DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 2
SIKLUS HIDUP SISTEM ................................................................................................................................... 2
Tahap-tahap Siklus Hidup ......................................................................................................................... 2
Pengelolaan Siklus Hidup .......................................................................................................................... 2
Tanggung Jawab Eksekutif ........................................................................................................................ 3
Komite Pengarah SIM ............................................................................................................................... 3
Kepemimpinan Proyek .............................................................................................................................. 4
TAHAP PERENCANAAN.................................................................................................................................. 4
TAHAP ANALISIS ............................................................................................................................................ 7
TAHAP RANCANGAN ..................................................................................................................................... 8
TAHAP PENERAPAN....................................................................................................................................... 9
TAHAP PENGGUNAAN................................................................................................................................. 11
MENEMPATKAN SIKLUS HIDUP SISTEM DALAM PERSPEKTIF ..................................................................... 12
PROTOTYPING ......................................................................................................................................... 12
RAPID APPLICATION DEVELOPMENT ...................................................................................................... 15
COMPUTER AIDED SOFTWARE ENGINEERING ( CASE ) .............................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 17
1
PENDAHULUAN
Siklus hidup sistem merupakan penerapan pendekatan sistem untuk tugas
mengembangkan dan menggunakan sistem berbasis komputer. Siklus hidup sistem itu sendiri
merupakan metodologi tetapi polanya lebih dipengaruhi oleh kebutuhan untuk
mengembangkan sistem yang lebih cepat. Siklus hidup sistem terdiri dari lima tahap. Empat
tahap awal merupakan pengembangan yaitu perencanaan, analisis, rancangan, dan penerapan.
Sedangkan tahap kelima dimaksudkan untuk penggunaan. Ketika tiap siklus hidup melalui tahap
pengembangan, para pemimpin proyek mengawasi para anggota tim.
SIKLUS HIDUP SISTEM
Siklus hidup sistem (system life circle) atau SLC adalah proses evolusioner yang diikuti
dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer. SLC terdiri dari
serangkaian tugas yang erat mengikuti langkah-langkah pendekatan sistem. Karena tugas-tugas
tersebut mengikuti suatu pola yang teratur dan dilakukan secara top-down, SLC sering disebut
sebagai pendekatan air terjun ( waterfall approach ) bagi pengembangan dan penggunaan
sistem.
Tahap-tahap Siklus Hidup
Empat tahap yang pertama adalah perencanaan, analisis, rancangan, dan penerapan.
Tahap-tahap ini secara bersama-sama dinamakan Siklus Hidup Pengembangan Sistem ( system
development life cycle ) atau SDLC. Tahap kelima adalah tahap penggunaannya yang
berlangsung sampai sudah waktunya untuk merancang sistem itu kembali. Proses merancang
kembali mengakibatkan siklus itu akan diulangi lagi.
Pengelolaan Siklus Hidup
2
Siklus hidup sistem yang pertama dikelola oleh manajer unit jasa informasi, dibantu oleh
manajer dari analisis sistem, pemrograman, dan operasi. Di banyak perusahaan tanggung
jawab masih berada pada tingkat ini. Namun kecenderungan saat ini juga meletakkan tanggung
jawab pada tingkat yang lebih tinggi dan lebih rendah. Sekarang, manajemen siklus hidup
sistem mungkin saja terentang melewati beberapa tingkat organisasional dan melibatkan
manajer di luar jasa informasi.
Tanggung Jawab Eksekutif
Saat sistem memiliki nilai strategis atau mempengaruhi seluruh organisasi, direktur
utama atau komite eksekutif mungkin memutuskan untuk mengawasi proyek
pengembangannya. Ketika lingkup sistem menyempit dan fokusnya lebih operasional,
kemungkinan besar kepemimpinan akan dipegang oleh eksekutif tingkat yang lebih rendah
seperti wakil direktur utama, direktur bagian administrasi, dan CEO.
Komite Pengarah SIM
Banyak perusahaaan membuat suatu komite khusus, dibawah tingkat komite eksekutif,
yang bertanggung jawab atas pengawasan seluruh proyek sistem. Jika tujuan komite tersebut
adalah memberikan petunjuk, pengarahan, dan pengendalian yang berkesinambungan, komite
ini disebut dengan komite pengarah. Jika perusahaan membentuk komite pengarah untuk
mengarahkan penggunaan sumber daya komputer perusahaan, digunakan nama komite
pengarah SIM. Anggota tetap dari komite pengarah SIM melibatkan eksekutif tingkat tinggi.
Anggota sementara meliputi manajer tingkat yang lebih rendah dan para konsultan yang ikut
serta selama keahlian mereka diperlukan.
Komite pengarah SIM melaksanakan tiga fungsi utama yaitu :
Menetapkan Kebijakan yang memastikan dukungan komputer untuk mencapai tyujuan
strategis perusahaan
Menjadi Pengendali Keuangan dengan bertindak sebagai badan yang berwenang
memberi persetujuan bagi semua permintaan dana yang berhubungan dengan
komputer.
Menyelesaikan Pertentangan yang timbul sehubungan dengan prioritas penggunaan
komputer.
3
Akibatnya, tugas dari komite pengarah SIM adalah menjalankan strategi yang ditetapkan
oleh komite eksekutif dan rencana strategis sumber daya manusia.
Dengan memusatkan manajemen siklus hidup sistem dalam komite pengarah dapat
diperoleh dua keuntungan:
Semakin besar kemungkinan komputer akan digunakan untuk mendukung pemakain di
seluruh perusahaan.
Semakin besar kemungkinan proyek-proyek komputer akan mempunyai perencanaan
dan pengendalian yang baik.
Komite pengarah SIM merupakan bukti yang paling nyata bahwa perusahaan bermaksud
menyediakan sumber daya informasi bagi semua pemakai yang memang membutuhkan.
Kepemimpinan Proyek
Komite pengarah SIM jarang terlibat langsung dengan rincian pekerjaan sehingga
tanggung jawab tersebut ada di tangan Tim Proyek. Tim Proyek mencakup semua orang yang
ikut serta dalam pengembangan sistem berbasis komputer. Kegiatan tim diarahkan oleh
seorang Pemimpin Proyek yang memberikan pengarahan sepanjang berlangsungnya proyek.
Tidak seperti komite pengarah SIM, tim proyek tidak berkelanjutan dan biasanya di bubarkan
ketika penerapan sistem telah selesai.
TAHAP PERENCANAAN
Komite pengarah SIM dan tim proyek mengantisipasi bahwa perencanaan akan
menghasilkan keuntungan-keuntungan sebagai berikut :
Menentukan Lingkup dari Proyek. Unit organisasi, kegiatan atau sistem yang mana akan
terlibat? Mana yang tidak? Informasi ini memberikan perkiraan awal dari skala sumber
daya manusia yang diperlukan.
Mengenali Berbagai Area Permasalahan Potensial. Perencanaan akan menunjukkan
hal-hal yang mungkin salah sehingga hal-hal ini dapat dicegah.
4
Mengatur Urusan Tugas. Banyak tugas-tugas terpisah yang diperlukan untuk mencapai
sistem. Tugas-tugas ini diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan
kebutuhan untuk efisiensi.
Memberikan Dasar untuk Pengendalian. Tingkat kinerja dan metode pengukuran
tertentu harus dispesifikasikan sejak awal.
Manajemen menginvestasikan waktu dalam perencanaan ini dengan harapan akan
memperoleh hasilnya nanti dalam siklus hidup.
Langkah-langkah dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut:
1. Menyadari Masalah
Kebutuhan akan proyek biasanya dirasakan oleh manajer perusahaan, non
manajer, dan elemen-elemen dalam lingkungan perusahaan.
2. Mendefinisikan Masalah
Setelah manajer menyadari adanya masalah, ia harus memahaminya dengan
baik agar dapat mengatasi permasalahan tersebut. Sebaiknya manajer hanya mencari
untuk mengidentifikasikan dimana letak permasalahannya dan apa kemungkinan
penyebabnya.
3. Menentukan Tujuan Sistem
Manajer dan analis sistem mengembangkan suatu daftar tujuan sistem yang
harus dipenuhi oleh sistem untuk memuaskan pemakai. Namun tujuan dinyatakan
secara umum lalu tujuan-tujuan ini akan dibuat lebih spesifik.
4. Mengidentifikasi Kendala-Kendala Sistem
Sistem baru tidak akan beroperasi bebas dari kendala. Kendala-kendala ini
penting untuk diidentifikasi sebelum sistem benar-benar dikerjakan. Dengan cara ini,
baik rancangan sistem maupun kegiatan proyek akan berada di antara kendala-kendala
ini.
5. Membuat Studi Kelayakan
Studi kelayakan adalah suatu tinjauan sekilas pada faktor-faktor utama yang
akan mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.
Ada enam dimensi kelayakan :
Teknis
Pengembangan Ekonomis
Pengembalian non Ekonomis
Hukum dan Etika
Operasional
Jadwal
5
6. Mempersiapkan Usulan Penelitian Sistem
Jika sistem dan proyek tampak layak, diperlukan penelitian sistem yang
menyeluruh. Penelitian Sistem ( system study ) akan memberikan dasar yang terinci
untuk rancangan sistem baru mengenai apa yang harus dilakukan sistem itu dan
bagaimana sistem itu melakukannya. Analis akan menyiapkan usulan penelitian sistem
yang memberikan dasar bagi manajer untuk menentukan perlu tidaknya pengeluaran
untuk analisis. Hal penting yang harus diingat tentang usulan tersebut adalah bahwa
sebagian besar isinya didasarkan pada perkiraan. Analis sistem memberikan salinan
tertulis dari usulan kepada komite pengarah SIM, dan kadang-kadang memberikan
penyajian lisan.
7. Menyetujui atau Menolak Penelitian Proyek
Manajer dan komite pengarah menimbang pro dan kontra dari proyek dan
rancangan sistem yang diusulkan serta menentukan apakah perlu diteruskan atau
dihentikan. Jika keputusannya adalah diteruskan, proyek akan berlanjut ke tahap
penelitian. Jika keputusannya adalah dihentikan, semua pihak mengalihkan
perhatiannya ke masalah-masalah lain.
8. Menetapkan Mekanisme Pengendalian
Sebelum penelitian sistem dimulai, komite pengarah SIM menetapkan
pengendalian proyek dengan menentukan apa yang harus dikerjakan, siapa yang
melakukannya, dan kapan akan dilaksanakan.
9. Memonitor Kemajuan Proyek
Setelah jadwal proyek ditetapkan, jadwal itu harus didokumentasikan dalam
bentuk yang memudahkan pengendalian.
6
TAHAP ANALISIS
Analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk
merancang sistem yang baru atau diperbarui. Selama tahap analisis,analis sistem terus bekerja
sama dengan manajer dan komite pengarah SIM.
1. Mengumumkan Penelitian Sistem
Cara terbaik untuk mencegah kekhawatiran pekerja yang takut akan pengaruh
yang akan muncul akibat adanya sistem baru di perusahaan yaitu melakukan komunikasi
dengan pegawai mengenai alasan perusahaan melaksanakan proyek serta bagaimana
sistem baru akan menguntungkan perusahaan dan pegawai. Manajemen dapat bertemu
dengan para pegawai, secara perseorangan maupun pertemuan kelompok, dan dapat
menggunakan media tertulis seperti memo dan penerbitan berkala perusahaan. Bagi
perusahaan dengan jangkauan operasi luas, pengumuman dapat berbentuk video.
2. Mengorganisasikan Tim Proyek
Tim proyek yang akan melakukan penelitian sistem dikumpulkan. Banyak
perusahaan mempunyai kebijakan menjadikan pemakai, dan bukan spesialis informasi,
sebagai pemimpin proyek. Agar proyek berhasil, pemakai sangat perlu berperan aktif
daripada hanya berperan pasif.
3. Mendefinisikan Kebutuhan Informasi
Dari berbagai kegiatan pegumpulan informasi ( wawancara perorangan,
pengamatan, pencarian catatan, dan survey ), wawancara perorangan lebih disukai
dengan alas an :
Menyediakan komunikasi dua arah dan pengamatan terhadap bahasa
tubuh
Dapat meningkatkanantusiame pada proyek, baik dari pihak spesialis
maupun pihak pemakai
Dapat menjalin kepercayaan antara pemakai dan spesialis informasi
Memberi kesempatan bagi peserta proyek untuk mengungkapkan
pandangan yang berbeda bahkan bertentangan.
Pada siklus ini analis mengumpulkan dokumentasi dari sistem yang ada. Kumpulan
dokumentasi yang menjelasakan suatu sistem biasa disebut Kamus Proyek. Seiring
dengan perkembangan teknologi saat ini, Kamus Proyek biasanya berbentuk elektronik
daripada bentuk kertas.
7
4. Mendefinisikan Kriteria Kinerja Sistem
Setelah kebutuhan informasi manajer didefinisikan, langkah selanjutnya adalah
menspesifikasikan secara tepat apa yang harus dicapai oleh sistem yaitu Kriteria Kinerja
Sistem.
5. Menyiapkan Usulan Rancangan
Analisis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk membua keputusan
teruskan/ hentikan untuk kedua kalinya. Di sini, manajer harus menyetujui tahap
rancangan dan dukungan bagi keputusan itu termasuk di dalam usulan rancangan.
6. Menyetujui atau Menolak Rancangan Proyek
Manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi usulan rancangan dan
menentukan apakah akan memberikan persetujuan atau tidak. Dalam beberapa kasus,
tim mungkin diminta melakukan analisis lain dan menyerahkannya kembali, atau proyek
mungkin ditinggalkan. Jika persetujuan diberikan, proyek maju ke tahap rancangan.
TAHAP RANCANGAN
Rancangan Sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru.
Jika sistem tersebut berbasis komputer, rancangan dapat menyertakan spesifikasi jenis
peralatan yang akan digunakan.
1. Menyiapkan Rancangan Strategi yang Terinci
Pendekatan top-down merupakan ciri rancangan terstruktur ( structural design )
yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat subsistem.
2. Mengidentifikasikan Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem
Seorang analis harus mengidentifikasikan konfigurasi peralatan komputer yang
akan memberikan hasil terbaik bagi sistem untuk menyelesaikan pemrosesan.
3. Mengevaluasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem
Analis bekerja sama dengan manajer mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif
yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja
dengan kendala-kendala yang ada.
4. Memilih Konfigurasi yang Terbaik
Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi
peraltan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai,
analis membuat rekomendasi kepada manajer untuk disetujui. Saat menyetujui
konfigurasi tersebut, persetujuan selanjutnya dilakukan oleh Komite Pengarah Sistem.
8
Spesifikasi sistem ini akan ditekankan secara top-down saat subsistem-subsistem
diterapkan dalam tahap penerapan.
5. Menyiapkan Usulan Penerapan
Analis menyiapkan usulan penerapan ( implementation proposal ) yang
mengikhtsarkan tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan yang
diharapkan, dan biayanya.
6. Menyetujui atau Menolak Penerapan Sistem
Keputusan untuk terus pada tahap penerapan ini sangatlah penting karena usaha
ini akan sangat meningkatkan jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang
diharapkan dari sistem melebihi biayanya, penerapan akan disetujui.
TAHAP PENERAPAN
Penerapan merupakan kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik
dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja.
1. Merencanakan Penerapan
Karena hanya tinggal satu tahap pengembangan yang tersisa sebelum sistem
baru digunakan, manajer dan spesialis informasi memahami dengan baik pekerjaan yang
diperlukan untuk menerapkan rancangan sistem. Mereka dapat menggunakan
pengetahuan ini untuk mengembangkan rencana penerapan yang sangat rinci.
2. Mengumumkan Penerapan
Proyek penerapan diumumkan kepada para pegawai dengan cara yang sama
seperti pada penelitian sistem. Tujuan pengumuman ini adalah menginformasikan
pegawai mengenai keputusan untuk menerapkan sistem baru dan meminta kerjasama
pegawai.
3. Mendapatkan Sumber Daya Perangkat Keras
Rancangan sistem disediakan bagi para pemasok berbagai jenis peralatan
komputer yang terdapat pada konfigurasi yang disetujui. Ketika semua usulan telah
diterima dan dianalisis, Komite Pengarah SIM memilih satu pemasok atau lebih. Spesialis
informasi memberikan dukungan bagi keputusan ini dengan mempelajari usulan dan
membuat rekomendasi. Setelah disetujui, perusahaan melakukan pemesanan.
4. Mendapatkan Sumber Daya Perangkat Lunak
Saat perusahaan memutuskan untuk menciptakan sendiri perangkat lunak
aplikasinya, programmer menggunakan dokumentasi yang disiapkan oleh analis sistem
sebagai titik awal. Jika perangkat lunak aplikasi jadi ( Prewritten Application Software )
9
5.
6.
7.
8.
dibeli, pemilihan pemasok perangkat lunak dapat mengikuti prosedur yang sama seperti
yang digunakan untuk memilih pemasok perangkat keras yaitu RFP dan usulan.
Menyiapkan Database
DBA bertanggungjawab untuk semua kegiatan yang berhubungan dengan data
dan ini mencakup persiapan database. Jika perusahaan belum menggunakan sistem
manajemen database/ DBMS ( database management system ). DBA akan berperan
penting dalam memilih perangkat lunak.
Menyiapkan Fasilitas Fisik
Jika perangkat keras dari sistem baru tidak sesuai dengan fasilitas yang ada,
perlu dilakukan konstruksi baru atau perombakan. Pembangunan fasilitas fisik dapat
menjadi tugas berat dan harus dijadwalkan sehingga sesuai dengan keseluruhan
rencana proyek.
Mendidik Peserta dan Pemakai
Sistem baru kemungkinan besar akan mempengaruhi banyak orang. Beberapa
orang akan membuat sistem bekerja. Pendidikan harus dijadwalkan jauh setelah siklus
hidup dimulai, tepat sebelum bahan-bahan yang dipelajari mulai diterapkan.
Masuk ke Sistem Baru
Proses menghentikan penggunaan sistem lama memulai penggunaan sistem
baru disebut cutover. Ada 4 pendekatan dasar:
1) Percontohan ( Pilot ) adalah suatu sistem percobaan yang diterapkan
dalam satu subset dari keseluruhan operasi.
2) Serentak ( Immediate ) : Pendekatan yang paling sederhana adalah
beralih dari sistem lama ke sistem baru pada satu hari tertentu. Namun
pendekatan ini hanya layak bagi perusahaan kecil atau sistem kecil
karena permasalahan waktu menjadi makin besar saat skala operasi
meningkat.
3) Bertahap ( Phased ) : dalam Cutover bertahap, sistem baru digunakan
bagian per bagian pada suatu waktu. Cutover bertahap lebih populer bagi
sistem berskala besar.
4) Paralel ( Parallel ) : Cutover paralel mengharuskan sistem lama
dipertahankan sampai sistem baru telah diperiksa secara menyeluruh.
Pendekatan ini memberikan pengamanan yang paling baik terhadap
kegagalan tetapi merupakan yang paling mahal karena kedua sumber
daya harus dipertahankan.
Cutover menandakan berakhirnya bagian pengembangan dari siklus hidup sistem sehingga
sistem dapat dimulai sekarang.
10
TAHAP PENGGUNAAN
1. Menggunakan Sistem
Pemakai menggunakan sistem untuk mencapai tujuan yang diidentifikasikan
pada tahap perencanaan.
2. Audit Sistem
Setelah sistem baru berkesempatan untuk mapan, penelitian formal dilakukan
untuk menentukan seberapa baik sistem baru tersebut memenuhi kriteria kinerja.
Studi ini disebut Penelaahan Setelah Penerapan ( Post Implementation Review ) dan
dapat dilakukan oleh seseorang dari jasa informasi atau oleh seorang auditor
internal. Hasil audit dilaporkan kepada CEO, Komite Pengarah SIM, dan pemakai.
Proses ini diulangi selama penggunaan sistem berlanjut.
3. Memelihara Sistem
Selama manajer menggunakan sistem, berbagai modifikasi dibuat sehingga sistem
terus memberikan dukungan yang diperlukan. Modifikasi ini disebut Pemeliharaan
Sistem ( System Maintenance ). 3 alasan dilakukan pemeliharaan sistem yaitu:
1. Memperbaiki Kesalahan
Penggunaan sistem mengungkapkan kesalahan dalam program atau
kelemahan rancangan yang tidak terdeteksi dalam pengujian sistem.
2. Menjaga Kemutakhiran Sistem
Dengan berlalunya waktu, terjadi perubahan-perubahan dalam
lingkungan sistem yang mengharuskan merubah rancangan atau perangkat
lunak.
3. Meningkatkan Sistem
Saat manajer menggunakan sistem, mereka melihat cara-cara membuat
peningkatan. Saran-saran ini diteruskan kepada spesialis informasi yang
memodifikasi sistem sesuai saran tersebut
Pada saat tertentu, modifikasi sistem akan menjadi sedemikian rupa sehingga lebih baik
memulai dari awal. Lalu siklus hidup sistem akan terulang.
11
MENEMPATKAN SIKLUS HIDUP SISTEM DALAM PERSPEKTIF
Masalah saat ini adalah porsi perkembangan dari SLC yaiut System Development Life
Cycle ( SDLC ) lebih sesuai pada masa-masa awal komputer dibanding saat ini. Selama tahuntahun awal sistem terdiri dari program aplikasi akuntansi dan pemakai bersabar untuk
menunggu proses tahap demi tahap. Demi memberi respon yang lebih baik bagi kebutuhan
pemakai, spesialis informasi telah memodifikasi pada SLC sehingga waktu yang diperlukan
untuk menerapkan sistem dikurangi. Dari banyak modifikasi yang dicoba, dua hal mendapatkan
perhatian yaitu Prototyping dan Rapid Application Development ( RAD ).
PROTOTYPING
Ada 2 jenis prototipe. Prototipe Jenis I sesungguhnya akan menjadi sistem operasional
sedangkan Prototipe Jenis II merupakan suatu model yang dapat berfungsi sebagai cetak biru
bagi sistem operasional.
Langkah-langkah Prototipe Jenis I adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi Kebutuhan Pemakai
Analis sistem mewawancarai pemakai untuk mendapatkan gagasan dari
apa yang diinginkan pemakai terhadap sistem
2. Mengembangkan Prototipe
Analis sistem mungkin bekerjasama dengan spesialis informasi lain
sehingga bias menggunakan satu atau lebih peralatan prototyping untuk
mengembangkan sebuah prototipe.
3. Menentukan Apakah Prototipe Dapat Diterima
Analisis mendidik pemakai dalam penggunaan prototipe dan memberikan
kesempatan kepada pemakai untuk membiasakan diri dengan sistem. Apabila
pemakai mengatakan memuaskan maka langkah 4 akan di ambil namun jika
tidak maka prototipe akan di revisi dengan pengertian yang lebih baik sesuai
dengan kebutuhan pemakai.
4. Menggunakan Prototipe
Prototipe ini menjadi sistem operasional.
12
Tiga langkah Prototipe Jenis II sama seperti Prototipe Jenis I. lalu langkah selanjutnya adalah
sebagai berikut :
4. Mengkodekan Sistem Operasional
Programmer menggunakan prototipe sebagai dasar untuk pengkodean
( coding ) sistem operasional.
5. Menguji Sistem Operasional
Programmer menguji sistem
6. Menentukan Jika Sistem Operasional Dapat Diterima
Pemakai memberi masukan pada analis apakah sistem dapat diterima. Jika iya,
langkah 7 dilakukan namun jika tidak, langkah 4 dan 5 diulangi.
7. Menggunakan Sistem Operasional
Alasan pemakai maupun spesialis informasi menyukai prototyping adalah :
Komunikasi antara analis sistem dan pemakai membaik.
Analis dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pemakai
Pemakai berperan lebih aktif dalam pengembangan sistem
Spesialis informasi dan pemakai menghabiskan lebih sedikit waktu dan usaha dalam
mengembangkan sistem
Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang di harapkannya
Kekurangan prototyping adalah :
o Ketergesaan untuk membuat prototipe mungkin menghasilkan jalan pintas dalam
definisi permasalahan, evaluasi alternative, dan dokumentasi
o Menghasilkan sesuatu yang tidak realistis dari sistem operasional
o Prototipe Jenis I mungkin tidak seefisien sistem yang dikodekan dalam bahasa
pemrograman
o Hubungan Komputer-manusia yang disediakan oleh peralatan prototyping tidak
mencerminkan teknik perancangan yang baik
13
Prototyping bekerja paling baik pada penerapan-penerapan yang berciri sebagai berikut :
1. Risiko Tinggi
Masalah tidak terstruktur dengan baik, terdapat tingkat perubahan yang tinggi
dari waktu ke waktu, dan persyaratan data tidak menentu, considerable
2. Interaksi Pemakai Penting
Sistem menyediakan dialog yang on-line antara pemakai dan computer mikro
atau terminal
3. Jumlah Pemakai Banyak
Kesepakatan mengenai rincian rancangan sukar untuk dicapai tanpa pengalaman
langsung
4. Penyelesain yang cepat diperluakn
5. Perkiraan Tahap Penggunaan Sistem yang Pendek
6. Sistem yang Inovatif
Sistem tersebut merupakan yang paling mutakhir, baik dalam cara penyelesaian
masalah, maupun dalam penggunaan perangkat kerasnya.
7. Perilaku Pemakai yang Sukar Ditebak
Pemakai tidak mempunyai pengalaman sebelumnya dengan sistem seperti ini.
Penerapan yang tidak mempunyai ciri-ciri ini dapat dikembangkan dengan mengikuti SDLC
secara tradisional.
14
RAPID APPLICATION DEVELOPMENT
RAD ( Rapid Application Development ) adalah seperangkat strategi, metodologi,
dan peralatan yang terintegrasi yang ada di dalam satu kerangka kerja menyeluruh yang
disebut Information Engineering. RAD memerlukan empat unsur penting yaitu :
Manajemen
Manajemen harus mendukung RAD sepenuhnya dan menyediakan lingkungan
kerja yang membuat kegiatan tersebut sangat menyenangkan.
Manusia
Daripada menggunakan satu tim tunggal untuk mengerjakan semua kegiatan
SLC, RAD menyadari efisiensi yang dapat dicapai melalui penggunaan beberapa tim yang
terspesialisasi.
Metodologi
Metodologi dasar RAD adalah siklus hidup RAD yang terdiri dari empat tahap:
1) Perencanaan Kebutuhan
2) Rancangan Pemakai
3) Konstruksi
4) Cutover
Pemakai berperan penting dalam setiap tahap, bekerja sama dengan spesialis informasi
Peralatan
Peralatan RAD terdiri dari bahasa-bahasa pemrograman generasi keempat ( fourthgeneration language ) dan peralatan CASE yang memudahkan prototyping dan
pembuatan kode.
15
COMPUTER AIDED SOFTWARE ENGINEERING ( CASE )
CASE merupakan katerogi perangkat lunak yang bertujuan mengalihkan sebagian beban
kerja pengembangan sistem dari manusia ke komputer.
Tingkat kemampuan peralatan tertentu dapat dinyatakan melalui tempatnya di dalam SLC.
Empat kategori telah didefinisikan :
Peralatan CASE tingkat atas dapat digunakan oleh eksekutif perusahaan saat akan
membuat perencanaan strategis.
Peralatan CASE tingkat menengah dapat digunakan selama tahap analisis dan
rancangan untuk mendokumentasikan proses dan data dari sistem yang telah ada
maupun sistem baru.
Peralatan CASE tingkat bawah digunakan selama tahap penerapan dan penggunaan
untuk membantu programmer mengembangakan, menguji, dan menjaga kode.
Peralatan CASE terintegrasi menawarkan cakupan kombinasi dari peralatan CASE
tingkat atas , menengah, dan bawah.
Dari semua metodologi yang ada, SLC merupakan metodologi tertua dan akan terus
menjadi dasar sebagian besar kerja pengembangan sistem. Prototyping juga merupakan
metodologi yang telah cukup mapan, dan akan terus digunakan bagi proyek-proyek yang
kebutuhan pemakainya masih sulit didefinisikan. RAD merupakan metodologi baru, dan masa
depannya belum dapat dipastikan. Kemungkinan besar RAD lambat laun akan menyusul, dan
mungkin menjadi metodologi utama bagi perancangan dan penerapan di masa depan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Raymond McLeod Jr. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : PT Prenhallindo. 1995
17