Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
6 pages
1 file
(Cyprinus carpio) with different temperature maintenance Abstrak Aeromonas Salmonicida adalah bakteri pathogen penyebab penyakit furunculosis pada ikan Mas budidaya di Indonesia. Uji coba ini bertujuan untuk melihat kemampuan antigen O Aeromonas Salmonicida dalam merangsang kerja sistem kekebalan spesifik ikan Mas dan melihat pengaruh suhu terhadap pembentukan antibodi yang dihasilkan. Antigen O diisolasi dengan metoda Garvey et al. (1977). Antigen O diberikan dengan metoda suntik intraperitoneal ke ikan Mas ukuran 17-23 cm (berat 140-160 g) dengan dosis 0 untuk (kontrol) dan 0,2 cc/ikan dengan kosentrasi (10 9 cfu/ml), untuk ketiga perlakuan. Ikan uji dan ikan kontrol dikembalikan ke tempat pemeliharaan dalam akuarium setelah disuntik sesuai perlakuan dan ulangan. Seminggu kemudian dilakukan suntikan kedua (booster) dengan dosis 0,4 cc/ikan dengan kosentrasi (10 9 cfu/ml), dengan cara yang sama seperti pada suntikan pertama. Seminggu kemudian dilakukan suntikan ketiga (booster) dengan dosis 0,6 cc/ikan dengan kosentrasi (10 9 cfu/ml) dengan cara yang sama seperti pada suntikan pertama dan kedua. Sampel darah diambil tiga hari setelah penyuntikan ke tiga dan dilakukan pengukuran titer antibodi dengan metoda Widal. Antigen O bakteri Aeromonas salmonicida mampu memunculkan respon imun pada ikan Mas dengan perlakuan suhu 28 o C, 30 o C dan 34 o C, perlakuan pemeliharaan pada suhu 34 o C pasca vaksinasi menghasilkan titer antibodi yang tertinggi dibanding ke dua perlakuan lainnya selama penelitian. Abstract Aeromonas salmonicida is a pathogenic bacteria that cause disease in fish furunculosis Mas cultivation in Indonesia . The trial aims to see the ability of Aeromonas salmonicida O antigens stimulate the immune system in specific fish Mas and see the effect of temperature on the formation of antibodies produced . O antigen was isolated by the method of Garvey et al . ( 1977) . O antigen administered by intraperitoneal injection method to fish Mas size 17-23 cm ( weight 140-160 g ) at a dose of 0 to ( control ) and 0.2 cc / fish with concentration ( 10 9 cfu / ml ) , for all three treatments . Test fish and fish control is returned to the maintenance of the aquarium after being injected according to treatment and replications . A week later conducted a second injection ( booster ) at a dose of 0.4 cc / fish with concentration ( 10 9 cfu / ml ) , in the same way as the first injection . A week later made a third injection ( booster ) at a dose of 0.6 cc / fish with concentration ( 10 9 cfu / ml ) in the same way as in the first and second injections . Blood samples were taken three days after the third injection and antibody titers measured by the method of Widal . Aeromonas salmonicida O antigen capable of eliciting an immune response in fish Mas with treatment temperature 28 o C , 30 o C and 34 o C , maintenance treatment at a temperature of 34 o C antibody titer postvaccination resulted in the highest compared to the other two treatments during the study.
et al. (2012), perkembangan zaman sangat mempengaruhi kemajuan teknologi di bidang perikanan, salah satunya adalah usaha budidaya intensif yang sangat meningkatkan produksi sektor perikanan. Namun dalam usaha tersebut ada beberapa kendala, salah satunya adalah timbulnya penyakit pada ikan yang umumnya terjadi karena interaksi antara ikan, patogen dan lingkungan. Salah satu penyakit yang menyerang ikan adalah penyakit bercak merah (Red-Sore Disease), yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila atau dikenal dengan nama "Motile Aeromonas Septicemia". Penyakit "Motile Aeromonas Septicemia" sering menyerang ikan air tawar, seperti ikan mas (Cyprinus carpio L), ikan lele (Clarias sp.), ikan nila (Oreochromis niloticus), ikan gurame (Osphronemus gouramy), dan ikan patin (Pangasius sp.). Menurut Cipriano (2001) dalam Rosidah dan Wila (2012), serangan penyakit "Motile Aeromonas Septicemia" ini dapat mematikan benih ikan dengan tingkat kematian mencapai 80% -100% dalam waktu 1 -2 minggu. Austin and Austin (1999) dalam Herupradoto dan Gandul (2010) juga mengatakan bahwa diagnosa penyakit ini pada ikan lebih sulit. Gejala penyakit ini sering dikacaukan trauma akibat perkelahian antar ikan serta gejala klinis yang tidak spesifik tergantung dari spesies ikan dan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, diperlukan strategi pengendalian penyakit akuakultur yang lebih baik lagi antara lain dengan diagnosa penyakit yang cepat, tepat, dan akurat. Sehingga pencegahan ataupun penanggulangannya juga dapat dilakukan dengan baik.
Aquasains, 2012
A. LATAR BELAKANG Bronchiolitis adalah penyakit virus pada saluran pernapasan bawah yang ditandai dengan peradangan bronkioli yang lebih kecil (Betz & Cecily, 2002). Bronkiolitis yang terjadi di bawah umur satu tahun kira-kira 12% dari seluruh kasus, sedangkan pada tahun kedua lebih jarang lagi, yaitu sekitar setengahnya. Penyakit ini menimbulkan morbiditas infeksi saluran napas bawah terbanyak pada anak. Penyebab yang paling banyak adalah virus Respiratory syncytial, kira-kira 45-55% dari total kasus. Sedangkan virus lain seperti Parainfluenza. Bakteri dan mikoplasma sangat jarang menyebabkan bronkiolitis pada bayi. Sebagian besar infeksi saluran napas ditularkan lewat droplet infeksi. Infeksi primer oleh virus RSV biasanya tidak menimbulkan gejala klinik, tetapi infeksi sekunder pada anak tahuntahun pertama kehidupan akan bermanifestasi berat. Virus RSV lebih virulen daripada virus lain dan menghasilkan imunitas yang tidak bertahan lama. RSV adalah golongan paramiksovirus dengan bungkus lipid serupa dengan virus parainfluenza, tetapi hanya mempunyai satu antigen permukaan berupa glikoprotein dan nukleokapsid RNA helik linear. Tidak adanya genom yang bersegmen dan hanya mempunyai satu antigen bungkus berarti bahwa komposisi antigen RSV relatif stabil dari tahun ke tahun. Bronkiolitis yang disebabkan oleh virus jarang terjadi pada masa neonatus. Hal ini karena antibodi neutralizing dari ibu masih tinggi pada 4-6 minggu kehidupan, kemudian akan menurun. Antibodi tersebut mempunyai daya proteksi terhadap infeksi saluran napas bawah, terutama terhadap virus. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apakah yang dimaksud dengan bronchilolitis? 2. Bagaimana Etiologi dari bronchiolitis ?
Bakteri ( dari kata Latin bacterium; jamak : bacteria ) adalah kelompok organism yang tidak memiliki membrane inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam dominan prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran yang besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit. Struktur sel bakteri relatif sederhana : tanpa nukleus / inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks.
E Jurnal Rekayasa Dan Teknologi Budidaya Perairan, 2015
Haemophilus influenzae merupakan suatu istilah asing di telinga mereka. Apa itu Haemophilus Influenzae? Yah, istilah Haemophilus influenzae ini merupakan bahasa latin dari salah satu jenis bakteri. Istilah ini mungkin hanya santer di kalangan kedokteran saja. Tapi bagi kita, merupakan suatu kebutuhan juga untuk mempelajari jenis bakteri ini, bagaimana wujudnya, apa dampaknya, dan segala tentang bakteri ini. Bakteri haemophilus influenzae pertama kali ditemukan oleh Richard Pfeiffer (1892) ketika sedang terjadi wabah influenza. haemophilus influenzae disalah artikan sebagai penyebab influenza sampai tahun 1933, ketika etiologi virus flu menjadi jelas.
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah KDDK 1 ini tentang asma bronkial Kepada semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu demi kelancaran tugas ini.
PSICOLOGIA OSCURA Y MANIPULACION EMOCIONAL , 2023
Bowdoin Journal of Cinema, 2022
Indian Forester, 1999
M.Noval Kurniawan, Gita Febriyani, Anna Fitri Ardana, 2024
En grønnere hede : Landskabsanalyser af bronzedeponeringer i Vestjylland, 2024
Journal of Qualitative Research in Education
Revista Trama Interdisciplinar, 2021
Journal of Educational Computing Research, 2007
Journal of Virology, 1989
International Journal of Supply and Operations Management, 2018
Surface and Coatings Technology, 2014
International Journal of Orthopaedics Sciences, 2020
Acta Crystallographica Section A Foundations of Crystallography, 2009