Academia.eduAcademia.edu

Adult Development_Psikologi Orang Dewasa

2024

Konsep perkembangan sering disamakan juga dengan perubahan. Konsep perkembangan sering disamakan juga dengan perubahan. Perkembangan dewasa telah didefinisikan sebagai "perubahan Perkembangan dewasa telah didefinisikan sebagai "perubahan sistematis dan kualitatif dalam kemampuan dan perilaku manusia sistematis dan kualitatif dalam kemampuan dan perilaku manusia sebagai hasil dari interaksi antara lingkungan internal dan sebagai hasil dari interaksi antara lingkungan internal dan eksternal" (Hoare, 2006, P. 8). Penting untuk diingat bahwa ada eksternal" (Hoare, 2006, P. 8). Penting untuk diingat bahwa ada rasa stabilitas dan perubahan dalam perkembangan (Bjorklund, rasa stabilitas dan perubahan dalam perkembangan (Bjorklund, 2016). Pada konsep ini akan memperkenalkan pendekatan-2016). Pada konsep ini akan memperkenalkan pendekatanpendekatan apa saja untuk perkembangan termasuk perspektif pendekatan apa saja untuk perkembangan termasuk perspektif biologis, psikologis, sosiokuktural, dan integratif. biologis, psikologis, sosiokuktural, dan integratif.

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PANCASILA adult development Kelompok 4 - Psikologi Dewasa our team Satya Mega A (6022210002) Cindy Ananda A (6022210021) Bernadeth Hani N.S.M (602221007) Jihan Shabrina F. A (6022210039) Tarisha Hanna S (6022210013) Bitara Fifi F. Arge (6022210052) Nia Amanda Putri (6022210053) adult development Konsep perkembangan sering disamakan juga dengan perubahan. Perkembangan dewasa telah didefinisikan sebagai "perubahan sistematis dan kualitatif dalam kemampuan dan perilaku manusia sebagai hasil dari interaksi antara lingkungan internal dan eksternal" (Hoare, 2006, P. 8). Penting untuk diingat bahwa ada rasa stabilitas dan perubahan dalam perkembangan (Bjorklund, 2016). Pada konsep ini akan memperkenalkan pendekatanpendekatan apa saja untuk perkembangan termasuk perspektif biologis, psikologis, sosiokuktural, dan integratif. PENDEKATAN PERKEMBANGAN ORANG DEWASA Pendekatan Biologis Pendekatan Psikologis Pendekatan Sosio-kultural Pendekatan Integratif Sociocultural factors Peran Sosial Orang tua, pasangan, pekerja, dan lain-lain. Peristiwa Kehidupan Pernikahan, pendidikan, memiliki anak,pendisun, dll. Identitas Ras, gender, dan kelas sosial. pendekatan biologis Penuaan biologis adalah proses alami, perubahan fisik terkait usia seperti penurunan penglihatan dan pendengaran tetap terjadi (Bjorklund, 2016). Teori penuaan primer menjelaskan kerusakan sel secara alami (Cavanaugh & Blanchard-Fields, 2017), sementara teori pemrograman genetik menyatakan bahwa penuaan dipengaruhi oleh DNA. Indra Penurunan penglihatan dan pendengaran menghambat belajar (Harsen, 2009; Speros, 2009). Usia paruh baya sering disertai kesulitan melihat detail dan memerlukan lebih banyak cahaya akibat perubahan lensa (Alavi, 2016). Kondisi seperti katarak dan glaukoma lebih umum pada wanita dan orang kulit putih, serta lebih sering terjadi pada Afrika-Amerika dan Hispanik (National Eye Institute, nd; Glaucoma: Facts and Figures, 2017). Pendengaran mulai menurun di usia 40-an, dengan 33% orang dewasa 65-74 mengalami gangguan (NIDCD, 2016), lebih sering pada pria dan orang kulit putih atau Latin (Bainbridge & Wallhagen, 2014). Alat bantu dengar tersedia, namun penggunaannya rendah (McCormack & Fortnum, 2013). Gangguan pendengaran berkaitan dengan penurunan kognitif dan keterlibatan sosial (Lin & Albert, 2014; Gopinath et al., 2013). Teknologi seperti kacamata dan alat bantu pendengaran mendukung pembelajaran bagi yang mengalami kesulitan sensorik (Pacheco, Lips, & Yoong, 2018; Presley & D'Andrea, 2009), dengan lingkungan belajar yang baik sangat penting. Sistem Saraf Pusat Sistem saraf pusat, yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, memainkan peran penting dalam belajar. Otak mengalami perubahan seiring usia, dengan penyusutan di korteks prefrontal, hipokampus, dan otak kecil (Cavanaugh & Blanchard-Fields, 2017). Orang dewasa yang lebih tua mengompensasi perubahan ini dengan menggunakan kedua belahan otak, sedangkan orang muda hanya satu belahan (Cavanaugh & Blanchard-Fields, 2017). Plastisitas otak memungkinkan adaptasi dan regenerasi, didukung oleh latihan aerobik dan diet kaya vitamin B kompleks, C, D, E, dan asam lemak omega 3, yang meningkatkan fungsi kognitif (Cavanaugh & Blanchard-Fields, 2017). Waktu reaksi melambat dengan usia akibat perubahan aktivitas otak (Schaie & Willis, 2002). Meskipun harapan hidup meningkat, rentang hidup manusia tetap sekitar 110-120 tahun. Perubahan penglihatan, pendengaran, dan waktu reaksi adalah bagian dari penuaan, tetapi teknologi seperti implan koklea dan operasi katarak membantu mempertahankan aktivitas. Otak yang menua juga dapat mengompensasi kekurangan di area lain (Cavanaugh & Blanchard-Fields, 2017). Perkembangan orang dewasa melibatkan lebih dari sekadar perubahan fisik, dengan banyak penelitian fokus pada proses internal individu, seperti perkembangan iman (Fowler, 1981), identitas (Erikson, 1963), dan identitas ras (Helms, 2008). Model perkembangan psikologis terbagi menjadi dua kategori: teori tahap yang tidak selalu terkait dengan usia (Erikson, 1963; Fowler, 1981) dan model yang mengaitkan usia Discussion: Engage in discussions dengan tugas tertentu (Levinson et al., 1978). Masyarakat memiliki pengaruh yang and explain material to others kurang diperhatikan dalam perspektif ini. pendekatan psikologis Teori perkembangan psikososial Erikson (1963) terdiri dari delapan tahap, masing-masing dengan krisis yang harus diatasi untuk maju dengan keseimbangan positif. Contohnya, pada dewasa muda, krisis keintiman vs isolasi diselesaikan melalui cinta, sedangkan pada usia pertengahan, generativitas vs stagnasi berkaitan Discussion: Engage in lebih discussions dengan kepedulian terhadap orang lain. Meskipun tahap identitas vs kebingungan relevan bagi remaja, and explain materialperubahan to others besar di usia penelitian oleh Josselson (2017) menunjukkan pentingnya tahap ini dalam konteks dewasa. Erikson mengemukakan bahwa orang dewasa dapat kembali meninjau tahap sebelumnya untuk menyelesaikan konflik. Penelitian oleh Malone et al. (2016) menemukan bahwa perkembangan yang baik dalam model Erikson di paruh baya berhubungan dengan fungsi kognitif yang lebih baik dan depresi yang lebih rendah di usia tua. Generativitas dianggap mendukung fleksibilitas kognitif, sementara kegagalan dalam tahap ini dapat menyebabkan kurangnya empati (Lineros & Fincher, 2014). Selain itu, Osborne (2009) mencatat bahwa pensiun dapat memicu krisis identitas jika seseorang terlampau terikat pada pekerjaannya. Model pendekatan Psikososial Erikson Model Levinson yang Bertingkat Berdasarkan Usia Levinson dan Levinson (1996) mengembangkan model perkembangan berjenjang usia yang mengidentifikasi periode stabil dan transisi yang berkorelasi dengan usia. Struktur kehidupan terbentuk selama periode stabil dan berubah selama transisi, seperti transisi awal kehidupan (17-22 tahun), struktur kehidupan (22-28 tahun), transisi usia 30 tahun (28-33 tahun), puncak kehidupan (33-40 tahun), hingga dewasa akhir (mulai usia 60 tahun). Perubahan ini mencakup aspek perkawinan, keluarga, pekerjaan, dan persahabatan. Studi di Turki oleh Aktu & Ilhan (2017) mendukung model ini, mengungkap kesamaan dan perbedaan dalam tujuan hidup individualistis dan kolektif di kalangan dewasa muda. Model ini juga menginspirasi pendidik untuk mengaitkan perkembangan dengan "momen yang dapat diajarkan" (Havighurst, 1972; Knowles, 1980), serta penelitian terbaru tentang pola asuh (Williams, 2015) dan riwayat hidup lansia di Brasil (Freitas). Model Lain Menggunakan Paradigma Psikologis Paradigma psikologis mempelajari model perkembangan identitas ras dan seksual dengan fokus pada pengalaman individu, meskipun pengaruh masyarakat diakui. Helms (2008) mengusulkan model identitas ras kulit putih yang mencakup penginternalisasian rasisme atau pengembangan identitas non-rasis, sementara Kim (2012) menciptakan Model Pengembangan Identitas Ras Asia Amerika (AARID) yang meliputi tahap dari kesadaran etnis hingga inkorporasi identitas Asia Amerika. Model identitas seksual oleh Eliason dan Schope (2007) menggambarkan perkembangan dari perasaan berbeda hingga integrasi identitas. Kritik diarahkan pada kurangnya perhatian terhadap perbedaan budaya dan perubahan sosial. Model psikologis memiliki implikasi penting untuk pembelajaran, mendorong refleksi kritis (Daloz, 1986; Mezirow, 2000). Secara umum, model psikologis terbagi menjadi teori tahap yang tidak selalu terkait usia (Erikson, 1963) dan model berjenjang berdasarkan usia (Levinson et al., 1978), meskipun kurang populer dibanding model sosiokultural, mereka tetap relevan dalam mengeksplorasi pengalaman individu. Conclusion Implementing effective study techniques can enhance learning outcomes and reduce stress INTEGRATIVE pERSPECTIVES Tiga Model Perkembangan Orang Dewasa Baltes (1982, 1987) Bronfenbrenner (2001) Magnusson (1995) Baltes (1982, 1987) Baltes tidak menganggap jalur perkembangan dewasa bersifat seragam atau selalu menuju penurunan atau peningkatan. Legalitas tersebut diyakini menghasilkan berbagai pola yang berbeda. Magnusson (1995) 4 Aspek ASUMSI Dasar Magnusson menekankan bahwa modelnya tidak mengharuskan seluruh sistem individu dipelajari secara bersamaan. Fungsi utama model ini adalah memungkinkan kita merumuskan masalah pada berbagai tingkat fungsi organisme secara keseluruhan, melaksanakan studi empiris, dan menginterpretasikan hasilnya dalam kerangka teori yang sama. 1. Individu berkembang sebagai kesatuan yang terintegrasi, dengan perkembangan yang tidak terjadi secara terpisah dari konteksnya. 2. Individu berkembang dan berfungsi melalui interaksi timbal balik yang berkelanjutan dengan lingkungannya. 3. Pada setiap waktu, fungsi individu ditentukan oleh interaksi berkelanjutan antara faktor mental, biologis, dan perilaku di dalam diri individu serta faktor situasional. 4. Perkembangan individu terjadi melalui interaksi berkelanjutan antara faktor psikologis, biologis, dan lingkungannya. Bronfenbrenner (2001) Teori Bronfenbrenner (2001) menjelaskan lima lapisan lingkungan yang memengaruhi perkembangan, termasuk mikrosistem, mesosistem, eksosistem, makrosistem, dan kronosistem. Meskipun berfokus pada perkembangan anak, teori ini juga relevan bagi orang dewasa. Penting bagi pendidik dewasa untuk menerapkan pendekatan multiperspektif dalam memahami perkembangan, melampaui perspektif psikologis yang dominan, dengan mempertimbangkan aspek biologis, sosiokultural, dan integratif. Summary karakteristik perkembangan orang dewasa dari empat perspektif Penuaan Biologis Faktor Sosiokultural Perubahan Psikologis Perspektif Integratif thank you