Academia.eduAcademia.edu

Imron KEPERIBADIAN IPM

Keperibadian IPM adalah rumusan yang menggambarkan hakikat IPM, serta apa yang menjadi dasar pedoman amal perjuangan IPM, serta karakter gerakan yang dimilikinya. Keperibadian IPM ini berfungsi sebagai pedoman dan pegangan bagi gerakan IPM menuju cita-cita terwujudnya pelajar yang berilmu, berakhlak mulia dan terampil.

KEPERIBADIAN IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH PENGERTIAN DAN FUNGSI KEPERIBADIAN IPM Keperibadian IPM adalah rumusan yang menggambarkan hakikat IPM, serta apa yang menjadi dasar pedoman amal perjuangan IPM, serta karakter gerakan yang dimilikinya. Keperibadian IPM ini berfungsi sebagai pedoman dan pegangan bagi gerakan IPM menuju cita-cita terwujudnya pelajar yang berilmu, berakhlak mulia dan terampil. MUATAN KEPERIBADIAN IPM Definisi Ikatan Pelajar Muhammadiyah IPM adalah gerakan Islam amar makruf nahi munkar di kalangan pelajar yang ditujukan kepada dua bidang, pertama perorangan dan kedua masyarakat. Dakwah pada bidang pertama terbagi kepada dua golongan: Kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid) berdasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam. Kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk mengikuti nilai-nilai ajaran Islam. Adapun dakwah amar makruf nahi munkar kedua ialah bersifat perbaikan, bimbingan dan perbaikan, kesemuanya itu dilaksanakan bersama dengan bermusyawarah. Atas dasar takwa dan mengharap keridoan Allah semata. Dengan ini diharapkan dan membentuk pelajar muslim yang berakhlak mulia, berilmu dan terampil sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya di kalangan pelajar. Sejarah Ikatan pelajar Muhammadiyah IPM lahir pada tanggal 05 Shafar 1381 H bertepatan dengan tanggal 18 Juli 1961. Pada tahun 1992 pemerintah mendesak IPM harus mengganti nama. Kebijakan pemerintah yang hanya mengijinkan OSIS sebagai satu-satunya organisasi kepelajaran. (18 November 1992). Pada tanggal 28 oktober 2008 M pada saat Muktamar XVI di solo IRM secara de facto berubah menjadi IPM (SK PP Muhammadiyah No.60/KEP/I.0/2007 tanggal 07 Jumadal Awwal 1428 H bertepatan dengan tertanggal 24 mei 2007. Dasar dan Amal Perjuangan IPM Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju terwujudnya pelajar muslim yang berakhlaq mulia, berilmu dan terampil sesuai Al-Quran dan As-Sunnah, maka IPM mendasarkan segala aspek amal perjuangannya atas prinsip-prinsip berikut ini: IPM adalah gerakan Islam, dakwah amar mnakruf nahi munkar di kalangan Pelajar. IPM berperan aktif sebagai kader persyarikatan umat dan bangsa dan menunjang pembangunan manusia seutuhnya. IPM sebagai gerakan pelajar yang membangun nalar keilmuan dan respon terhadap perkembangan zaman. IPM merupakan organisasi otonom Muhammadiyah yaitu sebuah organisasi yang diberi keleluasaan dalam mengelola rumah tangganya sendiri tanpa campur tangan dan intervensi. IPM adalah organisasi independen yaitu organisasi mandiri yang berada dalam bingkai kebebasan dan kemerdekaan untuk menentukan sikap dalam berpihak hanya pada kebenaran. IPM sevagai gerakan advokasi pelajar. Penjabaran Dasar dan Amal Perjuangan IPM IPM sebagai gerakan dakwah di kalangan pelajar IPM memandang bahwa islam adalah satu-satunya jalan yang menyelamtkan kehiudpan manusia di dunia dan di akhirat. Ajaran islam bersifat universal dan jika dihayati dan diaktulisasikan dengan tepat ajaran itu membawa daya ubah yang luar biasa dalam sejarah peradaban manusia. Akan tetapi untuk menuju kearah itu banyak instrumentasi yang harus dipenuhi dan diadakan, diantaranya adalah media dakwah. Dakwah islam berfungsi sebagai mediator antara nilai-nilai ajaran islam dangan realitas kehidupan umat islam yang dalam banyak kesempatan terlalu jauh kesenjangannya, artinya umat islam banyak yang belum tersentuh atau terpanggil oleh luhur ajaran agamanya. Pada konteks ini dakwah sangat penting dan menentukan dalam kehidupan beragama, dengan kata lain dakwah, ilsam tidak akan berarti dan bermakna dalam realitas kehidupan. IPM menegaskan dirinya sebagai gerakan dakwah Islam untuk ambil bagian dalam proses reformasi atau pembaharuan umat. Dakwah islam IPM adalah dakwah amar makruf nahi munkar yang dipahami sebagai proses; pertama, pembebasan manusia (liberasi) dari prilaku negatif dan kebiasaan buruk dan kedua, perlibatan manusia (emansipasi dan transformasi) secara aktif dalam pembangunan kehidupan yang postitif pada segala aspek. Secara institusional, IPM adalah media para kadernya untuk berdakwah. Sehingga dakwah IPM adalah dakwah yang memiliki pertama, subyek yaitu kader-kader organsasi yang terdiri dari para pelajar muslim yang concern dan memiliki komitmen perjuangan dan kedua, yaitu obyek yakni sasaran dakwah IPM yang terdiri atas komunitas pelajar dengan pribadi-pribadi pelajar sebagai sasaran pokok. Dalam dakwah IPM, landasan utamanya adalah semangat tauhid. Semangat tauhid artinya bahwa misi perjuangan dakwah IPM adalah menegakkan nilai-nilai Islam seperti yang telah difirmankan oleh Allah SWT. IPM sebagai gerakan kader dikalangan pelajar IPM adalah lembaga kaderisasi yang salah satu fungsinya adalah melakukan proses penyiapan kader-kader untuk terlibat dalam aktifitas kemanusiaan dan kemasyarakatan yang lebih luas dari lingkup IPM. Dan satu pertimbangan yang tidak bisa dipungkiri bahwa IPM merupakan organisasi otonom Muhammadiyah dan berfungsi menjaga kederisasi di Muhammadiyah. Itu artinya IPM sebagai lembaga kaderisasi Muhammadiyah. Funsi pertama dan fungsi kedua IPM sebagai gerakan kader yang tersebut tadi secara sistematik dapat terurai sebagai berikut: Fungsi kader Peryarikatan IPM merupakan organisasi kader bagi muhammadiyah maka IPM berfungsi sebagai lebaga kaderisasi yang out-putnya adalah kader-kader persyarikatan baik sebagai pemimpin maupun pemengang amal di masa yang akan datang. Utuk itu dalm melakukan fungsi tersebut yang perlu diperhatikan dalm proses kaderisasinya adalah: Corak pengkaderan IPM adalah “pradigma Kritis Transformatif’, yaitu kaderisasi yang menekankan pada aspek penanaman ideologi yang berbasis pada ilmu dan akhlaq. Pengembangan paradigma kritis tersebut bermuara kepada lahirnya trilogi pembaharuan IPM (jihad, ijtihad dan mujahadah) yaitu etos kerja, etos intelektual dan etos spritual. Fungsi kader umat dan bangsa Komitmen IPM terhadap proses transformasi masyarakat, bangsa dan negara terwujud dari sumbangan IPM berupa kader-kader yang siap melakukan artikulasi konstruktif dalam rangka pembaharuan dan pembangunan masyarakat, bangsa dan negara. Untuk itu maka: Corak rekrutmen kader IPM harus terbuka (inklusif) terhadap berbagai latar belakang dan potensi pelajar. Dikembangkan pengkaderan-pengkaderan alternatif untuk mengakomodir pluralitas kader dan mengalokasikan kader tersebut pada posisi yang meluas. IPM sebagai gerakan keilmuan di kalangan pelajar Salah satu karakter pokok IPM untuk menegaskan eksistensinya adalah karakter keilmuan. Corak keilmuan IPM tidak lepas dari kristalisasi prinsip kritis transformatif yang menjadi yang menjadi patron bagi pelajar Muhammadiyah dan menanggapi realitas secara ilmiah. Karakter keilmuan tersebut memiliki ciri pemikiran secara dialektis, yakni, ilmu-iman-amal, iman-amal-ilmu, amal-ilmu-iman yang dipahami sebagai kesatuan integral yang tidak dapat dipisahkan dan harus dimiliki oleh setiap kader. Sehingga, gerakan keilmuan IPM tidak terjebak pada diskursus keilmuan yang dibangun atas dasar nalar instrumental, seba-bebas, serba-boleh (anarkisme), maupun perspektif keilmuan yang terpisah jauh dari nilai-nilai Ilahiyah/ketuhanan. Poinnya, karakter keilmuan IPM mengharuskan kadernya untuk memiliki sifat-sifat ilmu, yaitu: kritis (Q.S. Al Isra: 36), terbuka menerima kebenaran dari manapun datangnya (Q.S. Az-Zumar: 18), serta senantiasa menggunakan daya nalar (Q.S Yunus: 10). Sifat kritis dan menggunakan daya nalar tersebut pada akhirnya akan melahirkan kreatifitas pada diri seorang kader. Pokok pikiran tersebut sekaligus sebagai dasar keilmuan IPM yang mencakup rumusan berikut: Pandangan keilmuan IPM memandang pengetahuan sebagai kesatuan hidup yang hanya dapat tercapai dengan sikap kritis dan tebuka dengan menggunakan akal sehat Pandangan keilmuan IPM mendasarkan akal sebagai kebutuhan dasar hidup manusia. Pandangan keilmuan IPM memandang logika sebagai pendidikan tertinggi bagi akal manusia yang hanya akan tercapai jika manusia menyerah kepada petunjuk Allah. IPM sebagai organisasi otonom muhammadiyah di kalangan pelajar Eksistensi IPM sebagai gerakan dakwah kader adalah untuk mendukung gerakan dakwah muhammdiyah. Dengan kata lain IPM menjadi bagian dalam dakwah muhammadiyah dengan ruang lingkup yang kebib terbatas, dengan ha ini IPM concern pada pelajar, sebagai perpanjangan tangan muhammadiyah dilingkungan pelajar, prinsip-perinsip gerakan IPM harus sama dengan prinsip-prinsip gerakan muhammadiyah, yaitu menegakan dan menjunjung tinggi agama islam demi terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya. Pada sisi yang lain IPM adalah sebuah organisasi yang otonom artinya terpisah secara kelembagaan dengan Muhammadiyah. Sebagai organisasi otonom IPM memiliki hak dan kewajiban untuk mengelola organisasinya sendiri dalam binaan muhammadiyah. Untuk memadukan antara realitas primordial IPM yaitu sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari dakwah Muhammadiyah dan IPM sebagai organisasi otonom Muhammadiyah, maka dapat dirumuskan pemahaman sebagai berikut: IPM selama menjadi organisasi otonom Muhammadiyah berkewajiban untuk menjadikan misi dakwah muhammadiyah dikalangan pelajar dan remaja. Sifat otonom IPM atas muhammadiyah dapat dipahami sebagai sifat kemandirian dalam bersikap, bertindak dan mengambil kebijakan selama hal-hal tersebut tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar ikatan dan peryarikatan. IPM sebagai organisasi independen di kalangan pelajar Manusia dilahirkan di muka bumi ini dengan membawa sifat dasar merdeka/bebas. Kemerdekaan atai kebebasan manusia tersebut merupakan modal untuk mencapai kemulian dan derajat tertinggi manusia. Kemerdekaan/ kebebasan berarti manusia terbebas dari faktor-faktor dan pengaruh –pengaruh di luar dirinya yang menyebabkan dia tidak leluasa untuk menentukan keberpihakannya kepada sesuatu yang diyakininya sebagai kebenaran. Sehingga dapat dinyatakan bahwa sifat kemandirian IPM berada dalam frame kebebasab dan kemerdekaan untuk menentukan sikaf dalam berfihak hanya pada kebenaran. Kemandirian Ipm secara organisatoris berimplikasi kepada sikap percaya diri untuk bebas melakukan kebijakan dan aktifitas apa saja yang dapat mengantarkan kepada cita-cita dan perjuangan. Dengan mempertimbangkan pandangan tersebut maka: IPM bukan organisasi yang menjadi bawahan organisasi manapun IPM bebas melakukan interaksi dan kerja saman dengan organisasi, lembaga, intansi dan institusi manapun dengan sebuah komitmen yaitu kerjasama dan interaksi yang saling membangun dan menguntungkan. Dan IPM menolak tegas komitmen yang bertujuan merusak prinsip-prinsip dasar Ikatan dan membawa IPM kepada aliansi yang bersifat organisatoris yang permanen sehingga dapat mengingat gerakan IPM secara kelembagaan. Interaksi dan kerjasama organisatoris yang dibangun IPM dengan organisais, lembaga, institusi dan instansi manapun tidak mengurangi kritisme IPM karena watak perjuangan IPM berkaitan dengan pola-pola hubungan eksternal adalah kritis, konstruktif dan korektif. IPM sebagai gerakan advokasi pelajar IPM sebagai salah satu gerakan pelajar juga ikut memperjuangkan nilai-nilai keadilan termasuk juga didalamnya adalah hak dan kewajiban pelajar di lingkungannya. Pelajar selama ini masih selalu saja dinaggap sebagai objek dari lingkungannya. IPM akan memperjuangkan dan membela geakan equal acces (kesamaan/keadilan akses) baik secara vertikal (sesama pelajar) atau horizontal (pelajar denga pihak-pihak lainnya). Dengan demikian maka IPM memiliki tugas sebagai berikut : Menghilangkan hegemoni pemerintah terhadap pelaajar Mendorong otonomi pelajar untuk demokrasi Pelajar dapat berperan dalam kegiatan sosial dilingkungannya Kader IPM dapat posisi strategis di Muhammadiyah dan pemerintah Menjadikan Kader IPM peduli lingkungan, menjaga dan melindungi alam Menguasai media yang ada untuk berpihak kepada pelajar.