Makalah Manajemen Opeasional
“MANAJEMEN PERSEDIAAN”
Dosen : Dr. Abdul Karim,S.E .,M.M
OLEH :
Komang Trya Artiwi_4522012165
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BOSOWA
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
hidayahNya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “MANAJEMEN
PERSEDIAAN”. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin
sesuai dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa, penulis tidak luput dari
kesalahan dan kekhilafan baik dari segi tekhnik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun
demikian penulis berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah meskipun tersusun sangat
sederhana.
Penulis menyadari tanpa kerja sama antara dosen serta beberapa kerabat memberi masukan
yang bermanfaat bagi penulis demi tersusunnya makalah ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak tersebut di atas yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan
arahan dan saran demi kelancaran penyusunan makalah.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca pada
umumnya. Penulis mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun.
Makassar, 3 Juli 2024
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................
1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Manajemen Persesdiaan .............................................................................
3
B. Mengelola Persediaan ................................................................................
4
C.
Model Persediaan ......................................................................................
6
D. Jenis-Jenis Persediaan.................................................................................
7
E. Tujuan Manajemen Persediaan....................................................................
10
F
Fungsi-Fungsi Manajemen Persediaan .......................................................
11
G. Tingkat Perputaran Persediaan....................................................................
13
H. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persediaan ..........................................
13
I. Tujuan Pengendalian Persediaan .................................................................
14
J. Metode Manajemen Persediaan....................................................................
15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................
24
B. Saran .........................................................................................................
24
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
25
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Setiap perusahaan selalu memerlukan persediaan, tanpa memiliki persediaan maka para
pengusaha akan dihadapkan pada risiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat
memenuhi keinginan pelanggannya. Hal ini bisa terjadi, karena tidak selamanya barang-barang
tersedia pada setiap saat, yang berarti pula pengusaha akan kehilangan kesempatan memperoleh 2
keuntungan yang seharusnya didapatkan. Perusahaan harus bisa mengusahakan agar
keuntungan yang diperoleh lebih besar dari biaya-biaya yang ditimbulkan. Persediaan sangat
penting untuk suatu perusahaan karena akan mempermudah atau memperlancar jalannya operasi
pada suatu perusahaan.
Dalam suatu perusahaan, pelaporan mengenai persediaan sangat penting bagi perusahaan
dalam mengambil suatu keputusan dan persediaan merupakan salah satu dari beberapa unsur
yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus meneru diperoleh, diproduksi dan
dijual.Oleh karena itu, system akuntansi itu sendiri harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga
tidak mengalami hal-hal yang mengganggu jalannya operasi perusahaan.Pelaporan persediaan
yang diteliti dan relevan dianggap vital untuk memberikan informasi yang berguna bagi
perusahaan. Apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan persediaan, maka akan mengakibatkan
kesalahan dalam menentukan besarnya laba perusahaan yang diperoleh. Jika persediaan akhir
dinilai terlalu rendah dan mengakibatkan harga pokok barang yang dijual terlalu rendah, maka
pendapatan bersih akan mengalami peningkatan. Begitu juga dengan lamanya persediaan yang
tersimpan digudang akan mempengaruhi biaya sehingga kemungkinan akan terjadinya kerusakan
yang mengakibatkan kerugian dan kemungkinan juga persediaan akan kadaluarsa sehingga tidak
laku dipasar.
A. RUMUSAN MASALAH
A. . Apa itu manajemen persediaan ?
B. . Bagaimana cara mengelola persediaan ?
C. Apa saja model persediaan ?
D. Apa saja jenis-jenis persediaan?
E. Apa tujuan manajemen persediaan?
F. Apa saja fungsi manajeme persediaan?
G. Bagaimana tingkat perputaran persediaan?
H. Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan?
I. Apa saja tujuan pengendalian persediaan ?
1
J. Apa saja metode manajemen persediaaan?
B. TUJUAN PENULISAN
A. Untuk mengetahui apa itu manajemen persediaan
B. Untuk mengetahui bagaimana cara mengelola persediaan
C. Untuk mengetahui model persediaan
D. Untuk Mengetahui jenis-jenis persediaan
E. Untuk mengetahui tujuan manajemen persdiaan
F. Untuk mengetahui fungsi manajemen persediaan
G. Untuk mengetahui tingkat perputaran persediaan
H. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan
I. Untuk mengetahui tujuan pengendalian persediaan
J. Untuk mengetahui metode manajemen persediaan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manajemen Persediaan
Manajemen persediaan yang efektif adalah inti dari operasi yang sukses dalam industri
modern. Integrasi teknologi informasi, optimalisasi proses manufaktur, manajemen risiko, dan
kemitraan dalam rantai pasokan menjadi kunci untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan.
Penggunaan sistem informasi seperti ERP dan RFID memungkinkan pemantauan persediaan realtime, mempercepat siklus pesanan, dan meningkatkan visibilitas rantai pasokan. Optimalisasi proses
manufaktur dan distribusi memungkinkan perusahaan menyelaraskan produksi dengan permintaan
pelanggan, mengurangi lead time, dan mengadopsi prinsip JIT dan lean manufacturing untuk
mengurangi pemborosan dan mengoptimalkan persediaan. Manajemen risiko menjadi penting
dalam mengidentifikasi risiko dan mengelola perubahan harga bahan baku serta gangguan rantai
pasokan.
Kemitraan dan kolaborasi dalam rantai pasokan memungkinkan berbagi informasi,
merencanakan persediaan bersama, dan mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan efisiensi.
Dengan kerjasama dengan pemasok, mitra logistik, dan pelanggan, perusahaan dapat menciptakan
nilai tambah dan meningkatkan daya saing di pasar yang kompetitif. Dalam lingkungan bisnis yang
dinamis, manajemen persediaan yang efektif menjadi kunci untuk mempertahankan keunggulan
kompetitif, meningkatkan layanan pelanggan, dan memastikan pertumbuhan jangka panjang
perusahaan industri.
Persediaan merupakan unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan dagang dan
perusahaan industri serta perusahaan jasa. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan
dihadapkan pada keadaan bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi
keinginan para pelanggannya sehingga kontinuitas perusahaan dapat teranggu karena sumber
utama pendapatan perusahaan berasal dari penjualan persediaan. Ini berarti perusahaan akan
kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang seterusnya didapatkan. Persediaan
mempunyai arti dan peranan yang penting dalam suatu perusahaan. Persediaan barang dagangan
yang secara terus menerus dibeli dan dijual yang merupakan salah satu unsur yang paling aktif
dalam operasi perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan industri. Penjualan
barang dagangan merupakan sumber utama penghasilan bagi perusahaan, karena sebagian besar
sumber perusahaan tertanam dalam persediaan.
3
Pengelolaan manajemen persediaan bahan baku yang baik sangat diperlukan oleh
perusahaan guna menunjang aktivitas produksi. Perusahaan dapat mengendalikan persediaan
bahan baku yang efektif melalui pengeluaran dan penerimaan bahan baku untuk memenuhi jadwal
produksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peranan dari manajemen
persediaan bahan baku terhadap jadwal produksi, dan bagaimana hubungan antara persediaan
bahan baku dan akurasi jadwal produksi, Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk
melihat peranan manajemen persediaan bahan baku dalam jalannya proses produksi agar
Perusahaan dapat memenuhi kebutuhan konsumen, Hasil yang di dapatkan adalah manajemen
persediaan bahan baku yang baik memastikan ketersediaan bahan baku yang cukup dan tepat
waktu, hal tesebut memungkinkan produksi berjalan sesuai rencana tanpa adanya gangguan.
Penjadwalan produksi bagaikan otak dalam proses manufaktur, memerintahkan dan
mengkoordinasikan
berbagai
elemen
untuk
mencapai
tujuan
produksi
secara optimal.
Keputusan yang diambil dalam penjadwalan ini sangatlah krusial, menentukan kelancaran dan
efisiensi dari seluruh rangkaian kegiatan produksi. Penjadwalan produksi yang
baik
ibarat
orkestra yang harmonis, di mana setiap elemen, seperti mesin, bahan baku, dan tenaga kerja,
bekerja sama secara selaras agar memperoleh produk yang bermutu tinggi, on scheduledan
sesuai dengan target. Kunci dari penjadwalan produksi yang baik adalah optimasi sumber
daya. Hal ini berarti memaksimalkan penggunaan sumber daya yang ada, seperti mesin,
bahan baku, dan tenaga kerja, dengan cara yang paling efisien.
B. PENGELOLAAN PERSEDIAAN
Mengelola persediaan biasanya dilakukan dengan cara berikut ini:
1. Analisis ABC
Merupakan penerapan persediaan dengan menggunakan prinsip Pareto yaitu membagi
persediaan ke dalam 3 kelompok berdasarkan nilai volume tahunan dalam jumlah uang. Untuk
menentukan nilai tahunan dari volume dalam analisis ABC dengan cara mengukur
permintaan tahunan dari setiap butir persediaan dikalikan dengan biaya per unit.
Cara mengelompokkannya :
a. Persediaan kelompok A adalah persediaan yang jumlah nilai uang per tahunnya tinggi, tetapi
biasanya volumenya kecil.
b. Persediaan kelompok B adalah persediaan yang jumlah nilai uang per tahunnya sedang, tetapi
biasanya volumenya sedang.
c. Persediaan kelompok C adalah persediaan yang jumlah nilai uang per tahunnya rendah,
tetapi biasanya volumenya besar.
4
Dengan pengelompokan tersebut maka cara pengelolaan masing -masing akan lebih mudah
sehingga peramalan, pengendalian fisik, keandalan pemasok dan pengurangan besar stock
pengaman dapat menjadi lebih baik.
Selain Itu Ada lima cara yang tepat dan efektif untuk mengelola manajemen persediaan di
antaranya:
1. Susun Perencanaan
Sebelum memulai bisnis, satu hal yang perlu Anda ketahui adalah menyusun perencanaan.
Mulai dari konsep hingga strategi. Salah satunya adalah bagaimana mengelola manajemen
persediaan. Sering kali ditemukan dalam bisnis bahwa jumlah produk yang dikirimkan ke
gudang ternyata berlebih. Akhirnya, karena strategi promosi kurang gencar, produk
menjadi dead stock. Dampaknya, produk dijual murah.
Maka dari itu, hal-hal seperti di atas perlu dihindarkan. Kelola dengan baik dan efektif. Jika hal
tersebut dilakukan, persediaan produk tidak lagi berlebihan atau bahkan kurang.
2. Ketahui Sistem Persediaan
Banyak pebisnis yang menganggap tak perlu detail dalam mengelola persediaan. Padahal, jika
hal tersebut diabaikan, akan berdampak buruk pada perusahaan. Misal, produk bisnis adalah
makanan ringan. Dalam produk seperti itu pasti ada masa kadaluarsa. Nah, ini perlu
diperhatikan karena jangan sampai menjadi stok yang sia-sia. Oleh karena itu, pebisnis perlu
mengecek secara berkala. Misal, tahu dan paham bahwa akan ada pengecekan setiap bulan, tiga
bulan atau setahun. Hal ini untuk memastikan kejadian seperti yang telah disebutkan tidak
terjadi lagi pada masa mendatang.
3. Buat SOP yang Matang
Jika bisnis Anda bergerak ke arah yang lebih besar, Anda harus menyiapkan orang terbaik untuk
menjalankan bisnis. Misal, Anda perlu mencari supervisor yang menangani divisi-divisi tertentu
seperti manajemen persediaan. Maka dari itu, Anda perlu membuat SOP yang baik dan detail.
Apa, kapan, dan bagaimana supervisor harus bersikap dan bertindak. Hadirnya SOP maka
persediaan produk semestinya aman. Tidak ada lagi stok produk kosong atau berlebihan. Begitu
5
pula dengan pencatatan produk. Dari harga, ukuran, hingga jenis perlu dicatat dengan rapi. Hal
ini untuk menghindari penumpukan produk.
4. Jadwal Persediaan
Dengan mematuhi SOP yang ketat dan juga rapi semestinya persediaan produk pun menjadi
aman. Maka dari itu, untuk mengecek aman atau tidak, buatlah jadwal. Misal, kapan jadwal
yang tepat untuk mengeluarkan persediaan produk dan menerima produk baru. Jika jadwal
dilaksanakan secara teratur, SOP berjalan, bisnis akan lebih berkembang. Sehingga akan
berdampak pula pada peningkatan penjualan.
5. Rincian Anggaran
Tidak bisa dimungkiri bahwa anggaran menjadi hal krusial dalam bisnis. Tidak hanya
melakukan strategi pemasaran melainkan juga mengelola manajemen persediaan. Buatlah
catatan dari pemasukan hingga pengeluaran. Selain itu, ketahui biaya lain-lain atau biaya tidak
terduga. Hal ini untuk mengantisipasi biaya yang semestinya dapat dialihkan ke biaya lainnya.
C. MODEL PERSEDIAAN
Dalam bagian ini akan dijelaskan model persediaan menurut permintaannya dan biaya
yang terkait dengan persediaan.
1. Permintaan Independen dan Dependen
Model pengendalian persediaan mengasumsikan bahwa permintaan suatu produk bersifat
dependen atau independen terhadap permintaan produk lainnya. Misalnya permintaan televisi
independen terhadap permintaan mesin cuci, akan tetapi permintaan televisi dependen
terhadap kebutuhan produksi dari televisi.
2. Biaya Persediaan
Biaya yang terkait dengan manajemen persediaan disebut biaya persediaan, yang
biasanya terdiri dari:
a. Biaya Penyimpanan (Holding cost, Carrying Cost) yaitu biaya-biaya yang berkaitan
dengan penyimpanan atau penahanan (carrying) persediaan sepanjang waktu tertentu.
Biaya ini mencakup biaya-biaya yang berkaitan dengan gudang, seperti sewa, administrasi, gaji
pelaksana gudang, listrik, asuransi, penambahan staff, pembayaran bunga/ biaya modal,
kerusakan,dsb. Biaya ini adalah variable bila bervariasi dengan tingkat persediaan, apabila
6
biaya fasilitas penyimpanan (gudang) tidak variable tetapi tetap, maka tidak dimasukkan
dalam biaya penyimpanan per unit.
b. Biaya Pemesanan (Ordering Cost, Procurenment Cost) yaitu biaya yang
dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan bahan/barang sejak dari penetapan
pemesanan sampai tersedianya barang digudang.
Biaya ini .mencakup biaya-biaya :
administrasi dan penempatan order, pemilihan vendor/pasokan, formulir, pemrosesan
pesanan, tenaga para pekerja, pengepakan dan penimbangan, inspeksi dan penerimaan barang,
pengiriman kegudang dan bongkar muat, hutang lancar dsb. Biaya pemesanan tidak tergantung
dari jumlah yang dipesan tetapi tergantung dari berapa kali pesanan dilakukan.
c. Biaya pemasangan ( Set-up Cost ) adalah biaya-biaya untuk mempersiapkan mesin
atau proses untuk memproduksi pesanan. Dapat diefisienkan apabila pemesanan dilakukan
secara elektronik. Dalam banyak operasi, biaya pemasangan berhubungan erat dengan waktu
pemasangan (set up time)
d. Biaya kekurangan persediaan ( Shortage Cost, Stock Out Cost) yaitu biaya yang
timbul sebagai akibat tidak tersedianya barang pada waktu diperlukan. Biaya ini pada dasarnya
bukan biaya nyata, melainkan berupa biaya kehilangan kesempatan, antara lain semua biaya
kesempatan yang timbul karena terhentinya proses produksi sebagai akibat tidak adanya bahan
yang diproses, biaya administrasi tambahan, biaya tertundanya penerimaan keuntungan, biaya
kehilangan pelanggan.
Dalam perusahaan dagang terdapat tiga alternative yang dapat terjadi karena kekurangan
persediaan, yaitu tertundanya penjualan, kehilangan penjualan dan kehilangan pelanggan.
D. Jenis-Jenis Persediaan
Secara garis besar dalam perusahaan yang bergerak di dalam industri pabrik (manufaktur),
persediaan diklasifikasikan berdasarkan tahapan dalam proses produksi. Karena itu jenis-jenis
persediaan menurut Freddy Rangkuti berdasarkan jenis dan posisi barang, terdiri dari :
Persediaan Bahan Baku (raw material stock)
Persediaan Komponen-Komponen Rakitan (purchased parts/components)
Persediaan Bahan Pembantu atau Penolong (supplies stock)
Persediaan Barang Setengah Jadi (work in process stock)
Persediaan Barang Jadi (finished good stock)
Adapun uraian dari jenis-jenis persediaan adalah sebagai berikut:
Persediaan bahan baku (raw material stock), yaitu persediaan barang-barang berwujud,
seperti besi, kayu serta komponen-komponen lainnya yang digunakan dalam proses
produksi.
7
Persediaan
komponen-komponen
rakitan
(purchased
parts/components),
yaitu
persediaanbarang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari
perusahaan lain, dimana secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.
Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies stock), yaitu persediaan barangbarang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian atau
komponen barang jadi.
Persediaan barang setengah jadi (work in process stock), yaitu persediaan barang- barang
yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah
diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu di proses lebih lanjut menjadi barang jadi.
Persediaan barang jadi (finished good stock), yaitu persediaan barang - barang yang telah
selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau dikirim pada
langganan.
Jenis-jenis persediaan dalam suatu perusahaan menurut fungsinya dapat dibedakan atas :
1. Bath Stock/Lot Size Inventory adalah persediaan yang diadakan karena kita membeli atau
membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang
dibutuhkan pada saat itu. Keuntungannya:
a) Potongan harga pada harga pembelian.
b) Efisiensi produksi.
c) Penghematan biaya angkutan.
2. Fluctuation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan
konsumen yang tidak dapat diramalkan.
3. Anticipation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan
yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk
menghadapi penggunaan, penjualan, atau permintaan yang meningkat.
Selain Itu jenis-jenis dari persediaan juga meliputi :
Bahan Mentah
Persediaan bahan mentah atau baku mengacu pada total biaya semua komponen yang digunakan
untuk memproduksi suatu produk.Bahan-bahan ini dapat diklasifikasikan sebagai bahan langsung
atau direct material (DM) dan bahan tidak langsung atau indirect material (IM).Bahan langsung
adalah komponen yang dapat dengan mudah dihubungkan kembali ke barang jadi.Misalnya, jika
produk jadi Anda adalah jam kayu, maka bahan langsungnya adalah kayu yang digunakan untuk
membuat jam; bahan baku ini mudah dilacak kembali ke keadaan semula dan jumlah yang
8
digunakan dalam setiap produk cenderung hampir sama.Namun lem yang digunakan untuk
membuat jam kurang mudah diukur, oleh karena itu, ini adalah bahan tidak langsung.Bahan baku
tidak perlu dalam keadaan tidak berubah. Misalnya, jika barang jadi yang diproduksi adalah
blender, maka bahan baku blender dapat berupa baja tahan karat untuk membuat bilah dan mesin,
yang dibeli sebagai suku cadang lengkap dari pemasok.
Barang Dalam Proses
Barang dalam proses atau work in process mengacu pada item yang belum selesai dibuat melalui
produksi dan belum siap untuk dijual.Dalam kasus bisnis pembuatan lilin, persediaan barang dalam
proses mungkin berupa lilin yang mengering dan tidak dikemas.Untuk tujuan akuntansi, barang
dalam proses adalah aset, dan karena itu digabungkan ke dalam item baris persediaan di
neraca.Barang dalam proses biasanya yang terkecil dari 3 akun persediaan yang paling umum; dua
lainnya adalah bahan baku dan barang jadi.
Barang Pemeliharaan, Perbaikan, & Operasi atau Maintenance, Repair, & Operations
(MRO)
Ini adalah jenis barang-barang yang digunakan untuk mendukung dan memfasilitasi produksi
barang jadi.Barang-barang ini biasanya dikonsumsi sebagai hasil dari proses produksi tetapi bukan
merupakan bagian langsung dari produk jadi.Misalnya, cetakan sekali pakai yang digunakan untuk
membuat lilin akan dianggap sebagai persediaan MRO.Perusahaan harus memantau persediaan
MRO. Item MRO dapat mencakup:
Sarung tangan, masker dan perlengkapan keselamatan lainnya
Perlengkapan kebersihan atau kebersihan
Katup, kompresor, dan peralatan industri lainnya
Alat perbaikan
Peralatan Kantor
Peralatan laboratorium
Komputer dan laptop
Banyak perusahaan gagal menyadari pentingnya memiliki proses persediaan MRO yang baik
karena persediaan MRO dikeluarkan dari persediaan produk dan tidak menghasilkan
9
pendapatan.Persediaan MRO biasanya diisi ulang secara teratur karena ini adalah persediaan yang
menjaga mesin operasi Anda tetap berjalan dengan baik.
Barang jadi
Persediaan barang jadi mengacu pada jumlah produk manufaktur dalam persediaan yang tersedia
bagi pelanggan untuk dibeli.Rumus persediaan barang jadi merupakan rasio persediaan penting
yang dapat digunakan untuk menghitung nilai barang tersebut untuk dijual.Menghitung nilai
persediaan barang jadi dapat membantu pemilik bisnis lebih memahami nilai persediaan mereka dan
mencatat nilai tersebut sebagai aset di neraca bisnis.Mengetahui nilai sebenarnya dari stok yang
diproduksi merupakan faktor penting dalam mengurangi pemborosan bahan, menentukan
profitabilitas, dan mengoptimalkan proses manajemen persediaan.
E. Tujuan Manajemen Persediaan
Tujuan dari pengendalian persediaan harus dilakukan sebagai mana rencana awal yang
telah ditetapkan , dengan mengikuti rencana tersebut maka perusahaan tersebut akan
mendapatkan keuntungan yang banyak dengan stategi yang tepat dan persediaan barang yang
memadahi dalam proses produksi tersebut. Dalam melakukan Pengujian Pengendalian
Perusahaan tersebut harus mengikuti beberapa metide yang ada diantaranya :
1. Continuous Review Method
Merupakan metode dimana posisi barang – barang yang tersedia di dalam gudang dianggap
sama dengan posisi persediaan barang dlaam sistem deterministik ( sistem dimana permintaan
terhadap barang telah diketahui dengan pasti ) dengan adanya penambahan persediaan maka
proses produksi tidak akan ada hambatan. Periode pemesanan dalam metode ini tidaklah
tetap. Metode ini memerlukan administrasi yang banyak karena harus selalu memantau
persediaan yang ada agar tidak adanya keterlambatan dalam pesanan konsumen. Hal yang
harus diperhatikan dalam metode ini adalah :
Biaya persediaan peryunit barang
Biaya pesanan ulang barang yang dilakukan perusahaan
Tidak terdapatnya keterlambatan datangnya bahan persediaan dalam proses produksi.
Permintaan bahan persediaan yang bervariasi
Pembelian yang terjadi tidak akan ada potongan harga
Setiap jenis barang yan diperoleh berasal dari proses penjualan yang berlainan.
Bahan atau barang yang datang tidak sekalius akan mendapatkan biaya tambahan.
10
2. Periodic Review Method
Merupakan metodde jarak waktu antara dua pesanan dalam pengujian pengendalian persediaan
adalah tetap. Dalam metode ini persediaan pengamanan stock sangat dibutuhkan karena
kemungkinan persediaan habis sebelu masanya.
Dapat dilihat fungsi, tujuan dan metode yang ada pengendalian persediaan
didalam perusahaan ini memiliki peranan yang penting dalam perusahaan dengan adaya
tujuan dari pengendalian persediaan maka jalannya proses produksi tersebut akan lebih
terencana sesuai dengan tujuan awal yang telah ditentukan dan didiskusikan. Dalam
pelaksanaan tujuan pengendalian ini makan tingkat kerugian dan kecurangannyapun akan
minim sebab semuanya sudah terkendali sesusi dengan tujuan itu. Tujuan pengendalian
persediaan ini dapat mempermudah kita untuk tau persediaan yang kita miliki ini terlalu
berlebihan atau bahkan kurang dari rencana awal proses produksi yang telah ditetapkan. Oleh
sebab itu semuanya haruslah seimbang tepat pada sasaran dan tujuan awal yang telah disepakati
bersama .
Dalam perusahaan seperti perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang memiliki persediaan
yang beraneka ragam jenisnya, sehingga persediaan memiliki tujuan. Adapun uraian dari tujuan
persediaan adalah sebagai berikut :
a) Batch Stock/Lot Size Inventory, persediaan yang diadakan karena kita membeli atau
membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah
yang dibutuhkan saat ini.
b) Fluctuation Stock, persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan
konsumen yang tidak dapat diramalkan.
c) Anticipation Stock, persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi
permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola
d) musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau
penjualan atau permintaan yang meningkat.
F. Fungsi Manajemen Persediaan
Persediaan memiliki peran besar dalam rangka mempermudah atau memperlancar
operasi perusahaan, dengan adanya persediaan di dalam suau perusahaan maka mereka akan
selalu melakukan kegiatan produksi yang telah diminta oleh para konsumen. Dalam persediaan
11
di dalam perusahaan tersebut harus memiliki sistem pengelolaan yang tepat, fungsi dari
pengelolaan persediaan adalah sebagai berikut ini :
1.Menghilangkan resiko keterlambatan barang, resiko ini akan mengakibatkan keterlambatan
barang yang akan di berikan kepada konsumen sebab dengan adanya keterlambatan persediaan
maka proses produksipun akan ikut terlambat juga.
2. Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan , pengelolaan ini dilakukan agar mereka
tau persediaan apa saja yang habis apa saja yang harus dibeli dan apa yang paling penting
yaitu tidak kehabisan stoke dalam bahan produksi sebab hal itu akan
mempengaruhi persediaan yang diminta oleh konsumen.
3. Menjaga kelangsungan produksi atau menjaga aar perusahaan tidak mengalami kehabisan
persediaan yang mengakibatkan berhentinya proses produksi apabila proses produksi tersebut
terheti maka perusahaan tersebut terkadang akan mengalami kerugian akibat gagal produk.
4. Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, pelayanan yang baik dilihat dari seberapa cepat
pemberian produk jadi kepada konsumen, semakin cepat maka konsumen pun akan semakin puas
atas apa yang telah diberikan kepada pihak perusahaan.
Fungsi persediaan menurut Freddy Rangkuti terdiri dari :
a. Fungsi Decoupling adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat memenuhi
permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier. Persediaan bahan mentah
diadakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada pengadaannya dalam
hal kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan barang dalam proses diadakan agar
departemen-departemen dan proses-proses individual perusahaan terjaga kebebasannya.
Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak pasti
dari para langganan.
b. Fungsi Economic Lot Sizing. Persediaan lot size ini perlu mempertimbangkan
penghematan-penghematan atau potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit
menjadi lebih murah dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena perusahaan melakukan
pembelian dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang
timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, resiko, dan
sebagainya).
c. Fungsi Antisipasi yaitu apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat
diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu
permintaan musiman. Dalam hal ini perusahaan dapat mengadakan persediaan
musiman (seasional inventories).
12
G. Tingkat Perputaran Persediaan
Macam persediaan, tergantung jenis perusahaan (bahan baku, barang dalam proses, barang jadi,
suku cadang dan lain-lain). Pada perusahaan manufaktur umumnya mempunyai 3 jenis persediaan
yaitu:
1. Bahan baku/material.
2. Barang dalam proses (barang setengah jadi).
3. Barang jadi.
Secara umum besar-kecilnya inventory tergantung pada beberapa faktor, yaitu :
1. Lead time, yaitu lamanya masa tunggu material yang dipesan datang.
2. Frekuensi penggunaan bahan selama 1 periode, frekuensi pembelian yang tinggi
menyebabkan jumlah inventory menjadi lebih kecil untuk 1 periode pembelian.
3. Jumlah dana yang tersedia.
4. Daya tahan material
H. faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan
1. Bahan baku, dipengaruhi oleh: perkiraan produksi, sifat musiman produksi, dapat diandalkan
pemasok, dan tingkat efisiensi penjadualan pembelian dan kegiatan produksi.
2. Barang dalam proses, dipengaruhi oleh: lamanya produksi yaitu waktu yang dibutuhkan sejak
saat bahan baku masuk ke proses produksi sampai dengan saat penyelesaian barang jadi.
3. Barang jadi, persediaan ini sebenarnya merupakan masalah koordinasi produksi dan penjualan.
Biaya Persediaan
Biaya inventory sebagian merupakan biaya variabel dan sebagian lainnya merupakann
biaya tetap. Biaya inventory yang bersifat variabel adalah biaya yang berubah-ubah karena
adanya perubahan jumlah inventory yang ada di dalam gudang. Biaya tersebut akan naik kalau
kita meningkatkan jumlah persediaan yang disimpan. Adapun jenis biaya ini antara lain dalam
bentuknya biaya modal yang ditanamkan dalam persediaan tersebut, biaya asuransi persediaan,
biaya atau upah buruh yang mengurusi penerimaan barang.
Adapun biaya inventory yang bersifat tetap adalah elemen-elemen biaya inventory yang
relatif tetap dalam jumlah totalitasnya dalam jangka pendek dengan tidak memandang adanya
variasi yang normal dan jumlah persediaan yang disimpan, misalnya depresiasi/penyusutan
ruangan yang digunakan, biaya pemeliharaan gudang, pajak, pemanasan, buruh penjaga gudang.
Ada 3 macam biaya yang berhubungan dengan inventory yaitu:
Ordering cost (biaya pesan dan pemasaran)
Contohnya : biaya pemesanan, set up cost, biaya pengiriman dan penangannya (bongkar- muat),
potongan harga karena jumlah pembelian besar.
13
Carrying cost (biaya penyimpanan)
Contohnya : biaya gudang, asuransi, pajak kekayaan, biaya modal, penyusutan.
Biaya persediaan pengaman
Contohnya : kehilangan penjualan, kehilangan kepercayaan pelanggan, gangguan jadwal
produksi.
Pengendalian persediaan juga memiliki peranan lain didalamnya dimana suatu laporan
peusahaan tidak dapat dikatakan untung/rugi tanpa melihat dari laporan keuangan persediaan
barang tersebut, pengendalian didalam laporan tersebut harus selalu diteliti denga n jeli sebab
terkadang karyawan yang ingin berbuat curangpun dapat menaikan dana pembelian persediaan
perusahaan dengan mencurangi hasil dari laporan keuangan persediaan di suatu perusahaan.
Dalam Laporan keuangan tersebut maka perusahaan akan tau berapakah laba/rugi yang akan
mereka dapatkan.
Tujuan utama dalam pengendalian persediaan adalah :
1. Persediaan secara fisik benar – benar ada.
2. Prosedur pisah batas (cut-off) persediaan telah dilakukan dengan memuaskan.
3. Persediaan telah dinilai sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum (PSAK) yang
telah ditetapkan secara konsisten.
4. Persediaan bergerak lambat ( slow moving ) usang,rusak, dapat diidentifikasikan dengan
tepat dan dicadangkan dalam jumlah yang memadai.
I. TUJUAN PENGENDALIAN PERSDIAAN
Tujuan dari pengendalian persediaan harus dilakukan sebagai mana rencana awal yang
telah ditetapkan , dengan mengikuti rencana tersebut maka perusahaan tersebut akan
mendapatkan keuntungan yang banyak dengan stategi yang tepat dan persediaan barang yang
memadahi dalam proses produksi tersebut. Dalam melakukan Pengujian Pengendalian
Perusahaan tersebut harus mengikuti beberapa metide yang ada diantaranya :
1. Continuous Review Method
Merupakan metode dimana posisi barang – barang yang tersedia di dalam gudang dianggap
sama dengan posisi persediaan barang dlaam sistem deterministik ( sistem dimana permintaan
terhadap barang telah diketahui dengan pasti ) dengan adanya penambahan persediaan maka
proses produksi tidak akan ada hambatan. Periode pemesanan dalam metode ini tidaklah
tetap. Metode ini memerlukan administrasi yang banyak karena harus selalu memantau
persediaan yang ada agar tidak adanya keterlambatan dalam pesanan konsumen. Hal yang
harus diperhatikan dalam metode ini adalah :
Biaya persediaan peryunit barang
14
Biaya pesanan ulang barang yang dilakukan perusahaan
Tidak terdapatnya keterlambatan datangnya bahan persediaan dalam proses produksi.
Permintaan bahan persediaan yang bervariasi
Pembelian yang terjadi tidak akan ada potongan harga
Setiap jenis barang yang diperoleh berasal dari proses penjualan yang berlainan
Bahan atau barang yang datang tidak sekaligus akan mendapatkan biaya tambahan.
2. Periodic Review Method
Merupakan metodde jarak waktu antara dua pesanan dalam pengujian pengendalian persediaan
adalah tetap. Dalam metode ini persediaan pengamanan stock sangat dibutuhkan karena
kemungkinan persediaan habis sebelu masanya.
Dapat dilihat fungsi, tujuan dan metode yang ada pengendalian persediaan didalam
perusahaan ini memiliki peranan yang penting dalam perusahaan dengan adaya tujuan dari
pengendalian persediaan maka jalannya proses produksi tersebut akan lebih terencana sesuai
dengan tujuan awal yang telah ditentukan dan didiskusikan. Dalam pelaksanaan tujuan
pengendalian ini makan tingkat kerugian dan kecurangannyapun akan minim sebab semuanya
sudah terkendali sesusi dengan tujuan itu. Tujuan pengendalian persediaan ini dapat
mempermudah kita untuk tau persediaan yang kita miliki ini terlalu berlebihan atau bahkan
kurang dari rencana awal proses produksi yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu semuanya
haruslah seimbang tepat pada sasaran dan tujuan awal yang telah disepakati bersama .
BIAYA YANG DIMASUKKAN DALAM PERSEDIAAN
Biaya produk – biaya yang berhubungan langsung denagn transfer barang ke lokasi bisnis
pembeli dan pengubahan barang tersebut ke kondisi yang siap dijual.
Biaya periode – seperti beban penjualan dan, dalam kondisi yang biasa, beban umum serta
administrasi. Diskon pembelian – metode kotor vs metode bersih
J. METODE MANAJEMEN PERSEDIAAN
EOQ (Economic Order Quantity)
Metode Economic Oreder Quantity (EOQ) yaitu metode manajemen dengan Pengolahan
klasik dan sederhana. Model EOQ ini adalah pendekatan tradisional untuk Pengendalian
persediaan. (Tauva, Chamidah 2022) mengungkapkan, Economic Order Quantity (EOQ) ialah
sebuah cara yang bisa mengatur persediaan produk, adapun metode yang sering dipakai untuk
menghitung pengadaan produk yang optimal. Konsep EOQ oleh (Pradana dan Jakaria 2020) dapat
dikatakan sebagai model fixedorder- quantity dengan memiliki perhitungan sederhana,
penggunaannya guna untuk Menentukan jumlah pesanan yang ada.. Hal ini memungkinkan untuk
15
menekan jumlah Persediaan langsung dan biaya tidak langsung, dan meminimalkan biaya
pemesanan.
Model EOQ, juga dikenal sebagai kuantitas yang dipesan tetap (fixed-order-quantity),
Adalah bentuk dari manajemen dengan jumlah yang dipesan mencapai targetnya untuk Dipesan
kembali.Penurunan biaya pemesanan persediaan Yang dilakukan oleh metode EOQ akan menjadi
optimaslisasi persediaan bagi perusahaan. EOQ Bertujuan untuk meminimumkan biaya yang
ditimbulkan oleh persediaan. Biaya yang penting bagi Model ini adalah biaya penyimpanan, biaya
pemesanan, biayapersediaan, dan biaya penempatan persediaan. Adapun biaya lainnya seperti biaya
pembelian Persediaan itu sendiri, dianggap tidak relevan bagi model ini karena biaya tersebut
dianggap Konstan.
1. Biaya Pemesanan (Ordering Cost)
Biaya pemesanan merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan ketika melakukan proses
pemesanan.Biaya pemesanan ini meliputi biaya-biaya mulai dari menyiapkan dan menerbitkan
pesanan pembelian sampai dengan pencocokan order pembelian dengan faktur yang diterima dari
pemasok. Biaya pemesanan ini antara lain:
1) biaya perolehan persetujuan pembelian;
2) biaya pemeriksaan barang pesanan;
3) biaya komunikasi;
4) biaya pengiriman;
5) biaya administrasi; dan
6) biaya pemrosesan khusus lainnya.
2. Biaya Penyimpanan (Carrying Cost)
Biaya penyimpanan merupakan biaya yang timbul karena persediaan disimpan oleh perusahaan.
Adapun biaya-biaya yang termasuk ke dalam biaya penyimpanan antara lain:
1) biaya untuk tempat penyimpanan seperti biaya sewa gudang, pendingin atas pemanas ruangan,
dan penerangan ruangan;
2) asuransi persediaan;
3) biaya modal (cost of capital);
4) biaya keusangan, kehilangan, dan kerusakan persediaan; dan
5) biaya peluang (opportunity cost) atas investasi yang terkandung di dalam persediaan.
Dampak Dalam Penerapan Metode EOQ Economic Order Quantity (EOQ) adalah jumlah
pesanan yang harus dibeli oleh perusahaan dalam jumlah ideal. EOQ merupakan metode
pengukuran atau penghitungan yang biasa digunakan di bidang operasi, logistik, dan manajemen
16
stok. Dengan menerapkan dan melakukan cara menghitung EOQ untuk bisnis bisa meningkatkan
proses pengelolaan inventory dan stok barang yang ada secara keseluruhan.bisa melakukan
pemesanan barang sebagai stok persediaan dengan jumlah yang tepat, tidak ada lagi yang
namanya menebak-nebak atau memperkirakan secara asal-asalan jenis dan jumlah produk yang
akan dipesan. Manfaat EOQ yang bisa didapatkan adalah bisa mengurangi biaya, mencegah
kehabisan stok, dan menjaga agar rantai pasokan produk dalam bisnismu tetap beroperasi dengan
lancar.
Perbandiangan Sesudah dan Sebelum Menggunakan Metode EOQ Membandingkan jumlah
pemesanan yang menggunakan metode EOQ dengan jumlah pemesananyang tidak menggunakan
metode EOQ. Penerapan Economic Order Quantity (EOQ) memungkinkan perusahaan dapat
menentukan persediaan bahan baku secara optimal Jika jumlah pemesanan yang menggunakan
model EOQ lebih besar dari jumlah pemesanan yang tidak menggunakan metode EOQ terdapat
pengaruh metode EOQ untuk mengoptimalisasi persediaan.antara kedua pemasaan.Dengan
menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) lebih rendah dibandingkan biaya
persediaan dengan pemesanan persediaan barang diatas atau dibawah pemesanan EOQ, karenanya
menggunakan metode EOQ akan meminimalkan pengeluaran biaya persediaan.Jumlah pemesanan
yang menggunakan EOQ,menunjukan bahwa metode EOQ mampu mengurangi eror pada
pembelian barang. Pengurangan eror pada pembelian akan mengurangi biaya yang tidak perlu.
Berkurangnya biaya pembelian akan meningkatkan efisiensi perusahaan. Total biaya yang
dikeluarkan untuk mendapatkan barang juga dapat digunakan seefisien mungkin dan
menghindarkan terjadinya persediaan yang menumpuk dan mengantisipasi kekurangan
persedia Berdasarkan konsep dan tujuan yang telah dijabarkan di atas, maka hipotesis penelitian
adalah sebagai berikut: terdapat pengaruh metode EOQ untuk mengoptimalisasikan persediaaan
Pengaruh Terhadap Ketersedian Bahan Baku Jika suatu perusahaan persediaannya merupakan
bahan baku dibeli dari luar dan bukan menghasilkan sendiri dari dalam perusahaan, maka ada dua
biaya pokok yang terkait dengan persediaan yaitu biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.
Dengan metode EOQ, perusahaan bisa mengetahui berapa banyak bahan baku yang harus
dipesan.Tujuannya adalah mencari total biaya pemesanan yang meminimalkan total biaya
sehingga biaya persediaan bahan baku dapat menjadi lebih efisien.
Total biaya adalah total biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Biaya penyimpanan
dapat menjadi lebih efisien jika perusahaan dapat mengetahui berapa jumlah bahan baku yang
tepat untuk dipesan kepada supplier, sehingga persediaan yang dipesan tidak kurang dan tidak
melebihi yang dibutuhkan untuk proses produksi. Jika perusahaan dapat mengetahui berapa
jumlah bahan baku yang tepat untuk dipesan, hal ini juga dapat mengefisiensikan biaya pemesanan.
Biaya yang tadinya dikeluarkan akibat pemesanan bahan baku yang berlebih dapat diefisiensikan
17
dengan memesan bahan baku yang sesuai dengan kebutuhan produksi. Jumlah bahan baku yang
harus dipesan dapat diketahui dengan menggunakan rumus perhitungan EOQ.
Kuantitas pesanan dan total biaya pemesanan dan penyimpanan asumsikan permintaan
diketahui. Dalam menentukan kuantitas pesanan atau ukuran lot produksi, manajer hanya perlu
memperhatikan biaya pemesanan (persiapan) dan penyimpanan. Total biaya pemesanan
(persiapan) dan penyimpanan dapat digambarkan melalui persamaan berikut:
TC =PD/Q + CQ/2
= Biaya pemesanan + Biaya penyimpanan
Dimana:
TC= Total biaya pemesanan (atau persiapan) dan biaya penyimpanan
P= Biaya menempatkan pesanan dan penerimaan pesanan (atau biaya persiapan pelaksanaan
produksi)
D= Jumlah permintaan tahunan yang diketahui
Q= Jumlah unit yang dipesan setiap kali pesanan dilakukan (atau ukuran lot produksi)
C= Biaya penyimpanan satu unit persediaan selama 1 tahun
Biaya penyimpanan persediaan dapat dihitung untuk setiap organisasi yang memiliki
persediaan, termasuk perusahaan eceran, jasa, dan manufaktur. Tentu saja, model biaya
persediaan yang menggunakan biaya persediaan dan ukuran lot sebagai input hanya berklaku
untuk perusahaan yang memproduksi sendiri persediannya (komponen atau barang jadi). Agar
dapat mengilustrasikan aplikasinya bagi organisasi jasa, asumsikan nilai-nilai berikut diterapkan
untuk sebuah komponen yang digunakan dalam reparasi lemari es (komponen itu dibeli dari
pemasok eksternal).
D= 10.000 unit
Q= 1.000 unit
P= $ 25 per pesanan
C= $ 2 per unit
Pembagian antara D dan Q menghasilkan jumlah pesanan per tahun, yaitu sebesar 10
(10.000/1.000).mengalihkan jumlah pesanan per tahun dengan biaya pemesana dan penerimaan
pesanan (D/QxP) menghasilkan total biaya pemesanan sebesar $250 (10x$25). Total biaya
penyimpanan selama 1 tahun adalah CQ/2;persamaan ini ekuivalen dengan perkalian
persediaan rata-rata yang dimiliki (Q/2) dengan biaya penyimpanan per unit (C untuk pesanan
sebnayak 1.000 unit dengan biaya penyimpanan sebesar $2 per unit, persediaan rata-rata adalah
500 (1.000/2) dan biaya penyimpanan untuk tahun tersebut adalah $1.000 (500x$2).
(mengasumsikan persediaan rata-rata adalah Q/2 sama dengan mengasumsikan persediaan di
konsumsi secara merata) Dengan menerapkan persamaan 4.1 total biaya adalah $1.250 ($250 +
$1000) namun, kuantitas pesanan sebanyak 1000 dengan total biaya $1.250 mungkin bukan
merupakan pilihan terbaik.
Risiko Overstock dan Understock
Overstock (Kelebihan Persediaan) Persediaan yang terlalu besar ( overstock) merupakan
pemborosan karena menyebabkan biaya penyimpanan dan pemeliharaan yang terlalu tinggi
selama disimpan di Gudang dan dapat pula menyebabkan risiko lainnya (Sari et al., 2020).
Understock (kekurangan persediaan) kekurangan pasokan (stockout) dikenal sebagai hambatan besar
bagi keberhasilan bisnis perusahan karena kekurangan persediaan dapat mengakibatkan
penurunan tingkat penjualan perusahaan (Chang et al.,2018).
18
Metode EOQ dapat membantu resiko kelebihan dan kekurangan persediaan Secara
sederhana,dengan mengatur frekuensi dan volume pemesanan barang yang dilakukan pihak
perusahaan guna memenuhi kuantitas permintaan dari konsumen atau pengguna akhir.
Kelancaran produksi itu dipengaruhi oleh ada atau tidaknya bahan baku yang diolah dalam
produksi, yang perlu diperhatikan ialah bahan baku yang dibutuhkan agar selalu tersedia sehingga
menjamin kelancaran produksi. Karena apabila bahan baku tidak tersedia (stock out) maka
perusahaan kehilangan merebut pasar dan perusahaan tidak dapat mensuplai barang dengan
optimal.
Dengan begitu perusahaan akan mengalami beberapa kerugian yang meliputi hilangnya
kesempatan untuk memperoleh keuntungan. dari konsumen karena apabila barang yang dipesan
ialah barang urgent atau sangat penting bagi perusahaan konsumen, maka perusahaan
konsumen tersebut memilih order di perusahaan lain. Maka perusahaan haruslah bisa
mengendalikan bahan baku serta menjaga persediaan yang cukup agar tidak terjadi kekurangan
maupun kelebihan persediaan bahan baku agar kegiatan operasi perusahaannya dapat berjalan
lancar sehingga proses produksi tidak terganggu dan biaya-biaya penyimpanan bahan baku
dapat ditekan seminim mungkin.
Economic Order Quantity (EOQ) adalah metode untuk mengukur dan menghitung jumlah
volume pembelian yang paling ekonomis yaitu dengan melakukan pembelian secara
teratur,perusahaan akan menanggung biaya-biaya pengadaan yang minimal , Pada dasarnya
metode ini berusaha mencari tingkat persediaan seminim mungkin dengan biaya rendah dan mutu
yang baik lalu memberikan kuantitas pemesanan yang akurat agar tidak terjadi kekosongan stock
yang nantinya akan mengganggu jalan nya proses produksi dalam perusahaan, serta mengontrol
persediaan stock agar mengurangi risiko terjadinya kelebihan persediaan, demi mengurangi biayabiaya yang tidak diperlukan dan mampu menghemat biaya persediaan yang dikeluarkan oleh
perusahaan karena adanya efesiensi persediaan bahan baku yang bersangkutan sehingga
membantu perusahaan untuk mampu mengambil keputusan terbaik, cepat dan tepat, Ada 2 metode
pencacatan persediaan barang yang dapat digunakan untuk
melakukan pencatatan persediaan barang, yaitu :
1. Metode fisik
Penggunaan metode fisik mengharuskan adanya perhitungan barang yang masih ada pada
tanggal penyusunan laporan keuangan. Perhitungan persediaan (stock opname) ini diperlukan
untuk mengetahui berapa jumlah barang yang masih ada dan kemudian diperhitungkan harga
pokoknya (HPP).
Dengan menggunakan metode ini mutasi persediaan barang tidak diikuti dalam bukubuku. Setiap pembelian barang dicatat dalam rekening pembelian. Karena tidak ada catatan
19
mutasi persediaan barang maka harga pokok penjualan (HPP) juga tidak dapat diketahui
sewaktu-waktu. Harga pokok penjualan baru dapat dihitung apabila persediaan akhir sudah
dihitung. Perhitungan harga pokok penjualan (HPP) dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Persediaan barang awal xxx
Pembelian xxx ____ (+) Tersedia untuk dijual xxx
Persediaan barang akhir xxx ____ (-) Harga pokok penjualan xxx
2. Metode perpetual (buku)
Bila menggunakan metode buku (perpetual) setiap jenis persediaan dibuatkan rekening
sendiri-sendiri yang merupakan buku pembantu persediaan. Rincian dalam buku pembantu bisa
diawasi dari rekening kontrol persediaan barang dalam buku besar. Rekening yang digunakan
untuk mencatat persediaan ini terdiri dari beberapa kolom yang dapat dipakai untuk mencatat
pembelian, penjualan dan saldo persediaan.Setiap perubahan dalam persediaan diikuti dengan
pencatatan dalam rekening persediaan sehingga jumlah persediaan sewaktu-waktu dapat
diketahui dengan melihat kolom saldo dalam rekening persediaan. Masing-masing kolom dirinci
lagi untuk kuantitas dan harga perolehannya.
Penggunaan metode buku (perpetual) akan memudahkan penyusunan neraca dan laporan
laba rugi jangka pendek, karena tidak perlu lagi mengadakan perhitungan fisik untuk mengetahui
jumlah persediaan akhir. Selisih yang terjadi akan dicatat dalam rekening Selisih Persediaan dan
rekening lawannya adalah rekening Persediaan Barang.
Selisih persediaan xxx
Persediaan Barang xxx
Bila jumlah dalam gudang lebih kecil dibanding dengan saldo rekening persediaan maka
rekening persediaan dikurangi dan sebaliknya bila jumlah barang di gudang lebih besar
dibanding dengan saldo rekening maka rekening persediaan ditambah.
Metode Material Requirement Planning (MRP)
MRP adalah sistem yang digunakan dalam menentukan jumlah kebutuhan material dan waktu
tersedia dalam proses membuat suatu barang. Sistem ini digunakan untuk perencanaan dan
pengendalian item barang/komponen, dapat menentukan waktu pemesanan secara tepat dengan
jumlah pemesanan yang ideal dalam memproduksi suatu barang jadi (Irawan dan Syaichu, 2017).
Manajemen pengadaan material meliputi kegiatan pemilihan pemasok, pemesanan, pengiriman dan
penerimaan, penyimpanan, penggunaan, dan pemeriksaan material (Limbong et al., 2013).
Teknik MRP ini dapat diimplementasikan kedalam sebuah sistem informasi. Yang mana
dengan menggunakan sebuah sistem informasi dapat mengelola data lebih cepat, efisien, dan
efektif bagi usaha Bunda Bakery. Dengan sistem ini proses pencatatan penjualan dan pengadaan
20
bahan baku akan lebih tertata rapi dan jelas. Dalam melakukan perhitungan MRP dibutuhkan
perhitungan peramalan produksi dan lot sizing. Berdasarkan hasil wawancara lanjutan dengan
pemilik usaha pada tanggal 8 Juni 2019, produksi pada Bunda Bakery dilakukan sekitar dua
sampai tiga kali dalam seminggu. Sehingga dalam proses perhitungan peramalan produksi
menggunakan data historis penjualan setiap minggunya dari bulan oktober 2018 sampai juni 2019
Metode JIT (Just In Time)
Menurut Hansen & Mowen (2001), Just In Time (JIT) adalah suatupendekatan
manufaktur bahwa kegiatan produksi beserta seluruh sistem dilakukan dengan adanya
permintaan, dan bukan dengan cara mendorong seluruh sistem dengan skedul yang tetap untuk
mengantisipasi munculnya permintaan. Sedangkan Just In Time Production merupakan sistem
produksi yang prinsipnya hanya memproduksi barang yang diminta sejumlah yang diperlukan
dan pada saat dibutuhkan oleh konsumen.
Menurut Hansen dan Mowen (2001), Just In Time memiliki tujuan strategis, yaitu
untuk meningkatkan keuntungan dan untuk memperbaiki daya saing perusahaan. Tujuan ini
dapat dicapai dengan mengontrol biaya (yang memungkinkan persaingan harga yang lebih baik
dan peningkatan keuntungan), memperbaiki kinerja pengiriman, dan meningkatkan kualitas.
Putra dan Idayanti (2014) menunjukkan bahwa perihal tujuan utama Just In Time adalah
menghasilkan produk hanya pada saat dibutuhkan, dan menghasilkan produk sebanyak yang
dibutuhkan oleh pelanggan.
Hal ini ternyata sesuai dengan pernyataan pandangan Blocher, Chen, dan Lin (2002)
dalam Sekunder (2011) yang menyatakan bahwa tujuan penerapan Just In Time produksi
adalah untuk membeli bahan baku tepat waktu untuk proses produksi, serta untuk
memproduksi dan mengirimkan barang Dijual cepat waktu atau segera. Ini dapat dicapai
dengan mengurangi pemborosan-pemborosan yang dirasa tidak diperlukan adanya,
mengurangi jumlah inventaris, membangun hubungan yang baik dengan pemasok, dapat
meningkatkan keterlibatan pekerja, dan membuat program yang berpusat pada konsumen.
Banyak kelebihan yang dapat dinikmati dalam menerapkan sistem produksi Just In Time,
diantaranya, sebagai berikut:
1. Tingkat Persediaan atau Stock Level yang rendah sehingga menghemat tempat
penyimpanan dan biaya-biaya terkait seperti biaya sewa tempat dan biaya asuransi.
2. Bahan-bahan produksi hanya diperoleh saat diperlukan saja sehingga hanya
memerlukan modal kerja yang rendah.
3. Dengan Tingkat persedian yang rendah, kemungkinan terjadinya pemborosan
akibat produk yang ketinggalan zaman, lewat kadaluarsa dan rusak atau usang akan
menjadi semakin rendah.
4. Menghindari penumpukan produk jadi yang tidak terjual akibat perubahan
mendadak dalam permintaan.
5. Memerlukan penekanan pada kualitas bahan-bahan produksi yang dipasok oleh
Supplier (Pemasok) sehingga dapat mengurangi waktu pemeriksaan dan
pengerjaan ulang.
21
Metode Analisis ABC
Salah satu metode untuk melakukan atau mengelola system manajemen pengendalian
persediaan adalah Analisis Metode ABC. Menurut Stevenson (1999:565) yang dikutip (Akbari,
Ramdhan ., 2019) metode ABC merupakan metode yang biasanya digunakan untuk
mengklasifikasikan barang dalam persediaan sesuai dengan ukuran yang tentukan, seperti nilai per
unit mata uang dikalikan dengan tingkat penggunaan setiap periode waktu untuk menentukan
tingkat pengendalian persediaan untuk setiap kelompok barang. Menurut Purnomo dan Riani
(2017:50) analisis ABC merupakan suatu metode pengendalian persediaan yang sering digunakan
oleh perusahaan dan toko retail untuk mengelompokan barang mennurut kategori tertentu. Pada
Toko retail, swalayan, atau toko serba disebut juga toserba ada, model analisis ABC dapat secara
efektif mengklasifikasikan persediaan komoditas.
Metode ABC dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah atau problem di perusahaan
dalam menentukan titik optimum, baik dari jumlah pemesanan maupun order point. Metode ini
sangat berguna untuk memfokuskan manajemen persediaan terhadap penentuan pemilihan jenis
barang yang paling penting dalam system inventory yang bersifat multi-sistem. Sehingga
kemungkinan terjadinya kekurangan persediaan yang mengakibatkan permintaan konsumen tidak
terpenuhi dapat di minimalisasi. Untuk mencegah hal tersebut tidak terjadi pada perusahaan, maka
perusahaan dapat menerapkan metode ABC dalam pengelolaan persediaan (Afianti et al., 2017).
Analisis ABC merupakan teknik penting dalam mengelola material. Analisis ini menginformasikan
sejumlah fungsi rantai pasokan termasuk pengadaan , pengadaan, penerimaan, dan manajemen
inventaris. Sederhananya, analisis ABC adalah kategorisasi item ke dalam tiga kategori (A, B, dan
C) untuk menentukan tingkat kepentingannya.
Metode Periodic Review
metode periodic review, dalam konteks manajemen persediaan, merujuk pada pendekatan
sistematis di mana evaluasi terhadap tingkat persediaan dilakukan pada interval waktu tertentu,
bukan secara terus-menerus.Dalam sistem ini, perusahaan secara berkala mengevaluasi dan
menyesuaikan tingkat persediaan mereka sesuai dengan kebutuhan dan permintaan aktual. Prinsip
dasar dari Metode Periodic review adalah sebagai berikut:
Evaluasi Berkala: Persediaan tidak dievaluasi secara kontinu, melainkan pada waktu-tiap waktu
tertentu yang telah ditentukan sebelumnya. Misalnya, setiap minggu, bulan, atau kuartal, tergantung
pada kebutuhan dan karakteristik bisnis.
Penentuan Jumlah Pesanan: Pada saat evaluasi berkala, perusahaan menentukan jumlah pesanan
baru berdasarkan analisis permintaan aktual, tingkat persediaan yang ada, dan faktor-faktor lain
seperti lead time supplier.
Penyesuaian Persediaan: Setelah menentukan jumlah pesanan baru, persediaan disesuaikan sesuai
dengan pesanan tersebut. Ini dapat melibatkan penambahan persediaan jika stok terlalu rendah atau
pengurangan jika stok terlalu tinggi.
22
Optimasi Biaya: Metode ini bertujuan untuk mengoptimalkan biaya persediaan dengan menghindari
kelebihan atau kekurangan persediaan yang dapat menyebabkan biaya penyimpanan yang tidak
efisien atau hilangnya peluang penjualan.
Respons Terhadap Perubahan Pasar: Dengan melakukan evaluasi berkala, perusahaan dapat lebih
responsif terhadap perubahan dalam permintaan pasar, tren konsumen, atau perubahan kebijakan
bisnis.Keuntungan dari Metode Periodic review melibatkan pengelolaan persediaan yang lebih
efisien, pengurangan biaya penyimpanan, dan peningkatan responsibilitas terhadap dinamika pasar.
Contoh Soal
Biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang adalah 40% dari nilai persediaan di gudang.
biaya pesanan adalah Rp.15.000.000,00 setiap kali pesanan. Jumlah material yang dibutuhkan
selama setahun sebanyak 1.200 unit dengan harga Rp.1.000.000,- per unitnya.
EQQ =
√2𝑋1200𝑋15
1X0,40
=√90.000 =300 Unit
Ini berarti bahwa cara pembelian yang paling ekonomis ialah pembelian bahan sebanyak 300
unit sekali pesanan, jadi kebutuhan material sebanyak 1200 unit selama satu tahun dan dipenuhi
dengan 4 kali pesanan 300 unit. Sebanyak
Frekuensi pembelian
1 kali
2 kali
3 kali
4 kali
6 kali
10 kali
12 kali
12
6
4
3
2
1,2
1
1200
600
400
300
200
120
100
Nilai persediaan
1200 jt
600 jt
400 jt
300 jt
200 jt
120 jt
100 jt
Nilai persediaan rata
600 jt
300 jt
200 jt
150 jt
100 jt
60 jt
50 jt
Biaya
240 jt
120 jt
80 jt
60 jt
40 jt
24 jt
20 jt
Biaya Pesanan setahun
15 jt
30 jt
45 jt
60 jt
90 jt
150 jt
180 jt
Jumlah Biaya semua
255 jt
150 jt
125 jt
120 jt
130 jt
174 jt
120 j
Beberapa bulan sekali
pesanan dilakukan
Jumlah Unit Setiap
Kali Pesanan
penyimpanan
Setahn(40%)
Dari tabel diatas tersebut dapat dilihat bahwa biaya semuanya yang paling murah pada pesanan
sejumlah Rp.120.000.00,- pada pesanan sebesar 300 unit setiap kali pesanan.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persediaan (inventory), adalah meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan paa
saat tertentu. Dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsi dalam siklus operasi normal
perusahaan. Aktiva lain yan dimiliki perusahaan, tetapi tidak untuk dijual atau dikonsumsi
tidak termasuk dalam klasifikasi persediaan. Persediaan merupakan aktiva perusahaan yang
menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan.
Untuk menghadapi kekurangan persediaan bahan baku pada saat terjadi
keterlambatan bahan baku maka dapat menerapkan sistem persediaan pengaman (Safety
Stock). hal ini dimaksudkan untuk menjaga jumlah persediaan bahan baku yang harus ada
pada perusahaan agar tetap stabil agar perusahaan dapat mengoptimalkan volume produksi
ketika terjadi kelangkaan bahan baku. Untuk menjaga keseimbangan jumlah persediaan
bahan baku dan agar tidak terjadi kekurangan bahan baku maka dapat menggunakan metode
ROP (Reorder Point). Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kapan perusahaan harus
melakukan pemesanan bahan baku lagi agar proses produksi tidak terhambat
B. Saran
Perusahaan perlu memberikan perhatian khusus terhadap jumlah persediaan bahan baku dengan
membuat manajemen persediaan yang lebih baik lagi guna mengendalikan persediaan bahan baku.
Perusahaan dapat menerapkan model persediaan seperti model persediaan EOQ, ROP, Safety stock,
guna melakukan pengendalian persediaan bahan baku agar volume produksi tetap optimla ketika
terjadi kelangkaan bahan baku.
24
DAFTAR PUSTAKA
Afriska, N. (2021). KLASIFIKASI DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN. academia.edu .
Afriska, N. (21). KLASIFIKASI DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN. academia.edu .
Aisyah, A. N. (2021). RESUME MANAJEMEN OPERASIONAL. academia.edu .
Ayunda. (2024). Pengertian Metode Periodic Review dan Manfaat Membuatnya.
Dr. Dorothea Wahyu Ariani, S. M. (n.d.). Manajemen Operasi Jasa. Kegiatan Belajar 1.
fitri, A. (2021). Sistem Manajemen Persediaan pada Bunda Bakery dengan Mengimplementasikan Material
Requirement Planning (MRP). Journal of Computer Engineering, System and Science .
Gunayby, A. (20221). MANAJEMEN PERSEDIAAN. academia.edu .
Hafid, A. A. (2021). MANAJEMEN PERSEDIAAN. academia.edu , 3-5.
Mahardika, P. (n.d.). Pengendalian Persediaan untuk Mengurangi Biaya Total Persediaan dengan
Pendekatan Metode Periodic Review.
marketing, L. (2023). How ABC Analysis Supports Inventory Control Best Practices.
Mhanyun, I. (2021). Manajemen persediaan.
Musytari. (2024). MANAJEMEN PERSEDIAAN YANG EFEKTIF UNTUK MENGOPTIMALKAN OPERASI
PERUSAHAAN INDUSTRI. ejournal.warunayama .
Novita Nuraini, B. S. (2024). Peranan Manajemen Persediaan Bahan Baku Terhadap Penjadwalan Produksi
PT XYZ. Jurnal Bisnis Manajemen , 383-384.
priharto, s. (n.d.). Manajemen Persediaan: Pengertian, Fungsi, Jenis, Teknik, dan Rumus Menghitungnya.
Rahayu, Y. (2022). ANALISIS OPTIMALISASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN
METODE EOQ. academia. edu .
Reza, Z. M. (2021). Manajemen persediaan. 4-7.
rimata, A. (n.d.). PENGENDALIAN PERSEDIAN BARANG JADI DENGAN PENDEKATAN JUST-IN-TIME (JIT.
Rnia, D. (2021). 5 Metode Manajemen Persediaan Barang yang Harus Kamu Tahu.
Salam, A. (n.d.). Manajemen Persediaan. 8-10.
Saputri, E. (n.d.). TUJUAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN. academia.edu .
Setyawan, D. A. (2021). MANAJEMEN PERSEDIAAN. academia.edu , 3-5.
System, R. (2022, maret 14). 5 Cara mengelola manajemen persediaan yang efektif dan tepat.
Wadiyo. (n.d.). Metode Pencatatan Persediaan Barang.
Widhiawati, I. A. (2022). Analisis Perencanaan Persediaan Material Proyek Dengan Metode Material
Requirement Planning (MRP). jurnal ilmiah teknik sipil , 66-68.
25
Ramadhan, I. W. (2023). the Sistem Informasi Manajemen Persediaan Gudang Sparepart Di Pt
Xyz Menggunakan Microsoft Access Dan Google Drive. JUSTI (Jurnal Sistem dan Teknik
Industri), 3(2), 155-164.
Kusumawardani, A. P., Salsabila, A., Shalsabila, L., & Suherman, U. (2024). PENERAPAN
METODE EOQ SEBAGAI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA UMKM
WARBAK SOTANG MOZARELLA. Neraca: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi, 2(1), 236244.
Octaviany, T., & Gunawan, A. (2023). Mengoptimalkan Manajemen Persediaan Melalui
Teknologi Rantai Pasokan. Journal Of Informatics And Busisnes, 1(3), 150-155.
26