1
ANALISIS JALUR
UNTUK RISET SKRIPSI
JONATHAN SARWONO
Penerbit: Elexmedia Komputindo Kompas Gramedia Jakarta
Tahun 2012
ISBN 978602002021-1
Direvisi oleh Penulis:
Januari 2022
Kata Pengantar
Puji Tuhan karena pertolongan dan hikmah dari Tuhan akhirnya penulis dapat
menyelesaikan buku dengan judul: Analisis Jalur untuk riset skripsi. Saat ini terdapat
kecenderungan dikalangan perguruan tinggi menuntut mahasiswa S1 untuk melakukan riset bagi
skripsi mereka dengan menggunakan variabel lebih dari dua atau dengan kata lain mereka
disarankan untuk mengkaji hubungan antar variabel yang kompleks tidak hanya hubungan dua
variabel saja. Dengan kondisi seperti ini maka mahasiswa memerlukan kemampuan untuk
menggunakan rumus-rumus yang dapat mengakomodasi masalah ini. Tidak salah lagi, Analisis
Jalur merupakan jalan keluar yang paling mudah dibandingkan dengan rumus-rumus multivariat
lain, seperti Korelasi Kanonikal dan Structural Equation Modelling (SEM). Disamping lebih
mudah Analisis Jalur juga mempunyai kemampuan yang tinggi dalam akurasi penghitungan.
Dengan menggunakan Analisis Jalur, maka mahasiswa akan dapat dengan mudah menyelesaikan
masalah dalam hubungan variabel yang kompleks.
Dari sisi perangkat lunak terdapat keunggulan jika menggunakan SPSS, Analisis Jalur
dapat dhitung dengan mudah dan cepat. Dengan demikian pengguna tidak perlu mencari SPSS
versi tertentu karena kita dapat menggunakan semua versi mana saja untuk menganalisis data
dengan SPSS.
Referensi Analisis Jalur dalam Bahasa Indonesia dalam bentuk buku teks masih sangat
jarang oleh karena itu penulis mengharapkan buku ini akan menjadi referensi bagi pembaca
dalam menggunakan PA untuk riset mereka. Saran dan masukan dapat dikirim di email
[email protected] atau
[email protected].
Bandung
Jonathan Sarwono
BAB I
SEJARAH ANALISIS JALUR
1
1.1 Masa Sewal Wright
1.2 Perkembangan Analisis Jalur Sesudah sekali Wright
BAB II
ISTILAH-ISTILAH DASAR
9
BAB III
PENGERTIAN DAN TUJUAN MENGGUNAKAN 16
ANALISIS JALUR
3.1 Pengertian
3.2 Tujuan
3.3 Keuntungan dan Kelemahan Analisis Jalur
BAB IV
ANALISIS JALUR DALAM KONTEKS TEKNIK 18
ANALISIS MULTIVARIAT
4.1 Pengertian Teknik Analisis Multivariat
4.2 Analisis Jalur
Multivariat
dalam Konteks Teknik Analisis
BAB V
ASUMSI ASUMSI DAN PRINSIP PRINSIP DASAR
BAB VI
PERSYARATAN
DAN
TAHAPAN
MENGGUNAKAN ANALISIS JALUR
6.1 Persyaratan
21
DALAM 22
6.2 Tahapan dalam Menggunakan Analisis Jaluir
BAB VII
PROSES KEPUTUSAN UNTUK MENGGUNAKAN 27
ANALISIS JALUR
7.1 Tujuan Menggunakan Analisis Jalur
7.2 Desain Riset Untuk Analisis Jalur
7.3 Pemenuhan Asumsi-Asumsi Dalam Melakukan
Analisis Menggunakan Analisis Jalur
7.4 Estimasi Model Diagram Jalur dan Kecocokan Model
7.5 Membuat Interpretasi Koefesien Jalur
7.6 Validasi Hasil Analisis
BAB VIII
MODEL – MODEL DALAM ANALISIS JALUR
31
8.1 Pengantar
8.2 Model Regresi Linier Berganda
8.3
Model Mediasi Melalui Variabel Perantara
(Intervening Variabel)
8.4 Model Gabungan antara Model Regresi Berganda
dengan Model Mediasi
BAB IX
APLIKASI MODEL REGRESI BERGANDA
BAB X
APLIKASI MODEL MEDIASI MELALUI VARIABEL 54
PERANTARA
BAB XI
APLIKASI MODEL KOMBINASI DARI MODEL 91
REGRESI BERGANDA DAN MODEL MEDIASI
BAB XII
APLIKASI MODEL KOMPLEKS
130
BAB XIII
APLIKASI UNTUK RISET SKRIPSI
186
36
BAB XIV
MENGUBAH DATA NON-METRIK KE DATA 197
METRIK DENGAN METHOD OF SUCCESSIVE
INTERVAL (MSI)
14.1 Pengantar
14.2 Cara Mengubah Data Ordinal Menjadi Data Interval
dalam Excell
14.3 Akibat-Akibat Kalau Bukan Data Interval
Digunakan Dalam Analisis Jalur
Daftar Pustaka
214
BAB 1
SEJARAH ANALISIS JALUR
1.1 Masa Sewal Wright
Seperti apa sejarah Analisis Jalur itu? Teknik Analisis Jalur, yang dikembangkan oleh
Sewal Wright di tahun 1934, sebenarnya merupakan pengembangan korelasi yang diurai
menjadi beberapa interpretasi akibat yang ditimbulkannya. Sewall wright adalah seorang ahli
genetik yang mengembangkan Analisis Jalur untuk membuat kajian hipotesis hubungan sebab
akibat dengan menggunakan korelasi. Lebih lanjut, Analisis Jalur mempunyai kedekatan dengan
regresi berganda; atau dengan kata lain, regresi berganda merupakan bentuk khusus dari Analisis
Jalur. Teknik ini juga dikenal sebagai model sebab-akibat (causing modeling). Penamaan ini
didasarkan pada alasan yang bahwa analisis jalur memungkinkan pengguna dapat menguji
proposisi teoritis mengenai hubungan sebab dan akibat tanpa memanipulasi variabel-variabel.
Memanipulasi variabel maksudnya ialah memberikan perlakuan (treatment) terhadap variabelvariabel tertentu dalam pengukurannya. Asumsi dasar model ini ialah beberapa variabel
sebenarnya mempunyai hubungan yang sangat dekat satu dengan lainnya. Dalam
perkembangannya saat ini Analisis Jalur diperluas dan diperdalam kedalam bentuk analisis
“Structural Equation Modeling” atau dikenal dengan singkatan SEM.
Sebenarnya gagasan Sewal Wright ini diilhami oleh penemuan – penemuan rumus
sebelumnya diantaranya ialah pada tahun 1901 Karl Pearson, penemu rumus korelasi Pearson,
menemukan principal component analysis dan Charles Spearman, penemu rumus korelasi
Spearman, pada tahun 1904 menemukan teknik analisis faktor yang banyak memberikan
pengaruh terhadap perkembangan Structural Equation Modelling (SEM) yang didasari oleh
Analisis Jalur (PA) yang oleh sebagian besar orang dimasukkan dalam kategori yang sama antara
SEM dan PA. Kesamaan dasar antara SEM dan PA semata-mata hanya karena masalah
hubungan sebab akibat (casuality). Yang kemudian pada perkembangannya PA lebih merupakan
representasi model yang hubungan kasualitas yang bersifat searah (yang secara tekniks disebut
recursive) sedang SEM merupakan representasi model hubungan sebab akibat yang bersifat
searah dan dua arah / timbal balik / reciprocal (yang secara tekniks disebut non recursive)
Kontribusi Wright yang terbesar ialah penemuannya mengenai metode koefesien jalur dalam
konteks hubungan kasualitas yang menjadi landasan dalam mengubungan antara masalah
statistik dengan masalah sebab akibat. Sehingga dalam perkembangan berikutnya orang
kemudian mengaitkan antara hubungan kasualitas dengan Analisis Jalur secara tidak sengaja.
Sebenarnya tidak ada landasan teori yang memberikan justifikasi bahwa ada hubungan antara
Analisis Jalur dengan model kasualitas; sebagaimana adanya teori yang mengatakan bahwa ada
hubungan antara regresi linier dengan hubungan kasualitas. Sekalipun demikian, menurut Dennis
dan Legerski (2006) terdapat sejarah yang membuktikan bahwa ada hubungan antara Analisis
Jalur dan kasualitas. Hanya dari faktor sejarahlah orang dapat memberikan justifikasi bahwa
1
Analisis Jalur berkaitan dengan kasualitas. Itulah sebabnya pada bagian berikut ini akan dibahas
secara singkat sejarah karya-karya Sewal Right yang menjadi landasan pemikiran mengapa
akhirnya orang menyimpulkan ada hubungan antara Analisis Jalur dengan model kasualitas.
Sewal Wright adalah seorang sarjana lulusan biologi dari Universitas Illinois yang
kemudian mendalami bidang genetika. Dia tertarik mengenai peranan genetika dalam
menentukan turunan warna dalam binatang. Dia berhasil melakukan riset dengan menggunakan
Analisis Jalur terhadap transmisi dalam suatu kelinci percobaan pada tahun 1920. Sebenarnya
Sewal Wright pertama kali menggunakan Analisis Jalur pada tahun 1918 dalam artilenya yang
berjudul: “On the Nature of Size Factors.” Dengan menggunakan hasil risetnya yang pernah
diterbitkan di Castle pada tahun 1914, dimana dia menemukan korelasi antara berbagai
pengukuran tulang pada kelinci yang dia teliti; Sewal Wright kemudian menyusun metode
kuantitatif, yaitu suatu metode yang dirancang untuk membuat estimasi tingkatan dimana suatu
pengaruh yang diberikan ditentukan oleh setiap jumlah penyebab.
Tulisan berikutnya yang muncul pada tahun 1920 yang berjudul
membahas
keseriusannya dalam usahanya menemukan suatu metode analisis statistik baru. Maka dalam
artikel yang berjudul “The Relative Importance of Heredity and Environment in Determining the
Piebald Pattern of Guinea-Pigs,”, Sewal Wright menyusun suatu model kuantitatif yang dapat
digunakan dalam membuat estimasi kepentingan relatif hereditas dan lingkungan dalam
transmisi generasi warna pada kelinci percobaannya. Dalam makalahnya tersebut dia
menyebutkan secara tidak langsung mengenai konsep “sebab – akibat” yang menjadi dasar dari
rumus Analisis Jalur. Dalam papernya ini juga Sewal Wright menggambarkan suatu jaringan
yang berkaitan dengan hereditas dan lingkungan dari induk ke anak-anaknya pada kelinci
percobaannya yang kelak pada perkembangannya disebut sebagai diagram jalur. Dalam diagram
jalur tersebut dia menunjukkan induk laki-laki dan perempuan menghasilkan anak-anak yang
mempunyai warna beda. Intinya Sewal ingin mengatakan bahwa kekhasan suatu individu
ditentukan oleh H (Heredity), E (Environment / lingkungan anak – anak sebelum dilahirkan) dan
D (residu, ketidakberaturan dalam perkembangan). Masalah yang kemudian muncul ialah
menemukan cara dalam menentukan tingkat diterminasi / pengaruh ketiga faktor tersebut.
Dalam makalah tersebut diatas Sewal juga menyebutkan fondasi logika awal dan diagram
jalur generik untuk metode koefesien-koefesien jalur. Diagram jalur sederhana yang dia
paparkan seperti di bawah ini digunakan untuk menjelaskan hipotesis yang mengatakan bahwa: “
Dua kuantitats X dan Y ditentukan sebagaian oleh penyebab-penyebab yang independen”.
Penyebab-penyebab independen yang dihipotesiskan tersebut diberikan oleh kuantitas A dan D.
Sedang penyebab B dan C yang dihubungan dengan anak panah dua arah, dihipotesiskan sebagai
pengaruh yang berkorelasi. Maksudnya terdapat hubungan antara B dan C yang merupakan
penyebab secara parsial terhadap X dan Y.
2
Gambar 1.1 Diagram Jalur Generik Sewall Wright
(Sumber: Denis dan Legerski, 2006)
Koefesien jalur didefinisikan oleh Sewall Wright sebagai “mengukur pentingnya suatu
jalur pengaruh yang ada dari sebab ke akibat yang didefinisikan sebagai ratio variabilitas akibat
yang diketemukan saat semua penyebab bersifat konstan kecuali satu dalam pertanyaan,
variabilitas yang dipertahankan tetap tidak berubah, terhadap variabilitas total”. Kesimpualnnya
ialah bahwa Wright ingin menjelaskan bagaimana caranya mengukur suatu pengaruh jalur yang
diasumsikan sebagai jalur penyebab. Dengan kata lain ia ingin mengatakan jika asumsi sebabakibat dibuat, dan arah sebab – akibat tersebut juga diasumsikan ; maka orang dapat mengukur
pengaruh sepanjang jalur penyebab tersebut. Gagasan tersebut oleh Wright dituliskan secara
teknis dalam persamaan sebagai berikut:
(Sumber: Wright, 1920, p. 329)
Maksud persamaan tersebut ialah: jika kondisi tertentu diadakan; maka seseorang dapat
menentukan implikasi-implikasi dari koefesien – koefesien yang ada disepanjang jalur tersebut.
Dengan demikian kita dapat menunjukkan bahwa kuadrat koefesien jalur mengukur tingkatan
diterminasi yang disebabkan oleh setiap penyebab. Jika penyebab-penyebab tersebut bersifat
independen, maka jumlah koefesen jalur yang dikuadratkan merupakan suatu kesatuan. Jika
penyebab – penyebab tersebut berkorelasi satu dengan yang lain, maka istilah yang mewakili
determinasi bersama harus dikenali.
Dalam perkembangannya Wright kemudian menunjukkan bahwa bagaimana metode
koefesien jalurnya berlaku dalam suatu sistem yang tertutup. Dia menyatakan ini dalam kutipan
berikut ini “korelasi antara dua variabel dapat ditunjukkan untuk menyamakan sejumlah produk
rantai koefesien – koefesien jalur disepanjang semua jalur dimana jalur-jalur tersebut
terhubung.” Untuk menyatakan gagasannya itu Wright membuat persamaan sebagai berikut:
3
(Sumber: Wright, 1920, p. 330)
Persamaan di atas mempunyai maksud bahwa korelasi antara variabel X dan Y sama
dengan jumlah produk berbagai jalur sebagaimana digambarkan dalam diagram jalur Gambar
1.1. Sedang koefesien jalur dalam suatu sistem sebab dan akibat dapat dihitung jika jumlah
persamaan secara bersamaan dapat dibuat yang mengekspresikan korelasi yang diketahui dalam
kaitannya dengan koefesien – koefesien jalur yang tidak diketahui dan yang mengekspresikan
diterminasi akibat keseluruhan terhadap penyebabnya.
Perkembangan berikutnya Wright menuliskan suatu artikel dengan judul “Correlation and
Causation”. Inti dari artikel ini ialah menyatakan bahwa pengukuran hubungan antara dua
variabel dapat dilakukan dengan menggunakan korelasi; sekalipun demikian, jika korelasi saja
tidak dapat menggambarkan hubungan yang bersifat sebab akibat. Oleh karena itu, Wright
memberikan pemahaman kepada pembaca bagaimana secara benar kita menggunakan Analisis
Jalur. Rumus ini dapat digunakan pertama: kita harus mempunyai pemahaman bahwa variabel –
variabel yang kita teliti secara inheren mengandung hubungan sebab akibat, maksudnya variabel
satu diidentifikasi sebagai pengaruh dan variabel lain sebagai akibat / yang dipengaruhi. Dengan
kata lain, kita sudah terlebih dahulu secara teori mengetahui bahwa dalam variabel-variabel yang
diteliti memang secara inheren terdapat hubungan sebab dan akibat. Kedua dalam situasi dimana
hubungan sebab akibat tidak jelas, kita dapat menggunakan Analisis Jalur juga untuk
menyimpulkan konsekuensi logis yang inheren dalam sistem tersebut. Maksudnya, jika
hubungan sebab akibat tidak dapat diasumsikan sebelumnya dalam jaringan variabel-variabel
yang diteliti, maka metode Analisis Jalur dapat memberikan solusi, yaitu mengidentifikasi apa
saja yang akan menjadi jalur sebab akibat. Kesimpulannya agar orang dapat menggunakan
metode ini, maka orang perlu mengetahui dua hal, yaitu: pertama, pengetahuan sebelumnya
mengenai hubungan sebab akibat; kedua, pengetahuan korelasi antar variabel yang dimasukkan
dalam sistem. Oleh karena itu metode ini akan bermanfaat diaplikasikan jika proses-proses
sebab akibat dapat diasumsikan secara apriori. Dengan demikian metode sebab akibat yang
terkandung dalam koefesien jalur menurut Wright bersifat independen terhadap metode sebab
akibat dalam matematika.
4
1.2 Perkembangan Analisis Jalur Sesudah Sewall Wright
Dalam perkembangan berikutnya sesudah masa Sewall Wright, terdapat perbedaan yang
menonjol mengenai konsep dan pengertian terhadap Analisis Jalur antara penafsiran yang
diberikan oleh Wright dengan para ilmuwan sosial moderen. Pada masa sesudah Wright terjadi
banyak variasi dalam mengaplikasikan Analisis Jalur. Bagi Wright Analisis Jalur digunakan
tidak hanya semata mengurai korelasi dan membuat estimasi koefesien-koefesien disemua jalur;
tetapi untuk menunjukkan adanya sistem hubungan sebab akibat. Sistem ini merupakan pijakan
kuat untuk membuat asumsi awal terjadinya sebab-akibat dalam suatu jaringan (hubungan) yang
dihipotesiskan.
Semula ide Wright menunjukkan bahwa pemodelan hubungan sebab akibat muncul dari
jenis masalah yang diteliti; bukan merupakan suatu prosedur statistik yang independen;
sebagaimana analisis sebab – akibat dalam regresi linier yang memang merupakan suatu
prosedur independen dalam statistik. Dengan demikian kata yang tepat dalam menggunakan
Analisis Jalur adalah merupakan pemodelan sebab-akibat bukan analisis sebab akibat
sebagimana dalam regresi linier.
Orang yang pertama kali sesudah Wright yang menggunakan Analisis Jalur ialah Burks
(Wolfe, 2003). Burks menggunakan Analisis Jalur dalam risetnya yang berjudul “The Relative
Influence of Nature and Nurture Upon Mental Development: A Comparative Study of Foster
Parent-Foster Child Resemblance and True Parent-True Child Resemblance.” pada tahun 1928.
Dalam risetnya ini Burks ingin mengetahui adanya pengaruh relatif inteljen orang tua dan
lingkungan dalam menentukan IQ anak-anaknya. Model diagram jalur yang dibuat oleh Burks,
seperti di bawah ini:
Gambar 1.2 Diagram Jalur Model Burks
Dalam paparannya Burks menyatakan secara tegas bahwa dalam menggunakan metode
Wright, dia menekankan adanya hubungan sebab akibat dalam kesimpulannya dan sebab akibat
yang dimaksud oleh Burks adalah hubungan sebab akibat yang dimunculkan oleh masalah yang
dikaji sebagaimana gagasan asli Wright. Kesimpulannya ialah hubungan sebab akibat disini
5
bersifat independen terhadap metode statistik. Dengan demikian interpretasi mengenai Analisis
Jalur yang dilakukan oleh Burks sudah benar. Justifikasi kebenaran dalam menggunakan rumus
ini ialah karena memang ada proses sebab akibat yang mendasari hubungan antara intelgensi
orang tua terhadap IQ anak-anaknya.
Setelah hampir selama 30 tahun dari kajian riset yang menggunakan Analisis Jalur oleh
Burk; munculah beberapa peneliti menggunakan Analisis Jalur, diantaranya ialah Duncan dan
Hodge pada tahun 1963 serta Blalock dengan bukunya yang berjudul “Causal Inferences in
Nonexperimental Research” pada tahun 1964. Riset-riset yang mereka lakukan berkaitan dengan
pendidikan dan sosiologi. Pada masa ini Analisis Jalur diperlakukan sebagai pemodelan sebab
akibat.
Tidak kalah pentingnya dalam menelusuri sejarah path anlaysis kita membahas secara
singkat gagasan Herbert Simon (1916 – 2001) seorang ilmuwan matematika sosial dalam
karyanya Models of Man pada tahun 1957 dimana dia membedakan antara korelasi semu
(spurious correlation) dengan dengan korelasi sebenarnya (true correlation) dimana dalam
korelasi sebenarnya terkandung secara tersirat hubungan sebab akibat sedang dalam korelasi
semu tidak ada. Korelasi semu terjadi jika hubungan dua variabel akan menguat atau melemah
saat kita tambah variabel ketiga. Tujuan menambah variabel ketiga kedalam model korelasi
bivariat ialah bahwa korelasi antara kedua variabel dapat diterangkan dengan lebih jelas melalui
kehadiran variabel ketiga. Kesimpulannya gagasan ini mendukung adanya hipotesis korelasi
semu antara dua variabel yang dikorelasikan. Jika koefesien korelasi kedua variabel tersebut
tetap konstan maka korelasi kedua variabel tersebut diasumsikan bukan korelasi semu.
Ilmuwan lain yang menggunakan Analisis Jalur selanjutnya ialah para ilmuwan dari
kelompok sosiologi. Salah satu diantaranya ialah Hubert M Blalock sebagaimana sudah disebut
diatas. Dalam tulisanya yang terbit tahun 1964 Blalock memberikan garis besar metode membuat
inferensi sebab akibat didasarkandata korelasional beserta dengan masalah – masalah yang
menegaskan relasi ini. Gagasan Blalock yang sesuai dengan konsep dasar Analisis Jalur ialah
hubungan apapun atau deduksi matematis jika digunakan dalam konteks data non – ekperimental
dalam menyatakan adanya hubungan sebab akibat harus ditarik dari asumsi – asumsi apriori.
Dalam konteks ini Blalock sebenarnya menegaskan kembali ide dasar Wright yang menyatakan
bahwa hubungan sebab – akibat harus dimiliki oleh jaringan variabel yang diteliti dan bersifat
independen terhadap prosedur statistik tertentu. Intinya ialah pemodelan hubungan sebab akibat
dimunculkan sebelum pemodelan statistik.
Pandangan dari Duncan dan Hodge akan melengkapi bagaimana sejarah Analisis Jalur
menemukan kejelasan dalam kaitannya dengan persoalan hubungan sebab akibat. Duncan
menganalisis hubungan. Menurut mereka jalur sebab akibat yang mendasari asosiasi secara
statistik dalam suatu data dikarenakan variabel – variabel diurutkan didasarkan pada urutan
tempral yang diasumsikan. Hal yang penting dari gagasan mereka ialah arah aliran dari
penyebab-penyebab yang diasumsikan. Gagasan ini dalam pengertian analysis jalur saat ini ialah
6
aliran penyebab dari variabel – variabel eksogenous ke variabel endogenous. Asumsi arah yang
dibuat dalam model mereka memberikan justifikasi proses sebab akibat menjadi masuk akal.
Perkembangan structural eqaution modelling (SEM) semakin membuat Analisis Jalur
dikenal oleh banyak kalangan. Karena para penemu SEM, seperti Jöreskog, K. G. (1973) pada
dasarnya mengkombinasikan elemen-elemen dalam Analisis Jalur, yaitu relasi struktural diantara
seperangkat variabel dengan elemen-elemen variabel laten seperti pada analisis faktor.
Kehadiran SEM memungkinkan kita memahami lebih mendalam relasi arah antara variabel yang
sudah dikenalkan melalui Analisis Jalur sebelumnya dan dapat menggabung variabel – variabel
yang tidak terukur secara langsung atau yang disebut dengan faktor dalam proses pemodelan.
akibat dilahirkan dari model Analisis Jalur (baca= analisis jalur) ditambah konteks sebab
akibat. Kita dapat menyimpulkan bahwa penamaan pemodelan sebab akibat muncul diluar karya
asli Sewall Wright tetapi tidak bebas dari pengaruh ide dasar Wright. Maka dalam perkembangan
selanjutnya terdapat dua hal yang perlu kita pahami: pertama, Analisis Jaluri dipisahkan dengan
masalah hubungan sebab akibat. Jika digambarkan akan seperti di bawah ini:
Gambar 1.3 Analisis Jalur Dipisahkan dengan Hubungan Sebab Akibat
(Sumber: Denis dan Legerski, 2006)
Gambar tersebut mempunyai makna, pada sisi kiri adalah metode koefesien jalur dari
Analisis Jaluri dan sebelah kanan ialah konteks sebab akibat dalam suatu paradigma riset.
Tingkatan dimana keduanya saling tumpang tindih membangun suatu tuntutan adanya model
sebab akibat. Oleh karena itu menggabung metode koefesien jalur dengan konteks sebab akibat
menjadikan persoalan model sebab akibat menjadi semakin meyakinkan. Dengan demikian kita
memasuki pada gagasan penting kedua, yaitu Analisis Jaluri dgabungkankan dengan masalah
hubungan sebab akibat. Maka gambarnya akan menjadi seperti di bawah ini:
7
Gambar 1.4 Analisis Jalur Digabungkan dengan Hubungan Sebab Akibat
(Sumber: Denis dan Legerski, 2006)
Pada gambar diatas metode koefisien jalur digabung dengan konteks sebab akibat
sehingga melahirkan pemodelan sebab akibat. Apa yang harus kita tekankan ialah bahwa metode
koefesien jalur sebenarnya independen terhadap konteks sebab akibat. Hanya saja dalam kasus
Analisis Jalur yang diaplikasikan dalam konteks sebab akibat dapat menghasilkan model yang
dianggap sebab akibat. Dengan demikian didasarkan pada gambar diatas kita dapat menghasilkan
model sebab akibat yang baik jika tumpang tindih kedua lingkaran tersebut menyatu secara
lengkap; sebaliknya kita dapat menghasilkan model sebab akibat yang tidak baik jika tumpang
tindih kedua lingkaran tersebut tidak menyatu secara lengkap atau kedua lingkaran tersebut
semakin menjauh seperti pada gambar sebelumnya.
8
BAB 2
ISTILAH – ISTILAH DASAR
Sebelum mempelajari secara lebih mendalam apa itu Analisis Jalur; di bawah ini akan
dijelaskan beberapa istilah dasar yang penting untuk diketahui oleh pembaca yang akan
membantu dalam memahami Analisis Jalur secara benar. Untuk mempermudah dalam membaca
maka penulis akan menggunakan gambar 2.1 di bawah ini untuk menerangkan istilah – istilah
dasar tersebut:
Gambar 2.1 Model Diagram Jalur
Model Jalur. Model jalur ialah suatu diagram yang menghubungkan jaringan hubungan
beberapa variabel yang diletakkan secara berurutan yang akan dikaji dalam riset. Istilah
konvensionalnya ialah hubungan antara variabel bebas, perantara dan tergantung yang
pada bagian berikut kita akan bahas secara mendalam karena dalam Analisis Jalur
sebenarnya tidak dikenal istilah variabel bebas dan tergantung. Pola hubungan dalam
Analisis Jalur ditunjukkan dengan menggunakan anak panah. Anak panah-anak panah
tunggal menunjukkan hubungan sebab–akibat antara variabel-variabel bebas (1 dan 2)
yang dalam Analisis Jalur kemudian disebut sebagai variabel exogenous dan / atau
perantara (3) dengan satu variabel tergantung atau lebih yang dalam Analisis Jalur
disebut sebagai variabel endogenous (4). Anak panah juga menghubungkan kesalahan
(variabel residue) / e1 dan e2 dengan semua variabel endogenous masing-masing. Anak
panah ganda menunjukkan korelasi antara pasangan variabel-variabel exogenous (r21).
Pada gambar model jalur di atas terdapat dua bagian, yaitu: variabel 1 dan 2 ke 3 disebut
sub-struktur I dan dari 1,2 dan 3 ke 4 disebut sub-struktur II.
Jalur penyebab untuk suatu variabel yang ada meliputi pertama jalur-jalur arah dari
anak panah - anak panah menuju ke variabel tersebut yang berasal dari variabel
sebelumnya, misalnya anak panah searah dari variabel 1 ke 3, 2 ke 3 dan dari variabel 3
ke 4 serta dari 1 dan 2 ke 4. Untuk jelasnya lihat gambar berikut ini pada bagian anak
panah yang dicetak tebal.
9
Gambar 2.2 Jalur Penyebab 1 dan 2 ke 3 dan ke 4 (sub struktur I)
3 ke 4 (sub struktur II)
Variabel Exogenous. Variabel – variabel exogenous dalam suatu model jalur ialah
semua variabel yang tidak ada penyebab-penyebab eskplisitnya atau dalam diagram tidak
ada anak-anak panah yang menuju kearahnya, selain pada bagian kesalahan pengukuran.
Variabel ini berfungsi sebagai variabel bebas / penyebab terhadap variabel urutan
sesudahnya yang disebut sebagai variabel endogenous (Contoh: variabel 1 dan 2 terhadap
3 dalam sub struktur I dan variabel 3 terhadap 4 dalam sub struktur II). Jika antara
variabel exogenous dikorelasikan maka korelasi tersebut ditunjukkan dengan anak panah
dua arah yang menghubungkan variabel-variabel tersebut (variabel 1 dikorelasikan
dengan variabel 2). Untuk jelasnya lihat gambar berikut ini pada bagian kotak yang
dicetak tebal
Gambar 2.3 Variabel Exogenous 1 dan 2 (sub struktur I)
3 (sub struktur II)
10
Variabel Endogenous. Variabel endogenous ialah variabel yang mempunyai anak-anak
panah menuju kearah variabel tersebut (variabel 3 untuk sub struktur I dan variabel 4
untuk sub struktur 2). Variabel yang termasuk didalamnya ialah mencakup semua
variabel perantara dan tergantung. Variabel perantara endogenous mempunyai anak
panah yang menuju kearahnya dan dari arah variabel tersebut dalam sutau model diagram
jalur. Sedang variabel tergantung hanya mempunyai anak panah yang menuju kearahnya.
Untuk jelasnya lihat gambar berikut ini pada bagian kotak yang dicetak tebal
Gambar 2.4 Variabel Endogenous 3 (sub struktur I) dan 4 (sub struktur II)
Koefesien Jalur / Pembobotan Jalur (p). Koefesien jalur adalah koefesien regresi
standar (standardized coefficient) atau disebut ‘bobot beta’ yang menunjukkan pengaruh
langsung dari suatu variabel exogenous terhadap variabel endogenous dalam suatu model
jalur tertentu (p31 dan p32 untuk sub struktur 1 serta p41, p42, dan p43 untuk sub
struktur II). Oleh karena itu, jika suatu model mempunyai dua atau lebih variabel-variabel
penyebab, maka koefesien-koefesien jalurnya merupakan koefesien-koefesien regresi
parsial yang mengukur besarnya pengaruh satu variabel terhadap variabel lain dalam
suatu model jalur tertentu yang mengontrol dua variabel lain sebelumnya dengan
menggunakan data yang sudah distandarkan atau menggunakan matriks korelasi sebagai
masukan. Koefesien jalur yang sudah distandarisasi mempunyai makna koefesien yang
sudah diubah menjadi nilai Z baku yang memungkinkan peneliti dapat membandingkan
kekuatan relatif pengaruh dari semua variabel eksplanatori / bebas / predictor / exogenous
yang berbeda dalam suatu model jalur tertentu. Untuk jelasnya lihat gambar berikut ini
pada bagian anak panah satu arah yang dicetak tebal.
11
Gambar 2.5 Koefesien Jalur p31 dan p32 (sub struktur I) dan
p41, p42, dan p43 (sub struktur II)
Variabel-Variabel Exogenous yang Dikorelasikan. Jika semua variabel exogenous
dikorelasikan, maka sebagai penanda hubungannya ialah anak panah dengan dua arah
yang dihubungkan diantara variabel-variabel dengan koefesien korelasinya (variabel 1
dan variabel 2 dengan korelasinya disebut r21. Untuk jelasnya lihat gambar berikut ini
pada bagian anak panah dua arah yang dicetak tebal.
Gambar 2.6 Variabel – Variabel Exogenous 1 dan 2 dikorelasikan (R21)
Kesalahan / Error Term (e). Istilah kesalahan residual yang secara teknis disebut
sebagai ‘sisaan’ atau “residue” mencerminkan adanya varian yang tidak dapat
diterangkan atau pengaruh dari semua variabel independen exogenous yang tidak terukur
secara langsung dan ditambah dengan kesalahan pengukuran (e1 dan e2) yang
merefleksikan penyebab variabilitas yang tidak diketahui pada hasil analisis. Besarnya
pengaruh kesalahan ini terhadap variabel endogenous yang merefleksikan variabelvariable lain yang tidak terukur ialah 1 – r2. Sedang besarnya nilai varian ialah 1 – r2
dikalikan dengan varian nilai variabel endogenous tersebut. Kesalahan residual
diasumsikan berdistribusi normal dan mempunyai rata-rata 0 dan tidak berkorelasi
dengan semua variabel dalam model yang sedang diteliti. Untuk jelasnya lihat gambar di
bawah ini pada bagian yang dicetak tebal.
12
Gambar 2.7 Error Term e1 untuk sub struktur I dan e2 untuk sub struktur II
Aturan Multiplikasi Jalur. Nilai dari suatu jalur gabungan adalah hasil semua koefesien
jalurnya atau semua koefesien jalur dari semua variabel exogenous dan endogenous.
Dekomposisi Pengaruh. Koefesien-koefesien jalur dapat digunakan untuk mengurai
korelasi-korelasi dalam suatu model kedalam pengaruh langsung dan tidak langsung yang
berhubungan dengan jalur langsung dan tidak langsung yang direfleksikan dengan anak
panah – anak panah dalam suatu model tertentu. Ini didasarkan pada aturan bahwa dalam
suatu sistem linear, maka pengaruh penyebab total suatu variabel ‘i’ terhadap variabel ‘j’
adalah jumlah semua nilai jalur dari “i” ke “j”.
Dekomposisi Korelasi: korelasi antara dua variabel dapat dapat dikomposisi menjadi
empat komponen sebagai berikut:
o Pengaruh langsung (direct effect) variabel exogenous (x) ke endogenous (y)
o Pengaruh tidak langsung (indirect effect) variabel exogenous ke endogenous
melalui variabel perantara
o Komponen yang tidak dapat kita analisis karena kekurangpengetahuan kita
terhadap arah sebab akibat dalam satu jalur
o Komponen semu (spurious component) yang disebabkan karena variabel
exogenous (x) dan endogenous (y) masing-masing dipengaruhi oleh variabel
ketiga tertentu atau seperangkat variabel lain dalam model.
Signifikansi dan Keselarasan Model dalam Jalur. Untuk melakukan pengujian
koefesien – koefesien jalur secara individual, kita dapat menggunakan nilai T standar
atau pengujian F dari angka-angka keluaran regresi. Sedang untuk melakukan pengujian
model dengan semua jalurnya, kita dapat menggunakan uji keselarasan dari program atau
dengan menggunakan nilai probabilitas (sig / p value) dalam bagian ANOVA. Jika suatu
model sudah benar, diantaranya mencakup semua variabel yang sesuai dan mengeluarkan
semua variabel yang tidak sesuai; maka jumlah nilai-nila jalur dari I ke j akan sama
dengan koefesien regresi untuk j yang diprediksi didasarkan pada I, yaitu untuk data yang
sudah distandarisasi dimana koefesien regresi sederhana sama dengan kefesien korelasi;
maka jumlah semua koefesien (standar) akan sama dengan koefesien korelasi.
Anak Panah Satu Arah dan Dua Arah. Jika ingin menggambarkan penyebab, maka
kita menggunakan anak panah dengan satu arah. Sedang untuk menggambarkan korelasi,
kita menggunakan anak panah yang melengkung dengan dua arah. Ada kalanya
hubungan sebab akibat menghasilkan angka negatif, untuk menggambarkan hasil yang
negatif digunakan garis putus-putus.
13
Pola Hubungan. Dalam analisi jalur tidak digunakan istilah variabel bebas ataupun
tergantung. Sebagai gantinya kita menggunakan istilah variabel exogenous dan
endogenous.
Model Recursive. Model penyebab yang mempunyai satu arah. Tidak ada arah membalik
(feed back loop) dan tidak ada pengaruh timbal balik (reciprocal). Dalam model ini satu
variabel tidak dapat berfungsi sebagai penyebab dan akibat dalam waktu yang
bersamaan. Dengan demikian dalam Analisis Jalur hanya dikenal model recursive saja.
Model Non-Recursive. Model penyebab dengan disertai arah yang membalik (feed back
loop) atau adanya pengaruh timbal balik (reciprocal). Model hubungan ini hanya dikenal
dalam Structural Equation Modelling (SEM).
Direct Effect (DE). Pengaruh langsung yang dapat dilihat dari koefesien jalur dari satu
variable exogenous ke variable endogenous. Sebagai contoh pengaruh variabel 1 dan
terhadap 3 dalam sub struktur I serta 1, 2 dan 3 terhadap 4 dalam sub struktur II.
Indirect Effect (IE). Urutan jalur melalui satu atau lebih variable perantara. Untuk
mendapatkan nilainya dilakukan dengan cara mengkalikan koefesien jalur dari variabel
exogenous ke perantara dengan koefisien jalur dari variabel perantara tersebut ke variabel
endogenous. Sebagai contoh pengaruh variabel 1 terhadap 4 melalui variabel 3 dan
pengaruh variabel 2 terhadap 4 melalui variabel 3.
Total Effect (TE): Urutan jalur melalui satu variabel exogenous ke variable perantara
ditambah dari variabel perantara tersebut ke variabel endogenous. Untuk mendapatkan
nilainya dilakukan dengan cara menambah koefesien jalur dari variabel exogenous ke
perantara dengan koefisien jalur dari variabel perantara tersebut ke variabel endogenous.
Sebagai contoh pengaruh variabel 1 terhadap 3 ditambah pengaruh variabel 3 terhadap 4.
Pengaruh Gabungan (R2): Pengaruh gabungan ialah pengaruh semua variabel
exogenous terhadap variabel endogenous yang nilainya didapatkan dari nilai R2 yang
juga digunakan untuk menilai kecocokan model riset dengan model teori. Sebagai contoh
pengaruh gabungan untuk sub struktur pertama ialah pengaruh variabel 1 dan 2 secara
gabungan terhadap variabel 3; untuk sub struktur 2 ialah pengaruh variabel 1, 2 dan 3
secara gabungan terhadap variabel 4.
Pengaruh Parsial (P): Pengaruh parsial atau sebagian ialah pengaruh satu persatu dari
masing-masing variabel exogenous terhadap variabel endogenous yang nilainya
didapatkan dari nilai koefesien jalur / nilai beta. Sebagai contoh pengaruh variabel 1 dan
2 terhadap 3 serta 1,2 dan 3 terhadap 4.
Pengaruh Faktor Lain (Error): Pengaruh faktor lain ialah pengaruh dari variabel –
variabel lain diluar model jalur yang dikaji. Nilai didapatkan dengan rumus: e=1 – r2.
Analisis Jalur dapat diberlakukan sebagai analisis regresi berganda berurutan /
hierarchical (sequential) multiple regression analysis. Dalam melakukan analisis kita
menggunakan analisis regresi berganda untuk melihat pengaruh variabel exogenous
terhadap variabel endogenous
Just-identified model: model jalur dimana hanya ada jalur langsung dari masing –
masing variabel ke variabel lainnya, seperti gambar di bawah ini.
14
Gambar 2.8 Just-identified model
Pada contoh gambar di atas pengaruh langsung dari variabel 1 ke 2; 1 ke 3 dan dari
variabel 2 ke 3.
Over identified model: model dimana setidak-tidaknya sepasang variabel tidak
terhubung satu dengan lainnya oleh jalur – jalur langsung, seperti gambar di bawah ini.
Gambar 2.9 Over-identified model
.
15
BAB 3
PENGERTIAN DAN TUJUAN MENGGUNAKAN ANALISIS JALUR
3.1 Pengertian
Apa sebenarnya path anlysis itu? Ada banyak definisi mengenai path anlysis ini,
diantaranya:
“Analisis Jalur merupakan perluasan dari regresi linier berganda, dan yang
memungkinkan analisis model-model yang lebih kompleks” (Streiner, 2005)
“Analisis Jalur ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang tejadi
pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak
hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung”. (Robert D. Retherford 1993).
Sedangkan menurut Paul Webley (1997): “Analisis Jalur merupakan pengembangan
langsung bentuk regresi berganda dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat
kepentingan (magnitude) dan signifikansi (significance) hubungan sebab akibat
hipotetikal dalam seperangakat variabel.”
David Garson (2003) dari North Carolina State University mendefinisikan Analisis Jalur
sebagai “Model perluasan regresi yang digunakan untuk menguji keselarasan matriks
korelasi dengan dua atau lebih model hubungan sebab akibat yang dibandingkan oleh
peneliti. Modelnya digambarkan dalam bentuk gambar lingkaran dan panah dimana anak
panah tunggal menunjukkan sebagai penyebab. Regresi dikenakan pada masing-masing
variabel dalam suatu model sebagai variabel tergantung (pemberi respon) sedang yang
lain sebagai penyebab. Pembobotan regresi diprediksikan dalam suatu model yang
dibandingkan dengan matriks korelasi yang diobservasi untuk semua variabel dan
dilakukan juga penghitungan uji keselarasan statistik.
Menurut penulis Analisis Jalur merupakan teknik analisis yang digunakan untuk
menganalisis hubungan sebab akibat yang inheren antar variabel yang disusun
berdasarkan urutan temporer dengan menggunakan koefesien jalur sebagai besaran nilai
dalam menentukan besarnya pengaruh variabel independen exogenous terhadap variabel
dependen endogenous. (Jonathan Sarwono, 2011)
Dari definisi-definisi di atas dapat dsimpulkan bahwa sebenarnya Analisis Jalur
dapat dikatakan sebagai kepanjangan dari analisis regresi berganda, meski didasarkan
sejarah terdapat perbedaan dasar antara Analisis Jalur yang bersifat independen terhadap
prosedur statistik dalam menentukan hubungan sebab akibat; sedang regresi linier
memang merupakan prosedur statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan
sebab akibat antar variabel yang dikaji.
16
3.2 Tujuan
Tujuan menggunakan Analisis Jalur diantaranya ialah untuk:
Melihat hubungan antar variabel dengan didasarkan pada model apriori
Menerangkan mengapa variabel-variabel berkorelasi dengan menggunakan suatu model
yang berurutan secara temporer
Menggambar dan menguji suatu model matematis dengan menggunakan persamaan yang
mendasarinya
Mengidentifikasi jalur penyebab suatu variabel tertentu terhadap variabel lain yang
dipengaruhinya.
Menghitung besarnya pengaruh satu variabel independen exogenous atau lebih terhadap
variabel dependen endogenous lainnya.
3.3 Keuntungan dan Kelemahan Analisis Jalur
Keuntungan menggunakan Analisis Jalur, diantaranya:
• Kemampuan menguji model keseluruhan dan parameter – parameter individual,
• Kemampuan pemodelan beberapa variabel mediator / perantara,
• Kemampuan mengestimasi dengan menggunakan persamaan yang dapat melihat semua
kemungkinan hubungan sebab akibat pada semua variabel dalam model,
• Kemampuan melakukan dekomposisi korelasi menjadi hubungan yang bersifat sebab
akibat (causal relation), seperti pengaruh langsung (direct effect) dan pengaruh tidak
langsung (indirect effect) dan bukan sebab akibat (non-causal association), seperti
komponen semu (spurious).
•
•
•
•
•
Kelemahan menggunakan Analisis Jalur, diantaranya:
Tidak dapat mengurangi dampak kesalahan pengukuran,
Analisis Jalur hanya mempunyai variable – variabel yang dapat diobservasi secara
langsung,
Analisis Jalur tidak mempunyai indikator – indikator suatu variabel laten,
Karena Analisis Jalur merupakan perpanjangan regresi linier berganda, maka semua
asumsi dalam rumus ini harus diikuti,
Sebab –akibat dalam model hanya bersifat searah (one direction); tidak boleh bersifat
timbal balik (reciprocal).
17
BAB 4
ANALISIS JALUR DALAM KONTEKS TEKNIK ANALISIS
MULTIVARIAT
4.1 Pengertian Teknik Analisis Multivariat
Sekalipun secara historis Analisis Jalur dianggap independen terhadap prosedur
statistik namun pada perkembangannya dalam konteks Analisis Jalur moderen setelah masa
Sewal Wright banyak kalangan yang menggunakan metode ini melenceng dari ide asli
semula meski gagasan-gagasan penerus Wright ini tidak terlepas dari ide dasar Sewal
Wright atau dengan kata lain ide dasar Wright menjadi inspirasi pada kalangan penerus yang
mengembangkan metode Analisis Jalur.
Pada bagian ini penulis akan menguraikan secara singkat bagaimana Analisis Jalur
saat ini dikategorikan dalam konteks teknik analisis multivariat sebagaimana varian dari
Analisis Jalur yaitu structural equation modelling (SEM) yang merupakan pengembangan
dari Analisis Jalur.
Salah satu ciri teknik analisis multivariat ialah menggunakan variabel bebas lebih
dari satu dengan satu atau lebih variabel tergantung. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan
analisis multivariat itu? Hair (2010) mendefinisi sebagai berikut: “ Analisis multivariate
meliputi semua teknik statistik yang secara bersamaan menganalisis beberapa pengukuran
terhadap individual atau obyek tertentu dalam suatu riset.” Sedang menurut Johnson (2002)
analisis multivariate mencakup analisis data penelitian yang menggunakan banyak variable
yang dikenakan pengukuran secara bersamaan. Dari kedua definisi tersebut kita dapat
menyimpulkan bahwa teknik analisis multivariate merupakan teknik analisis yang
digunakan untuk menganalsis seperangkat data yang menggunakan banyak variable sebagai
obyek yang akan diukur.
Teknik analisis multivariat secara garis besar diklasifikasi menjadi dua, yaitu:
teknik dependensi dan interdependensi. Karakteristik utama analisis dependensi ialah satu
variabel atau lebih dapat diidentifikasikan sebagai variabel tergantung yang akan diprediksi
atau diterangkan oleh variabel – variabel lain yang diketahui sebagai variabel bebas atau
juga disebut sebagai predictor. Karakteristik berikutnya ialah teknik analisis dependensi
dibedakan dari satu teknik dengan teknik lainnya dilihat dari sisi jumlah variabel tergantung
dan jenis skala pengukuran yang dikenakan dalam variabel – variabelnya. Menurut Hair
(2010) Didasarkan jumlah variabel tergantungnya, maka teknik analisis dependensi
diklasifikasi sebagai:
a) Teknik analisis dependensi dengan satu variabel tergantung
b) Teknik analisis dependensi dengan lebih dari satu variabel tergantung
c) Teknik analisis dependensi dengan lebih dari satu variabel tergantung dan variabel bebas
Sedang jika didasarkan pada jenis skala pengukuran, maka teknik analisis dependensi
dapat diklasifikasikan sebagai:
a) Variabel tergantung metrik (data kuantitatif / numerik)
b) Variabel tergantung non-metrik (data kualitatif / kategorikal)
18
Kegunaan utama teknik analisis dependensi ialah untuk menerangkan atau
memprediksi variabel (variabel) tergantung (variabel yang memberi respon) dengan
menggunakan dua atau lebih variabel bebas (variabel yang berfungsi sebagai predictor).
Klasifikasi kedua ialah teknik analisis interdepensi. Dalam analisis interdependensi
tidak terdapat satupun variabel yang didefinisikan sebagai variabel bebas ataupun variabel
tergantung karena prosedur mencakup analisis yang dilakukan secara bersamaan untuk
semua variabel dalam sekumpulan variabel yang diobservasi. Dengan kata lain dalam analisis
interdependensi semua variabel yang dikaji bersifat independen. Tujuan utama dalam teknik
analisis ini ialah menemukan struktur yang mendasari seluruh kelompok variabel tersebut.
Sedang fungsi dari analisis interdependensi ialah untuk memberikan makna terhadap
seperangkat variabel atau membuat kelompok-kelompok secara bersama-sama.
4.2 Analisis Jalur dalam Konteks Teknik Analisis Multivariat
Jika dilihat dari konteks teknik analisis multivariat, maka Analisis Jalur dapat
diklasifikasikan kedalam teknik analisis multivariat dependensi karena dalam Analisis Jalur
terdapat lebih dari satu variabel bebas / independen exogenous dan satu atau lebih variabel
tergantung / dependen endogenous dalam pengukuran secara bersamaan . Untuk jelasnya kita
lihat dalam contoh di bawah ini:
Gambar 4.1 Pengaruh Variabel Motivasi, Kedisiplinan dan KreatifitasTerhadap
Kinerja Pegawai
Dalam gambar di atas kita berasumsi bahwa variabel motivasi, kedisplinan dan
kreatifitas mempengaruhi variabel kinerja pegawai. Maka dalam konteks teknik analisis
multivariat depedensi, kita dapat mengidentifikasi bahwa:
Variabel motivasi, kedisplinan dan kreatifitas merupakan variabel – variabel bebas
sedang
Variabel kinerja pegawai merupakan variabel tergantung.
Dalam konteks Analisis Jalur:
Variabel motivasi, kedisplinan dan kreatifitas merupakan variabel exogenous
Variabel kinerja pegawai merupakan variabel endogenous
19
Model Analisis Jalur di atas termasuk dalam model regresi linier berganda sehingga
penyelesaiannya tidak akan berbeda dengan cara dalam regresi linier berganda; sekalipun
demikian angka-angka yang dipergunakan akan berbeda karena dalam regresi linier
berganda kita menggunakan koefesien regresi yang tidak distandarisasi (unstandardized
coefficient) sedang dalam Analisis Jalur kita menggunakan koefesien jalur yang sudah
distandarisasi (standardized coefficient). Masalah perbedaan ini akan dibahas dalam bab
tersendiri pada bagian – bagian berikut dalam buku ini.
Mungkin pembaca akan bertanya demikian ini: “ Kalau masalah tersebut dapat
diselesaikan dengan regresi linier berganda mengapa kita harus menggunakan Analisis
Jalur?”. Jawabannya ialah: kala kita menggunakan regresi linier berganda maka kita hanya
akan mendapatkan gambaran umum dari masalah di atas; karena dengan menggunakan
regresi linier berganda kita hanya mendapatkan nilai R2 untuk melihat pengaruh semua
variabel bebas motivasi, kedisplinan dan kreatifitas terhadap variabel tergantung kinerja
pegawai secara sekaligus; sedang untuk pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap
variabel tergantung kinerja pegawai tidak dapat kita hitung dengan regresi liner berganda.
Sedang dengan menggunakan Analisis Jalur kita tidak hanya dapat menghitung secara
sekaligus pengaruh semua variabel bebas motivasi, kedisplinan dan kreatifitas terhadap
variabel tergantung kinerja pegawai tetapi juga kita dapat mengetahui pengaruh parsial /
sendiri-sendiri untuk masing-masing variabel bebas terhadap variabel tergantung kinerja
pegawai.
Dari uraian di atas, maka kita dapat menyimpulkan bahwa Analisis Jalur dapat
diklasifikasikan kedalam teknik analisis multivariat.
20
BAB 5
ASUMSI – ASUMSI DAN PRINSIP - PRINSIP DASAR
Beberapa asumsi dan prinsip – prinsip dasar dalam Analisis Jalur diantaranya ialah:
Linearitas (Linearity). Hubungan antar variabel bersifat linear, artinya jika digambarkan
membentuk garis lurus dari kiri bawah ke kanan atas, seperti gambar di bawah ini:
Gambar 5.1 Linieritas
Ko-linier. Menunjukkan suatu garis yang sama. Maksudnya jika ada beberapa variabel
exogenous mempengaruhi satu variabel endogenous; atau sebaliknya satu variabel
exogenous mempengaruhi beberapa variabel endogenous jika ditarik garis lurus akan
membentuk garis-garis yang sama.
Model Rantai Sebab Akibat: Menunjukkan adanya model sebab akibat dimana urutan
kejadian akhirnya menuju pada variasi dalam variabel dependen / endogenous, seperti
gambar di bawah ini. Dalam gambar dibawah semua urutan kejadian X1, X2, X3, dan X4
menuju ke Y
Gambar 5.2 Model Rantai Sebab Akibat
21
Aditivitas (Additivity). Tidak ada efek-efek interaksi
Hubungan sebab akibat yang tertutup (Causal closure): Semua pengaruh langsung
satu variabel terhadap variabel lainnya harus disertakan dalam diagram jalur.
Koefesien Beta (β). Merupakan koefesien regresi yang sudah distandarisasi
(standardized regression coefficient) yang menunjukkan jumlah perubahan dalam
variabel dependen endogenous yang dihubungkan dengan perubahan (kenaikan atau
penurunan) dalam satu standar deviasi pada variabel bebas exogenous saat dilakukan
pengendalian pengaruh terhadap variabel-variabel independen lainnya. Koefesien beta
disebut juga sebagai bobot beta (β). Nilai ini yang digunakan sebagai besaran nilai dalam
koefesien jalur (p) atau jumlah pengaruh setiap variabel exogenous terhadap variabel
endogenous secara sendiri-sendiri atau disebut sebagai pengaruh parsial.
Koefesien Determinasi (R2): Disebut juga sebagai indeks asosiasi. Merupakan nilai
yang menunjukkan berapa besar varian dalam satu variabel yang ditentukan atau
diterangkan oleh satu atau lebih variasbel lain dan berapa besar varian dalam satu
variabel tersebut berhubungan dengan varian dalam variabel lainnya. Dalam statistik
bivariat disingkat sebagai r2 sedang dalam multivariat disingkat sebagai R2. Nilai ini
yang digunakan sebagai besaran nilai untuk mengekspresikan besarnya jumlah pengaruh
semua variabel exogenous terhadap variabel endogenous secara gabungan atau disebut
sebagai pengaruh gabungan.
Data metrik berskala interval. Semua variabel yang diobservasi mempunyai data
berskala interval (scaled values). Jika data belum dalam bentuk skala interval, sebaiknya
data diubah dengan menggunakan metode suksesive interval (Method of Successive
Interval /MSI) terlebih dahulu. Jika data bukan metrik digunakan maka akan
mengecilkan nilai koefesien korelasi. Nilai koefesien korelasi yang kecil akan
menyebabkan nilai R2 menjadi semakin kecil. Dengan demikian pemodelan yang dibuat
menggunakan Analisis Jalur tidak akan valid; karena salah satu indikator kesesuaian
model yang dibuat dengan teori ialah dengan melihat nilai R2 yang mendekati 1. Jika
nilai ini semakin mendekati 1; maka model dianggap baik atau sesuai dengan teori.
Variabel - variabel residual tidak berkorelasi dengan salah satu variabel-variabel
dalam model.
Istilah gangguan (disturbance terms) atau variabel residual tidak boleh berkorelasi
dengan semua variabel endogenous dalam model. Jika dilanggar, maka akan berakibat
hasil regresi menjadi tidak tepat untuk mengestimasikan parameter-parameter jalur.
Multikoliniearitas yang rendah. Multikolinieritas maksudnya dua atau lebih variabel
bebas (penyebab) mempunyai hubungan yang sangat tinggi. Jika terjadi hubungan yang
tinggi maka kita akan mendapatkan standard error yang besar dari koefesien beta (b)
yang digunakan untuk menghilangkan varians biasa dalam melakukan analisis korelasi
secara parsial.
Recursivitas. Semua anak panah mempunyai satu arah, tidak boleh terjadi pemutaran
kembali (looping) atau tidak menunjukkan adanya hubungan timbal balik (reciprocal)
Spesifikasi model benar diperlukan untuk menginterpretasi koefesien-koefesien
jalur. Kesalahan spesifikasi
terjadi ketika variabel penyebab yang signifikan
dikeluarkan dari model. Semua koefesien jalur akan merefleksikan kovarians bersama
dengan semua variabel yang tidak diukur dan tidak akan dapat diinterpretasi secara tepat
dalm kaitannya dengan akibat langsung dan tidak langsung.
22
Input korelasi yang sesuai. Artinya jika kita menggunakan matriks korelasi sebagai
masukan, maka korelasi Pearson digunakan untuk dua variabel berskala interval; korelasi
polychoric untuk dua variabel berksala ordinal; tetrachoric untuk dua variabel dikotomi
(berskala nominal); polyserial untuk satu variabel interval dan lainnya ordinal; dan
biserial untuk satu variabel berskala interval dan lainnya nominal.
Terdapat ukuran sampel yang memadai. Pergunakan sample minimal 100 dengan
tingkat kesalahan 10% untuk memperoleh hasil analisis yang signifikan dan lebih akurat.
Untuk idealnya besar sampel sebesar 400 – 1000 (tingkat kesalahan 5%) sebagaimana
umumnya persyaratan dalam teknik analisis multivariat.
Tidak terjadi Multikolinieritas. Multikolinieritas terjadi jika antar variabel bebas
(exogenous) saling berkorelasi sangat tinggi, misalnya mendekati 1.
Sampel sama dibutuhkan untuk pengitungan regresi dalam model jalur.
Merancang model sesuai dengan teori yang sudah ada untuk menunjukan adanya
hubungan sebab akibat dalam variabel – variabel yang sedang diteliti. Sebagai contoh:
variabel motivasi, IQ dan kedisplinan mempengaruhi prestasi belajar. Berdasarkan
hubungan antar variabel yang sesuai teori tersebut, kemudian kita membuat model yang
dihipotesikan.
Karena penghitungan Analisis Jalur menggunakan teknik regresi linier; maka asumsi
umum regresi linear sebaiknya diikuti, yaitu:
a. Model regresi harus layak. Kelayakan ini diketahui jika angka signifikansi pada
ANOVA sebesar < 0.05
b. Predictor yang digunakan sebagai variable bebas harus layak. Kelayakan ini
diketahui jika angka Standard Error of Estimate < Standard Deviation
c. Koefesien regresi harus signifikan. Pengujian dilakukan dengan Uji T. Koefesien
regresi signifikan jika T hitung > T table (nilai kritis)
d. Tidak boleh terjadi multikolinieritas, artinya tidak boleh terjadi korelasi yang sangat
tinggi antar variable bebas.
e. Tidak terjadi otokorelasi. Terjadi otokorelasi jika angka Dubin dan Watson sebesar -2
≤ DW ≥ 2
23
BAB 6
PERSYARATAN DAN TAHAPAN DALAM MENGGUNAKAN ANALISIS
JALUR
6.1 Persyaratan
Persyaratan mutlak yang harus dipenuhi saat kita akan menggunakan Analisis Jalur
disamping apa yang sudah dibahas secara detil di bab 5, sebaiknya beberapa persyaratan ini tidak
boleh dilanggar:
Data metrik berskala interval
Terdapat variabel independen exogenous dan dependen endogenous untuk model regresi
berganda dan variabel perantara untuk model mediasi dan model gabungan mediasi dan
regresi berganda serta model kompleks.
Ukuran sampel yang memadai, sebaiknya di atas 100 dan idealnya 400 - 1000
Pola hubungan antar variabel: pola hubungan antar variabel hanya satu arah tidak boleh
ada hubungan timbal balik (reciprocal)
Hubungan sebab akibat didasarkan pada teori yang sudah ada dengan asumsi sebelumnya
menyatakan bahwa memang terdapat hubungan sebab akibat dalam variabel-variabel
yang sedang kita teliti.
Pertimbangkan hal-hal yang sudah dibahas dalam asumsi dan prinsip-prinsip dasar di bab
sebelumnya.
6.2 Tahapan dalam Menggunakan Analisis Jalur
Tahapan dalam melakukan Analisis Jalur ialah:
1. Merancang model didasarkan pada teori. Sebagai contoh kita akan melihat pengaruh
variabel kualitas produk, harga dan pelayanan terhadap tingkat kepuasan pelanggan.
Berangkat dari teori yang ada kemudian kita membuat model yang dihipotesiskan.
Gambar 6.1 Model Didasarkan pada Teori
24
2. Model yang dihipotesiskan: Pada bagian ini kita membuat hipotesis yang menyatakan,
misalnya:
H0: Variabel variabel kualitas produk, harga dan pelayanan tidak berpengaruh terhadap
tingkat kepuasan pelanggan baik secara gabungan maupun parsial.
H1: Variabel variabel kualitas produk, harga dan pelayanan berpengaruh terhadap tingkat
kepuasan pelanggan baik secara gabungan maupun parsial.
3. Menentukan model diagram jalurnya didasarkan pada variabel – variabel yang dikaji.
Gambar 6.2 Model Diagram Jalur
4. Membuat diagram jalur: kemudian kita membuat diagram jalur seperti di bawah ini:
Gambar 6.3 Diagram Jalur
Dimana:
X1 sebagai variabel independen exogenous kualitas produk
X2 sebagai variabel independen exogenous harga
X3 sebagai variabel independen exogenous layanan
Y sebagai variabel dependen endogenous tingkat kepuasan
25
5. Membuat persamaan struktural.
Diagram jalur di atas persamaan strukturalnya ialah: Y = PYX1 + PYX2 + PYX3 + e1
6. Melakukan prosedur Analisis Jalur dengan SPSS: Bagian ini akan dibahas di bab-bab
contoh aplikasi selanjutnya.
7. Menghitung nilai: Bagian ini akan dibahas di bab-bab contoh aplikasi selanjutnya
a. Pengaruh gabungan
b. Pengaruh parsial
c. Pengaruh langsung
d. Pengaruh tidak langsung
e. Pengaruh total
f. Pengaruh faktor lain
g. Korelasi
8. Uji validitas hasil analisis: Bagian ini akan dibahas di bab-bab contoh aplikasi
selanjutnya
a. Dengan menggunakan nilai sig pada ANOVA untuk melihat model keseluruhan
yang benar dan pengaruh gabungan.
b. Dengan menggunakan uji t untuk pengaruh parsial.
26
BAB 7
PROSES KEPUTUSAN UNTUK MENGGUNAKAN ANALISIS JALUR
7.1 Tujuan Menggunakan Analisis Jalur
Sebagaimana sudah disinggung di bab 3 bagian 3.2 ada beberapa tujuan dalam
menggunakan Analisis Jalur yang jika disarikan menjadi:
Mencari besarnya pengaruh variabel – variabel exogenous terhadap variabel (variabel)
endogenous secara gabungan maupun secara parsial.
Menguji kecocokan model didasarkan data riset dengan teori yang ada
Melakukan penguraian korelasi antar variabel dengan melihat pengaruh langsung,
pengaruh tidak langsung, pengaruh total dan pengaruh faktor lain.
7.2 Desain Riset untuk Analisis Jalur
Seperti apa desain risetnya jika kita menggunakan Analisis Jalur? Desain riset
menggunakan Analisis Jalur mengacu pada model-model yang ada dalam Analisis Jalur.
Terdapat empat model dalam Analisis Jalur yang dibahas dalam buku ini, yaitu:
Model regresi berganda: yaitu model yang menggunakan beberapa variabel independen
(exogenous) dengan satu atau lebih variabel dependen (endogenous)
Model mediasi melaui variabel perantara: yaitu model yang menggunakan beberapa
variabel independen, variabel perantara dan variabel (variabel endogenous)
Model gabungan antara model pertama dan kedua
Model kompleks dengan menggunakan lebih dari satu variabel independen (exogenous),
variabel perantara dan variabel dependen (endogenous).
Dengan mempertimbangkan keempat model tersebut, sebaiknya peneliti menentukan
model mana yang paling cocok dengan risetnya baru kemudian membuat desain riset yang
sesuai dengan model yang sudah dipilihnya. Desain riset yang sesuai dengan model yang
dipilih akan berdampak pada beberapa hal, diantaranya:
Model sederhana menghasilkan parameter yang sedikit, dengan demikian sampel yang
digunakan dapat menyesuaikan jumlah parameter yang ada; oleh karena itu ukuran
sampel dapat kecil, misalnya 100.
Model yang kompleks akan menghasilkan parameter yang akan dihitung semakin
banyak; oleh karena itu ukuran sampel besar diperlukan, misalnya 400; karena jumlah
parameter yang banyak dan untuk dapat memperoleh hasil yang signifikan umumnya
diperlukan ukuran sampel besar.
Jika Analisis Jalur dilihat dalam konteks multivariat memang seharusnya memerlukan
ukuran sampel besar; karena umumnya dalam teknik analisis multivariat memerlukan
ukuran sampel besar. Hal ini disebabkan karena dalam teknik analisis multivariat
menggunakan kecocokan model (goodness of fit) seperti maximum likehood estimation
(MLE) yang menuntut jumlah sampel besar.
27
Secara umum dalam prosedur statistik, sampel yang besar akan menghasilkan keluaran
yang signifikan; maka jika kita ingin memperoleh hasil yang signifikan sebaiknya kita
menggunakan sampel yang berukuran besar.
Dalam menentukan rumusan masalah sebaiknya disesuaikan dengan model yang sudah
dipilih. Sebagai contoh rumusan masalah sebaiknya mencakup menghitung pengaruh
gabungan, pengaruh parsial, pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, dan pengaruh
total.
7.3 Pemenuhan Asumsi – Asumsi dalam Melakukan Analisis Menggunakan Analisis Jalur
Jika kita menggunakan Analisis Jalur maka sebaiknya kita harus memenuhi asumsiasumsi yang ada yang sudah dibahas dibagian sebelumnya. Dalam konteks Analisis Jalur
sebagai perpanjangan dari regresi linier berganda; maka asumsi-asumsi dalam regresi linier
harus dapat dipenuhi jika kita menggunakan Analisis Jalur. Jika melanggar asumsi-asumis
yang berlaku, maka hasilnya dapat dipastikan menyesatkan dan tidak valid.
7.4 Estimasi Model Diagram Jalur dan Menilai Kecocokan Model
Dalam membuat estimasi diagram jalur yang ada dipergunakan nilai yang berasal
dari koefesien regresi yang sudah distandarisasi (standardized regression coefficient) atau
yang disebut juga sebagai sebagai bobot beta (β); sedang untuk melihat pengaruh gabungan
dipergunakan angka R2. Untuk menilai kecocokan model dapat dipergunakan nilai
probabilitas atau signifikansi (sig) dengan ketentuan jika nilai signifikansi < 0,05 maka
model mempunyai kelayakan tinggi. Sebaliknya jika nilai signifikansi > 0,05 maka model
mempunyai kelayakan rendah.
7.5 Membuat Interpretasi Koefesien Jalur
Koefesien jalur (p) sama dengan koefesien regresi yang sudah distandarisasi
(standardized regression coefficient) atau yang disebut juga sebagai sebagai bobot beta (β)
mempunyai makna sebagai jumlah perubahan dalam variabel dependen endogenous yang
dihubungkan dengan perubahan (kenaikan atau penurunan) dalam satu standar deviasi pada
variabel bebas exogenous saat dilakukan pengendalian pengaruh terhadap variabel-variabel
independen lainnya. Dengan bahasa yang lebih mudah koefesien jalur (p) mewakili besaran
nilai atau jumlah pengaruh setiap variabel exogenous terhadap variabel endogenous secara
sendiri-sendiri atau yang disebut sebagai pengaruh parsial. Koefesien jalur dalam SPSS
terdapat pada tabel Coefficients pada kolom Beta, seperti di bawah ini.
28
7.6 Validasi Hasil Analisis
Untuk memvalidasi hasil analisis menggunakan Analisis Jalur dalam SPSS caranya ialah:
Menggunakan nilai probabilitas atau signifikansi (sig) untuk menilai kelayakan model.
Nilai signifikansi ini didapat dalam tabel ANOVA. Dengan ketentuan jika nilai
signifikansi < 0,05 maka model mempunyai kelayakan tinggi. Sebaliknya jika nilai
signifikansi > 0,05 maka model mempunyai kelayakan rendah. Tabel ANOVA dalam
SPSS seperti di bawah ini.
Menggunakan nilai standard error of estimate untuk menilai ketepatan predictor (variabel
bebas / independen / exogenous) dalam kaitannya dengan variabel tergantung / dependen
/ endogenous yang diprediksi. Dengan ketentuan sebagai berikut: Predictor dikatakan
mepunyai kelayakan tinggi jika angka Standard Error of Estimate lebih kecil dari
Standard Deviation. Nilai standard error of estimate diperoleh pada tabel bagian Model
Summary seperti di bawah ini.
Sedang untuk nilai standard deviasi dapat dilihat pada tabel Descriptive Statistics seperti
di bawah ini.
29
Menggunakan nilai T untuk menguji kelayakan nilai koefesien regresi dengan ketentuan
sebagai berikut: Koefesien regresi dinyatakan signifikan jika nilai T hitung (nilai
absolut) lebih besar dari T table (nilai kritis). Nilai T hitung didapat melalui tabel
Coefficients seperti di bawah ini.
Sedang nilai t kritis diperoleh dari Tabel (Tabel t dapat dilihat di bagian lampiran dalam
buku ini).
Menggunakan nilai R2 dengan ketentuan nilai R2 mendekati 1, maka model mempunyai
kesesuaian (goodness of fit) dengan teori semakin baik. Nilai ini didapat di tabel Model
Summary pada kolom R Square seperti di bawah ini.
Catatan: Nilai ini sama dengan nilai yang dipergunakan untuk menghitung besarnya
pengaruh gabungan atau disebut juga Koefesien Diterminasi (KD).
30
BAB 8
MODEL – MODEL DALAM ANALISIS JALUR
8.1 Pengantar
Pada bagian ini penulis akan menguraikan model-model yang ada dalam Analisis
Jalur. Model-model tersebut ialah:
Model regresi linier berganda
Model mediasi
Model gabungan antara regresi berganda dan mediasi
Model kompleks
Berikut ini model-mode yang bersumber dari buku Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis,
Edisi 5 tahun 2010 (Sarwono: 6-7, 2010) akan dibahas secara lebih rinci. Untuk
memudahkan pembaca yang baru memulai dalam mempelajari Analisis Jalur; maka contohcontoh dibawah ini dibuat sederhana sedang pada bagian aplikasi penghitungan di bab-bab
berikutnya contohnya akan semakin dibuat kompleks.
8.2 Model Regresi Linier Berganda
Model regresi berganda ini sebenarnya merupakan pengembangan dari teknik
analisis regresi linier berganda dengan menggunakan lebih dari satu variabel independen
exogenous, yaitu X1 dan X2 dengan satu variabel dependen endogenous Y. Model tersebut
mempunyai diagram jalur seperti di bawah ini:
Gambar 8.1 Analisis Jalur Model Regresi Berganda
Dimana:
X1 adalah variabel independen exogenous pertama
X2 adalah variabel independen exogenous kedua
Y adalah variabel dependen endogenous
Contoh Kasus:
Riset ingin melihat besarnya pengaruh variabel kualitas produk dan iklan terhadap penjualan,
maka X1 adalah variabel kualitas produk dan X2 adalah variabel iklan sedangkan Y adalah
variabel penjualan. Dalam terminologi analisis jalur, variabel kualitas produk dan iklan adalah
variabel exogenous dan variabel penjualan adalah variabel endogenous.
31
8.3 Model Mediasi Melalui Variabel Perantara (Intervening Variable)
Model kedua Analisis Jalur ini adalah model mediasi atau perantara (intervening
variable) dimana kehadiran variabel Y sebagai variabel perantara akan mengubah pengaruh
variabel X terhadap variabel Z. Pengaruh ini dapat menurun ataupun meningkat. Model kedua
ini diagram jalurnya seperti di bawah ini:
Gambar 8.2 Analisis Jalur Model Mediasi
Dimana:
X adalah variabel independen exogenous
Y adalah variabel endogenous perantara
Z adalah variabel dependen endogenous
Contoh Kasus:
Dalam rangka untuk meningkatkan laba, sebuah perusahaan menjual produk dengan harga murah
dengan mengabaikan kualitas produk itu sendiri. Hasilnya laba tidak meningkat malahan
semakin menurun. Apabila diterapkan dalam model kedua ini, maka variabel X adalah produk,
variabel Y adalah variabel kualitas produk dan variabel Z adalah variabel laba. Variabel produk
mempengaruhi variabel laba melalui variabel kualitas produk.
8.4 Model Gabungan antara Model Regresi Berganda dengan Model Mediasi
Model ketiga dalam path anlysis merupakan penggabungan antara model regresi linier
berganda dengan model mediasi, yaitu variabel X berpengaruh terhadap variabel Z secara
langsung (direct effect) dan secara tidak langsung (indirect effect) mempengaruhi juga variabel Z
melalui variabel perantara Y.
Dalam model ini dapat diterangkan sebagai berikut:
Variabel X berfungsi sebagai variabel independen exogenous terhadap variabel Y dan Z
Variabel Y mempunyai dua fungsi:
o Fungsi pertama ialah sebagai variabel endogenous terhadap variabel exogenous X
o Fungsi kedua ialah sebagai variabel endogenous perantara untuk melihat
pengaruh X terhadap Z melalui Y
Variabel Z merupakan variabel dependen endogenous
32
Model ini mempunyai diagram jalur seperti di bawah ini:
Gambar 8.3 Analisis Jalur Model Gabungan Antara Reggresi Linier Berganda
Dengan Mediasi
Dimana:
X adalah variabel independen exogenous
Y adalah variabel endogenous dan sebagai variabel perantara
Z adalah variabel dependen endogenous
Contoh Kasus:
Dalam kasus ini variabel X adalah layanan, variabel Y adalah kepuasan dan variabel Z adalah
loyalitas pelanggan. Layanan pegawai secara langsung mempengaruhi kepuasan pelanggan
demikian pula layanan pegawai akan mempengaruhi kepuasan yang kemudian akan berpengaruh
terhadap loyalitas pelanggan; dengan kata lain layanan akan berpengaruh terhadap loyalitas
setelah konsumen puas.
8.5 Model Kompleks
Model keempat dalam Analisis Jalur ini merupakan model yang kompleks, yaitu variabel
X1 secara langsung mempengaruhi Y2 dan melalui variabel X2 secara tidak langsung
mempengaruhi Y2, sementara itu variabel Y2 juga dipengaruhi oleh variabel Y1.
Dalam model ini dapat diterangkan sebagai berikut:
Variabel X1 berfungsi sebagai variabel independen exogenous
Variabel X2 mempunyai dua fungsi:
o Fungsi pertama ialah sebagai variabel endogenous terhadap variabel exogenous X1
o Fungsi kedua ialah sebagai variabel endogenous perantara untuk melihat pengaruh X1
terhadap Y2 melalui X2
Variabel Y2 merupakan variabel dependen endogenous
Variabel Y1 merupakan variabel independen exogenous
33
Model ini mempunyai diagram jalur seperti di bawah ini:
Dimana:
o X1 adalah variabel independen exogenous
o X2 adalah variabel endogenous dan sebagai variabel perantara
Y1 adalah variabel independen exogenous
Y2 adalah variabel endogenous
Contoh Kasus:
Untuk model di atas kita dapat membuat contoh sebagai berikut:
o X1: Variabel kinerja pegawai
o X2: Variabel kualitas layanan
o Y2: Variabel kepuasan pelanggan
o Y1: Variabel kualitas produk
Dalam satu perusahaan kinerja pegawai akan mempengaruhi kualitas layanan secara
langsung dan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap kepuasan pelanggan melalui
kualitas layanan. Dan kualitas produk akan mempengaruhi juga tingkat kepuasan pelanggan.
34
BAB 9
APLIKASI MODEL REGRESI BERGANDA
9.1 Contoh Kasus untuk Analisis Jalur Model Regresi Berganda
Untuk contoh kasus Analisis Jalur model regresi berganda kita akan menggunakan tiga
variabel independen yang berfungsi sebagai variabel exogenous dan satu variabel dependen yang
berfungsi sebagai variabel endogenous. Sebagai variabel exogenous ialah variabel kualitas
produk, kualitas layanan dan penanganan keluhan, sedang sebagai variabel endogenous adalah
tingkat kepuasan pelanggan. Hubungan antar variabel tersebut jika digambarkan ke dalam model
diagram jalur menjadi seperti di bawah ini:
Gambar 9.1 Model Diagram Jalur Pengaruh Variabel Kualitas Produk, Kualitas Layanan
dan Penanganan Keluhan terhadap Tingkat Kepuasan Pelanggan Didasarkan Teori
9.2
Hipotesis dan Masalah
Hipotesis untuk kasus ini ialah:
H0: Variabel variabel kualitas produk, kualitas layanan dan penanganan keluhan tidak
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pelanggan baik secara gabungan maupun
parsial
H1: Variabel variabel kualitas produk, kualitas layanan dan penanganan
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pelanggan baik secara gabungan
parsial
Masalah untuk kasus ini ialah :
Berapa besar pengaruh variabel kualitas produk, kualitas layanan dan penanganan
terhadap tingkat kepuasan pelanggan secara parsial?
Berapa besar pengaruh variabel kualitas produk, kualitas layanan dan penanganan
terhadap tingkat kepuasan pelanggan secara gabungan?
35
keluhan
maupun
keluhan
keluhan
9.3
Data Riset
Data untuk kasus diatas seperti di bawah ini :
36
9.4
Tahapan dalam Menyelesaikan Kasus
Untuk menyelesaikan kasus tersebut tahapannya adalah seperti di bawah ini :
Pertama: Membuat model diagram jalurn didasarkan hubungan antar variabel yang
sedang kita teliti:
Gambar 9.2 Model Diagram Jalur Pengaruh Variabel Kualitas Produk, Kualitas
Layanan dan Penanganan Keluhan terhadap Tingkat Kepuasan Pelanggan
Kedua: Membuat diagram jalur dari model di atas
Gambar 9.3 Diagram Jalur Pengaruh Variabel Kualitas Produk, Kualitas Layanan
dan Penanganan Keluhan terhadap Tingkat Kepuasan Pelanggan
Dimana:
X1 sebagai variabel independen exogenous kualitas produk
X2 sebagai variabel independen exogenous kualitas layanan
X3 sebagai variabel independen exogenous penanganan keluhan
Y sebagai variabel dependen endogenous tingkat kepuasan
Ketiga: Membuat persamaan struktural
Diagram jalur di atas hanya ada satu persamaan struktural. Persamaan strukturalnya dapat
dilihat seperti dibawah ini :
Y=PYX1+PYX2+PYX3+ e
Kempat: Membuat desain variabel, memasukkan data dan menganalisanya dalam IBM SPSS
37
Desain variabel dapat dibuat dengan cara memilih sub menu bagian bawah kiri pada perintah:
Variabel View. Setelah perintah tersebut kita Klik, maka muncul tabel yang akan kita isi dengan
desain variabelnya seperti di bawah ini:
Gambar 9.4 Tampilan Variable View di Data Editor
Tampilan tersebut kemudian kita isi dengan data seperti di bawah ini:
Kelima: Memasukkan data dengan cara meng-klik pada perintah: Data View. Maka tampilan
akan terlihat sebagai berikut:
Gambar 9.5 Tampilan Data View di Data Editor
Tampilan tersebut kemudian kita isi dengan data berjumlah 100 dengan cara seperti di bawah ini:
38
Keenam: Melakukan Analisis:Analisis dengan menggunakan IBM SPSS, caranya lakukan
dengan langkah-langkah seperti di bawah ini:
Klik Analyse > Linear
Pindahkan variabel kepuasan ke kolom Dependent
Pindahkan variabel kualitas produk, kualitas layanan dan penanganan
keluhan ke kolom Independent
Isi kolom Method dengan perintah Enter
Klik Option: Pada pilihan Stepping Method Criteria masukkan angka 0,05 pada
kolom Entry > Cek Include constant in equation > Pada pilihan Missing
Values cek Exclude cases listwise > Tekan Continue
Pilih Statistics: Pada pilihan Regression Coefficient pilih Estimate, Model Fit,
Descriptive dan Durbin - Watson. Pada pilihan Residual, pilih Case wise
Diagnostics dan cek All Cases > Tekan Continue
Klik Plots untuk membuat Grafik > Isi kolom Y dengan pilihan SDRESID dan
kolom X dengan ZPRED, kemudian tekan Next > Isi lagi kolom Y dengan
ZPRED dan kolom X dengan DEPENDNT >Pada pilihan Standardised
Residual Plots, cek Normal Probability Plot dan Histogram > Tekan Continue
Klik Ok untuk diproses
Hasil penghitungan (output) seperti di bawah ini:
Keluaran Bagian Regresi
39
40
Keluaran Bagian Korelasi
Ketujuh: Penafsiran hasil penghitungan dengan menggunakan IBM SPSS
Bagian Pertama: Analisis Regresi Linier Berganda
Pada bagian ini berikut ini penafsiran dibagi menjadi dua: pertama, melihat pengaruh secara
gabungan ketiga variabel exogenous terhadap satu variabel endogenous, dan kedua melihat
pengaruh secara parsial untuk masing – masing variabel exogenous terhadap satu variabel
endogenous.
Melihat Pengaruh Variabel Independen Exogenous Kualitas Produk ,Kualitas Layanan,
dan Penanganan Keluhan Secara Gabungan Terhadap Tingkat Kepuasan Pelanggan
Pengaruh variabel independen exogenous kualitas produk ,kualitas layanan, dan penanganan
keluhan secara gabungan terhadap tingkat kepuasan pelanggan dapat dilihat pada keluaran di
tabel Model Summary, pada nilai R square seperti tertera pada tabel di bawah ini:
Besarnya nilai R square ( R2 ) pada tabel di atas adalah 0,597. Angka tersebut mempunyai
makna besarnya pengaruh variabel independen exogenous kualitas produk, kualitas layanan,
dan penanganan keluhan terhadap tingkat kepuasan pelanggan secara gabungan. Untuk
memudahkan membacanya kita dapat membuat dalam bentuk angka persen dengan cara
menghitung Koefesien Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = R2 x 100%
KD = 0,597 x 100%
KD = 59,7%
Angka 59,7% ini mempunyai makna sebagai besarnnya pengaruh variabel independen
exogenous kualitas produk, kualitas layanan, dan penanganan keluhan terhadap tingkat
41
kepuasan pelanggan secara gabungan. Sedangkan sisanya dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
e = 1 - R2
e = 1 – 0,597
e = 0,403 atau jika kita ingin buat dalam persen menjadi
e = 0,403 x 100%
e = 40,3%
Angka 40,3% di atas mempunyai makna besarnya faktor lain dalam model diluar ketiga
variabel independen exogenous di atas. Dengan kata lain variabelitas tingkat kepuasan
pelanggan yang dapat diterangkan dengan menggunakan variabel variabel independen
exogenous kualitas produk, kualitas layanan, dan penanganan keluhan adalah sebesar 59,7%;
sedang pengaruh sebesar 40,3% disebabkan oleh variabel-variabel lain diluar riset ini.
Melihat Pengaruh Variabel Independen Exogenous Kualitas Produk ,Kualitas
Layanan, dan Penanganan Keluhan Secara Parsial Terhadap Tingkat Kepuasan
Pelanggan
Besarnya pengaruh pengaruh variabel independen exogenous kualitas produk, kualitas
layanan, dan penanganan keluhan terhadap tingkat kepuasan pelanggan secara sendiri-sendiri
/ parsial dapat dilihat dari nilai Beta atau Standardized Coeffecient di bawah ini. Sedang
untuk pengujian hipotesisnya digunakan nilai t. Angka- angka tersebut dapat dilihat di tabel
Coefficient di bawah ini.
Pada bagian berikut ini kita akan membahas pengaruh variabel independen exogenous kualitas
produk, kualitas layanan, dan penanganan keluhan terhadap tingkat kepuasan pelanggan secara
sendiri-sendiri / parsial satu persatu.
Hubungan antara Variabel Exogenous Kualitas Produk dengan Variabel Endogenous
Tingkat Kepuasan Pelanggan
Untuk melihat apakah ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas
produk, dengan variabel endogenous tingkat kepuasan pelanggan kita dapat melakukan langkahlangkah analisis sebagai berikut:
42
Pertama: Menentukan hipotesis yang akan diuji dengan bunyi seperti di bawah ini.
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas produk
dengan variabel endogenous tingkat kepuasan pelanggan
H1: Ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas produk dengan
variabel endogenous tingkat kepuasan pelanggan
Kedua: Menghitung besarnya angka t penelitian
Nilai t dari hasil penghitungan IBM SPSS yang tertera dalam kolom t pada tabel Coefficients di
atas untuk menunjukkan adanya hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas
produk dengan variabel endogenous tingkat kepuasan pelanggan ialah sebesar 4,758
Ketiga: Menghitung besarnya angka t tabel / nilai kritis dari tabel t dengan ketentuan sebagai
berikut:
Menetukan besarnya taraf signifikansi sebesar 0,05 dan Degree of Freedom (DF) /
Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan: DK = n –2, atau 100 – 2 = 98. Dari ketentuan
tersebut diperoleh angka t tabel sebesar 1,980
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan seperti di bawah ini
Untuk pengujian hipotesis t kriterianya sebagai berikut:
Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika t penelitian < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut:
Jika sig < 0,05, maka pengaruh signifikan
Jika sig > 0,05, maka pengaruh tidak signifikan
Kelima: Membuat keputusan hasil pengujian hipotesis
Hasil penghitungan dengan IBM SPSS menunjukkan angka t penelitian sebesar 4,758 > t tabel
sebesar 1,980; dengan demikian keputusannya ialah H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada
hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas produk dengan variabel
endogenous tingkat kepuasan pelanggan. Karena ada hubungan linier antara kedua variabel
tersebut; maka variabel independen exogenous kualitas produk mempengaruhi variabel
endogenous tingkat kepuasan pelanggan. Besarnya pengaruh variabel independen exogenous
kualitas produk terhadap variabel endogenous tingkat kepuasan pelanggan dapat diketahui dari
nilai koefesien Beta (dalam kolom Standardized Coefficient Beta) ialah sebesar 0,457 atau jika
dibuat persen menjadi sebesar 45,7%. Pengaruh sebesar ini signifikan karena nilai signifikansi /
probabilitas hasil penghitungan yang tertera dalam kolom Sig sebesar 0,000 < 0,05.
Hubungan antara Variabel Exogenous Kualitas Layanan dengan Variabel Endogenous
Tingkat Kepuasan Pelanggan
Untuk melihat apakah ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas
layanan, dengan variabel endogenous tingkat kepuasan pelanggan kita dapat melakukan langkahlangkah analisis sebagai berikut:
43
Pertama: Menentukan hipotesis yang akan diuji dengan bunyi seperti di bawah ini.
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas layanan
dengan variabel endogenous tingkat kepuasan pelanggan
H1: Ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas layanan dengan
variabel endogenous tingkat kepuasan pelanggan
Kedua: Menghitung besarnya angka t penelitian
Nilai t dari hasil penghitungan IBM SPSS yang tertera dalam kolom t pada tabel Coefficients di
atas untuk menunjukkan adanya hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas
layanan dengan variabel endogenous tingkat kepuasan pelanggan ialah sebesar 0,421
Ketiga: Menghitung besarnya angka t tabel / nilai kritis dari tabel t dengan ketentuan sebagai
berikut:
Menetukan besarnya taraf signifikansi sebesar 0,05 dan Degree of Freedom (DF) /
Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan: DK = n –2, atau 100 – 2 = 98. Dari ketentuan
tersebut diperoleh angka t tabel sebesar 1,980
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan seperti di bawah ini
Untuk pengujian hipotesis t kriterianya sebagai berikut:
Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika t penelitian < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut:
Jika sig < 0,05, maka pengaruh signifikan
Jika sig > 0,05, maka pengaruh tidak signifikan
Kelima: Membuat keputusan hasil pengujian hipotesis
Hasil penghitungan dengan IBM SPSS menunjukkan angka t penelitian sebesar 0,421< t tabel
sebesar 1,980; dengan demikian keputusannya ialah H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak
ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas layanan dengan variabel
endogenous tingkat kepuasan pelanggan. Karena tidak ada hubungan linier antara kedua variabel
tersebut; maka variabel independen exogenous kualitas layanan tidak mempengaruhi variabel
endogenous tingkat kepuasan pelanggan. Nilai koefesien Beta (dalam kolom Standardized
Coefficient Beta) sebesar 0,038 atau jika dibuat persen menjadi sebesar 3,8% menunjukkan
bahwa pengaruh sebesar ini tidak signifikan karena nilai signifikansi / probabilitas hasil
penghitungan yang tertera dalam kolom Sig sebesar 0,675 > 0,05.
Hubungan antara Variabel Exogenous Penanganan Keluhan dengan Variabel Endogenous
Tingkat Kepuasan Pelanggan
Untuk melihat apakah ada hubungan linear antara variabel independen exogenous penanganan
keluhan, dengan variabel endogenous tingkat kepuasan pelanggan kita dapat melakukan langkahlangkah analisis sebagai berikut:
44
Pertama: Menentukan hipotesis yang akan diuji dengan bunyi seperti di bawah ini.
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous penanganan
keluhan dengan variabel endogenous tingkat kepuasan pelanggan
H1: Ada hubungan linear antara variabel independen exogenous penanganan keluhan
dengan variabel endogenous tingkat kepuasan pelanggan
Kedua: Menghitung besarnya angka t penelitian
Nilai t dari hasil penghitungan IBM SPSS yang tertera dalam kolom t pada tabel Coefficients di
atas untuk menunjukkan adanya hubungan linear antara variabel independen exogenous
penanganan keluhan dengan variabel endogenous tingkat kepuasan pelanggan ialah sebesar
3,273
Ketiga: Menghitung besarnya angka t tabel / nilai kritis dari tabel t dengan ketentuan sebagai
berikut:
Menetukan besarnya taraf signifikansi sebesar 0,05 dan Degree of Freedom (DF) /
Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan: DK = n –2, atau 100 – 2 = 98. Dari ketentuan
tersebut diperoleh angka t tabel sebesar 1,980
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan seperti di bawah ini
Untuk pengujian hipotesis t kriterianya sebagai berikut:
Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika t penelitian < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut:
Jika sig < 0,05, maka pengaruh signifikan
Jika sig > 0,05, maka pengaruh tidak signifikan
Kelima: Membuat keputusan hasil pengujian hipotesis
Hasil penghitungan dengan IBM SPSS menunjukkan angka t penelitian sebesar 3,273 > t
tabel sebesar 1,980; dengan demikian keputusannya ialah H0 ditolak dan H1 diterima.
Artinya ada hubungan linear antara variabel independen exogenous penanganan keluhan
dengan variabel endogenous tingkat kepuasan pelanggan. Karena ada hubungan linier antara
kedua variabel tersebut; maka variabel independen exogenous penanganan keluhan
mempengaruhi variabel endogenous tingkat kepuasan pelanggan. Besarnya pengaruh
variabel independen exogenous penanganan keluhan terhadap variabel endogenous tingkat
kepuasan pelanggan dapat diketahui dari nilai koefesien Beta (dalam kolom Standardized
Coefficient Beta) ialah sebesar 0,345 atau jika dibuat persen menjadi sebesar 34,5%.
Pengaruh sebesar ini signifikan karena nilai signifikansi / probabilitas hasil penghitungan
yang tertera dalam kolom Sig sebesar 0,001 < 0,05.
Catatan:
Perlu diketahui oleh pembaca, apabila angka t hitung dari hasil penghitungan diketemukan –
(negatif), maka pengujian hipotesis harus menggunakan kurva dua sisi. Sisi kanan untuk nilai
t + / positif dan sisi kiri untuk nilai t -/ negatif. Hasil positif atau negatif hanya menunjukkan
arah pengujian hipotesis dan linearitas bukan menunjukkan jumlah. Pengujian dengan kurva
yang akan menghasilkan keputusan yang sama seperti terlihat di bawah ini:
45
Kita ambil contoh seandainya nilai t negatif sebesar – 3,273; maka pengujiannya menjadi
seperti di bawah ini:
Pengujian berada disebelah kiri. Untuk nilai t tabel sebesar 1,980 otomatis kita tempatkan
di kiri seperti pada gambar di atas. Kemudian nilai t hitung sebesar -3,273 kita tempatkan
disebelah kiri dari nilai t tabel. Dengan demikian artinya nilai t hitung berada di daerah
H0 ditolak; maka H1 diterima. Sehingga keputusannya sama, yaitu ada hubungan linear
antara variabel independen exogenous penanganan keluhan dengan variabel endogenous
tingkat kepuasan pelanggan. Nilai negatif mempunyai makna hasilnya bertolak belakang,
sebagai contoh jika nilai X tinggi, maka nilai Y menjadi rendah dan berlaku sebaliknya
jika nilai X rendah, maka nilai Y tinggi.
Apa yang terjadi jika nilai t hitung diketemukan negatif dan lebih kecil dari nilai t tabel
sebesar 1,980, misalnya – 0,421; maka pengujian hipotesisnya menjadi seperti di bawah
ini:
46
Pengujian berada disebelah kiri. Untuk nilai t tabel sebesar 1,980 otomatis kita tempatkan
di kiri seperti pada gambar di atas. Kemudian nilai t hitung sebesar -0,421 kita tempatkan
disebelah kanan dari nilai t tabel. Dengan demikian artinya nilai t hitung berada di daerah
H0 diterima; maka H1 ditolak. Sehingga keputusannya menjadi tidak ada hubungan
linear antara variabel independen exogenous penanganan keluhan dengan variabel
endogenous tingkat kepuasan pelanggan
Melihat Korelasi Antar Variabel Independen Exogenous Kualitas Produk , Kualitas
Layanan, dan Penanganan Keluhan
Besarnya korelasi antar variabel independen exogenous kualitas produk ,kualitas layanan, dan
penanganan keluhan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Korelasi Antara Variabel Independen Exogenous Kualitas Produk dan Kualitas
Layanan
Untuk mengiterpretasi nilai koefesien korelasi digunakan kriteria (Sarwono:2006):
o
o
o
o
o
o
0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel
>0 – 0,25: Korelasi sangat lemah
>0,25 – 0,5: Korelasi cukup
>0,5 – 0,75: Korelasi kuat
>0,75 – 0,99: Korelasi sangat kuat
1: Korelasi sempurna
Perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS diperoleh angka koefesien korelasi antara variabel
independen exogenous kualitas produk dan kualitas layanan sebesar 0,600. Korelasi sebesar
0,600 bermakna hubungan antara variabel variabel independen exogenous kualitas produk dan
kualitas layanan kuat dan searah (karena hasil koefesien korelasi positif). Searah artinya jika
variabel kualitas produk nilainya tinggi maka variabel kualitas layanan juga dinilai tinggi dan
berlaku juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut bersifat signifikan karena angka
signifikansi (sig) penelitian adalah sebesar 0,000 < 0,05. Ketentuannya jika angka signifikansi
(sig) < 0,05 hubungan kedua variabel signifikan; sebaliknya jika angka signifikansi (sig) > 0,05
hubungan kedua variabel tidak signifikan.
47
Korelasi Antara Variabel Independen Exogenous Kualitas Produk dan Penanganan
Keluhan
Perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS diperoleh angka koefesien korelasi antara variabel
independen exogenous kualitas produk dan penangnan keluhan sebesar 0,724. Korelasi sebesar
0,724 bermakna hubungan antara variabel variabel independen exogenous kualitas produk dan
penanganan keluhan kuat dan searah (karena hasil koefesien korelasi positif). Searah artinya jika
variabel kualitas produk nilainya tinggi maka variabel penanganan keluhan juga dinilai tinggi
dan berlaku juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut bersifat signifikan karena angka
signifikansi (sig) penelitian adalah sebesar 0,000 < 0,05. Ketentuannya jika angka signifikansi
(sig) < 0,05 hubungan kedua variabel signifikan; sebaliknya jika angka signifikansi (sig) > 0,05
hubungan kedua variabel tidak signifikan.
Korelasi Antara Variabel Independen Exogenous Kualitas Layanan dan Penanganan
Keluhan
Perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS diperoleh angka koefesien korelasi antara variabel
independen exogenous kualitas layanan dan penangnan keluhan sebesar 0,684. Korelasi sebesar
0,684 bermakna hubungan antara variabel variabel independen exogenous kualitas layanan dan
penangnan keluhan kuat dan searah (karena hasil koefesien korelasi positif). Searah artinya jika
variabel kualitas layanan nilainya tinggi maka variabel penanganan keluhan juga dinilai tinggi
dan berlaku juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut bersifat signifikan karena angka
signifikansi (sig) penelitian adalah sebesar 0,000 < 0,05. Ketentuannya jika angka signifikansi
(sig) < 0,05 hubungan kedua variabel signifikan; sebaliknya jika angka signifikansi (sig) > 0,05
hubungan kedua variabel tidak signifikan.
Catatan: Jika dalam keluaran korelasi SPSS memberikan tanda dua bintang (**) di bawah tabel
output; maka digunakan kriteria angka signifikansi sebesar 0,01; sedang jika ada tanda satu
bintang (*) saja atau tanpa tanda apapum maka digunakan kriteria angka signifikansi sebesar
0,05. Default (bawaan) SPSS antara 0,01 sampai dengan 0,05.
Membuat Diagram Jalur
Setelah selesai melakukan penghitungan; maka kita kemudian harus membuat diagram jalur dari
model Analisis Jalur yang sudah kita buat di atas. Diagram jalurnya akan seperti di bawah ini:
Dengan demikian persamaan struktural untuk diagaram jalur di atas adalah:
y=0,457X1+0,038X2+0,345X3+ e
48
Kesimpulan Path Anlysis Model Regresi Berganda
Kesimpulan dari hasil analisis persoalan di atas ialah:
a. Pengaruh variabel kualitas produk terhadap kepuasan pelanggan sebesar 0,457 atau
45,7%
b. Pengaruh variabel kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan sebesar 0,038 atau
3,8%
c. Pengaruh variabel penanganan keluhan terhadap kepuasan pelanggan sebesar 0,345
atau 34,5%
d. Pengaruh variabel kualitas produk, kualitas layanan, dan penanganan keluhan secara
gabungan terhadap kepuasan pelanggan sebesar 0,597 atau sebesar 59,7 %
e. Pengaruh variabel - variabel lain diluar model ini sebesar 0,403 atau 40,3%
f. Korelasi antara variabel kualitas produk dan kualitas layanan sebesar 0,600
g. Korelasi antara variabel kualitas produk dan penanganan keluhan sebesar 0,724
h. Korelasi antara variabel kualitas layanan dan penanganan keluhan sebesar 0,684
9.5 Validitas Hasil Riset
9.5.1 Melihat Kelayakan Model Regresi
Untuk mengetahui apakah model regresi di atas sudah benar kita akan melakukan pengujian
model yang sudah kita buat dengan. Pengujian model dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
pertama menggunakan nilai F pada tabel keluaran ANOVA; yang kedua dengan cara
menggunakan nilai probabilitas / nilai sig pada tabel keluaran ANOVA. Tabel ANOVA tertera di
bawah ini.
Berikut ini akan dilakukan pengujian hipotesis dengan dua cara tersebut. Bagian pertama
menggunakan nilai F sedang bagian kedua akan menggunakan nilai sig. Penghitungan akan
menghasilkan keputusan yang sama.
Uji Hipotesis Menggunakan Angka F
Untuk melakukan pengujian hipotesis langkahnya sebagai berikut:
Pertama: kita harus membuat hipotesis yang berbunyi sebagai berikut:
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas produk,
kualitas layanan, dan penanganan keluhan dengan tingkat kepuasan pelanggan.
H1: Ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas produk, kualitas
layanan, dan penanganan keluhan dengan tingkat kepuasan pelanggan.
Kedua: Menghitung nilai F penelitian
Nilai F penelitian dari keluaran IBM SPSS ialah sebesar 47,365
49
Ketiga: Menghitung F tabel dengan ketentuan sebagai berikut:
Tentukan besar nilai taraf signifikansi sebesar 0,05 dan
Nilai Degree of Freedom (DF) / Derajat kebebasan (DK) dengan ketentuan
numerator / vektor 1: jumlah variabel –1 atau 4 –1 = 3; dan denumerator / vektor
2: jumlah kasus – jumlah variabel atau 100 – 4 = 96. Dengan ketentuan tersebut
diperoleh angka F tabel sebesar 2,68.
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan hasil uji hipotesis sebagai berikut:
Jika F penelitian > F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika F penelitian < F tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Kelima: Mengambil keputusan hasil uji hipotesis
Hasil perhitungan dengan IBM SPSS didapatkan angka F penelitian sebesar 47,365 > F tabel
sebesar 2,68. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, ada hubungan linear
antara variabel independen exogenous kualitas produk, kualitas layanan, dan penanganan
keluhan dengan tingkat kepuasan pelanggan. Kesimpulannya ialah model regresi di atas
sudah layak dan benar.
Uji Hipotesis Menggunakan Angka Probabilitas (sig) Penelitian
Untuk melakukan pengujian hipotesis langkahnya sebagai berikut:
Pertama: kita harus membuat hipotesis yang berbunyi sebagai berikut:
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas produk,
kualitas layanan, dan penanganan keluhan dengan tingkat kepuasan pelanggan.
H1: Ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas produk, kualitas
layanan, dan penanganan keluhan dengan tingkat kepuasan pelanggan.
Kedua: Menghitung nilai probabilitas (sig) penelitian
Nilai probabilitas (sig) penelitian dari keluaran IBM SPSS ialah sebesar 0,000
Ketiga: Menenetukan nilai probabilitas kriteria sebesar 0,05 (Catatan: Sig default IBM SPSS
ialah sebesar 0,05; tentunya nilai ini dapat kita sesuaikan dengan tingkat kepercayaan
(confidence interval) yang kita inginkan.)
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan
Kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut:
Jika probabilitas / sig penelitian < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika probabilitas / sig penelitian > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Kelima: Mengambil keputusan
Hasil perhitungan dengan IBM SPSS menunjukkan angka probabilitas / signifikansi sebesar
0,000 < 0,05; dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada hubungan linear
antara variabel independen exogenous kualitas produk, kualitas layanan, dan penanganan
keluhan dengan tingkat kepuasan pelanggan.
Dari hasil pengujian hipotesis di atas membuktikan bahwa model regresi yang kita buat sudah
layak / benar.
50
9.5.2 Menguji Ketepatan Predictor yang Digunakan dalam Riset
Untuk menguji ketepatan predictor (variabel exogenous) yang digunakan untuk memprediksi
variabel endogenous dapat digunakan angka standard deviasi dan angka standard error of
estimate. Ketentuannya ialah sebagai berikut:
Jika nilai angka standard error of estimate < standard deviasi; maka predictor layak /
benar
Jika nilai angka standard error of estimate > standard deviasi; maka predictor tidak
layak / salah
Jika dilihat hasil penghitungan di atas nilai standard error of estimate sebesar 1,685 < standard
deviasi 3,135 (variabel kualitas produk), 2,903 (variabel kualitas layanan) dan 2,954 (variabel
penanganan keluhan). Kesimpulannya ketiga variabel exogenous yang digunakan sebagai
predictor sudah benar.
9.5.3 Menguji Kelayakan Koefesien Regresi / Bobot Beta
Jika dilihat pada tabel di atas maka koefesien regresi untuk yang signifkan ialah untuk:
Variabel kualitas produk sebesar 0,000
Variabel kualitas layanan sebesar 0,675
Variabel penanganan keluhan sebesar 0,001
51
Kesimpulannya hanya dua variabel yang mempunyai koefesien regresi yang signifkan, yaitu
variabel – variabel yang nilai sig-nya dibawah 0,05. Variabel – variabel tersebut ialah kualitas
produk dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 dan variabel penanganan keluhan dengan nilai
signifikansi sebesar 0,001. Sedang untuk variabel kualitas layanan dengan nilai signifikansi
sebesar 0,675 koefesien regresi tidak signifikan karena nilai sig sebesar 0,675 > 0,05.
9.5.4 Menguji Otokorelasi
Untuk menguji apakah terdapat otokorelasi atau tidak dalam model regresi di atas, ketentuannya
ialah: Terjadi otokorelasi jika nilai Durbin and Watson= 1< DW >3.
Dari hasil penghitungan di atas, kita peroleh nilai Durbin – Watson sebesar 1,911. Berarti tidak
terjadi otokorelasi dalam model regresi berganda yang sudah kita buat.
9.5.5 Menguji Multikolinieritas
Terjadi multikolinilieritas pada variabel-variabel independen (exogenous) jika korelasi antar
variabel independen / bebas sangat tinggi, atau mendekati 1.
Dari hasil pengitungan di atas korelasi antar variabel bebas tidak ada yang sangat tinggi, yaitu:
Korelasi antara variabel kualitas produk dan kualitas layanan sebesar 0,600
Korelasi antara variabel kualitas produk dan penanganan keluhan sebesar 0,724
Korelasi antara variabel kualitas layanan dan penanganan keluhan sebesar 0,684
Dengan demikian tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen yang digunakan dalam
model regresi ini.
52
9.5.6 Menguji Linieritas
Dari gambar di atas dapat disimpulkan data sudah membentuk garis lurus dari sisi kiri bawah ke
kanan atas sesuai dengan teori linieritas, sehingga dapat disimpulkan bahwa linieritas dalam
model regresi ini sudah dipenuhi.
9.5.7 Menguji Normalitas Data
Data berdistribusi normal jika data tersebut membentuk kurva bel. Jika dilihat gambar diatas,
meski tidak sempurna data yang digunakan ada kecenderungan membentuk kurva bel; dengan
demikian data dianggap berdistribusi normal.
Kesimpulannya ialah model regresi yang sudah kita buat sudah memenuhi semua persyaratan
yang diharuskan dengan demikian model regresi dalam Analisis Jalur ini sudah layak / benar.
53
BAB 10
APLIKASI MODEL MEDIASI MELALUI VARIABEL PERANTARA
10.1 Pendahuluan
Pada analisis jalur model mediasi ini kita akan menggunakan tiga variabel
independen yang berfungsi sebagai variabel exogenous dan dua variabel dependen yang
berfungsi sebagai variabel endogenous. Sebagai variabel exogenous ialah variabel kualitas
produk, kualitas layanan dan penanganan keluhan, sedang sebagai variabel endogenous
pertama yang berfungsi sebagai variabel perantara ialah kepuasan pelanggan dan variabel
endogenous kedua ialah loyalitas pelanggan. Hubungan antar variabel tersebut jika
digambarkan ke dalam model diagram jalur menjadi seperti di bawah ini:
Gambar 10.1 Model Diagram Jalur Pengaruh Variabel Kualitas Produk, Kualitas
Layanan dan Penanganan Keluhan terhadap Loyalitas Pelanggan Secara Langsung
dan Secara Tidak Langsung Melalui Variabel Kepuasan Pelanggan Didasarkan Teori
10.2 Hipotesis dan Masalah
Hipotesis pertama untuk kasus ini ialah:
H0: Variabel variabel kualitas produk, kualitas layanan dan penanganan keluhan tidak
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pelanggan baik secara gabungan maupun
parsial
H1: Variabel variabel kualitas produk, kualitas layanan dan penanganan keluhan
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pelanggan baik secara gabungan maupun
parsial
Hipotesis kedua untuk kasus ini ialah:
H0: Variabel variabel kualitas produk, kualitas layanan dan penanganan keluhan melalui
variabel kepuasan pelanggan tidak berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan baik
secara gabungan maupun parsial
H1: Variabel variabel kualitas produk, kualitas layanan dan penanganan keluhan melalui
variabel kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan baik secara
gabungan maupun parsial
54
Masalah untuk kasus ini ialah :
Berapa besar pengaruh variabel kualitas produk, kualitas layanan dan penanganan keluhan
terhadap kepuasan pelanggan secara parsial?
Berapa besar pengaruh variabel kualitas produk, kualitas layanan dan penanganan keluhan
terhadap kepuasan pelanggan secara gabungan?
Berapa besar pengaruh variabel kualitas produk, kualitas layanan, penanganan keluhan dan
kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan secara parsial?
Berapa besar pengaruh variabel kualitas produk, kualitas layanan, penanganan keluhan dan
kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan secara gabungan?
Berapa besar pengaruh variabel kualitas produk, kualitas layanan, penanganan keluhan
melalui kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan
10.3 Data Riset
Data untuk kasus diatas seperti di bawah ini :
55
10.4 Tahapan dalam Menyelesaikan Kasus
Untuk menyelesaikan kasus tersebut tahapannya adalah seperti di bawah ini :
Pertama: Membuat model diagram jalur didasarkan hubungan antar variabel yang sedang kita
teliti:
Gambar 10.2 Model Diagram Jalur Pengaruh Variabel Kualitas Produk, Kualitas
Layanan dan Penanganan Keluhan terhadap Loyalitas Pelanggan Secara Langsung
dan Secara Tidak Langsung Melalui Variabel Kepuasan Pelanggan
Kedua: Membuat diagram jalur dari model di atas
Gambar 10.3 Diagram Jalur Pengaruh Variabel Kualitas Produk, Kualitas Layanan dan
Penanganan Keluhan terhadap Loyalitas Pelanggan Secara Langsung dan Secara Tidak
Langsung Melalui Variabel Kepuasan Pelanggan
Dimana:
X1 sebagai variabel independen exogenous kualitas produk
X2 sebagai variabel independen exogenous kualitas layanan
X3 sebagai variabel independen exogenous penanganan keluhan
Y1 sebagai variabel dependen endogenous perantara kepuasan pelanggan
Y2 sebagai variabel dependen endogenous loyalitas pelanggan
56
Ketiga: Membuat persamaan struktural
Diagram jalur di atas mempunyai dua persamaan struktural. Persamaan strukturalnya
dapat dilihat seperti dibawah ini :
Y1 = PY1X1+PY 1 X 2 +PY 1 X 3 + e1
(Sebagai persamaan sub struktur1)
Y2 = PY 2 X 1 +PY 2 Y 1 +PY 2 X 3 + e 2 (Sebagai persamaan sub struktur 2)
Keempat: Membuat desain variabel, memasukkan data dan menganlisanya dalam IBM SPSS
Desain variabel dapat dibuat dengan cara memilih sub menu bagian bawah kiri pada perintah:
Variabel View. Setelah perintah tersebut kita Klik, maka muncul tabel yang akan kita isi dengan
desain variabelnya seperti di bawah ini:
Gambar 10.4 Tampilan Variable View di Data Editor
Tampilan tersebut kemudian kita isi dengan data seperti di bawah ini:
Kelima: Memasukkan data dengan cara meng-klik pada perintah: Data View. Maka tampilan
akan terlihat sebagai berikut:
Gambar 10.5 Tampilan Data View di Data Editor
57
Tampilan tersebut kemudian kita isi dengan data berjumlah 100 dengan cara seperti di bawah ini:
Keenam: Melakukan Penghitungan untuk Sub – Struktur 1:Analisis dengan menggunakan
IBM SPSS untuk sub-struktur I, caranya lakukan dengan langkah-langkah seperti di bawah ini:
Klik Analyse > Linear
Pindahkan variabel kepuasan ke kolom Dependent
Pindahkan variabel kualitas produk, kualitas layanan dan penanganan
keluhan ke kolom Independent
Isi kolom Method dengan perintah Enter
Klik Option: Pada pilihan Stepping Method Criteria masukkan angka 0,05 pada
kolom Entry > Cek Include constant in equation > Pada pilihan Missing
Values cek Exclude cases listwise > Tekan Continue
Pilih Statistics: Pada pilihan Regression Coefficient pilih Estimate, Model Fit,
Descriptive dan Durbin - Watson. Pada pilihan Residual, pilih Case wise
Diagnostics dan cek All Cases > Tekan Continue
Klik Plots untuk membuat Grafik > Isi kolom Y dengan pilihan SDRESID dan
kolom X dengan ZPRED, kemudian tekan Next > Isi lagi kolom Y dengan
ZPRED dan kolom X dengan DEPENDNT >Pada pilihan Standardised
Residual Plots, cek Normal Probability Plot dan Histogram > Tekan Continue
Klik Ok untuk diproses
Hasil penghitungan (output) untuk sub-struktur 1adalah:
Keluaran Bagian Regresi
58
59
Keluaran Bagian Korelasi
Ketujuh: Penafsiran hasil penghitungan dengan menggunakan IBM SPSS
Bagian Pertama: Analisis Regresi Linier Berganda
Pada bagian ini berikut ini penafsiran dibagi menjadi dua: pertama, melihat pengaruh secara
gabungan ketiga variabel exogenous terhadap satu variabel endogenous, dan kedua melihat
pengaruh secara parsial untuk masing – masing variabel exogenous terhadap satu variabel
endogenous.
Melihat Pengaruh Variabel Independen Exogenous Kualitas Produk ,Kualitas Layanan,
dan Penanganan Keluhan Secara Gabungan Terhadap Tingkat Kepuasan Pelanggan
Pengaruh variabel independen exogenous kualitas produk ,kualitas layanan, dan penanganan
keluhan secara gabungan terhadap tingkat kepuasan pelanggan dapat dilihat pada keluaran di
tabel Model Summary, pada nilai R square seperti tertera pada tabel di bawah ini:
Besarnya nilai R square ( R2 ) pada tabel di atas adalah 0,597. Angka tersebut mempunyai
makna besarnya pengaruh variabel independen exogenous kualitas produk, kualitas layanan,
dan penanganan keluhan terhadap tingkat kepuasan pelanggan secara gabungan. Untuk
memudahkan membacanya kita dapat membuat dalam bentuk angka persen dengan cara
menghitung Koefesien Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = R2 x 100%
KD = 0,597 x 100%
KD = 59,7%
Angka 59,7% ini mempunyai makna sebagai besarnnya pengaruh variabel independen
exogenous kualitas produk, kualitas layanan, dan penanganan keluhan terhadap tingkat
60
kepuasan pelanggan secara gabungan.
menggunakan rumus sebagai berikut:
e = 1 - R2
Sedangkan sisanya dapat dihitung dengan
e = 1 – 0,597
e = 0,403 atau jika kita ingin buat dalam persen menjadi
e = 0,403 x 100%
e = 40,3%
Angka 40,3% di atas mempunyai makna besarnya faktor lain dalam model diluar ketiga
variabel independen exogenous di atas. Dengan kata lain variabelitas tingkat kepuasan
pelanggan yang dapat diterangkan dengan menggunakan variabel variabel independen
exogenous kualitas produk, kualitas layanan, dan penanganan keluhan adalah sebesar 59,7%;
sedang pengaruh sebesar 40,3% disebabkan oleh variabel-variabel lain diluar riset ini.
Melihat Pengaruh Variabel Independen Exogenous Kualitas Produk ,Kualitas Layanan,
dan Penanganan Keluhan Secara Parsial Terhadap Tingkat Kepuasan Pelanggan
Besarnya pengaruh pengaruh variabel independen exogenous kualitas produk, kualitas layanan,
dan penanganan keluhan terhadap tingkat kepuasan pelanggan secara sendiri-sendiri / parsial
dapat dilihat dari nilai Beta atau Standardized Coeffecient di bawah ini. Sedang untuk pengujian
hipotesisnya digunakan nilai t. Angka- angka tersebut dapat dilihat di tabel Coefficient di bawah
ini.
Pada bagian berikut ini kita akan membahas pengaruh variabel independen exogenous kualitas
produk, kualitas layanan, dan penanganan keluhan terhadap tingkat kepuasan pelanggan secara
sendiri-sendiri / parsial satu persatu.
Hubungan antara Variabel Exogenous Kualitas Produk dengan Variabel Endogenous
Tingkat Kepuasan Pelanggan
Untuk melihat apakah ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas
produk, dengan variabel endogenous tingkat kepuasan pelanggan kita dapat melakukan langkahlangkah analisis sebagai berikut:
61
Pertama: Menentukan hipotesis yang akan diuji dengan bunyi seperti di bawah ini.
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas produk
dengan variabel endogenous tingkat kepuasan pelanggan
H1: Ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas produk dengan
variabel endogenous tingkat kepuasan pelanggan
Kedua: Menghitung besarnya angka t penelitian
Nilai t dari hasil penghitungan IBM SPSS yang tertera dalam kolom t pada tabel Coefficients di
atas untuk menunjukkan adanya hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas
produk dengan variabel endogenous tingkat kepuasan pelanggan ialah sebesar 4,758
Ketiga: Menghitung besarnya angka t tabel / nilai kritis dari tabel t dengan ketentuan sebagai
berikut:
Menetukan besarnya taraf signifikansi sebesar 0,05 dan Degree of Freedom (DF) /
Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan: DK = n –2, atau 100 – 2 = 98. Dari ketentuan
tersebut diperoleh angka t tabel sebesar 1,980
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan seperti di bawah ini
Untuk pengujian hipotesis t kriterianya sebagai berikut:
Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika t penelitian < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut:
Jika sig < 0,05, maka pengaruh signifikan
Jika sig > 0,05, maka pengaruh tidak signifikan
Kelima: Membuat keputusan hasil pengujian hipotesis
Hasil penghitungan dengan IBM SPSS menunjukkan angka t penelitian sebesar 4,758 > t tabel
sebesar 1,980; dengan demikian keputusannya ialah H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada
hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas produk dengan variabel
endogenous tingkat kepuasan pelanggan. Karena ada hubungan linier antara kedua variabel
tersebut; maka variabel independen exogenous kualitas produk mempengaruhi variabel
endogenous tingkat kepuasan pelanggan. Besarnya pengaruh variabel independen exogenous
kualitas produk terhadap variabel endogenous tingkat kepuasan pelanggan dapat diketahui dari
nilai koefesien Beta (dalam kolom Standardized Coefficient Beta) ialah sebesar 0,457 atau jika
dibuat persen menjadi sebesar 45,7%. Pengaruh sebesar ini signifikan karena nilai signifikansi /
probabilitas hasil penghitungan yang tertera dalam kolom Sig sebesar 0,000 < 0,05.
Hubungan antara Variabel Exogenous Kualitas Layanan dengan Variabel Endogenous
Tingkat Kepuasan Pelanggan
Untuk melihat apakah ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas
layanan, dengan variabel endogenous tingkat kepuasan pelanggan kita dapat melakukan langkahlangkah analisis sebagai berikut:
62
Pertama: Menentukan hipotesis yang akan diuji dengan bunyi seperti di bawah ini.
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas layanan
dengan variabel endogenous tingkat kepuasan pelanggan
H1: Ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas layanan dengan
variabel endogenous tingkat kepuasan pelanggan
Kedua: Menghitung besarnya angka t penelitian
Nilai t dari hasil penghitungan IBM SPSS yang tertera dalam kolom t pada tabel Coefficients di
atas untuk menunjukkan adanya hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas
layanan dengan variabel endogenous tingkat kepuasan pelanggan ialah sebesar 0,421
Ketiga: Menghitung besarnya angka t tabel / nilai kritis dari tabel t dengan ketentuan sebagai
berikut:
Menetukan besarnya taraf signifikansi sebesar 0,05 dan Degree of Freedom (DF) /
Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan: DK = n –2, atau 100 – 2 = 98. Dari ketentuan
tersebut diperoleh angka t tabel sebesar 1,980
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan seperti di bawah ini
Untuk pengujian hipotesis t kriterianya sebagai berikut:
Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika t penelitian < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut:
Jika sig < 0,05, maka pengaruh signifikan
Jika sig > 0,05, maka pengaruh tidak signifikan
Kelima: Membuat keputusan hasil pengujian hipotesis
Hasil penghitungan dengan IBM SPSS menunjukkan angka t penelitian sebesar 0,421< t tabel
sebesar 1,980; dengan demikian keputusannya ialah H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak
ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas layanan dengan variabel
endogenous tingkat kepuasan pelanggan. Karena tidak ada hubungan linier antara kedua variabel
tersebut; maka variabel independen exogenous kualitas layanan tidak mempengaruhi variabel
endogenous tingkat kepuasan pelanggan. Nilai koefesien Beta (dalam kolom Standardized
Coefficient Beta) sebesar 0,038 atau jika dibuat persen menjadi sebesar 3,8% menunjukkan
bahwa pengaruh sebesar ini tidak signifikan karena nilai signifikansi / probabilitas hasil
penghitungan yang tertera dalam kolom Sig sebesar 0,675 > 0,05.
Hubungan antara Variabel Exogenous Penanganan Keluhan dengan Variabel Endogenous
Tingkat Kepuasan Pelanggan
Untuk melihat apakah ada hubungan linear antara variabel independen exogenous penanganan
keluhan, dengan variabel endogenous tingkat kepuasan pelanggan kita dapat melakukan langkahlangkah analisis sebagai berikut:
63
Pertama: Menentukan hipotesis yang akan diuji dengan bunyi seperti di bawah ini.
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous penanganan
keluhan dengan variabel endogenous tingkat kepuasan pelanggan
H1: Ada hubungan linear antara variabel independen exogenous penanganan keluhan
dengan variabel endogenous tingkat kepuasan pelanggan
Kedua: Menghitung besarnya angka t penelitian
Nilai t dari hasil penghitungan IBM SPSS yang tertera dalam kolom t pada tabel Coefficients di
atas untuk menunjukkan adanya hubungan linear antara variabel independen exogenous
penanganan keluhan dengan variabel endogenous tingkat kepuasan pelanggan ialah sebesar
3,273
Ketiga: Menghitung besarnya angka t tabel / nilai kritis dari tabel t dengan ketentuan sebagai
berikut:
Menetukan besarnya taraf signifikansi sebesar 0,05 dan Degree of Freedom (DF) /
Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan: DK = n –2, atau 100 – 2 = 98. Dari ketentuan
tersebut diperoleh angka t tabel sebesar 1,980
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan seperti di bawah ini
Untuk pengujian hipotesis t kriterianya sebagai berikut:
Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika t penelitian < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut:
Jika sig < 0,05, maka pengaruh signifikan
Jika sig > 0,05, maka pengaruh tidak signifikan
Kelima: Membuat keputusan hasil pengujian hipotesis
Hasil penghitungan dengan IBM SPSS menunjukkan angka t penelitian sebesar 3,273 > t
tabel sebesar 1,980; dengan demikian keputusannya ialah H0 ditolak dan H1 diterima.
Artinya ada hubungan linear antara variabel independen exogenous penanganan keluhan
dengan variabel endogenous tingkat kepuasan pelanggan. Karena ada hubungan linier antara
kedua variabel tersebut; maka variabel independen exogenous penanganan keluhan
mempengaruhi variabel endogenous tingkat kepuasan pelanggan. Besarnya pengaruh
variabel independen exogenous penanganan keluhan terhadap variabel endogenous tingkat
kepuasan pelanggan dapat diketahui dari nilai koefesien Beta (dalam kolom Standardized
Coefficient Beta) ialah sebesar 0,345 atau jika dibuat persen menjadi sebesar 34,5%.
Pengaruh sebesar ini signifikan karena nilai signifikansi / probabilitas hasil penghitungan
yang tertera dalam kolom Sig sebesar 0,001 < 0,05.
64
Catatan:
Perlu diketahui oleh pembaca, apabila angka t hitung dari hasil penghitungan diketemukan –
(negatif), maka pengujian hipotesis harus menggunakan kurva dua sisi. Sisi kanan untuk nilai
t + / positif dan sisi kiri untuk nilai t -/ negatif. Hasil positif atau negatif hanya menunjukkan
arah pengujian hipotesis dan linearitas bukan menunjukkan jumlah. Pengujian dengan kurva
yang akan menghasilkan keputusan yang sama seperti terlihat di bawah ini:
Kita ambil contoh seandainya nilai t negatif sebesar – 3,273; maka pengujiannya menjadi
seperti di bawah ini:
Pengujian berada disebelah kiri. Untuk nilai t tabel sebesar 1,980 otomatis kita tempatkan
di kiri seperti pada gambar di atas. Kemudian nilai t hitung sebesar -3,273 kita tempatkan
disebelah kiri dari nilai t tabel. Dengan demikian artinya nilai t hitung berada di daerah
H0 ditolak; maka H1 diterima. Sehingga keputusannya sama, yaitu ada hubungan linear
antara variabel independen exogenous penanganan keluhan dengan variabel endogenous
tingkat kepuasan pelanggan. Nilai negatif mempunyai makna hasilnya bertolak belakang,
sebagai contoh jika nilai X tinggi, maka nilai Y menjadi rendah dan berlaku sebaliknya
jika nilai X rendah, maka nilai Y tinggi.
Apa yang terjadi jika nilai t hitung diketemukan negatif dan lebih kecil dari nilai t tabel
sebesar 1,980, misalnya – 0,421; maka pengujian hipotesisnya menjadi seperti di bawah
ini:
65
Pengujian berada disebelah kiri. Untuk nilai t tabel sebesar 1,980 otomatis kita tempatkan
di kiri seperti pada gambar di atas. Kemudian nilai t hitung sebesar -0,421 kita tempatkan
disebelah kanan dari nilai t tabel. Dengan demikian artinya nilai t hitung berada di daerah
H0 diterima; maka H1 ditolak. Sehingga keputusannya menjadi tidak ada hubungan
linear antara variabel independen exogenous penanganan keluhan dengan variabel
endogenous tingkat kepuasan pelanggan
Melihat Korelasi Antar Variabel Independen Exogenous Kualitas Produk , Kualitas
Layanan, dan Penanganan Keluhan
Besarnya korelasi antar variabel independen exogenous kualitas produk ,kualitas layanan, dan
penanganan keluhan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Korelasi Antara Variabel Independen Exogenous Kualitas Produk dan Kualitas Layanan
Untuk mengiterpretasi nilai koefesien korelasi digunakan kriteria (Sarwono:2006):
o
o
o
o
o
o
0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel
>0 – 0,25: Korelasi sangat lemah
>0,25 – 0,5: Korelasi cukup
>0,5 – 0,75: Korelasi kuat
>0,75 – 0,99: Korelasi sangat kuat
1: Korelasi sempurna
66
Perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS diperoleh angka koefesien korelasi antara variabel
independen exogenous kualitas produk dan kualitas layanan sebesar 0,600. Korelasi sebesar
0,600 bermakna hubungan antara variabel variabel independen exogenous kualitas produk dan
kualitas layanan kuat dan searah (karena hasil koefesien korelasi positif). Searah artinya jika
variabel kualitas produk nilainya tinggi maka variabel kualitas layanan juga dinilai tinggi dan
berlaku juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut bersifat signifikan karena angka
signifikansi (sig) penelitian adalah sebesar 0,000 < 0,05. Ketentuannya jika angka signifikansi
(sig) < 0,05 hubungan kedua variabel signifikan; sebaliknya jika angka signifikansi (sig) > 0,05
hubungan kedua variabel tidak signifikan.
Korelasi Antara Variabel Independen Exogenous Kualitas Produk dan Penanganan
Keluhan
Perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS diperoleh angka koefesien korelasi antara variabel
independen exogenous kualitas produk dan penangnan keluhan sebesar 0,724. Korelasi sebesar
0,724 bermakna hubungan antara variabel variabel independen exogenous kualitas produk dan
penanganan keluhan kuat dan searah (karena hasil koefesien korelasi positif). Searah artinya jika
variabel kualitas produk nilainya tinggi maka variabel penanganan keluhan juga dinilai tinggi
dan berlaku juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut bersifat signifikan karena angka
signifikansi (sig) penelitian adalah sebesar 0,000 < 0,05. Ketentuannya jika angka signifikansi
(sig) < 0,05 hubungan kedua variabel signifikan; sebaliknya jika angka signifikansi (sig) > 0,05
hubungan kedua variabel tidak signifikan.
Korelasi Antara Variabel Independen Exogenous Kualitas Layanan dan Penanganan
Keluhan
Perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS diperoleh angka koefesien korelasi antara variabel
independen exogenous kualitas layanan dan penangnan keluhan sebesar 0,684. Korelasi sebesar
0,684 bermakna hubungan antara variabel variabel independen exogenous kualitas layanan dan
penangnan keluhan kuat dan searah (karena hasil koefesien korelasi positif). Searah artinya jika
variabel kualitas layanan nilainya tinggi maka variabel penanganan keluhan juga dinilai tinggi
dan berlaku juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut bersifat signifikan karena angka
signifikansi (sig) penelitian adalah sebesar 0,000 < 0,05. Ketentuannya jika angka signifikansi
(sig) < 0,05 hubungan kedua variabel signifikan; sebaliknya jika angka signifikansi (sig) > 0,05
hubungan kedua variabel tidak signifikan.
Catatan: Jika dalam keluaran korelasi SPSS memberikan tanda dua bintang (**) di bawah tabel
output; maka digunakan kriteria angka signifikansi sebesar 0,01; sedang jika ada tanda satu
bintang (*) saja atau tanpa tanda apapum maka digunakan kriteria angka signifikansi sebesar
0,05. Default (bawaan) SPSS antara 0,01 sampai dengan 0,05.
67
10.5 Validitas Hasil Riset untuk Sub – Struktur I
10.5.1 Melihat Kelayakan Model Regresi
Untuk mengetahui apakah model regresi di atas sudah benar kita akan melakukan pengujian
model yang sudah kita buat dengan. Pengujian model dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
pertama menggunakan nilai F pada tabel keluaran ANOVA; yang kedua dengan cara
menggunakan nilai probabilitas / nilai sig pada tabel keluaran ANOVA. Tabel ANOVA tertera di
bawah ini.
Berikut ini akan dilakukan pengujian hipotesis dengan dua cara tersebut. Bagian pertama
menggunakan nilai F sedang bagian kedua akan menggunakan nilai sig. Penghitungan akan
menghasilkan keputusan yang sama.
Uji Hipotesis Menggunakan Angka F
Untuk melakukan pengujian hipotesis langkahnya sebagai berikut:
Pertama: kita harus membuat hipotesis yang berbunyi sebagai berikut:
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas produk,
kualitas layanan, dan penanganan keluhan dengan tingkat kepuasan pelanggan.
H1: Ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas produk, kualitas
layanan, dan penanganan keluhan dengan tingkat kepuasan pelanggan.
Kedua: Menghitung nilai F penelitian
Nilai F penelitian dari keluaran IBM SPSS ialah sebesar 47,365
Ketiga: Menghitung F tabel dengan ketentuan sebagai berikut:
Tentukan besar nilai taraf signifikansi sebesar 0,05 dan
Nilai Degree of Freedom (DF) / Derajat kebebasan (DK) dengan ketentuan
numerator / vektor 1: jumlah variabel –1 atau 4 –1 = 3; dan denumerator / vektor 2:
jumlah kasus – jumlah variabel atau 100 – 4 = 96. Dengan ketentuan tersebut
diperoleh angka F tabel sebesar 2,68.
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan hasil uji hipotesis sebagai berikut:
Jika F penelitian > F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika F penelitian < F tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
68
Kelima: Mengambil keputusan hasil uji hipotesis
Hasil perhitungan dengan IBM SPSS didapatkan angka F penelitian sebesar 47,365 > F tabel
sebesar 2,68. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, ada hubungan linear
antara variabel independen exogenous kualitas produk, kualitas layanan, dan penanganan
keluhan dengan tingkat kepuasan pelanggan. Kesimpulannya ialah model regresi di atas
sudah layak dan benar.
Uji Hipotesis Menggunakan Angka Probabilitas (sig) Penelitian
Untuk melakukan pengujian hipotesis langkahnya sebagai berikut:
Pertama: kita harus membuat hipotesis yang berbunyi sebagai berikut:
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas produk,
kualitas layanan, dan penanganan keluhan dengan tingkat kepuasan pelanggan.
H1: Ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas produk, kualitas
layanan, dan penanganan keluhan dengan tingkat kepuasan pelanggan.
Kedua: Menghitung nilai probabilitas (sig) penelitian
Nilai probabilitas (sig) penelitian dari keluaran IBM SPSS ialah sebesar 0,000
Ketiga: Menenetukan nilai probabilitas kriteria sebesar 0,05 (Catatan: Sig default IBM SPSS
ialah sebesar 0,05; tentunya nilai ini dapat kita sesuaikan dengan tingkat kepercayaan
(confidence interval) yang kita inginkan.)
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan
Kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut:
Jika probabilitas / sig penelitian < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika probabilitas / sig penelitian > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Kelima: Mengambil keputusan
Hasil perhitungan dengan IBM SPSS menunjukkan angka probabilitas / signifikansi sebesar
0,000 < 0,05; dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada hubungan linear
antara variabel independen exogenous kualitas produk, kualitas layanan, dan penanganan
keluhan dengan tingkat kepuasan pelanggan.
Dari hasil pengujian hipotesis di atas membuktikan bahwa model regresi yang kita buat sudah
layak / benar.
10.5.2 Menguji Ketepatan Predictor yang Digunakan dalam Riset
Untuk menguji ketepatan predictor (variabel exogenous) yang digunakan untuk memprediksi
variabel endogenous dapat digunakan angka standard deviasi dan angka standard error of
estimate. Ketentuannya ialah sebagai berikut:
Jika nilai angka standard error of estimate < standard deviasi; maka predictor layak /
benar
Jika nilai angka standard error of estimate > standard deviasi; maka predictor tidak
layak / salah
69
Jika dilihat hasil penghitungan di atas nilai standard error of estimate sebesar 1,685 < standard
deviasi 3,135 (variabel kualitas produk), 2,903 (variabel kualitas layanan) dan 2,954 (variabel
penanganan keluhan). Kesimpulannya ketiga variabel exogenous yang digunakan sebagai
predictor sudah benar.
10.5.3 Menguji Kelayakan Koefesien Regresi / Bobot Beta
Jika dilihat pada tabel di atas maka koefesien regresi untuk yang signifkan ialah untuk:
Variabel kualitas produk sebesar 0,000
Variabel kualitas layanan sebesar 0,675
Variabel penanganan keluhan sebesar 0,001
Kesimpulannya hanya dua variabel yang mempunyai koefesien regresi yang signifkan, yaitu
variabel – variabel yang nilai sig-nya dibawah 0,05. Variabel – variabel tersebut ialah kualitas
produk dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 dan variabel penanganan keluhan dengan nilai
signifikansi sebesar 0,001. Sedang untuk variabel kualitas layanan dengan nilai signifikansi
sebesar 0,675 koefesien regresi tidak signifikan karena nilai sig sebesar 0,675 > 0,05.
10.5.4 Menguji Otokorelasi
Untuk menguji apakah terdapat otokorelasi atau tidak dalam model regresi di atas, ketentuannya
ialah: Terjadi otokorelasi jika nilai Durbin and Watson= 1< DW >3.
70
Dari hasil penghitungan di atas, kita peroleh nilai Durbin – Watson sebesar 1,911. Berarti tidak
terjadi otokorelasi dalam model regresi berganda yang sudah kita buat.
10.5.5 Menguji Multikolinieritas
Terjadi multikolinilieritas pada variabel-variabel independen (exogenous) jika korelasi antar
variabel independen / bebas sangat tinggi, atau mendekati 1.
Dari hasil pengitungan di atas korelasi antar variabel bebas tidak ada yang sangat tinggi, yaitu:
Korelasi antara variabel kualitas produk dan kualitas layanan sebesar 0,600
Korelasi antara variabel kualitas produk dan penanganan keluhan sebesar 0,724
Korelasi antara variabel kualitas layanan dan penanganan keluhan sebesar 0,684
Dengan demikian tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen yang digunakan dalam
model regresi ini.
71
10.5.6 Menguji Linieritas
Dari gambar di atas dapat disimpulkan data sudah membentuk garis lurus dari sisi kiri bawah ke
kanan atas sesuai dengan teori linieritas, sehingga dapat disimpulkan bahwa linieritas dalam
model regresi ini sudah dipenuhi.
10.5.7 Menguji Normalitas Data
Data berdistribusi normal jika data tersebut membentuk kurva bel. Jika dilihat gambar diatas,
meski tidak sempurna data yang digunakan ada kecenderungan membentuk kurva bel; dengan
demikian data dianggap berdistribusi normal.
Kesimpulannya ialah model regresi yang sudah kita buat sudah memenuhi semua persyaratan
yang diharuskan dengan demikian model regresi dalam Analisis Jalur ini sudah layak / benar.
10.6
Penghitungan untuk Sub Struktur II
Analisis dengan menggunakan IBM SPSS untuk sub-struktur II, caranya lakukan dengan
langkah-langkah seperti di bawah ini:
72
Pertama: Menghitung dengan IBM SPSS
Klik Analyse > Linear
Pindahkan variabel loyalitas ke kolom Dependent
Pindahkan variabel kualitas produk, kualitas layanan, penanganan keluhan
dan variabel kepuasan pelanggan ke kolom Independent
Isi kolom Method dengan perintah Enter
Klik Option: Pada pilihan Stepping Method Criteria masukkan angka 0,05 pada
kolom Entry > Cek Include constant in equation > Pada pilihan Missing
Values cek Exclude cases listwise > Tekan Continue
Pilih Statistics: Pada pilihan Regression Coefficient pilih Estimate, Model Fit,
Descriptive dan Durbin - Watson. Pada pilihan Residual, pilih Case wise
Diagnostics dan cek All Cases > Tekan Continue
Klik Plots untuk membuat Grafik > Isi kolom Y dengan pilihan SDRESID dan
kolom X dengan ZPRED, kemudian tekan Next > Isi lagi kolom Y dengan
ZPRED dan kolom X dengan DEPENDNT >Pada pilihan Standardised
Residual Plots, cek Normal Probability Plot dan Histogram > Tekan Continue
Klik Ok untuk diproses
Hasil penghitungan (output) untuk sub-struktur II adalah:
Bagian Regresi
73
74
Bagian Korelasi
Kedua: Melakukan Interpretasi Hasil Penghitungan untuk Sub – Struktur II
Bagian Pertama: Analisis regresi
Analisis akan dibagi menjadi dua, yaitu: pertama melihat pengaruh secara gabungan dan kedua
melihat pengaruh secara parsial
Melihat Pengaruh Variabel Exogenous Independen Kualitas Produk, Kualitas Layanan,
Penanganan Keluhan dan Kepuasan Pelanggan Secara Gabungan Terhadap Variabel
Endogenous Loyalitas
Untuk melihat pengaruh variabel exogenous independen kualitas produk, kualitas layanan,
penanganan keluhan dan kepuasan terhadap variabel endogenous loyalitas pelanggan secara
gabunngan kita akan melihat hasil penghitungan pada tabel Model Summary, khususnya angka R
square di bawah ini:
Besarnya nilai R square ( R2 ) pada tabel di atas adalah 0,896. Angka tersebut mempunyai makna
besarnya pengaruh variabel independen exogenous kualitas produk, kualitas layanan,
penanganan keluhan dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan secara gabungan.
Untuk memudahkan membacanya kita dapat membuat dalam bentuk angka persen dengan cara
menghitung Koefesien Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
75
KD = R2 x 100%
KD = 0,896 x 100%
KD = 89,6%
Angka 89,6% ini mempunyai makna sebagai besarnya pengaruh variabel independen
exogenous kualitas produk, kualitas layanan, penanganan keluhan dan kepuasan pelanggan
terhadap loyalitas pelanggan secara gabungan. Sedangkan sisanya dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
e = 1 - R2
e = 1 – 0,896
e = 0,104 atau jika kita ingin buat dalam persen menjadi
e = 10,4 x 100%
e = 10,4%
Angka 10,4% di atas mempunyai makna besarnya faktor lain dalam model diluar keempat
variabel independen exogenous di atas. Dengan kata lain variabelitas loyalitas pelanggan yang
dapat diterangkan dengan menggunakan variabel variabel independen exogenous kualitas
produk, kualitas layanan, penanganan keluhan, dan kepuasan pelanggan adalah sebesar 89,6%;
sedang pengaruh sebesar 10,4% disebabkan oleh variabel-variabel lain diluar riset ini.
Melihat Pengaruh Variabel Independen Exogenous Kualitas Produk, Kualitas Layanan,
Penanganan Keluhan dan Kepuasan Pelanggan Secara Parsial Terhadap Loyalitas
Pelanggan
Besarnya pengaruh pengaruh variabel independen exogenous kualitas produk, kualitas layanan,
penanganan keluhan dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan secara sendiri-sendiri
/ parsial dapat dilihat dari nilai Beta atau Standardized Coeffecient di bawah ini. Sedang untuk
pengujian hipotesisnya digunakan nilai t. Angka- angka tersebut dapat dilihat di tabel Coefficient
di bawah ini.
Pada bagian berikut ini kita akan membahas pengaruh variabel independen exogenous kualitas
produk, kualitas layanan, penanganan keluhan dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas
pelanggan secara sendiri-sendiri / parsial satu persatu.
Hubungan antara Variabel Exogenous Kualitas Produk dengan Variabel Endogenous
Loyalitas Pelanggan
76
Untuk melihat apakah ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas
produk, dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan kita dapat melakukan langkah-langkah
analisis sebagai berikut:
Pertama: Menentukan hipotesis yang akan diuji dengan bunyi seperti di bawah ini.
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas produk
dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan
H1: Ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas produk dengan
variabel endogenous loyalitas pelanggan
Kedua: Menghitung besarnya angka t penelitian
Nilai t dari hasil penghitungan IBM SPSS yang tertera dalam kolom t pada tabel Coefficients di
atas untuk menunjukkan adanya hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas
produk dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan ialah sebesar 1,531
Ketiga: Menghitung besarnya angka t tabel / nilai kritis dari tabel t dengan ketentuan sebagai
berikut:
Menetukan besarnya taraf signifikansi sebesar 0,05 dan Degree of Freedom (DF) /
Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan: DK = n –2, atau 100 – 2 = 98. Dari ketentuan
tersebut diperoleh angka t tabel sebesar 1,980
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan seperti di bawah ini
Untuk pengujian hipotesis t kriterianya sebagai berikut:
Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika t penelitian < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut:
Jika sig < 0,05, maka pengaruh signifikan
Jika sig > 0,05, maka pengaruh tidak signifikan
Kelima: Membuat keputusan hasil pengujian hipotesis
Hasil penghitungan dengan IBM SPSS menunjukkan angka t penelitian sebesar 1,531 < t tabel
sebesar 1,980; dengan demikian keputusannya ialah H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak
ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas produk dengan variabel
endogenous loyalitas pelanggan. Karena tidak ada hubungan linier antara kedua variabel
tersebut; maka variabel independen exogenous kualitas produk tidak mempengaruhi variabel
endogenous loyalitas pelanggan. Nilai koefesien Beta (dalam kolom Standardized Coefficient
Beta) sebesar 0,083 atau jika dibuat persen menjadi sebesar 8,3% menunjukkan bahwa pengaruh
sebesar ini tidak signifikan karena nilai signifikansi / probabilitas hasil penghitungan yang
tertera dalam kolom Sig sebesar 0,129 > 0,05.
Hubungan antara Variabel Exogenous Kualitas Layanan dengan Variabel Endogenous
Loyalitas Pelanggan
Untuk melihat apakah ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas
layanan, dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan kita dapat melakukan langkah-langkah
analisis sebagai berikut:
77
Pertama: Menentukan hipotesis yang akan diuji dengan bunyi seperti di bawah ini.
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas layanan
dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan
H1: Ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas layanan dengan
variabel endogenous loyalitas pelanggan
Kedua: Menghitung besarnya angka t penelitian
Nilai t dari hasil penghitungan IBM SPSS yang tertera dalam kolom t pada tabel Coefficients di
atas untuk menunjukkan adanya hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas
layanan dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan ialah sebesar 1,787
Ketiga: Menghitung besarnya angka t tabel / nilai kritis dari tabel t dengan ketentuan sebagai
berikut:
Menetukan besarnya taraf signifikansi sebesar 0,05 dan Degree of Freedom (DF) /
Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan: DK = n –2, atau 100 – 2 = 98. Dari ketentuan
tersebut diperoleh angka t tabel sebesar 1,980
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan seperti di bawah ini
Untuk pengujian hipotesis t kriterianya sebagai berikut:
Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika t penelitian < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut:
Jika sig < 0,05, maka pengaruh signifikan
Jika sig > 0,05, maka pengaruh tidak signifikan
Kelima: Membuat keputusan hasil pengujian hipotesis
Hasil penghitungan dengan IBM SPSS menunjukkan angka t penelitian sebesar 1,787 < t tabel
sebesar 1,980; dengan demikian keputusannya ialah H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak
ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas layanan dengan variabel
endogenous loyalitas pelanggan. Karena tidak ada hubungan linier antara kedua variabel
tersebut; maka variabel independen exogenous kualitas layanan tidak mempengaruhi variabel
endogenous loyalitas pelanggan. Nilai koefesien Beta (dalam kolom Standardized Coefficient
Beta) sebesar 0,083 atau jika dibuat persen menjadi sebesar 8,3% menunjukkan bahwa pengaruh
sebesar ini tidak signifikan karena nilai signifikansi / probabilitas hasil penghitungan yang
tertera dalam kolom Sig sebesar 0,077 > 0,05.
Hubungan antara Variabel Exogenous Penanganan Keluhan dengan Variabel Endogenous
Loyalitas Pelanggan
Untuk melihat apakah ada hubungan linear antara variabel independen exogenous penanganan
keluhan, dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan kita dapat melakukan langkah-langkah
analisis sebagai berikut:
78
Pertama: Menentukan hipotesis yang akan diuji dengan bunyi seperti di bawah ini.
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous penanganan
keluhan dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan
H1: Ada hubungan linear antara variabel independen exogenous penanganan keluhan
dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan
Kedua: Menghitung besarnya angka t penelitian
Nilai t dari hasil penghitungan IBM SPSS yang tertera dalam kolom t pada tabel Coefficients di
atas untuk menunjukkan adanya hubungan linear antara variabel independen exogenous
penanganan keluhan dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan ialah sebesar 1,757.
Ketiga: Menghitung besarnya angka t tabel / nilai kritis dari tabel t dengan ketentuan sebagai
berikut:
Menetukan besarnya taraf signifikansi sebesar 0,05 dan Degree of Freedom (DF) /
Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan: DK = n –2, atau 100 – 2 = 98. Dari ketentuan
tersebut diperoleh angka t tabel sebesar 1,980
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan seperti di bawah ini
Untuk pengujian hipotesis t kriterianya sebagai berikut:
Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika t penelitian < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut:
Jika sig < 0,05, maka pengaruh signifikan
Jika sig > 0,05, maka pengaruh tidak signifikan
Kelima: Membuat keputusan hasil pengujian hipotesis
Hasil penghitungan dengan IBM SPSS menunjukkan angka t penelitian sebesar 1,757 < t tabel
sebesar 1,980; dengan demikian keputusannya ialah H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak
ada hubungan linear antara variabel independen exogenous penanganan keluhan dengan variabel
endogenous loyalitas pelanggan. Karena tidak ada hubungan linier antara kedua variabel
tersebut; maka variabel independen exogenous penanganan keluhan tidak mempengaruhi
variabel endogenous loyalitas pelanggan. Nilai koefesien Beta (dalam kolom Standardized
Coefficient Beta) sebesar 0,099 atau jika dibuat persen menjadi sebesar 9,9% menunjukkan
bahwa pengaruh sebesar ini tidak signifikan karena nilai signifikansi / probabilitas hasil
penghitungan yang tertera dalam kolom Sig sebesar 0,077 > 0,082.
Hubungan antara Variabel Exogenous Kepuasan Pelanggan dengan Variabel Endogenous
Loyalitas Pelanggan
Untuk melihat apakah ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kepuasan
pelanggan dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan pelanggan kita dapat melakukan
langkah-langkah analisis sebagai berikut:
79
Pertama: Menentukan hipotesis yang akan diuji dengan bunyi seperti di bawah ini.
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kepuasan
pelanggan dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan
H1: Ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kepuasan pelanggan
dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan
Kedua: Menghitung besarnya angka t penelitian
Nilai t dari hasil penghitungan IBM SPSS yang tertera dalam kolom t pada tabel Coefficients di
atas untuk menunjukkan adanya hubungan linear antara variabel independen exogenous
kepuasan pelanggan dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan ialah sebesar 14,578
Ketiga: Menghitung besarnya angka t tabel / nilai kritis dari tabel t dengan ketentuan sebagai
berikut:
Menetukan besarnya taraf signifikansi sebesar 0,05 dan Degree of Freedom (DF) /
Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan: DK = n –2, atau 100 – 2 = 98. Dari ketentuan
tersebut diperoleh angka t tabel sebesar 1,980
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan seperti di bawah ini
Untuk pengujian hipotesis t kriterianya sebagai berikut:
Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika t penelitian < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut:
Jika sig < 0,05, maka pengaruh signifikan
Jika sig > 0,05, maka pengaruh tidak signifikan
Kelima: Membuat keputusan hasil pengujian hipotesis
Hasil penghitungan dengan IBM SPSS menunjukkan angka t penelitian sebesar 14,578 > t tabel
sebesar 1,980; dengan demikian keputusannya ialah H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada
hubungan linear antara variabel independen exogenous kepuasan pelanggan dengan variabel
endogenous loyalitas pelanggan. Karena ada hubungan linier antara kedua variabel tersebut;
maka variabel independen exogenous kepuasan pelanggan mempengaruhi variabel endogenous
loyalitas pelanggan. Besarnya pengaruh variabel independen exogenous kepuasan pelanggan
terhadap variabel endogenous loyalitas pelanggan dapat diketahui dari nilai koefesien Beta
(dalam kolom Standardized Coefficient Beta) ialah sebesar 0,758 atau jika dibuat persen
menjadi sebesar 75,8%. Pengaruh sebesar ini signifikan karena nilai signifikansi / probabilitas
hasil penghitungan yang tertera dalam kolom Sig sebesar 0,000 < 0,05.
Catatan:
Perlu diketahui oleh pembaca, apabila angka t hitung dari hasil penghitungan diketemukan –
(negatif), maka pengujian hipotesis harus menggunakan kurva dua sisi. Sisi kanan untuk nilai
t + / positif dan sisi kiri untuk nilai t -/ negatif. Hasil positif atau negatif hanya menunjukkan
arah pengujian hipotesis dan linearitas bukan menunjukkan jumlah. Pengujian dengan kurva
yang akan menghasilkan keputusan yang sama seperti terlihat di bawah ini:
80
Kita ambil contoh seandainya nilai t negatif sebesar – 3,273; maka pengujiannya menjadi
seperti di bawah ini:
Pengujian berada disebelah kiri. Untuk nilai t tabel sebesar 1,980 otomatis kita tempatkan
di kiri seperti pada gambar di atas. Kemudian nilai t hitung sebesar -3,273 kita tempatkan
disebelah kiri dari nilai t tabel. Dengan demikian artinya nilai t hitung berada di daerah
H0 ditolak; maka H1 diterima. Sehingga keputusannya sama, yaitu ada hubungan linear
antara variabel independen exogenous penanganan keluhan dengan variabel endogenous
tingkat kepuasan pelanggan. Nilai negatif mempunyai makna hasilnya bertolak belakang,
sebagai contoh jika nilai X tinggi, maka nilai Y menjadi rendah dan berlaku sebaliknya
jika nilai X rendah, maka nilai Y tinggi.
Apa yang terjadi jika nilai t hitung diketemukan negatif dan lebih kecil dari nilai t tabel
sebesar 1,980, misalnya – 0,421; maka pengujian hipotesisnya menjadi seperti di bawah
ini:
81
Pengujian berada disebelah kiri. Untuk nilai t tabel sebesar 1,980 otomatis kita tempatkan
di kiri seperti pada gambar di atas. Kemudian nilai t hitung sebesar -0,421 kita tempatkan
disebelah kanan dari nilai t tabel. Dengan demikian artinya nilai t hitung berada di daerah
H0 diterima; maka H1 ditolak. Sehingga keputusannya menjadi tidak ada hubungan
linear antara variabel independen exogenous penanganan keluhan dengan variabel
endogenous tingkat kepuasan pelanggan
Melihat Korelasi Antar Variabel Independen Exogenous Kualitas Produk , Kualitas
Layanan, Penanganan Keluhan dan Kepuasan Pelanggan
Besarnya korelasi antar variabel independen exogenous kualitas produk ,kualitas layanan,
penanganan keluhan dan kepuasan pelanggan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Korelasi Antara Variabel Independen Exogenous Kualitas Produk dan Kualitas Layanan
Untuk mengiterpretasi nilai koefesien korelasi digunakan kriteria (Sarwono:2006):
o 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel
o >0 – 0,25: Korelasi sangat lemah
o >0,25 – 0,5: Korelasi cukup
o >0,5 – 0,75: Korelasi kuat
o >0,75 – 0,99: Korelasi sangat kuat
o 1: Korelasi sempurna
Perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS diperoleh angka koefesien korelasi antara variabel
independen exogenous kualitas produk dan kualitas layanan sebesar 0,600. Korelasi sebesar
0,600 bermakna hubungan antara variabel variabel independen exogenous kualitas produk dan
kualitas layanan kuat dan searah (karena hasil koefesien korelasi positif). Searah artinya jika
variabel kualitas produk nilainya tinggi maka variabel kualitas layanan juga dinilai tinggi dan
berlaku juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut bersifat signifikan karena angka
signifikansi (sig) penelitian adalah sebesar 0,000 < 0,05. Ketentuannya jika angka signifikansi
(sig) < 0,05 hubungan kedua variabel signifikan; sebaliknya jika angka signifikansi (sig) > 0,05
hubungan kedua variabel tidak signifikan.
82
Korelasi Antara Variabel Independen Exogenous Kualitas Produk dan Penanganan
Keluhan
Perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS diperoleh angka koefesien korelasi antara variabel
independen exogenous kualitas produk dan penangnan keluhan sebesar 0,724. Korelasi sebesar
0,724 bermakna hubungan antara variabel variabel independen exogenous kualitas produk dan
penanganan keluhan kuat dan searah (karena hasil koefesien korelasi positif). Searah artinya jika
variabel kualitas produk nilainya tinggi maka variabel penanganan keluhan juga dinilai tinggi
dan berlaku juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut bersifat signifikan karena angka
signifikansi (sig) penelitian adalah sebesar 0,000 < 0,05. Ketentuannya jika angka signifikansi
(sig) < 0,05 hubungan kedua variabel signifikan; sebaliknya jika angka signifikansi (sig) > 0,05
hubungan kedua variabel tidak signifikan.
Korelasi Antara Variabel Independen Exogenous Kualitas Layanan dan Penanganan
Keluhan
Perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS diperoleh angka koefesien korelasi antara variabel
independen exogenous kualitas layanan dan penanganan keluhan sebesar 0,684. Korelasi
sebesar 0,684 bermakna hubungan antara variabel variabel independen exogenous kualitas
layanan dan penangnan keluhan kuat dan searah (karena hasil koefesien korelasi positif). Searah
artinya jika variabel kualitas layanan nilainya tinggi maka variabel penanganan keluhan juga
dinilai tinggi dan berlaku juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut bersifat signifikan
karena angka signifikansi (sig) penelitian adalah sebesar 0,000 < 0,05. Ketentuannya jika angka
signifikansi (sig) < 0,05 hubungan kedua variabel signifikan; sebaliknya jika angka signifikansi
(sig) > 0,05 hubungan kedua variabel tidak signifikan.
Korelasi Antara Variabel Independen Exogenous Kualitas Produk dan Kepuasan
Pelanggan
Perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS diperoleh angka koefesien korelasi antara variabel
independen exogenous kualitas produk dan kepuasan pelanggan sebesar 0,730. Korelasi sebesar
0,730 bermakna hubungan antara variabel variabel independen exogenous kualitas produk dan
kepuasan pelanggan kuat dan searah (karena hasil koefesien korelasi positif). Searah artinya jika
variabel kualitas produk nilainya tinggi maka variabel kepuasan pelanggan juga dinilai tinggi dan
berlaku juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut bersifat signifikan karena angka
signifikansi (sig) penelitian adalah sebesar 0,000 < 0,05. Ketentuannya jika angka signifikansi
(sig) < 0,05 hubungan kedua variabel signifikan; sebaliknya jika angka signifikansi (sig) > 0,05
hubungan kedua variabel tidak signifikan.
Korelasi Antara Variabel Independen Exogenous Kualitas Layanan dan Kepuasan
Pelanggan
Perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS diperoleh angka koefesien korelasi antara variabel
independen exogenous kualitas layanan dan kepuasan pelanggan sebesar 0,548. Korelasi sebesar
0,548 bermakna hubungan antara variabel variabel independen exogenous kualitas layanan dan
kepuasan pelanggan cukup kuat dan searah (karena hasil koefesien korelasi positif). Searah
artinya jika variabel kualitas layanan nilainya tinggi maka variabel kepuasan pelanggan juga
dinilai tinggi dan berlaku juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut bersifat signifikan
karena angka signifikansi (sig) penelitian adalah sebesar 0,000 < 0,05. Ketentuannya jika angka
signifikansi (sig) < 0,05 hubungan kedua variabel signifikan; sebaliknya jika angka signifikansi
(sig) > 0,05 hubungan kedua variabel tidak signifikan.
83
Korelasi Antara Variabel Independen Exogenous Penanganan Keluhan dan Kepuasan
Pelanggan
Perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS diperoleh angka koefesien korelasi antara variabel
independen exogenous penanganan keluhan dan kepuasan pelanggan sebesar 0,702. Korelasi
sebesar 0,702 bermakna hubungan antara variabel variabel independen exogenous penanganan
keluhan dan kepuasan pelanggan kuat dan searah (karena hasil koefesien korelasi positif).
Searah artinya jika variabel penanganan keluhan nilainya tinggi maka variabel kepuasan
pelanggan juga dinilai tinggi dan berlaku juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut bersifat
signifikan karena angka signifikansi (sig) penelitian adalah sebesar 0,000 < 0,05. Ketentuannya
jika angka signifikansi (sig) < 0,05 hubungan kedua variabel signifikan; sebaliknya jika angka
signifikansi (sig) > 0,05 hubungan kedua variabel tidak signifikan.
Catatan: Jika dalam keluaran korelasi SPSS memberikan tanda dua bintang (**) di bawah tabel
output; maka digunakan kriteria angka signifikansi sebesar 0,01; sedang jika ada tanda satu
bintang (*) saja atau tanpa tanda apapum maka digunakan kriteria angka signifikansi sebesar
0,05. Default (bawaan) SPSS antara 0,01 sampai dengan 0,05.
Menghitung Pengaruh Langsung (Direct Effect atau DE)
Untuk menghitung pengaruh langsung atau DE caranya sebagai berikut:
o Pengaruh variabel kualitas produk terhadap kepuasan pelanggan
X1 ke Y1 = 0,457
o Pengaruh variabel kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan
X2 ke Y1 = 0,038
o Pengaruh variabel penanganan keluhan terhadap kepuasan pelanggan
X3 ke Y1 = 0,345
o Pengaruh variabel kualitas produk terhadap loyalitas pelanggan
X1 ke Y2 = 0,083
o Pengaruh variabel layanan terhadap loyalitas
X3 ke Y2 = 0,083 (tidak terlihat dalam diagram jalur)
o Pengaruh variabel penanganan keluhan terhadap loyalitas
X3 ke Y2 = 0,099
o Pengaruh variabel kepuasan pelanggan terhadap loyalitas
Y1 ke Y2 = 0,758
Menghitung Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect atau IE)
Untuk menghitung pengaruh tidak langsung atau IE caranya sebagai berikut:
Pengaruh variabel kualitas produk terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan
pelanggan
PY1X1 x PY2Y1 = (0,457 x 0,758) = 0,346
Pengaruh variabel kualitas layanan terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan
pelanggan
PY1X2 x PY2Y1 = (0,038 x 0,758) = 0,028
Pengaruh variabel penangan keluhan terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan
pelanggan
PY1X3 x PY2Y1 = (0,345 x 0,758) = 0,261
84
Menghitung Pengaruh Total (Total Effect)
Untuk menghitung pengaruh total atau IE caranya sebagai berikut:
Pengaruh variabel kualitas produk terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan
pelanggan
PY1X1 + (PY1X1 x PY2Y1 ) = 0,457 + (0,457 x 0,758) = 0,803
Pengaruh variabel kualitas layanan terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan
pelanggan
PY1X2 + (PY1X2 x PY2Y1) = 0,038 + (0,038 x 0,758) = 0,067
Pengaruh variabel penangan keluhan terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan
pelanggan
PY1X3 + ( PY1X3 x PY2Y1 ) = 0,345 + (0,345 + 0,758) = 0,606
Membuat Diagram Jalur untuk Model Analisis Jalur Mediasi
Penghitungan untuk semua jalur pengaruh sudah selesai; oleh karena itu sekarang kita
akan membuat diagram jalur untuk model path anlysis seperti di bawah ini:
Gambar 10.4 Diagram Jalur Hasil Analisis Pengaruh Variabel Kualitas Produk, Kualitas
Layanan dan Penanganan Keluhan terhadap Loyalitas Pelanggan Secara Langsung dan
Secara Tidak Langsung Melalui Variabel Kepuasan Pelanggan
Diagram jalur di atas mempunyai persamaan struktural sebagai berikut:
Sub struktur 1: Y1 = 0,457 X 1 +0,038X 2 +0,345X 3 + e
1
Sub struktur 2: Y2 = 0,083 X 1 +0,758 Y 1 +0,094 X 3 + e
85
2
Membuat Kesimpulan untuk Hasil Analisis Sub – Struktur I dan II
Didasarkan pada hasil analisis perhitungan di atas, kita dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut:
Pengaruh variabel kualitas produk terhadap loyalitas pelanggan secara langsung sebesar
0,083
Pengaruh variabel kualitas layanan terhadap loyalitas pelanggan secara langsung sebesar
0,083.
Pengaruh variabel penanganan keluhan terhadap loyalitas pelanggan secara langsung
sebesar 0,094
Pengaruh variabel kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan secara langsung
sebesar 0,758.
Pengaruh variabel kualitas produk, kualitas layanan, penanganan keluhan dan kepuasan
pelanggan terhadap loyalitas pelanggan secara gabungan sebesar 0,896.
Pengaruh variabel variabel lain diluar model ini terhadap loyalitas pelanggan sebesar
0,104.
Pengaruh variabel kualitas produk terhadap kepuasan pelanggan sebesar 0,457 .
Pengaruh variabel kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan sebesar 0,038.
Pengaruh variabel penanganan keluhan terhadap kepuasan pelanggan sebesar 0.345.
Pengaruh variabel kualitas produk, kualitas layanan, dan penanganan pelanggan secara
gabungan terhadap kepuasan pelanggan sebesar 0,597.
Pengaruh variabel lain diluar model terhadap kepuasan sebesar 0,403.
10.7 Validitas Hasil Riset Untuk Sub Struktur II
10.7.1 Melihat Kelayakan Model Regresi
Untuk mengetahui apakah model regresi di atas sudah benar kita akan melakukan pengujian
model yang sudah kita buat dengan. Pengujian model dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
pertama menggunakan nilai F pada tabel keluaran ANOVA; yang kedua dengan cara
menggunakan nilai probabilitas / nilai sig pada tabel keluaran ANOVA. Tabel ANOVA tertera di
bawah ini.
Berikut ini akan dilakukan pengujian hipotesis dengan dua cara tersebut. Bagian pertama
menggunakan nilai F sedang bagian kedua akan menggunakan nilai sig. Penghitungan akan
menghasilkan keputusan yang sama.
86
Uji Hipotesis Menggunakan Angka F
Untuk melakukan pengujian hipotesis langkahnya sebagai berikut:
Pertama: kita harus membuat hipotesis yang berbunyi sebagai berikut:
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas produk,
kualitas layanan, penanganan keluhan, dan tingkat kepuasan pelanggan dengan loyalitas
pelanggan.
H1: Ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas produk, kualitas
layanan, penanganan keluhan, dan tingkat kepuasan pelanggan dengan loyalitas
pelanggan.
Kedua: Menghitung nilai F penelitian
Nilai F penelitian dari keluaran IBM SPSS ialah sebesar 205,613
Ketiga: Menghitung F tabel dengan ketentuan sebagai berikut:
Tentukan besar nilai taraf signifikansi sebesar 0,05 dan
Nilai Degree of Freedom (DF) / Derajat kebebasan (DK) dengan ketentuan numerator
/ vektor 1: jumlah variabel –1 atau 4 –1 = 3; dan denumerator / vektor 2: jumlah kasus
– jumlah variabel atau 100 – 4 = 96. Dengan ketentuan tersebut diperoleh angka F
tabel sebesar 2,68.
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan hasil uji hipotesis sebagai berikut:
Jika F penelitian > F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika F penelitian < F tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Kelima: Mengambil keputusan hasil uji hipotesis
Hasil perhitungan dengan IBM SPSS didapatkan angka F penelitian sebesar 205,613 > F
tabel sebesar 2,68. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, ada hubungan
linear antara variabel independen exogenous kualitas produk, kualitas layanan, penanganan
keluhan, dan tingkat kepuasan pelanggan dengan loyalitas pelanggan. Kesimpulannya ialah
model regresi di atas sudah layak dan benar.
Uji Hipotesis Menggunakan Angka Probabilitas (sig) Penelitian
Untuk melakukan pengujian hipotesis langkahnya sebagai berikut:
Pertama: kita harus membuat hipotesis yang berbunyi sebagai berikut:
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas produk,
kualitas layanan, penanganan keluhan, dan tingkat kepuasan pelanggan dengan loyalitas
pelanggan.
H1: Ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas produk, kualitas
layanan, penanganan keluhan, dan tingkat kepuasan pelanggan dengan loyalitas
pelanggan.
Kedua: Menghitung nilai probabilitas (sig) penelitian
Nilai probabilitas (sig) penelitian dari keluaran IBM SPSS ialah sebesar 0,000
Ketiga: Menenetukan nilai probabilitas kriteria sebesar 0,05 (Catatan: Sig default IBM SPSS
ialah sebesar 0,05; tentunya nilai ini dapat kita sesuaikan dengan tingkat kepercayaan
(confidence interval) yang kita inginkan.)
87
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan
Kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut:
Jika probabilitas / sig penelitian < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika probabilitas / sig penelitian > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Kelima: Mengambil keputusan
Hasil perhitungan dengan IBM SPSS menunjukkan angka probabilitas / signifikansi sebesar
0,000 < 0,05; dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada hubungan linear
antara variabel independen exogenous kualitas produk, kualitas layanan, penanganan
keluhan, dan tingkat kepuasan pelanggan dengan loyalitas pelanggan.
Dari hasil pengujian hipotesis di atas membuktikan bahwa model regresi yang kita buat sudah
layak / benar.
10.7.2 Menguji Ketepatan Predictor yang Digunakan dalam Riset
Untuk menguji ketepatan predictor (variabel exogenous) yang digunakan untuk memprediksi
variabel endogenous dapat digunakan angka standard deviasi dan angka standard error of
estimate. Ketentuannya ialah sebagai berikut:
Jika nilai angka standard error of estimate < standard deviasi; maka predictor layak /
benar
Jika nilai angka standard error of estimate > standard deviasi; maka predictor tidak
layak / salah
Jika dilihat hasil penghitungan di atas nilai standard error of estimate sebesar 0,838 < standard
deviasi 3,135 (variabel kualitas produk), 2,903 (variabel kualitas layanan), 2,954 (variabel
penanganan keluhan) dan 2,613 (variabel kepuasan pelanggan). Kesimpulannya ketiga variabel
exogenous yang digunakan sebagai predictor sudah benar.
88
10.7.3 Menguji Kelayakan Koefesien Regresi / Bobot Beta
Jika dilihat pada tabel di atas maka koefesien regresi untuk yang signifkan ialah untuk:
Variabel kualitas produk sebesar 0,129
Variabel kualitas layanan sebesar 0,077
Variabel penanganan keluhan sebesar 0,082
Variabel kepuasan pelanggan sebesar 0,000
Kesimpulannya hanya satu variabel yang mempunyai koefesien regresi yang signifkan, yaitu
variabel yang nilai sig-nya dibawah 0,05. Variabel tersebut ialah kepuasan pelanggan dengan
nilai signifikansi sebesar 0,000. Sedang untuk variabel lain koefesien regresi tidak signifikan
karena di atas 0,05. Sekaliun demikian dua variabel yaitu kualitas layanan (sig=0,077) dan
penanganan keluhan (sig=0,082) mempunyai nilai signifikansi yang mendekati 0,05.
10.7.4 Menguji Otokorelasi
Untuk menguji apakah terdapat otokorelasi atau tidak dalam model regresi di atas, ketentuannya
ialah: Terjadi otokorelasi jika nilai Durbin and Watson= 1< DW >3.
Dari hasil penghitungan di atas, kita peroleh nilai Durbin – Watson sebesar 1,499. Berarti tidak
terjadi otokorelasi dalam model regresi berganda yang sudah kita buat.
10.7.5 Menguji Multikolinieritas
Terjadi multikolinilieritas pada variabel-variabel independen (exogenous) jika korelasi antar
variabel independen / bebas sangat tinggi, atau mendekati 1.
89
Dari hasil pengitungan di atas korelasi antar variabel bebas tidak ada yang sangat tinggi, yaitu:
Korelasi antara variabel kualitas produk dan kualitas layanan sebesar 0,600
Korelasi antara variabel kualitas produk dan penanganan keluhan sebesar 0,724
Korelasi antara variabel kualitas layanan dan penanganan keluhan sebesar 0,684
Korelasi antara variabel kualitas produk dan kepuasan pelanggan sebesar 0,730
Korelasi antara variabel kualitas layanan dan kepuasan pelanggan sebesar 0,548
Korelasi antara variabel penanganan keluhan dan kepuasan pelanggan sebesar 0,702
Dengan demikian tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen yang digunakan dalam
model regresi ini.
10.7.6 Menguji Linieritas
Dari gambar di atas dapat disimpulkan data sudah membentuk garis lurus dari sisi kiri bawah ke
kanan atas sesuai dengan teori linieritas, sehingga dapat disimpulkan bahwa linieritas dalam
model regresi ini sudah dipenuhi.
90
10.7.7 Menguji Normalitas Data
Data berdistribusi normal jika data tersebut membentuk kurva bel. Jika dilihat gambar diatas,
meski tidak sempurna data yang digunakan ada kecenderungan membentuk kurva bel; dengan
demikian data dianggap berdistribusi normal.
Kesimpulannya ialah model regresi yang sudah kita buat sudah memenuhi semua persyaratan
yang diharuskan dengan demikian model regresi dalam Analisis Jalur ini sudah layak / benar.
91
BAB 11
APLIKASI MODEL KOMBINASI DARI MODEL REGRESI BERGANDA
DAN MODEL MEDIASI
11.1 Contoh Kasus untuk Analisis Jalur Model Kombinasi dari Model Regresi Berganda
dan Model Mediasi Mediasi
Untuk contoh kasus Analisis Jalur model kombinasi dari model regresi berganda dan
model mediasi mediasi ini kita akan menggunakan dua variabel independen yang berfungsi
sebagai variabel exogenous dan dua variabel dependen yang berfungsi sebagai variabel
endogenous. Sebagai variabel exogenous ialah variabel penanganan keluhan dan kualitas
layanan, sedang sebagai variabel endogenous pertama yang berfungsi sebagai variabel perantara
ialah kepuasan pelanggan dan variabel endogenous kedua ialah loyalitas pelanggan.
Letak perbedaan dengan model sebelumnya ialah tidak terdapat hubungan asosiasi antara
variabel exogenous pertama (penanganan keluhan) dengan variabel exogenous kedua (kualitas
layanan); melainkan hubungan sebab akibat, yaitu variabel penanganan keluhan memberikan
pengaruh kepada variabel kualitas layanan. Dengan demikian variabel kualitas layanan berfungsi
sebagai variabel endogenous dalam konteks ini. Perbedaan ini akan menjadi jelas jika kita lihat
pada model diagram jalur menjadi seperti di bawah ini:
Gambar 11.1 Model Diagram Jalur Gabungan Antara Model Regresi Berganda dan
Mediasi Antar Variabel-Variabel Penanganan Keluhan, Kualitas Layanan, Kepuasan
Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan Secara Teori
Model tersebut dapat diurai menjadi 3 bagian, sebagai berikut:
11.2
Pertama: Variabel penanganan keluhan mempengaruhi secara langsung terhadap kualitas
layanan
Kedua: Variabel penanganan keluhan dan kualitas layanan mempengaruhi baik secara
gabungan maupun parsial terhadap kepuasan pelanggan
Ketiga: Variabel penanganan keluhan, kualitas layanan dan kepuasan pelanggan
mempengaruhi baik secara gabungan maupun parsial terhadap loyalitas pelanggan
Hipotesis dan Masalah
Hipotesis pertama untuk kasus ini ialah:
H0: Variabel penanganan keluhan tidak berpengaruh terhadap kualitas layanan
H1: Variabel penanganan keluhan berpengaruh terhadap kualitas layanan
92
Hipotesis kedua untuk kasus ini ialah:
H0: Variabel variabel penanganan keluhan dan kualitas layanan tidak berpengaruh
terhadap kepuasan pelanggan baik secara gabungan maupun parsial
H1: Variabel variabel penanganan keluhan dan kualitas layanan berpengaruh terhadap
kepuasan pelanggan baik secara gabungan maupun parsial
Hipotesis ketiga untuk kasus ini ialah:
H0: Variabel variabel penanganan keluhan dan kualitas layanan melalui variabel
kepuasan pelanggan tidak berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan baik secara
gabungan maupun parsial
H1: Variabel variabel penanganan keluhan dan kualitas layanan melalui variabel
kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan baik secara gabungan
maupun parsial
Masalah untuk kasus ini ialah :
Berapa besar penngaruh variabel penanganan keluhan terhadap kualitas layanan?
Berapa besar pengaruh variabel penanganan keluhan dan kualitas layanan terhadap kepuasan
pelanggan secara parsial?
Berapa besar pengaruh variabel penanganan keluhan dan kualitas layanan terhadap kepuasan
pelanggan secara gabungan?
Berapa besar pengaruh variabel penanganan keluhan, kualitas layanan dan kepuasan
pelanggan terhadap loyalitas pelanggan secara parsial?
Berapa besar pengaruh variabel penanganan keluhan, kualitas layanan dan kepuasan
pelanggan terhadap loyalitas pelanggan secara gabungan?
Berapa besar pengaruh variabel penanganan keluhan dan kualitas layanan melalui kepuasan
pelanggan terhadap loyalitas pelanggan?
93
11.3 Data Riset
Data riset seperti di bawah ini:
94
11.4
Tahapan dalam Menyelesaikan Kasus
Untuk menyelesaikan kasus tersebut tahapannya adalah seperti di bawah ini :
Pertama: Membuat model diagram jalur didasarkan hubungan antar variabel yang sedang kita
teliti:
Gambar 11.2 Model Diagram Jalur Gabungan Antara Model Regresi Berganda dan
Mediasi Antar Variabel-Variabel Penanganan Keluhan, Kualitas Layanan, Kepuasan
Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan
Kedua: Membuat diagram jalur dari model di atas
Gambar 11.3 Diagram Jalur Gabungan Antara Model Regresi Berganda dan Mediasi
Antar Variabel-Variabel Penanganan Keluhan, Kualitas Layanan, Kepuasan Pelanggan
dan Loyalitas Pelanggan
Dimana:
X1 sebagai variabel independen exogenous penanganan keluhan
X2 sebagai variabel dependen endogenous kualitas layanan
Y1 sebagai variabel endogenous perantara kepuasan pelanggan
Y2 sebagai variabel endogenous loyalitas pelanggan
95
Ketiga: Membuat persamaan struktural
Diagram jalur di atas mempunyai dua persamaan struktural. Persamaan strukturalnya
dapat dilihat seperti dibawah ini :
X2 = PX2X1+ e1
Y1 = PY1X1+PY 1 X 2 + e2
Y2 = PY 2 X 1 + PY 2 X2 + PY 2 Y 1 + e3 (Sebagai persamaan sub struktur 3)
(Sebagai persamaan sub struktur 1)
(Sebagai persamaan sub struktur 2)
Keempat: Membuat desain variabel, memasukkan data dan menganlisanya dalam IBM SPSS
Desain variabel dapat dibuat dengan cara memilih sub menu bagian bawah kiri pada perintah:
Variabel View. Setelah perintah tersebut kita Klik, maka muncul tabel yang akan kita isi dengan
desain variabelnya seperti di bawah ini:
Gambar 11.4 Tampilan Variable View di Data Editor
Tampilan tersebut kemudian kita isi dengan data seperti di bawah ini:
Kelima: Memasukkan data dengan cara meng-klik pada perintah: Data View. Maka tampilan
akan terlihat sebagai berikut:
96
Gambar 11.5 Tampilan Data View di Data Editor
Tampilan tersebut kemudian kita isi dengan data berjumlah 100 dengan cara seperti di bawah ini:
Keenam: Melakukan Penghitungan untuk Sub – Struktur: Analisis dengan menggunakan
IBM SPSS untuk sub-struktur I, caranya lakukan dengan langkah-langkah seperti di bawah ini:
Klik Analyse > Linear
Pindahkan variabel kualitas layanan ke kolom Dependent
Pindahkan variabel penanganan keluhan ke kolom Independent
Isi kolom Method dengan perintah Enter
Klik Option: Pada pilihan Stepping Method Criteria masukkan angka 0,05 pada
kolom Entry > Cek Include constant in equation > Pada pilihan Missing
Values cek Exclude cases listwise > Tekan Continue
Pilih Statistics: Pada pilihan Regression Coefficient pilih Estimate, Model Fit,
Descriptive dan Durbin - Watson. Pada pilihan Residual, pilih Case wise
Diagnostics dan cek All Cases > Tekan Continue
Klik Plots untuk membuat Grafik > Isi kolom Y dengan pilihan SDRESID dan
kolom X dengan ZPRED, kemudian tekan Next > Isi lagi kolom Y dengan
ZPRED dan kolom X dengan DEPENDNT >Pada pilihan Standardised
Residual Plots, cek Normal Probability Plot dan Histogram > Tekan Continue
Klik Ok untuk diproses
Hasil penghitungan (output) untuk sub-struktur 1adalah:
97
Ketujuh: Penafsiran hasil penghitungan dengan menggunakan IBM SPSS
Bagian Pertama: Analisis Regresi Linier Berganda
Pada bagian ini berikut kita akan melihat pengaruh satu variabel exogenous penanganan keluhan
terhadap satu variabel endogenous kualitas layanan.
Melihat Pengaruh Variabel Independen Exogenous Penanganan Keluhan
Variabel Dependen Endogenous Kualitas Layanan
Terhadap
Pengaruh variabel independen exogenous penanganan keluhan terhadap variabel endogenous
kualitas layanan dapat dilihat pada keluaran di tabel Model Summary, pada nilai R square
seperti tertera pada tabel di bawah ini:
98
Besarnya nilai R square ( R2 ) pada tabel di atas adalah 0,360. Angka tersebut mempunyai
makna besarnya pengaruh variabel independen exogenous penanganan keluhan terhadap
variabel dependen endogenous kualitas layanan. Untuk memudahkan membacanya kita
dapat membuat dalam bentuk angka persen dengan cara menghitung Koefesien Determinasi
(KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = R2 x 100%
KD = 0,360 x 100%
KD = 36%
Angka 36% ini mempunyai makna sebagai besarnnya pengaruh variabel independen
exogenous penanganan keluhan terhadap variabel endogenous kualitas layanan. Sedangkan
sisanya dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
e = 1 - R2
e = 1 – 0,360
e = 0,64 atau jika kita ingin buat dalam persen menjadi
e = 0,64 x 100%
e = 64,%
Angka 64% di atas mempunyai makna besarnya faktor lain dalam model diluar satu variabel
independen exogenous di atas. Dengan kata lain variabelitas variabel dependen endogenous
kualitas layanan yang dapat diterangkan dengan menggunakan variabel penanganan keluhan
adalah sebesar 36%; sedang pengaruh sebesar 64% disebabkan oleh variabel-variabel lain
diluar riset ini.
11.5 Validitas Hasil Riset untuk Sub – Struktur I
11.5.1 Melihat Kelayakan Model Regresi
Untuk mengetahui apakah model regresi di atas sudah benar kita akan melakukan pengujian
model yang sudah kita buat dengan. Pengujian model dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
pertama menggunakan nilai F pada tabel keluaran ANOVA; yang kedua dengan cara
menggunakan nilai probabilitas / nilai sig pada tabel keluaran ANOVA. Tabel ANOVA tertera di
bawah ini.
99
Berikut ini akan dilakukan pengujian hipotesis dengan dua cara tersebut. Bagian pertama
menggunakan nilai F sedang bagian kedua akan menggunakan nilai sig. Penghitungan akan
menghasilkan keputusan yang sama.
Uji Hipotesis Menggunakan Angka F
Untuk melakukan pengujian hipotesis langkahnya sebagai berikut:
Pertama: kita harus membuat hipotesis yang berbunyi sebagai berikut:
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous penanganan keluhan
variabel endogenous kualitas layanan.
H1: Ada hubungan linear antara variabel independen exogenous penanganan keluhan
variabel endogenous kualitas layanan.
Kedua: Menghitung nilai F penelitian
Nilai F penelitian dari keluaran IBM SPSS ialah sebesar 55,202
Ketiga: Menghitung F tabel dengan ketentuan sebagai berikut:
Tentukan besar nilai taraf signifikansi sebesar 0,05 dan
Nilai Degree of Freedom (DF) / Derajat kebebasan (DK) dengan ketentuan numerator
/ vektor 1: jumlah variabel –1 atau 4 –1 = 3; dan denumerator / vektor 2: jumlah kasus
– jumlah variabel atau 100 – 4 = 96. Dengan ketentuan tersebut diperoleh angka F
tabel sebesar 2,68.
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan hasil uji hipotesis sebagai berikut:
Jika F penelitian > F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika F penelitian < F tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Kelima: Mengambil keputusan hasil uji hipotesis
Hasil perhitungan dengan IBM SPSS didapatkan angka F penelitian sebesar 55,202 > F tabel
sebesar 2,68. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, ada hubungan linear
antara variabel independen exogenous penanganan keluhan variabel endogenous kualitas
layanan. Kesimpulannya ialah model regresi di atas sudah layak dan benar.
100
Uji Hipotesis Menggunakan Angka Probabilitas (sig) Penelitian
Untuk melakukan pengujian hipotesis langkahnya sebagai berikut:
Pertama: kita harus membuat hipotesis yang berbunyi sebagai berikut:
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous penanganan keluhan
variabel endogenous kualitas layanan.
H1: Ada hubungan linear antara variabel independen exogenous penanganan keluhan
variabel endogenous kualitas layanan.
Kedua: Menghitung nilai probabilitas (sig) penelitian
Nilai probabilitas (sig) penelitian dari keluaran IBM SPSS ialah sebesar 0,000
Ketiga: Menenetukan nilai probabilitas kriteria sebesar 0,05 (Catatan: Sig default IBM SPSS
ialah sebesar 0,05; tentunya nilai ini dapat kita sesuaikan dengan tingkat kepercayaan
(confidence interval) yang kita inginkan.)
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan
Kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut:
Jika probabilitas / sig penelitian < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika probabilitas / sig penelitian > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Kelima: Mengambil keputusan
Hasil perhitungan dengan IBM SPSS menunjukkan angka probabilitas / signifikansi sebesar
0,000 < 0,05; dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada hubungan antara
linear variabel independen exogenous penanganan keluhan variabel endogenous kualitas
layanan.
Dari hasil pengujian hipotesis di atas membuktikan bahwa model regresi yang kita buat sudah
layak / benar.
11.5.2 Menguji Ketepatan Predictor yang Digunakan dalam Riset
Untuk menguji ketepatan predictor (variabel exogenous) yang digunakan untuk memprediksi
variabel endogenous dapat digunakan angka standard deviasi dan angka standard error of
estimate. Ketentuannya ialah sebagai berikut:
Jika nilai angka standard error of estimate < standard deviasi; maka predictor layak /
benar
Jika nilai angka standard error of estimate > standard deviasi; maka predictor tidak
layak / salah
101
Jika dilihat hasil penghitungan di atas nilai standard error of estimate sebesar 2,334 < standard
deviasi 2,903 (variabel penanganan keluhan). Kesimpulannya ketiga variabel exogenous yang
digunakan sebagai predictor sudah benar.
11.5.3 Menguji Kelayakan Koefesien Regresi / Bobot Beta
Bagian ini tidak dibahas karena tidak ada pengaruh parsial.
11.5.4 Menguji Otokorelasi
Untuk menguji apakah terdapat otokorelasi atau tidak dalam model regresi di atas, ketentuannya
ialah: Terjadi otokorelasi jika nilai Durbin and Watson= 1< DW >3.
Dari hasil penghitungan di atas, kita peroleh nilai Durbin – Watson sebesar 1,846. Berarti tidak
terjadi otokorelasi dalam model regresi berganda yang sudah kita buat.
11.5.5 Menguji Multikolinieritas
Pada bagian ini kita tidak menguji multikolinieritas karena tidak ada korelasi antara variabel
independen.
11.5.6 Menguji Linieritas
Dari gambar di atas dapat disimpulkan data sudah membentuk garis lurus dari sisi kiri bawah ke
kanan atas sesuai dengan teori linieritas, sehingga dapat disimpulkan bahwa linieritas dalam
model regresi ini sudah dipenuhi.
102
11.5.7 Menguji Normalitas Data
Data berdistribusi normal jika data tersebut membentuk kurva bel. Jika dilihat gambar diatas,
meski tidak sempurna data yang digunakan ada kecenderungan membentuk kurva bel; dengan
demikian data dianggap berdistribusi normal.
Kesimpulannya ialah model regresi yang sudah kita buat sudah memenuhi semua persyaratan
yang diharuskan dengan demikian model regresi dalam Analisis Jalur ini sudah layak / benar
11.6 Penghitungan Sub-Struktur II
Analisis dengan menggunakan IBM SPSS untuk sub-struktur II, caranya lakukan dengan
langkah-langkah seperti di bawah ini:
Pertama: Menghitung dengan IBM SPSS
Klik Analyse > Linear
Pindahkan variabel kepuasan pelanggan ke kolom Dependent
Pindahkan variabel penanganan keluhan dan kualitas layanan ke kolom
Independent
Isi kolom Method dengan perintah Enter
Klik Option: Pada pilihan Stepping Method Criteria masukkan angka 0,05 pada
kolom Entry > Cek Include constant in equation > Pada pilihan Missing
Values cek Exclude cases listwise > Tekan Continue
Pilih Statistics: Pada pilihan Regression Coefficient pilih Estimate, Model Fit,
Descriptive dan Durbin - Watson. Pada pilihan Residual, pilih Case wise
Diagnostics dan cek All Cases > Tekan Continue
Klik Plots untuk membuat Grafik > Isi kolom Y dengan pilihan SDRESID dan
kolom X dengan ZPRED, kemudian tekan Next > Isi lagi kolom Y dengan
ZPRED dan kolom X dengan DEPENDNT >Pada pilihan Standardised
Residual Plots, cek Normal Probability Plot dan Histogram > Tekan Continue
Klik Ok untuk diproses
103
Hasil penghitungan (output) untuk sub-struktur II adalah:
104
Kedua: Melakukan Interpretasi Hasil Penghitungan untuk Sub – Struktur II
Bagian Pertama: Analisis regresi
Analisis akan dibagi menjadi dua, yaitu: pertama melihat pengaruh secara gabungan dan kedua
melihat pengaruh secara parsial
Melihat Pengaruh Variabel Exogenous Independen Penanganan Keluhan dan Kualitas
Layanan Secara Gabungan Terhadap Variabel Endogenous Kepuasan Pelanggan
Untuk melihat pengaruh variabel exogenous independen penanganan keluhan dan kualitas
layanan secara gabungan terhadap variabel endogenous kepuasan pelanggan kita akan melihat
hasil penghitungan pada tabel Model Summary, khususnya angka R square di bawah ini:
105
Besarnya nilai R square ( R2 ) pada tabel di atas adalah 0,621. Angka tersebut mempunyai makna
besarnya pengaruh variabel exogenous independen penanganan keluhan dan kualitas layanan
secara gabungan terhadap variabel endogenous kepuasan pelanggan. Untuk memudahkan
membacanya kita dapat membuat dalam bentuk angka persen dengan cara menghitung Koefesien
Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = R2 x 100%
KD = 0,621 x 100%
KD = 62,1%
Angka 62,1% ini mempunyai makna sebagai besarnya pengaruh variabel exogenous independen
penanganan keluhan dan kualitas layanan secara gabungan terhadap variabel endogenous
kepuasan pelanggan. Sedangkan sisanya dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
e = 1 - R2
e = 1 – 0,621
e = 0,379 atau jika kita ingin buat dalam persen menjadi
e = 37,9 x 100%
e = 37,9%
Angka 37,9% di atas mempunyai makna besarnya faktor lain dalam model diluar kedua variabel
independen exogenous di atas. Dengan kata lain variabelitas kepuasan pelanggan yang dapat
diterangkan dengan menggunakan variabel variabel independen exogenous kualitas layanan dan
penanganan keluhan adalah sebesar 62,1%; sedang pengaruh sebesar 37,9% disebabkan oleh
variabel-variabel lain diluar riset ini.
Melihat Pengaruh Variabel Exogenous Independen Penanganan Keluhan dan Kualitas
Layanan Secara Parsial Terhadap Variabel Endogenous Kepuasan Pelanggan
Besarnya pengaruh variabel independen exogenous penanganan keluhan dan kualitas layanan
secara parsial terhadap variabel endogenous kepuasan pelanggan dapat dilihat dari nilai Beta atau
Standardized Coeffecient di bawah ini. Sedang untuk pengujian hipotesisnya digunakan nilai t.
Angka- angka tersebut dapat dilihat di tabel Coefficient di bawah ini.
Pada bagian berikut ini kita akan membahas pengaruh variabel independen exogenous
penanganan keluhan dan kualitas layanan terhadap variabel endogenous kepuasan pelanggan
secara sendiri-sendiri / parsial satu persatu.
106
Hubungan antara Variabel Exogenous Penanganan Keluhan dengan Variabel Endogenous
Kepuasan Pelanggan
Untuk melihat apakah ada hubungan linear antara variabel exogenous penanganan keluhan
dengan variabel endogenous kepuasan pelanggan kita dapat melakukan langkah-langkah analisis
sebagai berikut:
Pertama: Menentukan hipotesis yang akan diuji dengan bunyi seperti di bawah ini.
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel exogenous penanganan keluhan dengan
variabel endogenous kepuasan pelanggan
H1: Ada hubungan linear antara variabel exogenous penanganan keluhan dengan
variabel endogenous kepuasan pelanggan
Kedua: Menghitung besarnya angka t penelitian
Nilai t dari hasil penghitungan IBM SPSS yang tertera dalam kolom t pada tabel Coefficients di
atas untuk menunjukkan adanya hubungan linear variabel exogenous penanganan keluhan
dengan variabel endogenous kepuasan pelanggan ialah sebesar 6,283
Ketiga: Menghitung besarnya angka t tabel / nilai kritis dari tabel t dengan ketentuan sebagai
berikut:
Menetukan besarnya taraf signifikansi sebesar 0,05 dan Degree of Freedom (DF) /
Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan: DK = n –2, atau 100 – 2 = 98. Dari ketentuan
tersebut diperoleh angka t tabel sebesar 1,980
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan seperti di bawah ini
Untuk pengujian hipotesis t kriterianya sebagai berikut:
Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika t penelitian < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut:
Jika sig < 0,05, maka pengaruh signifikan
Jika sig > 0,05, maka pengaruh tidak signifikan
Kelima: Membuat keputusan hasil pengujian hipotesis
Hasil penghitungan dengan IBM SPSS menunjukkan angka t penelitian sebesar 6,283 > t tabel
sebesar 1,980; dengan demikian keputusannya ialah H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada
hubungan linear antara variabel exogenous penanganan keluhan dengan variabel endogenous
kepuasan pelanggan. Karena ada hubungan linier antara kedua variabel tersebut; maka variabel
independen exogenous penanganan keluhan mempengaruhi variabel endogenous kepuasan
pelanggan. Besarnya pengaruh variabel independen exogenous penanganan keluhan terhadap
variabel endogenous kepuasan pelanggan dapat diketahui dari nilai koefesien Beta (dalam kolom
Standardized Coefficient Beta) ialah sebesar 0,491 atau jika dibuat persen menjadi sebesar
49,1%. Pengaruh sebesar ini signifikan karena nilai signifikansi / probabilitas hasil penghitungan
yang tertera dalam kolom Sig sebesar 0,000 < 0,05.
107
Hubungan antara Variabel Exogenous Kualitas Layanan dengan Variabel Endogenous
Kepuasan Pelanggan
Untuk melihat apakah ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas
layanan, dengan variabel endogenous kepuasan pelanggan kita dapat melakukan langkahlangkah analisis sebagai berikut:
Pertama: Menentukan hipotesis yang akan diuji dengan bunyi seperti di bawah ini.
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas layanan
dengan variabel endogenous kepuasan pelanggan
H1: Ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas layanan dengan
variabel endogenous kepuasan pelanggan
Kedua: Menghitung besarnya angka t penelitian
Nilai t dari hasil penghitungan IBM SPSS yang tertera dalam kolom t pada tabel Coefficients di
atas untuk menunjukkan adanya hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas
layanan dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan ialah sebesar 4,981
Ketiga: Menghitung besarnya angka t tabel / nilai kritis dari tabel t dengan ketentuan sebagai
berikut:
Menetukan besarnya taraf signifikansi sebesar 0,05 dan Degree of Freedom (DF) /
Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan: DK = n –2, atau 100 – 2 = 98. Dari ketentuan
tersebut diperoleh angka t tabel sebesar 1,980
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan seperti di bawah ini
Untuk pengujian hipotesis t kriterianya sebagai berikut:
Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika t penelitian < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut:
Jika sig < 0,05, maka pengaruh signifikan
Jika sig > 0,05, maka pengaruh tidak signifikan
Kelima: Membuat keputusan hasil pengujian hipotesis
Hasil penghitungan dengan IBM SPSS menunjukkan angka t penelitian sebesar 4,981 > t tabel
sebesar 1,980; dengan demikian keputusannya ialah H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada
hubungan linear antara variabel exogenous kualitas layanan dengan variabel endogenous
kepuasan pelanggan. Karena ada hubungan linier antara kedua variabel tersebut; maka variabel
independen exogenous kualitas layanan mempengaruhi variabel endogenous kepuasan
pelanggan. Besarnya pengaruh variabel independen exogenous kualitas layanan terhadap
variabel endogenous kepuasan pelanggan dapat diketahui dari nilai koefesien Beta (dalam kolom
Standardized Coefficient Beta) ialah sebesar 0,389 atau jika dibuat persen menjadi sebesar
38,9%. Pengaruh sebesar ini signifikan karena nilai signifikansi / probabilitas hasil penghitungan
yang tertera dalam kolom Sig sebesar 0,000 < 0,05.
108
Korelasi Antara Variabel Independen Exogenous Penanganan Keluhan
Layanan
dan Kualitas
Nilai koefesisen korelasi antara variabel independen exogenous penanganan keluhan dan
kualitas layanan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Untuk mengiterpretasi nilai koefesien korelasi digunakan kriteria (Sarwono:2006):
o 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel
o >0 – 0,25: Korelasi sangat lemah
o >0,25 – 0,5: Korelasi cukup
o >0,5 – 0,75: Korelasi kuat
o >0,75 – 0,99: Korelasi sangat kuat
o 1: Korelasi sempurna
Perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS diperoleh angka koefesien korelasi antara variabel
independen exogenous penanganan keluhan dan kualitas layanan sebesar 0,600. Korelasi
sebesar 0,600 bermakna hubungan antara variabel variabel independen exogenous kualitas
produk dan kualitas layanan kuat dan searah (karena hasil koefesien korelasi positif). Searah
artinya jika variabel kualitas produk nilainya tinggi maka variabel kualitas layanan juga dinilai
tinggi dan berlaku juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut bersifat signifikan karena
angka signifikansi (sig) penelitian adalah sebesar 0,000 < 0,05. Ketentuannya jika angka
signifikansi (sig) < 0,05 hubungan kedua variabel signifikan; sebaliknya jika angka signifikansi
(sig) > 0,05 hubungan kedua variabel tidak signifikan.
11.7 Validitas Hasil Riset Untuk Sub Struktur II
11.7.1 Melihat Kelayakan Model Regresi
Untuk mengetahui apakah model regresi di atas sudah benar kita akan melakukan pengujian
model yang sudah kita buat dengan. Pengujian model dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
pertama menggunakan nilai F pada tabel keluaran ANOVA; yang kedua dengan cara
menggunakan nilai probabilitas / nilai sig pada tabel keluaran ANOVA. Tabel ANOVA tertera di
bawah ini.
109
Berikut ini akan dilakukan pengujian hipotesis dengan dua cara tersebut. Bagian pertama
menggunakan nilai F sedang bagian kedua akan menggunakan nilai sig. Penghitungan akan
menghasilkan keputusan yang sama.
Uji Hipotesis Menggunakan Angka F
Untuk melakukan pengujian hipotesis langkahnya sebagai berikut:
Pertama: kita harus membuat hipotesis yang berbunyi sebagai berikut:
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas layanan dan
penanganan keluhan dengan kepuasan pelanggan.
H1: Ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas layanan dan
penanganan keluhan dengan kepuasan pelanggan.
Kedua: Menghitung nilai F penelitian
Nilai F penelitian dari keluaran IBM SPSS ialah sebesar 79,607
Ketiga: Menghitung F tabel dengan ketentuan sebagai berikut:
Tentukan besar nilai taraf signifikansi sebesar 0,05 dan
Nilai Degree of Freedom (DF) / Derajat kebebasan (DK) dengan ketentuan
numerator / vektor 1: jumlah variabel –1 atau 4 –1 = 3; dan denumerator / vektor 2:
jumlah kasus – jumlah variabel atau 100 – 4 = 96. Dengan ketentuan tersebut
diperoleh angka F tabel sebesar 2,68.
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan hasil uji hipotesis sebagai berikut:
Jika F penelitian > F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika F penelitian < F tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Kelima: Mengambil keputusan hasil uji hipotesis
Hasil perhitungan dengan IBM SPSS didapatkan angka F penelitian sebesar 79,607 > F tabel
sebesar 2,68. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, ada hubungan linear
antara variabel independen exogenous kualitas layanan dan penanganan keluhan dengan
kepuasan pelanggan. Kesimpulannya ialah model regresi di atas sudah layak dan benar.
Uji Hipotesis Menggunakan Angka Probabilitas (sig) Penelitian
Untuk melakukan pengujian hipotesis langkahnya sebagai berikut:
Pertama: kita harus membuat hipotesis yang berbunyi sebagai berikut:
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas layanan dan
penanganan keluhan dengan kepuasan pelanggan.
H1: Ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas layanan dan
penanganan keluhan dengan kepuasan pelanggan.
110
Kedua: Menghitung nilai probabilitas (sig) penelitian
Nilai probabilitas (sig) penelitian dari keluaran IBM SPSS ialah sebesar 0,000
Ketiga: Menenetukan nilai probabilitas kriteria sebesar 0,05 (Catatan: Sig default IBM SPSS
ialah sebesar 0,05; tentunya nilai ini dapat kita sesuaikan dengan tingkat kepercayaan
(confidence interval) yang kita inginkan.)
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan
Kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut:
Jika probabilitas / sig penelitian < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika probabilitas / sig penelitian > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Kelima: Mengambil keputusan
Hasil perhitungan dengan IBM SPSS menunjukkan angka probabilitas / signifikansi sebesar
0,000 < 0,05; dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada hubungan linear
antara variabel independen exogenous kualitas layanan dan penanganan keluhan dengan
kepuasan pelanggan.
Dari hasil pengujian hipotesis di atas membuktikan bahwa model regresi yang kita buat sudah
layak / benar.
11.7.2 Menguji Ketepatan Predictor yang Digunakan dalam Riset
Untuk menguji ketepatan predictor (variabel exogenous) yang digunakan untuk memprediksi
variabel endogenous dapat digunakan angka standard deviasi dan angka standard error of
estimate. Ketentuannya ialah sebagai berikut:
Jika nilai angka standard error of estimate < standard deviasi; maka predictor layak /
benar
Jika nilai angka standard error of estimate > standard deviasi; maka predictor tidak
layak / salah
111
Jika dilihat hasil penghitungan di atas nilai standard error of estimate sebesar 1,836 < standard
deviasi
2,903 (variabel kualitas layanan) dan 3,135 (variabel penanganan keluhan).
Kesimpulannya ketiga variabel exogenous yang digunakan sebagai predictor sudah benar.
11.7.3 Menguji Kelayakan Koefesien Regresi / Bobot Beta
Jika dilihat pada tabel di atas maka koefesien regresi untuk yang signifkan ialah untuk:
Variabel kualitas layanan sebesar 0,000
Variabel penanganan keluhan sebesar 0,000
Kesimpulannya kedua variabel yang mempunyai koefesien regresi yang signifkan, karena nilai
sig-nya dibawah 0,05.
11.7.4 Menguji Otokorelasi
Untuk menguji apakah terdapat otokorelasi atau tidak dalam model regresi di atas, ketentuannya
ialah: Terjadi otokorelasi jika nilai Durbin and Watson= 1< DW >3.
Dari hasil penghitungan di atas, kita peroleh nilai Durbin – Watson sebesar 1,836. Berarti tidak
terjadi otokorelasi dalam model regresi berganda yang sudah kita buat.
112
11.7.5 Menguji Multikolinieritas
Tidak terjadi multikolinieritas karena korelasi antara kedua variabel exogenous kualitas layanan
dan penanganan keluhan sebesar 0,600 jauh di bawah 1.
11.7.6 Menguji Linieritas
Dari gambar di atas dapat disimpulkan data sudah membentuk garis lurus dari sisi kiri bawah ke
kanan atas sesuai dengan teori linieritas, sehingga dapat disimpulkan bahwa linieritas dalam
model regresi ini sudah dipenuhi.
11.7.7 Menguji Normalitas Data
113
Data berdistribusi normal jika data tersebut membentuk kurva bel. Jika dilihat gambar diatas,
meski tidak sempurna data yang digunakan ada kecenderungan membentuk kurva bel; dengan
demikian data dianggap berdistribusi normal.
Kesimpulannya ialah model regresi yang sudah kita buat sudah memenuhi semua persyaratan
yang diharuskan dengan demikian model regresi dalam Analisis Jalur ini sudah layak / benar.
11.8 Penghitungan Sub-Struktur III
Analisis dengan menggunakan IBM SPSS untuk sub-struktur III, caranya lakukan dengan
langkah-langkah seperti di bawah ini:
Pertama: Menghitung dengan IBM SPSS
Klik Analyse > Linear
Pindahkan variabel loyalitas ke kolom Dependent
Pindahkan variabel penanganan keluhan, kualitas layanan, dan variabel
kepuasan pelanggan ke kolom Independent
Isi kolom Method dengan perintah Enter
Klik Option: Pada pilihan Stepping Method Criteria masukkan angka 0,05 pada
kolom Entry > Cek Include constant in equation > Pada pilihan Missing
Values cek Exclude cases listwise > Tekan Continue
Pilih Statistics: Pada pilihan Regression Coefficient pilih Estimate, Model Fit,
Descriptive dan Durbin - Watson. Pada pilihan Residual, pilih Case wise
Diagnostics dan cek All Cases > Tekan Continue
Klik Plots untuk membuat Grafik > Isi kolom Y dengan pilihan SDRESID dan
kolom X dengan ZPRED, kemudian tekan Next > Isi lagi kolom Y dengan
ZPRED dan kolom X dengan DEPENDNT >Pada pilihan Standardised
Residual Plots, cek Normal Probability Plot dan Histogram > Tekan Continue
Klik Ok untuk diproses
Hasil penghitungan (output) untuk sub-struktur III adalah:
114
115
Kedua: Melakukan Interpretasi Hasil Penghitungan untuk Sub – Struktur III
Bagian Pertama: Analisis regresi
Analisis akan dibagi menjadi dua, yaitu: pertama melihat pengaruh secara gabungan dan kedua
melihat pengaruh secara parsial
Melihat Pengaruh Variabel Exogenous Independen Kualitas Layanan, Penanganan
Keluhan dan Kepuasan Pelanggan Secara Gabungan Terhadap Variabel Endogenous
Loyalitas
Untuk melihat pengaruh variabel exogenous independen kualitas layanan, penanganan keluhan
dan kepuasan pelanggan terhadap variabel endogenous loyalitas pelanggan secara gabungan kita
akan melihat hasil penghitungan pada tabel Model Summary, khususnya angka R square di
bawah ini:
Besarnya nilai R square ( R2 ) pada tabel di atas adalah 0,597. Angka tersebut mempunyai makna
besarnya pengaruh variabel exogenous independen kualitas layanan, penanganan keluhan dan
kepuasan pelanggan terhadap variabel endogenous loyalitas pelanggan secara gabungan. Untuk
memudahkan membacanya kita dapat membuat dalam bentuk angka persen dengan cara
menghitung Koefesien Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
116
KD = R2 x 100%
KD = 0,597 x 100%
KD = 59,7%
Angka 59,7% ini mempunyai makna sebagai besarnya variabel exogenous independen
kualitas layanan, penanganan keluhan dan kepuasan pelanggan terhadap variabel endogenous
loyalitas pelanggan secara gabungan.
Sedangkan sisanya dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
e = 1 - R2
e = 1 – 0,597
e = 0,403 atau jika kita ingin buat dalam persen menjadi
e = 40,3 x 100%
e = 40,3%
Angka 40,3% di atas mempunyai makna besarnya faktor lain dalam model diluar ketiga variabel
independen exogenous di atas. Dengan kata lain variabelitas loyalitas pelanggan yang dapat
diterangkan dengan menggunakan variabel variabel independen exogenous kualitas layanan,
penanganan keluhan, dan kepuasan pelanggan adalah sebesar 59,7%; sedang pengaruh sebesar
40,3% disebabkan oleh variabel-variabel lain diluar riset ini.
Melihat Pengaruh Variabel Independen Exogenous Kualitas Layanan, Penanganan
Keluhan dan Kepuasan Pelanggan Secara Parsial Terhadap Loyalitas Pelanggan
Besarnya pengaruh pengaruh variabel independen exogenous kualitas layanan, penanganan
keluhan dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan secara sendiri-sendiri / parsial
dapat dilihat dari nilai Beta atau Standardized Coeffecient di bawah ini. Sedang untuk pengujian
hipotesisnya digunakan nilai t. Angka- angka tersebut dapat dilihat di tabel Coefficient di bawah
ini.
Pada bagian berikut ini kita akan membahas pengaruh variabel independen exogenous
penanganan keluhan, kualitas layanan, dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan
secara sendiri-sendiri / parsial satu persatu.
117
Hubungan antara Variabel Exogenous Penanganan Keluhan dengan Variabel Endogenous
Loyalitas Pelanggan
Untuk melihat apakah ada hubungan linear antara variabel independen exogenous penanganan
keluhan dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan kita dapat melakukan langkah-langkah
analisis sebagai berikut:
Pertama: Menentukan hipotesis yang akan diuji dengan bunyi seperti di bawah ini.
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous penanganan
keluhan dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan
H1: Ada hubungan linear antara variabel independen exogenous penanganan keluhan
dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan
Kedua: Menghitung besarnya angka t penelitian
Nilai t dari hasil penghitungan IBM SPSS yang tertera dalam kolom t pada tabel Coefficients di
atas untuk menunjukkan adanya hubungan linear antara variabel independen exogenous
penanganan keluhan dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan ialah sebesar 4,758
Ketiga: Menghitung besarnya angka t tabel / nilai kritis dari tabel t dengan ketentuan sebagai
berikut:
Menetukan besarnya taraf signifikansi sebesar 0,05 dan Degree of Freedom (DF) /
Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan: DK = n –2, atau 100 – 2 = 98. Dari ketentuan
tersebut diperoleh angka t tabel sebesar 1,980
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan seperti di bawah ini
Untuk pengujian hipotesis t kriterianya sebagai berikut:
Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika t penelitian < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut:
Jika sig < 0,05, maka pengaruh signifikan
Jika sig > 0,05, maka pengaruh tidak signifikan
Kelima: Membuat keputusan hasil pengujian hipotesis
Hasil penghitungan dengan IBM SPSS menunjukkan angka t penelitian sebesar 4,758 > t tabel
sebesar 1,980; dengan demikian keputusannya ialah H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada
hubungan linear antara variabel exogenous penanganan keluhan dengan variabel endogenous
loyalitas pelanggan. Karena ada hubungan linier antara kedua variabel tersebut; maka variabel
independen exogenous penanganan keluhan mempengaruhi variabel endogenous loyalitas
pelanggan. Besarnya pengaruh variabel independen exogenous penanganan keluhan terhadap
variabel endogenous loyalitas pelanggan dapat diketahui dari nilai koefesien Beta (dalam kolom
Standardized Coefficient Beta) ialah sebesar 0,457 atau jika dibuat persen menjadi sebesar
45,7%. Pengaruh sebesar ini signifikan karena nilai signifikansi / probabilitas hasil penghitungan
yang tertera dalam kolom Sig sebesar 0,000 < 0,05.
118
Hubungan antara Variabel Exogenous Kualitas Layanan dengan Variabel Endogenous
Loyalitas Pelanggan
Untuk melihat apakah ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas
layanan, dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan kita dapat melakukan langkah-langkah
analisis sebagai berikut:
Pertama: Menentukan hipotesis yang akan diuji dengan bunyi seperti di bawah ini.
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas layanan
dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan
H1: Ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas layanan dengan
variabel endogenous loyalitas pelanggan
Kedua: Menghitung besarnya angka t penelitian
Nilai t dari hasil penghitungan IBM SPSS yang tertera dalam kolom t pada tabel Coefficients di
atas untuk menunjukkan adanya hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas
layanan dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan ialah sebesar 0,421.
Ketiga: Menghitung besarnya angka t tabel / nilai kritis dari tabel t dengan ketentuan sebagai
berikut:
Menetukan besarnya taraf signifikansi sebesar 0,05 dan Degree of Freedom (DF) /
Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan: DK = n –2, atau 100 – 2 = 98. Dari ketentuan
tersebut diperoleh angka t tabel sebesar 1,980
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan seperti di bawah ini
Untuk pengujian hipotesis t kriterianya sebagai berikut:
Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika t penelitian < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut:
Jika sig < 0,05, maka pengaruh signifikan
Jika sig > 0,05, maka pengaruh tidak signifikan
Kelima: Membuat keputusan hasil pengujian hipotesis
Hasil penghitungan dengan IBM SPSS menunjukkan angka t penelitian sebesar 0,421 < t tabel
sebesar 1,980; dengan demikian keputusannya ialah H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak
ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas layanan dengan variabel
endogenous loyalitas pelanggan. Karena tidak ada hubungan linier antara kedua variabel
tersebut; maka variabel independen exogenous kualitas layanan tidak mempengaruhi variabel
endogenous loyalitas pelanggan. Nilai koefesien Beta (dalam kolom Standardized Coefficient
Beta) sebesar 0,038 atau jika dibuat persen menjadi sebesar 3,8% menunjukkan bahwa pengaruh
sebesar ini tidak signifikan karena nilai signifikansi / probabilitas hasil penghitungan yang
tertera dalam kolom Sig sebesar 0,675 > 0,05.
119
Hubungan antara Variabel Exogenous Kepuasan Pelanggan dengan Variabel Endogenous
Loyalitas Pelanggan
Untuk melihat apakah ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kepuasan
pelanggan dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan pelanggan kita dapat melakukan
langkah-langkah analisis sebagai berikut:
Pertama: Menentukan hipotesis yang akan diuji dengan bunyi seperti di bawah ini.
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kepuasan
pelanggan dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan
H1: Ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kepuasan pelanggan
dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan
Kedua: Menghitung besarnya angka t penelitian
Nilai t dari hasil penghitungan IBM SPSS yang tertera dalam kolom t pada tabel Coefficients di
atas untuk menunjukkan adanya hubungan linear antara variabel independen exogenous
kepuasan pelanggan dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan ialah sebesar 3,273
Ketiga: Menghitung besarnya angka t tabel / nilai kritis dari tabel t dengan ketentuan sebagai
berikut:
Menetukan besarnya taraf signifikansi sebesar 0,05 dan Degree of Freedom (DF) /
Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan: DK = n –2, atau 100 – 2 = 98. Dari ketentuan
tersebut diperoleh angka t tabel sebesar 1,980
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan seperti di bawah ini
Untuk pengujian hipotesis t kriterianya sebagai berikut:
Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika t penelitian < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut:
Jika sig < 0,05, maka pengaruh signifikan
Jika sig > 0,05, maka pengaruh tidak signifikan
Kelima: Membuat keputusan hasil pengujian hipotesis
Hasil penghitungan dengan IBM SPSS menunjukkan angka t penelitian sebesar 3,273 > t tabel
sebesar 1,980; dengan demikian keputusannya ialah H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada
hubungan linear antara variabel independen exogenous kepuasan pelanggan dengan variabel
endogenous loyalitas pelanggan. Karena ada hubungan linier antara kedua variabel tersebut;
maka variabel independen exogenous kepuasan pelanggan mempengaruhi variabel endogenous
loyalitas pelanggan. Besarnya pengaruh variabel independen exogenous kepuasan pelanggan
terhadap variabel endogenous loyalitas pelanggan dapat diketahui dari nilai koefesien Beta
(dalam kolom Standardized Coefficient Beta) ialah sebesar 0,345 atau jika dibuat persen
menjadi sebesar 34,5%. Pengaruh sebesar ini signifikan karena nilai signifikansi / probabilitas
hasil penghitungan yang tertera dalam kolom Sig sebesar 0,001 < 0,05.
120
Catatan:
Perlu diketahui oleh pembaca, apabila angka t hitung dari hasil penghitungan diketemukan –
(negatif), maka pengujian hipotesis harus menggunakan kurva dua sisi. Sisi kanan untuk nilai
t + / positif dan sisi kiri untuk nilai t -/ negatif. Hasil positif atau negatif hanya menunjukkan
arah pengujian hipotesis dan linearitas bukan menunjukkan jumlah. Pengujian dengan kurva
yang akan menghasilkan keputusan yang sama seperti terlihat di bawah ini:
Kita ambil contoh seandainya nilai t negatif sebesar – 3,273; maka pengujiannya menjadi
seperti di bawah ini:
Pengujian berada disebelah kiri. Untuk nilai t tabel sebesar 1,980 otomatis kita tempatkan
di kiri seperti pada gambar di atas. Kemudian nilai t hitung sebesar -3,273 kita tempatkan
disebelah kiri dari nilai t tabel. Dengan demikian artinya nilai t hitung berada di daerah
H0 ditolak; maka H1 diterima. Sehingga keputusannya sama, yaitu ada hubungan linear
antara variabel independen exogenous penanganan keluhan dengan variabel endogenous
tingkat kepuasan pelanggan. Nilai negatif mempunyai makna hasilnya bertolak belakang,
sebagai contoh jika nilai X tinggi, maka nilai Y menjadi rendah dan berlaku sebaliknya
jika nilai X rendah, maka nilai Y tinggi.
Apa yang terjadi jika nilai t hitung diketemukan negatif dan lebih kecil dari nilai t tabel
sebesar 1,980, misalnya – 0,421; maka pengujian hipotesisnya menjadi seperti di bawah
ini:
121
Pengujian berada disebelah kiri. Untuk nilai t tabel sebesar 1,980 otomatis kita tempatkan di kiri
seperti pada gambar di atas. Kemudian nilai t hitung sebesar -0,421 kita tempatkan disebelah
kanan dari nilai t tabel. Dengan demikian artinya nilai t hitung berada di daerah H0 diterima;
maka H1 ditolak. Sehingga keputusannya menjadi tidak ada hubungan linear antara variabel
independen exogenous penanganan keluhan dengan variabel endogenous tingkat kepuasan
pelanggan
Korelasi Antara Variabel Independen Exogenous Penanganan Keluhan dan Kualitas
Layanan
Nilai koefesisen korelasi antara variabel independen exogenous penanganan keluhan dan
kualitas layanan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Untuk mengiterpretasi nilai koefesien korelasi digunakan kriteria (Sarwono:2006):
o 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel
o >0 – 0,25: Korelasi sangat lemah
o >0,25 – 0,5: Korelasi cukup
o >0,5 – 0,75: Korelasi kuat
o >0,75 – 0,99: Korelasi sangat kuat
o 1: Korelasi sempurna
Perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS diperoleh angka koefesien korelasi antara variabel
independen exogenous penanganan keluhan dan kualitas layanan sebesar 0,600. Korelasi
sebesar 0,600 bermakna hubungan antara variabel variabel independen exogenous kualitas
produk dan kualitas layanan kuat dan searah (karena hasil koefesien korelasi positif). Searah
122
artinya jika variabel kualitas produk nilainya tinggi maka variabel kualitas layanan juga dinilai
tinggi dan berlaku juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut bersifat signifikan karena
angka signifikansi (sig) penelitian adalah sebesar 0,000 < 0,05. Ketentuannya jika angka
signifikansi (sig) < 0,05 hubungan kedua variabel signifikan; sebaliknya jika angka signifikansi
(sig) > 0,05 hubungan kedua variabel tidak signifikan.
Korelasi Antara Variabel Independen Exogenous Penanganan Keluhan dan Kepuasan
Pelanggan
Perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS diperoleh angka koefesien korelasi antara variabel
independen exogenous penanganan keluhan dan kepuasan pelanggan sebesar 0,724. Korelasi
sebesar 0,724 bermakna hubungan antara variabel variabel independen exogenous penanganan
keluhan dan kepuasan pelanggan kuat dan searah (karena hasil koefesien korelasi positif).
Searah artinya jika variabel penanganan keluhan nilainya tinggi maka variabel kepuasan
pelanggan juga dinilai tinggi dan berlaku juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut bersifat
signifikan karena angka signifikansi (sig) penelitian adalah sebesar 0,000 < 0,05. Ketentuannya
jika angka signifikansi (sig) < 0,05 hubungan kedua variabel signifikan; sebaliknya jika angka
signifikansi (sig) > 0,05 hubungan kedua variabel tidak signifikan.
Korelasi Antara Variabel Independen Exogenous Kualitas Layanan dan Kepuasan
Pelanggan
Perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS diperoleh angka koefesien korelasi antara variabel
independen exogenous kualitas layanan dan kepuasan pelanggan sebesar 0,684. Korelasi sebesar
0,684 bermakna hubungan antara variabel variabel independen exogenous kualitas layanan dan
kepuasan pelanggan kuat dan searah (karena hasil koefesien korelasi positif). Searah artinya jika
variabel kualitas layanan nilainya tinggi maka variabel kepuasan pelanggan juga dinilai tinggi
dan berlaku juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut bersifat signifikan karena angka
signifikansi (sig) penelitian adalah sebesar 0,000 < 0,05. Ketentuannya jika angka signifikansi
(sig) < 0,05 hubungan kedua variabel signifikan; sebaliknya jika angka signifikansi (sig) > 0,05
hubungan kedua variabel tidak signifikan.
Catatan: Jika dalam keluaran korelasi SPSS memberikan tanda dua bintang (**) di bawah tabel
output; maka digunakan kriteria angka signifikansi sebesar 0,01; sedang jika ada tanda satu
bintang (*) saja atau tanpa tanda apapum maka digunakan kriteria angka signifikansi sebesar
0,05. Default (bawaan) SPSS antara 0,01 sampai dengan 0,05.
Menghitung Pengaruh Langsung (Direct Effect atau DE)
Untuk menghitung pengaruh langsung atau DE caranya sebagai berikut:
o
Pengaruh variabel penanganan keluhan terhadap kualitas layanan
X1 ke X2 = 0,600
o
Pengaruh variabel penanganan keluhan terhadap kepuasan pelanggan
X1 ke Y1 = 0,491
123
o
Pengaruh variabel kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan
X2 ke Y1 = 0,389
o
Pengaruh variabel penanganan keluhan terhadap loyalitas pelanggan
X1 ke Y2 = 0,457
o
Pengaruh variabel kualitas layanan terhadap loyalitas pelanggan
X2 ke Y2 = 0,038
o
Pengaruh variabel kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan
Y1 ke Y2 = 0,345
Menghitung Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect atau IE)
Untuk menghitung pengaruh tidak langsung atau IE caranya sebagai berikut:
Pengaruh variabel penanganan keluhan terhadap loyalitas pelanggan melalui
kepuasan pelanggan
PY1X1 x PY2Y1 = (0,491 x 0,345) = 0,169
Pengaruh variabel kualitas layanan terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan
pelanggan
PY1X2 x PY2Y1 = (0,389 x 0,345) = 0,134
Menghitung Pengaruh Total (Total Effect)
Untuk menghitung pengaruh total atau IE caranya sebagai berikut:
Pengaruh variabel penanganan keluhan terhadap loyalitas pelanggan melalui
kepuasan pelanggan
PY1X1 + (PY1X1 x PY2Y1 ) = 0,491 + (0,491 x 0,345) = 0,660
Pengaruh variabel kualitas layanan terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan
pelanggan
PY1X2 + (PY1X2 x PY2Y1 ) = 0,389 + (0,389 x 0,345) = 0,523
Membuat Diagram Jalur untuk Model Analisis Jalur Mediasi
Penghitungan untuk semua jalur pengaruh sudah selesai; oleh karena itu sekarang kita
akan membuat diagram jalur untuk model path anlysis seperti di bawah ini:
124
Gambar 11.4 Diagram Jalur Hasil Analisis Pengaruh Kualitas Layanan dan Penanganan
Keluhan terhadap Loyalitas Pelanggan Secara Langsung dan Secara Tidak Langsung
Melalui Variabel Kepuasan Pelanggan
Diagram jalur di atas mempunyai persamaan struktural sebagai berikut:
Sub struktur 1: X2 = 0,60 X1 + e1
Sub struktur 2: Y1 = 0,491 X 1 +0,389X 2 + e2
Sub struktur 3: Y2 = 0,457 X 1 +0,038 X2+0,345 Y1+ e3
Membuat Kesimpulan untuk Hasil Analisis Sub – Struktur I, II dan III
Didasarkan pada hasil analisis perhitungan di atas, kita dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut:
Pengaruh variabel penanganan keluhan terhadap kualitas layanan secara langsung sebesar
0,600
Pengaruh variabel kualitas layanan terhadap loyalitas pelanggan secara langsung sebesar
0,038.
Pengaruh variabel penanganan keluhan terhadap loyalitas pelanggan secara langsung
sebesar 0,457
Pengaruh variabel kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan secara langsung
sebesar 0,345.
Pengaruh variabel kualitas layanan, penanganan keluhan dan kepuasan pelanggan
terhadap loyalitas pelanggan secara gabungan sebesar 0,597
Pengaruh variabel variabel lain diluar model ini terhadap loyalitas pelanggan sebesar
0,403.
Pengaruh variabel kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan sebesar 0,389.
Pengaruh variabel penanganan keluhan terhadap kepuasan pelanggan sebesar 0.491.
Pengaruh variabel kualitas layanan dan penanganan pelanggan secara gabungan terhadap
kepuasan pelanggan sebesar 0,621
Pengaruh variabel lain diluar model terhadap kepuasan sebesar 0,379.
125
11.9 Validitas Hasil Riset Untuk Sub Struktur III
11.9.1 Melihat Kelayakan Model Regresi
Untuk mengetahui apakah model regresi di atas sudah benar kita akan melakukan pengujian
model yang sudah kita buat dengan. Pengujian model dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
pertama menggunakan nilai F pada tabel keluaran ANOVA; yang kedua dengan cara
menggunakan nilai probabilitas / nilai sig pada tabel keluaran ANOVA. Tabel ANOVA tertera di
bawah ini.
Berikut ini akan dilakukan pengujian hipotesis dengan dua cara tersebut. Bagian pertama
menggunakan nilai F sedang bagian kedua akan menggunakan nilai sig. Penghitungan akan
menghasilkan keputusan yang sama.
Uji Hipotesis Menggunakan Angka F
Untuk melakukan pengujian hipotesis langkahnya sebagai berikut:
Pertama: kita harus membuat hipotesis yang berbunyi sebagai berikut:
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas layanan,
penanganan keluhan, dan kepuasan pelanggan dengan loyalitas pelanggan.
H1: Ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas layanan,
penanganan keluhan, dan kepuasan pelanggan dengan loyalitas pelanggan.
Kedua: Menghitung nilai F penelitian
Nilai F penelitian dari keluaran IBM SPSS ialah sebesar 47,365
Ketiga: Menghitung F tabel dengan ketentuan sebagai berikut:
Tentukan besar nilai taraf signifikansi sebesar 0,05 dan
Nilai Degree of Freedom (DF) / Derajat kebebasan (DK) dengan ketentuan
numerator / vektor 1: jumlah variabel –1 atau 4 –1 = 3; dan denumerator / vektor 2:
jumlah kasus – jumlah variabel atau 100 – 4 = 96. Dengan ketentuan tersebut
diperoleh angka F tabel sebesar 2,68.
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan hasil uji hipotesis sebagai berikut:
Jika F penelitian > F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika F penelitian < F tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
126
Kelima: Mengambil keputusan hasil uji hipotesis
Hasil perhitungan dengan IBM SPSS didapatkan angka F penelitian sebesar 47,365 > F tabel
sebesar 2,68. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, ada hubungan linear
antara variabel independen exogenous kualitas layanan, penanganan keluhan, dan kepuasan
pelanggan dengan loyalitas pelanggan. Kesimpulannya ialah model regresi di atas sudah
layak dan benar.
Uji Hipotesis Menggunakan Angka Probabilitas (sig) Penelitian
Untuk melakukan pengujian hipotesis langkahnya sebagai berikut:
Pertama: kita harus membuat hipotesis yang berbunyi sebagai berikut:
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas layanan,
penanganan keluhan, dan kepuasan pelanggan dengan loyalitas pelanggan.
H1: Ada hubungan linear antara variabel independen exogenous kualitas layanan,
penanganan keluhan, dan kepuasan pelanggan dengan loyalitas pelanggan.
Kedua: Menghitung nilai probabilitas (sig) penelitian
Nilai probabilitas (sig) penelitian dari keluaran IBM SPSS ialah sebesar 0,000
Ketiga: Menenetukan nilai probabilitas kriteria sebesar 0,05 (Catatan: Sig default IBM SPSS
ialah sebesar 0,05; tentunya nilai ini dapat kita sesuaikan dengan tingkat kepercayaan
(confidence interval) yang kita inginkan.)
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan
Kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut:
Jika probabilitas / sig penelitian < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika probabilitas / sig penelitian > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Kelima: Mengambil keputusan
Hasil perhitungan dengan IBM SPSS menunjukkan angka probabilitas / signifikansi sebesar
0,000 < 0,05; dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada hubungan linear
antara variabel independen exogenous kualitas produk, kualitas layanan, penanganan
keluhan, dan tingkat kepuasan pelanggan dengan loyalitas pelanggan.
Dari hasil pengujian hipotesis di atas membuktikan bahwa model regresi yang kita buat sudah
layak / benar.
11.9.2 Menguji Ketepatan Predictor yang Digunakan dalam Riset
Untuk menguji ketepatan predictor (variabel exogenous) yang digunakan untuk memprediksi
variabel endogenous dapat digunakan angka standard deviasi dan angka standard error of
estimate. Ketentuannya ialah sebagai berikut:
Jika nilai angka standard error of estimate < standard deviasi; maka predictor layak /
benar
Jika nilai angka standard error of estimate > standard deviasi; maka predictor tidak
layak / salah
127
Jika dilihat hasil penghitungan di atas nilai standard error of estimate sebesar 1,685 < standard
deviasi 3,135 (variabel penanganan keluhan), 2,903 (variabel kualitas layanan), 2,954 (variabel
kepuasan pelanggan). Kesimpulannya ketiga variabel exogenous yang digunakan sebagai
predictor sudah benar.
11.9.3 Menguji Kelayakan Koefesien Regresi / Bobot Beta
Jika dilihat pada tabel di atas maka koefesien regresi untuk yang signifkan ialah untuk:
Variabel kualitas layanan sebesar 0,675
Variabel penanganan keluhan sebesar 0,000
Variabel kepuasan pelanggan sebesar 0,001
Kesimpulannya dua variabel yang mempunyai koefesien regresi yang signifkan, yaitu variabel
yang nilai sig-nya dibawah 0,05. Variabel tersebut ialah kepuasan pelanggan dengan nilai
signifikansi sebesar 0,001 dan variabel penanganan keluhan sebesar 0,000.
128
11.9.4 Menguji Otokorelasi
Untuk menguji apakah terdapat otokorelasi atau tidak dalam model regresi di atas, ketentuannya
ialah: Terjadi otokorelasi jika nilai Durbin and Watson= 1< DW >3.
Dari hasil penghitungan di atas, kita peroleh nilai Durbin – Watson sebesar 1,685. Berarti tidak
terjadi otokorelasi dalam model regresi berganda yang sudah kita buat.
11.9.5 Menguji Multikolinieritas
Tidak terjadi multikolinieritas karena korelasi antar variabel exogenous tidak sangat tinggi, yaitu
hanya kisaran antara 0,600 – 0,724 (lihat keluaran korelasi di bagian sub struktur 2 di atas)
11.9.6 Menguji Linieritas
Dari gambar di atas dapat disimpulkan data sudah membentuk garis lurus dari sisi kiri bawah ke
kanan atas sesuai dengan teori linieritas, sehingga dapat disimpulkan bahwa linieritas dalam
model regresi ini sudah dipenuhi.
129
11.9.7 Menguji Normalitas Data
Data berdistribusi normal jika data tersebut membentuk kurva bel. Jika dilihat gambar diatas,
meski tidak sempurna data yang digunakan ada kecenderungan membentuk kurva bel; dengan
demikian data dianggap berdistribusi normal.
Kesimpulannya ialah model regresi yang sudah kita buat sudah memenuhi semua persyaratan
yang diharuskan dengan demikian model regresi dalam Analisis Jalur ini sudah layak / benar.
130
BAB 12
APLIKASI MODEL KOMPLEKS
12.1 Contoh Kasus untuk Analisis Jalur Model Kompleks
Untuk contoh kasus Analisis Jalur model kompleks ini kita akan menggunakan tiga
variabel independen yang berfungsi sebagai variabel exogenous dan tiga variabel dependen yang
berfungsi sebagai variabel endogenous. Sebagai variabel exogenous ialah variabel penanganan
keluhan, fasilitas pendukung layanan dan proses layanan, sedang sebagai variabel endogenous
pertama yang berfungsi sebagai variabel perantara ialah kualitas layanan; dan kedua, kepuasan
pelanggan dan variabel endogenous ketiga ialah loyalitas pelanggan. Model diagram jalur
didasarkan teori sebagai berikut:
Gambar 12.1 Model Diagram Jalur Kompleks Antar Variabel-Variabel Penanganan
Keluhan, Fasilitas Pendukung Layanan, Proses Layanan, Kualitas Layanan, Kepuasan
Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan Secara Teori
Model tersebut dapat diurai menjadi 3 bagian, sebagai berikut:
12.2
Pertama: Variabel penanganan keluhan, fasilitas pendukung layanan, dan proses layanan
mempengaruhi secara gabungan maupun parsial terhadap kualitas layanan
Kedua: Variabel penanganan keluhan, fasilitas pendukung layanan, proses layanan, dan
kualitas layanan mempengaruhi secara gabungan maupun parsial terhadap kepuasan
pelanggan
Ketiga: Variabel penanganan keluhan, fasilitas pendukung layanan, proses layanan,
kualitas layanan dan kepuasan pelanggan mempengaruhi secara gabungan maupun
parsial terhadap loyalitas pelanggan
Hipotesis dan Masalah
Hipotesis pertama untuk kasus ini ialah:
H0: Variabel penanganan keluhan, fasilitas pendukung layanan, dan proses layanan tidak
mempengaruhi secara gabungan maupun parsial terhadap kualitas layanan
H1: Variabel penanganan keluhan, fasilitas pendukung layanan, dan proses layanan
mempengaruhi secara gabungan maupun parsial terhadap kualitas layanan
131
Hipotesis kedua untuk kasus ini ialah:
H0: Variabel penanganan keluhan, fasilitas pendukung layanan, proses layanan, dan
kualitas layanan tidak mempengaruhi secara gabungan maupun parsial terhadap
kepuasan pelanggan
H1: Variabel penanganan keluhan, fasilitas pendukung layanan, proses layanan, dan
kualitas layanan mempengaruhi secara gabungan maupun parsial terhadap kepuasan
pelanggan
Hipotesis ketiga untuk kasus ini ialah:
H0: Variabel penanganan keluhan, fasilitas pendukung layanan, proses layanan, kualitas
layanan dan kepuasan pelanggan tidak mempengaruhi secara gabungan maupun
parsial terhadap loyalitas pelanggan
H1: Variabel penanganan keluhan, fasilitas pendukung layanan, proses layanan, kualitas
layanan dan kepuasan pelanggan mempengaruhi secara gabungan maupun parsial
terhadap loyalitas pelanggan
Masalah untuk kasus ini ialah :
Berapa besar pengaruh variabel penanganan keluhan, fasilitas pendukung layanan, dan proses
layanan terhadap kualitas layanan baik secara gabungan maupun parsial?
Berapa besar pengaruh variabel penanganan keluhan, fasilitas pendukung layanan, proses
layanan dan kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan baik secara gabungan maupun
parsial?
Berapa besar pengaruh variabel penanganan keluhan, fasilitas pendukung layanan, proses
layanan, kualitas layanan dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan baik secara
gabungan maupun parsial?
Berapa besar pengaruh variabel penanganan keluhan, fasilitas pendukung layanan, dan proses
layanan melalui kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan?
Berapa besar pengaruh variabel penanganan keluhan, fasilitas pendukung layanan, dan proses
layanan melalui kualitas layanan terhadap loyalitas pelanggan?
Berapa besar pengaruh variabel penanganan keluhan, fasilitas pendukung layanan, proses
layanan dan kualitas layanan melalui kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan?
132
12.3 Data Riset
Data riset seperti di bawah ini:
133
12.4
Tahapan dalam Menyelesaikan Kasus
Untuk menyelesaikan kasus tersebut tahapannya adalah seperti di bawah ini :
Pertama: Membuat model diagram jalur didasarkan hubungan antar variabel yang sedang kita
teliti:
Gambar 12.2 Model Diagram Jalur Kompleks Antar Variabel-Variabel Penanganan
Keluhan, Fasilitas Pendukung Layanan, Proses Layanan, Kualitas Layanan, Kepuasan
Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan
Kedua: Membuat diagram jalur dari model di atas
Gambar 12.3 Diagram Jalur Kompleks Antar Variabel-Variabel Penanganan Keluhan,
Fasilitas Pendukung Layanan, Proses Layanan, Kualitas Layanan, Kepuasan Pelanggan
dan Loyalitas Pelanggan
134
Dimana:
X1 sebagai variabel independen exogenous penanganan keluhan
X2 sebagai variabel independen exogenous fasilitas pendukung layanan
X2 sebagai variabel independen exogenous proses layanan
Y1 sebagai variabel endogenous perantara kualitas layanan
Y2 sebagai variabel endogenous perantara kepuasan pelanggan
Y2 sebagai variabel endogenous loyalitas pelanggan
Ketiga: Membuat persamaan struktural
Diagram jalur di atas mempunyai dua persamaan struktural. Persamaan strukturalnya
dapat dilihat seperti dibawah ini :
Y1 = PY1X1+PY 1 X 2 + PY 1 X3 + e1
Y2 = PY 2 X 1 + PY 2 X2 + PY 2 X3 + PY 2 Y 1 + e2 (Sebagai persamaan sub struktur 2)
Y3 = PY3X 1 + PY3X2 + PY3X3 + PY3Y2 + PY3Y 1 + e3 (Sebagai persamaan sub struktur 3)
(Sebagai persamaan sub struktur 1)
Keempat: Membuat desain variabel, memasukkan data dan menganlisanya dalam IBM SPSS
Desain variabel dapat dibuat dengan cara memilih sub menu bagian bawah kiri pada perintah:
Variabel View. Setelah perintah tersebut kita Klik, maka muncul tabel yang akan kita isi dengan
desain variabelnya seperti di bawah ini:
Gambar 12.4 Tampilan Variable View di Data Editor
135
Tampilan tersebut kemudian kita isi dengan data seperti di bawah ini:
Kelima: Memasukkan data dengan cara meng-klik pada perintah: Data View. Maka tampilan
akan terlihat sebagai berikut:
Gambar 12.5 Tampilan Data View di Data Editor
Tampilan tersebut kemudian kita isi dengan data berjumlah 100 dengan cara seperti di bawah ini:
Melakukan Penghitungan untuk Sub – Struktur 1:
Analisis dengan menggunakan IBM SPSS untuk sub-struktur I, caranya lakukan dengan langkahlangkah seperti di bawah ini:
Klik Analyse > Linear
Pindahkan variabel kualitas layanan ke kolom Dependent
Pindahkan variabel penanganan keluhan, fasilitas pendukung layanan, dan
proses layanan ke kolom Independent
Isi kolom Method dengan perintah Enter
Klik Option: Pada pilihan Stepping Method Criteria masukkan angka 0,05 pada
kolom Entry > Cek Include constant in equation > Pada pilihan Missing
Values cek Exclude cases listwise > Tekan Continue
136
Pilih Statistics: Pada pilihan Regression Coefficient pilih Estimate, Model Fit,
Descriptive dan Durbin - Watson. Pada pilihan Residual, pilih Case wise
Diagnostics dan cek All Cases > Tekan Continue
Klik Plots untuk membuat Grafik > Isi kolom Y dengan pilihan SDRESID dan
kolom X dengan ZPRED, kemudian tekan Next > Isi lagi kolom Y dengan
ZPRED dan kolom X dengan DEPENDNT >Pada pilihan Standardised
Residual Plots, cek Normal Probability Plot dan Histogram > Tekan Continue
Klik Ok untuk diproses
Hasil penghitungan (output) adalah sbb :
Keluaran untuk substruktur 1
Bagian Regresi
137
138
Bagian Korelasi
Ketujuh: Penafsiran hasil penghitungan dengan menggunakan IBM SPSS
Pada bagian ini analisis dibagi menjadi dua: pertama melihat pengaruh secara gabungan dan
kedua melihat pengaruh secara parsial. Untuk melihat pengaruh secara gabungan kita dapat
menggunakan angka-angka pada tabel di bawah ini:
Besarnya nilai R square ( R2 ) pada tabel di atas adalah 0,362. Angka tersebut mempunyai
makna besarnya pengaruh variabel independen exogenous penanganan keluhan, proses
layanan, dan fasilitas pendukung layanan terhadap variabel endogenous kualitas layanan.
Untuk memudahkan membacanya kita dapat membuat dalam bentuk angka persen dengan
cara menghitung Koefesien Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = R2 x 100%
KD = 0,362 x 100%
KD = 36,2%
139
Angka 36,2% ini mempunyai makna sebagai besarnnya pengaruh variabel independen
exogenous penanganan keluhan, proses layanan, dan fasilitas pendukung layanan terhadap
variabel endogenous kualitas layanan.
Sedangkan sisanya dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
e = 1 - R2
e = 1 – 0,362
e = 0,638 atau jika kita ingin buat dalam persen menjadi
e = 0,638 x 100%
e = 63,8,%
Angka 63,8% di atas mempunyai makna besarnya faktor lain dalam model diluar satu variabel
independen exogenous di atas. Dengan kata lain variabelitas variabel dependen endogenous
kualitas layanan yang dapat diterangkan dengan menggunakan variabel penanganan keluhan,
proses layanan, dan fasilitas pendukung layanan adalah sebesar 36,2%; sedang pengaruh sebesar
63,8% disebabkan oleh variabel-variabel lain diluar riset ini.
Melihat Pengaruh Variabel Exogenous Independen Penanganan Keluhan, Fasilitas
Pendukung Layanan dan Proses Layanan Secara Parsial Terhadap Variabel Endogenous
Kualitas Layanan
Besarnya pengaruh variabel independen exogenous penanganan keluhan, fasilitas pendukung
layanan dan proses layanan secara parsial terhadap variabel endogenous kualitas layanan dapat
dilihat dari nilai Beta atau Standardized Coeffecient di bawah ini. Sedang untuk pengujian
hipotesisnya digunakan nilai t. Angka- angka tersebut dapat dilihat di tabel Coefficient di bawah
ini.
Pada bagian berikut ini kita akan membahas pengaruh penanganan keluhan, fasilitas pendukung
layanan dan proses layanan secara parsial terhadap variabel endogenous kualitas layanan secara
sendiri-sendiri / parsial satu persatu.
Hubungan antara Variabel Exogenous Penanganan Keluhan dengan Variabel Endogenous
Kualitas Layanan
Untuk melihat apakah ada hubungan linear antara variabel exogenous penanganan keluhan
dengan variabel endogenous kualitas layanan kita dapat melakukan langkah-langkah analisis
sebagai berikut:
140
Pertama: Menentukan hipotesis yang akan diuji dengan bunyi seperti di bawah ini.
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel exogenous penanganan keluhan dengan
variabel endogenous kualitas layanan
H1: Ada hubungan linear antara variabel exogenous penanganan keluhan dengan
variabel endogenous kualitas layanan
Kedua: Menghitung besarnya angka t penelitian
Nilai t dari hasil penghitungan IBM SPSS yang tertera dalam kolom t pada tabel Coefficients di
atas untuk menunjukkan adanya hubungan linear variabel exogenous penanganan keluhan
dengan variabel endogenous kepuasan pelanggan ialah sebesar 2,192
Ketiga: Menghitung besarnya angka t tabel / nilai kritis dari tabel t dengan ketentuan sebagai
berikut:
Menetukan besarnya taraf signifikansi sebesar 0,05 dan Degree of Freedom (DF) /
Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan: DK = n –2, atau 100 – 2 = 98. Dari ketentuan
tersebut diperoleh angka t tabel sebesar 1,980
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan seperti di bawah ini
Untuk pengujian hipotesis t kriterianya sebagai berikut:
Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika t penelitian < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut:
Jika sig < 0,05, maka pengaruh signifikan
Jika sig > 0,05, maka pengaruh tidak signifikan
Kelima: Membuat keputusan hasil pengujian hipotesis
Hasil penghitungan dengan IBM SPSS menunjukkan angka t penelitian sebesar 2,192 > t tabel
sebesar 1,980; dengan demikian keputusannya ialah H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada
hubungan linear antara variabel exogenous penanganan keluhan dengan variabel endogenous
kepuasan pelanggan. Karena ada hubungan linier antara kedua variabel tersebut; maka variabel
independen exogenous penanganan keluhan mempengaruhi variabel endogenous kepuasan
pelanggan. Besarnya pengaruh variabel independen exogenous penanganan keluhan terhadap
variabel endogenous kepuasan pelanggan dapat diketahui dari nilai koefesien Beta (dalam kolom
Standardized Coefficient Beta) ialah sebesar 0,503 atau jika dibuat persen menjadi sebesar
50,3%. Pengaruh sebesar ini signifikan karena nilai signifikansi / probabilitas hasil penghitungan
yang tertera dalam kolom Sig sebesar 0,031 < 0,05.
Hubungan antara Variabel Exogenous Fasilitas Pendukung Layanan dengan Variabel
Endogenous Kualitas Layanan
Untuk melihat apakah ada hubungan linear antara variabel exogenous fasilitas pendukung
layanan dengan variabel endogenous kualitas layanan kita dapat melakukan langkah-langkah
analisis sebagai berikut:
141
Pertama: Menentukan hipotesis yang akan diuji dengan bunyi seperti di bawah ini.
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous fasilitas pendukung
layanan dengan variabel endogenous kualitas layanan
H1: Ada hubungan linear antara variabel independen exogenous fasilitas pendukung
layanan dengan variabel endogenous kualitas layanan
Kedua: Menghitung besarnya angka t penelitian
Nilai t dari hasil penghitungan IBM SPSS yang tertera dalam kolom t pada tabel Coefficients di
atas untuk menunjukkan adanya hubungan linear antara variabel independen exogenous fasilitas
pendukung layanan dengan variabel endogenous kualitas layanan ialah sebesar 0,356
Ketiga: Menghitung besarnya angka t tabel / nilai kritis dari tabel t dengan ketentuan sebagai
berikut:
Menetukan besarnya taraf signifikansi sebesar 0,05 dan Degree of Freedom (DF) /
Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan: DK = n –2, atau 100 – 2 = 98. Dari ketentuan
tersebut diperoleh angka t tabel sebesar 1,980
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan seperti di bawah ini
Untuk pengujian hipotesis t kriterianya sebagai berikut:
Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika t penelitian < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut:
Jika sig < 0,05, maka pengaruh signifikan
Jika sig > 0,05, maka pengaruh tidak signifikan
Kelima: Membuat keputusan hasil pengujian hipotesis
Hasil penghitungan dengan IBM SPSS menunjukkan angka t penelitian sebesar 0,356 < t tabel
sebesar 1,980; dengan demikian keputusannya ialah H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak
ada hubungan linear antara variabel independen exogenous fasilitas pendukung layanan dengan
variabel endogenous kualitas layanan. Karena tidak ada hubungan linier antara kedua variabel
tersebut; maka variabel independen exogenous fasilitas pendukung layanan tidak mempengaruhi
variabel endogenous kualitas layanan. Nilai koefesien Beta (dalam kolom Standardized
Coefficient Beta) sebesar 0,118 atau jika dibuat persen menjadi sebesar 11,8% menunjukkan
bahwa pengaruh sebesar ini tidak signifikan karena nilai signifikansi / probabilitas hasil
penghitungan yang tertera dalam kolom Sig sebesar 0,772 > 0,05.
Hubungan antara Variabel Exogenous Proses Layanan
Kualitas Layanan
dengan Variabel Endogenous
Untuk melihat apakah ada hubungan linear antara variabel exogenous proses layanan dengan
variabel endogenous kualitas layanan kita dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai
berikut:
142
Pertama: Menentukan hipotesis yang akan diuji dengan bunyi seperti di bawah ini.
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous proses layanan
dengan variabel endogenous kualitas layanan
H1: Ada hubungan linear antara variabel independen exogenous proses layanan dengan
variabel endogenous kualitas layanan
Kedua: Menghitung besarnya angka t penelitian
Nilai t dari hasil penghitungan IBM SPSS yang tertera dalam kolom t pada tabel Coefficients di
atas untuk menunjukkan adanya hubungan linear antara variabel independen exogenous fasilitas
pendukung layanan dengan variabel endogenous kualitas layanan ialah sebesar -0,064
Ketiga: Menghitung besarnya angka t tabel / nilai kritis dari tabel t dengan ketentuan sebagai
berikut:
Menetukan besarnya taraf signifikansi sebesar 0,05 dan Degree of Freedom (DF) /
Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan: DK = n –2, atau 100 – 2 = 98. Dari ketentuan
tersebut diperoleh angka t tabel sebesar 1,980
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan seperti di bawah ini
Untuk pengujian hipotesis t kriterianya sebagai berikut:
Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika t penelitian < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut:
Jika sig < 0,05, maka pengaruh signifikan
Jika sig > 0,05, maka pengaruh tidak signifikan
Kelima: Karena hasil dari nilai t diketemukan negatif, maka pengujian hipotesis dilakukan
dengan menggunakan kurva. Kurva pengujian untuk menghasilkan keputusan seperti terlihat
di bawah ini:
143
Cara membaca kurva tersebut ialah:
Karena nilai t hitung / hasil riset negatif, maka letak pengujian di sebelah kiri. Untuk
nilai tabel selalu positif (lihat tabel di lampiran) dengan demikian nilai tabel akan
menyesuaikan dengan hasil nilai t hitungnya.
Letakkan terlebih dahulu nilai t tabel sebesar 1,98 (menyesuaikan hasil t hitung yang
negatif, maka t tabel menjadi -1,98) di sebelah area kiri nilai 0 untuk memisahkan daerah
penerimaan (daerah dimana H0 diterima) dan daerah penolakan (daerah dimana H0
ditolak).
Kemudian letakkan nilai t hitung hasil riset sebesar – 0,064 disebelah kanan nilai t tabel /
antara nilai 0 dan t tabel. Kurva akan menjadi seperti di bawah ini:
Karena t hitung sebesar -0,064 jatuh di daerah penerimaan; maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Dengan demikian keputusannya ialah:
Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous proses layanan dengan
variabel endogenous kualitas layanan
Karena tidak ada hubungan linier antara kedua variabel tersebut; maka variabel independen
exogenous proses layanan tidak mempengaruhi variabel endogenous kualitas layanan. Nilai
koefesien Beta (dalam kolom Standardized Coefficient Beta) sebesar -0,015 atau jika dibuat
persen menjadi sebesar 1,5% menunjukkan bahwa pengaruh sebesar ini tidak signifikan karena
nilai signifikansi / probabilitas hasil penghitungan yang tertera dalam kolom Sig sebesar 0,949
> 0,05. Sedang nilai negatif menunjukkan hubungan antara kedua variabel tersebut tidak searah
artinya jika proses layanan berbelit-belit; maka kualitas layanan akan dinilai rendah.
Bagian Korelasi
Bagian ini akan menganalisis korelasi antara variabel exogenous independen penanganan
keluhan, proses layanan dan fasilitas pendukung layanan. Hasil penghitungan IMB SPSS untuk
korelasi antar variabel tersebut tertera dibawah ini :
144
Korelasi Antara Variabel Independen Exogenous Penanganan Keluhan dan Fasilitas
Pendukung Layanan
Nilai koefesisen korelasi antara variabel independen exogenous penanganan keluhan dan
fasilitas pendukung layanan dapat diinterpretasi didasarkan pada kriteria sebagai berikut
(Sarwono:2006):
o
o
o
o
o
o
0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel
>0 – 0,25: Korelasi sangat lemah
>0,25 – 0,5: Korelasi cukup
>0,5 – 0,75: Korelasi kuat
>0,75 – 0,99: Korelasi sangat kuat
1: Korelasi sempurna
Perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS diperoleh angka koefesien korelasi antara variabel
independen exogenous penanganan keluhan dan fasilitas pendukung layanan sebesar 0,933.
Korelasi sebesar 0,933 bermakna hubungan antara variabel penanganan keluhan dan fasilitas
pendukung layanan sangat kuat dan searah (karena hasil koefesien korelasi positif). Searah
artinya jika variabel penanganan keluhan nilainya tinggi maka variabel fasilitas pendukung
layanan juga dinilai tinggi dan berlaku juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut bersifat
signifikan karena angka signifikansi (sig) penelitian adalah sebesar 0,000 < 0,05. Ketentuannya
jika angka signifikansi (sig) < 0,05 hubungan kedua variabel signifikan; sebaliknya jika angka
signifikansi (sig) > 0,05 hubungan kedua variabel tidak signifikan.
Korelasi Antara Variabel Independen Exogenous Proses Layanan
dan Fasilitas
Pendukung Layanan
Perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS diperoleh angka koefesien korelasi antara variabel
independen exogenous proses layanan dan fasilitas pendukung layanan sebesar 0,933. Korelasi
sebesar 0,933 bermakna hubungan antara variabel proses layanan dan fasilitas pendukung
layanan sangat kuat dan searah (karena hasil koefesien korelasi positif). Searah artinya jika
variabel proses layanan nilainya tinggi maka variabel fasilitas pendukung layanan juga dinilai
tinggi dan berlaku juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut bersifat signifikan karena
angka signifikansi (sig) penelitian adalah sebesar 0,000 < 0,05.
145
Korelasi Antara Variabel Independen Exogenous Penanganan Keluhan dan Proses
Layanan
Perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS diperoleh angka koefesien korelasi antara variabel
independen exogenous penanganan keluhan dan proses layanan sebesar 0,854. Korelasi sebesar
0,854 bermakna hubungan antara variabel penanganan keluhan dan proses layanan sangat kuat
dan searah (karena hasil koefesien korelasi positif). Searah artinya jika variabel penanganan
keluhan nilainya tinggi maka variabel proses layanan juga dinilai tinggi dan berlaku juga
sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut bersifat signifikan karena angka signifikansi (sig)
penelitian adalah sebesar 0,000 < 0,05.
Jika diamati nilai korelasi dalam sub – struktur ini sangat tinggi karena mendekati satu. Dengan
demikian dapat disimpulkan terjadi multikolinieritas antara variabel independennya. Itulah
sebabnya nilai koefesien regresi atau bobot beta dari variabel fasilitas pendukung layanan dan
proses layanan ke kualitas layanan menjadi tidak signifikan.
12.5 Validitas Hasil Riset untuk Sub – Struktur I
12.5.1 Melihat Kelayakan Model Regresi
Untuk mengetahui apakah model regresi di atas sudah benar kita akan melakukan pengujian
model yang sudah kita buat dengan. Pengujian model dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
pertama menggunakan nilai F pada tabel keluaran ANOVA; yang kedua dengan cara
menggunakan nilai probabilitas / nilai sig pada tabel keluaran ANOVA. Tabel ANOVA tertera di
bawah ini.
Berikut ini akan dilakukan pengujian hipotesis dengan dua cara tersebut. Bagian pertama
menggunakan nilai F sedang bagian kedua akan menggunakan nilai sig. Penghitungan akan
menghasilkan keputusan yang sama.
Uji Hipotesis Menggunakan Angka F
Untuk melakukan pengujian hipotesis langkahnya sebagai berikut:
Pertama: kita harus membuat hipotesis yang berbunyi sebagai berikut:
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous penanganan keluhan,
fasilitas pendukung layanan dan proses layanan dengan variabel endogenous kualitas
layanan
H1: Ada hubungan linear antara variabel independen exogenous penanganan keluhan,
fasilitas pendukung layanan dan proses layanan dengan variabel endogenous kualitas
layanan.
146
Kedua: Menghitung nilai F penelitian
Nilai F penelitian dari keluaran IBM SPSS ialah sebesar 18,133
Ketiga: Menghitung F tabel dengan ketentuan sebagai berikut:
Tentukan besar nilai taraf signifikansi sebesar 0,05 dan
Nilai Degree of Freedom (DF) / Derajat kebebasan (DK) dengan ketentuan
numerator / vektor 1: jumlah variabel –1 atau 4 –1 = 3; dan denumerator / vektor 2:
jumlah kasus – jumlah variabel atau 100 – 4 = 96. Dengan ketentuan tersebut
diperoleh angka F tabel sebesar 2,68.
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan hasil uji hipotesis sebagai berikut:
Jika F penelitian > F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika F penelitian < F tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Kelima: Mengambil keputusan hasil uji hipotesis
Hasil perhitungan dengan IBM SPSS didapatkan angka F penelitian sebesar 18,133 > F tabel
sebesar 2,68. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, ada hubungan linear
antara variabel variabel independen exogenous penanganan keluhan, fasilitas pendukung
layanan dan proses layanan dengan variabel endogenous kualitas layanan. Kesimpulannya
ialah model regresi di atas sudah layak dan benar.
Uji Hipotesis Menggunakan Angka Probabilitas (sig) Penelitian
Untuk melakukan pengujian hipotesis langkahnya sebagai berikut:
Pertama: kita harus membuat hipotesis yang berbunyi sebagai berikut:
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel variabel independen exogenous penanganan
keluhan, fasilitas pendukung layanan dan proses layanan dengan variabel endogenous
kualitas layanan.
H1: Ada hubungan linear antara variabel variabel independen exogenous penanganan
keluhan, fasilitas pendukung layanan dan proses layanan dengan variabel endogenous
kualitas layanan.
Kedua: Menghitung nilai probabilitas (sig) penelitian
Nilai probabilitas (sig) penelitian dari keluaran IBM SPSS ialah sebesar 0,000
Ketiga: Menenetukan nilai probabilitas kriteria sebesar 0,05 (Catatan: Sig default IBM SPSS
ialah sebesar 0,05; tentunya nilai ini dapat kita sesuaikan dengan tingkat kepercayaan
(confidence interval) yang kita inginkan.)
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan
Kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut:
Jika probabilitas / sig penelitian < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika probabilitas / sig penelitian > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
147
Kelima: Mengambil keputusan
Hasil perhitungan dengan IBM SPSS menunjukkan angka probabilitas / signifikansi sebesar
0,000 < 0,05; dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada hubungan antara
linear variabel variabel independen exogenous penanganan keluhan, fasilitas pendukung
layanan dan proses layanan dengan variabel endogenous kualitas layanan.
Dari hasil pengujian hipotesis di atas membuktikan bahwa model regresi yang kita buat sudah
layak / benar.
12.5.2 Menguji Ketepatan Predictor yang Digunakan dalam Riset
Untuk menguji ketepatan predictor (variabel exogenous) yang digunakan untuk memprediksi
variabel endogenous dapat digunakan angka standard deviasi dan angka standard error of
estimate. Ketentuannya ialah sebagai berikut:
Jika nilai angka standard error of estimate < standard deviasi; maka predictor layak /
benar
Jika nilai angka standard error of estimate > standard deviasi; maka predictor tidak
layak / salah
Jika dilihat hasil penghitungan di atas nilai standard error of estimate sebagai berikut:
Variabel fasilitas pendukung layanan sebesar 2,559 > standard error of estimate 2,355
Variabel proses layanan sebesar 2,050 < standard error of estimate 2,355
Variabel penanganan keluhan sebesar 3,135 > standard error of estimate 2,355
Dengan demikian terdapat satu predictor yang tidak tepat, yaitu variabel independen proses
layanan karena nilai standard error of estimate 2,355 > dari standard deviasinya sebesar 2,050
148
12.5.3 Menguji Kelayakan Koefesien Regresi / Bobot Beta
Jika dilihat pada tabel di atas maka koefesien regresi untuk yang signifkan ialah terdapat pada
variabel penanganan keluhan sebesar 0,031 < 0,05. Kesimpulannya variabel ini mempunyai
koefesien regresi yang signifkan, karena nilai sig-nya dibawah 0,05. Sedang untuk kedua
variabel lainnya koefesien regresinya tidak signifikan karena nilai sig > 0,05 (0,722 dan 0,949)
12.5.4 Menguji Otokorelasi
Untuk menguji apakah terdapat otokorelasi atau tidak dalam model regresi di atas, ketentuannya
ialah: Terjadi otokorelasi jika nilai Durbin and Watson= 1< DW >3.
Dari hasil penghitungan di atas, kita peroleh nilai Durbin – Watson sebesar 1,863. Berarti tidak
terjadi otokorelasi dalam model regresi berganda yang sudah kita buat.
149
12.5.5 Menguji Multikolinieritas
Terjadi multikolinieritas karena korelasi antar variabel independen mendekati satu, yaitu dengan
nilai koefesien korelasi sebesar 0,933 (Fasilitas Pendukun Layanan dan Proses Layanan), 0,933
(Fasilitas Pendukun Layanan dan Penanganan Keluhan) dan 0,854( Proses Layanan dan
Penanganan Keluhan).
12.5.6 Menguji Linieritas
Dari gambar di atas dapat disimpulkan data sudah membentuk garis lurus dari sisi kiri bawah ke
kanan atas sesuai dengan teori linieritas, sehingga dapat disimpulkan bahwa linieritas dalam
model regresi ini sudah dipenuhi.
150
12.5.7 Menguji Normalitas Data
Data berdistribusi normal jika data tersebut membentuk kurva bel. Jika dilihat gambar diatas,
meski tidak sempurna data yang digunakan ada kecenderungan membentuk kurva bel; dengan
demikian data dianggap berdistribusi normal.
Kesimpulannya ialah model regresi yang sudah kita buat sudah memenuhi semua persyaratan
yang diharuskan dengan demikian model regresi dalam Analisis Jalur ini sudah layak / benar.
12.6
Penghitungan untuk Sub Struktur II
Analisis dengan menggunakan IBM SPSS untuk sub-struktur II, caranya lakukan dengan
langkah-langkah seperti di bawah ini:
Pertama: Menghitung dengan IBM SPSS
Klik Analyse > Linear
Pindahkan variabel kepuasan pelanggan ke kolom Dependent
Pindahkan variabel
kualitas layanan, penanganan keluhan, fasilitas
pendukung layanan dan proses layanan ke kolom Independent
Isi kolom Method dengan perintah Enter
Klik Option: Pada pilihan Stepping Method Criteria masukkan angka 0,05 pada
kolom Entry > Cek Include constant in equation > Pada pilihan Missing
Values cek Exclude cases listwise > Tekan Continue
Pilih Statistics: Pada pilihan Regression Coefficient pilih Estimate, Model Fit,
Descriptive dan Durbin - Watson. Pada pilihan Residual, pilih Case wise
Diagnostics dan cek All Cases > Tekan Continue
Klik Plots untuk membuat Grafik > Isi kolom Y dengan pilihan SDRESID dan
kolom X dengan ZPRED, kemudian tekan Next > Isi lagi kolom Y dengan
ZPRED dan kolom X dengan DEPENDNT >Pada pilihan Standardised
Residual Plots, cek Normal Probability Plot dan Histogram > Tekan Continue
Klik Ok untuk diproses
151
Hasil penghitungan (output) untuk sub-struktur II adalah:
Bagian Regresi
152
Bagian Korelasi
Kedua: Penafsiran hasil penghitungan dengan menggunakan IBM SPSS
Pada bagian ini analisis dibagi menjadi dua: pertama melihat pengaruh secara gabungan dan
kedua melihat pengaruh secara parsial. Untuk melihat pengaruh secara gabungan kita dapat
menggunakan angka-angka pada tabel di bawah ini:
Besarnya nilai R square ( R2 ) pada tabel di atas adalah 0,625. Angka tersebut mempunyai makna
besarnya pengaruh variabel independen exogenous penanganan keluhan, proses layanan, fasilitas
153
pendukung layanan dan kualitas layanan terhadap variabel endogenous kepuasan pelanggan.
Untuk memudahkan membacanya kita dapat membuat dalam bentuk angka persen dengan cara
menghitung Koefesien Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = R2 x 100%
KD = 0,625 x 100%
KD = 62,5%
Angka 62,5% ini mempunyai makna sebagai besarnnya pengaruh variabel independen
exogenous penanganan keluhan, proses layanan, fasilitas pendukung layanan dan kualitas
layanan terhadap variabel endogenous kepuasan pelanggan. Sedangkan sisanya dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
e = 1 - R2
e = 1 – 0,625
e = 0,375 atau jika kita ingin buat dalam persen menjadi
e = 0,375 x 100%
e = 37,5,%
Angka 37,5% di atas mempunyai makna besarnya faktor lain dalam model diluar satu variabel
independen exogenous di atas. Dengan kata lain variabelitas variabel dependen endogenous
kepuasan pelanggan yang dapat diterangkan dengan menggunakan variabel penanganan keluhan,
proses layanan, fasilitas pendukung layanan dan kualitas layanan adalah sebesar 62,5%; sedang
pengaruh sebesar 37,5% disebabkan oleh variabel-variabel lain diluar riset ini.
Melihat Pengaruh Variabel Exogenous Independen Penanganan Keluhan, Fasilitas
Pendukung Layanan, Proses Layanan dan Kualitas Layanan Secara Parsial Terhadap
Variabel Endogenous Kepuasan Pelanggan
Besarnya pengaruh variabel independen exogenous penanganan keluhan, fasilitas pendukung
layanan, proses layanan dan kualitas layanan secara parsial terhadap variabel endogenous
kepuasan pelanggan dapat dilihat dari nilai Beta atau Standardized Coeffecient di bawah ini.
Sedang untuk pengujian hipotesisnya digunakan nilai t. Angka- angka tersebut dapat dilihat di
tabel Coefficient di bawah ini.
154
Pada bagian berikut ini kita akan membahas pengaruh penanganan keluhan, fasilitas pendukung
layanan, proses layanan dan kualitas layanan secara parsial terhadap variabel endogenous
kepuasan pelanggan secara sendiri-sendiri / parsial satu persatu.
Hubungan antara Variabel Exogenous Fasilitas Pendukung Layanan dengan Variabel
Endogenous Kepuasan Pelanggan
Untuk melihat apakah ada hubungan linear antara variabel exogenous fasilitas pendukung
layanan dengan variabel endogenous kepuasan pelanggan kita dapat melakukan langkahlangkah analisis sebagai berikut:
Pertama: Menentukan hipotesis yang akan diuji dengan bunyi seperti di bawah ini.
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel exogenous fasilitas pendukung layanan
dengan variabel endogenous kepuasan pelanggan
H1: Ada hubungan linear antara variabel exogenous fasilitas pendukung layanan dengan
variabel endogenous kepuasan pelanggan
Kedua: Menghitung besarnya angka t penelitian
Nilai t dari hasil penghitungan IBM SPSS yang tertera dalam kolom t pada tabel Coefficients di
atas untuk menunjukkan adanya hubungan linear variabel variabel exogenous fasilitas
pendukung layanan dengan variabel endogenous kepuasan pelanggan ialah sebesar -0,447
Ketiga: Menghitung besarnya angka t tabel / nilai kritis dari tabel t dengan ketentuan sebagai
berikut:
Menetukan besarnya taraf signifikansi sebesar 0,05 dan Degree of Freedom (DF) /
Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan: DK = n –2, atau 100 – 2 = 98. Dari ketentuan
tersebut diperoleh angka t tabel sebesar 1,980
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan seperti di bawah ini
Untuk pengujian hipotesis t kriterianya sebagai berikut:
Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika t penelitian < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut:
Jika sig < 0,05, maka pengaruh signifikan
Jika sig > 0,05, maka pengaruh tidak signifikan
Kelima: Membuat keputusan hasil pengujian hipotesis
Kelima: Karena hasil dari nilai t diketemukan negatif, maka pengujian hipotesis dilakukan
dengan menggunakan kurva. Kurva pengujian untuk menghasilkan keputusan seperti terlihat di
bawah ini:
155
Cara membaca kurva tersebut ialah:
Karena nilai t hitung / hasil riset negatif, maka letak pengujian di sebelah kiri. Untuk
nilai tabel selalu positif (lihat tabel di lampiran) dengan demikian nilai tabel akan
menyesuaikan dengan hasil nilai t hitungnya.
Letakkan terlebih dahulu nilai t tabel sebesar 1,98 (menyesuaikan hasil t hitung yang
negatif, maka t tabel menjadi -1,98) di sebelah area kiri nilai 0 untuk memisahkan daerah
penerimaan (daerah dimana H0 diterima) dan daerah penolakan (daerah dimana H0
ditolak).
Kemudian letakkan nilai t hitung hasil riset sebesar – 0,447 disebelah kanan nilai t tabel /
antara nilai 0 dan t tabel. Kurva akan menjadi seperti di bawah ini:
Karena t hitung sebesar -0,447 jatuh di daerah penerimaan; maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Dengan demikian keputusannya ialah:
Tidak ada hubungan linear antara variabel exogenous fasilitas pendukung layanan
dengan variabel endogenous kepuasan pelanggan
Karena tidak ada hubungan linier antara kedua variabel tersebut; maka variabel independen
exogenous fasilitas pendukung layanan tidak mempengaruhi variabel endogenous kepuasan
pelanggan. Nilai koefesien Beta (dalam kolom Standardized Coefficient Beta) sebesar -0,114
atau jika dibuat persen menjadi sebesar 11,4% menunjukkan bahwa pengaruh sebesar ini tidak
signifikan karena nilai signifikansi / probabilitas hasil penghitungan yang tertera dalam kolom
Sig sebesar 0,656 > 0,05. Sedang nilai negatif menunjukkan hubungan antara kedua variabel
tersebut tidak searah artinya jika fasilitas pendukung layanan dinilai rendah; kepuasan pelanggan
malah akan dinilai tinggi.
156
Hubungan antara Variabel Exogenous Proses Layanan
Kepuasan Pelanggan
dengan Variabel Endogenous
Untuk melihat apakah ada hubungan linear antara variabel exogenous proses layanan dengan
variabel endogenous kepuasan pelanggan kita dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai
berikut:
Pertama: Menentukan hipotesis yang akan diuji dengan bunyi seperti di bawah ini.
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel exogenous proses layanan dengan
variabel endogenous kepuasan pelanggan
H1: Ada hubungan linear antara variabel exogenous proses layanan dengan variabel
endogenous kepuasan pelanggan
Kedua: Menghitung besarnya angka t penelitian
Nilai t dari hasil penghitungan IBM SPSS yang tertera dalam kolom t pada tabel Coefficients di
atas untuk menunjukkan adanya hubungan linear antara variabel exogenous proses layanan
dengan variabel endogenous kepuasan pelanggan ialah sebesar 0,915
Ketiga: Menghitung besarnya angka t tabel / nilai kritis dari tabel t dengan ketentuan sebagai
berikut:
Menetukan besarnya taraf signifikansi sebesar 0,05 dan Degree of Freedom (DF) /
Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan: DK = n –2, atau 100 – 2 = 98. Dari ketentuan
tersebut diperoleh angka t tabel sebesar 1,980
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan seperti di bawah ini
Untuk pengujian hipotesis t kriterianya sebagai berikut:
Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika t penelitian < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut:
Jika sig < 0,05, maka pengaruh signifikan
Jika sig > 0,05, maka pengaruh tidak signifikan
Kelima: Membuat keputusan hasil pengujian hipotesis
Hasil penghitungan dengan IBM SPSS menunjukkan angka t penelitian sebesar 0,915 < t tabel
sebesar 1,980; dengan demikian keputusannya ialah H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak
ada hubungan linear antara variabel exogenous proses layanan dengan variabel endogenous
kepuasan pelanggan. Karena tidak ada hubungan linier antara kedua variabel tersebut; maka
variabel independen exogenous proses layanan tidak mempengaruhi variabel endogenous
kepuasan pelanggan. Nilai koefesien Beta (dalam kolom Standardized Coefficient Beta) sebesar
0,161 atau jika dibuat persen menjadi sebesar 16,1% menunjukkan bahwa pengaruh sebesar ini
tidak signifikan karena nilai signifikansi / probabilitas hasil penghitungan yang tertera dalam
kolom Sig sebesar 0,362 > 0,05.
157
Hubungan antara Variabel Exogenous Penanganan Keluhan dengan Variabel Endogenous
Kepuasan Pelanggan
Untuk melihat apakah ada hubungan linear antara variabel exogenous penanganan keluhan
dengan variabel endogenous kepuasan pelanggan kita dapat melakukan langkah-langkah analisis
sebagai berikut:
Pertama: Menentukan hipotesis yang akan diuji dengan bunyi seperti di bawah ini.
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel exogenous penanganan keluhan dengan
variabel endogenous kepuasan pelanggan
H1: Ada hubungan linear antara variabel exogenous penanganan keluhan dengan
variabel endogenous kepuasan pelanggan
Kedua: Menghitung besarnya angka t penelitian
Nilai t dari hasil penghitungan IBM SPSS yang tertera dalam kolom t pada tabel Coefficients di
atas untuk menunjukkan adanya hubungan linear variabel exogenous penanganan keluhan
dengan variabel endogenous kepuasan pelanggan ialah sebesar 2,542
Ketiga: Menghitung besarnya angka t tabel / nilai kritis dari tabel t dengan ketentuan sebagai
berikut:
Menetukan besarnya taraf signifikansi sebesar 0,05 dan Degree of Freedom (DF) /
Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan: DK = n –2, atau 100 – 2 = 98. Dari ketentuan
tersebut diperoleh angka t tabel sebesar 1,980
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan seperti di bawah ini
Untuk pengujian hipotesis t kriterianya sebagai berikut:
Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika t penelitian < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut:
Jika sig < 0,05, maka pengaruh signifikan
Jika sig > 0,05, maka pengaruh tidak signifikan
Kelima: Membuat keputusan hasil pengujian hipotesis
Hasil penghitungan dengan IBM SPSS menunjukkan angka t penelitian sebesar 2,542 > t tabel
sebesar 1,980; dengan demikian keputusannya ialah H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada
hubungan linear antara variabel exogenous penanganan keluhan dengan variabel endogenous
kepuasan pelanggan. Karena ada hubungan linier antara kedua variabel tersebut; maka variabel
independen exogenous penanganan keluhan mempengaruhi variabel endogenous kepuasan
pelanggan. Besarnya pengaruh variabel independen exogenous penanganan keluhan terhadap
variabel endogenous kepuasan pelanggan dapat diketahui dari nilai koefesien Beta (dalam kolom
Standardized Coefficient Beta) ialah sebesar 0,460 atau jika dibuat persen menjadi sebesar
46,0%. Pengaruh sebesar ini signifikan karena nilai signifikansi / probabilitas hasil penghitungan
yang tertera dalam kolom Sig sebesar 0,013 < 0,05.
158
Hubungan antara Variabel Exogenous Kualitas Layanan dengan Variabel Endogenous
Kepuasan Pelanggan
Untuk melihat apakah ada hubungan linear antara variabel exogenous kualitas layanan dengan
variabel endogenous kepuasan pelanggan kita dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai
berikut:
Pertama: Menentukan hipotesis yang akan diuji dengan bunyi seperti di bawah ini.
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel exogenous kualitas layanan dengan
variabel endogenous kepuasan pelanggan
H1: Ada hubungan linear antara variabel exogenous kualitas layanan dengan variabel
endogenous kepuasan pelanggan
Kedua: Menghitung besarnya angka t penelitian
Nilai t dari hasil penghitungan IBM SPSS yang tertera dalam kolom t pada tabel Coefficients di
atas untuk menunjukkan adanya hubungan linear variabel exogenous kualitas layanan dengan
variabel endogenous kepuasan pelanggan ialah sebesar 4,939
Ketiga: Menghitung besarnya angka t tabel / nilai kritis dari tabel t dengan ketentuan sebagai
berikut:
Menetukan besarnya taraf signifikansi sebesar 0,05 dan Degree of Freedom (DF) /
Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan: DK = n –2, atau 100 – 2 = 98. Dari ketentuan
tersebut diperoleh angka t tabel sebesar 1,980
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan seperti di bawah ini
Untuk pengujian hipotesis t kriterianya sebagai berikut:
Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika t penelitian < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut:
Jika sig < 0,05, maka pengaruh signifikan
Jika sig > 0,05, maka pengaruh tidak signifikan
Kelima: Membuat keputusan hasil pengujian hipotesis
Hasil penghitungan dengan IBM SPSS menunjukkan angka t penelitian sebesar 4,939 > t tabel
sebesar 1,980; dengan demikian keputusannya ialah H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada
hubungan linear antara variabel exogenous kualitas layanan dengan variabel endogenous
kepuasan pelanggan. Karena ada hubungan linier antara kedua variabel tersebut; maka variabel
independen exogenous kualitas layanan mempengaruhi variabel endogenous kepuasan
pelanggan. Besarnya pengaruh variabel independen exogenous kualitas layanan terhadap
variabel endogenous kepuasan pelanggan dapat diketahui dari nilai koefesien Beta (dalam kolom
Standardized Coefficient Beta) ialah sebesar 0,388 atau jika dibuat persen menjadi sebesar
38,8%. Pengaruh sebesar ini signifikan karena nilai signifikansi / probabilitas hasil penghitungan
yang tertera dalam kolom Sig sebesar 0,000 < 0,05.
159
Bagian Korelasi
Bagian ini akan menganalisis korelasi antara variabel exogenous independen penanganan
keluhan, proses layanan, fasilitas pendukung layanan dan kualitas layanan. Hasil penghitungan
IMB SPSS untuk korelasi antar variabel tersebut tertera dibawah ini :
Korelasi Antara Variabel Independen Exogenous Penanganan Keluhan dan Fasilitas
Pendukung Layanan
Nilai koefesisen korelasi antara variabel independen exogenous penanganan keluhan dan
fasilitas pendukung layanan dapat diinterpretasi didasarkan pada kriteria sebagai berikut
(Sarwono:2006):
o
o
o
o
o
o
0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel
>0 – 0,25: Korelasi sangat lemah
>0,25 – 0,5: Korelasi cukup
>0,5 – 0,75: Korelasi kuat
>0,75 – 0,99: Korelasi sangat kuat
1: Korelasi sempurna
Perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS diperoleh angka koefesien korelasi antara variabel
independen exogenous penanganan keluhan dan fasilitas pendukung layanan sebesar 0,933.
Korelasi sebesar 0,933 bermakna hubungan antara variabel penanganan keluhan dan fasilitas
pendukung layanan sangat kuat dan searah (karena hasil koefesien korelasi positif). Searah
artinya jika variabel penanganan keluhan nilainya tinggi maka variabel fasilitas pendukung
layanan juga dinilai tinggi dan berlaku juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut bersifat
signifikan karena angka signifikansi (sig) penelitian adalah sebesar 0,000 < 0,05. Ketentuannya
jika angka signifikansi (sig) < 0,05 hubungan kedua variabel signifikan; sebaliknya jika angka
signifikansi (sig) > 0,05 hubungan kedua variabel tidak signifikan.
160
Korelasi Antara Variabel Independen Exogenous Proses Layanan
dan Fasilitas
Pendukung Layanan
Perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS diperoleh angka koefesien korelasi antara variabel
independen exogenous proses layanan dan fasilitas pendukung layanan sebesar 0,933. Korelasi
sebesar 0,933 bermakna hubungan antara variabel proses layanan dan fasilitas pendukung
layanan sangat kuat dan searah (karena hasil koefesien korelasi positif). Searah artinya jika
variabel proses layanan nilainya tinggi maka variabel fasilitas pendukung layanan juga dinilai
tinggi dan berlaku juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut bersifat signifikan karena
angka signifikansi (sig) penelitian adalah sebesar 0,000 < 0,05.
Korelasi Antara Variabel Independen Exogenous Penanganan Keluhan dan Proses
Layanan
Perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS diperoleh angka koefesien korelasi antara variabel
independen exogenous penanganan keluhan dan proses layanan sebesar 0,854. Korelasi sebesar
0,854 bermakna hubungan antara variabel penanganan keluhan dan proses layanan sangat kuat
dan searah (karena hasil koefesien korelasi positif). Searah artinya jika variabel penanganan
keluhan nilainya tinggi maka variabel proses layanan juga dinilai tinggi dan berlaku juga
sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut bersifat signifikan karena angka signifikansi (sig)
penelitian adalah sebesar 0,000 < 0,05.
Jika diamati nilai korelasi dalam sub – struktur ini sangat tinggi karena mendekati satu. Dengan
demikian dapat disimpulkan terjadi multikolinieritas antara variabel independennya. Itulah
sebabnya nilai koefesien regresi atau bobot beta dari variabel fasilitas pendukung layanan dan
proses layanan ke kualitas layanan menjadi tidak signifikan.
Korelasi Antara Variabel Independen Exogenous Kualitas Layanan dan Fasilitas
Pendukung Layanan
Perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS diperoleh angka koefesien korelasi antara variabel
independen exogenous kualitas layanan dan fasilitas pendukung layanan sebesar 0,574. Korelasi
sebesar 0,574 bermakna hubungan antara variabel proses layanan dan fasilitas pendukung
layanan kuat dan searah (karena hasil koefesien korelasi positif). Searah artinya jika variabel
kualitas layanan nilainya tinggi maka variabel fasilitas pendukung layanan juga dinilai tinggi dan
berlaku juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut bersifat signifikan karena angka
signifikansi (sig) penelitian adalah sebesar 0,000 < 0,05.
Korelasi Antara Variabel Independen Exogenous Kualitas Layanan dan Proses Layanan
Perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS diperoleh angka koefesien korelasi antara variabel
independen exogenous kualitas layanan dan proses layanan sebesar 0,525. Korelasi sebesar
0,525 bermakna hubungan antara variabel kualitas layanan dan proses layanan kuat dan searah
(karena hasil koefesien korelasi positif). Searah artinya jika variabel kualitas layanan nilainya
tinggi maka variabel proses layanan juga dinilai tinggi dan berlaku juga sebaliknya. Korelasi dua
variabel tersebut bersifat signifikan karena angka signifikansi (sig) penelitian adalah sebesar
0,000 < 0,05.
161
12.7 Validitas Hasil Riset untuk Sub – Struktur II
12.7.1 Melihat Kelayakan Model Regresi
Untuk mengetahui apakah model regresi di atas sudah benar kita akan melakukan pengujian
model yang sudah kita buat dengan. Pengujian model dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
pertama menggunakan nilai F pada tabel keluaran ANOVA; yang kedua dengan cara
menggunakan nilai probabilitas / nilai sig pada tabel keluaran ANOVA. Tabel ANOVA tertera di
bawah ini.
Berikut ini akan dilakukan pengujian hipotesis dengan dua cara tersebut. Bagian pertama
menggunakan nilai F sedang bagian kedua akan menggunakan nilai sig. Penghitungan akan
menghasilkan keputusan yang sama.
Uji Hipotesis Menggunakan Angka F
Untuk melakukan pengujian hipotesis langkahnya sebagai berikut:
Pertama: kita harus membuat hipotesis yang berbunyi sebagai berikut:
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous penanganan keluhan,
proses layanan, fasilitas pendukung layanan dan kualitas layanan terhadap variabel
endogenous kepuasan pelanggan
H1: Ada hubungan linear antara variabel independen exogenous penanganan keluhan, proses
layanan, fasilitas pendukung layanan dan kualitas layanan terhadap
variabel
endogenous kepuasan pelanggan.
Kedua: Menghitung nilai F penelitian
Nilai F penelitian dari keluaran IBM SPSS ialah sebesar 39,602
Ketiga: Menghitung F tabel dengan ketentuan sebagai berikut:
Tentukan besar nilai taraf signifikansi sebesar 0,05 dan
Nilai Degree of Freedom (DF) / Derajat kebebasan (DK) dengan ketentuan
numerator / vektor 1: jumlah variabel –1 atau 4 –1 = 3; dan denumerator / vektor 2:
jumlah kasus – jumlah variabel atau 100 – 4 = 96. Dengan ketentuan tersebut
diperoleh angka F tabel sebesar 2,68.
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan hasil uji hipotesis sebagai berikut:
Jika F penelitian > F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika F penelitian < F tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
162
Kelima: Mengambil keputusan hasil uji hipotesis
Hasil perhitungan dengan IBM SPSS didapatkan angka F penelitian sebesar 39,602 > F tabel
sebesar 2,68. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, ada hubungan linear
antara variabel independen exogenous penanganan keluhan, proses layanan, fasilitas
pendukung layanan dan kualitas layanan terhadap variabel endogenous kepuasan pelanggan.
Kesimpulannya ialah model regresi di atas sudah layak dan benar.
Uji Hipotesis Menggunakan Angka Probabilitas (sig) Penelitian
Untuk melakukan pengujian hipotesis langkahnya sebagai berikut:
Pertama: kita harus membuat hipotesis yang berbunyi sebagai berikut:
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous penanganan keluhan,
proses layanan, fasilitas pendukung layanan dan kualitas layanan terhadap variabel
endogenous kepuasan pelanggan.
H1: Ada hubungan linear antara variabel independen exogenous penanganan keluhan, proses
layanan, fasilitas pendukung layanan dan kualitas layanan terhadap
variabel
endogenous kepuasan pelanggan.
Kedua: Menghitung nilai probabilitas (sig) penelitian
Nilai probabilitas (sig) penelitian dari keluaran IBM SPSS ialah sebesar 0,000
Ketiga: Menenetukan nilai probabilitas kriteria sebesar 0,05 (Catatan: Sig default IBM SPSS
ialah sebesar 0,05; tentunya nilai ini dapat kita sesuaikan dengan tingkat kepercayaan
(confidence interval) yang kita inginkan.)
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan
Kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut:
Jika probabilitas / sig penelitian < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika probabilitas / sig penelitian > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Kelima: Mengambil keputusan
Hasil perhitungan dengan IBM SPSS menunjukkan angka probabilitas / signifikansi sebesar
0,000 < 0,05; dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada hubungan antara
linear variabel independen exogenous penanganan keluhan, proses layanan, fasilitas
pendukung layanan dan kualitas layanan terhadap variabel endogenous kepuasan pelanggan.
Dari hasil pengujian hipotesis di atas membuktikan bahwa model regresi yang kita buat sudah
layak / benar.
163
12.7.2 Menguji Ketepatan Predictor yang Digunakan dalam Riset
Untuk menguji ketepatan predictor (variabel exogenous) yang digunakan untuk memprediksi
variabel endogenous dapat digunakan angka standard deviasi dan angka standard error of
estimate. Ketentuannya ialah sebagai berikut:
Jika nilai angka standard error of estimate < standard deviasi; maka predictor layak /
benar
Jika nilai angka standard error of estimate > standard deviasi; maka predictor tidak
layak / salah
Jika dilihat hasil penghitungan di atas nilai standard error of estimate sebagai berikut:
Variabel fasilitas pendukung layanan sebesar 2,559 > standard error of estimate 2,355
Variabel proses layanan sebesar 2,050 < standard error of estimate 2,355
Variabel penanganan keluhan sebesar 3,135 > standard error of estimate 2,355
Variabel kualitas layanan sebesar 2,903 > standard error of estimate 2,355
Dengan demikian terdapat satu predictor yang tidak tepat, yaitu variabel independen proses
layanan karena nilai standard error of estimate 2,355 > dari standard deviasinya sebesar 2,050
164
12.7.3 Menguji Kelayakan Koefesien Regresi / Bobot Beta
Jika dilihat pada tabel di atas maka koefesien regresi untuk yang signifkan ialah terdapat pada
variabel penanganan keluhan sebesar 0,031 < 0,05 dan kualitas layanan sebesar 0,000.
Kesimpulannya variabel ini mempunyai koefesien regresi yang signifkan, karena nilai sig-nya
dibawah 0,05. Sedang untuk kedua variabel lainnya koefesien regresinya tidak signifikan karena
nilai sig > 0,05 (0,656 dan 0,362)
12.7.4 Menguji Otokorelasi
Untuk menguji apakah terdapat otokorelasi atau tidak dalam model regresi di atas, ketentuannya
ialah: Terjadi otokorelasi jika nilai Durbin and Watson= 1< DW >3.
Dari hasil penghitungan di atas, kita peroleh nilai Durbin – Watson sebesar 2,082. Berarti tidak
terjadi otokorelasi dalam model regresi berganda yang sudah kita buat.
165
12.9.5 Menguji Multikolinieritas
Terjadi multikolinieritas karena korelasi antar variabel independen mendekati satu, yaitu dengan
nilai koefesien korelasi sebesar 0,933 (Fasilitas Pendukun Layanan dan Proses Layanan), 0,933
(Fasilitas Pendukun Layanan dan Penanganan Keluhan) dan 0,854( Proses Layanan dan
Penanganan Keluhan). Sedang untuk korelasi antara variabel fasilitas pendukung layanan dan
kualitas layanan dengan koefesien korelasi sebesar 0,574 dan proses layanan dengan kualitas
layanan dengan koefesien korelasi sebesar 0,525 tidak terjadi multikolinieritas.
12.7.6 Menguji Linieritas
Dari gambar di atas dapat disimpulkan data sudah membentuk garis lurus dari sisi kiri bawah ke
kanan atas sesuai dengan teori linieritas, sehingga dapat disimpulkan bahwa linieritas dalam
model regresi ini sudah dipenuhi.
166
12.7.7 Menguji Normalitas Data
Data berdistribusi normal jika data tersebut membentuk kurva bel. Jika dilihat gambar diatas,
meski tidak sempurna data yang digunakan ada kecenderungan membentuk kurva bel; dengan
demikian data dianggap berdistribusi normal.
Kesimpulannya ialah model regresi yang sudah kita buat sudah memenuhi semua persyaratan
yang diharuskan dengan demikian model regresi dalam Analisis Jalur ini sudah layak / benar.
12.8
Penghitungan untuk Sub Struktur III
Analisis dengan menggunakan IBM SPSS untuk sub-struktur III, caranya lakukan dengan
langkah-langkah seperti di bawah ini:
Pertama: Menghitung dengan IBM SPSS
Klik Analyse > Linear
Pindahkan variabel loyalitas pelanggan ke kolom Dependent
Pindahkan variabel
kualitas layanan, penanganan keluhan, fasilitas
pendukung layanan, proses layanan dan kepuasan pelanggan ke kolom
Independent
Isi kolom Method dengan perintah Enter
Klik Option: Pada pilihan Stepping Method Criteria masukkan angka 0,05 pada
kolom Entry > Cek Include constant in equation > Pada pilihan Missing
Values cek Exclude cases listwise > Tekan Continue
Pilih Statistics: Pada pilihan Regression Coefficient pilih Estimate, Model Fit,
Descriptive dan Durbin - Watson. Pada pilihan Residual, pilih Case wise
Diagnostics dan cek All Cases > Tekan Continue
Klik Plots untuk membuat Grafik > Isi kolom Y dengan pilihan SDRESID dan
kolom X dengan ZPRED, kemudian tekan Next > Isi lagi kolom Y dengan
ZPRED dan kolom X dengan DEPENDNT >Pada pilihan Standardised
Residual Plots, cek Normal Probability Plot dan Histogram > Tekan Continue
Klik Ok untuk diproses
167
Hasil penghitungan (output) untuk sub-struktur II adalah:
Bagian Regresi
168
169
Kedua: Penafsiran hasil penghitungan dengan menggunakan IBM SPSS
Pada bagian ini analisis dibagi menjadi dua: pertama melihat pengaruh secara gabungan dan
kedua melihat pengaruh secara parsial. Untuk melihat pengaruh secara gabungan kita dapat
menggunakan angka-angka pada tabel di bawah ini:
Besarnya nilai R square ( R2 ) pada tabel di atas adalah 0,602. Angka tersebut mempunyai makna
besarnya pengaruh variabel independen exogenous penanganan keluhan, proses layanan, fasilitas
pendukung layanan, kualitas layanan dan kepuasan pelanggan terhadap variabel endogenous
loyalitas pelanggan. Untuk memudahkan membacanya kita dapat membuat dalam bentuk angka
persen dengan cara menghitung Koefesien Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
KD = R2 x 100%
KD = 0,602 x 100%
KD = 60,2%
Angka 60,2% ini mempunyai makna sebagai besarnnya pengaruh variabel independen
exogenous penanganan keluhan, proses layanan, fasilitas pendukung layanan, kualitas
layanan dan kepuasan pelanggan terhadap variabel endogenous loyalitas pelanggan.
Sedangkan sisanya dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
e = 1 - R2
e = 1 – 0,602
e = 0,398 atau jika kita ingin buat dalam persen menjadi
e = 0,398 x 100%
e = 39,8%
170
Angka 39,8% di atas mempunyai makna besarnya faktor lain dalam model diluar satu variabel
independen exogenous di atas. Dengan kata lain variabelitas variabel dependen endogenous
loyalitas pelanggan yang dapat diterangkan dengan menggunakan variabel penanganan keluhan,
proses layanan, fasilitas pendukung layanan, kualitas layanan dan kepuasan pelanggan adalah
sebesar 60,2%; sedang pengaruh sebesar 39,8% disebabkan oleh variabel-variabel lain diluar
riset ini.
Melihat Pengaruh Variabel Exogenous Independen Penanganan Keluhan, Fasilitas
Pendukung Layanan, Proses Layanan,
Kualitas Layanan dan Kepuasan Pelanggan
Secara Parsial Terhadap Variabel Endogenous Loyalitas Pelanggan
Besarnya pengaruh variabel independen exogenous penanganan keluhan, proses layanan,
fasilitas pendukung layanan, kualitas layanan dan kepuasan pelanggan terhadap variabel
endogenous loyalitas pelanggan dapat dilihat dari nilai Beta atau Standardized Coeffecient di
bawah ini. Sedang untuk pengujian hipotesisnya digunakan nilai t. Angka- angka tersebut dapat
dilihat di tabel Coefficient di bawah ini.
Pada bagian berikut ini kita akan membahas pengaruh variabel independen exogenous
penanganan keluhan, proses layanan, fasilitas pendukung layanan, kualitas layanan dan kepuasan
pelanggan terhadap variabel endogenous loyalitas pelanggan secara sendiri-sendiri / parsial satu
persatu.
Hubungan antara Variabel Exogenous Fasilitas Pendukung Layanan dengan Variabel
Endogenous Loyalitas Pelanggan
Untuk melihat apakah ada hubungan linear antara variabel exogenous fasilitas pendukung
layanan dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan kita dapat melakukan langkah-langkah
analisis sebagai berikut:
Pertama: Menentukan hipotesis yang akan diuji dengan bunyi seperti di bawah ini.
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel exogenous fasilitas pendukung layanan
dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan
H1: Ada hubungan linear antara variabel variabel exogenous fasilitas pendukung
layanan dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan
171
Kedua: Menghitung besarnya angka t penelitian
Nilai t dari hasil penghitungan IBM SPSS yang tertera dalam kolom t pada tabel Coefficients di
atas untuk menunjukkan adanya hubungan linear antara variabel exogenous proses layanan
dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan ialah sebesar 0,908
Ketiga: Menghitung besarnya angka t tabel / nilai kritis dari tabel t dengan ketentuan sebagai
berikut:
Menetukan besarnya taraf signifikansi sebesar 0,05 dan Degree of Freedom (DF) /
Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan: DK = n –2, atau 100 – 2 = 98. Dari ketentuan
tersebut diperoleh angka t tabel sebesar 1,980
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan seperti di bawah ini
Untuk pengujian hipotesis t kriterianya sebagai berikut:
Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika t penelitian < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut:
Jika sig < 0,05, maka pengaruh signifikan
Jika sig > 0,05, maka pengaruh tidak signifikan
Kelima: Membuat keputusan hasil pengujian hipotesis
Hasil penghitungan dengan IBM SPSS menunjukkan angka t penelitian sebesar 0,908 < t tabel
sebesar 1,980; dengan demikian keputusannya ialah H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak
ada hubungan linear antara variabel exogenous fasilitas pendukung layanan dengan variabel
endogenous loyalitas pelanggan. Karena tidak ada hubungan linier antara kedua variabel
tersebut; maka variabel independen exogenous fasilitas pendukung layanan tidak mempengaruhi
variabel endogenous loyalitas pelanggan. Nilai koefesien Beta (dalam kolom Standardized
Coefficient Beta) sebesar 0,240 atau jika dibuat persen menjadi sebesar 24 % menunjukkan
bahwa pengaruh sebesar ini tidak signifikan karena nilai signifikansi / probabilitas hasil
penghitungan yang tertera dalam kolom Sig sebesar 0,366 > 0,05.
Hubungan antara Variabel Exogenous Proses Layanan
Loyalitas Pelanggan
dengan Variabel Endogenous
Untuk melihat apakah ada hubungan linear antara variabel exogenous proses layanan dengan
variabel endogenous loyalitas pelanggan kita dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai
berikut:
Pertama: Menentukan hipotesis yang akan diuji dengan bunyi seperti di bawah ini.
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel exogenous proses layanan dengan
variabel endogenous loyalitas pelanggan
H1: Ada hubungan linear antara variabel exogenous proses layanan dengan variabel
endogenous loyalitas pelanggan
172
Kedua: Menghitung besarnya angka t penelitian
Nilai t dari hasil penghitungan IBM SPSS yang tertera dalam kolom t pada tabel Coefficients di
atas untuk menunjukkan adanya hubungan linear variabel variabel exogenous fasilitas
pendukung layanan dengan variabel endogenous kepuasan pelanggan ialah sebesar -0,290
Ketiga: Menghitung besarnya angka t tabel / nilai kritis dari tabel t dengan ketentuan sebagai
berikut:
Menetukan besarnya taraf signifikansi sebesar 0,05 dan Degree of Freedom (DF) /
Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan: DK = n –2, atau 100 – 2 = 98. Dari ketentuan
tersebut diperoleh angka t tabel sebesar 1,980
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan seperti di bawah ini
Untuk pengujian hipotesis t kriterianya sebagai berikut:
Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika t penelitian < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut:
Jika sig < 0,05, maka pengaruh signifikan
Jika sig > 0,05, maka pengaruh tidak signifikan
Kelima: Membuat keputusan hasil pengujian hipotesis
Kelima: Karena hasil dari nilai t diketemukan negatif, maka pengujian hipotesis dilakukan
dengan menggunakan kurva. Kurva pengujian untuk menghasilkan keputusan seperti terlihat
di bawah ini:
Cara membaca kurva tersebut ialah:
Karena nilai t hitung / hasil riset negatif, maka letak pengujian di sebelah kiri. Untuk
nilai tabel selalu positif (lihat tabel di lampiran) dengan demikian nilai tabel akan
menyesuaikan dengan hasil nilai t hitungnya.
Letakkan terlebih dahulu nilai t tabel sebesar 1,98 (menyesuaikan hasil t hitung yang
negatif, maka t tabel menjadi -1,98) di sebelah area kiri nilai 0 untuk memisahkan daerah
penerimaan (daerah dimana H0 diterima) dan daerah penolakan (daerah dimana H0
ditolak).
Kemudian letakkan nilai t hitung hasil riset sebesar – 0,290 disebelah kanan nilai t tabel /
antara nilai 0 dan t tabel. Kurva akan menjadi seperti di bawah ini:
173
Karena t hitung sebesar -0,290 jatuh di daerah penerimaan; maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Dengan demikian keputusannya ialah:
Tidak ada hubungan linear antara variabel exogenous proses layanan dengan variabel
endogenous loyalitas pelanggan
Karena tidak ada hubungan linier antara kedua variabel tersebut; maka variabel independen
exogenous proses layanan tidak mempengaruhi variabel endogenous loyalitas pelanggan. Nilai
koefesien Beta (dalam kolom Standardized Coefficient Beta) sebesar -0,053 atau jika dibuat
persen menjadi sebesar -5,3% menunjukkan bahwa pengaruh sebesar ini tidak signifikan karena
nilai signifikansi / probabilitas hasil penghitungan yang tertera dalam kolom Sig sebesar 0,772
> 0,05. Sedang nilai negatif menunjukkan hubungan antara kedua variabel tersebut tidak searah
artinya jika proses layanan dinilai rendah; loyalitas pelanggan malah akan dinilai tinggi.
Hubungan antara Variabel Exogenous Penanganan Keluhan dengan Variabel Endogenous
Loyalitas Pelanggan
Untuk melihat apakah ada hubungan linear antara variabel exogenous penanganan keluhan
dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan kita dapat melakukan langkah-langkah analisis
sebagai berikut:
Pertama: Menentukan hipotesis yang akan diuji dengan bunyi seperti di bawah ini.
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel exogenous penanganan keluhan dengan
variabel endogenous loyalitas pelanggan
H1: Ada hubungan linear antara variabel variabel exogenous penanganan keluhan
dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan
Kedua: Menghitung besarnya angka t penelitian
Nilai t dari hasil penghitungan IBM SPSS yang tertera dalam kolom t pada tabel Coefficients di
atas untuk menunjukkan adanya hubungan linear antara variabel exogenous proses layanan
dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan ialah sebesar 1,449
Ketiga: Menghitung besarnya angka t tabel / nilai kritis dari tabel t dengan ketentuan sebagai
berikut:
Menetukan besarnya taraf signifikansi sebesar 0,05 dan Degree of Freedom (DF) /
Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan: DK = n –2, atau 100 – 2 = 98. Dari ketentuan
tersebut diperoleh angka t tabel sebesar 1,980
174
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan seperti di bawah ini
Untuk pengujian hipotesis t kriterianya sebagai berikut:
Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika t penelitian < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut:
Jika sig < 0,05, maka pengaruh signifikan
Jika sig > 0,05, maka pengaruh tidak signifikan
Kelima: Membuat keputusan hasil pengujian hipotesis
Hasil penghitungan dengan IBM SPSS menunjukkan angka t penelitian sebesar 1,449 < t tabel
sebesar 1,980; dengan demikian keputusannya ialah H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak
ada hubungan linear antara variabel exogenous penanganan keluhan dengan variabel
endogenous loyalitas pelanggan. Karena tidak ada hubungan linier antara kedua variabel
tersebut; maka variabel independen exogenous penanganan keluhan tidak mempengaruhi
variabel endogenous loyalitas pelanggan. Nilai koefesien Beta (dalam kolom Standardized
Coefficient Beta) sebesar 0,281 atau jika dibuat persen menjadi sebesar 28,1 % menunjukkan
bahwa pengaruh sebesar ini tidak signifikan karena nilai signifikansi / probabilitas hasil
penghitungan yang tertera dalam kolom Sig sebesar 0,151 > 0,05.
Hubungan antara Variabel Exogenous Kualitas Layanan dengan Variabel Endogenous
Loyalitas Pelanggan
Untuk melihat apakah ada hubungan linear antara variabel exogenous kualitas layanan dengan
variabel endogenous loyalitas pelanggan kita dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai
berikut:
Pertama: Menentukan hipotesis yang akan diuji dengan bunyi seperti di bawah ini.
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel exogenous kualitas layanan dengan
variabel endogenous loyalitas pelanggan
H1: Ada hubungan linear antara variabel variabel exogenous kualitas layanan dengan
variabel endogenous loyalitas pelanggan
Kedua: Menghitung besarnya angka t penelitian
Nilai t dari hasil penghitungan IBM SPSS yang tertera dalam kolom t pada tabel Coefficients di
atas untuk menunjukkan adanya hubungan linear antara variabel exogenous kualitas layanan
dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan ialah sebesar 0,377
Ketiga: Menghitung besarnya angka t tabel / nilai kritis dari tabel t dengan ketentuan sebagai
berikut:
Menetukan besarnya taraf signifikansi sebesar 0,05 dan Degree of Freedom (DF) /
Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan: DK = n –2, atau 100 – 2 = 98. Dari ketentuan
tersebut diperoleh angka t tabel sebesar 1,980
175
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan seperti di bawah ini
Untuk pengujian hipotesis t kriterianya sebagai berikut:
Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika t penelitian < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut:
Jika sig < 0,05, maka pengaruh signifikan
Jika sig > 0,05, maka pengaruh tidak signifikan
Kelima: Membuat keputusan hasil pengujian hipotesis
Hasil penghitungan dengan IBM SPSS menunjukkan angka t penelitian sebesar 0,377 < t tabel
sebesar 1,980; dengan demikian keputusannya ialah H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak
ada hubungan linear antara variabel exogenous kualitas layanan dengan variabel endogenous
loyalitas pelanggan. Karena tidak ada hubungan linier antara kedua variabel tersebut; maka
variabel independen exogenous proses layanan tidak mempengaruhi variabel endogenous
loyalitas pelanggan. Nilai koefesien Beta (dalam kolom Standardized Coefficient Beta) sebesar
0,034 atau jika dibuat persen menjadi sebesar 3,4 % menunjukkan bahwa pengaruh sebesar ini
tidak signifikan karena nilai signifikansi / probabilitas hasil penghitungan yang tertera dalam
kolom Sig sebesar 0,707 > 0,05.
Hubungan antara Variabel Exogenous Kepuasan Pelanggan dengan Variabel Endogenous
Loyalitas Pelanggan
Untuk melihat apakah ada hubungan linear antara variabel exogenous kepuasan pelanggan
dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan kita dapat melakukan langkah-langkah analisis
sebagai berikut:
Pertama: Menentukan hipotesis yang akan diuji dengan bunyi seperti di bawah ini.
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel exogenous kepuasan pelanggan dengan
variabel endogenous loyalitas pelanggan`
H1: Ada hubungan linear antara variabel exogenous kepuasan pelanggan dengan
variabel endogenous loyalitas pelanggan
Kedua: Menghitung besarnya angka t penelitian
Nilai t dari hasil penghitungan IBM SPSS yang tertera dalam kolom t pada tabel Coefficients di
atas untuk menunjukkan adanya hubungan linear variabel exogenous kepuasan pelanggan
dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan ialah sebesar 3,236
Ketiga: Menghitung besarnya angka t tabel / nilai kritis dari tabel t dengan ketentuan sebagai
berikut:
Menetukan besarnya taraf signifikansi sebesar 0,05 dan Degree of Freedom (DF) /
Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan: DK = n –2, atau 100 – 2 = 98. Dari ketentuan
tersebut diperoleh angka t tabel sebesar 1,980
176
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan seperti di bawah ini
Untuk pengujian hipotesis t kriterianya sebagai berikut:
Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika t penelitian < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut:
Jika sig < 0,05, maka pengaruh signifikan
Jika sig > 0,05, maka pengaruh tidak signifikan
Kelima: Membuat keputusan hasil pengujian hipotesis
Hasil penghitungan dengan IBM SPSS menunjukkan angka t penelitian sebesar 3,236 > t tabel
sebesar 1,980; dengan demikian keputusannya ialah H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada
hubungan linear antara variabel exogenous kepuasan pelanggan dengan variabel endogenous
loyalitas pelanggan. Karena ada hubungan linier antara kedua variabel tersebut; maka variabel
independen exogenous kepuasan pelanggan mempengaruhi variabel endogenous loyalitas
pelanggan. Besarnya pengaruh variabel exogenous kepuasan pelanggan terhadap variabel
endogenous loyalitas pelanggan dapat diketahui dari nilai koefesien Beta (dalam kolom
Standardized Coefficient Beta) ialah sebesar 0,344 atau jika dibuat persen menjadi sebesar
34,4%. Pengaruh sebesar ini signifikan karena nilai signifikansi / probabilitas hasil penghitungan
yang tertera dalam kolom Sig sebesar 0,002 < 0,05.
Bagian Korelasi
Bagian ini akan menganalisis korelasi antara variabel exogenous independen penanganan
keluhan, proses layanan, fasilitas pendukung layanan, kualitas layanan dan kepuasan pelanggan.
Hasil penghitungan IMB SPSS untuk korelasi antar variabel tersebut tertera dibawah ini :
177
Korelasi Antara Variabel Independen Exogenous Penanganan Keluhan dan Fasilitas
Pendukung Layanan
Nilai koefesisen korelasi antara variabel independen exogenous penanganan keluhan dan
fasilitas pendukung layanan dapat diinterpretasi didasarkan pada kriteria sebagai berikut
(Sarwono:2006):
o
o
o
o
o
o
0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel
>0 – 0,25: Korelasi sangat lemah
>0,25 – 0,5: Korelasi cukup
>0,5 – 0,75: Korelasi kuat
>0,75 – 0,99: Korelasi sangat kuat
1: Korelasi sempurna
Perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS diperoleh angka koefesien korelasi antara variabel
independen exogenous penanganan keluhan dan fasilitas pendukung layanan sebesar 0,933.
Korelasi sebesar 0,933 bermakna hubungan antara variabel penanganan keluhan dan fasilitas
pendukung layanan sangat kuat dan searah (karena hasil koefesien korelasi positif). Searah
artinya jika variabel penanganan keluhan nilainya tinggi maka variabel fasilitas pendukung
layanan juga dinilai tinggi dan berlaku juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut bersifat
signifikan karena angka signifikansi (sig) penelitian adalah sebesar 0,000 < 0,05. Ketentuannya
jika angka signifikansi (sig) < 0,05 hubungan kedua variabel signifikan; sebaliknya jika angka
signifikansi (sig) > 0,05 hubungan kedua variabel tidak signifikan.
Korelasi Antara Variabel Independen Exogenous Proses Layanan
dan Fasilitas
Pendukung Layanan
Perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS diperoleh angka koefesien korelasi antara variabel
independen exogenous proses layanan dan fasilitas pendukung layanan sebesar 0,933. Korelasi
sebesar 0,933 bermakna hubungan antara variabel proses layanan dan fasilitas pendukung
layanan sangat kuat dan searah (karena hasil koefesien korelasi positif). Searah artinya jika
variabel proses layanan nilainya tinggi maka variabel fasilitas pendukung layanan juga dinilai
tinggi dan berlaku juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut bersifat signifikan karena
angka signifikansi (sig) penelitian adalah sebesar 0,000 < 0,05.
Korelasi Antara Variabel Independen Exogenous Penanganan Keluhan dan Proses
Layanan
Perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS diperoleh angka koefesien korelasi antara variabel
independen exogenous penanganan keluhan dan proses layanan sebesar 0,854. Korelasi sebesar
0,854 bermakna hubungan antara variabel penanganan keluhan dan proses layanan sangat kuat
dan searah (karena hasil koefesien korelasi positif). Searah artinya jika variabel penanganan
keluhan nilainya tinggi maka variabel proses layanan juga dinilai tinggi dan berlaku juga
sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut bersifat signifikan karena angka signifikansi (sig)
penelitian adalah sebesar 0,000 < 0,05.
Jika diamati nilai korelasi dalam sub – struktur ini sangat tinggi karena mendekati satu. Dengan
demikian dapat disimpulkan terjadi multikolinieritas antara variabel independennya. Itulah
sebabnya nilai koefesien regresi atau bobot beta dari variabel fasilitas pendukung layanan dan
proses layanan ke kualitas layanan menjadi tidak signifikan.
178
Catatan:
Bagian korelasi untuk variabel – variabel independen lainnya penafsirannya sama. Di bawah ini
diberikan tabel ringkasan untuk semua korelasi dalam sub – struktur III.
12.9 Validitas Hasil Riset untuk Sub – Struktur III
12.9.1 Melihat Kelayakan Model Regresi
Untuk mengetahui apakah model regresi di atas sudah benar kita akan melakukan pengujian
model yang sudah kita buat dengan. Pengujian model dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
pertama menggunakan nilai F pada tabel keluaran ANOVA; yang kedua dengan cara
menggunakan nilai probabilitas / nilai sig pada tabel keluaran ANOVA. Tabel ANOVA tertera di
bawah ini.
Berikut ini akan dilakukan pengujian hipotesis dengan dua cara tersebut. Bagian pertama
menggunakan nilai F sedang bagian kedua akan menggunakan nilai sig. Penghitungan akan
menghasilkan keputusan yang sama
.
179
Uji Hipotesis Menggunakan Angka F
Untuk melakukan pengujian hipotesis langkahnya sebagai berikut:
Pertama: kita harus membuat hipotesis yang berbunyi sebagai berikut:
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous penanganan keluhan,
proses layanan, fasilitas pendukung layanan, kualitas layanan dan kepuasan pelanggan
dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan
H1: Ada hubungan linear antara variabel independen exogenous penanganan keluhan, proses
layanan, fasilitas pendukung layanan, kualitas layanan dan kepuasan pelanggan dengan
variabel endogenous loyalitas pelanggan.
Kedua: Menghitung nilai F penelitian
Nilai F penelitian dari keluaran IBM SPSS ialah sebesar 28,379
Ketiga: Menghitung F tabel dengan ketentuan sebagai berikut:
Tentukan besar nilai taraf signifikansi sebesar 0,05 dan
Nilai Degree of Freedom (DF) / Derajat kebebasan (DK) dengan ketentuan
numerator / vektor 1: jumlah variabel –1 atau 4 –1 = 3; dan denumerator / vektor 2:
jumlah kasus – jumlah variabel atau 100 – 4 = 96. Dengan ketentuan tersebut
diperoleh angka F tabel sebesar 2,68.
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan hasil uji hipotesis sebagai berikut:
Jika F penelitian > F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika F penelitian < F tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Kelima: Mengambil keputusan hasil uji hipotesis
Hasil perhitungan dengan IBM SPSS didapatkan angka F penelitian sebesar 28,379 > F tabel
sebesar 2,68. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, ada hubungan linear
antara variabel independen exogenous penanganan keluhan, proses layanan, fasilitas
pendukung layanan, kualitas layanan dan kepuasan pelanggan dengan variabel endogenous
loyalitas pelanggan. Kesimpulannya ialah model regresi di atas sudah layak dan benar.
Uji Hipotesis Menggunakan Angka Probabilitas (sig) Penelitian
Untuk melakukan pengujian hipotesis langkahnya sebagai berikut:
Pertama: kita harus membuat hipotesis yang berbunyi sebagai berikut:
H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel independen exogenous penanganan keluhan,
proses layanan, fasilitas pendukung layanan, kualitas layanan dan kepuasan pelanggan
dengan variabel endogenous loyalitas pelanggan.
H1: Ada hubungan linear antara variabel independen exogenous penanganan keluhan, proses
layanan, fasilitas pendukung layanan, kualitas layanan dan kepuasan pelanggan dengan
variabel endogenous loyalitas pelanggan.
180
Kedua: Menghitung nilai probabilitas (sig) penelitian
Nilai probabilitas (sig) penelitian dari keluaran IBM SPSS ialah sebesar 0,000
Ketiga: Menenetukan nilai probabilitas kriteria sebesar 0,05 (Catatan: Sig default IBM SPSS
ialah sebesar 0,05; tentunya nilai ini dapat kita sesuaikan dengan tingkat kepercayaan
(confidence interval) yang kita inginkan.)
Keempat: Menentukan kriteria pengambilan keputusan
Kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut:
Jika probabilitas / sig penelitian < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika probabilitas / sig penelitian > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Kelima: Mengambil keputusan
Hasil perhitungan dengan IBM SPSS menunjukkan angka probabilitas / signifikansi sebesar
0,000 < 0,05; dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada hubungan antara
linear variabel independen exogenous penanganan keluhan, proses layanan, fasilitas
pendukung layanan, kualitas layanan dan kepuasan pelanggan dengan variabel endogenous
loyalitas pelanggan.
Dari hasil pengujian hipotesis di atas membuktikan bahwa model regresi yang kita buat sudah
layak / benar.
12.9.2 Menguji Ketepatan Predictor yang Digunakan dalam Riset
Untuk menguji ketepatan predictor (variabel exogenous) yang digunakan untuk memprediksi
variabel endogenous dapat digunakan angka standard deviasi dan angka standard error of
estimate. Ketentuannya ialah sebagai berikut:
Jika nilai angka standard error of estimate < standard deviasi; maka predictor layak /
benar
Jika nilai angka standard error of estimate > standard deviasi; maka predictor tidak
layak / salah
181
Jika dilihat hasil penghitungan di atas nilai standard error of estimate sebagai berikut:
Variabel fasilitas pendukung layanan sebesar 2,559 > standard error of estimate 2,355
Variabel proses layanan sebesar 2,050 < standard error of estimate 2,355
Variabel penanganan keluhan sebesar 3,135 > standard error of estimate 2,355
Variabel kepuasan pelanggan sebesar 2,954 > standard error of estimate 2,355
Dengan demikian terdapat satu predictor yang tidak tepat, yaitu variabel independen proses
layanan karena nilai standard error of estimate 2,355 > dari standard deviasinya sebesar 2,050
12.9.3 Menguji Kelayakan Koefesien Regresi / Bobot Beta
Jika dilihat pada tabel di atas maka koefesien regresi untuk yang signifkan ialah terdapat pada
variabel kepuasan pelanggan sebesar 0,002 < 0,05. Kesimpulannya variabel ini mempunyai
koefesien regresi yang signifkan, karena nilai sig-nya dibawah 0,05. Sedang untuk ketiga
variabel lainnya koefesien regresinya tidak signifikan karena nilai sig > 0,05.
182
12.9.4 Menguji Otokorelasi
Untuk menguji apakah terdapat otokorelasi atau tidak dalam model regresi di atas, ketentuannya
ialah: Terjadi otokorelasi jika nilai Durbin and Watson= 1< DW >3.
Dari hasil penghitungan di atas, kita peroleh nilai Durbin – Watson sebesar 1,821. Berarti tidak
terjadi otokorelasi dalam model regresi berganda yang sudah kita buat.
12.9.5 Menguji Multikolinieritas
Terjadi multikolinieritas karena korelasi antar variabel independen mendekati satu, yaitu dengan
nilai koefesien korelasi sebesar 0,933 (Fasilitas Pendukun Layanan dan Proses Layanan), 0,933
(Fasilitas Pendukun Layanan dan Penanganan Keluhan) dan 0,854( Proses Layanan dan
Penanganan Keluhan). Sedang untuk variabel lainnya tidak ada multikolinieritas.
183
12.9.6 Menguji Linieritas
Dari gambar di atas dapat disimpulkan data sudah membentuk garis lurus dari sisi kiri bawah ke
kanan atas sesuai dengan teori linieritas, sehingga dapat disimpulkan bahwa linieritas dalam
model regresi ini sudah dipenuhi.
12.9.7 Menguji Normalitas Data
Data berdistribusi normal jika data tersebut membentuk kurva bel. Jika dilihat gambar diatas,
meski tidak sempurna data yang digunakan ada kecenderungan membentuk kurva bel; dengan
demikian data dianggap berdistribusi normal.
Kesimpulannya ialah model regresi yang sudah kita buat sudah memenuhi semua persyaratan
yang diharuskan dengan demikian model regresi dalam Analisis Jalur ini sudah layak / benar.
184
12.10 Menghitung Pengaruh Langsung (Direct Effect atau DE)
a. Pengaruh variabel penanganan keluhan terhadap kualitas layanan
X1 ke Y 1 = 0,503
b. Pengaruh variabel fasilitas pendukung layanan terhadap kualitas layanan
X2 ke Y 1 = 0,118
c. Pengaruh variabel proses layanan terhadap kualitas layanan
X3 ke Y 1 = -0,015
d. Pengaruh variabel penanganan keluhan terhadap kepuasan pelanggan
X1 ke Y2 = 0,460
e. Pengaruh variabel fasilitas pendukung layanan terhadap kepuasan pelanggan
X2 ke Y2 = -0,114
f. Pengaruh variabel proses layanan terhadap kepuasan pelanggan
X3 ke Y2 = 0,161
g. Pengaruh variabel penanganan keluhan terhadap loyalitas pelanggan
X1 ke Y3 = 0,281
h. Pengaruh variabel fasilitas pendukung layanan terhadap loyalitas pelanggan
X2 ke Y3 = 0,240
i. Pengaruh variabel proses layanan terhadap loyalitas pelanggan
X3 ke Y3 = -0,053
j. Pengaruh variabel kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan
Y1 ke Y2 = 0,388
k. Pengaruh variabel kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan
Y2 ke Y3 = 0,344
12.11 Menghitung Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect atau IE)
a. Pengaruh variabel penanganan keluhan terhadap kepuasan pelanggan melalui kualitas
layanan
X 1 ke Y2 melalui Y 1 = (0,503 x 0,388) = 0,195
b. Pengaruh variabel fasilitas pendukung layanan terhadap kepuasan pelanggan melalui
kualitas layanan
X2ke Y2 melalui Y 1 = (0,118 x 0,388) = 0,045
c. Pengaruh variabel proses layanan terhadap kepuasan pelanggan melalui kualitas
layanan
X3ke Y2 melalui Y 1 = (-0,015 x 0,388) = -0,0058
d. Pengaruh variabel penanganan keluhan terhadap loyalitas pelanggan melalui kualitas
layanan
X 1 ke Y3 melalui Y 1 = (0,503 x 0,034) = 0,017
e. Pengaruh variabel fasilitas pendukung layanan terhadap loyalitas pelanggan melalui
kualitas layanan
X2ke Y3 melalui Y 1 = (0,118 x 0,034) = 0,0040
f. Pengaruh variabel proses layanan terhadap loyalitas pelanggan melalui kualitas layanan
X3ke Y3 melalui Y 1 = (-0,015 x 0,034) = -0,0005
185
g.
h.
i.
j.
k.
l.
Pengaruh variabel penanganan keluhan terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan
pelanggan
X 1 ke Y3 melalui Y2 = (0,460 x 0,344) = 0,158
Pengaruh variabel fasilitas pendukung layanan terhadap loyalitas pelanggan melalui
kepuasan pelanggan
X 1 ke Y3 melalui Y2 = (0,118 x 0,344) = 0,040
Pengaruh variabel proses layanan terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan
pelanggan
X 1 ke Y3 melalui Y2 = (0,161 x 0,344) = 0,055
Pengaruh variabel penanganan keluhan terhadap loyalitas pelanggan melalui kualitas
layanan dan kepuasan pelanggan
X 1 ke Y3 melalui Y1 dan Y2 = (0,503 x 0,388 x 0,344) = 0,067
Pengaruh variabel fasilitas pendukung layanan terhadap loyalitas pelanggan melalui
kualitas layanan dan kepuasan pelanggan
X2ke Y3 melalui Y1 dan Y2 = (0,118 x 0,388 x 0,344) = 0,015
Pengaruh variabel proses layanan terhadap loyalitas pelanggan melalui kualitas layanan
dan kepuasan pelanggan
X 1 ke Y3 melalui Y1 dan Y2 = (-0,015 x 0,388 x 0,344) = -0,002
12.13 Pengaruh Total (Total Effect / TE)
a. Pengaruh variabel penanganan keluhan terhadap kepuasan pelanggan melalui kualitas
layanan
X1 ke Y2 melalui Y 1 = 0,503 + (0,503 x 0,388) = 0,698
b. Pengaruh variabel fasilitas pendukung layanan terhadap kepuasan pelanggan melalui
kualitas layanan
X2 ke Y2 melalui Y 1 = 0,118 + (0,118 x 0,388) = 0,0,164
c. Pengaruh variabel proses layanan terhadap kepuasan pelanggan melalui kualitas layanan
X3 ke Y2 melalui Y 1 = -0,015 + (-0,015 x 0,388) = -0,020
d. Pengaruh variabel penanganan keluhan terhadap loyalitas pelanggan melalui kualitas
layanan
X1 ke Y3 melalui Y 1 = 0,503 + (0,503 + 0,034) = 0,520
e. Pengaruh variabel fasilitas pendukung layanan terhadap loyalitas pelanggan melalui
kualitas layanan
X2 ke Y3 melalui Y 1 = 0,118 + (0,118 x 0,034) = 0,122
f. Pengaruh variabel proses layanan terhadap loyalitas pelanggan melalui kualitas layanan
X3 ke Y3 melalui Y 1 = -0,015 + (-0,015 x 0,034) = -0,015
g. Pengaruh variabel penanganan keluhan terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan
pelanggan
X 1 ke Y3 melalui Y2 = 0,460 + (0,460 x 0,344) = 0,618
h. Pengaruh variabel fasilitas pendukung layanan terhadap loyalitas pelanggan melalui
kepuasan pelanggan
X 1 ke Y3 melalui Y2 = 0,118 + (0,118 x 0,344) = 0,158
186
i. Pengaruh variabel proses layanan terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan
pelanggan
X 1 ke Y3 melalui Y2 = 0,161 + (0,161 x 0,344) = 0,216
j. Pengaruh variabel penanganan keluhan terhadap loyalitas pelanggan melalui kualitas
layanan dan kepuasan pelanggan
X 1 ke Y3 melalui Y1 dan Y2 = 0,503 + 0,388 + (0,503 x 0,388 x 0,344) = 0,958
k. Pengaruh variabel fasilitas pendukung layanan terhadap loyalitas pelanggan melalui
kualitas layanan dan kepuasan pelanggan
X2 ke Y3 melalui Y1 dan Y2 = 0,118 + 0,388 + (0,118 x 0,388 x 0,344) = 0,522
l. Pengaruh variabel proses layanan terhadap loyalitas pelanggan melalui kualitas layanan
dan kepuasan pelanggan
X 1 ke Y3 melalui Y1 dan Y2 = -0,015 + 0,388 + (-0,015 x 0,388 x 0,344) = 0,371
12.14 Diagram Jalur untuk Model IV
Diagram jalur untuk model IV seperti di bawah ini:
Persamaan strukutral untuk model kompleks diatas ialah:
sub struktur 1: Y1 = 0,503 X1+ 0,118 X2 - 0,015 X3 + e 1
sub struktur 2: Y2 = 0,460 X1- 0,114 X2+ 0,161 X3+ 0,388Y1 + e 2
sub struktur3: Y3 = 0,281 X1+0,240 X2 - 0,053 X3 + 0,344 Y2+ 0,034 Y1 + e 3
12.15 Kesimpulan
Kesimpulan untuk analisis ke tiga sub – struktur diatas ialah:
a. Pengaruh variabel penanganan keluhan terhadap kualitas layanan sebesar 0,503
b. Pengaruh variabel fasilitas pendukung layanan terhadap kualitas layanan sebesar 0,118
c. Pengaruh variabel proses layanan terhadap kualitas layanan sebesar -0,015
d. Pengaruh variabel penanganan keluhan, fasilitas pendukung layanan dan proses layanan
terhadap kualitas layanan sebesar 0,362
e. Pengaruh faktor lain diluar model sebesar 0,638
f. Pengaruh variabel penanganan keluhan terhadap kepuasan pelanggan sebesar 0,460
187
g. Pengaruh variabel fasilitas pendukung layanan terhadap kepuasan pelanggan sebesar 0,114
h. Pengaruh variabel proses layanan terhadap kepuasan pelanggan sebesar 0,161
i. Pengaruh variabel penanganan keluhan, fasilitas pendukung layanan, proses layanan dan
kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan sebesar 0,625
j. Pengaruh faktor lain diluar model sebesar 0,375
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
u.
v.
w.
x.
y.
z.
aa.
Pengaruh variabel penanganan keluhan terhadap loyalitas pelanggan 0,281
Pengaruh variabel fasilitas pendukung layanan terhadap loyalitas pelanggan 0,240
Pengaruh variabel proses layanan terhadap loyalitas pelanggan -0,053
Pengaruh variabel penanganan keluhan, fasilitas pendukung layanan, proses layanan,
kualitas layanan dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan sebesar 0,602
Pengaruh faktor lain diluar model sebesar 0,398
Pengaruh variabel penanganan keluhan terhadap kepuasan pelanggan melalui kualitas
layanan sebesar 0,195
Pengaruh variabel fasilitas pendukung layanan terhadap kepuasan pelanggan melalui
kualitas layanan sebesar 0,045
Pengaruh variabel proses layanan terhadap kepuasan pelanggan melalui kualitas layanan
sebesar -0,0058
Pengaruh variabel penanganan keluhan terhadap loyalitas pelanggan melalui kualitas
layanan sebesar 0,017
Pengaruh variabel fasilitas pendukung layanan terhadap loyalitas pelanggan melalui
kualitas layanan sebesar 0,0040
Pengaruh variabel proses layanan terhadap loyalitas pelanggan melalui kualitas layanan
sebesar -0,0005
Pengaruh variabel penanganan keluhan terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan
pelanggan sebesar 0,158
Pengaruh variabel fasilitas pendukung layanan terhadap loyalitas pelanggan melalui
kepuasan pelanggan sebesar 0,040
Pengaruh variabel proses layanan terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan
pelanggan sebesar 0,055
Pengaruh variabel penanganan keluhan terhadap loyalitas pelanggan melalui kualitas
layanan dan kepuasan pelanggan sebesar 0,067
Pengaruh variabel fasilitas pendukung layanan terhadap loyalitas pelanggan melalui
kualitas layanan dan kepuasan pelanggan sebesar 0,015
Pengaruh variabel proses layanan terhadap loyalitas pelanggan melalui kualitas layanan
dan kepuasan pelanggan sebesar -0,002
188
BAB 13
APLIKASI UNTUK RISET SKRIPSI
13.1 Masalah Penelitian
Dalam contoh ini, penulis menggunakan penelitian yang pernah dilakukan oleh
mahasiswa pascasarjana dengan topik “Pengaruh Persepsi Kegunaan dan Kemudahan Efiling dan Dampaknya Terhadap Ketaatan Wajib Pajak di Jakarta Pusat”. Sedangkan
variabel eksogen adalah persepsi penggunaan dan variabel endogen adalah kepatuhan wajib
pajak. Sedangkan variabel persepsi kemudahan diperlakukan sebagai variabel
intervening. Model hubungan antar variabel yang diteliti adalah sebagai berikut.
Gambar 13.1 Hubungan Variabel Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan,
Kegunaan E-filing dan Wajib Pajak Berdasarkan Teori
Rumusan
masalah
dalam
penelitian
ini
adalah
sebagai
berikut:
1. Apakah persepsi kegunaan mempengaruhi utilitas e-filing?
2. Apakah persepsi kemudahan mempengaruhi utilitas e-filing?
3. Apakah persepsi kemanfaatan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak?
4. Apakah persepsi kemudahan mempengaruhi kepatuhan wajib pajak?
5. Apakah utilitas e-filing mempengaruhi kepatuhan wajib pajak?
6. Apakah persepsi kegunaan mempengaruhi kepatuhan wajib pajak melalui utilitas e-filing?
7. Apakah persepsi kemudahan mempengaruhi kepatuhan wajib pajak melalui utilitas e-filing?
10.2 Metodologi
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, desain deskriptif dan metode
survei. Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi di Jakarta
Barat. Sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 390 responden diambil dengan
menggunakan teknik probabilitas. Prosedur analisis jalur digunakan untuk menganalisis
data primer yang telah dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Berikut ini adalah
model analisis jalur hubungan antara variabel persepsi kegunaan, persepsi kemudahan,
utilitas e-filing dan wajib pajak
189
Gambar 13.2 Model Diagram Jalur Hubungan Variabel Persepsi Kegunaan,
Persepsi Kemudahan, Utilitas E-filing dan Wajib Pajak
Model analisis jalur di atas memiliki diagram jalur sebagai berikut
Gambar 13.3 Diagram Jalur Hubungan Variabel Persepsi Kegunaan, Persepsi
Kemudahan, Utilitas E-filing dan Wajib Pajak
Di mana:
X1: Persepsi Kegunaan
X2: Persepsi Kemudahan
Y1: Utilitas E-Filing
Y2: Ketaatan Wajib Pajak
Diagram jalur di atas memiliki tiga persamaan struktural. Persamaan struktur dapat dilihat
sebagai
berikut:
• Y1 = PY1X1 + PY1 X2 + e1 (Persamaan struktur pertama) • Y2 = PY2 Y1 + e2 (Persamaan
struktur kedua) • Y3 = PY2X1 + PY2 X2 + e3 (Persamaan struktur ketiga)
190
13.3 Hasil Penelitian
Hasil penelitian berdasarkan data lapangan adalah sebagai berikut:
Sub Pertama – Struktur
Pembahasan selanjutnya adalah hasil dari perhitungan struktur pertama. Pada bagian ini, kita
akan membahas efek gabungan dan efek parsial dari variabel persepsi kegunaan eksogen dan
persepsi kemudahan pada variabel utilitas e-filing .
Pengaruh Gabungan Variabel Persepsi Kegunaan
Kemudahan pada Variabel Utilitas E-Filing
Eksogen dan
Variabel
Persepsi
Efek gabungan dari persepsi kegunaan eksogen dan variabel persepsi kemudahan
pada utilitas e-filing variabel dapat dilihat pada output di Summary Model meja, nilai R
square. Nilai R square (R 2) pada tabel di atas adalah 0,375. Angka ini menunjukkan
besarnya variasi variabel utilitas e-filing yang dapat dijelaskan oleh variabel eksogen persepsi
kegunaan dan persepsi kemudahan. Dapat juga dikatakan bahwa R square (R 2) sebesar 0,375
menunjukkan besarnya pengaruh variabel eksogen persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan
terhadap variabel utilitas e-filing endogen . R square juga dapat dinyatakan dalam bentuk
Koefisien Determinasi. Dalam hal ini besarnya Koefisien Determinasi adalah sebesar 37,5%
. Sedangkan sisanya sebanyak 62,5% disebabkan oleh variabel asing.
Pengujian Hipotesis Simultan
Pengujian hipotesis ini digunakan untuk melihat pengaruh simultan variabel
persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan terhadap variabel utilitas e-filing. Pengujian
menggunakan nilai signifikansi (sig) dari tabel output ANOVA.
191
Hubungan Persepsi Kegunaan dan Persepsi Kemudahan dengan Utilitas E-Filing
Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara persepsi kegunaan dan persepsi
kemudahan dengan utilitas e-filing kita dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai
berikut:
Pertama: Tentukan hipotesis yang akan diuji
H0: Tidak ada hubungan linier antara persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan dengan utilitas
e-filing
H1: Ada hubungan linier antara persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan dengan utilitas efiling
Kedua: Hitung nilai signifikansi (sig) atau pvalue
Nilai sig yang ditunjukkan pada kolom Sig adalah 0,000
Ketiga: gunakan kriteria berikut:
Jika nilai sig < 0,05 tolak H0 dan terima H1
Jika nilai sig > 0,05 terima H0 dan tolak H1
Keempat: mengambil keputusan pengujian hipotesis
Karena nilai sig adalah 0,000 < 0,05; oleh karena itu tolak H0 dan terima H1. Dengan
demikian terdapat hubungan linier antara persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan
dengan utilitas e-filing. Dengan demikian persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan
mempengaruhi utilitas e-filing secara signifikan.
Pengaruh Parsial Variabel Persepsi Kegunaan dan Persepsi Kemudahan pada Variabel
Utilitas E-Filing
Berikut ini akan dibahas pengaruh parsial variabel persepsi kegunaan eksogen dan
persepsi kemudahan terhadap variabel utilitas e-filing satu per satu.
192
Hubungan antara Persepsi Kegunaan dan Utilitas E-Filing
Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara persepsi kegunaan dan utilitas efiling kita dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut:
Pertama: Tentukan hipotesis yang akan diuji
H0: Tidak ada hubungan linier antara persepsi kegunaan dan utilitas e-filing
H1 : Ada hubungan linier persepsi kegunaan dan utilitas e-filing
Kedua : Hitung nilai observasi t ( t o ) Nilai t o
pada tabel Koefisien diatas adalah
yang ditunjukkan
pada kolom t
2,956
Ketiga: Hitung jumlah t tabel (t α )
The t α adalah sebanyak 1.960
Keempat: Tentukan kriteria pengambilan keputusan seperti yang telah dibahas di atas.
Kelima: Membuat keputusan hasil pengujian hipotesis
Hasil perhitungan dengan IBM SPSS menunjukkan t o sebanyak 2,956 lebih besar
dari t α sebanyak 1.960; dengan demikian keputusannya adalah menolak H0 dan menerima
H1. Artinya ada hubungan linier antara persepsi kegunaan dan utilitas e-filing. Karena ada
hubungan linier antara kedua variabel; maka persepsi kegunaan mempengaruhi utilitas e-filing
secara signifikan. Besarnya pengaruh dapat diketahui dari nilai koefisien Beta (pada
kolom Standardized Coefficient Beta ) sebesar 0,156. Pengaruh besaran ini signifikan karena
nilai signifikansi pada kolom Sig adalah 0,003 yang lebih kecil dari 0,05.
Hubungan antara Persepsi Kemudahan dan Utilitas E-Filing
Untuk melihat apakah ada hubungan linear antara persepsi kemudahan dan e-filing
utilitas kita dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut:
Pertama: Tentukan hipotesis yang akan diuji H0: Tidak ada hubungan linear antara persepsi
kemudahan dan e-filing utilitas H1: Ada adalah hubungan linier kemudahan persepsi dan utilitas
e-filing
Kedua : Hitung nilai observasi t ( t o ) Nilai t o yang ditunjukkan pada kolom t pada tabel Koefisien
di atas adalah 9,444.
Ketiga: Hitung jumlah t tabel (t α )
T α adalah
sebanyak
1.960
Keempat: Tentukan kriteria pengambilan keputusan seperti yang telah dibahas di atas.
193
Kelima: Membuat keputusan hasil pengujian hipotesis
Hasil perhitungan dengan IBM SPSS menunjukkan t o sebanyak 9,444 lebih besar
dari t α sebanyak 1.960; dengan demikian keputusannya adalah menolak H0 dan menerima
H1. Ini berarti bahwa ada hubungan linear antara persepsi kemudahan dan e-filing
utilitas. Karena
ada
hubungan
linier
antara
kedua
variabel; maka
persepsi
kemudahan mempengaruhi utilitas e-filing secara signifikan. Besarnya pengaruh dapat diketahui
dari nilai koefisien Beta (pada kolom Standardized Coefficient Beta ) sebesar 0,499. Pengaruh
besaran ini signifikan karena nilai signifikansi pada kolom Sig adalah 0,000 yang lebih kecil dari
0,05.
Sub Kedua – Struktur
Pada struktur kedua ini akan dibahas pengaruh utilitas e-filing terhadap kepatuhan wajib pajak.
Pengaruh utilitas e-filing terhadap kepatuhan wajib pajak dapat dilihat pada output
pada tabel Model Summary , pada nilai R square. Nilai R square (R 2) pada tabel di atas adalah
0,512. Angka ini menunjukkan besarnya variasi kepatuhan wajib pajak yang dapat dijelaskan
oleh utilitas e-filing. Dapat juga dikatakan bahwa R square (R 2) sebesar 0,512 menunjukkan
besarnya pengaruh utilitas e-filing terhadap kepatuhan wajib pajak. R square juga dapat
dinyatakan dalam bentuk Koefisien Determinasi. Dalam hal ini besarnya Koefisien Determinasi
adalah sebesar 51,2% . Sedangkan sisanya sebanyak 48,8% disebabkan oleh variabel asing.
Hubungan Utilitas E-Filing dengan Ketaatan Wajib Pajak
Untuk melihat ada tidaknya hubungan linier antara utilitas e-filing dengan kepatuhan
wajib pajak dapat dilakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut:
Pertama: Tentukan hipotesis yang akan diuji
H0: Tidak ada hubungan linier antara utilitas e-filing dengan kepatuhan wajib pajak
H1 : Ada hubungan linier antara utilitas e-filing dengan kepatuhan wajib pajak
Kedua : Hitung nilai signifikansi (sig) atau pvalue Nilai sig yang tertera pada kolom Sig adalah
0,000
194
Ketiga: gunakan kriteria berikut:
Jika nilai sig < 0,05 tolak H0 dan terima H1
Jika nilai sig > 0,05 terima H0 dan tolak H1
Keempat: mengambil keputusan pengujian hipotesis
Karena nilai sig adalah 0,000 < 0,05; oleh karena itu tolak H0 dan terima H1. Dengan demikian
terdapat hubungan linier antara utilitas e-filing dengan kepatuhan wajib pajak. Dengan demikian
utilitas e-filing mempengaruhi kepatuhan wajib pajak secara signifikan.
Untuk melihat apakah ada hubungan linear antara persepsi kemudahan dan utilitas e-filing kita
dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut:
Pertama: Tentukan hipotesis yang akan diuji.
H0: Tidak ada hubungan linier antara utilitas e-filing dengan kepatuhan wajib pajak
H1: Ada hubungan linier antara utilitas e-filing dengan kepatuhan wajib pajak
Kedua: Hitung nilai observasi t (t o )
Nilai to yang ditunjukkan pada kolom t pada tabel Koefisien di atas adalah 20,193
Ketiga: Hitung jumlah t tabel (t α )
T α adalah sebanyak 1.960
Keempat: Tentukan kriteria pengambilan keputusan seperti yang telah dibahas di atas.
Kelima: Membuat keputusan hasil pengujian hipotesis
Hasil perhitungan dengan IBM SPSS menunjukkan t o sebanyak 20,193 lebih besar
dari t α sebanyak 1.960; dengan demikian keputusannya adalah menolak H0 dan menerima
H1. Artinya ada hubungan linier antara utilitas e-filing dengan kepatuhan wajib pajak. Karena
ada hubungan linier antara kedua variabel; maka utilitas e-filing mempengaruhi kepatuhan wajib
pajak secara signifikan. Besarnya pengaruh dapat diketahui dari nilai koefisien Beta (pada
kolom Standardized Coefficient Beta ) sebesar 0,716. Pengaruh besaran ini signifikan karena
nilai signifikansi pada kolom Sig adalah 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Nilai sebesar 0,716
berarti peningkatan kepatuhan wajib pajak ketika utilitas e-filing menunjukkan peningkatan satu
satuan.
195
Sub Ketiga – Struktur
Pembahasan selanjutnya adalah hasil dari perhitungan struktur pertama. Pada bagian ini, akan
dibahas pengaruh gabungan dan pengaruh parsial variabel persepsi kegunaan eksogen dan
persepsi kemudahan terhadap variabel kepatuhan wajib pajak .
Gabungan Pengaruh Variabel Persepsi Kegunaan Eksogen dan
Kemudahan Terhadap Variabel Kepatuhan Wajib Pajak
Variabel
Persepsi
Gabungan pengaruh variabel persepsi kegunaan eksogen dan variabel persepsi kemudahan
terhadap variabel kepatuhan Wajib Pajak dapat dilihat pada output pada tabel Model Summary ,
pada nilai R square. Nilai R square (R 2) pada tabel di atas adalah 0,486. Angka ini menunjukkan
besarnya variasi variabel kepatuhan wajib pajak yang dapat dijelaskan oleh variabel eksogen
persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan. Dapat juga dikatakan bahwa R square (R 2) sebesar
0,486 menunjukkan besarnya pengaruh variabel eksogen persepsi kegunaan dan persepsi
kemudahan terhadap variabel kepatuhan wajib pajak endogen . R square juga dapat
dinyatakan dalam bentuk Koefisien Determinasi. Dalam hal ini besarnya Koefisien Determinasi
adalah sebesar 48,6% . Sedangkan sisanya sebanyak 51,4% disebabkan oleh variabel asing.
Pengujian Hipotesis Simultan
Pengujian hipotesis ini digunakan untuk melihat pengaruh simultan variabel
persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan terhadap variabel kepatuhan wajib pajak. Pengujian
menggunakan nilai signifikansi (sig) dari tabel output ANOVA.
Hubungan Persepsi Kegunaan dan Persepsi Kemudahan dengan Kepatuhan Wajib
Pajak
196
Untuk melihat ada tidaknya hubungan linier antara persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan
dengan kepatuhan wajib pajak dapat dilakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut:
Pertama: Tentukan hipotesis yang akan diuji
H0 : Tidak ada hubungan linier antara persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan
dengan kepatuhan wajib pajak
H1: Ada hubungan linier antara persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan dengan kepatuhan
wajib pajak
Kedua: Hitung nilai signifikansi (sig) atau pvalue
Nilai sig yang ditunjukkan pada kolom Sig adalah 0,000
Ketiga: gunakan kriteria berikut:
Jika nilai sig < 0,05 tolak H0 dan terima H1
Jika nilai sig > 0,05 terima H0 dan tolak H1
Keempat: mengambil keputusan pengujian hipotesis
Karena nilai sig adalah 0,000 < 0,05; oleh karena itu tolak H0 dan terima H1. Dengan demikian
terdapat hubungan linier antara persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan dengan kepatuhan
wajib pajak. Dengan demikian persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak secara signifikan.
Pengaruh Parsial Variabel Persepsi Kegunaan dan Persepsi Kemudahan Terhadap
Variabel Kepatuhan Wajib Pajak
Berikut ini akan dibahas pengaruh parsial variabel persepsi kegunaan eksogen dan variabel
persepsi kemudahan terhadap variabel kepatuhan wajib pajak satu per satu.
Hubungan antara Kegunaan Persepsi dan Wajib Pajak Ketaatan
197
Untuk melihat apakah ada hubungan linear antara persepsi kegunaan dan kepatuhan wajib
pajak kita dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut:
Pertama: Tentukan hipotesis yang akan diuji
H0: Tidak ada hubungan linear antara persepsi kegunaan dan ketaatan wajib pajak
H1 : Ada hubungan linier persepsi kegunaan dan kepatuhan wajib pajak
Kedua : Hitung nilai pengamatan t ( t o ) Nilai t o yang ditunjukkan pada kolom t
pada tabel Koefisien di atas adalah 3,799.
Ketiga: Hitung jumlah t tabel (t α )
T α adalah sebanyak 1.960
Keempat: Tentukan kriteria pengambilan keputusan seperti yang telah dibahas di atas.
Kelima: Membuat keputusan hasil pengujian hipotesis
Hasil perhitungan dengan IBM SPSS menunjukkan t o sebanyak 3,799 lebih besar
dari t α sebanyak 1.960; dengan demikian keputusannya adalah menolak H0 dan menerima
H1. Ini berarti bahwa ada hubungan linear antara persepsi kegunaan dan ketaatan wajib
pajak. Karena
ada
hubungan
linier
antara
kedua
variabel; maka
persepsi
kegunaan mempengaruhi kepatuhan wajib pajak secara signifikan. Besarnya pengaruh dapat
diketahui dari nilai koefisien Beta (pada kolom Standardized Coefficient Beta ) sebesar
0,182. Pengaruh besaran ini signifikan karena nilai signifikansi pada kolom Sig adalah 0,000
yang lebih kecil dari 0,05.
Hubungan antara Kemudahan Persepsi dan ketaatan Wajib Pajak
Untuk melihat apakah ada hubungan linear antara persepsi kemudahan dan kepatuhan
wajib pajak kita dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut:
Pertama: Tentukan hipotesis yang akan diuji
H0: Tidak ada hubungan linear antara persepsi kemudahan dan ketaatan wajib pajak
H1 : Ada hubungan linier persepsi kemudahan dan kepatuhan wajib pajak
Kedua : Hitung nilai observasi t ( t o ) Nilai t o yang ditunjukkan pada kolom t
pada tabel Koefisien diatas adalah 11,768
Ketiga: Hitung jumlah t tabel (t α )
T α adalah sebanyak 1.960
Keempat: Tentukan kriteria pengambilan keputusan seperti yang telah dibahas di atas.
198
Kelima: Membuat keputusan hasil pengujian hipotesis
Hasil perhitungan dengan IBM SPSS menunjukkan t o sebanyak 11,768 lebih besar
dari t α sebanyak 1.960; dengan demikian keputusannya adalah menolak H0 dan menerima
H1. Ini berarti bahwa ada hubungan linear antara persepsi kemudahan dan ketaatan wajib
pajak. Karena
ada
hubungan
linier
antara
kedua
variabel; maka
persepsi
kemudahan mempengaruhi kepatuhan wajib pajak secara signifikan. Besarnya pengaruh dapat
diketahui dari nilai koefisien Beta (pada kolom Standardized Coefficient Beta ) sebesar
0,565. Pengaruh besaran ini signifikan karena nilai signifikansi pada kolom Sig adalah 0,000
yang lebih kecil dari 0,05.
Kesimpulan
Dari perhitungan di atas, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Persepsi kegunaan berpengaruh signifikan terhadap utilitas e-filing sebesar 0,156 2.
Persepsi kemudahan berpengaruh signifikan terhadap utilitas e-filing sebesar
0,499 3. Persepsi kegunaan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak
sebesar 0,182 4. Persepsi kemudahan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib
pajak kepatuhan signifikan sebesar 0,565 5. Utilitas e-filing berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak sebesar 0,716 6. Persepsi kegunaan berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak melalui utilitas e-filing sebesar 0,0283 (0,156 x 0,182) 7. Persepsi
kemudahan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. kepatuhan wajib pajak melalui
utilitas
e-filing
sebanyak
0,2819
(0,499
x
0,565).
Diagram jalur dari model di atas adalah sebagai berikut:
Gambar 13.4 Diagram Jalur Hubungan Variabel Persepsi Kegunaan,
Kemudahan, Utilitas E-filing dan Wajib Pajak dengan Nilai Parameter
Persamaan struktur untuk model di atas adalah:
sub struktur 1: Y1 = 0,156 X1 + 0,499 X2 + e1
sub struktur 2: Y2 = 0,716 X1+ e 2
sub struktur 3: Y2 = 0,182 X1 + 0,565X2 + e
199
Persepsi
BAB 14
MENGUBAH DATA NON-METRIK KE DATA METRIK DENGAN
METHOD OF SUCCESSIVE INTERVAL (MSI)
14.1 Pengantar
Karena Analisis Jalur memerlukan data berskala metrik (interval), maka jika data belum
berskala interval, misalnya ordinal seperti dalam contoh ini. Maka langkah pertama
sebelum menggunakan Analisis Jalur data harus diubah menjadi data yang berskala
interval dengan menggunakan Method of Successive Interval (MSI). Caranya dapat
menggunakan software Microsoft Excel. Karena tidak semua program Excel mempunyai
program tambahan ini; maka carilah dulu program tambahan ini yang dapat di cari di
Internet, melalui Google Search. Nama fileny ialah stat97.xla. Kalau sudah ketemu,
lakukan langkah berikutnya, yaitu mengubah data ordinal ke data interval.
14.2 Cara Mengubah Data Ordinal Menjadi Data Interval dalam Excell
Cara mengubah data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Buka excel
Klik file stat97.xla > klik enable macro
Masukkan data yang akan diubah. Dapat diketikkan atau kopi (dengan menggunakan
perintah Copy - Paste) dari word atau SPSS di kolom A baris 1
Pilih Add In >Statistics>Successive Interval
Pilih Yes
Pada saat kursor di Data Range Blok data yang ada sampai selesai, misalnya 15 data
Kemudian pindah ke Cell Output.
Klik di kolom baru untuk membuat output, misalny di kolom B baris 1
Tekan Next
Pilih Select all
Isikan minimum value 1 dan maksimum value 9
Tekan Next
Tekan Finish
200
Keluaran akan menjadi seperti di bawah ini:
3
3
3
2
2
3
3
2
2
3
3
2
2
3
3
Succesive
Interval
3
2,610
2,610
2,610
1,000
1,000
2,610
2,610
1,000
1,000
2,610
2,610
1,000
1,000
2,610
2,610
Lakukan editing dengan membuang kata Succesive Interval dan angka 3. Hasilnya akan seperti
di bawah ini.
No Data Ordinal Data Sesudah MSI
2,610
3
2,610
3
2,610
3
1,000
2
1,000
2
2,610
3
2,610
3
1,000
2
1,000
2
2,610
3
2,610
3
1,000
2
1,000
2
2,610
3
2,610
3
201
14.3 Akibat-Akibat Kalau Bukan Data Interval Digunakan Dalam Analisis Jalur
Penggunaan data ordinal atau nominal akan mengecilkan koefesien korelasi yang digunakan
dalam Analisis Jalur. Akibatnya model yang dibuat peneliti salah dan tidak memenuhi
persyaratan sebagaimana diharuskan dalam model fit. Hal ini dapat dipahami dalam konteks
regresi linier. Salah satu cara melihat kelayakan model regresi ialah dengan cara melihat
nilai r2 dalam regresi. Semakin mendekati 1 nilai r2 maka kesesuaian model semakin tingi
sebaliknya nilai r2 semakin rendah kecocokan model makin rendah. Nilai r2 merupakan nilai
koefesien korelasi Pearson yang dikuadratkan. Oleh karena itu, jika koefesien korelasi kecil
maka nilai r2 juga akan kecil. Kesimpulannya dengan menggunakan data ordinal atau
nominal akan berakibat model yang dibuat oleh peneliti tidak layak atau salah. Itulah
sebabnya jika data ordinal yang digunakan maka sebelum di analisis dengan SEM, data
harus diubah ke interval dengan menggunakan method of successive interval (MSI).
202
Daftar Pustaka
Denis, Daniel J. and Joanna Legerski. (2006). Causal Modeling and the Origins of Analisis
Jalur. University of Montana
Duncan, O. D., & Hodge, R. W. (1963). Education and occupational mobility: A regression
analysis. The American Journal of Sociology, 68, 629-644.
Garson, David (2011) Analisis Jalur. Diunduh dari http://faculty.chass.ncsu.edu/garson
Hair, Joseph F. et al. (2010). Multivariate Data Analysis: A Global Perspective. New Jersey:
Pearson Prentice Hall
Johnson, Richard A. and Wichern, Dean W.(2002). Applied Multivariate Statistical Analysis.
New Jersey: Prentice Hall
Lleras , Christy (2011) Analisis Jalur Pennsylvania State University University Park
Pennsylvania USA
Olabutiyi, Moses. E.( 2006). A User’s Guide to Analisis Jalur.. Maryland: University Press of
America
Perdana, M.S.P. (2011). Uji Utilitas Multidimensional Self Concept Scale. Skripsi. Jakarta:
Universitas Kristen Krida Wacana
Sarwono, Jonathan.(2010). Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis dengan SPSS. Edisi 5. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Streiner, David L. Finding Our Way: An Introduction to Analisis Jalur. Can J Psychiatry, Vol
50, No.2 February 2005
Schumacker, Randall E. and Richard G. Lomax .(1996) A beginner's guide to structural
equation modeling . New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Inc
Wright, Sewal. (1920). The relative importance of heredity and environment in determining the
piebald pattern of guinea-pigs. Proceedings of the National Academy of Sciences, 6 , 320332.
Wolfle, L. M. (2003). The introduction of Analisis Jalur to the social sciences, and some
emergent themes: An annotated bibliography. Structural Equation Modeling,10, 1- 34.
Wuensch, Karl L. (2008). An Introduction to Analisis Jalur
203