Papers by Hariyani - M.Pd.
Gerakan literasi madrasah telah dicanangkan oleh pemerintah yang bertujuan untuk membudayakan mem... more Gerakan literasi madrasah telah dicanangkan oleh pemerintah yang bertujuan untuk membudayakan membaca dan menulis. Dua macam literasi yang berkaitan dengan keterampilan tersebut saling berkaitan dan mendukung. Keterampilan menulis akan dicapai ketika keterampilan membaca juga sudah dikuasai. Semakin banyak informasi yang diperoleh melalui membaca, maka akan semakin banyak pula informasi yang akan dituangkan dalam tulisan. Dengan dasar pemikiran tersebut, maka kedua macam keterampilan ini sangat ditekankan karena akan mendukung kemampuan yang berkaitan dengan berbagai macam literasi. MTsN 1 kota Blitar adalah salah satu lembagaa pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama yang menyambut dengan antusias program pemerintah tersebut. Bagaimana perjalanan gerakan literasi di MTsN 1 kota Blitar akan saya uraikan berikut ini. Awal Gerakan Gerakan literasi madrasah dipromotori oleh perpustakaan. Sebagai bukti bahwa perpustakaan sangat mengambil peran dalam gerakan ini adalah diperolehnya berbagai penghargaan terkait lomba perpustakaan. Empat macam piagam penghargaan diperoleh oleh perpustakaan dalam lomba perpustakaan baik di tingkat kota maupun di tingkat provinsi diperoleh sejak tahun 2009. Prestasi inilah menjadi tolak ukur bahwa gerakan literasi madrasah sudah digulirkan dan harus terus digaungkan.
Berapa jumlah pengunjung perpustakaan setiap harinya? Pertanyaan ini yang selalu memenuhi benak p... more Berapa jumlah pengunjung perpustakaan setiap harinya? Pertanyaan ini yang selalu memenuhi benak para petugas perpustakaan. Berbagai usaha ingin dilakukan untuk menambah jumlah pemustaka. Sementara jam istirahat yang hanya 20 menit, lokasi perpustakaan yang jauh dari jangkuan siswa, koleksi perpustakaan yang mungkin kurang memenuhi minat siswa, atau bahkan program-program perpustakaan yang tidak menstimulus siswa untuk meminjam buku ataupun sekedar berkunjung ke perpustakaan untuk membaca. Berbagai fenomena di atas perlu dianalisis dan sekaligus dicari solusi agar minat baca siswa semakin tinggi. Ditinjau dari rentang waktu istirahat yang hanya 20menit, hal ini perlu ditanggapi secara serius untuk membuat suatu kebijakan agar siswa mempunyai peluang yang cukup untuk membaca di perpustakaan. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan di antaranya: (1) guru mengajak siswa untuk menelusuri buku-buku yang berkaitan dengan materi, dengan cara menugaskan siswa untuk membuat karya yang memanfaatkan buku-buku di perpustakaan, misalnya guru bahasa Indonesia menugasi siswa untuk membuat sinopsis dengan memberi batasan jumlah minimal buku yang dibuat sinopsis; (2) adanya muatan lokal mapel khusus perpustakaan dengan kompetensi yang dituju adalah kompetensi membaca. Dalam hal ini pembelajaran dengan cara memanfaatkan perpustakaan sebagai tempat belajar dan sekaligus memenuhi tugas yaitu membuat laporan atau resume tentang buku, majalah, atau tabloid yang dibaca. Mempercantik koleksi perpustakaan. Program ini adalah program yang dapat dilaksanakan oleh petugas perpustakaan. 1) Perbaikan buku; program ini dilakukan oleh petugas perpustakaan dengan selalu menyisihkan buku-buku yang usang dengan tujuan untuk diperbaiki lagisesuai dengan teknik-teknik perbaikan buku. Mengapa hal ini perlu dilakukan karena buku yang usang dan tampak kusam tentu tidak akan mampu memberikan daya tarik bagi siapapun yang melihatnya. 2) Peletakan buku yang strategis; meletakkan buku–buku yang mudah terlihat dan terjangkau oleh pemustaka. Daya tarik terhadap buku juga bergantung pada peletakan buku, jika buku tersembunyi akan sulit dicari dan ditemukan oleh pemustaka. Karena mereka akancepat tertarik dengan buku yang terlihat dalam sekali pandang. 3)Penawaran pemesanan buku; hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi kesempatan pemustaka untuk menentukan pemesanan buku dengan mengisi formulir pemesanan buku yang disediakan oleh perpustakaan. Pustakawan yang kreatif dan inovatif akan selalu mengembangkan perpustakaan sehingga menarik untuk dikunjungi siswa. 1) Sosialisasi perpustakaan; program ini dilaksanakan oleh pustakawan terutama kepada peserta didik baru pada masa-masa orientasi. Dalam hal ini pustakawan menjelaskan tentang keberadaan perpustakaan dengan tujuan untuk menarik peserta didik baru agar mereka akan menjadi pemustaka yang aktif. 2) kerjasama dengan guru; perpustakaan bekerjasama dengan guru bahasa Indonesia untuk megadakan jam kunjungan perpustakaan, jadi masing-masing kelas akan mendapatkan waktu
1 Dunia Ibarat sebuah panggung sandiwara yang besar yang dimainkan oleh manusia dan di sutradarai... more 1 Dunia Ibarat sebuah panggung sandiwara yang besar yang dimainkan oleh manusia dan di sutradarai oleh Yang Maha Kuasa. Semakin pintar seseorang membawakan perannya maka hidupnya akan semakin sukses. Standar Kompetensi : 6. Mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan bermain peran Kompetensi Dasar : 6.2 Bermain peran dengan cara improvisasi sesuai dengan kerangka naskah yang ditulis oleh siswa Dunia ibarat panggung sandiwara, dunia penuh dengan peran-peran. Sebenarnya dalam hidup ini, kalian selalu dituntut untuk mampu melakonkan suatu peran. Peran yang dimunculkan dapat direncanakan ataupun tanpa direncanakan. Peran yang direncanakan misalnya peran dalam kegiatan yang terprogram.yaitu peran sebagai penerima tamu dalam suatu acara tertentu. Sedangkan peran yang tanpa direncanakan misalnya, ketika kalian bertemu dengan orang di kereta api. Pada saat itu tentunya ilmu bermain peran harus kalian terapkan di sini. Peran sebagai seorang yang menemukan teman bicara. Apa yang harus kalian ucapkan, bagaimana cara mengucapkan kata-kata agar dialog yang kalian lakukan dengan teman baru itu tidak berhenti tetapi terus berlanjut sehingga menjadi suatu dialog yang menyenangkan sampai akhir perjalanan kalian. Selain itu, bagaimana ekspresi kalian ketika berdialog dengan teman baru itu, apakah kalian harus berekpresi cemberut, berekspresi tersenyum, mengerutkaan dahi, mengangguk-angguk, menggeleng, dan lainlain. Hal ini itu akan terus perlu kalian latihkan agar kalian dapat menjalani kehidupaan ini dengan kepandaian berbicara dan berekspresi sehinggaa kalian luwes dalam pergaulan. Kegiatan Awal 2
Perkembangan pesat terhadap apresiasi sastra Islami dewasa ini dapat dilihat dari beberapa kecend... more Perkembangan pesat terhadap apresiasi sastra Islami dewasa ini dapat dilihat dari beberapa kecenderungan yang ada. Semakin beragamnya bentuk karya sastra Islam yang hadir saat ini baik berupa cerpen, novel, kisah, maupun drama sekaligus semakin beragamnya tema-tema dan alur cerita yang digarap. Yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan sastra Islami Indonesia terkini adalah pertumbuhan pasar yang begitu pesat dan menggembirakan. Kecenderungan ini ditandai dengan larisnya buku-buku Islami termasuk buku-buku karya sastra baik itu novel, cerita/kisah, maupun kumpulan puisi dan cerpen. Sebagai contoh predikat best seller yang telah diraih novel Kapas-kapas di Langit (Zikrul Hakim) karya Pipiet Senja. Demikian juga, novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman El Siraji, sudah cetak ulang 12 kali hanya dalam waktu sekitar satu tahun, sehingga mencapai predikat best seller, dengan pemasukan kotor (bruto) Rp3 milliar lebih bagi penerbitnya (Ahmadun, 2006:4).
Akhlak 1. Kata orang, kesabaran itu ada batasnya. Tetapi aku tidak melihat batas itu pada diri ib... more Akhlak 1. Kata orang, kesabaran itu ada batasnya. Tetapi aku tidak melihat batas itu pada diri ibu. Melihat ulahku yang seperti itu, yang setiap hari haanya menghambur-hgamburkan uang, yang setiap malam menghabiskan waktu untuk bersenang-senang, yang setiap siang hanya tidur dan tidur lagi, ibu tetap sabar. ( sabar, 14) 2. Ibu tidak marah ketika aku pulang dalam keadaan mabuk. Dia akan menuntunku ke kamar tidur. Membuka sepatuku. Mencopot kaos kakiku. Menyelimutiku. Mengecup keningku. Dan itu dilakukan dari hati seorang ibu. (sabar, 15) 3. Kurawat semua anggrek melebihi aku merawat tanaman yang lain. Cintaku kepada anggrek seperti cintaku kepada ibu. Anggrek adalah bukti cintaku kepada ibu. (kasih saying, 17)
Kegiatan berbahasa adalah kondisi penting untuk mengetahui dan proses dimana pengalaman menjadi p... more Kegiatan berbahasa adalah kondisi penting untuk mengetahui dan proses dimana pengalaman menjadi pengetahuan" (Halliday,1993:94) Pendidikan mempunyai tujuan untuk mengembangkan pengetahuan. Pendidikan tidak terlepas dari kemampuan berbahasa siswa, yang didalamnya banyak terdapat makna dan bentuk dari sebuah sistem bahasa yang digunakan di sekolah. Kebiasaan-kebiasaan siswa dalam berbahasa, baik secara tulis maupun lisan harus terus ditingkatkan. Kemampuan berbahasa akan terus berkembang dan akan terus digunakan sampai di perguruan tinggi.
Duranti (dalam Saragih 2002:163) mengatakan, metafora leksikal menunjukkan bahwa makna leksikal d... more Duranti (dalam Saragih 2002:163) mengatakan, metafora leksikal menunjukkan bahwa makna leksikal dirujuk sebagian untuk menyatakan atau memahami makna lain. Sebagai contoh, ular sebagai leksis adalah binatang yang memiliki sifat menjalar, bersisik, melilit, berbisa, dan sifat lain. Klausa ular menjalar di rumput memberikan penertian lazim atau harfiah, yakni bahwa ada binatang yang memiliki keempat sifat itu menjalar, bersisik, melilit, dan berbisa. Yang sedang melata atau menjalar di rumput. Akan tetapi, kalau dikatakan Si Diah itu ular; jangan percaya kepadanya, klausa itu sudah bermuatan metafora karena sebahagian sifat ular telah dijadikan menjadi sifat si Diah. Si Diah adalah manusia dan sifatnya ditautkan atau dideskripsi dari sifat binatang, yakni ular. Dari keempat sifat ular tadi (menjalar, bersisik, melilit, dan berbisa) si Diah hanya dilihat dari sebahagian sifat ular, yaitu membelit (dengan kata-kata dan perbuatan, menipu, atau berbohong) dan berbisa (ucapannya membahayakan orang lain). Ini berarti bahwa si Diah telah direalisasikan sebagai memiliki sebahagian sifat ular tadi. Dalam Kamus Istilah Sastra Cerpen didefinisikan sebagai kisahan pendek (kurang dari 10.000 kata) yang dimaksudkan memberikan kesan tunggal yang dominan; cerita pendek memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi pada satu ketika. Meskipun persyaratan ini tidak terpenuhi, cerita pendek tetap memperlihatkan kepaduan sebagai patokan. Cerita pendek yang efektif teridiri dari tokoh atau sekelompopk tokoh yang ditampilkan pada satu latar atau latar belakang dan lewat lakuanj laahior atau batin terlibat dalam satu situasi. Tikaian dramatic, yaitu perbenturan antara kekuatan yang berlawanan, merupakan inti cerita pendek. Esten (1990:12) memberikan batasan cerpen merupakan pengungkapan suatu kesan yang hidup dari fragmen kehidupan manusia. Daripadanya tidak dituntut terjadinya suatu perubahan nasib dari pelaku-pelakunya. Hanya suatu lintasan dari secercah kehidupan manusia, yang terjadi pada suatu kesatuan waktu. Bahasa yang digunakan dalam karya sastra berbentuk prosa fiksi adalah bahasa figuratif. Makna kiasan (figurative meaning, tranfered meaning) adalah pemakaian leksem dengan makna yang tidak sebenarnya. Sebagai contoh frasa 'mahkota wanita' tidak dimaknai sebagai sebuah benda yang dipakai seorang wanita di atas kepalanya yang merupakan lambang kekuasaan seorang pemimpin dan berhiaskan emas atau permata, namun frasa ini dimaknai sebagai 'rambut wanita' Selain itu, makna kiasan terdapat pula pada peribahasa atau perumpamaan. Misalnya, sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Makna figuratif muncul dari bahasa figuratif (figurative language) atau bahasa kiasan. Bahasa figuratif atau kiasan merupakan penyimpangan dari bahasa yang digunakan sehari-hari, penyimpangan dari bahasa baku atau standar, penyimpangan makna, dan penyimpangan susunan (rangkaian) kata-kata supaya memperoleh efek tertentu atau makna khusus (Abrams,1981:63)
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomun... more Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia secara lisan maupun tulis, dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan. Tujuan ini merupakan tujuan yang seharusnya dicapai tercapai di setiap jenjang pendidikan. Namun, pada kenyataan-nya, masalah yang terjadi dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah siswa tidak mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar baik secara lisan maupun tulisan. Terbawanya kebiasaan dalam bahasa ibu pada terhadap penggunaan bahasa kedua yang sedang digunakan, pada umumnya terjadi karena kurangnya kontrol bahasa dan kurangnya penguasaan terhadap kaidah bahasa kedua. Hal ini dapat terjadi pada dwibahasawan yang sedang belajar bahasa kedua, baik bahasa nasional maupun bahasa asing. Dalam penggunaan bahasa kedua, pemakai bahasa kadang-kadang kurang kontrol. Karena kedwibahasaan mereka itulah kadang-kadang pada saat berbicara atau menulis dengan menggunakan bahasa kedua yang muncul adalah kosakata bahasa ibu yang sudah lebih dulu dikenal dan dikuasainya. Latar belakang siswa dengan bahasa Jawa sebagai bahasa ibu berpengaruh terhadap proses belajar bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Baik dari segi fonologis, morfologis, ataupun sintaksis cenderung muncul secara alamiah dalam diri siswa untuk memindahkan kebiasaan bahasa pertamanya ke dalam bahasa Indonesia atau menerjemahkan dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia. Interferensi ialah masuknya unsur suatu bahasa ke dalam bahasa lain yg mengakibatkan pelanggaran kaidah bahasa yg dimasukinya baik pelanggaran kaidah fonologis, gramatikal, leksikal maupun semantis. Dalam peristiwa interferensi terjadi transfer, yaitu penggunaan kaidah bahasa tertentu pada bahasa lainnya. Interferensi dipandang sebagai fenomena bahasa sekaligus sebagai fenomena sosial, karena interferensi merupakan gejala yang muncul akibat penguasaan dua bahasa atau lebih penuturnya, sehingga pendekatan sosiolinguistik dipandang tepat untuk mengkaji masalah ini. Interferensi morfologis terjadi apabila dalam pembentukan katanya suatu bahasa menyerap afiks-afiks bahasa lain. Penyimpangan struktur itu terjadi kontak bahasa antara bahasa yang sedang diucapkan (bahasa Indonesia) dengan bahasa lain yang juga dikuasainya (bahasa daerah atau bahasa asing). I.2. Masalah Penguasaan siswa terhadap bahasa Jawa sebagai bahasa pertama secara alami berpengaruh terhadap proases pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Baik melalui pemindahan ataupun dengan menerjemahkan kaidah-kaidah bahasa pertamanya kepada bahasa keduanya.
Sejak awal, alam telah menjadi bagian dari sastra. Ini terbukti dengan tidak sedikitnya sastrawan... more Sejak awal, alam telah menjadi bagian dari sastra. Ini terbukti dengan tidak sedikitnya sastrawan, khususnya dari kalangan penyair, yang menggunakan diksi hutan, laut, pohon, dan lain-lain dalam karya mereka. Namun seiring perkembangan, sastra telah banyak mengalami perubahan, begitu juga alam. Kedua elemen yang tak terpisahkan ini seakan selalu berjalan beriringan. Sastra tempo dulu adalah wajah alam masa lalu dan sastra sekarang adalah wajah alam masa kini. Sastra membutuhkan alam sebagai inspirasinya, sedang alam membutuhkan sastra sebagai alat konservasinya. Sesungguhnya bumi dan alam seisinya telah menyediakan berbagai keperluan manusia dengan cukup. Namun, keserakahan manusialah yang membuat semuanya dirasakan tidak cukup. Dengan demikian, manusia menjadi subjek paling depan dalam membuat kerusakan di muka bumi ini.Untuk itu perlu kesadaran dan peran semua pihak untuk mengatasi kerusakan lingkungan khususnya perubahan iklim dengan menghijaukan dan menghutankan lahan kritis di muka bumi. Kepedulian dan kepekaan terhadap lingkungan harus diartikulasikan siapa pun dengan latar belakang apa pun. Termasuk dalam bidang sastra. Bahkan, mungkin, bidang sastra justru berada di baris depan dalam menyuarakan kepedulian terhadap pelestarian alam semesta. Melalui karya sastra para sastrawan bisa menyeruakkan kerinduan akan hadirnya alam dan lingkungan yang bersih dan terjaga dari polusi. Karya-karya sastra mampu mendorong dan menjadi kampanye efektif mengembalikan kondisi alam kita. Degradasi lingkungan merupakan gejala yang berdampak pada terjerembabnya sisi kemanusiaan kita, melihat betapa korban harta bahkan jiwa dalam jumlah besar semakin kerap terjadi.. Kekhawatiran ini telah menyebabkan cabang baru sastra yang disebut ecocriticism, yang mempelajari hubungan antara sastra dan lingkungan fisik. Ecocriticism adalah studi literatur dan lingkungan dari titik pandang interdisipliner dalam arti semua ilmu digunakan bersama-sama untuk menganalisis lingkungan dan mencari solusi yang mungkin untuk koreksi situasi lingkungan kontemporer. Ecocriticism adalah pendekatan secara luas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana penting dalam suatu interaksi sosial... more BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana penting dalam suatu interaksi sosial. Dalam peranannya sebagai sarana interaksi sosial, bahasa mampu menyampaikan informasi dari manusia yang satu pada manusia yang lain. Sebagai alat komunikasi, bahasa terdiri atas dua bagian, yaaitu bentuk atau lambang yang berupa ujaran-ujaran dan makna. Kegiatan berbahasa dalam suatu interaksi sosial sesungguhnya merupakan kegiatan mengekspresikan lambanglambang bahasa untuk menyampaikan makna-makna yang ada pada lambang tersebut. Dengan demikian, pengetahuan akan adanya hubungan antara lambang atau satuan bahasa dengan maknanya sangat diperlukan dalam berkomunikasi dengan bahasa itu (Chaer, 1995:2). Dalam memahami ujaran penutur, diperlukan suatu proses mental di mana pendengar atau pembaca mempersepsi bunyi atau lambang yang diproduksi oleh penutur. Proses itu akan membentuk suatu interpretasi tentang apa yang ada pada penutur. Makna ujaran penutur dapat dipahami dari urutan kata yang terdapat pada suatu ujaran. Ketika terjadi proses pemahaman terhadap suatu ujaran, kadang-kadang ditemukan kalimat yang bemakna lebih dari satu yang disebut dengan kalimat ambigu atau taksa. Hal ini terjadi karena pendengar atau pembaca menerka makna tertentu tetapi ternyata terkaan itu salah sehingga harus diproses ulang seluruh interpretasi terhadap suatu ujaran. Ketaksaan muncul bila sebagai pendengar atau pembaca sulit untuk menangkap pengertian yang dibaca atau yang didengar. Di 1
Uploads
Papers by Hariyani - M.Pd.