Jurnal Pemberdayaan Umat (JPU)
ISSN 2828-6782, Vol 1, No 1, 2022, 71-77
https://doi.org/10.35912/JPU.v1i2.1027
Pelatihan Manajemen pada Bank Sampah Koperasi
Melati Jaya (Management Training at the Melati Jaya
Cooperative Waste Bank)
Nuzul Inas Nabila1*, Aida Sari2, Mirwan Karim3, Driya Wiryawan4
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung, Lampung1,2,3,4
[email protected]*,
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Riwayat Artikel
Diterima pada 3 Desember 2021
Revisi 1 pada 14 Desember 2021
Revisi 2 pada 7 Februari 2022
Revisi 3 pada 8 Februari 2022
Disetujui pada 9 Maret 2022
Abstract
Purpose: To increase waste bank management science of
knowledge for members in the Melati Jaya cooperative and to
improve and develop waste bank business management at the
Melati Jaya cooperative.
Method: This activity uses a participatory approach by involving
partners in carrying out the stages as described in the activity road
map. This activity is carried out by providing education on waste
bank management. In the stage of counseling the service team and
partners to improve management knowledge, skills and waste bank
management.
Result: Evaluation of the pre-test and post-test in the delivery of
material to the participants of the Melati Jaya cooperative were an
increase of 14 percent. The results of this increase in average score
indicate an increase in the knowledge of cooperative members
participating in training on waste bank management, and continue
to motivate participants to continue choosing organic and
inorganic starting from households because it can increase income
economically.
Keywords: Management, Waste Bank, Cooperative
How to cite: Nabila, N, I., Sari, A., Karim, M., Wiryawan, D.
(2022). Pelatihan Manajemen pada Bank Sampah Koperasi Melati
Jaya. Jurnal Pemberdayaan Umat, 1(2), 71-77.
1. Pendahuluan
Lingkungan merupakan masalah bersama yang harus diselesaikan untuk kepentingan semua
masyarakat. Issue lingkungan sekarang menjadi concern bagi pemerintah. Lingkungan yang tercemar
dampak dari kegiatan ekonomi dan pembangunan yang tinggi dari sektor pertanian, industri,
konsumsi energi, dan pembuangan limbah. Dapat kita lihat di lingkungan disekitar pemukiman
penduduk terdapat limbah kemasan plastik, kaleng, kertas berserakan di jalan-jalan, di lorong- lorong,
saluran drainase, di kali, bahkan di laut. Tumpukan sampah ini akan menciptakan perkembangbiakan
tikus dan serangga lain serta bakteri yang dapat membahayakan kesehatan manusia bila berada di
sekitar pemukiman penduduk.
Pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi, disertai dengan arus urbanisasi ke perkotaan sebagai
dampak dari modernisasi, telah menyebabkan semakin tingginya volume sampah yang harus dikelola
setiap hari. Kendala yang terjadi dikarenakan ada anggapan sebagian masyarakat mengenai konsep
Bank Sampah, bahwa mereka menganggap bahwa dengan adanya Bank Sampah sama saja mendidik
mental mereka menjadi pemulung. Dimana masyarakat harus memilah-milah sampah lalu mereka
juga harus menyetorkan sampah meraka kepada Bank Sampah. Hal ini dianggap sebagai sesuatu yang
kurang etis. Menurut (Trina dkk, 2013) ,menyatakan masyarakat harus meninggalkan cara lama yang
hanya membuang sampah dengan mendidik dan membiasakan masyarakat memilah, memilih, dan
menghargai sampah sekaligus mengembangkan ekonomi melalui pengembangan bank sampah.
Pengelolaan sampah rumah tangga berbasis komunitas merupakan sumber sampah domestic perlu
dikelola secara mandiri (Riswan dkk, 2011).Pengetahuan sikap, ketrampilan warga mengelola sampah
rumah tangga untuk melakukan daur ulang juga menjadi hal penting dalam pengelolaan sampah
(Akhtar dan Soetjipto, 2014). Menurut (Suryani, 2014) menyatakan bahwa bank sampah berdiri
karena adanya keprihatinan masyarakat akan lingkungan hidup yang semakin lama semakin dipenuhi
dengan sampah, baik organic maupun anorganik, sedangkan menurut (Ulfah,dkk 2016) menyatakan
bahwa program bank sampah merupakan satu kegiatan yang efektif dalam pengelolaan dan pemilahan
sampah organik dan organic karena samaph dapat memanfaatkan sesuai dengan jenisnya dengan
demikian pengertian bank sampah yaitu konsep mengumpulkan dan memilah sampah kering dan
memiliki manajemen layaknya perbankan tapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah.
Koperasi ini memiliki unit usaha kelompok wanita tani Sri Melati, kemudian membuka unit usaha
lainnya yakni unit usaha Bank Sampah. Unit usaha bank sampah ini berupaya mengedukasi
masyarakat untuk memanfaatkan dan memilah sampah untuk membantu menunjang kebutuhan
keluarga. Mekanisme kegiatan anggota koperasi unit usaha ini dimulai dari kegiatan di rumah tangga
memilah antara sampah organik dan an organik dan mengumpulkan sampah per dua hingga lima hari,
selanjutnya oleh petugas koperasi mengambil sampah an organil untuk diantarkan ke koperasi, lalu
pengurus koperasi memilah dan menimbang hasil yang diantarkan kemudian mencatat dibuku
tabungan anggota koperasi. Hasil dari tabungan anggota koperasi dibagi kan pada saat menjelang Hari
Raya Idul Fitri untuk memenuhi kebutuhan pada Hari Raya. Sistem usaha bank sampah ini untuk
membantu anggota koperasi dan masyarakat sekitar untuk menjaga kebersihan lingkungan dan
memberikan manfaat serta dapat meningkatkan pendapatan anggota koperasi. Masyarakat
dilingkungan disekitar koperasi ini banyak bermata pencaharian sebagai buruh, dengan ikut menjadi
anggota koperasi dapat meningkatkan pengetahuan membersihkan lingkungan dimulai dari kebersihan
rumah tangga agar bersih tidak kumuh selain itu juga dalam upaya meningkatkan pendapatan rumah
tangga dengan cara menabung dan manfaat hasil dari tabungan juga dapat digunakan untuk keperluan
anak sekolah dan biaya berobat.
Kegiatan lain pada Koperasi Sri Melati dari unit usaha Bank Sampah mencoba mengedukasi
masyarakat untuk memanfaatkan dan memilah sampah untuk membantu menunjang kebutuhan
keluarga melalui pencatatan setoran sampah. Tujuan dibangunnya bank sampah, sebenarnya bukan
bank sampah itu sendiri, melainkan membangun strategi terhadap kepedulian masyarakat agar dapat
‘berkawan’ dengan sampah serta mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari sampah. Menurut
(Levi, 2012) menyatakan tingkat kompleksitas komponen dan jenis sampah ditentukan oleh tingkat
budaya masyarakat, semakin maju tingkat budaya masyarakat maka semakin kompleks komposisi dan
jenis sampahnya. Jadi, bank sampah tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus diintegrasikan dengan
gerakan 4R sehingga manfaat langsung yang dirasakan tidak hanya ekonomi, namun pembangunan
lingkungan yang bersih, hijau dan sehat.
Bank sampah juga menjadikan solusi untuk tercapainya pemukiman yang bersih dan nyaman bagi
warganya. Dengan pola ini maka warga selain menjadi disiplin dalam mengelola sampah dan juga
mendapatkan tambahan pemasukan dari sampah yang mereka kumpulkan. Mekanismenya seperti di
perbankan masyarakat dapat menyetor, tapi yang disetor sampah bukan uang. Untuk mencapai tujuan
bersama pada unit usaha bank sampah koperasi Melati Jaya, dalam pelaksanaannya digunakan
konsep manajemen yaitu suatu proses yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian untuk menentukan serta mencapai tujuan melalui
pemanfaat sumber daya manusia dan sumber daya lainnya (G.R. Terry 2010;16).
Selanjutnya sampah tersebut di timbang dan di catat di buku rekening oleh petugas bank sampah.
Dalam bank sampah, ada yang di sebut dengan tabungan sampah. Hal ini adalah cara untuk menyulap
sampah menjadi uang dan sekaligus menjaga kebersihan lingkungan dari sampah khususnya sampah
plastik dapat dimanfaatkan kembali (reuse). Biasanya akan diolah kembali dalam berbagai bentuk
seperti tas, dompet, tempat tisu, dan lain-lain. Persyaratan tabungan bank sampah yakni sampah yang
dapat ditabung yang sampah rapih dalam hal memotong kemasannya Maksudnya adalah ketika ingin
membuka kemasannya, menggunakan alat dan rapi dalam pemotongannya. Kemudian sudah di
bersihkan atau di cuci. Salah satu alternatif inilah untuk memecahkan masalah sampah dan ikut
2022 | Jurnal Pemberdayaan Umat/ Vol 1 No 2, 71-77
berpartisipasi melestarikan lingkungan. Tujuannya adalah memberikan dampak yang bersih untuk
lingkungan dan untuk tempat tinggal yang layak huni. Sekecil apa pun yang diberikan akan
bermanfaat untuk bumi ini, pasti akan mempunyai keberlangsungan yang besar bagi bumi itu sendiri.
Salah satu wadah membangun bank sampah yang dapat dilakukan berbentuk badan usaha koperasi.
yakni koperasi melati jaya telah membangun bank sampah. Bagaimana cara mengelola manajemen
bank sampah . Hal ini menjadi fokus pada pengabdian ini.
2. Metode
Pelaksanaan kegiatan ini digunakan pendekatan secara langsung yang melibatkan pihak mitra dengan
melakukan penyuluhan. Tahapan penyuluhan didasarkan pemantauan kondisi lapangan yang akan
menjadi mitra pengabdian adalah Koperasi Melati Jaya. Anggota kelompok koperasi belum memiliki
pengetahuan manajemen bank sampah. Hal inilah yang mendorong dilakukannya penyuluhan yang
mampu meningkatkan pengetahuan anggota kelompok koperasi dalam menjalankan fungsi-fungsi
organisasi seperti pemasaran, sumber daya manusia, dan keuangan.
Adapun kegiatan pengabdian bank sampah ini melibatkan pihak-pihak sebagai berikut:
1. Kelompok pengabdian Universitas Lampung terdiri dari empat orang yang memiliki latar
belakang keilmuwan yang berbeda-beda untuk mengembangkan potensi Koperasi Melati Jaya di
Bandar Lampung.
2. Pengurus Koperasi Melati Jaya
Koperasi Melati Jaya sebagai mediator dalam kegiatan yang dilakukan ini khususnya sebagai mitra
dalam menyusun unit usaha bank sampah.
3. Anggota Koperasi Melati Jaya
Kelompok anggota koperasi Melati Jaya merupakan mitra utama dalam meningkatkan
pengetahuan manajemen bank sampah. Para anggota kelompok koperasi inilah yang secara
langsung akan menjadi peserta dalam rancangan kegiatan ini. Mitra kegiatan ini adalah anggota
kelompok koperasi Melati Jaya. Mitra ini merupakan peserta pelatihan yang berpartisipasi aktif
didalam penyampaian materi penyuluhan di tempat pelatihan. Peserta penyuluhan berasal dari
anggota koperasi yang tercatat aktif di dalam Koperasi Melati Jaya.
Pengabdian ini mempunyai rancangan evaluasi, antara lain dibawah ini:
a. Melakukan evaluasi sebelum dan sesudah menyampaikan materi, evaluasi sebelum materi
disampaikan dilakukan untuk mengetahui pengetahuan pengurus dan anggota koperasi dan
evaluasi sesudah diberikan kepada para peserta latihan setelah memberikan materi-materi
pelatihan, tujuannya untuk mengetahui perkembangan peserta pelatihan, dan juga menentukan
tingkat keberhasilan kegiatan yang dilakukan setelah diberikannya materi.
b. Monitoring Pasca Kegiatan, ini dilakukan untuk pendampingan dengan maksud untuk
mendapatkan feedback dari kegiatan yang dilakukan. Berdasarkan feedback yang didapat tim
pengabdian melakukan evaluasi dan perbaikan-perbaikan sebagai masukan pada koperasi Melati
Jaya.
Tim pengabdian kegiatan pengabdian ini dilakukan oleh dosen tetap Universitas Lampung yang
memikiki keahlian dibidang manajemen dan dilakukan oleh 4 orang dosen yang dipimpin dengan satu
orang ketua dengan tiga orang anggota tim pengabdian.
3. Hasil dan pembahasan
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat pada koperasi Melati Jaya di Bandar Lampung mengenai
pelatihan manajemen bank sampah melaksanakan kunjungan pertama pada tanggal 3 Juli 2021.
Kegiatan pengabdian ini mengumpulkan pengurus koperasi Melati Jaya dan juga melakukan diskusi
dengan para pengurus koperasi dan kepala lurah menceritakan tentang perkembangan koperasi Melati
Jaya. Kegiatan dibuka oleh Pembina koperasi yang bernama Yulianto, dimana berdiskusi mengenai
mulai dibukanya kegiatan koperasi bank sampah ini, yaitu melihat dari lingkungan yang kurang bersih
pada daerah kedaton terutama sekitar kantor kelurahan kedaton, melihat kondisi yang demikian
2022 | Jurnal Pemberdayaan Umat/ Vol 1 No 2, 71-77
73
adanya inspirasi dari masyarakat serta didukung pula oleh aparatur kelurahan dalam
mensosialisasikan bagaimana dapat memanfaatkan sampah untuk mendapatkan pendapatan para
rumah tangga disekitar wilayah kantor kelurahan tersebut. Ternyata sosialisasi ini disambut oleh
warga masyarakat, bagaimana kegiatan ini memiliki wadah, maka dibukalah koperasi Melati Jaya ini.
Koperasi Melati Jaya ini memiliki unit usaha usaha bank sampah dalam hal ini meliputi kegiatan
mengumpulkan sampah, membersihkan dan menjual sampah dan aja juga unit usaha kegiatan kwt
yaitu kegiatan kelompok usaha tani dengan menanam sayuran hidroponik. Pelaksanaan diskusi
dengan kepala lurah Kedaton, pengurus koperasi Melati Jaya dan tokoh masyarakat memberikan
respon yang aktif dalam memberikan informasi mengenai koperasi Melati Jaya, pelaksanaan diskusi
dilakukan dengan santai pada ruang terbuka di lokasi depan gudang pengumpulan sampah dan kebun
hidroponik KWT, pelaksanaan berdiskusi terlihat pada gambar 1berikut ini.
Gambar 1. Diskusi Tim Pengabdian Dengan Lurah, Pengurus Koperasi Melati Jaya.
Koperasi Melati Jaya dalam melakukan usahanya mengalami beberapa kendala yang dihadapi unit
usaha koperasi bank sampah antara lain meliputi:
1. Pembersihan dan pemilihan sampah yang dikumpulkan masih dilakukan secara manual oleh
seluruh anggota koperasi
2. Harga yang ditawarkan koperasi bank sampah masih rendah dibandingkan dengan harga tukang
pembeli sampah keliling dikarenakan hasil bank sampah ini juga koperasi menjualnya dengan
pembeli sampah keliling,
3. Sudah adanya alat untuk mengolah sampah sehingga menjadi butiran yang bila dijual harganya
dapat lebih mahal, akan tetapi biaya produksinya sangat tinggi.
4. Kurangnya pengetahuan anggota koperasi untuk mengolah sampah menjadi hasil yang lebih
produktif dan kreatif seperti sampah kelas aqua dijadikan bunga, atau hiasan lain yang memberi
nilai tambah.
Hasil diskusi ini memberikan gambaran masih banyaknya kendala pada koperasi Melati Jaya,
meskipun demikian para pengurus koperasi tetap bersemangat untuk terus menjalankan dan
mengembangkan unit usaha koperasi Melati Jajaya pada unit usaha bank sampah, karena dapat
membantu pendapatan ekonomi masyarakat dengan cara mengumpulkan sampah, menjual dan
uangnya disimpan pada koperasi Melati Jaya, sewaktu-waktu bila diperlukan anggota koperasi dapat
mengambil tabungannya pada koperasi, dengan kata lain anggota koperasi menabung pada
koperasi,biasanya hasil tabungan dibagikan dalam setahun satu kali pada hari raya, sehingga dapat
membantu masyarakat dalam menghadapi kebutuhan terutama pada hari raya Idul Fitri,
2022 | Jurnal Pemberdayaan Umat/ Vol 1 No 2, 71-77
Evaluasi Kegiatan Uji Pengetahuan
Kegiatan Pengabdian yang kedua adalah memberikan pelatihan dengan cara melakukan pelatihan
memberikan materi kepada anggota koperasi pada tanggal 7 Agustus 2021 dengan memberikan
materi manajemen pengelolaan bank sampah. Materi yang disampaikan para pemateri memberikan
paparan materi mengenai manajemen bank sampah yang meliputi: Manajemen Bank Sampah,
Manajemen Koperasi, Manajemen Pemasaran, Manajemen Sumber Daya Manusia. Pemberian materi
dimulai dengan pengertian sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber
aktifitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai Ekonomis. Untuk memiliki nilai
ekonomis maka diperlukan pengetahuan manajemen dalam pengurangan (reduce), pakai ulang (reuse)
dan daur ulang (recycling) dan mengelola sampah dari 3 R menjadi 5 R, yaitu penekanan pada
tindakan pencegahan dan
pengurangan Rethink, Reduce, Reuse, Recycle dan Recovery sehingga sampah menjadi produk dan
energi. Sebelum disampaikan materi pelatihan ini dilakukan evaluasi pre test untuk mengukur tingkat
pengetahuan peserta pelatihan yang hadir, mengenai pengetahuan manajemen, kemudian setelah
memberikan materi pelatihan peserta anggota yang hadir diberi kembali pertanyaan yang sama atau
yang disebut dengan post test. Evaluasi pengujian berupa instrumen dengan memberikan soal
pertanyaan, dimana peserta pelatihan harus memilih salah satu jawaban yang paling tepat dari
beberapa alternative pilihan ganda. Dengan demikian dapat diukur seberapa besar pengetahuan para
anggota koperasi yang hadir pada kegiatan pada penyampaian materi tentang pengetahuan
manajemen. Berikut ini adalah hasil nilai rata-rata evaluasi sebelum dan sesudah peserta pelatihan
yang hadir mengikuti pelatihan manajemen pada bank sampah.
Tabel 1. Hasil Uji Pengetahuan Manajemen Bank Sampah
Peserta
Nilai Rata-Rata
evaluasi sebelum
11 orang peserta pelatihan
62
Nilai Rata-Rata evaluai
sesudah
76
Hasil tabel diperoleh pada tahap awal kegiatan sebelum menyampaikan materi dilakukan dengan uji
pre test kepada peserta pelatihan. Hasil nilai rata-rata uji pre test peserta adalah 62%, setelah
kegiatan penyampaian materi, selanjutnya melakukan kegiatan uji post test kepada peserta pelatihan
diperoleh nilai rata-rata uji post test adalah 76%. Hal ini menunjukan adanya peningkatan
pengetahuan manajemen peserta pelatihan mencapai 14 persen. Peningkatan hasil nilai rata-rata ini
menunjukan peningkatan pengetahuan peserta pelatihan terhadap pengetahuan manajemen bank
sampah. Hal ini memberikan dampak dalam memotivasi peserta pelatihan untuk melakukan unit
usaha penggelolaan sampah yang dijalankan secara fungsi-fungsi manajemen (POAC) yakni planning
atau perencanaan, organizing atau pengorganisasian, actuating atau pengarahan serta fungsi yang
terakhir controlling atau pengawasan sehingga dapat meningkatan pendapatan secara ekonomis dari
anggota koperasi.
Pelaksanaan pelatihan berjalan baik, mulai dari pengurus koperasi dan anggota koperasi Melati Jaya
memberikan respon yang aktif baik secara berdiskusi dan bertukar pengalaman.Pelaksanaan
penyampaian materi dan peserta melakukan pre test dan post test dapat dilihat pada gambar 2 berikut
ini.
2022 | Jurnal Pemberdayaan Umat/ Vol 1 No 2, 71-77
75
Gambar 2. Pelaksanaan Penyampaian Materi dan Pelaksanaan Pre test dan Pos test
Keberhasilan kegiatan pelatihan ini berhasil dengan baik, karena tim pengabdian memberikan
pengetahuan manajemen beberapa hal antara lain:
1. Materi yang diberikan membuka wawasan pengetahuan pengelolaan bank sampah
2. Kegiatan pelatihan manajemen Bank Sampah ini berjalan dengan baik, terlihat peserta anggota
koperasi sangat antusias pada saat berdiskusi.
3. Pelaksanaan kegiatan yang tepat dan suasana yang santai, sehingga terus memotivasi anggota
koperasi untuk menjalan kegiatan bank sampah yang telah dilakukan pada unit usaha bank sampah
koperasi Melati Jaya
4. Dukungan kepala lurah serta seluruh pengurus dari koperasi.
Pada saat pelatihan manajemen bank sampah, menghadapi kendala yakni:
1. Pelatihan manajemen pada bank sampah ini dilakukan pada waktu pandemi covid-19 sehingga
memang mengurangi antusias anggota koperasi bank sampah untuk hadir pada saat pelatihan
penyampaian materi
2. Pelatihan dilakukan dengan mengunakan protokol covid-19 yakni peserta diberi masker,
handsantiliser dan tempat duduk yang berjarak.
3. Pelatihan dilakukan diluar ruangan terbuka untuk mengantisipasi pada saat pandemi ini.
Kegiatan bank sampah ini kurang berjalan pada saat pandemi covid-19 sehingga tidak dapat melihat
aktivitas kegiatan bank sampah yang dilakukan oleh anggota koperasi.
4. Kesimpulan dan saran
Pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat mengenai pelatihan manajemen pada bank sampah
koperasi Melati Jaya di Bandar Lampung dapat dikatakan berhasil, baik pertemuan dengan para
pengurus koperasi dan juga pada penyampaian pengetahuan yang disampaikan kepada anggota
koperasi yang hadir pada saat pelatihan.
1. Hasil diskusi dengan para pengurus koperasi Melati Jaya mencapai tujuan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat, memotivasi pengurus koperasi dalam upaya meningkatkan dan
mengembangkan unit usaha bank sampah untuk dapat terus mengupaya memperoleh mesin
pengolahan sampah yang menggunakan bahan bakar yang murah sehingga memperkecil biaya
produksi, sehingga dapat meningkatkan hasil hasil penjualan pengolahan sampah yang akhirnya
dapat meningkatkan pendapatan anggota koperasi unit usaha bank sampah, walaupun juga masih
terdapat kendala dalam pengelolaan unit usaha bank sampah.
2. Hasil evaluasi sebelum dan sesudah dari materi yang disampaikan kepada peserta pelatihan di
koperasi Melati Jaya terdapat peningkatan pengetahuan sebesar 14 persen. Peningkatan nilai ratarata ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan manajmene peserta anggota koperasi yang
mengikuti pelatihan mengenai manajemen, sehingga dapat terus memotivasi anggota koperasi
2022 | Jurnal Pemberdayaan Umat/ Vol 1 No 2, 71-77
memilah sampah organik dan an organik yang dimulai dari rumah tangga konsumen, kemudian
ditabung pada koperasi Melati Jaya dan akhirnya mendapatkan pendapatan secara ekonomis.
Saran
Berdasarkan hasil kunjungan ke koperasi Melati Jaya di Bandar Lampung, tim pengabdian
memberikan saran sebagai berikut:
1. Pengurus koperasi Melati Jaya dapat terus mencari peluang inovasi untuk mendapatkan mesin
mengelola sampah dengan biaya produksi yang murah sehingga koperasi tidak menjual sampah
yang telah dipilah dan dibersihkan saja tetapi dijual setelah menjadi butir-butir plastik, dengan cara
melakukan inovasi dengan berbagai pihak seperti perguruan tinggi negeri atau swasta serta
instansi pemerintah maupun swasta..
2. Anggota koperasi sebaiknya tetap melakukan aktivitas pengumpulan, memilah sampah untuk
dijual kembali ke koperasi Melati Jaya, meskipun pada masa pandemi covid-19, dan juga
meningkatkan pengelolaan pengumpulan sampah dengan pengetahuan manajemen bank sampah.
Ucapan terima kasih
Kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan berbagai bantuan banyak pihak, untuk itu kami mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ketua dan Sekretaris Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah memberikan
izin untuk kegiatan ini.
2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah membantu pelaksanaan kegiatan
Pengabdian kepada Masyarakat ini.
3. Semua pihak, pengurus dan anggota koperasi Melati Jaya Kecamatan Kedaton, Kota
Bandar Lampung dan para pemateri yang telah membantu terselenggaranya kegiatan ini.
Semoga hasil kegiatan pengabdian ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Referensi
Akhtar, H., dan Soetjipto, H.P., 2014. Peran Sikap dalam Memediasi Pengaruh Pengetahuan
Terhadap Perilaku Minimisasi Sampah Pada Masyarakat Terban, Yogyakarta. Jurnal
Manusia dan Lingkungan, 21(3):386-392.
G.R. Terry. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Jakarta:
Penerbit Kencana
Levi P, A.A.(2012). Gerakan Keadilan Lingkungan studi kasus Bank Sampah Gemah Ripah Dusun
Badegan Bantul (online) http//eprints.uny.ac.id. Diakses 10 Mei 2017
Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga
Riswan, Sunoko, H.R., dan Hadiyarto, A., 2011. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kecamatan
Daha Selatan. Jurnal Ilmu Lingkungan, 9(1):31-38.
Suryani, A.S, 2014, Peran Bank Sampah dalam Pengelolaan Sampah, JUrnal DPR RI Volume 5 (1),
71-74 Peluang Penguatan Bank Sampah untuk Mengurangi Timbulan Sampah Perkotaan
Trina, E., Tallei, T.E., Iskandar, J., Runtuwene, S., dan Filho, W.L., 2013. Local Community-based
Initiatives of Waste Management Activities on Bunaken Island in North Sulawesi, Indonesia.
Research Journal of Environmental and Earth Sciences, 5(12):737-743.
Ulfah, N.A., Normelani, E. dan Arisanty, D. (2016). Studi Efektifitas Bank sampah sebagai Salah
Satu Pendekatan dalam pengelolaan sampah Tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di
Banjarmasin. Jurnal Pendidikan Geografi (JPG), 3 (5),22-37
2022 | Jurnal Pemberdayaan Umat/ Vol 1 No 2, 71-77
77