Academia.eduAcademia.edu

Proses Dan Teknik Supervisi Pendidikan

2019

The supervision process is a series of activities carried out when conducting supervision. According to the Educational Management Expert Team (2004: 53) in general the supervision implementation process is carried out through three stages, namely planning, implementation and evaluation. Regulation of the Minister of National Education number 41 of 2007 regulates supervision learning process that includes monitoring and supervision. Based on these regulations the follow-up activities of academic supervision can be done by the school principal by providing examples, discussion, training, and consultation. The principal can choose the alternative follow-up activities mentioned above according to the analysis of the results of the academic supervision of the components mentioned above. Educational supervision can be carried out with individual supervision techniques and group supervision techniques. In the current situation, not all supervision techniques that are described below can be implemented by supervisors, but as material readings need to be offered as rasep can be chosen by each supervisor to be used in accordance with the existing circumstances. Keywords-(sepurvisi process, supervision technique) I. PENDAHULUAN

Yola pramika Universitas Negeri Padang Indonesia E-mail : ([email protected]) Abstract — The supervision process is a series of activities carried out when conducting supervision. According to the Educational Management Expert Team (2004: 53) in general the supervision implementation process is carried out through three stages, namely planning, implementation and evaluation. Regulation of the Minister of National Education number 41 of 2007 regulates supervision learning process that includes monitoring and supervision. Based on these regulations the follow-up activities of academic supervision can be done by the school principal by providing examples, discussion, training, and consultation. The principal can choose the alternative follow-up activities mentioned above according to the analysis of the results of the academic supervision of the components mentioned above. Educational supervision can be carried out with individual supervision techniques and group supervision techniques. In the current situation, not all supervision techniques that are described below can be implemented by supervisors, but as material readings need to be offered as rasep can be chosen by each supervisor to be used in accordance with the existing circumstances. Keywords— (sepurvisi process, supervision technique) I. PENDAHULUAN Proses supervisi merupakan rangkaian kagiatan yang dilaksanakan ketika melakukan supervisi.Prosedur pelaksanaan supervisi menempuh tiga tahapan, yaitu pertemuan pendahuluan, observasi pendidik yang sedang mengajar, dan pertemuan balikan (Burhanuddin dkk, 2007:36).Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 41 tahun 2007 mengatur tentang pengawasan proses pembelajaran yang meliputi pemantauan dan supervisi. Berdasarkan peraturan tersebut kegiatan tindak lanjut supervisi akademik dapat dilakukan kepala sekolah dengan pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi. Kepala sekolah dapat memilih alternatif kegiatan tindak lanjut tersebut di atas sesuai dengan analisis hasilsupervisi akademik terhadap komponen-komponen tersebut.Supervisi pendidikan yang telah dibahas sebelumnya merupakan konsep dan barulah dapat dikonkritkan apabila dilaksanakan lewat teknik-teknik supervisi berikut ini. Dalam situasi sekarang ini mungkin tidak semua teknik supervisi yang dibeberkan di bawah ini dapat dilaksanakan oleh supervisor, akan tetapi sebagai bahan bacaan perlu disodorkan sebagai rasep dapat dipilih oleh masing-masing supervisor untuk dapat digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Model pendekatan dalam supervisi pendidikan seperti telah dijelaskan sebelumnya yakni pendekatan berdasarkan atas banyaknya guru yang dibimbing dapat di bedakan atas teknik supervisi yang bersifat individual, dan teknik supervisi yang bersifat kelompok. II. METODE PENELITIAN Proses supervisi merupakan rangkaian kagiatan yang dilaksanakan ketika melakukan supervisi. Menurut Tim Pakar Manajemen Pendidikan (2004:53) secara umum proses pelaksanaan supervisi dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu: perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi.Dalam situasi sekarang ini mungkin tidak semua teknik supervisi yang dibeberkan di bawah ini dapat dilaksanakan oleh supervisor, akan tetapi sebagai bahan bacaan perlu disodorkan sebagai rasep dapat dipilih oleh masing-masing supervisor untuk dapat digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Model pendekatan dalam supervisi pendidikan seperti telah dijelaskan sebelumnya yakni pendekatan berdasarkan atas banyaknya guru (Piet A. Sahertian dan Frans Mataheru, 1982 45 dst.) menjelaskan teknik-teknik supervisi pendidikan tersebut sbb :Teknik Supervisi yang bersifat individual (Individual Technique) dan Teknik-teknik Supervisi yang bersifat kelompok (Group Techniques) III. KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN A. Proses Proses supervisi merupakan rangkaian kagiatan yang dilaksanakan ketika melakukan supervisi. Menurut Tim Pakar Manajemen Pendidikan (2004:53) secara umum proses pelaksanaan supervisi dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu: 1) Perencanaan Kegiatan perencanaan identifikasi permasalahan. 2) mengacu pada kegiatan Pelaksanaan Proses dan teknik supervisi pendidikan, Padang 2019 1 Kegiatan pelaksanaan merupakan kegiatan nyata yang dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan kemampuan Pendidik. Kegiatan pelaksanaan merupakan kegiatan pemberian bantuan dari supervisor kepada Pendidik, agar dapat terlaksana dengan efetif pelaksanaannya harus sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan dan ada follow up untuk melihat keberhasilan proses dan hasil pelaksanaan supervisi. 3) Evaluasi Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan untuk menelaah keberhasilan proses dan hasil pelaksanaan supervisi. Evaluasi dilaksanakan secara komprehensif. Sasaran evaluasi supervisi ditujukan kepada semua orang yang terlibat dalam proses pelaksanaan supervisi. Hasil dari evaluasi supervisi akan dijadikan pedoman untuk menyusun program perencanan berikutnya. Soetopo dan Soemanto (1984: 84-85) mengemukakan evaluasi berpedoman pada tujuan yang telah ditetapkan dan tujuan supervisi dirumuskan sesuai dengan corak dan tujuan sekolah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 41 tahun 2007 mengatur tentang pengawasan proses pembelajaran yang meliputi pemantauan dan supervisi. Berdasarkan peraturan tersebut kegiatan tindak lanjut supervisi akademik dapat dilakukan kepala sekolah dengan pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi. Kepala sekolah dapat memilih alternatif kegiatan tindak lanjut tersebut di atas sesuai dengan analisis hasilsupervisi akademik terhadap komponen-komponen tersebut di atas. tindak lanjut yang dipilih kepala sekolah harus merumuskan latar belakangdan tujuan pemilihan kegiatan, serta target yang harus dicapai. Hal-hal tersebut di atas harus dicantumkan pada program tindak lanjut. B. Teknik Teknik Supervisi Pendidikan Supervisi pendidikan yang telah dibahas sebelumnya merupakan konsep dan barulah dapat dikonkritkan apabila dilaksanakan lewat teknik-teknik supervisi berikut ini. Dalam situasi sekarang ini mungkin tidak semua teknik supervisi yang dibeberkan di bawah ini dapat dilaksanakan oleh supervisor, akan tetapi sebagai bahan bacaan perlu disodorkan sebagai rasep dapat dipilih oleh masing-masing supervisor untuk dapat digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Model pendekatan dalam supervisi pendidikan seperti telah dijelaskan sebelumnya yakni pendekatan berdasarkan atas banyaknya guru yang dibimbing dapat di bedakan atas teknik supervisi yang bersifat individual, dan teknik supervisi yang bersifat kelompok. (Piet A. Sahertian dan Frans Mataheru, 1982 45 dst.) menjelaskan teknik-teknik supervisi pendidikan tersebut sbb : 1) Teknik Supervisi yang (Individual Technique) bersifat individual Teknik supervisi yang, bersifat individual dipergunakan apabila orang yang disupervisi dihadapi secara perorangan biasanya dilakukan terhadap individu-individu yang yang mempunyai masalah khusus dan bersifat pribadi. Teknik supervisi yang bersifat individu ini dapat dijelaskan atas beberapa macam, yakni sebagai berikut: a) Kunjungan kelas (Glassroom Visitation) Untuk mengetahui lebih dekat/nyata tentang belajar mengajar guru di kelas, seorang kepala sekolah, penilik pengawas biasanya mengadakan kunjungan pada setiap kelas dimana guru-guru sedang mengajar. Tujuannya untuk menolong guru-guru memecahkan kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dan mempelajari sifat dan kualitas cara belajar anak dan bagaimana guru membimbing murid-muridnya. Tujuan lain adalah untuk memperoleh data/informasi tentang situasi belajar mengajar yang berfungsi membantu pertumbuhan profesional guru. b) Kunjungan atas dasar undangan guru Kebanyakan guru-guru merasa enggan mengundang supervisor untuk mengamatinya pada saat ia melakukan tugas mengajar. Guru-guru masih belum terbuka menerima kunjungan semacam ini, apalagi yang namanya supervisor umumnya guru merasa tidak senang untuk disupervisinya jika hanya menilai kemampuannya. c) Observasi Kelas (Class-room Observation) Observasi kelas biasanya dilakukan melalui dua cara yaitu dengan cara observasi langsung (directed observation) yakni supervisor mengobservasi guru yang mengajar di kelas. Ini berarti supervisor harus berada sama-sama dengan guru dalam kelas: Observasi dapat pula dilakukan dengan cara tak langsung (indirect observation) yakni supervisor dibatasi oleh ruang kaca dimana guru dan murid-muridnya tidak mengetahuinya, atau dengan alat seperti kamera yang dapat dipantau dari dari jarak jauh. Tujuan observasi ini adalah untuk mendapatkan data semaksimal mungkin sehingga dengan data tersebut dapat digunakan untuk menganalisis kesulitan-kesulitan yang terjadi dalam proses belajar mengajarnya sehingga dapat dicarikan solusi yang paling tepat. Bagi guru-guru, hasil analisis ini akan dapat membantu untuk merubah cara-cara Proses dan teknik supervisi pendidikan, Padang 2019 2 mengajarnya ke arah yang lebih baik, sedangkan bagi murid-murid sudah tentu dapat menjamin timbulnya pengaruh positif terhadap kemajuan belajarnya. d) Percakapan pribadi (Individual Conference) Dijelaskan oleh Adam dan Dickey bahwa salah satu alat yang penting dalam supervisi adalah individual conference, yaitu supervisor dan guru dapat bekerja secara individual memecahkan problem-problem pribadi yang berhubungan dengan jabatan mengajar (personal and professional problems), misalnya: Pemilihan dan perbaikan alat-alat pelajaran, penentuan dan penggunaan metode mengajar, dan sebagainya. e) Saling mengunjungi (Intervisitation) Yang dimaksud dengan intervisitation ialah saling mengunjungi antara rekan guru yang satu dengan rekan guru yang lain yang sedang mengajar untuk saling memberi dan menimba pengalaman di antara sesama rekan guru di sekolah (sekolah yang sama maupun pada sekolah yang berbeda. 2) Teknik-teknik Supervisi yang bersifat kelompok (Group Techniques) Teknik supervisi dalam bentuk kelompok adalah teknik supervisi yang digunakan bersama-sama antara supervisor dan guru-guru dalam jumlah yang banyak tetapi mempunyai masalah supervisi ini terdiri dari beberapa jenis antara lain : a) Pertemuan Orientasi bagi guru baru (Orientation Meeting for new Teacher) Pertemuan orientasi adalah salah satu bentuk pertemuan yang bertujuan mengantar guru-guru terutama guru-guru untuk memasuki suasana kerja yang baru. Demikian pula terhadap guru-guru yang baru memangku jabatan baru dalam struktur organisasi sekolah. b) Rapat Guru Rapat guru adalah merupakan salah satu teknik supervisi untuk memperbaiki situasi belajar mengajar di sekolah. c) Diskusi sebagai proses kelompok Diskusi adalah merupakan salah satu teknik supervisi yang dilakukan melalui pertukaran pendapat tentang sesuatu masalah untuk mengembangkan ketrampilan para guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi bersama. Melalui diskusi kelompok, guru-guru merasa turut bertanggung jawab dan berpartisipasi dalam kelompok, adanya interaksi antar guru, serta kontrol yang teliti dan mantap dalam mengemukakan pendapat mereka masing-masing. Dengan diskusi ini pula guru-guru dapat memperoleh informasi dan banyak pengalaman dari peserta diskusi yang besar manfaatnya untuk pengembangan profesinya. d) Studi kelompok antar guru Kelompok guru (guru bidang studi) yang mengajarkan mata pelajaran yang sejenis dapat mengadakan studi bersama untuk mempelajari dan membahas atau mendalami bahan pelajaran yang mereka ajarkan. Perencanaan studi ini harus dipersiapkan secara matang dan terperinci mengenai berbagai masalah yang akan dibicarakan, garis-garis besar materi pembahasan sehingga studi ini lebih lancar dan tepat pada sasaran yang mereka inginkan bersama e) Tukar-menukar Pengalaman (Sharing of experience) Asumsi yang melatar belakangi teknik ini ialah bahwa guru-guru, pada umumnya adalah orang yang berpengalaman dalam bidangnya masing-masing, sehingga memungkinkan diadakan tukar menukar pengalaman diantara mereka, saling memberi dan menerima dan saling, belajar diantara mereka untuk memperoleh pengalaman-pengalaman, baru yang bermanfaat dalam tugas mereka. Tukar-menukar pengalaman semacam ini lebih bermanfaat jika dibanding dengan penataran yang sering merupakan sesuatu pemborosan, baik waktu, tenaga, biaya dan pikiran para pesertanya. IV. KESIMPULAN Proses supervisi merupakan rangkaian kagiatan yang dilaksanakan ketika melakukan supervisi.secara umum proses pelaksanaan supervisi dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu Perencanaan,Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 41 tahun 2007 mengatur tentang pengawasan proses pembelajaran yang meliputi pemantauan dan supervisi. Berdasarkan peraturan tersebut kegiatan tindak lanjut supervisi akademik dapat dilakukan kepala sekolah dengan pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi. Kepala sekolah dapat memilih alternatif kegiatan tindak lanjut tersebut di atas sesuai dengan analisis hasilsupervisi akademik terhadap komponen-komponen tersebut di atas.tindak lanjut yang dipilih kepala sekolah harus merumuskan latar Proses dan teknik supervisi pendidikan, Padang 2019 3 belakangdan tujuan pemilihan kegiatan, serta target yang harus dicapai. Hal-hal tersebut di atas harus dicantumkan pada program tindak lanjut.supervisor untuk dapat digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Model pendekatan dalam supervisi pendidikan seperti telah dijelaskan sebelumnya yakni pendekatan berdasarkan atas banyaknya guru yang dibimbing dapat di bedakan atas teknik supervisi yang bersifat individual, dan teknik supervisi yang bersifat kelompok.(Piet A. Sahertian dan Frans Mataheru, 1982 45 dst.) menjelaskan teknik-teknik supervisi pendidikan tersebut sbb :Teknik Supervisi yang bersifat individual (Individual Technique) dan Teknik-teknik Supervisi yang bersifat kelompok (Group Techniques) Daftar Pustaka Afriansyah, H. (2019). pendidikan. Padang. Administrasi dan supervisi http://elearning.unp.ac.id/mod/book/view.php?id=99776 Proses dan teknik supervisi pendidikan, Padang 2019 4