Academia.eduAcademia.edu

Supervisi Pendidikan

2020

Proses pembelajaran di lembaga pendidikan paling tidak mempraktikkan perencanaan, praktik, dan pengawasan. Seorang pendidik sebagai tenaga profesional mestinya memahami dengan baik tentang bagaimana cara mendidik dengan menyusun perencanaan pembelajaran yang berfungsi sebagai skenario bagaimana dia akan mengajar pada hari itu. Kemudian kepala sekolah dengan adanya supervise pendidikan maka dia akan mengetahui bagaimana memposisikan diri secara benar dalam memimpin sekolah yang dipegangnya. Tanpa adanya supervisi pendidikan maka proses pembelajaran di sekolah tentunya akan berjalan semaunya sendiri tanpa melihat pencapaian tujuan pendidikan sebagai muara utama praktik pendidikan. Di sini supervisi pendidikan memiliki fungsi-fungsi yang sangat strategis dalam proses pendidikan di lembaga pendidikan

SUPERVISI PENDIDIKAN Arif Shaifudin Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama’ (STAINU) Madiun Email: [email protected] Abstark Proses pembelajaran di lembaga pendidikan paling tidak mempraktikkan perencanaan, praktik, dan pengawasan. Seorang pendidik sebagai tenaga profesional mestinya memahami dengan baik tentang bagaimana cara mendidik dengan menyusun perencanaan pembelajaran yang berfungsi sebagai skenario bagaimana dia akan mengajar pada hari itu. Kemudian kepala sekolah dengan adanya supervise pendidikan maka dia akan mengetahui bagaimana memposisikan diri secara benar dalam memimpin sekolah yang dipegangnya. Tanpa adanya supervisi pendidikan maka proses pembelajaran di sekolah tentunya akan berjalan semaunya sendiri tanpa melihat pencapaian tujuan pendidikan sebagai muara utama praktik pendidikan. Di sini supervisi pendidikan memiliki fungsi-fungsi yang sangat strategis dalam proses pendidikan di lembaga pendidikan. Kata Kunci: Supervisi, Pendidikan. PENDAHULUAN Setiap lembaga pendidikan dalam menjalankan proses pembelajaran tentunya tidak akan bisa terlepas dari permasalahan-permasalahan. Kepala sekolah, guru, anak didik, karyawan, dan steakholder pendidikan lainnya hampir dapat dipastikan mempunyai persoalan atau masalah dalam kait- El-Wahdah: Jurnal Pendidikan Volume 1, Nomor 2, Desember 2020; p-ISSN xxxx-xxxx, e-ISSN: xxxx-xxxx Arif Shaifudin annya dengan pembelajaran. Guru sebagai steakholder penting dalam pemebelajaran juga tidak luput dari problem-problem mengajar, karena itu dibutuhkan pengalaman, masukan, bantuan, dan pendapat dari orang lain (supevisor) guna memecahkan, memberikan alternatif solusi atas persoalan yang dihadapi guru tersebut. Karena jika seorang guru sedang mengalami problem dalam proses pembelajaran, dan tidak ada orang lain yang bisa memberikan pencerahan berupa solusi, secara otomatis juga akan berimplikasi pada kegiatan belajar mengajar dalam hal ini pola interaksi guru dan anak didik, sehingga tujuan dari pendidikan tidak dapat terealisasi secara optimal. Pentingnya supervisi pendidikan di lembaga pendidikan ternyata sejauh ini belum benar-benar diperhatikan. Hal ini tampak dengan berbagai praktik pembelajaran di sekolah yang dilaksanakan dengan seadanya dengan tanpa adanya perencanaan yang matang. Salah satunya banyak ditemukan pendidik dalam mengajar setiap harinya tanpa dilengkapi dengan dokumen rencana pembelajaran yang berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Mestinya kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi sekaligus supervisor di sekolah benar-benar menjalankan fungsinya sebagai supervisor. Jika problem semacam ini terus dipertahankan maka dapat dipastikan proses pembelajaran di sekolah akan berjalan tidak menuju pada tujuan yang telah ditentukan yang tentu saja dapat merugikan generasi bangsa (anak didik). Pola kepemimpinan kepala sekolah mestinya jangan hanya permissive yang cenderung kebapakan. Kepala sekolah harus mampu menempatkan posisi secara seimbang antara pimpinan secara normatif dan rekan secara sosial-humanis. Dengan demikian pola kerja di lembaga sekolah akan dapat berjalan dengan seimbang antara disiplin kerja dengan interaksi sosial yang cenderung humanis. Bertolak dari kegelisahan inilah penulis merasa terusik untuk menulis artikel yang berbicara tentang urgensi kegiatan supervisi dalam aktifitas pendidikan. Pengertian Supervisi Pendidikan Berbicara supervisi pendidikan secara lebih tuntas dan meyakinkan masih jauh dari tuntutan teori dan praktik yang baik. Karena supervisi pendidikan adalah konsep yang terlambat berkembang dalam dunia pendidikan. Sebelum konsep supervisi ini dimunculkan dalam studi administrasi, para 26 - El-Wahdah: Jurnal Pendidikan Supervisi Pendidikan administrator telah terlebih dahulu mengenal konsep “inspeksi”. Namun sebelum menjelaskan lebih jauh tentang apa itu supervisi pendidikan, penting terlebih dahulu kita mengetahui apa itu supervisi, sehingga dapat dipahami secara benar perbedaan orientasi antara supervisi, dalam dunia pendidikan sebagaimana yang dikehendaki dalam tulisan ini dengan inspeksi yang berlaku pada masa sebelum lahirnya konsep supervisi pendidikan. Supervisi berasal dari dua kata, yaitu “super” dan “vision”, super dapat diartikan kelebihan, orang yang memiliki kelebihan. Sedangkan vision diartikan sebagai pandangan jauh kedepan. Jadi, supervisi secara harfiah dapat diartikan sebagai kelebihan yang dimiliki orang untuk melihat jauh ke depan. Orang yang melakukan supervisi disebut dengan supervisor atau diartikan dengan orang yang memiliki pandangan jauh ke depan, sedangkan orang yang dikenai supervisi disebut dengan supervisee atau orang yang dikenai pengawasan yang dilakukan oleh suipervisor. Adapun kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh pengawas disebut dengan kegiatan supervisi.1 Jadi, supervisi adalah kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh orang yang memiliki kelebihan atau kemampuan, sehingga kinerja ornag yang diawasi menjadi lebih baik. Engkoswara menyatakan, secara morfologis, “supervisi” terdiri dari dua kata yaitu “super” yang berarti lebih dan “visi” yang berarti lihat, pandang, tilik, atau awasi. Dari dua kata tersebut (super dan visi), dapat dimaknai beberap substansi supervisi sebagai berikut:2 1. Kegiatan dari pihak atasan yang berupa melihat, menilik, dan menilai serta mengawasi dari atas terhadap perwujudan kegiatan atau hasil kerja bawahan. 2. Suatu upaya yang dilakukan oleh orang dewasa yang memiliki pandangan yang lebih tinggi berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap-sikap untuk membantu mereka yang membutuhkan pembinaan. 3. Suatu kegiatan untuk mentrasformasikan berbagai pandangan 1 Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip, dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah, cet. ke-1 (Yogyakarta: Kaukaba, 2012), hlm. 111. 2 Engkoswara & Aan Komariah, Administrasi Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 228. Volume 1 Nomor 2 Desember 2020 - 27 Arif Shaifudin inovatif agar dapat diterjemahkan dalam bentuk kegiatan yang terukur. 4. Suatu bimbingan profesional yang dilakukan oleh pengawas agar guru-guru dapat menunjukkan kerja profesional. Berdasarkan hal tersebut, maka supervisi dapat berarti pengawasan yang dilakukan oleh orang yang ahli/profesional dalam bidangnya sehingga dapat memberikan perbaikan dan peningkatan/pembinaan agar pembelajaran dapat dilakukan dengan baik dan berkualitas. Mengacu pada pernyataan tersebut, maka supervisor harus seorang profesional yang kinerjanya dipandu oleh pengalaman, kualifikasi dan kompetensi yang dibuktikan dengan sertifikat profesional. Dalam organisasi pendidikan, kegiatan supervisi dinamakan dengan “supervisi pendidikan”. Kegiatan supervisi selalu dilakukan di setiap lembaga atau institusi agar dapat menciptakan kondisi kerja dan membentuk perilaku anggota organisasi sesuai dengan norma dan budaya organisasi bagi tujuan organisasi. Mengenai arti dari supervisi pendidikan, para ahli memiliki definisi yang cukup beragam, di antaranya sebagai berikut:3 1. P. Adams dan Frank G. Dickey, menurutnya supervisi pendidikan adalah program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran. 2. Harris Chester, supervisi pendidikan adalah usaha dari petugaspetugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan, dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran dan evaluasi pengajaran. 3. Bordman, Charles, Harl R. Doglas, Rudyard K. Bent, supervisi pendidikan adalah suatu usaha menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun kolektif agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran. Dengan demikian mereka dapat menstimulir dan membimbing pertumbuhan tipa murid secara kontinu serta mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern. 3 Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan, hlm. 112-113. 28 - El-Wahdah: Jurnal Pendidikan Supervisi Pendidikan 4. Mc. Nerry, supervis pendidikan adalah prosedur memberi arah serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran. 5. H. Burton & Leo J. Bruckner, supervisi pendidika adalah teknik pelayanan yang tujuannya utamanya adalah mempelajari serta memperbaiki secara bersama-sama faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Dari beberapa pengertian tersebut dapat dibedakan antara konsep supervisi sebelum munculnya supervisi pendidikan, yakni konsep supervisi tradisional atau yang terkenal dengan istilah inspeksi. Walaupun secara substansi sama-sama melakukan pengawasan, namun inspeksi cenderung mencari-cari kesalahan yang menjurus pada memata-matai untuk menemukan kesalahan. Konsep seperti ini justru membuat guru menjadi takut dan bekerja di bawah intervensi dari pengawas.4 Supervisi walaupun mengandung arti atau sering diterjemahkan sebagai pengawasan, namun ia mempunyai arti khusus yaitu “membantu” dan turut serta dalam usaha-usaha perbaikan dan meningkatkan mutu. Hal ini sebagaiamana ditegaskan Syaiful Sagala mengutip pernyataannya Kimbal Wiles, bahwa supervisi adalah usaha memperbaiki situasi-situasi belajar mengajar, menumbuhkan kreatifitas guru, memberi dukungan dan mengikutsertakan guru dalam kegiatan sekolah, sehingga menumbuhkan rasa memiliki bagi guru.5 Dari berbagai pengertian supervisi pendidikan yang ditawarkan oleh para ahli di atas dapat disimpulkan, bahwa supervisi pendidikan adalah usaha meningkatkan kompetensi dan kemampuan profesional guru dalam upaya mewujudkan proses pembelajaran yang lebih baik melalui cara-cara mengajar yang lebih baik yang akhirnya berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik. Jadi, walaupun pengertian yang ditawarkan para tokoh di atas mencakup sejumlah kegiatan, namun kegiatan uatamanya adalah meningkatkan proses pemebelajaran. Maka, supervisi pendidikan adalah kegiatan membina para pendidik dalam mengembangkan proses pembekajaran, termasuk segala Piet A. Sahartian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, cet. ke-2 (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), hlm. 16. 5 Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, cet. ke-7 (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 230. 4 Volume 1 Nomor 2 Desember 2020 - 29 Arif Shaifudin unsur penunjangnya.6 Dengan demikian, supervisi pendidikan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan membantu personil dalam meningkatkan kemampuannya. Pengajaran di sekolah, yang esensinya adalah program pengajaran dengan ditunjang unsur-unsur lain, seperti guru, sarana prasarana, kurikulum, sisitem pengajaran, dan penilaian. Di sini supervisor bertugas dan bertanggung jawab memperhatikan perkembangan unsur-unsur tersebut secara berkelanjutan, bukan mencari-cari kesalahan yang mengarah pada memata-matai sebagaimana konsep inspeksi atau supervisi tradisional. Tujuan Supervisi Pendidikan Situasi belajar mengajar pada institusi-institusi pendidikan sekarang ini menggambarkan suatu keadaan yang sangat kompleks. Kekalutan yang ada adalah akibat faktor-faktor obyektif yang saling mempengaruhi sehingga mengakibatkan menurunnya hasil belajar. Oleh karenanya perlu adanya penciptaan situasi yang memungkinkan siswa-siwa dapat belajar dengan baik dan guru-guru dapat membimbing dalam suasana kreatif di mana mereka merasa bertumbuh dalam jabatan mengajar mereka. Bertolak dari urgensi kegiatan supervisi dalam menciptakan situasi yang nyaman dan kreatif bagi guru tersebut, maka supervisi pendidikan bertujuan untuk memperkembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Usaha perbaikan belajar mengajar ditujukan pada pencapaian tujuan akhir dari pendidikan yaitu pembentukan pribadi anak didik secara maksimal.7 Piet A. Sahertian mengemukakan, tujuan supervisi pendidikan adalah memberikan layanan dan bantuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas.8 Dengan demikian jelas, bahwa tujuan supervisi pendidikan adalah untuk memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Sedangkan secara nasional, tujuan konkrit supervisi pendidikan adalah Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual (Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2009), hlm. 1-2. 7 Piet A. Sahartian & Frans Mataheru, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan (Surabaya: Usaha Offset Printing, 1981), hlm. 23. 8 Piet A. Sahartian, Konsep, hlm. 19. 6 30 - El-Wahdah: Jurnal Pendidikan Supervisi Pendidikan sebagai berikut:9 1. Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan. 2. Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar murid. 3. Membantu guru dalam menggunakan alat pelajaran modern, metode-metode dan sumber-sumber pengalaman belajar. 4. Membantu guru dalam menilai kemajuan murid-murid dan hasil pekerjaan guru itu sendiri. 5. Membantu guru-guru baru di sekolah sehngga mereka merasa gembira dengan tugas yang diperolehnya. 6. Membantu guru-guru agar waktu dan tenaganya tercurahkan sepenuhnya dalam pembiaan sekolah. Syaiful Sagala menambahkan, bahwa tujuan diadakannya supervisi pendidikan adalah meliputi hal-hal berikut:10 1. Membantu guru dalam mengembangkan proses belajar mengajar. 2. Membantu guru dalam menerjemahkan kurikulum ke dalam bahasa belajar mengajar. 3. Membatu guru mengembangkan staf sekolah. Secara umum, tujuan supervisi pendidikan menurut Syaiful Sagala11 adalah untuk membantu guru dalam melihat tujuan pendidikan, membimbing pengalaman belajar mengajar, memenuhi kebutuhan belajar murid, menilai kemajuan belajar murid, membina moral kerja, menyesuaikan diri dengan masyarakat, dan membina sekolah. Jadi dapat ditegaskan bahwa tujuan supervisi pendidikan adalah untuk meningkatkan situasi dan proses belajar mengajar berada dalam kerangka tujuan pendidikan nasional dengan membantu para guru untuk lebih memahami mutu, pertumbuhan, dan peranan sekolah untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Hendiyat Soetopo, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan (Jakarta: Bina Aksara, 2004), hlm. 41. 10 Syaiful Sagala, Administrasi, hlm. 235-236. 11 Peter F. Olive seperti dikutip Piet A. Sahertian menyatakan, tujuan supervisi bukan hanya memperbaiki kemampuan mengajar guru, namun mengembangkan potensi kualitas guru. Olive juga menjelaskan, domain atau sasaran supervisi pendidikan ada tiga, yaitu: (1) mengembangkan kurikulum, (2) meningkatkan proses belajar-mengajar, dan (3) mengembangkan seluruh staf di sekolah. Lihat Piet A. Sahertian, Konsep, hlm. 19. 9 Volume 1 Nomor 2 Desember 2020 - 31 Arif Shaifudin Prinsip Supervisi Pendidikan Masalah yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi di lingkungan pendidikan adalah bagaimana cara merubah pola pikir yang bersifat otokrat dan korektif menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif. Realitas objektif di lapangan terkait implementasi supervisi pendidikan masih berjalan tak ubahnya seperti inspeksi. Lebih jelasnya dibutuhkan sebuah sikap yang dapat menciptakan situasi dan relasi di mana guru-guru merasa aman dan merasa diterima sebagai subjek yang dapat berkembang sendiri. Untuk itu dalam pelaksanaan supervisi pendidikan di berbagai lembaga pendidikan diperlukan prinsip-prinsip sebagai berikut:12 1. Prinsip ilmiah (scientific) Prinsip ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar. b. Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam seperti angket, observasi, percakapan pribadi dan sebagainya. c. Setiap kegiatan supervisi dilaksnakan secara sistematis, terencana, dan kontinu. 2. Prinsip demokratis Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusiaan sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya. Demokratis di sini mengandung arti menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan berdasarkan atasan dan bawahan, melainkan berdasarkan kesejawantahan. 3. Prinsip kerja sama Yaitu mengembangkan usaha bersama, atau menurut istilah supervisi disebut dengan “sharing of idea, sharing of experience”, yakni memberi support, mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama. 4. Prinsip konstruktif dan kreatif Dengan prinsip ini setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreatifitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan menggunakan cara12 Piet A. Sahertian, Konsep, hlm. 20. 32 - El-Wahdah: Jurnal Pendidikan Supervisi Pendidikan cara yang menjadikan guru-guru menjadi takut dalam melaksanakan tugasnya. Binti Maunah juga menjelaskan beberapa prinsip supervisi pendidikan sebagai berikut:13 1. Orang harus memahami dengan jelas apa yang diharapkan kepadanya. Setiap orang yang baru masuk kerja harus diberi tahu: a. Untuk apa organisasi itu didirikan, bagaimana kerjanya organisasi itu, apa yang harus dikerjakannya, sedikit mengetahui riwayat organisasi itu dan kebijakan karier yang berlaku bagi pegawai-pegawainya. b. Bagaimana sifat-sifat pekerjaannya, bagaimana hubungan kerjasama antar karyawan dan bagaimana wewenang yang ada padanya dan bagaimana pula supervisornya. c. Bagaimana dia dapat memperoleh bahan-bahan materialnya, perlengkapan yang diperlukan, dimana tempat bekerjanya. d. Bagaimana kualitas pekerjaannya yang akan dinilai. e. Sapai berapa banyak jumlah pekerjaan yang ditetapkan sebagai ukuran. 2. Orang harus memiliki pedoman dalam menjalankan pekerjaannya. Adapun pedoman tersebut meliputi beberapa hal berikut: a. Peraturan-pertauran yang masih berlaku. b. Keterangan teknis dan keterangan khusus yang terbaik dan yang terakhir yang berhubungan dengan pekerjaan mereka. c. Keterangan mengenai teknik-teknik atau metode-metodenya, seperti: cara mendengarkan, berbicara, cara menulis, cara membaca, cara mengorganisasikan pekerjaan, cara merencanakan kegiatan dan memimpin rapat. d. Usaha memperbaiki kepribadian dengan menyadari bahwa setiap manusia mempunyai kekuatan dan kelemahan. 3. Pekerjaan yang baik hendaknya selalu diakui kebaikan Cara-cara yang lazim digunakan: a. Katakan atau berikan pengakuan kepada orang itu setelah ia menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Binti Maunah, Supervisi Pendidikan Islam Teori dan Praktik (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 52-60. 13 Volume 1 Nomor 2 Desember 2020 - 33 Arif Shaifudin b. Berikan dia pengakuan surat dengan tepat dan jelas serta tempatkan dalam berkas pegawai yang bersangkutan. c. Berikan surat penghargaan organisasi bila ada surat penghargaan tersebut. d. Berikan hadiah uang tunai. e. Berikan medali atau surat penghargaan dengan hadiah tunai. f. Berikan penghargaan kenaikan pangkat. g. Promosikan dia ke pekerjaan yang lebih baik dan yang dapat dikuasai. 4. Pekerjaan yang jelek perlu diberi kritik konstruktif. 5. Orang hendaknya memperoleh kesempatan untuk memperlihatkan bahwa mereka mampu memangku tanggung jawab lebih besar. 6. Orang hendaknya didorong untuk memperbaiki dirinya. 7. Orang hendaknya bekerja di dalam lingkungan yang sehat dan aman. Prinsip ini sering dilupakan orang, tetapi di sini pula letak tanggung jawab supervisor. Sutisna juga menambahkan mengenai prinsip-prinsip supervisi pendidikan, yaitu sebagai berikut:14 1. Supervisi merupakan bagian integral dari program pendidikan, ia adalah pelayanan yang bersifat kerja sama. 2. Semua guru memerlukan dan berhak atas bantuan supervisi. 3. Supervisi hendaknya disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan perseorangan dari personel sekolah. 4. Supervisi hendaknya membantu menjelaskan tujuan-tujuan dan sarana-sarana pendidikan, dan hendaknya menjelaskan implikasiimplikasi dari tujuan-tujuan dan dan sasaran-sasaran itu. 5. Supervisi hendaknya membantu memperbaiki sikap dan hubungan dari semua anggota staf sekolah, dan hendaknya membantu dalam pengembangan hubungan sekolah-masyarakat yang baik. 6. Tanggung jawab dalam pengembangan program supervisi berada pada kepala sekolah bagi sekolahnya dan pada penilik/pengawas bagi sekolah-sekolah yang berada di wilayahnya. 7. Harus ada dana yang memadai bagi program kegiatan supervisi Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional (Bandung: Angkasa, 1983), hlm. 224. 14 34 - El-Wahdah: Jurnal Pendidikan Supervisi Pendidikan dalam anggaran tahunan. Efektifitas program supervisi hendaknya dinilai secara periodik oleh para peserta. 9. Supervisi hendaknya membantu menjelaskan dan menerapkan dalam praktek penemuan penelitian pendidikan yang mutakhir. Kemudian prinsip dalam pelaksanaan supervisi, Sergiovanni Staratt mengemukakan hal-hal sebagai berikut: 15 1. Administrasi biasanya berkenaan dengan pemberian fasilitas material dan pelaksanaannya. 2. Supervisi pendidikan biasanya berkenaan dengan perbaikan pembelajaran. 3. Secara fungsional administrasi dan supervisi tidak terpisahkan satu sama lain, keduanya dalam sistem pendidikan berkoordinasi, saling melengkapi, saling berhubungan, dan mempertemukan fungsi-fungsinya dalam operasional pendidikan. 4. Supervisi yang baik didasarkan pada filsafat, demokrasi, dan ilmu pengetahuan. 5. Supervisi yang baik akan mengembangkan metode dan sikap ilmiah sejauh hal itu dapat diaplikasikan ke dalam proses sosial pendidikan yang dinamis, menggunakan ilmu pengetahuan dalam proses belajar dan pembelajaran. 6. Supervisi yang baik akan mengembangkan proses pemecahan masalah yang dinamis dalam mempelajari, memperbaiki, dan mengevaluasi proses dan produknya. 7. Supervisi yang baik adalah yang kreatif, tidak preskriptif, dilaksanakan dengan tertib, direncanakan secara koperatif, dan dilakukan dalam rangkaian aktivitas. 8. Supervisi yang baik dilakukan secara profesional, dan melakukan penilaian berdasarkan hasil yang terjamin. Dari prinsip-prinsip yang dikemukakan para ahli di atas menunjukkan bahwa supervisi harus dilaksanakan secara konstruktif dan kreatif, yaitu mendorong inisiatif untuk ikut aktif menciptakan suasana kondusif yang dapat membangkitkan suasana kreatifitas. Supervisi dilakukan secara koperatif 8. Sergiovani & Starratt, Supervision Human Perspektives (New York: Mc Graw Hill Book Company, 1983), hlm. 8. 15 Volume 1 Nomor 2 Desember 2020 - 35 Arif Shaifudin dengan mengembangkan usaha bersama menciptakan suasan belajar mengajar yang lebih baik berdasarkan sumber kolektif dari kelompok, daripada usaha supervisor sendiri menunjukkan profesionalitas bukan atas hubungan pribadi. Supervisi juga harus progresif, berani melangkah maju, dilaksanakan bertahap didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang sebenarnya. Fungsi Supervisi Pendidikan Mengenai fungsi dari supervisi pendidikan terdapat banyak pernyataan dari para ahli. Namun dari beberapa pernyataan tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan umum bahwa peranan utama supervisi pendidikan adalah untuk “perbaikan pengajaran”.16 Hal ini sebagaimana dinyatakan Piet A. Sahertian mengutip pendapatnya Franset Jane, menurutnya fungsi utama supervisi pendidikan adalah membina program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga selalua ada usaha perbaikan.17 Engkoswara dan Aan Komariah mengemukakan, supervisi pendidikan memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:18 1. Fungsi penelitian (research); bahwa supervisor tidak bekerja keras berdasarkan prasangka tetapi menempuh prosedur yang tepat seprti merumuskan dulu masalah apa yang dihadapi personil, mengumpulkan data untuk mendapat informasi yang valid tentang suatu permasalahan yang bersangkutan dengan masalah itu, pengolahan data, penarikan kesimpulan untuk bahan mengambil keputusan tentang suatu permasalahan. 2. Fungsi penilaian (evaluation); kesimpulan hasil penelitian dijadikan bahan evaluasi apakah objek penelitian tersebut memiliki kekuatan, kelemahan, dan menemukan solusi yang tepat untuk memutuskan suatu masalah. 3. Fungsi perbaikan (improvement); apabila hasil penelitian menunjukkan terdapat kekurangan-kekurangan yang harus segera ditangani, maka supervisor melakukan langkah-langkah strategis dan operasional sebagai upaya melakukan perbaikan-perbaikan. Piet A. Sahertian, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan (Surabaya: Usaha Ofset Printing, 1981), hlm. 25. 17 Piet A. Sahertian, konsep, hlm. 21. 18 Engkoswara & Aan Komariah, Administrasi, hlm. 229-230. 16 36 - El-Wahdah: Jurnal Pendidikan Supervisi Pendidikan 4. Fungsi pengembangan (development); dua kondisi yang dihadapi supervisor adalah kekurangan-kekurangan dan prestasi yang dimiliki personil. Kekurangannya dilakukan perbaikan dan prestasi yang ditunjukkan guru perlu mendapatkan pengakuan dan pengembangan. Empat fungsi yang dikemukakan oleh Engkoswara dan Aan Komariah di atas mengindikasikan bahwa supervisi harus selalu mengikuti perubahan yang ada dalam masyarakat. Usaha perbaikan merupakan proses yang kontinu sesuai dengan perubahan masyarakat. Masyarakat selalu mengalami perubahan. Perubahan masyarakat membawa pula konsekuensi dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Suatu penemuan baru mengakibatkan timbulnya dimensi-dimensi dan perspektif dalm bidang ilmu pengetahuan. Senada dengan Engkoswara dan Aan Komariah, Ara Hidayat dan Imam Machali mengutip pendapatnya Ametembun juga membagi fungsi supervisi pendidikan ke dalam empat bagian, yaitu:19 1. Fungsi penelitian Supervisi sebagai fungsi penelitian dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas dan objektif tentang situasi pendidikan. Spervisor tidak berprasangka buruk terhadap perilaku guru atas rendahnya hasil belajar siswa yang dicapai, akan tetapi harus didasarkan pada fakta dan data melalui pengamatan langsung terhadap proses pendidikan atau guru. Dengan penelitian yang dilakukan oleh supervisor tersebut tidak akan menimbulkan kesalahan dalam menafsirkan apa yang sebenarnya terjadi, karena permasalahan yang sebenarnya dapat ditemukan dari data dan fakta yang telah dikumpulkannya. 2. Fungsi penilaian Fungsi ini dimaksudkan untuk memperoleh baik atau buruknya sesuatu, oleh karena itu kebaikan yang telah dicapai diupayakan untuk terus dipertahankan dan kekurangan yang masih nampak diberikan perlakuan yang proporsional sehingga tidak terulang lagi, pengulangan atas keburukan sebenarnya harus dikembalikan pada diri sendiri apakah upaya yang sudah dilakukan untuk memperbaikinya. 19 Ara Hidayat & Imam Machali, Pengelolaan, hlm. 113-114. Volume 1 Nomor 2 Desember 2020 - 37 Arif Shaifudin 3. Fungsi perbaikan Fungsi perbaikan dimaksudkan untuk memperbaiki hal-hal yang kurang dengan cara mengidentifikasi aspek-aspek negatif, yaitu kekurangan, kelemahan atau kemandegan, mengklasifikasi aspekaspek negatif dan kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan. 4. Fungsi peningkatan Upaya perbaikan merupakan proses yang berkesinambungan yang dilakukan terus-menerus. Supervisi pendidikan menjunjung praktek “continous quality improvement” (CQI). Dalam proses ini, diusahakan agar kondisi yang sudah memuaskan itu supaya dipertahankan bahkan lebih ditingkatkan lagi. Keempat fungsi yang dijelaskan oleh Ametembun di atas semakin mempertegas bahwa kegiatan supervisi pendidikan berorientasi pada pemberian bimbingan dan bantuan dalam upaya untuk perbaikan pengajaran di institusi pendidikan, bukan kegiatan mengawasi yang cenderung lebih pada mencari kesalahan atas kinerja pengajar, sehingga justru menjadikan para guru tidak kreatif dalam melaksanakan tugasnya karena merasa terus diawasi dan dimata-matai. Masih mengenai fungsi supervisi pendidikan, Piet A. Sahertian mengutip pendapatnya Swearingan dalam bukunya Supervision of Instruction - Foundation and Dimension mengemukakan delapan fungsi supervisi, yaitu:20 1. Mengkoordinasi semua usaha sekolah Oleh karena perubahan terus menerus terjadi, maka kegiatan sekolah juga semakin bertambah. Dengan demikian perlu adanya koordinasi yang baik terhadap semua usaha sekolah. Yang dimaksud usahausaha tersebut adalah: a. Usaha tiap guru Ada sejumlah guru yang mengajar bidang studi yang samadan setiap guru ingin menemukakan idenya dan menguraikan materi menurut pandangannya ke arah peningkatan. Usaha-usaha yang beesifat individu itulah yang perlu dikoordinasi. Inilah fungsi supervisi. b. Usaha-usaha sekolah Dalam menentukan kebijakan, merumuskan tujauan-tujuan atas 20 Piet A. Sahertian, Konsep, hlm. 21-25. 38 - El-Wahdah: Jurnal Pendidikan Supervisi Pendidikan 2. 3. 4. 5. 6. setiap kegiatan sekolah termasuk program-program sepanjang tahun ajaran perlu koordinasi yang baik. c. Usaha-usaha bagi pertumbuhan jabatan Setiap guru tentunya ingin bertumbuh dalam jabatannya. Dan cara-cara yang mereka tempuh tentunya juga cukup beragam, maka dari itu perlu adanya koordinasi yang merupakan tugas dari supervisi. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah Dalam masyarakat demokratis kepemimpinan yang demokratis perlu dikembangkan. Kepemimpinan adalah ketrampilan yang harus dipelajari dengan melalui latihan terus-menerus. Di sinilah tugas supervisi untuk melatih agar memiliki ketrampilan dalam kepemimpinan kepala sekolah. Memperluas pengalaman guru-guru Akar dari pengalaman terletak pada sifat dasar manusia. Manusia selalu ingin mencapai kemajuan yang semaksimal mungkin. Seorang yang akan jadi pemimpin, bila ia mau belajar dari pengalaman nyata di lapangan, melalui pengalaman baru ia dapat belajar untuk memperkaya dirinya dengan pengalaman belajar baru. Menstimulasi usaha-usaha sekolah yang kreatif Usaha-usaha kreatif bersumber pada pandangan tentang manusia. Semua orang percaya bahwa manusia diciptakan dengan memiliki potensi untuk berkembang dan berkarya. Supervisi bertugas untuk menciptakan suasana yang memungkinkan guru-guru dapat berusaha meningkatkan potensi-potensi kreatifitas dalam dirinya. Memberikan fasilitas dan penilaian terus-menerus Untuk meningkatkan kualitas sumber daya diperlukan penilaian terus-menerus. Melalui penelitian dapat diketahui kelemahan dan kelebihan dari hasil dan proses belajar mengajar. Mengadakan penilaian secara teratur adalah fungsi dari supervisi pedidikan. Menganalisis situasi belajar-mengajar Supervisi diberikan dengan tujuan untuk memperbaiki situasi belajar-mengajar. Agar usaha tersebut dapat tercapai, maka perlu analisis hasil dan proses pembelajaran. Fungsi supervisi adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perbaikan belajar- Volume 1 Nomor 2 Desember 2020 - 39 Arif Shaifudin mengajar. Memperlengkapi setiap anggota staf dengan penegtahuan yang baru dan ketrampilan baru pula. Setiap guru memiliki potensi dan dorongan untuk berkembang. Kebanyakan potensi tidak berkembang karena berabagi faktor. Supervisi memberi dorongan stimulasi dan membantu guru agar mengembangkan pengetahuan dalam hal mengajar. Mengajar adalah suatu ilmu pengetahuan, suatu ketrampilan, dan sekaligus seni. Kemampuan-kemampuan hanya dicapai bila ada latihan, mengulang dan dengan sengaja dipelajari. Setiap orang selalu menginginkan yan baru. Memotivasi untuk membarui itu merupakan fungsi dari supervisi pendidikan. 8. Memadukan dan menyelaraskan tujuan-tujuan pendidikan dan membentuk kemampuan-kemampuan. Untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi harus berdasarkan tujuan-tujuan yang sebelumnya. Ada hierarki kebutuhan yang harus selaras. Setiap guru pada suatu saat sudah harus mampu mengukur kemampuannya. Mengembangkan kemampuan guru adalah salah satu fungsi supervisi pendidikan. Dengan mengamati fungsi-fungsi yang ditawarkan oleh Piet A. Sahertian di atas memunculkan kesimpulan bahwa supervisi pendidikan dilaksanakan atas dasar keyakinan bahwa: 1. Kualitas proses pemebelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional gurunya. 2. Pengawasan terhadap proses pembelajaran difokuskan pada peningkatan kemampuan profesional gurunya. 3. Pembinaan yang tepat dan terus menerus kepada guru-guru dapat meningkatkan mutu pembelajaran. 4. Supervisi yang efektif dapat menciptakan kondisi yang layak bagi pertumbuhan profesional guru. 5. Supervisi yang efektif dapat merangsang kreatifitas guru untuk memunculkan gagasan baru dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran. 7. SIMPULAN Supervisi berasal dari dua kata, yaitu “super” dan “vision”, super dapat 40 - El-Wahdah: Jurnal Pendidikan Supervisi Pendidikan diartikan kelebihan, orang yang memiliki kelebihan. Sedangkan vision diartikan sebagai pandangan jauh kedepan. Jadi, supervisi secara harfiah dapat diartikan sebagai kelebihan yang dimiliki orang untuk melihat jauh ke depan. Sementara supervisi pendidikan adalah usaha meningkatkan kompetensi dan kemampuan profesional guru dalam upaya mewujudkan proses pembelajaran yang lebih baik melalui cara-cara mengajar yang lebih baik yang akhirnya berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik. Adapun tujuan supervisi pendidikan adalah untuk memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Adapun prinsip supervisi pendidikan adalah: prinsip ilmiah (scientific), prinsip demokratis, prinsip kerja sama, prinsip konstruktif dan kreatif. Kemudian untuk fungsi supervisi pendidikan secara umum sebagai berikut: fungsi penelitian, fungsi penilaian, fungsi perbaikan, fungsi peningkatan. Volume 1 Nomor 2 Desember 2020 - 41 Arif Shaifudin DAFTAR PUSTAKA Engkoswara & Komariah, Aan, Administrasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010. Hidayat, Ara & Machali, Imam, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip, dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah, cet. ke-1, Yogyakarta: Kaukaba, 2012. Maunah, Binti, Supervisi Pendidikan Islam Teori dan Praktik, Yogyakarta: Teras, 2009. Pidarta, Made, Supervisi Pendidikan Kontekstual, Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2009. Sahartian, A. Piet, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, cet. ke-2, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008. Sahartian, A. Piet & Mataheru, Frans, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, Surabaya: Usaha Offset Printing, 1981. Sagala, Syaiful, Administrasi Pendidikan Kontemporer, cet. ke-7, Bandung: Alfabeta, 2013. Soetopo, Hendiyat, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara, 2004. Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional, Bandung: Angkasa, 1983. Sergiovani & Starratt, Supervision Human Perspektives, New York: Mc Graw Hill Book Company, 1983. 42 - El-Wahdah: Jurnal Pendidikan