Academia.eduAcademia.edu

evaluasi pembelajaran

TUGAS INDIVIDU RESUME MATA KULIAH “EVALUASI PEMBELAJARAN” Dosen Pengampuh : Siti Munawaroh,S.Pd,M.Pd NAMA : ERLINDA NUR MAHFIROH NIM : 132781 ANGKATAN : EKONOMI 2013 B SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PEDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA JOMBANG 2015 BAB 1 PEMBELAJARAN Belajar Pengertian belajar Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam menyelenggarakan jenis dan jenjang pendidikan, hal ini berarti keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan proses belajar siswa di sekolah dan lingkungan sekitarnya. Menurut Ausubel belajar dapat diklasifikasikan kedalam dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan pada siswa melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang sudah ada. Sejalan dengan perubahan paradigma dalam belajar, belajar tidak efektif jika anak duduk dengan manis di kelas sementara guru menjejali anak dengan berbagai hal, namun belajar pada saat ini memiliki kecenderungan dengan istilah belajar aktif. Belajar aktif merupakan perkembangan dari teori Dewey learning by doing. Dewey tidak menyukai rote learning “belajar dengan menghafal”. Dewey menerapkan prinsip-prinsip learning by doing, yaitu bahwa siswa perlu terlibat dalam proses belajar secara spontan. Keingintahuan siswa akan hal yang belum diketahuinya mendorong keterlibatannya secara aktif dalam suatu proses belajar. Ciri-ciri Perilaku Belajar Adapun ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar yang penting adalah: Perubahan internasional Perubahan positif dan aktif Perubahan efektif dan fungsional Para ahli pendidikan membagi belajar menjadi delapan jenis diantaranya : Belajar abstrak Belajar keterampilan Belajar sosial Belajar memecahkan masalah Belajar rasional Belajar kebiasaan Belajar apresiasi Belajar pengetahuan Mengajar Mengajar atau “teaching” membantu siswa memperoleh infoemasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar (Joyce dan Well, 1996). Pendidikan bertujauan mengembangkan atau mengubah tingkah laku siswa. Tingkah laku pada siswa terdiri dari dua aspek, yaitu aspek objektif dan aspek subjrktif. Kegiatan pengajaran adalah dalam mengorganisasi lingkungan. Melaluai interaksi individu dan lingkunyannya maka siswa memperoleh pengalaman yang selenjutnya mempengaruhi prilakunya, sehingga berubah dan berkembang. Pembelajaran Pembelajar adalah inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu (Usman, 2001). Pembelajaran perlu direncanakan dan dirancang secara optimal agar dapat memenuhi harapan dan tujuan. Rancangan pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut : Pembelajaran diselenggarakan dengan pengalaman nyata dan lingkungan otentik. Isi pembelajaran harus didesain agar relevan dengan karakteristik siswa. Menyediakan media dan sumber belajar yang dibutuhkan. Penilaian hasil belajar terhadap siswa dilakukan secara formatif. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melaluai kegiatan belajar (Abdurrahman, 1999). Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan intruksional. Benjamin S. Bloom berpendapat bahwa hasil belajar dapat dikelompokkan kedalam dua macam yaitu pengetahuan dan keterampilan. Untuk memperolehhasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Setelah melaluai proses belajar maka siswa diharapkan dapat mencapai tujuan belajar yang disebut juga sebagai hasil belajar yaitu kemampuan yang dimiliki siswa setelah menjalani proses belajar. Indikator Hasil Belajar Untuk menjawab pertanyaan apakah pengajaran yang telah dilakukan berhasil, dan apa buktinya? Untuk menjawab pertanyaan itu, terlebih dahulu harus ditetapkan apa yang menjadi kriteria keberhasilan pengajar, baru kemudian ditetapkan alat untuk menaikkan keberhasilan belajar secara tepat. Menurut Sudjana (2004) ada dua kriteria yaitu: Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya. Kriteria ini lebih menekankan kepada pengajaran sebagai suatu proses yang merupakan interaksi dinamis sehingga siswa sebagai subjek mampu mengembangkan potensinya melalui belajar sendiri. Kriteria ditinjau dari hasilnya Disamping tinjauan dari segi proses, keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil. Bab 2 Beberapa Model Pembelajaran Kontenporer Pendekatan, Strategi dan Metode Pendekatan dalam Pengajaran Pendekatan adalah suatu antar usaha dalam aktivitas kajian, atau interaksi, relasi dalam suasana tertentu, dengan individu atau kelompok melalui penggunaan metode-metode tertentu secara efektif. Pendekatan pembelajaran sebagai proses penyajian isi pembelajaran kepada siswa untuk mencapai kompetensi tertentu dengan suatu metode atau beberapa metode pilihan. Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran merupakan pendekatan dalam mengelolah kegiatan, dengan mengintregasikan urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi pelajaran dan pembelajar, peralatan dan bahasa serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, secara efektif dan efisien. Metode Mengajar Metode mengajar adalah cara mengajar atau cara menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang kita ajar. Macam-macam metode mengajara antara lain: ceramah, ekspositori, tanya jawab, penemuan. Model Pengajaran Model mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi peserta didik, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran atai setting lainnya. Memilih suatu model mengaja, harus disesuaikan dengan realitas yang ada dan situasi kelas yang ada. Model-model pengajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajaran, pola urutannya dan sifat lingkungan belajarnya. Tiap-tiap model pengajaran membutuhkan sistem pengolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Pembahasan ini akan memunculkan bebrapa model pembelajaran sebagai berikut: Model pengajaran langsung Model pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk menunjang proses belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan prosedural dan oengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah.Pengajaran langsung berpusat pada guru, tetapi tetap harus menjamin terjadinya keterlibatan siswa. Model pembelajaran kooperatif Pembeljaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasma di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dilahat dari tujuan penerapan pembelajaran kooperatif meliputi hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Seperti halnya pada model pengjaran langsung, dalam pengajaran kooperatif juga diperlukan tugas perancanaan, misalnya: menentukan pendekatan yang tepat, memilih topik yang sesuai dengan model ini, pembentukan kelompok siswa, menyiapkan LKS, merencanakan waktu dan tempat duduk yang akan digunakan. Model pembelajaran berdasarkan masalah Model pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru mrmberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pembelajaran berdasarkan masalah bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berfikir dan keterampilan memecahkan masalah, belajar peranan orang dewasa yang autentik, dan menjadi pembelajar yang mandiri. Model pembelajran tematik Pembelajaran tematik adalah pembelajran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan bebrapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema ini, akan diperoleh beberapa manfaat yaitu; 1) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan, 2) Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir. Model pembelajaran kontekstual Model pembeljaran kontrkstual merupakan rencangan pembelajaran yang digabung atas dasar asumsi bahwa knowladge is constructed by human (Zahorik, 1995). Dalam penerapan model pembelajaran kontekstual, terdapat tujuh komponen utama yang harus dilakukan secara sungguh-sungguh. Komponen yang dimaksud adalah: 1) konstruktivisme, 2) proses menemukan, 3) bertanya, 4) masyarakat belajar, 5) pemodelan, 6) refleksi, 7) penilaian. Bab 3 Konsep Dasar Penilaian Pengertian penilaian Penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk memperoleh informasi secara objektif, berkelanjutan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang dipakai siswa, yang hasilnya digunakan sebagai dasar untuk menentukan perlakuan selanjytnya (Depdiknas, 2001).Untuk melaksanakan penilaian perlu melakukan pengukuran terlebih dahulu, sedangkan pengukuran tidak akan mempunyai makna yang berarti tanpa dilakukan penilaian (Arikunto,1987). Dengan demikian, inti dari penilaian adalah proses memberikan atau menentukan terhadap hasil belajar tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai tersebut berlangsung dalam bentuk interpretasi yang diakhiri dengan judgement. Judgement merupakan tema penilaian yang mengaplikasikan adanya suatu perbandingan antara kriteria dan kenyataan dan konteks situasi tertentu. Fungsi Penilaian Penilaian berfungsi sebagai pemantau kinerja komponen-komponen kegiatan proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses belajar mengajar. Informasi yang diberikan oleh hasil analisis terhadap hasil penilaian sangat diperlukan bagi pembuatan kebijakan-kebijakan yang harus dilakukan oleh seorang guru untuk peningkatan mutu proses belajar mmengajar. Fungsi evluasi dapat dibedakan menjadi dua yakni fungsi hasil belajar dan fungsi evaluasi program pengajaran. Fungsi evaluasi hasil belajar antara lain: Fungsi formatif Evaluasi yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung dapat mmemberikan informasi yang berupa umpak balik baik bagi guru/dosen maupun bagi siswa/mahasiswa. Fungsi sumatif Tes sumatif dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar biasanya dilakukan pada akhir program pengajaran, misalanya pada akhir kwarta, akhir semester atau akhir tahun ajaran. Fungsi diagnostik Evaluais dapat pula untuk mengungkapkan kesulitan subyek didik. Disamping mengungkapkan kesulitan, evaluasi dapat juga dipakai untuk mengungkapkan pengetahuan atau keterampilan. Fungsi selektif Dengan fasilitas yang terbatas maka evaluasi dapat dipakai untuk menyeleksi masukan (input) guna disesuaikan dengan ruangan, tempat duduk atau fasilitas lain yang tersedia. Fungsi motivasi Apabila subyek didik tahu bahwa dalam PBM yang siswa jalani tidak dilakukan evaluasi maka akibatnya sudah dapat dibayangkan subyek didik tidak enggan untuk belajar. Tujuan Penilaian Penilaian secara sistematis dan berkelanjutan untuk: 1)menilai hasil belajar siswa disekolah, 2)mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pendidikan kepada mayarakat, dan 3)mengetahui mutu pendidikan di sekolah (Kep. Mendiknas No. 012/U/2001). Prinsip Penilaian Sistem penilaian dalam pembelajaran, baik pada penilaian berkelanjutan maupun penilaian akhir, hendaknya dikembangkan berdasarkan sejumlah prinsip sebagai berikut: Menyeluruh Penguasaan kopetensi dalam mata pelajaran hendaknya menyeluruh, baik menyangkut standar kopetensi , kemampuan dasar serta keseluruhan indikator ketercapaian. Berkelanjutan Penilaian hendaknya dilakukan secara berkelanjutan guna mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar siswa sebagai dampak langsung maupun tidak langsung dari proses pembelajaran. Berorientasi pada indikator ketercapaian Sistem penilaian dalam bembelajaran harus mengacu pada indikator ketercapaian yang sudah ditetapkan berdasarkan kemampuan dasar/ kemampuan minimal dan standar kompetensinya. Sesuai dengan pengalaman Sistem penilaian dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan pengalaman belajaranya. Aspek yang Dinilai Proses belajar, yaitu seluruh pengalaman belajar yang dilakukan siswa. Hasil belajar, yaitu ketercapaian setiap kemampuan dasar baik kognitif, afektif maupun psikomotor yang diperoleh siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu. Bab 4 Instrumen Penilaian Jenis-Jenis Instrumen Tes Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang dites. Alat penilaian teknik tes, yaitu tes tertulis dan tes lisan. Bentuk penilaian berupa tes tertulis terdiri atas bentuk objektif dan bentuk uraian. Secara rinci teknis penilaian siswa bisa dilakukan dengan : Ulangan harian Tugas kelompok Kuis Ulangan blok Pertanyaan lisan Tugas individu Nontes Prosedur yang dilalui untuk untuk memperoleh gambaran mengenai karaklteristik minat, sifat, dan kepribadian. Melalui: Pengamatan Skala sikap Angket Catatan harian Langkah-Langkah Memnbuat Instrumen Penilaian Langkah penyusunan instrumen test Dalam mengembangkan instrumen adalah menetapkan spesifikasi, yaitu berisi uraian yang menunjukkan keseluruhan karakteristik yang harus dimiliki suatu instrumen. Penyusunan spesifikasi instrumen mencakup kegiatan, yaitu menentukan tujuan, menyusun kisi-kisi, memilih bentuk instrumen, dan menentukan panjan instrumen. Kisi-kisi adalah format atau matrik yang memuat informasi tentang spesifikasi soal-soal yang dibuat.pemilihan bentuk instrumen akan ditentukan oleh tujuan, jumlah peserta, waktu yang tersedia yang memerikasa, cakupan materi, dan karakteristik mata pelajaran yang diujikan. Bentuk instrumen yang digunakan sebaiknya bervariasi seperti, pilihan ganda, uaraian objektif, uraian bebas, menjodohkan, jawaban singkat, benar salah dan lain-lain. Langkah penyusunan instrumen nontest Instrumen untuk mengungkap aspek psikomotor Instrumen untuk tes psikomotor dapat berupa Tes tertulis (paper and pencil test) Tes identifikasi Tes simulasi Tes contoh kerja (work sample) Daftar cek yang mudah digunakan untuk menilaia tes psikomotorik dimana guru/pengamat tinggal memberi tanda cek pada kompetensi yang muncul. Instrumen untuk mengungkap aspek afektif Komponen afektif turut menentukan keberhasilan hasil belajar siswa. Paling tidak ada dua komponen afektif yang penting untuk diukur yaitu sikap dan minat dalam pembelajaran yang digunakan hanya sikap dan minat terhadap pelajaran. Pensekoran Untuk menentukan keberhasilan dalam sistem penilaian ini dilakukan pensekoran dan penentuan standar keberhasilan belajar. Secara umum, menggunakan prinsip “mastery learning”, dimana siswa dikatakan berhasil bila telah mencapai 75% penguasaan (mastery). Namun secara khusus sistem penilaian perlu memperhatikan keterkaitannya dengan ranah (domain) yang ada, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Oleh karena itu teknik penskoran untuk tiga ranah tersebut harus dibedakan. Bab 5 Penilaian Kelas Penerapan penilaian kelas dalam pembelajaran Pengertian Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran tertentu. Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi serta sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti penilaian untuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (pencil and paper test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portofolio), dan penilaian diri. Manfaat penilaian kelas Manfaat penilaian kelar antara lain sebagai berikut: Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi. Untuk masukan bagi guru guna merancang kegiatan belajar. Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial. Fungsi penilaian kelas Penilaian kelas memiliki fungsi antara lain sebagai berikut: Menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi. Menentukan kelemahan dan kekurangan preoses pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya. Sebagai kontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan perkembangan peserta didik. Rambu-rambu penilaian kelas Kriteria penilaian kerja Ada 6 kriteria dalam penilaian kelas, yaitu validitas, realibilitas, terfokus pada kompetensi, keseluruhan/komprehensif, objektivitas, mendidik. Prinsip penilaian kerja Dalam melaksanakan penilian , guru sebaiknya: Memandang penilaian dan kegiatan pembelajaran secara terpadu. Melakukan strategi yang mendorong dan memperkuat penilaian sebagai cermin diri. Melakukan penilaian kelas secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Teknik penilaian dalam pembelajaran di kelas Teknik pengumpulan informasi pada prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik berdasrkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai. Ada tujuh teknik yang dapat digunakan, yaitu : Penilaian untuk kerja Penilaian untuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Seperti: praktek dilaboratorium, praktek sholat, praktek OR, presentasi, diskusi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, dll. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik dari pada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Untuk mengamati unjuk peserta didik dpat menggunakan alat atau instrumen berikut: Daftar cek (check list) Dengan menggunakan daftar cek peseta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Skala penilaian Penilaian unjuk kerja yangf menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu. Penilaian sikap Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Komponen konatif adalah kecenderungan untuk berprilaku berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap. Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagi mata pelajaran adalah sikap terhadap materi pelajran, sikap terhadap guru atau pengajar, sikap terhadap proses pembelajaran, sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran, dan sikap berhubungan denagn kompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran. Teknik yang dapat dilakukan untuk penilaian sikap antara lain adalah obervasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Penilaian tertulis Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Teknik penilaian Memilih jawaban, yang dibedakan menjadi pilihan ganda, dua pilihan(benar-salah, ya-tidak), menjodohkan, dab sebab akibat. Mensuplai jawaban, yaitu isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian. Penilaian proyek Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap sesuatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Dalam penilaian proyeksetidaknya ada tiga hal yang perlu depertimbangkan yaitu Kemampuan pengelolaan Relevansi Keaslian Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengajaran, ampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan desain, pengumpulan data, analisisa data, dan menyiapkann laporan tertulis. Penilaian produk Penilaian produk merupakan penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan. Dan cara analitik yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya diilakukan pada tahap appraisal. Penilaian portofolio Penilaian portofoliao merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan innformasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam suatu periode tertentu. Hal0hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah, antara lain karya siswa, saling percaya antara guru dan peserta didik, kerahasian bersama antra guru dn pseerta didik, milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru, kepuasan, kesesuaian, penilaian proses dan hasil, penilaian dan pembelajaran. Penilaian diri ( self assesment ) Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian dimana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tetentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomomotor. Dan penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Langkah-langkah pelaksanaan penilaian Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur, seperti: mengidentifikasi, menghitung, membedakan, menyimpulkan, menceritakan kembali, mempraktekkan, mendemonstrasikan, dan mendeskripsikan. Pemetaan standar kompetensi dilakukan untuk memudahkan guru dalam menentukan teknik penilaian. Contohnya pemetaan untuk mata pelajar bahasa inggris dapat dilihat pada tabel dihalaman selanjutnya. Pengolahan hasil penilaian Data penilaian untuk kerja Data penilaian untuk kerja adalah skor yang diperoleh dari pengamatan yang dilakukan terhadap penampilan peserta didik dari suatu kompetensi. Skor diperoleh dengan cara mengisi format penilaian untuk kerja yang dapat berupa daftar cek atau skala penilaian. Data penilaian sikap Data penilaian sikap bersumber dari catatan harian peserta didik berdasarkan pengamatan/ observasi guru mata pelajaran. Data haasil pengamatan guru dapat dilengkapi dengan hasil penilaian berdasarkan paertanyaan langsung dan laporan pribadi. Catatan guru mata pelajaran menggambarkan sikap atau tingakat penguasaan peserta didik berkaitan dengan pelajaran yang ditempuhnya dalam bentuk kalimat naratif. Demikian juga catatan dalam kolom deskripsi perilaku, menggambarkan perilaku peserta didik yang perlu mendapat penghargaan/ pujian atau peringatan. Data penilaian tertulis Data penilaian tertulis adalah skor yang diperoleh peserta didik dari hasil berbagai tes tertulis yang diikuti peserta didik. Skor penilaian yang diperoleh dengan menggunakan berbagai bentuk tes tertulis perlu digabung menjadi satu kesatuan nilai penguasaan kompetensi dasar standar kompetensi pelajaran. Data penilaian proyek Data penilaian proyek meliputi skor yang diperoleh dari tahap-tahap: perencanaan/persiapan, pengumpulan data, dan penyajian data/laporan. Data penilaian produk Data penilaian produk diperoleh dari tiga tahap persiapan, tahap pembuatan (produk), dan tahap penilaian (appraisal). Informasi tentang data penilaian produk diperoleh dengan menggunakan cara holistik atau cara analitik. Data penilaian diri Data penilaian diri adalah data yang diperoleh dari hasil penilaian tentang kemampuan, kecakapan, atau penguasaan kompetensi tertentu, yang dilakukan oleh peserta didik sendiri, sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Interpretasi hasil penilaian dalam menetapkan ketuntasan belajar Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator dalam suatu kompetensi dasar (KD) ditetapkan antara 0% - 100% . hasil penilaian ini akan menunjukkan peringkat suatu sekolah dibandingkan dengan sekolah lain. Melalui pemeringkatan ini diharapkan sekolah terpacu untuk meningkatkan kualitasnya, dalam hal ini meningkatkan kriteria pencapaian indikator semakin mendekati indikator 100%. Kriteria penilaian untuk tiap mata pelajaran Misalnya : Ekonomi Indikator yang terdapat dalam standar kompetensi mata pelajaran ekonomi dikelompokkan menjadi aspek: Kemampuan untuk mengembangkan konsep dan memahami peristiwa ekonomi, Kemampuan untuk melakukan aktivitas yang menggunakan pendekatan ilmiah seperti problem solving, inkuiri, dan berpikir kritis untuk menggali, membangun, dan menjeneralisasikan konsep dan peristiwa ekonomi. Berdasarkan hal itu, nilai hasil belajar yang dicantumkan dalam rapor juga mencakup aspek: Penguasan konsep Kerja ilmiah Untuk kepentingan pembelajaran dan penilaian, analisis terhadap seluruh indikator diperlukan untuk menentukan indikator-indikator yang termasuk kedalam masing-masing aspek, hasil belajar yang dicantumkan dalam rapor merupakan keputusan akhir yang menyimpulkan pencapaian pada setiap aspek. Bahasa inggis Standar kompetensi mata pelajaran bahasa inggris SMU dikelompokkan dalam aspek: Mendengarkan Berbicara Membaca Menulis Aspek penilaian dalam mata pelajaran ini juga merupakan nilai rata-rata dari aspek: Mendengarkan Berbicara Membaca Menulis Bab 6 Penyusunan Instrumen Dan Teknik Penskoran Kompenen penyusunan tes Tujuan tes Tujuan tes yang penting adalah untuk: mengetahui tingkat kemampuan peserta didik, mengukur pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik, mengetahui hasil belajar. Ditinjau dari tujuannya , ada 4 macam tes yang banyak digunakan di lembaga pendidikan, yaitu: Tes penempatan Tes penempatan dilaksanakan pada awal peajaran, digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan yang telah dimiliki peserta didik. Tes diagnostik Tes ini berguna untuk mengetahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didi, termasuk kesalahan pemahaman konsep. Tes formatif Bertujuan untuk memperoleh masukan tentang tingkat keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran. Tes sumatif Yaitu diberikan diakhir suatu pelajaran, atau akhir semester. Langkah pengembangan tes Kisi-kisi tes Ada tiga langkah dalam mengembangkan kisi-kisi tes dalam sistem penilaian berbasis kompetensi dasar, yaitu: Menulis kompetensi dasar Menulis materi pokok Menentukan indikator Menentukan jumlah soal Penilaian bentuk tes Pemilihan bentuk tes yang tepat ditentukan ooleh tujuan tes, jumlah peserta tes, waktu yang tersedia untuk memeriksa lembar jawaban tes, cakupan materi tes, dan karakteristik mata pelajaran yang diujikan. Panjang tes Panjang tes ditentukan oleh waktu yang tersedia untuk melakukan ujian dengan memperhatikan bahan yang diujikan dan tingkat kelelahan peserta tes. Pada umumnya tes dilkukan selama 90 menit sampai dengan 120 menit. Penyusunan tes kognitif dan teknik penskoran Bentuk tes kognitif Tes lisan dikelas, pernyataan lisan dapat digunakan untuk mengetahui taraf serap peserta didik untuk masalah yang berkaitan dengan kognitif. Bentuk pilihan ganda Bentuk menjidohkan Unjuk kerja/performance, bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah-masalah dikehidupan nyata. Bentuk tes ini digunakan untuk mengukur status peserta didik berdasarkan hasil kerja dari suatu tugas. Portofolio, menilai karya-karya individu untuk suatu mata pelajaran tertent. Pedoman penskoran tes kognitif Pedoman penskoran sangat diperlukan, terutama untuk soal bentuk uraian, agar subjektivitas korektor dapat diperkecil. Pedoman pemberian skor untuk setiap butir soal uraian harus disusun segera setelah perumusan kalimat-kalimat butir soal tersebut. Contoh penskoran soal bentuk pilihan ganda: Penskoran tanpa koreksi terhadap jawaban tebakan adalah satu untuk tiap butir yang dijawab benar, sehingga jumlah skor yang diperoleh peserta didik adalah banyaknya butir yang dijawab benar. Contohnya adalah sebagai berikut: Banyak soal tes ada 40 butir Banyaknya jawaban yang benar ada 20 Jadi sekor yang dicapai seseorang: Skor = x100 = 50 Penyusunan instrumen afektif Penyusunan instrumen afektif Langkah-langkah pembuatan instrumen afektif termasuk sikap dan minat adalah sebagai berikut: Pilih ranah afektik yang akan dinilai Tentukan indikator minat Pilih tipe skala yang digunakan Telaah instrumen oleh sejawat Perbaiki instrumen Siapkan quisioner atau inventori laporan diri Skor inventori Analisis hasil inventori slaka minat dan skala sikap Penyusunan tes psikomotor Menurut Lunetta dkk.(1981), dapat berupa: Tes paper and pencil, kemampuan peserta didik dalam menampilkan karya misalnya berupa desain alat, desain grafis, dsb. Tes identifikasi, ditunjukkan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi sesuatu hal. Tes simulasi, dilakukan jika tidak ada alat yang sesungguhnya yang dapat dipakai untuk memperagakan penampilan peserta didik. Tes unjuk kerja, dilakukan dengan alat yang sesungguhnya dan tujuannya untuk mengetahui apakah peserta didik sudfah menguasai/terampil menggunakan alat tersebut. Bab 7 Kriteria Tes yang Baik Kesahihan/ Validitas Pengujian validitas terdiri dari: Validitas isi dan kontruk, validitas ini dilakukan untuk menentukan keseuaian antar a soal dengan materi ajar dengan tujuan yang ingin diukur atau dengan kisi-kisi yang buat. Validitas prediksi, validitas ini dimaksudkan agar hasil tes mempu memprediksi keberhasilan agar hasil tes mampu memprediksi keberhasilan peserta didik di kemudian hari/. Validitas empiris (kriterium), validitas ini bertujuan untuk menentukan tingkat kehandalan soal adalah validitas bandingan. Dalam penentuan tingkat validitas butir soal digunakan korelasi produce moment pearson antara skor yang didapat siswa pada suatu butir soal total yang didapat. Keajegan Reliabilitas Reliabilitas soal merupakan ukuran yang menyatakan tingkat keajegan atau kekonsistenan suatu soal tes. Untuk mengukur tingkat keajegan soal ini digunakan perhitungan Alpha Cronbach. Daya pembeda Untuk perhitungan daya pembeda (DP), dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: Para siswa didaftarkan dalam peringkat pada sebuah tabel Dibuat pegelompokan siswa dalam dua kelompok, yaitu kelompok atas terdiri atas 50% dari seluruh siswa yang menndapat skor tinggi dan kelompok bawah terdiri atas 50% dari seluruh siswa yang mendapat skor rendah