Academia.eduAcademia.edu

LAPORAN KUNJUNGAN KE PUSAT REHABILITASI NARKOBA 2

LAPORAN KUNJUNGAN KE PANTI REHABILITASI NARKOBA “Laporan ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Konseling Kecanduan Narkoba” Dosen Pembimbing: Gatot Sugiharto, S.H., M.H. Disusun Oleh: Adi Wibowo (11001169) Kelas A PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2015 LAPORAN KUNJUNGAN KE PUSAT REHABILITASI NARKOBA Kalasan, Sleman, Yogyakarta Nama Resident: KS(bukan nama sebenarnya) Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 24 tahun Hari/tanggal : Jum’at, 19 Juni 2015 Status : Pengangguran Agama : Islam Alamat tinggal: Sleman povinsi DIY Drug Choice : Daun Kecubung, obat-obatan, jamur Data Observasi : KS merupakan seorang yang menyalagunakan narkoba berasal dari kota Sleman provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang sekarang sedang memperoleh perawatan di Panti Rehabilitasi Sosial PSPP Kalasan, Sleman, Yogyakarta. KS berasal dari keluarga yang tergolong sederhana memiliki saudara dan merupakan anak pertama. KS yang sekarang ini berumur 24 tahun memiliki status belum menikah dan hanya lulusan SD. Hasil yang diperoleh : Penggunaan narkoba berawal dari tiga tahun yang lalu, KS yang merupakan laki-laki biasa kemudian di ajak oleh teman-temannya untuk mencoba hal baru menurutnya, yaitu memakai narkoba. Namun, jenis narkoba yang digunakan bukanlah jenis narkoba yang mahal karena KS hanya seorang pekerja bantu di pasar dan sesekali membantu bekerja di sawah, KS di tawari jenis narkoba yang bisa di peroleh dengan mudah. Daun kecubung serta obat-obatan murah yang dapat dibeli di warung menjadi percobaan pertama oleh KS, semakin lama KS menjadi kecanduan oleh barang tersebut, selain karena mudah di dapatkan dan mudah di cari. Cara mengolah daun kecubung adalah dengan di jemur di atas genteng kemudian di pilin seperti rokok dan dihisap, dengan menghisap KS mengatakan merasa pusing kepala pening dan merasa tidak ada beban. Selain daun kecubung, KS menggunakan obat-obatan seperti bodrex kemudian di campur alkohol dan di minum, sekali minum 4-7 butir obat ditelan agar dapat merasakan ketenangan yag lebih kuat. Tidak puas sampai disitu, KS pun menggunakan jamur yang bisa diperoleh dari kandang sapi yang kemudian di keringkan dan di campur dengan telur. Alasan KS menggunakan barang tersebut untuk membuat dirinya tenang, tidak merasa terbebani, dan bebas saat bekerja supaya ada tenaga. Awalnya hanya coba-coba namun menjadikan kecanduan berat. KS dalam melakukan aksinya bersama dengan teman-teman di kamarnya sendiri. Dengan aksi dia mengurung diri di kamar membuat keluarganya curiga akan apa yang dilakukan oleh KS. Setelah diketahui oleh keluarganya, KS di bawa ke RS Grasia oleh Kepala Desa dimana ia tinggal. KS menjalani perawatan selama satu bulan di rumah sakit tersebut dengan diberikan bermacam obat.Setelah itu KS dibawa ke PSPP Kalasan, disitu KS sudah menjalani rehabilitasi selama 3 bulan. Selama menjalani rehabilitasi di PSPP Kalasan, orang tua tidak mengetahui keberadaan KS di tempat tersebut. Selain itu, KS merasakan ada perubahan, dari mengikuti kegiatan seperti otomotif, banyak mendapatkan pengalaman, serta sosialisasi dengan teman baru membuat KS menjadi pribadi yang baru. Dengan kegiatan yang teratur dan terjadwal membuat KS lebih semangat lagi untuk sembuh, sekarang ini pun KS rajin melaksanakan ibadan dan puasa. Keinginan KS setelah sembuh dan keluar dari panti rehabilitasi, KS ingin bekerja kembali dan menjadi sosok pribadi yang lebih baik dan baru. Layanan Konseling yang diberikan : Sebagai seorang calon konselor, bantuan yang diberikanmungkin tidak akan memberikan perubahan total pada klien, sehinga bantuan yang di berikan hanya sebatas motivasi hidup dan memberikan informasi posif bagi klien dalam menangani kasus konseli yang menyalahgunakan narkoba. Sosok penyalahguna narkoba tidak seharusnya dikucilkan dan di jauhi, namun baiknya di rangkul untuk dapat direhabilitasi dengan pendamping yang ahli.Layanan konseling yang dapat digunakan sesuai dengan ilmu bimbingan konseling yaitu konseling individu, konseling kelompok, dan terapi dengan lingkungan seperti kelurga, teman, dan masyarakat.