yang optimal,
Meningkatkan potensi terjadinya kecelakaan,
Mengganggu kelancaran kendaraan darurat seperti ambulans atau pemadam kebakaran dalam menjalankan tugasnya.
Banyak waktu produktif yang terbuang percuma yang seharusnya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat karena terhambat di jalan, juga kerugian miliaran rupiah per harinya yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar minyak (BBM) yang tidak efisien. Keadaan jalan yang macet juga dapat menyebabkan stress dan perasaan mudah marah pada pengguna jalan, bahkan dalam keadaan terburu-buru para pengguna jalan sering memilih untuk menaikkan kecepatan dan melanggar peraturan lalu lintas. Hal ini tentu dapat menyebabkan kecelakaan.
Pemecahan permasalahan kemacetan
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk memecahkan permasalahan kemacetan lalu lintas yang harus dirumuskan dalam suatu rencana yang komprehensif yang biasanya meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
Peningkatan kapasitas jalan
Salah satu langkah yang penting dalam memecahkan kemacetan adalah dengan meningkatkan kapasitas jalan/parasarana seperti:
Memperlebar jalan, menambah lajur lalu lintas,
Merubah sirkulasi lalu lintas menjadi jalan satu arah,
Mengurangi konflik di persimpangan melalui pembatasan arus tertentu, biasanya yang paling dominan membatasi arus belok kanan,
Meningkatkan kapasitas persimpangan melalui lampu lalu lintas, persimpangan tidak sebidang/flyover,
Mengembangkan sistem transportasi yang cerdas.
Keberpihakan terhadap angkutan umum
Untuk meningkatkan daya dukung jaringan jalan dengan adalah mengoptimalkan kepada angkutan yang efisien dalam penggunaan ruang jalan antara lain:
Pengembangan jaringan pelayanan angkutan umum,
6
Pengembangan lajur atau jalur khusus bus ataupun jalan khusus bus yang di Jakarta dikenal sebagai busway,
Pengembangan kereta api kota, yang dikenal sebagai metro di Prancis, subway di Amerika, MRT di Singapura,
Subsidi langsung seperti yang diterapkan pada angkutan kota di Jakarta, Batam ataupun Jogjakarta maupun tidak langsung melalui keringanan pajak kendaraan bermotor.
Pembatasan kendaraan pribadi
Langkah ini biasanya tidak populer tetapi bila kemacetan semakin parah harus dilakukan manajemen lalu lintas yang lebih ekstrim sebagai berikut:
Pembatasan penggunaan kendaraan pribadi menuju suatu kawasan tertentu seperti yang direncanakan akan diterapkan di Jakarta melalui Electronic Road Pricing (ERP). ERP berhasil dengan sangat sukses di Singapura, London, Stockholm. Bentuk lain dengan penerapan kebijakan parkir yang dapat dilakukan dengan penerapan tarif parkir yang tinggi di kawasan yang akan dibatasi lalu lintasnya, ataupun pembatasan penyediaan ruang parkir dikawasan yang akan dibatasi lalu lintasnya,
Pembatasan pemilikan kendaraan pribadi melalui peningkatan biaya pemilikan kendaraan, pajak bahan bakar, pajak kendaraan bermotor, dan bea masuk yang tinggi,
Pembatasan lalu lintas tertentu memasuki kawasan atau jalan tertentu, seperti diterapkan di Jakarta yang dikenal sebagai kawasan 3 in 1 atau contoh lain pembatasan sepeda motor masuk jalan tol, pembatasan mobil pribadi masuk jalur busway.
Ruang Henti Sepeda Motor
Melihat semakin bertambahnya jumlah pengguna sepeda motor di Bandung, dan demi menjaga keselamatan seluruh pengguna jalan, Dinas Perhubungan Kota Bandung telah membuat Ruang Henti Khusus (RHK) untuk sepeda motor yang sudah diujicobakan sejak Agustus tahun lalu. Menurut Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung, sudah saatnya para pengguna sepeda motor diberi ruang khusus karena selama ini berebut lajur dengan mobil. RHK diharapkan dapat meningkatkan keselamatan berkendara dan tentu saja mengurangi kemacetan.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kemacetan di kota – kota besar dengan infrastruktur jalan yang kurang memadai sulit untuk dihindari. Terlebih kota – kota padat, khususnya Bandung. Karena itu pemerintah diharapkan memacu bagian sektor pembangunan terutama dalam perihal pembangunan jalan. Namun hal itu tidak akan berhasil bila tidak ada dukungan dari masyarakat sendiri.
Solusi yang dapat dilakukan telah banyak diutarakan namun belum dilaksanakan dengan baik seperti yang diharapkan masyarakat.
3.2 Saran
Kelancaran lalu lintas hanya akan tercapai bila keinginan untuk mencapai hal tersebut tumbuh dari dalam masyarakat yang terlibat dan tidak bisa hanya terus– menerus tergantung pada pemerintah saja. Kesadaran masyarakat berperan sangat penting di sini. Sebaiknya masyarakat dan pemerintah tidak saling menyalahkan dalam hal pembangunan sebab hal tersebut tidak bisa lepas dari kerja sama kedua pihak.
Sebaiknya hal – hal seperti memperlebar jalan, mengkoordinir kendaraan – kendaraan umum yang melaju dengan baik, manaikkan tarif bea masuk impor kendaraan bermotor, menaikkan tarif jalan tol, memberi syarat – syarat khusus bagi calon pembeli kendaraan juga menghimbau masyarakat secara luas melalui media – media tertentu diingat untuk mengatasi masalah kemacetan ini.
Semoga saran sederhana di atas dapat membantu untuk mengatasi kemacetan di Kota Bandung.
8
DAFTAR PUSTAKA
Manalu Munaria, Marani Enok. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial Geografi. Jakarta: Erlangga.
http://www.gatra.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Kemacetan
http://calenger.blogspot.com/2010/01/kemacetan-lalu-lintas.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Lalu_lintas
9