FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PANCASILA
adult
development
Kelompok 4 - Psikologi Dewasa
our team
Satya Mega A
(6022210002)
Cindy Ananda A
(6022210021)
Bernadeth Hani N.S.M
(602221007)
Jihan Shabrina F. A
(6022210039)
Tarisha Hanna S
(6022210013)
Bitara Fifi F. Arge
(6022210052)
Nia Amanda Putri
(6022210053)
adult development
Konsep perkembangan sering disamakan juga dengan perubahan.
Perkembangan dewasa telah didefinisikan sebagai "perubahan
sistematis dan kualitatif dalam kemampuan dan perilaku manusia
sebagai hasil dari interaksi antara lingkungan internal dan
eksternal" (Hoare, 2006, P. 8). Penting untuk diingat bahwa ada
rasa stabilitas dan perubahan dalam perkembangan (Bjorklund,
2016). Pada konsep ini akan memperkenalkan pendekatanpendekatan apa saja untuk perkembangan termasuk perspektif
biologis, psikologis, sosiokuktural, dan integratif.
PENDEKATAN PERKEMBANGAN
ORANG DEWASA
Pendekatan
Biologis
Pendekatan
Psikologis
Pendekatan
Sosio-kultural
Pendekatan
Integratif
Sociocultural factors
Peran Sosial
Orang tua, pasangan, pekerja,
dan lain-lain.
Peristiwa Kehidupan
Pernikahan, pendidikan,
memiliki anak,pendisun, dll.
Identitas
Ras, gender, dan kelas
sosial.
pendekatan biologis
Penuaan biologis adalah proses
alami, perubahan fisik terkait
usia
seperti
penurunan
penglihatan dan pendengaran
tetap terjadi (Bjorklund, 2016).
Teori
penuaan
primer
menjelaskan
kerusakan
sel
secara alami (Cavanaugh &
Blanchard-Fields,
2017),
sementara teori pemrograman
genetik menyatakan bahwa
penuaan dipengaruhi oleh DNA.
Indra
Penurunan penglihatan dan pendengaran menghambat belajar (Harsen, 2009; Speros, 2009).
Usia paruh baya sering disertai kesulitan melihat detail dan memerlukan lebih banyak cahaya
akibat perubahan lensa (Alavi, 2016). Kondisi seperti katarak dan glaukoma lebih umum pada
wanita dan orang kulit putih, serta lebih sering terjadi pada Afrika-Amerika dan Hispanik (National
Eye Institute, nd; Glaucoma: Facts and Figures, 2017). Pendengaran mulai menurun di usia 40-an,
dengan 33% orang dewasa 65-74 mengalami gangguan (NIDCD, 2016), lebih sering pada pria dan
orang kulit putih atau Latin (Bainbridge & Wallhagen, 2014). Alat bantu dengar tersedia, namun
penggunaannya rendah (McCormack & Fortnum, 2013). Gangguan pendengaran berkaitan
dengan penurunan kognitif dan keterlibatan sosial (Lin & Albert, 2014; Gopinath et al., 2013).
Teknologi seperti kacamata dan alat bantu pendengaran mendukung pembelajaran bagi yang
mengalami kesulitan sensorik (Pacheco, Lips, & Yoong, 2018; Presley & D'Andrea, 2009), dengan
lingkungan belajar yang baik sangat penting.
Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat, yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, memainkan peran penting
dalam belajar. Otak mengalami perubahan seiring usia, dengan penyusutan di korteks prefrontal,
hipokampus, dan otak kecil (Cavanaugh & Blanchard-Fields, 2017). Orang dewasa yang lebih tua
mengompensasi perubahan ini dengan menggunakan kedua belahan otak, sedangkan orang
muda hanya satu belahan (Cavanaugh & Blanchard-Fields, 2017). Plastisitas otak memungkinkan
adaptasi dan regenerasi, didukung oleh latihan aerobik dan diet kaya vitamin B kompleks, C, D, E,
dan asam lemak omega 3, yang meningkatkan fungsi kognitif (Cavanaugh & Blanchard-Fields,
2017). Waktu reaksi melambat dengan usia akibat perubahan aktivitas otak (Schaie & Willis,
2002). Meskipun harapan hidup meningkat, rentang hidup manusia tetap sekitar 110-120 tahun.
Perubahan penglihatan, pendengaran, dan waktu reaksi adalah bagian dari penuaan, tetapi
teknologi seperti implan koklea dan operasi katarak membantu mempertahankan aktivitas. Otak
yang menua juga dapat mengompensasi kekurangan di area lain (Cavanaugh & Blanchard-Fields,
2017).
Perkembangan orang dewasa melibatkan lebih dari sekadar perubahan fisik, dengan
banyak penelitian fokus pada proses internal individu, seperti perkembangan iman
(Fowler, 1981), identitas (Erikson, 1963), dan identitas ras (Helms, 2008). Model
perkembangan psikologis terbagi menjadi dua kategori: teori tahap yang tidak selalu
terkait dengan usia (Erikson, 1963; Fowler, 1981) dan model yang mengaitkan usia
Discussion:
Engage in discussions
dengan tugas tertentu (Levinson et al., 1978). Masyarakat memiliki
pengaruh
yang
and explain material to others
kurang diperhatikan dalam perspektif ini.
pendekatan psikologis
Teori perkembangan psikososial Erikson (1963) terdiri dari delapan tahap, masing-masing dengan krisis yang
harus diatasi untuk maju dengan keseimbangan positif. Contohnya, pada dewasa muda, krisis keintiman vs
isolasi diselesaikan melalui cinta, sedangkan pada usia pertengahan, generativitas vs stagnasi berkaitan
Discussion:
Engage in lebih
discussions
dengan kepedulian terhadap orang lain. Meskipun tahap identitas
vs kebingungan
relevan bagi remaja,
and
explain
materialperubahan
to others besar di usia
penelitian oleh Josselson (2017) menunjukkan pentingnya tahap ini
dalam
konteks
dewasa. Erikson mengemukakan bahwa orang dewasa dapat kembali meninjau tahap sebelumnya untuk
menyelesaikan konflik. Penelitian oleh Malone et al. (2016) menemukan bahwa perkembangan yang baik
dalam model Erikson di paruh baya berhubungan dengan fungsi kognitif yang lebih baik dan depresi yang
lebih rendah di usia tua. Generativitas dianggap mendukung fleksibilitas kognitif, sementara kegagalan
dalam tahap ini dapat menyebabkan kurangnya empati (Lineros & Fincher, 2014). Selain itu, Osborne (2009)
mencatat bahwa pensiun dapat memicu krisis identitas jika seseorang terlampau terikat pada pekerjaannya.
Model pendekatan Psikososial Erikson
Model Levinson yang Bertingkat Berdasarkan Usia
Levinson dan Levinson (1996) mengembangkan model perkembangan berjenjang usia yang mengidentifikasi
periode stabil dan transisi yang berkorelasi dengan usia. Struktur kehidupan terbentuk selama periode stabil
dan berubah selama transisi, seperti transisi awal kehidupan (17-22 tahun), struktur kehidupan (22-28 tahun),
transisi usia 30 tahun (28-33 tahun), puncak kehidupan (33-40 tahun), hingga dewasa akhir (mulai usia 60
tahun). Perubahan ini mencakup aspek perkawinan, keluarga, pekerjaan, dan persahabatan. Studi di Turki oleh
Aktu & Ilhan (2017) mendukung model ini, mengungkap kesamaan dan perbedaan dalam tujuan hidup
individualistis dan kolektif di kalangan dewasa muda. Model ini juga menginspirasi pendidik untuk mengaitkan
perkembangan dengan "momen yang dapat diajarkan" (Havighurst, 1972; Knowles, 1980), serta penelitian
terbaru tentang pola asuh (Williams, 2015) dan riwayat hidup lansia di Brasil (Freitas).
Model Lain Menggunakan Paradigma Psikologis
Paradigma psikologis mempelajari model perkembangan identitas ras dan seksual dengan
fokus pada pengalaman individu, meskipun pengaruh masyarakat diakui. Helms (2008)
mengusulkan model identitas ras kulit putih yang mencakup penginternalisasian rasisme
atau pengembangan identitas non-rasis, sementara Kim (2012) menciptakan Model
Pengembangan Identitas Ras Asia Amerika (AARID) yang meliputi tahap dari kesadaran etnis
hingga inkorporasi identitas Asia Amerika. Model identitas seksual oleh Eliason dan Schope
(2007) menggambarkan perkembangan dari perasaan berbeda hingga integrasi identitas.
Kritik diarahkan pada kurangnya perhatian terhadap perbedaan budaya dan perubahan
sosial. Model psikologis memiliki implikasi penting untuk pembelajaran, mendorong refleksi
kritis (Daloz, 1986; Mezirow, 2000). Secara umum, model psikologis terbagi menjadi teori
tahap yang tidak selalu terkait usia (Erikson, 1963) dan model berjenjang berdasarkan usia
(Levinson et al., 1978), meskipun kurang populer dibanding model sosiokultural, mereka
tetap relevan dalam mengeksplorasi pengalaman individu.
Conclusion
Implementing effective
study techniques can
enhance learning
outcomes and reduce
stress
INTEGRATIVE pERSPECTIVES
Tiga Model Perkembangan Orang Dewasa
Baltes (1982, 1987)
Bronfenbrenner (2001)
Magnusson (1995)
Baltes (1982, 1987)
Baltes tidak menganggap jalur
perkembangan dewasa bersifat
seragam atau selalu menuju
penurunan atau peningkatan.
Legalitas
tersebut
diyakini
menghasilkan berbagai pola
yang berbeda.
Magnusson (1995) 4 Aspek ASUMSI Dasar
Magnusson menekankan bahwa modelnya tidak
mengharuskan seluruh sistem individu dipelajari
secara bersamaan. Fungsi utama model ini adalah
memungkinkan kita merumuskan masalah pada
berbagai tingkat fungsi organisme secara
keseluruhan, melaksanakan studi empiris, dan
menginterpretasikan hasilnya dalam kerangka
teori yang sama.
1. Individu berkembang
sebagai kesatuan yang
terintegrasi,
dengan
perkembangan
yang
tidak
terjadi
secara
terpisah
dari
konteksnya.
2. Individu berkembang
dan berfungsi melalui
interaksi timbal balik
yang
berkelanjutan
dengan lingkungannya.
3. Pada setiap waktu, fungsi
individu ditentukan oleh
interaksi
berkelanjutan
antara
faktor
mental,
biologis, dan perilaku di
dalam diri individu serta
faktor situasional.
4. Perkembangan individu
terjadi melalui interaksi
berkelanjutan
antara
faktor psikologis, biologis,
dan lingkungannya.
Bronfenbrenner (2001)
Teori
Bronfenbrenner
(2001)
menjelaskan lima lapisan lingkungan
yang memengaruhi perkembangan,
termasuk mikrosistem, mesosistem,
eksosistem,
makrosistem,
dan
kronosistem.
Meskipun berfokus pada perkembangan
anak, teori ini juga relevan bagi orang
dewasa. Penting bagi pendidik dewasa
untuk
menerapkan
pendekatan
multiperspektif
dalam
memahami
perkembangan, melampaui perspektif
psikologis yang dominan, dengan
mempertimbangkan aspek biologis,
sosiokultural, dan integratif.
Summary
karakteristik perkembangan orang dewasa
dari empat perspektif
Penuaan Biologis
Faktor Sosiokultural
Perubahan Psikologis
Perspektif Integratif
thank
you