Papers by Jurnal Pendidikan (Teori dan Praktik)
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan desain pembelajaran dengan menggunakan m... more Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan desain pembelajaran dengan menggunakan media scrapbook sebagai jurnal refleksi, (2) mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan kognitif dan regulasi diri siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, (3) mengetahui peningkatan kemampuan kognitif dan regulasi diri siswa setelah diberikan perlakuan, (4) mengetahui korelasi antara regulasi diri terhadap kemampuan kognitif serta (5) profil keduanya. Desain penelitian menggunakan metode kombinasi mix method model concurrent embedded dengan subjek penelitian adalah 72 siswa dari kedua kelas sampel. Data diambil dari tes kemampuan kognitif dan angket regulasi diri, sedangkan teknik analisis data dengan uji-t, uji N gain, uji korelasi pearson dan uji effect-size. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan kemampuan kognitif dan regulasi diri, scrapbook sebagai jurnal refleksi dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan regulasi diri, serta terdapat korelasi antara regulasi diri terhadap kemampuan kognitif siswa. Pada uji effect size didapatkan hasil bahwa kemampuan kognitif siswa didominasi oleh aspek pemahaman (C1). Sedangkan pada regulasi diri adalah aspek pemantauan. Abstract This research aims to: (1) produce learning design using scrapbook media as reflection journal, (2) to know the differences of cognitive ability improvement and self-regulation of students between experiment and control class, (3) to know the improvement of cognitive ability and self-regulation of students after being given treatment, (4) to know correlation between self-regulation toward the cognitive ability and (5) profile of both. The design of the research using mix method concurrent embedded model with the subject of research is 72 students from both sample class. Data were taken from cognitive ability test and self-regulation questionnaire, while data analysis technique was t-test, N gain test, Pearson correlation test and effect-size test. The results show that there are differences in cognitive and self-regulating abilities, scrapbooks as reflective journals can improve cognitive abilities and self-regulation, and there are correlations between self-regulation toward cognitive abilities. In effect size test results obtained that the cognitive abilities of students dominated by aspects of understanding (C1). While the self regulation is the aspect of monitoring. PENDAHULUAN Ilmu sains merupakan ilmu yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Ilmu sains mempelajari tentang alam secara sistematis dan menyeluruh. Sesuai dengan Permendiknas No. 22 tahun 2006, pembelajaran sains di tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) maupun sekolah menengah pertama (SMP/MTs) sebaiknya dilaksanakan secara terpadu. Sains terpadu (integrated science) artinya memadukan/mengkaitkan berbagai bidang ilmu dalam sains, seperti fisika, kimia, dan biologi agar siswa mendapatkan pengalaman belajar secara langsung. Hal ini membuat siswa lebih mudah menerima, menyimpan dan menerapkan materi yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari. Pada proses pembelajaran terpadu, siswa akan memahami suatu konsep materi lalu mengaitkannya dengan konsep materi pembelajaran lain yang berkaitan dan sudah dipahami sebelumnya, sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. Pembelajaran merupakan suatu proses komunikasi. Agar komunikasi berjalan dengan baik, maka diperlukan pemberi pesan (guru), penerima pesan
Abstrak Media pembelajaran merupakan suatu hal yang penting karena dapat memberikan variasi dalam... more Abstrak Media pembelajaran merupakan suatu hal yang penting karena dapat memberikan variasi dalam proses belajar mengajar. Media pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini berupa powerpoint, torso organ pencernaan dan gambar sketsa mahasiswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas kemampuan menggambar sketsa organ pencernaan pada mata kuliah struktur hewan dalam meningkatkan penguasaan konsep mahasiswa. Metode yang digunakan yaitu metode eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan the static-group pretest-posttest design. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan skor pada masing-masing kelas, skor posttest di kelas eksperimen 1 yaitu 94.40 dan di kelas eksperimen 2 yaitu 85.40 dari skor maksimum 100. Perbandingan rerata skor N-gain 0,34 pada kelas eksperimen 1 dan 0,30 pada kelas eksperimen 2 yang masing-masing termasuk ke dalam kategori sedang. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan terdapat peningkatan penguasaan konsep mahasiswa melalui kemampuan menggambar sketsa organ pencernaan pada mata kuliah struktur hewan. Kata Kunci: menggambar sketsa, organ pencernaan, struktur hewan, penguasaan konsep. Abstract Learning media is an important thing because it can provide variation in teaching and learning process. Learning media used in this research are powerpoint, torso digestive organs and student draw sketches. The purpose of this research is to know the skills of draw sketches of the digestive organs in animal structure course to increase the mastery of student concept. The method used the quasi eksperiment with the static-group pretest-posttest design. The result showed that there was an increase of score in each class, the posttest score in the first experiment class was 94.40 and the second experimental class was 85.40 from the maximum score 100. The average comparison of the N-gain score of 0.34 in the experimental classes 1 and 0, 30 in the experimental class 2, each of which belongs to the moderate category. Based on the results of research and data analysis can be concluded that was improvement mastery of student concept through draw sketches of the digestive organs in animal structure course.
Abstrak Pemahaman konsep pada siswa merupakan korban dari pembelajaran fisika yang hanya menuntut... more Abstrak Pemahaman konsep pada siswa merupakan korban dari pembelajaran fisika yang hanya menuntut siswa untuk menghafal rumus matematis. Pembelajaran seperti itu berujung pada kasus miskonsepsi materi fisika yang masih banyak menjangkit siswa. Salah satu materi fisika yaitu gerak lurus memiliki banyak persamaan matematis yang digunakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk membangun ketrampilan berpikir kritis siswa melalui penggunaan peta konsep sehingga dapat mereduksi miskonsepsi materi gerak lurus. Rancangan penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari langkah: perencanaan, implementasi, evaluasi dan refleksi yang mengadopsi model spiral dari Kemmis dan MC Taggart. Pada saat pelaksanaan pembelajaran, siswa diberikan peta konsep yang berkaitan dengan konsep yang harus dikuasai. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut 1) terjadi peningkatkan ketrampilan berpikir kritis pada siswa kelas X SMA melalui pembelajaran menggunakan Peta Konsep dengan nilai rata-rata tes essai keterampilan berpikir kritis kelas setelah CAR 85,2 dan ketuntasan berdasarkan indikator sebesar 88,2%. 2) Terjadi reduksi miskonsepsi materi Gerak Lurus pada siswa kelas X SMA melalui pembelajaran menggunakan Peta Konsep ditunjukan oleh nilai rata-rata tes essai setelah CAR sebesar 82,5. Kata Kunci: Berpikir kritis, peta konsep, miskonsepsi, gerak lurus. Abstract Conceptual understanding of students is a victim of physics learning which only requires students to memorize mathematical formulas. Learning like that leads to cases of misconceptions of physical material that still infect students. One of the physical materials, namely straight motion, has many mathematical equations used. The purpose of this study is to build students' critical thinking skills through the use of concept maps so as to reduce misconceptions of straight motion material. The research design uses classroom action research consisting of 2 cycles. Each cycle consists of steps: planning, implementation, evaluation and reflection which adopt a spiral model from Kemmis and Mc Taggart. During the implementation of learning, students are given a concept map related to concepts that must be mastered. The results of this study are as follows: 1) there is an increase in critical thinking skills in class X high school students through learning using Concept Maps with an average essay test of critical thinking skills in class after CAR 85.2 and completeness based on indicators of 88.2%. 2) There was a reduction in misconceptions of Straight Motion material for class X high school students through learning using Concept Maps shown by the average value of essay tests after the CAR of 82.5.
Abstrak Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui kelayakan modul fisika suhu dan kalo... more Abstrak Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui kelayakan modul fisika suhu dan kalor berbasis project based learning dan mengetahui efektivitas modul fisika suhu dan kalor berbasis project based learning. Penelitian ini termasuk penelitian dan pengembangan (Research and Development). Merupakan penelitian deskriptif dengan mengembangkan suatu produk berupa modul pembelajaran fisika pada materi suhu dan kalor berbasis project based learning. Langkah pengembangan menggunakan model ADDIE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul fisika divalidasi oleh validator ahli dan peer reviewer. Berdasarkan hasil validasi oleh validator materi memberikan nilai 2,9 dengan kategori baik, validator media 3,6 berkategori sangat baik, validator pembelajaran 3,0 berkategori baik dan validator bahasa 3,8 berkategori sangat baik. Dan hasil validasi peer reviewer memberikan nilai 2,9 dengan kategori baik. Hasil uji pakai user yaitu siswa kelas X MIA MA Al Islam Surakarta memberikan nilai 3,6 dengan kategori sangat baik. Sehingga menunjukkan bahwa modul fisika berbasis project based learning pada materi suhu dan kalor layak digunakan dan modul fisika dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kritis siswa secara efektif. Untuk penilaian aspek kognitif terbukti dari n-gain nilai hasil evaluasi yang telah dilakukan oleh siswa. Keterampilan proses sains indikator observasi mempunyai gain 0,5 dengan kategori sedang, interpretasi 0,4 berkategori rendah, merencanakan eksperimen 0,7 berkategori tinggi, prediksi 0,5 berkategori sedang, aplikasi 0,5 berkategori sedang, evaluasi 0,8 berkategori tinggi. Kemampuan berpikir kritis indikator mensintesis mempunyai gain 0,5 berkategori sedang, menganalisis 0,9 berkategori sangat tinggi, mengenal masalah 0,6 berkategori sedang, memecahkan masalah 0,6 berkategori sedang, menyimpulkan 0,5 berkategori sedang, mengevaluasi 0,8 berkategori tinggi. Untuk penilaian aspek keterampilan kelompok 1 dengan nilai 3,33 dengan kategori sangat berhasil, kelompok 2 dengan nilai 3,56 dengan kategori sangat berhasil, kelompok 3 dengan nilai 3,44 dengan kategori sangat berhasil. Untuk penilaian aspek sikap rata-rata keseluruhan siswa berskor 3,2 dengan kategori baik. Kata Kunci: Modul Fisika, ADDIE, project based learning, keterampilan proses sains, kemampuan berpikir kritis Abstract Research carried out aims to determine the feasibility of physics module temperature and heat-based project-based learning and examine the effectiveness of physics module temperature and heat-based project-based learning. This study included research and development (Research and Development). Is a descriptive study to develop a product in the form of physics learning module on material temperature and heat-based project-based learning. Step ADDIE development model. The results showed that the physics module validator validated by experts and peer reviewers. Based on the results of validation by the validator material provides good value to the category 2.9, 3.6 media validator excellent category, validator well categorized and learning 3.0 3.8 language validators very good category. And peer validation results give a value of 2.9 with either category. The test results that the user use the class X MIA MA Al Islam Surakarta give a value of 3.6 with a very good category. Thus indicating that the module is a physics-based project-based learning on the temperature and heat decent material used and the physical modules can enhance science process skills and critical thinking abilities of students effectively. For the assessment of cognitive aspects evident from a then-gain value of the evaluations that have been done by the students. Science process skills of observation indicator have a gain of 0.5 with a category, the interpretation
Abstrak Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menghasilkan suatu modul pembelajaran materi p... more Abstrak Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menghasilkan suatu modul pembelajaran materi pecahan sederhana yang valid, efektif, dan praktis dengan mengembangkan tujuh unsur pada pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Model penelitian pengembangan menggunakan model 4-D. Tahap penelitian dilakukan dalam empat tahap, yaitu: (1) Tahap pendefinisian (define); (2) tahap perancangan (design); (3) tahap pengembangan (develop); dan tahap penyebaran (disseminate). Berdasarkan pada tahap pengembangan melalui validasi, diperoleh bahwa modul yang dikembangkan valid dengan ketercapaian validasi modul 96,73% dan ketercapaian validasi materi 76,46%. Kepraktisan modul diperoleh dari ketercapaian persentase aktivitas guru selama dua pertemuan mencapai 82% dan 91,42%. Keefektifan modul diperoleh dari hasil persentase aktivitas siswa selama pertemuan pertama dan kedua mencapai 85,14% dan 90,85%, persentase respon positif siswa terhadap modul pembelajaran mencapai 95,66%, dan rata-rata hasil belajar yang diperoleh oleh siswa mencapai nilai 88. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka modul pembelajaran matematika layak digunakan di lapangan. Abstract This research generally had purpose to produce a modest fraction of material learning module are valid, effective, and practical by developing the seven elements of the approach Contextual Teaching and Learning (CTL). The research development model used a 4-D model. The study was conducted in four steps: (1) definition step; (2) design step; (3) development step; and (4) the disseminate step. Based on the development step through validation, it is found that the module developed is valid with 96,73% validation module achievement and material validation achievement 76,46%. Module practicality is obtained from the percentage of teacher activity during two meetings reached 82% and 91,42%. The effectiveness of module obtained from the result of the percentage of student activity during the first and second meeting reached 85,14% and 90,85%, the percentage of student's positive responses to the learning module reached 95,66%, and the average learning outcomes obtained by students reached 88. Based on the result of the research, it can be concluded that the mathematic learning module is suitable for use in the class. PENDAHULUAN Matematika digunakan sebagai alat untuk mengembangkan cara berpikir. Untuk itulah matematika sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu materi pembelajaran matematika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari adalah materi pecahan sederhana. Materi pecahan bukanlah materi yang mudah karena materi tersebut bersifat abstrak. Keabstrakkan tersebut yang membuat siswa kesulitan untuk memahami materi. Mengenal pecahan sederhana merupakan salah satu materi penting yang harus dikuasai oleh siswa pada tingkat Sekolah Dasar. Namun pada kenyataannya, konsep pecahan bukanlah konsep yang sederhana untuk dipelajari dan dipahami oleh siswa. Makna pecahan yang begitu bervariasi merupakan salah satu penyebab kesulitan siswa dalam pembelajaran pecahan. Di sisi lain, pecahan sangat berguna bagi siswa karena materi ini akan membantu siswa dalam mempelajari materi matematika yang lain pada jenjang berikutnya. Kurangnya pemahaman siswa mengenai pecahan merupakan faktor yang mendasari pada penguasaan matematika yang kurang memadai. Unsur pembelajaran pada materi
Abstrak Berdasarkan observasi awal pembelajaran Bahasa Indonesia menunjukkan hasil yang belum mak... more Abstrak Berdasarkan observasi awal pembelajaran Bahasa Indonesia menunjukkan hasil yang belum maksimal karena belum mengkonkretkan kehidupan sosial budaya peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Guru hanya menggunakan buku teks yang bersifat global sehingga kurang mewakili masalah yang nyata bagi peserta didik di Timor. Hal tersebut mengakibatkan peserta didik pasif dalam pembelajaran karena tidak ada kesesuaian kehidupan peserta didik dengan materi pelajaran yang terdapat dalam buku tersebut. Dengan demikian, perlu adanya pengembangan buku suplemen teks negosiasi bermuatan kearifan lokal Timor dengan pendekatan Content Language Integrative Learning (CLIL) untuk menutup kesenjangan antara apa yang terjadi dan apa yang diharapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Timor. Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan proses pengembangan buku suplemen teks negosiasi bermuatan kearifan lokal Timor dengan pendekatan CLIL dan mendeskripsikan kualitas pengembangan buku suplemen teks negosiasi bermuatan kearifan lokal Timor dengan pendekatan CLIL. Proses pengembangan menggunakan model Four-D yang diadaptasi sesuai kebutuhan menjadi tahap pendefinisisan (define), perancangan (design), dan pengembangan (development). Hasil penelitian dan pengembangan ini menunjukkan kualitas buku suplemen pada aspek kevalidan berkategori sangat layak, aspek kepraktisan buku suplemen berkategori sangat praktis, dan aspek keefektifan buku suplemen berkategori sangat efektif. Dengan demikian, buku suplemen teks negosiasi yang bermuatan kearifan lokal Timor dengan pendekatan CLIL yang dikembangkan ini berkualitas sehingga dapat digunakan sebagai buku pendamping dalam pembelajaran Bahasa Indonesia bagi guru dan peserta didik di Timor. Kata Kunci: pengembangan buku suplemen teks negosiasi, kearifan lokal Timor, CLIL. Abstract Based on preliminary observation Indonesian Language learning showed that the result has not been maximized because it has not concocted the social life of the learners in the learning activities. Teachers only use textbooks is global so that less representative of the real problems for learners in Timor. This results in passive learners in learning because there is no suitability of life of learners with the subject matter contained in the book. Thus, it is necessary to develop a supplementary book negotiation text containing local wisdom of Timor using Content Language Integrative Learning (CLIL) Approachapproach to close the gap between what is happening and what is expected in Indonesian language learning in Timor. The purpose of this study aims to describe 1) the development process of supplementary book negotiation text containing local wisdom of Timor using Content Language Integrative Learning Approach and 2) the quality of the supplementary book negotiation text containing local wisdom using Content Language Integrative Learning Approach. The development process using Four-D model adapted as needed to define, design, and development. The results of this research and development show the quality of supplement book on the validity aspects categorize very feasible, practical aspects of book supplement categorized very practical, and the effectiveness aspects of book supplement categorized very effective. Thus, supplementary book negotiation text containing local wisdom of Timor using Content Language Integrative Learning Approach developed are of high quality so that they can be used as a companion book for the Indonesian language learning of teachers and learners in Timor. Keyword: negotiation text supplement book development, local wisdom of Timor, CLIL.
Abstrak Metode mind mapping dalam penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan daya ingat, hasil b... more Abstrak Metode mind mapping dalam penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan daya ingat, hasil belajar, dan perhatian siswa mata pelajaran fisika materi listrik dinamis kelas IX MTs Al Futuhiyyah Bumirejo, Wonosobo. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas IX Al Haitsam (A) berjumlah 25 siswa dengan nilai mata pelajaran fisika rata-rata di bawah KKM. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebanyak 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang mengadopsi model Kurt Lewin. Daya ingat siswa dapat diketahui dengan membuat mind mapping, hasil belajar diperoleh dengan tes uraian, dan perhatian belajar didapatkan dari observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) penggunaan metode mind mapping dapat meningkatkan daya ingat siswa kelas IX MTs Al Futuhiyyah dari 38% menjadi 68%, 2) penggunaan metode mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX MTs Al Futuhiyyah dengan siswa yang mecapai KKM dari 36% menjadi 56%, 3) penggunaan metode mind mapping dapat memfokuskan perhatian dalam proses belajar siswa kelas IX MTs Al Futuhiyyah dengan persentase siswa 72%. Kata Kunci: daya ingat, hasil belajar, mind mapping, dan perhatian siswa. Abstract Mind Mapping method in this research purposed to improve memory, learning result, and students' attention to study physics with dynamic electricity subject 9th grade student of MTs Al Futuhiyyah Bumirejo, Wonosobo. Sample in this research are 9th grade of Al Haitsam (A) amount 25 students with physics subject score under KKM. The research using Action Research (PTK) as much as two Cycles. Each cycle based on planning step, acting, observing, and reflecting it refers to Kurt Lewin model. The students' memory are able to be known by mind mapping, The study result are obtained by description test, and The study attention are obtained from observation. The result of the study indicated that: 1) the use of mind mapping method could improve memory of the 9th grade student MTs Al Futuhiyyah from 38% became 68%, 2) the use of mind mapping method could improve the result learning of 9th grade student of MTs Al Futuhiyyah. It can be seen from the student who surpassed KKM from 36% became 56%, 3) the use of mind mapping method is appropriate to get students attention in teaching and learning process with percentage 72%. Keyword: memory, result study, mind mapping, and students' attention. PENDAHULUAN Observasi dan wawancara yang dilakukan di MTs Al Futuhiyyah Bumirejo, menunjukan bahwa hasil belajar siswa yang berupa nilai harian pertama (UH 1) pada materi sebelumnya hanya 9 siswa yang tuntas dari 25 siswa atau 36 %. Pada saat guru menjelaskan materi fisika, ada siswa yang memperhatikan dan ada yang kurang memperhatikan, hal ini berdasarkan hasil observasi dengan persentase 44% siswa yang memperhatikan. Selain itu, 76% siswa menyatakan lupa dari materi bab pertama yang baru diajarkan minggu sebelumnya, sehingga dapat dikatakan siswa memiliki daya ingat terhadap materi. Hal ini terjadi karena metode mengajar yang digunakan guru tidak melibatkan sisi
Abstrak Pengaruh Struktur Teks terhadap Penguasaan Konsep dan Penurunan Miskonsepsi pada Listrik ... more Abstrak Pengaruh Struktur Teks terhadap Penguasaan Konsep dan Penurunan Miskonsepsi pada Listrik Dinamis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh struktur teks yang digunakan pada materi pembelajaran terhadap penguasaan konsep dan penurunan miskonsepsi siswa. Penelitian menggunakan metode kuasi eksperimen dengan disain pre-test/post-test non-equivalent control group. Subjek penelitian terdiri dari 136 siswa kelas X SMA. Three-tier test dikembangkan untuk mengetahui konsepsi siswa. Terdapat dua kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen pertama diberikan teks materi listrik dinamis dengan struktur teks perubahan konsepstual (n=45) dan kelompok eksperimen kedua diberikan struktur teks sangkalan (n=46). Kelompok kontrol (n=45) diberikan teks materi listrik dinamis dengan struktur teks konvensional dengan struktur teks expositori. Analisis data menggunakan MANCOVA untuk mengetahuan pengaruh struktur teks terhadap kedua variable dependen dengan mengontrol pengetahuan awal siswa. Hasil penelitian menunjukkan siswa pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan penguasaan konsep dan penurunan miskonsepsi yang signifikan dibandingkan dengan siswa pada kelompok kontrol. Semua kelompok mengalami peningkatan penguasaan konsep dan penurunan miskonsepsi, namun kelompok eksperimen menunjukkan hasil yang lebih baik. Kata Kunci: struktur teks, teks perubahan konseptual, teks sangkalan, penguasaan konsep, miskonsepsi Abstract The Effect of Text Structure on Students' Understanding and Misconception Reduction of Dynamic Electricity. This study investigated the effect of text structure on student understanding and misconception reduction of dynamic electricity concept. A quasi-experimental research with pre-test/post-test non-equivalent control group design was used. The subjects for this study consisted of 136 tenth-grade students. The three-tier test was developed to access the student conceptions. There were two experimental group. The first experiment group received a text in conceptual change text structure (n=45) and the second experimental group received a text in refutation text structure (n=46). The control group (n=45) received a conventional text in expository text structure. MANCOVA analysis was used in analysis data process to know the effect of text structure on both dependent variables by controlled the prior student's knowledge. The results of the study indicated that the student in the experimental group showed significantly higher understanding and higher misconceptions reduction compared to the students in the control group. All groups had increased understanding and misconceptions reduction, however, the experimental group's result was better than the control group.
Abstrak Tujuan penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan penerapan model Problem Based Learning ... more Abstrak Tujuan penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan penerapan model Problem Based Learning dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada mata kuliah Psikologi Sosial di Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA. Problem Based Learning digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi dalam situasi yang berorientasi masalah, termasuk di dalamnya kemampuan berfikir kritis. Melalui penerapan Problem Based Learning ini, mahasisiswa diharapkan dapat menggali dan menemukan sendiri pemecahan masalah yang dibahas dalam proses belajar mengajar didalam kelas. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sebelum dilakukan penelitian hanya ada 66,6% mahasiswa dalam kategori "cukup kritis" sedangkan 33,30% lainnya ada dalam kategori "tidak kritis". Setelah dilakukan tindakan dalam siklus I dan siklus II ditemukan bahwa mahasiswa yang termasuk dalam kategori "sangat kritis" dari yang semula tidak ada meningkat menjadi 29% sementara itu, untuk kategori "kritis" dari yang semula tidak ada meningkat menjadi 58% mahasiswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam mata kuliah Psikologi Sosial jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA. Abstract The purpose of this study was to describe the application of the Problem Based Learning model in improving students' critical thinking skills in the Social Psychology course at the Psychology Department of the Faculty of Education at UNESA. Problem Based Learning is used to stimulate high-level thinking in problem-oriented situations, including the ability to think critically. Through the application of Problem Based Learning, students are expected to explore and find their own problem solving discussed in the teaching and learning process in the classroom. The method used is Classroom Action Research. Before to the study there were only 66.6% of students in the "quite critical" category while the other 33.30% were in the "uncritical" category. After the study with cycle I and cycle II found that students included in the category of "very critical" from none is increase to 29% of student while for the "critical" category from none is increase to 58% of students. Thus, it can be concluded that the problem-based learning model is able to improve students' critical thinking skills in the Social Psychology course at the Psychology Department of the Faculty of Education at UNESA. PENDAHULUAN Pendidikan hakikatnya adalah proses pemberdayaan manusia yang diharapkan memampukan peserta didik untuk menjadi manusia yang cerdas, berilmu dan berpengetahuan serta terdidik (Hamzah, 2007). Proses pendidikan adalah proses yang sangat kompleks karena dipengaruhi oleh keterikatan antara pengajar, pembelajar dan media pemberlajaran. Ketiga hal tersebut saling mempengaruhi dalam proses pembelajaran dan menentukan keberhasilan proses pembelajaran itu sendiri. Seiring dengan majunya bidang pendidikan, salah satu bidang ilmu yang juga berkembang dengan cukup pesat saat ini adalah psikologi. Ilmu psikologi dengan berbagai macam cabang dan ilmu terapannya telah berkembang dan telah banyak memberi manfaat bagi kehidupan manusia. Psikologi sosial adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang dipelajari secara luas karena
Abstrak Proses pembelajaran pada Kurikulum 13 memerlukan komponen pendukung berupa bahan ajar. Ba... more Abstrak Proses pembelajaran pada Kurikulum 13 memerlukan komponen pendukung berupa bahan ajar. Bahan ajar yang praktis dapat berupa modul. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan produk berupa bahan ajar modul berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) pada kelas IV Tema 3 Subtema 1. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan berdasarkan Model 4D yang dimodifikasi oleh peneliti dari 4 langkah menjadi 3 langkah penelitian. Validasi oleh tim pakar, validasi oleh peer reviewer,Uji coba lapangan terbatas terhadap 10 siswa SDN Bandungrejosari 2 Kota Malang, lembar observasi pengamatan aktivitas guru dan siswa. Efektifitas modul dari hasil belajar siswa berupa soal tes. Aspek kelayakan isi, penyajian, kebahasaan dan penilaian kontekstual masing-masing sebesar 92,71%, 91,5%, 93,06%, dan 92% yang berarti "Sangat Layak". Validasi yang dilakukan oleh guru kelas IV SD dengan presentase 93,75% yang berarti "Valid". Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengembangkan produk ini dengan melakukan uji coba kelompok besar dan produk dapat disebar luaskan. Abstract The learning process on Curriculum 13 requires supporting components in the form of teaching materials. Practical teaching materials can be modules. The purpose of this research is to develop the product in the form of teaching materials of module based on Contextual Teaching and Learning (CTL) in Grade IV of Theme 3 Subtema 1. This type of research is a research development based on 4D model modified by researchers from 4 steps into 3 research steps. Validation by expert team, validation by peer reviewer, Field trial limited to 10 students of SDN Bandungrejosari 2 Malang, observation observation sheet of teacher and student activity. Effectiveness module is taken from student learning result in the form of test question. The results of the assessment of the appropriateness of content, presentation, compliance and contextual valuation were 92.71%, 91.5%, 93.06%, and 92%, respectively, meaning "Very Eligible". The results of the assessment of the validation conducted by fourth grade elementary school teachers with a percentage of 93.75% which means "Valid". It is expected that further research can further develop this product by conducting large group trials and products can be disseminated. Keyword: Thematic Module, Contextual Teaching and Learning (CTL) PENDAHULUAN Pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar sudah berlangsung sejak tahun 2006. Awal pelaksanaan pembelajar-an tematik dilaksanakan di kelas I, II, dan III pada jenjang sekolah dasar pada kurikulum KTSP. Seiring berjalannya waktu, diringi dengan perkembangan zaman dan teknologi, pelaksanaan pem-belajaran tematik di sekolah dasar juga dilaksanakan di kelas IV sampai VI pada tahun 2013.Hal ini dilaksanakan karena disesuaikan dengan teori perkembangan kognitif, bahwa siswa SD masih belum bisa berpikir secara parsial atau terpisah-pisah, tetapi mereka berpikir secara holistik dengan subjek yang konkret. Depdiknas (2002) menyatakan bahwa, "pembelajaran tematik pada dasarnya merupakan model dari kurikulum terpadu yang menggunakan tema untuk mengait-kan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik". Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam tema dengan proses pembelajaran yang bermakna disesuaikan dengan per-kembangan siswa. Pembelajaran yang dilaksanakan berkaitan dengan pengalam-an dan lingkungan siswa. Pembelajaran ini menekankan pada keterlibatan siswa secara aktif, maka dari itu proses
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbicara melalui metode disku... more Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbicara melalui metode diskusi model tanam paksa (pengembangan dari model kepala bernomor) kelas X Pemasaran 1 di SMK PGRI 2 Kediri yang meliputi: (1) deskripsi pelibatan seluruh siswa secara aktif dalam kegiatan diskusi kelompok melalui penerapan diskusi model tanam paksa, (2) deskripsi cara mengatasi siswa yang kesulitan dalam mengemukakan pendapat dan memberikan tanggapan terhadap pendapat teman sekelasnya, dan (3) deskripsi peningkatan keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok model tanam paksa siswa kelas X Pemasaran 1 SMK PGRI 2 Kediri dalam menanggapi pembacaan cerpen tahun pembelajaran 2015/2016. Penelitian ini dilaksanakan di SMK PGRI 2 Kediri melibatkan 28 siswa kelas X Pemasaran 1. Penelitian ini termasuk deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dengan tindakan setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi kegiatan, dan refleksi. Data penelitian diambil melalui lembar observasi aktivitas siswa, tes pencapaian kompetensi belajar siswa, wawancara, dan angket. Hasil penelitian (1) metode diskusi model tanam paksa terbukti dapat melibatkan secara aktif seluruh siswa dalam kegiatan diskusi, (2) metode diskusi model tanam paksa terbukti efektif untuk mengatasi kesulitan siswa dalam mengemukakan pendapat dan memberi tanggapan, (3) metode diskusi model tanam paksa terbukti efektif untuk meningkatkan keterampilan berbicara dalam menanggapi pembacaan cerpen.
Abstrak Bagaimanakah caranya agar peserta didik tidak melupakan materi pelajaran yang telah diter... more Abstrak Bagaimanakah caranya agar peserta didik tidak melupakan materi pelajaran yang telah diterimanya agar peserta didik nantinya siap menghadapi ujian kenaikan kelas yang siap atau tidak siap harus mereka hadapi. Bagaimanakah membuat suatu materi ajar agar tidak terlupakan oleh anak didik. Dalam hal ini guru harus mencari metode untuk mengingatkan segala memori di benak peserta didik yang telah mereka terima. Guru harus bisa membangkitkan kembali memori itu. Penelitian ini berdasarkan permasalahan: bagaimana tingkat penguasaan materi pelajaran matematika,tingkat penguasaan materi yang telah diterima peserta didik dalam menghadapi ujian kelulusan, pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada materi pelajaran matematika yang telah dipelajari peserta didik. Tujuan dari penelitian ini adalah: mengetahui tingkat penguasaan materi pelajaran matematika ,tingkat penguasaan materi pelajaran matematika yang telah diterima peserta didik dalam menghadapi ujian kenaikan kelas, pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada materi pelajaran matematika yang telah dipelajari peserta didik. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak dua putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan revisi. Sasaran penelitian ini adalah peserta didik kelas IX E SMP Negeri 33 Surabaya. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika, memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik materi " Peiluang " dengan peningkatan ketuntasan belajar peserta didik dalam setiap siklus, yaitu siklus I 75,68, sklus II 100%, mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Kata Kunci : Prestasi Belajar, Model Pembelajaran, Contextual Teaching and Learning. Abstract How can my students not to forget the subject matter that has received so that learners will be ready to face the test of the increase in class ready or not they must face. How to create a teaching material in order not to be forgotten by the students. In this case the teachers should find methods to remind all the memory in the minds of learners they have received. Teachers should be able to revive the memory of it. This study is based on the problem: how the level of mastery of the subject matter of mathematics, the level of mastery of the material that has been received by the students in the exam graduation, influence learning model Contextual Teaching and Learning in the subject matter that has been studied mathematics learners. The purpose of this research is to know the level of mastery of the subject matter of mathematics, the level of mastery of the subject matter of mathematics that has been accepted students in the exam class rise, influence learning models Contextual Teaching and Learning in the subject matter that has been studied mathematics learners. This study uses action research (action research) as much as two rounds. Each round consists of four phases: design, activities and observation, reflection, and revision. Goal of this research is the students of class IX E SMP Negeri 33 Surabaya. The data obtained as the result of formative tests, observation sheet teaching and learning activities. From these results it can be concluded that the learning model Contextual Teaching and Learning can improve the quality of mathematics learning, have a positive impact in improving learning achievement of learners material "Peiluang" to increase the thoroughness of learners in each cycle, the first cycle of 75.68, sklus II 100%, have a positive effect, which can improve the performance of learners. PENDAHULUAN Akhir dari rangkaian proses belajar mengajar adalah tes akhir suatu mata pelajaran yang dilakukan melalui tes formatif, tes akhir cawu, tes akhir semester atau tes ujian kenaikan kelas bagi peserta didik Kelas IX SMP. Di dalam menghadapi tes ujian kelulusan bagi peserta didik Kelas IX SMP perlu adanya refreshing terhadap materi ajar yang telah diterima oleh peserta didik selama mengikuti proses belajar mengajar. Bagaimanakah caranya agar peserta didik tidak melupakan materi pelajaran yang telah diterimanya agar
Abstrak Penelitian ini dilaksanakan untuk pemaknaan teks kepribadian Founding Fathers Indonesia (... more Abstrak Penelitian ini dilaksanakan untuk pemaknaan teks kepribadian Founding Fathers Indonesia (FFI) sebagai karakter ideal konseli. Tujuan penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan hidup produktif menurut FFI yang dapat diserap menjadi karakter ideal konseli; 2) mendeskripsikan perilaku kerjasama menurut FFI yang dapat diserap menjadi karakter ideal konseli; 3) mendeskripsikan sikap menghargai menurut FFI; 4) mendeskripsikan nilai kepribadian lain menurut FFI yang dapat diserap menjadi karakter ideal konseli. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe hermeneutik Gadamerian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter ideal konseli menurut FFI terdiri dari 1) hidup produktif: pola hidup sederhana, kontrol diri, dinamis, tidak bergantung pada bangsa lain, cinta produk dalam negeri, normatif, inovatif, rela berkorban, dan kebebasan; 2) perilaku kerjasama: rasa setiakawan, kesesuaian pedoman, dan nasionalisme-internasionalisme; 3) menghargai: musyawarah dan mufakat, bijaksana, dan toleransi; 4) nilai kepribadian lain meliputi 4.1) religius: keyakinan, pancasila sebagai pedoman dan rasional; 4.2) nasionalis: humanis, persatuan, dan cinta-damai. Sedangkan implikasi dalam bimbingan dan konseling sesuai dengan Standar Kompentensi Kemandirian Peserta Didik (SKKPD). Saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah konselor dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan identifikasi karakter ideal konseli. Peneliti yang berminat mengadaptasi hasil temuan ini hendaknya menggunakan subjek yang lebih luas, menggunakan varian metode hermeneutik, menggunakan varian teori konseling khususnya rumpun humanisme atau teori konseling lain dari barat maupun Indonesia, dan menggunakan buku teks bermuatan karakter yang lebih variatif. Abstract This research been conducted for meaning the text of Indonesian Founding Fathers (IFF) as counselee's ideal character. The purpose of the research are 1) describing productivity life according to IFF can be considered to be counselee's ideal character; 2) describing cooperative behavior according to IFF can be considered to be counselee's ideal character; 3) describing respecting attitude according to IFF can be considered to be counselee's ideal character; 4) describing other value of personality according to IFF can be considered to be counselee's ideal character. This research using qualitative approach by Gadamerian hermeneutic type. Result of the reseach show that counselee's ideal character according to IFF including 1) productivity life, simplicity life form, self control, dinamic, not depending on anothers nation, love domestic product, normative, inovative, sucrificion, and freedom; 2) cooperative attitude, solidarity, according to the rule, nationalism-internationalism 3) Respecting, disccussing and making decision, and tolerance; 4) other Personality value including: 4.1.Religion, belief, pancasila as rule and rational; 4.2. nationalism, humanism, unity, and love peace. Next, the implication for the guidance and counseling according to the standard compentency otonomy of student. The recomendation which is recommending on this reserch, counselor should be using the result of this research as course of counselee's ideal character identification. The next researcher, whom interest adopting this result should using the large subject, using variaty hermeneituc methode, using variaty counseling theory, specialy in humanism area or other counseling theory form west or Indonesia, and using text book, which content variatif character. PENDAHULUAN Karakter adalah gambaran diri manusia secara bulat dan utuh yang membuat unik dengan manusia lain. Dapat diartikan bahwa karakter merupakan wujud dari keseluruhan pikiran, perasaan dan perilaku yang dimiliki oleh manusia. Keseimbangan antara ketiga komponen tersebut akan menciptakan suatu bentuk karakter yang ideal. Karakter tersebut diharapkan dapat 174
Abstrak Berdasarkan hasil observasi di SDN 2 Mulung Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik khususny... more Abstrak Berdasarkan hasil observasi di SDN 2 Mulung Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik khususnya di kelas V, guru hanya menekankan pembelajaran pada pencapaian kemampuan intelegensi sehingga kemampuan siswa untuk berpikir kritis pada materi perkalian bilangan bulat masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan guru belum menemukan cara dan media yang dapat digunakan untuk menanamkan konsep perkalian bilangan bulat. Sehingga siswa masih menggunakan metode menghafal suatu konsep dan belum bisa memahami konsep tersebut. Hal ini menyebabkan kurang maksimalnya hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. Pada penelitian ini, upaya yang dilakukan peneliti untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi perkalian bilangan bulat adalah menggunakan media kancing-kancing magnetik. Tujuan yang dicapai adalah mendeskripsikan aktivitas guru dalam menggunakan media kancing magnetik pada materi perkalian bilangan bulat, mendeskripsikan aktivitas siswa dalam menggunakan media kancing magnetik pada materi perkalian bilangan bulat, dan mendeskripsikan hasil peningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SDN 2 Mulung pada materi perkalian bilangan bulat dengan menggunakan media kancing magnetik. Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Berdasarkan jenis penelitian maka metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Sesuai dengan metode maka teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif untuk data observasi aktivitas guru dan siswa. Sedangkan data kuantitatif pada penelitian ini diperoleh dari hasil tes. Penelitian dilakukan dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Setelah peneliti menggunakan media kancing magnetik pada materi perkalian bilangan bulat, peneliti mendapatkan hasil yang memuaskan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan nilai aktivitas guru pada siklus I sebesar 82,3% dan pada siklus II meningkat menjadi 92,7% dengan kategori sangat baik. Hasil observasi aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dari 82,5% pada siklus I dan meningkat pada siklus II menjadi 92,5% dengan predikat sangat baik. Selain itu, dari hasil tes pada siklus I menunjukkan secara klasikal kemampuan berpikir kritis siswa mencapai 76,7% dan pada siklus II meningkat menjadi 93,3% dengan kategori sangat baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan media kancing magnetik dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi perkalian bilangan bulat di kelas V SDN 2 Mulung Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik. Kata kunci: Media Kancing Magnetik, Berpikir Kritis, Perkalian Bilangan Bulat. Abstract Based on the observation in SDN 2 Mulung Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik especially for the fifth grade students, the teacher only focused on the learning to reach the intelligent ability so the ability of the student to think critically on integer multiplication was still low. In this research, the researcher tried to develop the students' critical thinking on integer multiplication by using magnetic buttons. The purposes are to describe the activities of the teacher in using magnetic buttons on integer multiplication, to describe the activities of the students in using magnetic buttons on integer multiplication, and to describe the result of the improvement of students' critical thinking. This research includes of studies class action was obtained through observation and analyzed test by using descriptive qualitative technical analysis and descriptive quantitative. There were two cycles in this research, each cycle contained of two meetings. The result of the research showed that there was an improvement of the teacher's activities value on cycle I for about 82,3% and on cycle II increased to be 92,7% with excellent category. The result of the students' activities also increased from 82, 5% on cycle I to be 92,5% on cycle II with very good category. Beside that, from the result of the test on cycle I the ability of the students' critic thinking got 76,7% classically and on cycle II increased to be 93,3% with very good category. It could be concluded that by using magnetic buttons could improve the activities of the teacher and students.
Abstrak Kegiatan bertanya pada mata pelajaran IPS merupakan bagian penting dalam pembelajaran, di... more Abstrak Kegiatan bertanya pada mata pelajaran IPS merupakan bagian penting dalam pembelajaran, dimana kegiatan bertanya berfungsi untuk menggali informasi dari siswa, mengkonfirmasi apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. Berdasarkan hasil pengamatan kondisi dalam kelas VIII F SMPN 33 Surabaya yang kurang antusias dalam mengajukan pertanyaan, sehingga digunakan model pembelajaran yang sesuai, salah satu model pembelajarannya adalah model pembelajaran Snowball Throwing. Dalam penelitian ini terdapat 4 tujuan penelitian yaitu, untuk megetahui: 1) Penerapan model pembelajaran Snowball Throwing, 2) Aktivitas siswa 3) Hasil belajar siswa, 4) Kendala yang dihadapi dan solusinya. Penelitian ini termasuk dalam Penelitian Tindakan Kelas dengan pendekatan kualitatif yang dilakukan di kelas VIII F SMPN 33 Surabaya yang berjumlah 32 siswa. Dalam penerapan Snowball Throwing terdiri dari dua siklus yang meliputi tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap observasi dan tahap refleksi. Teknik pengumpulan data minat bertanya dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi minat bertanya, dan untuk hasil belajar siswa menggunakan tes pada siklus I dan II. Analisis data menggunakan reduksi data, observasi data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Penerapan model pembelajaran Snowball Throwing meningkatkan keaktifan siswa, 2) Ketuntasan hasil belajar siswa pada tes siklus I adalah 68,42%, untuk tes Siklus II ketuntasan meningkat menjadi 100%, kriteria ketuntasan pada siklus II ini masuk dalam kategori Sangat Baik, 3) Kendala yang dialami peneliti adalah kurangnya keseriusan siswa dalam KBM, dan solusinya siswa harus mentaati aturan model pembelajaran tersebut. Kata Kunci : Meningkatkan Hasil Belajar, Snowball Throwing. Abstract Asks activities in social studies is an important part of learning, in which the activities asked serves to gather information from students, to confirm what was already known, and to bring attention to the aspect of the unknown. Based on observations of conditions in F class VIII SMPN 33 Surabaya were less enthusiastic in asking questions, so use appropriate learning models, one model of learning is learning models Snowball Throwing. In this research there are four research objectives, namely, to megetahui: 1) The application of learning models Snowball Throwing, 2) Activity 3 students) student learning, 4) Obstacles encountered and solutions. This study was a classroom action research with qualitative approach in class VIII F SMPN 33 Surabaya totaling 32 students. In the application of Snowball Throwing consists of two cycles covering the planning stage, the stage of action, observation and reflection stages. Data collection techniques interest asked in this study using observation sheet interest to ask, and for student learning outcomes using the test cycle I and II. Data analysis using data reduction, observation data, and drawing conclusions. The results of this study show that: 1) The application of learning models Snowball Throwing increase student activity, 2) Complete test results of students in the first cycle was 68.42%, for the second cycle tests increased to 100% thoroughness, completeness criteria in this second cycle entry in the category of Very Good, 3) the problem faced by researchers is the lack of seriousness of the students in the lecture, and the solution students must obey the rules of the learning model.
Abstrak Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah apakakah dengan menggunakan metode pemb... more Abstrak Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah apakakah dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif type jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas IX.F SMP Negeri 33 Surabaya Kota Surabaya pada mata pelajaran IPS semester II Tahun Pelajaran 2012/2013. Lokasi penelitian ini di SMP Negeri 33 Surabaya Kota Surabaya. Hipotesis pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif type jigsaw pada pelajaran IPS dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas IX.F SMP Negeri 33 Surabaya Kota Surabaya T.A 2012/2013. Tujuan dari penelitian ini adalah (1). Mengetahui dan mendeskripsikan proses pembelajaran mata pelajaran IPS pada peserta didik Kelas IX.F, (2). Mengetahui dan mendeskripsikan prestasi belajar peserta didik dalam mata pelajaran IPS dengan strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru, (3). Mengetahui dan mendeskripsikan dampak penggunaan strategi pembelajaran dengan teknik jigsaw terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS pada peserta didik Kelas IX.F. Berdasarkan analisis data yang diperoleh bahwa pada observasi siklus I dari 34 orang peserta didik diperoleh bahwa 15 orang peserta didik 45.71% yang telah tuntas dengan baik, dan sebanyak 19 orang peserta didik 54.29% yang belum tuntas dengan nilai rata – rata 64.00. Kemudian pada siklus II prestasi belajar peserta didik meningkat menjadi 34 orang 100% yang telah tuntas dengan rata – rata 80,00%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada pelajaran IPS materi Benua dan Samudra di Bumi di kelas IX.F. Oleh karenanya guru perlu meningkatkan keterampilan mengajarnya dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif type jigsaw sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada pelajaran IPS khususnya materi Benua dan Samudra di Bumi. Kata Kunci: Teknik Jigsaw, Prestasi Belajar, IPS Abstract Issues examined in this study is apakakah by using cooperative learning jigsaw type can improve learning achievement IX.F grade students of SMP Negeri 33 Surabaya Surabaya in social studies second semester in the academic year 2012/2013. The location of this research in SMP Negeri 33 Surabaya Surabaya. The hypothesis of this research is to use cooperative learning method jigsaw type in social studies can improve the performance of learners class IX.F SMP Negeri 33 Surabaya Surabaya T.A 2012/2013. The purpose of this study were (1). Knowing and describe the process of learning social studies in Grades IX.F learners, (2). Know and to describe achievements of learners in social studies with learning strategies used by the teacher, (3). Know and to describe the impact of the use of learning strategy and jigsaw techniques on the learning achievement in social studies classes of learners IX.F. Based on the analysis of data obtained in the observation that the first cycle of 34 students found that 15 votes 45.71% of learners who have completed well, and as many as 19 students who have not completed 54.29% by value-average 64.00. Then in the second cycle of learning achievement of students increased to 34 people who have completed 100% with the average-average 80.00%. It can be concluded that the use of cooperative learning method jigsaw type can improve learning achievement of students in social studies materials continent and the ocean on the Earth in the classroom IX.F. Therefore, teachers need to improve their teaching skills by using cooperative learning jigsaw type as one of the efforts to improve learning achievement of students in social studies material in particular continent and ocean on Earth.
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbicara melalui meto... more Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbicara melalui metode diskusi model tanam paksa (pengembangan dari model kepala bernomor) kelas X Pemasaran 1 di SMK PGRI 2 Kediri yang meliputi: (1) deskripsi pelibatan seluruh siswa secara aktif dalam kegiatan diskusi kelompok melalui penerapan diskusi model tanam paksa, (2) deskripsi cara mengatasi siswa yang kesulitan dalam mengemukakan pendapat dan memberikan tanggapan terhadap pendapat teman sekelasnya, dan (3) deskripsi peningkatan keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok model tanam paksa siswa kelas X Pemasaran 1 SMK PGRI 2 Kediri dalam menanggapi pembacaan cerpen tahun pembelajaran 2015/2016. Penelitian ini dilaksanakan di SMK PGRI 2 Kediri melibatkan 28 siswa kelas X Pemasaran 1. Penelitian ini termasuk deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dengan tindakan setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi kegiatan, dan refleksi. Data penelitian diambil melalui lembar observasi aktivitas siswa, tes pencapaian kompetensi belajar siswa, wawancara, dan angket. Hasil penelitian (1) metode diskusi model tanam paksa terbukti dapat melibatkan secara aktif seluruh siswa dalam kegiatan diskusi, (2) metode diskusi model tanam paksa terbukti efektif untuk mengatasi kesulitan siswa dalam mengemukakan pendapat dan memberi tanggapan, (3) metode diskusi model tanam paksa terbukti efektif untuk meningkatkan keterampilan berbicara dalam menanggapi pembacaan cerpen. Kata kunci: Keterampilan Berbicara, Diskusi, Model Tanam Paksa Abstract This study aimed to determine the increase conversational skills through discussion method model of cultivation (development of numbered head model) class X Marketing 1 in SMK PGRI 2 Kediri which includes: (1) a description of the involvement of all students actively in group discussions through the implementation of discussion models cultivation, (2) a description of how to cope with students who have difficulty in expressing opinions and provide feedback to the opinions of their classmates, and (3) a description of improvement of speaking skills through group discussion method model of cultivation class X Marketing 1 SMK PGRI 2 Kediri in response to readings short story in the 2015/2016 academic year. The research was conducted at SMK PGRI 2 Kediri involving 28 students of class X Marketing 1. This research is qualitative descriptive. This study was conducted in two cycles with each cycle includes action planning, action, observation of activities and reflection. The sources of the data were taken through observation sheet student activities, student learning competency achievement tests, interviews, and questionnaires. The results show that (1) the method of discussion model of cultivation proven to actively involve all students in discussions, (2) the method of discussion model of cultivation proved to be effective to address student difficulties in expressing opinions and give feedback, (3) the method of discussion model of cultivation proven effective to improve speaking skills in responding to the reading of short stories.
Abstrak Tujuan penelitian adalah (1) mengurangi frekuensi perilaku off task siswa Madrasah Ibtida... more Abstrak Tujuan penelitian adalah (1) mengurangi frekuensi perilaku off task siswa Madrasah Ibtidaiyah melalui strategi DBC, (2) mengurangi durasi perilaku off task siswa Madrasah Ibtidaiyah strategi DBC, (3) mengetahui variabel apa saja yang mempengaruhi perilaku off task siswa Madrasah Ibtidaiyah. Penelitian menggunakan single subjek design dengan model ABAB. Subjek penelitiannya tiga orang siswa yang memiliki perilaku off task tertinggi di kelas 4 MI Miftahul Ulum Kecamatan Cerme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku off task tinggi pada kondisi baseline pertama dan kedua, menurun pada kondisi intervensi pertama dan kedua. Hal ini menandakan bahwa intervensi yang diberikan oleh guru mampu mengurangi perilaku off task siswa. Ada beberapa variabel yang memicu timbulnya perilaku off task siswa yakni: (1) teman sebangku yang mau diganggu dan dapat menggangu subjek, (2) subjek tidak mampu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, (3) metode pembelajaran guru, (4) melihat atau mengetahui teman di kelas lain yang sudah beristirahat atau pulang lebih dulu, (5) guru kurang mengontrol perilaku siswa, (6) berkurangnya makna reinforcement bagi subjek, karena kurangnya variasi reinforcement yang diberikan. Abstact The purposes of this study were (1) reducing the frequency of off task behaviors of Madrasah Ibtidaiyah students through DBC, (2) reducing the duration of off task behaviors of Madrasah Ibtidaiyah students through DBC (3) determining the variables which influence off task behaviors Madrasah Ibtidaiyah students. This study used a single subject design with ABAB model. The subjects of this research were three students having the highest off task behaviors in grade 4 of MI Miftahul Ulum, Cerme. The results showed that the off task behaviors were found high at the first and second baseline condition, while at the first and second intervention condition the off task behaviors decreased. This indicated that the intervention given by the teacher was able to reduce the off task behaviors of the students. There were several variables which triggered the students' off task behaviors: (1) bench friends who were about to be disrupted and to disturb the subjects, (2) the subjects were not able to do the tasks assigned by the teacher, (3) the teaching methods of teachers, (4) seeing or knowing friends from other classes had been resting or gone home first, (5) the teacher lacked of control on the students' behaviors, (6) the lack of reinforcement's meaning to the subjects.
Abstrak Snowball throwing merupakan salah satu pembelajaran aktif (active learning) yang dalam pe... more Abstrak Snowball throwing merupakan salah satu pembelajaran aktif (active learning) yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan siswa. Teknik snowball throwing, secara harfiah dalam kamus bahasa Indonesia snowball berarti bola salju sedangkan throwing berati melempar. Dalam artian yang sesungguhnya gumpalan kertas yg seperti bola dan di dalam nya berisi pertanyaan yang dibuat oleh orang lain teman ataupun guru. Bisa dikatakan bahwa snowball throwing merupakan modifikasi teknik bertanya menitik beratkan pada kemampuan membuat pertanyaan yang dikemas dalam sebuah permainan menarik yaitu saling melemparkan bola salju yang berisi pertanyaan kepada sesama teman. Tujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan teknik snowball throwing terhadap hasil belajar IPS pokok bahasan permasalahan sosial pada siswa kelas IV SDN Sumbersari 03 Jember semester genap tahun pelajaran 2015-2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental dengan pola pre-test post-test control group design. Pengumpulan data menggunakan metode tes yang berupa tes obyektif pada pre-test dan post-test. Subyek penelitian yaitu siswa kelas IV yang terdiri dari kelas IVA dan kelas IVB SDN Sumbersari 03 Jember. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes. Skor tes siswa berupa nilai hasil pre-test dan post-test yang dianalisis dengan uji-t menggunakan program SPSS versi 14.00. Hasil analisis dengan rumus uji-t diperoleh thitung= 6,484 dengan keefektifan relative sebesar 88,34%. Hasil perhitungan uji-t di konsultasikan dengan t-tabel pada db = 64, taraf signifikansi 5%, sehingga diperoleh nilai t-tabel = 1,998; dapat diketahui bahwa t-hitung > t-tabel (6,484 > 1,998), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh teknik snowball throwing terhadap hasil belajar siswa kelas IV pokok bahasan masalah sosial di SDN Sumbersari 03 Jember tahun pembelajaran 2015/2016. Kata kunci : teknik snowball throwing, hasil belajar, penelitian eksperimental. Abstract Snowball throwing is one of active learning which in practice involves many students. Technigne snowball throwing, Indonesian dictionary means to throw snowballs. In a real sense, it means that crumpled paper ball and contains lists of questions made by pears or teachers. It could be said that the snowball throwing is a modification of the technique focuses the ability to ask a question that is packaged in an exciting game that is hurling snowballs containing questions to peers. The purpose of reseash is to determine the effect of applying snowball throwing technique to the learning outcomes of IPS subject on social issues to the fourth grade students of SDN 03 Jember Sumbersari second semester of school year 2015-2016. This type of research is experimental research with pre-test pattern posttest control group design. The data usid the test method in the form of objective tests on pre-test and post-test. The research subjects are students of class IV which consists of class IVA and IVB grade SDN 03 Sumbersari Jember. Test scores of students the pre-test and post-test were analyzed by t-test collection SPSS version 14.00. The results of the analysis of the t-test formula was t = 6.484 with relative effectiveness of 88.34%. The results of the t-test calculation consultion t-table on db = 64, 5% significance level, in order to obtain t-table value = 1.998; it can be seen that t count> t-table (6.484> 1.998), so that it can be concluded that there is was effect snowball throwing technique of the learning outcomes of fourth grade students in the subject of social problems SDN Sumbersari 03 Jember learning year 2015/2016. PENDAHULUAN Pendidikan ilmu pengetahuan sosial (IPS) dijenjang sekolah dasar perlu adanya pembaharuan karena pada kenyataan di lapangan selama ini masih banyak proses pembelajaran yang masih bersifat konvensional, tidak terlihat adanya kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran, jauh dari pembelajaran yang modern sesuai dengan tuntutan jaman dan lingkungan sekitar dimana siswa berada. Menurut Sumaatmadja (2007: 1.10) untuk merealisasikan tujuan dari pendidikan IPS, proses mengajar dan membelajarkannya, tidak hanya terbatas pada aspek-aspek pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotorik) saja, melainkan meliputi
Abstrak Pada jam-jam akhir pelajaran semangat belajar peserta didik menurun, keadaan perut kosong... more Abstrak Pada jam-jam akhir pelajaran semangat belajar peserta didik menurun, keadaan perut kosong atau lapar, kondisi badan lelah, ditambah hawa panas menyengat. Sebagai motivator, guru dituntut memiliki kekuatan maksimal dan harus senantiasa mempertahankan dan meningkatkan semangat peserta didik dalam suasana yang rileks dan menyenangkan, walaupun guru merasakan kondisi yang sama seperti yang dirasakan peserta didik. Tujuan penelitian untuk mengetahui semangat belajar sebelum dan setelah menggunakan penguatan dan yel-yel motivasi, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaannya. Jenis penelitian Penelitian Tindakan Kelas. Subyek penelitian 38 peserta didik kelas VII C SMPN 33 Surabaya. Obyek penelitian semangat belajar peserta didik. Prosedur yang dilakukan terbagi dalam bentuk siklus I, II. Analisis yang digunakan analisis deskriptif prosentase indikator pengukurannya prosentase penguatan paling banyak dipilih dengan urutan 100% sampai 0%. Minat indikator pengukurannya jumlah prosentase yang senang dan semangat setelah diberi penguatan. Hipotesis yang diajukan penguatan dan yel-yel motivasi pada jam-jam akhir pelajaran dapat meningkatkan semangat belajar peserta didik. Hasil analisis semangat belajar menurun pada jam-jam akhir pelajaran, terjadi peningkatan semangat setelah diberi teknik penguatan dan yel-yel motivasi. Dalam pelaksanaannya terlalu bersemangat sehingga kelas disebelahnya merasa terganggu, dalam mengerjakan soal-soal latihan juga mengucapkan yel-yel motivasi, sehingga dikawatirkan membuyarkan konsentrasi belajarnya. Berdasarkan hasil penelitian ini, hipotesa dapat diterima. Abstract In the late hours of lesson learning spirit of students decreased, on an empty stomach or hungry, tired body condition, plus the heat oppressive. As a motivator, teachers are required to have a maximum power and must constantly maintain and improve the morale of learners in a relaxed atmosphere and fun, even if teachers feel the same conditions as perceived learners. The purpose of research to know the spirit of learning before and after using reinforcement and yells motivation, knowing the factors that affect its implementation. Type Class Action Research study. The subject of the study 38 students of class VII C SMPN 33 Surabaya. The research object spirit of learners. The procedures performed are divided in the form of cycle I, II. The analysis used descriptive analysis of the percentage of the measurement indicators percentage gains the most votes in the order of 100% to 0%. Interest measurement indicators and the percentage amount that happy spirit after being given a reinforcement. The hypothesis proposed strengthening and yells motivation during the hours of the end of the lesson can raise the spirits of learners. The results of the analysis of the spirit of learning to decline during the hours of the end of the lesson, there is increased vigor after being given reinforcement techniques and yells motivation. In the execution are so excited that class next to rankle in doing practice questions also say yells motivation, so feared lose their concentrations learning. Based on these results, the hypothesis can be accepted. PENDAHULUAN Proses belajar mengajar merupakan kunci utama keberhasilan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan secara keseluruhan. Sementara faktor lainnya adalah faktor-faktor yang diperlukan untuk mendukung dan sekaligus mempengaruhinya, seperti kelengkapan sarana prasarana, keterlibatan peran orang tua dan masyarakat serta peran guru dengan kualifikasi yang kompetensi yang mampu memenuhi tuntutan tugasnya. Guru bukanlah sebagai satu-satunya sumber ilmu, tetapi lebih sebagai fasilitator, motivator, dinamisator dalam proses pembelajaran, menggunakan metode mengajar, media dan alat bantu mengajar untuk membantu peserta didik mengembangkan potensinya. Hal tersebut selaras diantara empat konsep pilar prinsip dasar pendidikan menurut UNESCO yaitu learning to know (menuju penguasaan ilmu pengetahun), learning to do (menuju penguasaan ketrampilan), learning to be (menemukan jati diri), learning to live together (hidup bersama dalam keragaman). Learning to be (menemukan jati diri) dapat ditemukan dalam iklim kelas. Iklim kelas adalah penentu psikologis utama yang mempengaruhi kegiatan belajar. Pada dasarnya kelas adalah arena belajar yang dipengaruhi oleh
Uploads
Papers by Jurnal Pendidikan (Teori dan Praktik)