Academia.eduAcademia.edu

Edukasi Healthy Life Style untuk Mencegah Penyakit Degeneratif

Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (Pamas)

Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronis sebagai akibat kemunduran dari fungsi tubuh yang terjadi secara alamiah dan akan mempengaruhi kualitas hidup seseorang, seperti penyakit hipertensi dan diabetes mellitus. Penyakit ini semakin berkembang karena menurunnya aktifitas fisik, perubahan gaya hidup dan pola makan. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gaya hidup sehat. Metode yang digunakan berupa edukasi gizi seimbang dan aktifitas fisik yang dilakukan kepada para ibu-ibu dari murid sekolah PAUD di Kelurahan Jatisari Kecamatan Jatiasih Bekasi Selatan. Media edukasi menggunakan leaflet aktifitas fisik dan gizi seimbang. Setelah diberikan edukasi dilakukan penilaian pengetahuan terhadap gizi seimbang dan aktifitas fisik. Hasil pre dan post test sebelum dan sesudah dilakukan edukasi menunjukan peningkatan rata-rata skor pengetahuan tentang aktifitas fisik dan gizi seimbang dari 5,08 menjadi 7,08. Hasil ...

Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (PAMAS) Vol. 7, No. 2 April 2023 e-ISSN : 2685-6301 p-ISSN : 2685-5968 Edukasi Healthy Life Style untuk Mencegah Penyakit Degeneratif 1* Laila Ulfa, 2)Asyifa Robiatul Adawiyah, 3)Nanda Berliana Tania Fidzikri, 4)Samingan Program Studi Kesehatan Masyarakat Program Magister, Program Pascasarjana, Universitas Respati Indonesia 2,4) Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati Indonesia *email: [email protected] 1,3) Abstrak Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronis sebagai akibat kemunduran dari fungsi tubuh yang terjadi secara alamiah dan akan mempengaruhi kualitas hidup seseorang, seperti penyakit hipertensi dan diabetes mellitus. Penyakit ini semakin berkembang karena menurunnya aktifitas fisik, perubahan gaya hidup dan pola makan. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gaya hidup sehat. Metode yang digunakan berupa edukasi gizi seimbang dan aktifitas fisik yang dilakukan kepada para ibu-ibu dari murid sekolah PAUD di Kelurahan Jatisari Kecamatan Jatiasih Bekasi Selatan yang dilakukan pada bulan Desember 2022. Media edukasi menggunakan leaflet aktifitas fisik dan gizi seimbang. Setelah diberikan edukasi dilakukan penilaian pengetahuan terhadap gizi seimbang dan aktifitas fisik. Hasil pre dan post test sebelum dan sesudah dilakukan edukasi menunjukan peningkatan rata-rata skor pengetahuan tentang aktifitas fisik dan gizi seimbang dari 5,08 menjadi 7,08. Hasil edukasi terhadap gizi seimbang secara keseluruhan terjadi peningkatan persentase pengetahuan, namun pengetahuan terhadap lemak menurun setelah dilakukan edukasi (76,9% menjadi 65,1%). Hasil PKM ini menyimpulkan, pemberian edukasi mengenai gaya hidup sehat yaitu aktifitas fisik dan gizi seimbang dapat meningkatkan pengetahuan, namun akan lebih baik jika edukasi diberikan secara berkala. Oleh karena itu diperlukan adanya program edukasi yang berkelanjutan, dan bisa dilakukan dengan menggunakan media social online yang lebih informatif dan efektif. Kata Kunci :edukasi, gaya hidup sehat (healthy life style), penyakit degeneratif, aktifitas fisik, gizi seimbang Abstract Degenerative diseases are chronic diseases as a result of the decline of body functions that occur naturally and will affect a person's quality of life, such as hypertension and diabetes mellitus. This disease is growing due to decreased physical activity, changes in lifestyle and diet. The purpose of this community service activity is to increase public awareness about the importance of a healthy lifestyle. The method used is in the form of balanced nutrition education and physical activity carried out for mothers of PAUD school students in Jatisari Village, Jatiasih District, South Bekasi which was carried out in December 2022. The educational media uses balanced physical activity and nutrition leaflets. After being given education, an assessment of knowledge of balanced nutrition and physical activity was carried out. The results of the pre and post tests before and after education showed an increase in the average score of knowledge about physical activity and balanced nutrition from 5.08 to 7.08. The results of education on balanced nutrition as a whole showed an increase in the percentage of knowledge, but knowledge about fat decreased after education (76.9% to 65.1%). The results of this PKM concluded, providing education about a healthy lifestyle, namely physical activity and balanced nutrition can increase knowledge, but it would be better if education was given regularly. Therefore it is necessary to have an ongoing educational program, and this can be done by using online social media which is more informative and effective. Keywords: education, healthy lifestyle, degenerative diseases, physical activity, balanced nutrition http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/PAMAS Article History : Submitted 14 April 2023, Accepted 27 April 2023, Published 30 April 2023 133 Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (PAMAS) PENDAHULUAN Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronis sebagai akibat kemunduran dari fungsi tubuh yang terjadi secara alamiah dan akan mempengaruhi kualitas hidup seseorang, seperti penyakit hipertensi dan diabetes mellitus. Penyakit ini semakin berkembang karena menurunnya aktifitas fisik, perubahan gaya hidup dan pola makan (1). Prevalensi penyakit degeratif yaitu hipertensi, diabetes mellitus, stroke dan gagal ginjal kronik menurut data Riskesdas 2013 sampai dengan 2018 menunjukkan tren yang meningkat, yaitu : prevalensi penyakit hipertensi meningkat dari 25,8% menjadi 34,11%, stroke meningkat dari 7% menjadi 10,9%, Diebetes Mellitus dari 1,8% menjadi 1,9 %, dan gagal ginjal kronik dari 2% menjadi 4%. Gaya hidup memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan. Kebugaran fisik membantu melindungi tubuh dari penyakit dan membuat tubuh kuat dan sehat di masa depan. Gaya hidup yang tidak banyak bergerak (sedentary life style) dapat berkontribusi terhadap penyebab kematian yang dapat dicegah. Gaya hidup santai adalah gaya hidup di mana seseorang tidak terlibat dalam fisik yang memadai yang menyebabkan sirkulasi darah dapat melambat dan kaku dan menyumbat pembuluh darah. (Kamhya Kumar). Sedangkan gaya hidup sehat (healthy life style) menurut WHO adalah perilaku yang ditujukan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan dalam hal interaksi dengan lingkungan (faktor sosial, sosial ekonomi, lingkungan) (2). Sebuah studi menyebutkan bahwa perilaku yang paling signifikan mempengaruhi hasil masa depan adalah diet rendah lemak, latihan aerobik, tidak merokok, dan tidur yang cukup. Penelitian tersebut menemukan bahwa dibandingkan dengan peserta yang tidak banyak bergerak, mereka yang berolahraga 4 hari per minggu lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan diabetes baru penyakit jantung, dan hiperkolesterolemia (3). Penelitian lain menemukan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna edukasi gaya hidup sehat terhadap tekanan darah diastolik dan sistolik (1). Didukung oleh hasil studi serupa menyebutkan bahwa pemberian edukasi gizi EMPIRE (Emotion and Mind Power in Relationship with Eating) memberikan pengaruh terhadap peningkatan aktivitas fisik responden (4). Permasalahan mitra terkait dengan kegiatan PKM yaitu pada ibu ibu wali murid dari sekolah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di kelurahan Jatisari Rw 14 diantaranya yaitu: 1) Belum pernah mendapatkan informasi mengenai kesehatan, 2) Sebagian besar wali murid berasal dari status social ekonomi menengah ke bawah, status pendidikan masih rendah sehingga masih terbatasnya pengetahuan yang diperoleh, 3) Keterbatasan guru PAUD yang dapat memberikan informasi kesehatan, 4)Kurangnya kesadaran dalam menerapkan perilaku sehat termasuk masalah gizi dan gaya hidup karena minimnya pengetahuan. 134 http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/PAMAS Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (PAMAS) Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gaya hidup sehat untuk mencegah penyakit degeneratif melalui pemberian edukasi tentang gizi seimbang dan aktifitas fisik. METODE Tempat, Waktu, dan Peserta Pelaksanaan pengabdian masyarakat dengan tema ”Edukasi Gizi Seimbang dan Aktivitas Fisik” dilaksanakan pada tanggal 14 Desember 2022 di lokasi Jatisari Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi, kegiatan dilakukan selama kurang lebih 2 jam. Peserta dalam pengabdian masyarakat ini adalah ibuibu wali murid dari Sekolah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Kegiatan edukasi dilaksanakan di rumah salah satu wali murid. Rangakaian kegiatan terdiri dari sambutan oleh kepala sekolah PAUD, tuan rumah, dan ketua tim PKM. Selanjutnya pre test untuk mengukur tingkat pengetahuan, kemudian penyuluhan gizi seimbang dilanjutkan dengan penyuluhan aktifitas fisik, kemudian pengukuran komposisi tubuh, tanya jawab dan diskusi, diakhiri post test. ALAT DAN METODE PELAKSANAAN Metode pelaksanaan edukasi dilakukan dengan sistematis dengan dua tahap kegiatan yaitu: 1) persiapan kegiatan dan 2) pelaksanaan kegiatan. Persiapan kegiatan dilakukan pertama kali dengan melakukan survei tempat di daerah Kelurahan Jatisari Kecamatan Jtiasih Kota Bekasi dan melakukan izin dengan Penanggung Jawab sekolah PAUD, serta perijinan kepada Universitas Respati Indonesia. Selanjutnya adalah persiapan alat yang akan dipakai saat melaksanakan edukasi Gizi Seimbang dan Aktivitas Fisik seperti: leaflet lipat 4 berukuran A3 dengan dicetak sisi depan-belakang (Gambar 1.1 dan Gambar 1.2) sebagai media edukasi, alat tulis, lembar serta pre-test dan post-test yang terdiri dari 10 pernyataan dengan jawaban benar atau salah, pernyataan tes terdiri dari dua tema yaitu Gizi Seimbang dan Aktivitas Fisik. Pernyataan Gizi seimbang terdiri dari: 1) Konsep asupan makanan gizi seimbang, 2) kegunaan perhitungan Indeks Massa Tubuh, 3) lemak tinggi pada setiap kandungan minyak, 4) perbandingan timbunan lemak di perut dan ekstrimitas, dan 5) sumber-sumber protein. Pernyataan untuk aktivitas fisik terdiri dari: 1) kesamaan aktivitas fisik dan olahraga, pekerjaan rumah dan olahraga, 3) arti sedentary life style, 4) bentuk tubuh dan olahraga, dan 5) olahraga angkat beban pada wanita. Setiap peserta mengisi pre-test dan post-test dengan waktu yang sama yaitu 10 menit. 135 http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/PAMAS Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (PAMAS) Gambar 1 Media Leaflet Lipat sebagai Alat dari Edukasi Gizi Seimbang Gambar 2 Foto Kegiatan Edukasi 136 http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/PAMAS Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (PAMAS) Gambar 3 Media Leaflet Lipat sebagai Alat dari Edukasi Aktivitas Fisik Gambar 3 Media Leaflet Lipat sebagai Alat dari Edukasi Aktivitas Fisik Gambar 3 Media Leaflet Lipat sebagai Alat dari Edukasi Aktivitas Fisik PELAKSANAAN KEGIATAN Kegiatan edukasi dilakukan oleh 2 orang dosen dan 1 orang mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Respati Indonesia serta seluruh peserta. Kegiatan diawali dengan pembukaan sambutan oleh Kepala Sekolah Sekolah PAUD dan mengkoordinir seluruh peserta. Acara selanjutnya 137 http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/PAMAS Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (PAMAS) menyebarkan soal pengetahuan untuk pre-test terkait dengan Gizi Seimbang dan Aktivitas Fisik dengan jumlah 10 pernyataan benar dan salah, pengerjaan soal pre-test diberi waktu 10 menit. Selanjutnya masuk kedalam acara inti yaitu penyampaian materi edukasi terkait pedoman gizi seimbang dalam healthy life style. Durasi penyampaian materi berlangsung selama masing-masing 25 menit. Setelah itu, dilanjutkan dengan materi kedua mengenai Aktivitas Fisik dalam healthy life style. Kegiatan selanjutnya adalah sesi diskusi atau tanya jawab dengan peserta mengenai healthy life style. Peserta antusias menyimak materi dan mengajukan pertanyaan mengenai gizi seimbang dan aktivitas fisik. Setelah sesi tanya jawab selesai, acara berikutnya adalah sesi pengisian soal post-test oleh peserta dengan jumlah 10 soal pernyataan benar dan salah. Pengerjaan soal post-test diberi waktu 10 menit. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan edukasi ini dihadiri oleh 13 peserta serta PJ sekolah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dengan seluruhnya adalah perempuan, lebih dari setengahnya mempunyai pendidikan terakhir dibawah SMA (Tabel 1) Tabel 1 Karakteristik Demografik (n = 13) Karakteristik Mean ± SD (range) n % Usia 43,23 ± 14,23 (21-73 tahun) SD 3 23,1 SMP 1 7,7 SMA 7 53,8 Perguruan Tinggi 2 15,4 Pendidikan Terakhir Tabel 2 Hasil Distribusi Edukasi Gizi Seimbang dan Aktivitas Fisik Tes Pengetahuan Mean SD Min-Max Pre-test 5,08 ± 1,12 3–6 Post-test 7,08 ± 2,29 3 – 10 Perubahan Skor 2,00 ± 1,17 -3 – 4 138 http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/PAMAS Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (PAMAS) Tabel 3 Efektivitas Edukasi Gizi Seimbang dan Aktivitas Fisik Skor Group Mean SD N Perbedaan p-value 13 2,00 0,005 Pengetahuan Pre-test 5,08 1,12 Post-test 7,08 2,30 All Tabel 4 Jumlah Responden Menjawab Benar pada Pre-Test dan Post-Test Butir Pernyataan Gizi Seimbang dan Aktivitas Fisik Pre-test No Post-test Pernyataan n % n % 0,0 7 53,9 menghitung 10 76,9 13 100,0 Semua jenis minyak tidak baik untuk tubuh karena 10 76,9 8 61,5 100,0 12 92,3 38,5 6 46,2 Asupan Gizi Seimbang 1 Konsep asupan makanan 4 sehat 5 sempurna sama dengan 0 gizi seimbang 2 Indeks Massa Tubuh digunakan untuk proporsional tubuh 3 mengandung lemak tinggi 4 Timbunan lemak yang berada dalam perut lebih berbahaya 13 daripada lemak di bagian lengan dan kaki 5 Sumber protein bisa diganti oleh sayur-sayuran dan buah- 5 buahan Aktivitas Fisik dan Olahraga 6 Kegiatan aktivitas fisik sama dengan berolahraga 2 15,4 7 53,9 7 Melakukan pekerjaan rumah termasuk berolahraga 3 23,1 9 69,2 8 sedentary life adalah sebutan bagi fisik yang tidak aktif 6 46,1 12 92,3 9 Berolahraga tidak perlu memperhatikan bentuk tipe tubuh 6 46,1 8 61,5 10 Olahraga angkat beban tidak baik untuk kesehatan wanita 11 84,6 10 76,9 Tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata skor pengetahuan ibu antara sebelum (5,08) dan sesudah diberi edukasi (7,08). Hasil perbedaan juga menunjukkan signifikan secara statistik (P<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan edukasi yang diberikan kepada ibu ibu efektif dalam meningkatkan pengetahuannya. Namun akan lebih baik jika edukasi diberikan secara berkala sehingga memberikan pemahaman yang lebih baik dan dapat diterapkan dalam perilaku sehari-sehari. Didukung oleh hasil penelitian serupa, edukasi gizi melalui sharing online meningkatkan pengetahuan (5) dan 139 http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/PAMAS Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (PAMAS) meningkat aktifitas fisik (4). Melakukan aktifitas fisik memberikan banyak manfaat bagi kesehatan terutama terhadap penyakit degeneratif. Melakukan aktivitas fisik rutin dan edukasi terhadap pentingnya penerapan pola hidup sehat untuk mencegah penyakit metabolik menunjukkan dampak positif bagi ibu-ibu PKK , yaitu terjadi penurunan persentase penderita obesitas dan DM (6). Dari tabel 4 terlihat bahwa pada pertanyaan mengenai gizi seimbang pengetahuan terhadap konsumsi minyak atau lemak masih perlu diperjelas karena memiliki pesentase yang menurun (76,9% menjadi 61,5%) setelah diberikan edukasi. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya masyarakat memahami bahwa minyak atau lemak seolah-olah sumber makanan yang harus dihindari, padahal lemak memiliki fungsi yang penting terhadap tubuh. Lemak tidak hanya buruk, tetapi juga merupakan bagian penting dari dinding sel, insulin esensial, dan sistem saraf. Lemak bisa menjadi bahan bakar paling efisien untuk aktivitas fisik, terutama untuk otot yang lelah yang menjalani latihan ketahanan. Ketersediaan lemak dalam tubuh ternyata memiliki banyak keuntungan, hal ini tercermin dari fungsi lemak. Lemak tubuh berfungsi sebagai sumber energi, melarutkan vitamin sehingga dapat diserap di usus dan memperpanjang rasa kenyang (7). Untuk mendapatkan pemahaman giz seimbang pemerintah telah mensosialisasikan pedoman gizi seimbang dalam Permenkes No 41 tahun 2014 tentang gizi seimbang. Pedoman gizi seimbang ini memberikan panduan konsumsi makanan sehari-hari dan berperilaku sehat berdasarkan prinsip konsumsi anekaragam pangan, perilaku hidup bersih, aktivitas fisik, dan memantau berat badan secara teratur dalam rangka mempertahankan berat badan normal (8). Berdasarkan aktifitas fisik pada tabel no 4 memperlihatkan bahwa pengetahuan mengenai perbedaan olahraga dengan aktifitas fisik memiliki skor yang paling rendah setelah diedukasi. Sebagian masyarkat memahmi bahwa aktifitas sehari-hari yang dilakukan sama dengan kegiatan olah raga. Olahraga adalah suatu bentuk pendidikan individu dan masyarakat yang memanfaatkan kapasitas fisik manusia yang dilakukan secara sadar, sistematis dan terarah menuju kualitas hidup yang lebih tinggi (9). Sedangkan aktifitas fisik menurut Kemenkes RI merupakan setiap gerakan tubuh yang diakibatkan kerja otot rangka dan meningkatkan pengeluaran tenaga serta energi. Secara umum aktivitas fisik dibagi menjadi 3 kategori berdasarkan intensitas dan besaran kalori yang digunakan yaitu : aktivitas fisik ringan, aktivitas fisik sedang dan aktivitas fisik berat. Aktivitas ini mencakup aktivitas yang dilakukan di sekolah, di tempat kerja, aktivitas dalam keluarga/ rumah tangga, aktivitas selama dalam perjalanan dan aktivitas lain yang dilakukan untuk mengisi waktu senggang sehari-hari (10). Aktifitas fisik yang direkomendasikan WHO untuk usia dewasa (18-64 th) yaitu harus melakukan setidaknya 150–300 menit aktivitas fisik aerobik intensitas sedang atau setidaknya 75–150 menit aktivitas fisik aerobik intensitas tinggi atau kombinasi yang setara dari aktivitas intensitas sedang dan kuat sepanjang minggu. Selain itu harus melakukan aktivitas penguatan otot dengan intensitas sedang atau lebih besar 140 http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/PAMAS Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (PAMAS) yang melibatkan semua kelompok otot utama dalam 2 hari atau lebih dalam seminggu, karena ini memberikan manfaat kesehatan tambahan (11). KESIMPULAN Pemberian edukasi mengenai gaya hidup sehat yaitu aktifitas fisik dan gizi seimbang dapat meningkatkan pengetahuan, namun akan lebih baik jika edukasi diberikan secara berkala. Kami menyarankan diperlukan adanya program edukasi yang berkelanjutan dan bisa dilakukan dengan menggunakan media social online yang lebih informatif dan efektif. DAFTAR PUSTAKA [1]. Fridalni N, Minropa A, Syofia Sapardi V, Studi III Keperawatan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang PD. Pengenalan Dini Penyakit Degeneratif. J Abdimas Saintika [Internet]. 2019;1(1):129–35. Available from: https://jurnal.syedzasaintika.ac.id [2]. Obidovna DZ, Sulaymonovich DS. The Concept of Health Lifesyle in Psychological Research. J Anal Invent [Internet]. 2022 [cited 2023 Jan 20];3(6):53–64. Available from: https://reserchjet.academiascience.org/index.php/rjai/article/view/517/471 [3]. Byrne MS DW, Yarbrough MI. Modifiable Healthy Lifestyle Behaviors:10-Year Health Outcomes From a Health Promotion Progrsam. Am J Prev Med [Internet]. 2016 Dec [cited 2023 Jan 27];51(6):1027–37. Available from: https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0749379716304445 [4]. Citra Palupi K, Anggraini A, Sa’pang M, Kuswari M. Pengaruh Edukasi Gizi “Empire” Terhadap Kualitas Diet dan Aktifitas Fisik pada Wanita dengan Gizi Lebih. 2022 Sep 16;11(1):62–73. Available from: http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/ [5]. Luthfiana Sufyan D, Sufyan A. Aktivasi Pengetahuan Gaya Hidup Sehat Melalui Edukasi Pilar Gizi Seimbang Kepada Mahasiswa Non Kesehatan. Versi Cetak) [Internet]. 2022 May [cited 2023 Jan 27];5(1):29–35. Available from: https://journal.untar.ac.id/index.php/baktimas/article/view/15231 [6]. Kesetyaningsih TW, Astuti Y, Noor Z. Aktivitas Fisik Rutin untuk Mencegah Penyakit Degeneratif. BERDIKARI J Inov dan Penerapan Ipteks [Internet]. 2020 Feb [cited 2023 Jan 27];8(1). Available from: https://journal.umy.ac.id/index.php/berdikari/article/view/7744 [7]. Sahpitri Y, Janiarli M, Putra A.Y. Pengaruh Senam Aerobik Terhadap Ukuran Berat Badan dan Lemak Tubuh. Sport Educ Heal J [Internet]. 2022 Dec [cited 2023 Jan 27];3(2):182–9. Available from: https://journal.upp.ac.id/index.php/joset/article/view/1667 141 http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/PAMAS Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (PAMAS) [8]. Kemenkes RI. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta; 2014. [9]. Yunis Bangun S. Peran Pendidikan Jasmani dan Olahraga pada Lembaga Pendidikan Indonesia. J Publ Pendidik [Internet]. 2016;VI(3):156–67. Available from: http://ojs.unm.ac.id/index.php/ [10]. P2PTM Kemenkes. Apakah Definisi Aktifitas Fisik. ttps://p2ptm.kemkes.go.id/infographicp2ptm/obesitas/apa-definisi-aktivitas-fisik. 2019. [11]. WHO. Physical Activity. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/physical-activity. 2022. 142 http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/PAMAS