Academia.eduAcademia.edu

Contoh paper desmet

TUGAS 1 Penerapan Metode Desain Tahapan Inspirasi Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Design Methods Dosen Pengampu : Dr. Yusup Sigit Martyastiadi, S.T., M.Inf.Tech. Disusun oleh : Audrey Lucrey S. 00000065888 KELAS DKV302 A-HY PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS SENI & DESAIN TANGERANG TAHUN 2023 I. Pemilihan Metode Desain 1. Frame Your Design Challenge Tahapan ini bertujuan untuk merumuskan secara jelas tentang tantangan atau masalah yang perlu dipecahkan melalui proses desain. Tahapan ini membantu para desainer untuk memahami lebih tentang konteks dan batasan dari proyek desain yang dapat memudahkan dalam mengidentifikasi solusi yang tepat dan efektif. Dalam tahapan ini, para desainer diharapkan dapat mengumpulkan informasi dan data yang diperlukan, mengidentifikasi peran yang terlibat, menentukan masalah yang perlu diselesaikan, serta menyusun pertanyaan-pertanyaan kunci yang perlu dijawab dalam proses desain. 2. Define Your Audience Tahapan ini bertujuan untuk memahami secara lebih mendalam karakteristik dan kebutuhan dari audiens. Pada tahapan ini, akan dilakukan mengumpulkan informasi tentang profil, kebiasaan, kebutuhan, dan preferensi dari audiens yang dituju. Tahapan ini dilakukan dengan melakukan observasi langsung, wawancara, atau survei kepada target audiens yang dituju agar dapat lebih relevan. Hasil dari tahapan ini nantinya akan menjadi dasar untuk merancang konsep dan solusi yang sesuai dengan kebutuhan audiens 3. Extreme and Mainstream Tahapan ini bertujuan untuk bertujuan untuk mengidentifikasi solusi ekstrim dan mainstream terhadap masalah yang sedang dihadapi. Menggabungkan kedua tahapan ini dapat menghasilkan solusi yang out of the box serta relevan dengan kebutuhan audiens, yang didukung dengan mempertimbangkan pasar ataupun tren yang ada. Tahapan ini menghasilkan keseimbangan antara kreativitas dan eksistensi di pasar audiens. 4. Create A Project Plan Tahapan ini bertujuan untuk merencanakan secara detail tentang keberlangsungan seluruh proses desain yang akan dilakukan. Tahapan ini menentukan langkah-langkah yang harus diambil, sumber daya yang dibutuhkan, waktu yang diperlukan, dan tanggung jawab masing-masing anggota tim. Sehingga, nantinya dapat membantu untuk mengatur dan mengawasi berlangsungnya proyek sehingga proyek dapat terselesaikan dengan tepat sasaran. Tidak hanya itu, tahapan ini juga dapat mengidentifikasi dan mengatasi risiko yang mungkin timbul selama proses desain. 5. Build A Team Tahapan ini bertujuan untuk membangun tim yang efektif. Tahapan ini terdapat perekrutan anggota tim yang memiliki keterampilan dan pengalaman yang relevan dengan kebutuhan proyek. Pada tahapan ini juga melibatkan pembagian tanggung jawab masing-masing anggota tim. Ketika menemukan dan membangun tim yang tepat, diharapkan bahwa hasil desain akan terselesaikan dengan lebih baik. 6. Recruiting Tools Tahapan ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang terkait dengan proyek terkait. Tools ini dapat berupa metode berbasis teknologi ataupun secara manual, seperti survei online, wawancara, observasi langsung, atau diskusi kelompok. Tahapan ini dapat membantu para desainer untuk memahami masalah yang akan diselesaikan, kebutuhan dan preferensi audiens, dan informasi relevan lainnya. Ketika menggunakan recruiting tools dengan efektif, nantinya dapat membantu untuk mengidentifikasi aspek-aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam desain yang tepat dan bermanfaat. 7. Interview Tahapan ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi dari audiens maupun pihak lainnya yang terkait dengan proyek desain ini. Para desainer melakukan wawancara langsung dengan responden yang telah ditentukan dengan tujuan untuk memahami pengalaman ataupun kebutuhan mereka terhadap produk yang akan dirancang. Interview bisa dilakukan dengan cara apapun seperti tatap muka, telepon, atau secara online. Tahapan ini berguna untuk mendapatkan pengetahuan lebih tentang target pasar yang dituju. Informasi yang didapatkan, nantinya dapat digunakan untuk memvalidasi perkiraan yang telah dibuat sebelumnya dan untuk mengembangkan konsep desain yang lebih tepat sasaran. 8. Expert Interview Tahapan ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi dari para ahli terkait proyek desain. Wawancara dilakukan dengan para ahli yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang terkait dengan masalah yang dihadapi, sehingga nantinya dapat memperoleh wawasan dan saran yang lebih mendalam tentang masalah yang dihadapi dan mendapatkan masukan tentang solusi yang dapat digunakan dalam merancang produk. 9. Guided Tour Tahapan ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang lebih spesifik tentang lingkungan target pasar. Tahapan ini dilakukan dengan melakukan kunjungan ke lokasi yang terkait dengan proyek desain untuk dapat mengamati pengalaman dan interaksi audiens terhadap lingkungannya. Tahapan ini memiliki panduan tertentu yang dapat memfokuskan desainer pada aspek-aspek yang relevan dengan proyek desain. Ketika melakukan tahapan ini, diperbolehkan untuk mengambil gambar, video, ataupun catatan tentang hal-hal yang ditemukan, serta dapat berinteraksi langsung dengan audiens untuk memperoleh informasi yang lebih detail. II. Penyusunan Metode Desain III. Penerapan Metode Desain [ FASE 1 - MEMAHAMI MASALAH DAN TARGET DESAIN ] 1. Frame Your Design Tahapan ini bertujuan untuk membantu merumuskan masalah dan mengarahkan fokus desain. Dengan menyusun tahapan ini dengan baik, diharapkan masalah yang dihadapi dapat dirumuskan dengan jelas sehingga proses desain dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien. Sehingga, diperlukannya pertanyaan desain untuk membantu memandu proses desain serta menjawab permasalahan yang telah diidentifikasi. Berikut rangkaian pertanyaan yang disajikan; ● Apa kendala ataupun masalah utama yang sedang akan desainer pecahkan? Masalah utama yang ingin dipecahkan adalah tentang cara meregulasi emosi dan menangani tantrum anak. ● Apa yang merupakan konteks utama mengenai masalah yang sedang dihadapi? - Terdapat beberapa situasi dimana anak usia 4-7 belum dapat mengekspresikan emosinya sehingga masih mengalami tantrum. - Kurangnya pemahaman orang tua tentang bagaimana cara menangani tantrum. - Kurangnya pemahaman orang tua tentang cara mengajarkan anak meregulasikan emosinya dengan benar. ● Apa yang menjadi rumusan masalah yang diangkat oleh desainer? Rumusan masalah yang diangkat adalah upaya membantu orang tua untuk dapat meregulasi emosi dan menangani tantrum anak. ● Dampak apa yang dapat desainer berikan terhadap masalah terkait? Dampak yang diharapkan desainer adalah bagaimana para orang tua dapat memahami cara meregulasi emosi dan menangani tantrum anak dengan baik. ● Solusi apa yang dapat memungkinkan terpecahkannya masalah yang dihadapi? Terdapat beberapa solusi yang dapat dijalankan sebagai upaya untuk memecahkan masalah yang dihadapi, seperti dengan melakukan pengamatan ataupun observasi, serta wawancara terhadap pihak-pihak terkait. [ FASE 2 - MENENTUKAN TARGET SASARAN DESAIN ] 2. Define Your Audience Pada tahapan ini, dapat diidentifikasikan target audiens produk yang akan dirancang. dengan cara mengumpulkan data karakteristik maupun preferensi calon audiens. lalu, menganalisis audiens untuk dapat memahami keadaan mereka. Pada masalah kali ini, target audiens yang dapat kita tetapkan adalah; ● Sisi Demografis Target audiens yang dituju menurut batasan demografis adalah para orang tua dari anak-anak berusia 4-7 yang masih mengalami tantrum. - Analisis: 1. Orang tua, khususnya wanita (Ibu) 2. Rentang usia 26-35 tahun (dewasa awal) 3. SES B (kalangan kelas menengah) ● Sisi Geografis Target audiens berada di kawasan kota urban dan suburban di Indonesia, yang memiliki pemicu permasalahan emosi lebih tinggi. ● Sisi Psikografis Orang tua yang kesulitan untuk membawa anaknya berkonsultasi ke psikolog, namun peduli dengan perkembangan emosi anaknya. 3. Extremes and Mainstreams Tahapan ini melanjutkan tahap sebelumnya yang merupakan “Define Your Audience”, dimana tahapan ini lebih menspesifikan audiens yang ada. Tahapan ini dibagi menjadi dua bagian yaitu; ● Extremes Tahap extremes ini berkaitan tentang eksplorasi solusi yang tidak terpikirkan sebelumnya. Extremes ini juga dapat membantu pemecahan masalah dengan cara yang inovatif dan menyediakan inspirasi bagi ide-ide baru. Hal ini dapat kita peroleh dari; - Psikolog Anak yang merupakan seorang profesional dalam masalah ini. Psikolog anak pastinya tidak asing lagi dengan permasalahan tantrum anak. Sehingga, kita dapat memperoleh informasi serta solusi yang inovatif untuk memecahkan masalah terkait. - Orang tua yang berada dalam SES B Setiap keluarga pasti mempunyai cara pemecahan masalahnya masing-masing. Dengan mengetahui informasi tentang tantrum anak yang dihadapi oleh para orang tua yang ada di SES B serta solusi yang biasa mereka terapkan. Kita dapat memperoleh wawasan baru yang relatif dengan audiens yang kita tuju. ● Mainstreams Tahap mainstreams ini berkaitan tentang eksplorasi solusi yang umumnya telah dikenal dalam masyarakat. Mainstreams ini dapat menghasilkan pemahaman tentang tren yang ada di pasar dan menghasilkan solusi yang lebih mudah diterapkan. Tahapan mainstreams ini dapat kita peroleh dari; - Orang tua yang masih kesulitan untuk meregulasi emosi Orang tua berperan sebagai seseorang yang dewasa dalam keluarga. Namun, jika orang tua masih kesulitan untuk meregulasikan emosinya, hal tersebut akan ditiru oleh anaknya. Dalam hal ini, dapat ditarik informasi tentang situasi dan permasalahan yang masih sering dihadapi oleh orang-orang terkait. - Orang tua yang masih kesulitan untuk menangani tantrum pada anak Orang tua berperan sebagai seseorang yang dewasa dalam keluarga. Peran orang tua dalam membantu sang anak mengontrol emosi tentu sangatlah penting. Namun, masih terdapat orang tua yang masih kesulitan untuk membantu anaknya meregulasikan emosinya. Oleh karena itu, dapat ditarik informasi tentang situasi dan permasalahan yang masih sering dihadapi oleh orang-orang terkait. [ FASE 3 - PERENCANAAN PROYEK DESAIN ] 4. Create A Project Plan Tahapan ini menghasilkan rencana proyek yang detail yang melingkupi tujuan proyek, sumber daya yang dibutuhkan, batas waktu serta anggaran, risiko dan hambatan yang mungkin terjadi, jadwal kerja, dan lain sebagainya. Hal ini dapat meminimalisir risiko yang akan terjadi dan meningkatkan kemungkinan suksesnya proyek. Rencana proyek yang dibentuk untuk diterapkan adalah; 1. Memahami dan mendalami permasalahan 2. Menentukan target sasaran / audiens 3. Membentuk tim dan pembagian tanggung jawab kepada masing-masing anggota 4. Mempersiapkan diri dengan menyusun pertanyaan yang akan digunakan saat interview 5. Mengatur waktu dan keperluan yang akan digunakan selama observasi masalah terkait. 6. Menetapkan Tanggal Penting / Jadwal - Interview bersama dengan Anita C.H., S.Psi., M.Psi., Psikolog pada 23 Agustus 2019 - Interview bersama dengan Luisa Munster, M.Psi., Psikolog pada 5 September 2019 - Interview bersama dengan Anastasia Satriyo, M.Psi., Psikolog pada 5 September 2019 - Focus Group Discussion dengan orang tua pada 28 September 2019 5. Build A Team Terdapat pemilihan anggota yang akan terlibat dalam proyek ini. Tahapan ini didasarkan pada pemilihan kandidat yang memiliki keterampilan yang sesuai dengan SDM yang dibutuhkan pada proyek desain ini. Berdasarkan kebutuhan atas proses inspirasi desain yang dibutuhkan, kandidat yang dibutuhkan dalam membentuk tim yang efektif adalah; ● Research team untuk menggali informasi tentang permasalahan terkait ● Script writer untuk menyusun naskah / bahan wawancara. ● Interviewer untuk mewawancarai narasumber-narasumber terkait. ● Note taker / Notulis untuk mencatat hasil wawancara. ● Photo/Videographer untuk membantu mengabadikan / mendokumentasi kegiatan-kegiatan terkait. Dengan saling melengkapi dan menjalankan perannya masing-masing, proyek yang dituju dapat berlangsung dengan efektif dan membawakan hasil akhir yang baik. 6. Recruiting Tools Tahapan ini mengidentifikasikan sumber terkait yang akan kita jumpai guna mengumpulkan berbagai informasi yang dibutuhkan. Tahapan ini mentitik fokuskan terhadap pencarian narasumber yang berpotensi untuk memberikan desainer informasi yang lengkap dan optimal. Pada masalah mengenai tantrum anak, psikolog anak memiliki kaitan erat dengan permasalahan terkait. Sehingga, telah ditetapkan bahwa psikolog anak yang menjadi narasumber dari wawancara yang akan dilakukan nantinya. Orang tua, khususnya ibu yang memiliki anak berusia 4-7 tahun juga dapat menjadi narasumber yang relevan dengan permasalahan ini. Wawancara juga dilakukan secara langsung guna menangkap informasi-informasi narasumber secara jelas dan optimal. Desainer juga dapat melakukan Guided Tour guna mengobservasi permasalahan secara langsung sehingga dapat mengambil informasi tentang tantrum anak yang dihadapi para orang tua. [ FASE 4 - PENCARIAN DATA MELALUI WAWANCARA ] 7. Interview Setelah melakukan tahapan Recruiting Tools, telah ditetapkan beberapa narasumber yang dapat membantu desainer dalam memperoleh informasi yang berkaitan dengan masalah tantrum anak. Dalam menjalankan tahapan ini, pastinya dibutuhkan deretan pertanyaan yang akan ditanyakan kepada narasumber, yaitu orang tua. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dibagi menjadi dua bagian, yaitu; ● Pertanyaan Umum 1. Apa yang anda pahami tentang tantrum? 2. Apakah anda sebagai orang tua, pernah mengalami situasi dimana anak anda tantrum? 3. Apa yang menjadi penyebab tantrum anak? 4. Seberapa sering seorang anak mengalami tantrum? 5. Pada usia berapa seorang anak mulai mengalami tantrum dan sampai usia berapa? 6. Apa yang harus dilakukan ketika anak sedang mengalami tantrum? 7. Apakah ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa anak akan mengalami tantrum? 8. Apakah memberikan hadiah atau pujian setelah anak mengalami tantrum akan membantu? 9. Bagaimana cara menjaga ketenangan diri saat anak mengalami tantrum? ● Pertanyaan Spesifik 1. Apa yang harus dilakukan saat anak sedang tantrum di tempat umum? 2. Bagaimana cara menangani tantrum anak di rumah? 3. Bagaimana cara membantu anak mengatasi emosinya sehingga ia tidak meluapkan emosi melalui tantrum? 4. Apakah ada perbedaan antara tantrum pada anak laki-laki dan perempuan? 5. Apakah ada tindakan yang harus dihindari saat anak sedang tantrum? 6. Apakah sebaiknya memberi hukuman atau memberikan konsekuensi saat anak melakukan tantrum? 7. Apakah terdapat teknik-teknik khusus yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya tantrum pada anak? 8. Kapan saat yang tepat untuk mencari bantuan dari dokter atau ahli kesehatan mental jika anak sering mengalami tantrum? Dengan adanya tahapan ini, diharapkan desainer dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai audiens, lingkungan, serta kebutuhan mereka. 8. Expert Interview Tahapan ini merupakan tahapan pengambilan informasi yang lebih mendalam untuk mendapatkan wawasan dan perspektif dari para ahli. Dalam tahapan ini, biasanya telah dilakukan tahap research terlebih dahulu sehingga pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat bersifat efektif dan jelas. Pada permasalahan mengenai tantrum anak, ahli bidang yang kami putuskan untuk membantu tahapan ini adalah Psikolog Anak. Psikolog anak pastinya sangat mengenali perilaku-perilaku yang ditimbulkan sang anak, dengan harapan bahwa nantinya terdapat banyak wawasan baru tentang cara mengatasi tantrum pada anak. Tahapan ini pastinya memerlukan beberapa pertanyaan terkait, seperti; 1. Apa yang menjadi faktor yang mempengaruhi terjadinya tantrum pada anak? 2. Apakah ada hubungan antara tantrum pada anak dan lingkungan tempat anak tersebut berada? 3. Apakah terapi atau konseling dapat membantu anak yang sering mengalami tantrum? Jika ya, bagaimana cara terapi atau konseling dapat membantu anak? 4. Bagaimana cara mengidentifikasi apakah perilaku tantrum anak tergolong normal atau menunjukkan masalah yang lebih serius? 5. Apakah tantrum yang dialami anak berusia 4-7 tahun, masih merupakan hal yang normal? 6. Apakah terdapat perbedaan perilaku tantrum antara anak usia 4-5 tahun dan 6-7 tahun? 7. Bagaimana cara mengatasi tantrum pada anak usia 4-7 tahun dengan cara yang tidak merugikan hubungan orang tua dan anak? 8. Bagaimana cara membantu anak usia 4-7 tahun dalam mengatasi emosi yang mendasari perilaku tantrum mereka? [ FASE 5 - PENCARIAN DATA MELALUI OBSERVASI ] 9. Guided Tour Tahapan ini dapat membantu desainer dalam melakukan observasi langsung terhadap penanganan yang orang tua lakukan saat anaknya mengalami tantrum. Dengan melakukan Guided Tour ini, desainer juga turut merasakan dan mengamati situasi yang terjadi. Tahapan ini dilakukan dengan melakukan kunjungan ke tempat spesifik yang berkaitan dengan masalah tersebut. Dengan adanya tahapan ini, desainer dapat memahami lebih tantangan yang dihadapi para orang tua saat anaknya mengalami tantrum. Desainer juga memiliki kesempatan untuk mengamati respon orang tua terhadap anak yang sedang mengalami tantrum seperti interaksi komunikasi antar keduanya, hal yang memicu terjadinya tantrum, serta bagaimana orang tua mengatasi tantrum yang terjadi pada anaknya. Guided tour ini juga dapat dilakukan dengan menaruh kamera persembunyian yang pastinya telah diberi perizinan. Hal ini dilakukan agar anak tidak merasakan kehadiran orang asing di lingkungannya, yang dapat menghambat kebiasaan tantrum sang anak. Beberapa contoh akan hal yang dapat diterapkan dan direfleksikan pada tahapan ini adalah; - Kebiasaan orang tua yang sering mengabaikan anaknya → anak merasa tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari orang tua sehingga memicu perilaku tantrum sebagai cara untuk menarik perhatian orang tua. - Sikap orang tua yang terlalu otoriter → anak merasa tidak memiliki kebebasan ataupun kontrol terhadap hidupnya sehingga memicu perilaku tantrum. - Orang tua seringkali memberikan reward atau “sogokan” agar anaknya dapat tenang dan diam → terlalu banyak memberikan reward yang membuat anak bergantung dengan adanya hadiah atau reward sehingga nantinya saat keinginannya tidak terpenuhi, anak akan mengalami tantrum. - Kondisi lingkungan serta tempat tinggal yang ditempati berada di kategori kelas menengah kebawah → dapat mencerminkan dimana orang tua tidak selalu dapat memenuhi keinginan anaknya yang dapat memicu tantrum ketika karena merasa frustasi atau tidak dipahami saat keinginannya tidak terpenuhi. IV. Hasil Dari Penerapan Metode (Kesimpulan) Tantrum anak adalah masalah perilaku yang umum dan bisa membuat orang tua merasa kewalahan jika belum dapat mengatasinya. Regulasi emosi dan pola asuh yang benar sangatlah penting untuk mencegah pola tantrum terus berulang. Oleh karena itu, desainer ingin membantu para orang tua dengan tahapan inspirasi yang merupakan tahap awal dalam proses desain yang fokus pada memahami pengguna dan masalah yang akan diselesaikan. Tahapan ini dapat dikatakan sebagai tahap kunci yang berperan penting, karena pemahaman yang mendalam tentang pengguna dan konteks terkait wawasan masalah yang terkait, dapat menjadi dasar yang kuat dalam menghasilkan solusi desain yang relevan dan bermanfaat. Proses desain ini bertujuan untuk membantu orang tua dalam meregulasi emosi dan menangani tantrum anak usia 4-7 tahun. Masalah utama yang ingin dipecahkan adalah tentang cara meregulasi emosi dan menangani tantrum anak, di mana orang tua masih kurang memahami cara mengajarkan anak mereka untuk meredakan emosi dan menangani tantrum. Proses desain ini dilakukan khususnya di kawasan kota urban dan suburban di Indonesia yang memiliki pemicu permasalahan emosi lebih tinggi dan orang tua yang kesulitan membawa anak mereka berkonsultasi dengan psikolog, namun peduli dengan perkembangan emosi anak mereka. Tahapan "Extremes" dan "Mainstreams" dalam proses desain ini mengeksplorasi solusi yang tidak terpikirkan sebelumnya dan solusi umum yang telah dikenal dalam masyarakat. Rencana proyek dibuat dengan memahami dan mendalami permasalahan, menentukan target sasaran, membentuk tim dan pembagian tugas, menyiapkan pertanyaan dan mengatur waktu, serta menetapkan tanggal penting. Dilanjutkan, dengan adanya rekrut anggota tim yang dibutuhkan dalam proyek ini, seperti research team, script writer, interviewer, note taker/notulis, dan photo/videographer. Lalu, Identifikasi sumber terkait dilakukan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang dibutuhkan, seperti melakukan wawancara dengan psikolog anak dan orang tua, serta melakukan guided tour untuk mengobservasi permasalahan secara langsung. Tahapan interview dilakukan untuk memperoleh informasi dari narasumber, dengan pertanyaan umum dan spesifik mengenai tantrum anak. Selain itu, tahapan expert interview dilakukan untuk mendapatkan wawasan dan perspektif dari para ahli, seperti psikolog anak. Secara keseluruhan, proses desain ini bertujuan untuk membantu para orang tua dalam mengatasi tantrum anak dengan cara meregulasi emosi dan memberikan solusi terbaik bagi perkembangan emosi anak di masa depan.